Upload
maratus-sholihah
View
500
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas zat padat pendidikan fisika
Citation preview
JAWABAN PERMASALAHAN DISKUSI PERTEMUAN I-XI
FISIKA ZAT PADAT
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Fisika Zat Padat
Yang dibina oleh Ibu Hartatiek
Oleh :
MAR’ATUS SHOLIHAH (100321400895)
PUSPA HANDARU RACHMADHANI (100321400991)
RULIANA PATMASARI (100321405236)
WAHYU PRAMUDITA SARI (100321400981)
Kelas/Offering: C/C
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
DESEMBER 2013
Permasalahan diskusi Pertemuan I (Tugas 1)
Kisi Kristal
Soal No.1
Diskusikanlah tentang perbedaan antara zat padat, zat cair, dan zat gas ditinjau dari jarak
antaratom, bentuk, dan ukuran volumenya!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara zat padat, zat cair, dan zat gas yang ditinjau dari jarak
antaratom, bentuk, dan ukuran volumenya!
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Ditinjau dari wujudnya zat dibedakan menjadi 3 : zat padat, zat cair, dan zat gas.
Langkah 3 : Self-Explanation
[a] [b] [c]
3. Gambar [a] menunjukkan pola dari atom-atom yang menyusun zat padat.
4. Pada zat padat, atom-atom saling berdekatan dalam suatu susunan teratur.
5. Atom-atom yang berdekatan secara teratur diikat cukup kuat oleh gaya tarik-menarik
antar partikel.
6. Walaupun diikat cukup kuat atom-atom pada zat padat dapat bergetar dan berputar di
tempatnya tetapi tidak bebas untuk mengubah kedudukannya.
7. Karena tidak dapat mengubah kedudukan maka posisinya relatif tetap sehingga atom-
atom tersebut cenderung membentuk struktur tertentu.
8. Zat padat memiliki bentuk dan ukuran yang tetap.
9. Apabila bentuk dan ukurannya tetap maka hal ini berarti volumenya juga tetap.
10. Gambar [b] menunjukkan pola dari atom-atom yang menyusun zat cair.
11. Pada zat cair, jarak antar atom-atomnya lebih jauh dibandingan pada zat padat.
12. Atom-atom zat cair dapat berpindah tempat (mengalir) tetapi tidak mudah untuk
meninggalkan kelompoknya sehingga tidak bisa membentuk struktur tertentu.
13. Atom-atom zat cair dapat berpindah tempat (mengalir) karena gaya tarik-menarik yang
mengikat atom-atom zat cair tidak sekuat seperti pada partikel-partikel zat padat.
14. Zat cair mengalir untuk dapat berubah bentuk yang sesuai dengan wadahnya.
15. Karena zat cair dapat berubah bentuk memiliki ukuran atau volume yang tetap.
16. Gambar [c] menunjukkan pola dari atom-atom yang menyusun zat gas.
17. Pada zat gas, jarak antar atom-atomnya sangat berjauhan.
18. Atom-atom yang berjauhan mengakibatkan gaya tarik-menariknya dapat diabaikan.
19. Atom-atom zat gas secara bebas bergerak dalam wadahnya, dengan sangat cepat
sehingga tidak bisa membentuk struktur tertentu.
20. Dalam zat gas terjadi tumbukan atom satu dengan atom yang lain, beserta atom dengan
dinding wadahnya.
21. Akibat tumbukan antar atom inilah mengakibatkan gas menghasilkan tekanan.
22. Zat gas menghasilkan tekanan menyebabkan zat gas memiliki ukuran atau volume
tidak tetap.
23. Zat gas cepat mengisi wadah yang ditempatinya (dengan kata lain bentuknya tidak
tetap).
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
24. Pada zat padat, atom-atom saling berdekatan dalam susunan teratur, diikat cukup kuat
oleh gaya tarik-menarik antar partikel namun tetap dapat bergetar dan berputar di
tempatnya tetapi tidak bebas untuk mengubah kedudukannya, akibatnya atom-atom
tersebut cenderung membentuk struktur tertentu. Sehingga zat padat memiliki bentuk,
ukuran, dan volume yang tetap.
25. Pada zat cair, jarak antar atom lebih jauh dibandingan pada zat padat. Atom-atom dapat
berpindah tempat (karena gaya tarik-menarik yang mengikat atom tidak kuat). Zat cair
dapat berubah bentuk atau ukuran atau volume yang tetap.
26. Pada zat gas, jarak antar atom-atomnya sangat berjauhan sehingga gaya tariknya dapat
diabaikan. Atom-atom zat gas bebas bergerak dengan cepat dalam wadah sehingga
tidak bisa membentuk struktur tertentu. Tumbukan antar partikel mengakibatkan zat gas
menghasilkan tekanan sehingga memiliki ukuran, volume, dan bentuk tidak tetap.
Langkah 5 : Generalisasi
27. Pada zat padat atom-atom saling berdekatan dalam suatu susunan teratur, Zat padat
memiliki bentuk, ukuran, dan volumenya tetap.
28. Pada zat cair, jarak antar atom-atomnya lebih jauh dibandingan pada zat padat, bentuk
sesuai dengan wadahnya yang mengakibatkan ukuran dan volume tetap.
29. Pada zat gas, jarak antar atom-atomnya sangat berjauhan, atom-atom zat gas secara
bebas bergerak dalam wadahnya, ukuran atau volume tidak tetap.
Soal No.2
Kristalin adalah kristal-kristal kecil yang membentuk kristal tunggal. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Apakah kristalin yang membentuk kristal tunggal?
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
3. Kristalin adalah kristal-kristal kecil.
Langkah 3 : Self-Explanation
4. Benda padat dikatakan berbentuk kristal apabila penyusunnya, misalnya atom, teratur
dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang.
5. Zat padat polikristal dibentuk oleh sejumlah besar kristal-kristal kecil.
6. Kristal-kristal kecil itu disebut kristalin.
7. Arah atau orientasi kristal-kristal kecil pada umumnya berbeda.
8. Perbedaan orientasi menimbulkan ronga-rongga kosong di antara gumpalan-gumpalan
kristalin.
9. Jika zat padat hanya terdiri dari sebuah kristalin saja, maka disebut dengan kristal
tunggal.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Setuju jika kristalin adlah kristal-kristal yang membentuk kistal tunggal.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Kristal-kristal kecil disebut kristalin.
12. Zat padat polikristal dibentuk oleh sejumlah besar kristal-kristal kecil (kristalin).
Soal No.3
Bila kristal air mencair, maka akan terjadi penguraian molekul H2O menjadi ion-ion
H+ dan O
2- sehingga ion-ion tersebut bergerak saling mendekati satu sama lain karena
muatan keduanya berlawanan. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Apakah pada saat kristal air mencair terjadi penguraian molekul H2O menjadi ion-
ion H+ dan O
2- sehingga ion-ion tersebut bergerak saling mendekati karena muatan
keduanya berlawanan?
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen.
3. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom.
Langkah 3 : Self-Explanation
4. Kristal es dibangun oleh penyusunnya yang berupa molekul-molekul air H2O.
5. Satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen
6. Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus
bangun atau rumus struktur.
7. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan
elektron ikatan dengan sepotong garis. Misalnya,
8. Kristal es memiliki dipol listrik dalam setiap molekulnya.
9. Ikatan dalam kristal es jauh lebih lemah. Sehingga kristal es melebur dan terurai
menjadi molekul-molekul air.
H2O(s) 2H+ + O
2-
10. Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua
atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen.
11. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki
sejumlah momen dipol.
H-O-H . .
12. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini
membuat masing-masing molekul saling berdekatan.
13. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
14. Setuju. Pada saat kristal air mencair terjadi penguraian molekul H2O menjadi ion-
ion H+ dan O
2- sehingga ion-ion tersebut bergerak saling mendekati karena
muatan keduanya berlawanan.
Langkah 5 : Generalisasi
15. Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Jika, kristal air mencair terjadi penguraian molekul H2O menjadi
ion-ion H+ dan O
2-.
Soal No.4
Diskusikanlah tentang syarat-syarat suatu bahan disebut kristal!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Apakah persyaratan suatu bahan bisa disebut sebagai kristal?
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Langkah 3 : Self-Explanation
3. Distribusi setimbang atom-atom mendefinisikan struktur padatan, yang terdiri dari tiga
bagian besar.
4. Tiga bagian besar tersebut adalah kristalin, amorf, dan polikristal.
5. Dalam zat padat kristal, atom terdistribusi relatif teratur terhadap yang lain.
6. Suatu benda padat berbentuk kristal, apabila penyusunnya (atom, ion, atau molekul)
tersusun secara teratur dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang.
7. Bahan kristal memiliki simetri translasi.
8. Arti dari simetri translasi adalah apabila seluruh kristal digeser sejauh vektor kisi maka
keadaannya tetap sama.
9. Vektor kisi dapat dirumuskan sebagai berikut: bnanR
21
10. Keterangannya (n1, n2) adalah pasangan bilangan bulat.
11. Sedangkan bdana
adalah vektor basis.
12. Vektor basis yaitu vektor yang menghubungkan dua buah atom. Sehingga, kristal
bersifat invarian terhadap translasi semacam itu.
13. Kristal sempurna mempunyai keperiodikan tak berhingga.
14. Namun, kenyataannya, tidak mungkin mempreparasi kristal sempurna karena berbagai
keterbatasan fisis.
15. Berbagai keterbatasan fisis adalah,
a) adanya permukaan kristal karena ukurannya terbatas (tidak tak berhingga)
b) tidak mungkin dipreparasi kristal tanpa cacat geometrik
c) tidak mungkin dipreparasi kristal tanpa ketakmurnian zat
d) pada suhu T>0 K atom penyusun kristal bergetar harmonik di sekitar titik
setimbangnya dengan caranya masing-masing
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
16. Dalam zat padat kristal, atom terdistribusi relatif teratur terhadap yang lain. Syarat
benda padat berbentuk kristal, apabila penyusunnya (atom, ion, atau molekul) tersusun
secara teratur dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang. Bahan kristal
memiliki simetri translasi.
Langkah 5 : Generalisasi
17. Syarat benda padat berbentuk kristal adalah (a) penyusunnya (atom, ion, atau molekul)
teratur dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang, dan (b) memiliki simetri
translasi.
Soal No.5
Diskusikanlah tentang kisi kristal!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan kisi kristal?
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Kisi kristal adalah pola geometrik dari kedudukan setimbang tiap atom sebagai suatu titik.
Langkah 3 : Self-Explanation
3. Dalam kristalografi (bahasan geometri kristal), setiap atom dalam kristal dianggap
sebagai suatu titik, tepat pada kedudukan setimbang tiap atom itu di dalam ruang.
4. Pola geometrik yang diperoleh dinamakan kisi kristal.
5. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola geometrik dari kedudukan setimbang tiap atom
sebagai suatu titik dinamakan kisi kristal
6. Istilah kisi adalah terjemahan dari kata “lattice”.
7. Berbeda dengan istilah kisi optik yang telah dikenal selama ini, yaitu terjemahan dari
kata “grating”.
8. Terdapat dua macam kisi kristal, yaitu Baravais dan non-Bravais.
9. Kisi Bravais jika seluruh titik kisinya ekivalen
10. Sedangkan, kisi non-Bravais jika kisi mengandung beberapa titik yang tidak ekivalen.
11. Kisi non-Bravais dapat dijadikan Bravais dengan cara menyatukan beberapa titik yang
tidak ekivalen menjadi basis.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Istilah kisi adalah terjemahan dari kata “lattice”. Pola geometrik dari kedudukan
setimbang tiap atom sebagai suatu titik dinamakan kisi kristal.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Pola geometrik dari kedudukan setimbang tiap atom sebagai suatu titik dinamakan kisi
kristal.
14. Terdapat dua macam kisi kristal, yaitu kisi kristal Bravais dan kisi kristal non-Bravais.
Soal No.6
Titik-titik kisi membentuk segienam-segienam beraturan yang saling menyambung satu
sama lain. Titik-titik kisi tersebut membentuk kisi kristal Bravais. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan
1. Apakah kisi kristal Bravis terbentuk dari titik-titik kisi yang berbentuk segienam dan
saling menyambung?
Langkah 2 : Faktor-Faktor yang Berpengaruh
2. Kisi disebut sebagai kisi bravais jika seluruh titik kisinya ekivalen.
Langkah 3 : Self-Explanation
3. Terdapat macam kisi yaitu kisi kristal Bravais dan kisi kristal non-Bravais.
4. Kisi kristal dinyatakan sebagai kisi kristal Bravais jika seluruh titik kisinya ekivalen.
5. Perhatikan gambar berikut ini
4
3 2
1
B C
D A
[a] [b]
6. Gambar [a] menunjukkan kisi kristal kotak dan gambar [b] menunjukkan kisi kristal
lingkaran silang.
7. Kotak dan lingkaran silang tersebut diumpamakan sebagai atom-atom penyusun zat
padat.
8. Meskipun hanya dihambarkan masing-masing berjumlah empat, maka diasumsikan
pada arah x dan arah y terdapat atom-atom dengan jumlah tak terbatas.
9. Kedua kisi [a] dan [b] adalah Bravais karena semua atom memenuhi simetri translasi
atau ekivalen.
10. Apabila atom 1 digeser ke 4, maka atom 4 menempati atom di sebelah kanannya, atom
2 menempati 3, atom 3 menempati atom di sebelah kanannya, dan seterusnya. Karena
atom-atomnya ekivalen, maka pola kisi hasil translasi tidak berbeda dengan
sebelumnya.
11. Hal tersebut pada nomor 9 juga terjadi pada kisi kristal lingkaran silang.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Setuju dengan pernyataan bahwa “Titik-titik kisi membentuk segienam-segienam
beraturan yang saling menyambung satu sama lain. Titik-titik kisi tersebut membentuk
kisi kristal Bravais”.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Kisi kristal Bravais terbentuk dari titik-titik kisi yang membentuk segienam-segienam
beraturan yang saling menyambung satu sama lain.
Soal No.7
Bandingkanlah sel satuan primitip dan non-primitip!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apa perbandingan antara sel satuan primitip dan non-primitip?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Sel satuan primitip dan non-primitip mempunyai perbandingan.
3. Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan
membentuk struktur kisi suatu kristal.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Sel satuan dibagi menjadi 2, yakni sel satuan primitip dan non-primitip.
5. Sel satuan primitip memiliki satu atom per selnya.
6. Sel satuan primitip digambarkan sebagai lingkaran.
7. Buatlah 4 sel satuan atom yang bertetanggaan.
8. Gambarlah dari setiap atom, sel tersebut hanya memperoleh ¼ bagian lingkaran.
9. Sedangkan ¾ bagian lainnya dimiliki oleh tiga sel satuan tetangganya.
10. Oleh karena itu dari keempat pojoknya, sel satuan memperoleh 4 x ¼ = 1 atom.
11. Ciri sel satuan primitip adalah atom-atomnya hanya terdapat pada pojok-pojoknya.
12. Berikut ini merupakan sel satuan primitip.
13. Sel satuan non-primitip memiliki lebih dari satu atom per selnya.
14. Sel satuan non-primitip digambarkan sebagai lingkaran.
15. Buatlah 4 sel satuan atom yang bertetanggaan.
16. Gambarlah dari setiap atom, dimana dari keempat pojoknya, sel satuan memperoleh 4 x
¼ = 1 atom.
17. Sedangkan 1 atom di dalam sel satuan dimiliki sendiri oleh sel tersebut.
18. Maka sel satuan tersebut memiliki 2 atom perselnya.
19. Ciri sel satuan non-primitip adalah selain atom-atom pada pojok-pojoknya, masih
terdapat atom di bagian lain.
20. Berikut merupakan gambaran dari sel satuan non-primitip.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
21. Sel satuan dibagi menjadi 2, yakni sel satuan primitip dan non-primitip, dimana sel
satuan primitip memiliki satu atom per selnya, sedangkan sel satuan non-primitip
memiliki lebih dari satu atom per selnya.
Langkah 5 : Generalisasi
22. Sel satuan primitip memiliki satu atom per selnya.
Dengan Perolehan sel satuan
4 x ¼ = 1 dengan 2 x ½ = 1 Atau
23. Sel satuan non-primitip memiliki lebih dari satu atom per selnya.
Soal No.8
Diskusikanlah tentang parameter/konstanta kisi kristal a, b, dan c; dan sudut α, β, dan γ;
serta volume sel satuannya!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apa yang dimaksud dengan parameter/konstanta kisi kristal a, b, dan c; dan sudut α, β,
dan γ; serta volume sel satuannya! Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Selain dapat digambarkan dengan 2 dimensi kisi kristal dapat digambarkan dengan 3
dimensi.
3. Suatu distribusi atom-atom yang membangun sel satuan non-primitip, dapat dibuat sel
satuan primitipnya dengan ketentuan bahwa luas sel satuan non-primitipnya pasti sama
dengan kelipatan bulat dari luas sel satuan primitipnya.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Contoh dari kisi kristal tiga dimensi adalah FCC (face centered cubic) dan BCC (body
centered cubic).
5. Berikut diberikan gambar contoh kasus tiga dimensi kristal FCC vektor basis
𝒂 , 𝒃 , 𝒄 sudut sudut α , β, dan γ diantaranya .
6. FCC termasuk sel satuan non-primitip dengan 4 atom persel.
c
b
a
a α
β
γ
7. Dalam sel satuan non-primitip FCC dapat dibuat sel satuan primitip dengan vektor
basis primitip.
8. Berikut vektor basis primitipnya.
)ˆˆ)(2
( jia
a
; )ˆˆ)(2
( kja
b
, dan )ˆˆ)(2
( ika
c
9. Volume sel satuan non-primitip = a3
10. Volume sel satuan primitip adalah
= cba
= ¼ a3
11. Tampak bahwa Vsel non-primitip=4 Vsel primitip
12. Sedangkan kristal BCC yang memiliki sel satuan primitip dengan vektor basis primitip
sebagai berikut.
)ˆˆˆ)(2
()ˆˆˆ)(2
(),ˆˆˆ)(2
( jika
cdanikja
bkjia
a
\
13. Karena sel satuan non-primitip BCC mengandung 2 atom persel, maka Vsel non-primitip = 2
Vsel primitip.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
14. Kisi kristal dapat digambarkan dengan 3 dimensi.
15. Contoh dari kisi kristal tiga dimensi adalah FCC (face centered cubic) dan BCC (body
centered cubic).
16. Untuk sel satuan non-primitip FCC volumenya Vsel non-primitip=4 Vsel primitip.
17. Sedangkan untuk Sel satuan non-primitip BCC volumenya
Vsel non-primitip = 2 Vsel primitip.
Langkah 5 : Generalisasi
18. Sudut-sudut α , β, dan γ tidak dapat diubah.
19. Vektor basis dan Volume sel dari FCC dan BCC berbeda.
Soal No.9
Kristal memiliki simetri rotasi-1, simetri rotasi- 2, simetri rotasi-3, simetri rotasi-4, dan
simetri rotasi-6. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Benarkah kristal memiliki simetri rotasi-1, simetri rotasi- 2, simetri rotasi-3, simetri
rotasi-4, dan simetri rotasi-6?
Langkah Penyampaian Konsep Terkait
2. Kristal terbentuk apabila distribusi atom-atomnya teratur dan periodik.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Atom-atom dalam kristal bersifat invariant terhadap operasi rotasi 2/1, 2/2, 2/3,
2/4, dan 2/6.
4. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-1.
5. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-2.
6. Kisi ini memliki simetri rotasi-2. kristal yang memiliki simetri rotasi 2/2 akan
mempunyai distribusi atom-atom berbentuk elips dengan sisi kanan dan kiri sangan
berhimpit.
7. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-3.
12
11
10
9
8 7
6
5
4 3
2
1
8. Tanda X adalah pusat rotasi yang mengakibatkan rotasi 2/3 atom-atom berpindah
tempat dari atom 1 2 3, atom 7 8 9, atom 4 5 6, atom 10 11
12.
9. Memperhatikan bahwa konfigurasi akhir adalah sama dengan konfigurasi awal.
10. Kisi ini memliki simetri rotasi-3. kristal yang memiliki simetri rotasi 2/3 akan
mempunyai distribusi atom-atom berbentuk segitiga sama sisi.
11. Sehingga tampak bahwa semua ruang terisi oleh segitiga sama sisi tersebut.
12. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-4.
13. Kisi ini memliki simetri rotasi-4. kristal yang memiliki simetri rotasi 2/4 akan
mempunyai distribusi atom-atom berbentuk segi 4.
14. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-5.
15. Segilima-segilima beraturan tidak bisa menutup seluruh ruang.
16. Terdapat daerah kosong, yaitu daerah bayang-bayang.
17. Sehingga atom-atom dalam kristal tidak memiliki simetri rotasi 2/5.
18. Berikut ini diberikan contoh kisi dengan simetri rotasi-6.
19. Semua titik kisi ini akan memiliki simetri rotasi 2/6.
20. Memperhatikan bahwa kisi yang memiliki simetri rotasi 2/6 akan mempunyai
distribusi titik-titik atom berbentuk segienam beraturan.
21. Sehingga tampak bahwa semua ruang terisi oleh segienam beraturan tersebut
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
22. Menyetujui bahwa kristal hanya memiliki simetri rotasi sebanyak 5 macam, yaitu
rotasi-1, 2, 3, 4, dan 6,
Langkah 5 : Generalisasi
23. Kristal ternyata memiliki simetri rotasi sebanyak 5 macam, yaitu rotasi-1, 2, 3, 4, dan 6.
Soal No.10
Diskusikanlah tentang macam dasar kisi kristal 2 dan 3 dimensi!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apa yang dimaksud dengan macam dasar kisi kristal 2 dan 3 dimensi?
Langkah Penyampaian Konsep Terkait
2. Kisi kristal memiliki dasar kisi kristal 2 dan 3 dimensi.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Kondisi simetri translasi dalam kristal mempunyai konsekwensi terhadap terbatasnya
kemungkinan jenis kisi Bravais yang dapat terjadi, baik dalam kisi kristal dua maupun tiga
dimensi.
4. Dalam dua dimensi, kisi kristal yang mungkin sebanyak lima jenis, dapat ditabelkan seperti
berikut.
5. Untuk kasus tiga dimensi ternyata ada 14 buah kisi Bravais yang terlingkupi dalam 7 buah
sistem kristal.
6. Hal ini sebagai konsekuensi dari simetri rotasi sebuah kristal, yakni rotasi-1, 2, 3, 4, dan 6,
seperti disajikan dalam Tabel berikut.
7. Kisi Bravais P, C, I, F, dan R, masing-masing mengandung jumlah titik kisi persel
satuannya adalah 1, 2, 2, 4, dan 1.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
8. Dalam dua dimensi, kisi kristal hanya sebanyak lima jenis.
9. Sedangkan untuk kasus tiga dimensi ternyata ada 14 buah kisi Bravais yang terlingkupi
dalam 7 buah sistem kristal.
Langkah 5 : Generalisasi
10. Kisi kristal dua dimensi sebanyak 5 jenis.
11. Kisi kristal tiga dimensi sebanyak 14 jenis yang terlingkupi dalam 7 buah kristal.
Permasalahan diskusi Pertemuan II (Tugas 2)
Kristal Struktur Sederhana
Soal No.1
Dalam satu sel satuan Sodium Khlorida NaCl terdapat 13 ion Na+ dan 14 ion Clˉ.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah dalam satu sel satuan Sodium Khlorida NaCl terdapat 13 ion Na+ dan 14 ion
Clˉ?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Sel satuan padatan NaCl berbentuk kubus.
3. Padatan NaCl dibangun ion Na+ dan ion Cl
-.
Langkah 3 : Self Explanation
4. Na Cl mempunyai struktur FCC dengan basis satu atom Na dan satu atom Cl yang
terpisah sepanjang setengah diagonal ruang kubus.
5. FCC termasuk sel satuan non-primitip dengan 4 atom persel.
6. Sepanjang ketiga arah sumbu utama kubiknya terdapat atom Na dan Cl, seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah ini
7. Gambar di atas adalah gambar sel satuan kubus NaCl.
8. Ion Na+
digambar sebagai bola yang lebih kecil daripada Cl- karena Ion Na
+ dengan 10
elektron sedangkan ion Cl- dengan 18 elektron.
9. Secara sekilas pada gambar sel satuan kubus NaCl di atas, terdapat 14 ion Cl- dan 13
ion Na+.
10. Namun kenyataannya, sel satuan tersebut hanya memiliki 4 ion Cl- yang diperoleh dari
(8 x 1/8) + (1/2 x 6) = 4
11. Sel satuan kubus NaCl memilki 4 ion Na+
yang diperoleh dari (1/4 x 12) + 1 = 4.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Tidak setuju bahwa dalam satu sel satuan Sodium Khlorida (NaCl) terdapat 13 ion Na+
dan 14 ion Clˉ. Melainkan dalam satu sel satuan Sodium Khlorida (NaCl) terdapat 4 ion
Na+ dan 4 ion Clˉ.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Sel satuan padatan NaCl berbentuk kubus yang dibangun oleh ion Na+ dan ion C.
14. Satu sel satuan Sodium Khlorida (NaCl) terdapat 4 ion Na+ dan 4 ion Clˉ.
Soal No.2
NaCl dapat dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari dua susbkisi FCC,
masing-masing untuk Na+
dan Clˉ, yang saling menembus dengan jarak sejauh ½a satu
sama lain, yang mana a adalah konstanta kisi NaCl. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah benar jika NaCl dapat dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari
dua subkisi FCC, masing-masing untuk Na+
dan Clˉ, yang saling menembus dengan
jarak sejauh ½a satu sama lain?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Kisi Bravais jika seluruh titik kisinya ekivalen
3. FCC termasuk sel satuan non-primitip dengan 4 atom persel.
Langkah 3 : Self Explanation
4. Setiap sel satuan memiliki 4 perangkat NaCl yang atomya berkedudukan di
Cl : 0 0 0 ½ ½ 0 ½ 0 ½ 0 ½ ½
Na: ½ ½ ½ 0 0 ½ 0 ½ 0 ½ 0 0
5. Apabila sisi kubus adalah a, msks kedua atom terpisah sejauh ½ 3a
6. Untuk setiap atom memilki 6 atom tetangga terdekat yang berbeda jenis dengan jarak
pisah masing-masing ½ a.
7. Nilai konstanta a utuk NaCl adalah 5,63 A.
8. NaCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari dua subkisi
FCC, masing-masing untuk Na dan Cl, yang saling menembus.
9. Kedua subkisi tersebut terpisah sejauh ½a satu sama lain.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Setuju jika NaCl dapat dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari dua
subkisi FCC, masing-masing untuk Na+
dan Clˉ, yang saling menembus dengan jarak
sejauh ½a satu sama lain.
Langkah 5 : Generalisasi
11. NaCl dapat dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari dua subkisi FCC,
masing-masing untuk Na+
dan Clˉ, yang saling menembus dengan jarak sejauh ½a satu
sama lain.
Soal No.3
Dalam struktur Cesium Khlorida CsCl, setiap ion memiliki 6 tetangga terdekat dengan
jarak ½√3a, dimana a adalah konstanta kisi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah benar jika dalam struktur Cesium Khlorida CsCl, setiap ion memiliki 6
tetangga terdekat dengan jarak ½√3a?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. CsCl memiliki struktur SC dengan basis satu atom Cs dan satu atom Cl.
Langkah 3 : Self Explanation
3. CsCl memiliki struktur SC dengan basis satu atom Cs dan satu atom Cl.
4. Alternasi atom Cs dan Cl terdapat sepanjang diagonal ruang kubik, seperti terlihat pada
Gambar di bawah ini
5. Setiap sel satuan mengandung satu molekul CsCl, dengan posisi atom
Cs : 0 0 0 Cl : ½ ½ ½
6. CsCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravais yang terdiri dari dua subkisi
SC (kubik sederhana).
7. Masing-masing dibentuk oleh atom-atom Cs dan Cl, yang keduanya terpisah sejauh
½√3a (setengah diagonal ruang).
8. Jumlah titik terdekat setiap atom adalah 8 atom yang berbeda jenis.
9. CsCl memiliki konstanta kisi 4,11 Å.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Tidak setuju jika dalam struktur Cesium Khlorida CsCl, setiap ion memiliki 6 tetangga
terdekat dengan jarak ½√3a. Bukan 6 tetangga melainkan 8 tetangga.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Setiap ion Cesium Khlorida (CsCl), memiliki 8 tetangga terdekat dengan jarak ½√3a.
Soal No.4
Setiap sel satuan struktur intan, misalnya karbon, mengandung 8 atom C, yang mana 4
atomnya terletak di dalam sel satuan. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah benar jika setiap sel satuan struktur intan (karbon), mengandung 8 atom C,
yang mana 4 atomnya terletak di dalam sel satuan?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan
membentuk struktur kisi suatu kristal.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Struktur intan dapat dilihat sebagai struktur yang sel satuannya adalah sel FCC dengan
suatu basis, yakni dua atom C yang posisinya 0 0 0 dan ¼ ¼ ¼.
4. Struktur intan dapat pula dipandang sebagai gabungan dari dua subkisi FCC yang
saling menembus dengan titik asal, masing-masing 000 dan ¼ ¼ ¼.
5. Gambar di bawah ini menunjukkan proyeksi atom dalam struktur intan sel kubik pada
satu sisi kubik.
