Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT KELULUSAN UJIAN OSCE PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2015 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Gusti Ayu Rahayu Windaswari
1402005037
Dosen Pembimbing : dr. I Gde Haryo Ganesha, S.ked
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar
2017
Kata Pengantar
Om Swastyastu,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan tugas Elective Study Semester V
dengan judul “Tingkat Kelulusan Ujian OSCE pada Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana” tepat pada waktu yang ditentukan. Dalam kesempatan ini,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penulisan antara lain kepada :
1. Dr.dr.I.W.P.Sutirta Yasa, selaku Ketua Blok Elective Study Semester V
Program studi Pendidikan Dokter FK Unud atas bantuan moral dan material
yang diberikan.
2. dr. Putu Ayu Asri Darmayanti, M.Kes selaku Sekretaris Blok Elective Study
yang telah memberikan petunjuk mengenai penulisan laporan ini.
3. dr. I Gusti Ayu Sri Darmayani, Sp.OG selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan laporan ini.
4. dr. I Gde Haryo Ganesha, S.ked selaku pembimbing II yang juga telah
memberikan dukungan bimbingan selama penulisan laporan ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang
telah memberikan bantuan moral dan material dalam penyusunan laporan
ini.
Laporan akhir ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Blok
Elective Study Semester V Program studi Pendidikan Dokter FK Unud. Dalam
kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran penulisan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir ini masih jauh dari sempurna,
kritik dan saran yang membangun untuk membantu penyempurnaan Laporan Akhir
ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
luas.
Om Çantih, Çantih, Çantih Om
Denpasar, Januari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................. 3
1.4 Manfaat ................................................................................ 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 4
2.1 Pengertian BCS ................................................................... 4
2.2 Pengertian OSCE ................................................................. 6
2.3 Aplikasi Pelatihan BCS dalam Pelaksaan OSCE .................. 8
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kelulusan OSCE Lokal ........... 9
2.5 Pelaksaan OSCE di Fakultas Kedokteran Udayana .............. 11
2.6 OSCE Lokal sebagai Persiapan OSCE Nasional .................. 12
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS..... 15
3.1 Kerangka Berfikir ................................................................. 15
3.2 Kerangka Konsep .................................................................. 17
3.3 Hipotesis .............................................................................. 17
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................... 18
4.1 Desain Penelitian ................................................................. 18
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 18
4.3 Subjek Penelitian .................................................................. 18
4.4 Identifikasi Variabel ............................................................. 20
4.5 Definisi Operasional ............................................................. 21
4.6 Instrumen Penelitian ............................................................. 22
4.7 Persetujuan Setelah Penjelasan ............................................. 22
4.8 Prosedur Pengambilan Data .................................................. 23
4.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 23
Daftar Pustaka ...................................................................................... 24
Lampiran .............................................................................................. 26
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2006 Konsil Kedokteran Indonesia mengadopsi
pendidikan KBK sebagai dasar untuk sarjana kedokteran yang jelas
menyatakan orientasi kurikulum merujuk ke dokter keluarga. Gagasan
dasarnya menjelaskan bahwa semua mahasiswa kedokteran akan
mempelajari 7 kompetensi yaitu komunikasi yang efektif, keterampilan
klinis, pengetahuan medis, manajemen pasien, manajemen informasi, long-
life learning, dan etika profesionalisme (Claramita et al, 2011).
Menjadi mahasiswa kedokteran merupakan tahap awal untuk
menjadi seorang dokter klinis. Dalam dunia klinis, tidak hanya mempelajari
teori saja, melainkan pelatihan keterampilan klinis membuat seorang dokter
lebih percaya diri dalam bekerja (Aboud, 2013). Clinical Skill menjadi salah
satu pelatihan terpenting pada setiap bagian dari pendidikan dokter.
Kemampuan untuk berpikir klinis dan keterampilan klinis mahasiswa
kedokteran sangat diharapkan. Oleh karena itu "learning by doing",
bertindak dalam hal ini yaitu melatih skill adalah sebagai salah satu cara
efektif untuk belajar. Berlatarbelakang kurikulum berbasis kompetensi ini,
secara tidak langsung menciptakan proses yang berbeda disetiap pelatihan
clinical skill bagi mahasiswa pendidikan dokter di setiap universitas (Bajow
et al, 2015).
Simulasi klinis adalah salah satu prosedur yang dapat digunakan
dalam pendidikan kesehatan, dimana simulasi klinis ini sebisa mungkin
mirip dengan situasi yang sebenarnya di lapangan. Tujuan utama dari
simulasi klinis ini difokuskan untuk memperoleh keterampilan klinis.
