39
DESKRIPSI KEGIATAN PEMBORAN EKSPLORASI EMAS DI KECEMATAN PANTAN CUACA KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI ACEH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum Pada Jurusan Teknik Pertambangan Disusun Oleh : Ade Ilham Khalid (10 306 028)

Tugas b Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

DAFTAR ISI

DESKRIPSI KEGIATAN PEMBORAN EKSPLORASI EMASDI KECEMATAN PANTAN CUACA KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI ACEH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kurikulum Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Disusun Oleh :

Ade Ilham Khalid (10 306 028)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALINSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karna atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

Kerja praktek ini kami laksanakan pada perusahaan yang bergerak di bidang Kegiatan Pemboran Eksplorasi Eas di Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues, Provisnsi Sumatra Utara.

Dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua penulis yang telah membantu penulis baik berupa moril maupun materil.2. Bapak Ir. Syafriadi, MT sebagai Dekan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Medan (ITM).3. Bapak Ir. M. Eka Onwardana, MT sebagai Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Medan (ITM) 4. Ir.Sedarta Sebayang MT sebagai dosen koordinator Kerja Praktek5. Bapak Ir.Dibiansyah Hamid , beserta seluruh kru bor yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis di lapangan6. Kakak senior yang telah membantu serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagi penulis.7. Teman-teman angkatan 2010 Di jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Medan8. Seluruh rekan-rekan yang telah ikut membantuPenulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Penulisan Laporan Kerja Praktek ini, untuk itu sangat diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pembaca yang bertujuan untuk penyempurnaan Penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

Medan, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR iDAFTAR ISIiiiDAFTAR GAMBAR ...........................................................vDAFTAR TABEL .....................................................viBAB I. PENDAHULUANI-11.1 Latar BelakangI-11.2 Maksud dan TujuanI-21.3 Metode PenelitianI-21.4 Waktu dan Pelaksanaan Kerja PraktekI-5

BAB II. TINJAUAN UMUMII.12.1 Legalitas PerusahaanII-12.2 Kesampaian DaerahII-22.3 Geologi Ragional II-22.4 VegetasiII-42.5 IklimII-52.6 Sejarah Keterbentukan BatugampingII-5

BAB III. DASAR TEORIIII-13.1 Peralatan Pemboran Yang DigunakanIII-1 3.1.1 Alat-Alat Utama PemboranIII-1 3.1.1.1 Menara Kaki TigaIII-1 3.1.1.2 Mesin PenggerakIII-2 3.1.1.3 Pipa BorIII-3 3.1.1.4 Tabung PengintiIII-4 3.1.1.5 Mata BorIII-5 3.1.1.6 CasingIII-7 3.1.2 Alat-Alat PengangkatIII-7 3.1.2.1 HoistIII-7 3.1.2.2 Tali PemboranIII-8 3.1.3 Alat-Alat PutarIII-8 3.1.4 Sistem SirkulasiIII-8 3.1.5 Alat-Alat Bantu Dalam PemboranIII-9

BAB IV. ANALISA DATAIV-14.1 Lokasi PemboranIV-14.1.1 Target PemboranIV-14.2 Kendala PemboranIV-24.2.1 Faktor Yang Berhubungan Dengan OperasionalIV-24.2.1.1 Tabung Penginti Dan Pipa Bor Terjepit Atau PutusIV-24.2.1.2 Getaran (vibrasi)IV-3 4.2.1.3 Kemiringan PemboranIV-34.2.2 Faktor Alat Pemboran Yang DigunakanIV-44.3 Deskripsi mineral pembawa emasIV-4

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB. 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Emas merupakan salah satu di antara mineral berharga yang paling banyak gunanya.Emas dapat diolah sampai dengan batas kemapuannya dan dapat digunakan untuk keperluan industri, misalnya industri peleburan dan pemurnian baja, industri logam, eletronik, perhiasan, dan industri lainnya.Emas juga digunakan sebagai bahan investasi kerena memiliki nilai jual yang tinggi.

Pengeboran merupakan alat yang sangat praktis untuk membuktikan keberadan emas serta pengambilan contoh emas secara aktual untuk analisa kualitas dan keperluan analisa geoteknik serta geohidrologi. Berdasarkan kegunaannya, pengeboran dibagi menjadi 2 kategori; yaitu pengeboran dangkal dan pengeboran dalam, pengeboran dangkal memiliki total kedalaman < 50m, sedangkan pengeboran dalam > 50m dengan maksimum 150 m.Pengeboran dalam lebih diutamakan untuk keperluan bor stratigrafi dan pengeboran subcrop untuk pengecekan emas kearah down dip untuk mengkompilasi hasil pengeboran dangkal agar kedudukan bidang perlapisan dapat lebih dipastikan dengan metoda tiga titik serta mempermudah pembuatan model geologi. Pengeboran dalam memiliki perpindahan jarak antar titik yang jauh.Pengeboran dangkal pada umumnya digunakan untuk melakukan pengecekan keberadaan emas pada suatu daerah sebagai kelanjutan dari pemetaan geologi maupun sebagai tambahan data sebelum proses penambangan dimulai (lebih dikenal dengan infill drilling).

