Upload
sayrosul
View
687
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 1
Study Kasus Analisis Fundamental PT TELKOM
ANALISIS FUNDAMENTALTERHADAP SAHAM PT TELKOM, Tbk DAN PT INDOSAT, Tbk
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang dan Permasalahan
1.1. Latar Belakang
Maraknya perkembangan harga saham di pasar modal kita beberapa saat terakhir ini telah mendorong
banyaknya calon investor yang ingin lebih mengetahui saham-saham yang prospektif untuk dibeli. Untuk
keperluan tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai harga saham itu sendiri
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Penilaian harga saham suatu perusahaan dalam
kaitannya untuk melakukan investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
teknikal dan analisis fundamental.
Analisis teknikal pada dasarnya dilakukan dengan cara melihat pergerakan saham dari waktu ke waktu
dengan menggunakan grafik, sedangkan analisis fundamental merupakan analisis yang lebih didasarkan
pada nilai (value) dari perusahaan yang bersangkutan.
Di antara metode fundamental yang sering digunakan menganalisa saham antara lain:
1. Value. Tujuan dari penganut ‘resep’ ini adalah membeli saham dengan diskon sebesar mungkin dari
nilai intrinsik atau mencari saham yang nilainya lebih dari yang mereka bayarkan. Dengan analogi lain
seperti mencari dan membeli sebuah mobil dengan harga murah dari harga semestinya di pasaran untuk
keesokan harinya dijual dengan harga yang lebih tinggi (wajar).
Bagi value investor, mereka biasa melihat ukuran seperti:
o Price/Earning Ratio (PER)
1.
o Dividend Yieldo Book value per shareo Total Sales/Kapitalisasi Pasar
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 2
2. Growth. Bagi pemegang resep ini mencari saham berarti mencari perusahaan dengan pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang tinggi. Mereka menganalisa kualitas dari usaha yang dijalankan dan pertumbuhan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.
3. Income. Walaupun saat sekarang kebanyakan investor membeli saham mengharapkan capital gain akan tetapi beberapa investor membeli saham dengan mengharapkan dividen yang dibayarkan. Biasanya saham yang cocok kriteria ini adalah saham yang berada pada industri yang sudah matang dengan pertumbuhan lambat tetapi membayarkan dividen payout yang tinggi.
4. GRAP. Merupakan resep yang dipopulerkan sang koki ‘ John Irving’ pada buku ‘The World According to GARP‘. GARP singkatan dari growth at reasonable price. GARP menggabungkan resep growth dan value, dan mencari perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan harga pasar dibawah nilai intrinsik. Pendekatan yang sering dipakai GARP adalah membeli saham ketika P/E ratio lebih rendah dari pertumbuhan earning per share (laba per saham) dimasa mendatang.
5. Quality. Selain memakai pendekatan gabungan yang menilai kualitas fundamental perusahaan pendekatan ini juga menilai kualitas dan integritas manajemen sebelum membeli suatu saham.
Investor terkenal Warren Buffet memakai pendekatan ini dan selalu menilai kualitas fundamental dan
kualitas manajemen sebelum membeli saham tersebut untuk jangka panjang.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah penggunaan analisis fundamental, terutama
berdasarkan nilai intrinsik saham untuk menentukan pergerakan harga saham perusahaan sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Indonesian
Satellite Corporation, Tbk.
II. Profil Perusahaan
2.1 PT Indonesian Satellite Corporation, Tbk.
Pendirian Perusahaan
PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang
Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No.
55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Anggaran dasar
Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta notaris
Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 34 tanggal 16 Juli 2003, antara lain mengenai perubahan Direksi
Perusahaan.
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 3
Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan tanggal 27 Desember
2002 yang diaktakan dengan notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi
Warsito, S.H.) No. 6 tanggal 8 Januari 2003, pemegang saham menyetujui untuk mengubah status
Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967
Republik Indonesia yang diubah dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970. Pemegang saham juga
memutuskan untuk mengubah anggaran dasar Perusahaan, antara lain mengenai perubahan nama
Perusahaan dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk menjadi PT
Indonesian Satellite Corporation Tbk.
Pada tanggal 7 Februari 2003, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dalam surat keputusannya No.
14/V/PMA/2003, menyetujui perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing.