Simulasi klinis ini tidak hanya melibatkan pengetahuan yang dimiliki
mahasiswa kedokteran namun juga pendidikan afektif, seperti pelatihan
komunikasi dengan pasien serta sikap dan prosedur dalam pemeriksaan
(Akaike et al, 2012).
Pelatihan clinical skill didasarkan pada pembelajaran yang aktif dan
teori pembelajaran orang dewasa. Dimana mahasiswa umumnya dapat
mengingat 90% teori dari pembelajaran yang aktif ditambah dengan
pengalaman melalui pelatihan clinical skill yang dilakukan (Akaike et al,
2012).
Untuk melihat kemampuan clinical skill mahasiswa dan juga
melihat efektivitas dari pelatihan clinical skill, maka pihak universitas
biasanya menyelenggarakan ujian keterampilan klinis yang dikenal dengan
Objective Structured Clinical Examination (OSCE). OSCE ini dibagi
menjadi dua kategori yaitu OSCE lokal yang diselenggarakan setiap akhir
semester atau setiap tahun ini diserahkan kepada masing-masing
universitas, dimana universitas memiliki kewenangan untuk menjalankan
sebagaimana mestinya OSCE sesuai sistem yang diterapkan pihak
universitas. Selanjutnya terdapat OSCE Nasional yang diselenggarakan
secara serempak oleh setiap universitas dengan ketentuan yang sama yang
dibuat oleh pusat. OSCE lokal ini akan memberikan gambaran OSCE
Nasional yang wajib diikuti oleh mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi. Tak terkecuali Fakultas Kedokteran universitas
Udayana juga melakukan penilaian keterampilan klinis ini. Pada tahun 2013
ini, mulai dilakukan OSCE Nasional sebagai salah satu penilaian
kemampuan klinis mahasiswa kedokteran sebelum menjadi dokter yang
sebenarnya (Risahmawati et al, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Pada penjabaran latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat
diangkat yaitu “Bagaimana tingkat kelulusan ujian OSCE pada mahasiswa
pendidikan dokter angkatan 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui tingkat kelulusan ujian
OSCE pada mahasiswa pendidikan dokter angkatan 2015 di Fakultas
Kedokteran universitas Udayana.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu motivasi untuk meningkatkan nilai OSCE dan
dapat memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai
OSCE.
1.4.2 Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai salah satu gambaran untuk mengetahui nilai OSCE
mahasiswa pendidikan dokter dan evaluasi dari sistem yang
berkaitan dengan kegiatan OSCE.
BAB. II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian BCS
Pelatihan keterampilan klinis adalah pelatihan yang bertujuan
menyiapkan mahasiswa kedokteran dalam menghadapi kepaniteraan klinik.
Idealnya, Pelatihan keterampilan klinis dimulai sejak awal semester, karena
akan meningkatkan minat belajar mahasiswa dan memberikan persiapan
yang lebih baik untuk menjalani kepaniteraan klinik (Widyandana et al,
2015).
Peran utama dari pelatihan keterampilan klinis adalah menawarkan
suatu metode pembelajaran inovatif yang efisien untuk mengisi kesenjangan
antara pengetahuan teoritis dan praktek klinis. Pentingnya keterampilan
klinis melihat dari fakta bahwa keterampilan klinis adalah poros dari
pekerjaan sehari-hari dari semua profesional kesehatan (Widyandana et al,
2015).
Dalam setiap universitas yang terdapat program pendidikan dokter,
basic clinical skill yang menjadi salah satu bekal saat menjalankan profesi
tak terdapat standar khusus dalam proses pelatihannya. Dengan kata lain,
tidak ada standar nasional yang pasti untuk proses pelatihan basic clinical
skill bagi mahasiswa kedokteran. Setiap universitas akan memiliki proses
pelatihan ketrampilan klinis berbeda-beda. Namun ini sangat kontras ketika
kita melihat adanya standar yang seragam untuk menilai pengetahuan klinis
mahasiswa yang ditentukan dalam kurikulum (Widyandana et al, 2015).