Pada daerah pantan cuaca khususnya Kabupaten gayo lues aceh memiliki potensi emas yang perlu untuk diteliti lebih lanjut karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dari hasil penyelidikan terdahulu menunjukkan adanya potensi yang cukup baik dengan ditemukannya beberapa singkapan batuan pembawa emas sehingga perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut dengan menambah jumlah titik pemboran untuk memastikan sumberdaya dan kualitas emas tersebut. Adapun maksud dan tujuan pada kegiatan kerja praktek ini yaitu:

1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk : Mengamati kegiatan pemboran serta berpartisipasi dalam melakukan pemasangan pipa. Mengamati kegiatan pencampuan lumpur pemboran Mengenal alat-alat yang digunakan dalam analisa coring

Tujuan dari kerja praktek yaitu :Mengetahui sekaligus berpengalaman dalam kegiatan pemboran serta menetahui litologi bawah permukaan berdasarkan analisa coring.

1.3 Metode penelitian

Metode peneletian yang digunakan yaitu metode pendekatan deskriftip yang betujuan untuk mengetahui lapanagan.Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :1. Melakukan studi lapangan Observasi Dengan pengamatan langsung di lapangan dan mengumpulkan data-data kondisi lapangan yang dilakukan di PT.gayo mineral resources.Alat bantu yang digunakan yaitu kamera digital guna nya agar lebih merperjelas sumber data yang diperoleh. Wawancara Melakukan diskusi ataupun menanyakan langsung kepada instruktur atau penanggung jawab dilapangan terhadap permasalahan yang terjadi atau menanyakan apa yang kami tidak mengerti guna mendapatkan data dan imformasi

2. Studi literaturMelakukan studi perpustakaan dengan mengambil data-data lain yang bisa menjadi nilai tambah terhadap topik yang dibahaspada kegitan ini.Adapun data data yang diambil adalah : Sejarah perusahaan yang diharapkan agar dapat lebih mengenal perusahaan Keadaan geologi daerah eksplorasi yang diharapkan agar dapat mengenal struktur, dan topografi yang ada pada daerah eksplorasi

Untuk diagram alir kerja praktek dapat dilihat pada gambar 1.1.

Studi Pendahuluan

Eksplorasi Pendahuluan

Setting alat pemboran

Penentuan titik pemboran

Persiapan Pemboran

PemboranAnalisa cutting

Laporan Akhir

Gambar 1.1 Bagan Alir Diagram Penelitian

1.5 Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek pemboran eksplorasi emas di kecematan pantan cuaca, Kabupaten gayo lues, dilakukan PT. Gayo mineral resorces pada tanggal 28 September 2013 hingga 26 Oktober 2013.

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. legalitas perusahaanIzin Usaha Pertambangan tahap eksplorasi PT Gayo Mineral Resources ditandatangani oleh Bupati Kabupaten Gayo Lues pada tanggal 5 Maret 2010 melalui SuratKeputusan Bupati Gayo Lues no 543/126/IUP-EKSPLORASI/2010 yang berlaku tiga tahun hingga 5 Maret 2013.

Wilayah IUP awalnya merupakan area seluas 53.457,35 Ha (lima puluh tiga ribu empat ratus lima puluh tujuh koma tiga puluh lima hektar) seperti terlihat pada gambar 2.1. Daerah eksplorasi ini berlokasi di kabupaten Gayo Lues dengan ibukota kabupaten di Blangkejeren, yang jaraknya berkisar 89,9 km dari ibukota Kabupaten Aceh Tengah, Takengon, atau sekitar 285 km dari ibukota propinsi, Banda Aceh.

2.2 Kesampaian Daerah

Untuk mendapatkan kesampaian daerah penyelidikan, perlu kiranya diketahui bahwa Kabupaten gayo lues terletak di sebelah utara Ibukota Provinsi aceh tengah yang berjarak kurang lebih 89,9 km. Kondisi jalan yang teraspal dengan baik, sehingga dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 dan roda 4 dalam waktu 1,5-2 jam dari ibukota gayo lues,blang kejeren. Sedangkan lokasi bahan galian yang di temukan barada di daerah hutan sehingga untuk mencapai daerah tujuan harus berjalan kaki kurang lebih 1jam perjalanan.

