Tugas Biomolekuler

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KWID

Citation preview

TUGAS TULIS MATA KULIAH BIOLOGI MOLEKULER KWID PPDS 2012PPDS Neurologi

Nama : 1. dr. Laila Zamhariro

2. dr. Henry Sugiharto

3. dr. Pinto Desti Ramadhoni

4. dr. Isma Yulianti

5. dr. Andika Okparasta

1. Mekanisme kerja antibiotika secara molekuler

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotika dibagi dalam 6 kelompok, yaitu : a. Inhibitor sintesis atau mengaktivasi enzim yang merusak dinding sel bakteri sehingga menghilangkan kemampuan berkembang biak dan sering kali terjadi lisis, mencakup golongan Penicsillin, Polipeptida, sikloserin, basitrasin, vankomisin dan Sefalosporin,misalnya ampisillin, penisillin G;b. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin,actinomycin D, nalidixic acid;c. Inhibitor sintesis protein, yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis protein secara reversibel, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol,kanamycin, streptomycin, oxytetracycline.d. Inhibitor fungsi membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kehilangan senyawa intraselular, misalnya ionomycin, valinomycin dan polimiksine

e. Inhibitor fungsi sel lainnya, misalnya difiksasi pada subunit ribosom 30 S menyebabkan timbunan kompleks pemula sintesis protein, salah membaca kode mRNA, produksipolipeptida abnormal. Contoh aminoglikosida, golongan sulfa atau sulfonamida, misalnyaoligomycin, tunicamycinf. Antimetabolit yang mengganggu metabolisme asam nukleat. Contoh rifampin (inhibisiRNA polimerase yang dependen DNA),azaserine2. Perpindahan resistensi antibiotika melalui konjugasi, transporasi, transduksia. Konjugasi: Konjugasi merupakan proses transfer materi genetik (DNA) antarsel dengan memanfaatkan kontak antarsel berupa pilus yang akan menghubungan sel donor dan sel resipien. Proses ini umunya hanya melibatkan diparental mating yaitu sel donor dan sel resipien, namun juga dapat dilakukan oleh triparental mating . Pada sistem diparental mating, biasanya plasmid yang ditransfer merupakan self-transmissible plasmid, salah satunya adalah F plasmid. Dengan konyugasi, terbentuklah saluran antara isi sel kuman yang saling berkonyugasi sehingga memungkinkan perpindahan berbagai komponen antara kuman khususnya komponen pembawa faktor resistensib. Transposisi:

Transposisi adalah perpindahan elemen loncat (transposon) ke kromosom suatu bakteri. Transposon adalah sekuens DNA yang dapat berpindah-pindah secara acak, baik pada kromosom sel yang sama maupun antarkromosom. Transposon dapat melompat ke genom karena adanya gen tnp penyandi transposase yang menyebabkan terjadinya perpindahan secara autonom. c. Transduksi:

Pada transduksi, faktor resistensi dipindahkan dari suatu mikroba resisten ke mikroba sensitif dengan perantaraan bakteriofag. Dalam hal ini yang dipindahkan ialah suatu komponen DNA dari kromosom yang mengandung faktor resistensi tersebut. Potensi untuk mengadakan konyugasi ditentukan oleh suatu faktor genetik dikenal sebagai faktor seks.

3. Resistensi akibat mutasiResistensi akibat mutasi merupakan resistensi kromosomal. Resistensi kromosomal ini terjadi akibat mutasi spontan dalam lokus yang mengontrol kepekaan obat antimikroba yang diberikan. Adanya antimikroba bertindak sebagai mekanisme selektif yakni membunuh bakteri yang peka dan membiarkan tumbuh bakteri yang resisten. Kejadian ini dinamakan mutasi spontan karena terjadi tanpa pengaruh ada tidaknya antimikroba tersebut. Pertama, terjadi mutasi pada porin (lubang-lubang kecil) yang terdapat pada dinding luar bakteri. Porin ini merupakan suatu jalur bagi antibiotik untuk masuk dan secara efektif menghentikan pertumbuhan bakteri. Akibat mutasi yang terjadi pada porin, antibiotik tidak lagi dapat mencapai tempat kerjanya di dalam sel bakteri.4. Sifat resisten sebagai marker genetik dalam rekombinasi DNA5. Plasmid resistensPlasmid merupakan suatu elemen genetik (DNA, plasmid) yang diperoleh dari DNA kromosom jadi merupakan suatu DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. Faktor resistensi yang dipindahkan terdapat dalam bentuk plasmid atau episom. Tidak setiap plasmid dapat dipindahkan,yang dapat dipindahkan ialah plasmid R (plasmid penular). Faktor R adalah sekelompok plasmid yang membawa gen resistensi terhadap satu atau beberapa obat antimikroba. Gen plasmid untuk resistensi antimikroba mengontrol pembentukan enzim yang mampu merusak antimikrobia. Faktor R terdiri atas dua unit, yaitu segmen RTF (Resistance Transfer Factor) dan determinan-r48 (unit-r). Segmen RTF memungkinkan terjadinya perpindahan dalam faktor R. Masing-masing unit-r membawa sifat resistensi terhadap satu antimikroba. Dengan demikian berbagai unit r pada plasma faktor R membawa sifat resistensi terhadap berbagai antimikroba sekaligus, misalnya sulfonamid, penisilin, kloramfenikol, tetrasiklin dan sebagainya.

