Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
TINGKAT PENGARUH DAN KEPENTINGAN PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI PULAU
PASARAN, KOTA BANDAR LAMPUNG
Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kab.
Lampung Selatan.
¹Email: [email protected]
²Email: [email protected]
³Email: [email protected]
ABSTRACT
Solid waste management is one of the factors that can influence urban and regional
development. Pasaran Island is an island located in the city of Bandar Lampung. Pasaran
Island is known as the center for salted fish in the city of Bandar Lampung. Pasaran Island
was also designated as a minapolitan area with a strategy to develop an area that drives the
regional economy and the use of appropriate technology. Pasaran Island has a waste
problem which makes it an obstacle to develop the exisiting potential of Pasaran Island. So
the purpose of this study is to determine the level of influence and interest of stakeholders in
waste management on Pasaran Island, Bandar Lampung City. In order to achieve the goals
done; 1) identification of the condition of waste management in Pasaran Island, Bandar
Lampung City; 2) Identification of stakeholders involved in waste management in Pasaran
Island, Bandar Lampung City; 3) Identification of the influence and interests of stakeholders
involved in waste management on Pasaran Island, Bandar Lampung City. The analysis
technique used is descriptive qualitative analysis and stakeholder analysis. Study result
obtained; 1) the condition of waste management on Pasaran Islan has not been properly
managed. Garbage is only thrown into the sea, dumpet into land and burned. So there is no
waste transportation scheme running on Pasaran Island; 2) based on interviews with
stakeholders involved, including the environmental department, urban village of Kota
Karang, UPT Teluk Betung Timur sub-district, the community of Pasaran Island, Mitra
Bentala NGO, lecturer in environmental engineering study program and regional and city
planning; 3) stakeholders who have high influence and high interest, namely from Mitra
Bentala NGO and the Pasaran Island community, while those with low interest and low
influence are from the UPT Teluk Betung Timur sub-district and academics. So that there is
still no good coordination in waste management on Pasaran Island.
Keywords: Waste management, stakeholders, Influence of interests, Pasaran Island
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
2
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat (UU
RI Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah). Salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh
negara Indonesia ini yaitu persampahan.
Sampah sendiri mempunyai
permasalahan yang dapat merusak
lingkungan melalui pencemaran
terhadap tanah, air, dan udara (Statistik
Lingungan Hidup Indonesia, 2016).
Indonesia merupakan negara maritim,
mempunyai panjang garis pantai yaitu
99.093 Km (KKP, 2018). Dengan
panjangnya garis pantai tersebut
mempunyai permasalah persampahan
terutama di dalam laut dan kawasan
pesisirnya. Seperti diketahui bahwa
Negara Indonesia merupakan Negara
kepulauan yang menjadi salah satu
negara penghasil sampah terbanyak.
Negara Indonesia menempati peringkat
kedua setelah Negara Cina dalam
pencemaran sampahnya ke dalam laut.
Dengan proporsi sampah yang dibuang
kedalam laut yaitu sebanyak 3,5 juta ton
untuk Negara Cina, dan sebesar 1,3 juta
ton pada Negara Indonesia.
Pengelolaan persampahan
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan
perkotaan dan kawasan, sehingga
dibutuhkan penanganan permasalahan
sampah yang tepat (S Rendra, 2018).
Dalam pengelolaan persampahan yang
ada di Kota Bandar Lampung tidak
luput dari program pemerintah daerah
dalam pengelolaan sampah khususnya
di kawasan pesisir.
Pulau Pasaran sudah dikenal
sejak lama sebagai sentra ikan asin
yang ada di Kota Bandar Lampung
(BPS Kota Bandar Lampung, 2018).
Pulau Pasaran juga ditetapkan sebagai
kawasan minapolitan dengan strategi
pengembangan kawasan penggerak
ekonomi wilayah dan pemanfaatan
teknologi tepat guna (RTRW Kota
Bandar Lampung 2011-2030). Dengan
adanya daya tarik tersendiri menjadikan
Pulau Pasaran sebagai objek wisata
yang unik di Kota Bandar Lampung.
