46
TUGAS AKHIR PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK DENGAN METODE LOT-SIZING OLEH : CHRYS ADRIAN LOLO D111 12 297 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK

DENGAN METODE LOT-SIZING

OLEH :

CHRYS ADRIAN LOLO

D111 12 297

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK

DENGAN METODE LOT-SIZING

OLEH :

CHRYS ADRIAN LOLO

D111 12 297

JURUSAN SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared
Page 4: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK DENGAN

METODE LOT-SIZING

Chrys Adrian Lolo

D111 12 297

Mahasiswa S1, Jurusan Sipil

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa 92119, Sulawesi Selatan.

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi, sering ditemui kendala mengenai

adanya kelebihan maupun kekurangan stok material sehingga menyebabkan para

penyedia jasa konstruksi harus memahami dan melakukan pengawasan terhadap

kebutuhan material serta ketersediaan material agar anggaran / dana proyek dapat

digunakan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhannya.

Penelitian dilakukan dengan pelaksanaan studi kasus di proyek pembangunan

gedung Departemen Teknik Mesin dan Departemen Teknik Elektro, di lingkungan

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan,

bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang diperlukan, serta

membandingkan metode lot-sizing yang memberikan biaya total persediaan paling

minimum jika dibandingkan dengan perencanaan proyek.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan dua metode

lainnya yakni, Economic Order Quantity (EOQ) dan Fixed Period Requirement

(FPR), metode lot-sizing yang memberikan biaya total persediaan paling minimum

adalah metode Lot For Lot. Biaya total persediaan yang dihasilkan oleh metode Lot

For Lot adalah sebesar Rp. 1.256.210,- untuk keseluruhan material yang ditinjau.

Jika dibandingkan dengan perencanaan proyek, metode Lot For Lot pun

menghasilkan biaya total persediaan kumulatif lebih minimum, yakni sebesar Rp.

3.077.962.835,-, lebih hemat Rp. 3.586.000,- atau sekitar 0.12% dari biaya total

persediaan kumulatif oleh perencanaan proyek.

Kata Kunci : Persediaan, Lot-Sizing, Economic Order Quantity (EOQ), Lot For

Lot, Fixed Period Requirement

Dr. Eng. M. Asad Abdurahman, S.T.,

M.Eng.PM

Pembimbing I

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa 92119,

Sulawesi Selatan

Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D.Eng

(HSE Cert)

Pembimbing II

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa 92119, Sulawesi

Selatan

Page 5: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

ii

PROJECT MATERIAL INVENTORY PLANNING WITH LOT-SIZING

METHOD

Chrys Adrian Lolo

D111 12 297

Undergraduate Student, Department of Civil Engineering

Faculty of Engineering, Hasanuddin University

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa 92119, Sulawesi Selatan

Email: [email protected]

ABSTRACT

In the implementation of construction project, problems are often encountered

regarding the excess or insufficient stock of materials, causing construction service

providers / contractors to understand and monitor the material needs and the

availability of materials so that the project cost can be used effectively and in

accordance with their needs.

The research was carried out by conducting case study in building project of

Mechanical Engineering Department and Electrical Engineering Department in

Faculty of Engineering, Hasanuddin University, Gowa Residence, South Sulawesi.

This research aimed to find out the required amount of material and to compare the

lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared to

project planning method.

The results of this study show that if compared with the other two methods,

Economic Order Quantity (EOQ) and Fixed Period Requirement (FPR), lot-sizing

method which give a minimum total inventory cost is Lot For Lot method. The

amount of total inventory cost that resulted by Lot For Lot method is Rp.

1.256.210,- for all materials that reviewed. If its compared to project planning

method, the Lot For Lot method results in a minimum total cumulative inventory

cost of Rp. 3.077.926.853,-, more efficient at Rp. 3.586.000,- or around 0.12% from

a total cumulative inventory cost by project planning.

Keywords : Inventory, Lot-Sizing, Economic Order Quantity (EOQ), Lot For Lot,

Fixed Period Requirement.

Dr. Eng. M. Asad Abdurahman, S.T.,

M.Eng.PM

Supervisor I

Faculty of Engineering, Hasanuddin University

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa, 92119, South

Sulawesi

Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D.Eng

(HSE Cert)

Supervisor II

Faculty of Engineering, Hasanuddin University

Jl. Poros Sungguminasa-Malino, Kel. Borongloe,

Kec. Bontomarannu, Kab. Gowa, 92119, South

Sulawesi

Page 6: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

ii

KATA PENGANTAR

Pujian serta ucapan syukur saya naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus

karena atas kasih penyertaan-Nya-lah tugas akhir yang diberi judul “Perencanaan

Persediaan Material Proyek Dengan Metode Lot-Sizing” ini dapat terselesaikan

dengan baik sebagai salah satu prasyarat untuk penyelesaian Program Studi S1

Teknik Sipil di Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Hasanuddin.

Sebagaimana diketahui bahwa setiap proyek konstruksi memerlukan

ketersediaan material. Dalam tugas akhir ini, secara khusus akan dibahas mengenai

pengaruh proses pengadaan material (lotting) dengan menggunakan tiga metode,

yaitu ; Economic Order Quantity (EOQ), Lot For Lot, serta Fixed Periode

Requirement (FPR) terhadap persediaan material proyek.

Tak lupa saya ucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Pembimbing I, Dr. M. Asad Nur Abdurahman, S.T., M.Eng. P.M. serta

Pembimbing II, Suharman Hamzah, S.T., M.T., Ph.D. HSE Cert. atas tenaga,

waktu serta ilmu yang diberikan kepada saya selama proses pengerjaan tugas akhir

ini berlangsung.

