59
TUGAS BEDAH MULUT 2 TRANSPLANTASI KELOMPOK 2 Musdewinda Suciati (04111004017) Ammelia Piliang (04111004018) Meity Isriyanti Lestari (04111004019) Wendy Nadya Vitasani Haloho (04111004020) MK Zahrah (04111004021) Egi Utia Asih (04111004022) Alfa Marojahan Irianto Sinaga (04111004023) Rini Andriani (04111004024) Meiza Pratiwi (04111004025) Miftah Wiryani (04111004026) Devi Alviani (04111004027) Rivi Eka Permata Sari (04111004028) Sischa Ramadhani (04111004029) Dimas Puja Permana (04111004030) Rozalia (04111004031) Rizka Adianti Hutami (04111004032)

1. Transplantasi Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BM

Citation preview

Page 1: 1. Transplantasi Fix

TUGAS BEDAH MULUT 2

TRANSPLANTASI

KELOMPOK 2

Musdewinda Suciati (04111004017)

Ammelia Piliang (04111004018)

Meity Isriyanti Lestari (04111004019)

Wendy Nadya Vitasani Haloho (04111004020)

MK Zahrah (04111004021)

Egi Utia Asih (04111004022)

Alfa Marojahan Irianto Sinaga (04111004023)

Rini Andriani (04111004024)

Meiza Pratiwi (04111004025)

Miftah Wiryani (04111004026)

Devi Alviani (04111004027)

Rivi Eka Permata Sari (04111004028)

Sischa Ramadhani (04111004029)

Dimas Puja Permana (04111004030)

Rozalia (04111004031)

Rizka Adianti Hutami (04111004032)

PSPDG FK UNSRI

2014

Page 2: 1. Transplantasi Fix

TRANSPLANTASI

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga

mengalami perkembangan di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di

bidang kesehatan yaitu  teknik transplantasi organ. Transplantasi organ

merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang

tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang penelitian

tentang transplantasi organ masih terus dilakukan.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor

kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang

transplantasi maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus

mengalami peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada.

Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah

pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke

manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah

pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau

dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini

ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima.

Beberapa transplantasi yang dilakukan pada bidang kedokteran gigi seperti

transplantasi gigi dan transplantasi tulang (bone graft). Untuk mengembangkan

transplantasi sebagai salah satu cara penyembuhan suatu penyakit tidak dapat

begitu saja diterima masyarakat luas. Pertimbangan etik, moral, agama, hokum,

atau sosial budaya ikut mempengaruhinya.

Page 3: 1. Transplantasi Fix

B. TRANSPLANTASI

Transplantasi adalah pemindahan jaringan dari satu tempat ke tempat lain

atau dari seorang donor ke seorang resipien1. Dalam bidang kedokteran gigi,

tranplantasi adalah pengambilan gigi dan penempatan kembali dalam posisinya

yang baru di dalam tulang rahang (mandibula atau maksila)1.

Transplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau

organ dari satu individu pada individu itu sendiri atau pada individu lainnya baik

yang sama maupun berbeda spesies. Saat ini yang lazim di kerjakan di Indonesia

saat ini adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara

hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah

pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau

dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini

ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima

dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, transplantasi

adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh

manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka

pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi

dengan baik11.

Donor adalah orang yang menyumbangkan alat dan atau jaringan

tubuhnya kepada orang lain untuk tujuan kesehatan. Donor organ dapat

merupakan organ hidup ataupun telah meninggal. Sedangkan resipien adalah

orang yang akan menerima jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian

lain dari tubuhnya sendiri. Transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai life

saving sedangkan transplantasi jaringan dikategorikan sebagai life enhancing.

Transplantasi organ atau jaringan bertujuan mengganti fungsi organ atau

jaringan yang rusak dengan organ atau jaringan yang sehat.

Transplantasi ditinjau dari sudut penyumbang atau donor jaringan

tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi :

1. Transplantasi dengan donor hidup

Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau

organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri

Page 4: 1. Transplantasi Fix

tanpa mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada jaringan atau

organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang,

serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal. Sebelum memutuskan

menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang

dihadapi baik resiko di bidang medis, pembedahan maupun resiko untuk

kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah

dipindahkan. Jika dilakukan pada orang yang sama dimana donor dan resipien

adalah orang yang sama, maka tindakan ini tidak mempunyai implikasi

hukum. Namun akan berbeda jika donor dan resipien adalah orang yang

berbeda, karena tindakan ini melibatkan orang lain yang juga memiliki hak,

maka dengan sendirinya akan memiliki implikasi hukum dan diperlukan

undang-undang yang mengatur.

2. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah

Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ

atau jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis

organ yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki

kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas.

Seperti halnya dengan transplantasi dengan donor hidup yang melibatkan dua

orang yang berbeda, tindakan ini juga berimplikasi hukum. Biasanya organ

terbaik donor jenazah berasal dari jenazah orang yang masih berusia muda

dan tidak mengidap penyakit, maka donor jenazah terbaik biasanya

merupakan korban dari kecelakaan, bunuh diri, maupun pembunuhan. Yang

pada beberapa negara secara hukum berada pada kekuasaan dokter forensik

untuk penyidikan. Di negara tersebut mulai dikembangkan pengambilan

organ atau jaringan tubuh dari donor jenazah di ruang autopsi dilakukan oleh

dokter forensik dengan prosedur aseptik sehingga lebih praktis dan

menghemat biaya. Untuk pengambilan organ atau jaringan tubuh ini dokter

forensik bisa dibantu atau diawasi oleh dokter dari bidang lain sesuai dengan

organ yang akan diambil. Sebelum pengambilan organ dilakukan informed

consent pada jenazah-jenazah tersebut, jika jenazah diketahui identitasnya

maka informed consent didapatkan dari keluarga atau ahli warisnya. Namun

Page 5: 1. Transplantasi Fix

jika tidak diketahui identitasnya, maka jenazah tersebut dianggap milik

negara sehingga dokter forensik dapat mengambil organ atau jaringan tubuh

untuk kemudian diserahkan pada bank organ dan jaringan tubuh.

Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:

1. Autotransplantasi

Autotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat

lain dalam tubuh orang itu sendiri. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada

jaringan yang berlebih atau pada jaringan yang dapat beregenerasi kembali.

Sebagai contoh tindakan skin graft pada penderita luka bakar, dimana kulit

donor berasal dari kulit paha yang kemudian dipindahkan pada bagian kulit

yang rusak akibat mengalami luka bakar.

2. Homotransplantasi

Homotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari

tubuh seseorang ke tubuh orang lain. Misalnya, pemindahan jantung dari

seseorang yang telah dinyatakan meninggal pada orang lain yang masih

hidup.

3. Heterotransplantasi

Heterotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari

spesies berbeda, seperti organ hewan ke organ manusia. Contohnya

pemindahan organ dari babi ke tubuh manusia untuk mengganti organ

manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi baik.

Dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu :

1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup

atau yang sudah meninggal.

2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut

kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Page 6: 1. Transplantasi Fix

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu:

1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang

hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis,

untuk hidup dengan kekurangan jaringan/ organ.

2. Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan/

organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan/

organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat

berfungsi lagi.

Kelemahan dan Keuntungan Transplantasi Organ

Teknik transplantasi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar bagi

orang-orang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Salah satu

transplantasi yang paling sering dilakukan oleh manusia yaitu transfusi darah.

Biasanya dalam melakukan transplantasi organ melibatkan beberapa hal yang

sangat penting yakni:

Pencarian donor yang sesuai

Kemungkinan timbulnya resiko akibat pembedahan.

Pemakaian obat-obat immunosupresan yang paten

Kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh resipien

Kemungkinan terjadinya komplikasi atau kematian.

Teknik transplantasi ini merupakan satu-satunya peluang agar orang-orang

yang memiliki kerusakan organ atau organ tersebut tidak dapat bekerja dengan

baik sebagaimana fungsinya.

Transplantasi paling baik dilakukan bila organ atau jaringan penggantinya

berasal dari tubuh sendiri karena memiliki stuktur yang sama sehingga mencegah

terjadinya rejeksi. Akan tetapi, jika organ atau jaringan yang berasal dari orang

lain maka akan memungkinkan seseorang mengalami rejeksi serta komplikasi

yang dapat mengakibatkan kematian.

Page 7: 1. Transplantasi Fix

C. JENIS-JENIS TRANSPLANTASI DALAM KEDOKTERAN GIGI

1. TRANSPLANTASI GIGI

a. Definisi

Transplantasi gigi adalah memindahkan satu gigi dari satu soket

alveolus ke dalam soket lain baik pada satu individu maupun pada

individu yang berbeda3,4.

b. Klasifikasi Transplantasi Gigi

Transplantasi Autogenus

Memindahkan satu gigi dari satu soket alveolus ke soket lain pada

pasien yang sama3,4.

Transplantasi Homogenus

Memindahkan satu gigi dari satu pasien ke pasien lain. Ini dapat

dilakukan segera atau setelah gigi disimpan dahulu dalam media

fisiologis atau dengan cryopreservation3,4. Transplantasi ini dibagi

menjadi 2, yaitu3,4:

Allograft atau allogenic homografts, didapatkan dari pendonor

yang tidak ada hubungan kekerabatan dengan penerima donor.

Isograft atau isogeneic homografts, didapatkan dari pendonor

yang memiliki hubungan kekerabatan dengan penerima, contoh:

subyek manusia dengan saudara kandung.

Transplantasi Heterogenus

Memindahkan gigi dari satu spesies ke spesies lain (misalnya dari

monyet ke manusia) walaupun proses ini tidak mungkin dilakukan

secara klinis3,4.

Page 8: 1. Transplantasi Fix

c. Indikasi

Transplantasi Autogenus4,5

Indikasi Kriteria Keberhasilan

Tak ada lesi periapikal dan

periodontitis pada resipien.

Gigi melekat relatif kuat.

Gigi yang diganti berindikasi dicabut. Tidak ada rasa sakit

Gigi donor harus sudah ada

akar minimal 3 mm.

Gingiva sekitar normal.

Gigi donor sudah ada bifurkasio. Tidak ada resorbsi tulang.

Gigi donor besarnya sama

atau sedikit lebih kecil daripada gigi

yang diganti.

Tidak ada poket periodontal.

Keadaan umum pasien baik. Tidak ada fistel.

Kebersihan mulut baik. Tidak ada resorbsi akar gigi.

Tidak ada lesi periapikal.

Ada membran periodontal.

Ada pertumbuhan akar.

Transplantasi autogenus biasanya dilakukan pada molar tiga atau

premolar. Tempat untuk gigi kaninus atau insisif yang kosong karena

gigi tidak ada secara kongenital atau karena gigi-gigi itu dicabut

akibat karies ataau trauma, periodontitis, atau impaksi, sering

merupakan tempat penerima (resipien) bagi premolar yang

ditransplantasikan. Gigi posterior biasanya diganti karena gigi tersebut

rusak berat akibat karies atau kecelakaan prosedur4.

Gigi yang akan ditransplantasikan harus memiliki mahkota yang

utuh idealnya dengan akar yang pertumbuhannya belum selesai yang

panjangnya kira-kira hampir sama dengan panjang mahkota walaupun

gigi yang akarnya sudah lebih berkembang juga bisa merupakan

Page 9: 1. Transplantasi Fix

kandidat transplantasi4. Dimensi donor harus sama dengan resipien.

Akar yang belum matang biasnya mengandung sarung epitel akar

sehingga daya tahan pulpa dan pembentukan akarnya dapat terus

berlanjut. Transplantasi gigi donor yang akarnya belum tumbuh

sempurna seperti itu umumnya lebih mudah dan prognosisnya lebih

baik, jaringan pulpanya pun sering dapat bertahan hidup4.

Transplantasi Homogenus4,5

Indikasi Kriteria Keberhasilan

Tidak ada lesi

periapikal pada resipien.

Gigi melekat relatif kuat.

Tak ada peradangan akut 

periodontium.

Tidak ada rasa sakit.

Gigi yang diganti berindikasi 

dicabut.

Gingiva sekitar normal.

Resipien bisa berupa soket baru,

bisa juga berupa tulang edentolus

yang ketinggian dan ketebalannya

mencukupi.

Tidak ada resorbsi tulang.

Donor bebas dari

penyakit menular (hepatitis, AIDS).

Tidak ada poket periodontal.

Gigi resipien sama atau lebih

kecil dari pada gigi donor.

Tidak ada fistel.

Keadaan umum pasien baik. Tidak ada resorbsi akar gigi.

Kebersihan mulut pasien baik. Tidak ada lesi periapikal.

Terjadi perlekatan yang kuat

dengan tulang.

Page 10: 1. Transplantasi Fix

Indikasi Transplantasi Berdasarkan Kriteria Donor dan Resipien5

Gigi Donor Resipien Indikasi dan

Prognosis

Premolar maksila Agenesis sites

(premolar kedua

mandibula)

Jika gigi premolar

maksila diekstraksi

untuk perawatan

ortodonti, dapat

digunakan untuk

transplant gigi

premolar kedua

mandibula. prediksi

yang pasti dan

pembentukan akar

masih dalam

penelitian.

Premolar (utamanya

premolar satu

mandibula karena

anatomi akarnya,

pilihan kedua adalah

premolar kedua

maksila. Premolar saru

maksila tidak

direkomendasikan

karena memiliki akar

divergen

Regio anterior

maksila

Disarankan untuk

anak-anak yang

mengalami

kehilangan gigi

karena kecelakaan.

Penelitian

menunjukkan hasil

yang baik untuk

jangka panjang.

