Upload
vunguyet
View
271
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA
PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
KARUNIA HADPHA SAPUTRI
NIM : B09 028
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Periksa
Payudara Sendiri (SADARI) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Desy Handayani, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Drs. M. Hariyadi Purwanto, M. Ag selaku kepala sekolah MAN 1 Surakarta
yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
6. Seluruh siswi MAN 1 Surakarta yang telah bersedia menjadi responden dalam
penelitian penulis.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam studi kasus ini.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Karunia Hadpha Saputri
B09 028
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA
PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH
ALIYAH NEGERI (MAN) 1 SURAKARTA
xiv + 41 halaman + 14 lampiran + 4 tabel + 11 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006
di Indonesia kanker terbanyak pada pasien rawat inap adalah kanker payudara
(19,64%). Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan
masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika
terjadi kelainan pada payudara. Penderita keganasan kanker payudara sebagian
besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat tepat,
oleh karena itu pengetahuan tentang periksa payudara sendiri sangat penting untuk
mendeteksi secara dini terjadinya kelainan pada payudara.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di
MAN 1 Surakarata
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif, lokasi penelitian dilakukan di MAN 1 Surakarta dan dilaksanakan
pada bulan Mei 2012. Sampelnya adalah siswi MAN 1 Surakarta dengan jumlah
total sampel 120 responden. Penelitian ini menggunakan tehnik simple random sampling. Analisis yang digunakan analisis univariat dengan menggunakan
instrumen kuesioner yang telah diuji validitas.
Hasil penelitian : Hasil tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta
tentang SADARI dalam kategori kategori baik sebanyak 14 responden (11,7%),
sedangkan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), dan untuk
kategori kurang sebanyak 19 responden (15,8%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat pengetahuan remaja
putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup.
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, SADARI.
Kepustakaan : 21 literatur (Tahun 2006 s/d 2012)
vii
MOTTO
Bahagia itu bukan karena memiliki banyak hal , tetapi karena ia tidak
membandingkan milik nya dengan milik orang lain
Ketika kamu berhasil teman – teman mu akhirnya tau siapa kamu dan ketika kamu
gagal kamu akhirnya tau siapa sesungguhnya teman – teman mu (Aristoteles)
Hidup adalah proses, hidup adalah belajar tanpa ada batas umur dan tanpa ada
kata tua. Jatuh, berdiri lagi. Kalah, mencoba lagi. Gagal, bangkit lagi sampai
tuhan berkata waktunya pulang
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga terwujud Karya Kecil ini
2. Mama dan Papa yang tanpamu aku bukan lah apa – apa dan
terimakasih atas doa dan restunya dan cinta kasihnya selama ini
3. Kakak adik ku tercinta, mba fitri, fasya yang selalu
memberikan support setiap langkahku.
4. Seseorang yang selalu menemani dan memberi suport di setiap
langkahku dalam suka maupun duka (Taryono).
5. Sahabat – sahabat ku (Nory, Dewi, Marta, Leni, Citra, Nesti,
Ayu, Shanty, Harny)
