91
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh Ibnu Hadjar Al-Asqolani NIM: 208044100018 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435 H/2014 M

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

  • Upload
    ngobao

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH

KELUARGA DI DESA CIMENTENG KECAMATAN

CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

Ibnu Hadjar Al-Asqolani

NIM: 208044100018

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/2014 M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH

KELUARGA DI DESA CIMENTENG KECAMATAN

CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

Ibnu Hadjar Al-Asqolani

NIM : 208044100018

Pembimbing

Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A

NIP. 197608072003121001

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/2014 M

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR, telah

diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 September 2012. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhsiyyah).

Jakarta, 30 Januari 2014

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M

NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A. (…………………….)

NIP. 195003061976031001

2. Sekretaris : Rosdiana, M.A. (…………………….)

NIP. 196906102003122001

3. Pembimbing : Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A (.……………..........)

NIP. 197608072003121001

4. Penguji 1 : Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A. (……..…….……….)

NIP. 195003061976031001

5. Penguji 2 : Rosdiana, M.A. (…………………….)

NIP. 196906102003122001

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 30 Januari 2014

Ibnu Hadjar Al-Asqolani

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang
Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita haturkan kedapa Allah SWT atas

nikmat tak tergantikan yang diberikan kepada kita. Yaitu Islam sebagai ajaran

yang benar dan Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang mulia. Semoga

dengan mensyukuri segala kenikmatanNya, kita semua senantiasa dalam

lindungan dan hidayahNya. Dan dengan semakin banyak kita bershalawat kepada

RasulNya, semakin besar pula harapan kita mendapat naungan syafaatnya di hari

akhirat kelak. Amin.

Selanjutnya penulis bersyukur atas selesainya penulisan skripsi ini guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah pada

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan judul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari betul bahwa masih banyak

kesalahan, kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu besar harapan

penulis ini bukan karya paripurna. Melainkan karya pembuka untuk membuat

karya ilmiah yang lebih sempurna pada tingkat selanjutnya. Tak ada gading yang

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

vii

tak retak. Tak ada manusia yang sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT semata.

Selanjutnya penulis sampaikan, sejak awal masa studi hingga akhir

menyelesaikan skripsi ini tentunya tidak terlepas berkat dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, M.A., M.M., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. A. Mukri Adji., MA selaku Pudek 1 Fakultas Syariah dan Hukum

sekaligus merangkap sebagai Ketua Program Non-Reguler.

3. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A., selaku pembimbing yang dengan berbagai

kesibukannya masih sempat untuk berdiskusi dan memeriksa skripsi penulis

serta memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Mufidah, SH.I selaku Asisten Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan

Hukum yang telah membantu saya selama penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh staff pengajar (dosen) Prodi Ahwal Al-Syakhshiyyah Fakultas

Syariah dan Hukum yang telah banyak menyumbang ilmu dan memberikan

motivasi sepanjang penulis berada di sini.

6. Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan hukum yang telah memberikan

fasilitas referensi buku-buku dalam studi kepustakaan.

7. Seluruh warga Desa Cimentang Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

viii

8. Kedua orang tuaku yang telah berjuang untuk memberikan penulis semuanya

baik moril maupun materilnya.

9. Teman-teman yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan

diskusi yang telah membantu penulis menyusun skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan

do’anya.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua dan dapat memberikan sumbangan lebih dalam tentang

keharmonisan keluarga.

Jakarta, 30 Januari 2014

Ibnu Hadjar Al-Asqolani

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN.......................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………… iv

ABSTRAK…………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR……………………………………………………… vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah…………………... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….. 9

D. Kajian Kepustakaan………………………………….... 10

E. Metode Penelitian ……………………………………. 12

F. Sistematika Penulisan ………………………………… 20

BAB II TENAGA KERJA WANITA DAN RELASI SUAMI

ISTRI DALAM KELUARGA

A. Pengertian Tenaga Kerja Wanita …………………..…. 22

B. Bentuk-bentuk Hak dan Kewajiban Suami Istri …........ 25

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Perundang-

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

x

Undangan …………………………………………….. 31

BAB III GAMBARAN UMUM DESA CIMENTENG

KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

A. Kondisi Geografis dan Demografis …………………... 38

B. Sarana dan Prasaran ………................................................ 41

C. Potensi Masyarakat Desa Cimentang…………………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Profesi Istri ……….. 48

B. Analisis Penulis……………………………………….. 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………… 76

B. Saran-Saran…………………………………………… 77

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………….. 83

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pasangan suami istri pasti sangat mendambakan, memiliki

keluarga yang harmonis, keluarga yang mampu membuat rasa letih berkurang

bahkan hilang saat berkumpul dengan mereka, keluarga yang menyegarkan

kepenatan dan kejenuhan, keluarga yang menjadi sumber kebahagiaan,

keluarga yang menjadi sumber semangat inspirasi dan menjadikan keindahan

yang paling indah dalam hidup ini. Hal tersebut senada dengan firman Allah

SWT dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6, menjelaskan tentang perintah

untuk menjaga keluarga dari api neraka.1

Untuk mewujudkan keluarga seperti yang di atas, haruslah bersama-

sama antara suami dan istri untuk mengekalkan cinta yang merupakan

anugerah dari Allah SWT, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas

hubungan suami dan istri dalam rumah tangga sangat mempengaruhi keluarga

menjadi sakinah mawaddah wa rahmah. 2

Menurut Prof. DR. Quraish Shihab, mengatakan bahwa Mawaddah

adalah “cinta plus” sedangkan “Rahmah” adalah kondisi psikologis yang

muncul di dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan. Rahmah

1 Lihat Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6, tentang perintah untuk menjaga keluarga

dari api neraka. 2 Sholeh Gisymar, Kado Cinta untuk Istri, (Yogyakarta: Arina, 2005), Cet. Ke-1, h.

91.

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

2

menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak cemburu buta, tidak mencari

keuntungan sendiri, tidak menjadi pemarah apalagi pendendam.3 Kualitas

mawaddah wa rahmah di dalam rumah tangga, yang dipupuk oleh suami dan

istri sangat menentukan bagaimana kondisi rumah tangga tersebut, apakah

bahagia atau tidak.

Keluarga dalam istilah ilmu Fiqh disebut “usroh” atau “qirabah”

yang juga telah menjadi bahasa Indonesia, yaitu “kerabat”. Menurut ajaran

Islam pembentukan keluarga itu sifatnya alamiah, bukan buatan. Karena itu

keluarga hanyalah dapat terjadi karena hubungan keturunan (nasab) dan

karena perkawinan.4

Keluarga adalah bangunan agung manusia yang ditegakan di atas dasar

undang-undang, ikatan kemanusiaan dan tabiat alami yang dimilikinya. Oleh

karena itu Islam telah meletakan dasar untuk menegakannya dengan langkah-

langkah persiapan dan struktural yang dimulai dengan bagaimana memilih

jodoh yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit bangunan dan landasan

pembangunan masyarakat, negara dan kehidupan manusia. Manakala sebuah

keluarga telah terbina dengan baik, memiliki bangunan yang kuat dan

hubungan antara anggota keluarga kokoh, maka kondisi masyarakat akan

3 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an, (Bandung: Mizan, 2000), Cet. Ke-11, h.

192. 4 Zakiyah Daradjat, Ilmu Fiqh Jilid 2, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995) Cet. ke-1,

h. 119.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

3

dinaungi kedamaian dan kehidupan umat pun menjadi bersih dan lepas dari

berbagai kejahatan dan penderitaan. Demikian pula sebaliknya, bila bangunan

keluarga berantakan, hubungan antara anggota keluarga putus, maka

tunggulah pasti kekacaubalauan akan datang menimpa, penderitaan dan

kesedihanpun juga akan menghampiri, yang pada hakikatnya manusia akan

kehilangan keharuman rasa cinta dan kasih sayang.5

Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena

keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi

pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya.6

Membina sebuah rumah tangga memang bukan hanya untuk saling

menguasai dan memiliki antara satu pihak dengan pihak yang lain. Karena

pernikahan bukan hanya sebagai sarana pemuas nafsu seksual semata. Di

dalamnya terdapat banyak tugas dan kewajiban yang besar bagi kedua belah

pihak termasuk tanggung jawab ekonomi untuk mencari nafkah.

Nafkah merupakan satu hak yang wajib dipenuhi oleh seorang suami

terhadap istrinya, nafkah ini bermacam-macam, bisa berupa makanan, tempat

tinggal, pelajaran (perhatian), pengobatan, dan juga pakaian meskipun wanita

5 A. Chumaidi Umar, Terjemahan Al-Usroh Al-Muslimah, (Bandung: Mizan, 1990),

Cet ke-1, h. 69-70. 6Ali Yusuf As-Suubki, Fiqh Keluarga; Pedoman Berkeluarga Dalam Islam,

(Jakarta: Amzah), Cet. Ke-1, h. 1.

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

4

itu kaya.7 Memberikan nafkah itu wajib bagi suami sejak akad nikahnya sudah

istrinya dan ini berarti berlakulah segala konsekwensinya secara spontan. Istri

menjadi tidak bebas lagi setelah dikukuhkannya ikatan perkawinan sah dan

benar, maka sejak itu seorang suami wajib menanggung nafkah.8

Keberadaan nafkah sebagai konsekuensi hubungan keluarga,

melahirkan peranakan hukum yang saling berkaitan. Nafkah tidak sekadar dan

sesederhana bagaimana menghadirkan sesuap nasi, atau membungkus tubuh

dengan sehelai baju, tetapi bagaimana implikasinya dalam tatanan hukum

keluarga yang sarat akan tanggung jawab personal.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap keluarga memiliki kebutuhan

yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.9 Ada

kalanya seorang suami tidak memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan tersebutnya. Oleh karenanya, dalam waktu dan kondisi sekarang

berbeda, perempuan telah memiliki peluang yang sama dengan laki-laki untuk

menjadi unggul dalam berbagai bidang kehidupan, bahkan secara ekonomi

tidak lagi tergantung pada laki-laki.

7 Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga sakinah, Al

Bayan Kelompok Penerbit Mizan, terj. Bina’ Al- Usrah Al- Muslimah; Mausu’ah Al- Zuwaj

Al- Islami, (Kairo, Mesir, t.t.), h. 128. 8 Abdul Hamid Kisyik, Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga sakinah, Al

Bayan Kelompok Penerbit Mizan, terj. Bina’ Al- Usrah Al- Muslimah; Mausu’ah Al- Zuwaj

Al- Islami, h. 134. 9 Kebutuhan primer, sekunder dan tersier adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan

oleh manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain.

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

5

Banyak fenomena yang muncul pada masyarakat sekarang dijumpai

perempuan berperan sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya. Seperti

halnya di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

Dalam keadaan terhimpit ekonomi banyak dari mereka bekerja di luar

negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) seperti di Arab Saudi, Malaysia,

Hongkong, Brunai Darussalam dan sebagainya, mereka mengabdikan dirinya

di negeri orang demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi keluarga, istri sebagai

pencari nafkah utama keluarga ini sifatnya hanya sementara waktu saja.

Sehingga terpisahnya jarak dan waktu bersama keluarga. Maka istri tidak

dapat lagi melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai istri dalam rumah

tangga untuk sementara waktu. Dengan munculnya fenomena tersebut maka

mengakibatkan adanya dampak bagi kelangsungan hidup rumah tangga.

Menurut Ibnu Ahmad Dahri, motif yang mendasari istri untuk bekerja

di luar rumah adalah:10

(1) Motif Ekonomi. Seorang wanita yang karena penghasilan orang tua atau

suaminya tidak mencukupi dan terpaksa turut bekerja.

(2) Motif sebagai Alternatif. Seorang wanita yang bekerja bukan semata-mata

karena uang, karena penghasilan suaminya sudah cukup untuk

menghidupi keluarganya.

10

Ibnu Ahmad Dahri, Peran Ganda Wanita Modern, (Jakarta: Al-Kausar, 1992), h.

31.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

6

Kebanyakan perempuan yang sudah menikah menyatakan bahwa

bekerja akan memberi mereka tambahan pendapatan untuk menutupi

kekurangan ekonominya, namun dalam kebanyakan kasus, tekanan ekonomi

bukanlah alasan yang utama, tetapi untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi atau pun untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Dengan bekerjanya istri menjadi TKW di luar negeri maka banyak istri

yang meninggalkan keluarga demi untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarga, sehingga secara otomatis semua tugas istri dalam keluarga diambil

alih oleh suami termasuk dalam “Asah, Asih, Asuh” anak yang seharusnya

menjadi tanggung jawab bersama (suami-istri).

Pada dasarnya konsep hubungan suami istri yang ideal menurut Islam

adalah konsep kemitrasejajaran atau hubungan yang setara antara keduanya

namun konsep kesetaraan atau kemitrasejajaran dalam hubungan suami istri

tidak begitu saja mudah diterapkan dalam kenyataan hidup sehari-hari.

