8
SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 TINJAUAN SOSIOEKONOMI PERANGKAT RENOGRAF HASIL LITBANGYASA BAT AN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL JOKO SUMANTO, WIRANTO BUDI SANTOSO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan Puspitek Serpong Tangerang 1530 KotakPos 132/JKSMG, Telp.021-7560896, Faks. 7560921 Abstrak TINJAUAN SOSIOEKONOMI PERANGKAT RENOGRAF HASIL LITBANGYASA BATAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan perangkat renograf untuk diagnosis fungsi ginjal dengan teknik nuklir. Walaupun tidak dapat menampilkan citra organ ginjal, namun kurva renogram yang dihasilkan dapat mengetahui fungsi ginjal pasien. Metode diagnosis fungsi ginjal dengan menggunakan renograf telah dilakukan sejak tahun 1960. Perangkat ini memerlukan biaya operasional yang rendah dibandingkan kamera gamma, baik dari dosis isotop yang diberikan ke pasien, konsumsi daya listrik yang digunakan, serta ruangan untuk pengoperasian alat. Perangkat renograf telah dikembangkan dengan teknologi masa kini sehingga unjuk kerjanya dapat ditingkatkan dan tersedianya suku cadang serta perawatannya dapat terjamin. Perangkat renograf yang dikembangkan BATAN telah divalidasi dalam worbhop yang diselenggarakan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) di Yangoon, Myanmar pada tahun 2001. Perangkat tersebut telah diujicoba untuk mendetebi fungsi ginjal dengan hasil sesuai konsep dasar. BATAN juga melakukan pemasyarakatan teknologi nuklir khususnya bidang kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan masyarakat dengan pemeribaan fungsi ginjal. Hasil litbangyasa tersebut telah digunakan dan ditempatkan di Rumah sakit Bethesda di Yogyakarta, Yangoon General Hospital di Yangoon, Myanmar, rumah sakit RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Dari tinjauan alat diagnosis fungsi ginjal ini menunjukkan bahwa perangkat renograf hasillitbangyasa BATAN lebih ekonomis dari kamera gamma untuk negara berkembang seperti Indonesia yang tingkat pendapatannya masih rendah. Kata-kata kunci: renograf diagnosis, ginjal Abstract SOCIOECONOMIC REVIEW OF RENOGRAPH EQUIPMENTS FROM BATAN RESEARCH, DEVELOPMENT AND ENGINEERING FOR KIDNEY FUNCTION DIAGNOSIS. The National Nuclear Energy Agency (BATAN) has developed renographs to diagnose kidney functions using nuclear technology. While the renograph does not show the kidney's image, the renogram curve produced shows the functionality of the patient's kidney. The diagnosis of kidney functions using renograph has been done since 1960. This equipment requires lower operational costs compared with gamma camera, due to lesser requirements of radioisotope dose used, electricity consumption, and space for equipment operation. The renographs have been developed with today's technology so that its peiformance could be improved, and the availability of spare parts and maintenance could be better guaranteed. The renographs developed by BATAN have been validated in the International Atomic Energy Agency (!AEA) worbhop in Yangoon, Myanmar, in 2001. The equipments have been tested for detecting kidney functions with results in accordance with basic theories. BATAN has also disseminated information about nuclear technology, particularly in the field of health in the service of public health through kidney function examination. The result of the research, development and engineering (RD&E) activity has been used and placed in the Bethesda hospital in Yogyakarta, Yangoon General Hospital in Yangoon, Myanmar, and the RSPAD Gatot Subroto in Jakarta. From appliance evaluation of diagnosis this kidney function, indicate that peripheral of renograph research of BATAN more economic than gamma camera for developing countries, like Indonesia. Keywords: renograph, diagnose, renal, kidney Djoko Suman to dkk. 61 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

TINJAUAN SOSIOEKONOMI PERANGKAT RENOGRAF HASIL …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1978-0176-2006-061.pdf · proses penyumbatan yang menghalangi ekskresi tracer, renal artery

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

TINJAUAN SOSIOEKONOMI PERANGKAT RENOGRAFHASIL LITBANGYASA BAT AN

UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

JOKO SUMANTO, WIRANTO BUDI SANTOSO

Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATANKawasan Puspitek Serpong Tangerang 1530