2.3 Geologi Regional

Pulau Sumatera merupakan bagian dari lempeng samudera dataran sunda, yangmeliputi sebagian besar Asia Tenggara. Penunjaman Zona Beniof terjadi antaralantai kerak samudera pada Samudera Hindia dan sepanjang Lempeng India-Australia, yaitu di sepanjang batas barat lempeng dataran sunda yang ditandaidengan terbentuknya palung Sunda pada pantai barat Sumatera. Dari barat ketimur, palung subduksi sunda ini memperlihatkan busur kepulauan luar, busurmagmatik, deretan Bukit Barisan yang bersamaan dengan sistem sesar transform Sumatera, dan cekungan busur belakang, yang semuanya dipengaruhi oleh subduksi oblik lempeng Indo-Australia (Hamilton, 1979 dalam Mulja, T. dkk, 2003). Asosiasi magma pada zona penunjaman ini membentuk busur vulkanik Sumatera berarah timurlaut-tenggara berumur Tersier sampai Resen, yang mendominasi geologi daerah Sumatera dan membentuk perluasan ke arah barat-utara busur vulkanik Sunda sepanjang Pulau Jawa dan sekitarnya. Hasil tekanan dari oblik dan penunjaman kerak samudera diperlihatkan secara berkala oleh pergerakan sesar menganan yang paralel terhadap batas lempeng. Hal ini menghasilkan sistem sesar Sumatera, yang ke utara menerus sebagai sesar transform di Laut Andaman.Aktifitas intrusi sejak amalgamasi Kelompok Woyla membentuk tiga mineralisasi magmatik busur benua pada Pulau sumatera (Carlile dan Mitchell, 1994) yaitu busur Meratus di sebelah barat Bukit Barisan, busur Sunda-Banda Neogen sepanjang pantai barat Sumatera dan busur Aceh Neogen (meliputi Gunungapi Geureudongdan Gunungapi Peuet Sague) terdiri atas lava andesitik sampai dasitik serta aliran piroklastik. Geologi yang berkembang di daerah penyelidikan Abong termasuk kedalam busur Aceh Neogen. Dua pusat aktifitas vulkanik terjadi pada periode Plio- Plistosen yaitu pada Gunung Bumi Telong (dimulai pada Miosen Akhir hingga sekarang) dan Gunung Peut Sague (aktifitas dalam skala kecil dengan pusat yang kecil).Batuan intrusi berkembang dengan baik pada daerah ini. Tubuh batuan terobosan (retas) umumnya berumur Plistosen dan aktifitas intrusi batuan tersier berlanjut sampai Miosen Tengah hingga Oligosen Akhir. Batuan ultramafik (yang berasal dari batuan opiolit Mesozoikum) menempati sepanjang zona sesar dan dimulai sejak Pliosen. Aktifitas intrusi lebih jauh diiringi oleh deformasi pada akhir Kapur Akhir.Sebagian besar intrusi terjadi pada Kapur akhir, yang beberapa diantaranya mengandung batuan Paleosen. Litologi yang dominan adalah granodiorit,mengandung sedikit gabro, diorit-diopsit yang khas dan diopsit. Beberapa intrusi lainnya adalah granit, yang berasosiasi dengan deformasi Perm Tengah (Cameron dkk, 1983).Secara khusus, geologi daerah IUP terdiri dari duabelas kelompok batuan Urutan pengendapan dari tua ke muda dimulai dengan diendapkannya FormasiKluet (Puk) yang terdiri dari batusabak dan arenit metakuarsa. Formasi ini tersebar di sebelah baratlaut dan tenggara daerah IUP. Selanjutnya terjadi proses metamorfisme yang mengakibatkan terbentuknya Formasi Kluet termalihkan (Puk-2) di bagian utara pada Perm Akhir secara tidak selaras, yang memiliki hubungan menjemari dengan Formasi Alas termalihkan (Ppa) di bagian tenggara. Formasi Kluet termalihkan (Puk-2) terdiri atas sekis, genes dan granitois bersifat genes sedangkan Formasi Alas termalihkan (Ppa) terdiri atas filit, pelit, kuarsit, pualam, dan silikatkalk. Pada sekitar Jura Akhir sampai Kapur Awal diendapkan Formasi Batuan Gunungapi Kenyaran (Muvk) secara tidak selaras di bagian utara daerah IUP.