Buktinya sering dijumpai banyak berbagai hambatan untuk mewujudkan nilai

yang ideal tadi. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan-keterbatasan satu sama

lain yang dimiliki oleh manusia, kemampuan antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain juga berbeda, oleh karena itu, wajar bila pada suatu

waktu kaum laki-laki yang diunggulkan, karena memang dia berhak

menyandang posisi sebagai pemimpin. Laki-laki yang mempunyai kelebihan

kekayaan dan kemampuan berburu, sehingga memungkinkan bagi kaum laki-

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

7

laki untuk mencari nafkah. Sementara kaum perempuan dalam kondisi yang

sebaliknya.11

Cimenteng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan luas

wilayah sebesar 1.497,5 Ha, dan terbagi kedalam sembilan perkampungan,

dari ke sembilan perkampungan yang ada di Desa Cimenteng hampir

kebanyakan setiap istri menjadi TKW ke luar negeri, bahkan tak jarang

perempuan yang belum berumah tanggapun pergi merantau ke luar negeri

sebagai TKW karena terbawa kemanisan cerita dari para perempuan yang

sudah pernah bekerja di luar negeri, selain alasan tersebut juga karena

himpitan ekonomi keluarga yang mendorong setiap perempuan di Desa

Cimenteng pergi bekerja di luar negeri untuk menjadi TKW.

Dengan motivasi untuk mengubah nasib maupun adanya daya tarik

upah yang relatif tinggi di luar negeri, mengakibatkan banyak para perempuan

di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur rela menjadi

TKW di luar negeri, bahkan para wanita yang telah bersuamipun telah banyak

menjadi TKW di luar negeri. Menurut Ignas Bethan, bahwa “sebagian wanita

11

Ratna Batara Munti, Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga, Diterbitkan atas

Kerja Sama Lembaga Kajian Agama dan Jender, (Jakarta: Solidaritas Perempuan, 1999), h.

56-58.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

8

Indonesia bersedia berangkat ke Saudi Arabia untuk menjadi tenaga kerja

wanita karena ingin mengubah nasib”. 12

Dari kenyataan-kenyataan yang sudah dipaparkan diatas, penulis

menganggap bahwa masalah ini merupakan masalah yang sangat penting dan

menarik untuk dikaji, untuk itu melihat fenomena tersebut penulis tertarik

untuk membahasnya dengan mengadakan kajian dalam bentuk skripsi yang

berjudul: “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI

SEBAGAI TKW UNTUK MENUNJANG NAFKAH KELUARGA DI DESA

CIMENTENG KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah dan efisien, maka

penulis membatasi pembahasannya seputar:

a) Tinjauan hukum Islam terhadap profesi istri di Desa Cimenteng dalam

menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke luar negeri menurut

pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama.

b) Analisis pentasharrufan gaji istri selama menjadi TKW di luar negeri.

2. Perumusan Masalah

Sejatinya dalam agama Islam mengajarkan bahwa pemberian nafkah

keluarga diwajibkan kepada suami untuk menafkahi semua keluarganya.

12

Ignas Bethan, TKW di Timur Tengah, (Jakarta: Asy-Ayaamil dan Grafika, 1993),

h. 801.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

9

Bahkan hukumnya adalah wajib bagi seorang suami untuk menafkahi

semua anggota keluarganya sehingga tidak ada yang kekurangan dan

sesuai dengan kemampuan seorang suami. Tetapi kenyataannya banyak

fenomena yang terjadi pada masyarakat kita khusunya di daerah-daerah

kewajiban pemberian nafkah ini bergeser bahkan beralih kepada seorang

istri yang seharunya mereka tidak perlu mencari nafkah untuk

keluarganya. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan di atas penulis

merumuskan pertanyaan sebagai berikut:

a) Tinjauan hukum Islam terhadap profesi istri di Desa Cimenteng dalam

menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke luar negeri menurut

pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama?

b) Bagaimana mengenai tasharruf gaji istri selama menjadi TKW di luar

negeri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap profesi istri di

Desa Cimenteng dalam menunjang nafkah keluarga sebagai TKW ke

luar negeri menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan Para Ulama.

b. Untuk mengetahui pentasharrufan gaji istri selama menjadi TKW di

luar negeri.

2. Manfaat Penelitian

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

10

Adapun manfaat dari hasil skripsi ini adalah:

a. Dengan penelitian ini diharapkan bagi penulis dapat menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai realita kehidupan rumah tangga

TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

b. Untuk menambah perbendaharaan perpusatakaan Fakultas Syariah dan

Hukum serta perpustakaan umum tentang penelitian mengenai peran

istri menjadi TKW untuk memenuhi kebutuhan keluarga di Desa

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang

lebih dalam pada masyarakat mengenai pentasharrufan gaji istri

selama menjadi TKW ke luar negeri.

d. Memberikan informasi yang berharga dalam menambah

pengetahuannya tentang peran istri menjadi TKW ke luar negeri untuk

memenuhi kebutuhan keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur.

D. Kajian Kepustakaan

Ada beberapa penelitian skripsi yang menyangkut tema mengenai

TKW/TKI, diantaranya adalah:

No Judul Skripsi Penyusun Tahun

1 Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Dalam Ikho Rosikhoh 1999

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

11

Perspektif Hukum Islam (studi kasus pada PT.

Sandratex Ciputat)

2 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-Hak

Tenaga Kerja Wanita

Maria Ulfah 2003

3 Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perusahaan

Jasa Tenaga Kerja Indonesia Dalam Upaya

Perlindungan Tenaga Kerja si Duar Negeri

(Studi Kasus di PT. PJTKI)

Muhammad Irfan

2005

Penelitian yang dilakukan saudari Ikho Rosikhoh tahun 1999 Fakultas

Syariah dan Hukum sangat menarik mengenai “Perlindungan Tenaga Kerja

Wanita Dalam Perspektif Hukum Islam (studi kasus pada PT. Sandratex

Ciputat),13

skripsi tersebut menjelaskan mengenai perlindungan TKW dalam

perspektif Islam, dalam skripsinya melakukan studi kasus di PT. Sandratex

Ciputat, tetapi tidak menjelaskan dampak keharmonisan keluarga TKW.

Penelitian yang dilakukan saudari Maria Ulfah Fakultas Syariah dan

Hukum tahun 2003 juga sangat menarik mengenai “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Hak-Hak Tenaga Kerja Wanita”14

dalam skripsi tersebut

13

Ikho Rosikhoh “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Dalam Perspektif Hukum

Islam (studi kasus pada PT. Sandratex Ciputat)”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1999), h. 8.

14 Maria Ulfah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-Hak Tenaga Kerja Wanita”,

(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2003), h. 12.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

12

menjelaskan bagaimana hak-hak TKW menurut hukum Islam, tetapi dalam

skripsi tersebut tidak menjelaskan mengenai tasharruf gaji TKW tersebut.

Penelitian yang dilakukan saudara Muhammad Irfan Fakultas Syariah

dan Hukum tahun 2005 sangat menarik mengenai “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia Dalam Upaya

Perlindungan Tenaga Kerja di Duar Negeri (Studi Kasus di PT. PJTKI)”,15

dalam skripsi tersebut menjelaskan bagaimmana perusahaan PJTKI dalam

melindungi para TKI yang bekerja di luar negeri secara hukum Islam, tetap

dalam skripsi tersebut membahas bagaimana faktor-faktor yang

melatarbelakangi para TKI untuk bekerja di luar negeri.

Dari topik-topik yang diangkat penulis tersebut diatas, sudah jelas ada

perbadaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan menggunakan

data deskriftif, yakni mengenai peran istri menjadi TKW untuk memenuhi

nafkah utama keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten

Cianjur serta bagaimana tasharruf gajinya.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian

studi kasus dengan penguraian secara deskritif tentang peran istri menjadi

15

Muhammad Irfan, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perusahaan Jasa Tenaga

Kerja Indonesia Dalam Upaya Perlindungan Tenaga Kerja di Duar Negeri (Studi Kasus di

PT. PJTKI)”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 10.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

13

TKW untuk menunjang nafkah keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur.

Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif menurut Soerjono

Soekanto adalah suatu penelitian yang dimaksud untuk memberikan data

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan gejala-gejala lainnya.16

Selain itu penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang

tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial

atau hubungan antara fenomena yang diuji.17

Ciri penelitian yang

mengunakan tipe deskriptif sebagaimana dikemukankan Winarno

Surachmad, maka dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

a) Memusatkan diri pada analisa masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang dan pada masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa.

2. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data

yaitu:

1) Data Primer

16

Soerjono Soekanto, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), h.

10. 17

Wikipedia, “Penelitian Deskriptif-Wikipedia Bahasa Indionesia”, artikel diakses

pada 19 Januari 2013 dari http://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_deskriptif.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

14

Yaitu data yang diperoleh langsung melalui obyek penelitian,

yakni para istri yang pernah menjadi TKW di luar negeri serta

keluarga TKW termasuk suami dan orang tuanya yang ada kaitannya

dengan materi skripsi ini.

2) Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data yang

didapat dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku,

dokumen-dokumen, internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dan

ada relevansi dengan skripsi ini.

b. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data menurut Suharsini Arikunto

adalah subyek dari mana data diperoleh.18

Dalam penulisan skripsi ini,

penulis menggunakan dua sumber data yaitu:

1) Studi Kepustakaan (Library research)

Yaitu dengan mempelajari dan memanfaatkan beberapa informasi

yang diperlukan melalui buku-buku, maupun laporan studi yang

relevan berkaitan dengan permasalahan, baik catatan maupun laporan

serta instansi lain yang terkait yang hendak diangkat oleh penulis.

2) Studi lapangan (Field research)

18

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Bina Aksara, 1989), h. 10.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

15

Yaitu mengadakan penelitian serta pengamatan langsung kepada

objek yang diamati pada tempat penelitian dalam rangkaian

memperoleh data kongkrit tentang masalah yang diselidiki.19

Metode

ini digunakan untuk mendapatkan data tentang TKW serta keadaan

keluarga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten

Cianjur.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sebagai bahan

penulisan skripsi ini, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara ( Interview )

Pengumpulan data dalam penelitaan ini cenderung menggunakan

data primer yang berupa wawancara, yaitu melakukan tanya jawab

langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data-data yang

berhubungan erat dengan masalah yang dibahas. Antara lain kepada

para para istri yang pernah menjadi TKW di luar negeri, para suami,

kepala Desa, serta keluarga TKW yang ada di Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur yang menjadi responden

dalam skripsi ini.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka artinya

wawancara yang subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang

diwawancarai dan mengetahui maksud dan tujuan wawancara tersebut.

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 9.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

16

Tipe Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak

berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan tidak dibatasi

oleh waktu dan daftar urutan pertanyaan, tetapi tetap berpegang pada

pokok penting permasalahan yang sesuai dengan tujuan wawancara

Pertanyaan dalam wawancara merupakan pertanyaan terbuka,

yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya belum ditentukan terlebih

dahulu, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab

dari pertanyaan yang diajukan.20

b. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat dokumen-

dokumen atau catatan-catatan, metode ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang keadaan keluarga TKW di Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Bila kita ingin

memperoleh data yang akurat mengenai kehidupan masyarakat yang

diteliti, maka diupayakan data primer dan sekunder. Sehubungan

dengan itu subjek penelitian dalam skripsi ini adalah para istri yang

20

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, ed., Metode Penelitian Survei, (Jakarta:

LP3SS, 1989), h. 221.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

17

telah menjadi TKW di luar negeri, suami, dan keluarga TKW yang ada

di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang

memiliki sifat yang sama dengan populasi. Menurut Suharsimi

Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti.21

Mengingat begitu besar dan luasnya populasi dalam

penelitian ini, maka kurang memungkinkan jika melakukan penelitian

populasi secara keseluruhan, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil

yang memuaskan maka penulis menggunakan sampel, yakni

mengambil sebagian dari populasi. Sempel yang diambil adalah 10

perempuan (istri) yang sudah pernah bekerja menjadi TKW di luar

negeri, 10 responden dari suami yang pernah atau masih di tinggal

istrinya ke luar negeri sebagai TKW, 5 responden dari perempuan

belum menikah yang sudah pernah menjadi TKW ke luar negeri dan 5

responden dari masyarakat Desa Cimenteng Kecamatan Campaka

Kabupaten Cianjur dengan jumlah total sebanyak 30 responden.

5. Tehnik Analisa Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, lalu diperiksa untuk

mengetahui apakah benar-benar dapat dipercaya secara akurat, maka data

tersebut kemudian dianalisis dan ditafsirkan secara logis atau masuk akal

21

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 234

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

18

dan sistematis dengan metode induktif dan deduktif. Sistematis maksudnya

adalah setiap analisis saling berkaitan satu sama lain.

Metode induktif22

maksudnya adalah dari data yang khusus ditarik

kesimpulan ke yang umum, setelah dihubungkan dengan studi

kepustakaan mengenai TKW, mencari nafkah menurut hukum Islam serta

hak dan kewajiban suami istri menurut hukum Islam dan undang-undang

pernihakan.

