15
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah RATNI INDAH SURYATINI A 310080103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN …eprints.ums.ac.id/19418/25/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU

DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

RATNI INDAH SURYATINI

A 310080103

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

PENGESAHAN

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN

GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

RATNI INDAH SURYATINI

A 310 080 103

Telah dipertahankan di depan dewan Penguji

Pada Tanggal, 23 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno ( )

2. Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum. ( ) 3. Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum. ( )

Surakarta, Juli 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(Drs. Sofyan Anif, M. Si.)

NIK. 547

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN

GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

Ratni Indah Suryatini, A 310 080 103, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012, (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Data pada penelitian ini berupa, tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD. Sumber data penelitian ini berupa interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembaca markah dan metode padan ekstralingual.

Hasil penelitian yang diperoleh: (1) bentuk tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 21 data tuturan ekspresif dengan maksud mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa, (2) strategi tuturan ekspresif yang digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 adalah strategi tuturan ekspresif langsung dan tak langsung dengan modus berita, tanya dan perintah. Kata kunci: tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa. 1. Pendahuluan

Bahasa tidak dapat terlepas dari komunikasi manusia, karena hanya dengan

bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segala hal. Oleh karena itu, tidaklah

berlebihan bila bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia.

Menurut Chaer dan Agustina (2004: 17) terdapat tiga kompenen yang harus

ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang berkomunikasi, yakni

pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang lazim disebut

partisipan; (2) informasi yang dikomunikasikan; dan (3) alat yang digunakan

dalam komunikasi. Berbicara bahasa sebagai alat komunikasi akan terkait erat

dengan ilmu pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari

struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu

digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2009: 4).

Salah satu contoh bentuk komunikasi yang memiliki fungsi sosial adalah

interaksi guru dan siswa pada sistem pembelajaran. Interaksi yang terjadi pada

kegiatan pembelajaran biasanya melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan

komunikasi. Berbagai jenis tuturan yang terjadi pada interaksi pembelajaran,

biasanya memiliki sebuah maksud dan tujuan. Dari tuturan tersebut diharapkan

siswa dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan oleh guru, dengan

demikian tujuan dari komunikasi antara penutur dan mitratutur dapat tercapai.

Dalam suatu pembelajaran, guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam

setiap interaksinya. Setiap guru pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk

berinteraksi dengan siswa-siswinya. Tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang

dirasakan oleh penuturnya disebut dengan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ini

mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan

kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan

(Yule, 2006: 93).

Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ekspresif adalah tuturan

berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan

berbelasungkawa. Tuturan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam interaksi

pembelajaran dapat memberikan referensi baru, yang kemungkinan dapat

membuat guru dan siswa lebih mudah memahami maksud dan tujuan tuturan

yang telah diucapkan.

Tuturan berikut ini adalah beberapa contoh dari tindak tutur ekspresif

mengucapkan selamat dan memuji.

(1.a) Selamat pagi anak-anak. (1.b) Tepuk tangan! Pinter banget. Tuturan no (1.a) di atas menunjukan, adanya interaksi antara guru dan siswa

pada awal pembelajaran. Tuturan ekspresif mengucapkan selamat pagi di atas,

secara langsung digunakan oleh guru untuk menyapa murid-murid yang

ditemuinya di pagi hari sebelum pembelajaran berlangsung. Tuturan no (1.b)

menunjukan adanya interaksi antara guru dan siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung. Tuturan ekspresif memuji tidak langsung di atas, digunakan oleh

guru untuk memuji dan memotivasi siswa secara tidak langsung dengan cara

memberikan tepuk tangan.

Penelitian ingin menjawab “Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur

ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran

2011/2012 dan bagaimanakah strategis tindak tutur ekspresif pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran 2011/2012?”

2. Landasan Teoretis

Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu

bangun bahasa (Kushartanti, 2005: 92). Menurut Webster (dalam Sumarlam 2008:

5-6) wacana adalah pemakaian bahasa komunikasi, baik disampaikan secara lisan

maupun secara tertulis.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wacana

merupakan suatu kesatuan bahasa yang padu, terikat pada konteks dan merupakan

hasil dari sebuah komunikasi. Wacana dapat berupa teks, tuturan, tulisan maupun

bacaan.

