326
i LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.L.L DI PUSKESMAS BAKUNASE KECAMATAN KOTA RAJA PERIODE TANGGAL 18 FEBRUARI S/D 18 MEI 2019 Sebagai Laporan Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Dalam Menyelesaikan Pendidikan DIII Kebidanan Pada Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Oleh: AGUSTINA ERFINA DONA NIM : PO.530324016872 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KUPANG 2019

repository.poltekeskupang.ac.idrepository.poltekeskupang.ac.id/385/1/LAPORAN TUGAS AKHIR.pdfi LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.L.L DI PUSKESMAS BAKUNASE

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.L.L

    DI PUSKESMAS BAKUNASE KECAMATAN KOTA RAJA

    PERIODE TANGGAL 18 FEBRUARI S/D 18 MEI 2019

    Sebagai Laporan Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Tugas Akhir Dalam Menyelesaikan Pendidikan DIII Kebidanan

    Pada Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kupang

    Oleh:

    AGUSTINA ERFINA DONA

    NIM : PO.530324016872

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

    PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KUPANG

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah, saya:

    Nama : Agustina Erfina Dona

    NIM : PO. 530324016812

    Jurusan : Kebidanan

    Angkatan : XVIII

    Jenjang : Diploma III

    Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

    Akhir saya yang berjudul :

    “ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.L.L

    DI PUSKESMAS BAKUNASE KECAMATAN KOTA RAJA

    PERIODE TANGGAL 18 FEBRUARI S/D 18 MEI 2019”

    Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

    menerima sanksi yang telah ditetapkan.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Kupang , 31 Mei 2019

    Penulis

    Agustina Erfina Dona

    NIM: PO. 530324016812

  • v

    RIWAYAT HIDUP

    Nama : Agustina Erfina Dona

    Tempat/tanggal lahir : Maumere, 28 Agustus 1976

    Agama : Katolik

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : JL.K.S Tubun, RT/RW. 025/005. Kelurahan Kota Baru.

    Kecamatan Alok Timur.

    Riwayat Pendidikan :

    1. SDI Inpres Iligetang, tamat tahun 1988

    2. SMPK Virgo Fidelis, tamat tahun 1991

    3. Program Pendidikan Bidan C Ruteng, tamat tahun 1996

    4. Tahun 2016 s/d sekarang sedang mengikuti pendidikan DIII Kebidanan pada

    Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai

    kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

    berkelanjutan pada Ny.L.L.L. di Puskesmas Bakunase” dengan baik dan tepat

    waktu.

    Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan

    memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan Politeknik

    Kesehatan Kemenkes Kupang.

    Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak

    bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis

    ingin mengucapkan terimakasih kepada :

    1. R. H Kristin SKM., M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

    Kupang.

    2. Dr. Mareta Bakale Bakoil, SST, MPH, selaku Ketua Jurusan DIII Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

    3. Bringiwatty Batbual, Amd.Keb.S.Kep.Ns.M.Sc selaku Pembimbing dan

    Penguji II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada

    penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.

    4. Ni Luh Made Diah PA, SST. M. Kes selaku Penguji I yang telah memberikan

    bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas

    Akhir ini dapat terwujud.

    5. dr. Maria V Ivonny D.Ray Selaku Kepala Pusksesmas Bakunase yang telah

    memberikan ijin dan membantu penelitian ini..

    6. Theresia Bano SST. M.Kes selaku Pembimbing Lahan Paraktek di Puskesmas

    Bakunase yang telah memberi ijin dan membantu penelitian ini.

  • vii

    7. Suami dan anak-anakku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

    materil, serta kasih sayang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis.

    8. Ny.L.L.L dan keluarga atas kesediaan menjadi rsponden sehingga Laporan

    Tugas Akhir ini dapat terwujud.

    9. Pemerintah Kabupaten Sikka yang sudah memberikan ijin dan dana bagi

    penulis untuk mengikuti pendidikan di Prodi DIII Kebidanan Politeknik

    Kesehatan Kemenkes Kupang.

    10. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kupang yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi

    maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

    11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

    dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

    kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan

    penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

    penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

    Kupang, Mei 2019

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iv

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi

    DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xii

    ABSTRAK .............................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

    A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8 E. Keaslian Laporan Kasus ............................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 11

    A. Tinjauan Medis ........................................................................................... 11 B. Standar Asuhan Kebidanan ....................................................................... 131 C. Kriteria Pencatatan Laporan Kasus ........................................................... 134 D. Wewenang Bidan ...................................................................................... 135 E. Asuhan Kebidanan .................................................................................... 138 F. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 201

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 202

    A. Jenis Laporan Kasus ................................................................................. 202 B. Lokasi Dan Waktu .................................................................................... 202 C. Subyek Laporan Kasus ............................................................................. 203 D. Instrumen .................................................................................................. 203 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 204 F. Triangulasi Data ........................................................................................ 206 G. Alat dan Bahan .......................................................................................... 207 H. Etika Penelitian ......................................................................................... 207

    BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ......................................... 209

    A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 209 B. Tinjauan Kasus ......................................................................................... 209 C. Pembahasan .............................................................................................. 252

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 279

    A. SIMPULAN .............................................................................................. 279 B. SARAN ...................................................................................................... 280

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Tambahan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil .......................................... 20

    Tabel 2.2 Anjuran Makan Sehari Untuk Ibu Hamil .......................................... 23

    Tabel 2.3 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Menggunakan Jari ....................... 28

    Tabel 2.4 Skor Poedji Rochjati ......................................................................... 35

    Tabel 2.5 Perkembangan Sistem Pulmoner .................................................... 110

    Tabel 2.6 Nilai APGAR Bayi Baru Lahir ....................................................... 119

    Tabel 2.7 Tinggi Fundus Uteri ........................................................................ 180

    Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifaas yang Lalu ................... 201

    Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan Saat Ini ........................................................... 202

    Tabel 4.3 Pola Kebiasaan Sehari-Hari ............................................................ 203

    Tabel 4.4 Asuhan Kebidanan Kala I ............................................................... 217

    Tabel 4.5 Asuhan Kebidanan Kala IV Pada Ibu Nifas.................................... 227

    Tabel 4.6 Asuhan Kebidanan Kala IV Pada Bayi Baru Lahir......................... 228

    Tabel 4.7 Apgar Score..................................................................................... 230

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 Partograf ........................................................................................... 51

    Gambar 2 Konsep Dasar Keluara Berencana .................................................. 124

    Gambar 3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 192

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Partograf

    Lampiran 2 Lembar Konsultasi Tugas Akhir

    Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responder

    Lampiran 4 Jadwal Kunjungan Rumah (Home Care)Ibu Hamil

    Lampiran 5 Jadwal Kunjungan Rumah ( Home Care ) Nifas Dan Neonatus

    Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Awal

    Lampiran 7 Buku KIA

    Lampiran 8 Leaflet

    Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )

    Lampiran 10 Dokumentasi

  • xii

    DAFTAR SINGKATAN

    AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

    AKB : Angka Kematian Bayi

    AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

    AKI : Angka Kematian Ibu

    ANC : Ante Natal Care

    ASEAN : Association of South East Asia Nations

    ASI : Air Susu Ibu

    BBL : Bayi Baru Lahir

    BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

    BCG : Bacille Calmette-Guerin

    BTA : Basil Tahan Asam

    CPD : Cephalo Pelvic Disproportion

    DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus

    DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

    HCG : Human Chorionic Gonadotropin

    HIV : Human Immunodeficiency Virus

    IMD : Inisiasi Menyusu Dini

    IMS : Infeksi Menular Seksual

    IUD : Intrauterine Device

    IUGR : Intra Uterine Growth Restriction

    KB : Keluarga Berencana

    KEK : Kurang Energi Kronis

    KH : Kelahiran Hidup

    KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

    KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

    KMS : Kartu Menuju Sehat

    MAL : Metode Amenore Laktasi

    OUE : Ostium Uteri Eksternum

    OUI : Ostium Uteri Internum

    PAP : Pintu Atas Panggul

    P4K : Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan

    Komplikasi

    SAR : Segmen Atas Rahim

    SBR : Segmen Bawah Rahim

    SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisa data, Penatalaksanaan

    SC : Sectio Caesarea

    SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus

    TFU : Tinggi Fundus Uteri

    TT : Tetanus Toxoid

    USG : Ultrasonografi

    WHO : World Health Organization

  • xiii

    ABSTRAK

    Kementerian Kesehatan RI

    Politeknik Kesehatan Kupang

    Jurusan Kebidanan

    Laporan Tugas Akhir

    Mei 2019

    Agustina Erfina Dona

    “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. L.L.L

    di Puskesmas Bakunase Kecamatan Kota Raja

    Periode Tanggal 18 Februari s/d 18 Mei 2019”.