Di samping itu, melalui surat No. C-06145 HT.01.04.TH.2003 tanggal 21 Maret 2003, Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menyetujui perubahan anggaran dasar
Perusahaan mengenai perubahan status Perusahaan seperti yang dijelaskan di atas.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau
jasa telekomunikasi serta informatika dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut:
• Penyediaan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika;
• Perencanaan, pembangunan dan pengadaan fasilitas telekomunikasi dan informatika
termasuk sumber daya pendukung;
• Pengoperasian (yang meliputi pemasaran jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dan
informatika yang diselenggarakan Perusahaan), pemeliharaan dan pengembangan dan penelitian, sarana
dan/atau fasilitas telekomunikasi dan informatika, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, baik di
dalam maupun di luar negeri; dan
• Pengembangan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika.
Perusahaan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1969. Saat ini, kegiatan usaha utama Perusahaan
adalah menyelenggarakan jasa telekomunikasi sentral internasional, termasuk jasa telepon internasional,
teleks, telegram, sambungan komunikasi data paket, jasa faksimili penyimpanan dan pengiriman dan jasa
Inmarsat untuk komunikasi bergerak. Perusahaan juga memberikan berbagai jasa telekomunikasi
internasional non-sentral, termasuk sirkit sewa berkecepatan rendah dan tinggi, video-link, TV
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 4
link, Integrated Services Digital Network (“ISDN”) dan jasa lainnya yang khususnya meliputi transmisi
data atau gambar selain suara.
Kedudukan Perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional ditegaskan
kembali berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Peraturan
Pemerintah No. 77 Tahun 1991.
Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 36 mengenai Telekomunikasi yang
berlaku efektif mulai bulan September 2000. Berdasarkan Undang-undang tersebut, penyelenggaraan jasa
telekomunikasi meliputi:
• Jaringan telekomunikasi
• Jasa telekomunikasi
• Jasa telekomunikasi khusus
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggaraan telekomunikasi khusus
dapat diselenggarakan oleh perorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara
jaringan dan jasa telekomunikasi. Undang-undang No. 36 melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.
Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Perhubungan,
memberikan izin prinsip kepada Perusahaan sebagai penyelenggara nasional jasa telekomunikasi Digital
Communication System (“DCS”) 1800, sebagai kompensasi atas penghentian lebih awal hak jasa
telekomunikasi internasional Perusahaan efektif tanggal 1 Agustus 2003 yang diberikan sebelum izin
tersebut diperoleh. Izin prinsip ini berlaku untuk dua tahun apabila Perusahaan dapat membangun
sekurang-kurangnya 10% cakupan wilayah layanan nasional di daerah geografi yang berpenduduk dalam
kurun waktu dua tahun. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan
dari Menteri Perhubungan. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.247
tanggal 6 November 2001, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan ke anak perusahaan yang baru
didirikan PT Indosat Multi Media Mobile
Pada tanggal 7 September 2000, Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Perhubunganjuga
memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan
langsung jarak jauh dalam negeri, sebagai kompensasi atas penghentian hak jasa telekomunikasi
internasional Perusahaan. Di lain pihak, Telkom telah diberikan izin prinsip untuk menyelenggarakan jasa
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 5
telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas penghentian lebih awal hak penyelenggaraan jasa
telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh. Izin prinsip Perusahaan untuk jasa
telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh tersebut berlaku untuk dua tahun dari tanggal
penerbitannya agar Perusahaan memiliki cukup waktu untuk membangun dan melakukan persiapan
komersial dalam penyediaan jasa tersebut.
Pada tanggal 28 Juni 2001, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan jasa Voice Over
Internet Protocol (“VoIP”). Pada tanggal 26 April 2002, Perusahaan memperoleh izin operasi VoIP
dengan cakupan nasional. Izin operasi Perusahaan untuk VoIP akan dievaluasi setiap lima tahun setelah
tanggal dikeluarkannya.
