Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM TELEVISI NON DRAMA MAGAZINE
“DESTINESIA”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhisalah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
DINAR SATRIA N 42150568
RABITHA ALADAWIYA 42150741
ANDRI M SETYAWAN 42150679
GINANJAR PAHAYU 42150507
FIRMANSYAH 42150340
MUHAMAD AGUNG A 42150460
DZAKY ILHAM 42151008
ADIT PRASETYO 42150938
Program Studi Penyiaran
Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
Jakarta
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
segala rahamt dan karunia-nya, Dengan segala nikmat yang diberi-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir juga desain produksi non drama televisidengan baik sesuai
dengan syarat untuk memenuhi Tugas Akhir, Adapun judul tugas akhir produksi
televisi non drama yang penulis ambil adalah “DESTINESIA”
Desain produksi ini berisi mengenai cara bagaimana membuat sebuah program
non drama serta perencanaannnya mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca
produksi dalam setiap job description.Juga mengenai hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam membuat sebuah karya, seperti konsepnya, biaya, segmentasi,
jadwal shooting dan lain sebagai nya.
Tujuan dalam pembuatan desain produksi tugas akhir ini pun sebagai salah satu
syarat kelulusan program Diploma Tiga (D.III) AKOM Bina Sarana Informatika. Dan
atas batuan dari beberapa pihak akhirnya laporan Tugas akhir yang berjudul
“DESTINESIA” dapat selesai dengan baik. Penulisan desain produksi ini diambil
berdasarkan beberapa sumber seperti tayangan televisi, observasi maupun sumber
literature lainnya, akan tetapi penulis pun menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan ini jika tanpa bimbingan dan dorongan penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika
2. Ibu Anisti S.Sos, M.Si Ketua Program Studi Penyiaran Akom BSI
3. Dosen Pembimbing Ibu Gan Gan Giantika, S.Sos, M.M
4. Staff/Karayawan/Dosen di lingkungan Akademi BSI
5. Semua tim yang membantu proses produksi
6. Teman-teman mahasiswa penyiaran kelas 42.6A.12 dan 42.6B.12 atas
semua waktu dan kesempatan dalam mendapatkan ilmu bersama
Serta semua pihak yang terlalu banyak yang teralu banyak untuk disebut satu
persatu sehingga terwujud nya penulisan ini. Penulis sangat menharapkan kritik dan
saran agar kedepannya penulis beserta tim dapat membuat sebuah program dengan
lebih baik lagi. Akhir kata semoga penulisan ini berguna bagi maupun pihak yang
bersedia membaca nya.
Jakarta, 4 Juni 2018
Penulis
Dinar Satria N
ABSTRAKSI
Dinar Satria Nugroho (42150568), Rabitha Al Adawiya (42150741), Andri
Muhammad Setyawan (42150679), Ginanjar Pahayu (42150679), Firmansyah
(42150340), Muhamad Agung Alamsah (42150460), Dzaky Ilham (42151008),
Adit Prasetyo (42150918) “DESTINESIA” episode “Jelajah Bandung” Program
Non Drama Magazine Show
Magazine, yaitu program yang materinya tidak sama yang terdiri dari berbagai fakta
dan pendapat yang dirangkai menjadi satu program, dan tidak menutup kemungkinan
ada beberapa materi yang mempunyai unsur berita dan informasi atau pengetahuan
yang menceritakan tentang seseorang atau tempat.
Magazine terdiri dari beberapa rubik, diantaranya rubik fix items (rubik tetap) dan rubik
fleksible items (rubik kelenturan/mudah diatur). Dan dalam program magazine ini kita
mengambil jenis rubik fleksible items, karena rubik ini tidak selalu ada disetiap episode,
lebih menarik untuk dilihat oleh audience, memiliki information (informasi), education
(pengetahuan), dan lifestyle (gaya hidup).
Program acara magazine yang kita ambil bernama “DESTINESIA”, yang memiliki
konsep menjelajahi tempat-tempat yang ada di Indonesia yang jarang masyarakat
ketahui, selain itu kita memberikan informasi dan edukasi dalam program tersebut.
Oleh karena itu kepanjangan “DESTINESIA” yaitu DESTInasi indoNESIA.
Kata Kunci: magazine Tempat, dan DESTINESIA
ABSTRACTION
Dinar satria Nugroho (42150568), Rabitha Al Adawiya (42150741), Andri
Muhammad Setyawan (42150679), Ginanjar Pahayu (42150679), Firmansyah
(42150340), Muhamad Agung Alamsah (42150460), Dzaky Ilham (42151008),
Adit Prasetyo (42150918) “DESTINESIA” episode “Jelajah Bandung” Program
Non Drama Magazine Show
Magazine is a program whose material is not the same sonsisting of various facts and
opinions assembled into one program, and does not rule out there is some material
that has element of news and information or knowledge that tells about a person or
place.
Magazine consist of several rubrics, including rubric fix items and rubric flexible
item (rubric of flexibility/ easy to sete). And in this magazine program we take the
type of rubric flexible items, because this column is not always there in every
episode, more interesting to be seen by the audience, has information education and
lifestyle.
Magazine program wwe take named DESTINESIA which has a concept of exploring
palces that exist in Indonesia that peope rarely know, in addition we provide
informarion and education in the program. Therefore stands for DESTINESIA is
DESTInasi indoNESIA.
Keyword: Magazine, Place, DESTINESIA
DAFTAR ISI
Daftar isi ……………………………………………………………….
Abstrak …………………………………………………………………
Daftar Gambar …………………………………………………………
Daftar Tabel ……………………………………………………………
Daftar Lampiran ………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….
1.1 Latar Belakang Program ……………………………….. 1
1.2 Kegunaan Program …………………………………….. 3
1.2.1 Kegunaan Khalayak ………………………..... 3
1.2.2 Kegunaan Praktisi …………………………… 3
1.2.3 Kegunaan Akademis ………………………… 4
1.3 Referensi Audio Visual ………………………………… 4
BAB II. KAJIAN PROGRAM ……………………………………. 6
2.1 Kategori Program ………………………………........... 6
2.2 Format Program ……………………………………….. 10
2.3 Judul Program …………………………………………. 14
2.4 Target Audience ……………………………………….. 16
2.5 Karakteristik Produksi ……………………………….. 24
BAB III. LAPORAN PRODUKSI ……………………………….. 27
3.1 Proses Kerja Produser ………………………………… 27
3.1.1 Pra Produksi ………………………………… 29
3.1.2 Produksi …………………………………….. 36
3.1.3 Pasca Produksi ……………………………… 39
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser ……… 41
3.1.5 Proses Pencipta Karya ……………………… 45
3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya …………… 47
3.1.7 Lembar kerja Produser ……………………... 48
3.2 Proses Kerja Pengarah Acara ………………………. 78
3.2.1 Pra Produksi …………………………………..79
3.2.2 Produksi ……………………………………… 82
3.2.3 Pasca Produksi ……………………………….. 85
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara ……… 86
3.2.5 Proses Penciptaan Karya ……………………. 87
3.2.6 Kendala Produksi dan Solusinya …………… 93
3,2,7 Lembar Kerja Sutradara …………………… 94
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah ……………………… 125
3.3.1 Pra Produksi ……………………………….. 126
3.3.2 Produksi …………………………………… 128
3.3.3 Pasca Produksi ……………………………. 129
3.3.4 Peran dan Tanggung jawab Penulis Naskah… 130
3.3.5 Proses Penciptaan Karya …………………… 132
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusinya …………… 135
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah ……………… 137
3.4 Proses Kerja Camera Person ……………………… 179
3.4.1 Pra Produksi ……………………………….. 181
3.4.2 Produksi ……………………………………. 183
3.4.3 Pasca Produksi ……………………………… 186
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person ….. 187
3.4.5 Proses Penciptaan Karya ……………………… 189
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya ……………… 192
3.4.7 Lembar Kerja Camera Person …………………19
3.5 Proses Kerja Penyunting Gambar ................................. 232
3.5.1 Pra Produksi …………………………………… 235
3.5.2 Produksi ……………………………………….. 236
3.5.3 Pasca Produksi …………………………………. 238
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab …………………….. 241
3.5.5 Proses Penciptaan Karya ………………………… 242
3.5.6 Kendala Produksi dan Solusinya ………………… 245
3.5.7 Lembar Kerja Editor ……………………………… 247
3.6 Proses Kerja Penata Suara ……………………………….. 296
3.6.1 Pra Produksi ……………………………………… 298
3.6.2 Produksi ………………………………………….. 299
3.6.3 Pasca Produksi …………………………………… 302
3.6.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Suara ……….. 303
3.6.5 Proses Penciptaan Karya …………………………. 304
3.6.6 Kendala Produksi dan Solusinya …………………. 308
3.6.7 Lembar Kerja Penata Suara ……………………… 310
3.7 Penata Artistik ................................................................... 348
3.7.1 Pra Produksi …………………………………….. 349
3.7.2 Produksi ………………………………………… 351
3.7.3 Pasca Produksi …………………………………… 352
3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artisitik ….... 353
3.7.5 Proses Penciptaan Karya ………………………… 354
3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya ………………… 357
3.7.7 Lembar Kerja Penata Artisitik …………………….. 358
3.8 Penata Cahaya ……………………………………………… 368
3.8.1 Pra Produksi ………………………………………… 370
3.8.2 Produksi ……………………………………………… 371
3.8.3 Pasca Produksi ……………………………………….. 373
3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya ……….... 374
3,8,5 Proses Penciptaan Karya …………………………….. 375
3.8.6 Kendala Produksi dan Solusinya ……………………. 379
3.8.7 Lembar Kerja Penata Cahaya ……………………….. 380
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………….. 406
4.1 Kesimpulan …………………………………………………… 406
DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………. 407
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… 408
SURAT KETERANGAN PKL/RISET …………………………………. 424
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 424
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar III. 1 Situ CIleunca ………………….. ..72
2. Gambar III. 2 Kandang Sapi KPBS …………......73
3. Gambar III. 3 Observatorium Boscha ………….. 74
4. Gambar III. 4 Pembuatan Karung Goni ………... 75
5. Gambar III. 5 Rumah Karung Goni …………….. 76
6. Gambar III. 6 Studio ……………………………. 77
7. Gambar III. 7 Floor Plan Kamera 1 ……………... 217
8. Gambar III. 8 Floor Plan Kamera 2 ……………... 218
9. Gambar III. 9 Floor Plan Kamera 1 ……………... 219
10. Gambar III. 10 Kamera HXR-NX 70 …………….. 229
11. Gambar III. 11 Kamera PXW 70 .…….…………… 230
12. Gambar III. 12 Kamera XIOMI YI ....…………….. 231
13. Gambar III. 13 Laptop Lenoco ……………………..287
14. Gambar III. 14 Colour Bar ………….…………….. 288
15. Gambar III. 15 Logo Bsi ………………………….. 288
16. Gambar III. 16 Credit Title ……………………….. 289
17. Gambar III. 17 Counting Leader …... …………….. 289
18. Gambar III. 18 OBB & Judul Program ……………. 290
19. Gambar III. 19 Content Acara ……… …………….. 290
20. Gambar III. 20 Kerabat Kerja ……… …………….. 290
21. Gambar III. 21 Ucapan Terima Kasih……………… 291
22. Gambar III. 22 CV Kru ………………… …………. 292
23. Gambar III. 23 Copyright …... ……… …………….. 292
24. Gambar III. 24 Behind The Scene ……………....... 29
DAFTAR TABEL
1. Tabel III.1 Working Schedule ………………………… 49
2. Tabel III. 2 Working Schedule ………………………… 51
3. Tabel III. 3 Working Schedule ………………………… 52
4. Tabel III. 4 Working Schedule ………………………….53
5. Tabel III. 5 Breakdown Budgeting …………………….. 56
6. Tabel III. 6 Shooting Schedule Bandung ……………..... 60
7. Tabel III. 7 Shooting Schedule Studio …………………. 64
8. Tabel. III 8 Hari Pertama Bandung …………………….. 66
9. Tabel III. 9 Hari Kedua Bandung ………………………. 67
10. Tabel III. 10 Hari Ketiga Bandung ………………………. 67
11. Tabel III. 11 Shooting di Studio …………………………. 69
12. Tabel III. 12 Daily Production Report …………………… 69
13. Tabel III. 13 Equipment List …………………………….. 70
14. Tabel III. 14 Script Breakdown Sheet ………………….... 95
15. Tabel III. 15 Direct Treatment …………………………... 109
16. Tabel III. 16 Casting List ………………………………... 123
17. Tabel III. 17 Rundown Program ………………………….139
18. Tabel III. 18 Treatment ………………………………….. 144
19. Tabel III. 19 Naskah ……………………………………... 147
20. Tabel III. 20 Camera Report …………………………….. 195
21. Tabel III.21 Camera Card ………………………………. 229
22. Tabel III.22 Laporan Editing ………………………….... 248
23. Tabel III. 23 Logging Picture …………………………… 282
24. Tabel III. 24 Laporan Penata Suara ……………………. 311
25. Tabel III. 25 Breakdown Tata Artistik ………………… 359
26. Tabel III. 26 Lighting Sheet …………………………… 38
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran III. 1 Surat Izin Situ Cileunca …………… 424
2. Lampiran III.2 Surat Izin KPBS …………………… 425
3. Lampiran III.3 Surat Balasan ……………………… 426
4. Lampiran III.4 Surat Izin Boscha …………………… 427
5. Lampiran III.5 Bukti Pembayaran …………………... 428
6. Lampiran III.6 Bukti Pembayara Alat ………………. 429
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program
Program televisi merupakan suatu acara atau siaran yang disajikan dengan
visualisasi yang dikemas secara menarik dan informatif. Tidak hanya berisikan seputar
informasi namun juga dapat dijadikan hiburan dan edukasi. Selain itu program yang
akan dibuat juga harus mempunyai target-target tersendiri.
Program acara yang akan dibuat harus memiliki kriteria standart khusus untuk
mempertahankan para peminat nya. Maka dari itu suatu program berjalan dengan baik
berkat penonton yang menentukan kualitas suatu program berjalan dengan baik berkat
penonton yang menentukan kualitas suatu program tersebut layak atau tidak nya atau
bisa dibilang juga rating program itu sendiri.
Lalu suatu program juga harus dikemas secara matang dan menarik kita selaku
pembuat karya atau program harus sudah mempersiapkan segala hal. Seperti program
yang akan kita buat harus mendatangkan manfaat bagi penonton. Tidak hanya itu saja
pemilihan materi program juga harus diperhatikan.
Untuk membantu suatu program juga kita harus selalu mengikuti trend atau
referensi dari program-program lain agar tidak terkesan menonton. Namun program
tersebut juga harus tetap konsisten dengan konsep-nya.
Magazine, yaitu program yang materinya tidak sama yang terdiri dari berbagai
fakta dan pendapat yang dirangkai menjadi satu program, dan tidak menutup
kemungkinan ada beberapa materi yang mempunyai unsur berita dan informasi atau
pengetahuan yang menceritakan tentang seseorang atau tempat. Magazine mempunyai
durasi 30menit sampai 60menit.
Magazine terdiri dari beberapa rubik, diantaranya rubik fix items (rubik tetap) dan
rubik fleksible items (rubik kelenturan/mudah diatur). Dan dalam program magazine
ini kita mengambil jenis rubik fleksible items, karena rubik ini tidak selalu ada disetiap
episode, lebih menarik untuk dilihat oleh audience, memiliki information (informasi),
education (pengetahuan), dan lifestyle (gaya hidup).
Untuk menghubungkan rubrik satu dengan yang lainnya pada acara magazine yang
kita buat tersebut menggunakan host dan co host. Dan menggunakan teknik tapping
(rekaman) yang digabungkan dalam materi wawancara dan liputan yang berfungsi
sebagai penghubung setiap rubrik, contohnya yaitu host membuka program acara
didalam studio dan menjelaskan tentang episode yang ditayangkan, lalu disambung
dengan segment satu atau segment co host tentang tempat yang dituju sesuai dengan
penjelasan yang host berikan. Kemudian co host memberikan infomasi tentang tempat
yang dituju dan mewawancarai pengelolah atau pemilik tempat yang dituju.
Program acara magazine yang kami ambil bernama “DESTINESIA”, yang
memiliki konsep menjelajahi tempat-tempat yang ada di Indonesia yang jarang
masyarakat ketahui, selain itu kita memberikan informasi dan edukasi dalam program
tersebut. Oleh karena itu kepanjangan “DESTINESIA” yaitu DESTInasi indoNESIA.
1.2 Kegunaan Program
Dalam kegunaan program penulis yang berjudul “DESTINESIA” ini adalah
memberikan suatu karya media audio visual dari penulis sebagai tim produksi. Dimana
hasil karya diperuntukkan untuk masyarakat luas, dengan maksud penulis
mengharapkan dapat memberi informasi dalam menyaksikan tayangan program
televise penulis yang berjudul “DESTINESIA”.
1.2.1 Kegunaan Khalayak
Kegunaan dalam pembuatan program magazine show penulis beri judul
“DESTINESIA” meruapakan acara yang dapat dinikmati oleh semua masyarakat
dengan maksud memberikan tayangan yang bukan sekedar “tontonan” tetapi “tuntunan
bagi masyarakat yang menontonnya, karena di dalam program ini terdapat informasi
dan inspirasi, dengan begitu penonton akan mendapat tontonan yang lebih berbobot
dan yang bisa didapatkan dari program magazine show “DESTINESIA”.
1.2.2 Kegunaan Praktisi
Tidak Hanya program yang berutujuan untuk khalayak umum, pembuatan
program magazine show “DESTINESIA” juga bertujuan agar para praktisi
penyiaran dapat menggunakan program ini sebagai referensi mereka untuk
membuat program tayangan televise non drama dan sebagai analisa para praktisi
media televise khususnya dalam program magazine show. Dan sebagai
implementasi materi-materi untuk mahasiswa/i yang telah didapatkan selama
mungkin perkuliahan di Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika.
1.2.3 Kegunaan Akademis
Pembuatan program magazine show yang diberi judul “DESTINESIA”
merupakan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk program Diploma III jurusan
Penyiaran di Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika (AKOM BSI).
Sebagai salah satu acuan mahasiswa/i khususnya jurusan penyiaran dalam
pembuatan program televisi non drama yaitu program magazine show.
1.3 Referensi Audio Visual
Program”DESTINESIA” mengambil referensi dari beberapa sumber baik dari
televisi maupun internet, yaitu:
1. MLD SPOT NET TV
Program MLD SPOT NET TV membahas mengenai local greatness
(inspring people, Places, Product and Comumunity) mulai dari kota
besar sampai pelosok Indonesia yang jarang terkespos. Program yang
dibawakan oleh host Sonya Pandamawarman bisa disaksikan setiap
hari MInggu pukul 22.00-22.30 WIB
2. My Trip My Adventure
My Trip My Adventure merupakan salah satu program TRANS TV
yang dibawakan oleh beberapa host salah diantara nya Denny
Sumargo, Syamsir Alam, Widika Sidmore merupakan program yang
sangat popular saat ini, program yang menceritakan tentang
keindahan alam Indonesia, My Trip My Adventure bisa disaksikan di
setiap hari Sabtu dan Minggu jam 08.30-09.30 WIB hanya di TRANS
TV
3. Jej
3. Jejak Petualang
Jejak petualang merupakan sebuah program televisi berupa tayangan
dokumenter yang dimiliki oleh TRANS 7. Program Jejak Petualang
berisi tentang kearifan lokal Indonesia meliputi alam, kebudayaan,
dan kearifan lokal Indonesia. Program ini dibawa kan oleh host yang
cantik seperti Medina Kamil, Anindya Kusuma Putri, dan Putri
Ayudya, dan program ini tayang pada hari Senin sampai Rabu pada
jam 14.45-15.30 WIB.
BAB II
KAJIAN PRODUKSI
2.1 Kategori Program
Televisi merupakan paduan antara audio siaran dan video gambar yang
bergerak, seiring berkembang nya zaman, televisi menjadi salah satu hal yang sangat
penting untuk mendapatkan informasi dalam dunia komunikasi, baik mancanegara
maupun dunia. Sebagai saran informasi, televisi merupakan sarana yang paling
diminati, karena selain dapat menghasilkan gambar dan suara sekaligus juga dapat
menghadirkan informasi tentang suatu kejadian di tempat dan waktu yang bersamaan
bisa disebut juga sebagai berita hardware, baik kejadian didalam negeri hingga luar
negeri. Segala jenis siaran yang diberikan oleh televise ialah dapat memberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audien) sehingga audien
mendapatkan informasi tambahan saat menyaksikan televisi.
Saat ini media penyiaran khususnya media televisi merupakan media yang
paling cepat menyebarkan informasi, dalam informasi media televisi menjadi tempat
informasi paling dipercaya. Sebab media televisi menyajikan informasi beserta gambar
yang dapat dijadikan suatu bukti yang tak dapat dibantahkan.
Menurut Morissan (2008a:218) mendefinisikan bahwa “Program informasi
adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan
(informasi) kepada khalayak”
Dari pengertian diatas adalah bahwa daya tarik stasiun televisi adalah
informasi, informasi merupakan nilai “jual” dalam suatu program.
Dengan adanya televisi berbagai informasi dapat tersalurkan dengan cepat,
dengan hanya televisi audien dapat mendapatkan informasi dalam hitungan detik,
bahkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dengan danya televisi.
Program televisi tidak hanya sekedar informasi, tetapi juga mampu untuk
memberikan informasi, tetapi juga mampu untuk memeberikan pendidikan terhadap
audien. Media televisi sebagai media yang terbukti yang sangat efektif, sehingga
dimanfaatkan untuk penyiaran secara nasional agar dapat memperluas kesempatan
untuk memperoleh pendidikan, menigkatkan efektivitas pendidikan. Televisi juga
dapat memberikan pengaruh sosial. Televisi memberikan pengaruh sosial yang sangat
besar, baik bagi anak-anak terhadap pemuda maupun dewasa.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk seluruh kalangan
masyarakat, banyak sekali acara-acara televisi yang menayangkan unsur-unsur
pendidikan dimana dari pendidikan dari berbagai sarana perkembagan sikap, motivasi,
pandangan hidup, kreatifitas, sistem sosial. Remaja dan dewasa pun membutuhkan
pendidikan atau edukasi, ketika menyaksikan televisi. Sebab untuk mendapatkan
pendidikan atau edukasi tidak hanya dalam ruang lingkup belajar, keluarga dan
lingkungan tetapi dalam ruang lingkup media massa audien wajib mendapatkan
pendidikan.
Sampai saat ini mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan televisi untuk
mengakses informasi. Banyak televisi yang mengedepankan tentang informasi dan
hiburan sehingga fungsi pendidikan diposisikan sebagai pelengkap padahal sudah
selayaknya televisi memberikan program yang bermuatan pendidikan, mengingat
televisi menjadi salah satu media yang digemari oeh khalayak.
Maka dari itu media televisi sangat berperan aktif trehadap pertumbuhan
perkembangan sosial denga memberikan tayangan-tayangan yang berisi tentang
pendidikan. Sesuai dengan salah satu fungsinya yaitu fungsi edukasi, televisi memiliki
peluang besar untuk mendidik masyarakat dengan memberikan informasi yang benar
dan bertanggung jawab sehingga mampu menumbuhkan masyarakat yang cerdas
karena televisi memiliki keterjangakauan informasi yang massive. Ketika menonton
televisi orang dewasa dapat menambah pengetahuan tentang alam, adat istiadat,
keberagaman,kesehatan, serta tentang siraman rohani seperti dama program
keagamaan.
Selain sebagai sarana informasi dan pendidikan, televisi juga sebagai sarana
hiburan.
Menurut Morissan (2008b:223) menyatakan bahwa “program hiburan adalah
segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik,
lagu, cerita, dan permainan.(game), musik dan pertujukan”
Dari pengertian diatas, bahwa media televisi menjadi sarana untuk memberikan
hiburan dengan beberapa jenis hiburan didalam nya.Tak jarang televisi berlomba-
lomba memberikan program yang berisikan tentang hiburan. Khalayak juga berhak
memilih program mana yang menurutnya menarik. Unik untuk di tonton, sehingga
dapat memberikan hiburan terhadap penonton.
Sebagian besar audien membutuh kan media televisi sebagai media hiburan
karena untuk menghibur disaat audien merasa lelah, stress, pada sela-sela waktu
luangnya. Seperti ibu rumah tangga yang gemar menonton serial televisi atau sinetron
adalah sebagai sarana hiburan saat beristirahat setelah lelah menyelesaikan pekerjaan
rumah, begitu pun dengan remaja dan dewasa. Sangat membutuhkan media televisi
yang dapat menghibur setelah penat dalam perkuliahan dan bekerja di kesehariannya,
maka menyalurkan rasa lelahnya dengan menonton televisi. Tugas media televisi ialah
tidak hanya memberikan sekedar hiburan saja tetapi juga mampu memberikan hiburan
yang mengedukatif kepada para khalayak audien.
Menurut Morrisan (2008c:217) mengemukakan bahwa
Televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya
sangat banyak dan jenisnya sangat beragram. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan
program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien,
dan sealam tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Djamal dan Facruddin (2001a:159) mengemukakan bahwa ‘
‘Program siaran dapat didefisikan sebagai satu bagaian atau segmen dari isi dari
siaran radio ataupun televisi secara keseluruhan”
Dari pengertian diatas adalah bahwa ada beberapa jenis program siaran
Seperti berita keras atau hardnews, yaitu (straight news, feature, infotaiment),
berita lunak atau softnews, yaitu (current affair, magazine, dokumenter,) program
hiburan yaitu (drama, game show, musik, dan pertunjukan).
Penulis memilih magazine show karena dilihat dari programnya adalah jenis
program yang menampilkan informasi ringan namun, dengan kata lain magazine show
adalah program dengan durasi lebih panjang, ditayangkan pada program tersendiri
yang terpisah dari program berita. Magazine show lebih menekankan pada aspek
menarik satu informasi ketimbang aspek pentingnya.
Suatu program Magazine show dengan durasi kurang lebih 24 menit dapat
terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik. Program ‘‘DESTINESIA’’ akan
selalu memberikan informasi dan edukasi yang akan diberikan untuk penonton, tetapi
juga akan diselingi dengan kemasan yang dapat memberikan hiburan agar penonton
tidak akan merasa bosan saat menyaksikan program ‘‘DESTINESIA’’
1.2 Format Program
Pembagian jenis program sangat penting sebelum memilih format program apa
yang akan diproduksi, program televisi tersebut dibuat dengan cermat agar mudah
dipahami oleh audien, perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah
melahirkan berbagai bentuk program televisi yang sangat beragam. Oleh sebab itu,
siapapun yang ingin menghasilkan karya televisi yang baik, harus dapat bekera sama
dengan baik dan memahami format program televisi apa yang akan dieksekusi.
Menurut Naratama dalam Djamal dan Fachrudin (2011b:168) mengemukakan
bahwa:
“Kunci keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi
tersebut. Adapun definisi format acara televisi. Menurut Naratama adalah sebuah
perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi desain produksi
yang akan berbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan
target pemirsa acara tersebut.”
Kreativiras sebuah produksi program adalah dapat disesuaikan dengan target
audien yang akan diberikan.
Menurut Djamal dan Fachrudin (2011c:168) ada beberapa format acra televisi
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Drama/fiksi (timeless dan imajinatif): Tragedi, aksi, komedi,
cinta/romantisme, legenda, horror. Drama adalah pertunjukkan
yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter
seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain (artis)
yang melibatkan konflik dan emosi.
2. Non drama (timeless dan factual): musik, magazine show, talk
show, variety show, repackaging, gameshow, kuis, talent show,
competion show. Non drama bisa disebut sebagai program yang
mengedepankan hiburan, informasi, dan pendidikan.
3. Berita/news (actual dan faktual): berita, current affairs program,
sport, magazine news, features. Berita adalah sebuah format acara
televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas
kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan sehari –
hari. Format ini memerlukan nilai – nilai factual dan actual yang
disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana
dibutuhkan sifat liputan yang independent.
Dari pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa ada banyak sekali
format acara di televisi yang harus dipahami pengertiannya agar tidak salah dalam
memilih format acara. Berkaitan dengan konsep program yang ingin penulis buat,
penulis memilih format acara non drama magazine show
Menurut Purwokusumo dan Riswandi (2009:40) berikut adalah jenis-jenis
format acara magazine show:
1. Majalah Berita (News Magazine)
Program ini berisikan tentang peristiwa-peristiwa actual yang mempunyai nilai
berita dan ditunjukan pada pendengar umum. Biasanya dibuat pada moment-
moment tertentu yang bersifat akrab atau monumental seperti pemilu, munas,
atau muktamar {artai Politik, seputar Idul Fitri, mempertingati Hari
Kemerdekaan Indonesia dan sebagainya.
2. Majalah Masalah (Subject Magazine)
Materi informasi yang disajikan dalam majalah udara jenis inibersifat tunggal,
misalnya khusus mengenai kesehatan, lingkungan, ekonomi, hokum,
pendidikan, musik, film, teater, dan sebagainya. Sasaran umum jenis majalah
ini bisa umum bisa khusus.
3. Majalah Pendengar Khusus (Spesial Audience Magazine)
Stressing atau titik pijat majalah udara jenin ini adalah target audience nya,
yaitu misalkan kelompok anak-anak, remaja, dewasa, ibu-ibu, mahasiswa,
petani, nelayan, buruh industry, dan sebgainya. Semua masalah kehidupan
dapat dijadikan topic siaran untuk target audience manapun, misalnya masalah
kesehatan. Topik ini bisa dibuat dalam bentuk majalah udar buat anak0anak,
remaja, dewasa, ibu-ibu, dan sebagainya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah pendekatannya yang berbeda dengan targer audience – nya.
4. Majalah Variasi (Variety Magazine)
Program ini menyajikan berbgai materi dengan berbagai kepetingan. Tidak
hanya menyajikan informasi aktual, nilai pendidikan, tetapi juga hiburan.
Sasarannya pendengar umum dan tujuannya adaah menghibur.
Dari berbagai macam macam magaznine show penulis sebagai produser
menyimpulkan bahwa program DESTINESIA termasuk sebagai majaah Variasi
(Variety Magazine)
Menurut Naratama dalam Supriyadi dkk (2014a:76) mengatakan bahwa
“memberikan batasan mengenai magazine show sebagai format acara TV yang
mempunyai format menyerupai majalah (media cetak), yang didalamnya terdiri dari
berbagai macam rubric dan tema yang disajikan dalam reportase aktual atau timeless
sesuai dengan minat atau tendensi dari target pemirsanya”.
Dari pernyataann diatas penulis menyimpulkan bahwa format program adalah
setiap program acara televisi harus dimengerti dengan jelas karena format program
televisi mempunyai klafisikasi yang sangat banyak, penulis juga harus memahami
format program mana yang akan dipilih.
Biasanya magazine show mengangkat tema dari kehidupan sosial atau sekitar
seperti tema tentang fashion, kuliner, perihal terkait pria, perihal terkait wanita, musik,
gaya hidup, kesehatan, pendidikan, otomotif, olahraga dan lain sebagainya.
Dalam acara “DESTINESIA”penulis memilih program non drama magazine
dengan format Majalah Variasi karena konsep acara “DESTINESIA”adalah sebuah
program menyajikan infromasi tentang suatu kota yang ada di Indonesia, selain wisata
program ini juga memberikan edukasi kepada penonton dan juga ada sedikit hiburan
agar penonton tidak bosan menonton program “DESTINESIA”.
Pada episode Jelajah Bandung “DESTINESIA” akan membahas tentang Kota
Bandung, Jawa Barat yang jarang orang ketahui seperti, Situ Cileunca, Observatorium
Boscha, Kandang Pemerahan Sapi KPBS, dan RUmah Karung Goni.
1.3 Judul Program
Menurut Latief dan Utud (2017a:118) mengemukakan bahwa “Dalam produksi
siaran televisi ide adalah konsep yang diluangkan dalam bentuk cerita, naskah,
sypnosis, rundown, script, yag menjadi pijakan dalam siaran televisi”
Sebelum memproduksi suatu program televisi, ide adalah sebagai landasan suatu
program, apakah menarik atau tidak untuk dikembangkan menjadi suatu program
televisi.
Menurut Morissan (2008d:283) mendefinisikan bahwa;
Nama Program, dalam memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan
yang penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi
menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program, pengelola
program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat
membantu menempatkan atau memposisikan program di memori otak audience. Suatu
nama program harus dapat menyampaikan manfaat yang diperoleh audience jika
mereka menonton/mendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga
menciptakan image bagi program itu.
Pemilihan nama bagi suatu program televisi merupakan kegiatan yang penting
dalam sebuah produksi karena nama program berperan menyampaikan makna. Dalam
memilih nama suatu program, harus memilih tema yang dapat menginformasikan
konsep program. Suatu nama program harus dapat menyampaikan manfaat yang akan
diperoleh penonton jika mereka menonton program itu.
Dari pernyataan diatas, penulis memilih nama untuk program non drama magazine
show dengan judul “DESTINESIA”. Kata DESTINESIA terdiri dari dua suku kata
yaitu Destinasi dan Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Destinasi berarti tempat tujuan dan
Indonesia berarti suatu Negara yang berada di wilayah Asia Tenggara, dari kedua kata
tersebut penulis simpulkan program DESTINESIA adalah agar penonton dapat
menambah pengetahuannya tentang tempat-tempat travelling yang belum banyak
diketehaui selain menambah pengentahuan tentang tempat-tempat travelling penulis
pun ingin memberikan edukasi atau wawasan dari tempat-tempat travelling yang di
datangi, dengan dipandu host yang ceria, penulis dan tim pun sepakat pada episode ini
“DESTINESIA” akan membahas tentang salah satu kota yang ada di Indonesia yaitu
Bandung.
2.4 Target Audience
Pemilihan target audien dimana media penyiaran akan memproduksi suatu
program merupakan bagian yang penting dari strategi program. Dimana harus
mempersiapkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang masuk sebelum suatu
segmen audien dimaksudkan sesuia dengan kriteria program televisi
Menurut Morissan (2008e:193) mendenifisikan bahwa:
“Target audien adalah memilih satu atau beberapa segmen audien yang akan menjadi
fokus kegiatan-kegiatan pemasaran program dan promosi. Kadang-kadang targeting
disebut juga dengan selecting karena audien harus diseleksi. Perusahaan harus
memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatan nya pada beberapa bagian saja
(segmen) audien dan meninggalkan bagian lainnya.”
Sesusai dengan pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa, media penyiaran
harus menentukan segmentasi audience yang akan ditujunya. Dalam proses pemasaran,
segmentasi ini tidak berdiri sendiri, segmentasi merupakan targenting atau menetapkan
target audience adalah tahap selanjutnya dari analisa segmentasi.
Menurut Peter Pringle dalam Morissan (2008f:211) sebagai berikut:
1. The production or acquisition of content that will appeal to targeted
audiences (memproduksi dan membeli atau aukisi program yang dapat
menarik audien yang dituju).
2. The scheduling of programs to attract the desired audience (menyusun
jadwal penayangan program atau skedulling program untuk menarik
audien yang diinginkan).
3. Build individual programs into a schedule that encourages viewers to
tune to the stasion and remain with it from want program to another (
membangun sejumlah program individu ke dalam suatu jadwal yang
dapat mendorong audience untuk menonton tv dan tetap pada saluran
nya dari suatu program ke program berikutnya).
Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan nahwa pemilihan waktu
kemampuan memproduksi suatu program sesuai konsep dan target audience dapat
mencari audience untuk mengikuti atau penonton program yang dibuat.
Menurut morissan (2008g:181) mengemukakan bahwa:
“Segmentasi audience berdasarkan demografi pada dasarnya adalah
segementasi yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya usia, jenis kelamin,
besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan,
konsumen, tingkat penghasilan, dan lain-lain”.
Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan setiap program mempunyai
masing-masing target audience nya berbeda disesuaikan dengan isi program yang
ditanyangkan oleh setiap stasiun televisi. Penulis mentargetkan untuk target audience
“DESTINESIA” ini adalah khalayak yang bekerja dan memiliki penghasilan sendiri,
bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, dan aktif menggunakan media
khusunya media digital seperti internet dan televisi.
Acara ini juga ditunjukan untuk menemani pagi hari masyarakat pada
umumnya, dengan menonton acara ini di pagi hari masyarakat akan terhibur selain
terhibur masayrakat juga diberikan informasi yang unik dan juga berwawasan denga
pembawaan hos yang santai juga asik.
Menurut Morissan (2008h:181) menyatakan bahwa “segementasi audien
berdasarkan demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan pada peta
pendidikan, misalnya ; usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan
tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku,
dan sebagainya” sebagai berikut:
1. Target Audience Berdasarkan Usia
Usia seseorang sangatlah berpengaruh dengan apa yang mereka akan tonton, maka
dari itu tidak boleh jika usia anak itu menonton yang tidak seharus nya di tonton.
Pengawasan dari orang tua pun penting untuk menjaga sikap anak yang kedewesaan,
maka dari itu usia sangatlah berpengaruh dengan apa yang mereka tonton. Walaupun
pihak televisi sudah mencantumkan kategori siapa saja yang harus menonton acara
tersebut akan tetapi itu tidak berpengaruh sama sekali.
Menurut Morissan (2008i:181) mengemukakan bahwa:
“Program sering kali menggunakan segmentasi usia ini dalam menjangkau
audience yang diingkinkan sehingga kita mengetahui program untuk audience anak –
anak, remaja, muda, dewasa, dan seterusnya”.
Belakangan stasiun televisi memberikan program yang sesuai dengan usia, seperti
program kartun yang dikhususkan untuk anak – anak, program musik yang biasanya
untuk para remaja hingga dewasa, program masak yang di khususkan untuk ibu – ibu
atau orang tua. Sehingga banyak sekali program – program yang mentargetkan pada
usia – usia tertentu. Program televisi seringkali menggunakan segmentasi usia dalam
menjangkau audience, tak terkecuali program anak –anak yang tidak luput dari
perhatian televisi, dengan memberikan program kartun atau animasi yang
mengedukatif dalam kehidupan nyata, maka anak – anak dapat mempelajari dari
program tersebut.
Dalam Morissan Nielsen mengemukakan bahwa ada beberapa kategori usia untuk
penonton televisi (2008j:184):
1. 5 - 9 tahun
2. 10 - 19 tahun
3. 20 – 29 tahun
4. 30 – 39 tahun
5. 40+ tahun
Dengan adanya pembagian usia maka, untuk program non drama televisi
magazine show “DESTINESIA” ini target usia yang penulis buat adalah semua umur
karena konsep program ini tidak mengkhususkan pada usia tertentu dan bisa dinikmati
oleh semua umur.
2.Target Audience Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Morissan (2008k:184 menyatakan bahwa:
Banyak sekali produk yang menggunakan pendekatan jenis kelamin dalam
pemasarannya. Isi media massa memengaruhi siapa yang menggunakan media itu.
Program televisi tertentu seperti olahraga biasanya disukai konsumen laki – laki,
infotainment disukai perempuan, selain itu program sinetron (wanita), program
memasak (wanita), program berita (laki – laki), bahkan untuk usia anak – anak pun
mempengaruhi program berdasarkan jenis kelamin seperti superhero yang cenderung
terhadap anak laki – laki dan film Barbie cenderung terhadap anak perempuan.
Untuk program non drama televisi magazine show “DESTINESIA” ini tidak
ditujukan skala prioritas pada jenis tertentu, tetapi pada program magazine show ini
lebih di tujukan target penonton ke semua umur.
2. Target audience berdasarkan pekerjaan
Status pekerjaan juga akan memengaruhi pemasaran pada target audience suatu
program, akankah target tersebut tepat sasaran atau tidak. Seperti program fashion
yang mengarah pada kerja modis atau audience yang sangat mempedulikan
penampilannya, maka dengan menonton program tersebut audien akan menjadikan
program itu sebagai referensi untuk berpakaian.
Menurut Morissan (2008l:184) menyatakan bahwa:
Konsumen yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya mengkonsumsi
barang–barang tertentu yang berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Selera mereka
pun umumnya juga berbeda dalam mengkonsumsi media massa. Kalangan eksekutif
lebih menyukai program media penyiaran yang dapat mendorong daya pikir mereka,
misalnya menonton program berita, diskusi (talkshow) atau film tertentu di televisi.
Sedangkan kalangan pekerja kasar atau pekerja pada luar ruangan lebih menyukai
musik dangdut atau film komedi.
Dari pernyataan diatas menyimpulkan bahwa program non drama televisi
“DESTINESIA” ini penulis menentukan pekerjaan yang akan menonton program acara
penulis yaitu Ibu Rumah Tangga, pelajar sekolah, dan pekerja kantor yang sedang libur.
Sebab mereka semua butuh hiburan yang berkualitas dipagi hari terlebih pekerja kantor
yang biasa kerja di hari biasa mereka butuh hiburan untuk menghilangkan penat saat
setelah seminggu kerja.
3. Target Audience Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk seluruh kalangan
masyarakat, banyak sekali acara-acara televisi yang menayangkan unsur-unsur
pendidikan dimana dari pendidikan dari berbagai sarana perkembagan sikap, motivasi,
pandangan hidup, kreatifitas, sistem sosial. Remaja dan dewasa pun membutuhkan
pendidikan atau edukasi, ketika menyaksikan televisi. Sebab untuk mendapatkan
pendidikan atau edukasi tidak hanya dalam ruang lingkup belajar, keluarga dan
lingkungan tetapi dalam ruang lingkup media massa audien wajib mendapatkan
pendidikan.
Menurut Morissan (2008m:185) menyatakan bahwa “Konsumen pula
dikelompokan menurut tingkat pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang berhasil
diselesaikan biasanya menentukan pendapatan dan kelas sosial mereka. Selain itu
pendidikan juga menentukan pekerjaannya walaupun tidak selalu.”
Tingkat pendidikan biasanya terkait pula dengan tingkat pekerjaannya
walaupun tidak selalu
Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung mebaca secara rutin surat
kabar dan majalah tertentu yang sesuai dengan tingkat pendidikan nya. Untuk program
non drama televisi magazine show “DESTINESIA” ini penulis menentukan status
pendidikan mahasiswa berintelektual dan pelajar, karena mahasiswa dan pelajar suka
mencari informasi dan hiburan dari berbagai media mulai dari televisi, surat kabar,
radio, bahkan sosial media, sehinnga pas untuk menonton program ini.
5. Target Audience Berdasarkan Pendapatan
Pada suatu pendapatan juga akan berpengaruh terhadap berhasilnya suatu
program, contoh dengan program masala yang menggunakan alat canggih serta bahan
makanan mahal, tentu hal ini tidak berpengaruh terhadap ibu rumah tangga yag
berpendapatan biasa saja, sebab audien seperti itu hanya memikirkan yang penting ada
bahan yang bisa dikelola tanpa harus membeli bahan-bahan makanan yang mahal.
Pendapatan seseorang yang akan menemukan di kelas sosial mana dia berada
dan kedudukan seseorang dalam keas sosial akan memengaruhi kemampuannya
berakses kepada sumber-sumber daya dan kecendereungannya dalam mengosumsi
media
Menurut Lloyd Warner dalam Morissan (2008n:186, kelas sosial dapat dibagi
menjadi 6 bagian, yaitu:
a. Kelas atas-atas (A+)
b. Kelas atas bagian bawah (A)
c. Kelas menengah atas (B+)
d. Kelas menegah bawah (B)
e. Kelas bawah menegah atas (C+)
f. Kelas bawah menengah atas (C)
Menurut masing masing kelas tersebut memiliki karakter berbeda-beda, yang
memengaruhi cara pandang dan cara mereka membelenjakan uangmya.
Jika target audien juga berpengaruh terhadap berpendapatan, maka program
“DESTINESIA” memilih pada audien B+ (menengah keatas), karena pada target
audien tersebut, biasanya audien mampu melakukan hal disenangi, naik hobi atau
kebiasaanya.
Setelah membaca berbagai berbagai pemaparan mengenai target audience
diatas berikut adalah target audience dalam program “DESTINESIA’’sebagai berikut
Dari segi Usia adalah Semua umur, karena konsep program ini tidak mengkhususkan
pada usia tertentu dan bisa dinikmati oleh semua umur, sedangkan dari Jenis Kelamin;
Pria dan Wanita, acara ini bisa ditonton oleh pria maupun wanita karena program ini
tidak dikhususkan pada pria dan wanita, dari segi Pekerjaan, Pekerja Kantor-
wiraswasta, dan Pelajar, karena mereka semua butuh hiburan untuk menghilangkan
setelah seminggu berkerja, dan sekolah, dari segi Pendidikannya Perguruan tinggi dan
pelajar sampai pekerja kantor, karena mahasiswa dan pelajar sampai pekerja kantor
suka mencari infomasi dari berbagai media mulai dari televisi, sehingga sangat pas
untuk menonoton acara ini.Untuk kelas sosial sendiri Program “DESTINESIA”Status
Sosial: B+ (menengah keatas).
Dari pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa pada pembuatna suatu
produksi atau program harus jelas target audien nya, dengan program “DESTINESIA”
maka target audiencenya ada;ah Semua umur, jenis kelamin pria dan wanita,
pekerjaannya adalah pekerja kantor, dan pelajar dengan status sosial B+, sehingga
penlulis berhadarap audien dapat sesuai dengan tujuan yang dituju oleh program
“DESTINESIA”.
2.5 Karakteristik Produksi
Ada beberapa karakteristik dalam produksi televisi, antara lain program
(langsung) dan tapping (rekaman). Menurut Latief dan Utud (2017b:258)
mengemukakan bahwa “Live atau siaran langsung adalah bentuk program siaran yang
ditayangkan tanpa penudaan dengan peristiwanya”
Pengertian diatas adalah bahwa siaran langsung merupakan siaran yang terjadi
apa adanya, tanpa adanya editing. Dalam siaran langsung dapat dilakukan darai luar
studio dan dalam studi, siaran langsung biasanya harus menggunakan master control,
dikarenakan akan lebih mudah untuk menyiarkan secara langsung. Siaran langsung
juga bisa dilakukan dalam studio dan luar studio secara bersamaan, seperti dalam
program acara pertandingan sepak bola, dimana pertandingan diterima dari luar,
kemudian dikirimkan ke studio dimana komentator dan host berada di dalam studio,
siaran dari luar studio dikirim ke master control lalu disiarkan secara langsung.