    Latar Belakang: Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan

    tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup

    praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Rahmawati, 2012).Asuhan

    kebidanan komprehensif adalah asuhan kebidanan yang dilakukan mulai Antenatal

    Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), dan Bayi Baru Lahir

    (BBL) secara berkelanjutan pada pasien.Ukuran yang dipakai untuk menilai baik-

    buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau

    daerah pada umumnya ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut

    definisi World Health Organization “kematian maternal ialah kematian seorang

    wanita waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh

    sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk

    mengakhiri kehamilan” (Saifuddin, 2014).

    Tujuan: Menerapkan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. L. L. L. di

    Puskesmas Bakunase Periode 18 Februari s/d 18 Mei 2019.

    Metode Penelitian: Penilitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan

    Pada Ny. L.L.L di Puskesmas Bakunase Kecamatan Kota RajaPeriode Tanggal 18

    Februari s/d 18 Mei 2019”dilakukan dengan menggunakan metode studi penelan

    kasus yang terdiri dari unit tunggal.

    Hasil Penelitian: Selama penulis memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan, ibu

    tidak mengalami penyulit apapun.

    Kesimpulan: Setelah melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada ibu dari

    masa kehamilan sampai bersalin, ibu dan bayi dalam kondisi yang sehat dan ibu

    mau menerima dan mengikuti anjuran yang diberikan.

    Kata Kunci: Asuhan kebidanan berkelanjutan

    Kepustakaan: 30 buku (2009 - 2018) dan akses internet.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang

    dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya

    berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Rahmawati, 2012).Asuhan kebidanan

    komprehensif adalah asuhan kebidanan yang dilakukan mulai Antenatal Care

    (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care (PNC), dan Bayi Baru Lahir

    (BBL) secara berkelanjutan pada pasien.Ukuran yang dipakai untuk menilai

    baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu

    negara atau daerah pada umumnya ialah kematian maternal (maternal mortality).

    Menurut definisi World Health Organization “kematian maternal ialah kematian

    seorang wanita waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya

    kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang

    dilakukan untuk mengakhiri kehamilan” (Saifuddin, 2014).

    Salah satu target pembangunan Sustainable Development Goals atau yang

    dikenal dengan SDGs adalah mengurangi kematian ibu hingga di bawah 70 per

    100.000 kelahiran hidup pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang

    dapat dicegah, seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal

    setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 25

    per 1.000 kelahiran hidup serta menurunkan angka kematian anak. Kesehatan ibu

    dan anak merupakan indikator penting kesehatan seluruh masyarakat. Kesehatan

    ibu mencakup kesehatan wanita usia subur mulai dari pra kehamilan, persalinan

    dan kelahiran, serta dalam masa pasca partum. World Health Organization

    (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahunnya 500.000 wanita meninggal akibat

    kehamilan atau persalinan. Sebesar 99 persen dari kematian tersebut terjadi di

  • 2

    negara berkembang, Sebesar 86 persen dari persalinan terdapat di negara

    berkembang sedangkan 50 persen dari persalinan terjadi di Asia. Setiap hari di

    Tahun 2013 sekitar 800 perempuan di dunia meninggal karena komplikasi

    kehamilan dan kelahiran anak. Hampir semua kematian ini terjadi karena

    rendahnya pengaturan sumber daya dan sebagian besar dapat dicegah. Penyebab

    utama kematian ibu yakni perdarahan,hipertensi, infeksi, dan penyebab tidak

    langsung (Panduan SDGs, 2015).

    Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia sampai saat ini masih tinggi, dan

    merupakan salah satu masalah kesehatan yang belum dapat diatasi secara tuntas.

    Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun

    2012, Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran

    hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 40 per 1.000 kelahiran

    hidup. Hasil survey Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tertinggi

    dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, yakni 307 per 100.000

    kelahiran. Tingginya AKI menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Indonesia

    masih belum baik (Kemenkes RI, 2015a).

    Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat kenaikan

    AKI di Indonesia yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 per 100.000 KH.

    Lima (5) penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam

    Kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di

    Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu

    perdarahan, HDK, dan infeksi, namun proporsinya telah berubah, dimana

    perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK

    proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25 persen kematian ibu di Indonesia

    pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (Kemenkes RI, 2015a).

    Sementara itu, laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota se-

    Provinsi NTT menunjukkan kasus kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 178

    kasus atau 133 per 100.000 KH, selanjutnya pada tahun 2016 menurun menjadi

    177 kasus atau 131 per 100.000 KH, sedangkan tahun 2017 menurun lagi

  • 3

    menjadi 163 kasus atau 120 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi NTT,

    2017). Data Dinkes Kota Kupang AKI tahun 2017 sebanyak 49 per 100.000

    kelahiran hidup, jumlah absolut kematian pada tahun 2017 berjumlah 4 kasus

    dengan rincian penyebab kematian ibu 2 kasus disebabkan oleh perdarahan dan 1

    kasus kematian karena cardiac acut,1 kasus karena sepsis. Untuk itu diharapkan

    kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya untuk

    mempercepat akselerasi penurunan AKI diwilaya kota kupang melalui upaya

    upaya inovatif lainnya dalam pengawasan ibu hamil, bersalin, dan nifas

    sementara di Puskesmas Bakunase dalam tahun 2017 tidak ada kasus kematian

    ibu.

    Program pemerintah dalam upaya penurunan AKI dan AKB salah satunya

    adalah Expanding Maternal Neonatal Survival (EMAS) dengan target penurunan

    AKI dan AKB sebesar 25 persen. Program ini dilakukan di provinsi dan

    kabupaten yang jumlah kematian ibu dan bayinya besar (Kemenkes RI, 2015).

    Usaha yang sama juga diupayakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT, untuk

    mengatasi masalah ini maka Provinsi NTT telah menginisiasi terobosan-

    terobosan dengan Revolusi KIA dengan motto semua ibu melahirkan di fasilitas

    kesehatan yang memadai, yang mana pencapaian indikator antaranya adalah

    menurunnya peran dukun dalam menolong persalinan atau meningkatkan peran

    tenaga kesehatan terampil dalam menolong persalinan (Profil Dinkes Propinsi

    NTT, 2015).

    Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

    antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan

    distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12

    minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua

    kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar

    waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu

    hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan

    penanganan dini komplikasi kehamilan.Pencapaian pelayanan kesehatan ibu

  • 4

    hamil dapat dinilai dengan menggunakan indicator cakupan K1 dan K4. Laporan

    Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTT pada tahun 2016 pencapaian cakupan

    kunjungan ibu hamil (K1) sebesar 76,4 persen dari target 100 persen, sedangkan

    pada tahun 2015 sebesar 72,7 persen berarti terjadi peningkatan sebanyak 3,7

    persen. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2016 sebesar 58,6

    persen dari target 95 persen, sedangkan pada tahun 2017 sebesar 54,5 persen

    berarti terjadi penurunan sebanyak 4,1 persen. Data Dinkes Kota Kupang

    pencapaian K1 pada tahun 2017sebesar 94,5 persen dan tahun 2016 sebesar 98,6

    persen berarti terjadi penurunan sebanyak 4,1 persen dari pencapaian cakupan

    persalinan nakes 51,96 persen di tahun 2017. Data yang diperoleh dari

    Puskesmas Bakunase tahun 2018 jumlah ibu hamil 1248 orang, pencapaian

    cakupan K1 82,3 persen dari target 100 persen, cakupan K4 76,2 persen dari

    target 95 persen.

