28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan pengetahuan, dan berkembangnya teknologi yang sangat jauh berbeda dengan perkembangan pada masa perkembangan Islam pada masa itu. Dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sampailah kepada bidang kedokteran, tidak hanya dibidang informatika, atau sain, melainkan bidang kedokteranpun menggunakan teknologi yang amat canggih untuk masa sekarang. Jadi tidak heran jika ada perbedaan tingkahlaku mengenai penanganan para ahli bidang kesehatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti cangkok ginjal, transfusi darah dan sebagainya, yang mana jika di lihat dari kacamatan Hukum Islam mengandung banyak petanyaan apakah hal semacam itu diperbolehkan ataukah di larang oleh hukum Agama. Dengan latar belakang inilah kami penulis mengangkat tema Transplantasi Anggota Badan, Transfusi Darah, Jual Beli Darah dalam pandangan islam” yang mana ketiga sub tema tersebut merupakan kelahiran baru yang berawal dari perkembangan pengetahuan, karena sebelumnya tidak ditemukan khususnya pada masa Rasulullah atau pada masa Sahabat. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah : 1. Apa pengertian tranplasi organ tubuh ? 2. Bagaimana hukum mengenai transplantasi anggota badan ? ii

Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam mayang sari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan perkembangan pengetahuan, dan berkembangnya teknologi yang sangat jauh

berbeda dengan perkembangan pada masa perkembangan Islam  pada masa itu. Dengan

perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sampailah kepada bidang kedokteran, tidak

hanya dibidang informatika, atau sain, melainkan bidang kedokteranpun menggunakan

teknologi yang amat canggih untuk masa sekarang. Jadi tidak heran jika ada perbedaan

tingkahlaku mengenai penanganan para ahli bidang kesehatan dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi seperti cangkok ginjal, transfusi darah dan sebagainya, yang mana

jika di lihat dari kacamatan Hukum Islam mengandung banyak petanyaan apakah hal

semacam itu diperbolehkan ataukah di larang oleh hukum Agama.

Dengan latar belakang inilah kami penulis mengangkat tema “Transplantasi Anggota

Badan, Transfusi Darah, Jual Beli Darah dalam pandangan islam” yang mana  ketiga

sub tema tersebut merupakan kelahiran baru yang berawal dari perkembangan pengetahuan,

karena sebelumnya tidak ditemukan khususnya pada masa Rasulullah atau pada masa

Sahabat.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian tranplasi organ tubuh ?

2. Bagaimana hukum mengenai transplantasi anggota badan ?

3. Apa pengertian transfusi darah?

4. Bagaimana Indikasi-indikasi transfusi daerah ?

5. Apa Syarat menjadi pendonor darah ?

6. Bagaimana Hukum islam mengenai tranfusi darah ?

7. Bagaimana Manfaat transfusi darah menurut medis ?

B.     Tujuan

Untuk mengetahui Transplantasi Anggota Badan, Transfusi Darah, Jual Beli Darah dalam

pandangan islam.

ii

Page 2: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Transplantasi Organ Tubuh

Pengertian transplantasi (pencangkokan) ialah pemindahan organ tubuh yang

mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan

tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan

penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait dengannya:

Pertama, Donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat untuk

dipasangkan pada orang lain yang organ tubuhnya menderita sakit atau terjadi kelainan.

Kedua, Resipien, yaitu orang yang menerima organ tubuh dari donor yang karena satu dan

lain hal, organ tubuhnya harus diganti.

Ketiga, Tim ahli, yaitu para dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak donor

kepada resipien.

Berkenaan dengan donor, transplantasi dapat  dikategorikan ke dalam tiga tipe, yaitu :

1.      Donor dalam keadaan hidup sehat. Dalam tipe ini perlu adanya seleksi yang cermat dan

harus dilakukan general check up (pemeriksaan kesehatan yang lengkap menyeluruh), baik

terhadap donor maupun terhadap resipien (penerima), demi menghindari kegagalan

transplantasi yang disebabkan penolakan tubuh resipien dan sekaligus menghindari dan

mencegah resiko bagi donor. Sebab menurut data statistik, 1 dari 1000 donor meninggal, dan

si donor juga merasa was-was dan merasa tidak aman, karena dia menyadari, misalnya bila

dia donor ginjal, dia tak akan memperoleh kembali ginjalnya seperti sedia kala.

