Upload
dinhkien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1. Indonesia is a vulnerable country to climate change and disaster Extreme climate events (El Nino and El Nina), earthquakes, tsunami, floods and landslides have caused serious impact in many sectors and many people in the different regions;
2. Indonesian government has paid serious attention to this vulnerabilty by taking several policies.
3. At the same time, the Government of Indonesia has fully adopted and supported the implementation of Sendai Framework, the Sustainable Development Goals, Climate Change Agreement, and other global commitments;
4. Many program has been implemented, however, most of the programs are more curative than preventive actions. Therefore, strengthening disaster management, and improving the capacity of local governments and local community will be very crucial for adapting the climate change, reducing disaster risks and achieving sustainable development.
STRONGLY SUPPORTS FOR GLOBAL COMMITMENTS
1.Establish the SDG’s Secretariat embedded to the Ministry of National Development Planning consisting of the line ministries, experts and civil societies Finished
2.Harmonize and synchronize the concept, goals, variables and indicators of the SDG’s, Sendai Framework, Climate Change Agreement, and other global commitments with the Medium-term Development Plan On going;
3.Prepare the Presidential Act/Regulation on the goals, variables and indicators on the SDG’s, Sendai Framework, Climate Change Agreement, and other global commitments On going;
4.Prepare for the Road Map (Master Plan) of Long-term Development Plan and Disaster Management Plan 2045 as source of policy direction for the Medium-Term Development Plan, and also as a guideline for the line ministries and local governments On going;
STEPS FOR MAINSTREAMING GLOBAL COMMITMENTS
5.Conduct serial discussions and consultations with the experts from universities, NGO’s and research institutions on how to incorporate the SDG’s, Sendai Framework, CCA, and other global commitments into the Long-term Development Plan 2045, the Road Map Disaster Plan 2045 and the SDG’s action plan On going
6.Conduct serial discussions, consultations, communication and socialization with the 34 provincial governments, 415 district governments and 98 city governmentsNext Agenda
7. Set up the information system to monitor and evaluate the implementation of the Long-term Development Plan, RMDP 2045 that include SDG’s, Sendai Framework, CCA, and other global commitmentsOn going;
8.Involve civil societies, universities and other international organizations for communicating, monitoring and evaluating the progress of SDG’s implementation On going;
9.Prepare and publish regular reports on the achievement of the SDG’s, Sendai Framework, CCA, and other global commitments Next Agenda.
STEPS FOR MAINSTREAMING GLOBAL COMMITMENTS
IDENTIFY MULTI HAZARDS DISASTER RISK 1
PREPARE DISASTER RISK SCENARIO AND PROJECTION 2
FORMULATE GOAL, TARGET, STRATEGY AND POLICY 3
PREPARE, DISCUSS AND CONSULT THE RMDM PLAN 2045 DRAFT 4
CALCULATE THE COST OF INVESTMENT FOR THE IMPLEMENTATION OF THE RMDM PLAN 2045 4
Seismic Risk Indonesia Flood Disaster Risk
173 Historical Tsunami (1629 sd 2014)Landslides Disaster Risk
1. Review of Historical Tsunami in IndonesiaIn the period of 1600-1999, Latief et, al (2000) have established Indonesian Tsunami Catalog, and recorded at least 110 tsunami have been occurred, 91% due to EQ, 9% by Volcano and 1% by Landslide
Historical Tsunami heights
Historical EQ & Tsunami 105 events (1600-2000)
The recent large tsunamis in Indonesia are:• the 1992 Flores Tsunami : 1,950 people, • the 1994 East Java Tsunami : 238 people, •the 1996 Irian Jaya Tsunami : 110 people. •the 2004 Indian Ocean Tsunami : 283.000 people• the 2006 West Java Tsunami : 600 people•The 2010 Mentawai Tsunami : 445 people
Modified fromLatief et.al, 2000
We found at least 252 events, some of them with do not clear explanation, so we need to assess more about that, by literature study or by paleo-tsunami deposit study.
This is historical data very useful to understand the tsunami hazard in Indonesia
However, Now there are many information about historical tsunami in Indonesia,
Location of local faults that were used in the PTHA.
Location of regional and distant fault sources used in the PTHA.
Horspool, et.al, 2012
information based on recent National PSHA Seismic Hazard Map (Irsyam, 2010)
2. PTHA (Probabilistic Tsunami H.A.)
Source: N. Horspool, I. Pranantyo, J. Griffin, H. Latief, D.H. Natawidjaja, W. Kongko, A. Cipta, Bustaman, S.D. Anugrah, and H.K. Thio. A Probabilistic Tsunami Hazard Assessment for Indonesia.
National Tsunami Hazard Assessment for Indonesia – Horspool et al PIT HAGI Palembang September 2012
Tsunami Hazard Maps
100 year return period 2500 year return period
500 year return period
• Highest hazard along Sunda Arc and North Papua/Sulawesi for short RP’s
• Sunda Arc highest hazard for long RP’s (Mmax)
12
Tsunami Hazard Level along Shoreline of Indonesia(Latief dan Haris, 2009)
DTHA (Deterministic Tsunami H.A.)