Akan tetapi dari estetika Pulau Pasaran
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
3
kurang terkelola, hal ini terlihat dari
banyaknya sampah yang mencemari
lautan dan jumlah sampah Pulau
Pasaran yaitu sebesar 504,8 kg/hari.
Oleh sebab itu, perlu adanya
pengelolaan persampahan dengan
melihat siapa saja pemangku
kepentingan yang terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran
Kota Bandar Lampung sehingga
diharapkan untuk kedepannya
pengelolaan sampah dapat dilakukan
dengan melihat pemangku kepentingan
yang ikut andil dalam pengelolaan
sampah, dan pengelolaan sampah
dimasa depan dapat memperhatikan
tingkat kepentingan dan pengaruh dari
masing – masing pemangku
kepentingan.
1.2. Rumusan Masalah
Pulau Pasaran merupakan
salah satu pulau yang terdapat di kota
Bandar Lampung. Pulau Pasaran ini
sudah dikenal sejak lama sebagai sentra
ikan asin yang ada di Kota Bandar
Lampung (BPS Kota Bandar Lampung,
2018) dan juga ditetapkan sebagai
kawasan minapolitan strategi
pengembangan kawasan penggerak
ekonomi wilayah dan pemanfaatan
teknologi tepat guna (RTRW Kota
Bandar Lampung 2011-2030) hal
tersebut bisa menjadikan potensi dan
menjadikan Pulau Pasaran lebih
berkembang. Akan tetapi permasalahan
sampah yang lagi – lagi menjadikan
kendala untuk mengembangkan potensi
yang ada di Pulau Pasaran tersebut.
Sebenarnya telah banyak program
pemerintah dalam pengelolaan sampah
di pesisir Kota Bandar Lampung yaitu
dengan melalui tahap-tahap diantaranya
pembuatan masterplan mulai dari
pengumpulan, pengangkutan
pengurangan, pemrosesan akhir, aspek
manajemen, serta rencana garis besar
tentang kelembagaan (Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Lampung
2019 dalam Bappeda Provinsi
Lampung, 2019).
Oleh karena itu dibutuhkan
penelitian lebih lanjut mengenai siapa
saja pemangku kepentingan yang
terlibat dan seberapa besar tingkat
pengaruh dan kepentingannya terhadap
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran
ini baik dari pemerintah, masyarakat,
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
4
LSM, swasta maupun akademisi.
Dengan adanya rumusan masalah
diatas, maka timbullah pertanyaan
penelitian, yaitu “Bagaimanakah
tingkat pengaruh dan kepentingan
para pemangku kepentingan di Pulau
Pasaran, Kota Bandar Lampung
dalam pengelolaan sampah?”
1.3. Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
mengetahui tingkat Pengaruh dan
Kepentingan para Pemangku
Kepentingan dalam Pengelolaan
Sampah di Pulau Pasaran, Kota Bandar
Lampung.
1.3.2. Sasaran
1. Identifikasi kondisi pengelolaan
sampah di Pulau Pasaran, Kota
Bandar Lampung.
2. Identifikasi pemangku kepentingan
yang terlibat dalam pengelolaan
sampah di Pulau Pasaran, Kota
Bandar Lampung.
3. Identifikasi pengaruh dan
kepentingan para pemangku
kepentingan yang terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau
Pasaran, Kota Bandar Lampung.
2. METODE PENELITIAN
Pendekatan metodologi penelitan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan deduktif
dengan metode penelitian campuran
(mix methods). Menurut W.Gulo (2002)
mengatakan bahwa pendekatan deduktif
adalah pendekatan yang ditarik dari
teori-teori dengan proporsi tertentu
yang kemudian dilakukan pengamatan
secara empiris dilapangan. Sedangkan
metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian campuran.
Mix Methods yang digunakan pada
penelitian ini untuk mengetahui tingkat
pengaruh dan kepentingan para
pemangku kepentingan dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran,
Kota Badar Lampung.
