8
1 TINJAUAN EKONOMI MAKRO Desember 2019 Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

1

TINJAUANEKONOMI MAKRO

Desember 2019

Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia

Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Page 2: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

EXECUTIVE SUMMARY❑ Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun ketidakpastian pasar keuangan global menurun. Terdapat

sejumlah perkembangan positif terkait dengan perundingan perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses

keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih berlanjut.

❑ Trend harga minyak dan emas menguat.

❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Desember 2019 memutuskan untuk

mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar

4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,75%.

❑ Tingkat inflasi harga konsumen AS bulan Desember 2019 naik menjadi 2,3% (year on year) 2,1% pada bulan

sebelumnya dan sesuai dengan konsensus pasar.

❑ Inflasi Bulan Desember tercatat sebesar 0,34% (m-t-m) atau 2,72% (y-o-y).

❑ Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point melemah 1,58% terhadap Dolar AS dengan bergerak

dari posisi Rp14.105 per USD pada 29 November 2019 menjadi Rp13.882,50 per USD pada 31 Desember

2019.

❑ Neraca perdagangan Indonesia pada November 2019 mengalami defisit.

❑ Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3

bulan impor.

❑ Pada periode 29 November-27 Desember 2019, bursa saham domestik bergerak menguat.

❑ Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 29 November -30 Desember 2019 mengalami

kenaikan kecuali pada tenor di atas 20 tahun.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

Page 3: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

1. IKHTISAR EKONOMI GLOBAL

Sumber: investing.com, diolah

A. Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun ketidakpastian pasar keuangan global menurun

Trend harga minyak bergerak menguat sepanjang bulan

Desember, sehubungan dengan peningkatan permintaan minyak di

musim dingin dan pemotongan pasokan oleh negara-negara OPEC

sebesar 500 ribu barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari

(Okezone, 3 Desember 2019).

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di

posisi 29 Desember menguat +10,35% dari sebelumnya pada 29

November berada di harga USD55,82 per barel ke harga USD60,88 per

barel. Adapun dari posisi awal tahun yaitu dari posisi 1 Januari 2020,

harga minyak West Texas Intermediate (WTI) telah menguat sebesar

+32,67% yaitu dari sebelumnya USD45,89 perbarel menjadi USD60,88

perbarel. Pergerakan harga minyak mentah di masa mendatang

bergantung pada tingkat kepatuhan negara-negara OPEC+ dan

kebijakan negara-negara maju terkait penggunaan renewable energy,

serta prospek ekonomi global pasca perang dagang.

B. Harga Minyak Dan Emas Menguat

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

Sikap the Fed yang berbalik “dovish”, membuat harga

komoditas metal naik akibat tingginya permintaan atas aset “safe-

haven” . Perang dagang AS-Cina juga menghasilkan ketakutan

terjadinya resesi di dua negara dengan perekonomian terbesar di

dunia tersebut. Pada posisi 29 Desember harga emas diperdagangkan

di level USD1.522,65 per troy ounce atau melemah sebesar +3,39%

dari posisi 29 November dari sebelumnya berada di level USD

1.522,65 per troy ounce. Adapun dari posisi 1 Januari 2019 harga

emas mengalami kenaikan sebesar +18,65% yaitu dari sebelumnya

USD1.283,35 per troy ounce menjadi USD1.522,65 per troy ounce.

Sumber: investing.com, diolah

1

Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun

ketidakpastian pasar keuangan global menurun. Terdapat

sejumlah perkembangan positif terkait dengan perundingan

perang dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris

dari Uni Eropa (Brexit), meskipun sejumlah risiko geopolitik masih

berlanjut. Pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan 3,0% pada

2019, menurun dari 3,6% pada 2018, dan kemudian pulih

terbatas menjadi 3,1% pada 2020, ditopang pertumbuhan negara

berkembang. PDB AS dan Tiongkok melambat dipengaruhi

terbatasnya stimulus dan dampak pengenaan tarif yang sudah

terjadi. Ekonomi India juga menurun dipengaruhi konsolidasi di

sektor riil dan sektor keuangan, baik bank maupun nonbank.