6. Bilangan pecahan menunjukkan ketinggian di atas bidang dasar.
7. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur kristal intan dengan ikatan tetrahedralnya.
8. Dalam setiap sel satuan terdapat 8 atom C dan bilangan koordinasinya adalah 4.
9. Keempat atom terdekat membentuk suatu tetrahedral, dengan pusat atom yang
bersangkutan.
10. Konfigurasi semacam itu sering dijumpai pada semikonduktor, dan dinamakan ikatan
tetrahedral.
11. Struktur intan merupakan contoh ikatan kovalen dalam unsur-unsur kolom IV tabel
periodik.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Setuju dan benar jika setiap sel satuan struktur intan (karbon), mengandung 8 atom C,
yang mana 4 atomnya terletak di dalam sel satuan.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Sel satuan struktur intan (karbon), mengandung 8 atom C, yang mana 4 atomnya
terletak di dalam sel satuan.
Soal No.5
Struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri dari dua atom
berbeda, yakni Zn dan S. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah benar jika struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang
terdiri dari dua atom berbeda, yakni Zn dan S?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Struktur intan dapat dilihat sebagai struktur yang sel satuannya adalah sel FCC dengan
suatu basis, yakni dua atom C yang posisinya 0 0 0 dan ¼ ¼ ¼.
3. ZnS memilki dua basis yang terdiri dari dua atom berbeda, yakni Zn dan S.
Langkah 3 : Self Explanation
4. Struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri dari dua atom
berbeda, yakni Zn dan S.
5. Setiap sel satuan memiliki 4 molekul ZnS dengan posisi atom
Zn : 0 0 0 0 ½ ½ ½ 0 ½ ½ ½ 0
S: ¼ ¼ ¼ ¼ ¾ ¾ ¾ ¼ ¾ ¾ ¾ ¼
6. Setiap atom memiliki jarak yang sama terhadap keempat atom yang berbeda
terdekatnya yang menempati pojok-pojok tetrahedron regular.
7. ZnS memiliki konstanta kisi 5,41 Å.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
8. Setuju jika struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri
dari dua atom berbeda, yakni Zn dan S.
Langkah 5 : Generalisasi
9. Struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri dari dua atom
berbeda, yakni Zn dan S.
Soal No.6
Struktur hexagonal close-packed (HCP) memiliki perbandingan konstanta kisi c/a=1,336.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Apakah benar jika struktur hexagonal close-packed (HCP) memiliki perbandingan
konstanta kisi c/a=1,336?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. HCP adalah kristal dengan struktur yang sederhana.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Banyak cara untuk menyusun bola identik dengan jumlah tak berhingga secara tertentu
sehingga menghasilkan susunan teratur yang memiliki fraksi kepadatan maksimum atau
ruang kosong antarbola minimum.
4. Gambar di atas melukiskan susunan satu lapis bola identik dengan pusat titik A, yang
mana tiap bola bersinggungan dengan enam bola tetangga terdekatnya.
5. Lapisan kedua yang identik ditempatkan paralel di atasnya (lapisan pertama) dengan
pusat titik B.
6. Penempatan lapisan ketiga memiliki dua kemungkinan, yakni
(a) dengan pusat titik A, sehingga terdapat urutan lapisan ABABAB…, dan menghasilkan
struktur HCP, dan
(b) dengan pusat titik C, sehingga terdapat urutan ABCABC…, dan menghasilkan
struktur FCC.
7. Lapisan pertama A merupakan bidang dasar untuk struktur HCP atau bidang (111)
untuk struktur FCC.
8. Struktur HCP memiliki sel primitip kisi heksagonal, tetapi dengan basis dua atom.
9. Sedangkan sel primitip FCC berbasis satu atom.
10. Baik HCP maupun FCC mempunyai perbandingan c/a =1,633 dan
11. Jumlah tetangga terdekat 12 buah atom, serta energi ikatan yang hanya bergantung pada
jumlah ikatan tetangga terdekat peratom.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Tidak setuju jika struktur hexagonal close-packed (HCP) memiliki perbandingan
konstanta kisi c/a=1,336, yang benar adalah 1,63.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Hexagonal close-packed (HCP) memiliki perbandingan konstanta kisi c/a=1,63.
Soal No.7
Bahan diskusi nomor 1 s/d 6, sesungguhnya meliputi struktur NaCl, CsCl, intan, ZnS, dan
HCP. Secara lengkap diskusi untuk kelimanya, sesungguhnya, meliputi (1) Bravais
dengan suatu basiskah? (2) non-Bravais yang terdiri dari beberapa kisi Bravais apa saja?
(3) dalam 1 sel satuan mengandung berapa atom (atau ion), dan dimanakah posisi-posisi
atom (atau ion) tersebut? (4) berapa jumlah tetangga terdekat, dan berapa jaraknya? (5)
kristal apa saja yang memiliki struktur untuk masing-masing struktur di atas?
Jawab :
Langkah 1 : Deskripsi singkat permasalahan
1. Untuk struktur NaCl, CsCL, intan, ZnS, dan HCP
a) Apakah Bravais dengan suatu basis?
b) Non-Bravais yang terdiri dari beberapa kisi Bravais apa saja?
c) Berapa dan dimanakah posisi atom (atau ion) dalam 1 sel satuan?
d) Berapa jumlah tetangga terdekat, dan berapa jaraknya?
e) Kristal apa saja yang memiliki struktur untuk masing-masing struktur di atas?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Kisi Bravais jika seluruh titik kisinya ekivalen
3. Kisi non-Bravais jika kisi mengandung beberapa titik yang tidak ekivalen.
4. Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan
membentuk struktur kisi suatu kristal.
Langkah 3 : Self Explanation
5. – Dalam kisi Bravais, seluruh titik kisi adalah ekivalen, artinya kisi bersifat
invarian terhadap operasi simetri translasi.
- Untuk NaCl mempunyai struktur FCC dengan dengan basis satu atom Na dan satu
atom Cl yang terpisah sepanjang setengah diagonal ruang kubus.
- CsCl memiliki struktur SC dengan basis satu atom Cs dan satu atom Cl.
- Struktur intan dapat dilihat sebagai struktur yang sel satuannya adalah sel FCC
dengan suatu basis, yakni dua atom C yang posisinya 0 0 0 dan ¼ ¼ ¼.
- Struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri dari dua
atom berbeda, yakni Zn dan S.
6. - NaCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari dua
subkisi FCC, masing-masing untuk Na dan Cl, yang saling menembus.
- CsCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravais yang terdiri dari dua
subkisi SC (kubik sederhana).
- Struktur intan dapat pula dipandang sebagai gabungan dari dua subkisi FCC yang
saling menembus dengan titik asal, masing-masing 000 dan ¼ ¼ ¼.
- ZnS juga dapat dikatakan sebagai struktur Non-Bravais, karena terdiri dari dua
atom berbeda yaitu Zn san S.
7. - Setiap sel satuan memiliki 4 perangkat NaCl yang atomya berkedudukan di
Cl : 0 0 0 ½ ½ 0 ½ 0 ½ 0 ½ ½
Na: ½ ½ ½ 0 0 ½ 0 ½ 0 ½ 0 0
- Pada struktur CsCl, ion Cs+ sebanyak 8 ion. Tetapi yang dimilki oleh sel satuan
tersebut hanya satu ion. Posisi yang paling gampang adalah di pusat koordinat
yaitu 000. Ion Cs+ dengan posisi lain menjadi milik sel satuan tetangga-
tetangganya. Ion Cl- posisinya di tengah-tengah body sel satuan yaitu ½ ½ ½.
- Pada struktur intan, setiap sel satuan terdapat 8 atom C, yang posisinya 000 dan ¼
¼ ¼.
- Pada struktur ZnS setiap sel satuan memiliki 4 molekul ZnS dengan posisi atom
Zn : 0 0 0 0 ½ ½ ½ 0 ½ ½ ½ 0
S: ¼ ¼ ¼ ¼ ¾ ¾ ¾ ¼ ¾ ¾ ¾ ¼
8. – NaCl = setiap atom memilki 6 atom tetangga terdekt yang berbeda jenis
dengan jarak ½ a
- CsCl = memiliki 8 tetangga terdekat dengan jarak ½√3a.
- Intan = memiliki 4 atom tetangga terdekat. Keempat atom terdekat membentuk
suatu tetrahedral, dengan pusat atom yang bersangkutan.
- ZnS = memiliki 4 atom tetangga terdekat. Setiap atom memiliki jarak yang sama
terhadap keempat atom yang berbeda terdekatnya yang menempati pojok-pojok
tetrahedron reguler.
- HCP = baik HCP maupun FCC memilki perbandingan c/a =1,633 dan jumlah
tetangga terdekat 12 buah atom
9. - kristal yang memiliki struktur NaCl adalah LiH, MgO, MnO, AgBr, PbS, KCl,
dan KBr
- Kristal yang memiliki struktur CsCl adalah BeCu, AlNi, CuZn, CuPd, AgMg, LiHg,
NH4Cl, TlBr, dan TlI
- Kristal yang memiliki struktur intan adalah Ge, Si, C, timah putih
- ZnS adalah CuF, SiC, CuCl, AlP, GaP, ZnSe, GaAs, AlAs, CdS, InSb, dan AgI
- HCP adalah He, Be, Mg, Ti, Zn, Cd, Co, Y, Zr, Gd, dan Lu
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. NaCl, CsCl, ZnS, HCP, dan intan memilki ciri-ciri dan struktur yang berbeda-beda.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Dalam kisi Bravais, seluruh titik kisi adalah ekivalen yang meliputi struktur NaCl,
CsCl, intan, dam ZnS.
12. NaCl, CsCl, ZnS, dan intan dapat dipandang sebagai kisi Non-Bravais.
13. Dalam satu sel NaCl, CsCl, ZnS, HCP, dan intan memilki jumlah dan posisi atom yang
berbeda-beda.
14. Jumlah tetangga terdekat dan jaraknya NaCl, CsCl, ZnS, HCP, dan intan berbeda-beda.
15. Terdapat banyak kristal yang memilki struktur seperti NaCl, CsCl, ZnS, HCP, dan
intan.
Permasalahan diskusi Pertemuan III (Tugas 3)
Geometri Kristal
Soal No. 1
Gambarlah arah [011] dan [121] dalam sel satuan ortorombik!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Bagaimana gambaran arah [011] dan [121] dalam sel satuan ortorombik?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Menggambarkan arah sel satuan otorombik.
3. Dimana sel satuan otorombik itu merupakan kisi kristal 3 dimensi.
4. Menggambarkan arah [011] dan [121] dalam sel satuan ortorombik.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
5. Arah tertentu dalam kisi dinyatakan oleh vektor kisi (1.2), yaitu 𝑅 = 𝑛1𝑎 + 𝑛2𝑏 +
𝑛3𝑐 .
6. Arah vektor 𝑅 dinyatakan dengan 𝑛1 𝑛2 𝑛3 , yang lazimnya dalam perbandingan
bilangan bulat terkecil.
7. Dimana semua arah yang sejajar memiliki indeks yang sama.
8. Sistem kristal ortorombik memiliki geometri kristal a ≠ b ≠ c dan α = β = γ = 900
.
9. Kisi Bravaisnya P , C, I, F.
10. Memiliki simetri khas tiga sumbu rotasi-2 ortogonal.
11. Berikut adalah gambar arah [011] dalam sel satuan otorombik.
12. Berikut adalah gambar arah [121] dalam sel satuan otorombik.
b
a
c
b
a
c
2b
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
13. Gambar arah [011] dan arah [121] dalam satuan ortorombik adalah anak panah yang
berwarna merah.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Sistem kristal ortorombik tiga sumbu rotasi-2 ortogonal.
Soal No. 2
Arah [100] dan [010] dalam sistem tetragonal adalah ekivalen. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar arah [100] dan [010] dalam sistem tetragonal adalah ekivalen?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Menggambar arah [100] dan [010] dalam sel satuan sistem tetragonal.
3. Ekivalen itu dilihat dari manapun tetap sama.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Sistem kristal tetragonal memiliki geometri kristal a = b ≠ c dan α = β = γ = 900
.
5. Kisi Bravaisnya P , I.
6. Memiliki simetri khas sebuah sumbu rotasi-4.
7. Apabila sel satuan yang ditinjau mempunyai simetri rotasi maka ada arah non paralel
yang kesimetriannya merupakan arah yang ekivalen.
8. Berikut adalah gambar arah [100] dalam sel satuan sistem tetragonal.
9. Berikut adalah gambar arah [010] dalam sel satuan sistem tetragonal.
b
a
c
b
a
c
10. Gambar arah [100] dan arah [010] dalam satuan ortorombik adalah anak panah yang
berwarna merah.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
15. Menyetujui bahwa arah [100] dan [010] dalam sistem tetragonal adalah ekivalen karena
arahnya simetri, dimana sisi a = sisi b.
Langkah 5 : Generalisasi
16. Sistem kristal tetragonal memiliki arah yang ekivalen.
Soal No. 3
Gambarlah bidang (113), (020), dan (001) dalam sel satuan kubik!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Bagaimana gambaran bidang (113), (020), dan (001) dalam sel satuan kubik?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Menggambarkan arah sel satuan kubik.
3. Menggambarkan bidang (113), (020), dan (001) dalam sel satuan kubik.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Sistem kristal kubik memiliki geometri kristal a = b = c dan α = β = γ = 900
.
5. Kisi Bravaisnya P , I, F.
6. Memiliki simetri khas Empat sumbu rotasi-3 sepanjang diagonal Kubus.
7. Dalam satuan sel yang memiliki simetri rotasi, beberapa bidang nonparalel (hkl) adalah
ekivalen karena kesimetriannya, dan dinotasikan dengan {hkl}.
8. Dimana bidang memotong sepanjang sumbu vektor basis 𝑎 , 𝑏 , dan 𝑐 , masing-masing pada
x, y dan z.
9. Didapatkan perangkat tiga bilangan 𝑥
𝑎 𝑦
𝑏 𝑧
𝑐 , dan diambil kebalikannya
𝑎
𝑥 𝑏
𝑦 𝑐
𝑧 .
10. Berikut adalah gambar bidang (113) dalam sel satuan kubik.
b
a
c
Bidang (113)
11. Berikut adalah gambar bidang (020) dalam sel satuan kubik.
12. Berikut adalah gambar bidang (001) dalam sel satuan kubik.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
13. Gambar bidang (113), (020), dan (001) dalam sel satuan kubik ditunjukkan oleh
gambar di atas (bidang berwarna).
Langkah 5 : Generalisasi
14. Kristal dalam sel satuan kubik memiliki bidang kristal yang berbeda-beda.
Soal No. 4
Representasi bidang dalam kristal, misalnya bidang (200), sesungguhnya terdiri dari
bidang-bidang sejajar dalam jumlah besar yang mana satu dengan yang lain memililiki
jarak tertentu. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar representasi bidang dalam kristal, misalnya bidang (200), sesungguhnya
terdiri dari bidang-bidang sejajar dalam jumlah besar yang mana satu dengan yang lain
memililiki jarak tertentu?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Jarak antar bidang maka direpresentasikan suatu bidang datar dalam suatu kisi kristal
diungkapkan oleh indek Miller (hkl).
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Bidang kristal dalam sel satuan dilukiskan dengan bidang (hkl).
b
a
c Bidang (020)
b
a
c Bidang (001)
4. Bidang (hkl) diartikan sebagai kumpulan bidang paralel yang mempunyai representasi
indeks miller yang sama.
5. Sehingga Bidang (hkl) seolah – olah hanya terdiri dari 1 bidang atau lebih bidang yang
hanya ada dalam sel satuan tersebut.
6. Dimana pada kenyataannya, bidang (hkl) merupakan sekumpulan bidang parallel yang
memliki representasi indeks miller yang sama dengan jarak antar bidang tertentu.
7. Berikut adalah gambar bidang (200).
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
8. Menyetujui bahwa representasi bidang dalam kristal, misalnya bidang (200),
sesungguhnya terdiri dari bidang-bidang sejajar dalam jumlah besar yang mana satu
dengan yang lain memililiki jarak tertentu.
Langkah 5 : Generalisasi
9. Bidang kristal dapat direpresentasikan dengan sejumlah bidang sejajar dengan jarak
tertentu.
Soal No. 5
Jarak antarbidang (010) dalam sistem tetragonal adalah b. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar jarak antar bidang (010) dalam sistem tetragonal adalah b?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Menggambarkan jarak antar bidang (010) dalam sistem tetragonal.
3. Apabila ingin menggambarkan jarak antar bidang maka direpresentasikan suatu bidang
datar dalam suatu kisi kristal diungkapkan oleh indek Miller (hkl).
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Sistem kristal tetragonal memiliki geometri kristal a = b ≠ c dan α = β = γ = 900
.
5. Kisi Bravaisnya P , I.
b
a
c
Jarak antar bidang
x (tertentu)
6. Memiliki simetri khas sebuah sumbu rotasi-4.
7. Dalam satuan sel yang memiliki simetri rotasi, beberapa bidang non paralel (hkl) adalah
ekivalen karena kesimetriannya, dan dinotasikan dengan {hkl}.
8. Dimana bidang memotong sepanjang sumbu vektor basis 𝑎 , 𝑏 , dan 𝑐 , masing-masing pada
x, y dan z.
9. Didapatkan perangkat tiga bilangan 𝑥
𝑎 𝑦
𝑏 𝑧
𝑐 , dan diambil kebalikannya
𝑎
𝑥 𝑏
𝑦 𝑐
𝑧 .
10. Berikut adalah gambar arah bidang (010) dalam sel satuan sistem tetragonal.
11. Karena yang ditanyakan jarak antar bidang maka kita perlu menggambarkan kristal
dengan sistem tetragonal lebih dari satu.
12. Struktur kristal teratur dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang.
13. sehingga dapat digambar sebagai berikut.
14. Peninjauan dari gambar di atas merupakan tinjauan secara kualitatif.
15. Sedangkan apabila kita meninjau secara kuantitatif sebagai berikut.
16. Menggunakan persamaan jarak antar bidang Miller :
1
𝑑=
ℎ
𝑎
2
+ 𝑘
𝑏
2
+ 𝑙
𝑐
2
1
𝑑=
0
𝑎
2
+ 1
𝑏
2
+ 0
𝑐
2
1
𝑑= 0 +
1
𝑏
2
+ 0
1
𝑑=
1
𝑏
2
b b b
b
a
c Sisi yang terarsir warna
abu-abu merupakan
bidang (010)
b
b
a
c
Sisi bidang
[010]
b
1
𝑑=
1
𝑏
𝑑 = 𝑏
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
17. Menyetujui bahwa jarak antar bidang (010) dalam sistem tetragonal adalah b dimana
dapat dibuktikan dengan tinjauan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Langkah 5 : Generalisasi
18. Setiap bidang kristal dalam sel satuan memiliki jarak antar bidang tertentu.
Soal No. 6
Dalam kristal Body Centered Cubic (BCC), hubungan jari-jari atom r dan konstanta kisi a
memenuhi persamaan 4r=a 2 . Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar dalam kristal Body Centered Cubic (BCC), hubungan jari-jari atom r dan
konstanta kisi a memenuhi persamaan 4r=a 2 ?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Hubungan antara parameter kisi, yakni ukuran a, b, dan c dalam sel satuan, dan jari-jari
atom dalam sel satuan bergantung pada jumlah atom dan pola distribusi atom-atom
dalam sel satuan.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Kristal BCC (Body Centered Cubic) merupakan kubik berorientasi ruang.
4. Kristal BCC dapat digambarkan sebagai berikut.
5. Gambar sebelah kiri adalah kisi kristal BCC.
6. Bila diambil garis sepanjang diagonal ruang (gambar kanan).
7. Apabila digambarkan atom-atom berukuran sesungguhnya, maka tampak bahwa 3 atom
saling merapat sepanjang diagonal ruang a 3 .
8. Dimana a adalah konstanta kisi.
4r=a 3
9. Dengan demikian terdapat hubungan 4r=a 3 .
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Tidak menyetujui bahwa dalam kristal Body Centered Cubic (BCC), hubungan jari-jari
atom r dan konstanta kisi a memenuhi persamaan 4r=a 2 . Karena hubungan jari-jari
atom r dan konstanta kisi a memenuhi persamaan 4r=a 3 .
Langkah 5 : Generalisasi
11. Hubungan antara parameter kisi dan jari-jari atom dalam sel satuan bergantung pada
jumlah atom dan pola distribusi atom-atom dalam sel satuan.
12. Dimana untuk BCC memiliki hubungan dengan persamaan 4r=a 3 .
Soal No. 7
Kristal kubik primitip (Simple Cubic = SC) memiliki kerapatan 1 atom per volume a3,
dimana a adalah konstanta kisi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar kristal kubik primitip (Simple Cubic = SC) memiliki kerapatan 1 atom
per volume a3, dimana a adalah konstanta kisi?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan
membentuk struktur kisi suatu kristal.
3. Sehingga kerapatan massa suatu kristal secara keseluruhan dapat dicari dari kerapatan
massa sel satuan.
4. Kristal kubik primitip (Simple Cubic = SC) memiliki nilai kerapatan.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
5. Konstanta kisi Kristal kubik primitip (Simple Cubic = SC) adalah a=b=c.
6. Berikut merupakan gambar dari kristal Simple Cubic (SC).
7. Kristal Simple Cubic (SC) memiliki konstanta kisi a=b=c yang sering disebut a.
8. Volume kristal Simple Cubic (SC) adalah axaxa= a3 .
9. Atom dalam sel satuan yaitu 1 atom di dalam ruang kubik.
10. Dimana kerapatan atom = jumlah atom dalam sel satuan / volume.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
11. Menyetujui bahwa kristal kubik primitip (Simple Cubic = SC) memiliki kerapatan 1
atom per volume a3, dimana a adalah konstanta kisi yang berada di dala ruang tengah
rongganya.
Langkah 5 : Generalisasi
12. Kristal Simple Cubic (SC) memiliki kerapatan 1 atom per volume a3 .
Soal No. 8
Kristal Face Centered Cubic (FCC) memiliki fraksi kepadatan 2/6. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar kristal Face Centered Cubic (FCC) memiliki fraksi kepadatan 2/6?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Fraksi kepadatan didefinisikan sebagai proporsi maksimum dari luas (dua dimensi) atau
volume (tiga dimensi) yang ada yang dapat diisi oleh lingkaran (dua dimensi) atau bola
(tiga dimensi) atom dalam sebuah sel satuan.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Kristal Face Centered Cubic (FCC) memiliki nilai fraksi kepadatan tertentu.
4. Kristal FCC termasuk sel satuan non-primitip dengan 4 atom persel.
5. Berikut merupakan gambar dari kristal FCC.
6. Bila diambil garis diagonal bidang muka (gambar kanan)
7. Tampak bahwa 3 atom saling merapat sepanjang diagonal bidang a 2 .
8. Sehingga terdapat hubungan 4r=a 2 .
9. Berikut persamaan Fraksi kepadatan sel satuan kristal FCC.
4r=a 2
4r=a 2
10. 𝐹 = 𝑁 4/3 𝜋𝑟3
𝑉 , dimana N = jumlah atom dalam sel satuan, r = jari-jari bola atom, dan
V = volume sel satuan.
11. Sehingga didapatkan persamaan berikut.
74,06
24
2)3/4(
3
3
a
a
F
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Menyetujui bahwa kristal Face Centered Cubic (FCC) memiliki fraksi kepadatan
2/6.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Setiap geometri struktur kristal diantaranya adala SC, BCC, FCC, HCP, Intan masing-
masing memiliki nilai fraksi kepacdatan yang berbeda-beda.
Soal No. 9
Logam Natrium memiliki massa jenis 1.011,89 kg/m3. Diskusikanlah cara memperoleh
harga tersebut berdasarkan data-data sel satuannya!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar logam Natrium memiliki massa jenis 1.011,89 kg/m3?
2. Bagaimana cara memperoleh harga tersebut berdasarkan data-data sel satuannya?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
3. Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan
membentuk struktur kisi suatu kristal.
4. Sehingga kerapatan massa suatu kristal secara keseluruhan dapat dicari dari kerapatan
massa sel satuan.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
5. Logam Natrium (Na) berstruktur BCC (Body Centered Cubic).
6. Memiliki parameter kisi a=4,225 Ao
= 4,225. 10-10
m3.
7. Memiliki berat atom 22,99 sma= 22,99 kg/mol.
8. Setiap 1 kmol zat mengandung NA=6,025.1026
atom dan BA kg zat tersebut.
9. Dengan demikian setiap atom memiliki massa BA/NA.
10. Sehingga kerapatan sel satuan (massa jenisnya) dihitung dengan persamaan berikut.
𝜌 = 𝑚/𝑉 𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝜌 = 𝑁 𝑚𝑎𝑡𝑜𝑚
𝑉 𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝜌 = 𝑁 (𝐵𝐴
𝑁𝐴)𝑉
𝑠𝑒𝑙 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝜌 = 2 𝑎𝑡𝑜𝑚
22,99
𝑘𝑔𝑚𝑜𝑙
6,025 .1026atomkmol
4,225.10−10 3 m3
𝜌 = 1.011,89 kg/m3
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
11. Berdasarkan data-data satuannya logam Natrium memiliki massa jenis 1.011,89 kg/m3.
Langkah 5 : Generalisasi
12. Logam Natrium memiliki massa jenis 1.011,89 kg/m3.
Permasalahan Diskusi Pertemuan IV (Tugas 4)
Difraksi Kisi Kristal
Soal No.1
Jika mengenai suatu bahan cahaya tampak maupun sinar-X akan berperilaku sama, yaitu
mengalami pembiasan, karena keduanya merupakan anggota dari gelombang
elektromagnetik. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar apabila suatu bahan, cahaya tampak maupun sinar-X akan berperilaku sama
yaitu mengalami pembiasan karena keduanya merupakan anggota dari gelombang
elektromagnetik?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Cahaya tampak
3. Sinar-X
4. Pembiasan
5. Gelombang elektromagnetik
Langkah 3 : Self Explanation
6. Terdapat perbedaan perilaku antara gelombang optik dan sinar-X saat mengenai
permukaan bahan
7. Perbedaan perilaku antara gelombang optik dan sinar-X saat mengenai permukaan bahan
diilutrasikan sebagai berikut.
n1
r
i
n2
Gb. 1 Hukum Snellius n1 sin i = n2 sin r Gb. 2 Hukum Bragg = 2 dhkl sin
sin i/sin r =n2/n1= tetap < 2dhkl
8. Gelombang optik dan sinar-X mempunyai perbedaan panjang gelombang
9. Gelombang optik memiliki panjang gelombang 4000-7000 Å sedangkan sinar-X memiliki
panjang gelombang sekitar 1,38 Å
10. Terdapat perbedaan perlakuan anatar gelombang optik dan sinar-X saat mengenai
permukaan bahan
11. Gelombang optik mengenai permukaan gambar yang menghasilkan (sebelah kiri)
gelombang terhambur elastis dengan atom-atom kristal
12. Gelombang optik mengalami refraksi optik biasa dan berlaku hukum Snellius
13. Sinar-X menghasilkan berkas difraksi yang arahnya sangat berbeda dengan atom berkas
datang
14. Sinar-X berlaku hukum Bragg dan mengalami refleksi pada saat mengenai suatu bahan
Langkah 4 : Kesimpulan
15. Tidak setuju apabila dikatakan jika mengenai suatu bahan cahaya tampak maupun sinar-X
akan berperilaku sama, yaitu mengalami pembiasan, karena keduanya merupakan anggota
dari gelombang elektromagnetik, karena jika mengenai suatu bahan cahaya tampak dan
sinar-X tidak berperilaku sama
Langkah 5 : Generalisasi
16. Apabila mengenai suatu bahan, cahaya tampak mengalami refraksi dan berlaku hukum
Snellius, sedangkan sinar-X mengalami refleksi dan berlaku hukum Bragg.