Berdasarkan surat dari Menteri Perhubungan tanggal 1 Agustus 2002, Perusahaan diberikan izin
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP. 130 Tahun 2003, izin penyelenggaraan ini akan
diperbaharui menjadi izin nasional pada tanggal 17 April 2003. Nilai dari izin yang diberikan ke Telkom
dan Perusahaan masih dihitung oleh penilai independen, sebagai kompensasi kepada Telkom dan
Perusahaan atas penghentian hak eksklusif mereka masingmasing atas penyelenggaraan jasa
telekomunikasi lokal/domestik dan internasional. Per 8 Agustus 2003, laporan penilai independen tersebut
belum difinalisasi. Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan
memiliki sentral gerbang internasional yang terletak di Jakarta, Medan, Batam dan Surabaya.
Penawaran Umum Efek Perusahaan
Seluruh saham Seri B Perusahaan dicatatkan dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya sejak tahun 1994. American Depository Shares (“ADS”, setiap ADS mewakili 10 saham
Seri B) Perusahaan juga telah diperdagangkan di Bursa Efek New York sejak tahun 1994.
Struktur Anak Perusahaan
Perusahaan mempunyai penyertaan modal baik langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan
berikut:
1. PT Satelit Palapa Indonesia (Jakarta)2. Satelindo International Finance B.V.(Amsterdam)3. PT Satelindo Multi Media (Jakarta)4. PT Indosat Multi Media Mobile (Jakarta)5. PT Bimagraha Telekomindo (Jakarta)6. PT Aplikanusa Lintasarta (Jakarta)7. PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Jakarta)
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 6
8. PT Indosat Mega Media (Jakarta)9. PT Sisindosat Lintasbuana (Jakarta)10. PT Asitelindo Data Buana (Jakarta)11. PT Indosatcom Adimarga (Jakarta)
PT Satelindo
Indosat memiliki 100% kepemilikan saham pada PT Satelindo (secara langsung dan melalui PT
Bimagraha Telekomindo) yang mengelola jasa provider selular GSM 900, jasa SLI 008, dan penyewaan
transponder satelit. Satelindo saat ini merupakan operator selular terbesar kedua di Indonesia. Satelindo
memiliki 2 anak perusahaan, yaitu PT Satelindo International Finance B.V. and PT Satelindo Multimedia.
PT Indosat Multimedia Mobile (IM3)
99,94% saham IM3 dikuasai oleh Indosat, dan merupakan anak perusahaan yang melayani jasa selular
GSM 1800 dengan kemampuan GPRS. IM3 saat ini menempati peringkat keempat dalam pasar jasa
selular di Indonesia.
PT Indosat Mega Media (IM2)
IM2 pada saat ini menangani jasa internet dan multimedia, termasuk jasa TV kabel, IP-based multimedia,
dan jasa jaringan komunikasi IP-based LAN & WAN. IM2 juga merupakan pelopor jasa MIDI di
Indonesia. IM2 memiliki 3 anak perusahaan, yaitu PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Menara Jakarta,
dan PT Multimedia Nusantara (telah didivestasi pada April 2003). Kepemilikan saham Indosat di IM2
saat ini adalah sebesar 99,84%.
PT Aplikanusa Lintasarta
Lintasarta yang 69,46% sahamnya dimiliki oleh Indosat merupakan perusahaan yang memberikan
pengadaan jasa komunikasi data berkecepatan tinggi dan juga jasa jaringan perusahaan. Lintasarta
mempelopori pengembangan sistem transfer perbankan secara elektronik di Indonesia, termasuk di
dalamnya adalah ATM Bersama yang merupakan jaringan ATM bersama pertama di Indonesia.
Lintasarta memiliki PT Arthajasa dan PT Swadarma Marga Inforindo (SMI) sebagai anak perusahaannya.
PT Sisindosat
Indosat saat ini menguasai 96,87% saham PT Sisindosat. Sisindosat merupakan perusahaan yang terlibat
dalam penyediaan jasa pengembangan teknologi informasi (IT), perangkat lunak IT, dan pelatihan IT.
Perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu PT Electronic Data Interchange Indonesia
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 7
(EDI), PT Sistelindo Mitralintas, PT Graha Lintas Properti, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo
Data Buana, dan PT Intikom Telepersada.