Menurut Latief dan Utud (2017c:258) mendefinisikan bahwa “siaran rekaman
adalah program siaran yang ditayangkan pada waktu berbeda dengan peristiwa”.
Dengan pernyataan diatas penulis menyimplkan bahwa tapping atau siaran
tidak langsung ialah sebuah program acara yang disiarkan secara tidak langsung.
Sehingga program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu, baru
kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau
dubbing dan system audio melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect
dan sebagainya. Proses siaran tidak langsun lebih mudah karena jika terjadi kesalahan
dapat diulang dalam pemngambilan gambarnya, dan hasil produksi dapat dievaluasi
sebelum ke dalam tahap editing.
Menurut Latief dan Utud (2017d:259) dalam pelaksanaan produksi rekaman
(taping) ada bebereapa teknik yang dapat dilakukan,
1. Live On Tape: Produksi program yang rekaman secra utuh dengankosep siaran
langsung. Menggunakan multikamera direkam secara terus menerus
menggunakan VTR melalui vision mixer. Hasil rekaman selanjutnya diedit
sebelum disiarkan. Live Ot Tape disebut juga dengan istilah MCR (Multi
Camera Remote).
2. Multi Camera Recording: Produksi rekaman program menggunakan multi
camera pada satu adegan. Setiap kamera merekam sendiri-sendiri adegan
tersebut, dengan komposisi dan ukuran gambar berbeda. Hasil rekaman ini akan
dipadukan proses editing sebelum disiarkan.
3. Recording In Segment: Rekaman menggunakan satu atau lebihi kamera bagian
perbagian (scene) sesuai dengan breakdown script,. Bagian per bagian diambil
dari beberapa angle dan komposisi kamera.
4. Single Camera: Rekamana dengan satu kamera. Hasil gambaranya diedit dan
disusun untuk menjelaskan makna dan informasi sesuai kebutuhan program.
Secara umum dalam produksi rekaman atau langsung lebih aman produksi
dalam studi atau indoor, dibandingkan dengan luar studio atau outdoor, karena
studio dibangun memang untuk kebutuhan shooting sehingga aman dari gangguan
cuaca, alam dan lain sebagainya. Selain produksi dalam studio dan luar studio, ada
juga produksi gabungan dimana penggabaungan antara dalam studio dan luar
studio dan luar studio, tidak hanya menggunakan studio tetapi juga luar ruangan
juga dapat dilakukan secara langsung atau rekaman. Hal ini biasa dilakukan oleh
program berita dimana presenter di studio menghubungi reporter dari lokasi
kejadian perkara.
Penulis mengkonsepkan ide kreatif yang tidak bisa dilakukan pada program
live, contohnya penulis membuat ide kreatif buat beberapa segment yang harus
masuk Video tape (VT) yang dilakukan di berbeda tempat dan menggunakan proses
editing agar tidak terlalu banyak terjadi kesalahan sebelum ditayangkan dan
programnya terlihat lebih maksimal maka penulis menentukan “DESTINESIA”
produksi menggunakan multi camera recording. Hal ini akan memudakan proses
editing sebelum menjadi satu program utuh, kemudian mengantar hasil produksi
luar ruangan yang sudah melalui editing, hasil rekaman Video Tape VT yang ingin
kami tayangkan digabungkan dalam editing. Proes taping atau rekaman dipilih
untuk program :DESTINESIA” karena konsep daam program ini tidak bisa
dilakukan pada siaran langsung, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa konsep
ini menggunakan banyak segment untuk Video Tape (VT) sehingga sulit jika harus
dilakukan siaran langusng.
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1 Proses Kerja Produser
Dalam sebuah produksi suatu program televisi, tentuya seorang produser sangat
dibutuhkan di dalamnya, secara garis besar produser adalah orang yang sangat
berpengauh dan bertanggung jawab dalam proses penciptaan karya, dai mulai pra
produksi, produksi hingga paska produksi, peran produser menjadi suatu magnet dalam
keberhasilan sebuah produksi. Produksi bisa disebukan bahw
Seorang produser yang bertanggung jawab dalam mengelola pembuatan film atau
produksi televisi. Pada pembuatan suatu program televisi memerlukan produksi
program televisi beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan dimulai tahap pra
produksi yaitu salah salah satunya pemilhan kru untuk menentukan job description dari
roduser, sutradara, penulis naskah, camera person, penata suara, penata cahaya, penata
artistik, editor. Kemudian dari perundingan seluruh kru untuk membahas konsep dan
program apa yang akan diproduksi, setelha itu produser membuat working schedule
untuk medalami konsep dan teknis apa yang akan digunakan, tidak lupa untuk
menenetukan shooting schedule untuk produksi program yang sudah ditentukan, pada
saat produksi yang dilakukan produser adalah mengamati semua kru bekerja dengan
baik sesuai dengan job description masing-masing, pada saat pasca produksi
melakukan rapat evaluasi bersama kru dan mengamati jalannya editing.
Menurut Morissan (2008a:314) mendefinisikan bahwa:
Produser adalah orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan kreatif
kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memasukan adanya
dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program TV serta mampu
mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan penjadwalan.
Dalam hal ini produser merupakan daya tarik, dalam ruang lingkup dan
pengembangan karier di suatu produksi program televisi. Dengan adanya produser
maka suatu perencanaan program akan bisa dimulai dengan baik, begitu banyak hal
yang dikerjakan oleh seorang produser, dimana produser menjadi titik tumpu untuk
melakukan pembuatan satu program televisi. Produser sangat berpengaruh terhadap
pekerja seni, sebab produser bisa dikatakan sebagao seseorang yang harus bisa
menempatkan dirinya sebagai pelaku seni dan juga sesuatu yang diharapkan oleh
sebagian besar pekerja seni.
Menurut Djamal dan Fachruddin (2011a:94) mendefinisikan bahwa “producer
adalah seseorang yang dipercayai oleh excecutive produser untuk melaksanakan
ide/gagasanya”
Dalam suatu produksi televisi, produser juga bisa dikatakan sebagai seseorang
yang mendapatkan kepercayaan lebih untuk dapat melaksanakan suatu ide atau
gagasan ke dalam bentuk program yang nyata, menjadikan suatu ide menjadi program
yang hidup dan dapat dinikmati oleh seluruh penonton ketika menonton program
tersebut. Mewujudkan suatu ide atau gagasan menjadi karya yang nyata tidaknya
mudah, dibutuhkan pengalaman keberanian, dan tekad yang tinggi untuk dapat
mewujudkanya dengan baik.
Dari pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa Produser adalah orang yang
mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan produksi sebuah program. Produser juga
harus mampu memimpin, mengenal karakter timnya dengan baik dan dapat menjadi
penengah yang bijak ketiKa terjadi suatu masalah didalam tim. Keberhasilan program
dapat terwujud jika dikelola dengan baik oleh Prduser mulai dari pra produksi sampai
pasca produksi sampai pasca produksi dan juga kerjasama tim yang baik.
3.1.1 Pra Produksi
Pra Produksi merupakan salah satu dalam proses pembuatan program baik televisi
maupun radio, hal ini dikarenakan dalam proses pra prpduksi semua bisa menunjukkan
sikap dan tanggung jawabnya dengan baik, keberhasilan suatu program bisa juga
ditentukan dari pra produksi, dimana pra produksi merupakan hal yang penting. Penulis
selaku produser meamantau perkembangan konsep serta naskah yang dibuat oleh
sutradara dan penulis naskah, apakah konsep tersebut layak atau tidak untuk dijadikan
sebuah karya , penulis selalu berkoordinasi pada setiap departemen lainnya. Dalam pra
produksi seluruh kru dituntuk untuk mampu bekerja sama dengan baik, untuk
mempersiapkan segalanya sebelum produksi dilakukan. Pada saat eperti ini produser
harus berkerja secara ekstra agar persiapan yang akan digunakan pada saat produksi
terpenuhi baik seperti yang dijelaskan dibawah ini:
Menurut Latief dan Utud (2017a:16) mengemukakan bahwa:
Pada pra-produksi, produser melalui pencarian pengembangan dan perumusan
konsep, produser on drama dibantu kreatif (creative)atau penulisan naskah,
prosesnya, melakukan sumbang saran (brainstorming) yang dapat memakan waktu
berhari-hari, tetapi juga dapat hanya dalam sekejap sudah menghasilkan ide terbaik.
Dalam hal ini, penulis menarik kesimpulan bahwa pra produksi merupakan tahapan
persiapan sebelum memproduksi suatu karya, dimana dalam tahapan ini dituntut harus
mempersiapkan semuanya mulai dari konsep yang matang alat apa saja yang digunakan,
perencanaan keuangan sampai pencarian pengisi acara sehingga mendapatkan hasil yang
baik. Dalam pra produksi produser di bantu seluruh kru untuk dapat mewujudkan karya
yang baik.
Penulis menyimpulkan bahwa ada tahapan yang dilakukan pada saat pra produksi dan
berikut adalah tahapan pra produksi dari program televisi non drama magazine show
“DESTINESIA”.
1. Tahapan Pemilihan Kru
Tahap pemilIhan kru dilakukan pada saat pra produksi, hal ini untuk
memeberikan perhatian awal terhadap sumber daya manusia yang menjalankan
produksi suatu program. Tahap pemilihan kru merupakan tahap utama produksi
sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang diakukannya (job description), serta sebagai
tuntutan yang professional, dalam proses pemilihan kru penulis beserta tim
mengajukan diri masing-masing sesuai ingin menjadi menjabat sebagai apa.
Tahap itu merupakan tahap awal yang perlu dilakukan agar proses produksi
tertata baik. Setelah dilakukannya musyawarah oleh semua tim, maka terebentuklah
pembagian jabatan sebagai berikut
1. Produser : Dinar Satria Nugroho
2. Sutradara : Rabitha Al Adawiya
3. Penulis Naskah : Andri Muhammad Setyawan
4. Camera Person : Ginanjar Pahayu
5. Penata Suara : Muhamad Agung Alamsah
6. Penata Cahaya : Adit Prasetyo
7. Penata Artistik : Dzaky Iham
8. Penyunting Gambar : Firmansyah
2. Tahap Perancangan Program
Sebelum membuat suatu program televisi tentunya harrus melalui proses
rancangan, hal ini dilakukan agar penulis dan tim mengetahui program non drama apa
yang akan di produksi, setelah program sudah ditetapkan oleh penulis dan tim untuk
di produksi, langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah
merumuskan tujuan. Tujuan pembuatan program non dram talk show, apa jenis-jenis
magazine, jenis magazine apa yang akan dibuat.Rancangan program yang dibuat
penulis dan tim gunakan sebagai dasar pikiran dalam menciptakan audio visual.
Selain itu, dalam proses merancang program non drama tmagazine show yang akan
di produksi, penulis mencari materi, informasi dari berbagai media seperti televisi,
internet, surat kabar, serta buku-buku yang berkaitan sebagai bahan referensi.
Rancangan yang telah ditetapkan penulis dan tim gunakan sebagai standar untuk
pegangan pelaksanaan produksi dan melakukan evaluasi produksi. Fungsi
perancangan program adlah untuk menetapkan rumusan pesa atau informasi yang
ingin disampaikan kepada para penonton.
3. Tahap Riset
Riset menjadi salah satu hal penting dalam sebuah produksi, mengingat akan
memengaruhi pandangan yang akan terjadi oleh reaksi khalayak, tentang sebuah
program yang akan diproduksi. Apakah khalayak tertarik dengan program yang akan
dibuat, atau sebaliknya. Maka akan berpengaruh juga akan keberhasilan suatu
program yang akan diproduksi.
Menurut Latief dan Utud (2017b:128) mendenifisikan bahwa:
Riset merupakan kegiatan keilmuan yang harus sesuai dengan bidang keilmuan
yang didasarkan pada objek pembahasan tertentu, kajian yang berlatar belakang
keilmuan yang didasarkan pada objek tersebut, penggunaan fakta sebagai dasar
kajian, pengguna metode ataupun teknik-teknik tertentu, terdapat hasil yang
mempunyai dasar yang diperoleh dari kesimpulan akhir.
Riset merupakan upaya untuk mendapatkan atau mnegetahui lebih banyak
informasi mengenai program yang akan di produksi. Langkah yang paling penting
sbelum melakukan produksi adalah memiiki informasi yang baik. Dalam proses riset
hal yang dilakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan
produksi, baik mengenai lokasi, maupun kebutuhan tata visual-nya. Riset juga dapat
dilakukan dengan cara mencari informasi sebanyak-banyak nya tentang hal yang
berhubungan dengan program karya yang akan di produksi, dapat melalui suber media
televisi, cetak, internet atau informasinya lainnya yang dapat dijadikan suatu bahan
riset yang bersangkutan dengan ide yang akan dibuat menjadi sebuah karya..
Dalam program televisi non drama magazine show “DESTINESIA” penulis serta
kru memilih tempat wisata yang ada di Bandung, Jawa Barat, diantara nya Situ
Cileunca, Observartorium Boscha, Peternakan susu sapi KPBS, dan Rumah Karung
Goni.
Selain itu penulis dan kru melakukan riset untuk host dan kami mencari informasi
host dari teman salah satu kru kami, dan kami mencasting kedua host tersebut, dan
keduanya memenuhi keinginan penulis dan kru.
Setelah mencari narasumber dan host penulis dan kru mencari studio untuk
digunakan produksi dan studio yang akan penulis dan kru pakai yaitu Café Teras 63
yang ada di daerah Kota Tangerang, karena studio tersebut masuk dalam konsep kami
dan harga sewa nya yang terjangkau dengan kami.
Setelah semua nya ditentukan, maka penulis dan kru lain mengadakan rapat,
terlebih untuk penulis naskah karena perannya sangat penting untuk pembuatan
treatment yang nantinya akan dirundigkan kembali kepada kru maupun kepada dosen
pembimbing.
4. Estimasi Biaya
Sebelum melakukan produksi suatu karya televisi, tentunya dana sangat penting
dalam hal ini, sebab kebutuhan produksi akan bertumpu kepada biaya atau dana,
hamper setiap kebutuhan akan membutuhkan dana untuk mendukung berjalannya
produksi suatu program televisi. Produser harus mampu memprediksi berapa
pengeluaran yang akan dibutuhkan untuk melakukan produksi, produser pun harus
mampu mengatur keuangan mulai dari pengeluaran hingga pendapatan
.
Menurut Latief dan Utud (2017c:245) mengemukakan bahwa
“Menyusun biaya produksi harus mengetahui format program agar dapat
diprediksikan biaya yang dibutuhkan, karena format program memengaruhi biaya
produksi yag terdiri dari; ide, pengisi acara, setting (dekor), perlatan, SDM (kru) dan
jumlah episode (durasi)”.
Perencanangan biaya sangatlah penting dalam sebuah produksi. Dalam program
televisi non drama magazine show “DESTINESIA”, seluruh kru sudah menjelaskan
apa saja yang mereka butuhkan. Maka penulis sudah dapat menetukan biaya yang
akan dikeluarkan perdivisi yang bertugas sebesar Rp, 2.000.000.000 (dua juta rupiah).
5. Jadwal Shooting
Setelah menentukan konsep, langkah berikutnya yang dilakukan produser
mengatur jadwal shooting. Hal ini dilakukan menyesusaikan jadwal kegiatan host
dan narasumber, dan shooting dilakukan pada tanggal 8-10 Mei 2018 dan untuk
shooting di studio pada tanggal 29 Mei 2018.
6. Tahap Perizininan
Pada tahap ini penulis melakukan perizinan karena program “DESTINESIA”
akan melakuka pemgambilan gambar di tempat wisata yang dikelola pemerintahan
Kota dan Kabupaten Bandung sehinnga penulis harus meminta izin kepada yang
berwenang tempat yang harus ada surat perzininan yaitu Situ Cileunca, Obervatorium
Boscha dan Peteranakan Susu KPBS, serta Rumah karung goni tidak perlu surat izin
karena pemilik Rumah Karung Goni tidak harus memerlukan surat perizinan. Pada
Saat produksi di studio Café Teras 63 penulis hanya meminta izin secara lisan dan
membayar penyewaan studio tersebut.
7. Menetukan alat kerja
Pada bagian ini adalah hal penting untuk mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan pada saat produksi, seperti kamera dan perlengkapan nya. Kamera menjadi
alat yang sangat penting mengingat kamera adalah nyawa dalam sebuah produksi.
Dalam produksi magazine show penata kamera biasa nya menggunakan handheld,
maka dari itu kamera yang idgunakan tidak terlalu besar akan menjadi nilai lebih
karena tidak terlalu berat saat pengambilan gambar dan bisa untuk menghasilkan
kestabilan yang baik saat pengoperasian tanpa tripod, selain itu kamera sebaiknya
memiliki view fender mengingat akan meudaghkan dalam pengambilan gambar, pada
saat studioprogram ini menggunakan 2 kamera .
Setelah kamera, alat selanjutnya yang tidak kalah penting saat melakukan proses
produksi adalah mempersiapkan peralatan suara. Karena banyak yang tidak
memperhatikan betapa pentingnya peralatan suara pada saat produksi, hal ini dapat
mendatangkan bencana sebab suara merupakan hal penting dalam proses produksi
audio visual sama hal nya dengan kamera, maka dari itu penulis dan tim harus
mempersiapkan dengan baik.
Pencahayaan pun tidak luput dari pandangan saat mempersiapkan alat-alat apa
saja yang dibutuhkan saat produksi, pencahayaan pun tak hanya dilakukan pada saat
produksi dalam ruangan atau indoor, outdoor sama pentingnya agar keselarasan
dalam gambar terjaga baik.
3.1.2 Produksi
Produksi merupakan puncak dimana segala sesuatu yang sudah disiapkan pada
saat pra produksi digunakan. Produksi bisa dibilang juga sebagai proses pengambilan
gambar atau shooting untuk menjadikan ide sebuah karya yang nyata. Produksi
merupakan praktek pada semua kru dari masing-masing bidang diuji, dengan karya
sama tim akan bisa memproduksi program televisi yang diharapkan. Produser harus
benar-benar bertanggung jawab dalam berjalan nya suatu produksi karya, dimana hal
ini produser sangat berpengaruh. Produser harus mampu mempimpin dengan baik
harus mampu mempimpin dengan baik, harus mampu berkoordinasi dengan seluruh
kru mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan program, ridak hanya mempimpin
produser juga harus mampu bekerja sama dengan baik, sehingga proses shooting dapat
berjalan dengan baik.
Produksi merupakan titik awal dalam pembuatan program televisi, maka dari itu
dibutuhkan kerja sama tim yang baik, agar berjalannya produksi menjadi lancar. Hal
ini berlaku dalam pembuatan karya siaran langsung mamupun siaran tidak langsung,
sebelum melakukan produksi ada baiknya produser memeriksakan perlengkapan yang
sudah disiapkan selama proses pra produksi. Produser harus teliti dalam hal ini, jika
tidak maka akan terganggu dalam berjalannya produksi.
Menurut Latief dan Utud (2017d:248) mengemukakan bahwa “produksi tahap
eksekusi program, siaran langsung atau rekaman”
Pada saat produksi adalah waktu dimana proses shooting terjadi, segala hal yang
sudah dilakukan pada saat pra produksi, saat produksi lah semua kru pekerja keras
dengan pekerjaannya (job description) masing-masing baik siaran langsung atau siaran
tidak langsung. Pada saat proses shooting program “DESTINESIA” banyak sekali yang
harus dilewati, tetapi pada peran ini produser harus tetap memberikan semangat dan
dukungan terhadap semua kru yang bertugas, produser tettap mengawasi berjalannya
shooting dengan baik, apakah ada kendala atau tidak, serta hal-hal yang tidak
diinginkan lainnya. Pada saat melakukan proses produksi program “DESTINESIA”
dilakukan diluar ruangan atau outdoor, pad asaat itu cuaca tidak menentu dapat
mengganggu kesehatan para kur produser pun harus memperhatikan kesehatan para
kru agar dapat bekerja dengan baik.begitu juga karena produksi sebagian besar
dilakukan diluar kota, maka produser beserta kru lainnya harus memeriksa barang agar
tidak hilang atau tertinggal maka masing krui harus bertanggung jawab atas barang
yang telah dipakainya maka dari itu produser membuat membuat list barang masing-
masing agar barang tidak hilang dan kembali dengan cacat sedikit pun ke tempat
penyewaan alat.
Menurut Djamal dan Fachruddin (2011b:133) mengemukakan bahwa :produksi
sendiri melibatkan semua crew stasiun penyiaran tersebut yang terorganisasi dalam
satu tim, yaitu tim produksi yang dipimpin oleh seseorang excecutive produser”
Dari pengertian diatas adalah bahwa proses produksi tidak bisa per tim
perorangan, melainkan harus dilakukan per tim, hal ini karena merupakan suatu proses
yang membutuhkan orang banyak sesuai dengan pekerjaannnya yang sudah ditentukan.
Dalam melakukan proses shooting suatu karya kerja tim sangat dibutuhkan demi
menciptakan karya yang baik, hal ini tidak bisa dikerjakan perorangan mengingat
banyak job description yang diisi dan semua job description dilakuan bersamaan saat
melakukan proses shooting, seperti camera person yang harus mengambil gambar yang
dibutuhkan yang sudah direncanakan dalam penulisan naskah, penata suara yang harus
merekam suara pengisi acara sebab produksi televisi bisa juga disebut audio visual ,
penata cahaya yang dibutuhkan untuk dalam property, set design, serta kebutuhna
artisitik untuk mendukung berjalannya shooting dan lain sebagainya. Pada elemen-
elemen tersebut bisa disimpulkan bahwa dalam pembuatan karya suatu program
televisi sangat di butuhkan dengan adanhya kerja sama antar kru demi menciptakan
karya yang sudah di tetapkan dalam naskah.
Menurut Latief dan Utud (2017e:17) mendefiniskan bahwa
“Produser tetap terlibat sebagi leader. Meskipun ada pengatah acara program
(PD) yang bertugas menerjemahkan naskah dalam perspektif, pemikirannya, namun
lebih bertanggung jawab pada penyajian visual saja dengan sentuhan artistik.”
Sesusai dengan pernyataan diatas adalah tahap bahwa produksi rencana matang
dari pra produksi yang siap untuk disiarkan jika disiarkan secara langsung live atau siap
untuk melakukan shooting terlebih dahulu jika produksinya siaran tunda (taping).
Walaupun dalam pelaksanaan produksi ada program director sebagai pemimpin dalam
menerjemahkan naskah ke dalam bentuk karya, namun tetap produser harus mampu
memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab ata segala aspek.
Dalam hal ini, peran penulis sebagai Produser harus benar-benar siap dalam
meyiapkan segal keperluan untuk proses shooting. Maka dari itu, penulis akan
memaparkan apa saja yang dilakukan Produuser dalam program “DESTINESIA”.
Menurut Supriyadi dkk (2014a:91) sebagai berikut:
1. Memastikan jalannya produksi dan mengkontrolnya agar berjalan sesuai
dengan rencana
2. Selalu berkoordinasi dengan semua departemen atau anggotaa tim.
Dari pernyataan di atas ada dua aspek yang dilakukan produser pada saat proses
produksi atau shooting. Dimana produser harus memastikan jalannnya produksi denga
mengontrolnya ke dalam aspek apapun yang berhubungan dengan produksi, jika ada
yang diperlukan dalam shooting maka produser yang bertanggung jawab, baik
keperluan teknik, keuangan baiik konsumsi atau apakah berjalannya produksi sesuai
naskah atau tidak hal ini dipenting dilakukan. Selain mengontrol jalannya shooting hal
yang dpat dilakukan oleh produser adalah dapat berkoordinasi kepad seluruh kru,
seperti apakah alat yang dibutuhkan untuk pengambilan gambar sudah siap atau belum,
sperti kemara dan lain sebagainya, audio, lighting, sudah sesuai atau belkum, artisitik
seuai dengan konsep atau tidak, serta berkoordinasi hal lainnya yang sesuai dengan
program, hal ini dilakukan agar proses shooting dapat sesuai dengan naskah yang sudah
dibuat.
3.1.3 Pasca Produksi
Pada tahapan ini, segala seuatu yang dilakukan pada saat pra produksi dan
produksi akan dievaluasi, program yang sudah dibuat selanjutnya akan diediting sesuai
dengan konsep yang sudah dibuat sebelumnya. Pada beberapa orang setelah melakuina
produksi pasca produksi adalah hal yang tidak mudah, pasca produksi belum bisa
dibilang sebagai akhir karena setelah melakukan proses shooting banyak yang akan
dilakukan, seperti evaluasi selama berjalannya proses shooting hingga melakukan
editing yang membutuhkan waktu tidak sebentar sebab harus teliti dalam melakukan
editing dalam program ini.
Menurut Latier dan Utud (2017a:263) mendefinisikan bahwa “pasca-produksi
(post-production) tahapan terakhir dari produksi program siaran.”
Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dalam sebuah proses pembuatan,
namun masih banyak hal yang akanb dilakukan setelah produksi, kemudian akan
mengevaluasi pada waktu pra produksi hingga produksi, hal ini dilakukan pad saat
proses pasca produksi, akan kah hasil produksi akan sesuai dengan konsep atau tidak.
Pada tahapan ini, penulis menarik kesimpulan bahwa psca produksi merupakan
hasil dari tahap pra dan produksi yang akan segera disajikan hasilnya kepada penonton,
dan penulis akan mengevaluasi kembali program yang dibuat, karena program
“DESTINESIA” menggunakan produksi taping maka hasil dari perekaman gambar
akan dipilah pilih terlebih dahulu dalam proses editing, setelah itu masuk kedaam tahap
editing offline dan editing online yang hasil akhirnya akan disiarkan dalam bentuk
audio video.
Dan ditahap ini penulis sebagai produser bertugas untuk mengontrol jalannnya
editing agar konsep nya sesuai dengan desain produksi yang telah dibuat dan berjalan
lancar sesuai naskah
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser
Seperti hal nya departemen lain, produser pun mempunyai peran dan tanggung
jawab yang harus dilakukan seorang produser, hal ini dilakukan agar pada saat
memproduksi suatu program televisi akan lebih berkoordinasi sehingga berjalan
dengan lancar.
Menurut Jonathan Bignell dalam Latief dan Utud (2017g:4) menyatakan bahwa
“producer the person working for a television institution who is rensponsible for the
budget planning and making of a television programming (produser adalah orang untuk
lembaga televisi yang bertanggung jawab atas anggaran, perencenaan, dan pembuatan
program televisi atau serangkaian program.”
Dari penjelasan diatas penulis sebagai produser menarik kesimpulan bhawa banyak
tanggung jawab yang dilakukan oleh seorang produser mulai dari pra produksi,
produksi, pasca produksi, kemudian menentukan materi apa yang akan dibuat.
Menurut Supriyadi dkk (2014b:82) mengemukakan bahwa “Produser adalah orang
yang bertanggung jawab atas produksi. Ia bertanggung jawab untuk semua karyawan
yang bekerja pada produksi dan untuk mengkoordinasikan elemen produksi teknis dan
nonteknis”
Produser mempunyai peran dan tanggung jawab yang berbeda pada saat produksi,
produksi hingga pasca. Menurut supriyadi dkk (2014:88) menyatakan bahwa aktivitas
pada pra produksi sebagai berikut:
1. Mewujudkan serta melakukan koordinasi elemen produksi yang berupa,
membicarakan ide, tema, desain produksi, dengan penulis naskah dan sutradara.
2. Menyusun rancangan dalam bentuk proposal atau desain produksi
3. Bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai pihak
dalam produksi yang dikelola.
4. Merancang, mempelajari, dan menetapkan biaya produksi.
5. Menyediakan dan mencari sumber dana produksi.
6. Menentukan jadwal produksi
Sedangkan aktivitas pada saat produksi, Menurut Supriyadi dkk (2014c:91) sebagai
berikut:
1. Memastikan jalannya produksi dan mengkontrolnya agar berjaan seusai dengan
rencana
2. Selalu berkoordinasi dengan semua departemen atau angota tim.
Pada bagian terakhir aktivitas sebagai produser yaitu pasca produksi, Menurut
Supriyadi dkk (2014d:94) menyatakan bahwa:
1. Memastikan jalannya produksi agar berproses sesuai denga rencana.
2. Melakukan promo dan mengevaluasi kinerja tim dan menyiapkan rapat untuk
edisi selanjutnya.
3. Bersama tim quality control (QC) dan sutradara melaksanakan proses
gatekeeper terhadap hasil karya
Setelah itu dari beberapa poin yang sudah diijabarkan diatas mengenai pesan dan
tanggung jawab seorang Produser, Penulis dapat menyimpulkan bahwa peran dan
tanggung jawab produser sangatlah berperan besar dan penting karena bertanggung
jawab dalam pembuatan suatu program mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.
3.1.5 Proses Penciptaan Karya
Dalam proses penciptaan karya penulis selaku produser akan mengadakan briefing
kepada seluruh kru yang bersangkutan, dengan membahas konsep yang sudah ada.
Kemudian penulis mengembangkan konsep tersebut bersama tim dan memastikan
apakah konsep tersebut sudah matang apa belum. Setelah memastikan konsep tesebut
selanjutnya penulis beserta tim melakukan bimbingan kepad dosen pembimbing untuk
mengetahui apakah konsep disetujui atau tidak. Setelah disetujui dosen pembimbing
penulis bersama tim melakukan casting unuk host dan co- host yang memenuhi kriteria.
Setelah konsep disetujui langkah selanjutnya adalah menyusun working schedule,
budgerting, serta peralatan dan perlengkapan yang akan dibutuhkan.
1. Konsep Kreatif
Sebelum membuat program DESTINESIA penulis dan tim melakukan
brasintroming bersana sama tema apakah yang akan kita angkat untuk program kita,
setelah kita menenutkan tema apa yang mau kita angkat itu kita melakukan bimbingan
kepada dosen pembimbing, setelah dosen mengkonfirmasi tema yang mau kita ngkat
baru kita melakukan seperti pengetikan naskah, riset dan casting host dan riset studio
dan lain-lain.
Membuat program non drama magazine shpw bukan suatu hal mudah, karena
tidak hanya membuat program yang menghibur saja tetapi juga dapat memberikan
informasi yang berharga kepada penonton. Penulis sebagai produser juga harus
memikirkan isi dan konten yang ada di suatu program, apakah konsep yang akan dibuat
layak atau tidak, mengedepankan informasi atau tidak untuk penonton.
Penulis memilih program non drama dengan format magazine show karena
dengan format program televisi seperti ini akan mudah disukai oleh penonton, program
magazine sendiri merupakan program informasi, maka informasi ini yang akan dijual.
Namun program magazine bukan program dengan informasi hard, namun informasi
didalamnya informasi yang dikemas secara ringan. Sehingga para penonton akan lebih
mudah dipahami isi informasi tersebut. Dalam program non dram magazine show
“DESTINESIA” , akan menyuguhkan program magazine yang seru juga memberikan
informasi tempat tempat wisata yang jarang orang ketahui yang dimana host yang ada
di studio akan memberikan informasi tempat wisata tersebut dan co-host akan terjun
langsung ke tempat wisata yang sudah diberitahukan host yang ada distudio.
2. Konsep Produksi
Sebelum melakukan produksi penulis sebagai produser berunding bersama
Cameraman, penata suara, dan penata cahaya untuk menentukan alat apa saja yang
ingin mereka gunakan untuk shooting sebagai produser akan menuruti kemauan
mereka agar hasil gambar dan suara bagus dan sesuaiyang diinginkan.
Setelah melakukan proses kreatif penulis melakukan proses produksi, dimana
dalam proses ini penulis dapat mewujudkan ide-ide menjadi sesuatu yang nyata.
Banyak yang harus penulis persiapkan sebelum terjadinya proses produksi, mulai dari
mempersiapkan alat-alat, pengambilan stock shoot, menghubungi pengurus tempat
wisata tersebut agar produksi berjalan dengan lancar.
Scheduling yang tepat diperlukan untuk pembagian jam kerja pada kru tertentu.
Karena proses waktu shooting yang padat dan lokasi shooting yang cukup jauh dari
tempat kita menginap penulis sebagai produser memebrikan tanggung jawab kepada
masing masing kru untuk bangun lebih pagi agar bisa diselesaikan dalam waktu yang
cukup sehingga kebutuhan gambar yang dibutuhkan sutradara itu bisa terpenuhi dan
waktu yang kita perlukan untuk produksi dilakukan selama tiga hari.
3. Konsep Teknis
Setelah semuanya dipersiapakan, sekarang bagaimana caranya penulis sebagai
produse dibantu oleh semua ru untuk menyajikan suatu program magazine show
“DESTINESIA” agar menarik penontonton yang melihatnya. Program
“DESTINESIA” akan menyajikan informasi tentang tempat wosata yang ada di
Bandung, Jawa Barat, untuk keberhasilan suatu program tidak hanya konsep saja yang
diperhatikan, tetapi teknis juga hal penting mengingat sebagai faktor yang mendukung
untuk keberhasilan program.
Produksi program non drama magazine “DESTINESIA” menggunakan kamera
Sony HXR-NX1 untuk yang di outdoor dan yang untuk di studio menggunakan kamera
Sony PXW X70 dikarenakan kebuthan camera person, ada pun kamera bantu yaitu
kamera XIAOMI CAM untuk pengambilan gambar di salah satu tempat wisata yang
sedang menaikik flying fox.
Konsep teknis dalam penata suara mengunakan dua buah Clip on wireless
Sennheisertype G3 yang dupasangkan untuk host berfungsi sebgaia audo master., satu
buah Clip on wireless Sennheisertype G3 untuk narasumber sebagai penangkap suara
semuanya dengan kualitas baik sehingga mendapat sumber suara yang diharapkan.
Untuk media perekaman suara menggunakan hand portable recorder Zoom H4n
dengan kualitas baik sehingga perekaman suara dapat meminimalisir dari berbagai
noise. Penata suara juga menggunakan headset denga merk Rexus agar mendapat
dialog host denga baik sehingga bila terjadi noise atau dialog yang kurang jelas dapat
didengar.
Pada saat di outdoor penata cahaya menggunakan dua lampu LED Panel cn
2000 dan satu lampu kinoflo karena lampu lampu yang dipaki sesuai dengan kebutuhan
penata cahaya
3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Pada setiap produksi program tentunya aka nada suatu Kendal-kendala kendala
baik ringan maupun tidak, hal ini sudah menjadi biasa saat melakukan produksi, dan
produser harus bisa ,emcari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
1. Kendala: Sulitnya mendapat izin shooting dari pihakyang berwenang.
Solusi : Membuat surat izin dari kampus agar mednpatkan izin dari pihak yang
berwenang .
2. Kendala: Pada Saat Produksi terjadi hujan pada saat akan take closing di Situ
Cileuca
Solusi: Mengganti hari lain untuk take closing di Situ Cileunca
3. Kendala: sulitnya membangunkan kru pada pagi hari karena semua kru
kelelahan pada saat shooting
Solusi: sebagai produser harus bangun lebih awal untuk membangunkan agar
schedule tidak berantakan sesuai dengan jadwal.
1.1.7 Lembar Kerja Produser
Konsep Program
Program non drama magazine “DESTINESIA” merupakan program
televisi berdurasi 24 menit yang berisikan temtamg destinasi tempat wisata di
Indonesia yang ada di Indonseia yang jarang orang ketahui oleh banyak orang.
Dengan konsep yang mengangkat destinasi tempat wisata di Indonesia yang
jarang diketahui penonton agar penonton dapat mengetahui destinasi yang ada
di Indonesia tidak hanya itu itu saja. Maka dari itu penulis dan tim mengangkat
tema tersebut untuk menambah wawasan penonton tentang Indonesia.
Penulis berharap konsep program yang dibuat untuk menambah wawasan
penonton tentang destinasi tempat yang ada Indonesia, dan konsep ini dapar
menginspirasi penonton ketika melihat tayangan yang dibuat.
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Dyrasi : 24 MENIT Time Broadcast : 09:00-09:30 WIB
Tabel III.1
NO TAH
AP
AKTIVIT
AS
TAHAP PERHARI
APRIIL MEI
MINGGU KE 2 MINGGU KE 3 MINGGU KE 4 MINGGU 1 MINGGU 4
S S R K J S S S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
11
PR
A
PR
OD
UK
SI
Penentuan
job
2 Bimbingan
3 Penetuan
Tema
4 Bimbingan
5 Perencanan
Budget
6 Hunting
lokasi ke 1
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“WORKING SCHEDULE”
7 Casting Host
8 Bimbingan
9 Hunting
lokasi ke 2
10 Bedah naskah
11 Pembuatan
Rundown
12 Pembuatan
naskah
13 List Art
- Make
up
- Wardr
obe
- Prope
rty
14
PR
OI
DU
KSI
Booking alat
15 Briefing
16 Pembuatan
Rundown
17 Shooting di
Bandung
18 Booking
studio
19 Reading
20 Persiapan Art
21 Desain set art
22 Booking alat
23 Shooting
24 Evaluasi
prouksi
25
Tabel III.2
N
O
T
A
H
A
P
A
K
T
I
V
I
T
A
S
TARGET PER HARI
JUNI
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
2
6
B
i
m
b
i
n
g
a
n
2
7
B
i
m
b
i
n
g
a
n
2
8
2
9
3
0
Tabel III.3
NO TAHAP AKTIVITAS
TARGET PER HARI
JULI
MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
26 Bimbingan
27 Bimbingan
28
29
30
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Dyrasi : 24 MENIT Time Broadcast: 09:00-09:30
WIB
Tabel III.4
N
O
TAHAP
AN AKTIVITAS
TARGET PER ,MINGGU
APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PRA
PRODU
KSI
Penentuan
job
2 Bimbingan
3 Penetuan
Tema
4 Bimbingan
5 Perencanan
Budget
6 Hunting
lokasi ke 1
7 Casting Host
8 Bimbingan
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“WORKING SCHEDULE”
9 Hunting
lokasi ke 2
10 Bedah naskah
11 Pembuatan
Rundown
12 Pembuatan
naskah
13
List Art
- Make
up
- Wardr
obe
- Prope
rty
14 Booking alat
15
PRODU
KSI
Briefing
16 Pembuatan
Rundown
17 Shooting di
Bandung
18 Booking
studio
19 Reading
20 Persiapan Art
21 Desain set art
22 Booking alat
23 Shooting
24 Evaluasi
produksi
25
PRA
PRODU
KSI
Roughcut
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 MENIT
Tabel III.5
No ITEM UNIT RATE AMOUNT NOTES
PRA PRODUKSI
1 Print dan fotocopy Ouline T.A 8 Kali @13.000x8= Rp,
104.000
2 Materai 6000 4 @7000x4= Rp,
28.000
3 Survey Bandung 2 kali Rp,400.000 Sudah termasuk
bensin dan tol
4 Tiket Kereta Api 2 orang Rp,400/000 Pulang pergi Jakarta
Bandung
5 Trasnportasi Talent untuk ke
stasiun 2 orang Rp, 100.000
TOTAL
RP, 1.032.000
PRODUKSI (TEKNIS)
6 Sony HXR NX 1 2 Unit @Rp. 800.000x2=
Rp. 1.600.000 Sewa 3 hari
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“BREADOWN BUDGETING”
7 Sony PXW X70 2 Unit @Rp. 400.000x2=
Rp. 800.000 Sewa 1 hari
8 Clip on Senheisser G3 2 Unit @Rp. 300.000x2=
Rp. 600.000
Sewa 3 hari di
Bandung
9 Clip on Senheisser G3 1 Unit Rp. 100.000 Sewa 1 hari di Jakarta
10 Lighting Cn 2000 2 Unit @400.000x2=
Rp. 800.000 Sewa 3 hari
11 Lighting CN 1200 1 Unit Rp. 900.000 Sewa 7 hari
12 LED 1080 2 Unit @150.000x2=
Rp. 300.000 Sewa 1 hari di Jakarta
13 Kinoflow 1 Unit Rp. 100.000
14 Zoom H4n 1 Unit Rp. 220.000 Sewa 3 hari di
bandung
15 Zoom H4n 1 Unit Rp. 100.000 Sewa 1 Hari di
Jakarta
16 Reflector 1 Unit Rp. 50.000 Sewa 1 Hari
17 Battery 4 Unit Rp. 30.000 TOTAL
Rp, 5.600.000
PRODUKSI (ARTISTIK)
18 Lem 1 Unit Rp. 5.000
19 Hapusan 1 Unit Rp. 2.500
20 Pensil 1 Unit Rp. 4.000
21 Karton 7 Unit @Rp, 3.000x7=
Rp. 21.000
22 Penggaris 1 Unit Rp. 4.000
23 Rautan 1 Unit Rp. 1.000
24 Kawat Harmoni 3 Meter @Rp. 50.000x3=
Rp. 150.000
25 Kayu Rp.500.000
26 Konsumsi Art 2 orang Rp. 100.000
27 Print 1 Unit Rp. 35.000
28 Doubletip 3 Unit Rp.10.000
29 Trashbag 4 Unit @Rp. 5.000x4=
Rp. 20.000
30 Pembantu Art 1 Orang Rp. 10.000 TOTAL
Rp. 942.500
PRODUKSI (UNIT)
30 Konsumsi Talent 3 Hari Rp. 150.000
31 Konsumsi Kru 10 Orang Rp. 14.000x10=
Rp.140.000 Kru dan Talent
32 Konsumsi Malam 6 Orang Rp. 14.000x6=
Rp. 84.000
33 Konsumsi Siang 10 Orang Rp. 10.000x10=
Rp.100.000
34 Air Dus 1 Box Rp.20.000
35 Air Galon 1 Galon Rp.15.000
36 Tempat Penginapan 7 Hari Rp. 700.000
37 Mobil 7 Hari Rp.1.500.000
Sudah termasuk told
an bensin pulang
pergi
38 Motor 2 Unit Rp.200.000 3 Hari
38 Pak Wiyan 1 Hari Rp. 100.000
40 Pak Asep 1 Hari Rp. 50.000
41 Pak Alif 1 Hari Rp. 50.000
42 Kang Farish 1 Hari Rp. 100.000
43 Café Teras 63 11 Jam Rp. 1.000.000
44 Syifa 3 Hari Rp. 500.000
45 Rani 1 Hari Rp. 300.000 TOTAL
5.009.000
PASCA PRODUKSI
46
Production Company :YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 MENIT
Tabel III.6
NO Hari dan
tanggal
Waktu Pelaksana Kegiatan
1 Sabtu, 4 Mei
2018
22.00-23.00 Memeriksa Perlengkapan
2 23.00-04.00 Perjalanan menuju ke Bandung
3
Minggu, 5
Mei 2018
04.00-05.00 Sampai di Bandung
4 Menegcek perelengkapan
5 05.00-12.00 Istirahat
6
Senin, 6 Mei
2018
08/00-09.00 Berangkat \ke kantor pengurusan
perizinan tempat shooting
7 09.00-15.00 Mengurus usrat peizinan situ
cileunca
8 15.00-15.30 ISHOMA
9 15.30-16.30 Pulang ke penginapan
10 16.30-18.00 Istirahat
11 18.00-18.30 Mempersiapkan mengambil alat
12 18.30-19.30 Sampai tempat rental alat
13 19.30-20.30 Mengambil alat
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“SHOOTING SCHEDULE BANDUNG”
14 20.30-21.30 Pulang ke penginaan
15 21.30.22.00 Mengeck alat shooting
16 22.00-05.00 Istirahat
17
Selasa, 7 Mei
2018
05.00-06.00 Persiapan shooting
18 06.00-08.30 Berangkat ke situ cileunca
19 08.30-10.00 Sampai situ cileunca
20 10.00-10.30 Mempersiapkan shooting di situ
cileunca
21 10.30-12.00 Shooting di situ cileunca
22 12.00-13.00 ISHOMA
23 13.00-13.30 Riset ke kandang sapi KPBS
24 13.30-14.00 Sampai di kandang sapi KPBS
25 14.00-15.00 Survey di Kandang sapi
26 15.00-15.15 Memepersipakan untuk ke
penginapan
27 15.15-17.00 Pulang kepenginapan
28 17.00-18.00 Sampai tempat penginapan
29 18.00-18.30 ISHOMA
30 18.30-19.00 Mengecek peralatan shooting
kembali
31 19.00-05.00 Istirahat
32 Rabu, 8 Mei
2018
05.00-06.30 Mempersipkan shooting di
Observatorium Boscha dan
Rumah Karung Goni
33 06.30-07.00 Mengecek alat untu shooting
34 07.00-08.30
Berangkat ke Observatorium
Boscha
35
08.30-09.00
Sampai di Observatorium Boscha
dan memepersiapan shooting di
Observatorium Boscha
36 09.00-10.30 Shooting di Observatorium Bosha
37 10.30-11.00 Membereskan alat shooting dan
mempersipakan ke rumah goni
38 11.00-12.00
Beraengkat ke Rumah Karung
Goni
39 12.00-13.00 ISHOMA
40 13.00-13.15
Persipan ke tempat buatan Rumah
Karung Goni
41 13.15-15.30
Berangkat ke tempat buatan
Rumah karung Goni
42
15.30-15.45
Sampai dan mempersiapkan
shooting di tempat pembuatan
Rumah Karung Goni
43 15.45-17.00 Shooting di Rumah karung Goni
44 17.00-17.15
Selesai shooting an
memperesipakn untk ke tempat
Rumah Karung Goni
45 17.15-18.30
Berangkat ke Rumah Karung
Goni
46 18.30-18.45 Sampai dan memepersiapkan
shooting di Rumah Karung Goni
47 18.45-20.00
Shooting di tempat Rumah
Karung Goni
48 20.00-20.15
Selesai shooting dan
mempersipakan untuk pulang ke
penginapan
49 20.15-21.00 Pulang ke penginapan
50 21.00-21.30
Mengcek kembali peraatan
sebelum isitrahat
51 21.30-06.00 Istirahat
52
Kamis,9 Mei
2018
06.00-07.30 Mempersipkan untuk shooting di
situ cileunca
53 07.30-09.00 Berangkat ke situ cileunca
54 09.00-09.30
Sampai dan mempersipkan
shootingcileunca
55 09.30-12.00 Shooting di Situ Cileunca
56 12.00-13.00
Selesai shooting di Kandang Sapi
KPBS dan ISHOMA
57 13.00-13.15
Mempesipkan untuk shooting di
Kandang Sapi KPBS
58 13.15-14.00 Berangkat ke KPBS
59 14.00-14.15 Sampai di Kandang Sapi KPBS
dan mempersiapkan shooting
60 14.15-15.00 Shooting di Kandang Sapi KPBS
61
15.00-15.15
Selesai dan mempersiapakn untuk
mengembalikan alat shooting ke
tempat rental alat yang di
Bandung
62 15.15-15.30 Berangkat ke pengembalian alat
di tempat rental alt di Bandung
63 15.30-18.30
Sampai di tempat pengembalian
rental alat di Badnung
64 18.30-19.30 Mengembalikan alat shooting
65 19.30-19.45
Mempesiapkan untuk pulang ke
tempat penginapan
66 19.45-21.00 Sampai di penginapan
67 21.00-07.30 Istirahat
68
Jumat, 10
Mei 2018
07.30-12.00 Mengajak talent untuk belanja
69 12.00-13.00 ISHOMA
70 13.00-13.15
Mempersiapkan talent untuk
mengantar ke stasiun untuk
pulang ke Jakarta
71 13.15-14.00 Berangkat ke stasiun
72 14.00-14.15
Mempersiapkan untuk pulang ke
penginapan
73 14.15.15.00 Berangkat ke penginapan
74 15.00-23.00
Sampai di penginapan dan
isitrahat
75 23.00-23.15
Mempersiapkan untuk pulang ke
Jakarta
76 23.15-04.30 Pualng ke Jakarta
77 04.30 Sampai ke Jakarta
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 MENIT
Tabel III.7
NO Hari dan tanggal Waktu Pelaksana Kegiatan
1 Senin, 28 Mei 2018 23.00-24.00 Mengambil alat
2
Selasa,29 Mei 2018
24.00-01.00 Mengecek alat yang
sudah diambil
3 01.00-05.00 Menyiapkan art
4 05.00-07.30 Memersipakan alat dan
art untuk shooting
5 07.30-09.00 Berangkat ke tempat
shooting
6 09.00-15.00
Sampai di tempat
shooting dan
mepersiapkan alat dan ar
7 15.00-18.00 Shooting
8 18.00-.19.00 Istirahat dan buka puasa
9 19.00-20.30 Melanjutkan shooting
10 20.30-21.30
Selesai shooting dan
merapikan alat shooting
dan merapihkan art
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“SHOOTING SCHEDULE STUDIO”
11 21.30-22.00 Membalikan alat
shooting
12 22.00-22.30
Sampai tempat rental
alat untuk
mengembalikan alat
13 22.30-23.30 Pulang ke rumah masing
– masing
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“DAILY PRODUCTION REPORT”
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 MENIT
Hari Pertama di Bandung
Tabel III.8
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 05.00 06.30
Make Up Call 08.00 08.00
Custom Call 08.00 08.00
Talent Call 10.00 10.00
Selesai 12.00 12.00
Hari Kedua di Bandung
Tabel III.9
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 05.00 06.30
Make Up Call 08.00 08.00
Custom Call 08.00 08.00
Talent Call 10.00 10.00
Selesai 17.00 17.00
Hari Ketiga di Bandung
Tabel III.10
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 05.00 06.30
Make Up Call 08.00 08.00
Custom Call 08.00 08.00
Talent Call 10.00 10.00
Selesai 18.00 18.00
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 05.00 07.30
Make Up Call 07.30 08.00
Custom Call 08.00 08.00
Talent Call 10.00 11.00
Selesai 21.30 22.00
Tabel III.12
NO
Tokoh Profile Talent
Nama Nama di Naskah Usia Pekerjaan Contact Person
1 Asyifa Rahmati Syifa 20 tahun Mahasiswi 085709248881
2 Raniah Salwita Rani 21 tahun Mahasiswi 081296575430
3 Pak Wiyan Pak Wiyan 35 tahun Pengelola Situ Cileunca
4 Pak Alif Pak Alif 31 tahun Pemerah Susu Sapi
5 Pak Alif Pak Alif 30 tahun Pengelola Boscha
6 Farish Muhammad Farish 27 tahun Pemilik Rumah karung
Goni 082118773542
Production Company : YAKUY PRODUCTION Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 MENIT
Tabel III.13
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Kamera Sony HDR HXR-NX 1 2 Sewa
2 Kamera Sony PXW X70 2 Sewa
3 Action Cam Xiaomi Cam 1 Sewa
4 Tripod
Kamera - 4 Sewa
4 Tripod
Lighting - 5 Sewa
5 LED Cn 2000 2 Sewa
8 LED Cn 1000 2 Sewa
9 Kinoflo = 1 Sewa
10 Clip on Wireless Seinhnheiser
type G3 3 Sewa
11
Hand
Portable
Recorder
Zoom H4n 1 Sewa
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“EQUIPMENT LIST”
12 Kabel Roll - 2 Milik Sendiri
13 Battery 4 Milik Sendiri
LOKASI SHOOTING
Situ Cileunca
Gambar III.1
Observatorium Boscha
Gambar III.2
Kandang Sapi KPBS
Gambar III.3
Pembuatan
Karung Goni
Gambar III.4
Rumah Karung Goni
Gambar III.5
Studio
Gambar III.6
3.2 Proses Kerja Pengarah Acara
Dalam pembuatan program “DESTINESIA” penulis sebagai pengarah acara
program televisi atau disebut juga sutradara berperan penting di dalam nya. Terlebih
sutradara harus dapat memvisualkan naskah dengan baik sekaligus bagian paling atas
dari sebuah tim dan bertanggung jawab dari pra hingga pasca produksi. Dalam program
televisi seorang sutradara bisa disebut juga pengarah acara (program director) yang
harus memimpin dengan baik dan mampu bekerja sama dengan anggota tim lain nya.
