19
KARAKTERISTIK RAGAM MODEL I. Ulasan Model a. Prosedural (Procedural Model) Prosedural. Bila dilihat dari kata tersebut ragam model seperti ini haruslah dilalui secara terstruktur/berurutan sehingga para pengajar dapat lebih terarah. Contoh dari model prosedural ini adalah Model Dick Carey,&Carey. Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996)

Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

  • Upload
    arifaah

  • View
    149

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

KARAKTERISTIK RAGAM MODEL

I. Ulasan Model

a. Prosedural (Procedural Model)

Prosedural. Bila dilihat dari kata tersebut ragam model seperti ini haruslah dilalui

secara terstruktur/berurutan sehingga para pengajar dapat lebih terarah. Contoh

dari model prosedural ini adalah Model Dick Carey,&Carey. Komponen model Dick,

Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian

pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor

(pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua berinteraksi dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat

komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan

format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan

unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk

mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning

hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965.

Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi

cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan

Carey, 2001). Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1)

instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditions and

external conditions. Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai

kegiatan desain pembelajaran.

Tahapan model pengembangan sistem pembelajaran (Instructional Systems

Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001) terdiri dari 10 tahapan. Tahapan

tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar dibawah ini. Khusus tahapan

ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori penelitian ini

dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan tahapan pengembangan

sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey:

1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan.

Page 2: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

2. Melakukan analisis pembelajaran.

3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya.

4. Merumuskan tujuan khusus.

5. Mengembangkan instrumen penilaian.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran.

7. Mengembangkan materi pembelajaran.

8. Merancang & mengembangkan evaluasi formatif.

9. Merevisi pembelajaran.

10. Mengembangkan evaluasi sumatif

Model Dick Carey & Carey

Manfaat model prosedural:

Alur pelaksanaan model dilaksanakan jelas, biasanya arah diatur dengan simbol

tanda panah , garis putus-putus untuk umpan balik.

Setiap langkah jelas, sehingga mudah diikuti.

Dengan keteraturan ini, maka terjadi efektivitas dan efisiensi pelaksanaan.

Page 3: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

Kelemahan model ini:

Kaku, karena setiap langkah sudah ditentutan oleh langkah sebelumnya.

Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM atau peristiwa belajar dapat

dikembangkan menurut langkah-langkah tersebut.

b. Melingkar (Circular Model)

Dalam model ini antara awal dan akhir dalam mendisain pembelajar tidak

ditentukan, model ini dapat dikatakan model yang menarik dan dinamis. Model

Kemp, Morrison & Ross termasuk ke dalam model ini. Secara singkat, menurut

model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:

1. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk

pembelajaran tiap topiknya.

2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya

dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar.

4. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.

5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang

pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.

6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan

atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah

menyelesaikan tujuan yang diharapkan.

7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi

personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan

rencana pembelajaran.

8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan

pembelajaran serta melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali

beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus

menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Page 4: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

Model Kemp, Morrison, & Ross

Manfaat dari model melingkar:

Dinamis, desain pembelajaran dapat dimulai dari mana saja. Tak perlu

berurutan, sebagaimana disimbolkan oleh suatu lingkaran yang tidak memiliki

garis putus.

Menarik karena bentuknya melingkar, sebagai variasi dari model lain yang

bersifat naratif (uraian) atau skema.

c. Model Berbasis Sistem (Systems Oriented)

Model ini mengedepankan pendekatan sistem dalam pelaksanaannya, tersusun

secara sistematis dimana model ini harus dilakukan dalam tahapan demi tahapan

dan harus dilakukan pula secara berurutan. Model Rothwell & Kazanas (1994)

merupakan salah satu model yang berorientasi sistem. Dalam model ini, Rothwell &

Kazanas menempatkan desain pembelajaran sebagai suprasistem yang terdiri atas

sitem-sistem bukan sebagai subsistem. Model ini mempunyai komponen sbb :

Page 5: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

- Melaksanakan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan kepada lingkungan

sekitar, melihat dan mencari apa yang menjadi tuntutan masyarakat.

- Menelusuri karakteristik peserta didik. Lakukan pendekatan kepada peserta

didik, mengenali karakteristik, latar belakang peserta didik.

- Menganalisis lingkungan bekerja. Menganalisis lingkungan yang menjadi tempat

pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan mengkondisikan tempat tersebut

sesuai dengan situasi dan kondisi yang menunjang proses pembelajaran.