2.      Donor dalam keadaan koma. Apabila donor dalam keadaan koma atau diduga kuat akan

meninggal segera, maka dalam pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat kontrol dan

penunjang kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernafasan khusus. Kemudian alat-alat

penunjang kehidupan tersebut dicabut setelah selesai proses pengambilan organ tubuhnya.1[1]

Hanya, kriteria meninggal secara medis/klinis dan yuridis perlu ditentukan dengan tegas dan

tuntas, apakah kriteria itu ditandai dengan berhentinya denyut jantung dan pernafasan, atau

ditandai dengan berhentinya fungsi otak.

3.      Donor dalam keadaan meninggal. Dalam tipe ini, organ tubuh yang akan dicangkokkan

diambil ketika donor telah meninggal berdasarkan ketentuan medis dan yuridis, juga harus

1

ii

Page 3: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

diperhatikan daya tahan organ yang akan diambil untuk transplantasi2[4], apakah masih ada

kemungkinan untuk bisa berfungsi bagi resipien atau apakah sel-sel jaringannya telah mati,

sehingga tidak berguna lagi bagi resipien.

Berdasarkan uraian diatas, maka muncul suatu pertanyaan: “Bagaimanakah pandangan

hukum Islam tentang transplantasi organ tubuh, baik donor dalam keadaan sehat, dalam

keadaan koma, maupun dalam keadaan meninggal?”. Inilah yang menjadi pokok masalah

dalam tulisan ini, yang mana dalam pembahasannya berpedoman pada hukum Islam (Quran

dan Hadits) secara eksplisit, serta mengaitkan hal tersebut pada qaidah fiqhiyyah yang benar.

B.Hukum Transplantasi Organ Tubuh

1.      Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Sehat

Apabila transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat,

maka hukumnya ‘Haram’, dengan alasan :

Firman Allah dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 195 :

�ة� �ك ه�ل الت �لى� إ �م� �ك �د�ي ي� �أ ب �ق�و�ا �ل ت � و�ال

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan”.

Ayat tersebut mengingatkan manusia, agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan

sesuatu, namun tetap menimbang akibatnya yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri

donor, walaupun perbuatan itu mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur.

Umpamanya seseorang menyumbangkan sebuah ginjalnya atau matanya pada orang lain yang

memerlukannya karena hubungan keluarga, teman atau karena berharap adanya imbalan dari

orang yang memerlukan dengan alasan krisis ekonomi. Dalam masalah yang terakhir ini,

yaitu donor organ tubuh yang mengharap imbalan atau menjualnya, haram hukumnya,

disebabkan karena organ tubuh manusia itu adalah milik Allah (milk ikhtishash), maka tidak

boleh memperjualbelikannya. Manusia hanya berhak mempergunakannya, walaupun organ

tubuh itu dari orang lain.

Orang yang mendonorkan organ tubuhnya pada waktu masih hidup sehat kepada

orang lain, ia akan menghadapi resiko ketidakwajaran, karena mustahil Allah menciptakan

mata atau ginjal secara berpasangan kalau tidak ada hikmah dan manfaatnya bagi seorang

manusia. Maka bila ginjal si donor tidak berfungsi lagi, maka ia sulit untuk ditolong kembali.

Maka sama halnya, menghilangkan penyakit dari resipien dengan cara membuat penyakit

baru bagi si donor. Hal ini tidak diperbolehkan karena dalam qaidah fiqh disebutkan:

ر� �الضر� ب ال� �ز� ي � ال ر� الضر�

2

ii

Page 4: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

“Bahaya (kemudharatan) tidak boleh dihilangkan dengan bahaya (kemudharatan) lainnya”

Qaidah Fiqhiyyah

�ح� �لم�ص�ال ا ل�ب� ج� ع�لى� م�ق�دم% د� �س� �لم�فا ا ء� د�ر�“Menghindari kerusakan/resiko, didahulukan dari/atas menarik kemaslahatan”3[6]

Berkaitan transplantasi, seseorang harus lebih mengutamakan menjaga dirinya dari

kebinasaan, daripada menolong orang lain dengan cara mengorbankan diri sendiri dan

berakibat fatal, akhirnya ia tidak mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya, terutama

tugas kewajibannya dalam melaksanakan ibadah.