Menurut Wijana dan Rohmadi (2009: 7) Pragmatik adalah cabang ilmu

bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan

kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Menurut Levinson (dalam

Rahardi, 2007: 48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang

mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud

tergramatisasi dan terkondifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur

bahasanya. Sedangkan menurut Kushartanti (2005: 104) menyatakan bahwa

pragmatik adalah ilmu yang maknanya dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa.

Menurut Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi tentang makna yang

disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau

pembaca).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari

tentang hal-hal diluar bahasa dalam sebuah komunikasi berdasarkan konteks

tuturan tersebut.

Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Leech (dalam

Wijana dan Rohmadi, 2009: 12) mengungkapkan bahwa pragmatics studies

meaning in relation to speech situtuation. Sehubungan dengan bermacam-

macamnya makna, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam situasi

tutur antara lain penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan

sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, tuturan sebagai produk tindak verbal.

Menurut Chaer (2010: 27) tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang

bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu.

Richard dan Plat (dalam Abdurrahman, 2006: 127) mengungkapkan bahwa

tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional

dalam komunikasi.

Kushartanti (2005: 109) pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan

nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta

di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah ujaran atau tuturan dari

seorang penutur kepada mitra tutur dalam sebuah komunikasi yang mempunyai

maksud dan tujuan tertentu.

Menurut Austin (dalam Chaer, 2004: 53 ) tindak yang dilangsungkan

dengan kalimat performatif, dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang

langung sekaligus, yaitu (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, dan (3)

tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan

sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang

bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang

biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur

perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain

sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang itu.

Searle (dalam Rahardi, 2010: 36) menggelompokan tindak tutur ilokusi

kelima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif,

yaitu tuturan asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi.

Tindak tutur asertif yakni bentuk tutur yang mengikat penutur akan

kebenaran proposisi yang diungkapkan. Adapun yang termasuk ke dalam jenis

tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menyarankan, membual,

mengeluh, dan mengklaim.

Tindak tutur direktif yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya

untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan

di dalam tuturan itu. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini antara

lain memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan merekomendasi.

Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan

atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya

tuturan berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji

dan berbelasungkawa.

Tindak tutur Komisif yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan

janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu.

Tindak tutur deklarasi yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan

kenyataannya, misalnya berpasrah, memecat, membabtis, memberi nama, dan

menghukum.

Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak Langsung. Secara formal,

berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif),

kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperratif). Secara konvensional

kalimat berita digunakan untuk memberikan suatu (informasi), kalimat tanya

untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah,

ajakan, permintaan, atau permohonan. Apabila kalimat-kalimat tersebut

difungsikan secara konvensional, maka tindak tutur yang terbentuk adalah tindak

tutur langsung.

Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan

dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa

diperintah, maka akan terbentuk tindak tutur tidak langsung. Seperti tuturan

berikut.

(2.a) Ada makanan di almari.

Tuturan (2.a), bila diucapkan kepada seorang teman yang membutuhkan

makanan, dimaksudkan untuk memerintah lawan tuturnya mengambil makanan

yang ada di almari yang dimaksud, bukan sekedar untuk menginformasikan

bahwa di almari ada makanan.

3. Metode Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Purworejo di Kecamatan Suruh

Semarang dan SD Negeri Gemolong 1 di Gemolong. Waktu penelitian

dilaksanakan bulan Desember 2011-Mei 2012.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti

deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan dan mengungkap bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1 serta strategi tindak tutur ekspresif yang digunakan pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1.

Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1.

Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.

Adapun sumber data dalam penelitian ini, didapat dari interaksi

pembelajaran guru dan siswa Kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode simak, cacat dan dokumentasi. Teknik rekam dalam penelitian ini

menggunakan camera digital. Proses perekaman dilakukan sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang

terjadi, sehingga dalam praktiknya teknik rekam dapat berjalan apa adanya

(Sudaryanto, 1993: 135).

Teknik simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data

dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam arti, peneliti dalam

upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa

seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan (Mahsun, 2007: 92).

Teknik simak dilakukan dengan meyimak rekaman pada interaksi pembelajaran

guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun

ajaran 2011/2012.