Rasa syukur serta ungkapan terima kasih juga tak lupa saya berikan kepada

pihak-pihak yang membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung :

1. Orangtua terkasih, Ir. Frederik Lolo dan dr. Diana Papayungan, Sp.KJ. Tak akan

pernah ada dukungan yang melebihi segala yang diberikan oleh orangtua

terkasih. Terima kasih atas segalanya dalam hidupku, papa dan mama.

Page 7: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

iii

2. Saudara-saudara ku terkasih, dr. Krisna Perdana Lolo serta Rafael Kinaya

Nayaka Lolo.

3. Ketua Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin,

Dr.Ir. Muhammad Arsyad Thaha, M.T.

4. Seluruh bapak/ibu dosen Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Hasanuddin.

5. Seluruh staf & karyawan Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Hasanuddin.

6. Saudara/i seperjuangan, Teknik Sipil 2012. Keep On Fighting Till’ The End !

Semoga kesuksesan senantiasa menaungi kita semua di masa yang akan datang.

7. Kanda-kanda senior serta dinda-dinda junior yang turut membantu saya selama

proses penyelesaian studi S1 Teknik Sipil di Departemen Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Hasanuddin.

8. KMKO Teknik & KMKO Sipil. Terima kasih saudara/i seiman dalam Yesus

Kristus. Teruslah melayani Tuhan dengan segenap hati. Tuhan memberkati kita

semua.

9. Seluruh Civitas Akademik Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

10. Rekan-rekan Laboratorium Riset Manajemen Konstruksi, Jurusan Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

11. GKM FUTURE, terima kasih atas banyak kebahagiaan melalui olahraga futsal.

Tetap berprestasi. We Are The Champion !

Page 8: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

iv

Dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas seluruh dukungan yang

diberikan kepada saya, hingga pada saat ini. Akhir kata, semoga tugas akhir ini

dapat bermanfaat bagi khalayak umum, secara khusus bagi seluruh civitas

akademik Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin,

Makassar. Terima kasih.

Makassar, Agustus 2017

Chrys Adrian Lolo

D111 12 297

Page 9: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

v

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul……………………………………………………………………. i

Kata Pengantar…………………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….. v

Daftar Tabel……………………………………………………………………… ix

Daftar Gambar…………………………………………………………………... xi

Daftar Lampiran………………………………………………………………... xii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang………………………………………………………….....1

I.2. Rumusan Masalah………………………………………………………... 3

I.3. Tujuan Studi……………………………………………………………… 3

I.4. Manfaat Studi…………………………………………………………...... 3

I.5. Ruang Lingkup Studi…………………………………………………….. 4

I.6. Sistematika Penulisan…………………………………………………..... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Persediaan

II.1.1. Konsep Persediaan………………………………………………….. 7

II.1.2. Manfaat Pengadaan Persediaan…………………………………….. 8

II.1.3. Jenis-Jenis Persediaan Fisik………………………………………… 9

II.1.4. Fungsi-Fungsi Persediaan…………………………………………. 10

Page 10: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

vi

II.1.5. Biaya-Biaya Persediaan…………………………………………… 12

II.2. Material Requirement Planning (MRP)……………………………….. 15

II.2.1. Tujuan Material Requirement Planning………………………….. 17

II.2.2. Sasaran Material Requirement Planning…………………………. 18

II.2.3. Input Material Requirement Planning……………………………. 19

II.2.4. Syarat Pendahuluan dan Asumsi Metode MRP…………………... 20

II.2.5. Langkah-Langkah Dasar Dalam Penyusunan MRP………………. 21

II.3. Ukuran Lot……………………………………………………………... 22

II.4. Menentukan Metode Persediaan Yang Optimal………………………... 23

II.4.1. Economic Order Quantity (EOQ)…………………………………. 24

II.4.1. Model EOQ Dengan “Back Order”…………………………… 25

II.4.2. Lot For Lot (L-4-L)……………………………………………….. 26

II.4.3. Fixed Period Requirement (FPR)………………………………….. 26

II.5. Pengadaan Material Proyek………………………………….................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Lokasi Penelitian…………………………………................................. 31

III.2. Prosedur Penelitian……………………………………………………. 31

III.2.1. Studi Pendahuluan………………………………………………... 33

III.2.2. Pengumpulan Data……………………………………………….. 33

III.2.3. Pengolahan Data…………………………………………………. 34

Page 11: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

vii

BAB IV ANALISA DATA

IV.1. Data Umum Proyek……………………………………………………. 35

IV.2. Data Item Pekerjaan…………………………………………………… 36

IV.3. Struktur Produk (Bill of Material)…………………………………….. 37

IV.4. Analisa Kebutuhan Material…………………………………………... 39

IV.4.1. Jadwal Induk Produksi…………………………………………… 39

IV.4.2. Analisa Kebutuhan Material Per Periode………………………… 45

IV.5. Biaya-Biaya Persediaan……………………………………………….. 53

IV.5.1. Biaya Pembelian………………………………………………….. 53

IV.5.2. Biaya Pengadaan…………………………………………………. 54

IV.5.3. Biaya Penyimpanan………………………………………………. 56

IV.5.4. Biaya Persediaan Material………………………………………... 59

IV.6. Perencanaan Persediaan……………………………………………….. 60

IV.6.1. Economic Order Quantity (EOQ)………………………………… 60

IV.6.2. Lot For Lot……………………………………………………….. 63

IV.6.3. Fixed Period Requirement………………………………………... 64

IV.7. Penentuan Metode Persediaan Ekonomis Hasil Studi………………… 65

IV.8. Penentuan Biaya Total Persediaan Berdasarkan Perencanaan Proyek… 67

IV.9. Analisa Perbandingan…………………………………………………. 68

Page 12: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

viii

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan…………………………………………………………….. 71