Molar ketiga Molar pertama atau

kedua

Karies gigi berat,

masalah endodontic

atau juvenile

Page 11: 1. Transplantasi Fix

Agenesis site (regio

premolar kedua)

periodontitis.

Sangat perlu evaluasi

yang akurat jarak

mesiodistal resipien.

75% transplant

berhasil untuk jangka

waktu lama.

d. Kontraindikasi

Kontraindikasi sistemik untuk transplantasi sama dengan yang

diterapkan untuk replantasi internasional. Pertimbangan lokalnya adalah

faktor anatomis yang dapat menghalangi transplantasi4. Contohnya,

linggir alveolus yang relatif sempit tidak akan dapat menerima molar

dengan akar yang divergen. Kontraindikasi lainnya adalah oral hygiene

buruk dan kelainan patologis di soket penerima4.

e. Syarat Transplantasi untuk Sukses4

Tulang harus sehat, jaringan sekitar harus bebas dari inflamasi.

Lokasi resipien harus pas dimensinya mesiodistal dan buccolingual.

Transplantasi dilakukan pada saat ekstraksi atau segera sesudahnya,

menghindari penurunan tulang alveolar.

Waktu yang paling baik untuk menggambil gigi donor ketika formasi

akar adalah setengah sampai dua pertiga selesai (3-5 mm pertumbuhan

apikal-mahkota). Transplantasi gigi yang terlalu imature tidak boleh.

Fiksasi gigi yang ditransplantasi tidak direkomendasikan lebih dari 4

minggu.

f. Kriteria Penerima dan Donor Gigi

Kriteria Calon

Calon harus dalam kesehatan yang baik, mampu mengikuti

instruksi pasca operasi, dan bersedia untuk melakukan kunjungan

Page 12: 1. Transplantasi Fix

kembali6. Kebersihan mulut harus baik dan pasien dapat melakukan

perawatan gigi yang teratur. Yang terpenting, pasien harus memiliki

tempat yang cocok dan gigi penerima donor. Diperlukan kerja sama

pasien6.

Kriteria Daerah Penerima

Kriteria yang paling penting bagi keberhasilan bagi daerah

penerima adalah kecukupan dukungan tulang. Harus ada cukup

dukungan tulang alveolar pada semua dimensi dengan jaringan keratin

yang cukup melekat untuk memungkinkan stabilisasi gigi

transplantasi. Selain itu, situs penerima harus bebas dari infeksi akut

dan peradangan kronis6.

Kriteria Donor Gigi

Gigi donor harus diposisikan seperti ekstraksi. Morfologi akar

abnormal, yang membuat pencabutan gigi sangat sulit dan mungkin

melibatkan pemisahan gigi, merupakan kontraindikasi untuk operasi

ini6. Gigi dengan apeks terbuka atau tertutup mungkin dapat dijadikan

donor, namun hasil yang paling ditebak diperoleh dari gigi yang

memiliki satu-setengah atau dua-pertiga perkembangan akar.

Selanjutnya, gigi dengan pembentukan akar lengkap akan memerlukan

terapi saluran akar, sedangkan gigi dengan apeks terbuka harus tetap

diperhatikan perkembangan akar setelah transplantasi. Dalam kasus

lain, transplantasi sukses tanpa membutuhkan terapi endodontik lebih

lanjut6.

g. Persiapan Sebelum Transplantasi

Pemerikasaan laboratorium (urine dan darah)

Fungsi hepar perlu dilakukan pemeriksaan sebelumnya karena

fungsi tersebut menentukan imunitas organ tersebut. Golongan darah

harus berasal dari rhesus yang sama4.

Page 13: 1. Transplantasi Fix

Pemeriksaan tambahan4

Pemeriksaan sistem imunitas

Pemeriksaan RO foto terutama pada transplantasi tulang

Organ-organ yang dipindahkan tidak lebih dari 18 jam kecuali

jika disimpan di Bank transplantasi. Yang terbaik 1-6 jam.

Anamnesis4

Riwayat penyakit yang diderita sebelumnya

Alergi

Perawatan yang sedang berjalan

Obat-obatan yang sedang dikonsumsi

Perhatikan motivasi dan tingkat kekooperatifan pasien

h. Seleksi Gigi

Gigi yang paling sering digunakan untuk transplantasi gigi adalah

gigi premolar, kaninus, insisivus (terutama gigi insisivus yang berlebih)

dan gigi molar ketiga9. Gigi premolar paling cocok untuk transplantasi

insisivus rahang atas dan biasanya sangat cocok untuk pasien yang masih

muda. Premolar pertama mandibular merupakan pilihan pertama untuk

transplantasi regio insisivus maksila karena kecocokan morfologi, ukuran

dan memiliki akar tunggal. Terkadang diperlukan rotasi gigi premolar

untuk meningkatkan lebar mesiodistal. Gigi-gigi ini dapat dimodifikasi

untuk membentuk menjadi gigi insisivus menggunakan porselen, veneer,

komposit dan mahkota. Secara teori, meskipun semua gigi dapat dijadikan

gigi donor, tetapi yang paling sering dipakai adalah gigi premolar pada

rahang yang crowded dan gigi insisivus yang berlebih9.

Page 14: 1. Transplantasi Fix

Gambar 1. (a-e) Dua gigi premolar mandibular yang crowded

ditransplantasikan ke soket insisivus sentral yang mengalami trauma (gigi

11). Dilakukan stabilisasi dan restorasi untuk memperbaiki estetik.

i. Teknik Klinis

Transplantasi melibatkan empat tahap: (1) di daerah resipien,

pencabutan dan/ atau bedah persiapan soket yang akan menerima

transplant, (2) pencabutan dan peletakan transplant, (3) stabilisasi, dan

kemudian (4) perawatan saluran akar (bila diperlukan) 4.

Persiapan Soket

Preparasi pada soket di daerah resipien disesuaikan dengan bentuk

transplant serta kapan transplantasi dilakukan. Bila morfologi akar dan

panjangnya sesuai dan pencabutan dilakukan pada kunjungan yang

sama, soket resipien hanya perlu preparasi minimal. Bila transplantasi

dilakukan pada kunjungan yang berbeda dengan persiapan soket, atau

bila besar soket dan besar transplant tidak cocok, soket harus dibentuk

dahulu. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan henpis

listrik berputaran rendah dan irigasi salin yang banyak. Besar soket

diukur dan dibandingkan dengan ukuran tansplant memakai sonde

Page 15: 1. Transplantasi Fix

peridontium dan paskan soketnya dengan pembedahan. Gigi

diletakkan secara hati-hati dan distabilkan4.

Bila daerah penerima transplant sudah tidak bergigi lagi, jaringan

lunak maupun jaringan kerasnya harus dipreparasi dahulu. Angkat

plaf dengan ketebalan penuh dari tulang alveolus bagian bukal dan

lingual. Buang jaringan tulangnya (seperti pada preparasi soket), agar

transplantasi tepat secara pasif tetapi erat di dalam soket4.