2.      Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Koma

Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan koma, hukumnya tetap

haram, walaupun menurut dokter, bahwa si donor itu akan segera meninggal, karena hal itu

dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah, hal tersebut dapat

dikatakan ‘euthanasia’ atau mempercepat kematian. Tidaklah berperasaan/bermoral

melakukan transplantasi atau mengambil organ tubuh dalam keadaan sekarat. Orang yang

sehat seharusnya berusaha untuk menyembuhkan orang yang sedang koma tersebut,

meskipun menurut dokter, bahwa orang yang sudah koma tersebut sudah tidak ada harapan

lagi untuk sembuh. Sebab ada juga orang yang dapat sembuh kembali walau itu hanya

sebagian kecil, padahal menurut medis, pasien tersebut sudah tidak ada harapan untuk hidup.

Maka dari itu, mengambil organ tubuh donor dalam keadaan koma, tidak boleh menurut

Islam dengan alasan sebagai berikut:

a.       Hadits Nabi, riwayat Malik dari ‘Amar bin Yahya, riwayat al-Hakim, al-Baihaqi dan

al-Daruquthni dari Abu Sa’id al-Khudri dan riwayat Ibnu Majah dari Ibnu ‘Abbas dan

‘Ubadah bin al-Shamit :

ار� �ض�ر� و�ال ر� �ض�ر� ال“Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat

pada orang lain”

Berdasarkan hadits tersebut, mengambil organ tubuh orang dalam keadaan koma/sekarat

haram hukumnya, karena dapat membuat madharat kepada donor tersebut yang berakibat

mempercepat kematiannya, yang disebut euthanasia.

b.      Manusia wajib berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya demi mempertahankan

hidupnya, karena hidup dan mati berada di tangan Allah. Oleh karena itu, manusia tidak

3

ii

Page 5: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

boleh mencabut nyawanya sendiri atau mempercepat kematian orang lain, meskipun hal itu

dilakukan oleh dokter dengan maksud mengurangi atau menghilangkan penderitaan pasien.

3.      Hukum Transplantasi Organ Tubuh Donor Dalam Keadaan Meninggal

Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata atau ginjal) yang sudah meninggal secara

yuridis dan medis, hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan Islam dengan

syarat bahwa :

a.       Resipien (penerima sumbangan organ tubuh) dalam keadaan darurat yang mengancam

jiwanya bila tidak dilakukan transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal baik

medis maupun non medis, tetapi tidak berhasil. Hal ini berdasarkan qaidah fiqhiyyah :

ات� �لم�ح�ظ�و�ر� ا �ح� �ي �ب ت ات� و�ر� الضر�“Darurat akan membolehkan yang diharamkan”.4[8]

Juga berdasarkan qaidah fiqhiyyah :

ال� �ز� ي ر� الضر�“Bahaya itu harus dihilangkan”

b.      Juga pencangkokan cocok dengan organ resipien dan tidak akan menimbulkan

komplikasi penyakit yang lebih gawat baginya dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Disamping itu harus ada wasiat dari donor kepada ahli warisnya, untuk menyumbangkan

organ tubuhnya bila ia meninggal, atau ada izin dari ahli warisnya.

Demikian ini sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia tanggal 29 Juni 1987,

bahwa dalam kondisi tidak ada pilihan lain yang lebih baik, maka pengambilan katup jantung

orang yang telah meninggal untuk kepentingan orang yang masih hidup, dapat dibenarkan

oleh hukum Islam dengan syarat ada izin dari yang bersangkutan (lewat wasiat sewaktu

masih hidup) dan izin keluarga/ahli waris.5[10]

Adapun fatwa MUI tersebut dikeluarkan setelah mendengar penjelasan langsung Dr.

Tarmizi Hakim kepada UPF bedah jantung RS Jantung “Harapan Kita” tentang teknis

pengambilan katup jantung serta hal-hal yang berhubungan dengannya di ruang sidang MUI

pada tanggal 16 Mei 1987. Komisi Fatwa sendiri mengadakan diskusi dan pembahasan

tentang masalah tersebut beberapa kali dan terakhir pada tanggal 27 Juni 1987.6[11]

Adapun dalil-dalil yang dapat menjadi dasar dibolehkannya transplantasi organ tubuh,

antara lain:

4[8] Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair, hal. 61

5[10] MUI, Himpunan Keputusan dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: Sekretariat MUI, 1415 H/1995 M), hal. 176

6[11] Ibid, hal. 176-177

ii

Page 6: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

a)      Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 195 yang telah kami sebut dalam pembahasan didepan,

yaitu bahwa Islam tidak membenarkan seseorang membiarkan dirinya dalam bahaya, tanpa

berusaha mencari penyembuhan secara medis dan non medis, termasuk upaya transplantasi,

yang memberi harapan untuk bisa bertahan hidup dan menjadi sehat kembali.

b)      Al-Quran surah Al-Maidah ayat 32:

2 �عا ج�م�ي اس� الن �ا ي �ح� أ � �نما �أ ف�ك �ه�ا يا �ح� أ و�م�ن�“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia

memelihara kehidupan manusia semuanya”.