6. Teman – teman Angkatan 2009 yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan karya kecil ini…. Semangat !!!
7. Almamaterku
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Karunia Hadpha Saputri
Tempat/ Tanggal Lahir : Kudus, 9 Desember 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Budi Utomo No. 141, Pringsewu, Lampung
Riwayat Pendidikan
1. SD N 07 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2003
2. SMP N 1 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2006
3. SMA N 1 Gadingrejo, Lampung : Lulusan Tahun 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................ viii
DAFTAR ISI................................................................................... ............... xi
DAFTAR TABEL...................... .................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan ...................................................................... 7
a. Pengertian ..................................................................... 7
b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif ........... 7
c. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan ............................ 9
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ......... 11
x
e. Tingkat Pengetahuan ..................................................... 12
2. Remaja .............................................................................. 12
a. Pengertian Remaja ...................................................... 12
b. Perubahan Fisik Remaja.............................................. 13
3. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) ................................. 16
a. Pengertian Sadari ........................................................ 16
b. Tujuan Sadari ............................................................. 16
c. Waktu Sadari .............................................................. 17
d. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri ............................ 17
e. Cara Melakukan Perawatan Pada Payudara ................. 21
B. Kerangka Teori......................................................................... 22
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 25
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 26
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 29
F. Variabel Penelitian ................................................................... 30
G. Definisi Operasional ................................................................. 30
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 31
I. Etika Penelitian........................................................................ ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Tempat Peneltian .................................... 35
B. Hasil Penelitian.......................................................................... 36
C. Pembahasan ............................................................................... 36
xi
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 40
B. Saran ......................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Stadium Pubertas Pada Perempua............................................... 16
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuisioner.................................................................. 27
Tabel 3.2 Definisi Operasional.................................................................. 30
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri tentang SADARI di MAN I Surakarta................. 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 1 ..................................... 17
Gambar 2.2 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 2 ..................................... 18
Gambar 2.3 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 3 ..................................... 18
Gambar 2.4 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 4 ..................................... 18
Gambar 2.5 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 1 Persiapan ..................... 19
Gambar 2.6 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 2 dengan Vertical Strip ... 19
Gambar 2.7 Cara Periksa Payudara Sendiri Tahap 3 dengan Memutar ......... 20
Gambar 2.8 Pemeriksaan Cairan di Putting Payudara ................................... 21
Gambar 2.9 Memeriksa Ketiak ..................................................................... 21
Gambar 2.10 Kerangka Teori ........................................................................ 22
Gambar 2.11 Kerangka Konsep..................................................................... 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Kuesioner
Lampiran 3. Surat Jawaban Pengambilan Data Awal dari MAN 1 Surakarta
Lampiran 4. Permohonan Pelaksanaan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas dari SMA N 6 Surakarta
Lampiran 6. Permohonan Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Jawaban Penggunaan Lahan Penelitian dari MAN 1 Surakarta
Lampiran 8. Permohonan Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Lembar Konsultasi
Lampiran 12. Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 14. Tingkat Pengetahuan Responden
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data Globocan , International Agency for Research on
Cancer (IARC) pada tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama
dari seluruh kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan)
kasus baru yang ditemukan sebesar (22,7 %) dengan jumlah kematian (14%)
per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Depkes RI, 2008)
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006 di
Indonesia kanker terbanyak pada pasien rawat inap adalah kanker payudara
(19,64%) disusul sebesar (11,07%) adalah kanker leher rahim
(Depkes RI, 2009).
Angka kejadian kanker payudara yang cukup tinggi tersebut disebabkan
masih kurangnya kesadaran perempuan untuk segera memeriksakan diri jika
terjadi kelainan pada payudara. Penderita keganasan kanker payudara sebagian
besar datang saat stadium sudah lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat
tepat (Manuaba, 2009).
Usia termuda terkena kanker payudara adalah di atas 25 tahun dan
peningkatannya prevalensi kanker payudara terjadi pada kelompok usia
kurang dari 45 tahun. Masa inkubasi kanker payudara diperkirakan 8 - 12
tahun, dengan demikian upaya deteksi dini sangat diperlukan (Dyayadi, 2009).
Kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit
kanker tersebut menjadi sangat penting, sebab pengenalan dan pemahaman
sejak dini akan mampu mendeteksi dini setiap gejala penyakit ini, sehingga
2
penyakit kanker ini bisa ditangani sejak dini, karena jika sudah terdeteksi
sejak dini, penanganannyapun efektif dan efisien, sehingga tidak terlalu
membahayakan dan bahkan bisa ditangani secara tuntas (Diananda, 2009).
Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan cara
SADARI. SADARI sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah.
Semakin sering memeriksa payudara akan semakin mengenalnya dan semakin
mudah menemukan sesuatu yang tidak beres pada payudara. Tindakan ini
sangat penting karena hampir 85 % benjolan payudara ditemukan oleh
penderita sendiri (Dyayadi, 2009). Secara rutin wanita dapat melakukan
metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudaranya untuk
mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara. Pemeriksaan ini
sebaiknya dilakukan 7 - 10 hari setelah menstruasi, karena kondisi payudara
lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan (Ghofar, 2009).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 10 Desember 2011 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta dengan
metode wawancara terhadap 15 siswi didapatkan data 4 siswi sudah
mengetahui tentang SADARI dan 11 siswi belum mengetahui tentang
SADARI, dari beberapa siswi yang sudah mengetahui tentang SADARI
mereka sudah dapat mencontohkan cara melakukan SADARI namun mereka
mengakui tidak rutin dalam melakukan SADARI setiap bulannya. Dari uraian
di atas maka penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian tentang
”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) 1 Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
3
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti
“Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di MAN 1
Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI di
MAN 1 Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI
di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI
di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang SADARI
di MAN 1 Surakarta dengan pengetahuan kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengetahuan
Dapat menambah pengetahuan terutama dalam keilmuan tentang
SADARI.