Pencabutan

Pencabutan harus dilakukan sedapat mungkin tanpa menimbulkan

trauma agar serabut dan sel-sel ligament periodontiumnya tetap

terpelihara. Setelah pencabutan lokasi donor harus dirawat secara hati-

hati. Gigi yang akan ditransplantasikan dijaga tetap lembab dengan

membungkus dan menempatkannya di dalam kasa yang dibasahi

dengan larutan salin4.

Transplantasi

Soket yang telah dipersiapkan dicuci dengan salin steril. Gigi

dengan hati-hati diletakan di dalam soket dan plaf dijahit rapat4.

Stabilisasi

Bila gigi yang dittransplantasikan terlihat goyang (biasanya

demikian) atau bila perdarahan yang terus menerus menyebabkan

supraerupsi, lakukan stabilisasi untuk menjaga agar gigi tetap pada

posisinya, seperti pada replantasi. Cara lain adalah dengan menjahit

bagian oklusal dan memberi pack periodontium. Kasus-kasus tertentu

memerlukan splin rumit jangka panjang seperti pengawatan disertai

komposit adhesif4.

Page 16: 1. Transplantasi Fix

Gambar 2. Stabilisasi gigi yang ditransplantasi dengan splinting9

j. Transplantasi Gigi Autogenus

Transplantasi gigi manusia dari satu individu ke individu yang lain

telah digambarkan sebagai suatu kemungkinan yang teoritis pada awal

tahun 1953. Setelah perkembangan waktu, transplantasi gigi menjadi

perbincangan yang kontroversi tentang etika dan moral, pengetahuan

tentang perbaikan, regenerasi dan penolakan jaringan, kemungkinan

infeksi silang bakteri dan penularan penyakit dari gigi pendonor pada

homogenous dan heterogenous transplantasi gigi. Namun, transplantasi

gigi dapat berasal dari dirinya sendiri (autogenous) sehingga hal yang

menjadi kontroversi tersebut dapat dihindarkan.7

Transplantasi autogenous gigi telah dilakukan dengan berhasil

selama beberapa tahun terakhir seiring dengan perkembangan teknik

bedah transplantasi. Transplantasi autogenous gigi dapat dilakukan dalam

berbagai kondisi klinis gigi, hal ini dihubungkan dengan pemilihan teknik

bedah yang akan mempengaruhi hasil akhir dari tindakan bedah. Tipe

dasar dari variasi transplantasi autogenous gigi adalah sebagai berikut:3

Surgical Repositioning

Prosedur bedah ini memaksa gigi secara torque dan berpindah ke

arah yang baru setelah sebelumnya dilakukan osteotomi untuk

mempersiapkan space tulang alveolus untuk tempat reposisi gigi.

Reimplantation

Prosedur untuk mengembalikan gigi yang avulsi atau gigi yang

terekstraksi dikembalikan pada tulang alveolusnya. Dalam kasus

reimplantasi gigi yang avulsi pada gigi dengan akar belum terbentuk

Page 17: 1. Transplantasi Fix

sempurna diharapkan dapat mempertahankan pulpa dalam keadaan

vital dan tetap dapat berfungsi.

Tooth Transplantation

Prosedur melibatkan transplantasi gigi asli yang dipindahkan

secara utuh dari soket pendonor dan ditransplantasikan ke posisi yang

lain (biasanya dari gigi molar tiga ke posisi molar pertama).

Menyeleksi suatu kasus merupakan hal yang penting. Panjang akar

yang optimal kira-kira 3-5 mm dari apikal ke mahkota. Teknik yang dapat

diterima untuk mempersiapkan recipient socket site untuk

mentransplantasi gigi yaitu dengan melebarkan socket dan menghilangkan

tulang interseptal dengan bur. Hindarkan kerusakan jaringan lunak dari

kantung akar (root sac) selama instrumentasi. Gigi donor ditempatkan

pada recipient site dibawah oklusi dan stabilkan dengan splint akrilik atau

dengan ligature wire melintasi oklusal gigi donor. Teknik lain, tidak

ditempatkan splint akrilik maupun ligature wire atau gingival pack3.

Prosedur transplantasi gigi molar 3 mengalami keberhasilan lebih

dari 50% dari total kasus selama 5 tahun3,5. Kegagalan pembentukan akar

gigi setelah transplantasi dapat terbentuk sequela, namun transplantasi gigi

dapat menjadi stabil dengan membran periodontal sehat dan tetap bertahan

selama beberapa tahun, bahkn pada saluran akar yang sempit. Resorpsi

akar terjadi pada sekali waktu pada gigi mature maupun pembentukan akar

yang belum sempurna3.

Fenomena resorpsi akar pada transplantasi gigi secara umum

dianggap oleh beberapa peneliti berhubungan dengan degradasi dari

material organik pada akar tersebut selama transplantasi. Pendapat lain

menyatakan bahwa keberadaan ligament periodontal pada akar gigi akan

menghalangi resorpsi akar dan melindungi permukaan akar dari lisis. Pada

studi penemuan, gigi yang ditransplantasikan saling berhubungan dengan

tulang pada sekeliling akar gigi transplantasi, sehingga penyelidikan ini

gagal menunjukan bahwa periodontal membran utuh dan sekeliling tulang

Page 18: 1. Transplantasi Fix

periradikular tetap kuat dari kemungkinan resorpsi akar akibat

transplantasi gigi. Meskipun subjek telah dilakukan investigasi secara luas,

masih diperlukan banyak penelitian untuk sistem imun, fisiologi dari

perbaikan tulang, dan resorpsi tulang sebelum ada peningkatan tanda

klinis3.

Contoh transplantasi dari gigi molar ketiga mandibula ke gigi molar

pertama mandibula

Gambar 3. Gigi molar pertama yang akan digantikan dengan gigi molar

ketiga

Gambar 4. Gigi molar ketiga dikeluarkan dari soket

Gambar 5. Dilakukan pengangkatan gigi molar ketiga.

Page 19: 1. Transplantasi Fix

Gambar 6. Gigi molar pertama diangkat dan dibuang secara hati-hati.

Gambar 7. Penempatan molar tiga pada resipient site dibawah permukaan

oklusal gigi tetangga (sebelumnya telah dilakukan ekstraksi gigi molar

satu).

Gambar 8. Pemasangan ligature wire menyilang pada oklusal gigi donor.

Gambar 9. Pemasangan ligature wire menyilang pada oklusal gigi donor.

Page 20: 1. Transplantasi Fix

Gambar 10. Ditutup dengan gingival pack.

Semua prosedur diatas biasanya digunakan pada gigi yang

bentuknya tidak sempurna dengan apeks terbuka dan jaringan pulpa vital

yang dapat membentuk dentin. Namun teknik diatas dapat juga dilakukan

pada gigi yang bentuknya sempurna dengan perawatan saluran pulpa3.