Ayat tersebut menunjukkan bahwa tindakan kemanusiaan (seperti transplantasi) sangat

dihargai oleh agama Islam, tentunya sesuai dengan syarat-syarat yang telah disebutkan diatas.

c)      Al-Quran surah Al-Maidah ayat 2: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa”. Selain itu juga ayat 195, menganjurkan agar

kita berbuat baik. Artinya: “Dan berbuat baiklah karena Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik”.

Menyumbangkan organ tubuh si mayit merupakan suatu perbuatan tolong-menolong dalam

kebaikan, karena memberi manfaat bagi orang lain yang sangat memerlukannya.

Pada dasarnya, pekerjaan transplantasi dilarang oleh agama Islam, karena agama Islam

memuliakan manusia berdasarkan surah al-Isra ayat 70, juga menghormati jasad manusia

walaupun sudah menjadi mayat, berdasarkan hadits Rasulullah saw. : “Sesungguhnya

memecahkan tulang mayat muslim, sama seperti memecahkan tulangnya sewaktu masih

hidup”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Said Ibn Mansur dan Abd. Razzaq dari

‘Aisyah).

Tetapi menurut Abdul Wahab al-Muhaimin; meskipun pekerjaan transplantasi itu

diharamkan walau pada orang yang sudah meninggal, demi kemaslahatan karena membantu

orang lain yang sangat membutuhkannya, maka hukumnya mubah/dibolehkan selama dalam

pekerjaan transplantasi itu tidak ada unsur merusak tubuh mayat sebagai penghinaan

kepadanya7[13]Hal ini didasarkan pada qaidah fiqhiyyah :

�خ�ف>ه�م�ا أ �اب� �ك ت �ار� ب ا ر2 ض�ر� �ع�ظ�م�ه�م�ا أ و�ع�ي� ر� �ن� د�تا م�ف�س� ض�ت� �ع�ار� ت �إذ�ا“Apabila bertemu dua hal yang mendatangkan mafsadah (kebinasaan), maka dipertahankan

yang mendatangkan madharat yang paling besar, dengan melakukan perbuatan yang paling

ringan madharatnya dari dua madharat”. Hadits Nabi saw.

د�اءE ت �ر� غ�ي د�و�اء2 �ه� ل و�ض�ع� �ال إ د�اء2 �ض�ع� ي �م� ل الله �ن ف�إ الله� �اد� ب ع� �د�او�و�ا

م� �له�ر� ا Eو�اح�د7

ii

Page 7: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

“Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak meletakkan

suatu penyakit kecuali dia juga telah meletakkan obat penyembuhnya, selain penyakit yang

satu, yaitu penyakit tua”.

(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan al-Hakim dari Usamah ibnu Syuraih)

Oleh sebab itu, transplantasi sebagai upaya menghilangkan penyakit, hukumnya mubah,

asalkan tidak melanggar norma ajaran Islam.

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda pula : “Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat itu

tepat, maka penyakit itu akan sembuh atas izin Allah”. (HR. Ahmad dan Muslim dari Jabir)

Selanjutnya berkenaan dengan hukum antara donor dan resipien yang seagama atau tidak

seagama, serta hukum organ tubuh yang diharamkan seperti babi, juga dapat menimbulkan

masalah, tetapi hal tersebut dapat dikaji berdasar ayat-ayat Al-Quran surah al-Najm 38-41 :

1)      “Bahwa seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwa manusia itu

tidak memperoleh selain apa yang ia usahakan. Dan bahwa usahanya itu kelak akan

diperlihatkan. Kemudian akan diberi balasannya dengan balasan yang paling sempurna”.

2)      Al-Quran surah al-Baqarah ayat 286 : “Ia mendapat pahala dari kebajikan yang

diusahakannya itu dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya”.

