13
Dermatofitosis Pitiriasis Versikolor Genus Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton Malassezia furfur, M. pachydermatis, M. sympodiaJlis, M. globosa, M. restricta, M. slooffiae, M. obtusa, M. dermatis, and M. equi. Infeksi yang disebabkan oleh jamur genus Candida, yang paling sering adalah Candida Albicans. Efloresensi kulit polimorfik dengan batas tegas, yakni bagian tepi lebih aktif dibandingkan bagian tengah. Wujud lesi dapat beraneka ragam yakni misalnya hiperpigmentasi dan skuamasi sampai kerion. Makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, berskuama Cutaneous Candidiasis: Efloresensi: Pruritus, eritematous, lesi vesikopustul satelit. - Intertigo Candidiasis: (genitocrural, ketiak, gluteal, sela jari, lipatan bawah mammae, atau lipatan abdomen. - Candida Miliaria - Paronkia dan onikomikosis

Tugas Dr Flora (FINAL)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhh

Citation preview

Page 1: Tugas Dr Flora (FINAL)

Dermatofitosis Pitiriasis VersikolorGenus Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton

Malassezia furfur, M. pachydermatis, M. sympodiaJlis, M. globosa, M. restricta, M. slooffiae, M. obtusa, M. dermatis, and M. equi.

Infeksi yang disebabkan oleh jamur genus Candida, yang paling sering adalah Candida Albicans.

Efloresensi kulit polimorfik dengan batas tegas, yakni bagian tepi lebih aktif dibandingkan bagian tengah. Wujud lesi dapat beraneka ragam yakni misalnya hiperpigmentasi dan skuamasi sampai kerion.

Makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, berskuama Cutaneous Candidiasis:Efloresensi: Pruritus, eritematous, lesi vesikopustul satelit.

- Intertigo Candidiasis: (genitocrural, ketiak, gluteal, sela jari, lipatan bawah mammae, atau lipatan abdomen.

- Candida Miliaria- Paronkia dan onikomikosis

Mucosal Candidiasis:

- Oral Candidiasis: Konfluensi bercak putih

Page 2: Tugas Dr Flora (FINAL)

Gatal ringan atau asimtomatik

- Candidal cheilosis (perleche): eritema, fisura, lembab.

- Vaginal dan Vulvovaginal Candidiasis: vaginal discharge, plak putih pada dinding vagina dan eritema pada dasar lesi, biasanya dikelilingi edema labia-perineum.

- Balanitis dan Balanoposthitis: papul atau papulapustul, erosi superficial terlihat eritematous. Pada pasien immunosupresan dapat terjadi edema berat, ulcerasi balantitis.

Page 3: Tugas Dr Flora (FINAL)

Chronic Mucocutaneus Candidiasis:Efloresensi tergantung tempat. Pada lesi cutan dapat terlihat lesi eritematous, tepi serpiginous atau area kecoklatan yang terdeskuamasi.

Area yang terkekspos dengan lingkungan luar seperti kulit kepala, jenggot, muka, lengan adalah predileksi bagi tinea.

Dada, punggung, perut, dan ekstremitas proximal Predileksi pada tempat lembab dan lipatan kulit.

Page 4: Tugas Dr Flora (FINAL)

1. Lampu Wood fluoresensi hijau 2. HistopatologiMethenamine silver dan pewarmaan periodic acid-Schiff (PAS) hifa di sekitar dan pada rambut. Lesi inflamasi yang jelas, seperti kerion, terlihat infiltrasi PMN pada dermis dan folikel. 3. Kerokan kulit dan kuku dengan KOHSampel diambil dengan skalpel dengan mengerok dari margin lesi ke arah luar. Setelah ditambahkan KOH 10-20 persen pada preparat, dapat dilihat bahwa dermatofita memiliki hifa yang bercabang dan bersepta tanpa penyempitan.

4. Kultur dengan agar saboraud dextrose Sampel yang telah diambil ditambahkan sikloheksimid (0.5 g/L) dan kloramfenikol (0.05 g/L) untuk membuat medium menjadi

1. Lampu wood : lesi berwarna kuning keemasan

2. KOH 10% : hifa pendek, spora berkelompok di luar hifa, gambaran spaghetti and meatballs appearance

1.Pemeriksaan mikroskopik langsung (kerokan kulit) dengan KOH 10%: Gambaran mikroskopik terlihat sel ragi dengan hifa atau pseudohifa.

2. Biakan: Bahan ditanam dalam agar dekstrosa glukosa sabouraud disimpan dalam suhu 37oC, setelah 24-48 jam koloni akan tumbuh.

Page 5: Tugas Dr Flora (FINAL)

selektof untuk isolasi dermatofita. Medium tes dermatofita mengandung fenol merah yang akan berubah warna menjadi merah bial terjadi aktifitas proteolitik dermatofita yang meningkatkan pH menjadi ≥8.

Page 6: Tugas Dr Flora (FINAL)

Klasifikasi Generik Nama Dagang

Golongan I Betamethasone dipropionate 0,05% Diprolene Oint. Diflorasone diacetate 0,05% oint.Clobetasol propionate 0,05% Dermovate cream/oint.