Gambar 11. Teknik transplantasi dari gigi molar ketiga bawah ke gigi

molar pertama bawah.

Gambar 12. Gambaran klinis sebelum dan sesudah tranplantasi

gigi.

Contoh transplantasi dari gigi premolar maksila ke gigi insisivus

sentral maksila

Page 21: 1. Transplantasi Fix

Gambar 13. Gigi premolar yang ditansplantasikan menjadi gigi insisivus

sentral atas.

Gambar 14. Soket dilebarkan dengan bur bedah, lalu dibilas dengan

larutan salin.

Gambar 15. Mengetes ukuran soket dengan replica gigi premolar.

Gambar 16. Gigi premolar kedua atas.

Page 22: 1. Transplantasi Fix

Gambar 17. Pemasangan gigi transplant dengan sudut 45o untuk

mendapat lebar servikal.

Gambar 18. Lakukan splin pada gigi yang ditansplantasi lalu evaluasi

melalui pemeriksaan radiografi.

Gambar 19. Transplantasi selesai, lalu dilakukan grinding dan direstorasi

untuk menjaga estetik.

k. Tindak Lanjut

Pasien hendaknya diberi petunjuk konvensional pasca-bedah.

Pasien harus kembali dalam waktu 7 sampai 10 hari untuk evaluasi

penyembuhan dan pengangkatan split. Bila gigi transplantasi mempunyai

akar yang belum sempurna evaluasi radiografi dilakukan pada interval 3

sampai 6 bulan untuk memonitor pertumbuhan akarnya. Pertumbuhan

yang terhenti dan adanya gambar lesi resorpsi merupakan tanda bahwa

pulpa telah nekrosis dan memerlukan perawatan saluran akar9.

Gigi dengan akar yang sudah selesai pertumbuhannya harus

dirawat saluran akarnya segera setelah transplantasi. Caranya sama seperti

Page 23: 1. Transplantasi Fix

yang dipakai untuk gigi avulsi akibat trauma yang kemudian di

replantasikan. Setelah stabilisasi saluran akar harus dibersihkan, dibentuk,

diobturasi, dan direstorasi. Peletakan hidroksida kalsium mungkin tidak

perlu9.

l. Evaluasi

Untuk beberapa tahun lamanya gigi transplantasi mungkin tidak

menunjukan tanda-tanda kegagalan. Oleh karena itu, lakukanlah evaluasi

klinis dan radiologis minimal 5 tahun untuk melihat ada tidaknya

kelainan9.

Instruksi pada Pasien

Kompres dengan es 10 menit, selama 20 menit.

Tidak merokok.

Jangan menarik bibir untuk melihat jahitan.

Hindari sikat gigi pada daerah operasi.

Makan makanan lunak dan hindari mengunyah langsung pada

daerah operasi.

Hindari makanan panas/ dingin.

Hindari latihan fisik berat.

Tidak kumur-kumur dengan kuat.

Dapat berkumur setelah 24 jam.

Follow-up9

1 minggu : suture removal + foto radiograft periapikal untuk

melihat perkembangan.

4 minggu : gigi dengan pembentukan akar yang telah sempurna

atau gigi dengan tanda perubahan patologis à rawat endo dengan

kalsium hidroksida

Jika tidak ada perubahan patologis : kontrol 12 minggu kemudian.

12 minggu : radiograft periapikal, evaluasi radiograft, evaluasi

posisi dan mobilitas gigi, perkusi, kondisi gingiva dan kedalaman

poket.

Page 24: 1. Transplantasi Fix

Long term follow-up9

Tes vitalitas pulpa pada 6 bulan, 1 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun pasca

operasi.

m. Kriteria Keberhasilan

Berdasarkan Radiografi5

Tidak adanya resorpsi eksterna lanjut yang progresif. Pulpa pada

gigi transplantasi yang akarnya belum sempurna dan menjadi

nekrosis memerlukan apeksifikasi dan ikuti dengan perawatan

saluran akar.

Status gingiva, ligamentum periodontal dan tulang   alveolar

ukuran panjang akar harus seimbang secara keseluruhan.

Lebar ruang ligament periodontal normal pada gigi transplant.

Tidak ada gangguan perkembangan akar.

Penyembuhan tulang alveolar

Berdasarkan Klinis5

Mobilitas gigi normal.

Adanya penyembuhan gingival dan tidak ada kehilangan

perlekatan gingival.

Tidak adanya patosis.

Tidak ada tanda-tanda dan gejala yang membahayakan.

Organ tersebut dapat menyatu dengan lingkungan baru.

Bebas dari lesi periapikal/ lesi lateral.

Mampu melakukan fungsi kunyah efektif.

Dapat memelihara hubungan otot dan hubungan maksilla

mandibula secara fisiologis.

Estetik dapat diterima.

Berdasarkan Histologis5

Serat-serat ligament periodontal aligned sampai perpendicular,

tidak paralel terhadap akar dan tulang alveolar.

Page 25: 1. Transplantasi Fix

n. Tanda Kegagalan Transplantasi5

Gigi tetap goyang/ tidak cekat.

Bila cekat, setelah beberapa waktu tampak adanya resorpsi atau

ankilosis.

Tulang mengalami nekrosis.

Gigi yang semula vital menjadi nonvital.

Perubahan abnormal warna mukosa.

Adanya inflamasi, gusi kemerahan, edema pada margin gingiva.

Hiperplasia gingiva.

Resesi labial.

Poket dalam.

o. Prognosis

Prognosis untuk transplantasi autogenus variasinya sangat besar.

Faktor yang diidentifikasi sebagai yang paling penting untuk

keberhasilan adalah terpeliharanya periodontium akar dan dinding-

dinding soket, stadium pertumbuhan akar (akar yang belum sempurna

adalah yang paling baik) dan lokasi gigi donor di dalam lengkung rahang.

Molar tiga ipsilateral dan kontralateral adalah donor pilihan untuk

menggantikan gigi molar. Premolar dapat menggantikan premolar.

Transplantasi yang gagal (adanya resorpsi-penggantian, lesi

periodontium, tanda dan gejala yang membahayakan) harus dicabut4.

Prognosis untuk autogenous transplantasi gigi dari gigi unerupted

umumnya baik, bukan hanya penyatuan dari alveolus, tapi juga

berkurangnya masalah histoincompability. Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi hasil adalah ekstraksi gigi atraumatik dari gigi donor yang

melindungi struktur akar, immobilisasi yang baik pada gigi donor (jahitan

ketat), dan perkembangan akar setelah dilakukan autotransplantasi yang

memungkinkan pembentukan kembali persarafan dan vaskularisasi pulpa8.