Sedangkan metode deduktif 23

adalah dari data yang umum terlebih

dahulu, untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus

yaitu bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi istri menjadi TKW

terhadap keharmonisan rumah tangganya, serta uraian dalam studi

kepustakaan dijadikan pedoman untuk diterapkan pada data yang

diperoleh. Selanjutnya data dideskripsikan dan ditafsirkan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan ( Library research )

dan Studi lapangan ( Field research ) akan di cek kelengkapannya

dan kemudian dipilah-pilah berdasarkan satuan konsep, kategori,

dan tema mengenai TKW. Dalam hal ini data yang tidak

22

Metode Induktif adalah metode yang digunakan dalam berfikir dengan bertolak

dari hal-hal khusus ke umum.

23 Metode Deduktif adalah metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum

terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

19

diperlukan disisihkan sehingga hanya data yang diperlukan saja

yang akan dipakai.

2) Display Data

Mengingat banyaknya data yang harus dianalisis dan untuk

mengurangi tingkat kesulitan dalam pemaparan dan penegasan

kesimpulan, maka analisis data menggunakan model analisis isi

dan analisis wacana.24

Sehingga keseluruhan data dan bagian-

bagian rinciannya dapat dipaparkan secara jelas.25

3) Kesimpulan

Analisis data secara logis berarti cara berfikir yang digunakan

haruslah urut serta tetap dan tidak berubah, serta tidak ada

pertentangan didalamnya, sehingga kesimpulan yang ditarik bisa di

pertanggung jawabkan secara masuk akal atau logis. Dari

pembahasan dan analisis ini, maka akan diperoleh kesimpulan

yang memberikan jawaban atas permasalahan yang ada.

6. Tehnik Penulisan

Dalam tehnik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis

dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya

24

Analisis Isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi

suatu informasi tertulis. Sedangkan Analisis Wacana adalah analisis isi yang lebih bersifat

kualitatif dan dapat menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan

dari isi kuantiatif.

25 Azharuddin Lathif, dkk., “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum”, (Jakarta: 2012), h. 21.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

20

ilmiah pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sistematis agar memudahkan

penulisan skripsi maka disusun sistematika penyusunannya terdiri dari lima

bab, dengan sub-sub bagian termasuk pendahuluan. Adapun perinciannya

sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian

Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sitematika Penyusunan.

Bab dua menjelaskan tentang, Pengertian Tenaga Kerja Wanita,

Nafkah Dalam Prinsip Islam, Profesi Istri sebagai TKW dan Mencari Nafkah

dalam Pandangan Hukum Islam, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut

Fiqh, meliputi Bentuk-bentuk Hak dan Kewajiban Suami Istri, Kewajiban

Nafkah Suami Menurut Fuqaha, Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut

Perundang-undangan meliputi Hak dan Kewajiban Suami Menurut Undang-

Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dan Hak dan Kewajiban Suami Istri

Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Bab tiga menjelaskan tentang Gambaran umum Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Data Tenaga Kerja Wanita di Desa

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

21

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, dan Kehidupan

Keluarga TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur.

Bab empat menjelaskan tentang Faktor-Faktor yang melatar belakangi

seorang istri menjadi TKW di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka

Kabupaten Cianjur, Tasharruf Gaji Istri Selama Menjadi TKW di Luar

Negeri, dan Dampak Keharmonisan Rumah Tangga Selama Istri Menjadi

TKW ke Luar Negeri.

Bab lima merupakan penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-

Saran.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

22

BAB II

TENAGA KERJA WANITA

DAN RELASI SUAMI ISTRI DALA KELUARGA

A. Pengertian Tenaga Kerja Wanita

Tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara

Indonesia yang bekerja keluar negeri seperti, Arab Saudi, Malaysia,

Hongkong, Brunei Darusalam dan negara-negara lainnya. Istilah TKI

seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar, TKI perempuan sering disebut

TKW.

TKW di Indonesia sering disebut sebagai pahlawan devisa negara

karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 triliun rupiah (pada tahun

2006). Arus migrasi penduduk dari desa ke kota atau dari satu negara ke

negara lainnya menunjukkan frekuensi yang kian hari kian meningkat.1

Meningkatnya frekuensi itu dalam pengamatan penulis disebabkan

oleh dua faktor, pertama, faktor pendorong dan kedua, faktor penarik. Faktor

pendorong penduduk untuk melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah

lainnya adalah kondisi ekonomi daerah asal yang masih tergolong miskin dan

tidak memungkinkan penduduknya untuk hidup layak, sementara beban hidup

1 Ricardo Simatupang, Pengertian TKI, artikel diakes pada 2 April 2013 dari

http://rloen.blogspot.com/2012/10/pengertian-tki.html.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

23

makin meningkat. Sedangkan faktor penariknya adalah adanya perbedaan

upah yang sangat mencolok antara daerah asal dan daerah tujuan.2

Dalam kenyataannya sekarang ini keberadaan TKW menjadi ajang

pungli pagi para pejabat dan agen terkait, bahkan di Bandara Soekarno –

Hatta, mereka menyediakan terminal tersendiri (terminal III) yang terpisah

dari terminal penumpang umum.

Pada tanggal 9 maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan

dan Perlindungan TKW di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab

BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional dibidang TKI di luar

negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja

Luar Negeri (PPTKLN).

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI) adalah sebuah lembaga Pemerintah non departemen di

Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang

penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinir dan

terintegrasi. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81

Tahun 2006. Adapun tugas pokok dari BNP2TKI adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara

Pemerintah dengan pemerintah negara Pengguna TKI atau pengguna

badan hukum di negara tujuan penempatan;

2 Abdul Haris, Memburu Ringgit Membagi Kemiskinan: Fakta di Balik Migrasi

Orang Sasak ke Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 1.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

24

2) Memberikan pelayanan, mengkoordinasi dan melakukan pengawasan

mengenai dokumen calon TKI;

3) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP);

4) Penyelesaian masalah-masalah yang terjadi pada TKI;

5) Sumber-sumber pembiayaan;

6) Informasi;

7) Pemberangkatan sampai pemulangan TKI;

8) Peningkatan kualitas calon TKI dan kualitas pelaksanaan penempatannya;

9) Peningakatan dan Kesejahteraan TKI dan keluarganya;

Untuk melaksanakan penempatan jasa tenaga kerja dikordinir oleh

Dapertemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui lembaga antar kerja

antar negara. Pelaksanaan pengiriman tenaga kerja dilaksanakan oleh

Perusahaan Pengiriman Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).3

Undang-Undang yang mengatur perlindungan TKW adalah Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di

luar negeri antara dua lembaga yaitu Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Badan Nasional Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.

Sejak tahun 2007, BNP2TKI telah melakukan pelayanan TKI yang

dilaksanakan pemerintah, perjalanan sejarah TKW menjadi alasan pembenar

bahkan apa yang biasanya dilakukan di masa lalau itu yang paling benar.

3 Arif Nasution M, Globalisasi dan Migrasi Antar Negara, (Bandung: Alumni,

1999), h. 4.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

25

Di era globalisasi seperti sekarang ini, Penempatan dan Perlindungan

TKW paling tidak harus berpedoman kepada dua Undang-Undang yaitu

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 beserta peraturan dan

pelaksanaannya. Apabila kedua Undang-Undang dan Peraturan dan

pelaksanaannya dipahami dengan benar, maka siapapun atau lemabaga

manapun tidak akan terjebak masalah kewenangan. Karena siapapun sebagai

pemangku kewenangan bukan menjadi ukuran utama namun siapa yang

mengambil peran yang paling benar dalam menjamin hak-hak TKI.

B. Bentuk-bentuk Hak dan Kewajiban

Hikmah diciptakan oleh Allah manusia berpasang-pasangan yang

berlainan bentuk dan sifat, adalah agar masing-masing saling membutuhkan,

saling memerlukan, sehingga dapat hidup berkembang selanjutnya.4

Mendambakan pasangan merupakan fitrah sebelum dewasa, dan dorongan

yang sulit dibendung. Oleh karena itu, agama mensyariatkan dijalinnya

pertemuan antara laki-laki dan perempuan, mengarahkan pertemuan itu

sehingga terlaksananya .perkawinan. dan beralihlah kerisauan laki-laki dan

perempuan menjadi ketentraman dan sakinah.5

4 Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam: Tuntunan Keluarga

Bahagia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994), Cet. Ke-3, h. 1. 5 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur.an, (Bandung: Mizan, 2000), Cet. Ke-11, h.

192.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

26

Perjanjian yang dibuat oleh seorang muslim untuk menjadikan seorang

muslimah sebagai istri, merupakan perjanjian yang dibuat atas nama Allah.

Karena itu hidup sebagai suami istri bukanlah semata-mata sebuah ikatan

yang dibuat berdasarkan perjanjian dengan manusia, yaitu dengan wali dari

pihak perempuan dan dengan keluarga perempuan itu secara keseluruhan,

serta dengan perempuan itu sendiri, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah

membuat perjanjian dengan Allah. Karena itu, pernikahan adalah salah satu di

antara tanda-tanda kekuasaan Allah.6 Allah SWT berfirman dalam surat Ar-

Rum ayat 21:

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan

sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi kaum yang berfikir.

Ayat tersebut menggambarkan jalinan ketentraman, rasa kasih dan rasa

sayang sebagai suatu ketenangan yang dibutuhkan oleh masing-masing

individu. Laki-laki dan perempuan - ketika jauh dari pasangannya. Setiap

suami istri yang menikah, tentu sangat menginginkan kebahagiaan hadir

6 Rusli Amin, Rumahku Surgaku: Sukses Membangun Keluarga Islami, (Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2003), Cet. Ke-11, h. 24.

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

27

dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada ketenangan, ketentraman,

kenyamanan dan kasih sayang.

Rumah tangga yang menjadi surga dunia! tidaklah identik dengan

limpahan materi, kebahagiaan bukanlah sebuah kemustahilan untuk dicapai,

sebab kebahagiaan merupakan pilihan dan buah dari cara berfikir dan

bersikap. Maka dari itu, hanya dengan pasangannyalah ia dapat menikmati

manisnya cinta dan indahnya kasih sayang dan kerinduan.7

Jika aqad nikah sah dan berlaku, maka ia akan menimbulkan akibat

hukum, dan dengan demikian akan menimbulkan pula hak serta kewajiban

selaku suami istri. Hak dan kewajiban itu ada tiga macam yaitu:

a) Hak istri atas suami

Hak istri yang harus dipenuhi oleh suami terdiri dari hak kebendaan dan

hak rohaniah.8

1) Hak kebendaan

a. Mahar

Diantara hak material istri adalah mahar (mas kawin). Pemberian

mahar dari suami kepada istri adalah termasuk keadilan dan keagungan

Hukum Islam. Jika seorang wanita diberi hak miliknya atas mahar tersebut.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa' ayat 4:

7 Lembaga Darut-Tauhid, Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam, Terj. A.

Chumaidi Umar, (Bandung: Mizan, 1990), Cet. Ke-1, h. 82. 8 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid VII, terjemah Fiqh Sunnah, (Bandung: PT. Al

Ma'arif, t.t.), h. 53.

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

28

Artinya: “berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu

nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka

menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang

hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang

sedap lagi baik akibatnya”.

b. Belanja

Yang dimaksud dengan belanja (nafkah) di sini yaitu memenuhi

kebutuhan makan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan istri dan pembantu

rumah tangga jika ia seorang kaya. Hukum memberi belanja terhadap istri

adalah wajib.9 Firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 233 disebutkan:

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban

9 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid VII, terjemah Fiqh Sunnah, h. 77.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

29

ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.

seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.

janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang

ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila

keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya

dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu

ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu

apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan”.

2) Hak bukan kebendaan (rohaniyah)

Diantara hak istri sebagaimana yang telah disebutkan yang berupa

kebendaan itu ada dua macam yaitu mahar dan nafkah. Sedangkan hak istri

yang lainnya adalah berwujud bukan kebendaan adapun hak tersebut yaitu:

a. Mendapat pergaulan secara baik dan patut.10

b. Mendapatkan perlindungan dari segala sesuatu yang mungkin

melibatkannya pada suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa

oleh suatu kesulitan dan mara bahaya. Mendapatkan rasa tenang,

kasih sayang, dan rasa cinta dari suami.11

c. Pembatasan kelahiran

Dalam Islam disebutkan menyukai banyak anak karena hal ini

sebagai tanda dari adanya kekuatan daya pertahanan terhadap

umat-umat dan bangsa lain. Sebagaimana dikatakan bahwa

10

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2006), edisi. I, Cet I, h. 160. 11

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, h. 161.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

30

kebesaran adalah terletak pada keturunan yang banyak, karena itu

Islam mensyari'atkan kawin.12

Namun dalam keadaan istimewa Islam tidak menghalangi

pembatasan kelahiran dengan cara pengobatan guna mencegah

kehamilan atau cara-cara lain. Pembatasan kelahiran ini dibolehkan

bagi laki-laki yang sudah banyak anaknya dan tidak sanggup lagi

memikul beban pendidikan anaknya dengan sebaik-baiknya begitu

pula kalau istri keadaannya lemah atau mudah hamil atau suami

dalam keadaan miskin.

b) Hak Suami atas Istri

Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri adalah hak-hak yang sifatnya

bukan benda, mengapa demikian? Sebab menurut ketentuan Hukum Islam

istri tidak dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk

mencukupkan kebutuhan hidup keluarga. Bahkan lebih diutamakan istri

tidak bekerja mencari nafkah, jika suami memang mampu memenuhi

kewajiban nafkah keluarga dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar istri

dapat mencurahkan perhatiannya untuk melaksanakan serta membina

keluarga. Kewajiban ini cukup berat bagi istri yang memang benar-benar

akan melaksanakannya dengan baik. Sesuatu yang menjadi hak suami

merupakan kewajiban bagi istri untuk melaksanakannya adapun kewajiban

istri terhadap suaminya yaitu:

12

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid VII, terjemah Fiqh Sunnah, h. 121.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

31

1. Menggauli suaminya secara layak sesuai dengan kodratnya;

2. Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya, dan

memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya dalam

batas-batas yang berada dalam kemampuannya.