Susunan Kepemilikan Saham Indosat
Posisi 31 Oktober 2003PEMEGANG SAHAM %
Indonesia Communication Ltd. 41,94
Negara RI 15,00
The Bank of New York 7,27
Publik :
Pemodal Nasional 10,39
Pemodal Asing 25,40
Total Publik 35,80
JUMLAH SAHAM 100,00
2.2 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Pendirian Perusahaan
Telkom merupakan kelanjutan dari bagian suatau badan usaha bernama Post-en- Telegraaafdienst yang
didirikan dengan Staatsblad No.52 tahun 1884. Berdasarkan Staatsblaad No.395 tahun 1906, Pemerintah
Hindia Belanda mengambil alih pemilikan harta kekayaan (aset) Post-en Telegraafdienst serta mengubah
namanya menjadi Post, Telegraaf en Telefoondienst atau disebut juga PTT-Dienst. Pada tahun 1931,
PPT-Dienst ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasrkan Staatsblad No.419 tahun 1972 tentang
Indonesische Bedrijvenwet (I.B.W., Undang-Undang Perusahaan Negara). Selanjutnya pada tahun 1960,
Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
No.19 tahun 1960, tentang persyaratan suatu Perusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk
tetap menjadi suatu Perusahaan Negara (PN). Dalam Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961 tentang
Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi diseutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 I.B.W. dilebur kedalam Perusahaan negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan
Telekomunikasi).
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 8
Sejalan dengan pesatnya perkembangan lapangan usaha PN Pos dan Telekomunikasi, maka pada tahun
1965 Pemerintah memendang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi 2 Perusahaan
Negara yang berdiri sendiri. Berdasrkan Peraturan Pemerintah No.29 than 1965 tentang Pendirian
Perusahaan Negara Pos dan Giro didirikan Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara
Telekomunikasi didirikan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.36 tahun1974 tentang Perusahaan Umum
Telekomunikasi, status PN Telekomunikasi diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) dengan nama
Perusahaan Umum telekomunikasi (PERUMTEL), yang merupakan badan usaha tunggal penyelenggara
jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.
Pada akhir tahun 1980, Pemerintah mengambil kebijakan bahwa Negara Republik Indonesia membeli
seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) dari American Cable & Radio Corporation,
suatu perusahaan yang didirkian berdasarkan peraturan perundangan negara bagian Delaware, Amerika
Serikat. Setalah seluruh saham American Cable & Radio Corporation dalam Indosat dibeli oleh Negara
Republik Indonesia, Indosat yang semula merupakan suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia khususnya dalam rangka Undang-
Undang Penanaman Modal Asing, diubah statusnya menjadi suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero).
Selanjutnya guna lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunkasi untuk umum, dengan Peraturan
Pemerintah No.53 tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1974 tentang
Telekomunkasi untuk umum, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan telekomunkasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha
yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum internasional.
Untuk dapat lebih mengantisipasi tuntutan perkembangan telekomunikasi yang semakin pesat dimana
dibutuhkan management yang lebih profesional, maka berdasrkan Perturan Pemerintah No.25 tahun 1991
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero), status PERUMTEL diubah menjadi Perusahaan Persroan (Persero), sbagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991
disebutkan bahwa dengan dialihkannya bentuk PERUMTEL menjadi Perusahaan Perseroan (Persero),
PERUMTEL dinyatakan bubar pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut, dengan
ketentuan segala hak dan kewajiban, kekayaan serta karyawan PERUMTEL yang ada pada saat
pembubarannya, beralih sepenuhnya kepada Perusahaan Perseroan (Persero) yang bersangkutan. Dalam
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 9
Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991 disebutkan bahwa Modal Ditempatkan dan Modal
Disetor TELKOM pada saat pendiriannya berasal dari kekayaan Negara yang tertanam dalam
PERUMTEL. Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991, pelaksanaan pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut diatas dilakukan menurut ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang yang berlaku di Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-Undang No.4 tahun 1971. Selanjutnya dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah
No.25 tahun 1991 disebutkan bahwa penyelesaian pendirian Perusahaan Perseroan (Persero)
bersangkutan dikuasakan kepada Menteri Keuangan, yang dalam hal ini dapat menyerahkan kuasa dengan
hak substitusi kepada Menparpostel. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Menparpostel Republik
Indonesia selaku kuasa dari Menteri Keuangan Republik Indonesia bersama-sama dengan Soetjipto, S.H.,
M.H., selaku Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depparpostel Republik Indonesia mendirikan
TELKOM berdasarkan Akta Pendirian No. 128, tanggal 24 September 1991, dibuat dihadapan Imas
Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.68, tanggal 11
November 1991, dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah, S.H., Notaris di
Jakarta. Kedua akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK
No.C2-6870.HT.01.01.Th.91,tanggal 19 November 1991 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan masing-masing di bawah No.1188/Not/1991/PN.JKT.SEL dan
No.1189/Not/1991/PN.JKT.SEL, keduanya tanggal 4 Desember 1991 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No.5, tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No.210.