Metode analisis data ini dilakukan
untuk menjawab tujuan dan sararan
yang telah dirumuskan. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan analisis deskriptif
dan analisis pemangku kepentingan.
Analisis pemangku kepentingan
dibagi dalam 3 tahap yaitu:
1). Identifikasi Pemangku
kepentingan.
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
5
2). Pengelompokkan dan
pengkategorian.
Untuk mengelompokkan dan
mengkategorikan pemangku
kepentingan berdasarkan tingkat
kepentingan dan pengaruh. Dibuat tabel
jumlah pengaruh dan jumlah
kepentingannya dalam pengelolaan
sampah melalui deskripsi pertanyaan
yang dinyatakan dalam ukuran
kuantitatif (skor) kepada responden.
Penetapan nilai menggunakan
rekomendasi dari pemangku
kepentingan lain. Dan juga penilaian
dengan cara wawancara yang akan
dilakukan Dalam menentukan tingkat
kepentingan dan pengaruh pemangku
kepentingan menggunakan modifikasi
dari analisis kepentingan dan pengaruh
berdasarkan Nurfitriani (2015) Adapun
nilai kepentingan terdiri atas
kepentingan pemangku kepentingan,
tingkat keterlibatan para pihak,
dukungan kegiatan para pihak dalam
pengelolaan sampah. sedangkan nilai
pengaruh terdiri atas kemampuan
pemangku kepentingan dalam
memengaruhi masyarakat dalam
pengelolaan sampah, peran pemangku
kepentingan dalam pengelolaan
sampah.
TABEL 1. KETENTUAN PEMBERIAN SKOR DALAM PENGELOMPOKKAN
KUANTITATIF
Skor Kriteria Keterangan Indikator
Kepentingan Para Pihak
5 Sangat Baik Sangat Berkepentingan
Memiliki kepentingan, keterlibatan dan
dukungan dalam pengelolaan sampah (lebih
dari 1 kegiatan)
4 Baik Berkepentingan Memiliki kepentingan, keterlibatan dan
dukungan dalam pengelolaan sampah
3 Cukup Baik Cukup Berkepentingan
Memiliki kepentingan dan keterlibatan,
tetapi tidak ada dukungan dalam
pengelolaan sampah
2 Kurang Baik Kurang Berkepentingan Hanya Memiliki Kepentingan dalam
Pengelolaan Sampah
1 Tidak Baik Tidak Berkepentingan Tidak Memiliki Kepentingan, Keterlibatan
dan Dukungan dalam pengelolaan Sampah
Skor Kriteria Keterangan Indikator
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
6
Skor Kriteria Keterangan Indikator
Pengaruh Para Pihak
5 Sangat Baik Sangat Memengaruhi
Memiliki peran dan pengaruh dalam
pengelolaan sampah (disebutkan oleh lebih
dari 3 pemangku kepentingan dan sesuai
eksisting)
4 Baik Memengaruhi
Memiliki pengaruh dan peran dalam
pengelolaan sampah (disebutkan oleh
kurang dari 3 pemangku kepentingan dan
sesuai eksisting)
3 Cukup Baik Cukup Memengaruhi
Memiliki pengaruh akan tetapi perannya
rendah dalam pengelolaan sampah (tidak
disebutkan oleh pemangku kepentingan
lain).
2 Kurang Baik Kurang Memengaruhi Hanya memiliki pengaruh/hanya memiliki
peran dalam pengelolaan sampah
1 Tidak Baik Tidak Memengaruhi Tidak memiliki pengaruh dan peran dalam
pengelolaan sampah
Sumber: Nurtjahjawilasa et al dengan modifikasi, 2020
3). Hubungan antar pemangku
kepentingan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Pengelolaan Sampah
di Pulau Pasaran Kota
Bandar Lampung
Berdasarkan hasil observasi lapangan
serta wawancara mengenai
permasalahan dan pengelolaan sampah
di Pulau Pasaran. Wawancara ini
dilakukan kepada berbagai pihak, salah
satunya kepada Bapak Said bin Nadi
selaku ketua RT 09 di Pulau Pasaran
dan Bapak Suhaidi selaku ketua RT 10
di Pulau Pasaran. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan maka
didapatkan beberapa informasi
mengenai pengelolaan sampah, yaitu:
A. Sumber sampah dan jumlah
sampah di Pulau Pasaran
Sedangkan sumber sampah
yang dihasilkan didalam Pulau Pasaran
yaitu berasal dari masyarakat yang ada
di Pulau Pasaran itu sendiri, sampah-
sampah yang ada tersebut berupa
sampah rumah tangga dan sampah
industri kecil (pengolahan ikan asin).