2.4 Vegetasi Vegetasi daerah pantan cuaca bersifat heterogen vegetasi yang ada pada daerah ini sama halnya dengan daerah sekitarnya dapat dibedakan secara vertikal terdiri dari vegetasi bakau, vegetasi hutan pantai, dan vegetasi hutan pegunungan. Vegetasi yang ada merupakan asosiasi yang terdiri dari pohon kelapa, pohon karet, dan pohon sawit. Tumbuhan bawah yang terdiri dari tanaman pandan, rumput-rumputan, alang-alang dan sejenis liana berdaun lebar. Sedangkan vegetasi hutan pegunungan disusun oleh sebagian vegetasi yang hampir sama hutan bakau dan sekitarnya. Pada bagian vegetasi yang ada merupakan asosiasi jenis-jenis berdaun jarum seperti cemara, pinus, damar, dan hanya sebagian kecil tumbuhan berdaun lebar.2.5 IklimTebalnya hujan pada setiap tempat dapat diketahui dengan pengukuran curah hujan. Alat pengukur hujan disebut penakar hujan. Seluruh Indonesia pada saat ini tedapat lebih kurang 4.000 unit alat penakar hujan. Hasil pengukuran curah hujan di kirim ke badan meteorologi dan geofisika untuk di evaluasi lebih lanjut. Alat pengukur curah hujan biasa berfungsi untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh selam 24 jam/hari pada suatu gelas ukur. Sedangkan alat pencatat hujan otomatik mencatat jumlah curah hujan pada kertas pencatat yang setiap hari atau setiap minggu diganti dengan yang baru. Jumlah curah hujan tidak merata di seluruh Indonesia. Curah hujan di pantan cuaca lebih besar dari pada curah hujan di sekitarnya seperti di Banda Aceh. Jumlah curah hujan tidak sama sepanjang tahun, paling banyak ialah selama bertiup angin musim barat. Keadaan iklim daerah pantan cuaca pada dasarnya sama dengan keadaan iklim daerah sekitarnya pada umumnya dan daerah-daerah di wilayah Provinsi khususnya, yaitu daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan dari bulan oktober 2011-april 2012 rata-rata 2.000 mm/tahun. Iklim di wilayah pantan cuaca termasuk tropis dengan indikator iklim sebagai berikut : - Musim Kemarau : februari s/d september - Musim Hujan : oktober s/d april - Curah Hujan rata-rata 2.000 mm/tahun - Suhu rata-rata 20C - 21 C2.6 Sejarah Keterbentukan Emas

emas terbentuk dari proses magmatisme atau penkonsentrasian di permukaan.beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrothermal,sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).Ganesa emas dikategorikan menjadi 2 yaitu : Endapan primer Endapan plecerEmas termasuk golongan native element dengan sedikit kandungan perak , tembaga, atau besi. Warna nya kuning ke emasan dengan kekerasan 2,5-3 skala mosh.bentuk kristal isometrik actahedron dengan spesifik grafity 15,9- 19,3 pada emas murni.Emas terdapat di alam dengan dua tipe deposit pertama sebagai urat (vein ) dalam batuan beku kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa.Lain nya yaitu endapan atau placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi.emas native terbentuk karena adanya kegiata vulkanisme,bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas didalam bumi,tempat terbetuk nya emas primer. Sedangkan sekulernya merupakan hasil transportasi dari endapan primer umum disebut dengan endapan plecer, sedangkan asosiasi emas atau emas bersamaan hadir dengan mineral silika , perak , platina , pirit, dan lainya.

BAB III DASAR TEORI

3.1 Peralatan Pemboran Yang DigunakanPemboran eksplorasi di daerah Kecamatan pantan cuaca dilakukan dengan pemboran inti. Tujuan utama pemboran inti tersebut adalah untuk memperoleh contoh batuan dalam bentuk inti bor ( core ) sampai kedalaman tertentu.Alat bor yang digunakan adalah sebuah mesin bor inti ID 1800 dan perlengkapannya ( lihat gambar 3.1 ). Berdasarkan fungsinya, Unit mesin bor ID 1800 terdiri dari : 1. Alat-alat utama pemboran 2. Alat pengangkat 3. Alat-alat putar 4. Alat-alat sirkulasi 5. Alat-alat bantu pemboran3.1.1 Alat-alat Utama PemboranAlat-alat utama pemboran pada unit mesin bor ID 1800 terdiri dari :3.1.1.1 Menara Kaki TigaMenara kaki tiga adalah tiga buah pipa besi yang didirikan sedemikian rupa. Fungsi utama kaki tiga adalah mendapatkan ruang vertikal yang cukup tinggi dan kuat antara lain: 1. Menaikkan atau menurunkan pipa bor 2. Memasang atau mencabut casing 3. Menaikkan atau menurunkan tabung penginti inner tube 4. Menahan beban alat-alat pemancing3.1.1.2 Mesin PenggerakMesin penggerak adalah mesin yang meberikan tenaga ( power ) yang digunakan utnuk menggerakkan dan memutar rangkaian pipa bor ( lihat gambar 3.2 ).3.1.1.3 Pipa BorPipa bor adalah pipa baja yang dihubungkan dengan tabung penginti (core barrel), dan kemudian pada bagian bawah tabung penginti (core barrel ) dipasang mata bor (bit). Antara pipa bor yang satu dengan pipa bor lainnya Tabel 3.1 Jenis-Jenis Pipa BorUkuranBerat Berat ujung polos Diameter LuarKetebalan dindingNilai Baja