Soal No.2
Diskusikanlah mengapa sinar-X dapat membawa informasi dari suatu bahan yang dilaluinya,
sedangkan cahaya tampak tidak!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Jelaskan mengapa sinar-X dapat membawa informasi dari suatu bahan yang dilaluinya,
sedangkan untuk cahaya tampak tidak dapat!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Sinar-X
3. Informasi suatu bahan
4. Cahaya tampak
Langkah 3 : Self Explanation
5. Pada eksperimen difraksi kisi optik diperlukan dua alat utama yaitu sumber gelombang
optik dan kisi optik
6. Gelombang optik biasanya digunakan sinar laser He-Ne dengan panjang gelombang sekitar
632 nm. Sinar laaser mempunyai panjang gelombang dalam rentang 400-700 nm
7. Kisi optik yang digunakan berukuran 600 line/inch, artinya kisi ini memiliki konstanta kisi
600
1d inch = 92 10.10.5,2
600
1
nm = 41.670 nm
8. Secara teori difraksi kisi optik harus memnuhi persamaan Bragg yaitu 2 dhkl sin hkl= nλ
: 2d > λ. dhkl adalah jarak antar bidang (hkl) dalam kristal
9. Karena panjang gelombang yang digunakan dalam dhkl dalam orde Å maka panjang
gelombang yang digunakan juga harus dalam orde yang sama. Salah satu jenis gelombang
yang mempunyai orde yang sama yaitu sinar-X dengan panjang gelombang sekitar 1,38 Å
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Karena jarak antar atom-atom kristal padatan dalam orde angstom, maka yang dapat
digunakan untuk mengukur jarak antar bidang atom-atom kristal itu adalah sinar x,
sedangkan untuk cahaya tampak tidak bisa digunakan karena panjang gelombangnya
terlalu besar untuk ukuran atom-atom kristal padatan.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Sinar-X dapat membawa informasi pada suatu bahan yang dilaluinya sedangkan cahaya
tampak tidak dapat membawa informasi
Soal No.3
Dalam menjelaskan sinar-X yang mengenai permukaan bahan, teori hamburan
menghasilkan bahwa untuk terjadinya difraksi kisi haruslah faktor struktur geometri kristal
tidak boleh berharga nol. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar bahwa untuk menjelaskan sinar-X yang mengenai permukaan bahan teori
hamburan menghasilkan pernyataan untuk terjadinya difraksi kisi haruslah faktor struktur
geometri kristal tidak boleh berharga nol?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Sinar-X
3. Permukaan bahan
4. Difraksi kisi
5. Teori hamburan
6. Struktur geometri kristal
Langkah 3 : Self Explanation
7. Intensitas parsial gelombang terhambur sebanding dengan kuadrat besarnya medan (faktor
hamburan kristal)
I (
N
l
Rsi
alkrleff
1
)2
, dengan fal = panjang hamburan atom ke-l
8. okks
adalah vektor hamburan yang merupakan selisih antara vektor gelombang akhir
dan vektor gelombang awal (karena hamburan elastik kkko
, maka dihasilkan
sin2kss
) lR
adalah posisi atom dalam kristal
9. Posisi atom dapat ditinjau dalam sel satuannya, yaitu j
c
ll RR '
, dimana c
lR '
adalah
posisi sel satuan ke-l, dan j adalah posisi atom dalam sel satuan, sehingga faktor
hamburan kristal di atas dapat dinyatakan dalam bentuk faktorisasi fkr = F S dengan
j l
Rsisi
aj
clj eSdanefF
'
'
10. Masing-masing mengungkapkan faktor struktur geometri dan kisi. Faktor struktur kisi
hanya bergantung pada sistem kristal. Sedangkan faktor struktur geometri bergantung pada
bentuk geometri dan isi sel satuan.
11. Faktor struktur kisi tidak berharga nol, tetapi bernilai sama dengan jumlah atom dalam
kristal Shkl=N terjadi bila vektor hamburan sama vektor kisi resiprok hklGs
. Syarat ini
dinamakan syarat Bragg. Dari nilai sin2kss
dan 2hklhkl Gd
serta k=2/
didapatkan hukum Bragg 2 dhkl sin = .
Langkah 4 : Kesimpulan
12. Setuju bila dalam menjelaskan sinar-X yang mengenai permukaan bahan, teori hamburan
menghasilkan bahwa untuk terjadinya difraksi kisi haruslah faktor struktur geometri kristal
tidak boleh berharga nol, hal ini dijelaskan dalam persamaan oleh hamburan sinar-X oleh
elektron-elektron dalam atom
Langkah 5 : Generalisasi
13. Faktor hamburan kristal dinyatakan dalam bentuk faktorisasi yang masing-masing
mengungkapkan faktor struktur geometri dan faktor geometri kisi
Soal No.4
Kristal “face centered” hanya menghasilkan difraksi untuk bidang-bidang yang memiliki
indeks Miller semuanya ganjil dan atau semuanya genap. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar pernyataan apabila kristal “face centered” hanya menghasilkan difraksi
untuk bidang-bidang yang memiliki indeks Miller semuanya ganjil dan atau semuanya
genap?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Kristal “Face Centered”
3. Difraksi
4. Indeks Miller
Langkah 3 : Self Explanation
5. Sel ini memiliki empat atom persel di 000, ½½0, ½0½ dan 0½½
6. Sehingga
Fhkl = fa (e2i(h.0 + k.0 + l.0)
+ e2i(h.½ + k.½ + l.0)
+ e2i(h.½ + k.0 + l.½)
+ e2i(h.0 + k.½ + l.½)
)
= fa (1 + ei(h + k)
+ ei(h + l)
+ ei(k + l)
)
7. Kondisi Fhkl=0 dipenuhi bila terdapat tiga kemungkinan harga
ei(h + k)
= - 1; dan ei(h + l)
- 1; serta ei(k + l)
= - 1
ei(h + k)
- 1; dan ei(h + l)
= - 1; serta ei(k + l)
= - 1
ei(h + k)
= - 1; dan ei(h + l)
= - 1; serta ei(k + l)
- 1
8. Berturut-turut ketiga kemungkinan di atas memenuhi Fhkl 0 jika
(h+k) = 2n dan (k+l) = 2n
(h+l) = 2n dan (k+l) = 2n
(h+k) = 2n dan (h+l) = 2n
9. Ketiga kemungkinan syarat di atas, sebenarnya dapat diringkas lagi menjadi hanya satu
syarat saja, yaitu Fhkl0 hanya jika semua indeknya genap atau semua indeknya ganjil.
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Setuju apabila dikatakan Fhkl0 hanya jika semua indeknya genap dan atau semua indeknya
ganjil.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Kristal “Face Centered” hanya menghasilkan difraksi untk bidang-bidang yang memiliki
indeks Miller semuanya ganjil dan atau semuanya genap
Soal No.5
Diskusikanlah tentang kisi nyata dan kisi resiprok, beserta vektor kisinya masing-masing dan
hubungannya satu sama lain!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kisi nyata! Sebutkan pula vektor kisinya!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kisi resiprok! Sebutkan pula vektor kisinya!
3. Bagaimana hubungan antara kisi nyata dan kisi resiprok?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
4. Kisi nyata
5. Kisi resiprok
6. Vektor kisi
Langkah 3 : Self Explanation
7. Setiap struktur kristal memiliki 2 kisi, yaitu kisi kristal dan resiprok.
8. Saat kristal dikenai sinar-X, akan dihasilkan pola difraksi yang merupakan peta kisi
resiprok kristal tersebut. Dengan kata lain bila sinar-X mengenai kristal sebagai kisi nyata,
maka dihasilkan pola difraksi yang berbentuk kisi resiprok.
9. Vektor basis a
, b
, dan c
membentuk sel satuan dalam kisi nyata, sedangkan vektor basis
a
, b
, dan c
membentuk sel satuan dalam kisi resiprok
10. Antara vektor basis dalam kisi nyata adalah cdanba
, dan dalam kisi resiprok
***, cdanba
terdapat hubungan
bxac
bxac
axcb
axcb
cxba
cxba
222
11. Vektor basis kisi resiprok ***, cdanba
memiliki satuan m-1
, yang sama dengan angka
gelombang
12. Vektor a
merupakan hasil perkalian silang cb
, maka a
tegak lurus terhadap bidang
cb
, . Dengan cara yang sama b
tegak lurus terhadap bidang ac
, , dan c
tegak lurus
terhadap bidang ba
,
13. Kisi resiprok mempunyai hubungan dengan kisi nyata antara lain
2 ccbbaa cxbaVdancxbaVdengan
VV oo
o
o
,
23
14. Setiap vektor dari kisi resiprok clbkahGs hkl
tegak lurus terhadap bidang kisi
(hkl) dalam ruang nyata
15. Jarak antar bidang dhkl dan hklG
direlasikan oleh 2hklhkl Gd
16. Perbandingan kisi nyata dua dimensi a=1,25 Å, b=2,50 Å dan =120o dan resiproknya
berikut.
Gb. 3 Kisi Nyata Gb. 4 Kisi Resiprok
17. Pada gambar di atas tampak bahwa
a. a
tegak lurus terhadap b
; dan b
tegak lurus terhadap a
50.2
22
25.1
222
010100
db
daa
Dalam kisi nyata harga a= ½ b , tetapi dalam kisi resiprok harga a*=2b*
b. setiap titik (hkl) dalam ruang resiprok terkait dengan perangkat bidang (hkl) dalam
ruang nyata
18. Simetri kelompok titik dalam ruang resiprok sama dengan simetri ruang nyata
19. Kisi nyata SC adalah kisi SC juga
20. Kisi resiprok kisi BCC adalah kisi FCC dan sebaliknya
Langkah 4 : Kesimpulan
21. Kisi resiprok adalah peta pola difraksi sinar-X mengenai kristal (kisi nyata). Kisi nyata dan
kisi resiprok memiliki hubungan masing-masing dalam sebuah persamaan matematis
Langkah 5 : Generalisasi
22. Kisi resiprok adalah peta pola difraksi sinar-X mengenai kristal (kisi nyata)
Soal No.6
Kisi nyata SC memiliki kisi resiprok SC juga. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar bahwa kisi nyata SC memiliki kisi resiprok SC juga?
120
010
100
O
*b
*a
110G
O
b
a
d010
d100
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Kisi nyata SC
3. Kisi resiprok SC
Langkah 3 : Self Explanation
4. Kisi nyata SC memiliki ciri acba
dan ===900 yang diungkapkan dalam
vektor kacjabiaa ˆ,ˆ,ˆ
5. Dapatlah ditentukan kisi resiprok SC, yaitu kacjabiaa ˆ)/2(,ˆ)/2(,ˆ)/2( ***
6. Tampak bahwa vektor basis kisi resiprok ***, cdanba
memiliki besar yang sama, yaitu
2/a dan sudut yang sama, yaitu 900
7. Ciri ini sama dengan yang dimiliki oleh kisi nyata SC
8. Terbuktilah bahwa kisi resiprok dari kisi nyata SC adalah kisi SC juga
9. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan juga bahwa kisi resiprok kisi BCC adalah kisi
FCC, dan sebaliknya
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Setuju apabila ciri yang dimiliki kisi nyata SC sama dengan yang dimiliki kisi resiprok SC
Langkah 5 : Generalisasi
11. Kisi nyata SC memiliki kisi resiprok SC juga
Soal No.7
Diskusikanlah hasil difraksi sinar-X pada kristal KBr dan bandingkanlah dengan pola
difraksi pada KCl!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Bagaimana hasil difraksi dari sinar-X pada kristal KBr?
2. Bagaimana pola difraksi dari sinar-X pada kristal KCl?
3. Bagaimana perbandingan antara hasil difraksi dari sinar-X pada kristal KBr dengan pola
difraksi pada KCl?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
4. Hasil difraksi sinar-X
5. Kristal KBr
6. Kristal KCl
7. Pola difraksi
Langkah 3 : Self Explanation
Gambar intensitas refleksi kristal KBr sebagai hasil difraksi sinar-X
8. Pola difraksi dari sinar-X = refleksi kristal KBr dari gambar di atas sehingga diperoleh:
(111) (220) (220) (311)
(222) (400) (331) (420)
9. Menunjukkan bahwa indeks Miller (hkl) tersebut adalah semuanya genap atau semuanya
ganjil
10. Secara teori kristal KBr memiliki struktur FCC karena bidang memiliki indeks Miller (hkl)
adalah semua genap atau semua ganjil. Dengan demikian dapat diduga bahwa struktur
kristal KBr adalah kubik FCC.
11. Menurut fakta, KBr memiliki struktur sama dengan NaCl yaitu basis
12. Pola difraksi sinar-X = refleksi kristal KCl sehingga menunjukkan bidang dengan indeks
Miller semuanya genap, yaitu: (300) (220) (222) (400) (420)
13. Kristal KCl berstruktur BCC karena bidang memiliki indeks Miller semuanya genap
14. Tampak bahwa tiga bidang yaitu (111) (311) dan (331) yang terdapat dalam hasil difraksi
KBr tidak muncul dalam difraksis kristal KCl
15. Padahal susunan kristal antara KCl dan KBr sama yaitu NaCl
16. Perbedaan hasil difraksi sinar-X antara KCl dan KBr
Sel satuan KBr memiliki 4 ion K+ dan 4 ion Br
- yang berkedudukan di
K+ : 0 0 0 ½ ½ 0 ½ 0 ½ 0 ½ ½
Br-: ½ ½ ½ 0 0 ½ 0 ½ 0 ½ 0 0
17. Ion K+ dan ion Br
- masing-masing memiliki jumlah elektron 18 dan 36 sehingga fk ≠ fBr
18. Dengan demikian indeks (hkl) semuanya ganjil dapat muncul dan menimbulkan difraksi
sinar-X
19. Ion K+ dan ion Cl
- masing-masing memiliki jumlah elektron sama yaitu 18 elektron
sehingga fk ≈ fCl
20. Oleh karena itu dalam kristal KCl indeks Miller (hkl) yang dapat muncul hanya yang
semuanya genap saja
21. Beberapa kristal yang seperti KCl adalah NaF, RbBr, dan CsI
Langkah 4 : Kesimpulan
22. Hasil difraksi sinar-X antara kristal KBr dan KCl berbeda dimana kristal KBr berstruktur
FCC dengan indeks Miller semuanya genap atau semuanya ganjil, sedangkan kristal KCl
berstruktur BCC dengan indeks Miller semuanya genap.
Langkah 5 : Generalisasi
23. Hasil pola difraksi pada kristal KBr tidak sama dengan hasil pola difraksi pada kristal KCl.
Setiap kristal memiliki struktur kristal yang berbeda-beda berdasarkan dari bidang hkl nya.
Permasalahan diskusi Pertemuan V (Tugas 5)
Ikatan Atomik dalam Kristal
Soal No.1
Energi potensial dua atom dalam suatu molekul tertentu berharga negatip dan
berbanding terbalik terhadap jarak pisah antara kedua atom tersebut.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda apabila Energi potensial dua atom dalam suatu molekul
tertentu berharga negatip dan berbanding terbalik terhadap jarak pisah
antara kedua atom tersebut? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. jarak pisah antar atom
3. energy potensial
4. dua atom dalam satu molekul
5. energy potensial dua atom dalam satu molekul
Langkah 3 : Self-explanation
6. Pengertian dari molekul ialah sekelompok atom bermuatan listrik netral
yang terikat kuat bersama dan berperilaku sebagai partikel tunggal.
7. Suatu jenis molekul tertentu memiliki komposisi dan struktur tertentu pula.
8. Energi potensial yang merepresentasikan interaksi antara dua atom dalam
suatu molekul sebagai fungsi jarak diperlihatkan pada Gambar
9. Posisi setimbang ditandai oleh energi terendah –Vo, yang terjadi pada jarak
Ro yang berordo beberapa angstrom.
Gambar Energi potensial
sebagai fungsi jarak dari
ikatan dua atom
10. Pada R>Ro, potensial naik secara bertahap sehingga mencapai nol pada
R→∞ (dua atom bebas).
11. Sedangkan pada R<Ro, potensial naik secara tajam menuju ∞.
12. Gaya antaratom dapat dirumuskan F(R) = −∇V(R)
13. Terlihat bahwa F(R)<0 untuk R>Ro, sehingga terjadi tarik-menarik; dan
F(R)>0 untuk R<Ro, sehingga terjadi tolak-menolak antara dua atom
tesebut.
14. Kedua gaya ini saling meniadakan satu sama lain pada titik setimbang Ro.
Tetapi, umumnya, energi tarikan mendominansi energi tolakan pada titik
setimbang Ro.
Langkah 4 : Kesimpulan
15. Setuju dengan pernyataan bahwa energy potensial berharga negative dan
berbanding terbalik dengan jarak antar atom
Langkah 5 : Generalisasi
16. Energi potensial meruapakn interaksi antara dua atom dalam satu molekul.
Soal No.2
Diskusikanlah tentang energi potensial dan gaya yang terjadi pada dua atom
yang membentuk molekul pada jarak yang lebih besar, sama, atau lebih kecil
daripada jarak kesetimbangan antara dua atom tersebut!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Diskusikanlah tentang energi potensial dan gaya yang terjadi pada dua atom
yang membentuk molekul pada jarak yang lebih besar, sama, atau lebih
kecil daripada jarak kesetimbangan antara dua atom tersebut!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Energy potensial
3. Gaya yang terjadi pada dua atom yang membentuk molekul
4. Jarak kesetimbangan antara dua atom
5. Jarak antar atom
Langkah 3: Self-explanation
6. Energi potensial yang merepresentasikan interaksi antara dua atom dalam
suatu molekul sebagai fungsi jarak diperlihatkan pada Gambar
Gambar Energi potensial sebagai fungsi jarak dari ikatan dua atom
7. Posisi setimbang ditandai oleh energi terendah –Vo, yang terjadi pada jarak
Ro yang berordo beberapa angstrom.
8. Pada R>Ro, potensial naik secara bertahap sehingga mencapai nol pada
R→∞ (dua atom bebas).
9. Sedangkan pada R<Ro, potensial naik secara tajam menuju ∞.
10. Harga dari ∇V(R) ialah positif sehingga F ( R ) < 0 atau dengan kata lain
teerjadi tarik menarik.
11. Gaya tarik menarik ini merupakan penyebab kedua atomberkecenderungan
untuk mendekat sehingga mencapai titik kesetimbangan.
12. Pada saat R=Ro maka tercapai titik setimbang
13. Pada saat posisi setimbang ditandai oleh energy poensial terendah –V0
14. Energy tarikan mendominasi energy tolakan pada titik R0
15. Energy potensial energy potensial berharga minimum sehingga ∇V(R) = 0
dan resultan gaya F ( R ) = 0
16. Artinya pada R=R0, gaya tarik-menarik dan gaya tolak menolak sama besar
dan saling meniadakan.
17. R<R0 terjadi pada saat R bernilai lebih kecil dari R0
18. Energy potensial naik secara tajambahkan mencapai harga postif dan
menuju harga ∞.
19. ∇V(R) berharga negative sehingga sehingga F ( R ) < 0 atau terjadi tolak
menolak antar dua atom
20. Gaya tolak menolak menyebabkan kedua atom cenderung untuk kembali ke
titik setimbang.
Langkah 4: Kesimpulan
21. Pada saat R> R0 , energy potensialnya naik secara bertahap dan terjadi gaya
tarik menarik. Pada saat R=R0 , energy potensialnya terendah –V0 dan
resultan gayanya adalah nol. Pada saat R> R0, energy potensialnya naik
secara tajam sampai harga positif menuju ∞ serta terjadi gaya tolak-
menolak.
Langkah 5 : Generalisasi
22. Dalam suatu keadaan tertentu, energy potensial dan gaya antar
atommemiliki keadaan tertentu pula yang bergantung kepada jarak antar
atomnya.
Soal No.3
Molekul hidrogen memiliki energi ikat (energi kohesi) sebesar 4,5 eV. Apakah
artinya? Dari manakah asal energi tersebut?
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Molekul hidrogen memiliki energi ikat (energi kohesi) sebesar 4,5 eV.
Apakah artinya? Dari manakah asal energi tersebut?
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Molekul hydrogen
3. Energi ikat (energy kohesi)
Langkah 3: Self-explanation
4. Pada sebuah atom hydrogen memiliki energy -13,6 Ev
5. Dua buah atom hydrogen (molekul H2) memiliki energy 2 x – 13,6 eV = -
27,2 eV pada jarak R=∞
6. Apabila kedua atom saling mendekat untuk setimbang R=R0=0,074 Nm
7. Maka akan terjadi molekul H2 hidrogn yang stabil dengan energy E0 =-21,7
eV.
8. Enegi molekul hydrogen <energy antar 2 atom hydrogen
9. Perbedaan energi -27,2 Ev – (-31,7)Ev =4,5 Ev yang biasanya disebut
dengan energi ikat (kohesi)
10. Energi ikat molekul hydrogen adalah energi yang diperlukan untuk
memecah mlekul tersebut menjadi dua atom hydrogen bebas penyusunnya.
Langkah 4 : Kesimpulan
11. Molekul h2 memiliki energy 4,5 eV yang diperoleh dari perbedaan energi
molekul hidrogen dengan energy antar dua atom atau biasa disebut dengan
enrgi ikat.
Langkah 5: Generalisasi
12. Energi ikat merupakan energi yang dibutuhkan untuk memecah molekul
menjadi dua atom penyusunnya.
Soal No.4
Dalam kristal NaCl, setiap ion positip Na+ dan ion negatip Clˉ memiliki simetri
bola. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda bahwa dalam kristal NaCl, setiap ion positip Na+ dan ion
negatip Clˉ memiliki simetri bola. Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Kristal NaCl
3. ion positip Na+ dan ion negatip Clˉ
4. simetri bola
Langkah 3 : Self-explanation
5. Pada saat kristal berikatan telah terjadi transfer e- dari atom-atom alkali ke
atom atom halogen.
6. Atom 11Na = 1s2
2s2 2p
2 3s
2
7. Atom 17 Cl = 1s2 2s
2 2p
2 3s
2 3p
5
8. Sebuah electron 3s2
atom Na berpindah ke 3p5 atom Cl sebagai
konfigurasinya
9. Ion positif Na + = 1s
2 2s
2 2p
6
10. Io negative Cl- = 1s
2 2s
2 2p
6 3s
2 3p
6
11. Akibatnya alkali menjadi ion positif dan halogen menjadi ion engatif,
dimana keduanya memiliki distribusi e-
yang mengenai gas mulia
12. Oleh sebab itu kedua jenis ion tersebut memiliki simetri bola
13. Kedua ion tersebut tidak saling berikatan yang membentuk molekul
berpasangan, melainkan berdiri-sendiri
Langkah 4: Kesimpulan
14. Setuju apabila dalam kristal Nacl , ion Na+
dan Cl- memiliki simetri bola
Langkah 5: Generalisasi
15. Kristal NaCl memiliki ikatan ionik
Soal No.5
Energi kristal ionik di jarak kesetimbangannya memenuhi
ooo
RRtotRR
qNU
o
1
4
2
. Diskusikanlah darimanakah asal energi tersebut!
Besaran apakah α tersebut?
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Energi kristal ionik di jarak kesetimbangannya memenuhi
ooo
RRtotRR
qNU
o
1
4
2
. Diskusikanlah darimanakah asal energi
tersebut! Besaran apakah α tersebut?
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Energy kristal ionic
3. Jarak kesetimbangan
Langkah 3: Self-explanation
4. Ikatan ion akan terjadi apabila antar in positif dan negative ion terjadi
perpindahan e- sehingga mencapai konfigurasi gas mulia.
5. Energy ikatnya diperoleh dari potensial tolak-menolak medan senral empiric
dan tarik menarik coulomb.
6. Energy tersebut ialah energy kisi kristal yang memenuhi persamaan
7. pada jarak setimbang
8. Dengan
Langkah 4: Kesimpulan
9. Energy kisi kristal diperoleh dari potensial tolak menolak medan sentral
ampirik dan tarik menarik coulomb.
Langkah 5: Generalisasi
10. Setiap struktur tertentu yang memiliki ikatan ion memiliki energy ikat m =
energy kisi kristalnya.
Soal No.6
Dalam kristal kovalen, peluang elektron berada pada daerah antara dua proton
adalah kecil, sedangkan di sekitar masing-masing proton yang bersangkutan
dan jauh dari daerah antara dua proton adalah besar. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda bahwa dalam kristal kovalen, peluang elektron berada pada
daerah antara dua proton adalah kecil, sedangkan di sekitar masing-masing
proton yang bersangkutan dan jauh dari daerah antara dua proton adalah
besar. Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. kristal kovalen
3. peluang lektron
4. proton
Langkah 3: Self-explanation
5. Jika kedua atom saling mendekat dan membentuk molekul H2, maka orbital
molekulnya merupakan kombinasi linier dari kedua orbital atom 1s.
6. Orbital molekul tersebut mempunyai dua kemungkinan, yaitu
7. Tampak bahwa ψgenap mengandung elektron terutama pada daerah antara
dua proton
8. sedangkan ψganjil mengandung elektron di sekitar masing-masing proton
yang bersangkutan dan jauh dari daerah antara dua proton.
Langkah 4: Kesimpulan
9. Tidak setuju dengan pernyataan jika peluang e- pada daerah anatar 2 atom
proton kecil dan peluang e- disekitar masing-masing proton yang
bersangkutan adalah benar.
Langkah 5: Generalisasi
10. Peluang elektronatau distribusi electron bergantung pada letak atau
daerahnya
Soal No.7
Energi kinetik elektron konduksi dalam logam memenuhi hubungan Ek V2/3
,
dimana V adalah volume kristal. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda apabila Energi kinetik elektron konduksi dalam logam
memenuhi hubungan Ek V2/3
, dimana V adalah volume kristal. Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Energy kinetik electron
3. Electron konduksi dengan logam
4. Hubungan energy kinetic dengan elekton kondusksi dengan logam
Langkah 3: Self-explanation
5. Model ikatan logam menggambarkan adanya suatu susunan ion teratur dan
suatu lautan elektron valensi ion tersebut yang dapat bergerak bebas di
antara susunan ion.
6. Dengan demikian elektron valensi atom berubah menjadi electron konduksi
logam.
7. Ikatan logam terjadi bila tarikan antara ion positip dan gas elektron melebihi
penolakan antarelektron dalam gas tersebut.
8. Gaya tolak Coulomb antarion positip menjadi tidak efektif karena gas
elektron melingkupi ion secara kuat sehingga menjadi ion noninteraksi yang
netral.
9. Atom logam bersatu sehingga terbentuk kristal logam yang stabil karena
energi sistem kristal lebih rendah daripada energi atom bebasnya.
10. Dalam atom bebas terisolasi, elektron dimodelkan sebagai sebuah partikel
dalam kotak potensial.
11. Dengan demikian gerakan elektron dibatasi dalam volume yang kecil
sehingga, menurut prinsip ketidaktentuan Heisenberg, energi kinetiknya
besar.
12. Dengan menggunakan persamaan Scrodinger, dimana potensial interaksi
nol, dan syarat batas periodik diperoleh energi kinetik electron
13. dengan V adalah volume kotak tempat electron bergerak.
Langkah 4: Kesimpulan
14. Jadi tidak setuju apabila Energi kinetik elektron konduksi dalam logam
memenuhi hubungan Ek V2/3
melainkan Ek V-2/3
Langkah 5: Generalisasi
15. Ikatan logam memiliki energy kinetic yang mempunyai hubungan energy
kinetic electron konduksi logam yang memenuhi persamaan Ek V-2/3
Soal No.8
Ikatan Van der Walls pada kristal gas mulia terjadi karena pengaturan elektron
valensi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda bahwa Ikatan Van der Walls pada kristal gas mulia terjadi
karena pengaturan elektron valensi. Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Ikatan Van der Walls
3. Kristal gas mulia
4. Electron valensi
Langkah 3: Self-explanation
5. Ikatan ionik, kovalen dan logam terjadi karena pengaturan electron valensi.
6. Hal demikian tidak bisa terjadi pada gas mulia yang sangat stabil karena sel
terluarnya penuh.
7. Distribusi elektronnya mempunyai simetri bola sehingga potensial listrik
berharga nol di luar jari-jari atom.
8. Demikian juga momen multipol listriknya.
9. Jika hal ini benar, maka atom gas mulia tidak memiliki energy kohesi dan
tidak dapat terkondensasi menjadi cairan.
10. Tetapi, terjadinya kondensasi dan pembekuan pada suhu yang sangat rendah
membuktikan bahwa terdapat energi ikat yang lemah pada gas ini.
Langkah 4: Kesimpulan
11. Tidak setuju bahwa Ikatan Van der Walls pada kristal gas mulia terjadi
karena pengaturan elektron valensi, namun terjdi karena interaksi antar
momen dipol litrik.
Langkah 5: Generalisasi
12. Ikatan Van Der Walls terjafi karena interaksi antar momen dipole listrik
sesaat.
Soal No.9
Ikatan hidrogen dibentuk oleh gaya tarik-menarik antardipol listrik dalam
molekul-molekul penyusunnya. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah anda, Ikatan hidrogen dibentuk oleh gaya tarik-menarik
antardipol listrik dalam molekul-molekul penyusunnya. Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Ikatan hydrogen
3. Gaya tarik menari antar dipole listrik
4. Molekul penyusun
Langkah 3: Self-explanation
5. Ikatan hydrogen terjadi karena dalam kristal, misalkan air terdapat dipole
listrik
6. Gaya tarik menarik antar dipole listrik inilah yang menghasilkan katan
hidroen sehingga berbentuk kristal
Langkah 4: Kesimpulan
7. Setuju bahwa jika ikatan hydrogen dibentuk oleh gaya tarik menarik antar
dipole listrik
Langkah 5: Generalisasi
8. Ikatan hydrogen terjadi karena interaksi tarik menarik dipol listrik.
Soal No.10
Titik leleh kristal intan adalah 30000C, sedangkan titik leleh kristal He adalah -
272,20C. Apakah arti besar titik titik leleh tersebut bila dikaitkan dengan energi
ikat kristal? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Titik leleh kristal intan adalah 30000C, sedangkan titik leleh kristal He
adalah -272,20C. Apakah arti besar titik titik leleh tersebut bila dikaitkan
dengan energi ikat kristal? Jelaskan!