    Upaya kesehatan ibu bersalin juga dilaksanakan dalam rangka mendorong

    agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu Dokter

    Spesialis Kebidanan danKandungan (SPOG), dokter umum dan bidan, serta

    diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pencapaian upaya

    kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong

    tenaga kesehatan terlatih.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

    di Indonesia mengalami penurunan dari 88,85 persen pada tahun 2015 menjadi

    83,67 persen pada tahun 2017, pencapaian ini telah memenuhi target renstra yaitu

    79 persen. Propinsi NTT sendiri cakupan persalinan nakes pada tahun 2017

    sebesar 51,96 persen, sedangkan pada tahun 2015 mencapai 65,4 persen, ini

    berarti mengalami penurunan dan belum mencapai target renstra 75 persen

    (Profil Dinkes Propinsi NTT, 2017). Data yang diperoleh dari Puskesmas

    Bakunase tahun 2018 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 81,12 persen

    dari target 100 persen.

  • 5

    Masa nifas adalah periode mulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca

    persalinan.Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan yang

    dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu 6 –

    8 jam post persalinan, 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu

    post partum. Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator

    cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Cakupan kunjungan

    nifas (KF3) di Indonesia mengalami kenaikan dari 84,41 persen pada tahun 2016

    menjadi 87,36 persen pada tahun 2017 (Kemenkes RI, 2017). Data Dinkes

    Kupang Kota cakupan kunjungan nifas (KF3) tahun 2016 mencapai 94,6 persen

    dan tahun 2017 sedikit menurun menjadi 88,1 persen. Data dari Puskesmas

    Bakunase tahun 2018 cakupan KF3 81,12 persen dari cakupan persalinan 81,12

    persen. Hal ini menunjukan bahwa semua ibu nifas sudah mendapat pelayanan

    KF3.

    Beralih dari upaya pemeliharaan kesehatan ibu, upaya pemeliharaan

    kesehatan anak juga penting, ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan

    datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka

    kematian anak. Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi NTT mengalami

    fluktuasi dari tahun 2014-2017, pada tahun 2014 kasus kematian bayi sebanyak

    1280 kasus dengan AKB sebesar 14 per 1.000 KH, meningkat pada tahun 2015

    menjadi 1488 kasus dengan AKB sebesar 11,1 per 1.000 KH dan tahun 2016

    menurun menjadi 704 kasus dengan AKB 5 per 1.000 KH dan pada tahun 2017

    meningkat menjadi 1104 kasus dengan AKB 7,7 per 1.000 KH (Profil Dinkes

    Propinsi NTT, 2017). Data Dinkes Kota Kupang 2016, AKB sebanyak 2,05 per

    1000 kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan terdapat 17 kasus kematian

    bayi dari 8.304 kelahiran hidup, sedangkan untuk lahir mati berjumlah 30 kasus.

    Data Puskesmas Bakunase AKB dalam tahun 2018 tidak ada kematian bayi.

    pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan

    neonatal, dari dua kali (satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8-28

    hari) menjadi tiga kali (dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8–28

  • 6

    hari), dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini

    yaitu pada umur 6-48jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. Cakupan

    kunjungan Neonatal lengkap di DINKES Kota Kupang pada tahun 2016

    mengalami peningkatan mencapai 92,24 persen jika dibandingkan dengan

    capaian pada tahun 2014 sebesar 82,60 persen (Kemenkes RI, 2017). Data

    puskesmas Bakunase cakupan KN lengkap 81,3 persen dari pencapaian cakupan

    persalinan 81,12 persen.

    Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan

    sehingga peluang wanita melahirkan cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia

    subur seorang wanita biasanya antara umur 14 – 49 tahun. Oleh karena itu untuk

    mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita lebih

    diprioritaskan untuk menggunakan alat/ cara KB. Peraturan Pemerintah Republik

    Indonesia nomor 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan

    Pembangunan Keluarga. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi

    untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda

    melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak

    melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu,

    program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar tercapai

    rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan

    kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Presentase peserta KB baru terhadap

    pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,46 persen lebih

    rendah dibandingkan pencapaian tahun 2014 yang sebesar 16,51 persen

    (Kemenkes RI, 2015). Data dari Dinas Kesehatan Propinsi NTT tahun 2015 PUS

    berjumlah 865.410, akseptor KB baru 75.856 atau 8,8 persen dan jumlah

    akseptor KB aktif 455.570 atau 52,6 persen. Hal ini menunjukan sebagian besar

    PUS sudah menggunakan alat dan obat kontrasepsi. Menurut data Dinas

    Kesehatan Kabupaten Kota Kupang PUS 46218, peserta KB baru di kabupaten

    Kota Kupang pada tahun 2016 sebanyak 3941 orang atau 8,53 persen dan peserta

    KB aktif 24.789 atau53,63 persen. Data puskesmas Bakunase jumlah peserta KB

  • 7

    baru 554 akseptor dengan metode IUD sebanyak 78 orang, implant 94 orang,

    suntikan 3 bulanan 294 orang, pil 72 orang dan kondom 15 orang dan KB aktif

    2.203 akseptor dengan metode IUD 123 orang, kondom 36 orang, suntikan 1.719

    orang, pill 316 orang.

    Sebenarnya AKI dan AKB dapat ditekan melalui pelayanan asuhan

    kebidanan secara komprehensif yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan

    sayang bayi yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Melalui asuhan

    komprehensif faktor risiko yang terdeteksi saat awal pemeriksaan kehamilan

    dapat segera ditangani sehingga dapat mengurangi faktor risiko pada saat

    persalinan, nifas, dan pada bayi baru lahir, dengan berkurangnya faktor risiko

    tersebut maka kematian ibu dan bayi dapat dicegah.

    Salah satu fakta yang dapat berlangsung dapat di upayakan adalah

    meningkatkan mutu pelayanan. Sarana kesehatan sebagai unit organisasi

    pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat

    perkembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan

    pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang

    tinggal disuatu wilayah kerja tertentu (Manuaba, 2010).

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memberikan Asuhan

    Kebidanan Secara Berkelanjutan pada Ny. L. L. L. di Puskesmas Bakunase

    Periode 18 Februari sampai dengan 18 Mei 2019.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka disusun rumusan masalah

    sebagai berikut “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. L. L. L.

    di Puskesmas Bakunase Periode 18 Februari s/d 18 Mei 2019?”

  • 8

    C. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Menerapkan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. L. L. L. di

    Puskesmas Bakunase Periode 18 Februari s/d 18 Mei 2019.

    2. Tujuan Khusus

    1) Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. L. L. L. di

    Puskesmas Bakunase.

    2) Melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan Ny. L. L. L. di Puskesmas

    Bakunase.

    3) Melakukan Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny. L. L. L. di Puskesmas

    Bakunase.

    4) Melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By Ny. L. L. L.

    di Puskesmas Bakunase.

    5) Melakukan Asuhan Kebidanan KB/Kespro pada Ny. L. L. L. di

    Puskesmas Bakunase.

    Penulis dapat menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di

    lapangan pada Asuhan Kebidanan pada Ny. L. L. L. di Puskesmas Bakunase

    Periode 18 Februari s/d 18 Mei 2019.

    D. Manfaat Penulisan

    1. Teoritis

    Hasil studi ini dapat sebagai pertimbangan, masukan untuk menambahkan

    wawasan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan berkelanjutan

    (Antenatal Care, Intranatal Care, Postnatal Care dan Neonatus).

    2. Aplikatif

    a. Institusi

    Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan masukan

    penanganan asuhan kebidanan berkelanjutan sehingga dapat menambah

    pengetahuan tentang asuhan-asuhan yang dapat diberikan pada asuhan

  • 9

    kebidanan secara berkelanjutan.

    b. Profesi

    Hasil studi ini dapat digunakan sebagai sumbangan teoritis maupun

    aplikatif bagi organisasi profesi bidan dalam upaya asuhan kebidanan

    secara berkelanjutan, sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan

    secara professional dan sesuai dengan kode etik kebidanan.

    c. Klien dan Masyarakat

    Diharapkan klien dan masyarakat lebih aktif dan tanggap terhadap semua

    informasi dan pelayanan kesehatan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

    baru lahir. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini komplikasi

    yang mungkin saja terjadi, sebagai pencegah komplikasi lebih lanjut dan

    sebagai peningkatan taraf kesehatan klien dan masyarakat.