Pada tingkat satuan pendidikan, komponen yang paling penting
yang dibutuhkan dalam pendidikan keterampilan klinis yang efektif adalah
(Widyandana et al, 2015) :
Seorang dosen yang terampil dan bersedia membimbing
Mahasiswa yang telah siap dan memiliki motivasi
Seorang pasien yang bisa memberikan informasi dan yang bersedia
Waktu dan kesempatan untuk mengulang keterampilan prakteknya,
termasuk paparan dalam jumlah yang memadai dan beragam kelompok
pasien
Sikap tanggung jawab yang professional terhadap pasien oleh
mahasiswa dan dosen
Waktu dan kesempatan untuk melakukan umpan balik yang efektif
antara mahasiswa dan dosen
Selain hal tersebut diatas, pada SKDI 2012 dijelaskan juga bahwa
output dokter yang diharapkan masyarakat era sekarang dalam kaitannya
dengan keterampilan klinis yaitu lulusan dokter mampu :
1. Melakukan prosedur diagnosis :
- Melakukan dan menginterpretasi hasil auto-, allo- dan hetero-
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan
masalah pasien
- Melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan penunjang dasar dan
mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional
2. Melakukan prosedur penatalaksanaan masalah kesehatan secara
holistik dan komprehensif
- Melakukan edukasi dan konseling
- Melaksanakan promosi kesehatan
- Melakukan tindakan medis preventif
- Melakukan tindakan medis kuratif
- Melakukan tindakan medis rehabilitatif
- Melakukan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat
membahayakan diri sendiri dan orang lain
- Melakukan tindakan medis pada kedaruratan klinis dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien
- Melakukan tindakan medis dengan pendekatan medikolegal
terhadap masalah kesehatan/kecederaan yang berhubungan dengan
hukum
2.2 Pengertian OSCE
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan
suatu evaluasi atau penilaian terhadap keterampilan klinis yang dimiliki
mahasiswa kedokteran terkait pengetahuan yang dimiliki. Evaluasi dalam
OSCE ini tergantung dari materi yang diberikan, bisa berupa menulis dalam
lembar jawaban ataupun penilaian keterampilan yang terkait dengan proses
pembelajaran sebelumnya. Penilaian yang dilakukan selama OSCE
berlangsung dilakukan oleh para observer yang telah disediakan dimana
perolehan nilai mahasiswa didasarkan atas ketepatan jawaban ataupun
keterampilan yang diperlihatkan dalam menghadapi pasien dengan kategori
yang terdapat pada checklist setiap stase (Krishnamurthy et al, 2015).
OSCE yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran ini sebagai salah
satu tolak ukur untuk mengevaluasi Clinical Skill yang dimiliki oleh
mahasiswa. Dimana yang dinilai yaitu keterampilan sikap serta perilaku
yang merupakan standar yang digunakan oleh dokter klinik untuk
menghadapi pasien dan juga sebagai tolak ukur penilaian yang valid
terhadap kinerja klinik mahasiswa kedokteran (Gemiyani et al, 2014).
Pada OSCE yang sering dinilai adalah kemampuan klinis
mahasiswa, kompetensi dalam keterampilan seperti komunikasi,
pemeriksaan klinis, prosedur medis, resep, pemeriksaan penunjang dan
intepretasi hasil (Krishnamurthy et al, 2015). Pelaksaan OSCE biasanya
terdiri dari beberapa station pendek (biasanya 5-10 menit meskipun
beberapa menggunakan hingga 15 menit). Dimana setiap station memiliki
materi yang berbeda dan juga observer yang berbeda penda dari pertukaran
station ini yaitu suara bel yang berbunyi setiap 5 menit (Bhowate et al,
2014).
OSCE ini dikembangkan untuk mengurangi bias dalam penilaian
secara kompetensi klinis dimana berbagai aspek kompetensi klinis
dievaluasi secara komprehensif, konsisten, dan terstruktur dengan
memperhatikan objektivitas dari proses yang dijalani (Alaidarous et al,
2016).
Terdapat 10 langkah yang arus dipersiapkan lembaga pendidikan
untuk melakukan OSCE yaitu : memastikan sarana dan prasarana untuk
OSCE, batas waktu yang pasti dalam setiap station, penyusunan blueprint,
mempersiapkan kasus-kasus, pembuatan checklist penilaian, penentuan
pasien dan pelatihan untuk calon pasien, penentuan penguji, pengaturan sesi
ujian, pelaporan data dan hasil, dan yang terakhir yaitu pengembangan
kepustakaan kasus-kasus (Kurniasih, 2014).
2.3 Aplikasi Pelatihan BCS dalam Pelaksanaan OSCE
Pendidikan kedokteran dibagi atas dua tahap, yaitu tahap pre-klinis
dan fase klinis. Selama mahasiswa masih dalam fase pre-klinis akan
diajarkan keterampilan klinis dasar (BCS). BCS sebagai bagian dari
Kurikulum PBL merupakan salah satu metode yang memberikan
mahasiswa kesempatan untuk mengekspos keterampilan klinis pada tahap
yang sangat awal dalam pendidikan kedokteran. Untuk melihat kemampuan
clinical skill mahasiswa dan juga melihat efektivitas dari pelatihan clinical
skill, maka pihak universitas biasanya menyelenggarakan ujian
keterampilan klinis yang dikenal dengan Objective Structured Clinical
Examination (OSCE) (Risahmawati et al, 2015).
Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan
suatu evaluasi atau penilaian terhadap keterampilan klinis yang dimiliki
mahasiswa kedokteran terkait pengetahuan yang dimiliki. Evaluasi dalam
OSCE ini tergantung dari materi yang diberikan, bisa berupa menulis dalam
lembar jawaban ataupun penilaian keterampilan yang terkait dengan proses
pembelajaran sebelumnya. Penilaian yang dilakukan selama OSCE
berlangsung dilakukan oleh para observer yang telah disediakan dimana
perolehan nilai mahasiswa didasarkan atas ketepatan jawaban ataupun
keterampilan yang diperlihatkan dalam menghadapi pasien dengan kategori
yang terdapat pada checklist setiap stase (Krishnamurthy et all, 2015).
OSCE dilaksanakan biasanya diakhir tahun ataupun diakhir
semester, ini tergantung kebijakan dari masing-masing Fakultas. OSCE
lokal (yang diadakan oleh masing-masing Fakultas Kedokteran) merupakan
penilaian komprehensif untuk mahasiswa sebagai bagian dari modul
penilaian dalam hal penalaran klinis mahasiswa. Selain itu, OSCE ini juga
mempersiapkan mahasiswa untuk menempuh OSCE Nasional yang
dilaksanakan sebagai bagian dari ujian kompetensi nasional untuk semua
lulusan mahasiswa kedokteran sebagai persyaratan untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi. Ada delapan bidang yang dinilai dalam OSCE
Nasional yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, prosedur klinis,
penentuan diagnosis, diagnosis banding, pengobatan yang akan diberikan,
komunikasi dan profesionalisme (Risahmawati et al,2015).
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelulusan OSCE Lokal
OSCE lokal dilaksanakan biasanya diakhir tahun ataupun diakhir
semester, ini tergantung kebijakan dari masing-masing Fakultas. OSCE
lokal (yang diadakan oleh masing-masing Fakultas Kedokteran) merupakan
penilaian komprehensif untuk mahasiswa sebagai bagian dari modul
penilaian dalam hal penalaran klinis mahasiswa (Risahmawati et al,2015).
Pada OSCE yang sering dinilai adalah kemampuan klinis
mahasiswa, kompetensi dalam keterampilan seperti komunikasi,
pemeriksaan klinis, prosedur medis, resep, pemeriksaan penunjang dan
intepretasi hasil. Pelaksaan OSCE biasanya terdiri dari beberapa station
pendek (biasanya 5-10 menit meskipun beberapa menggunakan hingga 15
menit). Dimana setiap station memiliki materi yang berbeda dan juga
observer yang berbeda (Krishnamurthy et al, 2015).
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja mahasiswa pada ujian OSCE
dipengaruhi oleh sifat non-kognitif individu, seperti persepsi mengenai
kecemasan yang dirasakan, rasa percaya diri, dan kesiapan disamping
penguasaan materi dan keterampilan yang dimiliki. Sehingga, observer
perlu memahami berbagai faktor non-kognitif yang mempengaruhi
mahasiswa pada saat OSCE. Secara khusus, beberapa literature
menunjukkan bahwa OSCE merupakan metode penilaian menegangkan
bagi mahasiswa, yang menimbulkan kecemasan daripada ujian-ujian
lainnya. Hal tersebut dikarenakan sebagian fakta bahwa format ujian seperti
ujian OSCE masih asing bagi mahasiswa sehingga menimbulkan
kecemasan (Kim K, 2016).
Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa yang akan mengikuti
OSCE ini lebih banyak dikarenakan adanya perbedaan antara fasilitas fisik
ketika ujian dilaksanakan dengan ketika proses pembelajaran, pasien,
ekspektasi mengenai dosen yang mengajar dan penguji (Wiyandana et al,
2016).
Selain hal tersebut motivasi untuk belajar dan lulus merupakan salah
satu kunci keberhasilan melewati ujian OSCE. Motivasi belajar dipengaruhi
oleh penghargaan atau keberhasilan dalam hal prestasi yang sebelumnya
pernah diperoleh sehingga membangkitkan semangat untuk belajar lebih
giat, selain itu faktor yang mempengaruhi motivasi dan semangat belajar
yaitu rasa kebosanan, kecemasan, dan juga nyaman dalam suatu situasi
sehingga tidak ingin untuk berusaha lebih keras lagi (Tjakradidjaja et al,
2016).