Disamping perekaman, dapat pula dilakukan pencatatan pada kartu data

yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Selain dengan kartu data proses

pencatatannya pun dapat juga memanfaatkan disket komputer (Sudaryanto, 1993:

135). Setelah merekam, peneliti kemudian mencatat dan mengklasifikasi tindak

tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1

SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode markah baca dan

metode padan. Metode baca markah menurut Sudaryanto (1993: 95) disebut juga

metode membaca pemarkah, pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual

atau identitas konstituen tertentu. Kemampuan membaca pemarkah itu berarti

kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Penggunaan metode baca

markah digunakan untuk menganalisis permasalahan pertama yaitu bentuk-bentuk

tindak tutur ilokusi ekspresif pada anak SD.

Metode padan adalah metode penelitian bahasa yang alat penentunya diluar,

terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Penelitian ini

bertujuan mengelompokkan bunyi-bunyi bahasa sebagai misalnya (Mahsun, 2007,

117-122 ).

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, berupaya mengindetifikasi

bentuk tuturan dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.

4. Hasil Penelitian

Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan

atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya

tuturan memberi selamat, meminta maaf, berterima kasih, menyalahkan, memuji

dan berbelasungkawa (Rahardi, 2010: 36).

Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain

mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk

tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD

Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur,

penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial.

Berdasarkan hasil penelitian bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Purworejo meliputi: (1) mengucapkan

selamat, (2) memuji, (3) berterima kasih, (4) menyalahkan. Berikut hasil

pemaparan penelitian ini.

4.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Ekspresif

Tuturan selamat difungsikan untuk mengucapkan selamat atau digunakan

untuk menyapa seseorang. Berikut ini realisasi bentuk tindak tutur ekspresif

mengucapkan selamat.

1. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantik sing bagus-bagus, kayak

belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak?

2. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke

depan.

Memuji adalah perkataan yang bermaksud untuk memuji lawan bicaranya.

Berdasarkan data penelitian ini, terdapat beberapa kesantunan tuturan ekspresif

memuji. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi memuji dalam kalimat ini adalah

sebagai berikut.

3. Tepuk tangan pinter banget.

4. Betul pinter banget, nilainya berapa?

Menyalahkan adalah tuturan yang bertujuan untuk menyalahkan mitratutur

karena telah melakukan kesalahan. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk

menyalahkan dalam kalimat ini adalah sebagai berikut.

5. No berapa? Yang tunggu bentar ibu lihat soalnya dulu. Betul

jawabanya 68 berati kamu yang salah.

6. Gimana to bayu, kok gak mengerjakan malah rame terus. Besok

jangan lupa harus mengerjakan di rumah!

Berbelasungkawa yang bertujuan untuk menyatakan rasa berbelasungkawa

terhadap suatu kejadian. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan

rasa belasungkawa dalam kalimat ini adalah sebagai berikut.

7. Doakan saja ya, ibu Anik lekas sembuh. Dan untuk itu anak-anak

tidak boleh nakal ditinggal Bu Anik

4.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif

Wijana (dalam Prayitno, 2011: 121) menyatakan strategi bertutur

berdasarkan teknik penyampaiannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu tindak

tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah

tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan tindak

tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat.

Berdasarkan perolehan data pada interaksi pembelajaran guru dan siswa

kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran

2011/2012, dapat diketahui dan diperoleh pengertian bahwa strategi yang

digunakan oleh siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1

menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung.

4.2.1 Startegi Tindak Tutur Ekspresif Langsung.

Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung

maksud penutur. Adapun ada tiga modus dalam tindak tutur berikut yaitu, modus

berita, modus tanya, modus perintah.

Modus berita difungsikan secara konvensional untuk menyatakan sesuatu

bukan pertanyaan atau seruan. Modus perintah difungsikan secara konvensional

untuk memerintah seseorang melakukan suatu. Modus tanya difungsikan secara

fungsional untuk menanyakan sesuatu. Berikut ini cuplikan realisasi bentuk

strategi tindak tutur ekspresif.

8. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantiik sing bagus-bagus, kayak

belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak?

Tuturan no (8) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung

mengucapkan selamat dengan maksud menyapa mitratutur yang ditemuinya di

pagi hari.