Perbaikan terlihat pada Eropa dan Jepang, meskipun masih relatif

terbatas, ditopang permintaan domestik yang membaik.

Kemajuan dalam perundingan perdagangan antara AS-Tiongkok

juga berdampak pada menurunnya risiko di pasar keuangan

global serta mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing ke

negara berkembang. Ke depan, prospek ekonomi global

dipengaruhi kemajuan trade deal AS-Tiongkok, pemanfaatan

trade diversion negara berkembang, efektivitas stimulus fiskal dan

pelonggaran kebijakan moneter, serta kondisi geopolitik. Prospek

pemulihan global tersebut menjadi perhatian karena dapat

memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik dan arus

masuk modal asing.

Sumber: bps.go.id, tradingeconomics.com

6.4

0%

3.1

0%

1.1

0%

1.7

0%

6.2

0%

2.3

0%

0.2

0%

2.0

0%

6.0

0%

2.1

0%

0.5

0%

2.0

0%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

Tiongkok Amerika Serikat Singapura Korea Selatan

Pertumbuhan Ekonomi

(y-o-y)

Q3/2018 Q2/2019 Q3/2019

52.75

54.70

56.66

54.18

57.72

55.21 55.17

59.20

61.22

60.88

50.00

52.00

54.00

56.00

58.00

60.00

62.00

64.00

Oct-19 15-Oct-19 29-Oct-19 12-Nov-19 26-Nov-19 10-Dec-19 24-Dec-19

Crude Oil WTI

1,513.80

1,504.40

1,488.70

1,495.80

1,514.80

1,483.70

1,457.10

1,470.20

1,480.20

1,460.80

1,468.00

1,475.00

1,488.70

1,522.65

1,450.00

1,460.00

1,470.00

1,480.00

1,490.00

1,500.00

1,510.00

1,520.00

1,530.00

Harga Emas (COMEX)

Page 4: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

C. Indikator Ekonomi AS

Sumber: tradingeconomics

C.1. Tingkat Inflasi AS

C. 2. Tingkat Pengangguran AS

Sumber: tradingeconomics

D. Pergerakan indeks saham global

Sumber: investing.com

Sumber: investing.com

Perkembangan positif terkait dengan perundingan perang

dagang antara AS-Tiongkok serta proses keluarnya Inggris dari Uni

Eropa (Brexit) mendorong perbaikan risk appetite pelaku pasar

terhadap aset-aset berisiko. Kondisi demikian mendorong bursa-

bursa saham global menguat sepanjang bulan Desember ini.

Pada periode 29 November- 27 Desember 2019 indeks utama

di bursa saham AS dan beberapa indeks utama bursa saham di Asia

bergerak menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat

+2,12% yaitu dari sebelumnya 28.051,41 pada 29 November

menjadi 28.645,26 pada 27 Desember. Indeks S&P500 bergerak

menguat +3,15% dari sebelumnya 3.140,98 pada 29 November

menjadi 3.240,02 pada 27 Desember. Indeks Nasdaq menguat

+7,17% dari sebelumnya 8.403,68 pada 29 November menjadi

9.006,62 pada 27 Desember. Indeks Hang Seng di bursa saham Hong

Kong menguat +7,13% dari sebelumnya 26.346,49 pada 29

November 2019 menjadi 28.225,42 pada 27 Desember. Bursa

saham Jepang dengan indeks Nikkei menguat +2,33% yaitu dari

sebelumnya 23.293,91 pada 29 November 2019 menjadi 23.837,72

pada 27 Desember 2019.

2

Tingkat inflasi harga konsumen AS bulan Desember 2019 naik

menjadi 2,3% (year on year) dari 2,1% pada bulan sebelumnya dan

sesuai dengan konsensus pasar. Inflasi bulan Desember 2019

merupakan tingkat tertinggi sejak Oktober 2018, didorong oleh

rebound tajam pada biaya energi (3,4% vs -0,6% pada November).