Seperti yang di katakan oleh kedua RT
yang terdapat di Pulau Pasaran
“…mereka kalau makan yan tinggal
lempar saja sampahnya, misalnya
minum es pakai plastik ya
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
7
plastiknyalangsung dibuang saja
dimana tempat mereka berdiri.
(Suhaidi, 2020)”. Sedangkan untuk
sumber sampah yang terdapat dilaut
sekitar Pulau Pasaran berasal dari
masyarakat sekitar Pulau Pasaran
seperti dari Kecamatan Panjang dan
Kecamatan Teluk yang membuang
sampah kedalam kali atau sungai,
sehingga air dari sungai tersebut
mengalir ke Pulau Pasaran.
Adapun jumlah sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat di Pulau
Pasaran yaitu dengan menghitung
menggunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 19-2454-2002 tentang
Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan dengan
asumsi jumlah sampah yang dihasilkan
per orang dalam sehari yaitu 0,4kg.
Dengan jumlah penduduk yang
terdapat di Pulau Pasaran yaitu
sebanyak 1262 jiwa maka sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat di
Pulau Pasaran dalam sehari yaitu
sebanyak 504,8 kg/hari. Dengan
jumlah sampah yang cukup banyak ini
juga masih belum adanya tindakan
dalam mengatasi permasalahan
sampah tersebut.
B. Perilaku masyarakat Pulau
Pasaran dalam membuang
sampah
Perilaku masyarakat Pulau
Pasaran dalam membuang sampah
yaitu hanya dibuang kedalam laut,
dibakar ataupun dibuang ketempat
pendangkalan yang kemudian dapat
dijadikan daratan nantinya, hal tersebut
seperti yang dikatakan oleh Bapak
Said selaku ketua RT yang ada di
Pulau Pasaran.
Sebenarnya saya cukup
kooperatif ya dengan sampah ini,
masyarakat disini hanya dapat sebatas
menanggulangi, jadi dikumpulkan lalu
dibuat tempat pendangkalan,
maksudnya ada lubang yang harus
ditimbun, nah ya dibuang disitu dan
nanti apabila sudah beberapa tahun
dan sudah mengendap baru nanti
ditimbun dengan batu yang kemudian
akan jadi daratan juga. (Said, 2020)
Sampah-sampah tersebut
dibiarkan begitu saja oleh masyarakat,
hal tersebut dikarenakan tidak adanya
pengangkutan sampah yang dilakukan
oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup
kelurahan maupun RT setempat.
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
8
Sumber: Peneliti, 2020
GAMBAR 1. PETA KONDISI SAMPAH
YANG NANTINYA AKAN DITIMBUN
Selanjutnya, sampah yang
terdapat di Pulau Pasaran juga dibuang
kedalam laut yang dapat menyebabkan
pencemaran ekosistem yang ada di
dalam laut di sekitar Pulau Pasaran.
Perilaku masyarakat dalam membuang
sampah dengan cara ditumbun atau
dibuang kelaut itu dikarenakan tidak
tersedianya sokli atau pengangkutan
sampah disana. Hal tersebut
dikarenakan sokli yang dahulunya
pernah disediakan oleh pihak
kelurahan dan Dinas Lingkungan
Hidup beserta kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut sampah,
tidak berjalan dengan lancar. Adapun
faktor penyebab tidak berjalannya
sokli tersebut dikarenakan keterbatasan
akses jalan untuk menuju Pulau
Pasaran sehingga pengangkutan
sampah yang dilakukan menjadi tidak
maksimal. Hal tersebut dikarenakan
dahulunya akses jalan untuk menuju
Pulau Pasaran hanya menggunakan
jembatan, akan tetapi jembatan
tersebut sulit untuk dilalui kendaraan
roda empat.