lb/ftKg/minmm

2-3/86.656.279.332.37560.30.287.11E,X,G,S

2-7/810.49.7214.472.875730.3629.19E,X,G,S

3-1/29.58.8113.123.588.90.2546.45E

3-1/213.312.3218.343.588.90.3689.35E,X,G,S

3-1/215.514.6421.793.588.90.44911.4E

3-1/215.514.6421.793.588.90.44911.4X,G,S

41412.9519.274101.60.338.38E,X,G,S

4-1/213.7512.2518.234.5114.30.2716.88E

4-1/216.61522.324.5114.30.3378.56E,X,G,S

4-1/22018.7127.844.5114.30.4310.92E,X,G,S

Sumber : http://www.pipes-cn.com/contact.html3.1.1.4 Tabung PengintiTabung penginti adalah tabung yang di pasang antara mata bor ( bit ) dengan pipa bor. Pada dasarnya fungsi tabung penginti ( core barrel ) untuk menampung inti, ( core ) yang kemudian diangkat kepermukaan. Jenis jenis tabung penginti ( core barrel ) yang di gunakan pada pemboran inti adalah :1. Tabung penginti ganda ( double tube core barrel ) Tabung penginti (core barrel) jenis ini sangat cocok di gunakan dalam batuan setengah kompak sampai yang pecah pecah. Jenis tabung penginti (core Barrel) ini (lihat gambar 3.4) dilengkapi dengan tabung penginti dalam (inner tube), yang berfungsi sebagai penangkap inti (core). Keuntungan menggunakan tabung penginti (tube core barrel) jenis ini di bandingkan dengan tabung penginti tunggal (single tube core barrel) adalah : Inti (core) yang masuk kedalam tabung penginti dalam keadaan utuh dan bersih. Air pemolitas tidak bersentuhan langsung dengan inti ( core ). Sewaktu pengambilan inti (core), tidak perlu mencabut rangkaian pipa bor, sehingga penggunaannya lebih praktis.2. Tabung penginti rangkap tiga (Triple Tube Core Barrel)Tabung penginti rangkap tiga (Triple Tube Core Barrel) sama seperti tabung penginti ganda (double Tube Core Barrel), hanya pada jenis tabung penginti rangkap tiga (Triple Tube Core Barrel) dilengkapi dengan split (sebuah pipa yang dapat di belah dua), berfungsi sebagai penampang inti (lihat gambar 3.5). Sehingga tabung penginti rangkap tiga (Triple Tube Core Barrel) sesuai digunakan untuk batubara, lapisan lempung, batuan yang keras dan mudah pecah untuk batuan yang lunak. 3.1.1.5 Mata Bor ( Bit )Mata bor (bit) merupakan rangkaian pipa bor yang terletak paling bawah dan yang pertama menyentuh formasi. Pemilihan mata bor (bit) yang akan digunakan sangat tergantung pada jenis formasi yang akan di bor dan tujuan dari pada pemboran. Jenis mata bor (bit) yang akan digunakan menurut fungsinya adalah : 1. Bit Non Coring Yang terdiri dari : Adaptor Rock Bit 3,75 inchi, masa pakai Adaptor Rock Bit sampai kedalaman 3500 meter. Adaptor Rock Bit 4,75 inchi, masa Adaptor Rock Bit ini sampai kedalaman 3500 meter. Rol Rock Bit 4,75 inchi, dengan masa pakai sampai kedalaman 3000 meter. Tricon roller cutter bit HW, dengan masa pakai sampai kedalaman 3500 meter.2 Mata bor intan (Diamond Bit)Mata bor intan (Diamond Bit) pengguanaannya hanya terbatas untuk membor inti saja, karena : Mata bor intan (Diamond Bit) bekerja berdasarkan penggilingan, bukan berdasarkan pengerukan, sehingga bila di lakukan pemboran menghasilkan rate pemboran yang lebih lambat. Kontak langsung antara intan dengan formasi menyebabkan bit lebih cepat haus. Harga mata bor lebih mahal dibandingkan dengan bit non coringJenis jenis mata bor intan (Diamond Bit) yang ada antara lain adalah : HQ 3 Diamond Bit 34 cts step HQ DT Diamond Bit 34 cts step 3. Jenis mata bor yang digunakan pada pemboran coring ( lihat gambar 3.6 ) Drag bit ( Threewing ) Drilltec NQ core bit3.1.1.6 CasingCasing atau pipa pelindung adalah suatu pipa yang terbuat dari baja, mempunyai ukuran tebalnya lebih tipis dari pipa bor.Fungsi utama casing adalah untuk menahan runtuhnya formasi kedalam lubang bor, mencegah larinya air pembilas kedalam lapisan yang permeable (lost circulation) dan mengontrol tekanan formasi, akan tetapi pada kegiatan pemboran ini casing tersebut tidak digunakan karena batuan yang di dapat adalah batuan kompak sehingga jarang terjadi runtuhan pada dinding pemboran.3.1.2. Alat Alat PengangkatAlat alat pengangkat pada unit mesin bor terdiri dari :3.1.1.5. HoistHoist adalah suatu alat yang di pergunakan intuk menaikkan atau menurunkan pipa bor, memasang atau mencabut casing dan menahan bebas alat alat pemancing. 3.1.2.2. Tali PemboranTali pemboran digunakan untuk menarik beban atau menahan beban pada pengait (snatck block) , dimana beban yang paling berat adalah pada saat pencabutan pipa bor 3.1.3. Alat Alat PutarAlat alat putar pada unit mesin bor adalah menggunakan sistem apindle, dimana daya yang dipindahkan dari mesin utama ke pipa bor dengan perantaraan spindle. 3.1.4. Sistem Sirkulasi (Circulation Sistem)Pada saat pelaksanaan pemboran, lumpur bor di pompakan ke dalam lubang bor dengan perantaraan pipa bor, kemudian keluar dari mata bor (bit) dan kembali ke atas melalui lubang yang terdapat antara pipa bor dengan dinding formasi terus kembali ke bak pembilas. Untuk mengalirkan lumpur bor ini di perlukan unit unit antara lain (lihat gambar 3.7) : Pompa air (water pump) yang digunakan untuk mensirkulasikan air pembilas pada unit mesin bora. Delivery hose sebuah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pembilas dari bak pembilas masuk ke water swivle.3.1.5 Alat Alat Bantu Dalam PemboranUntuk memudahkan melakukan pemboran dan menghindari terjadinya kerusakan pada saat membuka atau memasang pipa bor, tabung dalam atau tabung luar dan casing, sebaiknya di gunakan kunci kunci khusus yang di sediakan (lihat gambar 3.8).