3. Taat dan patuh pada suami selama suaminya tidak menyuruhnya

untuk melakukan perbuatan maksiat.

4. Menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya bila suaminya

sedang tidak berada di rumah.

5. Menjauhkan dirinya dari segala sesuatu perbuatan yang tidak

disenangi oleh suaminya.

6. Menjauhkan dirinya dari memperlihatkan muka yang tidak enak

dipandang dan suara yang tidak enak didengar.

c) Hak Bersama-sama

1. Halal saling bergaul dan bersenang-senang diantara keduanya;

2. Haram melakukan perkawinan

Setelah akad nikah di sini terjadi hubungan suami dengan keluarga

istrinya dan sebaliknya hubungan istri dengan keluarga suaminya,

akibatnya istri haram dinikahi oleh ayah suaminya, datuknya, anaknya,

cucunya begitu juga ibu istrinya, anak perempuannya dan seluruh

cucunya haram dinikahi oleh suaminya.

3. Hak untuk saling mendapat warisan;

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

32

4. Akibat dari ikatan perkawinan yang sah adalah bila salah seorang

meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan perkawinan maka akan

mendapatkan warisan. Selain hak bersama antara suami istri, dalam

fiqh juga disebutkan mengenai tanggung jawab diantara keduanya

secara bersama-sama setelah terjadinya perkawinan. Kewajiban itu

ialah:

(a) Memelihara dan mendidik anak keturunan yang lahir dari

perkawinan tersebut.

(b) Memelihara kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah dan

rohmah.13

C. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Perundang-Undangan

1. Hak dan Kewajiban Suami Menurut Undang-Undang Perkawinan

No. 1 Tahun 1974

Hak dan Kewajiban Suami Istri Dalam Rumah Tangga telah diatur

menurut undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974. Pembahasan hak

dan kewajiban suami istri diatur dalam BAB VI Pasal 30 sampai Pasal 34.

Pasal 30 berbunyi suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk

menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan

masyarakat.

Pasal 31 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan:

13

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fikih Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, h. 163-164.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

33

1) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan

hidup bersama dalam masyarakat.

2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

3) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga.

Selanjutnya pasal 32 UU perkawinan menegaskan, bahwa:

1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap;

2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini

ditentukan oleh suami istri bersama.

Dalam pasal 33 UU perkawinan menegaskan, "suami istri wajib saling

mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir batin

yang satu kepada yang lain."

Pasal 34 UU Perkawinan disebutkan:

1) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing

dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.14

2. Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam

Selain definisi diatas hhak dan kewajiban suami istri juga dijelaskan

dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), sebagai berikut:

14

Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, Arkola, Surabaya, 15-16.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

34

Pasal 77 menyatakab bahwa:

1) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan

rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang menjadi

sendi dasar dan susunan masyarakat.

2) Sumi istri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan

membari bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

3) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara

anakanak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani

maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.

4) Suami istri wajib memelihara kehormatannya.

5) Jika suami isteri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat

mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama.

Pasal 78 menjelaskan bahwa:

1) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

2) Rumah kediaman yang dimaksud ayat (1), ditentukan oleh suami

istri.

Sedangkan kedudukan suami istri dijelaskan dalam Pasal 79, bahwa:

1) Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga;

2) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan

hidup bersama dalam masyarakat;

3) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

35

Kemudian kewajiban suami dijelaskan dalam Pasal 80, sebagai

berikut:

1) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya,

akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga, yang penting-

penting diputuskan oleh suami istri bersama.

2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuat

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya, dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna, dan

bermanfaat bagi agama dan bangsa.

4) Sesuai dengan penghasilan suami menanggung; a. Nafkah, kiswah

dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga biaya

perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak; c. Biaya

pendidikan bagi anak

5) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4)

huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna

dari istrinya.

6) Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya

sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (2) gugur apabila

istrinya nusyuz.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

36

Kemudian tempat kediaman dijelaskan dalam Pasal 81, sebagai

berikut:

1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-

anaknya, atau bekas istri yang masih dalam iddah.

2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri

selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau

iddah wakaf.

3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-

anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman

dan tenteram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat

penyimpan harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur

alat-alat rumah tangga.

4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan

kemampuannya, serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan

tempat tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga

maupun sarana penunjang lainnya.

Adapun kewajiban seorang istri kepada suaminya dijelaskan dalam

Pasal 83 dan 84, sebagai berikut:

1) Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin

kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum

Islam.

2) Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga

sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

37

Pasal 84:

1) Istri dapat dianggap nusyuz15

jika ia tidak mau melaksanakan

kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kecuali

dengan alasan yang sah.

2) Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya

tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali

hal-hal untuk kepentingan anaknya.

3) Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali

sesudah istri tidak nusyuz.

4) Ketentuan ada atau tidak adanya dari istri harus didasarkan atas

bukti yang sah. 16

15

Nusyuz adalah pembangkangan suami atau istri terhadap pasangan karena suami

atau istri telah melanggar hak-hak pasangan.

16 Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

38

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA CIMENTENG

KECAMATAN CAMPAKAN KABUPATEN CIANJUR

A. Kondisi Geografis dan Demografis

Cimenteng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan luas

wilayah sebesar 1.497,5 Ha, dari keseluruhan luas daerah yang ada di Desa

Cimenteng, megenai penggunaan lahannya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel. 3.1

Penggunaan Lahan Desa Cimenteng1

Penggunaan lahan Luas lahan

Lahan Sawah 170 Ha

Lahan Darat/kering 900 Ha

Lahan Kerhutanan 50 Ha

Lahan Pemukiman 325 Ha

Lahan Industri 52,5 Ha

Secara geografis Desa Cimenteng terdiri dari pegunungan, yang

masyarakatnya mayoritas bertani. Kondisi umum semua tanah di wilayah

Desa Cimenteng adalah wilayah subur untuk pertanian dan aman dari erosi.2

Desa Cimenteng sudah sangat terbuka dengan dunia luar walaupun alat

1 Data Statistik Desa Cimenteng.

2 Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat transoptasi angin, air atau es

karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain dibawah pengaruh gravitasi atau oleh

mahluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

39

transportasi dan kondisi jalan yang kurang baik. Desa Cimenteng meliputi

beberapa perkampungan diantaranya:

Tabel. 3.2

Penggunaan Lahan Desa Cimenteng

No Nama Perkampungan

1 Kp. Sukamukti

2 Kp. Cimenteng

3 Kp. Rawa Gede

4 Kp. Cibanteng

5 Kp. Bantar Panjang

6 Kp. Cilubang

7 Kp. Cibelenok

8 Kp. Lampegan

9 Kp. Cikereti

Adapun yang menjadi batas wilayah Desa Cimenteng dengan desa

lainnya, yaitu:

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa. Karyamukti – Cianjur

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa. Caringin – Sukabumi

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa. Gegerbitung – Sukabumi

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa. Bencoy – Sukabumi

Orbitasi atau jarak tempuh dari Desa Cimenteng ke Kecamatan adalah

kurang lebih 31 Km, jarak tempuk ke Kabupaten adalah 41 Km, sedangkan

jarak tempuh dari Desa Cimentang ke Provinsi Jawa Barat kurang lebih 99

Km dan jarak ke ibu kota Negara/Jakarta yakni 120 Km.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

40

Menurut kepala Desa Cimenteng yang dikutif dari buku laporan

tahunan Desa, jumlah penduduk Desa Cimenteng berdasarkan data hasil

laporan bulanan penduduk sampai akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 6.614

jiwa, terdiri dari Laki-laki sebanyak 3.290 Jiwa, dan penduduk perempuan

sebanyak 3.324 Jiwa, dengan jumlah keseluruhan yaitu 6.614 jiwa. Sedangkan

jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di Desa Cimenteng berjumlah

1.997 KK. Dari data tersebut berikut ini digambarkan dalam tabel mengenai

jumlah penduduk berdasarkan RW.

Tabel. 3.3

Jumlah Penduduk Setiap RW

No. Wilayah RW Jumlah Penduduk

1. Kp. Sukamukti 1.015 Jiwa

2. Kp. Cimenteng 846 Jiwa

3. Kp. Rawa Gede 828 Jiwa

4. Kp. Cibanteng 932 Jiwa

5. Kp. Bantar Panjang 743 Jiwa

6. Kp. Cilubang 617 Jiwa

7. Kp. Cibelenok 844 Jiwa

8. Kp. Lampegan 436 Jiwa

9. Kp. Cikereti 353 Jiwa

Penduduk Desa Cimenteng menurut kepercayaan agama semuanya

menganut agama Islam (100%), dengan jumlah total seimbang dengan jumlah

penduduk yang ada di Desa Cimenteng yaitu 6.614 orang. Sedangkan data

penduduk berdasarkan mata pencaharian bisa di lihat pada tabel berikut ini :

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

41

Tabel. 3.4

Keadaan Penduduk Desa Cimenteng Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Jenis Mata Pencaharian Laki-Laki Perempuan

1. Petani dan buruh tani 1.135 461

2. Buruh Migrant 54 27

3. Pedagang keliling 32 6

4. Pegawai Negrei Sipil 8 2

5. Pengrajin Industri RT 5 1

6. Peternak 5 -

7. Montir 9 -

8. Bidan Swasta - 2

9. Pembantu Rumah Tangga 55 520

10. ABRI/POLRI 1 -

11. Pensiunan/purnawirawan 6 1

12. Pengusaha 65 12

13. Karyawan swasta 75 119

14. Pengrajin - -

15. Tukang 11 -

16. Ojek 29 -

17. Pengemudi angkot 5 -

18. Seniman -

19. Dukun beranak - 7

20. Tukang cukur - -

21. Buruh jasa - -

22. Petambang mas 60 32

23. Lainnya 1.735 2.134

B. Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana pendidikan di Desa Cimenteng berdasarkan hasil

penelitian penulis di Desa Cimenteng bahwa sarana Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) ada sebanyak 3 Unit, Sekolah Dasar (SD) 4 Unit, dan sarana

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

42

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Unit yaitu SMP 5 Campaka

Kabupaten Cianjur yang berlokasi di Kp. Cimenteng.

Selain sarana pendidikan umum di Desa Cimenteng juga terdapat

sarana pendidikan Islam, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) 1 Unit, Madrasah

Diniyah (MD) 5 Unit, Pondok pesantren 2 Unit dan Majelis Taklim sebanyak

35 Unit. Selain sarana dan prasarana pendidikan juga terdapat sarana dan

prasarana pemerintahan dan medis.

Untuk mengetahui sarana dan prasarana secara lengkap, berikut

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel. 3.5

Sarana dan Prasarana di Desa Cimenteng

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

Pemerintahan

1. Kantor Desa 1 Unit

2. Ruang Kepala Desa 1 buah

3. Ruang Sekretaris Desa 1 buah

4. Ruang Staf/Kaur 1 buah

5. Aula Desa 1 buah

6. Sekretariat BPD 1 buah

7. Sekretariat PKK 1 buah

8. Ruang LPM 1 buah

Pendidikan Umum

1 PAUD 3 buah

2 SD 4 buah

3 SMP 1 buah

Pendidikan Islam

1 Madrasah Ibtidaiyah 1 buah

2 Madrasah Diniyah 5 buah

3 Pondok Pesantren 2 buah

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

43

4 Majelis Taklim 35 buah

Keamanan

1 Pos Kamling/tersebar 33 Buah

Situasi dan kondisi sarana dan prasarana kesehatan di Desa Cimenteng

terdapat 7 buah terdiri dari 2 gedung posyandu yang telah dibangun. Kegiatan

posyandu, Posbindu dan lainnya masih numpang dirumah-rumah penduduk.

Selain itu sarana yang telah ada diantaranya timbangan sebanyak 7 buah, meja

2 buah dan bangku bangku 2 buah, menurut pendapat ibu rumah tangga yang

penulis temuikan di tempat penelitian bahwa tingkat kehadiran/kunjungan

balita dan ibu-ibu hamil ke posyandu dilakukan setiap tanggal 10 setiap

bulannya.