Page 26: 1. Transplantasi Fix

2. TRANSPLANTASI TULANG (BONE GRAFT)

a. Definisi Bone Graft

Bone graft adalah prosedur mentransplantasikan tulang dari daerah

donor ke daerah resipien untuk membantu penyembuhan dan memperkuat

atau memperbaiki fungsi. Bone graft merupakan prosedur bedah yang

menempatkan tulang baru atau menggantikan material lain ke dalam spasi

di antara atau di sekitar tulang rusak (fraktur) untuk membantu

penyembuhan10. Tujuan dari bone grafting adalah mengurangi kedalaman

poket periodontal, peningkatan pelekatan secara klinik, pengisian tulang

di daerah defek dan regenerasi tulang baru, semen dan ligament

periodontal sehingga akar gigi diharapkan dapat terdukung dengan lebih

baik10.

b. Fungsi Bone Graft

Osteokonduksi

Osteokonduktif adalah sifat fisik dari graft dalam menjalankan

fungsi sebagai scaffold untuk mendukung penyembuhan tulang.

Osteokonduktif memungkinkan pertumbuhan neovaskularisasi dan

infiltrasi sel-sel prekursor osteogenik ke dalam ruang graft. Sifat

osteokonduktif ditemukan pada autograft dan allograft,

demineralisasi tulang matrik, hidroksiapatit, kolagen dan kalsium

fosfat10.

Peran bone graft sebagai kerangka untuk memacu pertumbuhan

jaringan tulang baru yang biasanya diletakkan pada jaringan penerima

donor. Osteokonduksi menganut prinsip memberikan ruang dan

substrat untuk seluler dan biokimia untuk laju peristiwa pembentukan

tulang10.

Page 27: 1. Transplantasi Fix

Osteoinduktif

Osteoinduktif adalah kemampuan dari material graft untuk

menginduksi stem cell agar dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel

tulang dewasa. Proses ini biasanya berkaitan dengan adanya faktor

pertumbuhan tulang dalam material graft atau suplemen pendukung

dalam graft tulang. Bone morphogenic protein (BMP) dan

mineralisasi matriks tulang merupakan bahan pokok osteoinduktif10.

Selain itu juga dikatakan bahwa asteoindukti ini sebaga faktor

growth dari jaringan penerima donor untuk mengadakan regenerasi

struktur jaringan yang hilang. Osteoinduksi mewujudkan prinsip

mengkonversi pluripotential, mesenchymal yang diturunkan dari sel

osteoblas sepanjang jalur pembentukan selanjutnya dari tulang10.

Osteogenesis

Osteogenesis adalah kemampuan suatu graft untuk memproduksi

tulang baru. Proses ini dipengaruhi oleh kehadiran sel-sel tulang di

dalam graft tulang. Material osteogenik graft terdiri dari sel dengan

kemampuan untuk membentuk tulang (sel osteoprogenitor) atau

berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi sel pembentuk tulang

(diinduksi sel prekursor osteogenik/ sel osteoprogenitor). Sel ini

berpartisipasi dalam tahap awal proses penyembuhan untuk

menyatukan graft dengan tulang resipien. Osteogenesis hanya

ditemukan pada sifat dari bahan autogenous tulang segar dan dalam

sel sumsung tulang, meskipun penelitian mengenai sel ini dalam graft

menunjukkan sangat sedikit sel yang ditransplantasikan dapat

bertahan. Osteogenesis ini telah digambarkan sebagai transfer

langsung sel-sel penting ke daerah yang akan menumbuhkan tulang

baru10.

c. Prinsip-prinsip Bone Graft

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada prosedur

pencangkokan tulang10.

Page 28: 1. Transplantasi Fix

Kepekaan teknis

Cangkok tulang merupakan prosedur dengan kepekaan teknis yang

tinggi.

Infeksi

Infeksi merupakan suatu tanda awal kegagalan pencangkokan tulang.

Asepsis yang ketat harus dipertahankan selama pembedahan. Baik

pada saat pengambilan, penanganan bahan cangkok, maupun

penanamannya pada dasar resipieen. Dengan membatasi keberadaan

bahan cangkok. Diluar tubuh sesingkat mungkin akan dapat

mempertahankan keadaan bahan cangkok lebih baik dan memperkecil

gangguan kontaminasi. Idealnya, bahan cangkok ditransfer langsung

dari donor ke lokasi resipien, satu-satunya penundaan yang

diperbolehkan adalah sewaktu mempersiapkan bahan cangkok, untuk

menghindari terjasdinya rongga kosong. Rongga kosong akan

meningkatkan pembentukan hematom, yang akan menghambat

revaskularisasi dan dapat bertindak sebagai tempat perkembangbiakan

bakteri.

Daerah resipien

Keberhasilan cangkok tulang tergantung pada kualitas jaringan dasar

resipien, oleh karena itu harus dilakukan persiapan secara cermat. Jika

daerah resipien terinfeksi, maka harus menunggu minimal 3-4 bulan

setelah infeksi hilang sebelum melakukan pencangkokan.

Imobilisasi

Fiksasi/ imobilisasi yang tidak adekuat akan menyebabkan kegagalan

dalam prosedur pencangkokan tulang.

d. Indikasi Bone Graft

Indikasi pencangkokan tulang antara lain10:

Perawatan non-union fracture dan penyatuan tulang

Pencangkokan tulang diindikasikan untuk perawatan fraktur yang

tidak bersatu (non-union), dimana trauma yang terjadi mengakibatkan

kehilangan tulang dan untuk pembedahan arthodesis, yaitu

Page 29: 1. Transplantasi Fix

pembedahan tulang untuk membatasi pergerakan yang dikenal juga

sebagai penyatuan sendi.

Mengembalikan bentuk normal dari tulang

Pada kasus infeksi dan eksisi tumor yang mengakibatkan kehilangan

banyak tulang maka pencakokan tulang dilakukan untuk mengisi

ruang kosong yang terjadi.

Defek tulang vertikal atau angular berdinding 3.

Defek tulang vertikal atau angular berdinding 2, dengan syarat

defeknya tidak terlalu lebar.

e. Kontraindikasi Bone Graft10

Pasien yang hipersensitivitas terhadap material bone graft

Pasien dengan penyakit keganasan (malignancy)

Pasien yang sedang menjalani terapi keganasan

Pasien dengan status neurovaskular yang tidak adekuat

Wanita hamil

Pasien dengan infeksi aktif di area operasi

f. Jenis-jenis Bahan Cangkok Tulang

Berdasarkan asal bahan tersebut yaitu:

Autograft

Bahan cangkok tulang yang diambil dari tubuh pasien

sendiri. Merupakan bahan paling baik untuk dipergunakan karena

tidak mempunyai masalah imunologi berupa penolakan tubuh.

Sifat osteogenik dan osteokonduktif bahan autograft paling besar

dibandingkan bahan cangkok lain, serta memiliki kemampuan

revaskularisasi yang lebih cepat dibandingkan bahan alloplastik.

Kelemahan bahan ini yaitu dapat menimbulkan trauma dan

tambahan rasa sakit dari daerah donor. Dan pada daerah donor

dapat terjadi hematom, fraktur, dan infeksi. Bahan cangkok tulang

autograft dapat berupa bahan autograft non vaskular dan bahan

Page 30: 1. Transplantasi Fix

autograft vaskular. Pada bahan yang non vaskular, osteogenesis

memainkan peranan yang relatif kecil10.