KotakPos 132/JKSMG, Telp.021-7560896, Faks. 7560921

Abstrak

TINJAUAN SOSIOEKONOMI PERANGKAT RENOGRAF HASIL LITBANGYASA BATAN UNTUKDIAGNOSIS FUNGSI GINJAL. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan perangkatrenograf untuk diagnosis fungsi ginjal dengan teknik nuklir. Walaupun tidak dapat menampilkan citra organginjal, namun kurva renogram yang dihasilkan dapat mengetahui fungsi ginjal pasien. Metode diagnosisfungsi ginjal dengan menggunakan renograf telah dilakukan sejak tahun 1960. Perangkat ini memerlukanbiaya operasional yang rendah dibandingkan kamera gamma, baik dari dosis isotop yang diberikan kepasien, konsumsi daya listrik yang digunakan, serta ruangan untuk pengoperasian alat. Perangkat renograftelah dikembangkan dengan teknologi masa kini sehingga unjuk kerjanya dapat ditingkatkan dan tersedianyasuku cadang serta perawatannya dapat terjamin. Perangkat renograf yang dikembangkan BATAN telahdivalidasi dalam worbhop yang diselenggarakan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) diYangoon, Myanmar pada tahun 2001. Perangkat tersebut telah diujicoba untuk mendetebi fungsi ginjaldengan hasil sesuai konsep dasar. BATAN juga melakukan pemasyarakatan teknologi nuklir khususnyabidang kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan masyarakat dengan pemeribaan fungsi ginjal. Hasillitbangyasa tersebut telah digunakan dan ditempatkan di Rumah sakit Bethesda di Yogyakarta, YangoonGeneral Hospital di Yangoon, Myanmar, rumah sakit RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Dari tinjauan alatdiagnosis fungsi ginjal ini menunjukkan bahwa perangkat renograf hasillitbangyasa BATAN lebih ekonomisdari kamera gamma untuk negara berkembang seperti Indonesia yang tingkat pendapatannya masih rendah.

Kata-kata kunci: renograf diagnosis, ginjal

Abstract

SOCIOECONOMIC REVIEW OF RENOGRAPH EQUIPMENTS FROM BATAN RESEARCH,DEVELOPMENT AND ENGINEERING FOR KIDNEY FUNCTION DIAGNOSIS. The National

Nuclear Energy Agency (BATAN) has developed renographs to diagnose kidney functions using nucleartechnology. While the renograph does not show the kidney's image, the renogram curve produced shows thefunctionality of the patient's kidney. The diagnosis of kidney functions using renograph has been done since1960. This equipment requires lower operational costs compared with gamma camera, due to lesserrequirements of radioisotope dose used, electricity consumption, and space for equipment operation. Therenographs have been developed with today's technology so that itspeiformance could be improved, and theavailability of spare parts and maintenance could be better guaranteed. The renographs developed byBATAN have been validated in the International Atomic Energy Agency (!AEA) worbhop in Yangoon,Myanmar, in 2001. The equipments have been tested for detecting kidney functions with results inaccordance with basic theories. BATAN has also disseminated information about nuclear technology,

particularly in the field of health in the service of public health through kidney function examination. Theresult of the research, development and engineering (RD&E) activity has been used and placed in theBethesda hospital in Yogyakarta, Yangoon General Hospital in Yangoon, Myanmar, and the RSPAD GatotSubroto in Jakarta. From appliance evaluation of diagnosis this kidney function, indicate that peripheral ofrenograph research of BATAN more economic than gamma camera for developing countries, like Indonesia.

Keywords: renograph, diagnose, renal, kidney

Djoko Suman to dkk. 61 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

PENDAHULUAN

Perangkat Renograf denganmenggunakan probe yang terkolimasi mulaidigunakan sejak 1960 dan telah diterima secaraluas sebagai alat untuk mendiagnosis fungsiginjal. Walaupun tidak dapat memberikan hasilberupa citra (image) seperti kamera gamma,perangkat renograf yang telah terkomputerisasidapat merupakan pilihan alternatif karena biayapengoperasian per pasien sangat ekonomis.Selain itu perangkat renograf ini tidakmemerlukan ruang yang luas dan biayapemakaian listrik jauh lebih hemat. BAT ANtelah mengembangkan perangkat renografIR1.A, renograf IR1.B yang berbasis Add_OnCard dengan komputer PC Pentium II dan III.Di era komputer PC pentium IV telahdikembangkan perangkat renograf IR2 dengankomunikasi data standar Universal Serial Bus

(USB). Perangkat lunak dengan operatingsistem windowsXp yang mudah dioperasikan(user friendly).