Langkah 2: Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Titik leleh kristal intan
3. Titik leleh kristal He
4. Titik-titik leleh
5. Energy ikat kristal
Langkah 3: Self-explanation
6. Energy ikat kohesi kristl yang tinggi ditandai dengan tiik leleh yang tinggi
7. Berturut-turut dari yang kuat hingga lemah adalah
8. Katan kovalen, misalnya intan, memiliki tingkat kekerasan tinggi dan titik
leleh > 30000c dengan energy kohesi 7,3 eV per atom
9. Ikatan ionic, titik leleh pada 8010c dengan energy ikat kohesinya 5eV.
Misalnya NaCl
10. Ikatan logam contohnya logan Na, memiliki titik lelh pada 97,80c.
11. Ikatan hydrogen contohnya h2O memiliki titik leleh 00c.
12. Ikatan van der walls yang ditandai dengan titik lelehnya rendah He=-
272,20c. N-248,7
0c, Ar=-189,2
0c
Langkah 4: Kesimpulan
13. Hubungan titik leleh bil dikaitkan dengan energy kristal adalah energy ikat
atau kohesi kristal tinggi memiliki titik leleh yang tinggi
Langkah 5: Generalisasi
14. Titik leleh mempengaruhi energy ikat kohesi.
Permasalahan diskusi Pertemuan VI (Tugas 6)
Getaran dalam Zat Padat
Soal No.1
Saat zat padat dirambati gelombang, kapankah persoalan fisisnya menyangkut lingkup
makro dan kapan pula menyangkut lingkup mikro? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Jelaskan kapankah persoalan fisis menyangkut lingkup makro dan kapan pula
menyangkut lingkup mikro, pada Saat zat padat dirambati gelombang?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Padatan dapat dianggap sebagai medium kontinu bagi perambatan gelombang suara.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Saat gelombang dirambatkan dalam suatu padatan satu dimensi.
4. Gelombang tersebut menyebabkan atom-atom berosilasi di sekitar titik setimbangnya.
5. Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Gambar 1
6. Gambar di atas menunjukkan gelombang yang merambat dan arah simpangan atom-
atom padatan.
7. Jika jarak antar atom adalah d dan gelombang yang arah getarannya ke atas
menyebabkan atom berosilasi ke kanan, dan sebaliknya.
8. Pada gambar 1 arah gerak gelombang adalah keatas sehingga semua atom berosilasi
ke kanan.
9. Simpangan atom-atom ini semakin membesar sampai kepuncak gelombang, kemudian
menjadi kecil setelah mencapai puncaknya.
10. Kondisi ini menyebabkan panjang gelombang yang dirambatkan jauh lebih besar dari
pada jarak antar atom >> d.
11. Saat >> d maka tidaklah perlu dikatakan sifat mikro atom-atom, yaitu bahwa
simpangan atom pertama ke kanan, atom kedua juga ke kanan, atom ketiga ke kanan,
>> d
d
dan seterusnya; tetapi cukuplah sifat makro atom-atom, yaitu bahwa simpangan
semua atom adalah ke kanan.
12. Jelaslah bahwa saat gelombang yang merambat mempunyai panjang gelombang yang
jauh lebih besar daripada jarak antaratom, sifat atomik dapat diabaikan dan padatan
dapat dianggap sebagai medium kontinu.
13. Persoalan fisisnya menyangkut lingkup makro, dan gelombang yang demikian disebut
gelombang elastik.
14. Contoh gelombang elastik adalah gelombang suara elastik longitudinal.
15. Sebagai pembanding, perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 2
16. Gambar di atas menunjukkan gelombang yang dirambatkan dalam zat padat yang
seorde dengan jarak antar atom.
17. Dalam hal ini harus dikatakan sifat mikro atom-atom, yaitu simpangan atom pertama
ke kanan, kedua ke kiri, ketiga ke kanan, keempat ke kiri, dan seterusnya.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
18. Persoalan fisis yang menyangkut lingkup makro adalah pada saat gelombang yang
dirambatkan jauh lebih besar dari pada jarak antar atom.
19. Persoalan yang menyangkut lingkup mikro adalah gelombang yang dirambatkan dalam
zat padat yang seorde dengan jarak antar atom.
Langkah 5 : Generalisasi
20. Pada saat zat padat dirambati gelombang memiliki persoalan fisis menyangkut lingkup
makro dan mikro.
=2d
d
Soal No.2
Rambatan gelombang suara elastik longitudinal dalam suatu batang isotropik
menghasilkan hubungan dispersi linier (k)=vsk, dimana vs dan k, masing-masing adalah
kecepatan fasa gelombang dan angka gelombang. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah rambatan gelombang suara elastik longitudinal dalam suatu batang isotropik
menghasilkan hubungan dispersi linier (k)=vsk, dimana vs dan k, masing-masing
adalah kecepatan fasa gelombang dan angka gelombang?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Hukum II Newton a=F/m mendeskripsikan percepatan yang dialami oleh benda
bermassa m adalah sebanding dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik
dengan massa benda itu.
3. Hukum Hooke menyatakan bahwa gaya sebanding dengan perubahan simpangan suatu
benda sebanding dengan gaya yang diberikan
Langkah 3 : Self Explanation
4. Gelombang suara elastik longitudinal yang merambat dalam suatu batang isotropik
memenuhi Hukum II Newton dan Hukum Hooke.
5. Kecepatan fasa gelombang yang menyatakan kecepatan rambat gelombang dalam
padatan
6. Kecepatan fasa gelombang dinyatakan sebagai vs=(Y/)1/2
.
7. Dengan diketahui persamaan gelombang (k)=vsk.
8. Hubungan (k)=vsk dengan vs=(Y/)1/2
antara frekuensi dan bilangan gelombang disebut
relasi dispersi.
9. Dengan k dan ω adalah bilangan gelombang dan frekuensi radial gelombang.
10. Dalam hal ini hubungan tersebut adalah linier, dengan kemiringan kecepatan fasa, seperti
disajikan pada grafik di bawah ini!
11. Relasi dispersi linier (dengan kecepatan suara vs sebagai kemiringannya) dimiliki oleh
beberapa gelombang, antara lain gelombang optik dalam vakum, dan gelombang suara
dalam cairan dan gas.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Setuju, jika rambatan gelombang suara elastik longitudinal dalam suatu batang
isotropik menghasilkan hubungan dispersi linier (k)=vsk, dimana vs dan k, masing-
masing adalah kecepatan fasa gelombang dan angka gelombang
Langkah 5 : Generalisasi
13. Gelombang suara elastik longitudinal yang merambat dalam suatu batang isotropik
memenuhi Hukum II Newton dan Hukum Hooke.
Soal No.3
Berdasarkan teori klasik dan hukum ekipartisi energi, energi total sistem atom setiap 1
kmol dalam kristal memenuhi persamaan U = 3RT dimana R dan T, masing-masing
adalah konstanta gas umum dan suhu mutlak. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah energi total sistem atom setiap 1 kmol dalam kristal memenuhi persamaan U =
3RT dimana R dan T, masing-masing adalah konstanta gas umum dan suhu mutlak
berdasarkan teori klasik dan hukum ekipartisi energi?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas tersimpan
sebagai energi kinetik atom tersebut.
3. Zat padat (kristal) tersusun atas atom-atom yang distribusinya sangat rapat.
4. Setiap atom dalam kristal memiliki energi kinetik dan potensial dalam gerak
harmoniknya.
5. Perilaku atom dalam kristal diandaikan seperti pegas yang memiliki gerak harmonis
sederhana.
6. Secara klasik kedua energi tersebut memiliki harga rerata yang sama dan memenuhi
hukum ekipartisi.
Langkah 3 : Self Explanation
7. Menurut hukum ekipartisi, besaran fisis energi yang besarnya berbanding lurus dengan
kuadrat jarak atau momentum.
8. Sehingga, untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T memiliki energi sama, yaitu
(½)k0T, dengan k0 adalah konstanta Boltzmann.
9. Untuk semua sistem Energi kinetik pegas sebanding dengan kuadrat momentumnya
Ek=p2/2m.
10. Setiap atom memiliki 3 derajat kebebasan untuk geraknya di sekitar kedudukan
setimbangnya sehingga energi kinetiknya berharga 3 x ½ k0T.
11. Energi potensial atom memiliki rerata yang sama dengan energi kinetiknya.
12. Sehingga energi total setiap 1 kmol atom adalah
U = NA[3 x ½ koT + 3 x ½ koT] = 3RT
dimana NA adalah bilangan Avogadro dan R adalah kontanta gas umum.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
13. Setuju, jika energi total sistem atom setiap 1 kmol dalam kristal memenuhi persamaan
U = 3RT dimana R dan T, masing-masing adalah konstanta gas umum dan suhu mutlak
berdasarkan teori klasik dan hukum ekipartisi energi.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Energi total sistem atom setiap 1 kmol dalam kristal memenuhi persamaan U=3RT
dimana R dan T, masing-masing adalah konstanta gas umum dan suhu mutlak
Soal No.4
Kapasitas panas klasik CV = 3R hanya berlaku untuk hampir semua zat padat pada suhu
ruang atau yang lebih tinggi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah kapasitas panas klasik CV = 3R hanya berlaku untuk hampir semua zat padat
pada suhu ruang atau yang lebih tinggi?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Menurut teori fisika klasik, energi total setiap 1 kmol atom dalam zat padat adalah U=3RT
Langkah 3 : Self Explanation
3. Menurut teori fisika klasik, energi total setiap 1 kmol atom dalam zat padat adalah
U=3RT
4. Sehingga kapasitas panas kristal pada volume konstan adalah CV = (U/T)V =3R.
5. Secara teori perolehan harga kapasitas panas ini berlaku untuk seluruh rentang suhu.
6. Namun faktanya harga kapasitas panas klasik CV = 3R ini hanya sesuai dengan
penemuan empirik Dulong-Petit (1819).
7. Penemuan empirik Dulong-Petit (1819) yang berlaku untuk hampir semua zat padat
pada suhu ruang atau yang lebih tinggi.
8. Hasil eksperimen yang lain adalah pada suhu yang sangat rendah mendekati nol mutlak
harga kapasitas panas CV T3; dan mendekati nol apabila T menuju 0 K (CV 0 saat
T0).
9. Untuk memperbaiki kekurangan ini, selanjutnya bahasan kapasitas panas menggunakan
teori mekanika kuantum.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Setuju, apabila kapasitas panas klasik CV = 3R hanya berlaku untuk hampir semua zat
padat pada suhu ruang atau yang lebih tinggi
Langkah 5 : Generalisasi
11. Nilai kapasitas panas bergantung pada nilai suhu.
Soal No.5
Diskusikanlah tentang vibrasi atom dalam kristal menurut Einstein saat kristal tersebut
mendapatkan panas dari lingkungannya!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Bagaimana vibrasi atom dalam kristal menurut Einstein saat kristal tersebut
mendapatkan panas dari lingkungannya?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Zat padat menerima panas sehingga atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti
osilator harmonik kuantum.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Zat padat menerima panas sehingga memperoleh energi termal
4. Saat menerima panas tersebut, atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti osilator
harmonik kuantum
o Osilator-osilator saling independen, artinya saling bebas atau tidak mengganggu satu
sama lain
o Osilator memiliki energi n = n ћ , n = 0, 1, 2, … yang bersifat diskrit atau
terkuantisasi
o Frekuensi seluruh osilator adalah sama
5. Sebaran energi osilator pada harga energi yang diperbolehkan mengikuti distribusi
Boltzmann
6. Kapasitas panas bahan pada volume konstan dalam seluruh rentang suhu, yaitu
o pada suhu ruang atau yang lebih tinggi berharga 3R yang sesuai dengan fakta hasil
eksperimen
o pada suhu sangat rendah sebanding dengan TEe
/yang berkurang lebih cepat daripada
fakta hasil eksperimen, yaitu yang sebanding dengan T3
o pada suhu menuju nol mutlak juga berharga menuju nol yang sesuai dengan fakta hasil
eksperimen
7. Diilhami oleh keberhasilan Planck dalam menerangkan radiasi benda hitam, maka konsep
kuantisasi energi itu juga diterapkan Einstein dalam teorinya tentang CV zat padat.
8. Model Einstein tentang getaran kisi mengambil andaian sebagai berikut.
a. Atom kristal merupakan osilator independen, yang masing-masing memiliki frekuensi
sama dan energi diskrit
εn = n ћ ω , n = 0, 1, 2,
dengan ω adalah frekuensi osilator. Jarak antartingkat energi ini sebesar ћ ω.
b. Sebaran energi osilator pada harga energi yang diperbolehkan mengikuti distribusi
Boltzmann
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
9. Vibrasi atom dalam kristal menurut Einstein dikategorikan ke dalam dua hal yaitu atom
kristal memilki energi diskrit dan energi yang diperbolehkan mengikuti distribusi
Boltzman
Langkah 5 : Generalisasi
10. Einstein menerapkan konsep kuantisasi energi dalam teorinya tentang CV zat padat.
.
Soal No.6
Pada suhu tinggi, pengkuantuman energi vibrasi atom menjadi tidak berarti secara fisis
sehingga sifat kuantum dapat diabaikan. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah pada suhu tinggi, pengkuantuman energi vibrasi atom menjadi tidak berarti
secara fisis sehingga sifat kuantum dapat diabaikan?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Perbedaan energi kuantum rata-rata osilator 1//
Tkoe
dan energi klasik rata-
rata peratom dalam kristal kristal k0T untuk satu derajat kebebasan dapat dijelaskan
melalui tiga cara berikut.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Cara pertama adalah melihat bentuk grafik. Perhatikan grafik di bawah ini!
4. Secara grafik keduanya berharga sama pada suhu tinggi.
5. Jika suhu diturunkan, maka energi rerata osilator kuantum akan turun jauh lebih cepat
dari pada osilator klasik.
6. Cara kedua adalah dengan membuktikan bahwa secara matematika keduanya
memiliki bentuk yang sama pada suhu tinggi.
7. Berdasarkan deret ex=1+x+x
2/2!+x
3/3!+..., maka energi kuantum rata-rata osilator
Tk
TkTkTk
eTko
0
0
2
00
/
...1...2
11
1
8. Pada perhitungan nomor 6 harga deret hanya diambil sampai suku kedua.
9. Yang artinya suku ketiga dan seterusnya memiliki harga yang bisa diabaikan terhadap
suku pertama dan kedua.
10. Hal ini dapat dilakukan karena pada suhu tinggi harga <<k0T.
O
klasik
kuantum
11. Cara ketiga adalah melihat apakah pengkuantuman energi osilator tersebut berarti
atau tidak berarti secara fisis. Pada suhu tinggi koT>>ћ.
12. Perhatikan gambar di bawah ini!
13. Pada gambar di atas tampak bahwa jarak antar tingkat energi kuantum ћ begitu sangat
kecil sehingga hampir-hampir kontinu seperti tingkatan energi klasik.
14. Hal ini menandakan bahwa osilator kuantum berada dalam keadaan kuantum tereksitasi
tinggi.
15. Dari pernyataan nomor 1-13 dapat ditarik kesimpulan bahwa pada suhu tinggi
pengkuantuman energi osilator menjadi tidak berarti secara fisis, dan sifat kuantum
dapat diabaikan.
16. Berdasarkan tiga cara peninjauan di atas, maka pada suhu tinggi osilator cukup
dibahas secara klasik saja yang jauh mudah daripada secara kuantum.
17. Tetapi, pada suhu rendah, koT<<ћ, dan energi koT tidak cukup untuk mengeksitasikan
osilator ke tingkat eksitasi pertama.
18. Dalam hal ini energi osilator jauh lebih kecil daripada koT. Oleh karena itu, pada suhu
rendah ini, sifat kuantum gerakan lebih dominan.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
19. Setuju jika pada suhu tinggi pengkuantuman energi osilator menjadi tidak berarti secara
fisis, dan sifat kuantum dapat diabaikan. Sehingga, cukup dibahas secara klasik saja
yang jauh mudah daripada secara kuantum.
Langkah 5 : Generalisasi
20. Untuk mengetahui bahwa “pada suhu tinggi pengkuantuman energi osilator menjadi
tidak berarti secara fisis, dan sifat kuantum dapat diabaikan” dapat dilakukan dengan 3
cara.
2ћ
koT
Klasik Kuantum
ћ
ћ
0 0
Soal No.7
Bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Einstein hanya sesuai
dengan hasil eksperimen pada suhu tinggi dan suhu mendekati nol mutlak. Setujukah
Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Einstein hanya
sesuai dengan hasil eksperimen pada suhu tinggi dan suhu mendekati nol mutlak?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Vibrasi atom dalam kristal menurut Einstein dikategorikan ke dalam dua hal yaitu atom
kristal memilki energi diskrit dan energi yang diperbolehkan mengikuti distribusi
Boltzman
3. Einstein menerapkan konsep kuantisasi energi dalam teorinya tentang CV zat padat.
Langkah 3 : Self Explanation
4. Persamaan kapasitas panas volume konstan Einstein adalah
2/
/2
13
T
T
EV
E
E
e
e
TRC
dimana E=(ћE/ko) adalah suhu karakteristik Einstein.
5. Perhatikan grafik di bawah ini!
6. Grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan perhitungan dengan fakta hasil
eksperimen.
Cv
6
5
4
3
2
1
T(0K)
0 100 200 300
gambar 6.Kapasitas panas tembaga.
Titik-titik merupakan hasil eksperimen.
Kurva mengungkapkan teori Einstein
untuk suhu E=240 K
7. Dari grafik di atas diperoleh dalam tiga daerah, yaitu:
a. Pada suhu sangat tinggi keduanya sesuai
b. Pada suhu sangat rendah CV model Einstein turun jauh lebih cepat daripada yang
terjadi secara eksperimen
c. Pada suhu T0 K keduanya CV 0
Dengan demikian CV model Einstein sesuai dengan fakta hasil eksperimen pada
daerah suhu tinggi dan menuju 0 K.
8. Secara matematika, perbandingan keduanya dapat diuraikan berikut.
a. Pada suhu yang sangat tinggi, dimana T>>E, bentuk TEe
/ dapat diekspansikan
dalam deret pangkat E/T, yaitu ...//12
21/
TTe EE
TE sehingga
22
21
2
212
2/
/2
1...//1
...//13
13
TT
TT
TR
e
e
TRC
EE
EEE
T
T
EV
E
E
R
TTR
E
E 3.../
...13
2
2
Sehingga, harga CV 3 R ini sama seperti hasil teori klasik, yang sesuai dengan
fakta hasil eksperimen pada suhu ruang atau lebih tinggi.
b. Pada suhu yang sangat rendah, dimana T<<E, bentuk TEe
/ jauh lebih besar
daripada satu, sehingga
TTE
T
T
E
T
T
EV
EE
E
E
E
E
eTBeT
Re
e
TR
e
e
TRC
//
2
2/
/2
2/
/2
)(331
3
dengan B(T) adalah fungsi yang relatif tidak peka terhadap suhu.
Saat mendekati nol mutlak pada suhu sangat rendah tersebut, penurunan CV
model Einstein yang secara eksponensial di atas, ternyata, jauh lebih cepat
daripada yang terjadi secara eksperimen, yakni CV T3. Hal ini merupakan
kelemahan yang mendasar bagi model Einstein
c. Pada suhu sangat rendah bentuk eksponensial TEe
/ menyebabkan kapasitas panas
ini terus berkurang sehingga mendekati nol dengan cepat sekali. Berarti CV 0 saat
T0 K. Hal ini sesuai dengan hasil eksperimen.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
9. Setuju, jika bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Einstein
hanya sesuai dengan hasil eksperimen pada suhu tinggi dan suhu mendekati nol mutlak.
Langkah 5 : Generalisasi
10. Kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Einstein sesuai dengan hasil
eksperimen pada suhu tinggi dan mendekati nol mutlak.
Soal No.8
Diskusikanlah tentang vibrasi atom dalam kristal menurut Debye saat kristal tersebut
mendapatkan panas dari lingkungannya!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Bagaimana vibrasi atom dalam kristal menurut Debye saat kristal tersebut mendapatkan
panas dari lingkungannya?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Zat padat menerima panas sehingga atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti
osilator harmonik kuantum.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Untuk menerangkan kebergantungan CV terhadap T, Debye memodelkan getaran kisi
dengan mengambil anggapan sebagai berikut.
a. Atom kristal merupakan osilator yang berkait erat satu sama lain, dengan daerah
frekuensi ω=0 sampai suatu frekuensi maksimum ωD yang ditentukan oleh jumlah
moda getar yang diperkenankan. Dengan demikian pada kristal terjadi gerakan kisi
secara keseluruhan sehingga terdapat moda kisi bersama. Kristal merupakan medium
elastik kontinu.
b. Gelombang suara dalam padatan merupakan contoh moda bersama.
4. Persamaan kapasitas panas volume konstan Debye adalah
T
x
x
D
V
D
dxe
exTRC
/
0
2
43
19
dengan x=(ћ/koT) dan D=(ћ/ko) adalah suhu karakteristik Debye.
5. Secara matematika, berikut disajikan perbandingannya dengan fakta hasil eksperimen.
a. Pada suhu tinggi, T>>D, didapatkan
T
D
T
x
x
D
V
DD
dxx
xxTRdx
e
exTRC
/
0
2
43/
0
2
43
1...1
...19
19
R
T
TRdxx
TRdx
x
xTR D
D
T
D
T
D
DD
33
199
...
...19
33/
0
2
3/
0
2
43
Harga kapasitas panas Debye CV 3 R ini sesuai dengan hukum Dulong-Petit, yakni
sesuai dengan fakta hasil eksperimen pada suhu ruang atau lebih tinggi.
b. Pada suhu rendah, T<<D,
dengan menggunakan hubungan analitik
0
2
2
4
15
4
1dx
e
ex
x
x
didapatkan
34
5
12
D
V
TRC
Kebergantungan CV terhadap T3 ini sesuai dengan hasil pengamatan.
c. Pada suhu sangat rendah bentuk CV T3 memungkinkan kapasitas panas ini terus
berkurang sehingga mendekati nol dengan cepat sekali. Berarti CV 0 saat T0
K. Hal ini sesuai dengan hasil eksperimen.
6. Saat menerima panas atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti osilator harmonik
kuantum
o Osilator-osilator saling berkait satu sama lain karena terjadi ikatan yang kuat
sesama atom dalam zat padat
o Osilator memiliki energi n = n ћ , n = 0, 1, 2, … yang bersifat diskrit atau
terkuantisasi
o Frekuensi osilator antara =0 sampai dengan suatu frekuensi maksimum D yang
ditentukan oleh jumlah moda getar yang diperkenankan
7. Sebaran energi osilator pada harga energi yang diperbolehkan mengikuti distribusi
Boltzmann
8. Kapasitas panas bahan pada volume konstan sesuai dengan fakta hasil eksperimen
dalam seluruh rentang suhu, yaitu
o pada suhu ruang atau yang lebih tinggi berharga 3R
o pada suhu sangat rendah sebanding dengan T3
o pada suhu menuju nol mutlak juga berharga menuju nol
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
9. Persamaan kapasitas panas volume konstan Debye adalah
T
x
x
D
V
D
dxe
exTRC
/
0
2
43
19
dengan x=(ћ/koT) dan D=(ћ/ko) adalah suhu karakteristik Debye.
Langkah 5 : Generalisasi
10. Deybe dapat mengandaikan vibrasi atom dalam kristal saat kristal tersebut memperoleh
panas dari lingkungannya.
Soal No.9
Bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Debye sesuai dengan hasil
eksperimen pada semua rentang suhu. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Apakah bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Debye sesuai
dengan hasil eksperimen pada semua rentang suhu?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Persamaan kapasitas panas volume konstan Debye adalah
T
x
x
D
V
D
dxe
exTRC
/
0
2
43
19
dengan x=(ћ/koT) dan D=(ћ/ko) adalah suhu karakteristik Debye.
Langkah 3 : Self Explanation
3. Persamaan kapasitas panas volume konstan Debye adalah
T
x
x
D
V
D
dxe
exTRC
/
0
2
43
19
dengan x=(ћ/koT) dan D=(ћ/ko) adalah suhu karakteristik Debye.
4. Secara matematika, berikut disajikan perbandingannya dengan fakta hasil eksperimen.
5. Pada suhu tinggi, T>>D, didapatkan
T
D
T
x
x
D
V
DD
dxx
xxTRdx
e
exTRC
/
0
2
43/
0
2
43
1...1
...19
19
R
T
TRdxx
TRdx
x
xTR D
D
T
D
T
D
DD
33
199
...
...19
33/
0
2
3/
0
2
43
6. Harga kapasitas panas Debye CV 3 R ini sesuai dengan hukum Dulong-Petit, yakni
sesuai dengan fakta hasil eksperimen pada suhu ruang atau lebih tinggi.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
7. Setuju, jika bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Debye sesuai
dengan hasil eksperimen pada semua rentang suhu.
Langkah 5 : Generalisasi
8. Bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap menurut Debye sesuai dengan
hasil eksperimen pada semua rentang suhu.
Soal No.10
Diskusikanlah tentang perbedaan hasil bahasan kapasitas panas zat padat pada volume
tetap antara teori klasik dan kuantum!
Jawab :
Langkah 1 : Diskusi Permasalahan
1. Bagaimana perbedaan hasil bahasan kapasitas panas zat padat pada volume tetap antara
teori klasik dan kuantum?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Fisika klasik adalah fisika yang didasari prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum
bangkitnya teori kuantum, biasanya termasuk teori relativitas khusus dan teori
relativitas umum.
3. Fisika kuantum adalah fisika yang dipelopori oleh Einstein, yang memberi kesan bahwa
alam ini probabilistik atau acak.
Langkah 3 : Self Explanation
4. Fisika Klasik menyatakan bahwa
a) Zat padat menerima panas sehingga memperoleh energi termal
b) Saat menerima panas tersebut, atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti
osilator harmonik klasik, yang memiliki energi kinetik dan potensial serta memenuhi
hukum ekipartisi energi
c) Energi total peratom perderajat kebebasan, yakni energi kinetik dan potensial,
berharga k0T yang bersifat kontinu
d) Kapasitas panas bahan pada volume konstan berharga 3R hanya sesuai dengan fakta
hasil eksperimen pada suhu ruang atau yang lebih tinggi
5. Fisika Kuantum menyatakan bahwa
a) Zat padat menerima panas sehingga memperoleh energi termal
b) Saat menerima panas tersebut, atom-atom dalam zat padat berperilaku seperti
osilator harmonik kuantum
c) Energi peratom berharga n = n ћ , n = 0, 1, 2, … yang bersifat diskrit atau
terkuantisasi
d) Kapasitas panas bahan pada volume konstan sesuai dengan fakta hasil eksperimen
dalam seluruh rentang suhu, yaitu
o pada suhu ruang atau yang lebih tinggi berharga 3R
o pada suhu sangat rendah sebanding dengan T3
o pada suhu menuju nol mutlak juga berharga menuju nol
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
6. Pada fisika klasik, saat menerima panas atom-atom dalam zat padat berperilaku
seperti osilator harmonik klasik, yang memiliki energi kinetik dan potensial serta
memenuhi hukum ekipartisi energi.
7. Pada fisika kuantum saat menerima panas atom-atom dalam zat padat berperilaku
seperti osilator harmonik kuantum
Langkah 5 : Generalisasi
8. Terjadi perbedaan pendapat mengenai kapasitas panas zat padat pada volume tetap
menurut teori klasik dan kuantum
Permasalahan diskusi Pertemuan VII (Tugas 7)
Getaran dalam Kisi Kristal
Soal No. 1
Persamaan gerak atom ke- getaran kisi kristal adalah
112
2
lllll
tm . Bagian mana, dari persamaan tersebut, yang
menunjukkan (1) interaksi atom hanya terjadi antartetangga terdekat, (2) gaya yang
bekerja mengikuti hukum Newton, dan (3) gaya yang bekerja mengikuti hukum Hooke?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Menjelaskan persamaan gerak atom ke- getaran kisi kristal adalah
112
2
lllll
tm dan menunjukkan bagian mana, dari persamaan
tersebut, yang menunjukkan (1) interaksi atom hanya terjadi antartetangga terdekat, (2)
gaya yang bekerja mengikuti hukum Newton, dan (3) gaya yang bekerja mengikuti
hukum Hooke.
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Penurunan persamaan getaran kisi kristal monoatomik satu dimensi
3. Getaran kisi adalah longitudinal.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Menperhatikan kisi monoatomik satu dimensi dengan konstanta kisi a berikut.
Gambar 1
5. Posisi setimbang atom dinyatakan pada koordinat kisi …, x-1, x, x+1, …
6. Sedangkan simpangan dari titik setimbang, masing-masing dinyatakan dengan …, -1,
, +1, …
7. Perambatan getaran dalam kisi di atas dibahas dengan berdasarkan beberapa anggapan
berikut.
-1 -2 +1
x+1=(+1)a x=a x-1=(-1)a x-2=(-2)a
a
8. Interaksi atom hanya terjadi antartetangga terdekat.
9. Misalnya, yang ditinjau adalah atom yang berkedudukan di x=a, maka dalam
pembahasan yang diperhatikan adalah dua atom sebagai tetangga terdekatnya, yang
masing-masing berkedudukan di sebelah kananya x+1=(+1)a dan di sebelah kirinya x-
1=(-1)a.
10. Gaya yang bekerja mengikuti hukum Newton F=m 2l/t
2
11. Gaya yang bekerja mengikuti hukum Hooke (pendekatan harmonik) F =
12. Gabungan ketiga anggapan di atas menghasilkan persamaan gerak atom ke- adalah
11112
2
2
llllllll
tm
13. Berdasar pada persamaan diatas, ruas kiri menyatakan persamaan hukum Newton
lt
m 2
2
.
14. Ruas tengah menyatakan hukum Hooke: 11 llll .
15. Interaksi tetangga terdekat tampak pada besarnya simpangan relatif atom ke-l terhadap
tetangga terdekatnya sebelah kanannya 1 ll ;
16. Sedangkan relatif atom ke-l terhadap tetangga terdekatnya sebelah kirinya 1 ll .
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
17. Persamaan gerak atom ke- getaran kisi kristal adalah
112
2
lllll
tm .