2. Bagi Peneliti
a. Mengetahui seberapa besar pengetahuan remaja putri terhadap
SADARI di MAN 1 Surakarta.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
4
3. Bagi Institusi
a. Bagi MAN 1 Surakarta
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola
pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di
MAN 1 Surakarta dengan cara memberikan materi SADARI.
b. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi refrensi dalam memperluas wawasan mahasiswa
khususnya program studi kebidanan tentang SADARI.
E. Keaslian Penelitian
1. Putri Intan Surulloh (2010) dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) di SMK
Perdana Putri Sidoarjo”. Penelitian menggunakan desain deskriptif.
Sampel yang digunakan adalah seluruh siswi SMK Perdana Putri
Sukoharjo sebanyak 120 responden, diambil dengan teknik Total
Sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 120 responden didapatkan 20
responden (10,83%) berpengetahuan baik, 24 responden (17,5%)
berpengetahuan cukup dan 76 responden (71,67%) berpengetahuan
kurang.
2. Agnes Ria kusuma (2010) dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Remaja
Putri tentang SADARI di SMA N 6 Surakarta”. Penelitian menggunakan
desain deskriptif. Lokasi penelitian di laksanakan di SMA N 6 Surakarta,
sample yang digunakan adalah siswi kelas X SMA N 6 Surakarta dengan
jumlah 120 responden dengan menggunakan teknik simple random
5
sampling. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden
tentang SADARI dengan kategori cukup yaitu sebanyak 71 responden
(59,2%), sedangkan untuk kategori baik sebanyak 27 responden (22,5%),
dan untuk kategori kurang sebanyak 22 responden (18,3 %).
3. Penti Dora Yanti (2009) dengan Judul “Gambaran Pengetahuan Remaja
Putri tentang Periksa Payudara Sendiri di Madrasah Aliyah Darul Hikmah
Pekanbaru Tahun 2009”. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif dan sampel yang digunakan adalah remaja putri
dengan jumlah 73 siswi, dengan teknik sampling proporsional random
sampling. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan responden
tentang SADARI dengan kategori cukup.
Perbedaan antara keaslian dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada sampel, jumlah sampel, tehnik
pengambilan sampel, hasil penelitian, lokasi penelitian dan waktu
penelitian. Sampel dari penelitian yang penulis ambil adalah siswi MAN 1
Surakarta dengan jumlah total sampel yaitu 120 responden, tehnik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan tehnik Simple Random
Sampling. Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang
SADARI di MAN 1 Surakarta sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 87 responden(72,5%). Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1
Surakarta dengan alamat jalan Sumpah Pemuda No. 25, Kadipiro,
Surakarta pada bulan Mei 2012
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
6
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II. TUJUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan
diteliti, kerangka teoritis dan kerangka konsep.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian
lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, pngumpulan
data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi operasional,
teknik pengolahan data, analisa data dan etika penelitian.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum dan tempat
penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan
penelitian.
BAB V. PENUTUP
Dalam bab ini berisikan tentang simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2010), dalam domain kognitif berkaitan
dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi,
analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai
berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
himpun atau dikenali (recall of facts).
8
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang
hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang
bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun
diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya
kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan,
meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah
dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk
susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-
bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyekberdasarkan
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
9
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2010) ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu :
1) Cara Tradisional
Cara ini di pakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan periode ini
antara lain, meliputi :
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan
kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal
dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut
metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba
salah coba-coba
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
10
generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena
orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang
dikemukannya ádalah benar.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
d) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
11
2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research
methodology).
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik pula pengetahuannya (Hendra, 2008).
2) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal
(Notoatmodjo, 2007).
3) Usia
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mental bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti
ketika berumur belasan tahun (Hendra, 2008).
4) Informasi
Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuanseseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika dia
12
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misal seperti
TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang (Hendra, 2008).
5) Lingkungan Budaya
Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik
sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam
berfikir selama jenjang hidupnya (Notoatmojo, 2007).
e. Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1) Baik
2) Cukup
3) Kurang
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah kematangan.
Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik,
tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis.
Masa remaja yakni antara usia 10 – 19 tahun adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas
(Widyastuti, 2009).