C. Skema pengangkutan
sampah di Pulau Pasaran
seperti yang telah dijelaskan
dalam point B, bahwa perilaku
masyarakat dalam membuang sampah
yaitu hanya dibuang kedalam laut yang
kemudian bisa merusak ekosistem laut,
dan juga dibuang ketempat
pendangkalan yang kemudian akan
dijadikan sebagai timbunan dan
nantinya bisa dijadikan sebagai daratan
lainnya yang terdapat di Pulau
Pasaran. Sehingga menyebabkan tidak
adanya skema pengangkutan sampah
sebagai mana mestinya.
Karena berdasarkan wawancara
dengan Bapak Anisar selaku Kasi
Pengembangan Teknologi dan Inovasi
Pengelolaan Persampahan Dinas
Lingkungan Hidup, bahwa sebagai
mana mestinya pengelolaan sampah
yang ada di Kelurahan Kota Karang
Khususnya Pulau Pasaran dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
9
Sumber: Peneliti, 2020
GAMBAR 2. SKEMA PENGANGKUTAN
SAMPAH DI PULAU PASARAN
BERDASARKAN DINAS LINGKUNGAN
HIDUP
3.2. Pemangku Kepentingan yang
terlibat dalam pengelolaan
sampah di Pulau Pasaran
Berdasarkan pengakuan dari
Bapak Anisar dari Dinas Lingkungan
Hidup, Bapak Said dan Bapak Suhaidi
yang merupakan Ketua RT di Pulau
Pasaran dan juga Bapak Mashabi dari
LSM Mitra Bentala, terdapat beberapa
pemangku kepentingan yang terdiri
dari Pemerintah, Masyarakat, LSM,
Swasta dan akademisi. Berdasarkan
wawancara kepada masing – masing
pemangku kepentingan tersebut
ternyata untuk sektor swasta sendiri
tidak terlibat dalam pengelolaan
sampah di wilayah studi,
A. Pemerintah
Pemerintah yang terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran
terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup
Kota Bandar Lampung yang dikepalai
oleh Bapak Anisar, UPT Kecamatan
Teluk Betung Timur yang dikepalai
oleh Bapak Gunawan dan Kelurahan
Kota Karang yang dikepalai oleh
Bapak Syamsudin.
B. Masyarakat
Masyarakat yang terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran,
peneliti melakukan wawancara kepada
ketua RT yang terdapat di Pulau
Pasaran. Dimana RT yang terdapat di
Pulau Pasaran terbagi menjadi dua
yaitu RT 09 dan RT 10. RT 09
dikepalai oleh Bapak Said Bin Nadi,
sedangkan RT 10 dikepalai oleh Bapak
Suhaidi
C. Lembaga Swadaya
Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat
yang terlibat atau pernah terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran
yaitu LSM Mitra Bentala. LSM Mitra
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
10
Bentala ini merupakan lembaga
swadaya yang konsen pada lingkungan
termasuk juga sampah yang terdapat di
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
yang ada di seluruh Provinsi Lampung,
termasuk juga wilayah pesisir yang di
Kota Bandar Lampung.
D. Akademisi
Pihak akademisi yang dijadikan
narasumber dalam penelitian ini yaitu
dari Instansi perguruan tinggi negeri
Institut Teknologi Sumatera yang
merupakan salah satu dosen dari
program Studi Teknik Lingkungan.
Wawancara ini dilakukan kepada Ibu
Yuni selaku dosen Teknik Lingkungan
dan juga salah satu dosen dari Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
yaitu Bapak Edison selaku dosen
Perencanaan Wilayah dan Kota.
3.3. Pengaruh dan kepentingan
para pemangku kepentingan
dalam pengelolaan sampah di
Pulau Pasaran
A. Identifikasi Pemangku
kepentingan.