(GlaxoSmithKline Indonesia)Clobesan cream (Sanbe)

Golongan II Betamethasone dipropionate 0,05% Diprosone oint. (Merck)Mometasone furoate 0,1% Elocon oint. (Merck)Diflorasone diacetate 0,05% cream Florone oint.Halcinonide 0,1% Halog oint.Fluocinonide 0,05% Lidex oint./cream/gelDesoximetasone 0,05% Topcort gelDesoximetasone 0,25% Topcort oint./cream

Golongan III Triamcinolone acetonide 0,1% Aristocort A oint.Amcinonide 0,1% Cyclocort creamBetamethasone dipropionate 0,05% Diprosone cream (Merck)Betamethasone valerate 0,01% Salgen oint. (Erlimpex)Diflorosone diacetate 0,05% Flurone creamFlucocinonide 0,05% Lidex E creamDesoximetasone 0,05% Topcort LP cream

Golongan IV Triamcinolone acetonide 0,1% Aristocort oint.Kenalog oint./cream

Mometasone furoate 0,1% Elocon cream/lotion (Merck)Fluocinolone acetonide 0,025% Dermasolon oint. (Ikapharmindo)

Golongan V Fluticasone propionate 0,05% Medicort cream (SDM Lab)Prednicarbate 0,1% Dermatop cream (Sanofi Aventis)Betamethasone dipropionate 0,05% Diprosone lotion (Merck)Triamcinolone acetonide 0,1% Kenalog lotionHydrocortisone butyrate 0,1% Locoid oint./cream (Astellas)Betamethasone valerate 0,1% Salgen cream (Erlimpex)Fluocinolone acetonide 0,025% Dermasolon cream (Ikapharmindo)Desonide 0,05% Dermades oint. (Pharmacore)

Golongan VI Triamcinolone acetonide 0,1% Aristocort creamDesonide 0,05% Dermades cream (Pharmacore)Hydrocortisone butyrate 0,1% Locoid solution (Astellas)Fluocinolone acetonide 0,01%Betamethasone valerate 0,1%Aclometasone dipropionate 0,05% Perderm cream (Merck)

Golongan VII Hydrocortisone 2,5% Dermacort cream (Tanabe Indonesia)

Hydrocortisone 1%

Kortikosteroid topikal

Page 7: Tugas Dr Flora (FINAL)
Page 8: Tugas Dr Flora (FINAL)

KortikosteroidPotensi

Lama kerja Dosis eq. (mg)Mineralkorti-koid

Glukokortikoid

GlukokortikoidKortisol (hidrokortison) 1 1 S 20Kortison(kortison asetat) 0,8 0,8 S 25

6-α-metilprednisolon 0,5 5 I 4Prednisone 0,8 4 I 5Prednisolone 0,8 4 I 5Triamsinolon 0 5 I 4Parametason 0 10 L 2Betametason 0 25 L 0,75Deksametason 0 25 L 0,75MineralkortikoidAldosteron 300 0,3 S -

Keterangan:

S= short acting/kerja singkat (t½ 8-12 jam)

I= intermediate/kerja sedang (t½ 12-36 jam)

L= long acting/kerja lama (t½ 36-72 jam)

Sediaan Kortikosteroid Sistemik

Page 9: Tugas Dr Flora (FINAL)

Kelenjar adrenal memproduksi tiga macam hormon kortikosteroid yaitu

glukokortikoid, mineralokortikoid, dan androgen. Glukokortikoid dan mineralokortikoid

berperan dalam meregulasi stress fisiologis seperti tekanan darah dan homeostasis elektrolit.

Kelenjar adrenal yang normal memiliki berat kurang lebih 6 sampai 11 gram dan terletak di

atas ginjal dan memiliki pendarahan untuk masing-masing kelenjarnya.

Produksi dari glukokortikoid dan androgen adrenal dikendalikan oleh hipotalamik-

pituitary-adrenal axis (HPA axis) dan mineralokortikoid diregulasi oleh renin-angiotensin-

aldosteron system (RAAS). Sintesis dari glukokortikoid ada dalam kendali dari hipotalamus

dan kelenjar pituitary. Hipotalamus melepaskan corticotrophin-releasing hormone (CRH)

ketika adanya stress endogen ataupun stress eksogen. Pelepasan CRH menstimulasi

pemecahan dari 241-amino acid polypeptide proopiomelanocortin (POMC) oleh pituitary

specific prohormone convertase 1 (PC1). ACTH yang dilepaskan oleh sel kortikotikotropin

pada pituitary anterior berfungsi sebagai regulator dari sintesis kortisol adrenal. Pelepasan

CRH sendiri timbul dalam irama sirkardian yang dikendalikan oleh hipotalamus terutama

pada suprachiasmatic nucleus, dengan kontrol tambahan oleh jaringan cell-specific clock

Page 10: Tugas Dr Flora (FINAL)

genes.hal ini merefleksikan pola pengelepasan ACTH dan kortisol adrenal yang meningkat

dari pagi hari dan

mencapai kadar

puncak pada malam hari.

Efek samping yang tidak diinginkan pada terapi kortikosteroid bergantung pada dosis

dan jangka waktu pemberian terapi. Tidak jarang dampak efek samping tersebut melebihi

keuntungan anti inflamasi yang diharapkan. Hal tersebut dapat didapatkan akibat terapi yang

berkepanjangan dengan dosis yang besar.

Beberapa efek samping yang dapat ditemukan:

- Hipertensi (peningkatan sensivitas adrenergic agonist, peningkatan produksi

angiotensin, aktivasi reseptor mineralcorticoid pada ginjal)

- Moon face

- Meningkatnya risiko infeksi

- Peningkatan berat badan

- Jerawat

- Mood swing

- Gejala psikotik atau psikologis (anxietas, depresi)

- Katarak

- Kadar gula darah meningkat (peningkatan akibat pemecahan asam amino dan efek

insulin yang menurun)

- Stretch mark

- Osteoporosis (inhibisi secara langsung dan apoptosis osteoblast)

Page 11: Tugas Dr Flora (FINAL)

- Perdarahan saluran cerna

- Insomnia

- Teratogenik