13
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan
organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas
berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang, sedangkan
remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti
dewasa (Widyastuti, 2009).
b. Perubahan Fisik Pada Remaja
Menurut Widyastuti (2009) pada masa remaja, terjadi perubahan
fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalam
perubahan tersebut terjadi perubahan organ-organ reproduksi (organ
seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukan dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi
pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda berikut :
1) Tanda-tanda seks primer
Tanda-tanda seks primer yang dimaksud adalah organ seks. Pada
laki-laki Gonad atau testes. Organ itu terletak di dalam scrotum.
Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu
terjadi pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun,
kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada
usia 20 atau 21 tahun.
Semua organ wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat
kecepatannya antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus
14
pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16
tahun rata-rata beratnya 43 gram.
2) Tanda Seks Sekunder
a) Pada Remaja Laki-Laki
(1) Rambut
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah
rambut kemaluan. Ketika rambut kemaluan hampir selesai
tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah,
seperti kumis dan cambang.
(2) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.
(3) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak di bawah kulit menjjadi lebih aktif
(4) Otot
Otot-otot pada tubuh remaja semakin bertambah besar dan
kuat.
(5) Suara
Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka
terjadi perubahan suara. Mula-mula agak serak, kemudian
volumenya juga meningkat.
b) Pada Remaja Perempuan
(1) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
15
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan
bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
(2) Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat.
(3) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal,
pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki
kulit pada wanita tetap lebih lembut.
(4) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
(5) Otot
Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
(6) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi
pada wanita.
(7) Payudara
Pertumbuhan buah dada (payudara)
Pada saat pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan
buah dada dapat dipakai sebagai salah satu indikator
maturitas perempuan. Pertumbuhan payudara dapat diurutkan
sebagai berikut
16
Tabel 2.1 Stadium Pubertas Pada Perempuan
Stadium Keterangan
Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan sedikit
pembengkakan jejaring di bawahnya, stadium ini
terjadi pada usia 10 – 12 tahun
Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di sekitar puting
dan areola (daerah hitam di seputar puting), disertai
dengan perluasan areola
Stadium III Areola, puting susu dan jejaring payudara tampak
semakin menonjol dan membesar, tetapi areola dan
puting masih belum tampak terpisah dari jejaring
sekitarnya
Stadium IV Stadium matang, papila menonjol, areola melebar,
jejaring payudara membesar dan menonjol
membentuk payudara dewasa
Sumber : Widyastuti (2009)
3. Periksa payudara sendiri (SADARI)
a. Pengertian
SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini
kanker payudara yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk
mencari benjolan yang dicurigai atau kelainan lainnya (Nugroho, 2011).
b. Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin apabila
terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas,
sehingga dapat menurunkan angka kematian (Nugroho, 2011).
17
Menurut Bustan (2007), tujuan dilakukan SADARI sacara rutin adalah
untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika
terjadi perubahan dapat segera diketahui.
c. Waktu SADARI
1) Waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid 7 – 10 hari setelah
haid, karena payudara akan terasa lebih lunak dan longgar sehingga
memudahkan perabaan
2) Waktu : 10 menit, setiap bulan periksa payudara
(Bustan, 2007)
d. Cara pemeriksaan Payudara Sendiri
1) Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
a) Tahap 1
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara
(simetris atau tidak). Cara melakukan :
Gambar 2.1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan
puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri
tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah
disamping badan.
18
b) Tahap 2
Gambar 2.2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala untuk
melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau
fascia dibawahnya.
c) Tahap 3
Gambar 2.3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan
dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara
d) Tahap 4
Gambar 2.4
19
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang,
tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot
di daerah axilla.
2) Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.
a) Tahap 1. Persiapan
Gambar 2.5
Dimulai dari payudara kanan. Berbaring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut. Letakkan bantal atau handuk mandi
yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan
bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan. Gunakan telapak jari-jari untuk memeriksa sembarang
benjolan atau penebalan. Periksa payudara dengan menggunakan
Vertical Strip dan Circular.
b) Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Gambar 2.6
20
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari
tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan
garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak.
Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak
kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.
Gerakkan tangan perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran
ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line,
bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju
tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke
atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian
yang ditunjuk.
c) Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
Gambar 2.7
Berawal dari bagian atas payudara, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan meperhatikan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke
puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali, sekali dengan tekanan
ringan dan sekali dengan tekanan kuat dan jangan lupa periksa
bagian bawah areola mammae.