Pemangku kepentingan yang
terlibat dalam pengelolaan sampah di
Pulau Pasaran terdapat sebanyak 8
pihak yang terbagi dalam tabel berikut.
TABEL 2. PEMANGKU KEPENTINGAN
YANG TERLIBAT
No. Pemangku Kepentingan Instansi
1. Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah
2. Kelurahan Kota Karang Pemerintah
3.
UPT Kebersihan
Kecamatan Teluk Betung
Timur
Pemerintah
4. Ketua RT 09 Masyarakat
5. Ketua RT 10 Masyarakat
6. LSM Mitra Bentala LSM
7. Program Studi Teknik
Lingkungan Akademisi
8.
Program Studi
Perencanaan Wilayah
dan Kota
Akademisi
Sumber: Peneliti, 2020
A. Pengelompokkan dan
Pengkategorian
Pengelompokkan pemangku
kepentingan berdasarkan tingkat
kepentingan dan pengaruhnya, dengan
menggunakan modifikasi dari analisis
kepentingan dan pengaruh berdasarkan
Nurfitiriani (2015) dan melakukan
penilaian berdasarkan penilaian dari
wawancara dan diberikan skor agar
menjadi bentuk kuantitatif. Untuk nilai
kepentingan terdiri atas kepentingan
pemangku kepentingan, tingkat
keterlibatan para pihak dan dukungan
kegiatan para pihak dalam pengelolaan
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
11
sampah. sedangkan nilai pengaruh
terdiri atas kemampuan pemangku
kepentingan dalam memengaruhi
masyarakat dalam pengelolaan sampah
dan peran pemangku kepentingan
dalam pengelolaan sampah. Adapun
skor yang didapatkan dari masing-
masing pemangku kepentingan adalah
sebagai berikut:
TABEL 3. HASIL PENGELOMPOKKAN
KUANTITATIF ATAS DASAR
KEPENTINGAN DAN PENGARUH
No.
Pemangku
Kepen
tingan
Skor
Kepen
tingan
Skor
Pengaruh
1.
Dinas
Lingkungan
Hidup
3 1
2.
Kelurahan
Kota
Karang
1 3
3.
UPT
Kebersihan
Kecamatan
Teluk
Betung
Timur
1 1
4. Ketua RT
09 3 3
5. Ketua RT
10 3 3
6. LSM Mitra
Bentala 4 3
7.
Akademisi
Program
Studi
Teknik
Lingkungan
2 1
8. Akademisi
Program 1 1
No.
Pemangku
Kepen
tingan
Skor
Kepen
tingan
Skor
Pengaruh
Studi
Perencanaan
Wilayah
dan Kota Sumber: Peneliti, 2020
Selanjutnya, setelah didapatkan
tinggi rendahnya kepentingan dan
pengaruh pemangku kepentingan maka
akan dimasukkan dan dikelompokkan
dalam diagram kepentingan dan
pengaruh para pemangku kepentingan,
sebagai berikut.
GAMBAR 3. DIAGRAM KEPENTINGAN
DAN PENGARUH PEMANGKU
KEPENTINGAN
Sumber: Peneliti, 2020
Pemangku kepentingan yang
masuk kedalam : key players yaitu
masyarakat dan LSM. Dikarenakan
masyarakat khususnya ketua RT di
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
12
Pulau Pasaran menginginkan
lingkungan yang bersih dan juga sehat.
Sedangkan untuk pengaruh masyarakat
khususnya ketua RT dalam
penanganan sampah di Pulau Pasaran
bisa dibilang cukup besar. Untuk LSM
Mitra Bentala ini mempunyai
kepentingan untuk menjadikan
lingkungan di Pulau Pasaran menjadi
bersih dan juga kepentingan lainnya
yaitu memberikan penyadaran kepada
masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan.