Berdasar ayat-ayat diatas, berkenaan dengan hubungan antara donor dengan resipien yang

menyangkut pahala atau dosa maka dalam hal ini mereka masing-masing akan

mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka sendiri-sendiri. Mereka tidak akan

dibebani dengan pahala atau dosa, kecuali yang dilakukan oleh masing-masing mereka. Yang

perlu diingat, bahwa yang salah bukan organ tubuh, tetapi pusat pengendali, yaitu pusat urat

syaraf. Oleh sebab itu, tidak perlu khawatir dengan organ tubuh yang disumbangkan, karena

tujuannya adalah untuk kemanusiaan dan dilakukan dalam keadaan darurat. Hal ini sama

dengan hukum tranfusi darah. Namun alangkah baiknya dan sangat diharapkan demi

kemaslahatan, jika organ tubuh itu kita dapatkan dari seorang muslim juga, demi ketenangan

kita dalam menjalankan kehidupan untuk ibadah, dengan dasar :

� �م ح�ر�ي الت ع�لى� �ل� �ي الدل �د�ل ي ح�تى �ح�ة� �با �إل ا �ء� يا �ش� �أل ا في� ص�ل�� �أل ا

Selanjutnya, bertalian dengan transplantasi dengan organ tubuh hewan diharamkan yang

dicangkokkan kepada manusia, seperti katup jantung babi atau ginjalnya, dalam hal ini haram

hukumnya, dengan dasar qaidah fiqh :

�م� ح�ر�ي الت �ء� يا �ش� �أل ا في� ص�ل�� �أل ا

“Pada dasarnya segala sesuatu itu adalah haram”.

C.    Pengertian Transfusi Darah

ii

Page 8: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

Transfuse darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (yang disebut donor) ke

dalam system peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resepien). Transfuse darah

tidak pernah terjadi kecuali setelah ditemukannya sirkulasi darah yang tidak pernah berhenti

dalam tubuh.

Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB dan O. perbedaan di antara

golongan-golongan ini ditenrukan oleh ada tidaknya dua zat utama (yaitu A dan B) dalam sel

darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur anti-B) dalam

serum darah tersebut. Perlu dicatat bahwa ;walaupun serum dan plasma itu mirip, tetapi

perbedaan antara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibrinogen dan kebanyakan factor-

faktor penggumpalan lainnya tidak ada. Jadi, serum ini sendiri tidak dapat menggumpal

karena ia tidak memiliki factor-faktor penggumpal tersebut, yang ada adalah di dalam plasma

darah.

Seseorang yang bergolongan darah O di kenal sebagai donor universal, Karena sel

darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. tetapi, orang ini tidak dapat

menerima darah orang lain kecuali yang bergolongan O, karena serum darahnya berisi unsure

anti-A dan anti-B sekaligus. Disisi lain, seseorang yang bergolangan darah AB dapat

menerima transfuse darah dari donor kelompok manapun, sehingga ia disebut sebagai

resepien universal, tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang lain yang

segolongan darah AB.

D.    Indikasi-indikasi Transfusi Darah

Pada dasarnya, ada dua alas an umum mengapa perlu dilakukan transfusi darah pada

seseorang, yaitu :

1.      Kehilangan darah : kehilangan darah dapat mengakibatkan kurangnya volume darah

yang mengalir dalam tubuh. Beberapa faktor yang menyebabkan, antara lain:

1)      Pendarahan akibat luka-luka, atau dalam kasus korengan, radang usus, atau persalinan.

2)      Luka-luka, luka bakar, dan pembengkakan akibat kecelakaan.

3)      Operasi, seperti operasi jantung, dan operasi-operasi bedah lainnya.

4)      Ketidak cocokan darah antara ibu dan anak. Dalam kasus ini, transfusi pertukaran harus

dilakukan untuk menyelamatkan nyawa si anak.

5)      Anemia akut dan kronis, serta kekacauan system pembekuan darah, seperti hemophilia.

2.      Kekurangan unsur penting dalam darah, seperti pada kasus-kasus :

1)      Pasien anemia yang menderita kekurangan sel darah merah, hanya membutuhkan

transfusi sel darah merah saja.

2)      Pasien hemophilia, sebagai akibat dari kekacauan system pembekuan darah, beresiko

pada timbulnya anaemia dan kehilangan darah yang berbahaya ketika mengalami luka sekecil

ii

Page 9: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

apapun, dikarenakan oleh proses pembekuan darah yang terlalu lambat. Sehingga, dalam

upaya menahan pendarahan, si pasien harus mendapatkan transfuse plasma darah. Atau, si

pasien dapat diinjeksi dengan AHF (anti haemophilic factor).

E.Syarat-syarat Menjadi Pendonor

1. Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis

dari orang tua).

2. Berat badan minimal 45 kg.

3. Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius.

4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg.

5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit.

6. Hemoglobin Perempuan minimal 12 gram, sedangkan untuk pria minimal 12,5 gram.

7. Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan

sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

F. Orang-orang yang Tidak Boleh Menjadi Pendonor

1. Pernah menderita hepatitis B.

2. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.

3. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfuse.

4. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga.

5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.

6. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil.

7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.

8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria,

atau profilaksis.

9. Dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica,

measles, dan tetanus toxin.

10. Dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic

11. Dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang.

12. Dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit.

13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan.

14. Sedang menyusui.

15. Ketergantungan obat.

16. Alkoholisme akut dan kronis.

17. Mengidap Sifilis.

ii

Page 10: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

18. Menderita tuberkulosis secara klinis.

19. Menderita epilepsi dan sering kejang

20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.

21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD,

thalasemia, dan polibetemiavera.

22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan

HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik

tidak steril).

23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.

G.    Hukum Islam Mengenai Transfusi Darah

a)      Penerima Donor (Recipient)

Para ulama menggolongkan donor darah sebagaimana “makan” bukan “berobat”. Dengan

demikian, pada hakikatnya, orang yang melakukan donor darah dianggap telah memasukkan

makanan berupa darah ke dalam tubuhnya. Untuk itu, ulama memberikan batasan, bahwa

donor darah diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Dalil dalam masalah ini adalah

firman Allah,:

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang

disembelih atas nama selain Allah ….” (Q.s. Al-Maidah:3).

Kemudian, di akhir ayat, Allah menyatakan,

“Barang siapa berada dalam kondisi terpaksa karena kelaparan, (lalu) tanpa sengaja (dia)

berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ….” (Q.s. Al-

Maidah:3)

Allah memperbolehkan hamba-Nya untuk memakan makanan yang diharamkan jika

dalam kondisi terpaksa, karena kelaparan. Dalam kondisi yang sama, orang sakit yang

hendak menyelamatkan nyawanya, diperbolehkan untuk memasukkan darah ke dalam

tubuhnya, karena kondisi terpaksa.

b)      Pendonor

Seseorang diperbolehkan melakukan donor darah, selama proses donor tersebut tidak

membahayakan dirinya. Dalil dalam masalah ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam,

ii

Page 11: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

“Tidak boleh menimbulkan bahaya atau membahayakan yang lain.” (H.r. Ibnu Majah dan

Ad-Daruquthni; dengan derajat hasan) (Disimpulkan dari fatwa Syekh Muhammad bin

Ibrahim Alu Syaikh).

Al Quran dan sunnah tidak membahas masalah transfuse darah. Tetapi, menurut

berbagai prinsip dan ajaran umum yang terdapat dalam sumber-sumber orisinil islam, darah

yang mengalir (dam masfuh) selalu dianggap sebagai benda najis. Selain itu, islam melarang

para pemeluknya untuk mengkonsumsi darah. Diantara makanan yang di kategorikan haram

di konsumsi yang disebut dalam Al quran adalah dam masfuh yang artinya arah yang

mengalir, dan dalam Firman Allah SWT dalam surat Al-An’am 6:145 yang artinya : Katakan

(Hai Muhammad) : Aku tidak menemukan dalam apa yang telah diwahyukan kepadaku

sesuatu yang terlarang untuk dimakan oleh seseorang yang ingin memakannya, kecuali

daging bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi.

c)      Peraturan Hukum Menurut Beberapa Tokoh

1.      Menurut Mufti Syafi

Mufti Syafi menetapkan bahwa dengan mempertimbangkan kelonggaran dan kemudahan

yang diberikan syariat bagi kondisi-kondisi luar biasa yaitu yang mengancam jiwa, dan bagi

upaya pengobatan, maka transfuse darah hukumnya boleh (ja’iz). Pada penjelasan yang lain

Muft Syafi menerangkan bahwa darah diambil dengan jarum, tanpa mengiris bagian tubih

manapun lalu di transfusikan kedalam tubuh orang lain untuk memperpanjang hidupnya.

Muft Syafi juga berpendapat bahwa meskipun darah termasuk benda najis, namun

mendonorkan darah untuk di transfusikan pada orang lain hukumnya adalah boleh atas dasar

keterdesakan, dan hal ini termasuk dalam kategori memanfaatkan benda terlarang sebagai

obat. Pembolehan ini, kata dia, harus dibatasi menurut ketentuan-ketentuan berikut :

a. Transfuse darah hanya boleh dilakukan jika ada kebutuhan yang mendesak untuk itu.

b. Transfuse darah juga boleh dilakukan ketika tidak membahayakan nyawa si pasien

tetapi, dalam pandangan dokter yang berkompeten, pasien tidak mungkin disembuhkan

tanpa transfuse darah

c. Jika memungkinkan, lebih baik untuk memilih cara yang tidak melibatkan transfuse

darah.

d. Transfuse darah tidak di perbolehkan jika tujuannya hanya untuk peningkatan

kesehatan.