Pada tahun 1993, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada
tanggal 14 Januari 1993 yang dinyatakan kembali dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar TELKOM
No.111, tanggal 26 Februari 1993, dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK
No.C2-1679.HT.01.04.Th.93, tanggal 17 Maret 1993 dan didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan
Negeri Bandung di bawah No.290 dan No.291, tanggal 7 April 1993 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No.47, tanggal 11 Juni 1993, Tambahan No.2654, telah dilakukan perubahan
pada pasal 1 Anggaran Dasar TELKOM sehubungan dengan perubahan tempat kedudukan TELKOM,
dari Jakarta ke Bandung.
Dalam rangka Penawaran Umum, seluruh ketentuan Anggaran Dasar Telkom diubah sebagaimana
dituangkan dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar No.74, tanggal 25 Juli 1995 dan Akta Perubahan
No.15 tanggal 7 Agustus 1995, keduanya dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, yang
telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No.C2-9834.HT.01.04.Th.95,
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 10
tanggal 8 Agustus 1995 dan didaftarkan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Bandung masing-masing di
bawah No.1008 dan No.1009, tanggal 21 Agustus 1995 serta berdasarkan Surat Keterangan Perum
Percetakan Negara Republik Indonesia, tanggal 23 Agustus 1995, diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.76, tanggal 22 September 1995, Tambahan No.7900.
Struktur Anak Perusahaan
PT Telekomunikasi Selular Indonesia
PT Telkomsel merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang bergerak sebagai
penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular.
PT Indonusa Telemedia
PT Indonusa Telemedia menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet dengan nama produk
TELKOMVision.
PT Infomedia Nusantara
PT Infomedia Nusantara mengelola bisnis penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call
Center.
Selain anak perusahaan tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dalam menjalankan operasi
perusahaannya telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi,
Center, dan Yayasan.
Susunan Kepemilikan Saham Telkom
Posisi 30 Juni 2003PEMEGANG SAHAM Posisi 30 Juni 2003 %
Dwi Warna 1
Negara RI 5.160.235.355 51,19
Pemodal Nasional 280.999.809 2,78
Pemodal Asing 4.638.769.475 46,02
Total Publik 4.919.764.284 48.81
JUMLAH SAHAM 10.079.999.640 100,00
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 11
PEMBAHASAN MASALAH
Analisis Fundamental
Analisis fundamental digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan dan trend perusahaan,
mengevaluasi tingkat efisiensi perusahaan dan memperoleh gambaran secara umum karakteristik operasi
sebuah perusahaan.
Dalam kasus telkom dan indosat, kelompok kami akan menggunakan analisis fundamental dengan
menggunakan rasio keuangan dan analisis beta. Rasio keuangan yang digunakan, yaitu :
1. Liquidity Ratio, yaitu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Dalam melakukan analisis likuiditas ini digunakan current ratio. Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan hutang jangka pendek.
Aktiva lancar
Current ratio =
Hutang lancar
1. Activity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber – sumber dana yang ada. Ratio – ratio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung terjadinya penjualan.
§ Average Collection Period, yaitu ukuran efektivitas penagihan piutang.
A/R
Average Collection Period =
Sales
§ Inventory Turnover, yaitu persediaan ditentukan secara rata – rata
Sales
Inventroy Turnover =
Inventory
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 12
1. Profitability Ratio, yaitu ratio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitability ratio yang digunakan adalah return on total asset.o Return on total asset, yaitu ratio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.
Net Income
Return on total asset =
Total Asset
§ Return on Equity, yaitu ratio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan quity yang
ada untuk menciptakan laba.
Net Income
Return on Equity =
Common Equity
§ Net Profit Margin, yaitu untuk menghitung perbandingan laba bersih dengan penjualan.