Namun inflasi makanan turun menjadi 1,8% dari 2,0%. Kenaikan harga

tambahan dicatat untuk komoditas perawatan medis, layanan

perawatan medis dan tempat tinggal. Tingkat inflasi inti, yang tidak

termasuk item volatile seperti makanan dan energi, tidak berubah

pada 2,3%, juga sejalan dengan perkiraan pasar. Tingkat Inflasi di

Amerika Serikat rata-rata 3,25% persen dari tahun 1914 hingga 2019,

mencapai rekor tertinggi sepanjang waktu di level 23,70% pada Juni

1920 dan rekor terendah -15,80 % pada Juni 1921.

Tingkat pengangguran AS tetap stabil di 3,50% pada Desember

2019, merupakan level terendah sejak 1969 dan sejalan dengan

ekspektasi pasar. Jumlah orang yang menganggur menurun 58 ribu

jiwa menjadi 5,75 juta jiwa sementara lapangan pekerjaan naik 267

ribu menjadi 158,80 juta. Tingkat partisipasi angkatan kerja tidak

berubah pada angka 63,20%. Tingkat Pengangguran di Amerika

Serikat rata-rata 5,73% dari 1948 hingga 2019, mencapai rekor

tertinggi sepanjang masa di angka 10,80% pada November 1982 dan

rekor terendah 2,50% pada Mei 1953.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

3.90%

4.00%

3.80% 3.80%

3.60%3.60%

3.70%

3.70%

3.70%

3.50%

3.60%

3.50%

3.20%

3.30%

3.40%

3.50%

3.60%

3.70%

3.80%

3.90%

4.00%

4.10%

US Jobless Rate

28,051.41

27,502.81

27,649.78

27,909.60

27,911.30

28,135.38

28,376.9628,462.14

27,400

27,600

27,800

28,000

28,200

28,400

28,600

28,800

29-Nov-19 4-Dec-19 9-Dec-19 14-Dec-19 19-Dec-19 24-Dec-19 29-Dec-19

Dow Jones Industrial Average

Indeks 29-Nov-19 27-Dec-19 Change Change(%)

S&P 500 3,140.98 3,240.02 99.04 3.15%

Nasdaq 100 8,403.68 9,006.62 602.94 7.17%

Dow 30 28,051.41 28,645.26 593.85 2.12%

FTSE100 7,346.53 7,644.90 298.37 4.06%

DAX 13,236.38 13,337.11 100.73 0.76%

Hang Seng 26,346.49 28,225.42 1,878.93 7.13%

Nikkei 225 23,293.91 23,837.72 543.81 2.33%

1.90%

1.60%

1.50%

1.90%

2.00%

1.80%

1.60%

1.80%1.70%

1.70%

1.80%

2.10%

2.30%

1.40%

1.50%

1.60%

1.70%

1.80%

1.90%

2.00%

2.10%

2.20%

2.30%

2.40%

CPI Inflation

Page 5: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

2. EKONOMI MAKRO INDONESIA: SUKU BUNGA TUJUH HARI TETAP 5,00%

A. Suku Bunga BI rate Tetap 5,00%

Sumber: Bank Indonesia, update: 31 Desember 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik

3

C. Inflasi Bulan Desember Tercatat Sebesar 0,34% (m-t-m) atau 2,72% (y-o-y)

Pada Desember 2019 terjadi inflasi sebesar 0,34%

(m-t-m) atau sebesar 2,72% (y-o-y). Inflasi terjadi karena

adanya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan

sebesar 0,78%; kelompok makanan jadi, minuman,

rokok, dan tembakau sebesar 0,29%; kelompok

perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar

0,09%; kelompok sandang sebesar 0,05%; kelompok

kesehatan sebesar 0,29%; dan kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,58%.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami

deflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan

olahraga sebesar 0,05%.

Komponen inti pada Desember 2019 mengalami

inflasi sebesar 0,11%. Tingkat inflasi komponen inti

tahun kalender (Januari–Desember) 2019 dan tingkat

inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2019

terhadap Oktober 2018) sebesar 3,02%.