18. Dimana yang menyatakan persamaan hukum Newton adalah lt
m 2
2
.
19. Yang menyatakan hukum Hooke: 11 llll .
20. Dan yang menyatakan interaksi tetangga terdekat tampak pada besarnya simpangan
relatif atom ke-l terhadap tetangga terdekatnya sebelah kanannya 1 ll ;
21. Sedangkan relatif atom ke-l terhadap tetangga terdekatnya sebelah kirinya 1 ll .
Langkah 5 : Generalisasi
22. Perambatan getaran dalam kisi kristal monoatomik 1 dimensi dapat dijelaskan melalui 3
anggapan, yakni gaya sesuai Hukum Newton dan Hukum Hooke, serta Interaksi antar
tetangga.
Soal No. 2
Frekuensi maksimum getaran kisi monoatomik satu dimensi adalah o=(4 m/)1/2
dimana
dan m, masing-masing adalah konstanta gaya dan massa tiap atom. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar bahwa frekuensi maksimum getaran kisi monoatomik satu dimensi
adalah o=(4 m/)1/2
dimana dan m, masing-masing adalah konstanta gaya dan
massa tiap atom?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Penurunan relasi dispersi getaran kisi kristal monoatomik satu dimensi.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Kisi kristal monoatomik satu dimensi yang dijelaskan pada nomor 1 di atas mempunyai
simetri translasi, yakni massa atom bernilai sama dalam interval tertentu.
4. Interval tersebut adalah jarak antar atom a. Oleh sebab itu diambil bentuk solusi
gelombang berjalan tklai
ol eA .
5. Substitusi solusi ini ke persamaan gerak atom ke- menghasilkan
112
2
2
llll
tm
m (-i)2 Ao e
i(kla - t) = {2 Ao e
i(kla - t) Ao e
i(k[l +1]a - t) Ao e
i(k[l – 1]a - t) }
6. Bagi kedua ruas dengan Ao. tie .
iklae menghasilkan
m 2 = {2
e
ika e
–ika }
m 2 = {e
ika + e
–ika 2}
7. Pemakaian rumus Euler eiy
+e-iy
=2 cos y dan cos 2 = 1 2 sin2 menghasilkan bentuk
m 2 = {2 cos (ka)
2}
m 2 = 2 {2 [1 2 sin
2 (ka/2)
2}= 4 sin
2 (ka/2)
8. Bentuk terakhir menghasilkan relasi dispersi berikut
2
sinka
o , dimana o=(4/m)1/2
9. Disini kita harus mengambil harga mutlak karena frekuensi merupakan bilangan
positip.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
10. Tidak menyetujui bahwa frekuensi maksimum getaran kisi monoatomik satu dimensi
adalah o=(4 m/)1/2
, melainkan o=(4/m)1/2
dimana dan m, masing-masing adalah
konstanta gaya dan massa tiap atom.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Frekuensi getaran kisi monoatomik satu dimensi bergantung dari nilai o.
Soal No. 3
Kisi monoatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik lolos rendah.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar kisi monoatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik
lolos rendah?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Harga frekuensi minimum dan maksimum, dan periode sinusoida relasi dispersi kisi
kristal monoatomik satu dimensi, serta peranannya sebagai filter mekanik lolos rendah.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Relasi dispersi kisi kristal monoatomik satu dimensi adalah 2
sinka
o .
4. Relasi dispersi berharga minimum nol =0 bila
02
sin ka
atau ka/2 = 0; ; 2; 3; … atau k = 0; 2/a; 4/a; 6/a; …
5. Relasi dispersi berharga maksimum o=(4/m)1/2
bila
12
sin ka
atau ka/2 = /2; 3/2; 5/2; … atau k = /a; 3/a; 5/a; …
6. Dari harga =0 maupun o=(4/m)1/2
tampak bahwa harga frekuensi kurva sinusoida
akan berulang atau periodik setelah angka gelombang k berlangsung sejauh 2/a.
7. Berdasarkan perhitungan di atas, maka relasi dispersi kisi kristal monoatomik satu
dimensi memiliki harga frekuensi minimum, dan maksimum, serta periode sinusoida,
berturut-turut sebesar =0 ; dan o=(4/m)1/2
; serta 2/a.
8. Secara grafik relasi dispersi tersebut digambarkan sebagai berikut.
9. Selain periodik dalam ruang k, kurva juga simetri terhadap pencerminan di sekitar titik
asal k=0.
10. Oleh karena itu daerah yang penting adalah 0<k</a.
11. Hanya frekuensi dalam rentang 0<<o yang ditransmisikan dalam kisi.
12. Frekuensi di atas o mengalami atenuasi tajam.
13. Dalam hal ini, kisi berperan sebagai filter mekanik lolos rendah.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
14. Menyetujui bahwa kisi monoatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik
lolos rendah.
Langkah 5 : Generalisasi
15. Relasi dispersi kisi kristal monoatomik 1 dimensi dapat berperan sebagai filter
mekanik lolos rendah.
Soal No. 4
Diskusikanlah tentang konsekuensi yang bisa terjadi pada harga k kecil, k=/a, dan k=0
pada getaran kisi monoatomik satu dimensi!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang bisa terjadi pada harga k kecil, k=/a, dan
k=0 pada getaran kisi monoatomik satu dimensi.
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Konsekuensi yang bisa terjadi pada harga k kecil, k=/a, dan k=0 pada getaran kisi
monoatomik satu dimensi.
-/a 2/a /a 0 -2/a
(k)
o
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Berdasarkan deret sin x = x – x3/3! + x
5/5! – ... , maka untuk nilai k kecil didapatkan
sin(ka/2) ka/2.
4. Dengan demikian relasi dispersi kisi kristal monoatomik satu dimensi
= o sin (ka/2)
kao
2
5. Tampak bahwa persamaan terakhir adalah relasi dispersi linier. Beberapa konsekuensi
fisis yang timbul antara lain sebagai berikut.
6. Didapatkan relasi dispersi linear k.
7. Relasi dispersi seperti ini merupakan ciri khas bahwa kisi berkelakuan sebagai medium
kontinu elastik (pegas kontinu).
8. Hal ini seperti yang dibahas pada modul sebelumnya.
9. Harga k kecil, berarti k<<(/a) atau 2/<<(/a) atau >>2a. Hal ini terlihat seperti
gambar berikut.
10. Tampak bahwa panjang gelombang jauh lebih besar daripada jarak antaratom (sistem
makro).
11. Atom bergerak dalam fasa yang sama satu sama lain. Kasus dengan k<</a, atau >>a
dinamakan batas gelombang panjang.
12. Karena bergerak dalam fasa yang sama, maka perubahan simpangan atom relatif
terhadap atom tetangganya adalah kecil.
13. Hal ini menyebabkan gaya pulih setiap atom menjadi kecil.
14. Gaya pulih kecil menyebabkan frekuensi kecil juga.
15. Dari relasi dispersi linear di atas, dapatlah dibuktikan bahwa kecepatan fasa (kecepatan
perambatan gelombang yang berfrekuensi dan angka gelombang k) v=/k sama
dengan kecepatan kelompok (kecepatan pulsa gelombang yang berfrekuensi dan angka
gelombang rata-rata dan k) vg=/k, yaitu sebesar
v= vg=(oa)/2=m
a 2
>>2a
a
16. Perhatikanlah kecepatan fasa atau kelompok di atas.
17. Besaran m/a adalah kerapatan massa satu dimensi dan a dapat diinterpretasikan
sebagai tegangan dalam rantai kisi.
18. Jika demikian halnya, maka hal ini sama dengan bahasan kecepatan rambat gelombang
transversal dalam kawat Melde, yaitu v=(Fl/m)1/2
dimana F, l, dan m masing-masing
adalah tegangan, panjang, dan massa kawat.
19. Relasi dispersi linear dimiliki oleh gelombang suara yang merambat dalam medium
kontinu elastik, seperti yang telah dibahas pada modul sebelumnya.
20. Oleh karena itu kecepatan fasa di atas sama dengan kecepatan merambat gelombang
suara dalam medium elastik kontinu, yaitu vs = (Y/)1/2
. Dengan mengacu bahwa
kerapatan massa =m/Vol=m/a3, maka dihasilkan
v = vs atau m
a 2 = (Y/)
1/2 atau a
2/m = Ya
3/m atau = a Y
21. Dengan demikian jika parameter kisi a dan modulus Young Y suatu bahan diketahui,
maka dapatlah ditentukan konstanta gaya .
22. Saat nilai k membesar terjadi deviasi secara signifikan terhadap bentuk linier. Pada
k=/a terdapat nilai frekuensi maksimum =o=(4/m)1/2
23. Nilai k=/a atau 2/=/a berarti =2a, menyebabkan atom yang bertetangga
bergetar dengan fasa berlawanan, seperti tampak pada gambar berikut
24. Karena bergerak dalam fasa yang berlawanan, maka perubahan simpangan atom relatif
terhadap atom tetangganya adalah maksimum.
25. Hal ini menyebabkan gaya pulih setiap atom menjadi maksimum.
26. Gaya pulih maksimum menyebabkan maksimum juga.
27. Pada harga k=/a kecepatan kelompok vg/a=/k/a=(oa/2)cos ka/2/a= 0.
28. Berarti dalam kristal dapat diandaikan terjadi gelombang berdiri.
29. Sehingga terjadi superposisi antara gelombang datang dan pantul oleh semua atom
dalam kristal.
30. Dengan kata lain karena adanya fasa berlawanan pada dua atom berdekatan, maka
terjadi gelombang pantulan.
=2a
a
31. Kasus dengan k=/a dinamakan kondisi refleksi Bragg.
32. Perhatikanlah harga frekuensi maksimum o=(4/m)1/2
, yang bergantung pada
konstanta pegas dan massa atom.
33. Sifat yang demikian memang merupakan sifat untuk osilator harmonik.
34. Seperti diketahui bahwa frekuensi osilator harmonik adalah =(/m)1/2
dimana dan
m, masing-masing adalah konstanta pegas dan massa osilator.
35. Nilai k=0 atau 2/=0, yang berarti =, menyebabkan keseluruhan bagian kristal
bertranslasi, sehingga gaya pulih menjadi nol.
36. Hal ini berarti =0 untuk k=0.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
37. Ketika nilai k kecil maka relasi dispersi linier.
38. Ketika k=/a maka akan terjadi gelombang berdiri.
39. Ketika k=0 maka seluruh bagian kristal akan bertranslasi.
Langkah 5 : Generalisasi
40. Interpretasi fisis relasi dispersi kisi kristal monoatomik satu dimensi dapat ditinjau dari
3 keadaan, yakni ketika k kecil, k=/a, serta k=0.
Soal No. 5
Daerah antara (-/a < k < /a) dalam kisi kristal monoatomik satu dimensi dinamakan
Zona Brillouin Pertama. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar daerah antara (-/a < k < /a) dalam kisi kristal monoatomik satu
dimensi dinamakan Zona Brillouin Pertama?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Periodisitas ω(k) dalam ruang k mempunyai perioda 2π/a.
3. Sehingga ω(k + 2π/a) = ω(k)
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Memperhatikan contoh sederhana gelombang transversal dengan λ=4a dan λ=(4/5)a
sebagai berikut.
5. Angka gelombang keduanya, masing-masing k=π/2a dan k’=(k+2π/a).
6. Terlihat bahwa keduanya merepresentasikan gerakan fisis yang sama.
7. Oleh karena itu dua moda tersebut haruslah mempunyai frekuensi yang sama. Secara
umum, hal ini berlaku untuk dua titik sebarang k dan k’, dimana k’=(k + n 2π/a) untuk
n bilangan bulat.
8. Hal inilah yang menyebabkan frekuensi ω merupakan fungsi periodik dari k dengan
perioda 2π/a.
9. Dalam kisi diskrit, panjang gelombang suatu gelombang bukanlah besaran unik.
10. Begitu juga nilai k, masing-masing nilai k yang ekivalen ditranslasikan sejauh n(2π/a)
satu terhadap yang lain dalam ruang k.
11. Pilihan interval tertentu dalam ruang k, yakni sama dengan periodanya sebesar 2π/a,
diperlukan untuk membuat representasi k maupun λ menjadi unik.
12. Panjang gelombang terpendek dari gelombang dalam kristal linier yang masih memiliki
makna fisis adalah λ = 2 a yang bersesuaian dengan k=π/a.
13. Oleh karena itu semua getaran, λ=0 sampai λ=∞, yang memiliki makna fisis berada
dalam interval 0 < |k| < π/a.
14. Daerah antara (-π/a < k < π/a) dinamakan Zona Brillouin Pertama, yang
merepresentasikan semua gelombang yang masih memiliki makna fisis dalam kristal.
15. Jumlah moda getar dalam zona ini sama dengan jumlah total atom dalam kisi.
16. Simetri refleksi terhadap titik nol dalam ruang k, berarti ω(-k) = ω(k).
17. Moda k merepresentasikan gelombang yang merambat ke arah kanan dan –k ke arah
kiri dalam kisi.
18. Karena kisi ekivalen dalam kedua arah tersebut, maka frekuensinyapun harus sama
seperti di atas.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
19. Menyetujui bahwa daerah antara (-/a < k < /a) dalam kisi kristal monoatomik satu
dimensi dinamakan Zona Brillouin Pertama.
Langkah 5 : Generalisasi
20. Pada kisi kristal monoatomik satu dimensi daerah antara (-/a < k < /a) dinamakan
Zona Brillouin Pertama.
Soal No. 6
Jelaskanlah tentang hubungan dispersi cabang akustik dan cabang optik dalam getaran
kisi diatomik satu dimensi!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Menjelaskan tentang hubungan dispersi cabang akustik dan cabang optik dalam getaran
kisi diatomik satu dimensi.
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Dispersi cabang akustik dan cabang optik dalam getaran kisi diatomik satu dimensi.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Kristal diatomoik terdiri dari dua jenis atom, masing-masing bermassa M1 pada
koordinat ganjil, dan M2 pada koordinat genap.
4. Jarak setimbang atom bertetangga sebesar a, seperti gambar berikut.
5. Asumsi yang digunakan sama dengan bahasan kisi monoatomik yang lalu, yaitu (1)
interaksi tetangga terdekat, (2) memenuhi hukum Newton, dan (3) memenuhi hukum
Hooke.
6. Persamaan kuadrat dalam 2, yaitu berbentuk a(
2)2+b(
2)+c=0, yang memiliki solusi
relasi dispersi dari akar-akar persamaan kuadrat
x2 x2-1 x2-2 x2-3
M2 M1 a
21
2
21
22
21
2
21
22
2,1
2
sin4.4)(4)(2
2
4
MM
kaMMMMMM
a
acbb
7. Sehingga diperoleh,
2/1
21
22
2121
2
2,1
sin41111
MM
ka
MMMM
8. Tanda menyebabkan terdapat dua relasi dispersi.
9. Yang bersesuaian dengan tanda minus dinamakan cabang akustik karena memiliki ciri
sama dengan kisi monoatomik.
10. Sedangkan yang bertanda plus dinamakan cabang optik karena dihasilkan frekuensi
optik dalam spektrum elektromagnet.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
11. Persamaan dua relasi dispersi sebesar
2/1
21
22
2121
2
2,1
sin41111
MM
ka
MMMM
12. Tanda minus dinamakan cabang akustik karena memiliki ciri sama dengan kisi
monoatomik.
13. Tanda plus dinamakan cabang optik karena dihasilkan frekuensi optik dalam spektrum
elektromagnet.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Getaran dalam kisi kristal diatomik 1 dimensi memiliki 2 keadaan dispersi relasi.\
Soal No. 7
Kisi diatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik lolos pita. Setujukah
Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar bahwa kisi diatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik
lolos pita?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Kisi diatomik satu dimensi dan filter mekanik lolos pita.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Relasi dispersi kisi kristal diatomik satu dimensi memiliki harga frekuensi minimum
dan maksimum pada cabang akustik maupun optik, dan periode sinusoida.
4. Secara grafik relasi dispersi, misalnya untuk M1 < M2, tersebut digambarkan sebagai
berikut.
5. Kurva bawah adalah cabang akustik, sedangkan yang atas adalah cabang optik.
6. Pada gambar di atas terdapat daerah tanpa getaran, yaitu daerah frekuensi antara
(2/M2)1/2
sampai (2/M1)1/2
.
7. Daerah terlarang ini, dimana kisi tidak dapat mentransmisikan gelombang, disebut
celah frekuensi.
8. Oleh karena itu, kisi diatomik berperan sebagai filter mekanik lolos pita.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
9. Menyetujui bahwa kisi diatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik
lolos pita.
Langkah 5 : Generalisasi
10. bahwa kisi diatomik satu dimensi dapat berperan sebagai filter mekanik lolos pita
Soal No. 8
Diskusikanlah tentang konsekuensi yang bisa terjadi pada harga k kecil, k=/2a, dan k=0
pada getaran kisi diatomik satu dimensi!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang bisa terjadi pada harga k kecil, k=/2a, dan
k=0 pada getaran kisi diatomik satu dimensi.
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Getaran kisi diatomik satu dimensi ketika harga k kecil, k=/2a, dan k=0.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Beberapa interpretasi fisis relasi dispersi kisi kristal diatomik satu dimensi sebagai
berikut.
4. Pada nilai k=0 (atau =), pada cabang akustik, nilai k=0 memberikan harga frekuensi
1=0.
5. Perhatikanlah kembali persamaan matrik di atas, yaitu
0
2cos2
cos22
2
1
2
2
2
1
A
A
Mka
kaM
.
6. Substitusi frekuensi 1=0 dan k=0 ke dalam persamaan matrik menghasilkan
(2) A1 (2) A2 = 0 atau A1 = A2
(2) A1 + (2) A2 = 0 atau A1 = A2
7. Hal ini berarti dua atom dalam sel, atau molekul, mempunyai amplitudo dan fasa yang
sama.
8. Keseluruhan kisi bergetar seperti benda tegar, dengan pusat massa bergerak bolak-
balik, seperti gambar berikut.
9. Perhatikanlah bahwa dua atom berdekatan memiliki arah getar yang sama (sefasa).
10. Gerakan dengan pusat massa bergerak bolak-balik memiliki analogi dengan gerakan
benda yang diikatkan pada ujung pegas dan digetarkan.
11. Pada cabang optik, nilai k=0 memberikan harga frekuensi 22
=2[(1/M1)+ (1/M2)].
Substitusi frekuensi 22=2[(1/M1)+ (1/M2)] dan k=0 ke dalam persamaan matrik di
atas menghasilkan M1 A1 + M2 A2 = 0.
12. Memperhatikan analogi berikut. Sejumlah massa m1, m2, ... terletak pada posisi x1, x2,
... memiliki titik pusat massa berikut
...
...
21
2211
mm
xmxmx
13. Jika titik pusat massa terletak pada x = 0 (pangkal koordinat), maka harga pembilang
m1x1+m2x2+ ...= 0
14. Hal ini berarti bentuk M1 A1 + M2 A2 = 0 memiliki makna fisis bahwa pada nilai k=0
cabang optik berosilasi dengan pusat massa atom tidak berubah.
15. Dua atom dalam sel bergetar dalam fasa berlawanan, seperti pada gambar berikut.
16. Memperhatikan bahwa dua atom berdekatan memiliki arah getar yang berlawanan (fasa
berlawanan).
17. Pada nilai k kecil, pada cabang akustik sebagai berikut.
18. Berdasarkan deret sin x = x – x3/3! + x
5/5! – ... untuk semua nilai x, maka nilai sin(ka)
= ka – (ka)3/(1.2.3) + ...
19. Pada cabang akustik, pendekatan di atas menghasilkan relasi dispersi.
20. Berdasarkan deret (1+x)p
= 1 + px + p(p-1)x2/2! + ... untuk x<1, maka relasi dispersi
menjadi
2
21
2
2
21
21
21
21
21
212
2,1
24
)(2
11 ka
MMka
MM
MM
MM
MM
MM
MM
21. Tampak bahwa pada cabang akustik dengan k kecil terjadi relasi dispersi linier.
22. Hal ini sama dengan sifat dinamika kisi kristal monoatomik satu dimensi untuk k kecil.
23. Pada nilai k kecil ini cabang akustik memiliki kecepatan fasa bunyi
21
22
MM
a
kv
.
24. Besaran (M1+M2)/a adalah kerapatan massa satu dimensi, dan 2a dapat
diinterpretasikan sebagai tegangan dalam rantai kisi.
25. Jika demikian halnya, maka hal ini sama dengan bahasan kecepatan rambat gelombang
transversal dalam kawat Melde, yaitu v=(Fl/m)1/2
dimana F, l, dan m masing-masing
adalah tegangan, panjang, dan massa pegas/kawat kontinu.
26. Pada nilai k kecil, pada cabang optic, dengan memperhatikan kembali relasi dispersi
untuk cabang optik berikut
2/1
21
22
2121
2
2,1
sin41111
MM
ka
MMMM
27. Karena k kecil, maka harga sin2(ka) juga kecil, sehingga harga [4 sin
2(ka)/(M1M2)]
dapat diabaikan terhadap terhadap nilai suku di depannya [(1/M1)+(1/M2)]2. Akibatnya
relasi dispersi menjadi
212121
2
2,1
112
1111
MMMMMM
28. Memperhatikan bahwa harga ini adalah sama dengan nilai pada k=0 di atas.
29. Pada nilai k=/2a, seperti yang telah dijelaskan bahwa pada nilai k=/2a relasi
dispersi pada cabang akustik bernilai maksimum, dan pada cabang optik bernilai
minimum.
30. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
31. Untuk kasus M1 < M2
Cabang akustik memiliki nilai maksimum (1,2)2
= 2/M2
Cabang optik memiliki nilai minimum (1,2)2
= 2/M1
32. Untuk kasus M1 > M2
Cabang akustik memiliki nilai maksimum (1,2)2
= 2/M1
Cabang optik memiliki nilai minimum (1,2)2
= 2/M2
33. Memperhatikan bahwa kasus M1 < M2 dan kasus M1 > M2 memiliki harga maksimum
dan minimum yang saling bertukar tempat antara cabang akustik dan optik.
34. Memperhatikan celah frekuensi dalam vibrasi kisi diatomik satu dimensi, yaitu selisih
antara frekuensi minimum cabang optik dan maksimum cabang akustik, yang bernilai
Celah frekuensi = 2/M1 2/M2= 21/M1 1/M2
35. Semakin tajam (bernilai besar) bila kedua massa semakin tidak sama.
36. lenyap (berimpit) bila kedua massa sama besar.
37. Memperhatikan bila nilai k=/2a disubstitusikan ke persamaan
(2 M1 2) A1
(2 cos ka) A2 = 0
(2 cos ka) A1 + (2 M2 2) A2
= 0
38. Menganggap bahwa M1 < M2.
39. Untuk cabang akustik nilai k=/2a menghasilkan frekuensi (1,2)2
= 2/M2 .
40. Sehingga kedua persamaan di atas menjadi
2 (1 M1/M2) A1 0 A2 = 0 berarti A1 = 0 dan A2 0
0 A1 + 0 A2 = 0 berarti A1 0 dan A2 0
41. Dua persamaan menyatakan bahwa A1 memiliki peluang nol, dan A2 pasti tidak nol.
42. Hal ini dapat diartikan bahwa pada cabang akustik hanya atom berat (M2) yang
bervibrasi, sedangkan atom ringan (M1) diam.
43. Untuk cabang optik nilai k=/2a menghasilkan frekuensi (1,2)2
= 2/M1 sehingga
kedua persamaan di atas menjadi
0 A1 0 A2 = 0 berarti A1 0 dan A2 0
0 A1 + 2 (1 M2/M1) A2 = 0 berarti A1 0 dan A2 = 0
44. Dua persamaan menyatakan bahwa A2 memiliki peluang nol, dan A1 pasti tidak nol.
45. Hal ini dapat diartikan bahwa pada cabang optik hanya atom ringan (M1) yang
bervibrasi, sedangkan atom berat (M2) diam.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
46. Interpretasi fisis relasi dispersi kisi kristal diatomik satu dimensi dapat ditinjau dengan
3 keadaan, yakni harga k kecil, k=/2a, dan k=0.
Langkah 5 : Generalisasi
47. Getaran dalam kisi kristal diatomik 1 dimensi bervariasi bergantung pada nilai k.
Permasalahan Diskusi Pertemuan VIII (Tugas 8)
Model Elektron Bebas dalam Logam
Soal No.1
Diskusikanlah tentang (1) elektron “cores”, (2) elektron konduksi, (3) gerakan ion
“cores”!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Jelaskan mengenai elektron “cores”!
2. Jelaskan mengenai elektron konduksi!
3. Jelaskan mengenai gerakan ion “cores”!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
4. Elektron “cores”
5. Elektron konduksi
6. Gerakan ion “cores”
Langkah 3 : Self Explanation
7. Elektron cores merupakan elektron valensi dalam logam yang terlokalisasi
sehingga karakternya relatif tidak berubah.
8. Elektron konduksi merupakan elektron valensi pada atom bebas yang membentuk
logam, elektron ini bergetar bebas diantara ion sehingga keduanya berikatan
logam.
9. Gerakan ion cores adalah ion yang bergetar secara termal di sekitar titik
setimbang dan demikian pula elektron bebas bergerak termal diantara ion termal
dan merubah arah gerak tiap menumbuk ion.
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Elektron konduksi merupakan elektron yang bergerak di antara ion ketika atom
bebas membentuk logam yang menyebabkan keadaan berubah tajam
11. Elektron “cores” adalah elektron yang relatif tidah berubah karena tetap
terlokalisasi
12. Gerakan ion “cores” adalah ion yang bergetar secara termal di sekitar titik
setimbang, sehingga elektron bebas bergerak termal di antara ion logam dan
merubah arah geraknya setiap kali menumbuk ion
Langkah 5 : Generalisasi
13. Elektron konduksi mempunyai pengertian yang berbeda dengan elektron “cores”,
sedangkan ion “cores” memiliki pergerakan yang tertentu
Soal No.2
Diskusikanlah tentang (1) volume ion “cores” dan elektron konduksi, (2) konsentrasi
elektron konduksi, dan (3) monovalen dan divalen dalam logam!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Jelaskan mengenai volume ion “cores” dan elektron konduksi!
2. Jelaskan mengenai konsentrasi elektron konduksi!
3. Jelaskan mengenai konsentrasi elektron konduksi monovalen dan divalen dalam
logam!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
4. Volume ion “cores” dan elektron konduksi
5. Konsentrasi elektron konduksi
6. Monovalen dan divalen dalam logam
Langkah 3 : Self Explanation
7. Dalam logam Na, proporsi volume yang dapat terisi oleh ion ”cores” hanya sekitar
15%
8. Hal ini dapat terjadi karena radius ion Na+ adalah 0,90Å, sedangkan setengah
jarak antartetangga terdekat atom adalah 1,83 Å.
9. Konsentrasi elektron konduksi dapat dihitung dari valensi dan kerapatan logam
10. Jika ρm dan ZV, masing-masing adalah kerapatan bahan dan valensi atom, maka
konsentrasi elektronnya adalah
𝑛 = 𝑍𝑉
𝜌𝑚𝑁𝐴
𝑀
11. Dimana NA adalah bilangan Avogadro dan M adalah berat atom
12. Logam memiliki konsentrasi elektron yang besar, yakni n = 1029
/m3
13. Contoh Logam monovalen adalah Na, K, Cu, Ag dan Au
14. Contoh logam divalen adalah logam Be, Mg, Zn dan Cd.
Langkah 4 : Kesimpulan
15. Volume ion “cores” pada logam Na adalah 15%
16. Konsentrasi elektron konduksidapat dihitung dari valensi ZV dan kerapatan logam
ρmdengan persamaan: 𝑛 = 𝑍𝑉𝜌𝑚 𝑁𝐴
𝑀
17. Logam monovalen adalah Na, K, Cu, Ag dan Au
18. Logam divalen adalah logam Be, Mg, Zn dan Cd
Langkah 5 : Generalisasi
19. Volume ion “cores” hanya beberapa persen dari suatu logam dan konsentrasi
elektron konduksi dapat dihitung dari Zv dan ρm
Soal No.3
Menurut Drude, elektron konduksi logam membentuk sistem gas elektron klasik, dan
bila dikenai medan listrik luar menimbulkan konduktivitas listrik yang sebanding
dengan konsentrasi elektron konduksi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar apabila Drude mengatakan elektron konduksi logam membentuk
sistem gas elektron klasik, dan bila dikenai medan listrik luar menimbulkan
konduktivitas listrik yang sebanding dengan konsentrasi elektron konduksi?
Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Teori Drude
3. Elektron konduksi logam
4. Sistem gas elektron klasik
5. Medan listrik
6. Konduktivitas dan konsentrasi
Langkah 3 : Self Explanation
7. Drude (1900) mengandaikan bahwa dalam logam terdapat elektron bebas, yang
membentuk sistem gas elektron klasik, yang bergerak acak dalam kristal dengan
kecepatan random vo karena energi termal dan berubah arah geraknya setelah
bertumbukan dengan ion logam. Karena massanya yang jauh lebih besar, maka
ion logam tidak terpengaruh dalam tumbukan ini
8. Kehadiran medan listrik ε dalam logam hanya mempengaruhi gerak keseluruhan
electron karena ion-ion tertata berjajar dan bervibrasi di sekitar titik kisi sehingga
tidak memiliki neto gerak translasi
9. Misalnya, terdapat medan listrik εdalam arah sumbu-X. Percepatan elektron
yang timbul percepatan elektron yang timbul adalah 𝑎𝑥 = −𝑒𝜀
𝑚 ∗ , dengan e adalah
muatan dan m* adalah massa efektif elektron
10. Jika waktu rata-rata antara dua tumbukan elektron dan ion adalah η, maka
kecepatan hanyut dalam selang waktu tersebut.
