Tinjauan pustaka, Alat bahan, Prosedur COD Rev 1

  • Upload
    padompa

  • View
    37

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Chemichal Oxygen Demand pustaka, prosedur, dan alat bahan.

Citation preview

II. TINJAUAN PUSTAKA

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam contoh. Parameter COD menunjukkan jumlah senyawa organik dalam air yang dapat dioksidasi secara kimia. Makin tinggi nilai dari COD suatu cairan atau limbah maka makin besar jumlah senyawa organik dalam air limbah tersebut yang dapat dioksidasi secara kimia. Pengujian COD menggunakan larutan asam dan diperlukan panas untuk mengoksidasi karbon organik menjadi karbondioksida dan air. Dengan kata lain, COD merupakan pengukuran ekuivalen oksigen pada material organik sampel dengan proses oksidasi dengan oksidator kuat. Oksidator kuat yang biasa digunakan adalah potassium dikromat K2Cr2O7 atau mangan sulfat Mn2(SO4)3. Praktikum ini menggunakan pengoksidasi K2Cr2O7 sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion krom. Jumlah oksidasi yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen O2 mg/L (Alerts dan Santika, 1987).Senyawa-senyawa organik yang dioksidasi, misalnya tannin, fenol, polisacharida, dan sebagainya. Ketika material organik dioksidasi oleh dikromat dalam larutan asam sulfat, mayoritas karbon akan dirubah menjadi karbokdioksida sedangkan hidrogen akan dirubah menjadi air. Ion dikromat dalam keadaan teroksidasi berwarna oranye dan pada keadaan tereduksi maka akan terbentuk ion kromat (Cr3+) berwarna hijau (Boyles, 1997). Berikut merupakan reaksi dikromat dalam asal sulfat dengan material organik :

Keuntungan menggunakan ion dikromat sebagai oksidator adalah ion dikromat akan mengoksidasi secara sempurna, stabil pada suhu ruang jika terhindar dari sinar matahari. Kerugian dikromat adalah beberapa material organik tidak dapat teroksidasi seperti pyridine, proses oksidasi dapat terganggu akibat senyawa anorganik khususnya ion klorida, dan dikromat diklasifikan sebagai zat karsinogenik (Boyles, 1997). Selanjutnya, kelebihan kalium dikromat ditera dengan cara titrasi. Titrasi yang digunakan adalah titrasi redoks (iodometri) yaitu menggunakan larutan KI 30%. Garam KI direduksi menjadi iodium-iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik (Khopkar, 1990). Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Dengan demikian kalium dikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Nilai COD idealnya adalah kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada limbah tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat1. pipet ukur

2. Erlenmeyer

3. waterbath

4. kresek hitam

5. buret3.2 Bahan1. air limbah kahatex2. air limbah kokita

3. air limbah arboretum

4. air limbah selokan

5. air mineral (aqua)

6. aquades

7. H2SO4 6N

8. K2Cr2O79. KI 30%

10. Na2S2O3 0,1N

11. Amilum 1%

III. PROSEDUR

3.1 Pengujian COD1. Pengambilan 5 mL sampel dalam Erlenmeyer.

2. Penambahan 5 mL H2SO4 6N.

3. Penambahan 20 mL K2Cr2O7.

4. Pengocokan larutan hingga berwarna jingga, jika berwarna hijau nilai COD > 1400 ppm dilakukan pengenceran.5. Pemanasan sampel selama 10 menit di waterbath.

6. Pendinginan hingga suhu kamar.

7. Penambahan larutan KI 30% dalam kresek hitam.

8. Pengocokan kuat selama 10 menit.

9. Perlakuan titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai setengah reaksi (warna kuning jerami).

10. Penambahan indikator amilum 1% sebanyak 10 tetes.

11. Perlakuan titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai titik akhir titrasi (warna biru berubah menjadi hijau muda).