- Melaksanakan analisis pekerjaan dan materi. Pengkajian atas pekerjaan atau

materi yang berdasarkan sumber belajar yang digunakan.

- Merumuskan tujuan kinerja (pembelajaran). Setelah materi tersebut dikaji,

kemudian menyusun tujuan kinerja. Dengan demikian peserta dapat mencapai

kompetensi yang diinginkan.

- Mengembangkan pengukuran kinerja.

- Menyusun urutan tujuan kinerja.

- Menentukan strategi pembelajaran. Menentukan strategi pembelajaran baik

dalam penentuan metode, media, maupun alternatif penyampaian bahan ajar ke

peserta didik.

- Mendesain materi (bahan) pembelajaran. Merancang bahan ajar yang

disesuaikan dengan media, metode, dan peserta didik. Agar bahan ajar menjadi

lebih efektif, atrakti, dan disampaikan secara optimal.

- Mengevaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dengan disertakan

perbaikan atas perbaikan atas kekurangan yang terjadi dalam proses

pembelajaran.

Setiap komponen dalam model ini, terintergrasi menjadi kesatuan yang sinergis

dan terangkai secara sistematis. Pembelajaran dalam sitem ini dapat dilihat dalam

berbagai sudut pandang, jadi pembelajaran tidak hanya kegiatan dalam kelas atau

proses belajar semata.

Kelebihan model ini :

Komponen tersusun secara rinci dan sistematis dengan memperhatikan detail-

detail dalam setiap komponennya.

Page 6: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

Analisis akan kebutuhan menjadi suatu nilai tambah, dimana model ini akan

memperhatikan tuntutan yang ada dimasyarakat.

Terdapat pemisahan antara penilaian proses belajar dengan penilaian terhadap

program pembelajaran.

Kekurangan model ini:

Model ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam perumusan tahapan demi

tahapannya.

Sangat kompleks dan penuh detail-detail yang membuat model ini kurang

diminati pendidik pada umumnya, namun sangat tepat digunakan oleh para ahli

pembelajaran.

Memerlukan ketelitian dan tingkat analisis yang baik, agar terhindar dari

kesalahan-kesalahan fatal yang mungkin terjadi.

d. Model Materi Ajar atau Pengetahuan (Content Based)

Model ini menitikberatkan bagaimana suatu topik yang menjadi bagian dari

suatu materi disampaikan kepada pebelajar. Model ini cenderung mengembangkan

strategi pembelajaran tertentu seperti menggunakan media tertentu atau metode

tertentu agar dapat dikuasai oleh pebelajar dengan baik.

Merill menyusun model desain pembelajaran yang dinamai Component Display

Theory (CDT). Menurut Snelbecker (1983) dan Reigeluth (1983), CDT merupakan teori

pembelajaran yang paling lengkap. Secara teoretis, tingkat kelengkapan ini

menjadikan CDT lebih unggul jika dibandingkan dengan teori pembelajaran lain. Salah

satu ciri CDT ialah kemamuannya untuk menghasilkan tingkat kecermatan yang tinggi

dalam mencapi sasaran belajar. Melalui akumulasi penguasaan sejumlah sasaran

belajar yang dirancang secara cermat, siswa terbantu untuk berpikir secara runtut,

kritis dan sistematis dalam menghadapi fenomena-fenomena sosial. Di samping itu,

melalui program pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan CDT, guru

akan dipandu dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat.

CDT juga memerhatikan fungsi kegiatan mental yang berhubungan dengan

proses belajar yang diadopsi dari pandangan neo-behaviorist, agar tercapai suatu

proses belajar (internal condition) diperlukan situasi belajar (external condition)

Page 7: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

tertentu sesuai dengan unjuk kerja belajar. Asumsi ini kemudian digunakan oleh CDT

dalam penetapan tujuan belajar. CDT juga mengadopsi teori pembelajaran kognitif

yang dikembangkan oleh Bruner (1960). Teori pembelajaran kognitif ini berasumsi

bahwa metode pembelajaran dapat dimanipulasi untuk mengaktifkan dan

mengembangkan kemamuan kognitif siswa. Di samping itu, teknik dan media

pembelajaran tertentu memiliki kemampuan untuk mengaktifkan dan menumbuhkan

proses belajar internal siswa (Solomon, 1972). Dalam hal ini, CDT mengadaptasi

penggunaan komponen strategi yang merujuk pada peningkatan proses internal.