Prinsip Kerja Renogram

Renograf dipergunakan untuk memantauperjalanan radiofannaka yang disuntikkansecara intravenous di dalam ginjal sejak masuk,diserap, hingga keluar. Radiofannaka yangdipergunakan harus mengandung nuklidapemancar sinar gamma (gamma-emittingnuclides) agar dapat dideteksi dari luar. Respondari renograf mencenninkan secara tepat baikfungsi masing-masing ginjal secara individualmaupun transportasi urine (urodynamic).

Radiofannaka yang biasa digunakanadalah: 1311 - OrtholodoHippurate ( 1311- Om),atau 99mTc - Diethylene TriaminePentaaceticAcid ( 99mTc-DTPA ). 1311 - om merupakancampuran yang ideal yang mengkombinasikanradionuklida dengan agent yang diserap hanyaoleh bagian eksresi tubular (tubular excretion).131I mempunyai waktu paruh 8 hari danmemancarkan sinar gamma energi tunggal pada364 keV. Delapan puluh persen dari jumlahcarnpuran ini yang datang di ginjal secara aktifdisekresi oleh renal tubules dan hanya sebagiankecil yang difilter oleh glomerulus. Hal inimenghasilkan ekstraksi yang cepat dan efisiendari darah yang melalui ginjal. Radiofannakaini mencapai konsentrasi maksimal pada ginjaldalam 5 menit setelah penginjeksian. Campuranini dikeluarkan dari parenchyma dan sistem

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006

ISSN 1978-0176

pengumpul lainnya dalam ginjal dalam waktu30 menit. Proses ini dapat mengetahui nilaiefektif aliran plasma (effective renal plasma

flow - ERPF) individual.

Senyawa 99mTc -DTP A merupakan

kombinasi antara radionuklida 99mTc yang

mempunyai waktu paruh 6 jam dan

memancarkan sinar gamma energi tunggal pada

140 ke V dengan suatu carnpuran yang terfilterdan mengabaikan sekresi tubular atau

penyerapan kembali (reabsorbtion) dan dapat

menghasilkan nilai laju filtrasi glomerular

(Glomerular Filtration Rate - GFR). Setelah

penginjeksian, konsentrasi puncak dicapaidalam waktu 5 menit. Pada saat ini sekitar 95 %

dosis yang diinjeksikan telah mencapai ginjal.

Penanganan renalnya mirip dengan penanganan

media kontras dan inulin secara radiografi.

~

?rJ~Rate Meter

&ChartRecorderDETEKTOR

Gambar 1. Prinsip Kelja Perangkat RenografKonvensional

Pada perangkat renograf konvensional,setiap detektor diposisikan tepat di belakangginjal. Setelah itu radiofannaka diinjeksikan kedalam tubuh pasien. Masing-masing kanaldetektor dihubungkan ke chart recorder. Hasilkeluaran dari masing-masing kanalmerepresentasikan kondisi masing-masingginjal (kiri & kanan) yaitu berupa renogrammentah atau yang belum terkoreksi. Gambar 1di atas memperlihatkan prinsip kerja perangkatrenograf konvensional.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 62 Djoko Sumanto dkk.

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

Gambar 2. Prinsip Kerja Perangkat RenografBerbasis Komputer PC Dengan Komunikasi USB

Pada renograf berbasis komputer PC,rate-meter dan chart recorder digantikan olehkomputer personal yang dihubungkan denganmodul e1ektronik me1alui fasilitas komunikasidata standar Universal Serial Bus (USB).Modul elektronik terdiri dari dua buahamplifier, dua buah single channel analyzer(SCA), dua buah pencacah, dan fasilitaskomunikasi data standar Universal Serial Bus

(USB). Pencatatan (recording) dilakukan secaradigital dan kurva renogram dapat ditampilkanpada layar monitor serta dapat dicetak denganmenggunakan printer. Gambar 2 memper­lihatkan prinsip kerja perangkat renograf ber­basis komputer PC dengan komunikasi USB.