V.2. Saran…………………………………………………………………… 72

Daftar Pustaka………………………………………………………………..... xiii

Lampiran……………………………………………………………………….. xv

Page 13: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Penentuan Kebutuhan Material Antara Metode

Tradisional dan Metode MRP………………………………………… 16

Tabel 4.1. Jenis Material………………………………………………………… 38

Tabel 4.2. Jadwal Pekerjaan Struktur 1st Floor………………………………….. 40

Tabel 4.3. Jadwal Pekerjaan Struktur 2nd Floor…………………………………. 40

Tabel 4.4. Jadwal Pekerjaan Struktur 3rd Floor…………………………………. 41

Tabel 4.5. Jadwal Induk Produksi 1st Floor……………………………………… 42

Tabel 4.6. Jadwal Induk Produksi 2nd Floor…………………………………….. 43

Tabel 4.7. Jadwal Induk Produksi 3rd Floor…………………………………….. 44

Tabel 4.8. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-43 (1st Floor)……………... 46

Tabel 4.9. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-44 (1st Floor)……………… 47

Tabel 4.10. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-44 (2nd Floor)…………… 48

Tabel 4.11. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-45 (2nd Floor)…………… 49

Tabel 4.12. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-45 (3rd Floor)……………. 50

Tabel 4.13. Analisa Kebutuhan Material Minggu Ke-46 (3rd Floor)……………. 51

Tabel 4.14. Rekapitulasi Kebutuhan Material Per Periode……………………… 52

Tabel 4.15. Daftar Harga Material………………………………………………. 54

Tabel 4.16. Biaya Telekomunikasi…………………………………………….... 55

Tabel 4.17. Biaya Fax…………………………………………………………… 55

Tabel 4.18. Total Biaya Pemesanan……………………………………………... 56

Tabel 4.19. Biaya Penyimpanan………………………………………………… 57

Page 14: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

x

Tabel 4.20. Biaya Persediaan Material…………………………………………... 58

Tabel 4.21. Ukuran Lot (EOQ)………………………………………………….. 59

Tabel 4.22. Biaya Total Persediaan Material Multipleks (Plywood) 9mm Pekerjaan

Balok Dengan Metode EOQ………………………………………………… 61

Tabel 4.23. Biaya Total Persediaan Material Multipleks (Plywood) 9mm Pekerjaan

Balok Dengan Metode Lot For Lot ……………………………………….... 62

Tabel 4.24. Biaya Total Persediaan Material Multipleks (Plywood) 9mm Pekerjaan

Balok Dengan Metode FPR………………………………………….……… 63

Tabel 4.25. Biaya Total Persediaan……………………………………………... 64

Tabel 4.26. Biaya Total Persediaan Material Multipleks (Plywood) 9mm Pekerjaan

Balok Dengan Perencanaan Proyek……………………………………….… 66

Tabel 4.27 Rincian Biaya Pembelian Kumulatif………………………………... 68

Tabel 4.28. Rincian Biaya Total Persediaan Kumulatif………………………… 69

Page 15: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Proses Dalam MRP………………………………………………… 20

Gambar 2.2. Model EOQ Dengan Back Order………………………………….. 25

Gambar 3.1. Diagram Alir Prosedur Penelitian…………………………………. 31

Gambar 4.1. BOM Struktur Lantai 1,2 dan 3 Gedung Departemen Mesin……… 38

Page 16: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Perhitungan Biaya Total Persediaan Material Dengan

Metode Economic Order Quantity (EOQ)…………………………………...xvi

Lampiran 2. Tabel Perhitungan Biaya Total Persediaan Material Dengan

Metode Lot For Lot…………………………………………………………..xxii

Lampiran 3. Tabel Perhitungan Biaya Total Persediaan Material Dengan

Metode Fixed Period Requirement (FPR)………………………………...xxviii

Lampiran 4. Tabel Perhitungan Biaya Total Persediaan Material

Dengan Perencanaan Proyek……………………………………………...xxxiv

Lampiran 5. Tabel Berat Besi Beton Polos & Ulir………………………………..xl

Lampiran 6. Material Price List………………………………………………….xli

Lampiran 7. Dokumentasi Proyek……………………………………………….xlii

Page 17: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa, termasuk jasa

konstruksi selalu memerlukan persediaan. Persediaan (inventory) ditujukan

untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Tanpa adanya persediaan,

perusahaan akan dihadapkan pada risiko bahwa suatu waktu perusahaan

tersebut tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. Hal tersebut

bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat,

sehingga persediaan sangatlah penting untuk setiap perusahaan, baik yang

menghasilkan barang maupun jasa.

Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi, sering ditemui berbagai

keganjilan karena persediaan bahan / material sering kosong (Stockout) dan

sering pula berlebih (Overstock). Bila terdapat aktivitas pekerjaan yang

dalam proses pelaksanaannya berlangsung cepat, sering mengakibatkan

kekosongan stock di gudang sehingga tidak dapat melanjutkan pekerjaan

berikutnya. Hal ini disebabkan karena pihak kontraktor melakukan

pemesanan barang hanya untuk aktivitas pekerjaan yang dimaksud dan tidak

melakukan peramalan apabila aktivitas tersebut selesai lebih cepat dari

jadwal yang telah ditentukan. Demikian pula sebaliknya, bila terdapat

aktivitas pekerjaan yang dalam proses pelaksanaannya berlangsung lama

ataupun terlambat dari jadwal yang seharusnya, maka akan terjadi

Page 18: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

2

penimbunan bahan / material. Kedua masalah tersebut tentu menjadi

problematika besar yang sangat merugikan pihak kontraktor. Selain harus

mengeluarkan biaya yang relatif besar dalam proses pengadaan bahan /

material, aktivitas proyek juga terhambat.