Menurut Naratama (2013:16a) Sutradara Televisi adalah seseorang yang
menyutradarai Program Acara Televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari Pra
hingga Pascaproduksi, baik untuk drama maupun Nondrama dengan lokasi di studio
(indoor) maupun alam (outdoor), dan menggnakan sistem produksi single dan/atau
multi-camera.
Seorang sutradara juga harus mampu memahami karakter dari host nya dan juga
mempunyai kriteria sendiri dalam memilih host yang sesuai konsep program acara nya
tersebut. Agar dapat menghasilkan karya yang luar biasa dan tidak lupa juga ada nya
peran serta kru lain untuk menyatukan pikiran
Menurut Supriyadi dkk (2014:9a) “Sutradara adalah seorang yang bertanggung
jawab penuh atas aspek kreatif, baik bersifat penafsiran maupun teknik.”
Selain itu juga penulis sebagai sutradara berperan penting dalam produksi
sebagai pemimpin, tidak hanya itu sutradara juga harus dapat menguasai teknis yang
akan dibutuhkan saat akan membuat suatu karya. Dan juga dapat menguasai semua
konten yang tertulis dalam naskah. Penulis sebagai sutaradara juga harus bijak dalam
mempertanggung jawab kan pengambilan gambar.
Menurut Morissan (2008:8a) “Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab
menerjemahkan kata-kata tertulis (skrip) menjadi suara atau gambar tertentu.”
Dengan penjabaran diatas diatas, penulis simpulkan bahwa sutradara
mempunyai peranan penting dalam program televisi yang akan produksi, mulai dari
menuangkan ide-ide kreatif, pembuatan naskah, casting talent, proses shooting hingga
editing. Sutradara juga harus dapat mengatur jalan nya shooting dengan baik agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak inginkan.
Pada tahap produksi sutradara atau pengarah acara harus tetap konsisten
menjaga situasi agar tetap kondusif seperti memahami kondisi para kru produksi yang
terlihat lelah, menggantuk dan sebagainya. Sehingga semua tim menjalankan kemauan
sutradara tanpa harus diperintah melakukan nya dengan sukarela dan penuh
keyakinaan.
3.2.1 Pra Produksi
Tahap pra produksi ini merupakan awal dari setiap produksi suatu karya, di
tahap inilah sutradara harus bertanggung jawab dalam segala aspek mulai dari
menyusun konsep atau ide kreatif menentukan job description hingga ke masalah
teknis. Produksi akan berjalan dengan baik dan lancar apabila pada tahap pra produksi
ini di olah secara matang.
Menurut Latief dan Utud, (2015:148a) “Tahapan pelaksanaan pembahasan dan
pencarian ide atau gagasan perencanaan merupakan tahapan awal untuk membuat suatu
program yang disebut sebagai pra produksi (pre production).”
Pra produksi ini juga merupakan awal dari seluruh kegiatan mulai dari
menentukan konsep, penemuan ide, perencanaan serta persiapan. di pra produksi ini
juga sutradara harus memiliki banyak referensi dan menentukan ide-ide kreatif oleh
karena itu sutradara harus mampu bekerja sama dengan baik dengan seluruh anggota
tim. Sutradara juga harus mendiskusikan terlebih dahulu kepada para kru yang sudah
dibentuk.
Setelah perencanaan pra produksi sudah dibuat dan mendiskusikan semuanya
baru lah sutradara dan kru membuat perancangan program selanjutnya seperti tugas
sutradara pada tahap ini yaitu membedah naskah setelah naskah dibuat oleh script
writer terlebih dahulu sebelum ke tahap produksi. Tidak hanya sutarada namun semua
anggota tim yang bertugas untuk menentukan pengambilan gambar, tempat, dan audio
yang tepat.
Setelah naskah jadi ada baiknya sutradara harus melihat lokasi langsung untuk
mempermudah membuat director treatment dan juga sekaligus produser meminta
perizinan tempat. Dan untuk mempermudah camera person melakukan pengambilan
gambar.
Tahap selanjut nya yaitu casting talent/host sutradara harus memiliki kriteria
host sesuai untuk konsep acara yang akan di buat. Dan juga sutradara harus dapat
mendiskusikan nya lagi dengan penulis naskah dan kru lain nya. Tahapan di atas
sangatlah penting dalam pra produksi setelah Script writter merealisasikan nya dalam
bentuk naskah dan sutradara pun mengambil andil penting di dalam nya dalam
menentukan ide-ide kreatif dan memvisualkan nya dengan baik.
Penulis sebagai pengarah acara atau sutradara juga harus bekerja sama dan
mendiskusikan dengan kru lain untuk menyalurkan ide-ide kreatif nya dalam program
acara yang akan di buat. Seperti penata artistik, ia dapat menyampaikan ide nya untuk
dekorasi ruangan sesuai konsep program yang akan dibuat dan juga dapat merangkap
untuk menentukan wadrobe host.
Lalu camera person akan memberikan ide seperti pengambilan gambar yang
baik di studio maupun di lokasi terbuka dan jenis kamera apa saja yang akan diperlukan
sesuai dengan naskah dan konsep program. Begitupun dengan penata suara harus juga
memberikan ide seperti pengambilan backsound yang sesuai dan menentukan alat yang
cocok untuk pengambilan di indoor atau outdoor.
Tahap bedah naskah ini juga semua kru memberikan ide-ide kreatif nya kepada
sutradara dan tidak jarang ditahap ini juga banyak terjadi perselisihan pendapat. Namun
keputusan terakhir tetap di tangan sutradara dan sutradara juga harus bersikap bijak
dalam mengambil keputusan dan juga bersikap rendah hati kalau memang ide dari kru
lain lebih menarik darinya.
Menurut Latief dan Utud (2015:125b) “Sutradara adalah orang yang
bertanggung jawab mengenai seluruh persiapan dan pelaksanaan produksi siaran
televisi hingga disiarkan. Terlibat dalam proses kreatif, meskipun tidak intensif
dibanding produser.”
Dalam program televisi pengarah acara biasa diebut sutradara juga harus cerdik
memilih ide-ide yang akan dituangkan dalam program acara yang akan dibuat nya.
Sesudah bedah naskah dilakukan maka tahap-tahap selanjutkan akan lebih mudah
dilakukan. Seperti pencarian host, dan co host dengan cara menyebarkan informasi
lewat media sosial atau dari orang ke orang.
Lalu tahap pencarian lokasi shooting seluruh kru wajib turun untuk melihat
langsung supaya meneliti, mengamati, dan mencocokan dengan konsep yang dibuat.
Setelah melihat lokasi langsung tidak dipungkiri terkadang banyak ketidak cocokan
dan tidak sedikit ada perubahan konsep yang akan di buat. Setelah semua persiapan
selesai, sebelum memasuki tahap produksi sutradara juga akan melakukan reading
naskah terlebih dahulu kepada host.
Di tahap ini juga sutradara harus memahami betul karakteristik host agar dapat
sesuai dengan program acara yang akan dibuat dan dapat melihat kekurangan-
kekurangan yang ada. Di saat ini juga melatih penulis dan seluruh tim cara kerja pada
saat proses produksi untuk memahami betul apa yang akan dikerjakan.
3.2.2 Produksi
Selanjutnya yaitu tahap produksi disinilah tugas penulis sebagai sutradara atau
pengarah acara sangat diandalkan. Tahap produksi adalah proses pengambilan gambar
dilapangan (shooting). Namun bukan berarti sutradara tidak mengetahui aspek pra
produksi dan pasca produksi. Sutradara terjun dan mengarahkan langsung jalan nya
produksi dan bekerja sama dengan baik dengan seluruh kru dan host.
Sutradara dibantu penulis naskah dan produser harus dapat berhubungan
dengan baik agar menjadi kunci karya yang sukses. Tidak lupa setiap kru harus
melakukan tugas nya masing-masing seperti yang sudah di rancang sebelum nya pada
tahap pra produksi dan sesuai naskah maupun rundown yang telah dibuat.
Menurut Naratama (2013:54b) “Sebagian kisah tentang lika-liku perencanaan
produksi televisi, melibatkan produser, penulis naskah, dan sutradara ketiga nya harus
memiliki keselerasan hubungan untuk menjadi kunci sukses sebuah karya.”
Penulis sebagai sutradara atau pengarah acara program televisi, produser, dan
penulis naskah harus memiliki:
1. Selera Yang Sama
Bila ketiga nya memiliki selera yang sama pekerjaan akan menjadi lebih
mudah. Selera tersebut bisa berupa hobi, selera music yang sama dengan
selera inilah penciptaan seni lebih bervariatif, namun berkesan satu rasa.
2. Kombinasi Latar Belakang
Latar belakang yang beragam seperti perbedaan pengalaman, wawasan,
pendidikan, dan sosialisasi di masyarakat sangat baik untuk mendukung
karya positif.
3. Satu Tujuan
Konsep dan kebersamaaan untuk mencapai satu tujuan sangat penting bagi
ketiga nya. Setiap individu harus mempunyai tujuan yang sama walaupun
bisa untuk kepentingan yang berbeda.
Tahap produksi ini juga pengarah acara program televisi sangat berperan
penting dalan mengarahkan host, mengarahkan camera person dalam pengambilan
gambar yang sesuai dengan director treatment dan konsep yang sudah di rancang
sebelumnya. Pada saat produksi ini juga sutradara harus memiliki rasa keberanian dan
keyakinan yang kuat, bersikap positif dan tetap semangat dalam kondisi apapun, dan
dapat mengkontrol diri pada saat-saat genting.
Menurut Muttaqin (2010:138a) Jika ditelusuri secara lebih mendalam, ternyata
dibalik pemiliham shot dan semacam nya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh
si pembuat dalam menciptakan shot. sayangnya, tdak semua pesan bisa disampaikan
dengan baik, ironis nya hal ini karena “kesalahan” dari si pembuat pesan. Shot
semestinya tidak semua urusan teknis, mekanis dan estetis belaka tetapi menyampaikan
pesan yang berkaitan dengan filosofi shot.
Oleh karena itu tidak semua rancangan di pra produksi dapat terealisasikan
dengan baik pada saat produksi tidak sedikit kendala dan rencana-rencana yang tidak
sesuai. Dan disini peran sutradara sangat dibutuhkan untuk cepat dan lugas dalam
mengambil keputusan bahakan sutradara dapat lebih bijak lagi dari apa yang telah di
rencanakan sebelum nya. Kadang kala seorang sutradara harus dituntut menjadi
sutradara yang rendah hati dan dapat menghargai orang-orang yang bekerja sama
dengan nya yang latar belakang kru nya mempunyai pandangan dan berbagai macam
latar belakang kru.
Sutradara dalam program televisi disebut pengarah acara juga tidak boleh egois
dan arogan, karena karya yang baik akan terbentuk dari kru yang kompak dan kerja
sama yang kuat. Pada saat produksi juga sutradara harus mau berlapang dada menerima
masukan-masukan dari anggota tim lain nya. Dan juga sutradara harus memiliki
konsentrasi kuat dan stamina serta kemampuan untuk menyelaraskan suasana agar tim
tidak mudah terpecah belah.
Di saat produksi sutradara harus terlebih dulu mengambil bagian paling penting
dari isi program acara terutama dialog host atau co host dan sutradara sudah harus
mengarahkan nya terlebih dahulu sehingga tidak terjadi pengulangan. Setelah itu juga
sutradara memberi tahu kepada camera person untuk mengambil stock shot agar tidak
terjadi nya kekurangan gambar.
Tidak jarang juga ide beberapa shot dan pengambilan gambar tidak sesuai
dengan rancangan yang sudah dibentuk pada tahap pra produksi, terutama pada tahap
editing dan beberapa tempat yang unik. Proses pengambilan sudah selesai lalu masuk
ke tahap sutradara mengkoreksi gambar sudah sesuai dengan apa yang sudah di
harapkan atau belum, sutradara juga harus teliti dalam mengamati gambar dan
memastikan tidak ada segmentasi yang terlewatkan dan daftar shot yang ada di director
treatment.
3.2.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi ini sudah pasti identik dengan proses editing, dan
tahap inilah hasil akhir dari sebuah program ditentukan. Kreatifitas sangat di andalkan
dan profesionalisme seorang editor (penyunting gambar), sutradara merangkai shot
yang telah di rekam pada proses sebelum nya.
Menurut Latief dan Utud (2015:155c) “Tahapan post production adalah
program yang sudah direkam harus melalui beberapa proses editing offlline, online
,insert graphic, narasi, effect visual, dan audio serta mixing.”
Di tahap ini editor (penyunting gambar) juga melakukan rough cut per segmen,
dan sutradara mendampingi serta mengarahkan gambar yang sesuai dengan rubrik dan
alur cerita yang diinginkan. Setelah rought cut selesai masuklah tahap pemasukan latar
musik, audio, dan pengisian suara.
Pada tahap ini sebenernya sutradara dan editor harus bekerja sama untuk
menghasilkan hasil akhir yang sesuai dan sutradara harus melakukan control terhadap
proses edit gambar dan voice over.
Menurut Supriyadi dkk (2014:84b) “Sutradara melakukan kontrol terhadap
proses edit gambar dan VO.”
Sutradara juga harus memerhatikan segmentasi, waktu dan aksinya pada saat
produksi. Dan saat ini juga sutradara dan editor harus memiliki daya imajinasi yang
tinggi dan layak untuk dituangkan dalam karyanya.
Setelah proses editing selesai, sutradara melihat ulang program dari awal
sampai akhir ditemani produser, penulis naskah, dan kru lain nya agar dapat
mengevaluasi lalu memberikan bisa memberikan solusi pada suatu gambar yang tidak
sesuai atau menggangu dan juga keluar dari rubrik agar hasil yang diciptakan sesuai
dengan rencana awal.
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Sutradara dalam suatu program memiliki peran dan tanggung jawab yang cukup
besar dan berat. Seperti hal nya dilapangan sutradara tidak hanya mengarahkan saja
namun harus bisa berperan sebagai manager, kreator, dan sekaligus insprirator bagi
anggota tim produksi dan pemeran.
Peran yang sedemikian penting mengharuskan sutradara memahami betul
konsep program yang akan dibuat nya, memahami situasi lingkungan maupun
psikologis para kru yang terlibat, dan juga harus dapat menjalin hubungan baik dengan
semua kru yang terlibat produksi. Karya yang baik akan terbentuk dari kerja sama yang
kuat dari semua pihak.
Sutradara dalam melakukan tugas nya harus bekerja sama dengan seluruh tim
mulai dari penulis naskah, produser, camera person, penata artistik dan lain
sebagainya. Sutradara juga harus terlibat di semua aspek tahapan produksi dalam
program acara magazine show ini. Mulai dari pra-produksi, hingga pasca produksi.
Sutaradara juga harus dapat mengoperasionalkan bakat teknis nya
Dengan demikian sutradara adalah orang yang berpengalaman dan
bertanggung jawab dalam hasil karyanya. Baik itu dari segi artistik penataan cahaya
hingga teknik produksi nya kepada seluruh pihak yang terlibat. Kreatifitas dan jiwa
seni yang tinggi harus dimiliki oleh seorang sutradara dalam menghasilkan sebuah
karya yang baik dan menarik.
Tidak lupa juga sutrdara atau disebut juga pengarah acara program televisi
harus memperhatikan target penonton nya dengan mengamati program dan tayangan
di televisi lain nya. Menonton televisi juga membuat sutradara menjadi penonton
sekaligus pengamat dan tidak jarang juga mengomentari tayangan yang ditonton nya.
Sutradara juga bisa mendapat masukan atau manfaat dari tayangan yang ditonton nya
untuk dituangkan ke dalam program yang akan di ciptakan.
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
Dalam program acara magazine show “DESTINESIA” ini sutradara
harus sudah meguasai konsep dan materi yang telah dibuat, agar tercipta karya yang
baik dan juga indah. Tidak hanya itu saja sutradara juga harus menggembangkan
program acara ini agar dapat dikemas secara menarik dan variatif dari setiap rubrik
yang dibuat dengan di dampingi oleh anggota kru lain nya.
Lalu menerapkan dan mengaplikasikan nya lewat kedua host yang sudah
ditentukan ketika tahap reading dengan memberikan beberapa motivasi dan juga
sutradara harus memahami betul karakteristik dan kriteria yang sesuai dengan konsep
progam acaranya, agar kedua host mampu menguasai materi dan naskah yang
diarahkan oleh sutradara disetiap destinasi yang ada. Lalu sutradara juga harus
mendalami dan menguasai teknik pengambilan gambar, karena teknik pengambilan
gambar merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan sebuah karya.
1. Konsep Kreatif
Dalam program magazine show “DESTINESIA” ini konsep kreatif adalah
memahami naskah yang sudah dibuat oleh script writer kemudian merancang dan
membuat director treatment agar mudah membuat konten atau rubrik dalam setiap
segmen nya. Konsep penyutradaraan ini sendiri terinspirasi dari program acara “Mld
Spot” di NET TV yang menampilkan berbagai rubrik dalam konten tidak hanya itu saja
setiap rubriknya juga memepunyai tujuan tersendiri seperti infomasi,edukasi, dan
lifestyle. Sehingga, dalam program acara “DESTINESIA” ini penulis mencoba
membuat program magazine show dengan rubrik yang bervariasi namun tidak monoton
dan mengambil destinasi menarik yang ada di Indonesia.
Yaitu mengunjungi tempat-tempat wisata yang penulis juga membagi dua host,
host di studio dan juga co host yang terjun ke lokasi dan membawakan program acara
serta memberikan informasi yang telah ditentukan penulis dalam episode “Jelajah Kota
Bandung”. Acara di buka dengan cuplikan segmentasi lalu host di studio membuka
acara dan sedikit memberikan bocoran segment pertama lalu langsung beralih ke co
host yang berada dilapangan untuk memberikan informasi.
Tidak hanya sekedar jalan-jalan dan mendatangi destinasi menarik saja penulis
juga memasukan segmentasi bincang di setiap rubriknya dengan narasumber tempat
yang di datangi tersebut sehingga dapat mewarnai konten yang akan disajikan. di setiap
rubriknya juga penulis menyajikan konten yang menarik seperti, segment pertama
bertujuan memberikan informasi tempat dan sejarah nya, lalu segment kedua
memberikan edukasi atau pengetahuan dan terakhir penulis menyajikan rubrik lifestyle.
Di segement terakhir co host mendatangi salah satu tempat pembuatan
kerajinan tangan yang terbuat dari karung goni dan melihat langsung cara pembuatan
nya. Penulis tidak hanya meyajikan konten yang sekedar jalan-jalan saja namun
sekaligus mendapatkan informasi dan edukasi. secara pengambilan gambar penulis
sebagai sutradara terinspirasi dari program acara “My Trip My Adventure” dan sesuai
konsep program kita yang rubrik nya fleksibel.
Program DESTINESIA juga terinspirasi dari program ”Jejak Petualang”
TRANS7 karena program tersebut berkonsep menjelajahi destinasi atau tempat di Indonesia
yang belum banyak orang ketahui sesuai dengan konsep program kami.
Program “DESTINESIA” juga memakai host dan co host yang interaktif dan
lugas. Sehingga dalam pembawaan acara nya tidak terkesan kaku dan monoton dan
untuk co host sendiri juga harus berani dalam mencoba tantangan yang apabila
mendatangi tempat-tempat yang memacu adrenaline.
Dalam hal ini sutradara bekerjasama dengan produser dan kru lain untuk
mengatur dan merancang susunan mulai dari jadwal kerja, penentuan jadwal, serta
memenuhi perlengkapan produksi. Sutradara harus memahami betul dan
memperhatikan dengan baik dalam karya yang akan dibuat sehingga tidak hanya fokus
untuk mengarahkan host saja namun juga harus bisa menghasilkan gambar-gambar
yang menarik dan informatif.
2. Konsep Produksi
Konsep produksi “DESTINESIA” di bagi menjadi 5 (lima) bagian seperti di
indoor (studio), Situ Cileunca Pangalengan Bandung Selatan, Observatorium Bosscha
Lembang Bandung, Tempat Pemerahan Susu Sapi KPBS (Koperasi Bandung Selatan)
Bandung Selatan, Rumah Karung Goni Antapani Bandung. Di studio kami memakai
multi camera dengan mengunakan 2 (dua) buah kamera. Kamera master digunakan
untuk kamera utama yang diletakkan ditengah untuk pengambilan full shot dan kamera
1 (satu) digunakan untuk pengambilan medium, detail-detail dan stock shot
Di studio kami terlebih dahulu melakukan opening program dan opening
segment, namun sebelum nya penata artistik sudah melakukan dekorasi ruangan atau
studio tersebut sesuai dengan konsep yang kita inginkan. Studio di ubah sesuai dengan
konsep program kami yaitu cinta negeri seperti ada nya bingkai-bingkai wayang,
sepeda ontel dan juga nama-nama kota yang ada di Indonesia.
Konsep artistik nya ini sendiri juga terkesan simple namun tetap menarik
dengan posisi host duduk di kursi panjang dan tambahan ornamen-ornamen yang
berkonsep cinta negeri didalam nya..
Lalu untuk di outdoor nya itu sendiri penulis menggunakan 2 (dua) kamera dan
harus benar-benar di manfaatkan dengan baik untuk menghasilkan gambar yang
menarik. seperti di Situ Cileunca kru memfokuskan terlebih dahulu pada isi konten
yaitu wawancara tentang sejarah dari Situ Cileunca lalu mengambil gambar pada saat
bermain flying fox yang lumayan cukup sulit. Setelah itu mengambil beberapa stock
shot.
Setelah Situ Cileunca kami pun ke observatorium bosscha dan mengikuti jam
kunjungan disana opening kita lakukan di luar ruangan dan tidak lupa penata cahaya
juga cukup berperan penting dalam perpindahan tempat. lalu kami melihat langsung
teropong bintang dan mencoba nya dan tetap memfokuskan untuk wawancara dan
pengambilan stock shot.
Tempat ketiga yaitu pemerahan susu sapi yang ada di pangalengan kami juga
mengikuti jadwal pemerahan dari sana ditempat ini kami langsung memfokuskan pada
pemerahan susu sapi nya itu sendiri lalu camera person harus siaga mengambil gambar
pada saat pemerahan nya tersebut. Dan di tempat terakhir kami mendatangi Rumah
Karung Goni dan langsung ke dua tempat yaitu tempat pembuatan karung goni dan
store nya.
Kami memilih ketempat pembuatan nya untuk melihat langsung cara
pembuatan karung goni tersebut. Untuk di store nya sendiri penata artistik juga terjun
langsung untuk mendekor sebagai tempat bincang-bincang antara co host dan
narasumber.
Sutradara juga harus membuat persiapan di tempat outdoor jika ada kondisi
yang tidak diinginkan seperti turun hujan namun proses shooting harus tetap
berlangsung
3. Konsep Teknis
Setelah semuanya dipersiapkan, sekarang bagaimana cara penulis sebagai
sutradara dibantu oleh semua kru untuk menyajikan suatu program magazine show
“DESTINESIA” agar menarik penonton yang melihat nya. Untuk keberhasilan suatu
program tidak hanya konsep saja yang diperhatikan tetapi teknis juga hal yang penting
mengingat sebagai faktor yang mendukung untuk keberhasilan program. Penulis dan
camera person berdiskusi menggunakan multi camera agar mempermudah proses
produksi baik dari segi statement maupun pengambilan establish.
Produksi program “DESTINESIA” menggunakan kamera Sony HXR-NX1
untuk di outdoor dan untuk di studio menggunakan kamera sony PXW X70
dikarenakan kebutuhan camera person, adapun kamera bantu yaitu XIAOMI CAM
untuk pengambilan gambar di salah satu tempat wisata yaitu saat bermain flying fox di
Situ Cileunca.
Konsep teknis dalam penata suara menggunakan dua buah clip on wireless
seinhersertype G3 yang dipasangkan untuk host berfungsi sebagai audio master, satu
buah clip on wireless seinhersertype G3 untuk narasumber sebagai penangkap suara
semuanya dengan kualitas baik sehinga mendapat sumber suara yang diharapkan.
Untuk media perekaman suara menggunakan hand portable recorder Zoom
H4n dengan kualitas baik sehingga perekaman suara dapat meminimalisirkan dari
berbagai noise. Penata suara juga menggunakan headset dengan merk Rexus agar
mendapat dialog host dengan baik sehingga bila terjadi noise atau dialog yang kurang
jelas dapat terdengar.
Pada saat di outdoor menggunakan dua lampu LED panel cn 2000 dan satu
lampu kinoflo karena lampu-lampu yang dipakai sesuai dengan kebutuhan penata
cahaya dan sekaligus sudah berdiskusi dengan penulis.
3.2.6 Kendala Produksi Dan Solusinya
1. Kendala : penulis sebagai sutradara pada saat produksi mengalami kendala
seperti membangun hubungan baik kepada host dan co host dan bekerja
sama agar tidak ada nya pengulangan gambar.
Solusinya : sutradara harus membuat suasana hati pada host dan co host
tetap terjaga dan mengarahkan nya dengan baik agar juga tidak terjadi
pengulangan gambar.
2. Kendala : Pada saat distudio penulis sebagai pengarah acara televisi
kesulitan karena studio yang dekat dengan jalanan dan harus
mengkondisikan nya agar suara kendaraan tidak bocor.
Solusi : Penulis sebagai pengarah acara harus memperhatikan betul
kebocoran suara pada saat shooting dan melakukan pengulangan gambar
bila ada kendaraan yang lewat dan suara menggangu.
3. Kendala : Pada saat pra produksi sutradara dan kru lain sudah mendatangi
lokasi dan langsung melakukan blocking camera lalu membuat director
treatment namun pada saat produksi tidak semua sesuai dengan apa yang
ada di director treatment.
Solusi : Sutradara sebagai penulis langsung mensiasati dan berdiskusi
dengan camera person lalu bersikap bijak dan mengambil gambar yang
terbaik.
3.2.7 Lembar Kerja Pengarah Acara
Konsep Pengarah Acara
Untuk menjadi seorang sutradara atau program director harus di dasari
dengan keberanian dan kepercayaan yang kuat. Dan modal utama nya yaitu
mempunyai jiwa kepemimpinan. Dan juga harus dapat memahami semua unsur baik
yang tertulis dalam naskah ataupun urusa teknis.
Menurut Naratama (2013c) “ Tanpa leadership, anda tidak akan pernah bisa
menciptkan sebuah karya senu sesuai yang anda inginkan.”
Oleh karena itulah penulis yang ada pada kesempatan kali ini menjabat menjadi
seorang pengarah acara televisi (program director) di program magazine show
“DESTINESIA” penulis pun mendapat kepercayaan dari seluruh kru untuk
mengarahkan langsung pada saat produksi sekaligus untuk memenuhi syarat
perkuliahan yang ada di AKOM Broadcasting 2018. Menjadi seorang sutradara di
dalam tugas akhir ini juga menjadi salah satu tantangan baru yang akan menjadi
pengalaman berkesan unuk penulis. Pada semester-semester sebelum nya penulis
belum pernah menjabat sebagai pengarah acara program televisi magazine show.
Untuk menjadi pengarah acara televisi juga harus mempunyai wawasan luas
dan referensi agar menunjang karya yang akan di buat nya menarik dan tidak tertinggal
jaman namun juga harus mengikuti konsep yang akan diproduksi.
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“SCRIPT BREAKDOWN SHEET”
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria Nugroho
Project Tittle : DESTINESIA Director : Rabitha Al
Adawiya
Durasi : 24 Menit
Tabel III. 14
No Segment Set. Breakdown
Video Audio
Equiment Properties Wardrobe
1 Segment
1
Studio Dua Sony
PXW70, Dua, LED AC 1080, kinoflo, zoom H4N
Meja,
Sofa,
Bingkai,
Sepeda
Ontel,
Miniatur
Ontel,
Jaring-
jaring
Kawat,
Raniah
-Blouse
panjang
bunga-
bunga biru
-celana
bahan
hitam
Raniah
membuka
acara
Raniah
“hallo sobat
DESTINESIA”
Dialog
Backsound.
Lampu
meja,
2 Situ Cileunca Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa
Syifa berada di
lokasi dan
memberikan
informasi
Syifa
“ hallo sobat
Destinasi balik
lagi sama gue
syifa di acara
DESTINESIA”
Dialog,
backsound
3 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
-flanel
-kaos
putih
Syifa
mewawancarai
Pak Wiyan
Syifa
Dialog,
backsound
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
“hallo pak
dengan bapak
siapa, saya
syifa bisa
jelasin sedikit
gak tentang
sejarah situ
cileunca”
Pak Wiiyan
“….”
4 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
Syifa
“nah sobat
destinasi kali
ini gue udah
pake
perlengkapan
flying fox”
Dialog,
backsound
-bandana
5 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa
“ohh iya
disepanjang
pengalengan
banyak juga
produk susu
olahan
langsung aja
yuk kesana
tetap di
DESTINESIA”
Dialog,
backsound
6 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
Syifa berada di
lokasi dan
menceritakan
Syifa
“sekarang gue
udah ditempat
pemerahan
susu”
Dialog,
backsound
-tas hitam
-bandana
7 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N dan dua buah clip on
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa
“disamping
gue udah ada
pak alif nih,
hallo pak”
Pak Alif
“….”
Dialog,
backsound
8 Dua buah Sony HXR NX1 , dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
Syifa
“tadi udah liat
langsung
pemerahan
susu nya
jangan
kemana-
kemana tetap
Dialog,
backsound
-tas hitam
-bandana
di
DESTINESIA”
9 Segment
2
Dua Sony
PXW7, Dua, LED AC 1080, kinoflo, zoom H4N
Meja,
Sofa,
Bingkai,
Sepeda
Ontel,
Miniatur
Ontel,
Jaring-
jaring
Kawat,
Lampu
meja,
Raniah
-Blouse
panjang
bunga-
bunga biru
-celana
bahan
hitam
Raniah
membuka
segment dua
Raniah
“nah gimana
sobat destinasi
seru dan asik
banget kan”
Dialog,
backsound
10 Observatorium
Bosscha
Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
Syifa berada di
tempat dan
menceritakan
Syifa
“nah sobat
destinasi
Dialog,
backsound
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
sekarang gue
masih di Kota
Bandung nih
tepat nya..”
11 Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa
mewawancarai
Pak Asep
Syifa
“hallo pak bisa
jelasin sedikit
gak..”
Pak Asep
“…..”
Dialog,
backsound
12 Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
Syifa
“setelah ini gue
mau beli oleh-
oleh nih”
Dialog,
backsound
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
13 Segment
3
Studio Dua Sony
PXW70, Dua, LED AC 1080, kinoflo, zoom H4N
Meja,
Sofa,
Bingkai,
Sepeda
Ontel,
Miniatur
Ontel,
Jaring-
jaring
Kawat,
Lampu
meja,
Raniah
-Blouse
panjang
bunga-
bunga biru
-celana
bahan
hitam
Raniah
membuka
segment tiga
Raniah
“gimana sobat
destinasi
tempat-tempat
nya
rekomendasi
banget kan”
Dialog,
backsound
Tempat
pembuatan
Rumah
Karung Goni
Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa berada di
lokasi dan
menceritakan
Syifa
“ nah sobat
destinasi
sekarang gue
udah ditempat
oleh-oleh nih”
Dialog,
backsound
Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
Syifa
-flanel
-kaos
putih
Syifa
mewawancarai
Kang Faris
Syifa
Dialog,
backsound
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
“sekarang gue
udah sama
salah satu
pemilik nya
nih”
Kang Faris
“….”
Rumah
Karung
Goni
Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
-meja
-kursi
-hasil
produk
karung
goni
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa
mewawancarai
Kang Faris
Syifa
“nah ini dia
hasil produk
dari karung
goni nya”
Kang Faris
Dialog,
backsound
“untuk
perawatan nya
sendiri sih
sama aja ya”
Dua buah Sony HXR NX1 , Dua buah LED CN 2000 dan CN 1200 , Reflektor, zoom
H4N
-meja
-kursi
-hasil
produk
karung
goni
Syifa
-flanel
-kaos
putih
-sepatu
new
balance
-tas hitam
-bandana
Syifa menutup
segment
Syifa
“jangan lupa
saksikan terus
DESTINESIA”
Dialog,
backsound
Production Company : Yakuy Production
Produser : Dinar Satria N
Project Tittle : DESTINESIA
Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 Menit
Tabel III.15
No
Segment
Shoot
Visual
Video
Audio
Shoot
Size
Angel Moving
1 Segment
1
1 Full shot Eye
level
Still Raniah
membuka acara
Dialog 1
2 2 Medium Eye
level
Still
AKADEMIK KOMUNIKASI SARANA INFORMATIKA
“DIRECTOR TREATMENT”
3 3 Full shot Eye
level
Still Raniah
“hallo sobat
destinasi”
4 4 Full shot Eye
level
Still episode kali ini
gue akan
membahas kota
Bandung
Dialog 2
Backsound
5 5 Medium Eye
level
Still
6 6 Medium
shot
Eye
level
Still
7 7 Full shot Eye
level
Still
8 8 Full shot Eye
level
Pan
right
Establish situ
cileunca
“kota bandung
selatan ini
selalu
menyajikan
pesona wisata
alam”
Musik , vo
9 9 Long
shot
Eye
level
Still syifa
Syifa
“hallo sobat
destinasi balik
lagi sama gue
syifa”
Dialog 3
Backsound
10 10 Medium
shot
Eye
level
Still
11 11 Long
shot
Eye
level
Still
12 12 medium
shot
Eye
level
Still
13 13 Detail
shot
Eye
level
move Establish Situ
Cileunca
Musik
14 14 Full shot Eye
level
Pan
right
15 15 Medium
shot
Eye
level
still Syifa
“nah sobat
destinas situ
cileunca”
Dialog 4
Backsound
16 16 Medium-
two shot
Eye
level
Zoom
out
Syifa Dialog 5
Backsound
“hallo pak saya
syifa”
17 17 Medium
shot
Eye
level
Still Pak wiyan
“situ cileunca
ini situ buatan
belanda”
Dialog 6
Backsound
18 18 Medium-
two shot
Eye
level
Still Syifa
“ohh begitu
pak”
Dialog 7
Backsound
19 19 Medium
shot
Eye
level
Still Syifa
“nah sobat
destinasi
penasaran kan”
Dialog 8
Backsound
20 20 Medium
shot, full
shot,
long
shot,
close up
Eye
level
Still
Beauty shot
syifa
menggunakan
perlengkapan
flying fox
Dialog 9
Backsound
Medium
shot,
Syifa
“sobat destinasi
gue udh pake
perlengkapan
buat naik flying
fox nih”
21 21 Medium
shot,
long
shot,
High
level
still Syifa
“wah seru
banget nih
sobat destinasi”
Dialog 10
Backsound
22 22 Medium
close up,
pen right
Eye
level
still Syifa
melepaskan
peralatan flying
fox
Backsound
23 23 Long
shot
Eye
level
Still Syifa
24 24 Medium
shot
Eye
level
Still “seru banget
kan sobat
destinasi dan
tempat ini
rekomendasi
banget kan”
Dialog 11
Backsound
25 25 Long
shot
Eye
level
Still
26 26 Medium
shot
Eye
level
Still
27 27 Detail
shot
Eye
level
move Establish
KPBS
Musik
28 28 Medium
shot
Eye
level
Still Syifa
“nah sobat
destinasi
sekarang gue
udah ditempat
pemerahan susu
sapi nih”
Dialog 12
Backsound
29 29 Medium-
two shot
Eye
level
Zoom
out
30 30 Medium
shot
Eye
level
Still
30 30 Full- two
shot
Eye
level
Still
30 30 Medium
shot
Eye
level
Stil
31 31 Medium
shot, two
shot
Eye
level,
low
angle
follow Pak Alif
“…..”
Dialog 13
Backsound
32 32 Medium
shot
Low
angle
Still
33 33 Medium
shot
Low
angle
Still Syifa
“nah sobat
destinasi ini dia
hasil susu yang
tadi yang
perah”
Dialog 14
Backsound
34 34 Medium,
two shot
Eye
level
Till up
35 35 Full shot Eye
level
Still Syifa
“oke sobat
destinasi”
Dialog 15
Backsound
36 36 Close up Eye
level
Still
37 37 Full shot Eye
level
Still
37 Segment
2
37 Full shot Eye
level
Still Raniah
“nah gimana
tadi sobat
destinasi seru
dan asik banget
kan”
Dialog 16
Backsound
38 38 Medium
shot
Eye
level
Still
39 39 Full shot Eye
level
Still
40 40 Medium
shot
Eye
level
Still
41 41 Full shot Eye
level
still
42 42 Medium
shot
Eye
level
Still
43 43
Detail
shot
Eye
level
Still
Establish
observatorium
bosscha
“observatorium
bosscha terletak
di kota
Bandung”
Musik, vo
44 44 Full shot Eye
level
Still Syifa
“nah sobat
destinasi
sekarang gue
masih di kota
bandung nih”
Dialog 17
Backsound
45 45 Medium
shot
Eye
level
Still
46 46 Full shot Eye
level
Still
47 47 Medium
shot
Eye
level
Still
48 48 Full shot Eye
level
Still
49 49 Medium
shot
Eye
level
Still
50 50 Full shot Eye
level
Still
51 51 Medium
shot
Eye
level
Still
52 52 Medium
shot
Eye
level
Still Syifa
“nah sekarang
gue udah ada di
dalam
observatatorium
bosscha”
Dialog 18
Backsound
53 53 Close up Eye
level
still
54 54 Medium,
two
shoot
Eye
level
Zoom
out
55 55 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“pak bisa
jelasin gak
sejarah tentang
observatorium
bosscha ini”
Dialog 19
Backsound
56 56 Medium
shot
Eye
level
Still Pak Asep
“…..”
57 57 Medium,
two shot
Eye
level
Still syifa menyimak
jawaban
narasumber
58 58 Medium
shot
Eye
level
Still Narasumber
menjawab
“……”
59 59 Medium,
two shot
Eye
level
Still Pak Asep
“ohh iya pak
pas tadi masuk
mata saya
langsung tertuju
ke teleskop ini
pak”
60 60 Close up Eye
level
Still Pak Asep
menjawab
61 61 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“selain untuk
edukasi
astronomi
tempat ini bisa
dijadikan apa
aja sih pak”
62 62 Close up Eye
level
Still Pak Asep
menjawab
63 63 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
menanggapi
jawaban pak
asep
64 64 Detail
shot,
close up,
long shot
Eye
level
Move Syifa
menggelilingi
observatorium
bosscha
Musik
65 65 Medium
shot
Eye
level
Still Syifa
“nah sobat
destinasi tadi
gue udah
keliling
observatorium
bosscha nih”
Dialog 20
Backsound
66 Segment
3
66 Close up Eye
level
Still Dialog 21
67 67 Full shot Eye
level
Still Raniah
“nah sobat
destinasi
tempat-tempat
nya
rekomendasi
banget kan”
Backsound
68 68 Close up Eye
level
Still
69 69 Full shot Eye
level
Still
70 70 Medium
shot
Eye
level
Still
71 71 Full shot Eye
level
Still
72 72
Detail
shot
Eye
level
Move
Establish
rumh karung
goni
“selain tempat
wisata dan
edukasi”
Musik, vo
73 73
Close up
Eye
level
Still
Syifa
“nah sekarang
gue udah ada
Dialog 21
Backsound
ditempat
pembuatan
oleh-oleh”
74 74 Medium,
two shot
Eye
level
Zoom
out
Syifa
“hallo kang
namanya
siapa?”
Dialog 22
Backsound
75 75 Medium,
two shot
Eye
level
Still
76 76
Medium
shot
Eye
level
Still
Kang faris
menjawab
Kang faris
“…..”
77 77 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
menanggapi
jawaban kang
faris
78 78 Medium,
two shot
Eye
level
Still Kang faris
menjawab
Kang faris
“…….”
79 79 Detail
shot
Low
angle
follow Pemotongan
kain karung
goni
80 780 Medium,
two shot
Eye
level
Still Kang faris
menjelaskan
tentang
pembuatan
karung goni
81 81 Medium,
group
shot
Eye
level
Still Syifa
menanggapi
kang faris
82 82 Close up Eye
level
Still Syifa
“nah sobat
destinasi kita
langsung aja
yuk ke tempat
karung goni
nya”
83 83 Medium
shot
Eye
level
Still Establish
Rumah
Karung Goni
musik
84 84 Medium
shot
Low
angle
Pan left
85 85 Detail
shot
Eye
level
Pan left
86 86 Medium
shot
Eye
level
Zoom
out
87 87 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“nah ini dia
sobat destinasi
hasil dari
karung goni
nya”
Dialog 23
Backsound
88 88 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“untuk
perawatan nya
ini sendiri
gimana sih
kang?”