Interaksi peserta ujian dengan pasien sewaktu OSCE menjadi salah
satu kunci keberhasilan ujian OSCE. Penelitian menunjukkan sikap dokter
terhadap pasien berhubungan dengan kepuasan pasien. Sehingga dengan
kata lain, keterampilan berbicara dan empati perlu dalam menghadapi
pasien (Kim K, 2016).
2.5 Pelaksanaan OSCE di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Ujian di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana khususnya
program studi Pendidikan Dokter terbagi menjadi dua bagian ujian. Ujian
yang pertama yaitu ujian akhir blok, dimana ujian ini akan diselenggarakan
ketika satu blok telah berakhir. Ujian ini menggunakan sistem pilihan ganda
dengan sistem CBT. Tujuan dari ujian ini yaitu untuk mengukur
pengetahuan mengenai materi yang terkait dengan blok yang bersangkutan
(Saputra, 2014).
Ujian yang kedua yaitu ujian OSCE. Dimana ujian OSCE ini
diadakan di akhir semester. Ujian ini berkaitan dengan basic clinical skill
yang telah diberikan pada setiap blok selama satu semester. Tujuan dari
ujian ini yaitu untuk mengasah kemampuan mahasiswa melalui uji
keterampilan klinis (Wardhana et al, 2016).
Pada OSCE yang sering dinilai adalah kemampuan klinis
mahasiswa, kompetensi dalam keterampilan seperti komunikasi,
pemeriksaan klinis, prosedur medis, resep, pemeriksaan penunjang dan
intepretasi hasil. Pelaksaan OSCE biasanya terdiri dari beberapa station
pendek (biasanya 5 di setiap station). Dimana setiap station memiliki materi
yang berbeda dan juga observer yang berbeda. Materi disesuaikan dengan
materi per blok yang dapat selamat satu semester. Ujian OSCE di Fakultas
Kedokteran ini hampir sama dengan pelaksanaan OSCE Nasional. Hal
tersebut untuk mempersiapkan mahasiswa untuk menempuh ujian OSCE
Nasional (Saputra, 2014).
2.6 OSCE Lokal sebagai Persiapan Menempuh OSCE Nasional
OSCE dilaksanakan biasanya diakhir tahun ataupun diakhir
semester, ini tergantung kebijakan dari masing-masing Fakultas. OSCE
lokal (yang diadakan oleh masing-masing Fakultas Kedokteran) merupakan
penilaian komprehensif untuk mahasiswa sebagai bagian dari modul
penilaian dalam hal penalaran klinis mahasiswa. Selain itu, OSCE ini juga
mempersiapkan mahasiswa untuk menempuh OSCE Nasional yang
dilaksanakan sebagai bagian dari ujian kompetensi nasional untuk semua
lulusan mahasiswa kedokteran sebagai persyaratan untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi. Ada delapan bidang yang dinilai dalam OSCE
Nasional yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, prosedur klinis,
penentuan diagnosis, diagnosis banding, pengobatan yang akan diberikan,
komunikasi dan profesionalisme (Risahmawati et al, 2015).
OSCE merupakan bagian dari penilaian keterampilan klinis serta
kompetensi yang dimiliki mahasiswa dengan penilaian yang terstruktur dan
objektif. Pada tahun 2013, Ditjen Dikti telah melaksanakan OSCE Nasional
serentak diberbagai universitas sebagai salah satu syarat untuk lulus sebagai
dokter yang berkompeten (Risahmawati et al, 2015). Beberapa
rangkaiannya meliputi Computer Based Test (CBT) yang merupakan suatu
tes untuk menguji pengetahuan mahasiswa dan selanjutnya diikuti oleh
ujian OSCE dimana untuk menguji keterampilan dan profesionalisme
mahasiswa yang akan menjadi dokter. Kompetensi yang diujikan meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, interpretasi data untuk menunjang diagnosis,
tata laksana, komunikasi dan edukasi, serta perilaku professional. Tes
OSCE yang terdiri dari 12 station ini mempunyai beberapa macam variasi
yaitu pasient based, clinical task, dan written task. Di setiap station test,
para kandidat diberi waktu sekitar 15 menit dengan penanda bel dan di
pertengahan station ada waktu istirahat (Manuputty et al, 2015).