Oleh karena itu, penting bagi semua jenis perusahaan untuk

mengadakan pengawasan atas persediaan karena kegiatan ini dapat

membantu tercapainya tingkat efisiensi penggunaan uang dalam persediaan.

Namun demikian, perlu ditegaskan bahwa tidak berarti hal tersebut dapat

melenyapkan sama sekali risiko yang timbul akibat persediaan yang terlalu

banyak atau terlalu sedikit, tetapi hanya mengurangi risiko tersebut. Jadi,

pengawasan persediaan dapat membantu mengurangi terjadinya risiko

tersebut sekecil mungkin.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah pengawasan

persediaan merupakan masalah yang penting, khususnya dalam perusahaan

penyedia jasa konstruksi. Atas dasar tersebut, penulis mengajukan judul

penelitian dalam rangka penyelesaian Tugas Akhir : “Perencanaan

Persediaan Material Proyek Dengan Metode Lot-Sizing ”

Page 19: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

3

I.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam studi Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Berapa banyak jumlah material yang dibutuhkan terkait dengan

pelaksanaan proyek ?

2. Metode lot-sizing mana yang menyediakan biaya total persediaan paling

minimum ?

3. Berapa banyak biaya yang dapat dihemat dengan menggunakan metode

lot-sizing apabila dibandingkan dengan perencanaan proyek ?

I.3. Tujuan Studi

Adapun tujuan studi ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jumlah kebutuhan material (struktur) yang dibutuhkan;

2. Mengetahui metode lot-sizing mana yang menyediakan biaya total

persediaan paling minimum;

3. Mengetahui besaran biaya penghematan yang dapat diperoleh jika

menggunakan metode lot-sizing.

I.4. Manfaat Studi

Hasil studi Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan sebagai berikut :

1. Sebagai sumber pengetahuan dan informasi mengenai Manajemen

Persediaan, utamanya teori tentang Economic Order Quantity (EOQ), Lot

Page 20: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

4

For Lot, Fixed Period Requirement (FPR), Management Requirement

Planning (MRP) dan metode-metode mengenai perencanaan persediaan

lainnya.

2. Sebagai salah satu bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, secara

khusus pada penelitian yang membahas mengenai Inventory Management

(Manajemen Persediaan).

I.5. Ruang Lingkup Studi

Untuk mengarahkan penulis agar studi permasalahan yang dikaji lebih

mendetail dan sesuai dengan judul dan tujuan penulisan Tugas Akhir ini,

maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas berikut ini :

1. Melakukan survei dan investigasi lapangan untuk pengumpulan data,

seperti :

Data Primer : data yang diperoleh dari hasil survei di lapangan

mengenai pelaksanaan proyek dan wawancara langsung dengan staf /

pekerja dari perusahaan kontraktor yang bersangkutan.

Data Sekunder : data yang diperoleh dari dokumen proyek dan studi

literatur dengan berbagai buku referensi dan jurnal.

2. Proses penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan pada proyek

pembangunan gedung Departemen Teknik Elektro dan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Gowa oleh PT. Adhi Karya

(Persero) selaku kontraktor.

Page 21: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

5

3. Metode-metode lot-size yang akan digunakan dalam studi ini adalah

metode Economic Order Quantity (EOQ), Lot For Lot, serta Fixed

Period Requirement (FPR). .

4. Material yang ditinjau adalah material yang dibutuhkan paling lama di

lapangan dan yang memiliki volume kebutuhan paling besar, sebanyak 4

(empat) buah.

5. Material yang ditinjau adalah material yang disediakan oleh pihak

kontraktor.

6. Jadwal kegiatan pada pelaksanaan proyek dianggap tetap / konstan.

7. Biaya persediaan serta waktu antara pemesanan dan pengantaran material

telah diketahui secara pasti (diperoleh dari data perencanaan proyek).

I.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah membagi kerangka ke

dalam bab dan sub bab, dengan maksud agar masalah yang dikemukakan

akan menjadi lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai bab yang akan dibahas

dalam tulisan ini :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

Page 22: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi uraian tentang teori-teori umum

mengenai Inventory Management (Manajemen Persediaan),

secara khusus tentang Economic Order Quantity (EOQ),

Lot For Lot, Fixed Period Requirement (FPR),

Management Requirement Planning (MRP), dan metode-

metode perencanaan persediaan lainnya dari berbagai

literatur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang metodologi dalam melakukan

studi, objek dan lokasi studi, serta jenis studi dan data yang

digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pemaparan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai manajemen persediaan beserta

seluruh hasil analisa data yang diperoleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup, berupa kesimpulan singkat

mengenai hasil yang diperoleh saat penelitian dengan saran-

saran yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian.

Page 23: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Persediaan

II.1.1. Konsep Persediaan

Persediaan (inventory) didefinisikan sebagai sumber daya

menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang

dimaksud dengan proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan produksi pada

sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun

kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. (Arman dan Yudha,

2008).