89 89 medium
shot
Eye
level
Still Kang faris
menjawab
Kang faris
“…..”
90 90 Detail
shot
Low
angle
Still Detail shoot
karung goni
91 91 Medium
shot
Eye
level
Still Kang faris
menjelaskan
tentang karung
goni
92 92 Medium
shot
Eye
level
Pan left Detail produk
karung goni
93 93 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
menyimak
penjelasan kang
faris
94 94 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“untuk cara
pembelian nya
gimana ya
kang?”
95 95 Medium
shot
Eye
level
Still Kang faris
menjawab
Faris
“…….”
96 96 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
menyimak
jawaban kang
Faris
97 97 Medium,
two shot
Eye
level
Still Syifa
“nah terima
kasih banyak
yang kang”
98 98 Medium
shot
Eye
level
Still Syifa menutup
acara
Dialog 24
backsound
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“CASTING LIST”
Production Company : Yakuy Production
Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA
Sutradra : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 menit
Tabel III.16
N
o
Nam
a
Karakter Contact
person
Alamat Talent
1
Rani
ah
Natural
Interaktif,
tidakkakudansan
tai
0812965
75430
Jl. Z. No.
13
JatiPulo
Jakarta
Barat
2
Syif
a
Natural,
pemberani,
0857092
48881
Jl. Rusin
Raya
berbicarasantaid
anlugas
PondokB
etung
Tanggera
ng
Selatan
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Dalam program televisi nondrama magazine show “DESTINESIA” penulis
berperan sebagai penulis naskah. Seperti yang kita ketahui dalam program nondrama,
penulis naskah adalah seorang yang kreatif dalam mengembangkan ide-ide menjadi
sebuah cerita atau skenario oleh sebab itu seorang penulis naskah wajib memiliki
banyak ide.
Menurut Latief dan Utud (2015:73) “Ide adalah dasar utama untuk
memproduksi program siaran khususnya program nondrama, tanpa adanya ide, tahapan
perencanaan produksi berikutnya tidak dapat dilaksanakan.”
Dalam kenyataannya dalam pembuatan sebuah cerita sangat dibutuhkan ide-ide
cerita yang menarik agar membawa pesan-pesan baru, dan mampu membuat cerita
yang digemari oleh penonton sesuai dengan target audience. Sehingga program ini
tidak membuat penonton bosan, oleh sebab itu penulis naskah lebih sering disebut
sebagai creative dalam program nondrama.
Menurut Latief dan Utud (2015:128) Kreatif (Creative) sebenarnya adalah seorang
penulis naskah (script writer) pada program drama maupun nondrama yang bertugas
menuangkan ide pikiran dan perasaannya dalam bentuk tulisan. Istilah penulisan
naskah masih digunakan stasiun televisi khususnya program drama, tetapi pada
nondrama beberapa stasiun televisi menggunakan istilah kreatif (creative).
Penulis naskah adalah sesorang pekerja kreatif yang mampu mengubah ide
menjadi sebuah bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari proses
pengembangan ide-ide dan menjadikannya sebuah bentuk tulisan yang menarik
sehingga dapat menciptakan dan membuat gaya tulisan yang sangat terkonsep.
Menurut Suprapto (2013:60) script writer adalah seseorang yang berkerja membuat
naskah untuk bahan siaran. Penulis memiliki keterampilan menerjemahkan ide/gagasan
menjadi sebuah tulisan yang memiliki makna yang merupakan hasil imiajinasi dari
sebuah penginderaan terhadap rangsangan menjadi sebuah karya tulis yang menarik
dan memiliki pesan untuk penonton atau pendengar.
Dalam hal ini, penulis pun belajar mengubah sebuah ide/gagasan kedalam
bentuk naskah yang merupakan sebuah hasil imajinasi dan mengetahui tujuan program
televisi ini dibuat sehingga dapat menjadi acuan dalam naskah yang akan dibuat nanti.
Oleh karna itu, naskah harus jelas, imajinatif, dan sederhana agar mudah dipahami.
Sehingga penonton memahami apa isi dari program magazine show ini.
3.3.1. Pra Produki
Pra produksi adalah sebuah bagian terpenting dalam proses pembuatan program
acara magazine show. Pada bagian ini semua ide-ide dan konsep program acara
dimatangkan. Sebagai seorang penulis naskah, proses pra produksi adalah sebuah hal
yang sangat penting dalam membuat sebuah karya, pada proses pra produksi dapat
dikatakan sebagai ruang dan waktu bagi proses kerja penulis naskah. Pada proses ini
penulis naskah lebih memiliki ruang dan waktu untuk membuat sebuah naskah yang
nantinya akan lebih dimatangkan oleh kru lainnya.
Sesuai dengan ide konsep program, dipilihlah judul program “DESTINESIA”
pemilihan judul ini adalah karena sangat cocok dengan konsep tema program yang akan
di angkat dalam program “DESTINESIA” adalah membahas tentang tempat-tempat
destinasi yang ada di Indonesia.
Program “DESTINESIA” memiliki ide cerita sebuah program magazine show
dengan mengangkat tema di setiap episodenya tentang tempat-tempat destinasi yang
ada di Indonesia. Untuk episode kali ini adalah Jelajah Kota Bandung Jawa Barat,
program “DESTINESIA” akan membahas tentang Situ Cileunca dan Observatorium
Bosscha di daerah Bandung Jawa Barat. Program “DESTINESIA” diawali dengan
segment 1 (satu) di dalam studio oleh host yang akan membahas tema yang akan
dijadikan episode kali ini, pada segment ini juga digunakan sebagai jembatan untuk ke
co host yang berada dilapangan.
Menurut Morissan (2011:314) “Penulis skirp (script writer) memiliki peran
penting khususnya pada tahap pra produksi. Seorang penulis skrip memberikan garis-
garis besar cerita dan dalam banyak hal menentukan struktur keseluruhan suatu
produksi.”
Sebelum melakukan proses pembuatan program magazine show kru
menentukan konsep program, setelah menentukan konsep kru melalukan riset lokasi
tempat baik melalui internet, maupun datang langsung ke lokasi untuk mendapatkan
info-info lebih jelas tentang tempat yang akan dijadikan lokasi pengambilan gambar
dan juga meminta izin kepada pengelola tempat untuk melakukan proses pengambilan
gambar. Kru pun melakukan rapat pra produksi, setelah mendapatkan info mengenai
lokasi dan izin pengambilan gambar. Disini penulis naskah harus benar-benar
memperhatikan apa yang dikatakan dan diinginkan oleh produser dan sutradara agar
nanti saat proses penulisan naskah sesuai dengan konsep dan hasil riset yang telah
dilakukan.
3.3.2. Produksi
Pada saat proses produksi seorang penulis naskah harus ikut dalam proses
pengambilan gambar dan membantu sutradara dalam mengarahkan cerita agar sesuai
dengan naskah yang telah dibuat, saat produksi penulis naskah juga mencoba
membantu memberikan masukan-masukan untuk sutradara agar memberikan arahan
kepada camera person supaya tidak lupa untuk mengambil detail-detail gambar lokasi
saat proses pengambilan gambar.
MenurutLatief dan Utud (2015:152) “Produksi (production) adalah upaya
mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksaan
perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live).”
Maka dari itu, pada saat produksi dilapangan penulis naskah harus sudah
menyiapkan semuanya seperti treatment agar nanti saat pengambilan gambar tidak ada
kesalah pahaman dengan sutradara dan camera person. Pada saat ingin mewawancarai
narasumber penulis tidak sungkan untuk menanyakan apakah narasumber keberatan
atau tidak dengan pertanyaan yang sudah dibuat dan harus siap jika nanti diminta untuk
melakukan perubahan pertanyaan.
Begitu juga saat produksi distudio penulis juga membantu sutradara dalam
menjelaskan naskah kepada Host agar tidak ada kesalahan dalam pengucapan naskah
sehingga tidak memakan waktu dalam proses pengambilan gambar. Penulis juga
bekerja sama dengan art director dan penata cahaya mengenai property dan art yang
telah dibangun agar sesuai dengan konsep naskah yang telah dibuat. Mengarahkan
penata cahaya agar membuat pencahayaan yang dapat membuat art yang telah
dibangun terlihat lebih hidup dan sesuai dengan konsep naskah.
Penulis juga harus siap ketika keadaan sewaktu-waktu berubah pada saat
produksi, seperti yang sering terjadi pada naskah suasana lokasi yang diinginkan cerah
namun saat produksi cuaca berubah menjadi mendung. Penulis harus segera mungkin
berdiskusi dengan sutradara dan produser untuk meminta pendapat agar proses
produksi tetap berjalan dengan lancar dan sesuai dengan schedule yang telah dibuat.
3.3.3 Pasca Produksi
Setelah selesai melakukan tahapan proses produksi penulis serta tim melihat
kembali hasil produksi atau melihat kembali hasil gambar dari proses produksi sebelum
masuk kedalam tahapan proses editing yang akan dikerjakan oleh penyuting gambar
(editor). Sebagai penulis naskah, penulis harustetap menjaga alur cerita yang ada di
dalam naskah agar tidak ada perubahan alur cerita dalam proses editing, jika ada
perubahan alur cerita dalam proses editing maka penulis harus berkomunikasi dengan
editor dan sutradara.
Penulis juga harusbenar-benar memperhatikan bila ada perubahan dari naskah
yang telah dibuat sebelumnya baik itu ditambahkan atau dikurangi. Setelah penulis dan
kru menyelesaikan tahapan proses editing penulis dan kru melakukan bimbingan.
Karena saran dan kritik yang diberikan oleh pembimbing sangatlah penting karena bisa
menjadi sebuah masukkan untuk kekurangan dalam karya program yang sudah di edit,
agarbisa menjadi sebuah karya yang sangat menarik bagi penonton.
Penulis juga harus tegas dan kritis terhadap editor dalam proses penyutingan
gambar, agar semua alur cerita dalam naskah harus sesuai dengan treatment yang telah
dibuat, oleh karna itu dalam proses penyutingan gambar penulis harus teliti dalam
melihat hasil gambar yang telah di rought cut oleh editor agar hasil editing sesuai
dengan treatment dan tidak bosan untuk terus menerus melihat kembali hasil editing,
agar tidak ada kekurangan sedikit pun dalam hasil karya yang telah melalui proses
editing.
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Penulis bertugas sebagai seorang penulis naskah dan bisa juga dikatakan
sebagai penentu atau yang bertanggung jawab dibalik suksesnya sebuah program acara
yang akan ditayangkan ditelevisi.
Menurut Supriyadi dkk (2014:49) “Penulis naskah, orang yang bertanggung
jawab pada pembuatan naskah, data riset, sekaligus berperan sebagai reporter juga.”
Namun penulis tentu sudah harus mengetahui hal-hal apa saja yang akan
menjadi peran dan tanggung jawab seorang penulis naskah.
Peran dari penulis naskah, antara lain:
1. Mengembangkan Ide/Gagasan
Setelah konsep program ditentukan seorang penulis naskah harus
mengembangkan ide dan gagasan yang menarik, baik itu melalui hasil riset
maupun melalui internet, dan program-program televisi yang menjadi referensi
program, agar menjadi sebuah program yang menarik dan berbeda dengan
program acara yang lain.
2. Membuat Naskah
Melalui hasi lriset, ide, dan konsep program penulis mencoba untuk
mengubahnya menjadi sebuah naskah dan menyelesaikan naskah sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat agar tidak menggangu jadwal produksi, karena naskah
adalah sebuah patokan sukses atau tidaknya sebuah program acara terutama
dalam program magazine show, karena naskah merupakan hal terpenting dalam
terciptanya sebuah karya.
3. Membuat Pertanyaan
Dalam sesi wawancara atau Tanya jawab penulis naskah harus menyiapkan
beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan pada narasumber, pertanyaan pun
harus sesuai dengan kondisi lokasi pengambilan gambar agar tidak ada
kesalahan maksud dan tujuan yang akan ditanyakan dan menyiapkan
pertanyaan dengan sebaik-sebaiknya agar narasumber menjawab dengan
antusias sehingga bisa memberikan informasi kepada penonton.
Berdasarkan teori diatas menurut Supriyadi dkk, penulis naskah harus membuat
naskah yang menarik berdasarkan konsep program, hasil riset serta referensi-referensi
program dan menyelesaikan naskah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Penulis juga harus benar-benar kritis dalam membuat petanyaan wawancara agar
narasumber menjawab dengan antusias dan tidak merasa tergangu dengan pertanyaan
yang telah dibuat sehingga bisa memberikan informasi kepada penonton.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
1.Konsep Kreatif
Seorang penulis naskah dituntut tidak hanya mahir mengetik dan merangkai
kata-kata saja, karena bukan hanya itu yang wajib dikuasai oleh penulis naskah tetapi
juga harus belajar memahami apa yang sedang ditulis dan kelak akan menjadi seperti
apa naskahnya. Penulis juga harus mencari tahu tentang program acara magazine show,
agar menjadi sebuah program acara sesuai dengan konsep yang di inginkan oleh
sutradar.
Penulis dan tim pun sepakat mengangkat tema tentang tempat-tempat destinasi
yang ada di Indonesia, dan memberi judul program “DESTINESIA”. Masih banyak
belum mengetahui bahwa di Indonesia banyak sekali tempat-tempat destinasi yang
sangat menarik untuk didatangi dan belum banyak diketahui orang-orang. Kota
Bandung Jawa Barat tepatnya di Bandung Selatan, Pangalengan terdapat sebuah Situ
yang sangat indah serta masih jarang orang ketahui Situ Cileunca ini sendiri adalah
sebuah situ buatan dengan luas sekitar 1.400 hektar konon Situ Cileuncaini dibuat pada
saat zaman penjajahan belanda. Penulis membagai menjadi 3 rubik yaitu Information
,Education, dan Lifestyle.
Dalam program “DESTINESIA” kami menggunakan 2 (dua) host, dimana satu
host didalam studio dan satu co host terjun langsung kelapangan, pembawaan host dan
co host dibuat semenarik mungkin dengan pembawaan gaya gimmick yang santai tapi
menarik agar penonton tidak merasa jenuh saat menyaksikan program
”DESTINESIA”. Berbeda dengan program magazine destinasi lainnya dimana jika
program lainnya lebih sering mendatangi tempat-tempat destinasi yang sudah banyak
diketahui oleh banyak orang, dimana dalam program “DESTINESIA” penulis ingin
memberi tahu bahwa di Indonesia masih banyak tempat-tempat destinasi yang menarik
dan belum di ketahui oleh banyak orang serta nyelipkan edukasi dan informasi agar
penonton juga dapat menambah wawasan.
Program “DESTINESIA” berbeda dengan program magazine lainnya mulai
dari segi penyampaian dan pengemasan rubik yang menarik dimana setiap rubik
memliki kekuatan masing-masing agar membuat penonton menjadi penasaran dan
ingin menyaksikan program ini.
2.Konsep Produksi
Pada saat produksi agar berjalan dengan lancar penulis menyampaikan kepada
sutradara agar mengikuti naskah yang telah dibuat dan menjelaskan kepada host dan
co host agar tidak salah memahami naskah yang telah dibuat. Penulis juga terus berada
ditempat di lokasi selama proses shooting berlangsung untuk mengantisipasi jika
sutradara meminta untuk mengganti naskah karna kendala cuaca atau wakt dan
kesalahan teknis lainnya.
Pada saat produksi di dalam studio penulis dan tim memberikan masukkan
kepada art director agar membuat atau menempatkan property sesuai dengan konsep
naskah, serta penata cahaya juga agar membuat dimensi warna yang sesuai dengan
property dan tema. Dan saat produksi di lapangan penulis berdiskusi dengan suradara
dan camera person supaya saat pengambilan gambar tidak ada moment-moment
penting yang terlewatkan saat produksi.
Penulis pun harus peka ketika pengambilan gambar agar gambar dari camera
person dan audio dari audio person sama sehingga nanti saat editing memudahkan
editor untuk menggabungkan gambar dan suara. Penulis pun harus siap dengan
informasi dan masukkan baru saat produksi sebagai bahan tambahan naskah yang akan
divisualisasikan.
3. Konsep Teknis
Dalam proses pengetikan atau pembuatan naskah penulis pun menggunakan
Font Courier New, Size 12, dan Spasi 1,5 serta memberikan beberapa penjelasan
treatment/gimmick pada naskah dengan ditandai penggunaan Bold, Italic tersebut agar
memudahkan Host dan Co Host dalam membaca naskah dan memahami gimmick yang
ada pada naskah, sehingga tidak ada kesalah pahaman dalam dialog-dialog yang
diucapkan serta gimmick yang dilakukan oleh Host dan Co Host sehingga memudahkan
penonton memahami apa yang diucapkan.
Penulis mencoba membuat dialog-dialog naskah yang mudah dipahami oleh
para penonton, karena target audience dari program DESTINESIA adalah semua umur
sehingga harus mudah diterima baik dari kalangan anak-anak maupun orang tua .
Penulis juga memberikan beberapa masukkan kepada camera person untuk
pengambilan gambar agar tidak membuat penonton merasa jenuh, melalui referensi
program “My Trip My Adventure” yang ditayangkan oleh TRANS TV, “MLD SPOT”
yang ditayangkan oleh NET TV, dan “Jejak petulangan” yang ditayangkan oleh
TRANS 7 penulis pun mencoba untuk mengembangkan ide-ide penulisan naskah
melalui referensi program yang telah disebutkan diatas.
Selain melalui referensi-referensi program penulis juga mengembangkan ide
penulisan melalui internet, hasil survey lokasi dan masukkan dari para kru, sehingga
memudahkan penulis untuk mengembangkan ide penulisan naskah. Setelah
mendapatkan ide penulisan, penulis pun kemudian berdiskusi dengan produser dan
sutradara untuk mendapatkan dan mematangkan konsep penulisan sesuai dengan
konsep program yang diinginkan.
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam setiap produksi pasti memiliki sebuah kendala baik secara teknis
maupun non teknis, begitu juga dengan penulis harus memikirkan kendala dan solusi
pada saat mulai produksi hingga tahap pasca produksi, hal yang paling sering terjadi
pada penulis naskah adalah sulitnya untuk mengembangkan ide cerita agar menjadi
sebuah naskah, keluarnya dialog atau tidak sesuai dialog dengan naskah yang dikatakan
oleh host dan co host, oleh sebab itu seorang penulis naskah harus sudah siap dan cepat
untuk menangani dan mencari solusi pada saat produksi agar tahap produksi baik
dilapangan maupun distudio tidak terganggu sehingga dapat berjalan dengan lancer dan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh produser.
1.Kendala : Pada tahap pra produksi penulis kesulitan untuk menentukan dan
mengembangkan ide dialog-dialog yang sesuai dengan konsep program.
Solusi : Penulis mencoba melihat-lihat kembali referensi program dan hasil
survey lokasi agar mendaptkan ide untuk mengembangkan naskah
2. Kendala : Host dan co host terlalu banyak menembangkan kata-kata dialog
sehingga terlalu memakan durasi saat syuting.
Solusi : Penulis dan sutradara mencoba membacakan kembali naskah dan
membiarkan host dan co host mengembangkan kata-kata tetapi sesuai
dengan benang merah naskah agar tidak terlalu memakan durasi.
3. kendala : Pada saat proses syuting di KPBS (Koperasi Peternak Bandung
Selatan) mengalami keterbatasan waktu karna perjalanan dari satu
tempat ketempat lainnya jauh sehingga mempersempit waktu produksi.
Solusi : Pada saat break waktu sholat penulis berkerja sama dengan sutradara
mencoba untuk memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk
mengurangi dan merubah naskah tetapi tetap sesuai dengan benang
merah naskah dan konsep
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah
1. Dasar Pemikiran Penulis Naskah
a. Latar Belakang
Program magazine “DESTINESIA” di tunjukkan untuk para pecinta travelling
di Indonesia. Program ini memberikan informasi seputar tempat-tempat destinasi
yang ada di Indonesia dan belum diketahui banyak orang, bukan hanya itu penulis
juga memberikan education kepada audience. Program “DESTINESIA” di
episode pertama ini akan mengangkat tema tentang jelajah kota Bandung, karena
ternyata di kota Bandung masih banyak tempat-tempat destinasi yang belum
diketahui oleh banyak orang, selain itu program ini memiliki tiga segment dimana
setiap segment dibagi menjadi beberapa rubik.
b. Tujuan Program
1. Memberikan informasi seputar tempat-tempat destinasi yang ada di
Indonesia.
2. Memberikan edukasi kepada para audience agar menambah wawasan bagi
audience.
3. Memberikan informasi tentang gaya hidup atau life style.
c. Segmentasi Program
1. Information dimana segment ini host memberikan informasi seputar tempat
yang dikunjungi.
2. Education dimana didalam segment ini hos tmemberikan edukasi atau
pembelajaran tentang tempat yang dikunjungi.
3. Life style segment ini adalah dimana host mengajak audience untuk mecari
oleh-oleh yang sesuai dengan gaya traveller.
d. Sipnopsis
Dalam program “DESTINESIA” segment pertama dibuka dengan opening host
di dalam studio, dan dilanjutkan oleh co host yang berada di lapangan untuk
menikmati indahnya situ cileunca dan berbincang-bincang dengan pengelola situ
untuk mencari tahu tentang informasi situ cileunca, setelah itu co host berpindah
tempat ke salah satu peternak susu sapi milik KPBS (Koperasi Peternak Bandung
Selatan) untuk berbincang-bincang dengan pegelola peternakan. Segment kedua
kembali lagi ke dalam studio host memberikan clue atau bocoran tentang segment
kedua lalu disambung kembali oleh co host yang sudah ada di lapangan untuk
memberikan edukasi tentang observatorium bosscha. Pada segment terakhir host
menutup program acara dengan diselingi clue untuk acara terakhir di sambung
kembali kepada co host yang mendatangi tempat pembuatan kerajinan tangan
setelah itu co host menutup program acara.
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al A.
Durasi : 24 Menit Script Writter : Andri Setyawan
Tabel III.17
SEG
.
N
O
VIDEO CAST AUDIO DURAS
I
REMARK
1 Colour Bar Master Backsoun
d
00:05
2 Logo BSI VTR Backsoun
d
00:05
1 3 Program ID VTR Backsoun
d
00:05
4 Counting
Leader
VTR Backsoun
d
00:05
AKADEMIK KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“RUNDOWN PROGRAM”
5 OBB & Judul
Program
VTR Animasi 00:10
6 Teaser VTR Backsoun
d
00:55
7 Opening Host
Studio
Host Live 00:48 Host
melakukan
opening,
pengenalan
diri, program,
dan
menjelaskan
tema
8 Vo Situ
Cileunca
VTR Live 00:40 Menjelaskan
sedikit
tentang
tempat yang
akan
didatangi
9 Situ Cileunca VTR Backsoun
d
00:15 Estabelish
Situ Cileunca
dan
perjalanan
host menuju
lokasi
10 Co Host di
Situ Cileunca
Co Host Live 00:18 Opening dan
menjelaskan
tentang
tempat dan
kegiatan yang
akan Co Host
lakukan
11 Situ Cileunca VTR Backsoun
d
00:05 Estabelish
Situ Cileunca
1 12 Co Host di
Situ Cileunca
Co Host &
Narasumbe
r
Live 01:38 Co Host
mewawancara
i narasumber
13 Co Host di
Situ Cileunca
Co Host Live 01:30 Co Host
melakukan
kegiatan
flying fox
14 Co Host di
Situ Cileunca
Co Host LIve 00:32 Co Host
Closing situ
cileunca dan
mengajak
penonton
ketempat
berikutnya
15 Vo KPBS VTR Backsoun
d
00:29 Menjelaskan
sedikit
tentang
tempat yang
akan
didatangi
16 KPBS VTR Backsoun
d
00:18 Estabelish
KPBS
17 Co Host di
KPBS
Co Host &
Narasumbe
r
LIve 00:50 Co Host
Opening dan
mewawancara
i narasumber
dan
melakukan
kegiatan
memerah
18 Co Host di
KPBS
Co Host Live 00:12 Co Host
melakukan
closing
19 Next On VTR Backsoun
d
00:24 Memberitahu
episode
berikutnya
20 TOTAL
SEGMENT 1
09:04
21 Commercial
Break
2 22 Bumper VTR Backsoun
d
00:21
23 Opening Host
Studio
Host Live 00:40 Host
menjelaskan
tempat di
segment
sebelumnya
dan segment
ke 2
24 VO
Observatoriu
m Bosscha
VTR Live 00:40 Menjelaskan
sedikit
tentang
tempat yang
akan
didatangi
25 Observatoriu
m Bosscha
VTR Backsoun
d
00:24 Estabelish
Observatoriu
m Bosscha
26 Co Host
Opening Host
di Studio
Co Host Live 00:18 Co Host
Opening dan
mengajak
pemirsa
2
melihat-lihat
kedalam
27 Co Host
Observatoriu
m Bosscha
Co Host &
Narasumbe
r
Live 01:25 Co Host
masuk
kedalam dan
mewawancara
i narasumber
28 Observatoriu
m Booscha
VTR Backsoun
d
00:35 Suasana
ruangan
dalam
Observatoriu
m Bosscha
29 Co Host
Observatoriu
m Bosscha
Co Host Live 00:26 Co Host
melakukan
closing
30 Next On VTR Backsoun
d
00:14 Host
menjelaskan
tempat di
segment
sebelumnya
dan tempat di
segment 2
31 Total
Segment 2
05:05
32 Commercial
Break
33 Bumper VTR Backsoun
d
00:21
3 34 Host Opening
di Studio
Host Live 00:29 Host
menjelaskan
kembali
tempat-tempat
sebelumnya
dan menutup
program
35 VO Karung
Goni
VTR Live 00:25 Menjelaskan
sedikit
tentang
tempat yang
akan
didatangi
36 Co Host
Pabrik
Karung Goni
Co Host &
Narasumbe
r
Live 01:45 Co Host
melakukan
opening dan
wawancara
37 Toko Karung
Goni
VTR Backsoun
d
00:16 Estabelish
took karung
goni
38 Co Host Toko
Karung Goni
Co Host &
Narasumbe
r
Live 01:06 Melanjutkan
wawancara
39 Co Host Toko
Karung Goni
Co Host Live 00:19 Co Host
menutup
program acara
40 Credit Title VTR Backsoun
d
00:46
41 CV Crew VTR Backsoun
d
01:20
42 Total
Segment 3
06:07
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Dursi : 24 Menit Script Writter : Andri M Setyawan
Tabel III.18
NO SEGMENT CONTENT
1 1 BUMPER IN
VTR
INT.STUDIO – SIANG HARI
Di dalam studio Host melakukan opening program
acara, menjelaskan tema episode kali ini, yaitu
tentang destinasi yang ada di kota Bandung dan
mengajak penonton untuk mengikuti keseruan Co
Host dalm menikmati indahnya Situ Cileunca.
AKADEMIK KOMUNIKASI BINA SARANA
INFORMATIKA
“TREATMENT”
VTR
EXT .SITU CILEUNCA – PAGI HARI
Co Host sudah berada di Situ Cileunca untuk
menyapa penonton dan mengajak penonton untuk
mengikuti kegiatan seru yang akan dilakukan oleh
Co Host dan mewawancarai salah satu pengelola
Situ Cileunca untuk mencari informasi tentang situ
tersebut dan mecoba salah satu kegiatan yang ada
disana, yaitu flying fox.
CLOSING SITU CILEUNCA
VTR
INT.KPBS – SORE HARI
Co Host berpindah tempat ke salah satu peternak
susu sapi milik KPBS (Koperasi Peternak Bandung
Selatan) untuk mengajak penonton merasakan
bagaimana cara memerah susu sapi dengan baik
dan benar.
CLOSING CO HOST
2 2 BUMPER IN
INT.STUDIO – SIANG HARI
Host opening segment 2 dan menjelaskan sedikit
tentang segment sebelumnya, lalu Host
menjelaskan tentang tempat yang akan di datangi
oleh Co Host pada segment ke 2.
VTR
INT.OBSERVATORIUM BOSSCHA – PAGI
HARI
Co Host membuka kembali segment 2 dan
mengajak penonton untuk berkeliling melihat-lihat
dan mewawancarai pengurus Observatorium
Bosscha.
CLOSING CO HOST
3 3 BUMPER IN
INT.STUDIO – SIANG HARI
Host menjelaskan kembali tempat-tempat yang
telah didatangi, Host menutup program acara
“DESTINESIA” sambil mengajak penonton untuk
mengikuti keseruan Co Host pada segment
terakhir.
INT.KARUNG GONI – SIANG HARI
Di segment terakhir Co Host mengajak penonton
untuk melihat bagaimana proses dan hasil jadi
kerajinan tangan karung goni, setelah itu Co Host
menutup program acara
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Dursi : 24 Menit Script Writter : Andri M Setyawan
Tabel III.19
NO VISUAL AUDIO REMARK
1 INT.STUDIO – SIANG
Opening Host membuka
segment 1, menjelaskan
tentang tema yang akan
diangkat pada episode kali
ini, dan menjelaskan tempat
Halo sobat DESTINASI
udah hari sabtu nih berarti
tandanya gue Raniah
bakal menemani kalian
selama 24 menit kedapan,
pastinya cuma di
DESTINESIA (Jelajah
tanpa batas). Pasti sobat
SEGMENT 1
AKADEMIK KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“NASKAH”
yang akan didatangi Co
Host
Destinasi udah penasaran
kan kali ini gue akan
menjelajah kota apa.
Oke di Episode kali ini
gua bakal ngebahas kota
Bandung , sobat Destinasi
pasti udah ga asing lagi
dong sama kota Bandung,
kota Bandung itu selain
kotanya sejuk banyak
banget tempat wisata
yang bisa didatengin.
Yang pertama ada wisata
alam, wisata kuliner,
wisata seni, pokoknya
banyak banget dan hari
ini gue pengen ngajak
kalian untuk melihat
wisata alam yang ada di
Bandung, Bandung
terdapat danau buatan loh,
penasaran ga sih
bagaimana keindahan dari
danau tersebut, mending
langsung aja yuk kita
lihat.
2 VO SITU CILEUNCA CO HOST
Di kota Bandung Selatan
ini selalu menyajikan
pesona wisata alam yang
sangat indah dan menarik
untuk dikunjungi loh,
salah satunya adalah
sebuah danau atau situ
dikecamatan
pangalengan, Bandung
Selatan yang berjarak 47
KM dari kota Bandung,
situ cileunca sendiri
memiliki luas 1.400
Hektar, selain memiliki
tempat yang begitu luas
situ cileunca juga
menyajikan pemandangan
alam yang sangat indah
dan banyak kegiatan yang
menarik sehingga sangat
cocok untuk dijadikan
destinasi wisata.
3 VTR SITU CILEUNCA BACKSOUND
4 EXT - SITU CILEUNCA
Co Host sudah berada di
lokasi melakukan opening
Halo sobat Destinasi balik
lagi sama gue Syifa di
acara DESTINESIA, oke
kali ini gue udah ada di
salah satu wisata kota
dan menjelaskan sedikit
tentang situ cileunca
Bandung lohh, yaitu di
Situ Cileunca. Oke sobat
Destinasi kira – kira gue
mau ngapain aja ya hari
ini, yaudah yuk ikutin gue
terus.
5 EXT - SITU CILEUNCA
Co Host mewawancarai
salah satu pengelola Situ
Cileunca seputar situ
Nah sobat Destinasi Situ
Cileunca ini Situ terbesar
yang ada di kota
Bandung, selain itu konon
katanya Situ Cileunca ini
memiliki sebuah sejarah
loh. Penasaran kan ???
Kalo gitu kita langsung
tanya aja yuk sama salah
satu pengelolalanya.
Co Host
Halo pak dengan bapak
siapa ? saya Syifa bisa
jelasin sedikit ga, sejarah
Situ Cileunca ini.
Jawab
Co Host
Terus kenapa bisa
dinamakan Situ Cileunca
pak ?
Jawab
Co Host
Selain rekreasi keluarga,
disini tuh ada kegiatan
apa aja si pak?
Jawab
Co Host
Kalo gitu terima kasih
banyak ya pak katas
waktunya.
Nah sobat Destinasi pada
penasaran kan gue mau
ngapain aja, oke kalo gitu
gue mau main flying fox,
ikutin gue terus yaah.
6 EXT - SITU CILEUNCA
Co Host mencoba salah satu
kegiatan yang disana, yaitu
flying fox
CO HOST
Nah sobat Destinasi kali
ini gue udah memakai
perlengkapan flying fox
nih, yaudah yuk langsung
aja kita naik.
7 EXT - SITU CILEUNCA
Co Host melakukan closing
segment 1
CO HOST
Wah sobat Destinasi seru
banget nih di Situ
Cileunca ini, selain
pemandangan yang indah,
sobat Destinasi juga bisa
bermain wahana yang
memacu adrenalin, kaya
gue tadi main flying fox
seru banget kan. oh ya
tempat ini rekomendasi
banget buat sobat
Destinasi yang mau
liburan sama keluarga,
pacar, sahabat, pokoknya
asik banget deh. Oh iya
sobat Destinasi katanya di
sepanjang pengalengan
ini, banyak produk –
produk susu olahan loh,
penasaran kan kalo gitu
saksikan terus
DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
8 VO KPBS CO HOST
Di Pangalengan selain
memiliki pemandangan
alam yang sangat indah
ternyata didaerah
Pangalengan ini terdapat
peternakan yang cukup
terkenal juga loh yaitu
KPBS (Koperasi Peternak
Bandung Selatan) di salah
satu peternakan ini kita
bisa lihat langsung cara
pemerahan susu sapi juga
loh sobat Destinasi
9 VTR KPBS BACKSOUND
10 INT - KPBS
Co Host melakukan opening
di lokasi ke dua dan
menjelaskan kegiatan yang
dilakukan
CO HOST
Nah sobat Destinasi
sekarang gue udah
ditempat pemerahan susu
nih yang ada di
Pangalengan, dan gua
pengen ngeliat langsung
cara pemerahan susu nya
seperti apa. Dan
disamping gue sekarang
udah ada Pak Alif.
11 INT - KPBS
Co Host mewawancarai
pengelola KPBS seputar
KPBS
CO HOST
Co Host
Pak saya bisa melihat
langsung gak gimana
caranya pemerahan susu
seperti apa ?
Jawab
Co Host
Sekarang Pak Alif mau
memerah susunya nih,
Pak kira – kira ada latihan
khususnya ga pak untuk
pemerahan susunya
langsung ?
Jawab
Co Host
Terus ada jam – jam
tertentu ga pak untuk
memeras susunya
langsung ?
Jawab
Co Host
Setelah di peras ini akan
di olah seperti apa pak ?
Jawab
Co Host
Oh gitu ya pak, nah sobat
Destinasi ini hasil
pemerahan susunya pak
Alif nih, hmm mantep nih
walaupun sebelum di
proses. Wah kalau gitu
terimakasih banyak ya
pak atas waktunya.
12 INT - KPBS
Co Host melakukan closing
segment 1
Oke sobat Destinasi, tadi
kan kita udah tanya –
tanya sama pak Alif, dan
dia udah dikasih liat
langsung cara memerah
susunya. Nah sobat
Destinasi jangan kemana
mana ya , tetap di
DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
13 INT - STUDIO
Host opening kembali
segment 2, menjelaskan
kembali tempat-tempat yang
sudah di datangi pada
segment 1, dan menjelaskan
HOST
Nah itu dia sobat
Destinasi seru dan asik
banget kan, tempat yang
udah kita datengin. Dan
tadi juga Syifa udah kasih
tau ke kita, gimana
sejarah dari danau Situ
SEGEMENT 2
tempat selanjutnya, yaitu
Observatorium Bosscha
Cileunca dan ngerasa
langsung memerah susu
sapi yang ada di KPBS.
Buat sobat Destinasi yang
gak tau KPBS itu apa,
KPBS itu adalah
singkatan dari Koperasi
Peternak Bandung
Selatan. Koperasinya itu
berfungsi sebagai tempat
wadahnya para peternak
yang di Bandung Selatan,
oke sobat Destinasi
setelah ini gue pengen
ngajak kalian ketempat
wisata seputar duna
astronomi. Nah tempat ini
adalah Observatorium
Bosscha. Dari pada kita
penasaran tempatnya kaya
gimana, mending
langsung aja yuk kita
lihat.
14 VO OBSERVATORIUM
BOSSCHA
CO HOST
Observatorium Bosscha
yang terletak didaerah
Lembang yang berjarak
15 KM dari kota
Bandung, merupakan
salah satu tempat
penelitian bintang yang
tertua di Indonesia, dan
dibangun pada tahun 1923
dan juga memiliki
teropong terbesar dan
tertua yang di Indonesia
loh sobat destinasi,
Observatorium Bosscha
ini sangat cocok untuk
berlibur dan sekaligus
belajar tentang dunia
astronomi.
15 VTR OBSERVATORIUM
BOSSCHA
BACKSOUND
16 INT -
OBSERVATORIUM
BOSSCHA
Co Host berada dilokasi
melakukan opening dan
mengajak penonton untuk
melihat-lihat kedalam
CO HOST
Oke sobat Destinasi
sekarang gue kan masih
di kota Bandung nih
tempatnya ada di
Lembang, dan sekarang
gue akan mengajak kalian
semua kesalah satu
tempat wisata yang seru
dan gak kalah menarik
loh. Dan disini dapat
menambah wawasan kita
semua,yaudah yuk
langsung kita masuk aja.
17 INT -
OBSERVATORIUM
BOSSCHA
Co Host mewawancarai
salah satu pengelolah
Observatorium Bosscha
Nah sekarang gue udah
ada di dalam
Observatorium Bosscha
nih, dan sekarang
langsung tanya – tanya
sama salah satu pengelola
yang ada disini.
Co Host
Halo pak dengan bapak
siapa?
Jawab
Co Host
Saya Syifa pak, pak bisa
dijelasin sedikit gak si
tentang Absorvatorium
Bosscha ini?
Jawab
Co Host
Tadi pas aku baru masuk
mataku langsung tertuju
sama teleskop nih pak,
teleskop ini fungsinya
untuk apa aja pak?
Jawab
Co Host
Selain bisa untuk
digunakan untuk edukasi
Astronomi, bisa
digunakan untuk apa aja
si pak?
Jawab
Co Host
Wah kayanya menarik
banget nih pak untuk
keliling keliling melihat
tempat ini, kalo gitu
terima kasih banyak ya
pak atas waktunya.
18 EXT -
OBSERVATORIUM
BOSSCHA
Co Host melakukan closing
segment 2
Nah sobat Destinasi, tadi
gue udah keliling nih,
udah dikasih kesempatan
untuk nyobain teleskop
nya. Tempat ini cocok
banget buat sobat
Destinasi yang suka dunia
Astronomi. Setelah ini
gue mau beli oleh – oleh
kira – kira mau beli oleh –
oleh apa ya? , yang
pastinya menarik dan
unik. Oke kalo gitu tetap
di DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
19 INT – STUDIO
Host menjelaskan tentang
tempat – tempat yang telah
di datangi, mejelaskan
tempat yang akan di datangi
selanjutnya dan menutup
program acara
HOST
Gimana sobat Destinasi
tempatnya rekomendasi
banget kan buat
ngedampingin pas liburan
nanti, dan gak berasa nih
udah 24 menit gue udah
menemani lo semua
menjelajahi kota bandung.
Tapi sebelum perpisahan
jangan sedih dulu, karna
Syifa pengen ngajak lo
semua ke tempat
pembuatan oleh – oleh
yang ada di Bandung,
penasaran ga sih oleh –
oleh apa, kalo gitu gue
pengen ngingetin lo
semua, untuk terus
saksikan DESTINESIA di
setiap hari Sabtu dan
Minggu jam sembilan
pagi. Sampai ketemu
minggu depan di
DESTINESIA (Jelajah
Tanpa Batas).
20 VO KARUNG GONI CO HOST
Selain sebagai tempat
wisata dan edukasi, di
Bandung banyak oleh-
oleh yang cukup unik dan
menarik seperti rumah
karung goni, dijalan
gagak surapati kota
Bandung loh sobat
destinasi, disana ada
tempat pengrajin karung
goni yang mengolah
karung goni menjadi
sepatu, sandal, tas, dan
masih banyak lagi loh
sobat destinasi.
21 INT - KARUNG GONI
Co Host mengajak penonton
untuk melihat-melihat
kedalam
CO HOST
Nah sobat Destinasi
sekarang gue udah di
tempat oleh – oleh nih,
dan gue pengen tau cara
pembuatannya seperti
apa, karna oleh – oleh ini
terbuat dari karung goni
loh, yaudah sekarang gue
udah sama pemiliknya
nih. Langsung ditanya aja.
22 INT – KARUNG GONI
Co Host mewawancarai
pemilik dari karung goni
CO HOST
Co Host
Halo Kang dengan siapa ?
Jawab
Co Host
Saya Syifa kang, kang
bisa dijelasin sedikit ga
cara pembuatan karung
goni ini, yang
membutuhkan berapa
lama ?
Jawab
Co Host
Terus kalau bahannya itu
baru atau bekas ?
Jawab
Co Host
Caranya gimana si kang
cara buat produksinya ?
Jawab
Co Host
Nah kalo untuk melihat
hasil yang udah jadi itu
gimana kang?
Jawab
Yaudah sobat Destinasi
langsung aja nih kita ke
tokonya, buat beli oleh –
oleh yuk.
23 VTR KARUNG GONI BACKSOUND
24 INT – KARUNG GONI
Co Host mewawancarai
kembali narasumber
sekaligus menutup segment
terakhir dan program acara
Ini dia sobat Destinasi
hasil produk dari karung
goni tadi, nah tadi kan
kita udah melihat gimana
cara pembuatan secara
langsung, wah keren
banget nih gak kalah
bagus sama pruduk
terkenal lainnya.
Co Host
Oh iya kang cara
perawatannya tersendiri
ini gimana sih kang?
Jawab
Co Host
Terus kang cara
pembeliannya selain itu
bisa lewat mana aja kang
?
Jawab
Co Host
Oke kang kalo gitu saya
mau satu dong untuk oleh
– oleh nya , makasih
banyak ya kang atas
waktunya.
Oke sobat Destinasi tadi
kan kita udah keliling
kota Bandung nih,
saatnya kita berpisah
jangan lupa saksikan terus
DESTINESIA setiap hari
Sabtu dan Minggu jam
Sembilan pagi, dan gue
bakal ngajak sobat
Destinasi jelajah ketempat
– tempat yang pastinya
asik dan seru karena
DESTINESIA (Jelajah
Tanpa Batas)
SCRIPT FORMAT
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Dursi : 24 Menit Script Writter : Andri M Setyawan
SEGMENT 1
INT.STUDIO SIANG
HARI
Host
Halo sobat DESTINASI udah hari sabtu nih berarti tandanya gue Raniah bakal menemani
kalian selama 24 menit kedapan, pastinya cuma di DESTINESIA (Jelajah tanpa batas).
Pasti sobat Destinasi udah penasaran kan kali ini gue akan menjelajah kota apa.
Oke di Episode kali ini gua bakal ngebahas kota Bandung , sobat Destinasi pasti udah ga
asing lagi dong sama kota Bandung, kota Bandung itu selain kotanya sejuk banyak banget
tempat wisata yang bisa didatengin. Yang pertama ada wisata alam, wisata kuliner, wisata
seni, pokoknya banyak banget dan hari ini gue pengen ngajak kalian untuk melihat wisata
alam yang ada di Bandung, Bandung terdapat danau buatan loh, penasaran ga sih
bagaimana keindahan dari danau tersebut, mending langsung aja yuk kita lihat.
Vo Co Host
Di kota Bandung Selatan ini selalu menyajikan pesona wisata alam yang sangat indah dan
menarik untuk dikunjungi loh, salah satunya adalah sebuah danau atau situ dikecamatan
pangalengan, Bandung Selatan yang berjarak 47 KM dari kota Bandung, situ cileunca
sendiri memiliki luas 1.400 Hektar, selain memiliki tempat yang begitu luas situ cileunca
juga menyajikan pemandangan alam yang sangat indah dan banyak kegiatan yang
menarik sehingga sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata.
(vtr lokasi situ cileunca dan establish perjalan)
Co Host
Halo sobat Destinasi balik lagi sama gue Syifa di acara DESTINESIA, oke kali ini
gue udah ada di salah satu wisata kota Bandung lohh, yaitu di Situ Cileunca. Oke
sobat Destinasi kira – kira gue mau ngapain aja ya hari ini, yaudah yuk ikutin gue
terus.
Nah sobat Destinasi Situ Cileunca ini Situ terbesar yang ada di kota Bandung, selain
itu konon katanya Situ Cileunca ini memiliki sebuah sejarah loh. Penasaran kan ???
Kalo gitu kita langsung tanya aja yuk sama salah satu pengelolalanya.
Co Host
Halo pak dengan bapak siapa ? saya Syifa bisa jelasin sedikit ga, sejarah Situ
Cileunca ini.
Jawab
Co Host
Terus kenapa bisa dinamakan Situ Cileunca pak ?
Jawab
Co Host
Selain rekreasi keluarga, disini tuh ada kegiatan apa aja si pak?
Jawab
Co Host
Kalo gitu terima kasih banyak ya pak katas waktunya.
Nah sobat Destinasi pada penasaran kan gue mau ngapain aja, oke kalo gitu gue mau
main flying fox, ikutin gue terus yaah.
(vtr ketempat flying fox, pemasangan alat-alat keamanan)
Nah sobat Destinasi kali ini gue udah memakai perlengkapan flying fox nih, yaudah
yuk langsung aja kita naik.
(Co Host melakukan kegiatan flying fox)
Wah sobat Destinasi seru banget nih di Situ Cileunca ini, selain pemandangan yang
indah, sobat Destinasi juga bisa bermain wahana yang memacu adrenalin, kaya gue
tadi main flying fox seru banget kan. oh ya tempat ini rekomendasi banget buat sobat
Destinasi yang mau liburan sama keluarga, pacar, sahabat, pokoknya asik banget deh.