Konsep yang diajukan teori pembelajaran humanistik terhadap individu siswa

juga diadaptasi oleh CDT untuk mempreskripsikan cara membelajarkan siswa.

Menurut Rogers (1983) dalam melaksanakan tugasnya di kelas, guru harus mampu

memfasilitasi tumbuhnya kemamuan belajar siswa melalui motivasi. Begitu pula

Maslow (1971), sebagai seorang tokoh psikologi humanistik, menentukan perlunya

pemberian motivasi bagi tumbuhnya semangat belajar siswa. Pendapat dan prinsip-

prinsip pemberian motivasi dari dua tokoh psikologi humanistik ini digunakan oleh

CDT dalam merancang strategi penyajian.

Component Display Theory

Kelebihan model ini:

Komponen yang ada tidak banyak, model ini sederhana, misalnya hanya ada

tujuan pembelajaran yang akan dikuasai, katagorisasi materi ajar, dan strategi

penyampaian.

Strategi penyampaian cenderung memberikan masukan bagaimana cara

menjelaskan materi di kelas.

Page 8: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

Kebanyakan mengacu kepada materi bersifat kognitif dan dapat dilaksanakan oleh

pengajar tanpa tim khusus.

Kelemahan model ini:

Komponennya tidak lengkap, sehingga tidak mudah mendeteksi kelemahan yang

ada pada pembelajaran.

Lingkup sempit, tidak dapat mencakup seluruh bagian dari suatu mata pelajaran

karena model ini baik hanya untuk satu topik tertentu.

Model ini tidak mencerminkan upaya pebelajar untuk menguasai kompetensi

yang harus dicapai.

e. Model Produk

Pengembangan model produk biasanya diasumsikan dengan sejumlah

produk/pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk memproduksi suatu bahan ajar

yang dapat dikembangkan selama beberapa jam, mungkin juga beberapa hari. Model

ini seringkali diawali dengan tahap perencanaan, yaitu rumusan tujuan belajar,

analisis kebutuhan pebelajar. Setelah itu tahap pengembangan, yaitu tentang

pengembangan topik, penyusunan draf, produksi prototipe dari suatu jenis produk

yang akan digunakan untuk belajar. Tahap ketiha yaitu penilaian dengan

melaksanakan uji coba prototipe produk serta perbaikannya berdasarkan masukan

yang telah diperoleh sebelumnya.

Sejumlah analisis diawal & diakhir untuk model berorientasi produk bisa

mengubah secara meluas , tetapi sering juga diasumsikan sebagai mesin produk

khusus yang dihasilkan. Disini pengguna tidak hanya berhubungan dengan

pengembang saja , kecuali selama percobaan prototype,bagaimaapun kebanyakan

produksi prototype berinteraksi diawal & berkesinambungan dengan pengguna

/klien sebagai gambaran pokok dari proses. 4 kunci dalam karakteristik model

perkembangan produk:

1. Produk pembelajaran yang dibutuhkan

2. Barang / benda harus dihasilkan daripada dipilih/dimodifikasi dari bahan yang

sudah ada.

Page 9: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

3. Akan ada penekanan dalam uji coba & revisi.

4. Produk harus dapat digunakan oleh para pembelajar, para

manajer,fasilitator,tidak hanya tergantung oleh guru.

Manfaat dari model berorientasi produk:

Kejelasan pelaksanaan seluruh kegiatan desain pembelajaran.

Terkonsentrasi atas produksi bahan ajar tertentu sehingga mudah diikuti setiap

langkahnya.

Model& cara kerja relatif sederhana.

Kekurangan model ini:

Tidak ada penjelasan secara pengguna tentang perkonsentrasikan.

Tidak menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi.

Diasumsikan untuk menghasilkan sesuatu hal, misalnya penulisan modul.

f. Model Kegiatan Belajar Mengajar (Classroom Oriented)

Model ini menitikberatkan pada satu KBM (satu periode belajar tertentu).

Didalam model ini terdapat panduan untuk mengelola, menciptakan interaksi dalam

KBM, sampai kepada memotivasi peserta didik. Tidak hanya itu, kreativitas dan

kerjasama dengan peserta didik-pun dapat dikembangkan dalam model berorientasi

kelas ini.