    E. Keaslian Laporan Kasus

    1. Novitasari melakukan studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan

    Komprehensif pada Ny. R. dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan

    asuhan bayi baru lahir sejak Bulan Februari sampai Maret 2014 di Puskesmas

    Selomerto II Kabupaten Wonosobo dengan metode 7 langkah Varney.

    2. Indriati melakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus berjudul

    Asuhan Kebidanan Komperhensif pada Ny. K. umur 26 tahun, di wilayah

    kerja Puskesmas Kiajaran Wetan Indramayu pada Tahun 2011. Asuhan yang

    diberikan pada masa kehamilan berupa ketidak nyamanan fisiologis yang

    paling mengganggu, sedangkan pada persalinan hingga BBL normal

    3. Agustina Erfina Dona melakukan studi kasus berjudul Asuhan Kebidanan

    Berkelanjutan pada Ny. L. L. L. di Puskesmas Bakunase Kecamatan Kota

    Raja Periode 18 Februari s/d 18 Mei 2019. Asuhan yang diberikan pada masa

    kehamilan berupa kehamilan, persalinan, BBL, nifas, dan KB.

    Perbedaan dengan peneliti sebelumnya adalah tahun penelitian, subyek

    penelitian, tempat penelitian, dan hasil penelitian. Persamaan dengan studi

  • 10

    kasus yang peneliti lakukan adalah sama-sama memberikan asuhan kepada

    ibu hamil dengan masalah ketidak nyamanan fisiologis yang paling

    mengganggu, asuhan pada persalinan, nifas BBL, dan KB.

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Medis

    1. Asuhan Kebidanan Kehamilan

    a. Konsep Dasar Kehamilan

    Pengertian

    Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum

    kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi.Kehamilan normal

    akan berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan.Menurut kalender

    internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir.Kehamilan

    dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama dimulai dari 0-12

    minggu,trimester kedua 13-27 minggu,dan trimmest er tiga 28-40 minggu

    (Saifudin 2014).

    Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang

    terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovun (sel telur) dan

    spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot

    kemudian bernidasi (penanaman ) pada uterus dan pembentukan plasenta

    dan tahap akir adalah tumbuh kembanghasil konsepsi sampai aterm

    (Manuaba,dkk 2012). Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

    atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba,

    2012).

    Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut

    hydremia atau hypervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah

    kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi

    hemodilusi atau pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding

    sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%

    (prawirohardjo, 2009). Peningkatan volume darah total dimulai awal

  • 12

    trimester pertama, yang kemudian meningkat pesat hingga pertengahan

    kehamilan dan kemudian melambat hingga menjelang minggu ke-32.

    Setelah itu volume darah meningkat relative stabil meski massa eritrosit

    tetap meningkat (varney, 2009).

    Anemia pada kehamilan adalah anemia karna kekurangan zat besi.

    Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi

    dengan makanan, karena gangguan absorbs, atau terlampau banyaknya

    zat besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Apabila asupan zat

    besi tidak ditambah dalam kehamilan, maka mudah terjadi defisiensi zat

    besi. Terutama di daerah katulistiwa zat besi lebih banyak keluar melalui

    keringat (prawirohardjo, 2010). Anemia pada kehamilan merupakan

    masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social

    ekonomi masyarakat. Anemia kehamilan disebut “ potensia danger to

    mother and child”, karena itu anemia merupakan perhatian serius dari

    semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan

    (Manuaba, 2010) . angka kejadian anemia pada kehamilan di Indonesia

    menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu (3,8%) pada trimester 1,

    (13,6%) trimester II dan III (24,8%) (Manuaba,2010).

    Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan,

    kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dengan ovum

    dilanjutkan dengan nidasi sampai lahirnya janin yang normalnya akan

    berlangsung dalam waktu 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari

    pertama haid terakhir.

  • 13

    b. Tujuan asuhan kehamilan

    Tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:

    a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

    tumbuh kembang janin Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

    fisik, mental dan sosial pada ibu dan bayi

    b) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

    mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

    kebidanan dan pembedahan

    c) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

    ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

    d) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

    Eksklusif

    e) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

    agar dapat tumbuh kembang secara normal.

    c. Tanda - Tanda Kehamilan Trimester III

    Tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :

    1) Denyut jantung janin

    Denyut jantung janin dengan stetoskop Leanec pada minggu 17-

    18, Pada orang gemuk lebih lambat, dengan stetoskop ultrasonic (Doppler)

    DJJ dapat didengar lebih awal lagi sekitar minggu ke-12. Melakukan

    auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain,

    seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

  • 14

    2) Gerakan janin dalam rahim

    Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan 12 minggu,

    tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-28 minggu

    pada multigravida, karena pada usia kehamilan tersebut ibu hamil dapat

    merasakan gerakan halus hingga tendangan kaki bayi. Ibu primigravida

    dapat merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 18-20 minggu.

    3) Tanda Braxton-hiks

    Uterus yang dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk

    uterus dalam masa hamil, pada keadaan uterus yang membesar tapi tidak

    ada kehamilan misalnya pada mioma uteri maka tanda ini tidak ditemukan.

    1) Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester III

    Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan

    kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua. Adapun perubahan

    psikologi antara lain: rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa

    dirinya jelek, aneh dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan

    ketika bayi tidak hadir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya

    fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan

    keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak

    normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan

    kekhawatirannya, merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya,

    merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif).

  • 15

    d. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan Trimester III

    1. Perubahan Fisiologi

    Trimester III adalah sering disebut periode penantian dengan penuh

    kewaspadaan. Pada kehamilan trimester akhir, ibu hamil akan

    merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir

    kehamilan (Pantikawati, 2010).

    Menurut Pantikawati tahun 2010 perubahan fisiologi ibu hamil

    trimester III kehamilan sebagai berikut :

    a) Uterus

    Trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus

    uteri dan berkembang menjadi Segmen Bawah Rahim

    (SBR). Kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas

    uterus, SBR menjadi lebih lebar dan tipis, tampak batas yang

    nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah

    rahim yang lebih tipis. Batas ini dikenal sebagai lingkaran

    retraksi fisiologis dinding uterus.

    b) Sistem payudara

    Trimester III pertumbuhan kelenjar mamae membuat

    ukuran payudara semakin meningkat, pada kehamilan 32

    minggu warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat

    encer. Kehamilan 34 minggu sampai anak lahir, cairan yang

    keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung

    lemak. Caiaran ini disebut kolostrum.

    c) Sistem traktus urinarius

    Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu

    atas panggul yang menyebabkan keluhan sering kencing akan

    timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan

    kembali.

  • 16

    d) Sistem pencernaan

    Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon

    progesteron yang meningkat, selain itu perut kembung juga

    terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam

    rongga perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke

    arah atas dan lateral.

    e) Sistem respirasi

    Kehamilan 32 minggu ke atas karena usus-usus

    tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga

    diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan

    kebanyakan wanita hamil mengalami kesulitan bernafas.

    f) Sistem kardiovaskuler

    Jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara

    5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan

    masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan ini

    belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama

    dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel

    juga akan mengalami perubahan. Kehamilan terutama trimester

    ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan

    secara bersamaan limfosit dan monosit.

    g) Sistem integumen

    Kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

    menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan

    mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal

    dengan striae gravidarum. Ibu multipara, selain striae

    kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak

    berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

    Kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan

    berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea

  • 17

    nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada

    wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma

    gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga

    akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang

    berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.

    h) Sistem muskuloskletal

    Sendi pelvik pada kehamilan sedikit bergerak.

    Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita

    hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah

    secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang

    membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot dan

    peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan

    membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita

    bergeser ke depan. Pergerakan menjadi sulit dimana sturktur

    ligament dan otot tulamg belakang bagian tengah dan bawah

    mendapat tekanan berat. Wanita muda yang cukup berotot

    dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Lordosis

    progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan

    normal selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah

    dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang

    besar dan fleksi anterior leher.

    i) Sistem metabolisme

    Perubahan metabolisme adalah metabolisme basal naik

    sebesar 15 persen-20 persen dari semula terutama pada

    trimester ke III. Keseimbangan asam basa mengalami

    penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq perliter

    disebabkan hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang

    diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi

    untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan

  • 18

    organ kehamilan janin dan persiapan laktasi. Kebutuhan

    makanan diperlukan protein tinggal ½ gr/kg BB atau sebutir

    telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat,

    lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil

    meliputi fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari dan zat besi, 800

    mgr atau 30-50 mgr sehari. Ibu hamil memerlukan air cukup

    banyak dan dapat terjadi retensi air (Romauli, 2011).

    j) Sistem berat badan dan indeks masa tubuh

    Kenaikan berat badan sendiri sekitar 5,5 kg dan

    sampai akhir kehamilan 11-12 kg. Cara yang di pakai untuk

    menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan

    menggunakan indeks masa tubuh yaitu dengan rumus berat

    badan dibagi tinggi badan pangkat dua. Pertambahan berat

    badan ibu hamil menggambarkan status gizi selama hamil, jika

    terdapat keterlambatan dalam penambahan berat badan ibu ini

    dapat mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat

    menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uteri

    (Romauli, 2011).

    k) Sistem darah dan pembekuan darah

    (1) Sistem darah

    Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian.

    Bahan intraseluler adalah cairan yang disebut plasma dan

    di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, sel darah. Volume

    darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55

    persennya adalah cairan sedangkan 45 persen sisanya

    terdiri atas sel darah. Susunan darah terdiri dari air 91,0

    persen, protein 8,0 persen dan mineral 0.9 persen (Romauli,

    2011).

  • 19

    (2) Pembekuan darah

    Pembekuan darah adalah proses yang majemuk dan

    berbagai faktor diperlukan untuk melaksanakan pembekuan

    darah sebagaimana telah diterangkan.Trombin adalah alat

    dalam mengubah fibrinogen menjadi benang fibrin.

    Thrombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam

    pembuluh. Protombin yang kemudian diubah menjadi zat

    aktif thrombin oleh kerja trombokinase. Trombokinase atau

    trombokiplastin adalah zat penggerak yang dilepasakan

    kedarah ditempat yang luka (Romauli, 2011).

    l ) Sistem persyarafan

    Perubahan fungsi sistem neurologi selama masa hamil, selain

    perubahan-perubahan neurohormonal hipotalamus-hipofisis.

    Perubahan fisiologik spesifik akibat kehamilan dapat terjadi

    timbulnya gejala neurologi dan neuromuscular berikut: kompresi

    saraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat

    menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah, lordosis dan

    dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf

    atau kompresi akar saraf, hipokalsenia dapat menyebabkan

    timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau tetan,

    nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan

    (sinkop) sering terjadi awal kehamilan, nyeri kepala akibat

    ketegangan umu timbul pada saat ibu merasa cemas dan tidak

    pasti tentang kehamilannya, akroestesia (gatal ditangan) yang

    timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, dirasakan dirasakan

    pada beberapa wanita selam hamil, edema yang melibatkan saraf

  • 20

    perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama

    trimester akhir kehamilan (Romauli, 2011).

    2) Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester III

    Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran

    dan kedudukan sebagai orang tua. Adapun perubahan psikologi

    antara lain: rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya

    jelek, aneh dan tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika

    bayi tidak hadir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik

    yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya,

    khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

    bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya,

    merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan

    perhatian, perasaan mudah terluka (sensitif), libido menurun

    (Pantikawati, 2010).

    e. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III

    1) Keputihan

    Keputihan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi

    kelenjar dan lendir endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar

    estrogen (Marmi, 2014). Cara mencegahnya yaitu tingkatkan kebersihan

    (personal hygiene), memakai pakaian dalam dari bahan katun, dan

    tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur (Romauli,

    2011).

    2) Nocturia (sering buang air kecil)

    Trimester III, nocturia terjadi karena bagian terendah janin akan

    menurun dan masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung

    pada kandung kemih. Cara mengatasinya yakni perbanyak minum pada

  • 21

    siang hari tidak pada malam hari dan membatasi minuman yang

    mengandung bahan kafein seperti teh, kopi, dan soda (Marmi, 2014).

    3) Sesak Napas

    Hal ini disebabkan oleh uterus yang membesar dan menekan

    diafragma. Cara mencegah yaitu dengan merentangkan tangan di atas

    kepala serta menarik napas panjang dan tidur dengan bantal ditinggikan

    (Bandiyah, 2009).

    4) Konstipasi

    Konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan

    relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah

    progesterone. Cara mengatasinya yakni minum air 8 gelas per hari,

    mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayur

    dan istirahat yang cukup (Marmi, 2014).

    5) Haemoroid

    Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi, oleh sebab itu semua

    hal yang menyebabkan konstipasi berpotensi menyebabkan haemoroid.

    Cara mencegahnya yaitu dengan menghindari terjadinya konstipasi dan

    hindari mengejan saat defekasi (Marmi, 2014).

    6) Oedema pada kaki

    Hal ini disebabkan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan pada vena

    bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan karena uterus membesar

    pada vena-vena panggul, saat ibu berdiri atau duduk terlalu lama dalam

    posisi terlentang. Cara mencegah yakni hindari posisi berbaring terlentang,

    hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan berbaring ke

    kiri dengan kaki agak ditinggikan, angkat kaki ketika duduk atau istirahat,

    dan hindari pakaian yang ketat pada kaki (Marmi, 2014).

  • 22

    7) Varises kaki atau vulva

    Varises disebabkan oleh hormon kehamilan dan sebagian terjadi

    karena keturunan, pada kasus yang berat dapat terjadi infeksi dan

    bendungan berat. Bahaya yang paling penting adalah thrombosis yang

    dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah. Cara mengurangi atau

    mencegah yaitu hindari berdiri atau duduk terlalu lama, senam, hindari

    pakaian dan korset yang ketat serta tinggikan kaki saat berbaring atau

    duduk (Bandiyah, 2009).

    f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

    Menurut Walyani tahun 2015 kebutuhan fisik seorang ibu hamil

    adalah sebagai berikut :

    1) Nutrisi

    Tabel 2.1 Tambahan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

    Nutrisi Kebutuhan Tidak

    Hamil/Hari

    Tambahan Kebutuhan

    Hamil/Hari

    Kalori 2000-2200 kalori 300-500 kalori

    Protein 75 gram 8-12 gram

    Lemak 53 gram Tetap

    Fe 28 gram 2-4 gram

    Ca 500 mg 600 mg

    Vitamin A 3500 IU 500 IU

    Vitamin C 75 mg 30 mg

    Asam Folat 180 gram 400 gram

    Sumber : Kritiyanasari, 2010

  • 23

    a) Energi/Kalori

    Sumber tenaga digunakan untuk tumbuh kembang janin dan

    proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi

    pembentukan sel baru, pemberian makan ke bayi melalui plasenta,

    pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin, untuk

    menjaga kesehatan ibu hamil, persiapan menjelang persiapan

    persalinan dan persiapan laktasi, kekurangan energi dalam asupan

    makan akan berakibat tidak tercapainya berat badan ideal selama

    hamil (11-14 kg) karena kekurangan energi akan diambil dari

    persediaan protein, sumber energi dapat diperoleh dari: karbohidrat

    sederhana seperti (gula, madu, sirup), karbohidrat kompleks seperti

    (nasi, mie, kentang), lemak seperti (minyak, margarin, mentega).

    b) Protein

    Diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru pada janin,

    pertumbuhan organ-organ janin, perkembangan alat kandungan ibu

    hamil, menjaga kesehatan, pertumbuhan plasenta, cairan amnion, dan

    penambah volume darah.