Oh iya sobat Destinasi katanya di sepanjang pengalengan ini, banyak produk –
produk susu olahan loh, penasaran kan kalo gitu saksikan terus DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
Vo Co Host
Di Pangalengan selain memiliki pemandangan alam yang sangat indah ternyata
didaerah Pangalengan ini terdapat peternakan yang cukup terkenal juga loh yaitu
KPBS (Koperasi Peternak Bandung Selatan) di salah satu peternakan ini kita bisa
lihat langsung cara pemerahan susu sapi juga loh sobat Destinasi
(vtr lokasi KPBS)
Co Host
Nah sobat Destinasi sekarang gue udah ditempat pemerahan susu nih yang ada di
Pangalengan, dan gua pengen ngeliat langsung cara pemerahan susu nya seperti apa.
Dan disamping gue sekarang udah ada Pak Alif.
Co Host
Pak saya bisa melihat langsung gak gimana caranya pemerahan susu seperti apa ?
Jawab
Co Host
Sekarang Pak Alif mau memerah susunya nih, Pak kira – kira ada latihan khususnya
ga pak untuk pemerahan susunya langsung ?
Jawab
Co Host
Terus ada jam – jam tertentu ga pak untuk memeras susunya langsung ?
Jawab
Co Host
Setelah di peras ini akan di olah seperti apa pak ?
Jawab
Co Host
Oh gitu ya pak, nah sobat Destinasi ini hasil pemerahan susunya pak Alif nih, hmm
mantep nih walaupun sebelum di proses. Wah kalau gitu terimakasih banyak ya pak
atas waktunya.
Co Host
Oke sobat Destinasi, tadi kan kita udah tanya – tanya sama pak Alif, dan dia udah
dikasih liat langsung cara memerah susunya. Nah sobat Destinasi jangan kemana
mana ya , tetap di DESTINESIA (jelajah tanpa batas).
SEGMENT 2
STUDIO
Host
Nah itu dia sobat Destinasi seru dan asik banget kan, tempat yang udah kita datengin.
Dan tadi juga Syifa udah kasih tau ke kita, gimana sejarah dari danau Situ Cileunca
dan ngerasa langsung memerah susu sapi yang ada di KPBS. Buat sobat Destinasi
yang gak tau KPBS itu apa, KPBS itu adalah singkatan dari Koperasi Peternak
Bandung Selatan. Koperasinya itu berfungsi sebagai tempat wadahnya para peternak
yang di Bandung Selatan, oke sobat Destinasi setelah ini gue pengen ngajak kalian
ketempat wisata seputar duna astronomi.
Nah tempat ini adalah Observatorium Bosscha. Dari pada kita penasaran tempatnya
kaya gimana, mending langsung aja yuk kita lihat.
Vo Co Host
Observatorium Bosscha yang terletak didaerah Lembang yang berjarak 15 KM dari
kota Bandung, merupakan salah satu tempat penelitian bintang yang tertua di
Indonesia, dan dibangun pada tahun 1923 dan juga memiliki teropong terbesar dan
tertua yang di Indonesia loh sobat destinasi, Observatorium Bosscha ini sangat cocok
untuk berlibur dan sekaligus belajar tentang dunia astronomi.
(vtr perjalan dan lokasi observatorium bosscha)
Co Host
Oke sobat Destinasi sekarang gue kan masih di kota Bandung nih tempatnya ada di
Lembang, dan sekarang gue akan mengajak kalian semua kesalah satu tempat wisata
yang seru dan gak kalah menarik loh. Dan disini dapat menambah wawasan kita
semua,yaudah yuk langsung kita masuk aja.
Nah sekarang gue udah ada di dalam Observatorium Bosscha nih, dan sekarang
langsung tanya – tanya sama salah satu pengelola yang ada disini.
Co Host
Halo pak dengan bapak siapa?
Jawab
Co Host
Saya Syifa pak, pak bisa dijelasin sedikit gak si tentang Absorvatorium Bosscha ini?
Jawab
Co Host
Tadi pas aku baru masuk mataku langsung tertuju sama teleskop nih pak, teleskop ini
fungsinya untuk apa aja pak?
Jawab
Co Host
Selain bisa untuk digunakan untuk edukasi Astronomi, bisa digunakan untuk apa aja
si pak?
Jawab
Co Host
Wah kayanya menarik banget nih pak untuk keliling keliling melihat tempat ini, kalo
gitu terima kasih banyak ya pak atas waktunya.
(vtr suasana ruangan Observtorium Bosscha)
Nah sobat Destinasi, tadi gue udah keliling nih, udah dikasih kesempatan untuk
nyobain teleskop nya. Tempat ini cocok banget buat sobat Destinasi yang suka dunia
Astronomi. Setelah ini gue mau beli oleh – oleh kira – kira mau beli oleh – oleh apa
ya? , yang pastinya menarik dan unik. Oke kalo gitu tetap di DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
SEGMENT 3
STUDIO
Host
Gimana sobat Destinasi tempatnya rekomendasi banget kan buat ngedampingin pas
liburan nanti, dan gak berasa nih udah 24 menit gue udah menemani lo semua
menjelajahi kota bandung. Tapi sebelum perpisahan jangan sedih dulu, karna Syifa
pengen ngajak lo semua ke tempat pembuatan oleh – oleh yang ada di Bandung,
penasaran ga sih oleh – oleh apa, kalo gitu gue pengen ngingetin lo semua, untuk
terus saksikan DESTINESIA di setiap hari Sabtu dan Minggu jam sembilan pagi.
Sampai ketemu minggu depan di DESTINESIA (Jelajah Tanpa Batas).
Vo Co Host
Selain sebagai tempat wisata dan edukasi, di Bandung banyak oleh-oleh yang cukup
unik dan menarik seperti rumah karung goni, dijalan gagak surapati kota Bandung loh
sobat destinasi, disana ada tempat pengrajin karung goni yang mengolah karung goni
menjadi sepatu, sandal, tas, dan masih banyak lagi loh sobat destinasi.
Co Host
Nah sobat Destinasi sekarang gue udah di tempat oleh – oleh nih, dan gue pengen tau
cara pembuatannya seperti apa, karna oleh – oleh ini terbuat dari karung goni loh,
yaudah sekarang gue udah sama pemiliknya nih. Langsung ditanya aja.
Co Host
Halo Kang dengan siapa ?
Jawab
Co Host
Saya Syifa kang, kang bisa dijelasin sedikit ga cara pembuatan karung goni ini, yang
membutuhkan berapa lama ?
Jawab
Co Host
Terus kalau bahannya itu baru atau bekas ?
Jawab
Co Host
Caranya gimana si kang cara buat produksinya ?
Jawab
Co Host
Nah kalo untuk melihat hasil yang udah jadi itu gimana kang ?
Jawab
Yaudah sobat Destinasi langsung aja nih kita ke tokonya, buat beli oleh – oleh yuk.
(vtr lokasi karung goni)
Co Host
Ini dia sobat Destinasi hasil produk dari karung goni tadi, nah tadi kan kita udah
melihat gimana cara pembuatan secara langsung, wah keren banget nih gak kalah
bagus sama pruduk terkenal lainnya.
Co Host
Oh iya kang cara perawatannya tersendiri ini gimana sih kang?
Jawab
Co Host
Terus kang cara pembeliannya selain itu bisa lewat mana aja kang ?
Jawab
Co Host
Oke kang kalo gitu saya mau satu dong untuk oleh – oleh nya , makasih banyak ya
kang atas waktunya.
Oke sobat Destinasi tadi kan kita udah keliling kota Bandung nih, saatnya kita
berpisah jangan lupa saksikan terus DESTINESIA setiap hari Sabtu dan Minggu jam
Sembilan pagi, dan gue bakal ngajak sobat Destinasi jelajah ketempat – tempat yang
pastinya asik dan seru karena DESTINESIA (Jelajah Tanpa Batas)
KARAKTERISTIK HOST DAN CO HOST
HOST
Nama : Raniah Salwita
Usia : 20 Tahun
Tinggi Badan :160 cm
Berat Badan : 55 kg
Rambut : Lurus Panjang
Wajah : Bulat
Kulit : Sawo Mateng
Karakter : Interaktif, Tidak Kaku, dan Santai
Raniah adalah anak muda berusia (20th) yang berpenampilan dengan
menggunakan baju blous, celana bahan biru, dan flat shoes. Raniah memiliki karakter
yang Interaktif, karakter ini sangat cocok membawakan segmen di dalam studio.
Co Host
Nama : Syifa Rachmawati
Usia : 19 Tahun
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 45 kg
Rambut : Lurus Panjang
Wajah : Oval
Kulit : Putih
Karakter : Pemberani, Berbicara Santai dan Lugas
Syifa adalah anak muda berusia (19th) berpenampilan santai namun tetap cocok
untuk dengan konsep travelling, syifa memiliki karakter Pemberani, Berbicara Santai,
dan Lugas. Syifa juga seorang perempuan yang berani menantang adrenaline, bermain
flying fox diatas danau yang dalam sangat cocok untuk program “DESTINESIA”
sebagai Host outdoor.
3.4 Proses Kerja Camera Person
Seorang Camera Person bisa disebut juga sebagai penata kamera atau
kamerawan yang mempunyai tugas dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk
semua teknik pengambilan gambar dan perekaman gambar. Sebagai seorang Camera
Person dalam produksi non drama magazine “DESTINESIA” harus bisa bekerja sama
dengan pengarah acara untuk mengetahui konsep visual atau pengambilan gambar
yang diinginkan oleh pengarah acara agar menjadi karya yang baik dan layak di
pertontonkan kepada audience.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:68) “penata kamera adalah seorang yang
bertugas merekam gambar dalam menggunakan perangkat keras kamera video yang
direkam melalui pita video, memory, hard disk, atau media penyimpanan lainnya sesuai
arahan sutradara atau pengarah acara”.
Seorang Camera Person mempunyai tanggung jawab atas gambar yang
direkam serta membantu pengarah acara dalam hal penerjemahan dari Bahasa tulisan
kedalam Bahasa visual, karena pengambilan gambar sangat amat menentukan
keberhasilan penyampaian pesan dalam program yang telah dibuat.
Dalam produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA”
seorang Camera Person memiliki tugas merekam segala kebutuhan gambar dari awal
hingga akhir shooting.
Menurut Umbara dan Pintoko (2010:85) “kamerawan sebagai bagian dari kru
produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik”.
Sangat penting bagi Camera Person untuk mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang spesifik atas alat atau media yang akan digunakan seorang Camera Person.
Camera Person harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan saat pengambilan
gambar dan harus memastikan mengambil gambar tajam (focus), komposisi gambar
(framing) yang tepat dan memahami komposisi shot, untuk sebagai patokan
pengambilan gambar dimana letak suatu objek pada suatu frame agar tetap terjaga.
Menurut Indrajaya (2010:20) “kualitas komposisi atau framing gambar
menentukan nilai suatu artistik”.
Camera Person harus menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik dan
benar agar mendapatkan kualitas gambar yang sesuai dengan framing, serta untuk
medapatkan frame dan komposisi shot yang tepat di setiap konsep yang di inginkan
oleh pengarah acara.
Setiap framing gambar itu menentukan suatu nilai artistik, dan Camera Person
harus memperhatikan letak suatu objek pada suatu frame agar tetap terjaga. Oleh
karena itu Camera Person harus memahami kualitas komposisi atau setiap framing
yang akan diambil.
3.4.1 Pra Produksi
Awal mula proses penciptaan suatu karya selalu diawali dengan tahap pra
produksi, yaitu perencanaan yang cukup berperan penting dalam kelancaran proses
produksi. Dalam proses pra produksi Camera Person dengan tim melakukan pencarian
tema yang akan dibuat.
Dalam tahap pra produksi Camera Person harus mempelajari semua naskah
yang telah disetujui oleh produser dan diberikan arahan oleh pengarah acara untuk
dapat menentukan sebuah shot yang akan dibuat dalam produksi program non drama
magazine “DESTINESIA”.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:69) “pra produksi merupakan tahap yang
paling menentukan hasill gambar yang baik”.
Sesuai pernyataan diatas, Camera Person mengartikan bahwa dalam tahap pra
produksi, Camera Person berperan sekali dalam pembuatan ide atau gagasan dan
mempelajari naskah yang diproduksi juga menyiapkan kamera apa saja yang
dibutuhkan sesuai konsep yang diangkat dan mengilustrasikan naskah kedalam sebuah
bentuk gambar agar tata letak kamera pada tim mendapatkan hasil gambar yang
diinginkan.
Dalam tahap pra produksi, produser melakukan kegiatan pengumpulan
berbagai data yang akan digunakan sebagai bahan pengembangan gagasan yang lebih
mendalam. Setelah itu produser, penulis naskah, dan pengarah acara sudah harus
menentukan tema apa yang akan diangkat.
Langkah berikutnya Camera Person bersama produser, penulis naskah,
pengarah acara, penata artistik, penata audio, penata cahaya, serta penyunting gambar
melakukan castinghost pendukung, membuat anggaran, dan melakukan riset lokasi
yang dibutuhkan dalam naskah sesuai keputusan bersama, kemudian pengarah acara
memberikan intruksi kepada Camera Person untuk kebutuhan gambar yang akan
direkam dan angel yang dibutuhkan dalam produksi program televisi non drama
magazine “DESTINESIA”.
Setelah mendapat keputusan bersama, tim membuat surat perizinan lokasi dan
kemudian survei lokasi untuk bertemu dengan narasumber. Kemudian setelah
mendapatkan info dan data yang dibutuhkan serta berkonsultasi dengan dosen
pembimbing Tugas Akhir kami melakukan riset lokasi pertama yang berada di daerah
Bandung tepatnya di Situ Cileunca Pangalengan untuk bertemu dengan narasumber
kami dan bertanya tentang sejarah, fasilitas, dan kegiatan apa saja yang ada di Situ
Cileunca Pangalengan. Di lokasi riset kedua kami berada didaerah Lembang tapatnya
di Observatorium Bosscha untuk bertemu dengan narasumber untuk menanyakan
sejarah dan fasilitas yang ada. Lokasi riset ketiga kami berada disalah satu tempat
pemerahan susu sapi yang ada didaerah Pangalengan untuk bertemu narasumber dan
menanyakan bagaimana proses pemerahan susu sapi. Dan lokasi riset yang terakhir
kami berada ditempat kerajinan atau cendramata yang terbuat dari karung goni tepat
nya di daerah Antapani untuk melihat dan mempelajari bagaimana proses pembuatan
kerajinan dari karung goni. Dan akhirnya tim menyepakati untuk mengenal lebih jauh
kota Bandung serta menentukan waktu produksi agar terciptanya kelancaran dalam
suatu produksi.
3.4.2 Produksi
Tahap produksi adalah tahap yang terpenting bagi Camera Person untuk
memahami naskah dan director treatment yang sudah di buat untuk menjadi acuan
untuk seorang Camera Person yang berkerjasama dengan pengarah acara untuk
memilih angel dan teknik pengambilan gambar.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:75) “segala perencanaan yang telah di
persiapkan dalam tahap pra produksi akan di realisasikan pada tahap produksi seorang
penata kamera akan membantu sutradara atau pengarah acara untuk menerjemahkan
bahasa tulisan kedalam bahasa visual”.
Teknis dan angle pengambilan gambar adalah hal yang paling terpenting pada
proses produksi, karena pada sebuah produksi program televisi non drama
magazine“DESTINESIA” kualitas gambar dan angle yang disajikan kepada audience
menjadi fungsi seorang Camera Person lebih tepatnya disebut sebagai tangan kanan
pengarah acara yang di percaya untuk mengeksekusi angle atau pengambilangambar.
Camera Person harus menguasai semua teknik pengambilan gambar karna itu
merupakan syarat yg paling mutlak bagi seorang Camera Person, karna Camera
Person harus memahami apa yang harus dilakukan sesuai instruksi pengarah acara dan
juga harus berkerjasama dengan semua tim produksi.
Dalam produksi program non drama televise magazine “DESTINESIA” ini
pengambilan gambar diambil dengan menggunakan Handheld, Tripod, dan Actioncam
Dalam program non drama televisi ini pengambilan gambar 30% (Tiga
Puluh)Handheld sedangkan 65% (Enam Puluh Lima) menggunakan Tripod dan 5%
(Lima) menggunakan Actioncam, pemakaian alat ini pun sudah disesuaikan untuk
kebutuhan pengambilan gambar outdoor dan indoor.
Adapun penggunaan kamera bantu yaitu Actioncam(Xiomi YI), akan tetapi
seorang Camera Person dalam produksi program televisi non drama magazine
“DESTINESIA” lebih banyak menggunakan Tripod dikarenakan agar gambar terlihat
stabil. Namun Camera Person juga menggunakan teknik Handheld untuk
mengembangkan pengambilan gambar, tetapi tetap menjaga kualitas gambar agar tidak
shaking juga memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis untuk memberikan tontonan
yang tidak membosankan dan monoton.
Camera Person sangat penting untuk memahami pergerakan kamera (camera
movement), karena pergerakan kamera (camera movement) merupakan teknik yang
terpenting untuk mengetahui cara pengambilan gambar, agar suatu gambar yang
diambil sesuai dengan naskah yang ada.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:99) “pergerakan kamera (camera movement)
sangat penting untuk dilakukan oleh penata kamera”. Ada beberapa jenis camera
movement, yaitu :
1. Panning
Panning adalah teknik pengambilan gambar dengan cara membelokan
badan kamera secara horizontal tanpa merubah posisi kamera.
2. Tilting
Tilting adalah teknik pengambilan gambar dengan cara menggerakan badan
kamera secara vertikal.
3. Tracking
Tracking adalah teknik pengambilan gambar dengan cara mendekatkan
kamera dengan objek untuk mengayun kamera dari objek.
4. Zooming
Zooming adalah teknik pergerakan lensa kamera yang dilakukan dengan
menggunakan tombol Wide angel (W) dan tombol Tele (T).
5. Arching
Arching adalah teknik pengambilan gambar dengan cara bergerak
mengelilingi objek, gerakan ini dapat dilakukan dengan setengah lingkaran
atau satu lingkaran penuh.
6. Crane
Crane adalah teknik pengambilan gambar dengan alat penyanggah yang
disebut Crane, Jimmy Jip, atau Porta Jip.
7. Crabbing
Crabbing adalah pergerakan kamera dengan cara bergerak ke samping, ke
kanan, atau ke kiri, layaknya kepiting yang sedang berjalan.
Sebagai Camera Person, selain sebagai seorang yang mengambil gambar
dalam produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA” harus mampu
memahami istilah pergerakan kamera yang sudah dijelaskan diatas untuk sebuah
patokan dalam pengarahan yang diinginkan pengarah acara, pada saat proses produksi
berlangsung Camera Person menggunakan teknik seperti Zooming, Arching, Panning,
Tilting, Crabbing untuk menciptakan gambar yang lebih dinamis, dan menarik untuk
ditonton audience.
3.4.3 Pasca Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi dan produsi, tim segera melanjutkan
kedalam tahap pasca produksi. Dalam tahap ini Camera Person memberikan arahan
kepada penyunting gambar mengenai stok gambar yang digunakan dalam program
televisi non drama magazine “DESTINESIA” dalam tahap ini penyunting gambar juga
meminta bantuan oleh Camera Person untuk menjelaskan hal-hal yang tidak dipahami
oleh penyunting gambar, namun hal ini biasanya bisa di handle oleh pengarah acara
dan produser untuk memudahkan penyunting gambar dalam bekerja.
Menurut Latief dan Utud, (2015:155) “pasca produksi (postproduction) adalah
tahapan akhir dari proses produksi program sebelum on air”.
Tetapi dalam tahap pasca produksi ini Camera Person juga harus ikut
mendampingi penyunting gambar dalam proses editinguntuk membantu memudahkan
penyunting gambar dan pengarah acara memilih gambar yang telah diambil saat
shooting lewat panduan camera report. Menggabungkan ide antara Camera Person,
pengarah acara, dan penyunting gambar agar terciptanya hasil akhir yang menarik.
Camera Persondan pengarah acara menyaksikan penyunting gambarpreview
gambar monitor secara terus menerus beragam video, mengikuti proses penyunting
gambarrought cut, dan fine cut baik online maupun offline serta Camera Person
menyusun camera report agar mempermudah kerja penyunting gambar untuk memilih
momen yang pengarah acara inginkan agar dapat menjadi suatu program yang menarik.
Camera Person juga harus bertanggung jawab atas kamera yang digunakan
dalam produksi, memastikan kembali alat yang digunakan agar tetap dalam kondisi
baik, dan memeriksa kembali alat yang digunakan agar tidak tertinggal.
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person
Camera Person mempunyai peran dan tanggung jawab sendiri seperti profesi
lainnya sebagai crewproduksi televisi yang mempunyai tanggung jawab yang
spesifik.Camera Person juga menentukan alat apa saja yang akan digunakan saat
produksi serta memberikan ide untuk mendapatkan gambar yang baik.
Menurut Umbara dan Pintoko, (2014:73) “pada umumnya seorang cameraman
tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal tertentu), dan secara umum tugas dan tanggung
jawab cameramanmeliputi :
1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi.
2. Mempelajari naskah.
3. Menginterpretasikan bagaimana sebuah adegan/scene bisa diinterpretasi.
4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik.
5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya.
6. Bekerjasama dengan sutradara.
7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.”
Peran dan tanggung jawab seorang Camera Person berpengaruh sangat penting
pada saat pra produksi, produksi, dan pasca produksi juga dapat membantu
pengarah acara dalam upaya penerjemahan bahasa tulisan kedalam bahasa visual
melalui pemilihan angel, komposisi dan pergerakan kamera serta pencahayaan.
Dalam tahap pra produksi Camera Person ikut serta memberikan ide-ide
kreatif, dan mendiskusikan shot demi shot dengan pengarah acara untuk
pengambilan gambar saat produksi, menjadikan peran dan tanggung jawab Camera
Person sangat penting dalam produksi program televisi non drama magazine
“DESTINESIA”.
Dalam tahap produksi Camera Person harus ikut serta dalam berlangsung nya
produksi agar menghasilkan gambar sesuai dalam director treatment, Camera
Person juga bertanggung jawab penuh atas peralatan yang digunakan dan hasil
gambar yang direkam.
Dalam tahap pasca produksi Camera Person membantu memilih shot demi shot
untuk kebutuhan gambar yang akan disusun saat proses kamera rought cut dan fine
cut baik online maupun offline.
Camera Person harus membantu penyunting gambar untuk menentukan shot
mana yang akan dipakai, melalui proses rought cut, Camera Person dan penyunting
gambar memiliki hasil editing sementara, setelah proses rought cut selanjutnya
Camera Person dan penyunting gambar melakukukan proses fine cut dimana hasil
editan akhir yang tidak bisa di ubah. Melalui tahap offline editing, penyunting
gambar menata sebuah gambar sesuai dengan naskah dan urutan shot yang telah
ditentukan pengarah acara, sedangkan online editing yaitu tahapan dimana seorang
penyunting gambar memperhalus hasil offline dan memperbaiki kualitas hasil serta
memberikan tambahan transisi efek yang dibutuhkan.
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
Camera Person menjelaskan beberapa proses penciptaan karya, yang terdiri
dari :
1. Konsep Kreatif
Dalam produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA”
produser, pengarah acara, penulis naskah, dan crew lainnya menentukan tujuan
program apa yang akan dikunjungi, dan Bandunglah tempat yang akan dituju.
Setelah naskah dibuat, Camera Person membaca dan memahami naskah,
membayangkan shot yang akan diambil serta komposisi dan letak tata kamera.
Camera Person dan pengarah acara berdiskusi untuk memutuskan
menggunakan single camera dan multi camera. Kunci utama program ini
adalah konsep gambar yang stabil, program ini akan lebih menarik karena
mengambil keindahan dari kota Bandung dan tidak banyak masyarakat yang
tau jika terdapat tempat wisata yang menarik dan memberikan edukasi serta
memperkenalkan kepada audience untuk mengenal lebih jauh mengenai kota
Bandung.
Untuk type of shot (tipe pengambilan gambar yang disesuaikan dengan
format program yang telah direncanakan sebelumnya) Camera Person memilih
shot-shot seperti Long Shot (LS), Medium Shot (MS), Medium Close Up (MCU),
Full Shot (FS), Knee Shot (KS), Close Up (CU), serta menggunakan Actioncam
(XIOMI YI) untuk menghasilkan shot yang indah dan menarik untuk dilihat
audience.
Pengambilan gambar dalam produksiprogram televisi non drama
magazine “DESTINESIA” mendapatkan referensi dari MLD Sport, My Trip
My Adventure, dan Jejak Petualang yang diproduksi oleh NET TV, TRANS
TV, dan TRANS 7, karena program ini mempunyai konsep gambar yang sama,
tetapi yang membedakan dalam produksi program televisi non drama magazine
“DESTINESIA” yaitu konten yang memberikan edukasi dan informasi disetiap
segment nya agar menghasilkan program yang menarik serta mendidik bagi
para audience.
2. Konsep Produksi
Dalam konsep ini Camera Person dituntut agar memiliki perencanaan
pengambilan gambar dalam situasi sesulit apapun. Dan ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh Camera Person yaitu : Mempersiapkan alat-alat yang
akan digunakan saat pengambilan gambar dan wawancara, Mengambil gambar
sesuai instruksi dari penulis naskah dan director treatment dari pengarah acara,
Melihat kembali hasil gambar yang telah diambil.
Camera Person harus memperbanyak pengambilan stok shot serta
menggunakan konsep single camera dan multi camera, karena untuk tidak
melewati moment yang ada dan menghasilkan gambar yang stabil serta
menggunakan Actioncam. Camera Person juga menggunakan beberapa kali
Tripod dan Handheld. Dalam program non drama televisi ini pengambilan
gambar 30% (Tiga Puluh) Handheld sedangkan 65% (Enam Puluh Lima)
menggunakan Tripod dan 5% (Lima) menggunakan Actioncam yang
disesuaikan dengan konsep yang sudah dibuat.
3. Konsep Teknis
Dalam konsep ini Camera Person menggunakan beberapa
perlengkapan tambahan untuk membantu proses kerja kamera dan pengambilan
gambar, yaitu : Tripod, Actioncam (XIOMI YI), serta 2 camera Sony HXR-NX1
NXCAM agar mendapatkan kualitas gambar yang tajam dan stabil.
Camera Personjuga memiliki konseppengambilan gambar yang stabil agar
tidak shaking, memperbanyak pecahshotsaat wawancara agar tidak
membosankan,pengambilan gambar moving dan change focus untuk
memperindah gambar yang diambil.
Dalam produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA”
Camera Personmenggunakan teknik multi kamera agar dapat melakukan
perpindahan gambar saat wawancara, motivasi Camera Person menggunakan
teknik multi kamera agargambar yang dihasilkan bisa saling bertautan satu
sama lain dan juga Camera Person menggunakanbeauty shot untuk
menghasilkan gambar yang diambil tampak menarik serta mengeluarkan
keindahan dari sebuah shot.
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam suatu produksi yang sedang berlangsung memiliki suatu kendala
yang dihadapi oleh Camera Person dan tim produksi lainnya, namun semua
itu harus diatasi dengan mencari solusi terbaik demi kelancaran suatu
produksi. Beberapa kendala dan solusinya yaitu :
1. Kendala :
Pada saat pengambilan gambar di Situ Cileunca, salah satu kamera
mengalami masalah tiba-tiba kamera tersebut mati.
Solusi :
Memaksimalkan kamera yang ada untuk pengambilan gambar di Situ
Cileunca agar tidak kehilangan moment yang ada.
2. Kendala :
Pada saat pengambilan gambar di pabrik susu, keterbatasan ruang yang
ada sehingga kesulitan untuk mengambil gambar saat wawancara
dengan narasumber.
Solusi :
Memanfaatkan tempat yang terbatas dengan cara memperbanyak stok
shot yang bisa diambil di pabrik susu
3. Kendala :
Pada saat shooting tiba-tiba hujan, yang mengakibatkan shooting
berhenti karena untuk mencegah resiko kamera terkena air hujan.
Solusi :
Shooting diundur menjadi hari selanjutnya dan mengambil beberapa
stok shot agar tidak jumping.
3.4.7 Lembar kerja Camera Person
1. Konsep Camera Person
Pada proses produksi mempunyai tiga tahapan yaitu : Pra produksi, produksi
dan pasca produksi. Dalam Proses pembuatan karya tugas akhir magazine yang
berjudul “DESTINESIA”. Camera Person memiliki tugas dan peran serta ide sampai
akhirnya penentuan ide yang akan diangkat.
Camera Person memiliki ide yang akan diajukan pada saat rapat penentuan ide,
setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya tim sepakat untuk membuat magazine show
yang bertemakan tentang wisata, edukasi, dan informasi. Setelah disepakati tim
langsung melakukan riset lokasi dan mulai mencari informasi yang berhubungan
dengan tema yang telah disepakati.
Dalam tahap proses pengambilan gambar (shooting) produksi program televisi
non drama magazine “DESTINESIA” seorang Camera Person harus menyiapkan
semua peraalatan yang akan digunakan seperti Tripod, Actioncam (XIOMI YI), serta 2
camera Sony HXR-NX1 NXCAM dan dibantu dengan pencahayaan dari penata cahaya,
dalam produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA” seorang
Camera Person menggunakan teknik multi kamera agar shot yang di dapat lebih fokus
dan tidak membosankan.
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
"CAMERA REPORT"
Rumah Produksi : Yakuy Production Produser : Dinar Satria Nugroho
Nama Program : DESTINESIA
Sutradara : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 Menit
Camera Person : Ginanjar Pahayu
Tabel III. 20
No. Seg Cam Shoot Description Audio
Size
Shoot
Moving Angle
1 1 1 FS Still Eye
Host
menyapa
penonton
Hallo sobat
destinasi,
bertemu lagi
bersama gue
RANIAH
diacara
DESTINESIA
jelajah tanpa
batas.
2 1 2 MS Still Eye
Host
menyapa
penonton
Seneng banget
nih gue bisa
nemenin sobat
lagi selama 24
menit kedepan
dan pasti udah
gak sabarkan
pengen tau
tempat-tempat
destinasi mana
lagi yang bakal
gue kasih tau.
3 1 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
Oke di episode
kali ini kita
akan
menjelajah kota
bandung , pasti
sobat semua
udah nggak
asing lagi dong
sama kota
bandung.
4 1 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
kota yang sejuk
dan banyak
banget tepat
wisata yang
cocok di
datengin pas
lagi liburan
seperti gedung
sate, alun-alun,
maribaya dan
masi banyak
lagi.
5 1 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
Ada banyak
banget tempat
wisata yang ada
di bandung,
mulai dari
wisata alam,
wisata edukasi,
wisata seni
semua serba ada
di bandung.
6 1 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
dan untuk
minggu ini gue
akan mengajak
sobat destinisia
untuk ngeliat
kesejukan danau
yang ada di
bandung, dan
katanya danau
ini buatan loh,
pasti sobat
destinisia udah
gasabar
mending
langsung aja
yuk kita liat.
VTR lokasi situ cileunca dan establish perjalan
7 1 1 LS Still Eye
Co host
menyapa
penonton
Hallo sobat
destinasi balik
sama gua syifa
diacara
DESTINESIA.
8 1 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
kali ini gua
udah ada
ditempat wisata
yang ada dikota
bandung kira-
kira hari ini gua
mau ngapain aja
ya ? ikutin gua
terus.
9 1 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
sekarang gua
udah ada di situ
cileunca daerah
pangalengan
kabupaten
bandung
selatan.
10 1 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
situ cileunca ini
sendiri termasuk
salah satu situ
terbesar yang
ada di bandung,
selain itu konon
katanya situ
cileunca ini
sendiri memiliki
sebuah sejarah.
11 1 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
kalo gitu
langsung aja nih
kita tanya sama
salah satu
pengelola situ
cileunca.
12 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Pak bisa di
jelasin sedikit
gak sejarah
tentang situ
cileunca ini ?.
13 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
14 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Terus kenapa
diberi nama
cileunca ?.
15 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
16 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Selain bisa
untuk bersantai
bersama
keluarga kita
bisa ngelakuin
kegiatan apa
saja pak disini ?.
17 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
18 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Terima kasih
banyak pak atas
waktunya.
19 1 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Wah gua jadi
penasaran nih
pengen nyoba
salah satu
kegiatan yang
ada disini kalo
gitu ikutin gua
terus ya.
VTR ketempat flying fox
20 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Nah sekarang
gua udah ada
disalah satu
tempat kegiatan
yang ada di situ
cileunca kali ini
gua bakal
nyobain flying
fox, ayo ikutin
keseruan gua.
VTR kegiatan bermain flying fox
21 1 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Nah sobat
destinasi seru
banget tadi gua
udah ngajak
kalian nih buat
ngeliat-liat
indahnya situ
cileunca, nanya-
nanya sejarah
tentang situ ini
dan seru-seruan
disini.
22 1 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
pokoknya buat
kalian semua
yang pengen
liburan bareng
keluarga,sahabat
atau pacar wajib
datang kesini
dijamin gak
bakal nyesel
karna tempatnya
yang asik dan
indah.
23 1 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
oke sobat
destinasi jangan
kemana-mana
karna gua masih
bakal ngajak
kalian ketempat
yang asik dan
seru lainnya
tetep di
DESTINESIA.
VTR lokasi pemerahan susu KBPS
24 1 1 FS Still Eye
Co host
menyapa
penonton
Ketemu lagi nih
kita sobat
destinasi, tadi
gua udah ngajak
kalian seru-
seruan dan
memacu
adrenalin.
25 1 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
kali ini gua
udah ada
ditempat
pemerahan susu
sapi didaerah
pangalengan.
26 1 1 FS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
gua bakal
ngajak kalian
merasakan
bagaimana cara
memerah susu
sapi secara
tradisional dan
mengolahnya
menjadi sebuah
produk ikutin
gua terus.
27 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Nah disini udah
ada bapak Alip,
hallo pak Alip
bisa ajarin saya
gak bagaimana
si cara untuk
pemerahan susu
sapi yang benar
?.
28 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
29 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Ada teknik
khusus gak pak
dalam
pemerahan susu
sapi ?.
30 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
31 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Untuk waktu
pemerahannya
nih pak apakah
ada jam khusus
atau bisa sesuka
kita untuk
pemerahannya
?.
32 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
33 1 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Setelah diperah
dan terkumpul
susunya seperti
ini apakah
langsung diolah
atau bagaimana
?.
34 1 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
35 1 1 TS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
ok sobat
destinasi jangan
kemana-mana
tetap di
DESTINESIA.
SEGMENT 2
BREAK
BUMPER
VTR
36 2 1 FS Still Eye
Host
menyapa
penonton
Nah itu dia
sobat destinasi
seru dan asik
banget kan
tempat wisata
kota bandung
yang di
datengin.
37 2 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
tadi syifa juga
udah ngajak kita
buat tau sejarah
dari indahnya
danau buatan
situ cileunca
dan ngerasain
langsung
gimana
memerah susu
sapi di KBPS.
38 2 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
dan buat sobat
destinasi yang
belum tau apa
itu kpbs, yaitu
koperasi
peternak
bandung
selatan.
39 2 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
jadi dari
koperasi ini
membantu para
peternak sapi
yang ada di
daerah bandung
selatan menjadi
terjamin dengan
adanya koperasi
ini.
40 2 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
wah seru banget
ya sobat
destinesia,
menurut gue
tempat memerah
sapi itu cocok
banget buat
didatengin
bareng keluarga.
41 2 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
karena ini
merupakan
wisata edukasi
yang bisa
didapet
pelajarannya
buat anak-anak
kecil, mereka
jadi tau dari
mana asal susu
yang mereka
minum.
42 2 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
Oke untuk
jelajah kota
bandung
selanjutnya, gue
pengen ngajak
sobat destinesia
untuk ngeliat
keindahan dari
dunia
astronomi.
43 2 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
dan tempat ini
bernama
observatorium
bosscha.
44 2 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
dari pada lama-
lama mending
langsung aja
yuk kita liat
keseruannya
gimana.
VTR perjalan dan lokasi observatorium bosscha
45 2 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Kali ini gua
udah ada dikota
bandung
tepatnya
didaerah
lembang.
46 2 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
gua bakal
ngajak sobat
destinasi
kesalah satu
tempat wisata
yang pastinya
seru dan asik.
47 2 1 LS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
selain itu tempat
ini juga bisa
untuk edukasi
jadi selain seru
dan asik bisa
menambah
wawasan untuk
kita.
48 2 2 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Sekarang gua
udah ada
didalam
observatorium
bosscha.
49 2 1 MS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
gua akan
bertanya sama
salah satu
pengelolah
observatorium
bosscha nih, ada
apa aja sih
didalam sini dan
apa saja yang
bisa kita liat
didalam sini.
50 2 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Pak kalo boleh
tau sejarah
tentang
observatorium
bosscha ini
gimana ?.
51 2 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
52 2 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Selain dijadikan
tempat untuk
edukasi seputar
astronomi,
observatorium
bosscha ini
digunakan
untuk apa?.
53 2 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
54 2 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Untuk
observatorium
bosscha ini
pernah
mengalami
renovasi atau
belum ?.
55 2 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
56 2 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Kalo teleskop
itu fungsinya
untuk apa pak
dan apakah
masih berfungsi
?.
57 2 2 MS Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
58 2 1 TS Still Eye Co host dan
narasumber
Terima kasih
banyak pak atas
waktunya saya
mau keliling
dulu nih pak
buat ngeliat-liat.
59 2 1 FS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Keren banget ya
sobat destinasi
dari bentuk
bangunnya yang
unik dan masih
terlihat asli, apa
lagi pas masuk
kedalam kita
langsung
disuguhin sama
objek-objek
menarik seputar
dunia
astronomi.
60 2 2 MCU Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
kita juga bisa
belajar banyak
banget tentang
dunia astronomi
disini.
61 2 1 FS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
apa lagi buat
kalian yang
suka atau hobi
dengan dunia
astronomi cocok
banget nih
tempatnya.
62 2 2 MCU Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
kalo gitu
saksikan terus
DESTINESIA.
SEGMENT 3
BREAK
BUMPER
VTR
63 3 1 FS Still Eye
Host
menyapa
penonton
Sobat destinasi
gimana seru dan
asik banget kan
tempat-tempat
yang udah kita
jelajah di kota
bandung.
64 3 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
mulai dari
wisata alam
danau situ
cileunca, wisata
edukasi
memerah susu
sapi dan melihat
dunia astronomi
di
observatorium
bosscha.
65 3 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
ternyata waktu
24 menit tuh
sebentar banget
ya, karena
waktu gue udah
abis buat
nemenin kalian
untuk jelajah
kota bandung.
66 3 2 MS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
67 3 1 FS Still Eye
Host
menjelaskan
acara
karena menurut
gue ketika kita
udah jalan-jalan
asik keluar kota
wajib banget
buat beli oleh-
oleh khas kota
tersebut.
68 3 2 MS Still Eye 68 3
69 3 1 MS Still Eye
Co host
menyapa
penonton
Hallo sobat
destinasi balik
lagi sama gua
syifa.
70 3 2 MCU Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
sekarang gua
udah ada
ditempat
kerajinan tangan
yang unik dan
menarik kira-
kira apa ya ?
kalo gitu
langsung aja
kita lihat
kedalam proses
pembuatannya.
71 3 1 MS Still Eye Co host dan
narasumber
Kang awalnya
gimana si kok
bisa kepikiran
ngubah karung
goni ini jadi
sesuatu yang
bermanfaat ?.
72 3 2 MCU Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
73 3 1 MS Still Eye Co host dan
narasumber
Karung goninya
sendiri bekas
atau baru ?.
74 3 2 MCU Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
75 3 1 MS Still Eye Co host dan
narasumber
Biasanya dibuat
menjadi apa saja
dan proses
pembuatanya
sendiri
memakan waktu
berapa lama ?.
76 3 2 MCU Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
77 3 1 MS Still Eye Co host dan
narasumber
Cara
perawatannya
gimana supaya
awet dan tahan
lama ?.
78 3 2 MCU Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
79 3 1 MS Still Eye Co host dan
narasumber
Untuk beli
produk karung
goni ini sendiri
bisa pesan lewat
mana nih kang
?.
80 3 2 MCU Still Eye Co host dan
narasumber Narasumber.
81 3 1 FS Still Eye
Co host
menjelaskan
acara
Nah ini dia
sobat destinasi
salah satu hasil
produk dari
bahan dasar
karung goni tadi
keren ya sobat
gak kalah sama
produk-produk
terkenal.
82 3 1 FS Still Eye
Co host
menutup
acara
ok sobat
destinasi
saatnya kita
berpisah nih
jangan lupa
saksikan terus
DESTINESIA
setiap hari sabtu
dan minggu jam
09.00-10.00
WIB.
83 3 1 FS Still Eye
Co host
menutup
acara
karna gua bakal
ngajak kalian
explore tempat-
tempat yang
pastinya seru
dan asik.
84 3 1 FS Still Eye
Co host
menutup
acara
sampai jumpa di
episode
berikutnya sobat
destinasi.
-CLOSING
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
"CAMERA CARD"
RumahProduksi : Yakuy Production Produser : Dinar SatriaNugroho
Nama Program : DESTINESIA Sutradara :Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 Menit Camera Person : GinanjarPahayu
No. Seg Visual Description Audio
Shoot Moving Angel
SEGMENT 1
1 1 FS Still Eye Host
menyapapenonton Record
2 2 MS Still Eye Host
menyapapenonton
Record
3 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
4 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
5 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
6 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
7 1 LS Still Eye Co
hostmenyapapenonton Record
8 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
9 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
10 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
11 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
12 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
13 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
14 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
15 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
16 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
17 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
18 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
19 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
20 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
21 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
22 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
23 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
24 1 FS Still Eye Co
hostmenyapapenonton Record
25 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
26 1 FS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
27 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
28 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
29 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
30 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
31 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
32 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
33 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
34 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
35 1 TS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
SEGMENT 2
36 1 FS Still Eye Host
menyapapenonton Record
37 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
38 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
39 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
40 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
41 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
42 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
43 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
44 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
45 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
46 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
47 1 LS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
48 2 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
49 1 MS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
50 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
51 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
52 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
53 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
54 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
55 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
56 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
57 2 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
58 1 TS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
59 1 FS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
60 2 MCU Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
61 1 FS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
62 2 MCU Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
SEGMENT 3
63 1 FS Still Eye Host
menyapapenonton Record
64 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
65 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
66 2 MS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
67 1 FS Still Eye Host
menjelaskanacara Record
68 2 MS Still Eye Host menutupacara Record
69 1 MS Still Eye Co
hostmenyapapenonton Record
70 2 MCU Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
71 1 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
72 2 MCU Still Eye Co
hostdannarasumber Record
73 1 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
74 2 MCU Still Eye Co
hostdannarasumber Record
75 1 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
76 2 MCU Still Eye Co
hostdannarasumber Record
77 1 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
78 2 MCU Still Eye Co
hostdannarasumber Record
79 1 MS Still Eye Co
hostdannarasumber Record
80 2 MCU Still Eye Co
hostdannarasumber Record
81 1 FS Still Eye Co
hostmenjelaskanacara Record
82 1 FS Still Eye Co hostmenutupacara Record
83 1 FS Still Eye Co hostmenutupacara Record
84 1 FS Still Eye Co hostmenutupacara Record
Closing
ARTISTIC
Floor Plan Kamera
RumahProduksi : Yakuy Productio Produser : Dinar SatriaNugroho
Nama Program : DESTNESIA Sutradara: Rabitha Al Adawiya
Durasi :24Menit Camera Person :GinanjarPahayu
Gambar III. 7
Gambar III. 8
MEJA
ARTISTIC
ARTISTIC
Gambar III. 9
MEJA
MEJA
SPESIFIKASI
Nama Produk : HXR-NX 70
Kategori : Kamera Video / Camrecorder
Brand : Sony
Tahun Rilis : 2010
Sensor Type : CMOS
Sensor Size : 4.8 x 3.6 mm
Camera Resolution : 1.30 MP
Optical Zoom : Nx 1
Digital Zoom : -
Shape : Horizontal
Minimum Focal Leght : 3.8 mm
Maximum Focal Leght : 3.8 mm
Focal Ration : f/1.8 – 3.4
Storage Type : Flash Memory
Minimum Shutter Speed : 42110 s Gambar III. 10
Maximum Shutter Speed : 1 / 10000 s
Minimum Light Sensitivity : 100
Maximum Light Sensitivity : 6400 s
Sceen Size : 3.5 inch
Video Resolution : 1920 x 1080 Pixel
Video Format : MPEG-4, H.264
Supported Memory Card : SD Memory Card, SDHC Memory Card
SPESIFIKASI
Nama Produk : HXR-NX1
Kategori : Kamera Video / Camrecorder
Brand : Sony
Tahun Rilis : 2013
Sensor Type : CMOS
Sensor Size : 13.2 mm
Camera Resolution : 28 MP
Optical Zoom : x 15
Digital Zoom : x 240
Shape : Horizontal
Minimum Focal Leght : 4.1 mm
Maximum Focal Leght : 61.5 mm
Focal Ration : f/28.8
Storage Type : -
Minimum Shutter Speed : 30 s Gambar III. 11
Maximum Shutter Speed : 1 / 8000 s
Minimum Light Sensitivity : 25600
Maximum Light Sensitivity : 51200 s
Sceen Size : 3.5 inch
Video Resolution : 6480 x 4320 Pixel
Video Format : 480 p, 720 p, 1080 p
Supported Memory Card : SD/SDHC/SDXC, Memory Stick PRO Duo
SPESIFIKASI
Nama Produk : XIOMI YI
Kategori : Actioncam
Brand : XIOMI
Ukuran : 60.4 x 42 x 21.2 mm
Berat : 72 gram
Fitur : - Sony Exmor R CMOS BSI 16 Juta Pixel Sensor
: - 3D Noise Reduction
: - Wifi Konektifitas, Bluetooth, dan Remote Control
App
: - 4 mode operasi (Foto, Time-lapse, dan Video)
Resolution : 16 MP
Kualitas Video : 2K / 1296p @ 30fps, 1080p @ 60fps, 1080p @ 48p
Memory : Micro SD 128 GB
Gambar III. 12
3.5 Proses Kerja Penyunting Gambar
Dalam media massa, penyunting gambar (editor) adalah menyelaraskan sebuah
naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi media. Untuk menjadi seorang penyunting
gambar (editor) program televisi non drama magazine pada awalnya penulis
termotivasi oleh rasa ingin tahu yang besar akan suatu proses pembuatan karya audio
visual dari susunan gambar shot – shot yang tidak beraturan menjadi suatu cerita yang
menarik dan memiliki alur cerita dengan cara menyampaikan informasi melalui sebuah
proses editing.