Model KBM: ASSURE

Model ini dicetuskan oleh Heinich,dkk sejak tahun 1980-an dan terus dikembangkan

oleh Smaldino, dkk hingga sekarang. Model ini merupakan singkatan yang terdiri atas

istilah:

A = Analize learner (menganalisis peserta didik)

Sebelum melaksakan proses pembelajaran kita sebagai pengajar harus mengetahui

karakteristik atau siapa yang akan kita ajarkan agar metode, media dan bahan ajar

yang kita gunakan sesuai dengan kebutuhan si pebelajar.

Page 10: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

S = State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran)

Untuk melakukan sesuatu hal agar nantinya dapat berjalan dengan lancar maka hal

yang perlu kita lakukan adalah membuat suatu tujuan begitu pula dalam proses

pembelajaran maka tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu agar proses pembelajaran

dapat lebih terarah.

S = Select methods, media, material (memilih metode, media dan bahan ajar)

Agar proses pembelajaran dapat lebih efektif maka kita harus bisa memilih metode,

media dan bahan ajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan si pebelajar dan tujuan

yang hendak dicapai. Disini kecermatan dalam memilih sangat dibutuhkan agar proses

pembelajaran tidak sia-sia dan mendapatkan hasil yang maksimal.

U= Utilize media and materials (memanfaatkan media dan bahan ajar)

Sebagai pengajar maka kita dituntut untuk mampu memanfaatkan media dan bahan

ajar seefektif dan semaksimal mungkin.

R= Require learner participation (mengembangkan peran peserta didik)

Disini kita sebagai pengajar dituntut untuk lebih trampil sebagai upaya untuk

mengembangkan peran peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan KBM.

E= Evaluate and revise (menilai dan memperbaiki)

Setelah melakukan KBM maka hal yang perlu dilakukan adalah memberikan penilaian

utuk mengukur tingkat pemahaman atas materi yang baru saja diberikan dan setelah

itu menilai seluruh komponen yang ada dalam KBM tadi utuk mengetahui sejauh

mana ke efektivitasnya dan dapat dijadikan masukan bagi perbaikan penyelenggraan

KBM selanjutnya.

Kelebihan dari model ini:

Modelnya relatif sederhana, mudah diterapkan maupun dikembangkan oleh tiap-tiap

pengajar.

Dalam medisain pembelajaran model ini dapat dilakukan dengan waktu yang relatif

singkat.

Page 11: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

Komponen yang ada lengkap dalam menunjang pelaksanaan KBM.

Peserta didik dapat turut aktif.

Kelemahan model ini:

Tidak didukung oleh komponen suprasisitem oleh karena itu dampak lain terhadap

proses belajar tidak dapat diukur.

Untuk mengembangkan peran serta peserta didik perlu adanya upaya khusus yang

dilakukan.

Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar.

Model KBM: PROGRAM

P : Pantau pebelajar / peserta didik.

R : Rumuskan tujuan pembelajaran / kompetensi.

O : Olah Materi / Bahan ajar.

G : Gunakan media, sumber belajar dan metode yang sesuai.

R : Renungkan sejenak.

A : Atur kegiatan peserta didik atau pebelajar.

M : Menilai hasil.

Model ini merupakan pengembangan dari model ASSURE dimana terdapat perbedaan

pada komponen R ( Renungkan Sejenak ) dalam model PROGRAM. Langkah-langkah

dalam model PROGRAM dalam mendesain pembelajaran adalah sbb :

1. Kenali pribadi peserta didik seperti latar belakangnya, tingkat emosionalnya, ? dan

cara belajar yang menjadi kebiasaannya.

2. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai atau kompetensi yang ingin

dimiliki oleh peserta didik.

Page 12: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

3. Menganalisis isi / mataajar yang akan diberikan (Analisis ini meliputi : Ragam

Pengetahuan, sifat pengetahuan, dan alternatif penyajiannya).

4. Menentukan Sumber, Metode serta Media yang tepat. ( contoh : Sumber

belajarnya adalah buku biologi tentang pembuatan tempe, Media yang digunakan

adalah video pembelajaran biologi pembuatan tempe dan metode yang dipakai

adalah demonstrasi.)

5. Melakukan pengkajian ulang terhadap desain pembelajaran yang telah

dirumuskan. Dapat melalui sebuah simulasi, kemudian berdiskusi dengan sesama

mitra pengajar, dan melakukan perbaikan atas kekurangan yang mungkin telah

terjadi.

6. Merancang jadwal kegiatan peserta didik yang meliputi proses KBM dalam tahap

demi tahap.

Kelebihan model ini:

Sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan.

Mudah untuk dikembangkan sendiri oleh pendidik.