Subject yaitu Dinas
Lingkungan Hidup. Dinas Lingkungan
Hidup mempunyai kepentingan yang
tinggi yaitu berupa mengarahkan, ingin
menciptakan, ingin bagaimana
mendukung, mendorong baik secara
langsung maupun tidak langsung
pemerintah kecamatan, pemerintah
kelurahan, RT dan warga disana untuk
menciptakan kebersihan, keindahan,
kenyamanan dan kesehatan. Namun
pengaruh yang dimiliki oleh Dinas
Lingkungan Hidup sangat rendah
dikarenakan keterbatasan wewenang
dan juga tanggung jawab dari Dinas
Lingkungan Hidup.
Contect Setters yaitu Kelurahan
Kota Karang. Kelurahan Kota Karang
mempunyai pengaruh yang cukup
tinggi berupa penghimbauan kepada
masyarakat atau paling tidak kepada
Ketua RTnya dalam permasalahan
sampah yang ada. Kelurahan Kota
Karang memiliki kepentingan yang
rendah dalam pengelolaan sampah di
Pulau Pasaran. dikarenakan belum
adanya tindakan, dukungan kegiatan
dan keterlibatan Kelurahan Kota
Karang dalam pengelolaan sampah di
Pulau Pasaran.
Terakhir Crowds yaitu
akademisi dan juga UPT Kebersihan
Kecamatan Teluk Betung Timur. Pihak
akademisi kurang berkepentingan
dalam pengelolaan sampah di Pulau
Pasaran. Kepentingan pihak akademisi
yaitu mengacu kepada tri dharma
perguruan tinggi yang diantaranya
terdapat pengabdian masyarakat akan
tetapi pihak akademisi belum terlibat
dalam pengelolaan sampah, dan juga
belum memberikan dukungan
kegiatan. UPT Kebersihan Kecamatan
Teluk Betung Timur juga belum
mempunyai kepentingan dan pengaruh
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
13
dalam pengelolaan sampah di Pulau
Pasaran dikarenakan tidak adanya
keterlibatan dan dukungan UPT dalam
pengelolaan sampah. UPT Kebersihan
Kecamatan Teluk Betung Timur hanya
mengangkut sampah yang ada di TPS
menuju ke TPA dan juga hanya
berkoordinasi dengan pihak kelurahan
mengenai permasalahan persampahan
tersebut. Sedangkan untuk
pengaruhnya tidak ada dikarenakan
pihak UPT tidak turun langsung ke
Pulau Pasaran.
B. Hubungan Antar pemangku
kepentingan
Hubungan antara pemangku
kepentingan digambarkan dalam
matriks actorlinkage, dimana yang
teridentifikasi dalam matriks tersebut
yaitu berpotensi konflik, saling
mengisi dan bekerjasama. Hubungan
antar pemerintah yaitu berpotensi
konflik dan berpotensi bekerjasama.
Selanjutnya hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat yaitu
dapat kerjasama dalam pengelolaan
sampah. Selanjutnya hubungan antara
pemerintah dengan LSM dan
akademisi yaitu potensi konflik dan
bekerjasama. Sedangkan hubungan
antara masyarakat dengan LSM dan
akademisi yaitu saling mengisi dan
kerjasama. Dan yang terakhir yaitu
tidak adanya hubungan antara LSM
dan akademisi.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang ada
dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa belum adanya
metode pengelolaan sampah di Pulau
Pasaran. Hal tersebut dikarenakan
sampah-sampah yang ada disana hanya
dibuang kedalam laut, dibakar dan
juga dijadikan timbuan yang nantinya
menjadi daratan baru oleh masyarakat
Pulau Pasaran. Dengan metode
pengelolaan sampah yang dilakukan
oleh masyarakat saat ini dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan
dikarenakan belum tersedianya
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran.
selain itu, masih belum tersedianya
skema pengangkutan sampah di Pulau
Pasaran karena tidak tersedianya sokli.
Selanjutnya, pihak yang terlibat dalam
pengelolaan sampah di Pulau Pasaran
yaitu terdapat dari pihak pemerintah
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
14
yang diwakili oleh Dinas Lingkungan
Hidup, Kelurahan Kota Karang dan
UPT Kebersihan Kecamatan Teluk
Betung Timur. Selanjutnya dari
masyarakat, LSM Mitra Bentala dan
juga akademisi yang berasal dari
Program Studi Teknik Lingkungan dan
Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota, Insitut Teknologi Sumatera.