Menurut Latief dan Utud (2015:140) menyimpulkan bahwa :
Penyunting Gambar (Editor) adalah sebutan bagi orang yang bertanggung
jawab memotong gambar dan suara yang dihasilkan dari tape. Disebut juga
picture editor atau video tape editor. Pada system editing linier ada yang
disebut editor offline dan editor online, namun setelah perkembangan teknologi
editing nonlinier, seorang editor tugasnya menjadi sebagai editor offline dan
editor online sekaligus melakukan mixing program.
Masih menurut Latief dan Utud bahwa seorang editor harus memiliki “sense of
art” karena di dalam bekerja ada unsur kreatif, ketelitian, kecermatan, dan
kesabaran. Pentingnya sense of art bagi editor, karena bisa terjadi konsep
program dan eksekusi dilapangan berjalan baik, tetapi dalam editing tidak
dilakukan dengan baik, hasil mungkin saja kurang baik. Sebaliknya, walau
konsepnya biasa-biasa saja, dan pengambilan gambarnya juga biasa-biasa saja
namun dalam proses editing, diberi sentuhan artistik, unsur seni, dan informasi,
program tersebut bisa menjadi baik dan enak ditonton.
Dari penjabaran teori diatas penulis sebagai penyunting gambar mengambil
kesimpulan, bahwa penulis juga bertanggung jawab atas gambar dan suara
penyelesaian produksi dan menyusun gambar dari hasil produksi. Namun, seorang
penyunting gambar itu harus memiliki kreatifitas yang tinggi, kesabaran, dan ketelitian
untuk melakukan tahap finishing. Dalam tahapan ini seorang penyunting gambar tidak
melakukan hal nya sendiri, namun dibantu juga oleh pengarah acara untuk hasil
finishing dari suatu produksi program TV maupun film.
Seorang penyunting gambar memproses penentuan, seleksi, dan perbaikan
naskah video yang akan dimuat dan dipublikasikan. Yang nantinya akan dijadikan
sebuah rangkaian gambar dan suara yang utuh menjadi satu.
Menurut Supriyadi dkk (2014:10) mengatakan bahwa, “Editor adalah seorang
yang bertanggung jawab dan bertugas menyunting gambar bergerak melalui proses
seleksi, memilih, memilah, untuk dijadikan sebagai rangkaian kesatuan film yang
utuh”.
Penulis mengerti bahwa penyunting gambar adalah orang yang paling berperan
pada saat pelaksanaan editing, karena dalam tahapan ini penulis menseleksi, memilah,
memilih suatu gambar dan suara untuk dijadikan satu, seorang penyunting gambar
tidak hanya saja cakap dari segi teknisnya tetapi juga harus mempunyai sisi kreatifitas
yang tinggi dalam tahapan editing.
Tentunya editing ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stock
shot) dan unsur pendukung seperti voice over, sound effect, dan musik bila sudah
mencukupi. Dalam kegiatan editing seorang penyunting gambar harus betul – betul
mampu menata ulang potongan – potongan gambar yang diambil oleh kamera person.
Menurut Nugroho (2014:215) mengatakan bahwa Editing adalah suatu proses
mengatur dan menyusun rangkaian shot menjadi sebuah scene, rangkaian scene
menjadi sebuah sequence, rangkaian sequence menjadi suatu cerita yang utuh.
Tujuan dasar dari proses editing adalah menyajikan suatu cerita dengan jelas
kepada penonton.
Dalam rangkaian teori diatas penulis menyimpulkan bahwa, editing merupakan
proses terakhir dalam penyelesaian, mengatur, dan menyusun rangkaian shot menjadi
suatu cerita yang utuh dalam produksi program TV maupun film. Dalam proses editing
ini memiliki tujuan dasar yang menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada para
penonton(audience).
Dalam tahapan ini penulis mengubah dan memanipulasikan serta
mengumpulkan klip video, audio track, grafik dan material lain menjadi suatu tayangan
yang menarik dan baik. Editing juga menjadi bagian dari proses pasca produksi.
Menurut Supriyadi dkk (2014:10) “Editing adalah suatu penyuntingan yang
dilakukan terhadap gambar bergerak dari hasil perekaman kamera, yang dalam
prosesnya melalui penyeleksian, pemilahan, dan pemilihan, penggabungan termasuk
unsur suara untuk dijadikan rangkaian utuh dalam suatu produksi film”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa editing adalah usaha
merapikan dan membuat sebuah tayangan menjadi lebih berguna dan layak ditonton.
Dalam proses editing ini seorang penyunting gambar bertanggung jawab untuk
menghubungkan shot – shot yang telah diambil kemudian menjadi satu peristiwa yang
utuh dalam rangkaian scene ataupun squence agar mempunyai makna dan pesan yang
dapat ditangkap oleh penonton (audience).
Penulis juga terlibat dari awal pra produksi, mulai dari pengembangan konsep,
persiapan teknis, sampai terjun di produksi pembuatan karya tugas akhir ini. Selama
mengikuti kegiatan pra produksi sampai produksi penulis mengakui mendapat banyak
hal – hal positif seperti mendapatkan bayangan gambar yang bagus untuk dituangkan
saat pasca produksi dan lebih mudah dalam menyortir gambar di meja editing nanti
karena penulis ikut merasakan kegiatan dilapangan.
3.5.1 Pra Produksi
Tahapan pra produksi merupakan tahapan awal untuk proses pembuatan suatu
karya audio visual, baik fiksi maupun non fiksi. Dalam tahap ini semua persiapan
sebelum pra produksi dilakukan.
Menurut Latief dan Utud (2015:148) memberikan batasan bahwa, “Pra
produksi (preproduction) adalah tahapan pelaksanaan pembahasan dan pencarian ide,
gagasan, perencanaan, pemilihan pengisi acara (talent), lokasi, dan kerabat kerja
(crew)”.
Pada tahapan pra produksi ini seorang penyunting gambar tidak terlalu
bertanggung jawab pada tahapan ini. Tetapi penyunting gambar diharapkan sudah
merencanakan konsep yang akan diproduksi sesuai dengan format program yang akan
dibuat, maka dari itu penulis sudah ambil bagian guna memberi masukan dan ide
kepada pengarah acara untuk suatu pengemasan hasil dari sebuah karya yang telah
dipilih dan untuk perencanaan tahapan produksi dan pasca produksi nantinya.
Dari beberapa pertemuan dan hasil diskusi semua kru, akhirnya terbentuklah
naskah yang telah dibuat oleh penulis naskah berjudul “DESTINESIA”. Sebagai
penyunting gambar dan kru yang lain ikut serta dalam pembuatan naskah tersebut,
sepakat “DESTINESIA” untuk menjadi judul karya tugas akhir program televisi non
drama magazine show.
Setelah naskah selesai dibuat, penulis berdiskusi dengan pengarah acara untuk
membuat konsep dan desain editing dari naskah dan visi dari pengarah acara. Seorang
penyunting gambar diharapkan untuk membaca, mempelajari sekaligus memahami isi
naskah tersebut. Setelah naskah dibaca dan dipahami penyunting gambar beserta kru
berkumpul untuk membedah kebutuhan yang diperlukan pada saat produksi nanti,
mulai dari penataan kamera, penataan lampu, penataan artistik, editing, dan host.
Setelah itu penyunting gambar menentukan konsep saat editing, dan kebutuhan alat
editing yang akan digunakan pada saat pasca produksi.
Jadi pra produksi pada program televisi “DESTINESIA” ini tahapan sebelum
melakukan produksi agar semua hasil yang di inginkan menuai hasil yang maksimal.
3.5.2 Produksi
Tahapan produksi merupakan tahapan yang penting dalam merubah naskah ke
dalam bentuk gambar dalam berupa pelaksanaan perekaman gambar. Pada tahap ini
melibatkan kru dalam hal yang bersifat teknis.
Menurut Latief dan Utud (2015:152) pengertian, “produksi (production) adalah
upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa
pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live)”.
Pada saat produksi seorang penyunting gambar tidak terlalu memiliki peranan
penting, namun penulis menyadari bahwa penyunting gambar perlu inisiatif membantu
kebutuhan kru dilapangan untuk memperlancar jalannya produksi pada hari itu. Seperti
contohnya, membantu proses pengambilan gambar, membackup data kamera, melihat
semua gambar, dan membantu membangun artistik. Apabila ada gambar yang dirasa
kurang sesuai dengan konsep editing yang telah disepakati, penulis akan berkoordinasi
dengan pengarah acara.
Menurut Pratista (2008:123) definisi, “editing pada tahap produksi adalah
proses pemilihan serta penyambungan gambar – gambar yang telah diambil”.
Setelah itu penulis sebagai penyunting gambar juga membantu persiapan
artistik, seperti mencari gambar yang cocok untuk dipajang di dalam studio nanti, serta
ikut membantu memudahkan pekerjaan penata artistik dalam membuat set didalam
studio, penulis membuat desain logo acara dan memberi filenya kepada penata artistik
untuk perlengkapan yang ada diatas meja dengan gambar logo “DESTINESIA”.
Penulis membuat dokumentasi kegiatan crew selama proses syuting dalam
berupa bentuk video dan foto sebagai bukti yang akan di tampilkan pada akhir acara
program untuk masuk ke ruang editing biasa dikenal atau disebut dengan sebutan behind
the scene.
Penulis juga menerima masukan dari kamera person setelah mengambil stock
shot gambar, agar konsep yang diinginkan kamera person dapat dipahami penyunting
gambar dan dikombinasikan dengan konsep dari pengarah acara, yang nantinya ketika
di editing di pasca produksi nanti akan memberikan susunan shot-shot yang indah,
sesuai dengan alur ceritanya.
Sebagai seorang penyunting gambar, penulis mendapatkan hasil positif saat
merasakan langsung kegiatan produksi bersama kru di lapangan. Penulis bisa ikut
membantu memperlancar jalannya produksi sampai tiba di pasca produksi. Penulis
mendapatkan banyak gambaran tentang shot – shot yang akan dimasukkan nantinya ke
dalam proses editing, agar memudahkan penyunting gambar dalam bekerja nanti di
pasca produksi.
3.5.3 Pasca Produksi
Dalam hal ini peranan seorang penyunting gambar dibutuhkan untuk
menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peranan penyunting
gambar disini juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu karya audio
visual. Dalam proses ini penyunting gambar memegang peranan penting dalam
penyusunan gambar. Kecermatan, kreatifitas dan imajinasi seorang penyunting gambar
dibutuhkan untuk membangun satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita
yang diinginkan.
Menurut Pratista (2008:123) definisi “editing setelah filmnya jadi (pasca
produksi) adalah teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shotnya”.
Jadi setelah tahap produksi selesai penulis melakukan pemilihan gambar dan
suara yang akan dimasukkan kedalam tahapan editing, dalam tahapan editing ini ada
yang namanya editing offline, editing online, dan mixing.
Menurut Latief dan Utud (2015:155) mengatakan bahwa, Pasca produksi
(postproduction) adalah tahapan akhir dari proses produksi program sebelum
on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang sudah direkam harus
melalui beberapa proses, di antaranya editing offline, online, insert graphic,
narasi, effect visual, dan audio serta mixing.
Tugas penulis sebagai penyunting gambar dalam paska produksi ini adalah
memilih hasil rekaman yang sudah dikerjakan pada saat produksi, mengecek gambar
jika masih ada yang kekurangan shot – shot dalam produksi dan ketika sudah selesai,
diedit untuk disiarkan pada penonton.
Menurut Nugroho (2014:217) menyatakan bahwa, Paska produksi
(postproduction) editing adalah editing dimana shot dan scene yang telah
direkam lebih dahulu pada pita video (kita namakan original) disusun
berdasarkan plot (alur cerita) ke dalam satu master editing, baik dengan
mempergunakan peralatan linear maupun nonlinear.
Sebelum memulai penyuntingan, semua perlengkapan untuk editing seperti
perangkat komputer, layar LCD, harddisk sudah lebih dahulu dipersiapkan, memori
dari hasil produksi kemarin dikumpulkan dan disalin kedalam harddisk. Untuk
pengerjaan kegiatan pasca produksi ini penulis sebagai penyunting gambar
menyiapkan tiga software yang digunakan untuk kebutuhan menyunting gambar.
Adobe premier proCC 2017 berfungsi untuk pemotongan dan penyambungan
gambar video dan audio, untuk adobe after effect ProCC 2017 penulis
menggunakannya untuk kebutuhan efek visual seperti membuat animasi bumper, lower
third, dan transisi.
Dalam membuat proses editing penulis berpatokan kepada treatment yang
sudah disiapkan. Setelah semua gambar yang bagus telah dipilih dan diseleksi,
penyunting gambar mulai melakukan logging gambar ke dalam timeline project,
setelah itu dilakukan potongan kasar atau rough cut, lalu membuat struktur awal shot
– shot yang sudah dibuat sesuai dengan naskah cerita agar berkesinambungan. Dalam
struktur itu penyunting gambar harus membangun emosi, irama, dan alur yang
menarik. Dengan kata lain penonton diharapkan tidak merasakan bahwa program yang
disaksikan adalah potongan – potongan yang disambung.
Setelah semua potongan gambar selesai, tahap selanjutnya penyunting gambar
mulai memilih jenis – jenis musik ilustrasi yang diperlukan agar suasananya lebih
hidup. Hasil penyuntingan mulai dipercantik dengan penyesuaian warna dari color
correction ke color grading, memasukkan efek transisi, dan beberapa motion graphic
untuk membangun sebuah karya audio visual yang menarik.
Penulis membuat motion graphic dari corel draw dan adobe after effects seperti
menambahkan judul, lower third untuk memberi tahu nama pembawa acara,
narasumber sebagai pendukung isi (content) video penulis membuat infographic
berupa animasi gambar dan teks untuk menjelaskan informasi pada adegan tertentu.
Pada saat penyuntingan gambar berlangsung penulis ditemani oleh pengarah
acara dalam memberi info tentang susunan take yang benar, continuity¸dan memberi
masukan tambahan saat sedang preview karya, penulis juga berdiskusi dengan kamera
person untuk tentang gambar apa saja yang mungkin dirasa kurang. Serta penulis
meminta bantuan penata suara untuk mendengarkan hasil suara yang masuk pada saat
proses produksi berlangsung dan bekerja sama mengatur kondisi audio, dengan
meletakan elemen – elemen suara diantaranya musik latar, voice over, volley, efek
suara dan sesuai dengan segment atau shot pada gambar yang sudah diedit agar tetap
sesuai ditelinga penonton, tidak terlalu keras dan juga jelas didengar. Dan penulis pun
tentunya mengikuti treatment yang telah diberikan oleh pengarah acara sebelumnya.
Sebuah program televisi bersandar pada kualitas pengembangan konsep dalam
treatment, jadi tidak semata – mata bergantung pada kemampuan juru kamera dalam
merekam shot – shot yang ekstrim dan kemampuan penyunting gambar memberikan
efek pada gambar.
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar
Peran seorang penyunting gambar adalah bagaimana mengemas atau menyusun
materi pengambilan gambar untuk kemudian disusun kembali menjadi sebuah alur
cerita. Karena sebuah peranan dan tanggung jawab proses hasil akhir dalam pembuatan
suatu karya audio visual ada ditangan seorang penyunting gambar. Dalam pasca
produksi penulis paham bahwa penyunting gambar sangat berperan penting dalam
semua tanggung jawabnya dalam menyusun akhir dari program tersebut.
Menurut Latief dan Utud (2015;141) memberikan batasan bahwa, “Editor
bertanggung jawab dengan gambar yang ditentukannya. Dia harus tahu makna, tujuan,
dan informasi gambar, agar orang yang menonton dapat mengerti gambar yang
ditampilkan”.
Penulis sebagai penyunting gambar sangat bertanggung jawab penuh dalam
hasil akhir sebuah program acara yang dibuat atau disebut karya audio visual. Untuk
itu, penulis terlibat langsung dalam proses pra produksi dan produksi. Ini dilakukan
agar penulis bisa memahami naskah secara benar dan dapat membuat sebuah konsep
editing. Setelah terlibat dua tahap tersebut, penulis memasuki tahap peran sebagai
editor dari awal pasca produksi sampai akhir pasca produksi. Tahap ini meliputi banyak
hal seperti editing offline yang berarti mencatat pengambilan gambar dan suara saat
produksi,dan dipilih gambar yang bagus untuk dimasukkan kedalam tahap editing,
editing online yang berarti menyambungkan dan menyusun gambar sesuai pada naskah
dari hasil pemilihan gambar yang dicatat sebelumnya pada tahap editing offline serta
ditambahkan transisi dan efek visual pada gambar, dan mixing merupakan pencampuran
gambar dan suara yang telah direkam dan dimasukkan ke dalam hasil editing online
sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.
Disini penulis menentukan sistem atau cara bekerja dalam paska produksi,
seperti menyiapkan alat – alat editing seperti hardware dan software pendukung.
Proses editing ini bisa menjadi proses yang sangat kompleks yang melibatkan peralatan
digital.
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif :
Pada Program Televisi non drama magazine show “DESTINESIA” ini, penulis
merancang logo acara dari font style yang ada pada sebuah software pendukung. Logo
ini memang biasa saja dan lebih simple, yang nantinya akan ditambahkan motion grafis
atau gambar bergerak, sehingga gambar yang dihasilkan nantinya akan memiliki visual
atau bergerak. Penulis membuat logo ini terinspirasi dari sebuah program televisi yang
ada di Indonesia yaitu program “My Trip My Adventure”.
Penulis membuat bumper video dengan menggunakan adobe after effect ProCC
2017, penyunting gambar membuat bumper dan lower third tersebut dari tutorial yang
ada di youtube lalu mengikuti tahap – tahap yang ada hingga selesai. Dalam bumper
tersebut banyaknya penambahan effect visual.
Penyunting gambar lebih menonjolkan kepada unsur efek digital seperti motion
graphic, animasi dan sound effect yang pas dengan tema yang telah ditentukan,
sehingga gambar yang dihasilkan nantinya akan memiliki efek visual dan audio yang
menarik emosi penonton dan membawanya ke dalam suasana yang mereka lihat. Hal
ini dimaksudkan penulis agar meyakinkan penonton bahwa sebuah program televisi
yang mereka lihat tidak monoton dan membosankan.
b. Konsep Produksi
Penulis membuat logo acara menggunakan, Corel Draw X4 untuk pengolahan
gambar berformat JPEG (Joint Photographic Expert Grop) untuk kemudian dibuat
Non-Background (transparent) dengan format PNG (Portable Network Graphics).
Untuk pembuatan Bumper Opening sendiri penulis mencoba mengubah foto
biasa menjadi motion graphics. Untuk pembuatan efek tersebut penulis menggunakan
software adobe after effect ProCC2017. Penulis memasukkan foto berformat JPEG ke
dalam software tersebut, lalu gambar tersebut diolah dan digerakkan dengan
menggunakan tool - tool dari software Adobe After Effect ProCC2017. Jika sudah
merasa cocok, kemudian dieksport menggunakan software yang sama kedalam bentuk
video. Hasil video yang telah jadi di import ke dalam adobe premier proCC2017 untuk
ditambahkan backsound, dan disusun kedalam squence film.
Untuk pembuatan Lower Third Text dan text title animasi digerakkan
menggunakan software Adobe After Effects ProCC2017. Lalu penulis membuat split
screen di Adobe Premier ProCC2017 khususnya dibagian talkshow atau dalam studio
agar penonton tidak bosan dengan pengulangan gambar yang akan ditayangkan dengan
kamera yang sama.
Dalam penambahan color correction penulis hanya menggunakan efek Levels
dan Brightness dan Contrast. Penulis menggunakan efek tersebut untuk menaikkan
tingkatan warna agar terlihat lebih cerah serta menyelaraskan warna yang berbeda di
setiap shot, karena perpindahan waktu dan tempat yang berbeda.
c. Konsep Teknis
Dalam pembuatan program ini penulis sebagai penyunting gambar
menggunakan laptop dan beberapa software untuk menghasilkan karya yang
semaksimal mungkin, dan editing yang sesuai dengan konsep kreatif, maka diperlukan
peralatan dan perlengkapan teknis yang bagus.
Spesifikasi perangkat laptop yang digunakan oleh penyunting gambar ialah
processor AMDRadeon(TM) A6-6310 APU, CPU @ 1.80 GHz (4 CPUs) ~1.80GHz,
harddisk sebesar 500 GB, memori RAM 4 GB, AMD Radeon(TM) R4 Graphic, untuk
proses editing. Penulis menggunak software Adobe Premier ProCC 2017, software ini
untuk menggabungkan, memotong, memasukkan efek, dan memasukkan transisi pada
video. Adobe After Effects ProCC 2017 untuk kebutuhan bumper, lower third, dan
motion graphic lainnya, serta Corel Draw X4 untuk membuat desain logo program.
Pada spesifikasi perangkat komputer atau laptop diatas memang tidak terlalu
canggih, karna itu penulis memanfaatkan laptop yang ada. Dalam program Televisi ini
memang tidak terlalu banyak efek visual yang ditampilkan pada video tersebut, maka
dari itu penulis masih bisa menggunakan perangkat yang standar.
3.5.6 Kendala Produksi dan Solusi
Pada saat melakukan proses pembuatan Karya Tugas Akhir “DESTINESIA”
ini penulis sebagai penyunting gambar juga mengalami beberapa masalah atau kendala
yang dialami. Tetapi penulis sebagai penyunting gambar dapat mengatasi kendala
tersebut dengan baik. Adapun masalah tersebut seperti :
1. Kendala :
Penulis mengalami sistem komputer yang tiba – tiba berhenti bekerja saat
menyunting gambar, hal ini disebabkan adanya efek visual, motion graphic,
dan spesifikasi perangkat yang memadai.
Solusi :
Penulis tidak menyatukan bumper, lower third, dan isi konten video pada
satu project.
2. Kendala :
Setelah selesai penyuntingan gambar atau rought cut lalu melakukan
mixing, ternyata beberapa warna gambar pada video yang berbeda.
Solusi :
Melakukan proses pewarnaan (grading) terhadap warna yang berbeda
dengan menggunakan efek brightness dan contrast, dan color balance.
3. Kendala :
Banyaknya pilihan gambar yang berada pada kamera yang berbeda
membuat proses roughtcut dalam offline editing menjadi memakan waktu.
Solusi :
Penulis melihat data list shot yang telah ditulis oleh sutradara pada saat
proses produksi, dan mengganti nama atau mesortir gambar berdasarkan
nama setiap folder sesuai dengan segment masing – masing.
3.5.7 Lembar Kerja Penyunting Gambar
Konsep Editing
Penulis mempunyai beberapa konsep yang akan digunakan dalam mengolah
gambar, antara lain continuity editing. Continuity editing adalah kesinambungan pada
gambar. Tujuannya adalah untuk menciptakan aliran yang halus antara shot yang satu
dengan shot berikutnya, dalam metode editing penyunting gambar menggunakan
transisi dan metode cut to untuk penyambungan antar shot dibeberapa segment yang
menggunakan multicam. Selain itu konsep berikutnya ialah cut by beat yaitu konsep
pemotongan gambar sesuai music latar pada beberapa clip khususnya di clip
perkenalan tempat.
Lalu konsep editing yang penulis gunakan pada bumper video adalah
penggabungan antara video dan transisi. Penulis yang kemudian menggunakan
beberapa efek pada software editing demi keharmonisan dan kesinambungan antar
gambar.
3.5.8 Laporan Editing
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“LAPORAN EDITING”
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : “DESTINESIA” Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 Menit Editor : Firmansyah
Tabel III.22
No
Segmen
EXT/INT
Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video
Effect Dur
1
1
INT
(Full shot-Medium
Shot )
Raniah duduk diatas
sofa dan opening
Halo sobat DESTINASI udah
hari sabtu nih berarti
tandanya gue Raniah bakal
menemanii kalian selama 24
menit kedapan, pastinya
cuma di DESTINESIA
(Jelajah tanpa batas). Pasti
sobat Destinasi udah
Feel Good
By MBB
Cutting Lower
Third
27dtk
penasaran kan kali ini gue
akan menjelajah kota apa.
2
1
INT
(Full shot-Medium
shot )
Raniah menjelaskan
episode hari ini
Oke di Episode kali ini gua
bakal ngebahas kota Bandung
, sobat Destinasi pasti udah
ga asing lagi dong sama kota
Bandung, kota Bandung itu
selain kotanya sejuk banyak
banget tempat wisata yang
bisa didatengin. Yang
pertama ada wisata alam,
wisata kuliner, wisata seni,
pokoknya banyak banget dan
hari ini gue pengen ngajak
kalian untuk melihat wisata
alam yang ada di Bandung,
Bandung terdapat danau
buatan loh, penasaran ga sih
bagaimana keindahan dari
danau tersebut, mending
langsung aja yuk kita lihat.
Feel Good
By MBB
Cutting 27dtk
3
1
EXT
(Long shot-medium
shot)
Establish Situ
Cileunca
You and
me By
Ehrling
Smooth
Zoom In
15dtk
4 1 EXT VO Establish Situ
Cileunca
Di kota Bandung Selatan ini
selalu menyajikan pesona
wisata alam yang sangat
indah dan menarik untuk
dikunjungi loh, salah satunya
adalah sebuah danau atau situ
dikecamatan pangalengan,
Bandung Selatan yang
berjarak 47 KM dari kota
Bandung, situ cileunca
sendiri memiliki luas 1.400
Hektar, selain memiliki
tempat yang begitu luas situ
cileunca juga menyajikan
pemandangan alam yang
sangat indah dan banyak
Heart Of
Gold By
NOWE
Cutting,
Transisi
58dtk
kegiatan yang menarik
sehingga sangat cocok untuk
dijadikan destinasi wisata.
5
1
EXT
(Long shot)
Opening
Halo sobat Destinasi balik
lagi sama gue Syifa di acara
DESTINESIA, oke kali ini
gue udah ada di salah satu
wisata kota Bandung lohh,
yaitu di Situ Cileunca.
You and
me By
Ehrling
Smooth
Transitio
n L to R
Brighne
ss &
contrast
1dtk
6
1
EXT
(Medium shot-Long
shot)
Syifa berdiri didepan
tulisan situ cileunca
Oke sobat Destinasi kira –
kira gue mau ngapain aja ya
hari ini, yaudah yuk ikutin
gue terus.
You and
me By
Ehrling
Cutting Lower
Third +
Brighne
ss &
contrast
12dtk
7 1 EXT (Medium shot-Full
shot)
Establish danau
cileunca
You and
me By
Ehrling
Smooth
Transitio
n TL to
BR
Brighne
ss &
contrast
6dtk
8 1 EXT (Medium shot-two
shot)
Syifa berjalan
menghampiri
narasumber dan
melakukan
wawancara
Nah sobat Destinasi Situ
Cileunca ini Situ terbesar
yang ada di kota Bandung,
selain itu konon katanya Situ
Cileunca ini memiliki sebuah
sejarah loh. Penasaran kan???
Kalo gitu kita langsung tanya
aja yuk sama salah satu
pengelolalanya.
Co Host : halo pak dengan
bapak siapa, saya Syifa bisa
jelasin sedikit ga, sejarah Situ
Cileunca ini.
Pak Wiyan : (……)
Co Host : terus kenapa bisa
dinamakan Situ Cileunca
pak?
Pak Wiyan : (…..)
You and
me By
Ehrling
Cutting Brighne
ss &
contrast
1mnt
Co Host : Selain rekreasi
keluarga, disini tuh ada
kegiatan apa aja si pak.
Pak Wiyan : (…..)
Co Host : Kalo gitu terima
kasih banyak ya pa katas
waktunya.
Nah sobat Destinasi pada
penasaran kan gue mau
ngapain aja, oke kalo gitu gue
mau main flying fox, ikutin
gue terus yaah.
9 1 EXT (Long shot-medium
shot-close up-full
shot)
Syifa datang
menghampiri petugas
dan dipasangkan
Feel Good
By MBB
Lens
Distortio
n Out &
In
Brighne
ss &
contrast
28dtk
perlengkapan
pengaman
10 1 EXT (Medium shot)
Sesudah memakai
perlengkapan
Nah sobat Destinasi kali ini
gue udah memakai
perlengkapan flying fox nih,
yaudah yuk langsung aja kita
naik.
Feel Good
By MBB
Dip To
White
Brighne
ss &
contrast
9dtk
11 1 EXT (Medium shot-Two
shot)
Syifa siap meluncur
dari flying fox
Feel Good
By MBB
Cutting Brighne
ss &
contrast
11dtk
12 1 EXT (Medium shot)
Syifa meluncur
Co Host teriak SERU
BANGET SOBAT
DESTINASI
Feel Good
By MBB
Cutting Brighne
ss &
contrast
8dtk
13 1 EXT (Extreme long shot)
Meluncur dari atas ke
bawah
Feel Good
By MBB
Offset (R
to L) -
Fast blur
4dtk
14 1 EXT (Detail shot-medium
shot)
Melepas
perlengkapan
Feel Good
By MBB
Smooth
L to R
7dtk
15 1 EXT (Long shot-medium
shot)
Syifa berdiri di
pinggir danau dan
mengatakan hal yang
akan dilanjutkan
selanjutnya
Wah sobat Destinasi seru
banget nih di Situ Cileunca
ini, selain pemandangan yang
indah, sobat Destinasi juga
bisa bermain wahana yang
memacu adrenalin, kaya gue
tadi main flying fox seru
banget kan. oh ya tempat ini
rekomendasi banget buat
sobat Destinasi yang mau
liburan sama keluarga, pacar,
sahabat, pokoknya asik
banget deh. Oh iya sobat
Destinasi katanya di
sepanjang pengalengan ini,
banyak produk – produk susu
Feel Good
By MBB
Smooth
Transitio
n TL to
BR
Brighne
ss &
contrast
30dtk
olahan loh, penasaran kan
kalo gitu saksikan terus
DESTINESIA (jelajah tanpa
batas).
16 1 EXT VO Beauty Shot
KPBS
Di pangalengan selain
pemandangan alam yang
sangat indah, ternyata di
daerah Pangalengan ini
terdapat peternakan sapi yang
cukup terkenal juga loh.
Yaitu KPBS (Koperasi
Peternak Bandung Selatan),
disalah satu peternakan ini
kita bisa melihat langsung
dan tau bagaimana caranya
pemerahan susu sapi loh
sobat Destinasi.
17 1 EXT (Medium shot-Detail
shot-Full shot)
November
By
Envinci
Dip to
White
Brighne
ss &
contrast
14dtk
Establish Pemerasan
susu
18 1 EXT (Medium shot-Two
shot-full shot)
Syifa berkenalan
dengan pengurus atau
petugas pemerasan
sapi
Nah sobat Destinasi sekarang
gue udah ditempat pemerahan
susu nih yang ada di
Pangalengan, dan gua pengen
ngeliat langsung cara
pemerahan susu nya seperti
apa. Dan disamping gue
sekarang udah ada Pak Alif.
Co Host : Pak saya bisa
melihat langsung gak gimana
caranya pemerahan susu
seperti apa.
Pak Alif : (…..)
November
By
Envinci
Cutting Brighne
ss &
contrast
17dtk
19 1 EXT (Medium shot-detail
shot)
Co Host : Sekarang Pak Alif
mau memerah susunya nih,
Pak kira – kira ada latihan
November
By
Envinci
Smooth
Transitio
n BR to
TL
Brighne
ss &
contrast
50dtk
Wawancara dan
melakukan proses
pemerasan susu
khususnya ga pak untuk
pemerahan susunya langsung.
Pak Alif : (…..)
Co Host : Terus ada jam –
jam tertentu ga pak untuk
memeras susunya langsung.
Pak Alif : (…..)
Co Host : Setelah di peras ini
akan di olah seperti apa pak.
Pak Alif : (…..)
Co Host : Oh gitu ya pak,
nah sobat Destinasi ini hasil
pemerahan susunya pak Alif
nih, hmm mantep nih
walaupun sebelum di proses.
Wah kalau gitu terimakasih
banyak ya pak atas waktunya.
20 1 EXT (Full shot-medium
shot)
Syifa berdiri di tengah
dan melakukan
closing iklan
(commercial break)
Oke sobat Destinasi, tadi kan
kita udah tanya – tanya sama
pak Alif, dan dia udah
dikasih liat langsung cara
memerah susunya. Nah sobat
Destinasi jangan kemana
mana ya , tetap di
DESTINESIA (jelajah tanpa
batas).
November
By
Envinci
Cutting Brighne
ss &
contrast
12dtk
Next On Cuplikan Segment 2 25dtk
21 Commercial
Break
Commercial Break Commercial Break Black
video
3dtk
22 2 INT (Medium shot-full
shot)
Host membuka acara
segmen dua
Nah itu dia sobat Destinasi
seru dan asik banget kan,
tempat yang udah kita
datengin. Dan tadi juga Syifa
udah kasih tau ke kita,
gimana sejarah dari danau
Situ Cileunca dan ngerasa
Palm
Trees By
MBB
Dissolve 40dtk
langsung memerah susu sapi
yang ada di KPBS. Buat
sobat Destinasi yang gak tau
KPBS itu apa, KPBS itu
adalah singkatan dari
Koperasi Peternak Bandung
Selatan. Koperasinya itu
berfungsi sebagai tempat
wadahnya para peternak yang
di Bandung Selatan, oke
sobat Destinasi setelah ini
gue pengen ngajak kalian
ketempat wisata seputar duna
astronomi. Nah tempat ini
adalah Observatorium
Bosscha. Dari pada kita
penasaran tempatnya kaya
gimana, mending langsung
aja yuk kita lihat.
23 2 EXT VO Observatorium Bosscha yang
terletak didaerah Lembang
yang berjarak 15 KM dari
kota Bandung, merupakan
salah satu tempat penelitian
bintang yang tertua di
Indonesia, dan dibangun pada
tahun 1923 dan juga memiliki
teropong terbesar dan tertua
yang di Indonesia loh sobat
destinasi, Observatorium
Bosscha ini sangat cocok
untuk berlibur dan sekaligus
belajar tentang dunia
astronomi.
Cutting Summer
Time By
Dj Quads
Brightne
ss &
Contrast
40dtk
24 2 EXT Establish Bosca Bliss By
Sparkwell
Cutting Colour
Balance
+
Brighne
29dtk
ss &
contrast
25 2 EXT (Full shot-Medium
shot)
Co-Host membuka
acara
Oke sobat Destinasi sekarang
gue kan masih di kota
Bandung nih tempatnya ada
di Lembang, dan sekarang
gue akan mengajak kalian
semua kesalah satu tempat
wisata yang seru dan gak
kalah menarik loh. Dan disini
dapat menambah wawasan
kita semua,yaudah yuk
langsung kita masuk aja.
Bliss By
Sparkwell
Dip to
white
Colour
Balance
+
Brighne
ss &
contrast
17dtk
26 2 EXT (Medium sho -Two
shot – Full shot-Detail
shot)
Co – Host
berwawancara
Nah sekarang gue udah ada di
dalam Observatorium
Bosscha nih, dan sekarang
langsung tanya – tanya sama
salah satu pengelola yang ada
disini.
Bliss By
Sparkwell
Cutting Brighne
ss &
contrast
1:25dtk
Co Host : Halo pak dengan
bapak siapa?
Pak Asep : (….)
Co Host : Saya Syifa pak, pak
bisa dijelasin sedikit gak si
tentang Absorvatorium
Bosscha ini?
Pak Asep : (…..)
Co Host : Tadi pas aku baru
masuk mataku langsung
tertuju sama teleskop nih pak,
teleskop ini fungsinya untuk
apa aja pak?
Pak Asep : (…..)
Co Host : Selain bisa untuk
digunakan untuk edukasi
Astronomi, bisa digunakan
untuk apa aja si pak?
Pak Asep : (…..)
Co Host : wah kayanya
menarik banget nih pak untuk
keliling keliling melihat
tempat ini, kalo gitu terima
kasih banyak ya pak atas
waktunya.
27 2 EXT (Long shot-Medium
shot-Two shot-Detail
shot-full shot)
Co – Host
mengelilingi ruangan
observatorium
bosscha
Bliss By
Sparkwell
Cutting Brighne
ss &
contrast
35dtk
28 2 EXT (Detail shot-Medium
shot-Full shot)
Co – Host closing
commercial break
Nah sobat Destinasi, tadi gue
udah keliling nih, udah
dikasih kesempatan untuk
nyobain teleskop nya. Tempat
ini cocok banget buat sobat
Destinasi yang suka dunia
Astronomi. Setelah ini gue
Palm
Trees By
MBB
Cutting Colour
Balance
+
Brighne
ss &
contrast
25dtk
mau beli oleh – oleh kira –
kira mau beli oleh – oleh apa
ya? , yang pastinya menarik
dan unik. Oke kalo gitu tetap
di DESTINESIA (jelajah
tanpa batas).
29 Next On Cuplikan Segment 3 One with
the ocean -
Markvard
14dtk
30 Commerci
al Break
Commercial break Commercial break Commerc
ial Break
Black
Video
3dtk
31 3 INT (Full shot-Medium
shot)
Host menutup segmen
tiga
Host : Gimana sobat
Destinasi tempatnya
rekomendasi banget kan buat
ngedampingin pas liburan
nanti, dan gak berasa nih
udah 24 menit gue udah
menemani lo semua
menjelajahi kota bandung.
Tapi sebelum perpisahan
Corporate
backgroun
d music
By Gerry
music
Transitio
n CCW
spin
29dtk
jangan sedih dulu, karna
Syifa pengen ngajak lo semua
ke tempat pembuatan oleh –
oleh yang ada di Bandung,
penasaran ga sih oleh – oleh
apa, kalo gitu gue pengen
ngingetin lo semua, untuk
terus saksikan DESTINESIA
di setiap hari Sabtu dan
Minggu jam sembilan pagi.
Sampai ketemu minggu
depan di DESTINESIA
(Jelajah Tanpa Batas).
32 3 INT (Full shot-Medium
shot)
Co – Host wawancara
pengusaha karung
goni
Nah sobat Destinasi sekarang
gue udah di tempat oleh –
oleh nih, dan gue pengen tau
cara pembuatannya seperti
apa, karna oleh – oleh ini
terbuat dari karung goni loh,
yaudah sekarang gue udah
Corporate
backgroun
d music
By Gerry
music
Additive
Dissolve
&
Smooth
R to L
Colour
Balance
+
Brighne
ss &
contrast
1:45dtk
sama pemiliknya nih.
Langsung ditanya aja.
Co Host : Halo Kang dengan
siapa?
Kang Faris : (…..)
Co Host : saya Syifa kang,
kang bisa dijelasin sedikit ga
cara pembuatan karung goni
ini, yang membutuhkan
berapa lama?
Kang Faris : (…..)
Co Host : terus kalau
bahannya itu baru atau bekas?
Kang Faris : (…..)
Co Host : caranya gimana si
kang cara buat produksinya?
Kang Faris : (…..)
Co Host : Nah kalo untuk
melihat hasil yang udah jadi
itu gimana kang?
Kang Faris : (…..)
Yaudah sobat Destinasi
langsung aja nih kita ke
tokonya, buat beli oleh – oleh
yuk.
33 3 INT Establish Rumah
karung goni
Spring By
Ikson
Smooth
Zoom
Out
Brighne
ss &
contrast
17dtk
34 3 INT (Two shot-Medium
shot)
Co-Host wawancara
& menutup acara
Ini dia sobat Destinasi hasil
produk dari karung goni tadi,
nah tadi kan kita udah melihat
gimana cara pembuatan
secara langsung, wah keren
banget nih gak kalah bagus
sama pruduk terkenal lainnya.
Spring By
Ikson
Dip to
Black
1:25dtk
Co Host : Oh iya kang cara
perawatannya tersendiri ini
gimana sih kang?
Kang Faris : (…..)
Co Host : Terus kang cara
pembeliannya selain itu bisa
lewat mana aja kang?
Kang Faris : (…..)
Co Host : Oke kang kalo gitu
saya mau satu dong untuk
oleh – oleh nya , makasih
banyak ya kang atas
waktunya.
Oke sobat Destinasi tadi kan
kita udah keliling kota
Bandung nih, saatnya kita
berpisah jangan lupa saksikan
terus DESTINESIA setiap
hari Sabtu dan Minggu jam
Sembilan pagi, dan gue bakal
ngajak sobat Destinasi jelajah
ketempat – tempat yang
pastinya asik dan seru karena
DESTINESIA (Jelajah Tanpa
Batas)
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“LOGGING PICTURE”
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Sutradara : Rabitha Al Adawiya
Time Broadcast : 24 Menit Editor : Firmansyah
Tabel III. 23
No Logging Time Video Audio Remark
1 00:00:00:00 –
00:00:05:00
Colour Bar -
2 00:00:05:00 –
00:00:10:00
Logo Bsi -
3 00:00:10:00 –
00:00:15:00
ID Program -
4 00:00:15:00 –
00:00:20:00
Counting Leader -
5 00:00:20:00 –
00:01:10:14
Bumper Opening Musik Instrument
6 00:01:10:14 –
00:02:07:17
Teaser Musik Instrument
+ Atmosfir +
Dialog
7 00:02:07:17 –
00:02:57:08
Opening Host Background
Musik + Dialog
8 00:02:57:08 -
00:03:40:16
Cuplikan Situ Cileunca Background
Musik + Voice
Over + Atmosfir
9 00:03:40:16 -
00:03:55:22
Beauty Shot Situ
Cileunca
Musik Instrument
10 00:03:55:22 -
00:04:14:06
Opening Co – Host Situ
Cileunca
Background
Musik + Dialog
11 00:04:14:06 -
00:04:20:01
Beauty Shot Danau Musik Instrument
12 00:04:20:01 -
00:05:59:00
Wawancara Kang
Wiyan
Background
Musik + Dialog
13 00:05:59:00 –
00:07:10:10
Co – Host Bermain
Flying Fox
Background
Musik + Dialog +
Musik Instrument
14 00:07:10:10 –
00:07:42:21
Co – Host Closing Situ
Cileunca
Background
Musik + Dialog
15 00:07:42:21 –
00:08:13:00
Cuplikan Situ Cileunca
dan KPBS
Background
Musik + Musik
Instrument +
Voice Over
16 00:08:13:00 –
00:08:31:13
Beauty Shot KPBS Musik Instrument
17 00:08:31:13 –
00:09:52:15
Wawancara Kang Alif Background
Musik + Dialog
18 00:09:52:15 –
00:10:17:14
Cuplikan Segment
Selanjutnya
Background
Musik + Dialog
19 00:10:17:14 –
00:10:20:15
Commercial Break -
20 00:10:20:15 –
00:10:30:09
Bumper In Musik Instrument
21 00:10:30:09 –
00:11:10:19
Host Menjelaskan
Segment 2
Background
Musik + Dialog
22 00:11:10:19 –
00:11:51:00
Cuplikan
Absorvatorium Bosscha
Background
Musik + Voice
Over
23 00:11:51:00 –
00:12:19:18
Beauty Shot
Absorvatorium Bosscha
Musik Instrument
24 00:12:19:18 –
00:12:38:17
Co – Host Opening
Absorvatorium Bosscha
Background
Musik + Dialog
25 00:12:38:17 –
00:14:03:15
Wawancara Pak Asep Background
Musik + Dialog
26 00:14:03:15 –
00:14:39:13
Co – Host Mengelilingi
Bosscha
Musik Instrument
27 00:14:39:13 –
00:15:06:00
Co – Host Closing
Absorvatorium Bosscha
Background
Musik + Dialog
28 00:15:06:00 –
00:15:20:11
Cuplikan Segment
Selanjutnya
Musik Instrument
29 00:15:20:11 –
00:15:23:11
Commercial Break -
30 00:15:23:11 –
00:15:33:02
Bumper In Musik Instrument
31 00:15:33:02 –
00:16:02:12
Host Closing Background
Musik + Dialog
32 00:16:02:12 –
00:16:27:14
Cuplikan Rumah
Karung Goni
Background
Music + Voice
Over
33 00:16:27:14 –
00:18:13:10
Wawancara Pembuatan
Karung Goni
Background
Music + Dialog
34 00:18:13:10 –
00:18:29:21
Beauty Shot Rumah
Karung Goni
Musik Instrument
35 00:18:29:21 –
00:19:37:00
Wawancara Pemilik
Rumah Karung Goni
Background
Musik + Dialog
36 00:19:37:00 –
00:19:55:22
Co – Host Closing Background
Musik + Dialog
37 00:19:55:22 –
00:20:42:22
Credit Title Musik Instrument
SPESIFIKASI NOTEBOOK/LAPTOP
Hardware
- Type Prosesor : AMD A-Series
- Prosesor Onboard : AMD A6-6310 (1.80GHz up to 2.40 GHz)
- Memory Standar : 4GB DDR3L SDRAM 1600 MHz
- VGA (Tipe Grafis) : AMD Radeon R4 Graphics
- Hard Drive : 500GB ATA 5400RPM
Output/Aksesoris
- Layar : HD 16:9 Widescreen 14 inci (1366x768)
- Audio : Dolby Advanced Audio
- Speaker : Speaker Stereo
- Mouse : E-pro technology wireless
- Headphone : Rexus F22
Software
- Editing : Adobe Premier ProCC2017
- Animasi grafis : Adobe After Effects CC2017
- Desain Grafis : Corel Draw X4
Gambar III. 13
STARTING LEADER COUNTING LEADER BROADCASTING
BSI
1. Colour Bar
Gambar III. 14
2. Logo BSI
Gambar III. 15
3. Credit Title
Gambar III.16
4. Counting Leader
Gambar III. 17
5. OBB & Judul Program
Gambar III. 18
6. Content Acara
Gambar III. 19
7. Kerabat Kerja
Gambar III. 20
8. Ucapan Terimakasih
Gambar III. 21
9. CV Kru
Gambar III. 22
10. Copy Right
Gambar III. 23
11. Behind The Scene
Gambar III. 24
3.6. Proses Kerja Penata Suara
Penata suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh seseorang penata
suara. Penata suara adalah orang yang bertanggung jawab pada keseluruhan suara serta
kualitas suara yang di produksi. Penata suara bertugas sebagai pengontrol suara di
dalam program yang di produksi.