𝑣𝑎𝑛𝑦𝑢𝑡 = 𝑣𝑜 −𝑒𝜀
𝑚∗𝜏
11. Oleh karena itu rapat arus yang terjadi:
𝐽𝑥 = −𝑒 𝑣𝑜 −𝑒𝜀
𝑚∗𝜏
dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron bebas setiap satuan
volume.
12. Elektron bergerak secara acak, sehingga Σvo=0.
13. Oleh sebab itu ungkapan rapat arus menjadi
𝐽𝑥 =𝑒2𝑛𝜏
𝑚∗𝜀
14. Terdapat hubungan Jx=ζε, dimana Jx adalah rapat arus dan ζ konduktivitas listrik.
15. Maka menurut konduktivitas listrikmemiliki ungkapan
𝜍 =𝑒2𝑛𝜏
𝑚∗
16. Tampak bahwa konduktivitas listrikζ berbanding lurus dengan konsentrasi
elektron konduksi n
Langkah 4 : Kesimpulan
17. Sejutu apabila dikatakan bahwa dalam teori Drude, saat elektron konduksi logam
dikenai medan listrik luar akan menimbulkan konduktivitas listrik𝜍 yang
sebanding dengan konsentrasi elektron konduksi n
Langkah 5 : Generalisasi
18. Teori Drude pada tahun 1900 tentang konduktivitas listrik sebanding dengan
konsentrasi elektron konduksi adalah benar
Soal No.4
Teori Drude tentang logam bersandar pada teori klasik, namun berhasil memprediksi
bahwa saat suhu naik diperoleh konsentrasi elektron konduksi dalam logam yang
makin banyak. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar apabila dari teori Drude tentang logam bersandar pada teori klasik,
namun berhasil memprediksi bahwa saat suhu naik diperoleh konsentrasi elektron
konduksi dalam logam yang makin banyak?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Teori Drude
3. Hubungan suhu dengan konsentrasi elektron konduksi
Langkah 3 : Self Explanation
4. Analisa dengan konduktivitas termal
5. Misalnya, sepanjang sumbu-X terdapat gradien suhu ∂T/∂x, maka akan terjadi
aliran energi persatuan luas perdetik (arus kalor) Qe.
6. Berdasarkan eksperimen arus kalor Qe tersebut sebanding dengan gradien suhu
∂T/∂x
7. Maka, Qe = -K ∂T/∂x, dengan K adalah konduktivitas termal
8. Dalam logam, panas dialirkan oleh fonon dan elektron.
9. Konsentrasi elektron dalam logam sangat besar, maka konduktivitas termal fonon
jauh lebih kecil daripada elektron.
10. Kfonon≅10-2
Kelektron, sehingga konduktivitas fonon diabaikan.
11. Dari pendekatan teori kinetik gasdiperoleh ungkapan konduktivitas termal sebagai
𝐾 = 1
3 𝐶𝑣𝑣𝑙, dimana CVadalah kapasitas panas elektron persatuan volume, v
adalah kecepatan partikel rata-rata,dan l adalah lintas bebas rata-rata partikel.
12. Karena CV=(3/2)nk, (1/2)mv2=(3/2)kT dan l=vη, maka konduktivitas termal
menjadi
13. Perbandingan konduktivitas termal dan listrik adalah
𝐾
𝜍=
3
2 𝑘
𝑒
2
𝑇
14. Hal ini sesuai dengan penemuan empirik oleh Wiedemann-Frans (1853). Hukum
Wiedemann-Frans sesuai dengan pengamatan untuk suhu tinggi (termasuk suhu
kamar) dan suhu sangat rendah (beberapa K).
15. Tetapi, untuk suhu “intermediate”, K/ζT bergantung pada suhu.
16. Dalam teori Drude lintas bebas rata-rata elektron bebas, , l=ηvo, tidak bergantung
suhu. Namun karena vo∼T1/2
, maka keadaan mengharuskan η ∼T-1/2
17. Hal ini didukung dengan fakta eksperimen bahwa ζ∼T-1
, sehingga dari
ungkapankonduktivitas listrik didapatkan:n η ∼T-1
atau n ∼T-1/2
18. Ungkapan di atas menunjukkan bahwa bila T naik, maka n menurun
Langkah 4 : Kesimpulan
19. Tidak setuju apabila dikatakan dalam teori Drude tentang logam bersandar pada
teori klasik, namun berhasil memprediksi bahwa saat suhu naik diperoleh
konsentrasi elektron konduksi dalam logam yang makin banyak. Menurut teori
Drude tentang logam bersandar pada teori klasik menunjukkan n η ∼T-1
atau n
∼T-1/2
artinya bila T naik, maka n menurun
Langkah 5 : Generalisasi
20. Drude tidak memenuhi dalam menjelaskan hubungan T dengan n
Soal No.5
Salah satu asumsi yang digunakan oleh model elektron bebas klasik adalah bahwa di
permukaan batas logam terdapat potensial penghalang, tetapi elektron yang paling
energetik dapat melewatinya sehingga dapat meninggalkan permukaan logam.
Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah asumsi-asumsi yang lain!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar bahwa dari salah satu asumsi yang digunakan oleh model elektron
bebas klasik adalah bahwa di permukaan batas logam terdapat potensial
penghalang, tetapi elektron yang paling energetik dapat melewatinya sehingga
dapat meninggalkan permukaan logam?
2. Jelaskan pula asumsi-asumsi yang lain!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
3. Model elektron bebas klasik
Langkah 3 : Self Explanation
4. Model elektron bebasa klasik tentang logam mengambil andaian berikut.
a. Kristal digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volume kristal
b. Elektron bebas tersebut diperlakukan sebagai gas, yang masing-masing bergerak
secara acak dengan kecepatan termal (seperti molekul dalam gas ideal – tidak ada
tumbukan, kecuali terhadap permukaan batas)
c. Pengaruh medan potensial ion diabaikan, karena energi kinetik elektron bebas
sangat besar
d. Elektron hanya bergerak dalam kristal karena adanya penghalang potensial di
permukaan batas
Langkah 4 : Kesimpulan
5. Tidak setuju apabila dikatakan salah satu asumsi yang digunakan oleh model
elektron bebas klasik adalah bahwa di permukaan batas logam terdapat potensial
penghalang, tetapi elektron yang paling energetik dapat melewatinya sehingga
dapat meninggalkan permukaan logam, karena salah satu asumsi yang digunakan
oleh model elektron bebas klasik adalah di permukaan batas logam terdapat
potensial penghalang, karena itu elektron hanya bergerak dalam kristal
Langkah 5 : Generalisasi
6. Terdapat empat asumsi yang digunakan oleh model elektron bebas klasik
Soal No.6
Model elektron bebas klasik gagal membahas kapasitas panas dan suseptibilitas
magnetik bahan logam. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah anda setuju apabila dikatakan model elektron bebas klasik gagal
membahas kapasitas panas dan suseptibilitas magnetik bahan logam? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Model elektron bebas klasik
3. Kapasitas panas klasik
4. Suseptibilitas magnetik bahan logam
Langkah 3 : Self Explanation
5. Misalnya, setiap atom memberikan ZV elektron bebas, maka jumlah total elektron
tersebut perkilomol n = ZV NA
6. Bila elektron berperilaku seperti dalam gas ideal, maka energi kinetik totalnya U
= n (3/2) k T = (3/2) ZV R T
7. Sehingga kapasitas panas sumbangan elektron bebas(CV)el = (3/2) ZV R
8. Kapasitas panas total dalam logam, termasuk sumbangan oleh fonon, adalah CV =
(CV)f + (CV)el = [3 + (3/2) ZV) R
9. Hal ini berarti setidaknya kapasitas panas logam harus 50% lebih tinggi daripada
isolator.
10. Namun berdasarkan eksperimen menunjukkan bahwa untuk semua bahan padatan
(logam dan isolator) nilai CV mendekati 3R pada suhu tinggi
11. Pengukuran yang akurat menunjukkan bahwa sumbangan elektron bebas terhadap
kapasitas panas total adalah reduksi harga klasik (3/2)R oleh factor 10 -2
12. Oleh karena itu model elektron bebas klasik tidak memberikan hasil ramalan CV
yang memadai
13. Suseptibilitas magnetik χ mengkaitkan momen magnetik M dan kuat medan
magnetik H melalui ungkapan M = χ H
14. Pengaruh medan magnet luar H terhadap elektron bebas menyebabkan setiap
momen dipol μ ,yang arahnya acak, akan memperoleh energi magnetik
E = −μ ∙ H
15. Jika distribusi momen dipol elektron bebas memenuhi statistik Maxwell-
Boltzmann, yakni f(E)=e-E/kT
,
16. Maka momen dipol rata-rata dalam arah medan memenuhi
μ = μcosθe−E/kT 2πsinθ dθ
x
0
e−E/kT 2πsinθ dθx
0
dimana θ adalah sudut antara μ dan H
17. Hasil dari persamaan di atas adalahμ = μ L x , dengan L(x)=coth x – (1/x) =
fungsi Langevin dan x = (μH/kT)
18. Dengan menggunakan deret
coth x =1
x+
x
3−
x3
45+
2x5
945+ ⋯, untuk0 < x < 𝜋
19. Maka untuk medan H tidak kuat, yakni μH<<kT momen dipol rata-rata tersebut
berharga
μ = μ1
3
μH
kT
20. Jika jumlah momen dipol magnet adalah N, maka magnetisasinya
M = Nμ =Nμ2
3kTH
21. Dengan membandingkan persamaan poin t dan poin k, diperoleh suseptibilitas
magnetik
χ =Nμ2
3kT
22. Dari persamaan di atas, tam[ak bahwa adanya kebergantungan χ terhadap T
23. Tetapi, eksperimen tidak menunjukkan adanya kebergantungan χ terhadap T.
24. Selain itu, model elektron bebas klasik tidak dapat menerangkan tentang mengapa
χ untuk paramagnet elektron tidak bergantung pada T.
Langkah 4 : Kesimpulan
25. Setuju apabila dikatakan model elektron bebas klasik gagal membahas:
a. Kapasitas panas logam, hanya terjadi reduksi dimana eksperimen menunjukkan
nilai CV mendekati 3R pada suhu tinggi
b. Suseptibilitas magnetik bahan logam, tidak dapat menerangkan tentang mengapa χ
tidak bergantung pada T
Langkah 5 : Generalisasi
26. Model elektron bebas klasik gagal membahas kapasitas panas logam dan
suseptibilitas magnetik bahan logam.
Soal No.7
Salah satu asumsi yang digunakan oleh model elektron bebas terkuantisasi dalam
membahas elektron dalam logam adalah bahwa elektron dapat meninggalkan
permukaan logam. Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah asumsi-asumsi yang
lain!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah setuju apabila dikatakan dari salah satu asumsi yang digunakan oleh
model elektron bebas terkuantisasi dalam membahas elektron dalam logam adalah
bahwa elektron dapat meninggalkan permukaan logam?
2. Jelaskan mengenai asumsi-asumsi yang lain!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
3. Model elektron bebas terkuantisasi
Langkah 3 : Self Explanation
4. Model elektron bebas terkuantisasi mengambil andaian sebagai berikut.
a. Kristal logam digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip
(yang membentuk kisi kristal) dan elektron bebas yang bergerak dalam volume
kristal
b. Elektron bebas tersebut memenuhi kaidah fisika kuantum, yaitu mempunyai
energi terkuantisasi dan mematuhi larangan Pauli, yang secara menyatu
dirangkum dalam ungkapan rapat electron dn = n(E) dE = f(E) g(E) dE
c. Dengan mensubstitusikan (3.27) dan (3.26) diperoleh ungkapan rapat elektron
sebagai fungsi dari energi elektron dan suhu sistem
𝑓 𝐸 =1
1 + 𝑒 𝐸−𝐸𝑝
𝑘𝑇
dan fungsi jumlah keadaaan elektron persatuan volume yang berenergi antara
E dan E+dE yang dinyatakan
𝑔 𝐸 𝑑𝐸 =𝑘2
𝜋2𝑑𝑘 =
1
2𝜋2
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸1/2𝑑𝐸
d. Pengaruh medan ion positip dapat diabaikan karena energi kinetik elektron bebas
sangat besar
e. Pada permukaan batas antara logam dan vakum yang mengelilinginya terdapat
suatu potensial penghalang φ yang harus diloncati oleh elektron bebas paling
energetik pada suhu T=0 K (energi EF) untuk dapat meninggalkan permukaan
batas logam.
Langkah 4 : Kesimpulan
5. Setuju, karena salah satu asumsi yang digunakan oleh model elektron bebas
terkuantisasi dalam membahas elektron dalam logam adalah bahwa elektron dapat
meninggalkan permukaan logam yaitu elektron yang paling energetik
Langkah 5 : Generalisasi
6. Terdapat empat asumsi mengenai model elektron bebas terkuantisasi
Soal No.8
Model elektron bebas terkuantisasi berhasil membuktikan bahwa sumbangan
elektron bebas terhadap kapasitas panas total logam adalah 0,5% pada suhu tinggi.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar apabila dikatakan model elektron bebas terkuantisasi berhasil
membuktikan bahwa sumbangan elektron bebas terhadap kapasitas panas total
logam adalah 0,5% pada suhu tinggi? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. M odel elektron bebas terkuantisasi
3. Rapat elektron
4. Rapat energi
5. Kapasitas panas logam
Langkah 3 : Self Explanation
6. Rapat elektron pada suhu T=0 K
𝑛 = 𝑛 𝐸 𝑑𝐸∞
0
= 𝐸𝑓 𝐸 𝑔 𝐸 𝑑𝐸 =∞
0
𝐸𝐸𝐹𝑜
0
1
2𝜋2
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸1/2𝑑𝐸
=1
3𝜋2
2𝑚𝑜𝐸𝐹 0
ℏ2
3/2
7. Rapat energi pada suhu T=0 K
𝑈𝑜 = 𝐸𝑑𝑛 = 𝐸𝑓 𝐸 𝑔 𝐸 𝑑𝐸 =∞
0
∞
0
𝐸𝐸𝐹𝑜
0
1
2𝜋2
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸1/2𝑑𝐸
=1
5𝜋2
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸𝐹5/2 0
8. Bila dinyatakan dalam bentuk persamaan rapat elektron, maka
𝑈𝑜 =3
5𝑛𝐸𝐹 0
9. Rapat energi elektron pada suhu T>0 K
𝑈 = 𝐸𝑓 𝐸 𝑔 𝐸 𝑑𝐸 = 𝐸1
1 + 𝑒 𝐸−𝐸𝐹 /𝑘𝑇
1
2𝜋2
∞
0
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸1/2𝑑𝐸∞
0
𝑈 =1
2𝜋2
2𝑚𝑜
ℏ2
3/2
𝐸3/2
1 + 𝑒 𝐸−𝐸𝐹 /𝑘𝑇
∞
0
𝑑𝐸
10. Untuk menyelesaikan integral dalam persamaan di atas digunakan bentuk integral
𝐹𝑗 𝑦𝑜 = 𝑦𝑗
1 + 𝑒 𝑦−𝑦𝑜 𝑑𝑦
∞
0
11. Persamaan di atas yang mempunyai bentuk asymtotik untuk yo besar dan berharga
positip
𝐹𝑗 𝑦𝑜 ≅𝑦𝑜
𝑗+1
𝑗 + 1 1 +
𝜋2𝑗 𝑗 + 1
6𝑦02 +∙∙∙
12. Diketahui bahwa ungkapan energi Fermi sebagai fungsi suhu adalah
𝐸𝐹 = 𝐸𝐹 0 1 − 𝜋𝑘𝑇 2
12𝐸𝐹2 0
13. Karena bentuk [ 𝜋𝑘𝑇 2/𝐸𝐹2 0 ] sangat kecil dibandingkan dengan satu, maka EF
selalu dapat diganti dengan EF(0).
14. Dengan memakai bentuk persamaan (f) , (g) dan deret binomial (1+x)p, serta
memperhatikan ungkapan (b) dan (a), maka rapat energi pada suhu T>0 K dapat
dihitung dan hasilnya adalah
𝑈 ≅ 𝑈𝑜 +𝑛𝜋2𝑘2𝑇
4𝐸𝐹
15. Sehingga kapasitas panas elektron bebas
𝐶𝑉 𝑒𝑙 = ∂U/ ∂T𝑛𝜋2𝑘2𝑇
2𝐸𝐹
16. Apabila kapasitas panas elektron bebas model klasik maka persamaan di kapasitas
panas elektron bebas untuk satu mol zat menjadi
𝐶𝑉 𝑒𝑙 =𝜋2𝑘𝑇
3𝐸𝐹
𝐶𝑉 𝑒𝑙′
17. Tampak bahwa sumbangan elektron bebas pada harga CV untuk kristal diperkecil
dengan faktor [π2kT/3EF] dari harga klasiknya.
18. Untuk harga EF=5 eV dan T=300 K, maka hal ini sesuai dengan hasil pengukuran
bahwa faktor pengecil tersebut kira-kira berorde 10-2
.
19. Sumbangan elektron bebas pada harga CV suatu logam sangatlah kecil, terutama
pada suhu yang sangat tinggi
20. Tetapi sumbangan tersebut akan dominan pada suhu yang cukup rendah.
21. Pada suhu jauh di bawah suhu Debye θD dan suhu Fermi TF, kapasitas panas suatu
logam dapat ditulis sebagai jumlah sumbangan elektron bebas dan fonon, yakni
CV = γ T + A T3 dimana γ dan A merupakan konstanta karakteristik bahan
Langkah 4 : Kesimpulan
22. Tidak setuju karena pada model elektron bebas terkuantisasi membuktikan bahwa
sumbangan elektron bebas terhadap harga kapasitas panas total logam pada suhu
tinggi sangatlah kecil dan diperkecil dengan faktor [π2kT/3EF] dari harga
klasiknya,kira-kira berorde 10-2
Langkah 5 : Generalisasi
23. Pada suhu sangat tinggi sumbangan elektron bebas pada harga Cv suatu logam
sangatlah kecil
Soal No.9
Model elektron bebas terkuantisasi berhasil membuktikan bahwa suseptibilitas
magnetik bahan logam bergantung secara kuat terhadap suhu, yakni berbanding
terbalik terhadap suhu mutlak. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar bahwa model elektron bebas terkuantisasi berhasil membuktikan
bahwa suseptibilitas magnetik bahan logam bergantung secara kuat terhadap suhu,
yakni berbanding terbalik terhadap suhu mutlak? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Model elektron bebas terkuantisasi
3. Suseptibilitas magnetik bahan logam
Langkah 3 : Self Explanation
4. Apabila terdapat suatu medan magnet luar H pada sutau logam, maka spin
elektron bebas akan menyesuaikan diri terhadap H.
5. Karena terdapat pengaruh medan,maka energi total elektron bebas adalah Etot =
Ekin ± μB μo H
6. Tanda positip untuk spin antiparalel dan negatip untuk spin paralel terhadap
medan.
7. Pengaruh medan terhadap rapat keadaan g(E) digambarkan di bawah ini
8. Rapat keadaan g(E) dibagi menjadi dua bagian, yaitu spin ke atas dan ke bawah.
9. Tanpa medan magnet luar H, keduanya simetris terhadap sumbu E.
Gambar Variasi tingkat
energi karena aplikasi
medan magnet luar H
10. Bila terdapat medan magnet luar H, maka secara total lebih banyak elektron yang
antiparalel terhadap H.
11. Magnetisasi yang terjadi adalah
𝑀 = 𝜇𝐵 𝑑𝑛∞
0
= 𝜇𝐵 𝑓 𝐸 1
2𝑔 𝐸 + 𝜇𝐵𝜇𝑜𝐻 −
1
2𝑔 𝐸 − 𝜇𝐵𝜇𝑜𝐻
∞
0
𝑑𝐸
12. Bila diambil kasus untuk T=0 K, maka diperoleh𝑀 =𝜇𝑜𝜇𝐵
2 3𝑛
2𝐸𝐹0𝐻
13. Berdasarkan ekspansi Taylor, perhitungan di atas menggunakan relasi
g(E±μoμBH)=g(E)±μoμBH(dg/dE) , diperoleh g(EF)=3n/2
14. Maka, EFdapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan jumlah keadaaan
elektron persatuan volume yang berenergi antara E dan E+dE dan persamaan
rapat elektron pada suhu T=0 K
15. Dengan demikian suseptibilitas magnetiknya
𝜒 =𝜇𝑜𝜇𝐵
2 3𝑛
2𝐸𝐹0
16. Terlihat bahwa suseptibilitas di atas tidak bergantung secara kuat terhadap suhu.
17. Dengan harga EFo=2 eV didapatkan χ=5.10-6
yang sesuai dengan hasil
eksperimen.
Langkah 4 : Kesimpulan
18. Tidak setuju dengan pernyataan soal dikarenakan model elektron bebas
terkuantisasi membuktikan bahwasuseptibilitas di atas tidak bergantung secara
kuat terhadap suhu
Langkah 5 : Generalisasi
19. Model elektron bebas terkuantisasitentang ketidakbergantungan suseptibilitas
magnetik terhadap suhu mempunyai kesesuaian dengan eksperimen
Soal No.10
Model elektron bebas terkuantisasi menghasilkan konduktivitas listrik logam yang
bentuknya berbeda dengan yang diperoleh teori Drude, tetapi dalam keadaan khusus
dapat direduksi sehingga bentuknya sama dengan yang diperoleh teori Drude.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah setuju dengan pernyataan model elektron bebas terkuantisasi
menghasilkan konduktivitas listrik logam yang bentuknya berbeda dengan yang
diperoleh teori Drude, tetapi dalam keadaan khusus dapat direduksi sehingga
bentuknya sama dengan yang diperoleh teori Drude? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Model elektron bebas terkuantisasi
3. Teori Drude
4. Konduktivitas listrik logam
Langkah 3 : Self Explanation
5. Elektron yang mempunyai mobilitas besar untuk pindah ke keadaan elektronyang
lain adalah elektron yang berenergi E sedemikian sehingga f(E)<1. Hal initerjadi
di daerah E∼EF.
6. Elektron yang demikian akan mengalir bila dikenai medanlistrik.
7. Bila rapat elektron n dan kecepatan hanyutelektron vd, maka rapat arus dapat juga
diungkapkan dalam bentuk: J = n e vd
8. Dalam kesetimbangan termal, distribusi elektron berada dalam keadaanmapan
(steady state) 𝑛𝑜 𝑣 , yang tidak bergantung waktu.
9. Dalam ruang kecepatan,distribusi 𝑛𝑜 𝑣 ,mempunyai simetri bola, dinamakan bola
Fermi(dengan radiuslaju Fermi vF), serta permukaannya disebut permukaan
Fermi.
10. Kecepatan elektronbersifat acak, dan berkaitan dengan energi melalui persamaan:
E = ½ m v2, direpresentasikan oleh semua titik dalam bola.
11. Arus total nol karena setiap elektronyang berkecepatan v selalu berpasangan
dengan yang berkecepatan –v.
12. Kecepatanelektron sangat besar di permukaan Fermi.
13. Permukaan Fermi tidak begitu dipengaruhioleh suhu. Bila suhu naik, hanya
sedikit elektron yang melintasinya. Bila terdapat medan listrik, misalnya, εX
searah sumbu-X, maka distribusielektron berubah menjadi n 𝑣 . Perubahan ini
mempunyai komponen posisi danwaktu.
14. Dalam hal ini bola Fermi bergeser ke arah (-X), seperti ditunjukkan oleh gambar
berikut.
Gambar (a) Bola Fermi saat setimbang,
(b) Pergeseran bola Fermi saat dikenakan medan
15. Diasumsikan bahwa kecepatan pergeseran titik pusat oleh kehadiran medan luar
inisangat kecil bila dibandingkan dengan vrms.
16. Bila ε homogen (besar dan arahnya), maka perubahan distribusi elektronhanya
dipengaruhi oleh komponen waktu.
17. Proses yang terjadi adalah adanya perubahan distribusi elektron karena pengaruh
medan luar ε dan adanya proseshamburan yang ingin memulihkannya ke keadaan
semula.
18. Penggabungan keduaproses ini menghasilkan persamaan kontinuitas
𝜕𝑛 𝑣
𝜕𝑡+
𝑒𝜀
𝑚𝑜∙ ∇𝑉𝑛 𝑣 +
𝑛 𝑣 − 𝑛𝑜 𝑣
𝜏= 𝑜
dengan η adalah waktu relaksasi. Ungkapan ini sering disebut persamaan
transportBoltzmann.
19. Dalam keadaan mapan 𝜕𝑛 𝑣
𝜕𝑡= 0, dan diambik komponen e yang searah sumbu-X
𝜀 = 𝜀𝑥 𝑖
20. Maka persamaan kontinuitas-nya menjadi𝑛 𝑣 = 𝑛𝑜 𝑣 −𝜏𝑒𝜀𝑥
𝑚𝑜
𝜕𝑛 𝑣
𝜕𝑣𝑥
21. Rapat arus yang terjadi
𝐽𝑥 = 𝑒 𝑣𝑥𝑛 𝑣 𝑑𝑣𝑥𝑑𝑣𝑦𝑑𝑣𝑧 = 𝑒∞
−∞
𝑣𝑥 𝑛𝑜 𝑣 −𝜏𝑒𝜀𝑥
𝑚𝑜
𝜕𝑛 𝑣
𝜕𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑥𝑑𝑣𝑦𝑑𝑣𝑧
22. Rapat arus listrik yang terjadi Integral suku pertama persamaan di atas
menghasilkan nol karena kecepatan rata-rata 𝑣𝑥 = 0 dalam 𝑛𝑜 𝑣 .
23. Dengan demikian rapat arus menjadi
𝐽𝑥 = −𝑒2𝜀𝑥
𝑚𝑜 𝑣𝑥
∞
−∞
𝜕𝑛 𝑣
𝜕𝑣𝑥𝑑𝑣𝑥𝑑𝑣𝑦𝑑𝑣𝑧
24. Mengingat bahwa
η=l/v, dimana l adalah lintas bebas rata-rata antara dua tumbukan
𝑣2 = 𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦
2 + 𝑣𝑧2, dan
gerak elektron secara acak sehingga, 𝑣𝑥2 =
1
3𝑣2
25. Maka ungkapan rapat arus berubah menjadi
𝐽𝑥 =4𝜋𝑒2𝜀𝑥
4𝑚𝑜 𝑙𝑣
∞
0
𝜕𝑛𝑜 𝑣
𝜕𝑣𝑥𝑑𝑣
26. Dari persamaan rapat elektron distribusi energi, dan setelah diadakan perubahan
variabel E menjadi 𝑣 , maka akan diperoleh distribusi elektron
𝑛𝑜 𝑣 = 2 𝑚𝑜 3𝑓 𝐸
27. Subtitusi distribusi elektron dan perubahan variabel v menjadi E pada rapat arus
menjadi
𝐽𝑥 =16𝜋𝑒2𝑚𝑜
3𝜀𝑥 𝑙
∞
0
𝐸 −𝜕𝑓 𝐸
𝜕𝐸 𝑑𝐸
28. Berdasarkan hubungan: 𝐽 = 𝜍𝜀 , diperoleh konduktivitas listrik
𝜍 =16𝜋𝑒2𝑚𝑜
3 𝑙
∞
0
𝐸 −𝜕𝑓 𝐸
𝜕𝐸 𝑑𝐸
29. Untuk suhu T=0 K, harga (-∂f(E)/∂E) berupa fungsi delta Dirac δ sehingga
integraldalam persamaan di atas menghasilkan 𝑙𝐸𝐹𝐸𝐹
30. Menggunakan persamaan rapat elektron, maka persamaankonduktivitas listrik di
atas menjadi,
𝜍 =𝑛𝑒2𝑙𝐸𝐹
𝑚𝑜𝑣𝐸𝐹=
𝑛𝑒2𝜏𝐹
𝑚𝑜
dimana ηF adalah waktu relaksasi sebuah elektron pada bola Fermi.
31. Ungkapan konduktivitas listrik di atas, bentuknya sama dengan hasil teori Drude
yanglalu.
32. Namun beberapa logam dengan konsentrasi elektron lebih tinggi, justru
menunjukkan nilai konduktivitas lebih rendah.
33. Disamping itu, sebenarnya fakta menunjukkan bahwa konduktivitas listrik
bergantung pada suhu, dan juga arah
Langkah 4 : Kesimpulan
34. Tidak setuju, karena pada model elektron bebas terkuantisasi menghasilkan
konduktivitas listrik logam yang bentuknya sama dengan yang diperoleh teori
Drude, keduanya mengemukakan bahwa konduktivitas listrik hanya berbanding
lurus dengan konsentrasi elektron
Langkah 5 : Generalisasi
35. Baik teori Drude maupun model elektron bebas terkuantisasi mengemukakan
bahwa konduktivitas listrik hanya berbanding lurus dengan konsentrasi elektron
Permasalahan diskusi Pertemuan IX (Tugas 9)
Perilaku Elektron dalam Logam
Soal No. 1
Resistivitas listrik pada suhu sangat rendah berharga konstan, pada suhu rendah
sebanding dengan pangkat lima suhu mutlak, dan pada suhu tinggi (termasuk suhu
ruang) sebanding dengan suhu mutlak. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar bahwa resistivitas listrik pada suhu sangat rendah berharga konstan, pada
suhu rendah sebanding dengan pangkat lima suhu mutlak, dan pada suhu tinggi
(termasuk suhu ruang) sebanding dengan suhu mutlak? Berilah penjelasan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Konduktivitas listrik logam bergantung pada suhu biasanya dibahas dalam bentuk
perilaku resistivitas ρ terhadap suhu T.