Kurva Renogram

Perangkat renograf memberikan hasil diagnosisberupa kurva renogram. Kurva untuk ginjalyang mempunyai fungsi normal diperlihatkanpada Gambar 3.

Gambar 3. Kurva Renogram

Kurva renogram yang normal terdiri dari3 fase. Fase pertama merupakan kenaikan yangsangat cepat segera sete1ah penginjeksian

radiofarmaka secara intravenous. Hal inimerefleksikan kecepatan penyuntikan danpasokan vascular menuju ginjal.

Setelah beberapa detik kemudiankemiringan (slope) kurva renogram menurun.Tahap ini merupakan fase II yang men­cerminkan penanganan radiofarmaka (OIR) didalam ginjal dan mengalir melalui sel-seltubular menuju lumen dari nephons. Bentuk danpanjang kurva pada bagian ini tergantung daribeberapa faktor termasuk laju pasokan, efisiensiekstraksi, transit intraluminal, dan ekskresi.Bagian kurva yang menanjak melambangkanperioda saat radiofarmaka semakin banyakdiekstraksi oleh ginjal dari sirkulasi darah,sementara itu belum ada bagian yang keluardari ginjal. Jika tidak ada aktivitas yangdiekskresi, misalnya karena proses penyum­batan, fase kedua ini akan "terus" menanjak.

Pada ginjal yang normal, kurva mencapaipuncak dalam waktu 2 - 5 menit. Pada saatkurva mencapai puncak, isotop mulai ke1uardari daerah renal. Titik ini menandakan awalfase ketiga. Pada titik ini pula isotop mulaimemasuki kandung kemih (bladder).

Pencapaian puncak kurva dapatdiperlambat oleh beberapa keadaan sepertiproses penyumbatan yang menghalangiekskresi tracer, renal artery stenoid, rendah­nya laju alir urine, atau penyakit parenchymal.Kondisi ini juga dapat mempengaruhi ke­miringan (slope) fase II dan fase III.

Pada Fase III sebagian besar terdiri atasproses ekskresi. Hal ini mencerminkan ke­setimbangan yang tercapai antara jumlah traceryang masuk dan yang keluar dari ginjal. Bentukkurva renogram mencerminkan fungsi ginjalpasien. Tipikal kurva renogram dan interpretasimasing-masing kurva dapat dilihat padaGambar 4..

Dosis radioisotop yang diberikan

Dosis radioisotop yang disuntikan kepasien untuk penggunaan perangkat renografjauh lebih rendah dibandingkan dengan dosisradioisotop yang diberikan pada pemeriksaandengan menggunakan kamera gamma.Perbandingan dosis radioisotop untuk renografdan kamera gamma dapat dilihat pada Tabel 1

Djoko Suman to dkk. 63 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 2]-22 DESEMBER2006

ISSN ]978-0176

~I""-,"",*n, G'i"""ni!! 1dr'J", __ "!IO

~,"" ~~ :~.~¥tr".~:tu ~h1ln

"'~".m~~'0 •••~y: ,Ifttt-n'''t

.•. ",8

j .

hI;» -*""

W.Mw ~;II

•••• "~""" .h' .••• :1k"j••~ ~_ ••,• """"""••~ ••.• oOb---.iIt ••i8••• t~1 I'fHInCl9¥'w_n'I ••••••••• !Idiri •••••••..•••.•.'"4-* ka cMt!I"~ ~t

Tabe] I. Perbandingan Dosis Radioisotop UntukOrang Dewasa[2]

Reoograf HasH Litbaogyasa Batao

Perangkat renogaf IR2 merupakanperangkat renograf dengan komunikasiUniversal Serial Bus (USB) yang di­kembangkan oleh PRPN-BATAN berdasarkan

Dasis yang dianjurkanProbe

Renagraf

(MBq) (uCi)2 501 256 150

Gambar 4. Tipika] po]a renogram [5,6]

pengembangan perangkat renogaf yangterdahulu seperti perangkat renograf IRI versiAdd-On Card. Perangkat ini menggunakansistem komputer PC pentium IV yang mudahdidapat di pasaran. Perbedaan mendasar denganperangkat renograf yang terdahulu adalahsistem komunukasi data antara modulelektronik dengan komputer. Komunikasi datayang digunakan adalah Universal Serial Bus(USB) yang merupakan komunikasi standaryang digunakan pada setiap komputer PC saatini. Pada Gambar 5 dapat dilihat bentuk fisikdari perangkat renograf-IRI. Dan Pada Gambar7 adalah bentuk fisik perangkat renograf-IR2.