Persediaan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu bisnis,

alasannya karena persoalan persediaan cenderung menimbulkan suatu

masalah. Pemecahan masalah persediaan membuat permasalahan menjadi

sederhana. Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah

pengendaliaan persediaan. Apabila suatu perusahaan menanamkan terlalu

banyak dana pada persediaan, hal tersebut akan menyebabkan biaya

penyimpanan yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost.

Demikian pula apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang

mencukupi, tentunya dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya

kekurangan bahan (stockout). (Rangkuti, 2007).

Timbulnya persediaan adalah merupakan akibat dari kondisi-kondisi

sebagai berikut (Arman dan Yudha, 2008) :

Page 24: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

8

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan (transaction move).

Permintaan akan suatu barang tidak akan dipenuhi dengan segera

bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya, karena untuk

mengadakan barang tersebut diperlukan waktu untuk

pembuatannya maupun mendatangkannya. Hal ini berarti bahwa

adanya persediaan merupakan hal yang sulit untuk dihindarkan.

2. Adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian (precautionary

motive). Ketidakpastian yang dimaksud adalah :

a) Adanya permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam

jumlah maupun waktu kedatangan.

b) Waktu ancang-ancang (lead time) yang cenderung tidak pasti

karena berbagai faktor yang tak dapat dikendalikan

sepenuhnya.

c) Ketidakpastian ini akan diredam oleh jenis persediaan yang

disebut persediaan pengaman (safety stock). Persediaan

pengaman ini digunakan jika permintaan melebihi peramalan

produksi lebih rendah dari rencana atau waktu ancang-ancang

(lead time) lebih panjang dari yang diperkirakan semula.

II.1.2. Manfaat Pengadaan Persediaan

Persediaan atau inventori memiliki berbagai manfaat penting yang

menambah fleksibilitas dari suatu kegiatan. Menurut Barry dan Jay (2001),

ada enam manfaat persediaan / inventori, yaitu :

Page 25: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

9

1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat

memenuhi permintaan yang akan timbul.

2. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi.

3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena

pembelian dalam jumlah besar dapat secara substansial

menurukan biaya produk.

4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi atau perubahan harga.

5. Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena

cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang

tidak tepat.

6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik

dengan menggunakan barang-dalam-proses (work-in-process

inventory) dalam persediaannya. Hal ini karena diperlukan waktu

untuk memproduksi barang.

II.1.3. Jenis-Jenis Persediaan Fisik

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara

pengelolaan yang berberda. Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis (Rangkuti, 2007), diantaranya :

1. Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-

barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen

lain yang digunakan dalam proses produksi.

Page 26: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

10

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts /

components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari

komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang

secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu

persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi,

tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (wor in process), yaitu persediaan

barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian

dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu

bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang

jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished good), yaitu persediaan barang-

barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan

siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

II.1.4. Fungsi-Fungsi Persediaan

Menurut Rangkuti (2007), terdapat 3 fungsi daripada persediaan.

Ketiga fungsi itu adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Decoupling

Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.

Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan

Page 27: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

11

sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas

dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan

agar departemen-departemen dan proses-proses individual

perusahaan terjaga “kebebasannya”. Persediaan barang jadi

diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti

dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan onsumen yang tidak dapat diperkirakan atau

diramalkan disebut fluctuation stock.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan

atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi

lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan

melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar

dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan

(biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data

masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan

dapat mengadakan persediaan mumisam (seasional inventories).

Disamping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian

jangka waktu pengiriman dan permintaan barang-barang selama

periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan

Page 28: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

12

persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock

/ inventories).

II.1.5. Biaya-Biaya Persediaan

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan,

biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan. (Rangkuti, 2007).

a) Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), yaitu

terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan

kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan

semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin

banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang

termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :

a) Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penarangan,

pendingin ruangan, dan sebagainya);

b) Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternative

pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan;

c) Biaya keusangan;

d) Biaya penghitungan fisik;

e) Biaya asuransi persediaan;

f) Biaya pajak persediaan;

g) Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan;

h) Biaya penanganan persediaan dan sebagainya.

Page 29: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

13

Biaya-biaya tersebut merupakan variable apabila bervariasi

dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan

(gudang) tidak merupakan variable, tetapi tetap, maka tidak

dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit.

b) Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs and

procurement costs). Biaya-biaya ini meliputi :

a) Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi;

b) Upah;

c) Biaya telepon;

d) Pengeluaran surat menyurat;

e) Biaya pengepakan dan penimbangan;

f) Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan;

g) Biaya pengiriman ke gudang;

h) Biaya utang lancar dan sebagainya.

Pada umumnya, biaya perpesanan (di luar biaya bahan dan

potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan

bertambah besar. Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang

dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun, maka

biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan

total per periode (tahunan) sama dengan jumlah pesanan yang

dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan

setiap kali pesan.

Page 30: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

14

c) Biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi

apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri “dalam

pabrik” perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapa (set-

up costs) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini

terdiri dari :

a) Biaya mesin-mesin menganggur;

b) Biaya persiapan tenaga kerja langsung;

c) Biaya penjadwalan;

d) Biaya ekspedisi dan sebagainya.

Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode

sama dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per

periode.

d) Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs) adalah

biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya

permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan

bahan adalah sebagai berikut :

a) Kehilangan penjualan;

b) Kehilangan pelanggan;

c) Biaya pemesanan khusus;

d) Biaya ekspedisi;

e) Selisih harga;

f) Terganggunya operasi;

g) Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

Page 31: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

15

II.2. Material Requirement Planning (MRP)

Pengaturan material mempunyai pengertian sebagai suatu pengaturan yang

mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem persediaan yang sekaligus

sistem informasinya, agar dicapai sistem pengadaan material yang tepat waktu,

tepat jumlah, tepat bahan, dan tepat harga.

Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu

teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu

dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadapa komponen-komponen

permintaan yang saling bergantung. (Gaspersz, 1998).

Material Requirement Planning (MRP) pertama kali ditemukan oleh Joseph

Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960. Metode ini bersifat

Computer Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-

aturan keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk

menjabarkan suatu Master Production Schedule (MPS).

MRP memiliki perbedaan signifikan dengan metode penentuan kebutuhan

material secara tradisional. Dalam tabel berikut ini akan dijelaskan poin-poin

perbedaan antara keduanya.

Page 32: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

16

Tabel 2.1. Perbedaan Penentuan Kebutuhan Material Antara Metode

Tradisional dan Metode MRP.

No. Metode Tradisional Metode MRP

1. Pesanan dilakukan saat mencapai

reorder point.

Perencanaan kebutuhan bersih

menurut jadwal induk produksi

atau persediaan.

2. Kebutuhan untuk item

independent yang diawali dengan

peramalan.

Kebutuhan untuk item dependent.

Ketergantungan dapat vertikal

(perakitan) atau horizontal

(pelengkap).

3. Jumlah yang dipesan dihitung atas

dasar peramalan dengan antisipasi

safety stock untuk menghindari

kesalahan peramalan.

Dihitung dengan mengalokasikan

data jumlah persediaan yang ada

terhadap kebutuhan kotor dan

mengevaluasi validasi dari waktu

dan kedatangan pesanan.

4. Besar pesanan dihitung atas dasar

pendekatan matematis dengan

beberap asumsi dan biaya simpan,

unit, pesan angkut dan kebutuhan

diketahui.

Besar pesanan berdasarkan

kebutuhan satu atau beberapa

periode perencanaan berdasarkan

jadwal induk produksi, struktur

produk dan status persediaan.

5. Kebutuhan bersifat kontinu dan

perubahan ukuran lot tidak drastis.

Perhatian pada ukuran lot.

Kebutuhan bersifat deterministik.

Perhatian pada ukuran lot dan

pada saat kapan harus dipenuhi.

Page 33: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

17

II.2.1. Tujuan Material Requirement Planning

Suatu sistem Material Requirement Planning pada dasarnya

bertujuan untuk merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan

informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan

pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Ada 4 macam yang menjadi

ciri utama Material Requirement Planning, yaitu (Wohos, dkk., 2014) :

a) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, kapan suatu

pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi

permintaan produk yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang

direncanakan.

b) Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan

secara tepat sistem penjadwalan.

c) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan dengan

memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan suatu

pesanan harus dilakukan.

d) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan suatu jadwal

yang sudah direncanakan.

Page 34: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

18

II.2.2. Sasaran Material Requirement Planning

Menurut Rangkuti (2007), terdapat 4 (empat) poin yang menjadi

sasaran daripada Material Requirement Planning (MRP), yaitu :

1. Pengurangan Jumlah Persediaan

MRP menentukan berapa banyak komponen yang dibutuhkan dan

kapan dibutuhkannya sehingga MRP membantu manajer

menyediakan komponen saat dibutuhkan sehingga biaya

kelebihan persediaan dapat dihindari.

2. Pengurangan Produksi dan Tenggang Waktu Pengiriman

MRP mengidentifikasi jumlah material yang dibutuhkan, waktu,

ketersediaan, perolehan, dan produksinya untuk menyelesaikan

pada waktu yang dibutuhkan untuk dikirim.

3. Komitmen Yang Realistis

Janji untuk memenuhi pengiriman barang dapat memberi

kepuasan lebih kepada konsumen.

4. Meningkatkan Efisiensi

MRP menyediakan koordinasi yang dekat antara bermacam divisi

kerja (work center) yang terlibat dalam proses produksi, sehingga

MRP dapat diatur dengan rapid dan meningkatkan efisiensi kerja.

Page 35: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

19

II.2.3. Input Material Requirement Planning

Terdapat 3 input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu :

1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule),

merupakan suatu rencana produksi yang menggambarkan

hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang

diinginkan dengan waktu penyediaannya. Master Production

Schedule ini diperoleh dari hasil peramalan kebutuhan melalui

tahapan perhitungan produksi dengan baik.

2. Struktur Produk (Product Structure Record & Bill Of Material),

merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies,

serta kuantitas yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit

produksi parent assembly.

3. Status Persediaan (Inventory Master File) adalah keadaan dari

setiap komponen atau material yang ada dalam persediaan yang

meliputi jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode,

jumlah barang yang sedang dipesan, dan waktu ancang-ancang.

Ketiga input tersebut membentuk arsip-arsip yang saling

berhubungan dengan bagian produksi dan pembelian sehingga dapat

menghasilkan informasi terbaru tentang pemesanan, penerimaan, dan

pengeluaran komponen dari gudang.

Page 36: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

20

Gambar 2.1 Proses Dalam MRP (Ervianto, 2004)

II.2.4. Syarat Pendahuluan Dan Asumsi Metode MRP

Syarat pendahuluan dari sistem MRP adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan jadwal induk produksi (JIP), dimana terdapat jadwal

rencana dan jumlah pesanan dari item / produk.

2. Item persediaan mempunyai identifikasi khusus.

3. Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan.

4. Tersedianya catatan tentang persediaan untuk semua item, yang

menyatakan keadaan persediaan sekarang dan yang akan datang.