21
d) Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Gambar 2.8
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
e) Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Gambar 2.9
Letakkan tangan kanan ke samping dan rasakan ketiak dengan teliti
apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. Lakukan bergantian
pada payudara sebelah kiri juga.
(Hendra, 2010)
e. Cara melakukan perawatan pada payudara
Menurut Chyntia (2009), cara menjaga payudara agar tetap sehat dan
indah :
1. Selalu gunakan bra untuk menjaga keindahan bentuk payudara.
Memilih ukuran bra yang sesuai agar dapat menopang payudara
dengan baik
22
2. Mengoleskan minyak zaitun pada payudara untuk menjaga
kelembaban payudara.
3. Mengkonsumsi sayuran untuk menjaga kesehatan payudara dari
dalam tubuh.
4. Menjaga kebersihan payudara secara rutin di daerah seputar putting
susu dengan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat.
5. Melepaskan bra sebelum tidur untuk membuat payudara dapat
bernapas dan bergerak bebas.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.10 Kerangka Teori
Sumber Notoatmojo (2007) dan Hendra (2008)
Pengetahuan
Remaja Putri
tentang SADARI
Tingkat Pengetahuan:
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Faktor – faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Usia
4. Informasi
5. Lingkungan
budaya
Pengetahuan tentang
SADARI :
1. Pengertian SADARI
2. Tujuan SADARI
3. Waktu SADARI
4. Cara pemeriksaan
SADARI
5. Cara melakukan
perawatan payudara
23
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 2.11 Kerangka Konsep
1. Tingkat pengetahuan
baik
2. Tingkat pengetahuan
cukup
3. Tingkat pengetahuan
kurang
Pengetahuan
Remaja Putri
tentang
SADARI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),
deskritif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif.
Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk
mengambil kasus atau observasi (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini
dilaksanakan di MAN 1 Surakarta dengan alamat Jalan Sumpah Pemuda
No. 25 Kadipiro, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei 2012.
25
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi MAN 1
Surakarta dengan jumlah 171 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2010).
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah Simple Random Sampling. Menurut (Notoadmojo, 2010), Simple
Random Sampling yaitu pengambilan sample secara acak sederhana yaitu
setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk diseleksi sebagai sampel
Menurut Notoadmojo (2010) besar sample jika ukuran populasinya
di atas 1000,sampel sekitar 10 % sudah cukup, jika populasi < 1000, maka
penentuan sampel dengan rumus :
)(d N1
N
2+=n
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Besarnya ukuran sampel
d = Tingkat signifikansi yang digunakan (5%)
26
maka besarnya sampel sebagai berikut :
)(d N1
N
2+=n
2)(0,05 1711
171 +
= = 119,79 = 120
Sehingga sampel yang digunakan peneliti yaitu siswi MAN 1 Surakarta
sebanyak 120 siswi.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswi MAN 1 Surakarta. Sampel harus
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
a. Kriteria Inklusi
1) Hadir pada saat penelitian
2) Umur 15 – 17 tahun
3) Sudah menstruasi
4) Siswi MAN 1 Surakarta
5) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
1) Tidak hadir pada waktu penelitian
2) Tidak bersedia menjadi responden
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuisioner. Menurut Notoadmojo (2010), kuisioner adalah daftar pernyataan
yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda – tanda tertentu.
Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja
adalah kuisioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Jawaban benar
27
dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan
negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jawaban yang salah dengan
pernyataan positif (favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable)
mendapatkan nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda
centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuisioner
Variabel
penelitian
Indikator Nomor
pernyataan
favorable
Nomor
pernyataan
unfavorable
Jumlah
Tingkat
pengetahuan
Remaja Putri
Tentang
SADARI
Pengertian
SADARI
1, 3, 5, 6 2, 4 6
Tujuan
SADARI
7, 11, 12 8, 9, 10 6
Waktu SADARI 14, 22 13, 15, 16 5
Cara melakukan
SADARI
17, 18, 23,
25, 27, 28,
30
19, 20, 21,
24, 26, 29
13
Jumlah 30
Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di
luar lokasi penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
28
Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Rumus product moment
adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy: Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi
harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006), dengan
menggunakan bantuan komputerisasi, yaitu program SPSS for Windows.
16.00 dinyatakan pertanyaan valid dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji
validitas yang telah dilakukan di SMA N 6 Surakarta dengan jumlah siswi
yang diujikan adalah 20 siswi dari 30 pertanyaan semuanya dinyatakan
valid dengan taraf signifikansi 5%.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjukkan pada suatu
pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden
memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
29
dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama
hasilnya.