Namun masih belum adanya
koordinasi antar pemangku
kepentingan dalam pengelolaan
sampah di Pulau Pasaran sehingga
belum adanya sistem pengelolaan
sampah yang baik yang dapat
mengatasi permasalahan persampahan
di Pulau Pasaran. Selanjutnya
pengaruh dan kepentingan para
pemangku kepentingan dalam
pengelolaan sampah yang ada di Pulau
Pasaran yaitu hanya terdapat pada
masyarakat dan LSM yang memiliki
pengaruh dan kepentingan yang tinggi.
Permasalahan pengelolaan
sampah di Pulau Pasaran, Kota Bandar
Lampung terjadi karena masyarakat
yang ada disana tidak dapat melakukan
pembuangan sampah seperti
pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan sampah ke tempat
pembuangan sementara (TPS)
dikarenakan tidak tersedianya skema
yang dapat mengatur permasalah
persampahan tersebut. Maka
diperlukan skema pengelolaan sampah
dan juga koordinasi antar pemangku
kepentingan bukan hanya pemangku
kepentingan yang memiliki pengaruh
dan kepentingan tinggi melainkan
semua pihak dapat terlibat agar setiap
pihak dapat melakukan perannya
masing-masing sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alviya, Iis. Et al. 2016. Meningkatkan
Peran Pemangku Kepentingan
Dalam Pengelolaan Wilayah Hulu
Daerah Aliran Sungai Ciliwung.
Jurnal. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial, Ekonomi,
Kebijakan dan Perubahan Iklim.
Bogor.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018.
Data Kependudukan Indonesia
tahun 2018 . Indonesia.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016.
Statistik Lingkungan Hidup
Indonesia tahun 2016. Indonesia.
Bappeda Provinsi Lampung. 2019.
FGD Pembangunan TPA Regional
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
15
Lampung dan Pengelolaan
Sampah Pesisir.
http://FGD%20PEMBANGUNA
N%20TPA%20REGIONAL%20L
AMPUNG%20DAN%20PENGE
LOLAAN%20SAMPAH%20PES
ISIR.html . (diakses pada tanggal
4 November 2019).
Chatlya, Angela. 2016. Pengelolaan
Sampah Pantai Oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bandar Lampung (Studi pada
pantai Sukaraja Kecamatan Bumi
Waras). Skripsi. Jurusan Ilmu
Pemerintahan. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Damanhuri, Enri & Padmi, Tri. 2010.
Pengelolaan Sampah. Jurnal
Diktat Kuliah . Program Studi
Teknik Lingkungan. Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan .
Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Dinas Cipta Karya PU. 2016. Data
umum Rekapitulasi data
Persampahan Nasional.
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/simp
ersampahan/baseline/rosampahdat
alist.php?tabid=dataumum .
(diakses pada tanggal 4 November
2019).
Nurtjahjawilasa . Kartodiharjo, Hariadi
et al. 2015. Analisis Pemangku
Kepentingan dalam Kebijakan
Pengelolaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Kehutanan. Jurnal. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan
Kehutanan. KLHK. Bogor.
Nurfitriani, Fitri . Darusman Dudung
et al . 2015 . Analisis Pemangku
Kepentingan dalam transformasi
kebijakan fiscal hijau . Jurnal .
Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor . Bogor.
Puspasari, Gandhi Rahma dan
Mussadun. 2016. Peran
Kelembagaan Dalam Pengelolaan
Persampahan di Kabupaten
Trenggalek . Jurnal Pembangunan
Wilayah dan Kota. Penerbit
Planologi Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
ALFABETA. Bandung.
Undang – Undang Republik Indonesia
No. 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang – Undang Nomor 23 Tahun
1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Tingkat Pengaruh dan Kepentingan Para Pemangku Kepentingan Terhadap Pengelolaan Sampah di Pulau Pasaran Nurul Intan Afivah¹, Helmia Adita Fitra², Hafi Munirwan³
16