Mengenai jumlah tenaga medis yang terdapat di Desa Cimenteng dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 3.5

Tenaga Medis di Desa Cimenteng

No. Jenis Tenaga Medis Jumlah

1. Bidan Desa 1 Orang

2. Dukun Beranak/Paraji Terlatih 5 Orang

3. Dukun Baranak/Paraji Tidak Terlatih 2 Orang

4. Dokter/Bidan Praktek 2 Orang

5. Kader Posyandu 35 Orang

Secara umum keadaan sosial politik, ketentraman dan ketertiban

diwilayah Desa Cimenteng cukup baik, tertib dan aman. Meskipun demikian

masih diperlukan peningkatan kinerja agar keadaanya lebih baik lagi.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

44

C. Potensi Masyarakat Desa Cimenteng

Selama melaksanakan penelitian di Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur. Identifikasi potensi masyarakat di Desa

Cimenteng bermacam-macam, baik dalam bidang sosial keagamaan, Sumber

Daya Alam, sosial, ekonomi maupun budaya lokal masyarakat Desa

Cimenteng.

1. Keagamaan

Desa Cimenteng memiliki potensi yang lebih dibidang agama. Hal

tersebut dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang bersifat keagamaan

seperti, adanya pengajian tiap minggu bagi para ibu-ibu dan para bapak-

bapak serta para remaja, hanya waktu pelaksanananya yang berbeda.

Disamping itu ada juga acara Yasinan tiap malam jum’at oleh para bapak

yang tempatnya di rumah warga secara bergiliran. Dalam bidang

keagamaan, para remaja sangat banyak perannya terlihat adanya

kelompok Qosidahan, sebagai panitia pelaksana peringatan hari besar

Nasional dan Islam, dan pada bulan Ramadhan para remaja dipercaya

oleh pemuka agama (Ustad) untuk mengisi kultum (Kuliah tujuh menit)

setelah shalat Tarawih, serta memimpin tadarus Al-Quran. Hal ini

dimaksudkan sebagai ajang latihan bagi para remaja untuk berkreasi.

Potensi dalam bidang keagamaan juga terlihat dari adanya sekolah

keagamaan seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibanteng, Madrasah

Ibtidaiyah (MD) di Kp. Cimenteng dan Taman Pendidikan Al-Quran

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

45

(TPA) Al-Hidayah di Kp. Sukamukti dengan jumlah santri yang cukup

banyak.

2. Sumber Daya Alam

Banyak Sumber Daya Alam yang dapat dimanfaatkan di Desa

Cimenteng sebagai mata pencarian utama masyarakat adalah bertani dan

berdagang. Contoh pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertanian,

para petani banyak menanan padi, ubi, singkong, jahe, jagung, buah-

buahan (seperti pisang, kolang-kaling dan alpukat) serta gula aren.

Kolang-kaling biasanya dipanen saat menjelang Ramadhan. Masyarakat

banyak memanfaatkan singkong dan ubi untuk pembuatan makanan

cemilan seperti opak dan “enye-enye”.

Contoh pemanfaatan dalam bidang peternakan dapat dilihat dari

banyaknya rumah yang mempunyai hewan ternak (seperti kerbau, sapi,

kambing dan ayam). Kotoran hewan yang paling banyak digunakan untuk

pupuk adalah kotoran kambing, karena mayoritas warga Desa Cimenteng

beternak kambing. Warga di Desa Cimenteng juga ada yang

memanfaatkan sampah daur ulang untuk dijadikan pupuk, baik dari

sampah organik dan dari kotoran hewan. Sedangkan pupuk dari sampah

organik biasanya berasal dari sampah sisa-sisa sayuran, atau sampah yang

dapat diuraikan dalam tanah. Masyarakat Desa Cimenteng sangat pandai

dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada, baik untuk kepentingan

sendiri maupun untuk kepentingan masyarakatnya salah satunya ada

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

46

perusahaan tambang batu dan pasir PT. Sabadan yang berada di Kp. Rawa

Gede dengan adanya pertambangan batu tersebut dibukanya lapangan

pekerjaan dan warung-warung makan yang memberikan incom perkapita

keluarga.

3. Budaya Lokal

Budaya lokal masyarakat kurang terlihat disini. Selama penulis

melakukan penelitian di Desa Cimenteng, mengidentifikasi potensi

budaya lokal hanya sedikit yang terlihat. Seperti masih adanya kegiatan

“Ruwahan” untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan

biasanya pada saat menjelang Ramdhan masyarakat Desa Cimenteng

banyak yang mengadakan acara mengunjungi tempat rekreasi yang

disebut dengan “Papajar”.

4. Bidang Sosial

Kehidupan masyarakat dipandang dari segi sosial terlihat rasa

kebersamaan dan rasa peduli terhadap sesama. Hal ini terlihat ketika

sedang melaksanakan kegiatan yang sifatnya umum seperti hajatan,

pengajian mingguan, atau membersihkan lingkungan (Kerja Bakti).

Rasa kebersamaan terlihat pada saat membersihkan lingkungan,

dengan adanya pembagian tugas antara para bapak, ibu, dan remaja. Para

bapak mendapatkan bagian membersihkan jalan, para remaja

membersihkan lingkungan sekitar dan para ibu menyiapkan makanan

bersama untuk para bapak dan para remajanya. Dengan adanya

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

47

pembagian tugas tersebut, kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan

cepat selesai.

Kepedulian terhadap sesama, ketika ada warga yang punya hajat

(seperti nikahan, sunatan, dll) masyarakat terutama para ibu, ikut

membantu memasak dan menyumbang hasil pertaniannya seperti kelapa,

buah-buahan atau sayuran untuk keperluan warga yang punya hajat

sehingga warga tersebut merasa diringankan.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjaun Hukum Terhadap Profesi Istri

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, berikut ini akan penulis jelaskan

mengenai peran istri di Desa Cimenteng menjadi TKW keluar negeri untuk

memenuhi nafkah keluarga menurut pandangan al-Qur’an, as-Sunnah dan

para Fuqoha.

1. Pandangan Al-Quran

Al-Qur’an mengakui perbedaan anatomi antara pria dan wanita, al-

Qur’an juga mengakui bahwa anggota dari masing-masing gender

berfungsi dengan cara merefleksikan perbedaan yang telah dirumuskan

dengan baik yang telah dipertahankan oleh budaya mereka.1 Al-Qur’an

tidak berusaha untuk meniadakan perbedaan antara pria dan wanita atau

menghapuskan hal fungsional dari perbedaan gender yang membantu

agar setiap masyarakat dapat berjalan dengan lancar dan dapat memnuhi

kebutuhanya.

Jika dipahami secara benar, tidak ada satupun ayat-ayat Al-Qur’an

yang menginformasikan bahwa wanita adalah bawahan pria. Di dalam Al-

Qur’an jelas dinyataan bahwa dihadapan Allah SWT semua manusia

1 Amin Wadud, Qur’an Menurut Wanita, (t.p: t.t, t.t.h.), h. 43.

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

49

adalah sama baik pria maupun wanita mempunyai kedudukan yang

sertara yang membedakan hanyalah ketakwaan, sebagaimana firman

Allah SWT Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 berikut ini:

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Selain itu dalam surat At-Taubah ayat 1 juga tersirat bahwa prinsip

hubungan kemitraan antara pria dan wanita demikian jelas dan nyata,

kesetaraan tersebut juga tidak berlaku bagi kaum pria dan wanita sebagai

individu, tetapi juga dalam konteks kehidupan berkeluarga antara suami

dan istri terutama dalam hal mencari nafkah.

Bila kita lihat Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34, yang menjelaskan

bahwa wanita mempunyai struktur kemandirian dan individualitas sendiri

dan tidak diperlakukan sebagai pelengkap bagi siapapun.

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

50

Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh

karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas

sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah

menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang

saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya

tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan

pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.

kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari

jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha besar”.

Lafadz qowwamun pada ayat di atas pada mufaasir ditafsirkan bahwa

suami adalah pelindung, pemimpin, penanggung jawan dan pengatur

konteks keluarga, kadang ayat tersebut dijadikan sebuah landasan

pegharaman bagi perempuan untuk di wilayah publik (lingkungan kerja)

padahal menurut Amin Wadud, Azizah Al-Hibri dan Riffat Hasan yang

dijelaskan dalam buku Sayyid Sabiq menyatakan bahwa qowwamun

mempunyai arti pencari nafkah atau orang-orang yang menyediakan

sarana pendukung atau sarana kehidupan. Dengan demikian, perempuan

juga tidak ada larangan untuk bekerja, karena pria hanya jadi pemimpin

atas semua perkara.

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

51

Bila kita perhatikan bentuk-bentuk hak dan kewajiban suami istri

menurut Kompilasi Hukum Islam jika aqad nikah telah sah dan berlaku,

maka ia akan menimbulkan akibat hukum, dengan demikian akan

menimbulkan pula hak serta kewajiban selaku suami istri. Salah satu hak

istri yang harus dipenuhi oleh suami adalah hak kebendaan, yaitu belanja

(nafkah).2

Yang dimaksud dengan belanja (nafkah) di sini yaitu memenuhi

kebutuhan makan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan istri dan pembantu

rumah tangga jika ia seorang kaya. Hukum memberi belanja terhadap istri

adalah wajib.3 Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 233 disebutkan:

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua

tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan

kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan

2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid VII, terjemah Fiqhusunnah, (Bandung: PT. Al

Ma'arif, 2003), h. 53. 3 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid VII, terjemah Fiqhusunnah, h. 77.

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

52

cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena

anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban

demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan

kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas

keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut

yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah

Maha melihat apa yang kamu kerjakan”.

Mengenai kadar nafkah pada dasarnya adalah dapat mencukupi

keperluan secara wajar, tetapi dalam beberapa kasus seperti hal nya di

Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur ditemukan

besarnya nafkah yang diberikan suami kepada istri tidak mencukupi

kebutuahan, sehingga banyak dari para istri yang memutuskan untuk

bekerja keluar negeri untuk menjadi TKW demi merubah hidup

keluarganya secara ekonomi.

2. Pandangan As-Sunnah

Secara harfiah nafkah artinya belanja. Adapun pengertian nafkah ialah

uang atau harta yang dikeluarkan untuk suatu keperluan atau untuk

membayar suatu kebutuhan yang dinikmati seseorang. Yang dimaksud

nafkah di sini adalah semua macam belanja yang dikeluarkan oleh

seseorang untuk memenuhi keperluan hidup suami, istri, dan anak-

anaknya.4

4 Muhammad Thalib, Ketentuan Nafkah Istri dan Anak, (Bandung: Irsyad Baitus

Salam, 2000), Cet. I, h. 19.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

53

Kewajiban suami menafkahi istri bukanlah didasarkan pada tradisi,

budaya, adat istiadat masyarakat, atau warisan kebudayaan. Islam

menetapkan kewajiban memberi nafkah kepada istri sebagai suatu

perintah illahiah. Yaitu perintah yang dikeluarkan sendiri oleh Allah SWT

kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, seorang suami yang tidak

menunaikan kewajiban memberi nafkah kepada istrinya telah berdosa

kepada istri dan berdosa kepada Allah SWT.

Kondisi ekonomi melilit seseorang sering kali mengurangi rasa

kekhawatiran yang seharusnya ada pada diri masing-masing orang.

Sebaliknya justru akan menyisihkan segala kekhawatiran dan perasaan

pada resiko yang akan mengancam dirinya sekalipun. Mereka adalah

orang-orang lemah, yang tidak memiliki kuasa di hadapan tawaran-

tawaran yang palimg membahayakan sekalipun. Ini adalah tugas orang-

orang yang kuat dan memiliki kuasa dalam masyarakat. Yaitu, negara

yang seharusnya memberikan jaminan perlindungan terhadap mereka

orang-orang yang lemah dalam hal ekonomi.

Saat ini pemerintah Indonesia belum memiliki kebijakan terkait

dengan penguatan dan perlindungan pekerja domestik atau Pekerja

Rumah Tangga (PRT). Mereka masih dianggap sebagai pembantu, bukan

pekerja. sehingga, ia tidak memiliki hak-hak sebagai pekerja. Pemerintah

belum mengeluarkan kebijakan yang jelas dan tegas dengan

menempatkan mereka sebagai pekerja, sama seperti pekerja-pekerja di

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

54

sektor publik. Para pekerja domestik sampai saat ini belum memiliki hak

upah minimum, hak untuk istirahat, cuti atau lembur. Mereka

dipekerjakan sesuai keinginan dan kebaikan majikan.

Kondisi seperti ini menempatkan para PRT berada pada posisi rentan

terhadap segala bentuk kekerasan, dan tanpa perlindungan hukum yang

jelas dari pemerintah.5

Berdasarkan pada kaidah fiqh bawah ini :

أخفهما أعظمهماضررابارتكاب روعي مفسدتان إذاتعارض

Artinya: "Apabila bertentangan dua kebaikan, maka perhatikan mana

yang lebih besar madlaratnya dengan dikerjakan yang lebih ringan

kepada madlaratnya".

Dalam kaidah ini menyebutkan apabila suatu ketika datang secara

bersamaan dua mafsadat atau lebih, maka harus dipilih atau diseleksi,

manakah mafsadat itu yang lebih kecil atau lebih ringan. Setelah ini

diketahui, maka yang madlaratnya lebih besar atau berat harus

ditinggalkan dan dikerjakan yang lebih ringan madlaratnya.6

Berdasarkan kaidah fiqh tersebut maka profesi sebagai TKW untuk

para istri di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur

diperbolehkan. Karena ketika istri menekuni profesi sebagai TKW di luar

negeri manfaat yang didapat jauh lebih banyak dari pada madlaratnya..