    Kekurangan asupan protein berdampak buruk terhadap janin

    seperti IUGR, cacat bawaan, BBLR dan keguguran. Sumber protein

    dapat diperoleh dari sumber protein hewani yaitu daging, ikan, ayam,

    telur dan sumber protein nabati yaitu tempe, tahu, dan kacang-

    kacangan.

    c) Lemak

    Dibutuhkan sebagai sumber kalori untuk persiapan menjelang

    persalinan dan untuk mendapatkan vitamin A,D,E,K.

    d) Vitamin

    Dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang

    berlangsung dalam tubuh ibu hamil dan janin.

  • 24

    (1) Vitamin A : pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan

    jaringan tubuh

    (2) Vitamin B1 dan B2 : penghasil energi

    (3) Vitamin B12 : membantu kelancaran pembentuka sel darah

    merah

    (3) Vitamin C : membantu meningkatkan absorbs zat besi

    (4) Vitamin D : mambantu absorbsi kalsium.

    e) Mineral

    Diperlukan untuk menghindari cacat bawaan dan defisiensi,

    menjaga kesehatan ibu selama hamil dan janin, serta menunjang

    pertumbuhan janin. Beberapa mineral yang penting antara lain

    kalsium, zat besi, fosfor, asam folat, yodium

    f) Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil

    Usia, berat badan ibu hamil, aktivitas, kesehatan, pendidikan,

    pengetahuan, ekonomi, kebiasaan dan pandangan terhadap makanan,

    diit pada masa sebelum hamil dan selama hamil, lingkungan dan

    psikologi.

    g) Pengaruh status gizi terhadap kehamilan

    Status gizi ibu hamil yang buruk, dapat berpengaruh pada

    janin seperti kegagalan pertumbuhan, BBLR, premature, lahir mati,

    cacat bawaan, keguguran, pada ibu hamil seperti anemia, produksi

    ASI kurang. Persalinan : SC, pendarahan, persalinan lama.

    Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil (Kritiyanasari, 2010).

  • 25

    Tabel 2.2Anjuran Makan Sehari Untuk Ibu Hamil

    Bahan

    Makanan

    Wanita Tidak

    Hamil

    Ibu Hamil

    Trimester I Trimester II Trimester

    III

    Makanan

    pokok

    3 porsi 4 porsi 4 porsi 4 porsi

    Lauk hewani 1 potong 1 ½ porsi 2 potong 2 potong

    Lauk nabati 3 potong 3 potong 4 potong 4 potong

    Sayuran 1 ½ mangkok 1 ½ mangkok 3 mangkok 3 mangkok

    Buah 2 potong 2 potong 3 potong 3 potong

    Susu - 1 gelas 1 gelas 1 gelas

    Air 6-8 gelas 8-10 gelas 8-10 gelas 8-10 gelas

    Sumber : Bandiyah, 2009

    2) Oksigen

    Berbagai kandungan pernapasan bisa terjadi saat hamil sehingga akan

    mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

    berpengaruh pada bayi yang dikandung, untuk mencegah hal tersebut hal-

    hal yang perlu dilakukan adalah latihan napas melalui senam hamil seperti

    tidur dengan bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak, kurangi

    atau hentikan rokok, konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan

    pernapasan seperti asma dan lain-lain.

    3) Personal hygiene

    Hal kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Menjaga kebersihan diri

    terutama lipatan kulit (ketiak, bawah kulit dada, daerah genitalia) dengan

    cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut

    perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,

    terutama pada ibu yang kekurangan kalsium (Walyani, 2015).

  • 26

    4) Pakaian

    Pakaian apa saja bisa dipakai, pakaian hendaknya yang longgar dan

    mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Payudara perlu

    didorong dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak nyaman

    (Walyani, 2015).

    5) Eliminasi

    Trimester III, BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP

    sehingga hal-hal yang perlu dilakukan untuk melancarkan dan mengurangi

    infeksi kandung kemih yakni dengan minum dan menjaga kebersihan

    sekitar alat kelamin. BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormon

    progesteron meningkat sehingga untuk mengatasi keluhan ini dianjurkan

    meningkatkan aktifitas jasmani dan makan bersehat (Walyani, 2015).

    6) Mobilisasi

    Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktifitas fisik biasa selama

    tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan

    pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan

    menyentak, sehingga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari

    kelelahan (Romauli, 2011).

    7) Body mekanik

    Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan pelebaran

    atau pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada ligament ini

    terjadi karena pelebaran dan tekana pada ligament karen adanya

    pembesaran rahim. Nyeri pada ligamen ini merupakan suatu

    ketidaknyamanan pada ibu hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh

    ibu hamil yaitu:

    a) Duduk

    Ibu harus diingatkan untuk duduk bersandar dikursi

    dengan benar, pastikan bahwa tulang belakangnya tersangga

  • 27

    dengan baik. Kursi dengan sandaran tinggi akan menyokong

    kepala dan bahu serta tungkai dapat relaksasi.

    b) Berdiri

    Ibu perlu dianjurkan untuk berdiri dan berjalan tegak,

    dengan menggunakan otot trasversus dan dasar panggul.

    Berdiri diam terlalu lama dapat menyebabkan kelelahan dan

    ketegangan.

    c) Berjalan

    Hindari juga sepatu bertumit runcing karena mudah

    menghilangkan keseimbangan, bila memiliki anak balita

    usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai untuk ibu.

    d) Tidur

    Kebanyakan ibu hamil menyukai posisi berbaring

    miring dengan sanggahan dua bantal dibawah kepala dan satu

    dibawah lutut atas serta paha untuk mencegah peregangan pada

    sendi sakroiliaka.

    e) Bangun dan baring

    Bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi

    tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan

    dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki

    ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum

    berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring.

    f) Membungkuk dan mengangkat

    Saat harus mengangkat misalnya menggendong anak

    balita, kaki harus diregangkan satu kaki didepan kaki yang

    lain, pangkal paha dan lutut menekuk dengan pungung serta

    otot trasversus dikencang. Barang yang akan diangkat perlu

    dipegang sedekat mungkin dan ditengah tubuh dan lengan serta

    tungkai digunakan untuk mengangkat (Romauli, 2011).

  • 28

    8) Imunisasi

    Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah

    penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi

    yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit

    tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan

    status kekebalan/imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan

    imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan interval 4 minggu

    atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali

    maka statusnya TT2, bila telah mendapatkan dosis TT yang ketiga (interval

    minimal dari dosis kedua) maka statusnya TT3, status TT4 didapat bila

    telah mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1 tahun dari dosis ketiga) dan

    status TT5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun

    dari dosis keempat). Ibu hamil dengan status TT4 dapat diberikan sekali

    suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status

    TT5 tidak perlu disuntik TT karena telah mendapatkan kekebalan seumur

    hidup atau 25 tahun (Romauli, 2011).

    9) Seksualitas

    Menurut Walyani tahun 2015, hubungan seksual selama kehamilan

    tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti sering abortus dan

    kelahiran premature, perdarahan pervaginam, coitus harus dilakukan

    dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan, bila ketuban

    sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin

    intrauterine. Pada kehamilan trimester III, libido mulai mengalami

    penurunan. Hal ini disebabkan karena rasa tidak nyaman di punggung dan

    pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, napas lebih sesak (karena

    besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual.

  • 29

    10) Istirahat dan tidur

    Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur

    khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu

    diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang teratur dapat

    menigkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan

    perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama

    kurang lebih 8 jam dan istirahat pada siang hari selama 1 jam (Romauli,

    2011).

    g. Asuhan Kehamilan

    1. Standar pelayanan asuhan kehamilan (10 T)

    Menurut Buku Pedoman Antenatal Terpadu Edisi Kedua langkah-

    langkah dalam 10 T antara lain :

    a) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

    Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang

    pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu

    yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil

    pengukuran < 145 cm (Pantikawati dan Saryono, 2010). Berat badan

    diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan

    BB atau penurunan BB.

    b) Tekanan darah

    Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung.

    Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar

    normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik

    diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan preeklampsia, apabila

    turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah

    normal berkisar systole/diastole: 110/80-120/80.

  • 30

    c) Tentukan status gizi ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

    Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

    tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko

    Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang

    mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan

    atau tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan akan

    dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

    d) Pengukuran tinggi fundus uteri

    Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita

    sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan

    sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).