Uji reliabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kri 2
2
11 s
s
Keterangan:
ri = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Menurut Riwidikdo (2009), uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha
Chronbach minimal 0,7. Dalam penelitian ini hasil uji relibilitas sebesar
0,935 (>0,7) sehingga kuesioner dikatakan realibel dan dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.
E. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar pertanyaan
persetujuan dan membagikan kuisioner atau angket pada siswi di MAN 1
Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden
disuruh mengisi kuisioner sampai selesai dan kuisioner diambil pada saat itu
juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
30
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari
jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh
responden tentang pengetahuan SADARI
2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari instansi pendidikan yang digunakan yaitu
MAN 1 Surakarta
F. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2007), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri
tentang SADARI.
G. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi
yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti.
Tabel. 3.2 . Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional
Parameter dan
Kategori
Alat
Ukur
Skala Kategori
pengetah
uan
remaja
putri
tentang
SADARI
Pemahaman
responden
atau siswa
tentang
SADARI
Parameter
pengetahuan
SADARI meliputi :
1. Pengertian
SADARI
2. Tujuan SADARI
Kues
ioner
Ordinal
a. Baik, bila
76-100%
b. Cukup,
bila 56 -
75%
c. Kurang,
31
3. Waktu SADARI
4. Cara melakukan
pemeriksaan
SADARI
5. Cara melakukan
perawatan
payudara
bila < 56%
(Arikunto,
2006)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006)
adalah :
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuisioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya.
c. Entry
Kegiatan ini memasukkan data dalam program computer untuk
dilakukan analisis lanjut.
32
d. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuisioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa
univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap
variabel. Analisa dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mendapatkan
gambaran distribusi dan prosentase dari tiap variable.
Menurut Arikunto (2006), selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan remaja putri maka, ditunjukan dengan prosentase dengan
keterangan sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik : 76% - 100%
b. Pengetahuan cukup baik : 56% - 75%
c. Pengetahuan kurang baik : <56%
Menurut Riwidikdo (2009), rumus untuk mengetahui skor prosentase
adalah sebagai berikut :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = x100%
Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh
33
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah remaja putri tentang SADARI
menurut tingkat pengetahuan.
Jumlah remaja putri menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase = x100%
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden
terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan
penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes
Kusuma Husada Surakarta, kepala sekolah MAN 1 Surakarta dan dari
responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya.
Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi
etika penelitian harus diperhatikan.
Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh
bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian
kuisioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah
etika penelitian. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang
meliputi:
1. Informent Consent
Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
34
Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan
diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam
penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).
Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari
setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian
MAN 1 SURAKARTA berdiri pada 21 Juli 1967, terletak di Jalan
Sumpah Pemuda No. 25, Kecamatan Kadipiro, Kota Surakarta. MAN 1
SURAKARTA memiliki siswa sebanyak 457 siswa, terbagi dalam 3 kelas
yaitu kelas X kelas XI dan kelas XII. Kelas X memiliki siswa sebanyak 159
dengan 60 siswi (kelas X terbagi dalam 4 kelas), kelas XI sebanyak 147 siswa
dengan 57 siswi (kelas XI terbagi dalam 4 kelas) dan kelas XII memiliki siswa
sebanyak 151 siswa dengan 54 siswi (kelas XII terbagi dalam 4 kelas). Jumlah
tenaga pengajar MAN 1 Surakarta sebanyak 43 guru mata pelajaran dengan di
dukung 21 staff tata usaha dan 5 guru BP.
Fasilitas pendukung yang dimiliki oleh MAN 1 Surakarta adalah
sebagai berikut : Ruang Kepala Madrasah, Ruang Dewan Guru, Ruang
Belajar, Ruang TU, Ruang Perpustakaan, Ruang Laboratorium (Bahasa,
Kimia, Fisika, Biologi Komputer), Toko Koperasi Sekolah, UKS, Ruang
Gudang, Mushola, Ruang Asrama, serta Lapangan Olahraga.
36
B. Hasil Penelitian
Tingkat pengetahuan remaja putri MAN 1 Surakarta tentang SADARI,
disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri tentang SADARI di MAN 1 Surakarta.
No Tingkat Pengetahuan Jumlah
(F) Persentase
(%) 1 2
3
Baik Cukup
Kurang
14 87
19
11,7 72,5
15,8
120 100
Sumber : Data primer bulan Mei 2012
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putri di
MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87
responden (72,5%), untuk kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 19
responden (15,8%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak
14 responden (11,7%).