Dengan tingkat inflasi yang masih rendah target

Bank Indonesia untuk inflasi sebesar

3,5±1% diperkirakan masih dapat tercapai.

Tahun Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

2017 3.49% 3.83% 3.61% 4.17% 4.33% 4.37% 3.88% 3.82% 3.72% 3.58% 3.30% 3.61%

2018 3.25% 3.18% 3.40% 3.41% 3.23% 3.12% 3.18% 3.20% 2.88% 3.16% 3.23% 3.13%

2019 2.82% 2.57% 2.48% 2.83% 3.32% 3.28% 3.32% 3.49% 3.39% 3.13% 3.00% 2.72%

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19

Desember 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day

Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit

Facility sebesar 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar

5,75%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten

dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran,

stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga

momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah

perekonomian global yang melambat. Strategi operasi moneter

terus ditujukan untuk menjaga kecukupan likuiditas, khususnya

di pergantian tahun, dan mendukung transmisi bauran kebijakan

yang akomodatif.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor.

Perkembangan terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat

menopang konsumsi rumah tangga tetap baik. Perkembangan positif ini diperkuat ekspansi fiskal sejalan dengan pola musiman akhir tahun

sehingga semakin mendorong pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019. Perbaikan ekspor antara lain dipengaruhi naiknya ekspor pulp,

waste paper dan serat tekstil ke Tiongkok, masih kuatnya ekspor besi baja ke Tiongkok dan ASEAN, serta berlanjutnya ekspor kendaraan

bermotor ke ASEAN dan Arab Saudi. Investasi mulai tercatat meningkat di beberapa daerah seperti di Sulawesi terkait hilirisasi nikel, dan

diperkirakan akan terus meningkat dengan sejumlah kebijakan transformasi ekonomi yang ditempuh Pemerintah dan mulai meningkatnya

keyakinan dunia usaha. Investasi bangunan juga terus membaik didorong peningkatan kegiatan konstruksi. Dengan perkembangan tersebut,

pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2019 diprakirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2019 dapat mencapai sekitar 5,1% dan

meningkat dalam kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020.

B. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

5.25

6.00 6.13

6.24 6.38

6.50 6.54

5.00

5.75 5.80 5.83 5.87

6.22 6.20 6.26

4.75

5.50 5.55 5.58

5.66

5.89 5.94 6.00

4.50

5.25 5.28 5.30 5.33

5.68 5.69 5.75

4.25

5.00 5.02 5.04 5.06 5.06 5.13 5.19

4.00

4.50

5.00

5.50

6.00

6.50

7.00

Overnight 1 Minggu 2 Minggu 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan

Term Structure Bank Indonesia

Term Structure BI24 Juni 2019

Term Structure BI25 Juli 2019

Term Structure BI23 Agustus 2019

Term Structure BI23 September 2019

2.82%

2.57%2.48%

2.83%

3.32% 3.28% 3.32%

3.49%3.39%

3.13%3.00%

2.72%

2.00%

2.50%

3.00%

3.50%

4.00%

4.50%

5.00%

Inflasi

2016 2017 2018 2019

Page 6: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

D. Dolar AS Bergerak Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Dunia

4

Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currency Sumber: investing.com

E. Neraca Perdagangan Indonesia Tercatat Defisit

Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point menguat 1,58% terhadap Dolar AS dengan bergerak dari posisi Rp14.105 per USD pada

29 November 2019 menjadi Rp13.882,50 per USD pada 31 Desember 2019. Menurut perhitungan rerata, rerata nilai tukar Rupiah di bulan

November adalah Rp14.061 perUSD dan rerata periode akhir Desember 2019 adalah 14.002,48 perUSD atau mengalami apresiasi sebesar 0,42%.

Penguatan Rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi

Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda.

Pada periode akhir November hingga 31 Desember 2019, mata uang Dolar AS (USD) melemah terhadap mayoritas mata uang dunia.