2.      Menurut Syekh Ahmad Fahmi Abu Sinnah

Pengambilan darah dari tubuh donor dan pentransfusiannya ke dalam tubuh resepien sama

sekali tidak merusak martabat manusia. Justru tindakan semacam ini dapat meningkatkan

ii

Page 12: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

martabat manusia, Karena menolong sesame manusia adalah sesuatu yang mulia, apalagi

menolong orang yang terancam jiwanya.

Hak seseorang atas darahnya menjadi hilang tatkala ia menyetujui untuk mendonorkannya.

Namun, hokum islam melarang seseorang untuk mendonorkan darahnya bila tindakannya itu

bisa berakibat buruk pada keselamatan dan kesehatannya. Jadi syarat-syarat berikut ini harus

terpenuhi, yaitu :

a. Donor secara ikhlas berniat mendonorkan darahnya.

b. Tidak ada bahaya serius yang mengancam jiwa atau kesehatan donor akibat transfuse

itu.

c. Harus sudah dipastikan bahwa tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan nyawa

resipien kecuali dengan transfuse.

d. Derajat keberhasilan melalui cara pengobatan ini diperkirakan tinggi.

3.      Menurut Dr. Abd al-Salam al-Syukri

Transfuse darah merupakan praktik yang diperbolehkan dan bergantung pada hal-hal berikut :

a. Donor tidak boleh menuntut imbalan financial dalam bentuk apapun.

b. Hidup donor sama sekali tidak terganggu setelah darah tidak diambil dari tubuhnya.

c. Donor harus bebas dari segala macam penyakit menular, dan ia tidak menderita

kecanduan sesuatu.

4.      Menurut Syekh Jad al-Haqq

Syariat memperbolehkan mengambil manfaat dari tubuh seseorang seperti darah dan

mentransfusikannya pada tubuh orang lain sebagai sebuah cara pengobatan, dengan syarat

bahwa tidak ada lagi cara pengobatan lain yang bisa di tempuh.

H.    Manfaat Transfusi Darah Menurut Medis

1. Mengetahui golongan darahnya.

2. Mengetahui tekanan darah secara berkala (tiga bulan sekali) pada setiap akan

menyumbangkan darahnya.

3. Dapat memperbarui darah di tubuhnya, karena telah menyumbangkan darahnya sebanyak

350 cc. Kemudian memperoleh darah yang baru pada bulan berikutnya.

4. Mengganti sel-sel darah merah yang telah bermetabolisme secara teratur, Sel darah merah

dibentuk dalam tubuh oleh hati, ginjal.

5. Sarana amal kemanusiaan bagi yang sakit, kecelakaan, operasi dll(setetes darah

merupakan nyawa bagi mereka).

ii

Page 13: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

6. Orang yang aktif donor jarang terkena penyakit ringan maupun berat.

7. Pemeriksaan ringan secara triwulanan meliputi Tensi darah, kebugaran (Hb), gangguan

kesehatan (hepatitis, gangguan dalam darah dll).

8. Mencegah stroke (Pria lebih rentan terkena stroke dibanding wanita karena wanita keluar

darah rutin lewat menstruasi kalau pria sarana terbaik lewat donor darah aktif).

9. Dapat tidur nyenyak.

10. Nafsu makan bertambah.

I. Jual beli darah

Berkaitan tentang memperjualbelikan darah, kalau dipikir-pikir maka orang yang

memperjualbelikan darah itu kurang manusiawi. Sebab penggunaan darah itu adalah untuk

menolong nyawa si penderita. Dalam keadaan yang semacam ini seharusnya yang berbicara

adalah nurani bukan materi yang menonjol. Kalau ditinjau dari segi hukum, maka di antara

ulama ada yang memperbolehkan jual beli darah, sebagaimana halnya jual beli barang najis

yang ada manfaatnya, seperti kotoran hewan. Dengan demikian secara Qiyas diperbolehkan

memperjualbelikan  darah manusia (sama-sama najis) dan memang besar manfaatnya untuk

menolong jiwa manusia.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat

untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik.

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah; mata, ginjal

dan jantung.