Asumsi-asumsi dari sistem MRP yang standar adalah sebagai berikut :

1. Adanya data file yang terintegrasi.

2. Waktu ancang-ancang untuk semua item diketahui.

Master Schedule

Bill of Materials

Jumlah Persediaan

Rencana Pengiriman

Syarat Permintaan

Material

Kebutuhan Kotor

Jumlah Permintaan

& Waktu Pengiriman

Permintaan Material

Kebutuhan Bersih

Page 37: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

21

3. Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian.

4. Semua komponen untuk suatu perakitan dapat disediakan pada

saat perakitan akan dilakukan.

5. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit.

6. Proses pembuatan suatu item tidak bergantung terhadap proses

pembuatan item lainnya.

II.2.5. Langkah-Langkah Dasar Dalam Penyusunan MRP

Setelah semua persyaratan serta asumsi diperoleh dengan baik, maka

langkah-langkah dasar sistem MRP dapat berjalan dengan baik pula. Adapun

langkah-langkah dasar dalam penyusunan MRP adalah :

1. Netting

Merupakan perhitungan untuk menetapkan kebutuhan bersih,

yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan

keadaan (yang ada dalam persediaan dan yang sedang dipesan).

2. Lotting

Proses menentukan besarnya pesanan individu yang optimal

berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih.

3. Offsetting

Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk

melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi

kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan

mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan

Page 38: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

22

dengan besarnya lead time. Lead time adalah besarnya waktu saat

barang mulai dipesan atau diproduksi sampai barang tersebut

selesai dan diterima siap untuk dipakai.

4. Exploding

Proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item /

komponen yang lebih bawah, tentu saja didasarkan atas rencana

pemesanan. Dalam proses ini, data mengenai dua struktur produk

sangat memegang peranan karena atas dasar struktur produk

inilah proses exploding akan berjalan dan dapat menentukan ke

arah komponen mana harus dilakukan proses exploding.

II.3. Ukuran Lot

Dalam sistem MRP dikenal berbagai macam teknik penentuan lot.

Berdasarkan tingkatannya, teknik penentuan lot dapat dikategorikan sebagai

berikut : (Baroto, 2002)

Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas tak terbatas.

Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas terbatas.

Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas

Teknik ukuran lot untuk banyak tingkat dengan kapasitas terbatas.

Teknik ukuran penetapan lot untuk satu tingkat dengan asumsi kapasitas tak

terbatas dapat diklasifikasikan lagi ke dalam empat cara / metode sebagai berikut.

Fixed Order Quantity (FOQ)

Lot for Lot (L4L)

Page 39: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

23

Fixed Period Requirement (FPR)

Economic Order Quantity (EOQ)

Teknik ukuran lot FOQ dan EOQ berorientasi pada tingkat kebutuhan

(demand rate), sedangkan teknik ukuran lot FPR dan L4L merupakan teknik

ukuran lot diskrit karena hanya memenuhi permintaan sesuai dengan yang telah

direncanakan dalam periode tertentu. ukuran lot diskrit tidak akan menghasilkan

sisa jumlah komponen karena teknik tersebut hanya memenuhi permintaan dengan

jumlah yang sama seperti telah direncanakan. Kelemahan dari teknik ukuran lot

diskrit ini adalah bila di masa yang akan datang (periode mendatang) terjadi

lonjakan permintaan, maka harus dilakukan perhitungan ulang.

Teknik penentuan ukuran lot mana yang paling baik dan tepat bagi suatu

perusahaan adalah persoalan yang sangat sulit karena sangat tergantung pada hal-

hal berikut :

Variasi dari kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun periodenya.

Rentang waktu perencanaan.

Ukuran periodenya (mingguan, bulanan, dan sebagainya).

Perbandingan biaya pesan dan biaya simpan.

II.4. Menentukan Metode Persediaan Yang Optimal

Untuk menentukan metode persediaan yang optimal, dilakukan

pengolahan data menggunakan metode persediaan yang telah ditentukan.

Penggunaan metode persediaan tersebut harus disesuaikan dengan asumsi

Page 40: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

24

yang berlaku untuk tiap-tiap metode. Asumsi-asumsi yang berlaku untuk

tiap metode tersebut adalah sebagai berikut :

II.4.1 Economic Order Quantity (EOQ)

Langkah-langkah penggunaan metode ini adalah :

a) Hitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis.

Q* = √2 𝐷𝑘

𝐻

Dimana :

Q* = Jumlah Barang Yang Optimum Pada Setiap Pesanan

D = Permintaan Tahunan / Bulanan / Harian Untuk Barang

Persediaan

K = Biaya Pemesanan Untuk Setiap Pesanan

H = Biaya Penyimpanan Per Unit (Tahun / Bulan / Harian)

b) Apabila dalam pemesanan tertentu mendapatkan potongan

harga, pertimbangkan untuk mengganti jumlah pemesanan

paling ekonomis dengan jumlah pemesanan yang mendapatkan

potongan harga.

c) Hitung biaya total untuk setiap pemesanan dengan jumlah

pemesanan paling ekonomis dan jumlah pemesanan yang

mendapat potongan harga.

d) Pilih pemesanan yang memberikan biaya total paling minimum.