Kamera

Gamma

(MBq) (uCi)12 300

3 10075 2000

1231-01H

1311-01H

99mTc-DTPA

Radiafarmaka

Gambar5. Perangkat RenografIRI

Perangkat renograf IR2 terdiri dari:bagian mekanik, sistem detektor, modulelektronik, dan perangkat lunak. Bagianmekanik terdiri dari fasilitas pemeriksaanpasien berupa kursi dan penyangga detektor.

Sistem detektor terdiri dari dua buah detektorNaI(TI) berdiameter 2 inei berikut penguatawal. Modill elektronik terdiri dari eatu dayategangan rendah, eatu daya tegangan tinggi, duabuah pembentuk pulsa, dua buah penganalisis

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 64 Djoko Sumanto dkk.

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176

tinggi pulsa kanal tunggal (Single ChannelAnalyzer - SCA), dua buah pencacah, dan

antannuka USB. Gambar 6 menunjukan blokdiagram dari perangkat renografIR2.

Gambar 6. Blok Diagram Perangkat Renogaf IR2 [6]

Gambar 7. Perangkat RenografIR2

Perangkat lunak untuk pengoperasianperangkat renograf IR2 ini adalah RenoXp­USB. Perangkat lunak ini dijalankan denganmenggunakan sistem operasi Windows XP.

PENGUJIAN DAN PENEMPATAN ALAT

Prinsip dasar dari sistem elektronikdan perangkat lunak perangkat renograf initelah dipresentasikan pada refurbishinguptake system workshop yang diselenggara-

Djoko Sumanto dkk. 65

kan oleh International Atomic Energy Agency

(IAEA) di Yangoon, Myanmar pada tahun 2001.Pada workshop ini juga dilakukan pengujianpengukuran yang dilakukan oleh pakar IAEA danpeserta workshop. Setelah se1esai workshopmodul elektronik dan perangkat lunaknyatersebut digunakan untuk me-refurbish perangkatrenograf yang berada di Yangoon GeneralHospital.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Perangkat renograf ini sering di­gunakan untuk demonstrasi pemeriksaanginjal pada acara-acara tertentu. Hal inidilakukan dalam rangka pemasyarakatan tek­nologi nuklir di bidang kesehatan. Demon­strasi pemeriksaan ginjal telah dilakukan diberbagai kota, antara lain Padang, Palem­bang, Lampung, Garut, Semarang, Yogya­karta, Jepara, dan lain-lain. Di Jakarta selaindi lingkunagan Batan sendiri, demonstrasipemeriksaan ginjal dengan menggunakanperangkat renograf juga telah dilaksanakan diinstansi-instansi lain seperti Dewan Perwa­kilan Rakyat (DPR dan DPRD), DepartemenKeuangan, Rumah Sakit Jakarta, RumahSakit Pusat Angkatan Darat, dan lain-lain.Dalam setiap kegiatan tidak kurang dari 100pasien hingga 200 pasien yang dilakukandiagnosis fungsi ginjalnya.

Dalam rangka Hari Kebangkitan Tek­nologi Nasional, Batan menghibahkan pe­rangkat renograf kepada Rumah Sakit PusatAngkatan Darat Gatot Subroto. Selain untukmensosialisasikan pemanfaatan teknologinuklir untuk kesejahteraan masyarakat, halini dimaksudkan untuk meringankan biayapemeriksaan fungsi ginjal yang harusditanggung oleh pasien.

Perangkat renograf ini juga telahdigunakan di Rumah Sakit Bethesda, Yogya­karta sejak tahun 2004. Menurut data dariRumah Sakit Bethesda, jumlah pasien yangtelah diperiksa menggunakan perangkatrenograf dalam perioda Juni 2004 hingga Mei2006 berjumlah 282 pasien. Pemeriksaan inidilaksanakan oleh karyawan Rumah SakitBethesda sendiri.