Jenis jenis kunci utama yang umum di gunakan antara lain adalah : Kunci pipa bor (pipe wrenches) dipakai untuk membuka dan memasang pipa bor, dan kunci ini mempunyai beberapa ukuran seperti 12, 18, 24, dan 36. Kunci rantai (Chain Tongs) digunakan untuk membuka casing, baik yang berukuran besar maupun casing yang berukuran kecil. Ukuran kunci ini adalah 12, 18, 24, dan 36. Parmalee wrenches hanya digunakan untuk pemasangan dan membuka tabung luar dan tabung dalam. Ukuran kunci yang digunakan disesuaikan dengan diameter tabung luar dan tabung dalam yang akan di buka atau di pasang.

BAB IV. ANALISA DATA

4.1.Lokasi Pemboran

Salah satu untuk mempermudah kita untuk mengetahui daerah mana yang telah dilaksanakan kegiatan pemboran dan pada kegiatan tersebut agar lebih jelas kita dapat melihat tabel 4.1 dan

Tabel 4.1 Data Titik BorHOLE_IDNORTHINGEASTHINGDIPLOCATIONDEPT M

UTD 001464381.000301546.000-60UPPER TENGKERENG92.60

UTD 001A464371.259301544.911-59UPPER TENGKERENG647.25

UTD 002464370.121301543.691-60UPPER TENGKERENG696.40

LTD 001463826.531 299961.024-60LOWER TENGKERENG417.40

LTD 002463832.067299962.061-60LOWER TENGKERENG184.60

LTD 002A463832.399299961.180-60LOWER TENGKERENG499.70

LTD 003463554.196299856.581-65LOWER TENGKERENG146.30

LTD 003A463583.200299868.078-65LOWER TENGKERENG90.30

4.1.1. Target Pemboran

Kegiatan pemboran yang dilaksanakan setiap hari terdiri dari dua giliran kerja, yaitu giliran satu mulai dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dan giliran dua mulai dari pukul 19.00 WIB sampai dengan 04.00 WIB untuk mendapatkan target yang diinginkan sehingga pemboran tersebut cepat terselesaikan, akan tetapi kegiatan pemboran dihentikan ketika cuaca tidak baik seperti hujan yang turun tidak tentu