9. Bagus, bagus belajar apa?

Tuturan no (9) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung memuji,

yang mempunyai maksud untuk memuji mitra tutur karena telah belajar di rumah

dan mengerjakan PR.

10. Makane ora ngobrol terus, digatekno (jangan bicara terus,

diperhatikan)!

Tuturan (10) merupakan contoh tuturan ekspresif menyalahkan langsung

dengan modus perintah.

4.2.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung.

Berikut ini cuplikan realisasi bentuk strategi tindak tutur ekspresif pada

interaksi guru dan siswa kelas 1SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong

1.

11. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke

depan.

12. Tepuk tangan hebat. Tuna netra itu apa?

Tuturan (11) merupakan contoh tuturan ekspresif mengucapkan selamat

tidak langsung dengan modus perintah. Tuturan tersebut mempunyai maksud

untuk memerintah mitratutur mengerjakan tugas.

Tuturan (12) merupakan contoh tuturan ekspresif memuji tidak langsung

dengan modus tanya. Tuturan tersebut bermaksud memuji mitra tutur dengan

tepuk tangan karena mitra tutur telah menjawab pertanyaan dengan benar.

5. Simpulan

Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain

mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk

tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD

Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur,

penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial.

Pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo

dan SD Negeri Gemolong 1 ditemukan 21 tuturan ekspresif dengan 4 bentuk

yaitu: mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Dari

empat kali pertemuan, ditemukan 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 10

tuturan ekspresif memuji, 6 tuturan ekspresif menyalahkan dan 1 tuturan

ekspresif berbelasungkawa.

Strategi tindak tutur yang sering digunakan pada interaksi pembelajaran

guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 adalah

strategi tindak tutur langsung dan tindak langsung. Strategi tindak tutur langsung

adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan

tindak tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat.

Adapun strategi tuturan ekspresif langsung yang ditemukan pada interaksi

pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri

Gemolong 1 meliputi: (1) tuturan mengucapkan selamat pagi. Tuturan tersebut

merupakan sebuah tuturan langsung yang bermaksud untuk menyapa mitatutur

yang ditemuinya dipagi hari. (2) tuturan memuji yang bermaksud untuk memuji

secara langsung mitratutur karena telah melakukan sesuatu hal dengan baik. (3)

tuturan menyalahkan yang bermaksud untuk menyalahkan mitratutur karena telah

melakukan kesalahan (4) tuturan berbelasungkawa yang bermaksud untuk

menyatakan rasa belasungkawa terhadap sesuatu hal. Sedangkan strategi tuturan

ekspresif tidak langsung yang ditemukan pada interaksi pembelajaran guru dan

siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 meliputi : (1)

tuturan mengucapkan selamat yang secara halus mempunyai maksud untuk

memerintah mitratutur melakukan sesuatu hal. (2) tuturan memuji yang secara

halus mempunyai maksud untuk memuji mitratutur bukan dengan kata-kata,

namun dengan sebuah tindakan.

6. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada interaksi pembelajaran guru dan siswa

kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1, saran yang dapat

penulis berikan kepada pembaca antara lain: para pengguna bahasa, agar dapat

menggunakan tuturan-tuturan yang sesuai dengan situasi tutur agar maksud yang

ingin disampaikan oleh penutur dapat diterima dengan baik oleh mitratutur, para

peneliti bahasa, agar ada penelitian lanjutan dari peneliti ini dengan aspek yang

lain guna menambah khasanah ilmu bahasa, para pendidik, dapat menggunakan

tuturan-tuturan ekspresif dalam pembelajar agar pembelajaran lebih menarik dan

lebih menyenangkan.

Daftar Pustaka

Abdurrahman. 2006. “Prgmatik; Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan”. Lingua. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. Volume 1, Nomor 2, Desember 2007.

Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta. . Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan

Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Parera. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik: Studi Pemakaian

Tindak Tutur Direktif di Kalangan Anak Didik SD Berbudaya Jawa Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahardi, Kunjana. 2010. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Rohmadi muhammad dan Wijana I Dewa Putu. 2009. Analisis Wacana Pragmatik

Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press. Sumarlam. 2008. Analisis Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.