Aspek Ekonomi

Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwapenggunaan radioisotop I31I-OIH untuk pe­meriksaan fungsi ginjal menggunakan pe­rangkat renograf hanya seperempat dari dosisyang digunakan untuk kamera gamma.Sehingga biaya radioisotop I31I-OIH perpasien lebih rendah bila menggunakan pe­rangkat renograf. Hal ini menunjukan bahwauntuk pemeriksaan fungsi ginjal, meng­gunakan perangkat renograf lebih murahdibandingkan dengan menggunakan kameragamma. Paparan radiasi yang diterima olehpasien pun menjadi lebih rendah.

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DES EMBER 2006

ISSN 1978-0176

Daya listrik yang diperlukan untuk peng­operasian perangkat renograf setara denganpengoperasian komputer PC pada umurnnya. Padakamera gamma diperlukan daya listrik yang jauhlebih besar.

Data dari RS. Bethesda di Yogyakarta danRS. Fatmawati di Jakarta menunjukan bahwa rata­rata tiap bulan pasien yang dapat dilayanipemeriksaan fungsi ginjal adalah 12 orang sampai15 orang. Biaya pengoperasian perangkat renogafl(satu) juta rupiah per bulan. Setiap pemeriksaanpasien dibebankan biaya Rp. 200.000,-. Rata-ratasetiap bulan dari pasien terkumpul dana Rp.2.400.000,-. Sehingga terdapat sisa dana sebesarRp. 1.400.000,- per bulan.

Biaya pengoperasian seperti di atas dengananggapan bahwa pemesanan radioisotop dilaku­kan satu kali perbulan sebesar 5 mCi. Secarateoritis, dengan kadar 5 mCi dapat digunakanuntuk 30 pasien untuk pemeriksaan untuk 2 (dua)minggu pertama setelah pembelian isotop. Hal initelah memperhitungkan berkurangnya dosis radio­isotop akibat waktu peluruhan. Dengan demikiansaldo dana yang dikumpulkan dapat bertambah2,5 kali lipat.

Untuk operasi rutin di rumah sakit, jumlahmaksimal ini jarang dapat dicapai. Hal inidisebabkan karena pasien yang akan diperiksatidak dapat ditentukan waktu pemeriksaannya.Jumlah pengguna maksimal mungkin dapatdicapai bila pasien yang akan diperiksa tersediapada kurun waktu 2 minggu pertama tersebut. Halini dapat terjadi pada saat kegiatan-kegiatantertentu seperti kegiatan pemeriksaan kesehatanberkala karyawan suatu instasi.

Peralatan kamera gamma di indonesia padaawalnya adalah hibah dari BATAN. Saat inikamera gamma yang ada sudah banyak yang rusakkarena suku cadangnya sulit didapat dan umur alatyang sudah tua. Kamera gamma yang masih aktifdi antaranya berada di RS. Hasan SadikinBandung, RS. Ciptomakungkusumo Jakarta, RS.Karyadi Semarang dan RS. Sarjito Yogyakarta.Untuk pengadaan kamera gamma diperlukanbiaya miliaran rupiah. Renograf probe kira-kirasepersepuluh dari kamera gamma.

Dari uraian di atas dapat dibuat perban­dingan kelebihan dan kekurangan renograf dualprobe hasil litbangyasa BATAN dengan kameragamma.

66

SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176

Kelebihanl4,71

1. Biaya investasi peralatan lebih murahyaitu sepersepuluh dari kamera gamma.

2. Biaya operasional per pasien lebihmurah yaitu setengah dari kameragamma.

3. Perawatan alat lebih mudah, yang berartihemat biaya.

4. Suku cadang mudah didapat di dalamnegeri, yang berarti hemat biaya.

5. Ruangan temp at yang dibutuhkan lebihkecil, berarti hemat biaya.

6. Daya listrik sarna dengan PC, yangberarti biaya listrik lebih murah.

7. Dosis yang digunakan lebih rendah,berarti biaya penggunaan isotop lebihmurah.

8. Paparan radiasi yang diterima lebihrendah, yang berarti lebih aman darikamera gamma.

Kekurangan [7]

1. Hanya digunakan untuk periksa fungsiginjal saja.

2. Hasil pemeriksaan tidak imaging.3. Belum dapat menentukan GFR dan RPF

seperti pada kamera gamma.4. Perlu pengalaman untuk penempatan

probe sesuai posisi ginjal pasien.

