Upload
ega-saturnuss
View
133
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmako
Citation preview
TRANSMISI KOLIGERNIK
ASETILKOLIN : KOLINASETILASE, KOLINESTERASE, KOLINESTERASE
SINTESIS DAN PEMECAHAN ASETILKOLIN
Bila N. vagus dirangsang maka di ujung saraf tersebut akan dilepaskan
suatu zat aktif yang oleh Otto Loewi. (1926) disebut dengan Vagusstoff. Sejarah
penemuan zat vagus ini sering dikutip oleh para penulis buku fisiologi dan
farmakologi. Setelah diteliti ternyata zat vagus tersebut adalah Ach. (asetilkolin).
Dalam ujung sarag kolinergik, Ach disimpan dalam gelembung sinapsndan
dilepaskan oleh PAS.
Terdapat dua jenis enzim yang berhubungan erat dengan Ach yaitu kolinasetilase
dan kolinesterase.
KOLINASETILASE (kolin asetiltranferase). Enzi mini pertama- tama ditemukan
dalam alat listrik ikan belut listrik dari daerah Amazon. Zat ini mengkatalisis
sintesis Ach, pada tahap pemindahan gugus asetil dari asetilkoenzim A ke molekul
kolin. Reaksi ini merupakan langkah terakhir dalam sintesis Ach, yang terjadi
ditransportasi ke dalam gelembung sinaps tempat Ach kemudian disimpan dalam
kadar tinggi.
Kolinase tilase disintesis dalam perikaroin sel saraf dan ditransportasi sepanjang
akson ke ujung saraf. Asetil KoA disintesis di mitokondria ujung saraf sedangkan
kolin diambil secara aktif ke dalam ujung saraf. Proses ambilan kolin ke dalam
saraf ini tergantung dari Na+ ekstrasel dan dihambat oleh hemikolinium.
KOLINESTERASE. Asetilkolin sebagai transmitter harus diinaktifkan dalam waktu
yang cepat. Kecepatan inaktivasi tergantung dari jenis sinaps (sambungan saraf
otot atau sambungan saraf efektor) dan jenis neuron. Pada sambungan saraf otot,
Ach dirusak secara kilat, dalam waktu kurang dari 1 milidetik.
Kolinesterase yang terbesar luas di berbagai jaringan dan cairan tubuh,
menghidrolisis Ach menjadi kolin dan asam asetat. Kekuatan kolin sebagai
transmitter hanya 1/100.000 kali Ach. Ada 2 macam kolinesterase, yakni
asetilkolinesterase (AChE) dan butirilkolinesterase (BuChE). Asetilkolinesterase
( juga dikenal sebagai kolinesterase yang spesifik atau kolinesterase yang sejati)
terutama terdapat di tempat transmisi kolinergik pada membrane pra- maupun
pascasinaps, dan merupakan kolinesetrase yang terutama memecah Ach
butirilkolinesterase ( juga dikenal sebagai serum esterase atau
pseudokolinesterase) terutama mmecah butlirikolin dan banyak terdapat dalam
plasma dan hati : fungsi fisiologisnya tidak diketahui. Enzi mini berperan dalam
eliminasi suksinikolin, suatu obat relaksan otot rangka. Metakolin dihidrolisis ole
AChE tapi tidak dihidrolisis oleh BuChE.
Transmisi kolinergik praktis dihentikan oleh enzim AChE sehingga penghambatan
enzim ini akan menyebabkan aktivitas kolinergik yang berlebihan dan
perangsangan reseptor kolinergik secara terus-menerus akibat penumbpukan Ach
yang tidak dihidrolisis. Kelompok zat yang menghambat AChE dikenal sebagai
antikolinesterase ( anti- ChE ). Hamper semua efek farmakologik anti- ChE adalh
akibat penghambatan enzim AChE, bukan BuChE. Dalam urutan kekuatan yang
meningkat kita kenal : fisostigmin, prostigmin, diisopropilfluorofosfat ( DFP ) dan
berbagai insektisid organofosfat.
PENYIMPANAN DAN PENGLEPASAN ASETILKOLIN
Pada tahun 1950 Fatt dan Katz menemukan Ach dilepaskan dari ujung saraf
somatic dalam satuan- satuan yang jumlahnya konstan ( kuanta). ACh dalam
jumlah tersebut hanya menimbulkan perubahan potensial kira-kira 0,5 mV.