Kelebihan autograft:

Tidak ada resiko pemindahan penyakit, karena tulang berasal

dari pasien itu sendiri sehingga tidak ada risiko penyakit

ditularkan dari pendonor.

Sedikit atau tidak ada risiko terjadi reaksi penolakan bone

graft oleh tubuh.

Penggunaan tulang yang diambil dari pasien itu sendiri

memicu pertumbuhan tulang baru.

Kekurangan autograft:

Tidak semua dokter gigi dapat menjalani prosedur ini.

Dibutuhkan 2 operasi yaitu untuk mengambil tulang dan

memindahkannya.

Pasien dapat merasa sakit pada bagian tulang yang diambil.

Allograft

Bahan cangkok yang berasal dari tubuh orang lain yang

merupakan satu spesies. Bahan ini tidak bersifat osteogenik dan

secara kualitatif, terjadinya penyatuan tulang sama dengan bahan

autograft. Tetapi secara biologis dibawah bahan autograft, karena

adanya kemungkinan pemindahan penyakit dari donor ke

resipien. Tipe-tipe bahan allograft, yaitu10.

Bahan cangkok segar

Tidak memerlukan perawatan pemeliharaan, bersifat

imunogenik dan menimbulkan respon imun yang kuat.

Bahan cangkok beku

Proses pembekuan melibatkan pendinginan dibawah 600 C,

untuk mengurangi degradasi enzim serta menurunkan sifat

imunogenik tanpa mengubah unsur-unsur biomekanikal

bahan cangkok.

Bahan cangkok kering beku

Page 31: 1. Transplantasi Fix

Meliputi proses pembuangan air dari jaringan beku dan

kemudian bahan cangkok dibungkus secara vakum dan dapat

disimpan selama 5 tahun.

Kelebihan allograft:

Pasien tidak perlu mengalami luka bedah tambahan untuk

pengambilan donor dari tubuhnya sendiri.

Potensi perbaikan tulang sama baiknya dengan autograft.

Kekurangan allograft:

Berisiko timbulnya reaksi immunologik.

Ada kemungkinan terjadinya transfer penyakit.

Beberapa pasien tidak menyukai prosedur ini dikarenakan

menggunakan tulang donor.

Xenograft

Xenograft adalah bahan graft yang diambil dari spesies

yang berbeda, biasanya berasal dari lembu untuk digunakan pada

manusia. Graft Hidroksilapatit yang berasal dari tulang lembu di

buat melalui proses kimia (Bio-Oss) atau pemanasan tinggi.

Proses ini menghasilkan suatu tulang hidrosksilapatit alami yang

serupa dengan struktur mikroporositas dan makroporositas tulang

manusia10.

Kelebihan xenograft:

Hanya satu prosedur yang diperlukan karena tulang tidak

diambil dari pasien itu sendiri.

Memicu pertumbuhan tulang alami.

Kekurangan xenograft:

Beresiko kecil mengalami encephalopathy spongiform bovine

apabila mengambil tulang sapi karena seluruh komponen

organik dari tulang diambil. Encephalopathy spongiform

bovine merupakan penyakit yang dikenal sebagai penyakit

sapi gila, yaitu penyakit neurodegeneratif pada sapi yang

menyebabkan degenerasi otak dan tulang belakang.

Page 32: 1. Transplantasi Fix

Banyak pasien yang menolak dilakukan prosedur ini karena

menggunakan tulang yang berasal dari hewan.

Aloplastik

Allopastik adalah bahan graft yang berasal dari campuran

satu atau lebih tipe material. Ada beberapa macam bahan graft

dari alloplastik, seperti keramik, polymers, dan natural material.

Material graft tulang anorganik alami diperoleh dari tulang

cortical sapi. Proses yang tepat telah dikembangkan untuk

mengeluarkan komponen-komponen organic dari tulang yang

menyisakan komponen mineral alami untuk digunakan sebagai

material osteokonduktif dalam aplikasi perbaikan tulang10.

Kelebihan alloplastik:

Tidak beresiko transfer penyakit.

Dokter gigi dapat menentukan jumlah yang tepat dari tulang

sintetik agar graft sukses.

Hanya satu prosedur yang diperlukan untuk graft ini.

Alloplastik graft tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk

untuk didapatkannya kedudukan yang sempurna (perfect fit).

Alloplastik graft dibuat dari material biodegradable (dapat

diserap) sehingga aman untuk digunakan dalam tubuh.

Kekurangan alloplastik:

Beberapa alloplastik graft lemah.

Ada kemungkinan terjadi reaksi penolakan material oleh

tubuh.

Berdasarkan keadaannya, dapat berupa:

Tulang Kortikal

Merupakan bagian terluar dari tulang, memiliki struktur yang

padat, mengandung sedikit permukaan endosteal, dan sedikit sel-

sel osteoprogenitor. Tulang kortikal merupakan bahan cangkok

onlay, sering digunakan untuk perawatan fraktur non-onion yang

Page 33: 1. Transplantasi Fix

secara mekanik bertindak sebagai immobilisasi fragmen dan juga

menunjang terjadinya osteogenesis10.

Tulang Konselus

Bagian dalam dari tulang. Mengandung banyak permukaan

endosteal dan sumsum tulang merah yang mensuplai sel-sel

osteoprogenitor. Tulang ini diindikasikan untuk menjembatani

atau menghubungkan cacat kontinuitas yang panjang dan

merestorasi daerah melengkung yang sulit10.

Tulang Kortikokonselus

Merupakan gabungan dari tulang kortikal dan kanselus.

Contohnya tulang kortikokonselus yang diambil dari tulang ilium

yang digunakan sebagai bahan cangkok berbentuk H untuk

menstabilisasi lumbosacral junction, ditambah dengan tulang

konselus pada permukaan resipien10.

Daerah yang sering dijadikan donor bagi bahan cangkok autograft

adalah ileum (krista iliaka), tibia, fibula, calvaria, costa ( tulang

rusuk), dan mandibula10.

g. Respon Imun pada Transplantasi Organ/ Jaringan

Pada transplantasi terdapat perbedaan perbedaan genetik diantara jaringan

atau organ yang ditransplantasi.

Autograft

Transplantasi jaringan dari satu bagian tubuh ke bagian lain pada

orang yang sama, tidak dianggap asing oleh sistem imun, tidak

menyebabkan masalah kekebalan tubuh, variasi genetik tidak ada dan

molekul Major Histocompatibility Complex (MHC) dapat mengenal

jaringan atau organ yang baru sebagai “sendiri” 10.

Allograft

Pencangkokan yang umum, dari satu organisme ke organisme lain

berasal dari spesies yang sama, walaupun demikian mereka

mempunyai latar belakang genetik berbeda. Molekul MHC penerima

Page 34: 1. Transplantasi Fix

akan mengenal bagian cangkokan sebagai benda asing, memberitahu

sistem kekebalan tubuh utk menolaknya10.