3. Elektron mengalami suatu tumbukan hanya karena ketidaksempurnaan keteraturan kisi.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Ketidaksempurnaan tersebut dapat berupa (a) vibrasi kisi (fonon) dari ion di sekitar titik
setimbang karena eksitasi termalnya, dan (b) semua ketidaksempurnaan statik, seperti
ketidakmurnian atau cacat kristal.
5. Untuk menjelaskan hubungan antara resistivitas ρ dengan suhu T, maka digunakan
Hukum Matthiessen yang menyatakan sebagai berikut.
𝜌 𝑇 = 𝜌𝑓 𝑇 + 𝜌𝑖 =𝑚∗
𝑛𝑒21
𝜏𝑓+
𝑚∗
𝑛𝑒21
𝜏𝑖
6. Dari persamaan diatas tampak bahwa ρ mempunyai dua bentuk yakni, pertama
resistivitas ideal ρf(T) karena hamburan elektron oleh fonon, sehingga bergantung pada
suhu.
7. Kedua, resistivitas residual ρi karena hamburan elektron oleh ketakmurnian (yang tidak
bergantung pada suhu).
8. Pada suhu sangat rendah, hamburan oleh fonon dapat diabaikan karena amplitudo
sangat kecil.
9. Sehingga dalam hal ini τf→∞ dan ρf=0 sehingga ρ(T)=ρi berharga konstan dan nilainya
sebanding dengan konsentrasi ketidakmurnian.
10. Pada suhu yang cukup besar, hamburan oleh fonon menjadi dominan sehingga
ρ(T)≅ρf(T).
11. Pada suhu tinggi (termasuk suhu ruang), ρf(T) naik secara linier terhadap T sampai
logam mencapai titik leleh.
12. Tetapi, pada suhu rendah resistivitasnya sebanding dengan T5.
13. Keadaan di atas sesuai dengan data eksperimen untuk logam Na berikut.
14. Pada T=0 K, ρ berharga kecil konstan, sedangkan untuk suhu di atasnya ρ naik secara
perlahan pada awalnya dan berikutnya secara linier terhadap T.
15. Pada gambar disamping ρ(290 K) =2,1.10-8
Ωm.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
16. Menyetujui bahwa resistivitas listrik pada suhu sangat rendah berharga konstan, pada
suhu rendah sebanding dengan pangkat lima suhu mutlak, dan pada suhu tinggi
(termasuk suhu ruang) sebanding dengan suhu mutlak.
17. Dimana pada T sangat rendah, ρ(T)=ρi berharga konstan, pada suhu rendah
resistivitasnya sebanding dengan T5
dan pada T tinggi (termasuk suhu ruang), ρf(T)
naik secara linier terhadap T sampai logam mencapai titik leleh yang ditunjukkan
dengan grafik.
Langkah 5 : Generalisasi
18. Nilai ρ karena hamburan elektron oleh fonon bergantung pada variasi suhu sedangkan ρ
karena hamburan elektron oleh impuritas tidak bergantung suhu.
Soal No. 2
Dalam percobaan efek Hall didapatkan rapat elektron konduksi dan macam rapat
pembawa muatan (positip atau negatip) sampel. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar bahwa dalam percobaan efek Hall didapatkan rapat elektron konduksi
dan macam rapat pembawa muatan (positip atau negatip) sampel? Berilah penjelasan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Efek Hall dapat dibahas dengan pendekatan model elektron bebas klasik.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Peristiwa efek Hall dapat digambarkan sebagai berikut.
4. Dari peristiwa diatas didapatkan harga konstanta Hall adalah 𝑅𝐻 =𝜀𝑌
𝐽𝑋𝐵𝑍= −
1
𝑛𝑒.
5. Dengan mengukur εY, JX dan BZ, maka rapat elektron konduksi n dapat ditentukan.
6. Dimana εY, JX dan BZ merupakan medan listrik, rapat arus, dan medan magnet.
7. Efek Hall dapat dipergunakan untuk menentukan,
8. Pertama, rapat elektron konduksi yang berperan dalam proses penghantaran muatan.
9. Kedua, macam rapat pembawa muatan (positip atau negatip) sampel.
10. Ungkapan koefisien Hall di atas menunjukkan nahwa RH berharga negatip dan hanya
bergantung pada rapat elektron.
11. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada suhu kamar logam-logam Li, Na, Cu, Ag,
dan Au berturut-turut memiliki konstanta Hall –1,7.10-10
, –2,5.10-10
, –0,55.10-10
, –
0,84.10-10
, dan –0,72.10-10
volt.m3/A.
12. Tetapi fakta lain menunjukkan bahwa terdapat beberapa logam mempunyai RH positip,
dan bahwa RH, umumnya, bergantung pada suhu, waktu relaksasi dan besar medan
magnet.
13. Misalnya, logam Zn, dan Cd, masing-masing memiliki konstanta Hall sebesar +0,3.10-
10, dan +0,6.10
-10 volt.m
3/A.
14. Hal ini menunjukkan bahwa pembawa muatan dalam keduanya adalah lubang (hole).
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
15. Menyetujui bahwa dalam percobaan efek Hall didapatkan rapat elektron konduksi n
dan macam rapat pembawa muatan (positip atau negatip) sampel RH.
Langkah 5 : Generalisasi
16. Percobaan efek Hall dapat digunakan untuk menentukan nilai n dan RH.
Soal No.3
Pada percobaan resonansi siklotron diperoleh frekuensi gerak siklotron *m
eBC .
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar bahwa dalam percobaan resonansi siklotron diperoleh frekuensi gerak
siklotron *m
eBC ? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Resonansi siklotron
Langkah 3 : Self Explanation
3. Gambar gerak siklotron
4. Medan magnet menyebabkan elektron bergerak melingkar berlawanan arah jarum jam
dalam bidang normal medan
5. Frekuensi gerak siklotron yang terjadi
m
eBC
6. Jika sinyal elektromagnet diarahkan tegak lurus B maka elektron menyerap energinya
7. Kecepatan absorbsi tersebar terjadi saat frekuensi seinyal benar-benar sama dengan
frekuensi siklotron C
8. Masing-masing elektron bergerak sempurna sepanjang lingkaran sehingga absorbsi
terjadi secara kontinu sepanjang lintasan
Langkah 4 : Kesimpulan
9. Setuju apabila dikatakan dalam percobaan resonansi siklotron diperoleh frekuensi gerak
siklotron *m
eBC .
Langkah 5 : Generalisasi
10. Kondisi dimana masing-masing elektron bergerak sempurna sepanjang lingkaran
sehingga absorbsi terjadi secara kontinu sepanjang lintasan disebut dengan resonansi
siklotron etuju apabila dikatakan dalam percobaan resonansi siklotron diperoleh
frekuensi gerak siklotron *m
eBC .
Soal No.4
Secara klasik, elektron dapat keluar meninggalkan permukaan logam asalkan ia memiliki
energi yang melampaui energi Fermi dan energi ambang logam yang bersangkutan.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Apakah benar apabila ditinjau secara klasik elektron dapat keluar meninggalkan
permukaan logam asalkan ia memiliki energi yang melampaui energi Fermi dan energi
ambang logam yang bersangkutan? Jelaskan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Energi Fermi
3. Energi ambang logam
Langkah 3 : Self Explanation
4. Model elektron bebas terkuantisasi memiliki skema tingkat energi berikut
5. Pada T= 0 K semua tingkatan terisi sampai tingkat energi Fermi EF
6. Di atas tingkat EF terdapat tingkat energi penghalang e sampai permukaan, yang
dikenal sebagai fungsi kerja logam
7. Dengan demikian untuk dapat meninggalkan logam, misalkan dalam arah sumbu x
elektron harus memiliki energi
eE2m
PF
0
2
X
8. Dalam statistik Fermi-Dirac, rapat elektron yang berkecepatan antara (vX,vY,vZ) sampai
(vX+dvX, vY+dvY, vZ+dvZ) adalah
ZYX
ZYXZYXZYX dvdvdv
kT
vvvmeksp
h
mdvdvdvvvvn
1222
0
3
0
212),,(
9. Pancaran thermionik hanya mungkin terjadi pada energi yang sangat tinggi, sehingga
angka satu dalam penyebut persamaan di atas dapat diabaikan
10. Distribusi rapat elektron dapat ditulis sebagai
ZYX
vvvkT
m
kTE
ZYXZYX dvdvdveeh
mdvdvdvvvvn
ZYXp
2220
/
3
02),,(
11. Rapat elektron dalam arah-X yang berkecepatan antara vX dan (vX+dvX)
X
vkT
m
kTE
XZYXZYXXX
dveeh
kTm
dvdvdvdvvvvndvvn
Xp
20
/
3
2
04
),,(
12. Untuk dapat meninggalkan batas permukaan, elektron harus memiliki kecepatan awal
minimal 0
22
m
eEv F
X
Langkah 4 : Kesimpulan
13. Tidak setuju, bila secara klasik elektron dapat keluar meninggalkan permukaan logam
asalkan ia memiliki energi yang melampaui energi Fermi dan energi ambang logam
yang bersangkutan
Langkah 5 : Generalisasi
14. Kegunaan pancaran thermionik adalah untuk menentukan fungsi kerja logam dan
koefisien pantul elektron pada permukaan bahan
Soal No.5
Diskusikanlah tentang beberapa peristiwa yang dibahas oleh model elektron bebas yang
menyimpang dari data pengamatan?
Jawab:
Langkah 1 : Permasalahan
1. Jelaskan mengenai beberapa peristiwa yang dibahas oleh model elektron bebas yang
menyimpang dari data pengamatan!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Model elektron bebas
Langkah 3 : Self Explanation
3. Gejala fisis yang diprediksi oleh model elektron bebas ternyata terdapat yang
menyimpang dari data pengamatan
4. Kelemahan yang dikemukakan secara singkat dalam masing-masing bahasannya yaitu:
a. Konduktivitas listrik yang hnaya bergantung pada konsentrasi elektron
b. Faktanya menunjukkan bahwa logam divalent (Be, Cd, Zn) dan bahkan logam
trivalent (Al dan In) memiliki konduktivitas lebih rendah daripada logam
monovalent (Cu, Ag dan Au) meskipun konsentrasi elektron banyak
c. Koefisien Hall selalu berharga negatif
d. Padahal beberapa logam menunjukkan konstanta Hall positif seperti Be, Zn dan Cd
e. Permukaan Fermi memiliki simetri bola
f. Padahal pengukuran kadang-kadang menunjukkan permukaan Fermi berbentuk
non-simetri bola
Langkah 4 : Kesimpulan
5. Gejala fisis yang menyimpang dari data pengamatan, yaitu konduktivitas listrik yang
hanya bergantung pada konsentrasi elektron, koefisien Hall selalu berharga negatip, dan
permukaan Fermi mempunyai simetri bola
Langkah 5 : Generalisasi
6. Terdapat 3 hal gejala fisis yang menyimpang dari pengamatan. Penyimpangan ini akan
diperbaiki oleh bahasan teori Pita Energi, yaitu manakala potensial inti berpengaruh
terhadap perilaku elektron konduksi
Permasalahan diskusi Pertemuan X (Tugas 10)
TEORI PITA ENERGI
Soal No.1
Salah satu asumsi teori pita energi adalah terdapat energi potensial yang
tidak sama dengan nol, tetapi karena nilainya rendah sekali, maka dapat
diabaikan. Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah asumsi-asumsi yang
lain!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Salah satu asumsi teori pita energi adalah terdapat energi potensial yang
tidak sama dengan nol, tetapi karena nilainya rendah sekali, maka dapat
diabaikan. Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah asumsi-asumsi
yang lain!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Teori pita energy
3. Energy potensial
Langkah 3 : Self-explanation
4. Apabila deretan ion tersusun teratur dan membentuk kisi kristal, maka
energy potensial kristalnya berubah secara periodik sesuai dengan
periodisitas kisi tersebut.
5. “Dilihat” oleh elektron, potensial kristal tersebut seperti disajikan pada
Gambar
6. Elektron yang dapat bergerak bebas di antara ion adalah elektron yang
berada di atas potensial penghalang.
7. Teori pita energi zat padat mengajukan model tentang elektron dalam
Kristal dengan asumsi sebagai berikut.
8. a. Terdapat energi potensial )(rV yang tidak sama dengan nol di dalam
Kristal dengan keberkalaan kisi kristal.
9. b. Fungsi gelombang )(r dibuat berdasarkan kisi sempurna dan
dimana dianggap bahwa kisi tidak bervibrasi secara termal.
10. c. Teori pita energi dikembangkan dari bahasan perilaku elektron
tunggal di bawah pengaruh suatu potensial periodik )(rV yang
merepresentasikan semua interaksi baik dengan ion kristal maupun
dengan sesama elektron lain.
11. d. Bahasan elektron tunggal dapat menggunakan persamaan
Schrodinger untuk satu elektron
12. dengan ketentuan bahwa pengisian keadaan elektron yang diperoleh
menganut distribusi Fermi-Dirac.
Langkah 4 : Kesimpulan
13. Tidak setuju dengan pernyataan salah satu asumsi teori pita energi
adalah terdapat energi potensial yang tidak sama dengan nol, tetapi
karena nilainya rendah sekali, maka dapat diabaikan. Hal ini
dikarenakan energi potensial )(rV yang tidak sama dengan nol di
dalam kristal dengan keberkalaan kisi kristal dan nilainya tidak
diabaikan.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Teori pita energi zat padat mengajukan model tentang elektron dalam
kristal dengan berbagai asumsi.
Soal No.2
Fungsi gelombang elektron untuk teori pita energi adalah fungsi Bloch
yang bersifat lokalisasi di seluruh volume kristal. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Fungsi gelombang elektron untuk teori pita energi adalah fungsi Bloch
yang bersifat lokalisasi di seluruh volume kristal. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Fungsi gelombang elektron
3. Teori pita energy
4. Fungsi bloch
Langkah 3 : Self-explanation
5. Menurut Bloch, persamaan Schrodinger untuk suatu potensial dengan
periodisitas translasi kisi
6. dimana R adalah vektor kisi, mempunyai solusi berbentuk
7. dengan )(rUk merupakan suatu fungsi yang juga mempunyai simetri
translasi kisi
8. Fungsi Bloch merupakan gelombang bidang berjalan yang dimodulasi
oleh medan potensial periodic, dan ungkapan teorema Bloch, yaitu
9. “Fungsi eigen dari persamaan gelombang untuk suatu potensial periodic
adalah hasilkali antara suatu gelombang bidang berjalan eksp )( rki
dan suatu fungsi modulasi )(rUk dengan periodisitas kisi kristal”
10. Fungsi Bloch ψ (r�) merupakan orbital kristal, yakni bersifat
delokalisasi di seluruh volume kristal.
11. Kemampuan elektron bergerak dalam keseluruhan kristal ditandai oleh
adanya bentuk gelombang bidang berjalan eksp )( rki dalam fungsi
Bloch sehingga seperti partikel bebas.
12. Sedangkan gerakan elektron di sekitar inti dideskripsikan oleh fungsi
periodic. Distribusi probabilitas elektron 2
)(r bersifat periodik dalam
kristal.
Langkah 4 : Kesimpulan
13. Tidak setuju jika fungsi gelombang elektron untuk teori pita energi
adalah fungsi Bloch yang bersifat lokalisasi di seluruh volume Kristal.
Karena Fungsi Bloch )(r merupakan orbital kristal, yakni bersifat
delokalisasi di seluruh volume kristal.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Fungsi Bloch )(r merupakan orbital kristal, yakni bersifat
delokalisasi di seluruh volume kristal
Soal No.3
Potensial persegi periodik model Kronig-Penney mempermudah
penyelesaian persamaan Schrodinger untuk gerak elektron dalam kristal
menurut teori pita energi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Potensial persegi periodik model Kronig-Penney mempermudah
penyelesaian persamaan Schrodinger untuk gerak elektron dalam kristal
menurut teori pita energi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Potensial persegi periodik model kronig-penney
3. Penyelesaian persamaan schrodinger untuk gerak elektron daam Kristal
4. Teori pita energi
Langkah 3 : Self-explanation
5. Model Kronig-Penney menelaah gerak elektron dalam suatu potensial
persegi periodik,
6. Berikut gambar persegi periodik yang dikenalkan Kronig-Penney
7. Terlihat bahwa perioda potensial sebesar (a+b) dan
axuntuk
xbuntukVV
0,0
0,0
8. Oleh karena itu persamaan Schrodinger yang sesuai
0),()()(2
0),()(2
02
2
0
2
2
2
0
2
xbuntukxExVxdx
d
m
axuntukxExdx
d
m
9. Jika kita bataskan E<Vo dan dua besaran riil
2
002
2
02
)(2
2
EVm
Ema
10. Maka solusi persamaan di atas adalah
xx
iaxiax
DeCexbuntuk
BeAeaxuntuk
,0
,0
11. Solusi sempurna, yakni yang memenuhi fungsi Bloch
rki
kK erur )()( , didapatkan dengan merelasikan solusi untuk
a<x<(a+b) dan –b<x<0 dengan teorema Bloch
)()0())(( baikexbbaxa
12. Tetapan A, B, C dan D dipilih sedemikian sehingga ψ dan dψ/dt
kontinu di x=0 dan x=a. Syarat batas di x=0 sehingga mendapatkan :
A + B = C + D
iα (A – B) = β (C – D)
13. Dan syarat batas di x=a menghasilkan
𝐴𝑒𝑖𝛼𝑥 + 𝐵𝑒−𝑖𝛼𝑥 = (𝐶𝑒−𝛽𝑥 + 𝐷𝑒𝛽𝑥 ) 𝑒𝑖𝑘(𝑎+𝑏)
𝑖𝛼 (𝐴𝑒𝑖𝛼𝑥 − 𝐵𝑒−𝑖𝛼𝑥 ) =𝛽 (𝐶𝑒−𝛽𝑥 − 𝐷𝑒𝛽𝑥 ) 𝑒𝑖𝑘(𝑎+𝑏)
14. Perangkat empat persamaan
A + B = C + D
15. i α (A – B) = β (C – D) sampai persamaan 𝑖𝛼 (𝐴𝑒𝑖𝛼𝑥 − 𝐵𝑒−𝑖𝛼𝑥 ) =𝛽 ;
16. (𝐶𝑒−𝛽𝑥 − 𝐷𝑒𝛽𝑥 ) 𝑒𝑖𝑘(𝑎+𝑏) diatas memberikan solusi hanya jika
determinan dari koefisien A, B, C dan D sama dengan nol
17. Hal ini menghasilkan 𝛽2− 𝛼2
2𝛼𝛽 sin h (𝛽𝑏)sin (αa) + cosh (𝛽𝑏) cos (αa) =
cos k(a+b)
18. Hasil diatas Hasil di atas menjadi lebih sederhana apabila potensial
periodik merupakan fungsi delta Dirac, yakni V0→∞ dan b→0, tetapi
V0b→berhingga.
Langkah 4 : Kesimpulan
19. Setuju bahwa Potensial persegi periodik model Kronig-Penney
mempermudah penyelesaian persamaan Schrodinger untuk gerak
elektron dalam kristal menurut teori pita energi.
Langkah 5 : Generalisasi
20. Model Kronig-Penney mempermudah penyelesaian persamaan
Schrodinger untuk gerak elektron dalam kristal menurut teori pita
energi.
Soal No.4
Teori pita energi menghasilkan energi elektron berupa spektrum energi
yang terdiri dari beberapa pita energi yang diperkenankan dan beberapa
yang terlarang. Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah pula pada saat
apa pita energi tersebut melebar atau menyempit!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Teori pita energi menghasilkan energi elektron berupa spektrum energi
yang terdiri dari beberapa pita energi yang diperkenankan dan beberapa
yang terlarang. Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah pula pada
saat apa pita energi tersebut melebar atau menyempit!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Teori pita energy
3. Energy elektron
4. Sprektrum energy
Langkah 3 : Self-explanation
5. Sketsa fungsi 𝑃
𝛼𝑎sin 𝛼𝑎 + cos 𝛼𝑎 = cos 𝑘𝑎
6. Secara grafik, untuk P=3π/2 persamaan ini dapat digambarkan dalam
sketsa berikut
7. Gambar sketsa fungsi 𝑃
𝛼𝑎sin 𝛼𝑎 + cos 𝛼𝑎 = cos 𝑘𝑎 untuk P=3π/2
8. Tampak bahwa nilai energi E yang diperkenankan, dalam ungkapan
𝛼𝑎 = 2𝑚0𝐸
ħ2
12
𝑎 untuk fungsi (4.19c) di atas, terletak antara ±1.
9. Sedangkan daerah lain, yang tidak mengandung solusi, merupakan
harga energi yang terlarang.
10. Secara singkat dari gambar di atas dapatlah dikemukakan hal-hal
berikut
11. Spektrum energi elektron terdiri dari beberapa pita energi (daerah
energi) yang diperkenankan dan beberapa yang terlarang
12. Lebar pita energi yang diperkenankan bertambah lebar dengan
meningkatnya harga αa, atau dengan energi elektron yang meningkat
13. Lebar pita energi tertentu yang diperkenankan mengecil apabila P
bertambah,artinya mengecil bila “energi ikatan” makin naik.
14. Apabila P→∞, maka persamaan 𝑃
𝛼𝑎sin 𝛼𝑎 + cos 𝛼𝑎 = cos 𝑘𝑎
mempunyai solusi hanya bila sin 𝛼𝑎 = 0 yaitu 𝛼𝑎= n 𝜋 dengan n =
±1, ±2, ±3, …
15. Oleh karena itu berdasarkan persamaan 2
02 2
Em diperoleh harga
energi E=ħ
2𝛼2
2𝑚𝑜=
ħ2𝜋2
2𝑚𝑜𝑎2𝑛2
16. Ungkapan ini sama dengan energy electron dalam bentuk potensial
yang bersifat diskrit.
17. Apabila P=0 maka persamaan 𝑃
𝛼𝑎sin 𝛼𝑎 + cos 𝛼𝑎 = cos 𝑘𝑎 harus
memenuhi cos 𝛼𝑎 = cos 𝑘𝑎 dan a=k
18. Sehingga berdasarkan persamaan 2
02 2
Em diperoleh harga energy
E=ħ
2𝑘2
2𝑚𝑜
19. Ungkapan ini sama dengan energy electron bebas yang bersifat kontinu
20. Ketidaksinambungan dalam lengkung E=E(k) terjadi pada harga cos
(ka) = ±1 atau k= nπ/a, dengan n = ±1, ±2, ±3, …
Langkah 4 : Kesimpulan
21. Setuju teori pita energi menghasilkan energi elektron berupa spektrum
energi yang terdiri dari beberapa pita energi yang diperkenankan dan
beberapa yang terlarang.
Langkah 5 : Generalisasi
22. Terdapat beberapa variasi keadaan spektrum energi e- dalam pita energi
zat padat
Soal No.5
Wolfram bernomor atom 74 sehingga semua elektron memiliki spin
berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang menjadi elektron bebas,
tetapi faktanya wolfram termasuk konduktor yang baik. Setujukah Anda?
Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Wolfram bernomor atom 74 sehingga semua elektron memiliki spin
berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang menjadi elektron bebas,
tetapi faktanya wolfram termasuk konduktor yang baik. Setujukah
Anda? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Wolfarm
3. konduktor
Langkah 3 : Self-explanation
4. Dalam sistem periodik unsur Wolfram termasuk golongan VIA
5. Memiliki nomor atom 74 dengan konfigurasi elektron [Xe]4𝑓145𝑑46𝑠2.
6. Hal ini berarti semua electron sudah memiliki spin yang sudah
berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang menjadi elektron bebas.
7. Tetapi, faktanya tidak demikian, Wolfram termasuk konduktor yang
baik
8. Ternyata, antara satu pita energi dengan yang lain dimungkinkan terjadi
tumpang-tindih
9. Untuk konduktor Wolfram tersebut, tumpang tindih terluar terjadi pada
pita energi 6s, 4f, 5d dan 6p yang secara total memerlukan 32 elektron.
10. Sedangkan, di luar sel [Xe], wolfram hanya memiliki 20 elektron
11. Hal ini berarti masih terdapat 12 tempat kosong elektron, yang bisa
berperan sebagai hole
Langkah 4 : Kesimpulan
12. Setuju bahwa Wolfram bernomor atom 74 sehingga semua elektron
memiliki spin berpasang-pasangan sehingga tidak ada yang menjadi
elektron bebas, tetapi faktanya wolfram termasuk konduktor yang baik
Langkah 5 : Generalisasi
13. Wolfram sebagai konduktor yang baik tidak dengan elektron karena
elektronnya sudah berpasang-pasangan semua, akan tetapi
menggunakan hole.
Soal No.6
Celah energi elektron terbentuk karena pada harga k=/a elektron selama
sebagian besar dari waktunya berada di dekat inti atom dengan energi
rendah, atau berada dalam ruang di antara inti atom (jauh dari inti atom)
dengan energi yang lebih tinggi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Celah energi elektron terbentuk karena pada harga k=/a elektron
selama sebagian besar dari waktunya berada di dekat inti atom dengan
energi rendah, atau berada dalam ruang di antara inti atom (jauh dari
inti atom) dengan energi yang lebih tinggi. Setujukah Anda? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. celah energy elektron
3. Harga k=/a elektron
Langkah 3 : Self-explanation
4. Elektron dengan harga k=±π/a dapat direpresentasikan dalam dua hal
5. Fungsi gelombang yang selama sebagian besar dari waktunya berada di
dekat inti atom (x=ma)
6. Fungsi gelombang yang selama sebagian besar dari waktunya berada
dalam ruang di antara inti atom (jauh dari inti atom).
7. Energi potensial elektron di dekat inti atom lebih rendah daripada di
dalam ruang antara inti atom.
8. Oleh karena itu energi yang diperlukan untuk elektron yang
direpresentasikan oleh ψgenap(x) lebih rendah daripada untuk elektron
yang direpresentasikan oleh ψganjil(x).
9. Beda energi elektron antara keduanya pada batas k==±π/a ini
merupakan celah energi.
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Setuju bahwa celah energi elektron terbentuk karena pada harga k=/a
elektron selama sebagian besar dari waktunya berada di dekat inti atom
dengan energi rendah, atau berada dalam ruang di antara inti atom (jauh
dari inti atom) dengan energi yang lebih tinggi.
Langkah 5 : Generalisasi
11. Celah energi adalah bedaenergi elektron antara dua keadaan pada
batas k=/a
Soal No.7
Pita energi yang terisi sebagian besar oleh elektron, pembawa muatannya
adalah elektron. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Pita energi yang terisi sebagian besar oleh elektron, pembawa
muatannya adalah elektron. Setujukah Anda? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Pita energi
3. Pembawa muatan
4. Elektron
Langkah 3 : Self-explanation
5. Misalnya, dalam pita yang ditinjau terdapat keadaan elektron total
sebanyak l , yang terisi elektron sebanyak i , dan yang kosong sebanyak
s .
6. Jika masing-masing dianggap memiliki distribusi kecepatan, maka :
l i s
sil VVV
7. Karena l
lV 0 yakni semua keadaan elektron dianggap terisi penuh
oleh elektron
8. Maka rapat arus elektron dapat dinyatakan i
iVV
eJ '
9. Dapat juga ditulis dalam bentuk s
sVV
eJ
10. Ungkapan rapat arus ini menunjukkan bahwa pembawa muatannya
adalah elektron yang bermuatan e
11. Umurnya ungkapan ini digunakan bila keadaan elektron dipita energi
yang diperkenankan hanya terisi elektron sedikit saja
Langkah 4 : Kesimpulan
12. Tidak setuju bahwa pita energi yang terisi sebagian besar oleh elektron,
pembawa muatannya adalah electron. Karena pada saat semua keadaan
elektron dianggap terisi penuh oleh elektronlah yang pembawa
muatannya adalah elektron.
Langkah 5 : Generalisasi
13. Pita yang ditinjau terdapat keadaan elektron total sebanyak l , yang
terisi elektron sebanyak i , dan yang kosong sebanyak s . Saat semua
keadaan elektron dianggap terisi penuh oleh elektron pembawa
muatannya adalah elektron.
Soal No.8
Berdasarkan karakter pita energi, kristal dapat dibedakan konduktor,
semikonduktor, dan isolator. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Berdasarkan karakter pita energi, kristal dapat dibedakan konduktor,
semikonduktor, dan isolator. Setujukah Anda? Jelaskan!
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Pita energi
3. Kristal
4. Konduktor
5. Semi konduktor
6. Isolator
Langkah 3 : Self-explanation
7. Ciri isolator adalah semua energi terisi penuh oleh e atau sama sekali
kosong.
8. Sehingga tidak dapat terjadi konduksi listrik
9. Pita energi tertinggi yang terisi penuh e disebut pita valensi
10. Celah energi E cukup besar sehingga e dari pita valensi dapat
melompat ke pita konduksi.