Sedangkan transfusi Dalam kamus umum bahasa Indonesia kata transfusi diartikan

sebagai pemindahan darah (pemasukan darah kepada orang yang kekurangan darah).

ii

Page 14: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

Perkataan transfusi darah adalah terjemahan dari bahasa Inggris “blood transfusion”, lalu

DR. Ahmad Sofian mengartikan transfusi darah sebagai istilah “pindah-tuang darah”.

Masalah transfusi darah adalah masalah baru dalam hukum Islam, karena tidak

ditemukan hukumnya dalam fiqih pada masa-masa pembentukan hukum Islam. Al-Quran dan

hadits pun sebagai  sumber hukum Islam. Tidak menyebutkan  hukumnya, sehingga pantaslah

hal ini disebut sebagai masalah ijtihad.

Dalam hal ini agama Islam sangat menyambut baik perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang kedokteran yang menyangkut pada permasalahan transfusi darah

manusia,  dalam rangka penyelamatan jiwa manusia. Sesuai dengan firman Allah surat Al-

Maidah ayat 32.

Berkaitan tentang memperjualbelikan darah, kalau dipikir-pikir maka orang yang

memperjualbelikan darah itu kurang manusiawi. Sebab penggunaan darah itu adalah untuk

menolong nyawa si penderita.

B.     Saran

Sebagaimana kata orang tidak ada gading yang tak retak oleh karenanya makalah ini yang

berkenaan dengan “Transplantasi Anggota Badan, Transfusi Darah, Jual Beli Darah

dalam pandangan islam” belum mendekati sempurna, maka dari itu diperlukan saran yang

berarti dan membangun untuk kesempurnaan pembuatan malah selanjutnya dan bermanfaat

bagi para pembaca pada umumnya serta penulis pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Quran dan terjemahnya, Jakarta, 1971

2. Nata, Prof. Dr. H. Abuddin, M.A, Masail Al-Fiqhiyah,  Jakarta, UIN Jakarta

Press, 2006

3. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,

1986

4. http://khultur.wordpress.com/2011/09/17/al-maidah-ayat32/

5. http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/5/30

6. http://quran.com/5/32

7. http://almanhaj.or.id/content/2199/slash/0/kondisi-yang-memperbolehkan-

transfusi-darah-hukum-donor-darah/

ii

Page 15: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

8. http://www.dakwatuna.com/2012/02/21/18830/donor-darah-dalam-perspektif-

islam/#axzz2lXjDgpf3

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada sumber dari segala sesuatu yang bersifat mulia.

Sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang Maha Cahaya, penabur cahaya

ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan, sang kekasih tercinta yang tak terbatas

pencahayaan cinta-Nya bagi umat, Allah SWT.

Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan serta

menyampaikan kepada kita semua ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya, serta makin

terus terbukti kebenarannya.

ii

Page 16: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

Dengan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan inspirasi kepada kami sehingga makalah yang berjudul

“Transplantasi Anggota Badan, Transfusi Darah, Jual Beli Darah dalam pandanan

islam” ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dengan penuh kesadaran diri dan kerendahan hati, kami menyadari bahwa hanya

Allah-lah yang memiliki kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang

belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karenanya kami senantiasa mengharapkan kritik

dan saran membangun dari teman-teman dan pembaca sekalian sehingga mampu menjalin

sinergi yang pada akhirnya akan membuat pemikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi

dimasa yang akan datang, bukan hanya untuk Islam namun juga untuk kemajuan umat

manusia.

Raha, November 2013

                    

                         Penyusun

MAKALAH

TRANSPLANTASI ANGGOTA BADAN, TRANSFUSI

DARAH, JUAL BELI DARAH

DALAM PANDANGAN ISLAM

ii

Page 17: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

DI SUSUN OLEH:

NAMA : SAFIA

NIM : 2013.IB.0032

TINGKAT : I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................................. 1

ii

Page 18: Transplantasi anggota badan, transfusi darah, jual beli darah menurut islam  mayang sari

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian transplatasi organ tubuh................................................................................. 2

B. Hukum transplatasi organ tubuh...................................................................................... 3

C. Pengertian Tranfusi darah.............................................................................................. 8

D. Indikasi tranfusi darah...................................................................................................... 8

E. Syarat menjadi pendonor................................................................................................ 9

F. Orang yang tidak menjadi pendonor............................................................................... 9

G. hukum islam mengenai tranfusi darah............................................................................. 10

H. Manfaat tranfusi darah bagi medis.................................................................................. 13

I. Jual Beli darah................................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................14

3.2 SARAN............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

ii