Net Income
Net Profit Margin =
Sales
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 13
Berikut ini adalah hasil ratio keuangan PT Telkom, Tbk dan PT Indosat :
Tabel 1. Financial Ratio for September 2002 & 2003
PT Telkom, Tbk
Ratio 2002 2003
1 2 (%) 3 (%)
Current ratio 108.95 83.64
Equity to total assets 34.75 36.7
Equity to total liabilities 112.17 124.57
Fixed assets to total equity 203.97 215.75
Total liabilities to total assets 30.97 29.47
Total liabilities to total equity 89.14 80.27
Net income to sales 48.44 21.88
Sales to total assets 36.97 43.38
Return on assets (ROA) 17.91 9.49
Return on Equity (ROE) 51.55 25.86
Inventory turnover 67.81 107.63
Average collection period (day) 49.78 43.94
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 14
Tabel 2. Financial Ratio for September 2002 & 20032
PT Indosat, Tbk
Ratio 2002 2003
1 2 3
Current ratio 167.67 170.96
Equity to total assets 47.25 48.03
Equity to total liabilities 297.21 368.161
Fixed assets to total equity 155.18 161.74
Total liabilities to total assets 15.9 13.04
Total liabilities to total equity 33.64 27.16
Net income to sales 9 9
Sales to total assets 21.05 26.23
Return on assets (ROA) 2 2
Return on Equity (ROE) 4 5
Inventory turnover 53.1 78.7
Average collection period (day) 44 24
Analisis beta digunakan untuk mengukur fluktuasi saham maupun portofolio dibandingkan dengan
fluktuasi pasar secara keseluruhan. Jika nilai beta lebih dari 1 maka mengindikasikan bahwa harga saham
tersebut lebih berfluktuatif daripada pasar, sedangkan beta kurang dari 1 berarti harga saham tersebut
tidak berfluktuatif terhadap pasar. Berikut ini adalah nilai beta berdasarkan asumsi kelompok kami :
Perusahaan Nilai beta
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 0.914
PT Indonesia Satellite Corporation Tbk 0.724
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 15
Analisis Devidend Discount ModelANALISIS SAHAM PT TELKOM & PT INDOSAT BERDASARKAN DEVIDEND DISCOUNT MODEL
Keterangan Tahun (Telkom) Tahun (Indosat)
2002 2003 2002 2003
laba (Rp) 7,568,457,000,000 4,371,964,000,000 435,467,000,000 566,569,000,000
Jumlah lbr saham beredar 10,079,999,639 10,079,999,639 1,035,494,840 1,035,499,999
EPS 751 434 421 547
Deviden yang dibayarkan 1,767,489,000,000 1,225,844,000,000 581,119,704,208 151,317,614,854
Deviden per lembar 175.35 121.61 561.2 146.13
Deviden Payout Ratio (DPR) * 0.23 0.28 1.33 0.27
b (playback ratio) ** 0.77 0.72 -0.33 0.73
Equity14,682,869,000,000 16,907,807,000,000
10,679,837,000,000 11,050,631,000,000
Return on equity (ROE) *** 51.55% 25.86% 4% 5%
Growth **** 0.3951 0.1861 -0.0134 0.0293
k (required return) ***** 0.2210 0.1927
Ket :
* DPR = Deviden yang dibayarkan/Laba Bersih
** b=1-DPR
*** ROE = Net Income/Common Equity
**** k = rf + b (rm – rf)
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 16
Dimana :
rf dari SBI thn 2003= 8.48%
rpremium = suku bunga+risk country di Indonesia
rpremium = 8.48% + 6.42% (2003)
rpremium = 14.9
beta telkom = 0.914 (asumsi)
beta indosat = 0.724 (asumsi)
rf dari SBI thn 2002 = 13%
rpremium = 11% + 8.49%
rpremium = 19.49 %
Untuk menghitung nilai intrinsic dari saham PT Telkom dan PT Indosat adalah sebagai berikut : (dalam
perhitungan menggunakan beberapa asumsi karena keterbatasan data)
Data yang diperoleh dari analisis saham PT Telkom dan PT Indosat, yaitu :
PT Telkom PT Indosat
Do = 175.35 Do = 561.2
K = 0.2210 k = 0.1927
G1 = 0.3951 g1 = -0.0134
G2 = 0.1861 g2 = 0.0293
Ditanyakan : Nilai intrinsic PT Telkom dan PT Indosat?