4.2 Kendala Pemboran

Dalam melakukan pemboran inti, banyak kendala kendala yang terjadi selama operasi pemboran, dimana kendala kendala ini dapat mempengaruhi lamanya waktu yang di gunakan untuk menyelesaikan pemboran didaerah tersebut. Berdasarkan faktor diatas, kami mencoba mengelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : Faktor-faktor yang berhubungan dengan operasional Faktor alat bor yang digunakan

4.2.1 Faktor Yang Berhubungan Dengan Operasional

Kendala-kendala yang berhubungan dengan operasi pemboran yang di temukan di lapangan antara lain :

4.2.1.1 Tabung Penginti (Core Barell) Dan Pipa Bor Terjepit Atau Putus

Terjepitnya tabung penginti dan pipa bor dapat mengakibatkan tidak dapat berputarnya pipa bor, sehingga dapat menghambat pemboran. Terjepitnya tabung penginti disebabkan oleh : Juru bor kurang berhati hati terhadap peralatan yang digunakan (misalnya menggunakan pipa bor yang melengkung). Juru bor kurang kontrol terhadap sirkulasi air pembilas bor, sehingga serbuk bor tidak terangkat dengan baik. Kedudukan mesin bor kurang baik, sehingga menimbulkan getaran. Akibatnya lubang bor tidak lurus.Untuk mengatasi pipa bor terjepit dalam lubang bor digunakan alat pemancing (fishing tools). Alat alat pemancing ini sangat bervariasi, sehingga tidak ada alat-alat yang khusus dalam melakukan pekerjaan ini. Cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah : Mengecek dengan lilin atau sabun untuk mengetahui kondisi permukaan pipa bor yang tertinggal. Apabila kondisi drat atau ulir pada pipa bor yang terlepas masih dalam kondisi baik, maka gunakan pipa bor yang sesuai dengan ulirnya. Melakukan sirkulasi terus menerus untuk menggerakkan pipa bor yang terjepit oleh serbuk pemboran (cutting). Apabila kapasitas mesin bor tidak memungkinkan untuk mengangkat pipa bor maka dapat dilakukan dengan menggunakan dongkrak untuk menarik pipa bor yang terjepit . Menggunakan alat tap, bila drap pada pipa bor telah rusak.

4.2.1.2 Getaran (vibrasi)

Getaran yang kuat pada peralatan mesin bor, dapat menimbulkan pengaruh yang berbahaya. Getaran ini dapat disebabkan oleh : Kurangnya minyak gemuk (grease) pada drap pipa bor. Putaran mesin (RPM) dan beban (WOB) yang tidak seimbang.

Akibat yang di timbulkan oleh getaran adalah sebagai berikut : core recovery yang di dapat rendah. Cepat ausnya mata bor. Kemajuan penetrasi pemboran lambat.Jadi cara yang dilakukan untuk mengatasi kejadian tersebut yaitu dengan cara menjepitkan bagian dasar rangkaian pemboran dengan kayu atau dengan besi dengan cara menanjakkan ke tanah.

4.2.1.3 kemiringan pemboranKemiringan pada saat pemboran mengakibatkan terjadinya stag atau kendala pada saat pemboran.ini terjadi karena struktur batuan yang kompleks dan juga pengaruh kemiringan pada saat pemboran sehingga mengakibatkan patahnya pipa bor yang dapat memperlambat proses pemboran.Kemirinagn pemboran meruopakan rekomendasi dari perusaahaan itu sendiri,yang berguna untuk mendapatkan corinr yang bagus.

4.2.2 Faktor Alat Pemboran Yang Digunakan

Yang dimaksud dengan kendala yang berhubungan dengan efesiensi alat pemboran adalah waktu yang digunakan untuk penggantian alat dan perbaikan. Tidak tersedianya suku cadang di lokasi maupun digudang Eksplorasi, sehingga merupakan hambatan didalam mencapai target yang di capai. Untuk mengatasi hal tersebut adalah sebelum melakukan kegiatan pemboran kita harus mempersiapkan cadangan pada bagian alat-alat bor.

4.3 Deskkipsi mineral pembawa emas

KhalkopiritTempat Ditemukan : Pegunungan tengah, Irian JayaSistem Cristal : TetragonalWarna : kuning kuninganGoresan : hitam kehijauanBelahan dan pecahan : {001} kadang-kadang jelas ; tak rataKekerasan : 3,5 4Berat jenis : 4,1 4,3Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal,terutama terdapat dalam deposit mesotermal dan hipotermal. Dalam deposit hipotermal, khalkopirit terdapat bersama pirit, turmalin, kuarsa dan kasiterit. Dijumpai juga dalam batuan beku, retas pegmatit dan dalam deposit metamorfisme kontak.

