7
Fungsi vitamin A, E,C,K,Zn, Zat besi dan cooper dalam membantu kesembuhan luka…. Vitamin A Perannya dalam kesembuhan luka adalah mempromosikan sintesis kolagen dan diferensiasi fibroblast serta mengendalikan infeksi. Sumbernya dari sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna kuning dan orange, produk susu yang sudah difortifikasi serta hati hewan. Vitamin E Fungsi: Sebagai antioksidan alami, membantu penyembuhan, mencegah terjadinya bekas luka, menjaga kesehatan sel darah merah dan saraf, melindungi membran sel. Gejala kekurangan: Jarang terjadi. Umumnya adalah penyembuhan luka yang lambat. Dosis harian: 7 mg Risiko berlebih: Meningkatkan asam lambung, sakit kepala, cepat lelah, dan lemah otot. Sumber makanan: Kacang tanah, minyak zaitun, kacang almond, selai kacang, minyak biji matahari. Vitamin C Vitamin ini bertindak sebagai kofaktor dalam produksi kolagen, serta mencegah pecahnya luka-luka yang sudah sembuh. Sumbernya bisa dari tomat, paprika, kentang, bayam, jeruk, strawberry, brokoli, kol dan kembang kol. Gejala kekurangan: Kehilangan gairah makan, kram otot, kulit kering, rambut bercabang, gusi berdarah, anemia, infeksi, penyembuhan lambat. Vitamin K Pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan adalah fase pertama dari proses penyembuhan luka, dan vitamin K berperan besar dalam proses ini. Vitamin K bersama kalsium menghasilkan trombin (agen utama

Tugas Bedah Umum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Bedah Umum

Fungsi vitamin A, E,C,K,Zn, Zat besi dan cooper dalam membantu kesembuhan luka….

Vitamin A

Perannya dalam kesembuhan luka adalah mempromosikan sintesis kolagen dan diferensiasi fibroblast

serta mengendalikan infeksi. Sumbernya dari sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna kuning dan

orange, produk susu yang sudah difortifikasi serta hati hewan.

Vitamin E

Fungsi: Sebagai antioksidan alami, membantu penyembuhan, mencegah terjadinya bekas luka, menjaga

kesehatan sel darah merah dan saraf, melindungi membran sel.

Gejala kekurangan: Jarang terjadi. Umumnya adalah penyembuhan luka yang lambat.

Dosis harian: 7 mg

Risiko berlebih: Meningkatkan asam lambung, sakit kepala, cepat lelah, dan lemah otot.

Sumber makanan: Kacang tanah, minyak zaitun, kacang almond, selai kacang, minyak biji matahari. 

Vitamin C

Vitamin ini bertindak sebagai kofaktor dalam produksi kolagen, serta mencegah pecahnya luka-luka yang

sudah sembuh. Sumbernya bisa dari tomat, paprika, kentang, bayam, jeruk, strawberry, brokoli, kol dan

kembang kol.

Gejala kekurangan: Kehilangan gairah makan, kram otot, kulit kering, rambut bercabang, gusi berdarah,

anemia, infeksi, penyembuhan lambat.

Vitamin K

Pembekuan darah untuk menghentikan pendarahan adalah fase pertama dari proses penyembuhan luka,

dan vitamin K berperan besar dalam proses ini. Vitamin K bersama kalsium menghasilkan trombin (agen

utama pembekuan tubuh). Sumbernya dari sayuran berdaun hijau, brokoli, anggur, alpukat dan kiwi.

Gejala kekurangan: Pembekuan darah tidak normal. Kekurangan vitamin ini jarang terjadi pada orang

dewasa, tapi sering pada bayi yang baru lahir.

Zinc

Zinc membantu berbagai jenis enzim di tubuh untuk melaksanakan fungsinya, karena banyak enzim yang

terlibat dalam penyembuhan luka terutama produksi kolagen. Selain itu membantu proses pembelahan sel

yang memungkinkan tubuh menggunakan protein tertentu. Sumbernya dari seafood, domba, daging

merah, sereal. asparagus, sawi, kacang polong, miso dan biji wijen.

Zat besi

Dalam proses sintesis kolagen, zat besi diperlukan untuk hidroksilasi proline dan lisin. Jika orang

kekurangan zat besi (anemia) akan mengganggu penyembuhan luka. Sumbernya bisa dari kunyit, kacang

panjang, aspragaus, tahu, jamur shiitake, bayam, daun bawang, rumput laut, daging sapi dan rusa.

Page 2: Tugas Bedah Umum

Tembaga (copper)

Tembaga membantu enzim lysyl oxidase untuk memproduksi kolagen dan elastin yang berfungsi

mempromosikan penyembuhan luka agar lebih cepat. Sumbernya dari tomat, kentang, kacang hijau, jahe,

sawi, terong, asparagus, biji bunga matahari, peppermint, lobak, jamur crimini dan tempe.

LEUKOSIT

Jenis dan Fungsi Sel Darah Putih

Pengertian Sel Darah Putih

Sel darah putih atau disebut juga leukosit ( bahasa Inggris : white blood cell, WBC, leukocyte ) dan

beredar di sistem peredaran tubuh manusia adalah sel yangmembentuk komponen darah .

Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuhmelawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

dari sistem kekebalan tubuh . Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara

amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.

Dalam keadaan normalnya terkandung 4x10 9 hingga 11x10 9 sel darah putih di dalam seliter darah

manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.

Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam

kasus leukemia , jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.

Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasisecara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja

secara independen seperti organisme sel tunggal .

Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing,

atau mikroorganisme penyusup. 

Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau be reproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan

mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang .

Jumlah Leukosit (Sel Darah Putih)

Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Pada laki-laki dan perempuan dewasa setiap

mm kubiknya darah hanya terdapat kira-kira 4.500 sampai 10.000 jumlah butir.

Page 3: Tugas Bedah Umum

Leukosit mempunyai bentuk bervariasi dan mempunyai ukuran lebih besar dari eritrosit. Leukosit

mempunyai inti bulat dan cekung. Sel-sel ini dapat bergerak bebas secara amuboid serta dapat menembus

dinding kapiler (diapedesis).

Jenis Sel Darah Putih

Leukosit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu leukosit granulosit ( plasmanya bergranula = basofil ,

eosinofil, neutrofil) dan leukosit agranulosit ( plasmanya tidak bergranula = limfosit, monosit )

Pembentukan & Fungsi Sel Darah Putih

Leukosit dibentuk dalam sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikuloendotelium.

Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap

mikroorganisme. dengankemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria

hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. 

melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir

granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit . dengan kekuatan gerakan

amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari

seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat:

Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidupdan

menghancurkannya,menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya,

dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang

memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. dengan cara ini jaringan

yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan

Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali.

Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. 

Nanah beisi"jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah.

demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah

besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan olehgranulosit yang sehat

yang bekerja sebagai fagosit.

MAKROFAG

Makrofag adalah sel darah putih yang melakukan beberapa kegiatan penting dalam sistem kekebalan

tubuh. Meskipun fungsi biasa makrofag dianggap untuk mendorong kekebalan bawaan non-spesifik,

mereka juga membantu untuk memulai proses pertahanan tertentu. Sel-sel ini sangat penting untuk respon

inflamasi, dan dapat didorong untuk mengejar target tunggal, seperti sel-sel tumor.

Page 4: Tugas Bedah Umum

Dengan tidak adanya organisme asing seperti bakteri dan virus, salah satu fungsi makrofag adalah untuk

melahap kotoran dan jaringan mati. Makrofag menyelesaikan tugas ini dengan cara yang sama bahwa

mereka menghancurkan penyerbu asing, dengan proses yang disebut fagositosis. Selama proses ini,

makrofag melebarkan pseudopods untuk mengambil obyek atau organisme, mengelilinginya, dan

membawanya ke dalam tubuh dalam vesikel. Suatu struktur disebut lisosom kemudian ini bergabunag

dengan vesikel, dan menghancurkan obyek dengan enzim dan bahan kimia beracun.

Setelah fagositosis telah dilakukan, fungsi lain dari makrofag menjadi jelas. Molekul di permukaan

penyerang yang dapat dikenali oleh sel-sel kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai antigen, yang diambil

oleh makrofag, dan terikat di dekatnya sel T helper dalam proses yang dikenal sebagai "presentasi."

Dengan mengikat antigen ke molekul khusus pada permukaan sendiri, makrofag memastikan bahwa sel-

sel darah putih lainnya tidak akan melakukan kesalahan dalam mengenali suatu penyerang. Jika sel T

helper menemukan antigen yang cocok dengan yang itu disajikan oleh makrofag, akan memulai respon

imun.

Makrofag juga terlibat dalam respon imun tertentu ketika direkrut oleh sel T. Fungsi makrofag

mensyaratkan bahwa senyawa merilis sel T yang dikenal sebagai limfokin dalam menanggapi sel tumor

atau sel somatik terinfeksi. Senyawa ini mengikat reseptor limfokin di permukaan makrofag, dan

mengaktifkan makrofag untuk menyerang sel terdekat.

Fungsi lain dari makrofag melibatkan respon inflamasi. Setelah jaringan telah terluka, makrofag di daerah

tersebut akan melepaskan zat kimia yang meningkatkan aliran darah ke daerah dan menyebabkan

peradangan. Peradangan, meskipun menyakitkan, adalah penting untuk memastikan bahwa makrofag dan

sel kekebalan lainnya dapat tiba untuk menyerang penyerbu potensial dan membersihkan sel-sel mati.

Setelah cedera, gelombang kedua makrofag tiba sekitar 48 jam kemudian, yang tidak terlibat dalam

fagositosis atau peradangan. Makrofag ini bukannya merilis faktor untuk mendorong pertumbuhan

jaringan, perbaikan, dan diferensiasi untuk membantu pulih dari kerusakan yang berhubungan dengan

cedera. Komposisi yang tepat dari faktor ini belum diketahui, namun jaringan yang terluka ketika

kekurangan makrofag cenderung lebih lambat sembuh, memberikan bukti keberadaannya.