Jawab :
Rumus :
D1 = Do(1+g)
D2 = D1(1+g)
P2 = D2/k-g
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 17
Vo = D1/(1+g) + (D2+P2)/(1+g)2
PT Telkom
D1 = Do (1+g1) P2 = D2/k-g2
D1 = 175.35 (1+0.3951) P2 = 290.15/0.2210-0.1861
= 244.63 = 8313.75
D2 = D1 (1+g2)
D2 = 244.63 (1+0.1861)
=290.15
Vo = D1/(1+k) + (D2+P2)/(1+k)2
Vo = 244.63/(1+0.2210) + (290.15+8313.75)/(1+0.2210)2
= 5974.77
PT Indosat
D1 = Do (1+g1) P2 = D2/k-g
D1 = 561.2(1-0.0134) P2 = 537.9/(0.1927-0.0293)
= 553.67 = 3291.92
D2 = D1(1+g2)
D2 = 553.67(1+0.0293)
= 537.9
Vo = D1/(1+k) + (D2+P2)/(1+k)2
Vo = 553.67/(1+0.1927) + (537.9+3291.92)/(1+0.1927)2
= 2692.25
Berdasarkan analisa kelompok kami, harga saham PT Telkom pada tanggal 11 November 2003 adalah
Rp. 11.950,- dan harga saham PT Indosat pada tanggal 11 November 2003 adalah Rp. 5.700,-. Jika harga
pasar lebih besar dari intrinsic value maka overvalue sehingga saham tersebut sebaiknya dijual dan jika
harga pasar lebih kecil dari intrinsic value maka undervalue sehingga saham tersebut di beli.
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 18
Berdasarkan analisa diatas, intrinsic value PT Telkom sebesar Rp 5974.77 lebih kecil dari harga pasar
saham tersebut. Maka kelompok kami tidak akan membeli saham tersebut atau kami akan menjual saham
PT Telkom jika kami memiliki saham tersebut. Sedangkan kami tidak akan membeli untuk saham PT
Indosat karena nilai intrinsic dari saham PT Indosat sebesar Rp 2692,25 lebih kecil dari harga saham
dipasar.
Kesimpulan
Untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dan nilai intrinsic saham dari sebuah perusahaan dapat
digunakan beberapa pendekatan, dimana salah satunya adalah pendekatan fundamental. Kelompok kami
menggunakan studi kasus perusahaan PT Telkom, Tbk dan PT Indosat, Tbk untuk menghitung nilai
intrinsik dari saham – saham perusahaan tersebut.
Kelompok kami menggunakan pendekatan fundamental untuk menganalisa kinerja perusahaan tersebut
diatas. Pendekatan fundamental yang digunakan yaitu :
1. Liquidity Ratio
2. Activity Ratio
3. Profitability Ratio
Kemudian untuk menghitung nilai intrinsic saham – saham tersebut, kelompok kami
menggunakan Devidend Discount Model. Dengan menggunakan model tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai intrinsic kedua saham tersebut lebih kecil dari harga saham di pasar, sehingga
kelompok kami tidak akan membeli kedua saham tersebut. Analisa tersebut didasarkan beberapa asumsi
yang kami lakukan karena keterbatasan data untuk menghitung faktor – faktor yang mempengaruhi harga
saham perusahaan tersebut.
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 19
Analisis Fundamental
Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui
analisis rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lainnya seperti cash flow untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan.
Analisis fundamental merupakan suatu teknik analisis yang beranggapan bahwa setiap saham mempunyai
nilai intrinsik (intrinsic value), atau nilai yang tepat sebagaimana yang diperkirakan oleh investor, yang
merupakan fungsi gabungan variabel perusahaan baik dalam menghasilkan pengembalian (return) yang
diharapkan maupun risiko yang mungkin timbul.
Dalam analisa fundamental, cukup banyak analisa rasio-rasio yang dipergunakan. Salah satu rasio yang
paling favorit dipergunakan adalah rasio harga dengan laba bersih (price earning ratio - PER). PER
menjadi favorit karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. PER merupakan
bagian dari rasio pasar dimana sudut pandang rasio pasar ini lebih banyak pada sudut pandang investor
dan juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai/harga pada suatu
perusahan.