Komponen proses belajar mengajarnya lengkap dan terdapat didalam kls pd

umumnya.

Terdapat komponen Renungkan sejenak dan Olah Materi ( R & O ) yang dapat

dijadikan refleksi atau pengkajian ulang agar meminimalisir kekurangan yang

mungkin terjadi.

Kekurangan model ini:

Tidak dapat mengukur dampak lain terhadap proses belajar karena tidak didukun

oleh komponen suprasistem.

Pekerjaan pendidik menjadi lebih rumit.

g. Model Cakupan Makro (Macro Model)

h. Inovasi Desain Pembelajaran

1. Model Desain Konstruktivis (DBK)

Page 13: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

2. Integrative Learning Design Framework (IDLF)

II. Konteks Sosial dan Budaya

Dalam perkembangannya, teori Vigotsky mengacu pada perkembangan mental

yang luas seperti berpikir, bahasa dan proses pertimbangan. Vygoski percaya bahwa

proses perkembangan kognitif tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa.

Melalui kerja sama dengan orang yang lebih matang, anak-anak datang untuk

beraktivitas dan berpikir tentang arti kebudayaan mereka. Anak-anak memulai

pengetahuan berpikirnya dari peran aktif dunia disekitarnya. Pengalaman sosial adalah

berperan sebagai dasar perkembangan kognitif.

Meskipun Vygotsky tidak menjelaskan tentang keistimewaan berdialog dapat

menstransfer proses kognitif pada anak-anak, penelitian zaman sekarang percaya ada 2

karakteristik yang penting. Yang pertama adalah intersubjectivity, yakni dua proses

keikutsertaan untuk mulai suatu tugas dengan menghasilkan pengertian yang sulit

sehingga pengertian tersebut dapat dikemukaka. Orang dewasa mencoba mengerti

ketika mereka menterjemahkan pengetahuan dalam memahami anak-anak. Konsep

intersubjectivity dapat dipakai untuk banyak konteks orang tua, anak dan guru, interaksi

anak, diskusi keluarga dan relasi anak-anak. Kekuatan untuk intersubjectivity adalah

memperlihatkan bahwa anak-anak yang masih kecil itu belajar dari pengalaman masa

lalu, sehingga anak dapat melakukan pertukaran signal emosi dan peniruan yang dilihat

dari tingkah laku orang tua atau orang yang ia kagumi. Rata-rata intersubjectivity

membantu anak dan orang tua untuk berbagi. Sehingga sumbangan dari keduanya antara

anak dan orang dewasa yang berdialog untuk memecah masalah teka-teki yang sulit

dapat menciptakan zona perkembangan proximal. Keistimewaan yang lain dari interaksi

social yaitu scaffolding. Anak-anak berada dalam area yang dapat membuat anak aktif

dalam pembelajarannya. Anak-anak dibiarkan untuk berkembang untuk mengetahui

sesuatu yang belum ia ketahui. Anak dibiarkan bermain selama orang tua mendukung

dalam pengetahuan anak.

Page 14: Tugas Desain_karakteristik Ragam Model

III. Peran Pengembang Pembelajaran

Pendidikan adalah suatu yang telah diperoleh. Pengertian tersebut adalah dari cara

pandang guru yang memandang pendidikan sebagai kata benda. Inkuiri reflektif dalam

proses pembelajaran mengandung makna di dalam proses pembelajaran telah terjadi

proses sintetis dan analitis. Proses pembelajaran memiliki fungsi yang berkaitan dengan

perkembangan peserta didik yaitu:

Pengembangan

Peragaman

Integrasi

Analisis kurikulum bagi seorang guru berarti merumuskan rencana dan bahan ajar

yang lebih bermakna sesuai dengan perkembangan peserta didik. Siswa akan

menunjukkan respon positif terhadap tugas-tugas yang diberikan guru selama proses

pembelajaran. Rumus tujuan pembelajaran itu merupakan contoh tujuan efektif. Dalam

proses pembelajaran, Bu Tuti memberikan ilustrasi tentang pentingnya materi yang akan

dipelajari untuk kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Kegiatan itu dilakukan Bu Tuti

pada waktu membuka proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya

tidak mengajukan pertanyaan kepada kelas dan menunggu siswa yang mengacungkan

tangan untuk menjawab. Guru melakukan evaluasi formatif dengan cara memberikan

latihan diantara penjelasan materi pada setiap pertemuan pembelajaran.