Dengan penjabaran mengenai OSCE Nasional tersebut dapat dilihat
bahwa persiapan untuk menempuh OSCE Nasional dapat dilakukan melalui
OSCE lokal yang diadakan di setiap universitas diakhir semester. Dimana
materi dari OSCE lokal ini sesuai dengan mata kuliah yang diajar pada saat
semester tersebut.
BAB. III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Jenjang pendidikan kedokteran dibagi atas tahap pre-klinik dan klinik.
Tahapan ini harus dilalui oleh setiap mahasiswa kedokteran untuk menjadi
dokter yang kompeten dibidangnya. Pada tahap pre-klinik mahasiswa
kedokteran diberikan pembelajaran dasar-dasar teori untuk menambah
wawasan mahasiswa sebelum menuju ke tahap klinik. Pada sebagian besar
mahasiswa, proses pembelajaran yang diterapkan yaitu proses pembelajaran
orang dewasa, dimana mahasiswa umumnya dapat mengingat 90% teori
dari pembelajaran yang aktif ditambah dengan pengalaman. Sehingga pada
tahap pre-klinik akan diberikan juga Basic Clinical Skill (BCS) untuk proses
pembelajaran dalam hal pengaplikasian teori-teori dengan kaitannya pada
tahap klinis.
Pelatihan BCS ini juga sebagai persiapan mahasiswa untuk
menghadapi OSCE lokal, yaitu evaluasi atau penilaian keterampilan klinis
mahasiswa diakhir tahun ajaran ataupun bisa diakhir semester. Pelatihan
BCS yang diberikan akan sesuai dengan apa yang akan diujikan pada OSCE
lokal ini. Dimana OSCE lokal ini akan memberikan gambaran OSCE
Nasional yang wajib diikuti oleh mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan
setifikat kompetensi. Tak terkecuali Fakultas Kedokteran universitas
Udayana juga melakukan penilaian keterampilan klinis ini. Pada tahun 2013
ini, mulai dilakukan OSCE Nasional sebagai salah satu penilaian
kemampuan klinis mahasiswa kedokteran sebelum menjadi dokter yang
sebenarnya.
Pada OSCE yang sering dinilai adalah kemampuan klinis mahasiswa,
kompetensi dalam keterampilan seperti komunikasi, pemeriksaan klinis,
prosedur medis, resep, pemeriksaan penunjang dan intepretasi hasil.
Pelaksaan OSCE biasanya terdiri dari beberapa station pendek (biasanya 5
di setiap station). Dimana setiap station memiliki materi yang berbeda dan
juga observer yang berbeda. Materi disesuaikan dengan materi per blok
yang dapat selamat satu semester.
Ujian OSCE merupakan metode penilaian menegangkan bagi
mahasiswa, yang menimbulkan kecemasan daripada ujian-ujian lainnya.
Hal tersebut dikarenakan sebagian fakta bahwa format ujian seperti ujian
OSCE masih asing bagi mahasiswa sehingga menimbulkan kecemasan.
Selain dari rasa kecemasan yang dimiliki, rasa percaya diri, penguasaan
materi, motivasi belajar, konsentrasi, bahkan kehadiran ketika lecture dan
pelatihan BCS sedikit banyaknya berpengaruh pada kelulusan ujian OSCE.
Beberapa hal seperti tutor BCS, keterkaitan materi antara lecture, BCS, dan
OSCE, sarana dan prasarana, serta penilai dari observer juga memiliki
pengaruh yang cukup besar akan angka kelulusan dari ujian OSCE.
3.2 Kerangka Konsep
3.3 Hipotesis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelulusan OSCE pada mahasiswa
Pendidikan Dokter angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
Faktor Internal
- Rasa percaya diri
- Kecemasan
- Penguasaan materi
- Motivasi belajar
- Kehadiran lecture
- Kehadiran BCS
- konsentrasi
Tingkat
Kelulusan Ujian
OSCE Faktor Eksternal
- Lingkungan
belajar
- Tutor BCS
- Keterkaitan
lecture, BCS, dan
materi OSCE
- Keterbatasan
waktu
- Sarana dan
prasarana
- observer
BAB. IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilanjutkan
dengan desain cross sectional dimana pengukuran diukur satu kali saja
dalam satu waktu, tanpa diikuti dengan follow up. Rancangan penelitian ini
bertujuan untuk dapat melihat tingkat kelulusan ujian OSCE pada
mahasiswa kedokteran.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kampus Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana pada mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2015.
Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2017-Desember 2017.
4.3 Subjek Penelitian
4.3.1 Populasi
4.3.1.1 Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Pendidikan Dokter.
4.3.1.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Pendidikan Dokter
angkatan 2015.