Jones (1991) menyatakan pendekatan fundamental yang dapat digunakan untuk penilaian saham adalah:
1. Present Value Approach, pendekatan ini digunakan dalam memperkirakan nilai saham dengan cara
mengkapitalisasi income dan nilai sekarang (present value) dari arus kas di masa yang akan datang.
Dalam pasar efisien, nilai saham ditentukan atas dasar arus kas yang diharapkan dan tidak akan
berpengaruh pada nilai saham yang beredar di pasar.
2. Price Earning Ratio Approach,pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan nilai saham dengan
cara membagi harga saham pada saat ini dengan earning per share (EPS). PER merupakan rasio
pengukuran yang paling komprehensif tentang prestasi perusahaan karena rasio penilaian tersebut
mencerminkan perpaduan antara pengaruh rasio risiko (rasio likuiditas dan rasio leverage) dan rasio
pengembalian (rasio aktivitas dan rasio profitabilitas).
3. Price to book value, pendekatan ini menghitung antara harga saham dengan nilai buku dari kekayaan
perusahaan yang menerbitkan saham berdasarkan data yang terdapat di dalam neraca .
4. Sales to price ratio, pendekatan ini dihitung dari perbandingan antara penjualan dari perusahaan
dengan total nilai pasar saham.
2. Analisis Rasio Keuangan
2.1. Pengertian Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54).
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 20
Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial (Bambang Riyanto, 2001:329).
Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam
akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional
perusahaan. Sedangkan studi yang berfungsi untuk mempelajari rasio keuangan tersebut disebut analisa
rasio keuangan (financial ratios analysis).
Financial ratio analysis ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam
analisa (Robert Ang, 1997:18.23), yaitu:
a. Unvariate Ratio Analysis
Unvariate ratio analysis merupakan analisa rasio keuangan yang menggunakan satu variate didalam
melakukan analisa (profit margin ratio, return on assets, return on equity, dan sebagainya)
b. Multivariate Ratio Analysis
Multivariate ratio analysis merupakan rasio keuangan yang menggunakan lebih dari satu variate didalam
melakukan analisa (alman’s z-score, zeta score, dan sebagainya). Penganalisa finansial dalam
mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam pembanding
(Bambang Riyanto, 2001:329), yaitu:
1) Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (ratio historis)
atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan/company ratio) dengan rasio-rasio
semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standard)
untuk waktu yang sama.
2.2. Penggolongan Rasio
Untuk menganalisis laporan keuangan tersebut diperlukan suatu alat analisis yaitu rasio keuangan.
Menurut Munawir (2000:68), angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga menurut sumber datanya, antara
lain:
a. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)
Adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca (misalnya: current ratio,
acid test ratio).
b. Rasio-rasio Laporan laba rugi (income statement ratio)
Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan laba rugi
(misalnya: gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan sebagainya).
c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio)
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 21
Ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba
rugi (misalnya: inventory turnover, account receivable turnover, sales to fixed assets, dan sebagainya)
Sedangkan menurut Robert Ang (1997:18.23-18.38) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima
jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang
jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working
capital.
2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang
dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable
turnover, inventory turnover, average collection period (day’s sales inaccounts receivable) dan day’s
sales in inventory.
3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas ini
terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on
equity, dan operating ratio.
4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini
juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman
(debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio,
long-term debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow
interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales.
5) Rasio Pasar (Market Ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio
pasar ini terdiri dari:
dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book
value per share, dan price to book value.
Dari rasio-rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam
penelitian ini meliputi:
¾ Current Rasio
Current Rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang. Menurut Sawir (2001)
Current Rasio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas.
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 22
¾ Debt to Equity Ratio
Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage(penggunaan
hutang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi
atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan. Semakin
tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka penjang) semakin besar
dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap
pihak luar (kreditur).
¾ Inventory Turnover
Rasio aktivitas yang cukup populer untuk menilai operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya
manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan adalah Inventory Turnover. Semakin besar rasio
inventory turnover berarti semakin baik, tetapi rasio inventory turnover yang terlalu tinggi dapat berarti
perusahaan kekurangan persediaan yang cukup sehingga mengecewakan para pelanggannya (Robbert
Ang, 1997).
¾ Return On Equity
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan dari pemilik modal sendiri atau pemegang saham.
Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002