6. Cara deteksi molekuler mikroorganismea. Recombinant DNA Technologyb. Cloning DNAc. Polymerase Chain Reaction (PCR)d. Southern dan Northern Blotting. 7. Cara deteksi molekuler untuk : Thypus, TBC, Lepra, Tetanus, Syphilis, Malaria dan penyakit infeksi lainnyaa. ThypusDeteksi molekular sensitif untuk Thypus adalah dengan metode PCR menggunakan serum darah. PCR menggunakan urine dan feces juga dapat digunakan untuk mendiagnosis thypoid namun sensitifitasnya rendah.

b. TBCTeknik Loop-Mediated Isothermal Amplification (LAMP) adalah salah satu metode untuk uji diagnostik molekuler TB. Amplifikasi DNA bakteri dilakukan pada suhu tetap dengan menggunakan multi primer. Penggunaan suhu tetap dapat mengeliminasi pengadaan alat thermocycler yang sangat mahal yang biasa digunakan pada proses amplifikasi DNA konvensional. Penambahan enzim polymerase dalam proses reaksi juga mencegah kemungkinan terjadinya inhibisi amplifikasi. Dengan prinsip amplifikasi DNA bakteri pada suhu tetap serta deteksi hasil positif berupa presipitasi ataupun pendar fluoresensi yang dapat diamati secara mudah. Metode lainnya yaitu dengan metode PCR nested dan PCR dupleks.

c. LepraDiagnosis molekular untuk lepra adalah metode PCR

d. TetanusDiagnosis molekular untuk tetanus adalah metode PCRe. SyphilisDiagnosis molekular untuk syphilis adalah metode PCR

f. MalariaDeteksi molekuler malaria yang paling banyak tersedia yaitu QT-NASBA berdasarkan reaksi rantai polimerase (PCR).g. HIVDeteksi molekuler HIV yaitu dengan tes reaksi berantai polimerase (PCR) pada HIV sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya.h. DBD

Prinsip diagnosis molekular untuk DBD adalah metode PCR, yaitu untuk melacak susunan RNA virus Dengue. RNA virus Dengue diperoleh dari ekstraksi serum, plasma darah, atau sel dari jaringan tubuh yang terinfeksi virus Dengue.

8. Penyakit- penyakit akibat kelainan C-Reactive Protein, pada disiplin anda9. Obat-obat yang dibuat dengan teknologi biologi molekuler,yang ada dipasaran saat ini sesuai disiplin spesialis anda -. IVIG untuk penyakit SGBTUGAS TULIS MATA KULIAH BIOLOGI MOLEKULER KWID PPDS 2012

PPDS Neurologi

Nama : 1. dr. Laila Zamhariro

2. dr. Henry Sugiharto

3. dr. Pinto Desti Ramadhoni

4. dr. Isma Yulianti

5. dr. Andika Okparasta

1. PREVALENSI KANKER DI INDONESIA, ASEAN, EROPA, USAa. Prevalensi kanker di duniaKasus kematian akibat kanker diperkirakan sekitar 12,7 juta dan 7,6 juta pada tahun 2008 di seluruh dunia, dengan 56% kasus dan 64% kasus terjadi pada negara berkembang. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada laki-laki adalah kanker yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian kanker untuk setiap jenis kelamin di kedua negara ekonomi maju dan berkembang, kecuali kanker paru-paru didahului oleh kanker prostat sebagai kanker yang paling sering di antara laki-laki dalam ekonomi negara-negara maju. Kanker ini diikuti, tanpa urutan peringkat tertentu, oleh lambung dan kanker hati pada pria dan kanker leher rahim dan paru-paru pada wanita di negara-negara ekonomi berkembang dan oleh kanker kolorektal dan paru-paru pada wanita dan kolorektal dan kanker paru-paru atau prostat pada laki-laki di negara berkembang.b. Prevalensi kanker di USA

Pada tanggal 1 Januari 2008, di Amerika Serikat terdapat 11.957.599 penduduk yang menderita kanker (5.505.862 laki-laki dan 6.451.737 perempuan). c. Prevalensi kanker di Indonesia

Berdasarkan patologi, terdapat 10 kanker yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia, yaitu ca. serviks, ca. payudara, limfoma, ca. kulit, ca. nasofaring, ca. ovarium, ca. rectum, ca. tyroid, ca. colon dan kanker dari jaringan lunak.