5Muhammad Thalib, Ketentuan Nafkah Istri dan Anak, h. 201-204.

6 Asjmuni A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqh (Qawaidul Fiqhiyah), Cet I, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976), h. 30.

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

55

3. Pandangan Fuqoha

Semua fuqaha mendukung penuh bagi para wanita (istri) untuk tetap

tinggal dirumah dan bekerja untuk anak dan suaminya. Mereka

berpendapat bahwa istri yang bekerja diluar akan banyak mendatangkan

fitnah sehingga mereka melarangnya kecuali dalam keadaan terpaksa.

Ibnu Abbas, pakar tafsir yang terkenal di kalangan sahabat.

menafsirkan bahwa laki-laki (suami) adalah pihak yang mempunyai

kekuasaan dan wewenang untuk mendidik perempuan (istri). Kemudian

Az-Zamaksyari menjelaskan bahwa laki-laki berkewajiban melaksanakan

amar makruf nahi mungkar kepada perempuan, sebagaimana penguasa

terhadap raknyatnya. Al-Alusi menyatakan hal yang senada bahwa tugas

laki-laki adalah memimpin perempuan, sebagaimana pemimpin

memimpin raknyatnya dalam bentuk perintah, larangan dan semacamnya.

Jalaluddin as-Suyuthi memaknainya dengan laki-laki sebagai penguasa

(musallithun) atas perempuan, sedangkan Ibnu Katsir memaknainya

dengan. laki-laki adalah pemimpin yang dituakan dan pengambil

kebijakan bagi perempuan.7

Keempat Imam madzhab yaitu Maliki, Hanafi, Shafi'i, dan Hambali

sepakat bahawa memberikan nafkah itu hukumnya wajib setelah adanya

ikatan dalam sebuah perkawinan. Akan tetapi keempat imam madzhab

7 Sri Mulyati, Relasi Suami dalam Islam, (Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW), UIN

Syarif Hidayatullah, 2004), h. 42

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

56

memiliki perbedaan mengenai kondisi, waktu dan tempat, perbedaan

tersebut terletak pada waktu, ukuran, siapa yang wajib mengeluarkan

nafkah dan kepada siapa saja nafkah itu wajib dberikan. Keempat imam

madzhab sepakat bahawa nafkah meliputi sandang, pangan dan tempat

tinggal.8

Adapun pendapat dari masing-masing fuqaha sebagai berikut:

a. Mazhab Maliki

Menurut Imam Malik mencukupi nafkah keluarga merupakan

kewajiban ketiga dari seorang suami setelah membayar mahar dan

berlaku adil kepada istri. Kalau terjadi perpisahan antara suami dan

istri, baik karena cerai atau meninggal dunia maka harta asli istri

tetap menjadi milik istri dan harta asli milik suami tetap menjadi

milik suami, menurut madzhab Maliki waktu berlakunya pemberian

nafkah wajib apabila suami sudah mengumpuli istrinya. Jadi nafkah

itu tidak wajib bagi suami sebelum ia berkumpul dengan istri.9

Sedangkan mengenai ukuran atau banyaknya nafkah yang

harus dikeluarkan adalah disesuaikan dengan kemampuan suami.

Nafkah ini wajib diberikan kepada istri yang tidak nusuz. Jika suami

8 Abdur Rohman Al Jaziri, Kitab Fiqh al-madzahib al-Arba'ah, Juz 4, Al Maktabah

Al Tijariyyah Al Kubro, Mesir, 1969), h. 553.

9 Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, (Mesir: Dar

Al-Fikr, t.t.), Juz 3, h. 41.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

57

ada atau masih hidup tetapi dia tidak ada ditempat atau sedang

bepergian suami tetap wajib mengeluarkan nafkah untuk istrinya.10

b. Mazhab Hanafi

Menurut Imam Hanafi mencukupi nafkah istri merupakan

kewajiban kedua dari suami setelah membayar mahar dalam sebuah

pernikahan. Nafkah diwajibkan bagi suami selama istri sudah baligh.

Mengenai jumlah nafkah yang wajib dipenuhi oleh suami terhadap

istri disesuaikan dengan tempat kondisi dan masa. Hal ini

dikarenakan kemampuan antar satu orang dengan orang yang lain

berbeda. Pembedaan jumlah nafkah itu berdasarkan pada pekerjaan

suami, jadi kadar atau jumlah nafkah bisa berbeda-beda antara

keluarga yang satu dengan yang lain. Pendapat Imam Hanafi

menyebutkan bahwa nafkah wajib diberikan kepada istri yang tidak

nusuz. Tetapi jika suami masih hidup dia tidak berada ditempat maka

suami tidak wajib memberikan nafkah kepada istri

c. Mazhab Syafi’i

Menurut Imam Syafi'i hak istri sebagai kewajiban suami

kepada istrinya adalah membayar nafkah. Nafkah tersebut meliputi,

sandang, pangan, dan tempat tinggal. Nafkah wajib diberikan kepada

istrinya yang sudah baligh. Sedangkan mengenai ukuran nafkah yang

wajib diberikan kepada istri berdasarkan kemampuan masing-masing.

10

Imam Qodzi Abu Walid Muhammad bin Ahmad, Bidayatul Mujtahid, juz 3, h. 42

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

58

Nafkah tersebut wajib diberikan kepada istri yang tidak nusuz selama

suami ada dan merdeka.

d. Mazhab Hambali

Menurut Hambali suami wajib membayar atau memenuhi

nafkah terhadap istrinya jika istri tersebut sudah dewasa dan sudah

dikumpuli oleh suami, kedua, istri (wanita) menyerahkan diri

sepenuhnya kepada suaminya.11

Nafkah yang wajib dipenuhi oleh

suami meliputi makanan, pakaian, dan tepat tinggal. Memberikan

makanan ini wajib, setiap harinya yaitu dimulai sejak terbitnya

matahari.12

Sedangkan mengenai nafkah yang berwujud pakaian itu

disesuaikan dengan kondisi perekonomian suami. Bila istri memakai

pakaian yang kasar maka diwajibkan bagi suami memberi kain yang

kasar juga untuk tempat tinggal kewajiban disesuaikan menurut

kondisi suami.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebuah keluarga memiliki kebutuhan

yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.13

Salah

satu fungsi dalam keluarga yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut adalah fungsi ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan seluruh anggota

keluarganya.

11

Abdur Rohman Al Jaziri, Kitab Fiqh al-madzahib al-Arba'ah, Juz 4, h. 553.

12 Abdur Rohman Al Jaziri, Kitab Fiqh al-madzahib al-Arba'ah, Juz 4, h. 561.

13 Kebutuhan primer, sekunder dan tersier adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan

oleh manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

59

Keluarga yang memiliki pendapatan rendah akan mencari pekerjaan

lain disaming pekerjaan utamanya, bahkan tidak jarang melibatkan anggota

keluarga lainnya termasuk istri untuk meningkatkan pendapatan (family

generating income) yang salah satunya adalah dengan menjadi Tenaga Kerja

Wanita (TKW) ke luar negeri, alasan utama seorang istri di Desa Cimenteng

bekerja ke luar negeri yaitu untuk memberikan kontribusi ekonomi secara

langsung terhadap pendapatan keluarga. Hal ini dikarenakan pendapatan akan

mempengaruhi aktivitas pengeluaran keluarga dalam memenuhi

kebutuhannya, baik kebutuhan pangan maupun kebutuhan non pangan, karena

sebuah keluarga akan dikatakan sejahtera apabila kebutuhan setiap

anggotanya dapat terpenuhi.

Fakta yang terjadi di Desa Cimenteng menunjukkan bahwa kodrat

perempuan sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga mengalami perubahan,

sebelumnya kebanyakan mereka hanya berada di rumah untuk mengurusi

urusan keluarganya. Aktifitasnya sehari-hari hanya melaksanakan pekerjaan

domestik saja. Namun saat ini seiring berkembangnya zaman situasi dan

kondisi yang berbeda banyak dari mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan

nafkah keluarga ketika kehidupan rumah tangganya mengalami persoalan

dalam hal ekonomi. Minimnya keahlian yang di miliki sebagian besar dari

mereka akhirnya memilih pekerjaan sebagai TKW ke luar negeri.

Menurut penuturan Ibu. Rinda yang merupakan salah satu warga Desa

Cimenteng yang pernah bekerja ke Arab Saudi, menjadi TKW merupakan

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

60

satu pilihan yang tepat walaupun dibalik dari pilihan itu terdapat berbagai

macam resiko yang harus dihadapi salah satunya adalah mendapatkan majikan

yang kurang baik.14

Profesi sebagai TKW mengakibatkan istri jauh dari bagian anggota

keluarga yaitu suami dan anak-anak. Keadaan ini membuat istri tidak dapat

menjalankan kewajibannya walaupun untuk sementara waktu. Padahal

kebahagiaan dalam keluarga itu dapat tumbuh jika istri dapat melaksanakan

kewajiban terhadap suami dan anak-anaknya. Kewajiban ini sangat suci dan

mulia karena dengan memberikan perhatian penuh kepada anak-anaknya dan

mendidik dengan baik akan memunculkan generasi penerus yang baik pula.15

Resiko lain yang akan dihadapi adalah berkaitan dengan keamanan

terhadap diri perempuan itu sendiri. Banyak dijumpai, didengar, juga dilihat

dalam surat kabar, siaran televisi mengenai penganiayaan, pelecehan seksual,

pembunuhan, sampai kasus traficking. Korban dari kejadian itu tidaklah

sedikit, oleh karena itu sudah pasti pekerjaan ini sangat beresiko bagi

perempuan-perempuan Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Dengan munculnya berbagai kasus seperti tersebut di atas, Fatwa MUI

menyebutkan perempuan yang meninggalkan keluarga untuk bekerja keluar

kota atau keluar negeri, pada prinsipnya boleh sepanjang disertai mahrom

14

Wawancara pribadi dengan Ibu. Rinda, eks TKW asal Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

15 Ukasyah Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, (Jakarta: Gema Insani,

1998), h. 27- 28.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

61

keluarga atau lembaga atau kelompok perempuan yang terpercaya. Jika tidak

disertai mahrom (keluarga) hukumnya haram kecuali tidak dalam keadaan

darurat yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan secara syar'i serta

dapat menjamin keamanan dan kehormatan tenaga kerja wanita. Kewajiban

tentang penjaminan keamanan ini diwajibkan kepada pemerintah, lembaga

dan pihak lain dalam pengiriman TKW untuk melindunginya.16

Berbicara mengenai mahrom dalam fiqh memang disebutkan bahwa

perempuan yang akan bepergian selama tiga hari harus ditemani kerabat atau

mahromnya, bahkan ada pandangan yang mengatakan, bepergian satu haripun

harus ditemani mahromnya adapula yang berpendapat bukan batasan hari

yang menentukan perlu tidaknya mahrom, melainkan jarak tempuhnya.

Dalam fiqh madzhab Syafi'i dan pembahasan mengenai pengganti

mahrom bagi perempuan yang akan pergi haji, misalnya perempuan bisa

berpergian dalam rombongan perempuan, sekalipun tidak ditemani keluarga

laki-laki sebagai mahromnya, bahkan bisa juga perempuan berhaji sendirian,

jika jalan yang di lalui benar-benar aman.17

Pada intinya persoalan mengenai mahrom adalah untuk memberikan

jaminan keamanan dan perlindungan diri bagi perempuan bukan larangan bagi

perempuan untuk bepergian. Oleh karena itu, pada kondisi masyarakat

16

Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Bagian Proyek sarana dan

Prasyarana Produk Halal, Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Haji Depertemen Agama RI, 2003, h. 281. 17

Faqihudin Abdul Kodir, dkk, h. 219.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

62

sekarang ini dimana jaminan rasa aman relatif terpenuhi, maka konsep

mahrom pun harus ditafsirkan ulang. Jika mahrom merupakan sebagai sarana

pemberian keamanan sebagaimana dirumuskan pada awalnya telah terpenuhi

oleh sarana yang lebih efektif pada era yang serba maju seperti sekarang ini,

maka kehadiran mahrom dalam bentuk fisik bukan bagi keharusan. Pelayanan

keamanan oleh negara, baik berupa hadirnya aparat dan undang-undang

ataupun kultur masyarakat yang ramah terhadap perempuan dengan sendirinya

akan menjadi mahrom perempuan kemanapun dan kapanpun mereka akan

pergi termasuk menjadi TKW kelua negeri.

Pengamanan dan perlindungan sosial adalah kewajiban negara melalui

sistem politik dan hukumnya untuk memberikan jaminan keamanan dan

perlindungan bagi setiap warganya, baik laki-laki maupun perempuan. Negara

dituntut untuk mewujudkan pengamanan sosial agar masyarakat secara

individual maupun kolektif dapat menjalankan aktifitasnya sehari-hari dengan

aman dan tenang, negara tidak berhak melarang warganya untuk melakukan

aktifitas warga apalagi mengangkat kepentingn yang paling mendasar baik

ekonomi, sosial, politik, maupun pendidikan.18

Seorang istri boleh menjadi TKW dengan ketentuan ia dapat

menghindari dari bahaya yang bisa diakibatkan dari kondisi pekerjaan-pekerja

domestik yang ditawarkan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 195 disebutkan

bahwa Islam menganjurkan dengan tegas agar setiap orang menjaga diri dan

18

Ibid., h. 225

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

63

tidak menceburkan pada suatu hal yamg bisa membahayakan dirinya,

termasuk untuk dirinya sendiri.