Potensial miniature lempeng saraf ( miniature end-plate potensial = MEPP ) yang
tidak cukup untuk menimbulkan potensial aksi ini, ditingkatkan dengan pemberian
neostigmin dan diblog oleh d- tubokurarin. Penyimpanan dan penlepasan Ach telah
diteliti secara ekstensif di lempeng saraf ( end-plate) otot rangka dan diduga proses
yang sama juga berlaku di tempat lain.
Suatu potensial aksi yang mencapai ujung saraf akan menyebabkan
penglepasan Ach secara eksplosif sebanyak 100 atau lebih kuanta ( atau vesikel).
Urutan kejadiannya secara rinci telah dijelaskan, bahwa influx Ca++ memegang
peranan penting dalam proses penglepasan Ach. Penglepasan ini dihambat oleh
Mg++ yang berlebihan.
TRANSMISI KOLINERGIK DI BERBAGAI TEMPAT
Terdapat perbedaan dalam hal arsitektur umum, mikrostruktur, distribusi
AChE dan factor temporal yang berperan dalam fungsi normal di berbagai tempat
transmisi kolinergik. Pada otot rangka, tempat transmisi merupakan bagian kecil
dari permukaan masing- masing serabut otot yang letaknya terpisah satu sama lain.
Sebaiknya di ganglion servikal superiol terdapat kira-kira 100.000 sel ganglion
dalam ruang yang hanya beberapa mm3 dengan serabut prasinaps dan pascasinaps
membentuk anyaman yang rumit. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa
terdapat cirri spesifik transmisi antar berbagai tempat transmisi.
1. Otot rangka
Ikatan ACh dengan reseptornya akan meningkatkan permeabilitas
membrane pasca- sinaps terhadap Na+ dan K+. setiap molekul ACh
menyebabkan keluar masuknya 50.000 kation. Proses ini merupakan
dasar terjadinya potensial lempeng saraf ( EPP, end plate potential) yang
mencapai -15 mV pada end-plate. EPP akan merangsang membrane otot
disekitarnya dan menimbulkan potensial aksi otot (MAP, muscle action
potential), yang kemudian di ikuti kontraksi otot secara keseluruhan.
Setelah denervasi saraf motorik otot rangka, dibutuhkan transmitter
dalam ambang dosis yang jauh lebih rendah untuk menimbulkan respons:
fenomena ini disebut supersensivitas denervasi. Pada otot rangka ini
didasarkan meluasnya penyebaran kolinoseptor ke seluruh permukaan
serabut otot.
2. Efektor otonom
Berbeda dengan keadaan di otot rangka dan saraf, otot polos dan system
konduksi di jantung ( nodus SA, atrium, nodus AV dan system His-
purkinje) memperlihatkan aktivitas intrinsic elektrik maupun mekanik,
yang diubah tetapi tidak ditimbulkan oleh implus saraf otonom.
Pada otot polos usus yang terisolasi, pemberian ACh 10¯7 - 10¯6 M
menurunkan potensial istirahat (menjadi kurang negative) dan
meningkatkan potensial aksi, disertai peningkatan tegangan. Dalam hal
ini, Ach melalui reseptornya menyebabkan depolarisasi parsial
membrane sel dengan cara meningkatkan konduktivitas terhadap Na+
dan mungkin Ca++.
Pada sel efektor tertentu yang dihambat oleh implus kolinergik, ACh
menyebabkan hiperpolarisasi membrane melalui peningkatan
permeabilitas K+ dan/ atau CL-.
Selain pada ujung saraf pascaganglion parasimpatis, ACh juga
dilepaskan oleh saraf pascaganglion simpatis yang mempersarafi
kelenjar keringat. Respons perangsangan kolinergik diberbagai efektor
otonom.
3. Ganglion Otonom dan medulla adrenal
Transmisi implus diganglion cukup rumit. Medula adrenal secara
embriologik berasal dari sel ganglion simpatis sehingga organ ini
dipersarafi oleh saraf praganglion simpatis yang merupakan bagian
dari saraf splanknikus. Saraf pascaganglionnya sendiri mengalami
obliterasi. Sekresi epinefrin oleh sel medulla adrenal dirangsang oleh
ACh. Berbeda dengan disambungan saraf –efektor, di medulla adrenal
NE hanya merupakan bagian kecil dari seluruh transmitter yang
disekresi sebagian besar berupa epinefrin.
4. Susunan Saraf Pusat
ACh berperan dalam transmisi neurohumoral pada beberapa bagian
otak, dan Ach hanya merupakan salah satu transmitter dalam susunan
saraf pusat. Berbagai neurotransmitter lain berperan di SPP misalnya
dopamine, serotin, histamine. Degenerasi saraf kolinergik di otak
berhubungan dengan penyakit Alzheimer.
5. Kerja