Menurut Latief dan Utud (2015:132)”audioman atau penata suara adalah
petugas yang mengoprasikan peralatan audio di studio maupun diluar studio”.
Dalam sebuah pembuatan program tv penata suara harus bisa mengoperasikan
audio dan bertanggung jawab atas semua audio yang ada baik saat indoor maupun
outdoor dan berusaha semakismal mungkin agar kualitas audio yang dihasilkan
berkualitas baik dan harus sesuai dengan konsep program yang sudah dibuat.
Sebagai penata suara harus memahami teknik-teknik tentang semua yang
bersangkutan dengan audio, dan penata suara harus bertanggung jawab atas semua
hasil audio.
Menurut Achlina dan Suwandi dalam Kusumawati dkk (2017:124) “Audio
engineer/sound supervisor, audio operator adalah yang bertanggungjawab soal teknik
dan artistic tata suara, kontrol audio level, balance, serta kualitas semua aspek
penyuaraan baik pada saat rehearsal, live ataupun taping, maupun pada saat pasca
produksi”.
Penulis sebagai penata audio harus mempelajari dan memahami semua teknik dan
artistic tata suara agar audio yang di hasilkan sesuai dengan tema produksi program
non drama magazine “DESTINESIA”.
Penata suara memiliki kemampuan dalam pengoperasian setiap alat yang
digunakan, agar penata suara dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di setiap
lokasi shooting.
Dalam program televisi dan film mengandung dua unsur yaitu gambar dan
suara. Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa
di pisahkan, maka dari itu keberadaan seorang penata suara sangat penting dalam
keberhasilan sebuah produksi non drama televisi disamping aspek-aspek lainnya.
Menurut Latief dan Utud (2015:132) “orang yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan seluruh pengoprasian peralatan audio, baik sifatnya analog maupun
digital yang digunakan di lokasi shooting”.
Pada program “DESTINESIA” penata suara mempunyai kewajiban yaitu
dalam tahap pra produksi penata suara harus merencanakan dan menyiapkan peralatan
yang akan digunakan saat shooting. Dalam tahap produksi seorang penata suara
melakukan rapat kepada sutradara dan kru untuk persiapan dalam perekaman saat
shooting. Kemudian mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan utuk
melakukan perekaman suara dengan sesuai dengan script dan scene yang akan
diproduksi. Dalam tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara melakukan
pemilihan audio yang tepat, serta membantu meletakan komponen-komponen suara
dengan bekerjasama oleh penyuting gambar.
3.6.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, penulis sebagai penata suara berdiskusi dengan tim
untuk menentukan tema dan judul yang akan dijadikan karya non drama televisi tugas
akhir, setelah berdiskusi penulis dengan tim menyatukan ide-ide. Dengan kesepakatan
bersama penulis beserta rekan-rekan sepakan tuntuk membuat program acara magazine
show yang di beri judul “DESTINESIA” ini. Format acara ini ditunjukan untuk usia
remaja hingga dewasa. Maka penulis sebagai penata suara harus memahami apa yang
diproduksi agar dapat menentukan jenis suara yang diingginkan. Kemudian merancang
tata suara sehingga mampu menghasilkan suasana yang digariskan scenario.
Menurut Kusumawati dkk (2017:127) “pra produksi adalah harus
memahamidan mendalami yang akan diproduksi. Pemahaman ini dimaksudkan untuk
mengetahui dan mendalami yang akan diproduksi. Pemahaman ini di maksudkan untuk
mengetahui apa yang harus di buat pada saat produksi. Membuat perencanaan
pengelompokan suara, melakukan hunting lokasi”.
Penulis sebagai penata suara melakukan bedah naskan atau berdiskusi agar
dapat mengetahui kebutuhan suara dalam setiap segmen. Kemudian ikut serta dalam
kegiatan hunting lokasi, bertujuan untuk melihat perencanaan blocking audio,
perekaman volley dan atmosfir suasana serta untuk mengetahui gangguan-gangguan
suara dengan maksud mempermudah penata suara pada saat produksi berlangsung.
Menurut Latief dan Utud (2015:132) “Seorang penata suara menyiapkan,
menempatkan, dan menginstalasi sistem audio”. Penata suara menentukan konsep
teknik perekaman suara di lapangan, lalu menentukan kebutuhan peralatan apa yang
akan digunakan, selanjutnya penulis membuat daftar peralatan, hal ini dilakukan guna
mendata secara keseluruhan alat-alat yang akan dipakai dan meminimalisir kesalahan
pada saat produksi. Setelah peralatan yang akan digunakan sudah didapat, penulis
memeriksa peralatan tersebut bertujuan untuk mengecek kondisi alat dalam keadaan
baik atau tidak. Kemudian penulis sebagai penata suara mempelajari alat-alat dalam
pengoprasiannya agar mendapat hasil yang sempurna.
Penulis sebagai penata suara mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan suara untuk materi di proses produksi dan pasca nanti. Maka dari itu di tahap
pra ini penulis sebagai penata suara memanfaatkan waktu untuk mematangkan konsep
dan segala persiapan.
3.6.2. Produksi
Dalam hal ini, Penulis sebagai penata suara memiliki peran penting dalam
aspek-aspek yang berhubungan dengan suara, dan penanggung jawab atas hasil
perekaman saat produksi berlangsung.
Menurut Kusumawati dkk (2017:129) penata suara dalam produksi adalah :
a. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk perekaman
suara dan sound effect sesuai dengan script dan scene yang akan di
produksi.
b. Mengoprasikan perlengkapan peralatan audio dengan baik dan benar agar
didapatkan hasil yang memuaskan.
c. Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan sutradara dan crew teknis
yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman.
d. Menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang dipakai dan selalu
bersiap jika terjadi gangguan teknis
e. Melakukan perekaman di lokasi (real sound)
f. Melakukan perekaman dan pembuatan sound effect.
g. Menyeleksi lokasi berdasarkan faktor akustik.
Penulis sebagai penata suara harus mempersiapkan peralatan dan bahan
yang di butuhkan untuk merekam suara sesuai dengan script dan scene yang
ada dalam naskah, dan penulis sebagai penata suara harus bisa mengoperasikan
perlengkapan audio dengan baik dan benar serta melakukan komunikasi dengan
pengarah acara dan tim yang lain agar tidak terjadi kesalahan dan harus
menguasai teknis disetiap peralatan audio yang di pakai serta bisa mengatasi
jika terjadi gangguan teknis.
Sebagai seorang penata suara harus bisa menggunakan peralatan audio jika
terjadi noise saat produksi berlangsung dan harus memberikan aba-aba sebelum
merekam serta memberikan hasil audio yang direkam kepada pengarah acara.
Sedangkan menurut Latief dan Utud (2015:133) “selama pelaksanaan
produksi berlangsung penata suara bertugas memonitori keseimbangan,
keserasian, harmonisasi level audio, dan memberikan isyarat-isyarat baik
tidaknya audio kepada kerabat kerja produksi, khusunya kepada PD”.
Dalam beberapa hal penata suara harus bisa menguasai aspek-aspek yang
sudah di sebutkan di atas agar suara yang di hasilkan sesuai dan maksimal
sesuai dengan naskah yang sudah di tentukan.
Menurut Supriyadi dkk (2014:92) “Penata suara dalam produksi
mengoperasikan microphone dan peralatan audio lainnya seperti halnya mixer,
Tascam, serta media penyimpanannya”.
Produksi akan berjalan dengan baik setelah proses di pra produksi sudah
dilakukan dengan baik. Dalam tahap produksi, penulis yang juga sebagai penata
suara mempersiapkan kembali alat-alat yang di pakai pada saat produksi.
Adapun alat yang digunakan penulis pada saat produksi adalah clip on, hand
portable recorder dan earphone.
Dalam produksi ini clip on yang berfungsi sebagai penangkap suara
digunakan untuk mengambil monolog dan dialog host. Untuk hand portable
recorder digunakan sebagai media perekam serta mengatur suara yang dikirim
dari clip on, serta penggunan earphone adalah untuk memonitori hasil suara
yang terekam. Saat shooting penata suara juga berkordinasi dengan sutradara
dan crew untuk proses pengambilan suara guna menghindari noise atau
meminimalisir suara noise pada saat dialog di dalam setiap shoot ataupun
adegan.
Dalam berlangsungnya produksi penulis sebagai penata suara juga
mengatur tinggi redahnya level audio guna untuk menghindari peak yang
berdampak pada kualitas audio, serta mejaga power vocal agar hasil suara yang
terekam tetap stabil. Penata suara juga harus menjaga peralatan yang
berhubungan dengan pengambilan suara, kemudian memeriksa ulang alat-alat
yang sudah terpakai apakah kondisinya masih seperti semula, kemudian
merapihkan kembali peralatan setelah shooting dilakukan.
3.6.3. Pasca produksi
Dalam tahap pasca produksi, penata suara bekerjasama dengan sutradara dan
editor untuk mendengarkan dan memilih hasil perekaman pada saat proses produksi.
Menurut Kusumawati dkk (2017:129) pasca produksi adalah:
a. Mendamping editor untuk memilih audio yang tepat.
b. Membantu editor untuk memilih dan menempatkan pemisahan antara sound
effect dan sumber suara asli.
c. Membantu editor untuk menempatkan backsound, theme song dan scoring
music yang tepat.
d. Menganalisa hasil akhir gambar.
e. Mengevaluasi hasil perekaman suara.
Dalam beberapa aspek diatas penulis sebagai penata suara menyimpulkan
bahwa Penata suara mendampingi editor dalam melakukan proses editing video dan
membantu menempatkan komponen-komponen suara diantaranya backsound, sound
effect, dan volley yang sesuai dengan momen setiap segmen. Penempatan suara pada
gambar sangat diperhatikan agar informasi yang di berikan oleh gambar dapat sesuai
dengan suara yang di gunakan.
Menurut supriyadi dkk (2014:94) ”Penata suara dalam paska produksi bekerja
sama dengan editor untuk memasukan dan mengsinkronkan file audio yang telah
disiapkan sebelumnya ke dalam file video yang tengah diedit oleh editor”. Di sini
penulis sebagai penata suara juga mengecek suara-suara hasil perekaman agar
mengetahui suara yang terekam berkualitas baik atau tidak, jika mendapatkan audo
yang kurang baik atau mendapatkan noise maka penata suara meminimalisir noise
dengan proses editing.
Penata Suara juga menyuting suara hasil perekaman yang kurang baik, seperti
power vocal host da narsasumber yang tidak stabil , jika mendapatkan suara yang tidak
stabil penata suara menaikan gain pada suara tersebut agar tersebut agar dari setiap
segmen hasil suaranya tetap rata. Penulis sebagai penata suara memilih audio yag
berkualitas baik, kemudian hasil dari pilihan tersebut lansung diberikan k editor untuk
menjadi satu dengan dan diberikan ke editor untuk diedit satu dengan gambar dan
disesuaikan dalam setiap adeganya
3.6.4. Peran Tanggung Jawab Penata Suara
Dalam pembuatan produksi film ini, penata suara mempunyai peran dan
tanggung jawab pada saat pra produks, produksi, pasca produksi dan juga bertanggung
jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non teknis.
Dalam pra produksi, penulis sebagai penata suara harus mempelajari konsep
yang sudah di buat agar dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan, lalu
mempersiapkan peralatan yang berhubungan dengan suara. Memahami segala
peralatan yang akan digunakan. Pada saat produksi penulis sebagai penata suaea
bertanggung jawab menyiapkan peralatan audio yang akan di gunakan saat produksi.
Penulis berusaha semaksimal mungkin agar suara yang di rekam hasilnya baik.
Dapat mengoperasikan peralatan audio dengan benar sehingga mampu
meminimalisir suara suara noise, serta dapat menguasai teknis setiap peralatan agar
mampu menghadapi gangguan atau kendala yang terjadi di lapangan, serta menjaga
tinggi rendahnya suara dalam perakaman agar mempermudah pada saat proses editing.
Sedangkan untuk paska produksi penulis bekerja sama dengan editor dan sutradara
untuk mendengarkan hasil rekaman pada saat produksi dan membantu editor untuk
meletakan komponen-komponen suara diantaranya voice over, backsound, sound
effect, dan volley yang sesuai dengan momen setiap segmen, penata suara juga memilih
file-file suara yang kualitasnya baik.
Penulis sebagai penata suara harus paham dala segala aspek yang berhubungan
dengan audio. Dalam program non drama televisi “DESTINESIA” ini suara memiliki
peranan sangat penting dalam segala hal yang berhubungan dengan suara. Informasi-
informasi yang di sampaikan host, co host dan narasumber menjadi kekuatan utama
dalam program ini karena setiap informasi yang di sampaikan saling berhubungan di
setiap segmen program.
3.6.5. Proses penciptaan karya
Di dalam produksi tugas akhir ini, penulis mempunyai jabatan penata suara.
Dalam produksi yang berjudul “DESTINESIA” ini, semua yang berkaitan dengan
suara itu merupakan tanggung jawab penulis.
Di sebuah program non drama, suara memiliki peranan yang sangat penting
yang dapat mendukung gambar yang di tampilkan karena menyampaikan informasi
tidak dapat melalui gambar saja dan untuk memperkuat suasana. Oleh karena itu,
keberadaan penata suara sangat dibutuhkan dalam sebuah produksi non drama televisi.
Penulis disini akan mencoba dengan kemampuat terbaik yang penulis miliki,
dengan segala keterbatasan baik skill ataupun teknik, penulis akan berusaha sebaik
mungkin agar membuat program non drama televisi ini sesuai dengan apa yang
diharapkan. Penulis sebagai penata suara di program non drama televisi
”DESTINESIA” berusaha agar suara yang dihasilkan mulai dari host, co host,
narasumber serta backsound yang di berikan dapat di terima dan di nikmati oleh
masyarakat.
Ide yang di dapat oleh penata suara di dalam pembuatan program kali non
drama “DESTINESIA” ini dari berbagai program-program televisi seperti jejak
petualang ,MLD sport, dan my trip my adventure. Penata suara menjadikan program
ini sebagai referensi untuk materi-materi yang akan di guna
kan ketika produksi serta untuk mengembangkan ide-ide yang penulis miliki.
1. Konsep Kreatif
Konsep kreatif penata suara dalam membuat produksi non drama “DESTINESIA”
adalah menentukan dan memilih backsound yang cocok serta mengumpulkan sound
efeect sebagai suara tambahan guna memberikan kekuatan dalam setiap segmen.
Penata suara harus sangat memperhatikan dalam pemilihan backsound yang sesuai di
telinga masyarakat. Sehingga penonton dapat menikmati dengan baik.
Suara natural akan sangat memperkuat suasana serta seting waktu dan tepat pada
setiap segmen. Penulis sebagai penata suara menggunakan perekaman suara secara
langsung agar suara yang di rekam dapat mencerminkan mood host, sehingga suara
yang terekam di perkuat oleh gambar dan suasana pada saat shooting berlangsung.
Penulis sebagai penata suara manfaatkan suara asli yang terekam guna memperkuat
keaslian gambar dan adegan dalam setiap segmen.
Penulis sebagai penata suara sangat memilih backsound sesuai di setiap
segmannya. Dalam proses editing penata suara bersama editor menyesuaikan gambar
dengan menyeimbangkan suara dengan memperlihatkan kebutuhan gambar yang di
tampilkan. Contoh konsep yang penata suara buat dalam program non drama
“DESTINESIA” ini saat adegan yang menegangkan penata suara memasukan suara
orang yang ada di adegan dengan mencampur backsound yang sesuai, guna
memperkuat gambar dan sauna yang sedang terjadi. Penulis sebagai penata suara
bersama editor melakukan mencampurkan gambar dengan mengikuti tempo backsound
yang dipakai, bertujuan sebagai acuan editing untuk mencampurkan gambar agar
sesuai dengan harmonisasi audio. Dalam proses editing suara, penata suara sangat
memperhatikan tinggi rendahnya suara agar power vocal tetap sama.
2. Konsep Produksi
Konsep produksi penata suara dimulai dari rapat produksi untuk bedah naskah
setiap scene atau adegan adegan agar penata suara dapat mengetahui apa yang di
rekam dan mengetahui backsound yang sesuai. Penata suara ikut serta dalam hunting
lokasi agar dapat mengetahui sumber-sumber noise sehingga dalam diantisipasi
gangguan pada saat produksi, karena pada lokasi shooting program non drama
“DESTINESIA” ini banyak gangguan karena di lokasi alam yang bebas.
Penata suara memahami segala hal yang berhubungan dengan audio bertujuan
menghindari kesalahan dan kendala saat produksi. Setelah itu penata suara menentukan
konsep teknis perekaman suara dilapangan, kemudian penata suara merencanakan lalu
menentukan kebutuhan alat-alat yang sesuai untuk digunakan di lapangan. Saat
shooting penata suara melakukan perekaman suara dilapangan dengan peralatan yang
telah disiapkan sebelumnya serta meminta bantuan kru lain untuk membantu
mengoprasikan alat karena penata suara menggunakan dua media tangkap suara dalam
perekaman. Pada saat perekam suara yang di dalam adegan terdapat dua sumber suara
yaitu suara host dan narasumber penulis sebagai penata suara menggunakan cara
perekam stereo atau sumber suara terekam per channelnya masing-masing, agar pada
saat proses editing penata suara dapat mengubah sumber suara satu per satu serta.
Tahap akhir penata suara membuat voice over.
3. Konsep Teknis
Konsep teknis dalam penata suara menggunakan dua buah clip on wireless
senheiser type G3 yang dipasangkan untuk host dan co host berfungsi sebagai audio
master, satu buah clip on wireless seinnheiser type G3 untuk narasumber sebagai
penangkap suara semuanya dengan kualitas baik sehingga mendapat sumber suara
yang di harapkan. Untuk media perekaman penata suara menggunakan hand portable
recorder Zoom H4N dengan kualitas baik sehingga perekam suara dapat
meminimalisir dari berbagai noise. Penata suara juga menggunakan earphone agar
dapat mendengar dialog host dengan baik sehingga bila terjadi noise atau dialog yang
kurang jelas dapat di ketahui. Selain itu penata suara juga perlu memonitori tinggi
rendahnya suara pada saat perekaman dengan melihat (dB) decibel parameter yang
terletak di hand portable recorder.
Dalam konsep ini penata suara menggunakan dua media tangkap suara yaitu clip
on, sedangkan untuk media rekamnya menggunakan hand portable recorder dan
kamera yang bertujuan untuk mengantisipasi kendala saat produksi. Informasi-
informasi suara sangat penting dalam program ”DESTINESIA” ini. Penata suara
berusaha semaksimal mungkin agar suara yang terekam dapat terdengar jelas. Dalam
hal ini penata suara harus dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan
suara.
3.6.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Dalam pembuatan produksi non drama televisi “DESTINESIA” ini penulis
sebagai penata suara mendapatkan beberapa kendala-kendala baik itu dari segi teknis
maupun non teknis :
1. Kendala : Dari segi teknis penata suara mengalami kendala hand portable
recorder yang kurang baik sehingga baterai cepat habis.
Solusi : penata suara menyiapkan baterai lebih banyak untuk mencegah
kehabisan baterai
2. Kendala : penata suara juga mengalami kendala non teknis saat shooting
berlangsung, yaitu suara sapi yang terlalu kencang ketika shooting di KPBS
Pangalengan Bandung Selatan menggunakan clip on yang menyebabkan suara
noise atau sapi yang sangat kencang.
Solusi : mengatur tingkat sensitivy pada clip on dan gain pada hand portable
recorder agar mendapatkan suara yang cukup jelas, lalu pada tahap akhir
penggunakan software editing audio untuk meminimalisir suara noise dan
menaikan gain audio yang kurang tinggi
3. Kendala : hand portable recorder terkadang suka tidak berfungsi dengan baik
saat rekaman untuk backsound
Solusi : menghidupkan ulang hand portable record
3.6.7 Lembar Kerja Penata Suara
Konsep Penata Suara
Dalam konsep suara produksi non drama “DESTINESIA” adalah penulis
sebagai penata suara berusaha semaksimal mungkin agar membuat program non drama
ini menarik dan juga memberikan karya non drama televisi dengan konsep suara yang
baik.
Perekam suara menggunakan perekaman suara secara langsung pada shooting
sehingga suara yang di rekam akan mencerminkan mood host yang diperkuat oleh
gambar dan suasana. Semua dialog yang diucapkan host mengandung informasi-
informasi yang sangat penting dan saling berhubungan dalam setiap segmen oleh
karena itu setiap dialog saling mendukung satu dengan yang lainnya. Perekaman suara
akan dilakukan sebaik mungkin dan diusahakan agar terhindar dari berbagai noise.
Penulis memberi audio dalam setiap segmen dengan backsound dan music
instrument yang berkonsep ceria dan semangat, berguna untuk membangun emosi
penonton agar terbawa suasana alam dan sesuai dengan judul karya yang kami buat
yaitu “DESTINESIA” dengan format program televisi non drama.
AKADEMI BINA SARANA INFORMATIKA
“LAPORAN PENATA SUARA”
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al Adawiya
Durasi : 24 menit Audioman :Muhammad Agung A
Tabel III. 24
N
O
SEGME
NT
SCRIPT
EQUIPM
ENT
ATMOSPH
ERE / SFX
VOLL
EY
MUSIC
1
1
HOST
Halo sobat
DESTINASI udah
hari sabtu nih berarti
tandanya gue
Raniah bakal
menemanii kalian
selama 24 menit
kedapan, pastinya
cuma di
Zoom h4n
Clip on
Room Tone -
Feel
Good
By
MBB
DESTINESIA
(Jelajah tanpa
batas). Pasti sobat
Destinasi udah
penasaran kan kali
ini gue akan
menjelajah kota apa
2
1
bisa didatengin.
Yang pertama ada
wisata alam, wisata
kuliner, wisata seni,
pokoknya banyak
banget dan hari ini
gue pengen ngajak
kalian untuk melihat
wisata alam yang
ada di Bandung,
Bandung terdapat
danau buatan loh,
penasaran ga sih
bagaimana
keindahan dari
Zoom h4n Room Tone -
Feel
Good
By
MBB
danau tersebut,
mending langsung
aja yuk kita lihat
3
1
VO
Di kota Bandung
Selatan ini selalu
menyajikan pesona
wisata alam yang
sangat indah dan
menarik untuk
dikunjungi loh,
salah satunya adalah
sebuah danau atau
situ dikecamatan
pangalengan,
Bandung Selatan
yang berjarak 47
KM dari kota
Bandung, situ
cileunca sendiri
memiliki luas 1.400
Zoom h4n
Clip on
Room tone -
Heart of
gold
By
NOWE
Hektar, selain
memiliki tempat
yang begitu luas situ
cileunca juga
menyajikan
pemandangan alam
yang sangat indah
dan banyak kegiatan
yang menarik
sehingga sangat
cocok untuk
dijadikan destinasi
wisata
4
1
Halo sobat Destinasi
balik lagi sama gue
Syifa di acara
DESTINESIA, oke
kali ini gue udah
ada di salah satu
wisata kota
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
You and
me
By
Eherling
Bandung lohh, yaitu
di Situ Cileunca.
Oke sobat Destinasi
kira – kira gue mau
ngapain aja ya hari
ini, yaudah yuk
ikutin gue terus.
5
1
Nah sobat Destinasi
Situ Cileunca ini
Situ terbesar yang
ada di kota
Bandung, selain itu
konon katanya Situ
Cileunca ini
memiliki sebuah
sejarah loh.
Penasaran kan???
Kalo gitu kita
langsung tanya aja
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
You and
me
By
Eherling
yuk sama salah satu
pengelolalanya.
Co Host : halo pak
dengan bapak siapa,
saya Syifa bisa
jelasin sedikit ga,
sejarah Situ
Cileunca ini.
Pak Wiyan : sejarah
situ cileunca ini situ
buatan zaman
belanda tahun 1918
sampai 1926
Co Host : terus
kenapa bisa
dinamakan Situ
Cileunca pak?
Pak Wiyan : kalo
orang sunda bilang
mungkin cileunca
itu cileuncang air
genting yang jatuh
atau air hujan yang
tergenang makannya
di sebutnya situ
cilenca padahal mah
air leuncang gitu
Co Host : Selain
rekreasi keluarga,
disini tuh ada
kegiatan apa aja si
pak.
Pak Wiyan : selain
rekreasi keluarga
mungkin wahana
outbound ya
diantaranya rafting,
arum jeram, paint
ball, flying fox dan
camping ground.
Co Host : Kalo gitu
terima kasih banyak
ya pa katas
waktunya.
Nah sobat Destinasi
pada penasaran kan
gue mau ngapain
aja, oke kalo gitu
gue mau main flying
fox, ikutin gue terus
yaah.
6
1
Nah sobat Destinasi
kali ini gue udah
memakai
perlengkapan flying
fox nih, yaudah yuk
langsung aja kita
naik.
Zoom
h4n
Clip
on
Natural
Sound
-
Feel
Good
By
MBB
Co Host teriak
SERU BANGET
SOBAT
DESTINASI
7
1
Wah sobat Destinasi
seru banget nih di
Situ Cileunca ini,
selain pemandangan
yang indah, sobat
Destinasi juga bisa
bermain wahana
yang memacu
adrenalin, kaya gue
tadi main flying fox
seru banget kan. oh
ya tempat ini
rekomendasi banget
buat sobat Destinasi
yang mau liburan
sama keluarga,
pacar, sahabat,
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
Feel
Good
By
MBB
pokoknya asik
banget deh. Oh iya
sobat Destinasi
katanya di
sepanjang
pengalengan ini,
banyak produk –
produk susu olahan
loh, penasaran kan
kalo gitu saksikan
terus DESTINESIA
(jelajah tanpa batas).
8 1
VO
Di Pangalengan
selain memiliki
pemandangan alam
yang sangat indah
ternyata di daerah
pangalengan ini
terdapat peternakan
sapi yang cukup
Zoom h4n
Clip on
Room tone -
Jarico _
Vlad
Glusche
nko
terkenal juga lho,
yaitu KPBS
(koperasi peternak
bandung selatan) di
salah satu
peternakan ini kita
bisa lihat langsung
dan tau bagaimana
cara pemerahan
susu sapi juga lho
sobat destinasi.
9
1
Nah sobat Destinasi
sekarang gue udah
ditempat pemerahan
susu nih yang ada di
Pangalengan, dan
gua pengen ngeliat
langsung cara
pemerahan susu nya
seperti apa. Dan
disamping gue
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
Jarico _
Vlad
Glusche
nko
sekarang udah ada
Pak Alif.
Co Host : Pak saya
bisa melihat
langsung gak
gimana caranya
pemerahan susu
seperti apa.
Pak Alif : ayo
langsung kesana
10 2 Co Host : Sekarang
Pak Alif mau
memerah susunya
nih, Pak kira – kira
ada latihan
khususnya ga pak
untuk pemerahan
susunya langsung.
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
- Novemb
er By
Envinci
Pak Alif : ada tapi
kita pakai cara
manual
Co Host : Terus ada
jam – jam tertentu
ga pak untuk
memeras susunya
langsung.
Pak Alif : ada dan
untuk 1 ekor sapi itu
30 menit
Co Host : Setelah di
peras ini akan di
olah seperti apa pak.
Pak Alif : langsung
di kirim ke KPBS
Co Host : Oh gitu ya
pak, nah sobat
Destinasi ini hasil
pemerahan susunya
pak Alif nih, hmm
mantep nih
walaupun sebelum
di proses. Wah
kalau gitu
terimakasih banyak
ya pak atas
waktunya
11
1
Oke sobat Destinasi,
tadi kan kita udah
tanya – tanya sama
pak Alif, dan dia
udah dikasih liat
langsung cara
memerah susunya.
Nah sobat Destinasi
jangan kemana
mana ya , tetap di
DESTINESIA
(jelajah tanpa batas).
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
- Novemb
er By
Envinci
12
2
Nah itu dia sobat
Destinasi seru dan
asik banget kan,
tempat yang udah
kita datengin. Dan
tadi juga Syifa udah
kasih tau ke kita,
gimana sejarah dari
danau Situ Cileunca
dan ngerasa
langsung memerah
susu sapi yang ada
di KPBS. Buat sobat
Destinasi yang gak
tau KPBS itu apa,
KPBS itu adalah
singkatan dari
Koperasi Peternak
Bandung Selatan.
Koperasinya itu
berfungsi sebagai
tempat wadahnya
zoom
kontol
Room tone
-
Feel
Good
By
MBB
para peternak yang
di Bandung Selatan,
oke sobat Destinasi
setelah ini gue
pengen ngajak
kalian ketempat
wisata seputar duna
astronomi. Nah
tempat ini adalah
Observatorium
Bosscha. Dari pada
kita penasaran
tempatnya kaya
gimana, mending
langsung aja yuk
kita lihat.
13
2
vo
Observatorium
Bosscha yang
terletak didaerah
Lembang yang
Zoom h4n
Clip on
Room tone
-
Dj
Quads –
summer
time
berjarak 15 KM dari
kota Bandung,
merupakan salah
satu tempat
penelitian bintang
yang tertua di
Indonesia, dan
dibangun pada
tahun 1923 dan juga
memiliki teropong
terbesar dan tertua
yang di Indonesia
loh sobat destinasi,
Observatorium
Bosscha ini sangat
cocok untuk
berlibur dan
sekaligus belajar
tentang dunia
astronomi.
14
2
Oke sobat Destinasi
sekarang gue kan
masih di kota
Bandung nih
tempatnya ada di
Lembang, dan
sekarang gue akan
mengajak kalian
semua kesalah satu
tempat wisata yang
seru dan gak kalah
menarik loh. Dan
disini dapat
menambah wawasan
kita semua,yaudah
yuk langsung kita
masuk aja.
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
Sparkw
ell -
Bliss
15
2
Nah sekarang gue
udah ada di dalam
Observatorium
Bosscha nih, dan
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sond
-
Sprakw
ell -
bliss
sekarang langsung
tanya – tanya sama
salah satu pengelola
yang ada disini.
Co Host : Halo pak
dengan bapak siapa?
Pak Asep : Pak
asep
Co Host : Saya
Syifa pak, pak bisa
dijelasin sedikit gak
si tentang
Absorvatorium
Bosscha ini?
Pak Asep : kalo
sejarahnya
opservatorium ini di
bangun tahun 1923
sampai 1928 yang
mempunyai idenya
itu orang belanda
sendiri Karel Albert
Rudolf Bosscha
Co Host : Tadi pas
aku baru masuk
mataku langsung
tertuju sama
teleskop nih pak,
teleskop ini
fungsinya untuk apa
aja pak?
Pak Asep : kalo
semua telescoop ini
khusunya untuk
penelitian bintang
bintang ganda dan
planet-planet
Co Host : Selain
bisa untuk
digunakan untuk
edukasi Astronomi,
bisa digunakan
untuk apa aja si
pak?
Pak Asep : untuk
pengenalan ke
publik juga
istilahnya untuk
mengembangkan
ilmu astronomi yang
di sini
Co Host : wah
kayanya menarik
banget nih pak
untuk keliling
keliling melihat
tempat ini, kalo gitu
terima kasih banyak
ya pak atas
waktunya.
16
2
Nah sobat Destinasi,
tadi gue udah
keliling nih, udah
dikasih kesempatan
untuk nyobain
teleskop nya.
Tempat ini cocok
banget buat sobat
Destinasi yang suka
dunia Astronomi.
Setelah ini gue mau
beli oleh – oleh kira
– kira mau beli oleh
– oleh apa ya? ,
yang pastinya
menarik dan unik.
Oke kalo gitu tetap
di DESTINESIA
(jelajah tanpa batas).
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
Feel
Good
By
MBB
Host : Gimana sobat
Destinasi tempatnya
17
3 rekomendasi banget
kan buat
ngedampingin pas
liburan nanti, dan
gak berasa nih udah
24 menit gue udah
menemani lo semua
menjelajahi kota
bandung. Tapi
sebelum perpisahan
jangan sedih dulu,
karna Syifa pengen
ngajak lo semua ke
tempat pembuatan
oleh – oleh yang ada
di Bandung,
penasaran ga sih
oleh – oleh apa, kalo
gitu gue pengen
ngingetin lo semua,
untuk terus saksikan
DESTINESIA di
Zoom h4n
Clip on
Room tone - Feel
Good
By
MBB
setiap hari Sabtu
dan Minggu jam
sembilan pagi.
Sampai ketemu
minggu depan di
DESTINESIA
(Jelajah Tanpa
Batas).
18
2
VO
Selain sebagai
tempat wisata dan
edukasi, di Bandung
banyak oleh-oleh
yang cukup unik
dan menarik seperti
rumah karung goni,
dijalan gagak
surapati kota
Bandung loh sobat
destinasi, disana ada
tempat pengrajin
Zoom h4n
Clip on
Room Tone
-
MBB -
Beach
karung goni yang
mengolah karung
goni menjadi sepatu,
sandal, tas, dan
masih banyak lagi
loh sobat destinasi.
19
3
Nah sobat Destinasi
sekarang gue udah
di tempat oleh –
oleh nih, dan gue
pengen tau cara
pembuatannya
seperti apa, karna
oleh – oleh ini
terbuat dari karung
goni loh, yaudah
sekarang gue udah
sama pemiliknya
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
You and
Me
song by
Ehrling
nih. Langsung
ditanya aja.
Co Host : Halo
Kang dengan siapa?
Kang Faris : Faris
Co Host : saya Syifa
kang, kang bisa
dijelasin sedikit ga
cara pembuatan
karung goni ini,
yang membutuhkan
berapa lama?
Kang Faris :
pembuatan dan
waktunya,
oembuatan sih
umum ya kaya
bahan-bahan lain
yang pertama bikin
pola, yang kedua
cutting, yang ketiga
jahit, yang ke empat
finishing
Co Host : terus
kalau bahannya itu
baru atau bekas?
Kang Faris : untuk
prodak kita gunakan
bahan baru, biar
lebih save dan gak
kotor juga
Co Host : caranya
gimana si kang cara
buat produksinya
yang paling susah?
Kang Faris : pola
sama cutting
soalnya bahannya
beda sama yang
lainnya jadi dia
cuttingnya agak
susah
Co Host : Nah kalo
untuk melihat hasil
yang udah jadi itu
gimana kang?
Kang Faris : bisa
kita lihat tapi bukan
disini tempatnya, di
store rumah karung
goni di jalan gagak
no 8 kalo mau lihat
langsung bisa
kesana.
Yaudah sobat
Destinasi langsung
aja nih kita ke
tokonya, buat beli
oleh – oleh yuk.
20
3
Ini dia sobat
Destinasi hasil
produk dari karung
goni tadi, nah tadi
kan kita udah
melihat gimana cara
pembuatan secara
langsung, wah keren
banget nih gak kalah
bagus sama pruduk
terkenal lainnya.
Co Host : Oh iya
kang cara
perawatannya
tersendiri ini gimana
sih kang?
Kang Faris : kalo
untuk perawatannya
ini gak ada
treadmen khususnya
ya sama aja kaya
Zoom h4n
Clip on
Natural
Sound
-
You and
Me
song by
Ehrling
produk lain kalo
kotor di cuci di sikat
di bersihkan, Cuma
masalahnya setela di
cuci kita langsung
jemur, jemur kering
baru kita boleh
pakai lagi
Co Host : Terus
kang cara
pembeliannya selain
itu bisa lewat mana
aja kang?
Kang Faris :
penjualan kita di
bagi dua nih ada
offline ada online
bisa di website kita
di
www.rumahkarungg
oni.com atau di
buka lapak,
tokopedia, shope
dan lain lainnya di
instagram juga bisa
via whatsapp juga
bisa, untuk offline
storenya kita bisa
langsung kesini ke
rumah karung goni
di jalan gagak no 8
bandung
Co Host : Oke kang
kalo gitu saya mau
satu dong untuk
oleh – oleh nya ,
makasih banyak ya
kang atas waktunya.
Oke sobat Destinasi
tadi kan kita udah
keliling kota
Bandung nih,
saatnya kita
berpisah jangan lupa
saksikan terus
DESTINESIA
setiap hari Sabtu
dan Minggu jam
Sembilan pagi, dan
gue bakal ngajak
sobat Destinasi
jelajah ketempat –
tempat yang
pastinya asik dan
seru karena
DESTINESIA
(Jelajah Tanpa
Batas)
SPESIFIKASI PERALATAN AUDIO
Portable Recorder : Zoom H4N 2chnl stereo
Clip On Mic : Sennheiser EW 100-ENG G3
Wireless Lavalier Microphone System
Headphone : Sades ME333 Gaming
Software Editing Audio : Premier Pro CC
Kabel Audio : Belden High Grade Low Noise
3.8. Proses Kerja Penata Artistik
Penata artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran televisi
atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran tv atau produki
film. Penataan artistik merupakan suatu hal yang penting dalam menciptakan suasana
dalam sebuah produksi acara drama tv, film maupun program non drama. Penataan
artistik ini juga dapat mendukung suasana dan karakter pemain dalam layar dan
termasuk juga sebagai daya tarik sebuah acara. Oleh karena itu sangatlah penting bagi
penata artistik untuk menciptakan pandangan yang luas, terus berpikir untuk suatu
yang baru dan secara konstan berusaha menciptakan kreativitas yang lebih tinggi.
Menurut Saroenggalo (2008:139) dan Suwardi (2011:14) menyatakan bahwa:
Dengan demikian pengarah artistik adalah orang yang bertanggung jawab atas
keselurahan look film. Sedangkan dalam art Director;penata seni; adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap segala yang berhubungan dengan set,dekor,tata busana
dan make up dalam pembuatan program televisi;seorang art director dituntut
berpengetahuan dan berketrampilan luas terutama menyangkut produksi, fotografi,
tatacahaya, efek dan editing.
Artistik merupakan suatu usaha menciptakan design atau art dengan bentuk
nyata yang di perlihatkan lansgsung ke penonton dengan secara nyata. Secara teknis
penata artistik bertanggung jawab secara detail mulai dari pra produksi sampai dengan
paskah produksi dalam pembuatan film.
Menurut Aclina, Suwardi (2011) dalam Irwanto (2014:194) bahwa : Art director,
penata seni adalah orang yang bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang
berhubungan dengan set, dekor, tata busana, make up dalam pembuatan program
televisi, seorang art director dituntut berpengetahuan dan berkertrampilan luas
terutama menyangkut produksi, fotografi, tata cahaya, efek, dan editing.
Lebih jauh lagi seorang penata artistik harus mengetahui secara keseluruhan art
dari program yang akan di buat. Oleh karena itu secara umum seorang penata artistik
di tuntut untuk mempunyai jiwa seni dan kreativitas yang tinggi sehingga meng
hasilkan konsep penataan artistik yang di sukai oleh audience. Sebagai seorang penata
artistik yang profesional tentu juga harus mempunyai pengtahuan yang luas serta cita
rasa seni yang tinggi karena dalam hal ini seni sebagai dasar dari tata artistik TV dan
film.
Dikemukakan oleh Rusman dan Yusiatie (2015:138) “seorang penata
artisitik adalah orang yang memiliki sense of artistic, kreatif, inovatif dan cerdas.
Penulis sebagai penata artistik dalam program televisi non drama
“DESTINESIA” mempunyai tanggung jawab yang sangat besar atas keselurahan
gambarnya. Secara teknis penata artistik adalah koordinator lapangan yang
melaksanakan eksekusi atas semua rancangan desain tata artisitik atau gambar kerja
yang menjadi tanggung jawab perkerjaan Production Designer. Seluruh proses
penyediaan material artisitik sejak persiapan hingga berlangsungnya perekaman
gambar dan suara saat produksi menjadi tanggung jawab seorang penata artistik.
3.8.1. Pra Produksi
Tahap pertama Pra produksi adalah kekuatan produksi tahap ini akan menjadi
acuan dalam mengambil keputusan setiap kebutuhan produksi. Sangat dibutuhkan
sebelum produksi sebab karena adanya briefing suatu tim untuk dapat berinteraksi dan
berkomunikasi secara face to face, agar tidak terjadi kesalah pahaman pada saat
produksi dimulai, maka penulis harus mengetahui bahwa tata artistik sangat
membutuhkan tenaga ahli. Dalam artian tidak satu orang memegang divisi dengan
utuh.
Menurut Kusumawati dkk (2017;28) menyatakan bahwa, Pra Produksi adalah
melakukan bedah naskah. Ini untuk mengetahui semua set yang diperlukan untuk
semua adegan yang termasuk dalam sebuah film, jadi setiap adegan, setiap percakapan
yang mengaitkan pada sebuah keadaan, maka art director harus mulai membuat list
set/breakdown tata artistik apa saja yang diperlukan.
Menurut penulis pra produksi adalah mempersiapkan segala kebutuhan yang
digunakan talent dan host untuk produksi, mencari wadrobe dan make up yang cocok
dan nyaman untuk digunakan oleh talent atau host, sebelum hari produksi maka dari
itu penata artistik wajib menyelesaikan tugas breakdown agar mudah mendapatkan
wardrobe dan property yang dibutuhkan.
Sebelum pelaksanaan produksi penulis sebagai penata artistik dalam program
Televisi “DESTINESIA” menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembawa
Acara untuk pengambilan gambar misalnya fiiting baju, make up, apa yang biasa
digunakan dan property yang di gunakan host setiap tahapan segment berbincang
dengan host. Penulis berkomunikasi dan sering bertemu dengan host untuk
mencocokan wardrobe yang sudah penulis cari, seperti baju apa yang cocok untuk
warna, design gambar baju, dan yang lebih utama kecocokan ukuran baju untuk
digunakan host dan make up apa yang biasa host gunakan seperti wanrna lipstik, bedak
wajah, pensil alis dan make up yang lainnya. Penulis mencari properti yaitu yang akan
digunakan saat produksi untuk program televisi “DESTINESIA” ini, yaitu barang dan
peralatan yang bisa di daur ulang. Setelah penulis merasa sudah siap semua
perlengkapannya dari wardrobe, make up, property untuk host dan property yang
digunakan saat produksi setiap tahapan segment, penulis mulai menceklis barang
dalam list yang dibuat penulis dan menyiapkannya.
3.8.2. Produksi
Perencanaan yang matang akan di lanjutkan dengan pelaksaann produksi.
Setelah kebutuhan telah disusun dengan rapi, penata artistik menyiapkan dan
menyediakan kebutuhan produksi. Penata artistik harus menunjang keseimbangan
dalam produksi, kesesuaian tempat dan kebutuhan logistik produksi sangat rinci, dan
telah dilengkapi oleh penata artistik.
Menurut Kusumawati dkk (2017:33) menyatakan bahwa “Pada saat produksi, maka
tiap scene pun Art Director perlu ada dan berada dideket sutradara untuk
mematikan gambar yang diambil sesuai dengan yang diharapkan, sesuai dengan
skenario dan dalam tampakkan gambarnya pun terlihat nyata.”
Menurut penulis, produksi adalah dimana penata artisitik harus meyiapkan
wardrobe, make up dan property untuk host, dan property yang akan digunakan setiap
segment yang sudah disiapkan pada saat pra produksi dan memperhatikan keseluruhan
yang masuk kedalam frame kamera, sehingga membuat gambar seakan nyata.
Pada saat produksi program “DESTINESIA” penulis selalu berada disamping
sutradara dan produser untuk memerhatikan host, dan penulis juga berusaha untuk
menjaga kerapian dan kebersihan pakaian host. Pada saat produksi hari pertama dari
mobil, host sudah dipakaikan wardobe untuk shooting hari pertama, karena wardrobe
yang digunakan untuk shooting di outdoor pada saat hari pertama shooting, penulis
merapikan kembali wardrobe tersebut agar tidak terlihat kotor dan kusam, semua make
up disajikan secara natural disini, karena program telivisi “DESTINESIA” ini
merupakan acara wisata jalan-jalan yang tidak memerlukan riasan berlebihan. Pada
saat pengambilan gambar di Situ Cileunca jawa barat, penulis menharuskan co host
menggunakan wardrobe celana levis, flannel dalaman kaos putih, syal tenun, hiasan
jam tangan, gelang, dan sepatu sport.
3.8.3. Pasca Produksi
Ketika produksi selesai, penata artistik telah selesai dalam pekerjaanya, namun
dalam penyelesaian adanya tanggung jawab yang tinggi mengenai pelaksanaan
produksi, yakni menceklis kembali barang yang sudah digunakan saat produksi, dan
mengembalikan apa yang telah digunakan penata artistik. Penulis saling mengingatkan
barang apa saja yang sudah selesai setiap tahap produksi, sebagai antisipasi agar tidak
terjadi barang yang hilang, bagaimanapun juga, apabila ada barang yang hilang adalah
tanggung jawab penata artistik.
Menurut Kusumawati dkk (2017;34) menyatakan bahwa, pada tahap ini dilakukan
evaluasi dari semua divisi yang terdapat didalam art Departemen, dilihat kekurangan
kekurangan pada saat pengambilan gambar, kemudian juga mengambilkan dan
merapikan semua property dan peralatan art yang lain. Pada tahap ini dilihat juga
balacing pembiayaannya.
Pada tahap ini penulis harus merapikan kembali barang-barang property yang
digunakan sesudah produksi, wardrobe yang digunakan Host saat produksi dan
mengembalikkan semua property dan peralatan artisitk yg sudah digunakan, penulis
juga harus mengecek kembali alat – alat apa saja yang digunakan sesudah produksi,
dan apa ada yang hilang untuk property ataupun wardrobe yang digunakan Host atau
rusaknya property pada saat produksi berlangsung. Penata artistik harus bertanggung
jawab dari pra produksi hingga paskah produksi atas segala semua property dan
wardrobe yang di gunakan saat produksi. Pada saat pasca produksi, yang dilakukan
penulis dan tim sebagai penata artistik, pada tahap ini sebagai penata artistik hanya
menyusun kembali design produksi dan mencatat kembali apa saja yang di pakai pada
saat produksi ke dalam breakdown artistik.