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah

kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,

karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Dalam pembahasan kaidah-kaidah relasi kemanusiaan, sudah

dijelaskan bagaimana Islam memberikan apresiasi tinggi terhadap aktifitas

kerja dan orang-orang yang bekerja. Apresiasi dan anjurkan bekerja itu tidak

hanya ditujukan kepada laki-laki tetapi juga kepada perempuan, oleh karena

itu, pelarangan bekerja terhadap siapapun adalah suatu pelanggaran terhadap

prinsip dasar ajaran Islam.19

Islam memang tidak melarang perempuan untuk bekerja, bahkan

dalam agama Islam membenarkannya dengan menganjurkan perempuan untuk

bekerja jika dalam keadaan darurat. Ketika keadaan darurat perempuan sangat

membutuhkan pekerjaan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya.

Dari keterangan di atas sangat tepat bila sebuah keluarga, tidak ada

yang menanggung kebutuhan hidup, maka perempuan (istri) bekerja untuk

mencukupinya. Maka ketika suami tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah

keluarga, berarti istri mempunyai peranan penting dalam hal urusan ekonomi

19

Faqihuddin Abdul Kodir ............... h. 208.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

64

keluarga. Dari sepuluh responden yang bekerja menjadi TKW, sangat jelas

bahwa peranan perempuan dalam rumah tangga sangatlah penting. Dengan

bekerja menjadi TKW kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi. Padahal

dapat diketahui dengan melihat pekerjaan tersebut, keadaan tidak

memungkinkan istri untuk dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang

istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya, walaupun sifatnya hanya sementara

waktu.

B. Analisis Penulis

Bila kita perhatikan, masyarakat yang berada dalam kawasan pedesaan

khususnya di Desa Cimenteng, dalam mempertahankan hidupnya, mempunyai

dua cara pandang dalam masalah sumber pencarian. Yaitu ada yang

memamandang bahwa menjadi TKW adalah suatu gaya hidup dan sebagai

suatu cara hidup, cara pandang yang pertama faktor ekonomi berbaur dengan

faktor-faktor kekeluargaan, agama, sosial dan budaya, maka menjadi TKW ke

luar negeri bukanlah segala-galanya, artinya bukan hal yang utama untuk

mempertahankan hidupnya, kendati kebutuhan ekonomi itu perlu dan penting

mengingat kawasan daerahnya adalah kawasan yang banyak bekerja ke luar

negeri. Sedangkan pada cara pandang yang kedua bertani merupakan suatu hal

yang diutamakan, sedangkan hal lain bersifat sementara.

Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga menjalankan berbagai

fungsi agar dapat bertahan di lingkungan masyarakat. Pada dasarnya, suami

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

65

adalah pemberi nafkah bagi keluarganya. Namun karena desakan ekonomi,

banyak istri yang rela berpisah dengan suami demi meningkatkan

kesejahteraan keluarga dalam segi materi. Lapangan kerja yang sempit dan

pendidikan yang rendah mengakibatkan istri memutuskan untuk bekerja

sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.

Secara umum, pada masyarakat Desa Cimenteng memandang bahwa

menjadi TKW ke luar negeri adalah cara hidup dimana istri dalam

mempertahankan kehidupannya dengan menjadi pembantu rumah tangga, atau

menjadi pembantu rumah tangga adalah mata pencarian yang utama bahkan

mata percarian tunggal, bagi istri yang memandang bahwa menjadi TKW

adalah gaya hidup, berarti menjadi TKW adalah mata pencarian sampingan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kondisi sekarang pada masyarakat Desa Cimenteng dalam suatu

keluarga sudah mengalami peningkatan, dimana sebelumnya para masyarakat

bahwa menjadi TKW hanya dengan beralatkan alat-alat tradisional dan dari

pengetahuan yang turun menurun. Kondisi sekarang para masyarakat dalam

hal pekerjaan khususnya menjadi TKW ke luar negeri sudah mengoptimalkan

pemakaian teknologi dan menggabungkan dengan sistem-sistem yang lain

yang dirasakan lebih menguntungkan dan meringankan dalam akses

mkomunikasi bagi dirinya.

Untuk melihat kehidupan keluarga TKW di Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur dapat dilihat dari mata pencaharian

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

66

keluarga ataupun dari pekerjaan suami. Karena dari sini dapat dilihat bahwa

istri sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan tersebut

dapat dilihat pekerjaan suami adalah sebagai buruh bangunan, sales, guru dan

petani, Selain itu ada beberapa di antara mereka yang tidak memiliki

pekerjaan, tidak memiliki suami (janda), bahkan ada yang ditinggal oleh

suami. Berikut ini adalah pentasarufan gaji istri selama menjadi TKW keluar

negeri di tiga keluarga di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka Cianjur.

Pertama, Keluarga Ibu Rinda dan suaminya (Bpk. Wahyu), mereka

adalah orang Cianjur asli, mereka tinggal di desa yang masyarakatnya cukup

heterogen terutama jika dilihat dari tingkat pendidikan dan ekonominya.

Keluarga ini telah mempunyai dua orang anak, satu berumur 17 tahun, dan

satu lagi berumur 8 tahun, Ibu Rinda adalah lulusan Madrasah Aliyah lulusan

Pondok Pesantren Tarbiyatull Falah Cicurug Sukabumi, sementara suaminya

Bpk. Wahyu adalah lulusan Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al-Musthofa

Sukaraja Sukabumi. Setelah menikah Ibu. Rinda dan suminya, secara

ekonomi tergolong keluarga pas-pasan.

Suami Ibu. Rinda adalah seorang pedagang martabak telor di daerah

Sukabumi. Kondisi keluarga yang pas-pasan itulah kemudian yang

mendorong Ibu. Rinda bekerja di luar negeri sebagai TKW, selama menjadi

TKW di Arab Saudi selama 3 tahun, Ibu. Rinda membeli tanah sawah seluas

2000 m2. Di samping membeli sawah, hasil kerja tersebut juga digunakan

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

67

untuk membeli tanah seluas 100 m2. Rencananya di atas tanah tersebut akan di

bangun rumah tempat tinggal mereka.

Setelah pulangnya Ibu. Rinda dari Arab Saudi ke tempat kelahirannya,

selama 6 bulan Ibu. Rinda merasa perlu untuk pergi lagi ke luar negeri sebagai

TKW untuk mencapai impiannya membuat rumah.

Kondisi ekonomi keluarga yang belum mapan secara ekonomi itu

mendorong Ibu. Rinda untuk untuk berangkat lagi ke Abu Dhabi melalui

bantuan temannya yang sudah lebih dahulu disana dengan menggunakan jalur

Calling Visa (Calon majikan sudah menyediakan tiket pesawat dan Visa kerja

untuk calon pembantu mereka). Keberangkatan Ibu. Rinda kedua kalinya

sebagai TKW selama dua tahun, setelah pulang, uang hasil menjadi TKW

digunakan untuk membangun rumah, kemudian Ibu. Rinda berangkat lagi

menjadi TKW ke Abu Dhabi kembali melalui jalur Calling Visa dari majikan

saudaranya, akan tetapi Ibu. Rinda hanya bertahan satu tahun di sana.

Setelah itu Ibu. Rinda tidak berangkat lagi karena diketahui kabar

bahwa suaminya telah menikah lagi, hal tersebut menjadi pukulan berat bagi

Ibu. Rinda. sekarang Ibu. Rinda telah menikah lagi dengan laki-laki yang

diketahui sahabat dekat dari suaminya dan menjadi Ibu rumah tangga dan

merawat 1 anaknya, dikarenakan yang 1 sudah bekerja dan hidup merantau di

luar kota.

Selanjutnya keluarga Ibu. Aya, keluarga ini di pemukiman masyarakat

yang agamis, dekat pondok pesantren. Ibu. Aya mempunyai dua orang anak.

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

68

Anak pertama laki-laki berumur 12 tahun, anak kedua perempuan berumur 4

tahun. Suami Ibu. Aya bekerja sebagai guru SD di daerahnya. Ibu. Aya dan

suaminya Bpk. Asep menikah 14 tahun yang lalu, setelah menikah, mereka

tinggal bersama orang tua Bpk. Asep. Bpk. Asep adalah anak ke dua dari 4

bersaudara. Dua tahun setelah pernikahan mereka dikaruniai momongan,

setelah anak mereka berumur 1.5 tahun Ibu. Aya bekerja sebagai TKW di

Arab Saudi. Setelah dua tahun, Ibu. Aya pulang ke Desa Cimenteng dan

membangun rumah dari hasil kerjanya tersebut di atas tanah pemberian orang

tua Ibu. Aya seluas 150 m2. Begitu rumah sudah didirikan Ibu. Aya berangkat

lagi ke Arab Saudi, dua tahun pulang lagi gaji selama Ibu. Aya menjadi TKW

di Arab Saudi di gunakan untuk memperbaiki rumah hingga sekarang rumah

yang mereka tempati sudah layak, berpagar tembok, berkeramik, memiliki 2

kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang makan dan

dapur.20

Mulai awal menikah hingga sekarang Ibu. Aya sudah 4 kali menjadi

TKW (4 x 2 tahun = 8 tahun), terakhir dia berangkat di tahun 2005 saat anak

kedua berumur satu tahun. Hasil yang diperoleh Ibu. Aya dari luar negeri

selain untuk membuat dan memperbaiki rumah, juga digunakan untuk

membeli tanah sawah seluas 1.000 m2 di samping untuk membeli sepeda

motor baru bermerek Fit X.

20

Wawancara pribadi dengan Ibu. Aya, eks TKW asal Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

69

Latar belakang pendidikan Ibu. Aya adalah lulus Madrasah Aliyah

sedangkan suaminya adalah Diploma 3 di salah satu kampus di daerah

Sukabumi, setelah lulus Madrasah Aliyah Ibu. Aya pernah menimba ilmu di

salah satu Pondok Pesantren di Sukabumi selama 3 tahun. Ibu. Aya dan

suaminya sekarang hidup berkecukupan dengan penghasilan Bpk. Asep

sebagai Gurus Sekolah Dasar dan memiliki warung kecil-kecilan di

rumahnya. Mereka memiliki rumah bagus yang sekelilingnya diberi pagar

tembok. Dilihat dari kacamata religius, rumah tersebut sejatinya sangat dekat

dengan acara keagamaan karena di samping rumah yang mereka tempati itu

terdapat terdapat mesjid jami yang sering di gunakan masyarakat sekitar untuk

sholat jum’at dan acara keagamaan lainnya. Suami Ibu. Aya selain mengajar

di sekolah ia juga seorang ketua RT di kampungnya.

Menurut penuturan Ibu. Aya, sekarang dia belum ingin menjadi TKW

lagi, karena dia ingin melihat perkembangan anak keduanya, menemani

sekolah tahun ajaran baru ini dan menemaninya belajar.

Berikutnya adalah keluarga Ibu. Enyin dan suaminya (Bpk. Ujang),

keluarga ini hidup di lingkungan masyarakat yang agamis di dekat rumah

mereka terdapat pondok salafiah tahfidh al-Qur’an tepatnya di Kampung

Cimenteng (Pasir Santri), mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki berumur

10 tahun (kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah), mereka tinggal berdampingan dengan

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

70

rumah saudara laki-laki Bpk. Ujang, tanah yang digunakan untuk membuat

rumah adalah tanah warisan dari keluarga Bpk. Ujang seluas 80 m2.21

Kini, keseharian Ibu. Enyin adalah bekerja sebagai Penjual Pulsa dan

sebagai tukang kredit pakaian. Usaha itu dibangun berdasarkan dana yang

didapat dari bekerja di luar negeri sebagai TKW. Meskipun tempat usaha itu

bukan milik mereka tapi milik orang lain yang mereka sewa untuk

mengembangkan usaha. Menurut penulis cerita keluarga ini cukup unik,

karena keduanya pernah bekerja ke luar negeri. Sebelum menikah Bpk. Asep

bekerja di bengkel motor di dekat rumahnya, setelah dua tahun menikah, Ibu.

Enyin pergi bekerja ke luar negeri selama 2 tahun sebagai TKW. Hasil kerja

dua tahun itu mereka gunakan untuk membangun rumah, tapi karena dana

yang tersedia tidak mencukupi maka rumah yang mereka bangun belum

sempurna karena belum di keramik dan di cat meskipun sudah bias ditempati.