Table The 10 most frequent primary cancers in Indonesia: pathology based 198891 No.1988

Site %1989

Site %1990

Site %1991

Site %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.Cervix 18.41

Breast 11.59

Lymph node 4.91

Skin 8.24

Nasopharynx 8.15

Ovary 4.94

Rectum 4.42

Soft tissue 3.50

Thyroid 3.34

Colon 2.81 Cervix 18.61

Breast 12.60

Lymph node 4.48 Skin 8.37 Nasopharynx 5.95 Ovary 4.68 Rectum 4.68 Thyroid 3.42

Unknown P 6.24 Colon 2.88 Cervix 19.18 Breast 11.52 Lymph node 4.74 Skin 8.64 Nasopharynx 6.23 Ovary 4.95 Rectum 4.95 Soft tissue 2.75 Unknown P 4.41 Thyroid 3.26 Cervix 19.18

Breast 12.10

Lymph node 5.62

Skin 7.69

Ovary 5.31

Nasopharynx 5.64

Rectum 4.42

Thyroid 3.88

Soft tissue 2.58

Colon 2.82

Source of the table: CME. Prevention and Early Detection of Cancer. Jakarta: Medical Faculty, University of Indonesia 1998.

d. Prevalensi kanker di Asia

Pada tahun 2002, 4,2 juta kasus kanker baru (39% dari kasus baru didiagnosis di seluruh dunia)-terdapat di belas negara Asia yaitu: Jepang, Taiwan , Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Cina, Filipina, Sri Lanka, Vietnam, Indonesia, Mongolia, India, Laos, dan Kamboja. Cina dan India. Pada 7 dari negara-negara Asia, kanker paru-paru memiliki tingkat kejadian tertinggi (usia-standar) dari semua kanker pada pria, dankanker payudara adalah kanker insiden tertinggi untuk perempuan. Kanker paru-paru memiliki tingkat kematian tertinggi (usia-standar) untuk laki-laki di sebagian besar negara-negara Asia, dan peringkat kanker payudara memiliki kematian tertinggi pada perempuan. Di sebagian besar negara-negara Asia, kanker usus besar dan rektum adalah yang paling umum di antara penderita kanker laki-laki; kalangan selamat perempuan, kanker payudara adalah yang paling umum di kebanyakan negara Asia.

Insiden tertinggi pada 15 negara Asia angka kejadian kanker pada pria yaitu pada Taiwan, Korea, dan Jepang; tingkat kanker perempuan jumlah insiden yang tertinggi di Taiwan, Singapura, dan Filipina. Kanker paru-paru adalah kanker yang paling umum atau kedua paling umum di antara laki-laki di semua negara Asia, tetapi untuk India, Jepang, Mongolia, dan Taiwan. Kanker perut adalah kanker insiden-angka tertinggi di kalangan pria dan wanita di Korea, itu adalah yang paling umum di antara perempuan di Cina, dan yang paling umum di antara laki-laki di Jepang. Di antara perempuan, kanker payudara adalah kanker insiden tertinggi di 7 negara-Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Sri Lanka, dan Taiwan. 41% dari semua kanker yang baru didiagnosis pada laki-laki, dan 37% dari kanker didiagnosis pada wanita berada di lima belas negara Asia2. PREVALENSI KANKER DI BIDANG SPESIALIS NEUROLOGITumor jinak memiliki prevalensi sekitar dua kali lebih banyak pada orang dewasa (usia 20 tahun). Perempuan memiliki tingkat insiden tumor otak secara keseluruhan 26,55 per 100 000 orang; laki-laki memiliki tingkat yang sesuai 22,37. Tumor jaringan neuroepithelial adalah kelompok histologis yang paling umum dari tumor otak ganas, terjadi lebih sering pada pria daripada wanita. Glioblastoma yang terjadi 1,6 kali lebih banyak pada pria merupakan tumor neuroepitelial yang paling sering dijumpai.Jenis yang paling umum dari tumor otak orang dewasa jinak adalah meningioma, yang adalah 2,3 kali lebih umum pada wanita dibandingkan pria, dengan tingkat kejadian 12,42 per 100 000 berbanding 5,46 per 100 000 orang. Meningioma lebih banyak terjadi pada wanita. Hanya 2,1% dari meningioma yang ganas. Tingkat insiden antara anak-anak berusia 0-19 tahun jauh lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa (48,47 per 1 000 000 anak berbanding 24,55 per 100 000 orang dewasa), tapi tumor lebih mungkin menjadi ganas pada anak-anak: 65,2% berbanding 33,7% menjadi ganas pada orang dewasa. Tumor jaringan neuroepithelial lebih mungkin menjadi ganas pada orang dewasa, sedangkan tumor sel germinal lebih mungkin menjadi ganas pada anak-anak. Tumor pada selubung saraf jarang ganas, dan limfoma otak relatif jarang terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.Glioblastoma adalah jenis yang paling umum dari tumor otak ganas, dengan insiden tertinggi pada kulit putih. Dua jenis yang paling umum dari tumor otak nonmalignant lebih tinggi di antara orang kulit hitam dibanding kulit putih. Meningioma adalah tumor otak yang paling umum, dengan insiden tertinggi pada perempuan kulit hitam (9,7 per 100 000 orang).

.