    Tabel 2.3 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Menggunakan Jari

    Tinggi Fundus Usia Kehamilan

    1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas simfisis 12 minggu

    ½ simfisis-pusat 16 minggu

    2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah pusat 20 minggu

    Setinggi pusat 22 minggu

    1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu

    ½ pusat-procesus xipoideus 34 minggu

    Setinggi procesus xipoideus 36 minggu

    2 jari dibawah procesus xipoideus 40 minggu

    e) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

    Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam

    folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah

    untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada

    masa kehamilan kebutuhannya meningkat seiring dengan pertumbuhan

    janin. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat

    besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang

    diberikan sejak kontak pertama. Cara pemberian adalah satu tablet Fe

  • 31

    per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu

    diberitahukan pada ibu hamil bahwa normal bila warna tinja mungkin

    hitam setelah minum obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu

    hamil yang mengalami anemia, terutama anemia berat (8 gram persen

    atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 x 100 mg/hari

    selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.

    f) Tes Laboratorium

    Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

    adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

    laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus

    dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin

    darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis (malaria, HIV, dll).

    Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan

    laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

    melakukan kunjungan antenatal.

    Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal

    tersebut meliputi :

    (1) Pemeriksaan golongan darah

    Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

    untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

    mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu

    diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

    (2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)

    Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan

    minimal sekali pada trimester I dan sekali pada trimester III.

    Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

    menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi

    anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam

  • 32

    kandungan. Pemeriksaan kadar hemogl;obin darah ibu hamil pada

    trimester II dilakukan atas indikasi.

    (3) Pemeriksaan protein dalam urine

    Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan

    pada trimester II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan

    untuk mengetahui adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria

    merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu

    hamil.

    (4) Pemeriksaan kadar gula darah

    Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus

    dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal

    sekali pada trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada

    trimester III.

    (5) Pemeriksaan darah malaria

    Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan

    pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kunjungan

    pertama antenatal. Ibu hamil di daerah non endemis malaria

    dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

    (6) Pemeriksaan tes sifilis.

    Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko

    tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan

    sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

    (7) Pemeriksaan HIV

    Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua

    ibu hamil secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin

    lainnya didaerah epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah

    epidemi HIV rendah penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan

    diprioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Teknik

    penawaran ini disebut Provider Initiated Testing And Counselling

  • 33

    (PITC) atau Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan Kesehatan

    (TIPK).

    (8) Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA)

    Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

    menderita tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi

    tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.

    g) Tatalaksana Kasus

    Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

    pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

    hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga

    kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai

    dengan sistem rujukan.

    h) Temu Wicara/Konseling

    Menurut Pantikawati dan Saryono, 2010 tujuan konseling pada

    asuhan kebidanan:

    (1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya

    preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

    (2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan

    kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan

    klinik yang mungkin diperlukan.

    Temu wicara/ konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal

    meliputi :

    (1) Peran Suami atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

    persalinan

    Setiap ibu hamil perlu mendapat dukungan dari keluarga

    terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau

    masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,

    transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila

  • 34

    terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar segera

    dibawa ke fasilitas kesehatan.

    (2) KB pasca salin

    Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut

    KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan, dan agar ibu

    punya waktu merawat kesehatan diri sendiri dan keluarga.

    h. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

    Penting bagi seorang bidan untuk mengetahui dan memeriksa tanda-

    tanda bahaya pada setiap kali kunjungan antenatal, tanda bahaya tersebut

    adalah sebagai berikut :

    1) Perdarahan pervaginam

    Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan

    pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi

    dilahirkan. Perdarahan yang tidak normal adalah berwarna

    merah, banyak, dan kadang-kadang tidak selalu disertai

    dengan nyeri. Perdarahan ini bisa disebabkan oleh plasenta

    previa, solusio plasenta dan gangguan pembekuan darah.

    2) Sakit kepala yang hebat

    Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius

    adalah sakit kepala yang menetap, tidak hilang dengan

    beristirahat dan biasanya disertai dengan penglihatan kabur.

    Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

    preeklamsi.

    3) Nyeri abdomen yang hebat

    Nyeri perut yang mungkin menunjukan masalah yang

    mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan

    tidak hilang setelah beristirahat.

  • 35

    4) Bengkak pada muka dan tangan

    Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika

    muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah

    beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini

    merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklamsia.

    5) Gerakan janin yang berkurang

    Normalnya ibu mulai merasakan pergerakan janinnya

    selama bulan ke 5 atau ke 6 tetapi beberapa ibu dapat

    merasakan gerakan bayinya lebih awal. Normalnya bayi

    bergerak dalam satu hari adalah lebih dari 10 kali.

    6) Keluar cairan pervaginam

    Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada

    trimester III bisa mengindikasikan ketuban pecah dini jika

    terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.

    h. Deteksi Dini faktor resiko kehamilan trimester III

    Menurut Poedji Rochyati (2008), deteksi dini faktor resiko kehamilan

    trimester III dan penanganan serta prinsip rujukan kasus :

    1) Menilai faktor resiko dengan skor Poedji Rochyati

    Risiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan

    keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan

    kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, untuk menurunkan angka

    kematian ibu secara bermakna maka deteksi dini dan penanganan ibu hamil

    berisiko atau komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik fasilitas

    pelayanan kesehatan ibu dan anak maupun di masyarakat .

    Beberapa keadaan yang menambah risiko kehamilan, tetapi tidak

    secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan tersebut

  • 36

    dinamakan faktor risiko. Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada ibu

    hamil, semakin tinggi risiko kehamilannya .

    2) Skor poedji rochjati

    Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini

    kehamilan yang memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu

    maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun

    sesudah persalinan (Dian, 2007). Ukuran risiko dapat dituangkan dalam

    bentuk angka disebut skor. Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau

    ringannya risiko atau bahaya. Jumlah skor memberikan pengertian tingkat

    risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.

    Berdasarkan jumlah skor, kehamilan dibagi menjadi tiga

    kelompok: Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2,

    Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10, Kehamilan

    Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12.(Rochjati Poedji,

    2008).

    3) Tujuan sistem skor Poedji Rochjati

    a) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar

    berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai

    dengan kondisi dari ibu hamil.

    b) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat

    agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan

    mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.

    4) Fungsi skor

    a) Sebagai alat Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bagi klien/ibu

    hamil, suami, keluarga dan masyarakat. Skor digunakan sebagai sarana

    KIE yang mudah diterima, diingat, dimengerti sebagai ukuran

    kegawatan kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan

    pertolongan untuk rujukkan, dengan demikian berkembang perilaku

  • 37

    untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke rumah sakit untuk

    mendapatkan penanganan yang adekuat.

    b) Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada. Lebih tinggi

    jumlah skor dibutuhkan lebih kritis penilaian/pertimbangan klinis pada

    ibu risiko tinggi dan lebih intensif penanganannya.

    5) Cara pemberian skor

    Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi

    nilai 2,4 dan 8. Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2

    sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak

    sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia

    berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat dilihat pada gambar

    yang ada pada Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yang telah disusun

    dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Poedji Rochjati,

    2003).

    Tabel 2.4 Skor Poedji Rochjati

    I II III IV

    K

    E

    L

    F.

    R

    .

    NO

    . Masalah/Faktor Resiko SKOR Triwulan

    I II III.1 III.2

    Skor Awal Ibu Hamil

    2

    I 1. Terlalu muda, hamil 35 tahun 4

    3. Terlalu cepat hamil lagi (10 tahun) 4

    5. Terlalu banyak anak, 4/lebih 4

    6. Terlalu tua, umur >35 tahun 4

    7. Terlalu pendek

  • 38

    8. Pernah gagal kehamilan 4

    9. Pernah melahirkan dengan :

    a. Tarikan tang/vakum

    4

    b. Uri dirogoh 4

    c. Diberi infus/Transfusi 4

    10. Pernah operasi sesar 8

    II 11. Penyakit pada ibu hamil :

    a. Kurang darah b. Malaria

    4

    c) TBC Paru d. Payah jantung 4

    e. Kencing Manis (Diabetes) 4

    f. Penyakit Menular Seksual 4

    12. Bengkak pada muka/tungkai dan

    tekanan darah tinggi 4

    13. Hamil kembar 2 atau lebih 4

    14. Hamil kembar air (hydramnion) 4

    15. Bayi mati dalam kandungan 4

    16. Kehamilan lebih bulan 4

    17. Letak sunsang 8

    18. Letak lintang 8

    II

    I

    19. Perdarahan dalam kehamilan ini 8

    20. Pre-eklampsia Berat/Kejang-kejang 8

    Keterangan :

    a) Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong

    oleh tenaga kesehatan.

    b) Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/DSOG.