Setelah setahun berlalu, gilaran suaminya (Bpk. Asep) yang merantau ke

Malaysia selama dua tahun. Setelah itu Bpk. Asep kembali dan tiga bulan

setelahnya Ibu. Enyin berangkat lagi ke Abbu Dhabi. Hasil kerja di luar negeri

mereka gunakan untuk menyempurnakan rumah seperti mengecat dan

memasang keramik. Kini rumah mereka sudah bagus, bercat hijau,

berkeramik hijau terdiri dari satu kamar tamu, 3 kamar tidur, satu ruang

makan dan dapur. Di samping untuk membangun rumah, hasil kerja mereka

21

Wawancara pribadi dengan Ibu. Enyin, eks TKW asal Desa Cimenteng Kecamatan

Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

71

sebagai TKW dan TKI, mereka gunakan untuk membeli sepeda motor,

membiayai sekolah anak, dan seperti telah disebutkan untuk menyewa toko

sebagai tempat usaha, Counter Handphone dan modal kredit pakaian.

Ibu. Enyin merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, bapak ibunya

sudah meninggal sejak 11 tahun yang lalu. Sedangkan Bpk. Ujang merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara, oleh karena itu dia cenderung mandiri

dalam mencukupi kebutuhan istri dan anaknya, karena harta orang tuanya

digunakan untuk mencukupi kebutuhan adik-adiknya yang masih sekolah.

Tabel. 4.1

Pengelolaan Uang Kiriman Terhadap Keluarga

No Nama Responden Pengelola

1 Cucun Suami

2 Cucum Suami

3 Neni Orang Tua

4 Aya Suami

5 Rinda Suami

6 Eha Suami

7 Warsih Suami

8 Wati Suami

9 Emul Suami

10 Elim Suami

11 Kokoy Suami

12 Enyin Suami

13 Minar Orang Tua

14 Santi Orang Tua

15 Yuli Orang Tua

16 Nyai Suami

17 Iis Suami

18 Elis Suami

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

72

19 Acih Orang Tua

20 Eva Suami

21 Cici Suami

22 Sri Suami

23 Imas Suami

24 Herti Orang Tua

25 Dewi Suami

26 Rani Orang Tua

Sumber : Hasil wawancara dengan responden

Dari tabel di atas dapat dilihat secara jelas tentang upaya pemenuhan

kebutuhan nafkah keluarga TKW. Sebagian besar dari responden

menunjukkan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan tersebut diserahkan

sepenuhnya kepada suami. Dari 26 responden yang memilih suami sebagai

pengelola uang kiriman mempunyai akibat yang beragam. Ibu. Rinda

misalnya dengan menyerahkan pengelolaan uang kiriman kepada suami,

membuat keharmonisan rumah tangga hilang. Ia bercerai dengan suami dan

biaya pendidikan untuk anaknya tidak tersalurkan sepenuhnya.

Berbeda dengan keluarga Imas, Wati, Warsih dan Emul ketika

pengelolaan uang kiriman diserahkan kepada suami keharmonisan rumah

tangga tetap terbangun, dan uang tersebut digunakan sebagaimana mestinya.

Jadi ketika sang istri pulang tidak mengecewakan. Ketika pengelolaan uang

kiriman melalui orang yang diberi kepercayaan hal ini juga memunculkan

persoalan. Sebagaimana yang terjadi di keluarga Minar dan Santi. Memang

uang hasil kerja selama menjadi TKW sampai ketangan keluarga untuk

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

73

memenuhi kebutuhan, tetapi sebagian dari uang tersebut dimanfaatkan oleh

orang tua tiri mereka, uang tersebut digunakan untuk menutup kebutuhan-

kebutuhan pribadinya. Dengan menyerahkan pengelolaan uang kepada orang

tua tiri.

Tabel. 4.2

Tabel Pengunaan Uang Kiriman

No Nama Responden Tasaruf Gaji

1 Cucun - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

2 Cucum - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

3 Neni - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

4 Aya - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Merenovasi rumah

5 Rinda - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

6 Eha - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

7 Warsih - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membayar hutang

8 Wati - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

9 Emul - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membangun rumah

10 Elim - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

11 Kokoy - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

12 Enyin - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

74

- Pendidikan anak

- Membeli peralatan rumah

13 Minar - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membangun rumah

14 Santi - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membangun rumah

15 Yuli - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membayar hutang

16 Nyai - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

17 Iis - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

18 Elis - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak dan adik-adiknya

19 Acih - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

20 Eva - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membeli peralatan rumah

21 Cici - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

22 Sri - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

23 Imas - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Renovasi rumah

24 Herti - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

25 Dewi - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Pendidikan anak

- Membangun rumah

26 Rani - Memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

- Membangun rumah

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat tentang tasyaruf gaji istri

sebagai TKW untuk keluarganya dari 26 responden meyebutkan bahwa uang

hasil kerja menjadi TKW digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

membiayai pendidikan anak, membangun rumah, merenovasi rumah, atau ada

pula yang digunakan untuk membayar hutang.

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

75

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dapat dilihat bahwa

istri memiliki peran penting dalam keluarga. Dengan menekuni profesi

sebagai TKW kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anak, serta tempat

tinggal dapat terpenuhi.

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan analisis penulis terhadap hasil penelitian

yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Profesi sebagai TKW banyak di sandang oleh perempuan di Desa

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, hal ini didorong

oleh faktor ekonomi masyarakat yang lemah. Profesi sebagai TKW tidak

memungkinkan bagi perempuan di Desa Cimenteng untuk bertemu

dengan keluarganya karena profesi ini mengakibatkan terpisahnya jarak,

waktu dan tempat tinggal dengan anak dan suami walaupun sifatnya

hanya sementara. Dalam pandangan hukum Islam profesi sebagai TKW

merupakan sebuah pekerjaan yang diperbolehkan. Kebolehan ini ada

beberapa ketentuan yang mengaturnya yaitu pertama, apabila ada jaminan

keamanan dari negara bagi diri TKW. Hal ini untuk mengantisipasi jika

seorang perempuan bekerja tanpa ditemani mahrom. Kedua, dengan

mempertimbangkan manfaat dan madlaratnya ketika perempuan memilih

profesi sebagai TKW. Berdasarkan hal tersebut maka profesi sebagai

TKW bagi perempuan (istri) di Desa Cimenteng Kecamatan Campaka

Kabupaten Cianjur diperbolehkan.

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

77

2. Sebagian besar dari mereka untuk mentasyarufkan gaji hasil kerjanya

melalui suami dan orang tua yang diberi kepercayaan penuh untuk

mengatur segala kebutuhan ekonomi keluarga yang ditinggalkannya.

Tasyaruf gaji istri sebagai TKW di luar negri pada masyarakat Desa

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, membiayai pendidikan anak,

membayar hutang dan memenuhi tempat tinggal bagi keluarganya.

Pilihan jalan keluar untuk merubah nasib menjadi TKW para istri di Desa

Cimenteng Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur tidak semua

mencapai tujuan yang diimpikan. Hal ini dapat dilihat dari akibat yang

muncul setelah istri menekuni profesi sebagai TKW. Persoalan itu

muncul karena kesalahan mengenai cara mentasyarufkan gaji dari hasil

kerjanya. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

melalui suami atau orang tua, yang dipercaya memiliki dampak tersendiri.

Bahkan sampai mengurangi bahkan merusak keharmonisan rumah

tangga.

B. Saran-saran

1. Pemerintah sebagai penyelenggara pengamanan dan perlindungan sosial

merupakan kewajiban negara melalui sistem politik dan hukumnya, maka

dari itu jaminan untuk memberikn keamanan dan perlindungan bagi

warganya baik laki-laki maupun perempuan harus benar-benar di

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

78

tegakkan. Hal ini untuk menghindari berbagai kemungkinan yang akan

terjadi bagi warganya yang menjadi TKI (TKW), karena sampai saat ini

tidaklah sedikit yang menjadi korban keegoisan majikan ketika bekerja di

negara lain.

2. Kepada suami yang ditinggal istri menjadi TKW, sebaiknya memahami

relasi suami istri dalam rumah tangga. Ketika suami tidak mampu

memberi nafkah bagi keluarga sementara istri bekerja menjadi TKW

sudah menjadi kenyataan yang harus diterima jika untuk sementara waktu

pekerjaan dalam rumah tangga menjadi tanggung jawab yang harus

dilaksanakan khususnya merawat dan mendidik anak. Karena anak

merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga oleh kedua orang tuanya.

Maka dari itu jika istri tidak berada di rumah karena menjadi TKW di luar

negeri tidak menjadi sebuah kesalahan jika suami memberikan

pengawasan atau perhatian kepada anak-anaknya.

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

80

DAFTAR PUSTAKA

Al Jaziri, Abdur Rohman. Kitab Fiqh al-madzahib al-Arba'ah. Al Maktabah

Al Tijariyyah Al Kubro, Mesir, 1969, Juz 4.

Amin, Rusli. Rumahku Surgaku: Sukses Membangun Keluarga Islami.

Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003, Cet. Ke-11.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Bina Aksara, 1989.

As-Suubki, Ali Yusuf. Fiqh Keluarga; Pedoman Berkeluarga Dalam Islam.

Jakarta: Amzah, Cet. Ke-1.

Athibi, Ukasyah., Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya. Jakarta: Gema Insani,

1998.

Bethan, Ignas. TKW di Timur Tengah. Jakarta: Asy-Ayaamil dan Grafika,

1993.

Dahri, Ibnu Ahmad. Peran Ganda Wanita Modern, Jakarta: Al-Kausar, 1992.

Daradjat, Zakiyah. Ilmu Fiqh Jilid 2. Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995, Cet.

ke-1.

Gisymar, Sholeh. Kado Cinta untuk Istri. Yogyakarta: Arina, 2005, Cet. Ke-1.

Haris, Abdul. Memburu Ringgit Membagi Kemiskinan: Fakta di Balik Migrasi

Orang Sasak ke Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Bagian Proyek sarana dan

Prasyarana Produk Halal. Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat

Islam dan Penyelenggaraan Haji Depertemen Agama RI, 2003.

Ibn Ahmad, Imam Qodzi Abu Walid Muhammad. Bidayatul Mujtahid. Mesir:

Dar Al-Fikr, t.t. Juz 3.

Irfan, Muhammad. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perusahaan Jasa

Tenaga Kerja Indonesia Dalam Upaya Perlindungan Tenaga Kerja di

Duar Negeri (Studi Kasus di PT. PJTKI)”. Skripsi S1 Fakultas Syariah

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

81

dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2005.

Kisyik, Abdul Hamid. Bimbingan Islam untuk Mencapai Keluarga sakinah.

Al Bayan Kelompok Penerbit Mizan, terj. Bina’ Al- Usrah Al-

Muslimah; Mausu’ah Al- Zuwaj Al- Islami. Kairo, Mesir, t.t..

Lathif, Azharuddin. dkk., “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum”, Jakarta: FSH, 2012.

Lembaga Darut-Tauhid. Kiprah Muslimah dalam Keluarga Islam. Terj. A.

Chumaidi Umar, Bandung: Mizan, 1990, Cet. Ke-1.

M., Arif Nasution. Globalisasi dan Migrasi Antar Negara. Bandung: Alumni,

1999.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, ed., Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3SS, 1989.

Mulyati, Sri. Relasi Suami dalam Islam. Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW),

UIN Syarif Hidayatullah, 2004.

Munti, Ratna Batara. Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga. Diterbitkan

atas Kerja Sama Lembaga Kajian Agama dan Jender, Jakarta:

Solidaritas Perempuan, 1999.

Nasution, Amir Taat. Rahasia Perkawinan dalam Islam: Tuntunan Keluarga

Bahagia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1994, Cet. Ke-3.

Rahman, Asjmuni A. Qaidah-qaidah Fiqh (Qawaidul Fiqhiyah). Jakarta:

Bulan Bintang, 1976, Cet I.

Rosikhoh Ikho. “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Dalam Perspektif

Hukum Islam (studi kasus pada PT. Sandratex Ciputat)”. Skripsi S1

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1999.

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah Jilid VII. Terjemah Fiqh Sunnah, Bandung: PT.

Al Ma'arif, t.t..

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur.an. Bandung: Mizan, 2000, Cet. Ke-11.

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERAN ISTRI SEBAGAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tinjauan hukum islam terhadap peran istri. sebagai tkw untuk menunjang

82

Simatupang, Ricardo. Pengertian TKI, artikel diakes pada 2 April 2013 dari

http://rloen.blogspot.com/2012/10/pengertian-tki.html.

Soekanto, Soerjono. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1986.

Syarifudin, Amir. Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fikih Munakahat

dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana, 2006, edisi. I,

Cet I.

Thalib, Muhammad. Ketentuan Nafkah Istri dan Anak. Bandung: Irsyad

Baitus Salam, 2000, Cet. I.

Ulfah, Maria. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-Hak Tenaga Kerja

Wanita”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.

Umar, A. Chumaidi. Terjemahan Al-Usroh Al-Muslimah. Bandung: Mizan,

1990, Cet ke-1.

Wadud, Amin. Qur’an Menurut Wanita. t.p: t.t, t.t.

Wawancara pribadi dengan Ibu. Aya, eks TKW asal Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

Wawancara pribadi dengan Ibu. Enyin, eks TKW asal Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

Wawancara pribadi dengan Ibu. Rinda, eks TKW asal Desa Cimenteng

Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, pada 2 April 2013.

Wikipedia, “Penelitian Deskriptif-Wikipedia Bahasa Indionesia”, artikel

diakses pada 19 Januari 2013 dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_deskriptif.