Depresiasi mata uang USD tersebut dipengaruhi beberapa faktor diantaranya perkembangan ketidakpastian global yang menurun tersebut menjadi

sentimen positif penguatan mata uang emerging market (EM), termasuk Rupiah. Selain itu, sentimen positif bagi mata uang EM juga berasal dari

berkurangnya ketidakpastian Brexit setelah hasil pemilihan umum di Inggris dimenangkan oleh Partai Konservatif pendukung PM Inggris saat ini,

Boris Johnson, dengan suara mayoritas. Ketidakpastian global juga turun di bulan Desember 2019 didorong oleh tercapainya trade deal AS-Tiongkok

Fase I pada pertengahan Desember 2019 dan batalnya pengenaan tarif baru oleh AS atas barang impor dari Tiongkok.

-1,996.00

-1,031.70

-1,063.50

329.90

670.80

-2,501.19

207.60 196.00

-63.50

85.10

-160.50

161.30

-1,329.90

-3000

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Sep-19 Oct-19 Nov-19

Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Nov 2018 - Nov 2019

Oct-192 Nov-19 Selisih %

Ekspor Non Migas 14,007.70 12,904.90 (1,102.80) -7.87%

Ekspor Migas 926.10 1,105.40 179.30 19.36%

Impor Non Migas 13,017.20 13,205.80 188.60 1.45%

Impor Migas 1,755.30 2,134.40 379.10 21.60%

-1.58%

-1.46%

-1.62%-2.06%

-0.04%

-2.09%

-0.41%

-5.12%

-3.63%

-0.93%

-2.31%

-0.58%

3.44%

-1.81%

-1.84%

-3.61%

-4.80%

-3.26%

-6% -4% -2% 0% 2% 4%

USD/IDR

USD/THB

USD/SGD

USD/MYR

USD/VND

USD/MMK

USD/PHP

USD/BRL

USD/RUB

USD/JPY

USD/KRW

USD/INR

USD/TRY

EUR/USD

GBP/USD

AUD/USD

NZD/USD

USD/CHF

Nilai Tukar 29 November - 31 Desember 2019

14,498

14,165

14,029

14,204

14,137

14,376

14,251

14,031

14,232

14,100 14,113

14,061

14,002

Rerata USD/IDR

Neraca perdagangan Indonesia pada

November 2019 mengalami defisit sebesar

USD1,33 miliar. Apabila dibandingkan dengan

bulan Oktober 2019, ekspor non-migas

Indonesia mengalami penurunan sebesar -7,87%

yaitu dari sebelumnya USD14,01 miliar pada

Oktober 2019 menjadi USD12,90 miliar pada

November 2019. Adapun impor non-Migas

mengalami kenaikan sebesar +1,45% yaitu dari

sebelumnya USD13,02 miliar pada Oktober 2019

menjadi USD13,20 miliar pada November 2019.

Ekspor migas Indonesia mengalami

kenaikan sebesar +19,36% yaitu dari sebelumnya

USD0,93 miliar pada Oktober 2019 menjadi

USD1,10 miliar pada November 2019. Adapun

impor migas mengalami kenaikan sebesar

+21,60% yaitu dari sebelumnya USD1,76 miliar

menjadi USD2,13 miliar.

Page 7: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO 5

F. Cadangan Devisa : Posisi Cadangan Devisa Indonesia Cukup Untuk 7,5 Bulan Impor

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2019 sebesar

USD129,18 miliar, naik dibandingkan dengan posisi akhir November 2019

yang sebesar USD126,63 miliar. Perkembangan tersebut terutama

dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas, penerimaan valas lainnya, dan

pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Posisi

cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau

7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta

berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Cadangan devisa tersebut dianggap memadai dengan didukung stabilitas

dan prospek ekonomi yang tetap baik, serta mampu mendukung ketahanan

sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem

keuangan.

Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD

G. Kinerja Pasar Saham Domestik: IHSG Menguat di Bulan Desember

Pada periode 29 November - 27 Desember 2019, bursa saham

domestik bergerak menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat

sebesar +5,28% yaitu naik dari level 6.011,83 pada 29 November 2019

menjadi 6.329,31 pada 27 Desember 2019. Kondisi tersebut juga diikuti oleh

indeks domestik lainnya yaitu indeks LQ45 yang menguat sebesar +6,89%

yaitu dari level 956,82 pada 29 November 2019 ke level 1.022,72 pada 27

Desember 2019 dan indeks Syariah JII menguat sebesar +5,58% yaitu dari

level 667,44 pada 29 November ke level 704,70 pada 27 Desember 2019.

Pada periode yang sama investor asing tercatat melakukan net buy

dan capital inflow tercatat sebesar Rp7,98 triliun. Pengaruh January Effect

dan optimisme terhadap kinerja emiten-emiten saham sepanjang tahun

2019 menjadi katalis penguatan saham di periode ini.

Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia

H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Yield Naik Kecuali Tenor di atas 20 tahun

Sumber: Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI)

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019

Hingga 30 Desember 2019 posisi kepemilikan asing pada surat

berharga negara (total SBN dan SBSN) tercatat sebesar Rp1.063,87 T. Pada

periode 29 November - 27 Desember porsi kepemilikan investor asing

berkurang sebesar Rp 3,94 triliun.

Pada periode 29 November- 30 Desember 2019, tenor 5 tahun

mengalami kenaikan yield sebesar +9bps ke level 6,90%; tenor 10 tahun

mengalami kenaikan yield sebesar +18bps menjadi 7,54%; tenor 15 tahun

yield naik sebesar +9bps menjadi 7,77%,tenor 20 tahun mengalami

kenaikan yield sebesar +2bps menjadi 7,89% dan tenor 30 tahun mengalami

penurunan yield sebesar -7bps menjadi 8,01%.

Hingga lelang terakhir tanggal 26 November 2019, pemerintah telah

menyerap dana lelang sebesar Rp135,74 triliun atau +33,77% lebih tinggi

dari target indikatif lelang Q4-2019 sebesar Rp101,47 triliun dan tidak ada

lelang lagi sepanjang Desember 2019.

Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 29

November -30 Desember 2019 mengalami kenaikan kecuali pada tenor di

atas 20 tahun. Total penawaran masuk pada lelang sukuk terakhir tanggal

26 November 2019 mencatatkan oversubscribed 2,79 kali atau senilai

Rp19,51 triliun dari target indikatif Rp7 triliun. Tenor 28 tahun (PBS0015)

tercatat sebagai seri yang paling banyak diminati dengan total penawaran

masuk sebesar Rp3,74 triliun.

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

0.1 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Indonesia Government Sukuk Yield Curve

28-Dec-18 29-Nov-19 30-Dec-19

6,023.04

5,953.06

6,133.90

6,152.12

6,193.79

6,139.406,249.93

6305.916329.31

5,900

6,100

6,300

6,500

Indek Harga Saham Gabungan

Indeks 29-Nov-19 27-Dec-19 Change Change(%)

IHSG 6,011.83 6,329.31 317.48 5.28%

LQ45 956.82 1,022.72 65.90 6.89%

JII 667.44 704.70 37.26 5.58%

120.65

124.54

120.35

125.90 126.69

129.18

110.00

115.00

120.00

125.00

130.00

135.00

Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)

Indicative

Yield SBSN28-Dec-18 29-Nov-18 30-Dec-19

Perubahan

(m-t-m)

Perubahan

(y-t-d)

5 8.20 6.80 6.90 0.09 (1.30)

10 8.41 7.36 7.54 0.18 (0.87)

15 8.66 7.68 7.77 0.09 (0.88)

20 8.84 7.87 7.89 0.02 (0.95)

30 9.07 8.08 8.01 (0.07) (1.06)

Page 8: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH · pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Pada periode 29 November-27 Desember

TINJAUAN EKONOMI MAKRO 6

3. REFERENSI

❑www.bi.go.id

❑www.tradingeconomics.com

❑www.bloomberg.com

❑www.bps.go.id

❑www.ibpa.co.id

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Desember 2019