  • 39

    6) Pencegahan kehamilan risiko tinggi

    a) Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan

    persalinan aman.

    (1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat

    dilakukan di rumah maupun di Polindes, tetapi penolong persalinan

    harus bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan

    bayinya.

    (2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK memberi penyuluhan

    agar pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di

    Polindes atau Puskesmas (PKM), atau langsung dirujuk ke Rumah

    Sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil pertama (primi)

    dengan tinggi badan rendah.

    (3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan

    dirujuk untuk melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan

    dibawah pengawasan dokter spesialis (Rochjati Poedji, 2003).

    b) Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukannya

    berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat

    diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan

    persalinannya seperti : mengenal dan menangani sedini mungkin

    penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan nifas,

    mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,

    persalinan, dan masa nifas.

    c) Pendidikan kesehatan

    (2) Diet dan pengawasan berat badan, kekurangan atau kelebihan

    nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada

    wanita hamil. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia,

    partus prematur, abortus; sedangkan kelebihan nutrisi dapat

    menyebabkan pre-eklamsia, bayi terlalu besar .

  • 40

    (3) Hubungan seksual, hamil bukan merupakan halangan untuk

    melakukan hubungan seksual . Umumnya hubungan seksual

    diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati

    (4) Kebersihan dan pakaian, kebersihan harus selalu dijaga pada masa

    hamil. Pakaian harus longgar, bersih, dan mudah dipakai, memakai

    sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi, memakai kutang yang

    menyokong payudara, pakaian dalam yang selalu bersih .

    (5) Perawatan gigi, pada triwulan pertama wanita hamil mengalami

    mual dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan

    perawatan gigi yang tidak diperhatikan dengan baik, sehingga

    timbul karies gigi, gingivitis, dan sebagainya .

    (6) Perawatan payudara, bertujuan memelihara hygiene payudara,

    melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting

    susu yang datar atau masuk ke dalam .

    (7) Imunisasi Tetatnus Toxoid, untuk melindungi janin yang akan

    dilahirkan terhadap tetanus neonatorum .

    (8) Wanita pekerja, wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan terlampau

    berat. Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-

    undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu

    setengah bulan sebelum bersalin atau satu setengah bulan setelah

    bersalin (Sarwono, 2007).

    (9) Merokok, minum alkohol dan kecanduan narkotik, ketiga kebiasaan

    ini secara langsung dapat mempangaruhi pertumbuhan dan

    perkembangan janin dan menimbulkan kelahirkan dangan berat

    badan lebih rendah, atau mudah mengalami abortus dan partus

    prematurus, dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan

    pertumbuhan dan perkembangan mental .

  • 41

    (10) Obat-obatan, pengobatan penyakit saat hamil harus memperhatikan

    apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang

    janin.

    i. Kebijakan kunjungan asuhan kebidanan

    Menurut Depkes (2010), mengatakan kebijakan progam pelayanan

    antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4 kali

    selama kehamilan yaitu: minimal 1 kali pada trimester pertama (K1), minimal

    1 kali pada trimester kedua, minimal 2 kali pada trimester ketiga (K4).

    Jadwal pemeriksaan antenatal sebagai berikut:

    1) Pada Trimester I, kunjungan pertama dilakukan sebelum minggu ke

    14. Bidan memberikan asuhan pada kunjungan pertama, yakni:

    Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi

    masalah yang dapat diobati sebelum mengancam jiwa, dan mendorong

    perilaku yang sehat (nutrisi, kebersihan, istirahat).

    2) Pada trimester II, kunjungan kedua dilakukan sebelum minggu ke 28.

    Pada kunjungan ini bidan memberikan asuhan sama dengan trimester I

    dan trimester II di tambah kewaspadaan, pantau tekanan darah, kaji

    oedema, periksa urine untuk protein urine.

    3) Pada trimester III, kunjungan ketiga antara minggu ke 28-36. Pada

    kunjungan ini bidan memberikan asuhan sama dengan trimester I dan

    trimester II ditambah palpasi abdomen untuk deteksi gemeli.

    4) Pada trimester III setelah 36 minggu, kunjungan keempat asuhan yang

    diberikan sama dengan TM I, II, III ditambah deteksi kelainan letak,

    kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

  • 42

    2. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

    a. Konsep Dasar Persalinan

    1. Pengertian Persalinan

    Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi dan

    plasenta) secara alami,yang dimulai dengan adanya kontraksi yang adekuat

    pada uterus ,pembukaan dan penipisan serviks (Widiastini,2014).

    Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

    keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

    pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

    penyulit. (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Faktor-faktor yang berperan

    dalam persalinan: passage (jalan lahir), power (kekuatan), passanger

    (janin), psikis (psikologis).

    Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis dimana terjadi

    pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup didunia

    luar dimulai dengan adanya kontraksi uterus,penipisan dan pembukaan

    serviks,kelahiran bayi dan plasenta melalui jalan lahir atau jalan lain

    (abdominal) dengan bantuan atau tanpa bantuan (tenaga ibu sendiri)

    Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai

    secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),

    beresiko pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia

    kehamilan antara 37 sampai 42 minggu setelah persalinan ibu dan bayi

    dalam kondisi baik .

    Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan

    janin turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi

    yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan

    pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir

    atau jalan lain,dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan

    dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

    (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai

  • 43

    (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada

    serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta

    secara lengkap .

    2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

    Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui denga pasti,

    sehingga timbul beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya

    kekuatan his. Pada saat kehamilan kadar hormon estrogen dan progesteron

    dalam keadaan seimbang, sehingga kehamilan dapat dipertahankan.

    Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin

    yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior, menimbulkan kontraksi dalam

    bentuk braxton hicks, yang kekuatannya menjadi dominan saat mulainya

    persalinan . Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan

    meliputi:

    1) Teori keregangan

    Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,

    setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat

    dimulai. Pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan

    tertentu sehingga memicu proses persalinan.

    2) Teori penurunan progesteron

    Proses penuaan plasenta mulai terjadi pada usia kehamilan 28

    minggu, ketika terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah

    mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami

    penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya

    otot rahim mulai berkontraksi setelah penurunan progesteron pada tingkat

    tertentu.

  • 44

    3) Teori okitosin internal

    Penurunan konsentrasi progesteron akibat usia kehamilan,

    aktivitas oksitosin dapatmeningkat, sehingga persalinan mulai terjadi.

    4) Teori prostaglandin

    Pemberian prostaglandin saat kehamilan dapat menimbulkan

    kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

    5) Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis.

    Percobaan linggin (1973) menunjukkan pada kehamilan dengan

    anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk

    hipotalamus, sehingga disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus

    dengan persalinan.

    e. Tanda-tanda persalinan

    Menurut Widiastini (2014), tanda-tanda persalinan yaitu:

    1) Tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat

    a) Tanda Lightening

    Menjelang minggu ke 36, tanda primigravida terjadi penurunan

    fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang

    disebabkan : kontraksi Braxton His, ketegangan dinding perut,

    ketegangan ligamnetum Rotundum, dan gaya berat janin diman kepala

    ke arah bawah. Masuknya bayi ke pintu atas panggul menyebabkan

    ibu merasakan seperti ringan dibagian atas dan rasa sesaknya

    berkurang, bagian bawah perut ibu terasa penuh dan mengganjal,

    terjadinya kesulitan saat berjalan dan sering kencing (follaksuria).

    b) Terjadinya His Permulaan

    Makin tua kehamilam, pengeluaran estrogen dan progesteron

    makin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan

    demikian dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his

    p