4.3.2 Sampel
4.3.2.1 Kriteria Sampel
Kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program
Studi Pendidikan Dokter angkatan 2015 yang telah memiliki nilai
OSCE semester 2 dan 3 serta memenuhi kriteria inklusi dan eklusi:
a. Kriteria Inklusi
1.Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2015 yang telah
memiliki nilai OSCE semester 2 dan 3.
2.Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menyetujui
informed consent.
b. Kriteria Eksklusi
1. Subjek tidak dapat mengikuti proses pengisian kuesioner
sepenuhnya karena hal lain.
4.3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel penelitian yang telah dietapkan dipilih dengan
menggunakan metode stratified random sampling. Pada cara ini
sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya
dapat digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas dari variasi
untuk setiap strata.
4.3.2.3 Besar Sampel
Jumlah sampel minimum yang dihitung dengan rumus besar
sampel untuk proporsi tunggal. Tidak ditemukan penelitian sejenis
yang pernah dilakukan sebelumnya, jadi besar proporsi adalah 50%
(P = 0,5) maka Q = 1 – P = 0,5. Besar ketetapan relatif yang
ditetapkan oleh peneliti yaitu 10% (d = 0,10). Besarnya Z α = 1,96
untuk α = 0,05. Perhitungannya:
𝑛 =(𝑍 ∝)2 𝑥 𝑃 𝑥 𝑄
𝑑2
𝑛 =(1,96)2 𝑥 0,5 𝑥 0,5
(0,10)2
𝑛 = 96
Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan kisaran sampel
96, namun untuk meminimalkan bias yang terjadi sampel bisa
ditambahkan 10%-20% dari perhitungan, sehingga jumlah sampel
yang akan diteliti dibutuhkan 116 orang.
4.4 Identifikasi Variabel
4.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah lingkungan belajar, rasa percaya
diri, kecemasan, penguasaan materi, motivasi belajar, kehadiran lecture dan
BCS, konsentrasi, keterkaitan materi lecture, BCS dan OSCE, keterbatasan
waktu, tutor BCS, sarana dan prasarana, serta observer.
4.4.27 Variabel Tergantung
Variabel terikat dari penelitian ini adalah nilai kelulusan dari ujian OSCE
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana program studi
Pendidikan Dokter angkatan 2015.
4.5 Definisi Operasional
4.5.1 Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar ini dapat berpengaruh pada kelulusan OSCE,
dimana lingkungan belajar dapat dikategorikan menjadi keadaan disekitar
lingkungan tempat belajar mahasiswa yang dapat mempengaruhi proses dan
motivasi belajar siswa, meliputi
(1) Kondisi gedung kampus
(2) Ruang kelas
(3) Fasilitas belajar
(4) Keadaan cuaca
(5) kebisingan
4.5.2 Motivasi diri untuk belajar
Motivasi belajar mahasiswa merupakan sejumlah proses yang
menyebabkan timbulnya atau terjadinya pembelajaran yang menyebabkan
sikap antusiasme dalam belajar. Motivasi diri untuk lebih giat belajar
menjadi kunci untuk kelulusan ujian OSCE. Indikator motivasi belajar
meliputi :
(1) hasrat keinginan berhasil
(2) dorongan dan kebutuhan dalam belajar
(3) harapan dan cita-cita masa depan
(4) penghargaan dalam belajar
(5) kegiatan yang menarik dalam belajar
(6) lingkungan belajar yang kondusif
4.5.3 Kecemasan
Rasa cemas yang dirasakan sewaktu akan memulai ujian OSCE
menjadi salah satu penghambat kelancaran ujian. Penilaian kecemasan ini
digunakan suatu skala penilaian yang sudah baku, yaitu Hamilton Rating
Scale fo Anxiety (HRS-A) dimana akan ada 56 pertanyaan dengan
penentuan derajat kecemasannya yaitu :
Skor <14 : tidak ada kecemasan
Skor 14-20 : kecemasan ringan
Skor 21-27 : kecemasan sedang
Skor 28-41 : kecemasan berat
Skor 42-56 : kecemasan berat sekali
4.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu dengan kuesioner.
Kuesioner dibuat berdasarkan data yang diperlukan dan yang ingin digali
dari sampel.
4.7 Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / Informed Consent
Penelitian ini menggunakan subyek manusia dengan tujuan
penelitian yang berdasarkan etika dalam arti melindungi hak responden.
Lembar persetujuan akan dilampirkan pada bagian depan dari kuesioner
agar responden mengetahui tujuan dan manfaat dari penelitian. Jika
responden bersedia untuk diteliti, mereka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika tidak, peneliti harus menghormati keputusan
responden.