Page 41: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

25

II.4.1.1. Model EOQ Dengan “Back Order”

Gambar 2.2 Model EOQ Dengan Back Order (Baroto, 2002)

Bila kekurangan persediaan atau keterlambatan pemenuhan

(shortage) diizinkan dengan biaya pengadaan / keterlambatan

tertentu (biaya shortage / biaya back order), maka model EOQ

sederhana dapat dimodifikasi :

EOQ = √2𝐴𝐷

𝐻√

𝐵+𝐻

𝐻

Dimana :

A = Order Cost

D = Demand Rata-Rata Dalam Suatu Horison Perencanaan

H = Holding Cost (H=IC)

B = Biaya Back Order Per Unit Per Periode

Page 42: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

26

Persediaan maksimal adalah :

1 = √2𝐴𝐷

𝐻√

𝐵+𝐻

𝐻

Total Inventory Cost adalah :

TIC = 𝐴𝐷

𝑄 + 𝐵

(𝑄−𝐼)2

2𝑄 + H

(𝐼)2

2𝑄

II.4.2 Lot For Lot (L-4-L)

Langkah-langkah penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :

a) Hitung jumlah kebutuhan tiap periode.

b) Pemesanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pada periode yang

dimaksud, sehingga tidak ada biaya simpan.

c) Hitung biaya total untuk seluruh pemesanan pada periode yang

dimaksud.

II.4.3 Fixed Period Requirement (FPR)

Langkah-langkah penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :

a) Tentukan periode waktu pemesanan. Penentuan periode waktu dapat

berdasarkan pengalaman atau intuisi, misalnya tiap 2 minggu sekali.

b) Hitung jumlah kebutuhan pada tiap periode yang telah ditentukan.

c) Pemesanan dilakukan berdasarkan jumlah kebutuhan dari tiap

periode pemesanan.

d) Hitung biaya total persediaan.

Page 43: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

27

II.5. Pengadaan Material Proyek

Prinsip dasar aktivitas pengadaan material adaah mendapatkan material

dengan kualitas yang sesuai, kuantitas yang efisien, harga yang wajar, pada waktu

yang tepat, dari produsen atau pemasok yang dapat dipercaya, sehingga mampu

menjamin kontinuitas persediaan bahan di lapangan.

Prosedur pengadaan material pada sebuah proyek adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

a) Menyusun jadwal pengadaan material proyek merujuk pada master

schedule proyek.

b) Adanya permintaan pengadaan bahan dari unit yang memerlukan,

yang dinyatakan dengan surat permintaan pembelian, yang

menguraikan tentang volume material, waktu pengiriman /

penerimaan, nama, merk, dan spesifikasi material.

2. Tahap Seleksi

a) Unit logistik mencari penawaran harga dari beberapa pemasok

(supplier) berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh unit peminta.

Pada umumnya, minimal 3 (tiga) pemasok.

b) Unit logistik melakukan kualifikasi dan negosiasi harga atas

penawaran dan calon-calon pemasok. Materi kualifikasi meliputi :

a) Spesifikasi bahan baku yang digunakan.

b) Spesifikasi bahan hasil produksi.

c) Kemampuan produksi serta pasokannya.

d) Harga satuan bahan yang ditawarkan.

Page 44: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

28

c) Proses seleksi dilaksanakan untuk memperoleh jaminan bahwa

supplier yang dimintakan penawaran, produknya mampu

memproduksi dan menyerahkan bahan sesuai kualitas dan kuantitas

yang disyaratkan.

3. Tahap Pembelian

a) Pimpinan unit logistik memutuskan harga final yang dituangkan

dalam berita acara negosiasi dan disetujui oleh kedua belah pihak,

dengan pertimbangan kemampuan delivery, kualitas bahan, harga

yang wajar.

b) Menyiapkan surat pemesanan yang isinya :

Kuantitas bahan yang dipesan;

Uraian bahan;

Spesifikasi bahan;

Harga satuan bahan;

Waktu penyerahan bahan;

Cara pembayaran;

Syarat-syarat pembayaran;

Harga satuan dan total yang disepakati;

Kewajiban dan sanksi dari masing-masing pihak;

Penyelesaian bila terjadi dispute.

4. Tahap Penerimaan

a) Aktivitas penerimaan material meliputi :

Kedatangan material;

Page 45: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

29

Penerimaan;

Penyimpanan;

Pemeliharaan;

Pencatatan / administrasi;

Pengiriman / distribusi ke pemakai.

b) Pemeriksaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Bahan harus sesuai spesifikasi dan kualitas yang disyaratkan.

Jika memenuhi syarat, bahan disimpan dalam gudang dan dicatat

dalam bon penerimaan gudang, jika tidak bahan ditolak.

Petugas penerimaan barang mencatat penerimaan dan pengeluaran

bahan pada kartu stok.

Setiap akhir bulan melakukan pemeriksaan berkala untuk

menentukan apakah bahan masih layak dipakai atau tidak.

Menyerahkan bahan kepada user di lapangan berdasarkan bon

permintaan pengeluaran bahan dan mencatatnya pada kartu stok.

5. Tahap Pembayaran

a) Tahap pembayaran kepada supplier dilaksanakan berdasarkan

kesepakatan yang tercantum dalam kontrak.

b) Cara pembayaran yang berlaku adalah sebagai berikut :

Pembayaran diproses; semua pembayaran yang dilakukan atas

transaksi kepada produsen tidak diperkenankan dengan

pembayaran tunai, melainkan harus diproses sesuai prosedur yang

Page 46: TUGAS AKHIR - digilib.unhas.ac.iddigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YmQ1... · lot-sizing methods which give minimum total inventory cost when compared

30

berlaku dan dibayarkan dengan cara T/T (telegraphic transfer)

melalui bank yang disepakati.

Pembayaran dengan L/C (letter of credit), baik lokal maupun

impor; fasilitas dari bank kepada pembeli / importer dalam

melaksanakan pembayaran kepada eksportir.