Native GoldTempat Ditemukan : meliputi california dan south dakota,USA,siberia,rusia ,afrika selatan,kanada dan tempat lain di seluruh duniaRumus kimia : Au ( element gold )Sistem Cristal : isometrikWarna : kuning mentega ,kuning keemasanKilap : kilap logam (metallic)Belahan : tidak adaPecahan :hackly (bergerigi)Kekerasan : 2,5 3Berat jenis : 15 19,3Asosiasi mineral :quartz ,nagyagite, calaverite, sylvanite dllLingkinga geologi : pada urat-urat hidrotermal utama,daerah vulkanij, daerah plecer yang tidak terkonsolidasi, pada pegmatik yang granitik,endapatan metamorfosisme kontak, endapan hipotermal, biasanya hadir berupa butiran yang tersebar pada urat- urat kuarsa dengan pirit dan sulfida lainya.

SylvaniteRumus kimia :(Au,g)2 Te 4Tempat Ditemukan : meliputi crpple creek,colorado dan calaveras country,california.teluk bigstone dan danau gold district kirklandSistem Cristal : monoklinWarna : abu-abu perak sampai hampir putih, putih , putih-perak kekuninganKilap : kilap logam (metallic)Belahan : sempurna ( 1 arah)Pecahan :unevenKekerasan : 1,5 2Berat jenis : 8 8,2Asosiasi mineral : gold , quartz ,fliorite ,pyrite, tellurite dllLingkunga geologi : pada urat urat hidrohermal bertempratur rendah, biasa nya pada urat urat asal yang bertemptratur rendah, juga pada endapan tempratur sedang sampai tempratur tinggi,serta biasa nya diantara pada mineral yang terbentuk paling ahir.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan hasil penyelidikan pendahuluan (Reconnaissance) sebagai berikut :1. emas terbentuk dari proses magmatisme atau penkonsentrasian di permukaan.beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrothermal,sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).2. Kendala-kendala dalam pemborana. Faktor-faktor yang berhubungan dengan operasional Juru bor kurang berhati hati terhadap peralatan yang digunakan (misalnya menggunakan pipa bor yang melengkung). Juru bor kurang kontrol terhadap sirkulasi air pembilas bor, sehingga serbuk bor tidak terangkat dengan baik. Kedudukan mesin bor kurang baik, sehingga menimbulkan getaran. Akibatnya lubang bor tidak lurus.3. Penanggulangan pada pemborana. Faktor-faktor yang berhubungan dengan operasional Mengecek dengan lilin atau sabun untuk mengetahui kondisi permukaan pipa bor yang tertinggal. Apabila kondisi drat atau ulir pada pipa bor yang terlepas masih dalam kondisi baik, maka gunakan pipa bor yang sesuai dengan ulirnya. Melakukan sirkulasi terus menerus untuk menggerakkan pipa bor yang terjepit oleh serbuk pemboran (cutting)

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui, bahwa halangan yang berhubungan dengan penggunaan lumpur pemboran cukup dominan, untuk itu disarankan agar menggunakan lumpur pemboran yang sesuai prosedur dan harus didukung dengan fasilitas pengadaannya.2. Untuk mendapatkan target produksi, disarankan untuk melakukan pemboran selama 24 jam.3. Tim suporting lapangan harus saling mendukung dengan tim lapangan, dapat mengantisipasi kelemahan yang ada dalam pelaksanaan kegiatan pemboran. Untuk itu diperlukan peningkatan kesadaran personil.

DAFTAR PUSTAKA

.

1. Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia. 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia2. N.R. Cameron, dkk, 1983, Sumatera, Geologiycal Research and Development Center, Bandung. Thornbury, W.D. 1969, Principle of The Geomorphology, Jhon Willey and Sons, New York USA.3. Bambang , T, 1975, Pengantar Teori Teknik Pemboran, Patra, ITB, Bandung.4. Baroid, Drilling Mud Hand, NL, Baroid, Texas.5. DMEC. Bsc, Manual Of Drilling Technology, Oxonian Press PVt, LTD, New Delhi, 1983.6. Imco Service, Applied Mud Technology, Adivision Of Halliburton Company, 1973.7. Maurer, C. William, Dr. Novel Drilling Technology, Pergamon Press, 1968.8. Purbo, Hadiwijoyo.M.M. Menyusun Laporan Teknik, Penerbit ITB, Bandung.9. Takumi Eguchi, Drilling Tools & Accasories , Koken, Jepang.