Pelayanan pada masyarakat

Untuk negara berkembang sepertiIndonesia yang pendapatan perkapitanyamasih rendah, biaya pemeriksaan fungsiginjal masih dirasa mahal. Apalagi denganteknologi canggih. Dengan hadirnya per­alatan renograf buatan BATAN, diharapkandapat meringankan masyarakat. Agar ter­jangkau oleh masyarakat diperlukan kebijak­an dari pemerintah diantaranya: penggunaanfasilitas ASKES, Jamsostek, kartu KeluargaMiskin-GAKIN dan lain-lain. Hal ini telah

dilakukan oleh rumah sakit negeri seperti RS.Fatmawati. Pada acara tertentu seperti gelarteknologi, BA TAN juga mensosialisasikanpemeriksaan fungsi ginjal gratis dalamrangka pemasyarakatan teknologi nuklir.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkanbahwa penggunaan perangkat renograf probe

BAT AN untuk diagnosis fungsi ginjal lebihmurah dibandingkan dengan menggunakankamera gamma yang berarti lebih ekonomis untuknegara berkembang seperti Indonesia. Perangkatrenograf hasil litbangyasa BAT AN cocokdigunakan untuk rumah sakit yang sarat denganketerbatasan dana. Pelayanan, perawatan, danperbaikan alat lebih cepat dan mudah karenabuatan dalam negeri. Disamping itu dapatmengurangi ketergantungan pada luar negeri.yangberarti menghemat devisa.

DAFTAR PUST AKA

1. BLAUFOX, M.D., FINE, E., LEE, HB. ANDSCARF, S., 1984, The Role of NuclearMedicine in Clinical Urologi and Nephrology,NM Vo125 :619-625.

2. O'REILLY, P.H., SHILDS, R.A. AND TESTA,H.J., 1986, Nuclear Medicine in Urology andNephrology, 2nd ed, Butterworths, LondonBoston: 91-108.

3. RESNICK, M.1. AND BENSON, M.A., 1989,Manual of Clinical Problems in Urology, 1st ed,Brown and Company, Boston, Toronto, London:35-44.

4. REPORT ON CLINICAL APLICATION., 2001,RAS/4/0 17-005 IAEA "Regional TrainingWorkshop on Refurbishing of Aged Uptake!Renogram System", Yangoon- Myanmar.

5. RUKMONO PRIBADI, 2002, "Ren02002 versionV1.2.4 Renography software User manual",Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir ­BATAN, Jakarta.

6. WIRANTO BUm SANTOSO.,2006, "PerangkatRenograf Sebagai Alat Uji Fungsi Ginjal",Prosiding Gelar Teknologi BATAN 2006,PKTN- BATAN, Jakarta.

7. GOGOT SUYITNO M. D., 2001, "Handout IAEAworkshop RAS/4/017-005", Yangoon-Myanmar.

TANYAJAWAB

Pertanyaan

1. Bagaimana dampak terhadap pasien darikeadaan alat tersebut? (Sajima)

2. Bagaimana keterkaitan pemeriksaan renografyang sudah dilakukan di rumah sakit dengansosioekonomi sekarang?

Djolw Sumanto dkk. 67 Selwlah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Jawaban

1. Dampak biaya yang dikeluarkan pasienlebih kecil menggunakan renograf probedibandingkan dengan kamera gamma.

2. Renograf yang dulu :a. Dimensinya besar sehingga butuh

ruang besarb. Teknologinya sudah ketinggalan se­

hingga jika rusak komputemya tidakada penggantinya karena komputersekarang Pentium IV ke atas tidakada fasilitas slot ISA Bus

3. Renograf sekarang :a. Dimensinya kecil sehingga butuh

ruang kecilb. Teknologinya menggunakan fasilitas

USB dengan komputer pentium IVc. Operating System Windows Xpd. Perangkat lunak user friendly.

SEMINAR NASIONAL II

SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006

ISSN 1978-0176

LAMPIRAN

Gambar 8. Perangkat Renografdengan Posisi Pasien Duduk

Gambar 9. Pemasyarakatan Teknologi NuklirBidang Kesehatan

68