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar pengetahuan remaja putri
di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam kategori cukup yaitu sebanyak
87 responden (72,5%). Hasil ini menunjukan remaja putri di MAN 1 Surakarta
sudah cukup baik mengetahui SADARI.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang
berpengetahuan baik sudah dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
37
dengan baik, kemudian responden yang berpengetahuan cukup sebagian besar
responden kurang mengetahui waktu SADARI dan cara melakukan SADARI,
sedangkan untuk responden yang berpengetahuan kurang sebagian besar
responden kurang mengerti tentang waktu SADARI, cara pemeriksaan
SADARI dan tujuan SADARI
Menurut Bustan (2007) waktu terbaik SADARI adalah hari terakhir
masa haid 7-10 hari setelah haid, karena payudara akan terasa lebih lunak dan
longgar sehingga memudahkan perabaan. Cara melakukan SADARI menurut
Hendra (2010) ada 2 cara pemeriksaan yaitu dengan berdiri di depan cermin
dan berbaring. Berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk dan besarnya
payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca
sedangkan dengan cara berbaring yaitu memeriksa seluruh bagian payudara
dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bagian bawah dan
bergerak sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.
Tujuan SADARI menurut Nugroho (2011) yaitu untuk mendeteksi sedini
mungkin apabila terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai
ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.
Menurut Dyayadi (2009) tindakan SADARI sangatlah penting karena
hampir 85% benjolan payudara ditemukan oleh penderita sendiri, sehingga
merupakan hal yang penting bagi remaja untuk mengetahui tentang SADARI
sedini mungkin. Semakin sering memeriksa payudara akan semakin
mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak normal pada
payudara.
38
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil “tahu”
pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu, proses pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Menyambung apa yang disampaikan
Notoatmodjo (2010), baiknya pengetahuan remaja putri menunjukan rasa
keingintahuan yang tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Rasa
keingintahuan bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh pada tingkat
pengetahuan seseorang tetapi masih ada faktor lain, yaitu: pendidikan,
pengalaman, usia, informasi, lingkungan budaya.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan
bahwa salah satu pendukung dari minat untuk melakukan SADARI adalah
berpengetahuan baik tentang SADARI dengan demikian diharapkan melalui
SADARI secara rutin dapat mendeteksi secara dini kelainan pada payudara.
Deteksi dini merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kanker
payudara.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala penelitian
Jumlah responden yang terlalu banyak mempersulit peneliti untuk
dapat membagikan kuesioner dan mengumpulkan responden dalam 1
waktu sehingga peneliti membutuhkan beberapa hari untuk dapat
mengumpulkan responden dan membagikan kuesioner.
39
2. Kelemahan/keterbatasan selama proses penelitian
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja dan faktor-faktor
yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda
hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.
b. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden
hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum
bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
40
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang
SADARI di MAN 1 Surakarta dapat disimpulkan, dalam kategori yaitu:
1. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI
dalam kategori baik sebanyak 14 responden (11,7%).
2. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI
dalam kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%).
3. Tingkat pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI
dalam kategori kurang sebanyak 19 responden (15,8%).
B. Saran
1. Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan evaluasi terhadap
responden melalui kegiatan penyuluhan tentang SADARI dan dapat
mengembangkan variabel penelitian tentang SADARI.
2. Institusi
a. MAN 1 Surakarta
Sebaiknya MAN 1 Surakarta dapat lebih melakukan sosialisasi
tentang SADARI dengan bekerjasama melalui petugas kesehatan
terkait tentang SADARI misalnya dengan mengadakan penyuluhan
41
atau seminar mengenai SADARI sehingga dapat menarik minat siswi
untuk melakukan SADARI secara rutin di rumah.
b. Pendidikan
Sebaiknya di publikasikan lebih luas sehingga memperluas wawasan
mahasiswa tentang SADARI.
3. Siswi MAN 1 Surakarta
Sebaiknya siswi MAN 1 Surakarta dapat rutin melakukan SADARI pada
hari terakhir masa haid 7 – 10 hari setelah haid, sehingga dapat mendeteksi
dini apabila terjadi kelainan pada payudara dan diharapkan dengan
rutinnya dilakukan SADARI dapat mengurangi angka kematian di masa
mendatang akibat kanker payudara.