11. Ciri konduktor adalah tingkat energi Fermi EF melewati pita energi
yang diperkenankan
12. Sehingga pita tersebut setengahnya (atau sebagiannya) terisi oleh
elektron
13. Pita energi tertinggi yang terisi elektron sebagian disebut pita konduksi
14. Celah energi E sangat kecil sehingga elektron dapat mudah melompat
dari pita konduksi ke valensi sehingga terjadi konduksi listrik/aliran
listrik
15. Ciri semikonduktor adalah tingkat energi Fermi EF melewati daerah
harga energi terlarang,
16. Sehingga pada T=0 K hanya ada pita yang sama sekali penuh, dan di
atasnya pita energi yang kosong sama sekali.
17. Celah energi ΔE tidak tinggi
18. Sehingga pada T>0 K sebagian elektron dapat melompatinya, dan
berpindah ke pita konduksi yang masih kosong.
19. Sementara tempat yang ditinggalkan elektron menjadi hole dalam pita
valensi.
Langkah 4 : Kesimpulan
20. Tidak Setuju bahwa berdasarkan karakter pita energi, kristal dapat
dibedakan konduktor, semikonduktor, dan isolator.
21. Hal ini dikarenakan berdasarkan karakter pita energi, kristal tidak hanya
dapat dibedakan konduktor, semikonduktor, dan isolator, melainkan
ada semilogam juga.
Langkah 5 : Generalisasi
22. Sifat listrik bahan dapat dibedakan berdasarkan karakter pita energinya.
Permasalahan diskusi Pertemuan XI (Tugas 11)
Metode LCAO dan Dinamika Elektron dalam Logam
Soal No.1
Dalam metode LCAO, elektron terikat tidak begitu kuat pada atom sehingga energi kinetik
elektron tidak dominan, dan pita energi elektron yang diperkenankan menjadi sempit.
Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Permasalahan
1. Apakah benar dalam metode LCAO, elektron terikat tidak begitu kuat pada atom sehingga
energi kinetik elektron tidak dominan, dan pita energi elektron yang diperkenankan
menjadi sempit?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Metode LCAO
3. Energi kinetik elektron
4. Pita energi elektron
Langkah 3 : Self Explanation
5. Dalam menghitung tingkat energi elektron dalam kristal, metode LCAO menganggap
bahwa elektron terikat kuat pada atom
6. Metode LCAO termasuk pendekatan ikatan kuat (“tight binding approximation”)
7. Energi potensial elektron merupakan bagian yang dominan dari energi totalnya
8. Harga energi elektron yang diperkenankan merupakan pita sempit bila dibandingkan
dengan daerah harga yang tidak diperkenankan
9. Fungsi gelombang elektron didasarkan pada fungsi gelombang elektron dalam atom yang
terisolasi, dan disusun dari fungsi gelombang elektron termaksud
Langkah 4 : Kesimpulan
10. Tidak setuju, bila dalam metode LCAO, elektron terikat tidak begitu kuat pada atom
sehingga energi kinetik elektron tidak dominan, dan pita energi elektron yang
diperkenankan menjadi sempit
Langkah 5 : Generalisasi
11. Fungsi gelombang elektron didasarkan pada fungsi gelombang elektron dalam atom yang
terisolasi, dan disusun dari fungsi gelombang elektron termaksud
Soal No.2
Dalam metode LCAO, fungsi gelombang elektron dalam kristal )()( non
rkik rrer n
−= ∑ • ψψ
merupakan kombinasi linier dari seluruh fungsi gelombang atom ψo dalam kristal. Setujukah
Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1: Permasalahan
1. Apakah benar dalam metode LCAO, fungsi gelombang elektron dalam kristal
)()( non
rkik rrer n
−= ∑ • ψψ merupakan kombinasi linier dari seluruh fungsi gelombang
atom ψo dalam kristal?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Metode LCAO
3. Fungsi gelombang elektron dalam kristal
Langkah 3 : Self Explanation
4. Misalnya, orbital masing-masing atom adalah ψo.
5. Bila sejumlah atom tersusun menjadi susunan kristal dengan potensial periodik
6. Sedemikian rupa sehingga ψo tidak terlalu banyak dipengaruhinya
7. Fungsi gelombang elektron di dalam kristal secara keseluruhan dapat ditulis sebagai
kombinasi linier dari seluruh fungsi gelombang atom dalam kristal
8. Fungsi gelombang elektron dalam kristal dituliskan dengan persamaan
)()( non
rkik rrer n
−= ∑ • ψψ
Langkah 4 : Kesimpulan
9. Setuju, bila dalam metode LCAO, fungsi gelombang elektron dalam kristal
)()( non
rkik rrer n
−= ∑ • ψψ merupakan kombinasi linier dari seluruh fungsi gelombang
atom ψo dalam kristal
Langkah 5 : Generalisasi
10. Fungsi gelombang elektron dalam kristal dituliskan dengan persamaan
)()( non
rkik rrer n
−= ∑ • ψψ . Penjumlahan dilakukan atas semua posisi atom nr dalam kristal
Soal No.3
Menurut metode LCAO, energi elektron dalam kristal Simple Cubic (SC) memenuhi
persamaan E(k) = Eo - α - 2β (cos kxa + cos kya + cos kza). Setujukah Anda? Jelaskan!
Diskusikanlah pula lebar pita energi, dan harga energi untuk k
sangat kecil, serta kontur
energi!
Jawab :
Langkah 1: Permasalahan
1. Apakah benar menurut metode LCAO, energi elektron dalam kristal Simple Cubic (SC)
memenuhi persamaan E(k) = Eo - α - 2β (cos kxa + cos kya + cos kza)? Bagaimana lebar
pita energi, dan harga energi untuk k
sangat kecil, serta kontur energi?
Langkah 2 : Penyampaian konsep terkait
2. Metode LCAO
3. Energi elektron dalam kristal simple cubic (SC)
4. Lebar pita energi
5. Harga energi
6. Kontur energi
Langkah 3 : Self Explanation
7. Dalam kisi kubik sederhana dengan rusuk a, setiap titik kisi mempunyai 6 tetangga
terdekat
8. Dapat ditulis dengan persamaan ( ) zayaxarr jn ˆ,ˆ,ˆ ±±±=−
9. Pita energinya dapat dirumuskan E(k) = Eo - α - 2β (cos kxa + cos kya + cos kza)
10. Ungkapan pita eneri dapat dikemukakan pada beberapa hal
11. Yang pertama E(k) periodik terhadap k
12. Yang kedua E(k) = E(-k)
13. Yang ketiga E(k)max = Eo - α + 6β dan E(k)min = Eo - α - 6β. E(k)max dan E(k)min,
masing-masing adalah harga energi elektron pada puncak dan dasar pita energi. Beda
antara keduanya merupakan pita energi
14. Untuk harga k
sangat kecil, yakni di dekat dasar pita energi elektron menjadi
220 6)( kaEkE ββα +−−=
Langkah 4 : Kesimpulan
15. Setuju, bila menurut metode LCAO, energi elektron dalam kristal Simple Cubic (SC)
memenuhi persamaan E(k) = Eo - α - 2β (cos kxa + cos kya + cos kza)
Langkah 5 : Generalisasi
16. Ungkapan pita energi dikemukakan dalam beberapa hal, diantaranya E(k) periodik
terhadap k; E(k) = E(-k); E(k)max = Eo - α + 6β dan E(k)min = Eo - α - 6β; Untuk harga
k
sangat kecil, yakni di dekat dasar pita energi elektron menjadi
220 6)( kaEkE ββα +−−=
Soal No.4
Gerakan elektron dalam pita energi untuk kristal SC adalah dari keadaan diam di dasar pita dipercepat menuju puncak pita, dan dari puncak pita kembali dipercepat menuju ke dasar pita, begitu seterusnya. Setujukah Anda? Jelaskan! Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Jelaskan apakah gerakan elektron dalam pita energi untuk kristal SC adalah dari keadaan
diam di dasar pita dipercepat menuju puncak pita, dan dari puncak pita kembali dipercepat
menuju ke dasar pita, begitu seterusnya?
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
2. Gerak elektron dalam kristal dapat divisualisasikan sebagai suatu paket gelombang yang
merupakan superposisi gelombang dari berbagai frekuensi ω. Paket gelombang ini
mempunyai kecepatan kelompok.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
3. Elektron yang hanya bergerak dalam arah sumbu-X dalam kisi kubik sederhana, sehingga
energinya dapat dinyatakan
dengan Eo’ adalah konstanta
4. Kecepatan kelompok dalam arah-X adalah
5. Gambar E(kx) dan (vg)x di atas disajikan pada gambar di bawah ini!
6. Terlihat bahwa di dekat pusat zona kecepatan elektron sebanding dengan vektor
gelombang.
7. Di daerah ini elektron berperilaku seperti elektron bebas.
8. Di dekat batas zona, kecepatan elektron menurun drastis, dan akhirnya nol tepat pada batas
zona.
9. Di titik ini terjadi gelombang tegak.
10. Disamping itu, telah dijelaskan bahwa untuk pita energi yang terisi penuh elektron tidak
dapat menunjukkan arus listrik.
11. Hal ini terlihat pada gambar di atas bahwa )()( kvkv
−=−
12. Sehingga, kecepatan total elektron sama dengan nol.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
13. Tidak setuju, jika gerakan elektron dalam pita energi untuk kristal SC adalah dari keadaan
diam di dasar pita dipercepat menuju puncak pita, dan dari puncak pita kembali dipercepat
menuju ke dasar pita, begitu seterusnya.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Gerak elektron dalam kristal divisualisasikan sebagai paket gelombang yang merupakan
superposisi gelombang berbagai frekuensi ω, memiliki kecepatan kelompok.
Soal No. 5
Menurut metode LCAO, elektron dalam kristal SC untuk k sangat kecil memiliki massa efektif
isotropik dan berharga besar karena faktor overlap β kecil. Setujukah Anda? Jelaskan!
Diskusikanlah pula massa efektif elektron di dekat puncak pita!
Jawab :
Langkah 1 : Pengajuan Pertanyaan atau Permasalahan (Deskripsi singkat)
1. Apakah benar, menurut metode LCAO, elektron dalam kristal SC untuk k sangat kecil
memiliki massa efektif isotropik dan berharga besar karena faktor overlap β kecil?
Berilah penjelasan!
2. Mendiskusikan pula massa efektif elektron di dekat puncak pita!
Langkah 2 : Penyampaian Konsep Terkait
3. Gerak elektron dalam kristal dapat divisualisasikan sebagai suatu paket gelombang yang
merupakan superposisi gelombang dari berbagai frekuensi ω.
Langkah 3 : Latihan Penyelidikan Inkuiri (Self Explanation)
4. Untuk gerak elektron dalam suatu kristal kubik sederhana, khususnya bila �𝑘𝑘�⃑ � sangat
kecil terhadap 1/a, maka persamaan massa efektifnya isotropik, dan dapat
direpresentasikan dengan skalar 𝑚𝑚 ∗= ℏ2
2𝑎𝑎21𝛽𝛽
.
5. Dimana 𝑚𝑚 ∗= massa efektif isotropik, dan 𝛽𝛽= faktor overlap 𝛽𝛽.
6. Terlihat bahwa dalam daerah ini elektron berperilaku seperti elektron bebas dengan
massa efektif yang berbanding terbalik dengan integral overlap β.
7. Makin besar overlap, makin mudah elektron menerobos dari satu atom ke atom yang lain
sehingga (massa) inersia elektron lebih kecil, dan sebaliknya.
8. Dalam model ikatan kuat ini overlap kecil sehingga massa efektif besar.
9. Sedangkan di dekat puncak pita elektron memperlihatkan perilaku yang lain.
10. Misalnya, elektron dalam kisi kubik sederhana satu dimensi dalam arah-X.
11. Sehinnga elektron berperilaku seperti partikel bebas yang mempunyai massa efektif
negatip sebesar 𝑚𝑚 ∗= − ℏ2
2𝑎𝑎21𝛽𝛽
.
Langkah 4 : Kesimpulan Sementara
12. Menyetujui bahwa menurut metode LCAO, elektron dalam kristal SC untuk k sangat
kecil memiliki massa efektif isotropik dan berharga besar karena faktor overlap β kecil.
13. Sedangkan untuk massa efektif elektron di dekat puncak mempunyai massa negatip
sebesar 𝑚𝑚 ∗= − ℏ2
2𝑎𝑎21𝛽𝛽
.
Langkah 5 : Generalisasi
14. Massa efektif isotropik 𝑚𝑚 ∗ elektron berbanding terbalik dengan faktor overlap β.
Soal No.6
Bila mendapat medan listrik luar, maka gerakan elektron Bloch sama dengan elektron
konduksi logam bahasan model Drude. Setujukah Anda? Jelaskan!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah bila mendapat medan listrik luar, maka gerakan elektron Bloch sama dengan
elektron konduksi logam bahasan model Drude?
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Medan listrik
3. Gerak elektron Bolch
4. Elektron konduksi
5. Model Drude
Langkah 3 : Self-explanation
6. Pengaruh gaya luar F terhadap momentum elektron dalam kristal diungkapkan oleh
persamaan ℏ 𝑑𝑑𝑘𝑘�⃗
𝑑𝑑𝑑𝑑= �⃗�𝐹
7. Hal ini berarti vektor gelombang 𝑘𝑘�⃗ terus meningkat terhadap naiknya waktu t.
8. Ditunjukkan dalam Gambar vektor gelombang elektron Bloch sebagai fungsi waktu saat
dikenai gaya luar F (satu dimensi)berikut.
9. Terlihat bahwa karena pengaruh Fx, momen kristal kx senantiasa meningkat sampai
mencapai batas Zona Brillouin Pertama.
10. Pada saat itu terjadi UMKLAPP dan gerak elektron mulai lagi dari batas baru zona.
11. Misalnya, medan luar εx menyebabkan gaya Fx=-eεx bekerja pada elektron,
12. Vektor gelombang kx berubah terhadap waktu.
13. Gerakan elektron dalam “repeated-zone scheme”, disajikan dalam Gambar berikut.
14. Elektron bergerak sepanjang lintasan OABC dan seterusnya.
15. Sedangkan dalam “reduced-zone scheme”, saat elektron sampai di batas zona A, kemudian
segera muncul di titik ekivalensinya, yaitu A’,
16. Terjadi gerakan elektron sepanjang OA(→A’)OA dan seterusnya.
17. Karena sifat simetri translasi, maka terlihat bahwa titik A, A’ dan C, C’ adalah ekivalen;
begitu pula O dan B
18. Berikut disajikan gambar gerakan sebuah eketron karena keharidan medan listrik (a) dan
kecepatan elektron (b) berikut
19. Pada Gambar di atas terlihat bahwa kecepatan elektron (mulai k=0) meningkat mencapai
maksimum, tetapi kemudian turun dan akhirnya nol pada batas zona.
20. Kemudian elektron berbalik sehingga mempunyai kecepatan negatip, begitu seterusnya.
21. Bahasan ini terjadi dalam ruang nyata, seperti ditunjukkan oleh Gambar gerak elektron
dalam ruang nyata-X sebagai fungsi waktu berikut.
22. Terlihat bahwa gerak elektron hanya bolak-balik antara x=0 sampi x=xo.
23. Setiap kali elektron berada di x=xo, energinya berada di puncak pita konduksi dimana
kemudian terjadi refleksi Bragg.
24. Gerakan osilasi periodik elektron Bloch ini sangat berbeda dengan perilaku elektron bebas.
25. Apabila εx cukup besar, maka dapat terjadi loncatan elektron ke pita diatasnya,
26. Ditunjukkan oleh Gambar berikut.
27. Apabila elektron di A danmemperoleh energi sebesar celah energi ΔE,
28. Maka elektron tidak dipantulkankembali, tetapi mampu melompat ke pita energi di
atasnya(titik A”).
29. Misalnya, jarakkedua titik AA” adalah d, Maka haruslah𝑑𝑑 ≤ ∆𝐸𝐸𝑒𝑒𝜀𝜀𝑥𝑥
30. Berkut gambar gerakan elekrtron kerena medan listrik yang melintasi celah energi
31. Hal ini dinamakan “tunneling”, dengan syarat bahwa d jauh lebih kecil dari
panjanggelombang de Broglie dan juga kecil terhadap konstanta kisi.
Langkah 4 : Kesimpulan
32. Tidak setuju, bila mendapat medan listrik luar, maka gerakan elektron Bloch berbeda
dengan perilaku elektron bebas (elektron konduksi logam bahasan model Drude)
Langkah 5 : Generalisasi
33. Gerakan elektron Bloch dan gerak elektron bebas pada elektron konduksi logam bahasan
model Drude masing-masing mempunyai perilaku tertentu ketika mendapat medan listrik
luar
Soal No.7
Bentuk umum konduktivitas listrik untuk suatu permukaan Fermi tertentu adalah
)(2,
2FFxF Egve τσ = . Setujukah Anda? Jelaskan! Diskusikanlah juga bentuk konduktivitas
tersebut untuk permukaan Fermi sferik (elektron konduksi logam dalam model elektron bebas)!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Setujukah bahwa Bentuk umum konduktivitas listrik untuk suatu permukaan Fermi tertentu
adalah )(2,
2FFxF Egve τσ = ? Dan Bagaimana tentang bentuk konduktivitas tersebut untuk
permukaan Fermi sferik (elektron konduksi logam dalam model elektron bebas)?
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. konduktivitas listrik
3. permukaan Fermi
4. permukaan Fermi sferik
Langkah 3 : Self-explanation
5. Dalam sistem setimbang, permukaan Fermi berpusat di titik asal.
6. Akibatnyaarus netto nol, karena setiap elektron dalam keadaan 𝑘𝑘�⃗ yang berkecepatan
�⃗�𝑣(𝑘𝑘)selalu berpasangan dan saling menghapus dengan elektron di keadaan −𝑘𝑘�����⃗ yang
berkecepatan �⃗�𝑣(−𝑘𝑘) = −�⃗�𝑣(𝑘𝑘).
7. Bila dikenakan medan listrik, terjadi perpindahan δkx selama intervalwaktu δt, yang
memenuhi persamaan 𝛿𝛿𝑘𝑘𝑥𝑥 = −𝑒𝑒𝜀𝜀𝑥𝑥ℏ𝛿𝛿𝑑𝑑
8. Karena elektron bertahan dalam interval waktu tumbukan τ, maka 𝛿𝛿𝑘𝑘𝑥𝑥 = −𝑒𝑒𝜀𝜀𝑥𝑥ℏ𝜏𝜏
9. Akibatnya permukaan Fermi berpindah sejauh δkx,
10. Ditunjukkan oleh Gambarpermukaan Fermi dalam keadaan setimbang (a) dan dalam
keadaan medan listrik εx (b) berikut
11. Perpindahan menyebabkan terdapat beberapa elektron (dalam daerah bayangbayang)tidak
mempunyai pasangan untuk menghapusnya,
12. Terjadi arusnetto.
13. Pada T=0 K arus netto tersebut
14. 𝐽𝐽𝑥𝑥 = −𝑒𝑒�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥𝑔𝑔(𝐸𝐸𝐹𝐹)𝛿𝛿𝐸𝐸 == −𝑒𝑒�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥𝑔𝑔(𝐸𝐸𝐹𝐹) � 𝛿𝛿𝐸𝐸𝛿𝛿𝑘𝑘𝑥𝑥
� 𝛿𝛿𝑘𝑘𝑥𝑥
15. dengan �⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥 = kecepatan Fermi rata-rata dalam arah-X
g(EF)δE = konsentrasi elektron yang tidak berpasangan
g(EF) = rapat keadaan pada permukaan Fermi
E = energi medan yang diserap elektron
16. Mengingat ∂E/∂kx=�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥 dan harga δkxdalam (poin d) di atas, maka didapatkan
17. 𝐽𝐽𝑥𝑥 = 𝑒𝑒2�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥2 𝜏𝜏𝐹𝐹𝑔𝑔(𝐸𝐸𝐹𝐹)𝜀𝜀𝑥𝑥
18. Sehingga konduktivitas listrik
19. 𝜎𝜎 = 𝑒𝑒2�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥2 𝜏𝜏𝐹𝐹𝑔𝑔(𝐸𝐸𝐹𝐹)
20. Ungkapan adalah bentuk umum konduktivitas listrikuntuk suatu permukaanFermi tertentu.
21. Tampak bahwa σ bergantung pada kecepatan Fermi vF dan waktutumbukan τF, serta pada
rapat keadaan pada permukaan Fermi g(EF).
22. Tingkat EFsuatu logam berada di tengah pita energi, dimana g(EF) besar,
23. Sehingga konduktivitasbesar.
24. Sedangkan tingkat EF pada isolator berada pada puncak pita, dimana g(EF)=0,
25. Sehingga konduktivitas nol, meskipun kecepatan Fermi sangat besar
26. Permukaan Fermi sferik,�⃗�𝑣𝐹𝐹,𝑥𝑥2 = 1 3⁄ 𝑣𝑣𝐹𝐹2
27. Sehingga konduktivitas listrik menjadi
𝜎𝜎 = 1 3⁄ 𝑒𝑒2𝑣𝑣𝐹𝐹2𝜏𝜏𝐹𝐹𝑔𝑔(𝐸𝐸𝐹𝐹)
28. Dengan menggunakan hubungan rapat keadaan untuk elektronbebas, yakni
𝑔𝑔(𝐸𝐸) =1
2𝜋𝜋2 �2𝑚𝑚∗
ℏ2 �3 2⁄
𝐸𝐸𝐹𝐹1 2⁄ ; 𝐸𝐸𝐹𝐹 =
12𝑚𝑚∗𝑣𝑣𝐹𝐹2 ; 𝐸𝐸𝐹𝐹 = �
ℏ2
2𝑚𝑚∗� (3𝜋𝜋2𝑛𝑛)3 2⁄
29. Maka didapatkan ungkapan konduktivitas listrik
𝜎𝜎 =𝑛𝑛𝑒𝑒2𝜏𝜏𝐹𝐹𝑚𝑚∗
30. Persamaan ini yang hanya berlaku untuk model elektron bebas.
Langkah 4 : Kesimpulan
31. Setuju, bahwa Bentuk umum konduktivitas listrik untuk suatu permukaan Fermi tertentu
adalah )(2,
2FFxF Egve τσ = .Bentuk konduktivitas tersebut untuk permukaan Fermi sferik
(elektron konduksi logam dalam model elektron bebas) adalah 𝜎𝜎 = 𝑛𝑛𝑒𝑒2𝜏𝜏𝐹𝐹𝑚𝑚∗
Langkah 5 : Generalisasi
31. Persamaan konduktivitas listrik dapat dinyatakan untuk suatu permukaan Fermi tertentu
dan untuk permukaan Fermi sferik yang hanya berlaku untuk elektron konduksi logam
dalam model elektron bebas
Soal No.8
Dalam logam terdapat lubang dan elektron. Diskusikanlah dalam keadaan yang bagaimana
konstanta Hall berharga positip atau negatip?
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Dalam keadaan yang bagaimana konstanta Hall berharga positip atau negatipjika dalam
logam terdapat lubang dan elektron?
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Konstanta Hall
3. Dalam logam terdapat lubang dan elektron
Langkah 3 : Self-explanation
4. Dalam logam terdapat hole dan elektron.
5. Bila dua pita mengalami overlap satu terhadap yang lain, maka elektron berada pada pita
bagian atas dan hole di bagian yang lebih rendah.
6. Konstanta Hall saat elektron dan hole ada dalam waktu bersamaan diungkapkan oleh
R = Re σe2+Rh σh
2
(σe +σh )2
7. dimana Re = konstanta Hall untuk elektron
Rh = konstanta Hall untuk hole
σe = konduktivitas listrik elektron
σh = konduktivitas listrik hole
8. Jika konsentrasi elektron sama dengan hole, ne=nh, maka besarnya Re sama dengan Rh, dan
tanda R ditentukan oleh harga relatif konduktivitas σe terhadap σh.
9. Harga σe>σh berarti bahwa elektron memiliki massa lebih kecil dan waktu hidup panjang
10. Sehingga sumbangan elektron yang dominan dan R berharga negatip.
11. Harga σe<σh berarti bahwa elektron memiliki massa lebih besar dan waktu hidup pendek
12. Sehingga sumbangan hole yang dominan dan R berharga positif
13. Jika pembawa muatan hanya elektron, maka Rh dan σh berharga nol, sehingga R=Re.
14. Konstanta Hall berharga nol ini, didapat pada model elektron bebas
Langkah 4 : Kesimpulan
15. Konstanta Hall berharga negatifjika harga σe>σh (sumbangan elektron lebihdominan) dan
berharga positip jika Harga σe<σh (sumbangan holelebihdominan) serta berharga nol jika
pembawa muatannya hanya elektron
Langkah 5 : Generalisasi
16. Konstanta Hall dapat berharga positif atau negatif tergantung pada jenis pembawa
muatannya.
Soal No.9
Diskusikanlah bahwa frekuensi siklotron untuk elektron Bloch dapat disederhanakan
menjadi untuk elektron konduksi logam dalam model elektron bebas jika digunakan bentuk
energi E=(2k2/2m*)!
Jawab :
Langkah 1 : Mendiskripsikan secara singkat tentang permasalahan
1. Apakah frekuensi siklotron untuk elektron Bloch dapat disederhanakan menjadi untuk
elektron konduksi logam dalam model elektron bebas jika digunakan bentuk energi
E=(2k2/2m*)?
Langkah 2 : Menyampaikan konsep yang terkait dengan permasalahan
2. Frekuensi siklotron
3. Elektron Bolch
4. Model elektron bebas
Langkah 3 : Self-explanation
5. Dinamika elektron dalam medan magnet diungkapkan oleh
i. ℏ 𝑑𝑑𝑘𝑘�⃗
𝑑𝑑𝑑𝑑= −𝑒𝑒��⃗�𝑣�𝑘𝑘�⃗ � × 𝐵𝐵�⃗ �
6. Momentum kristal berubah terhadap waktu karena kehadiran gaya Lorentz.
7. Perpindahan δ𝑘𝑘�⃗ dalam waktu δt dituliskan dalam bentuk
i. 𝛿𝛿𝑘𝑘�⃗ = − 𝑒𝑒ℏ��⃗�𝑣�𝑘𝑘�⃗ � × 𝐵𝐵�⃗ �𝛿𝛿𝑑𝑑
8. Perpindahan δ𝑘𝑘�⃗ tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh�⃗�𝑣�𝑘𝑘�⃗ � dan 𝐵𝐵�⃗ .
9. Mengingat �⃗�𝑣 adalah normal kontur energi dalam ruang𝑘𝑘�⃗ ,
10. Makaberarti δk terjadi pada sepanjang kontur energi,
11. Ditunjukkan oleh Gambar lintasan elektron sepanjang kontur energi dalam ruang k karena
adanya medan magnet berikut
12. Elektron bergerak sepanjang kontur energi tetap.
13. Maka tidak terjadiproses penyerapan energi terhadap medan magnet.
14. Gerakan elektron yang demikianbersifat siklis.
15. Bila �⃗�𝑣 normal terhadap 𝐵𝐵�⃗ ., maka gerak elektron mempunyai perioda
16. 𝑇𝑇 = ∮𝛿𝛿𝑑𝑑 = ℏ𝑒𝑒𝐵𝐵 ∮
𝛿𝛿𝑘𝑘𝑣𝑣�𝑘𝑘�⃗ �
17. Dimana integrasi dilakukan sepanjang orbit tertutup elektron dalam ruang 𝑘𝑘�⃗ .
18. Dengandemikian, ungkapan umum frekuensi siklotron untuk elektron Blochini adalah
19. 𝜔𝜔𝑐𝑐 =2𝜋𝜋𝑒𝑒𝐵𝐵
ℏ�
∮ 𝛿𝛿𝑘𝑘𝑣𝑣�𝑘𝑘��⃗ �
20. Apabila energi elektron mempunyai bentuk 𝐸𝐸 = (ℏ2𝑘𝑘2 2𝑚𝑚∗⁄ ) maka orbit elektron berupa
lingkaran, �⃗�𝑣�𝑘𝑘�⃗ � = ℏ𝑘𝑘 𝑚𝑚∗⁄ dan k keduanya besarnya konstan sepanjang kontur energi.
21. Oleh karena itu diperoleh ungkapan frekuensi
22. 𝜔𝜔𝑐𝑐 = 𝑒𝑒𝐵𝐵𝑚𝑚∗
23. Persamaan di atas adalah sama dengan yang diperoleh oleh model elektron bebas.
Langkah 4 : Kesimpulan
24. Frekuensi siklotron untuk elektron Bloch dapat disederhanakan menjadi untuk elektron
konduksi logam dalam model elektron bebas jika digunakan bentuk energi 𝐸𝐸 =
(ℏ2𝑘𝑘2 2𝑚𝑚∗⁄ ), karena orbit elektron akan berupa lingkaran, �⃗�𝑣�𝑘𝑘�⃗ � = ℏ𝑘𝑘 𝑚𝑚∗⁄ dan k keduanya
besarnya konstansepanjang kontur energi
Langkah 5 : Generalisasi
25. Persamaan Frekuensi siklotron untuk elektron Bloch sama dengan persamaan frekuensi
elektron konduksi logam dalam model elektron bebasjika digunakan bentuk energi
𝐸𝐸 = (ℏ2𝑘𝑘2 2𝑚𝑚∗⁄ )