3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Didalam produksi suatu acara televisi setiap crew tentu saja mempunyai
Peranan dan tanggung jawab pada pekerjaanya. Begitu juga dengan penulis yang
berperan sebagai penata artisitik yang mempunyai tanggung jawab membuat floor
flant, penata rias, penata busana , dan hal yang berkaitan dengan artistik. Sebagai
penata artistik ada beberapa peran dan tanggung jawab penulis lakukan pada pra
produksi, produksi,sampai dengan pasca produksi yaitu membaca naskah
skanario,survey tempat, design tempat, mencari busana host, dan lain–lain peran kerja
tata artistik.
Menurut saroenggalo (2008:140) mengemukakan bahwa:Dalam menjalankan tugas,
pengarah artisitik bertanggung jawab dalam membangun dunia pemain yang
diinginkan sutradara. Dalam menciptakan dunia pemain tersebut seorang pengarah
artistik harus mementingkan pada apa yang terlihat di kamera. Segala suatu dirancang
sesuai dengan sudut pengambilan gambar sehingga tidak terjadi pembangunan set atau
peletakan property yang mubazir.
Disini penulis sebagai penata artistik dalam program magazine
“DESTINESIA” bertanggung jawab atas property untuk host dan wardrobe yang
digunakan host dari baju yang digunakan, ukuran baju yang digunakan, celana yang
digunakan, dan property pendukungnya. Penulis menyiapkan pakaian dan property
yang akan digunakan oleh host. Bertanggung jawab pula dengan apa yang digunakan
host saat produksi.
3.8.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis menjelaskan proses penciptaan karya terdiri dari:
1.Konsep Kreatif
Pada konsep kreatif, penulis dan tim menentukan tempat untuk pengambilan
gambar host menggunakan tempat yang menarik sesuai dengan biaya produksi yang
sudah di sediakan. Untuk property yang digunakan didalam studio saat produksi
menggunakan konsep travelling, property yang penulis, menggunakan barang yang
tidak terpakai bisa di gunakan untuk property, seperti kayu bekas dijadikan stand
jaring , sterofoam yang dibuat tulisan “DESTINESIA” baik yang ada di meja maupun
yang nempel di jaring, dan memanfaatkan properti yang ada studio. Untuk wardrobe
kita memakai konsep travelling yang terdiri dari blouse, celana bahan, flatshoes dan
aksesoris-aksesoris pendukung host seperti jam tangan dan gelang yang digunakan.
Untuk make up host penulis menyiapkan alat make up seperti lipstick, bedak
wajah dan alat make up lainnya untuk mempercantik host saat produksi, untuk co host
flannel bercorak kotak-kotak, kaos putih, celana jeans hitam, sepatu sneakers, dan
aksesoris-aksesoris pendukung co host seperti jam tangan, gelang dan headband / ikat
kepala tenun yang digunakan, untuk make up co host penulis menyiapkan alat make up
seperti lipstick, bedak wajah dan alat make up lainnya untuk mempercantik co host saat
produksi. Sedangkan untuk setting tempat penulis hanya membuat setting tempat untuk
host saja, di karenakan tempat yang di gunakan untuk liputan menyesuaikan dengan
sett-ing lokasi.
Lokasi host yang sesuai dengan biaya produksi, yaitu Cafe Teras 63 yang
interiornya memiliki set lokasi yang unik sesuai dengan tema. Untuk co host lokasi
produksi yang digunakan ditempat lokasi alam yang berada di Setu Cileunca, KPBS,
Observatorium Bosscha, dan Karung goni.
Seorang penata artistik memiliki keikutsertaan dalam konsep kreatif karena
semua kebutuhan harus di seimbangkan dan mendapat persetujuan penata artistik.
2. Konsep Produksi
Pada saat produksi, penata artistik telah menyediakan wardrobe host. Maka
ketika produksi telah di mulai pembuatannya. Setiap segment penata artistik harus
selalu ada di dekat pengarah acara untuk memperhatikan set design pada gambar sesuai
yang di harapkan. Untuk pengerjaan awal ketika produksi penata artisitik menyiapkan
bahan yang bisa lansung di setting sesuai naskah, untuk host bisa disesuaikan untuk
kostumnya dan property yang digunakan. Saat segment di lokasi outdoor host
menggunakan wardrobe yang sudah disediakan. Make up untuk host harus di
perhatikan supaya tidak terlihat pucat atau berlebihan harus menyesuaikan karakter
host yang sudah ditentukan sutradara.
Penulis pun ikut terlihat langsung misalnya saja memperbaiki letak set atau
property yang dibutuhkan atau di rasa tidak pas di setiap adegan, dan penulis pun harus
menjaga continuity dari make up agar wajah tidak terlihat berkeringat saat didepan
kamera atau wadrobe yang digunakan host agar tidak jumping dan harus
memperhatikan hal-hal yang detail kepada host. Ketika setting tempat, penata artistik
membuat suatu tempat dengan nyata sesuai naskah, dan penata artistik mengecek
kembali set artnya agar tidak berubah.
3. Konsep Teknis
Konsep teknis penulis sebagai penata artistik yang di butuhkan pada saat
produksi penulis dan tim menetapkan studio Cafe Teras 63 sebagai salah satu tempat
pengambilan gambar untuk shooting host dan untuk shotting lokasi outdoor penulis
menetapkan shooting di lokasi Setu Cileunca, KPBS, dan Karung Goni daerah
Pangalengan Jawa Barat, untuk property didalam studio yang diguanakan saat produksi
penulis membuat property dengan menggunakan bahan material yang sudah tidak
terpakai untuk set property nya,seperti membuat stand jaring dan membuat nama
program acara dari sterofoam dan untuk di outdoor penulis memanfaatkan property
sekitar. Karena tempat tersebut untuk set nya menarik penulis menggunakan setting
gaya travelling. Untuk Segment di outdoor penulis memilih property untuk digunakan
host agar lebih berkarakter ketika produksi. Secara teknis penata artistik merupakan
penyediaan kebutuhan artisitk mulai dari pra produksi sampai dengan pasca produksi
3.8.6 Kendala Produksi Dan Solusinya.
1. Kendala : pada saat produksi cuaca sangat terik membuat co host berkeringat dan
Menyebabkan make up luntur.
Solusinya : penulis harus lebih sering memperhatikan make up co host dan
menambahkan make up jika sudah terlihat terlalu luntur.
2. Kendala : untuk set design di studio butuh waktu dan tenaga membuat interiornya,
dan mencari aksesoris-aksesoris pendukung didalam suatu interior
didalam gambar.
Solusinya: Penulis dan tim membuat design interior di studio dan aksesoris-
aksesoris pendukung. Penulis dan tim membuat bahan design interior
mengunakan bahan daur ulang.
3.8.7. Lembar Kerja Penata Artistik
Konsep penata Artistik
1.Setting tempat
Konsep tempatnya kali ini terdiri 1 konsep studio talkshow, 4 tempat yang ada di
Bandung yaitu Situ Cileunca, kandang sapi KPBS, Observatorium Bosscha,dan
Karung goni.
2. Properti
Dalam program ini 1 lokasi studio sedikit memakai property yang mendaur ulang
benda yang tidak terpakai dan memanfaarkannya, dan 4 tempat yang menyajikan
keindahan alam dan memanfaatkan property setempat.
3. Make Up
Untuk make up, talent hanya diberikan make up yang natural dikarenakan
“DESTINESIA”adalah program jalan-jalan yang memperkenalkan MAGAZINE
SHOW tidak memerlukan make up yang berlebihan.
4. Wardrobe
CO HOST menggunakan wardrobe ala pecinta alam, karena sangat cocok dengan tema
dari ”DESTINESIA”.
HOST menggunakan wardrobe CASUAL, karena pembawaannya santai dan didalam
studio
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“BREAKDOWN TATA ARTISTIK”
Produksi Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N.
Project Title : DESTINESIA Director : Rabitha Al
Adawiya
Durasi : 24 menit Art Director : Dzaky Ilham N.I
Table III. 25
No
Lokasi
Set
Segment
Int / Ext
Waktu
Cast
Wadrobe
Property
Make Up
1
Studio
Studio
1
Int.
Siang
Rani
blouse, celana
bahan,
flat shoes, jam
tangan
Stand jaring, Sofa,
meja, bingkai foto,
bingkai poster,
bingkai pajangan
dimeja, pajangan
sepeda ontel,
lemari kecil, lampu
penghias,aksesoris
dimeja
Natural
dan cantik
2
Setu Cileunca
Setu Cileunca
1
Ext.
Pagi
Syifa
Flannel bercorak
kotak-kotak, kaos
putih,celana jeans
hitam, sepatu
sneakers, jam
tangan, gelang,
headband/ikat
kepala tenun,
-
Natural
dan Cantik
helm safety,
carabiner
(pengait), tali
harness,
pelampung.
3
KPBS
(Susu)
Pangalengan
KPBS
(Susu)
Pangalengan
1
Ext.
Siang
Syifa
Flannel bercorak
kotak-kotak, kaos
putih,celana jeans
hitam, sepatu
sneakers, jam
tangan, gelang,
headband/ikat
kepala tenun
Penadah susu,
Natural
dan Cantik
4
Studio
Studio
2
Int.
Siang
Rani
blouse, celana
bahan,
flat shoes, jam
tangan
Stand jaring, Sofa,
meja, bingkai foto,
bingkai poster,
bingkai pajangan
dimeja, pajangan
sepeda ontel,
lemari kecil,
lampu
penghias,aksesoris
dimeja
Natural
dan Cantik
5
2
Siang
Syifa
Flannel bercorak
kotak-kotak, kaos
putih,celana jeans
hitam, sepatu
sneakers, jam
tangan, gelang,
headband/ikat
kepala tenun
-
Observatorium
Bosscha
Observatorium
Bosscha
Int dan
Ext
Natural
dan cantik
6
Studio
studio
3
Int
Siang
Rani
blouse, celana
bahan,
flat shoes, jam
tangan
Stand jaring, Sofa,
meja, bingkai foto,
bingkai poster,
bingkai pajangan
dimeja, pajangan
sepeda ontel,
lemari kecil,
lampu
penghias,aksesoris
dimeja
Natural
dan
Cantik
7
Karung Goni
Karung Goni
3
Int
Malam
Syifa
Flannel bercorak
kotak-kotak, kaos
putih,celana jeans
hitam, sepatu
sneakers, jam
tangan, gelang,
headband/ikat
kepala tenun
Hasil dari
kerajinan,
Dari karung
goni,sofa,meja
Natural
dan
Cantik
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“BREAKDOWN KOSTUM”
Production Company : Yakuy Production Produser : Dinar Satria N
Project Title : DESTINESIA Sutradara:Rabitha Al A
Durasi : 24 Menit Artistik : DzakyIlham N.I
Gambar III.
NomorKostum : 1
Casting : Rani
Segment : 1,2,3
Nomorkostum : 2
Casting : Syifa
Segment : 1,2,3
SET DESIGN
FLOOR PLAN
3.8 Proses Kerja Penata Cahaya
Penata Cahaya yang biasa disebut juga lightingman/lighting director bekerja
sebagai pengatur cahaya dalam sebuah produksi televisi baik didalam ruangan maupun
diluar ruangan, dengan menggunakan peralatan pencahayaan untuk memaksimalkan
seorang camera person untuk pengambilan objek dengan jelas .
Penata Cahaya yang baik secara teknik merupakan bagian yang sangat penting
bagi produksi program TV. Seorang Penata Cahaya harus memilih dan menyesuaikan
pengaturan lighting yang didiskusikan terlebih dahulu dengan produser dan pengarah
acara dengan pencahayaaan, audiance akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek yang
ditampilkan dengan jelas. Penata Cahaya juga harus mempelajari naskah yang telah
dibuat agar dapat mempelajari dan harus mempunyai ide pencahayaan seperti yang ada
dilokasi, peristiwa, latar dan sebagainya.
Menurut Latief dan Utud (2015:133) “lightingman atau penata cahaya adalah
petugas yang mendesain dan menentukan pencahayaan produksi program didalam
studio maupun diluar studio”.
Sebagai Penata Cahaya harus mendesain konsep yang akan dibuat dalam
produksi program non drama magazine “DESTINESIA” Penata Cahaya harus
mempunyai gambaran untuk penepatan cahaya didalam studio atau pun diluar studio.
Agar supaya menghasilkan objek gambar yang bagus dicamera person
Seorang Penata Cahaya harus mampu melihat objek dengan jelas agar dapat
membantu Camera Person dalam proses pengambilan gambar. Penata Cahaya harus
dapat mengoprasikan alat pencahayaan dengan baik dan benar untuk menghindari
kesalahan saat pengambilan gambar yang sedang dilakukan. Serta harus menyesuaikan
pencahayaan gambar dengan baik agar supaya terlihat dengan jelas pencahayaan
dicamera person
Menurut Umbara dan Pintoko (2009:135) “Tata cahaya adalah seni pengaturan
cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat
objek dengan jelas, dan dapat menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan
adanya jarak, ruang, waktu, dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukan dalam
program televisi”.
Penata Cahaya menarik kesimpulan bahwa harus tahu betul lokasi yang memang
membutuhkan pencahayaan untuk mendukung kinerja kamera dan menangkap objek
agar terlihat lebih jelas. Disamping itu Penata Cahaya harus paham kebutuhan
pencahayaan itu sendiri agar tercapainya keingian produser dan pengarah acara dalam
karya produksi program non drama magazine “DESTINESIA”.
Penata Cahaya juga berperan penting dalam proses produksi, dimana Penata
Cahaya harus bisa menciptakan suasana lebih mendalam dengan unsur pencahayaan
yang sesuai agar alhasil gambar dicamera person baik
Menurut Kusumawati, dkk (2017:36) “Penataan cahaya dalam produksi televisi
dan film mempunyai maksud yang sama yaitu untuk menciptakan suasana lebih
mendalam, menciptakan karakter yang lebih kuat dari objek dan menciptakan efek
yang lebih artistik”.
Penata Cahaya juga harus mempunyai perkiraan bagaimana pencahayaan dapat
disesuaikan agar dapat menciptakan karakter yang kuat pada host, jika cahaya tersebut
kurang atau lebih tugas Penata Cahaya menyesuaikan dengan camera person
3.8.1 Pra Produksi
Sebelum produksi Penata Cahaya harus memahami naskah dan mempunyai
gambaran untuk penataan cahaya, setelah memahami naskah yang ada Penata Cahaya
harus berdiskusi dengan pengarah acara agar mengetahui dan memahami keinginan
pengarah acara, Penata Cahaya harus mengetahui apa saja kebutuhan dan peralatan
pencahayaan untuk distudio atau pun diluar studio dari beberapa segmen dan membuat
konsep ide pencahayaan serta blocking lighting sesuai naskah dan keinginan pengarah
acara.
Menurut Karsito dalam Kusumawati dkk (2008:62) “Memahami dan
mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini untuk mengetahui apa saja
kebutuhan pencahayaan dalam scene yang akan diproduksi”.
Penata Cahaya harus berdiskusi dengan pengarah acara dan produser untuk
membuat konsep pencahayaan. Setelah mempelajari naskah yang telah digabungkan
dengan catatan pengarah acara bertujuan untuk menyatukan pendapat gambaran
tentang keseluruhan agar pencahayaan yang didapatkan tidak terjadi kesalahan antara
pengarah acara dan Penata Cahaya.
Seorang Penata Cahaya harus memiliki ide gagasan untuk perencanaan suatu
produksi program dan melakukan riset lokasi agar lancarnya suatu proses produksi
program non drama magazine “DESTINESIA”.
Menurut Latief dan Utud (2015:148) “Tahapan pelaksanan pembahasan dan
pencarian ide gagasan, perancanaan, pemilihan talent, lokasi, dan kerabat kru”.
Penata Cahaya menyimpulkan pra produksi ini merupakan tahapan yang paling
penting dalam pembuatan program. dalam proses pra produksi program televisi non
drama magazine “DESTINESIA” tahapan pertama yang dilakukan Penata Cahaya
yaitu menyusun konsep yang telah disepakati oleh Penata Cahaya dan pengarah acara,
selanjutnya menjelaskan secara teknis tata letak cahaya didalam produksi ini, serta
mempersiapkan pembuatan penepatan pencahayaan melalui diskusi antara produser,
penulis naskah, pengarah acara, dan penata kamera. Tahap selanjutnya Penata Cahaya
mempersiapkan dengan penata cahaya untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
adegan, kejadian peristiwa. Sebelum produksi Penata Cahaya harus menyiapakan
peralatan lampu dan kabel. Dalam produksi program televisi non drama magazine
“DESTINESIA” Penata Cahaya menggunakan lampu kinoflo 400 watt, LED portable
cn-2000, LED portable cn1200SA, Portable LED 1080 untuk memenuhi kebutuhan
dalam berjalannya produksi.
3.8.2 Produksi
Penata Cahaya mempersiapkan produksi kebutuhan peralatan yang akan digunakan
pada saat produksi dan menata blocking lighting dengan baik sesuai dengan arahan
pengarah acara, tentang rencana visual yang telah diskusikan pada pra produksi
bersama produser dan pengarah acara. Penata Cahaya juga bekerja sama dengan penata
kamera dalam penepatan lighting dan segi penataan cahaya agar sesuai dengan scene
dan shoot. Serta bertanggung jawab dan menjaga semua peralatan yang digunakan.
Menurut Umbara dan Pintoko (2011:185) “Proses pengambilan gambar dlapangan
penata cahaya dibrikan pengarahan dari seseorang sutradara tentang rencana visual
atau tata letak lighting yang diinginkan sutradara”.
Sebagai Penata Cahaya harus mengerti arahan dari pengarah acara untuk tata letak
dan blocking lighting didalam studio tersebut agar terciptanya pencahayaan yang
sesusai.
Penata Cahaya memperhatikaan perbandingan bagian ruangan studio agar
terciptaanya pencahayaan dinamis yang sesuai keinginan pengarah acara.
Dalam tahapan produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA”
Penata Cahaya secara detail memasukan breakdown script agar memudahkan kru
bekerja sama dengan penata kamera dan pengarah acara dalam penepatan lampu
dan segi penataan cahaya agar sesuai dengan scene dan shot yang diambil.
Pada dasarnya sebuah pencahayaan dalam produksi televisi non drama
magazine “DESTINESIA” secara artistik tujuan pencahayaan untuk memperjelas
bentuk dan dimensi objek, menciptakan ilusi dari suatu realitas dan memuatkan
perhatian pada unsur unsur penting dalam suatu adegan didalam pencahayaan yang
diinginkan. Dalam berlangsungnya produksi Penata Cahaya juga mengatur
intensitas cahaya agar terhindar dari noise dikamera. Penata cahaya juga harus
menjaga peralatan yang berhubungan dengan pencahayaan dan merapikan peralatan
yang digunakan saat produksi.
3.8.3 Pasca Produksi
Dalam pasca produksi Penata Cahaya menceklis peralatan peralatan yang
disewa, dan menilai hasil gambar untuk melihat cahaya didalam kamera yang tidak
sesuai.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:39) “Pasca produksi adalah :
1. Melihat kembali hasil gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah
diproduksi.
2. Menganalisa hasil akhir gambar, dan mendata kekurangan dari gambar
yang telah diambil.
3. Mengevaluasi hasil gambar.
Penulis Cahaya menyimpulkan pasca produksi untuk melihat kembali pencahayaan
dikamera agar menghindari noise dan over cahaya.
Menurut Nugroho (2014:110) “Pasca produksi merupakan tahapan terakhir dari
bahan yang telah diproduksi”
Dalam tahap pasca produksi Penulis Cahaya harus bersedia apabila dalam
proses editing diperlukan sebagai narasumber terhadap pencahayaan selama produksi
berlangsung serta warna guna mencapai suasana yang diinginkan untuk memperindah
gambar dan kesuksesan dalam produksi.
Setelah melakukan tahap produksi Penulis Cahaya berdiskusi dengan semua
kru untuk melakukan revisi dan evaluasi terhadap semua gambar yang telah dibuat
selama produksi berlangsung. Ditahap ini Penulis Cahaya bertanggung jawab penuh
atas peralatan yang digunakan saat produksi dan menjaga peralatan agar tidak terjadi
kerusakan atau kehilangan.
3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Peran dan tanggung jawab penulis sebagai penata cahaya berpengaruh penting
dengan apa yang dihasilkan pada saat produksi. Penata cahaya juga sangat
membantu penata kamera dalam penerangan gambar. selain itu peran dan tanggung
jawab memang sangat diperlukan dan harus diterapkan karena dengan tanggung jawab
maka pembuatan yang akan diproduksi tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
Menurut Achlina dan Suwandi dalam Kusumawati (2011:102) “lighting
director dapat didefinisikan sebagai penanggung jawab pengaturan dan pelaksanaan
keberhasilan tata cahaya dalam produksi studio”.
Peran Penata Cahaya dalam program “DESTINESIA” dibutuhkan pada saat
adegan di Situ Cileunca Bandung Jawa Barat karena lokasi yang membutuhkan
pencahayaan 1 buah lampu LED panel CN-2000 dan lampu LED CN-1200 SA dan 1
reflector karena lokasi ada di outdoor dan cahaya kurang memadai untuk menangkap
suatu objek pada kamera. Didalam indoor Observatorium Bosscha melanjutkan
pengambilan gambar lagi dengan menggunakan lampu LED panel CN-2000 dengan
isesitas cahaya 50-95% (Lima Puluh sampai Sembilan Puluh Lima Persen)
pencahayaan, dan lanjut lagi pengambilan gambar ditempat pemerasan sapi yang
berada di indoor dan tidak jauh dengan Observatorium Bosscha menggunakan 2 buah
LED panel CN-2000 dengan insetias cahaya 30-80% (Tiga Puluh sampai Delapan
Puluh) pencahayaan ke objek, lanjut lagi pengambilan gambar segment terakhir di
Karung Goni berada di indoor menggunakan 2 lampu LED panel CN-2000 dan 1 lampu
LED CN-1200 SA dan itu sudah cukup memadai untuk mengambil gambar suatu objek
pada adegan tersebut.
Pada saat di dalam studio penata cahaya menggunakan lampu kinoflo 4 bohlam
400 watt, 2 lampu LED panel CN-2000 dan 1 lampu LED CN-1200 SA. Penata cahaya
menata lampu sedemikian rupa agar terciptanya suasana dan dimensi artristik pada
studio tersebut yang sudah diset sedemikian rupa oleh kru “DESTINESIA”.
Peran dan tanggung jawab Penata Cahaya, merencanakan penataan cahaya
berdasarkan naskah yang telah dibuat di pra produksi. Dengan membuat blocking
lighting distudio dan bertanggung jawab penuh dalam hal membawa serta menyiapkan
peralatan cahaya pada saat produksi hingga selesainya produksi agar alat alat yang di
sewa tidak mengalami kerusaan atau tertinggal setelah produksi.
3.8.5 Proses Penciptaan Karya
1. Proses Kreatif
Penata Cahaya dalam produksi program televisi non drama magazine
“DESTINESIA” konsep kreatif Penata Cahaya sangat berperan penting dalam proses
pembuatan karya ini. Agar cahaya terkesan lebih tajam dan gambar yang dihasil kan
terlihat menarik serta indah dipandang oleh penonton. Sebagai penata cahaya, didalam
studio penata cahaya memberikan susasana meriah dan pencahayaan serta
memperlihatkan warna warna yang cerah agar art yang berada dalam studio lebih
terkesan artistik dan berdimensi. Secara prosedur Penata Cahaya dalam produksi
berada dibawah tanggung jawab Camera Person. Penata Cahaya dalam produksi tidak
dapat begitu saja memberi kesan terang tanpa memakai konsep serta aturan yang telah
ada, yang memberikan kesan indah sekaligus kesan seni yang mendalam dalam suatu
pembuatan karya seni. Kesuksesan dalam menghasilkan sesuatu karya ditentukan oleh
pengaturan atau penyusunan unsur dan warna karya tersebut.
Membedakan program lain dengan program “DESTINESIA” yaitu program yang
berlokasi di Bandung yang memperkenalkan tempat-tempat yang ada didaerah
Bandung dan oleh-oleh yang unik dan menarik. Tidak begitu banyak menggunakan
lighting hanya tempat-tempat tertentu dan didalam studio yang menggunakan 2 host
yang satu di outdoor dan satu di indoor yaitu studio yang mendatangkan narasumber
untuk diwawancara seputar tempat yang berada di daerah Bandung. Di dalam studio
cukup banyak menggunakan lighting karena kebutuhan pencahayaan yang ada serta
pencahayaan sesuai konsep.
2. Konsep Produksi
Penata cahaya bekerja sama dengan pengarah acara, penata kamera, serta
penulis naskah untuk membicarakan konsep apa yang digunakan agar pada saat
produksi tidak terjadi kesalahan, untuk konsep itu sendiri penata cahaya menggunakan
konsep dasar key light, fill light dan back light. Untuk pencahayaan didalam studio
yang sudah tersususn artistik dengan memainkan tata cahaya yang memanfaatkan
perbedaan efek cahaya yang dipancar oleh LED PORTABLE, penata cahaya dapat
mempengaruhi suasana didalam studio tersebut agar terlihat artistik dimata penonton.
Didalam produksi program non drama magazine “DESTINESIA” Penata Cahaya
menggunakan 2 lampu LED portable CN-2000, LED portable CN-1200 SA dan lampu
Kinoflo 400 watt agar cahaya yang ditangkap menghasilkan gambar yang berkualitas
tinggi dan membuat dimensi yang terlihat artistik. Penata Cahaya menggunakan 2
lampu LED portable cn-2000, LED portable cn-1200 SA dan lampu Kinoflo 400 watt
bertujuan untuk pencahayaan utama didalam studio agar terlihat merata dan jelas
dikamera.
Didalam studio penata cahaya juga menggunakan LED portable bertujuan untuk
memfokuskan pada suatu area atau objek tertentu, misalkan untuk pencahayaan
ditembok clambing, art didalam studio tersebut agar terciptanya dimensi pencahayaan
diobjek tersebut.
3. Konsep Teknis
Penata Cahaya menggunakan berbagai jenis lighting agar menciptakan suatu karya
didalam gambar terlihat lebih mewah dan berwarna agar penonton tidak jenuh saat
melihat produksi program televisi non drama magazine “DESTINESIA”.
Dalam penata cahaya perlu diperhatikan penempatan lighting yang tepat.
Menurut Umbara dan Pintoko (2009:136) mengemukakan bahwa thre point lighting
ini sudah menjadi rumusan atau dasar formula pencahayaan dalam produksi vidio, film
dan foto.”
Tiga poin penting yaitu : key light, fill light, back light.
1. Key Light pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Key light merupakan
sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya key light lebih terang
dibandingka dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahayaan, key light
ditempatkan pada sudut 45 derajat diatas subjek.
2. Fill Light pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk meghilangkan
bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan
berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan key
light, Insetias pencahayaan fill light biasanya setengah dari key light.
3. Back Light dari arah belakang arah objek, berfungsi untuk memberikan dimensi
agar objek tidak “menyatu” dengan latar belakang. pencahayaan ini diletakan
45 derajat dibelakang subjek. Intesias pencahayaan back light sangat tergantung
dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu orang berambut pirang akan
sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam,.
3.8.6 Kendala Produksi dan solusinya
Saat proses produksi berjalan penulis sebagai penata cahaya mendapat
beberapa halangan dalm pembuatan program nondrama “DESTINESIA”. akan
tetapi penulis sebagai penata cahaya dapat mengatasi masalah tersebut dengan
baik. Adapun masalah tersebut seperti :
1. Kendala: pada saat take distudio lampu yang digunakan rata rata menembak ke
objek. Cahaya yang timbul diobjek menyebabkan bayangan di tembok alhasil
shadow ( bayangan )
Solusinya: akhirnya penata cahaya mengambil dua lampu lighting portable dan
memantulkan dua lampu lighting portable ke arah atas agar tidak shadow
2. Kendala: saat menggunakan lampu kinoflo ada satu lampu yang putus saat
pengambilan gambar.
Solusinya: akhirnya penulis menghubungi penyewaan alat agar mengganti
lampu yang putus tersebut untuk berlangsung produksi
3. Kendala: pada saat menggunakan lampu lighting portable dioutdor lampu
tersebut putus beberapa titik dan alhasil cahaya yang ditimbulkan delighting
portable sangatlah over dan terlihat dikamera sangat tidak enak
Solusinya: akhirnya menggunakan bantuan tambahan memakai reflector untuk
memantulkan ke objek tersebut.
3.8.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
Konsep Penata Cahaya
Dalam program non drama magazine show ini yang berjudul “DESTINESIA” saya
memberikan konsep penata cahaya dan mensetting lampu agar terlihat dengan jelas dan
menarik. Saya menggunakan lampu LED Portable dan kinoflo. Karena pada beberapa
segmen distudio membutuhkan pencahayaan untuk menerangi objek tersebut agar
terlihat dengan jelas dicamera person. Akan tetapi pada beberapa segmen lainnya saya
menggunakan sinar matahari karena sudah cukup membuat objek tersebut terlihat
dengan jelas dicamera person tanpa bantuan lampu LED portable
3.8.7 Lembar Kerja Penata Cahaya
SPESIFIKASI LAMPU
LED CN-1200 SA
Gambar III. 37
Power Source : DC 14,4-16.8V
Power : 72W
Voltage : 120-240V
SuittableBattre : Sony V-lock Battery Plate
EcellentCollor Rendering With A Cri
Ra>90
Illumination (LM) : 9500LM
Color Temperature : 5600K (3200K With Orange Filter)
Fuse : 10A
Life Of LEDs : 50,000 Hours
LED Nangguang CN-2000L
Gambar III. 38
Lampu LED Jumlah : 2016 Buah
Daya : 121W
SumberDaya : 100-240VAC
SuhuWarna : 5600K
Ra : 95
Cahaya (LM) : 12096
KontrolKecerahan : Dimmer
Dimensi (MM) : 560*510*75MM
LampuKinoflo
Gambar III. 39
Voltage from : 100-240VAC
Higt color rendering (CRI 95) true mact lamps in : 3200K and 5500K
The 4bank is brighter than a:1000
Portable LED ( AC-1080 )
Gambar IV. 40
SumberTenagaListrik: 100V-240Vol
Daya : 85 Wat
\SuhuWarna: 300K
FLOOR PLAN LIGHTING
AKADEMI KOMUNIKASI BINA SARANA INFORMATIKA
“LIGHTING SHEET”
Production Company : Yakuy Productio Produser:Dinar Satria Nugroho
Project Title : “DESTINESIA” Director : Rabitha Al Adawiya
Time Broadcast : 24 Menit Lighting : Adit Prasetyo
Tabel III. 26
No Segmen Shoot Key Light Back Light Fill Light Note
1. 1 1 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
Studio
2 1 2 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
Studio
3 1 3 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
4 1 4 Portable LED (AC-1080) 240V Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V studio
dan lampu Kinoflo Dua lampu
5 1 5 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
6 1 6 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
7 1 7 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
8 1 8 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
9 1 9 Portable LED (AC-1080) 240V
dan lampu Kinoflo
Parled LED Portable LED (AC-1080) 240V
Dua lampu
studio
10 1 11 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
11 1 12 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
12 1 13 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
13 1 14 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
14 1 15 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
15 1 16 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
16 1 17 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
17 1 18 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
18 1 19 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
19 1 20 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
20 1 21 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
21 1 22 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
22 1 23 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
23 1 24 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
24 1 25 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Outdoor
25 1 26 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
Indoor
26 1 27 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
Indoor
27 1 28 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
28 1 29 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
29 1 30 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
30 1 31 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
31 1 32 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
32 1 33 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
33 1 34 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200
SA 5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
34 1 35 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
35 1 37 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
36 1 38 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Indoor
37 1 39 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Outdoor
38 2 1 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
39 2 2 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
40 2 3 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
41 2 4 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
42 2 5 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
43 2 6 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
44 2 7 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
45 2 8 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
4dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
46 2 9 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
47 2 10 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
48 2 11 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
49 2 12 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
50 2 13 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
51 2 14 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
52 2 15 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
53 2 16 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
54 2 17 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
55 2 18 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
56 2 19 Ambient Light Ambient Light Ambient Light Indoor
57 2 20 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
outdoor
58 2 21 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
outdoor
59 2 22 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
60 2 23 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
61 2 24 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) 2
lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
outdoor
62 2 25 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
63 2 26 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
64 2 27 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drmmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
65 2 28 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog dirmmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
66 2 29 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
67 2 30 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Outdoor
68 3 1 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
indoor
69 3 2 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
indoor
70 3 3 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
Indoor
71 3 4 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu
indoor
72 3 5 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
73 3 6 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
74 3 7 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
75 3 8 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
76 3 9 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
indoor
77 3 10 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
78 3 11 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
79 3 12 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
80 3 13 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
Indoor
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
81 3 14 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
indoor
82 3 15 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
83 3 16 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
84 3 17 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
85 3 18 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
86 3 19 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
87 3 20 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
88 3 21 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
89 3 22 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
Indoor
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
90 3 23 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
91 3 24 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
92 3 25 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
93 3 26 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
94 3 27 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
95 3 28 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
96 3 29 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
97 3 30 Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer )
dua lampu + Portable LED Panel
CN2000 5400K 121W
Parled LED Portable LED Panel Cn-1200 SA
5400K 72W ( analog drimmer ) dua
lampu + Portable LED Panel CN2000
5400K 121W
Indoor
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkembangan media dan teknologi pada saat ini sangat pesat, begitu pun
dengan hal nya perekembangan di Indonesia. Tetapi masih banyak program magazine
show yang hanya menonjolkan hibutan dan informasi daripada edukasi, oleh karena itu
dengan terselesainya Tugas Akhir karaya nono drama magazine show ini, penulis
berharap pesan yang terkandung dalam program “DESTINESIA” setidaknya dapat
tersampaikan kepada para penonton yang menonton maupun menilai.
Penulis berhadarap setelah menyaksikan karya Tugas Akhir non drama
magazine show “DESTINESIA” , masyarakat mednapatkan informasi dan edukasi agar
masyrarakat lebih tahu lagi tentang Indonesia, ahwa di Indonesia ada tempat yang bisa
dikunungi selaintempat yang indah juga memiliki nilai niali edukasi atau sejarah
tersendiri tentang tempat tersebut.. memproduksi sebuah program non dram televisi
non drama memang tidaklah mudah, diperlukan perencanaan yang matang untuk
melewati proses yang panjang. Dengan adanya produksi televisi ini penulis berusaha
semaksimal mungkin dengan apa yang telah didapatkan selama proses perkuliahan.
Adapaun hasil yang didapat, proses itulah yang nantinya menjadi pengalaman berharga
bagi penulis dan tim.
DAFTAR PUSTAKA
Sutan Rajasa. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Cendekia
Fachrudin, Andi, dan Hidjanjato Djamal. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran, Sejarah
Organisasi, Opersaional, dan Regulasi. Jakarta: Prenadamedia Group
Kusumawati, Nina, Haryo Windratno, Yudo Tri Artanto. 2017. Produksi Porgram
Televisi dan Film. Yogyakarta. Graha Cendekia
Latief, Rusman, dan Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non Drama, Kreatif,
Produktif, Public Relations, dan Iklan. Jakarta. Prenadamedia Group
Latief, Rusman, dan Yusiatie Utud. 2017. Menjadi Produser Televisi. Jakarta.
Prenadamedia Group
Morissan, M.A 2008. Manajemen Media Penyiaran., Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Jakarta: Prenadamedia Group
Naratama, 2013. Menjadi Sutradara Televisi, degan Single dan Multi Camera. Jakarta
: PT Grasindo Anggota Ikapi
Supriyadi, Nina Kusumawati, Irwanto, dan Yudo Triartanto. 2014. Broadcasting
Telvisi 1. Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Cendekia
Supriyadi, Nina Kusumawati, Irwanto, dan Yudo Triartanto. 2014. Broadcasting
Telvisi 2. Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Cendekia
Umbara, Diki dan Wahyu Wary Pintoko. 2009. How To Become a Cameraman.
Jakarta: Motion Publishing
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PRODUSER
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Dinar Satria Nugroho
NIM : 42150568
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 07 Maret 1997
Alamat : Jl. Irian 2 Dm 20 No 10 Kunciran Mas Permai
Kota Tangerang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDI YAKMI KUNCIRAN
2009-2012 : SMPN 14 KOTA TANGERANG
2012-2015 : SMK YADIKA 4 JAKARTA
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Switcheman Sistem Media Studio Karnos Studio (Semester 1)
b. Audioman Penyutradaraan Multi Kamera ( Semester 2)
c. Audioman Film D.I.D ( Semester 2)
d. Penulis Naskah Video Clip Endank Soekamti Sampai Jumpa ( Semester 3)
e. Audioman Broadcasting Award ( Semester 3)
f. Penata Artistik Sitkom ” Cinta di Mading Kampus” ( Semester 3)
g. Sutradara Dokumenter “Jawara Kampung Gaga” ( Semester 4)
h. Penulis Naskah Drama Radio “Penguasa Hutan” ( Semester 4)
i. Produser Program Televisi Non Drama Cooking Program ( Semester 5)
j. Audioman Film “Harmoni”
k. Audioman Film “Love Blind”
Jakarta, 25 Juli 2018
Dinar Satria Nugroho
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP SUTRADARA
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Rabitha Al Adawiya
NIM : 42150741
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 31 Mei 1997
Alamat : Jl. H. Saaman RT 03/006 No.27 Kota Bambu
Selatan, Jakarta Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDN KOTA BAMBU 03 PAGI
2009-2012 : SMPN 40 JAKARTA
2012-2015 : SMAN 4 JAKARTA
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Asisten Produser Sistem Media Studio Karnos Studio (Semester 1)
b. Asisten Produser Penyutradaraan Multi Kamera ( Semester 2)
c. Wardrobe Film D.I.D ( Semester 2)
d. Penulis Naskah Video Clip Geisha Sementara Sendiri ( Semester 3)
e. Wardrobe Broadcasting Award ( Semester 3)
f. Asissten Sutradara Sitkom ” Wahsap ?” ( Semester 3)
g. Sutradara Dokumenter “Manusia Eretan” ( Semester 4)
h. Penulis Naskah Drama Radio “Balada Sendawa” ( Semester 4)
i. Program Televisi Non Drama Cooking Program ( Semester 5)
j. Film “Harmoni”
Jakarta, 25 Juli 2018
Rabitha Al Adawiya
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS NASKAH
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Andri Muhammad Setyawan
NIM : 42150679
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 28 November 1997
Alamat : Jl. H. Kelot Kp. Bulak Wareng RT 003/013
No.09 Larangan Selatan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDN 01 LARANGAN SELATAN
2009-2012 : SMPN 11 KOTA TABGERANG
2012-2015 : SMK YADIKA 5 PONDOK AREN
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Cameraman Sistem Media Studio ( Semester 1 )
b. Cameraman Penyutradaraan Multi Kamera (Semester 2)
c. Lightingman Film D.I.D ( Semester 2 )
d. Editor Video Clip “D-masiv Jangan Menyerah” ( Semester 3)
e. Cameraman Broadcasting Award “Kripik Pisang” ( Semester 3)
f. Cameraman Sitkom “Wahsap?” (Semester 3)
g. Penulis Naskah “ Jawara Kampung Gaga ” ( Semester 4 )
h. Editor Drama Radio “Penguasa Hutan” ( Semester 4 )
i. Cameraman Program Non Drama Cooking Show ( Semester 5)
j. Audioman Film pendek “Harmoni”
Jakarta, 25 Juli 2018
Andri M Setyawan
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENATA KAMERA
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Ginanjar Pahayu
NIM : 42150507
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 11 Agustus 1997
Alamat : Jl. Kabin No. 36 RT 01/03 Gaga, Larangan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDN 10 LARANGAN
2009-2012 : SMP BUDI MULIA
2012-2015 : SMK YADIKA 4 KARANG TENGAH
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Kameraman Sistem Media Studio ( Semester 1 )
b. Kameraman Penyutradaraan Multi Kamera (Semester 2)
c. Kameraman Film D.I.D ( Semester 2 )
d. D.O.P Sitkom “Wahsap?” ( Semester 3)
e. Cameraman Cover Video Clip D’Masiv “Jangan Menyerah” ( Semester 3)
f. Cameramen Broadcasting Award “Kripik Pisang” ( Semester 3)
g. Cameraman Dokumenter “Jawara Kampung Gaga” (Semester 4)
h. Produser Drama Radio Penguasa Hutan (Semester 4)
i. Cameraman Program Non Drama Cooking Show ( Semester 5)
j. Cameraman Film Pendek” Harmoni”
Jakarta, 25 Juli 2018
Ginanjar Pahayu
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP EDITOR
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Firmansyah
NIM : 42150340
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 30 Mei 1997
Alamat : Jl. Sabar Gang Kemajuan III, RT 04/004,
No 20, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : MI AR-RIDHO
2009-2012 : SMP N 267 JAKARTTA
2012-2015 : SMK AL-HIKMAH JAKARTA
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Switcherman Sistem Media Studio Karnos Film ( Semseter 1)
b. VTRman Penyutradaraan Multi Kamera Karnos Film ( Semester 2)
c. Editor Broadcasting Award ( Semester 3)
d. Penata Artistik Sitkom “Cinta di Mading Kampus” ( Semester 3)
e. Editor Cover Video Clip “Endang Soekamti Sampai Jumpa” ( Semester 3)
f. Editor Berita Tv ( Semester 4)
g. Editor Dokumenter Tv “Suara Delman” ( Semester 4)
h. Editor Besar Tv 4 ( Semester 5)
i. Editor Program Non Drama Cooking Show ( Semester 5)
j. Cameraman Film “Love Blind”
k. Audioman Film Pendek “Harmoni”
Jakarta, 25 Juli 2018
Firmansyah
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENATA SUARA
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Muhammad Agung Alamsah
NIM : 42150460
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 18 Mei 1997
Alamat : Jl. Kedoya Utara Pesing Gadog Rt 11/007
No. 13 Kedoya Utara Kebon Jeruk
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDN 05 PAGI
2009-2012 : SMPN 286 JAKARTA
2012-2015 : SMK MULTIMEDIA MANDIRI
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Program Director Sistem Media Studio Karnos Film ( Semseter 1)
b. VTRman Penyutradaraan Multi Kamera Karnos Film ( Semester 2)
c. Penata Artistik Film Pendek D.I.D ( Semester 2)
d. Editor Broadcasting Award “Natural” ( Semester 3)
e. D.O.P Sitkom “Cinta di Mading Kampus” ( Semester 3)
f. Sutradara Cover Video Clip “Endang Soekamti Sampai Jumpa”
( Semester 3)
g. Cameraman Berita Tv ( Semester 4)
h. D.O.P Dokumenter Tv “Eretan” ( Semester 4)
i. Produser Program Drama Khayal ( Semester 5)
j. Penata Artistik Film Pendek “Harmoni”
Jakarta, 25 Juli 2018
Muhammad Agung A
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENATA ARTISTIK
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Dzaky Ilham N.I
NIM : 42151008
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 28 November 1996
Alamat : Jl.Komplek Griya Kencana 11 Ciledug
Kota Tangerang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2002-2008 : SDI Al CHASANAH
2008-2011 : SMPN 219 JAKARTA
2011-2014 : SMK 19 JAKARTA
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Cameraman Sistem Media Studio Karnos Film ( Semseter 1)
b. Cameraeman Penyutradaraan Multi Kamera Karnos Film
( Semester2)
c. Cameraman Broadcasting Award “Natural”( Semester 3)
d. Penata Artistik Sitkom “Cinta di Mading Kampus” ( Semester 3)
e. Cameraman Cover Video Clip “Endang Soekamti Sampai Jumpa” (
Semester 3)
f. Editor Berita Tv ( Semester 4)
g. Sutradara dan Kameramen Dokumenter Tv “Suara Delman”
( Semester 4)
h. Editor Besar Tv 4 ( Semester 5)
i. Penata Suara Program Non Drama Cooking Show ( Semester 5)
Jakarta, 25 Juli 2018
Dzaky Ilham N.I
3x4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENATA ARTISTIK
1. BIODATA MAHASISWA
Nama : Adit Prasetyo
NIM : 42150938
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta. 05 Desember 1997
Alamat : Jl. Swardama 4 RT0005/008 Kel. Ulujami
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Email : [email protected]
2. Pendidikan
Formal
2003-2009 : SDN 03 PT JAKARTA SELATAN
2009-2012 : MTS JAKARTA BARAT
2012-2015 : SMK MUHAMADIYAH 08 JAK SEL
2015- Hingga Sekarang : BINA SARANA INFORMATIKA
Informal
Seminar YOUNG ENTRENEUR
Workshop “Penyutradaraan Drama Multi Kamera” (KARNOS FILM)
Workshow “Sistem Media Studio” (KARNOS FILM)
Workshop “Make up Character & Special Effects”
Workshop “Ceritakan Ceritamu dengan Visual”
Workshop “BSI BROADCASTING AWARD FESETIVAL FILM PENDEK”
Workshop “ Dokumenter Film”
Workshop “Berita TV”
Workshop “ Penyutradaraan Acting”
3. RIWAYAT PENGALAMAN BERORGANISASI / PEKERJAAN
a. Cameraman Sistem Media Studio Karnos Film ( Semseter 1)
b. Csmeraman Penyutradaraan Multi Kamera Karnos Film ( Semester 2)
c. Penata Cahaya Broadcasting Award “Natural” ( Semester 3)
d. Penata Cahaya Sitkom “Cinta di Mading Kampus” ( Semester 3)
e. Cameraman Cover Video Clip “Radio Head” ( Semester 3)
f. Penulis Naskah Drama Radio ( Semester 4)
g. Penulis Naskah Dokumenter Tv “Suara Delman” ( Semester 4)
h. Penata Cahaya Program Non Drama Cooking Show ( Semester 5)
Jakarta, 25 Juli 2018
Adit Prasetyo
3x4
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran III.1
Lampiran III.2
Lampiran III.3
Lampiran III.4
Lampiran Bukti Pembayaran
Lampiran III.5
Lampiran III.6