Isograft

Transplantasi jaringan atau organ dari donor yang secara genetik

identik dengan resipien atau jaringan dari individu10.

Xenograft

Pencangkokan satu spesies suatu organisme ke spesies lain. Variasi

genetik yang terlalu besar di antara dua organisme tersebut.

Menimbulkan Penolakan yang sangat cepat ke jaringan-jaringan asing

atau organ yang berasal dari respon sel dibantu oleh IgM. Gagasan

untuk pencangkokan dari hewan ke manusia, memiliki masalah seperti

penyakit, ukuran organ dan perdebatan etis. Tahun 1999 di Inggris

eksperimen pencangkokan hati babon ke manusia, mengakibatkan

terinfeksi virus yang berasal dari babon tersebut10.

Penolakan

Klasifikasi penolakan

Hiper-akut

Respon mediasi komplemen pada penerima dengan antibodi yang

telah ada pada donor (antibodi tipe darah ABO) terjadi dalam

hitungan menit sehingga cangkokan tersebut harus segera dibuang

untuk mencegah respons inflamasi sistemik yang parah10.

Akut

Umumnya terjadi 5-10 hari setelah pencangkokan, dan dapat

menghancurkan cangkokan tersebut, apabila tidak dikenal dan

dirawat. Obat penekan sistem imun sangat efektif mencegah tipe

penolakan ini. Hal ini berhasil 60-75% pencangkokan ginjal

pertama. 50-60% pada pencangkokan hati10.

Penolakan Kronis

Penolakan jangka panjang diakibatkan oleh respons imun

alloreaktif penerima, hal ini dapat terjadi pada semua tipe

cangkokan. Seperti, pencangkokan jantung, paru, ginjal, dll10.

Page 35: 1. Transplantasi Fix

Mekanisme penolakan

Sel T berperan utama dalam proses penolakan. Setelah distimulasi,

efektor CD4+ sel T menghasilkan sitokin (antara lain interleukin 2

yang menyediakan signal untuk Sel T sitotoksik dan sel T helper). IL-

2 juga meningkatkan ekspansi klonal sel T, yang membantu dalam

proses penolakan Sitokin yang lain juga dihasilkan dalam proses

respon untuk mendeteksi antigen asing. Pengenalan antigen

transplantasi oleh sel T Helper disebut “allorecognition”.

Gambar 20. Respon imun pada bone graft.

Penyembuhan dari penolakan/ medikasi imunosupresif.

Tujuan terapi imunosupresif setelah transplantasi untuk mencegah

“allorecognition” dan menyerang terus menerus kepada organ/

jaringan transplantasi. Ada 4 imunosupresif yang dipakai, yaitu

antilimfosit, antimetabolit, glucocorticoids dan inhibitor kalsineurin.

Page 36: 1. Transplantasi Fix

D. TRANSPLANTASI DITINJAU DARI ASPEK HUKUM

Dasar hukum dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi

adalah Pasal 32 ayat (1), (2), (3) tentang hak pasien untuk memperoleh

kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan atau cara lain yang dapat

dipertanggungjawabkan11:

Pasal 32 ayat (1) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit,

mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.

Pasal 32 ayat (2) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.

Pasal 32 ayat (3) berbunyi: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan

berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pelaksanaan

transplantasi diatur dalam Pasal 34 yang berbunyi11:

Pasal 34 Ayat (1): Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan

untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

Pasal 34 Ayat (2): Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang

donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada

persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya.

Pasal 34 Ayat (3): Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan

transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No.18

tahun 1981, tentang bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta

Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Pokok-pokok peraturan tersebut

adalah11

Page 37: 1. Transplantasi Fix

Pasal 1

a) Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk

oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu

untuk tubuh tersebut.

b) Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (fungsi)

yang sama dan tertentu.

c) Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan dan

atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka

pengobatan untuk menggantikan alat dan jaringan tubuh yang tidak berfungsi

dengan baik.

d) Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya

kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.

e) Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran

yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung seseorang

telah berhenti.

Pasal 10

Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 2 Huruf a dan Huruf b, yaitu

harus dengan persetujuan tertulis penderita dan keluarga yang terdekat setelah

penderita meninggal dunia.

Pasal 11

a) Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter

yang ditunjuk oleh mentri kesehatan.

b) Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh

dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.

Pasal 12

Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut

medic dengan dokter yang melakukan transplantasi.

Page 38: 1. Transplantasi Fix

Pasal 13

Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas materai

dengan dua orang saksi.

Pasal 14

Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau

bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan

pernyataan tertulis keluarga terdekat.

Pasal 15

Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia

diberikan oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu

diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai

sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.

Dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang

bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.

Pasal 16

Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu

kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17

Dilarang memperjualbelikan alat atau jaringan tubuh manusia.

Page 39: 1. Transplantasi Fix

Pasal 18

Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua

bentuk ke dan dari luar negeri.

Berbagai organ yang telah berhasil ditransplantasikan sampai saat ini adalah

1. Tulang

2. Kulit

3. Mata (kornea)

4. Paru-paru

5. Jantung dan katup jantung

6. Hati

7. Pankreas

8. Usus

Page 40: 1. Transplantasi Fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Harty, F. J. & Ogston, R. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Jakarta: EGC.

2. Torabinejad, M. & Walton, R. E. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi

3. 2008. Jakarta: EGC.

3. Archer, W. Harry. Oral and maxillofacial surgery 5th Ed. 1975. Philadelphia:

WB. Saunders Company.

4. Grossman, Louis I., dkk. Ilmu Endodontik dalam Praktik Edisi 11. 1995.

Jakarta: EGC.

5. Jae Hyun Park, dkk. Tooth Autotransplantation as A Treatment Option: A

Review. J Clin Pediatr Dent, Vol. 35(2): 129–136. 2011.

6. Cameron M.L. Clokie. Autogenous Tooth Transplantation: An Alternative to

Dental Implant Placement?. J Can Dent Assoc, Vol. 67(2): 92-6. 2001.

7. Henry W. Noble. Tooth Transplantation: A Controversial Story. A shortened

version of a lecture given to the Scottish Society for the History of Medicine

on June 15, 2002

8. Rui Amandal Mendes. Mandibular Third Molar Autotransplantation:

Literature Review with Clinical Cases. J Can Dent Assoc, Vol. 70(11):761–6.

2004.

9. S. Thomas, dkk. Autotransplantation of Teeth: Is There A Role?. British

Journal of Orthodontics, Vol. 25(4): 275-282. 1998.

10. Oates Thomas W, Hermann Joachim S. Principles of guided bone

regeneration (GBR) in dental implants. CD. 2006. 5:1-7.

11. Hanifiah, Jusuf M. & Amir, Amri. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan

Edisi 4. 2008. Jakarta: EGC.