4.8 Prosedur Pengambilan Data
Adapun langkah-langkah penelitian ini meliputi:
1. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui data awal
2. Membuat proposal penelitian
3. Melakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner
4. Melakukan pengolahan dan analisa data
4.9 Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data dalam penelitian ini merupakan data primer, dimana semua
data yang diperlukan diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada
semua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program Studi
Pendidikan Dokter angkatan 2015 yang telah memiliki nilai OSCE yang
memenuhi kriteria. Data diinput dan melakukan analisi data secara
deskriptif .
DAFTAR PUSTAKA
Aboud, K. Al. (2013). Medical Students in the Practice : A Perspective, 3(3), 129–
130.
Akaike, M., Fukutomi, M., Nagamune, M., Fujimoto, A., Tsuji, A., Ishida, K., &
Iwata, T. (2012). Simulation-based medical education in clinical skills
laboratory, 59, 28–35.
Alaidarous, S., Awad, T., Masuadi, E., & Wali, S. (2016). Saudi Internal Medicine
Residents ’ Perceptions of the Objective Structured Clinical Examination as a
Formative Assessment Tool. Health Professions Education, 2(2), 121–129.
http://doi.org/10.1016/j.hpe.2016.04.001
Bajow, N., Djalali, A., Ingrassia, P. L., Ageely, H., Bani, I., & Corte, F. Della.
(2015). Disaster medicine curricula in Saudi Arabian medical schools Survey
development, 1–16. Journal of Emergency Medicine, Trauma and Acute Care
2015:8 http://dx.doi.org/10.5339/jemtac.2015.8
Bhowate, R, Panchbhai. A, Vagha. S & Tankhiwale. S, (2014). Introduction of
objective structured clinical examination ( OSCE ) in dental education in India
in the subject of oral medicine and radiology, 4(1).
http://doi.org/10.4103/0974-7761.143169
Claramita, M., Sutomo, A. H., Graber, M. A., & Scherpbier, A. J. J. (2011). Are
patient-centered care values as reflected in teaching scenarios really being
taught when implemented by teaching faculty ? A discourse analysis on an
Indonesian medical school ’ s curriculum, 10:4,
http://www.apfmj.com/content/10/1/4
Francisca A Tjakradidjaja, Yayi Suryo Prabandari, Titi Savitri Prihatiningsih,
Harsono. (2016). The Role of Teacher in Medical Student Self-Directed
Learning Process. Journal of Education and Learning. Vol. 10 (1) pp. 78-84.
Gemiyani. I. N, Asni. E & Hamidy. Y. M, (2014), Hubungan Adversity Quotient
(Aq) Dengan Nilai Osce Pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Riau, Vol.1 (2)
Kim, K. (2016). Factors associated with medical student test anxiety in objective
structured clinical examinations : a preliminary study, 424–427.
http://doi.org/10.5116/ijme.5845.caec
Krishnamurthy, K., & Subbarao, K. S. V. K. (2015). Assessment , Evaluation and
Examinations ; Points to Ponder Introduction :, (2), 60–68.
Kurniasih, I. (2014.). Five Essential Keys in OSCE Planning , Vol. 3 (1) 42–51.
Manuputty, J., Yusuf, I., Patellongi, I., & As, S. (2015). Correlations between
Medical Students National Admission Test Score , Preclinical and Clinical
Year Mean Cumulative GPA and UKDI Score, 3(6), 697–701.
http://doi.org/10.12691/education-3-6-5
Risahmawati, Auda, R., Ardini, W., & Marita, F. (2015). National OSCE result as
parameter outcome of basic clinical skills training during preclinical phase,
4(4), 91–97.
Saputra, O. (2014). STUDENT ’ S MOTIVATIONS IN A PEER-ASSISTED,
4(September), 194–201.
Wardhana.C. A, Westa. I. W, (2016), Prevalence Of Anxiety Among Medical
Students That Participate UKMPPD In Faculty Of Medicine, Udayana
University , 1–12.
Widyandana, D., Majoor, G. D., & Scherpbier, A. (2016). Patients ’ Appreciation
of Pre-Clinical Student Performance in Primary Healthcare Centres in
Indonesia, 25(2), 81–86. http://doi.org/10.4103/1357-6283.103452
Widyandana, D., Majoor, G., & Scherpbier, A. (2012). Preclinical students ’
experiences in early clerkships after skills training partly offered in primary
health care centers : a qualitative study from Indonesia. BMC Medical
Education 2012, 12:35 http://www.biomedcentral.com/1472-6920/12/35