13
Cities and regions Front Tsunami Hazard in Indonesia
Level of tsunami hazard along the Indonesian shoreline base on Deterministic Tsunami Hazard Analysis (Latief and Haris, 2009)
146 Ditrict cities faced to tsunami hazard:-Very high (H>8m) = 36 cities- High (8m>H>4 m) = 57 cities-Moderate (4m>H>1m) = 37 cities- Low (H < 1m) = 16 cities
16 Provincial Cities faced to tsunami hazard:-Very High: Banda Aceh, Padang, Denpasar, Ternate-High : Mataram, Kupang, Manado, Ambon ,Manokwari and Jayapura-Moderate: Lampung, Palu, Makassar, Kendari, and Mamuju- Low: Jakarta
Location of capital city of coastal districts in Indonesia (Latief and Haris, 2009)
Level of tsunami hazard of coastal districts in Indonesia (Latief and Haris, 2009)
INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT PLAN
~ 75 % of industrial and transportation infrastructure for connectivity, in high risk
zone
Chapter 4 IMPLEMENTATION PLAN4.1. Policy Framework4.2. Institutional Framework4.3. Investment Framework4.4. Monitoring and Evaluation Framework
Chapter 5 TARGETING AND PROJECTION5.1. Projection by Type of Disaster and by Region5.2. Targeting by Type of Disaster5.3. Targeting by Region
Chapter 6 CLOSING REMARKS6.1. Standard Operational Procedures for the
implementation6.2 Mainstreaming to the Local Governments
Chapter 1 INTRODUCTION1.1. Background1.2. Disaster Risk Assestment1.3. Sistematic
Chapter 2 VISION AND MISSION 2015-20452.1. Vision and Mission2.2. Goals and Target2.3 Scenario for 2045
Chapter 3 STRATEGY3.1. Scenario for the Long-term 2015-20453.2. Strategies3.3. Policies
DRAFT OUTLINE OF RMDM PLAN 2045
Wilayah Pulau Kab Prioritas
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana
Jumlah Kejadian per Tahun 2016-
2017
Internalisasi PRBPenurunan
Tingkat Kerentanan
Peningkatan Kapasitas
Sumatera
Kota Lhokseumawe
Banjir, Gempa bumi dan Tsunami, Karhutla, dan Puting Beliung 8
1. RR pasca bencana masif Erupsi Gn. Sinabung, Gempa bumi Pidie, dan Kepulauan Mentawai belum terselesaikan
2. DAS Kritis penyebab banjir dan tanah longsor
3. Rawan Karhutla di Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung
4. Kapasitas pemerintah daerah yang minim
5. Penyebaran informasi peringatan dini yang belum optimal
• Integrasi Kajian dan Peta risiko bencana dalam penyusunan RTRW
• Penyusunan rencana kontinjensi di kab/kota
• Sosialisasi PRB• Rehabilitasi dan
rekonstruktiletusan GunungapiSinabung, Gempa bumi Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Kepulauan Mentawai, dan daerah pasca bencana alam lainnya
• Pemeliharaan dan penataan lingkungan pada beberapa DAS kritis di Pulau Sumatera
• Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana daerah.
• Penyediaan sistem peringatan dini bencana tsunami di pesisir pantai barat Pulau Sumatera
• Melaksanakan simulasi dan gladikesiapsiagaan bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api.
• Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan (shelter/tempat evakuasi sementara, jalur evakuasi dan rambu-rambu evakuasi)
• Monitoring hot spot kebakaran hutan dan lahan
• Pengembangan Desa Tangguh Bencana di 21 kabupaten/kota risiko tinggi bencana
• Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan, melalui pembangunan pusat logistik kebencanaan di Wilayah Sumatera
Kota Banda Aceh Gempa Bumi, Kekeringan, dan Puting Beliung 3
Kota Medan Banjir, Tanah Longsor, Karhutla, dan Puting Beliung 28
Langkat Banjir, Tanah Longsor, Gempa Bumi, Kebakaran Hutan, dan Puting Beliung 36 Sedang (0,5)
Deli SerdangPuting Beliung, Banjir, Banjir dan Tanah Longsor, Karhutla, dan Gempa Bumi
40 Rendah (0,35)
Sedang (0,46)
KaroBanjir, Letusan Gunungapi, Tanah Longsor, Banjir dan Tanah Longsor, Puting Beliung, dan Karhutla
15Rendah (0,38)
Simalungun Banjir, Tanah Longsor, dan Puting Beliung 8 Sedang (0,42)
Kota Padang Banjir, Puting Beliung, Tanah Longsor, Gelombang Pasang/Abrasi 51
Rendah (0,28)Padang Pariaman
Banjir, Puting Beliung, Tanah Longsor, Gelombang Pasang/Abrasi, Gempa Bumi, dan Karlahut
35
MATRIKS KEBENCANAAN WILAYAH SUMATERA (1)
MATRIKS KEBENCANAAN WILAYAH SUMATERA (2)
Wilayah Pulau Kab /Kota Prioritas
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana
Jumlah Kejadian per Tahun 2016-
2017
Internalisasi PRB Penurunan Tingkat Kerentanan Peningkatan Kapasitas
Sumatera
Kepulauan Mentawai
Banjir, Tanah Longsor, dan Gelombang Pasang/Abrasi 6
6. RR pasca bencana masif Erupsi Gn. Sinabung, Gempa bumi Pidie, dan Kepulauan Mentawai belum terselesaikan
7. DAS Kritis penyebab banjir dan tanah longsor
8. Rawan Karhutla di Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung
9. Kapasitas pemerintah daerah yang minim
10. Penyebaran informasi peringatan dini yang belum optimal
• Integrasi Kajian dan Peta risiko bencana dalam penyusunan RTRW
• Penyusunan rencana kontinjensi di kab/kota
• Sosialisasi PRB• Rehabilitasi dan
rekonstrukti letusan Gunungapi Sinabung, Gempa bumi Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Kepulauan Mentawai, dan daerah pasca bencana alam lainnya
• Pemeliharaan dan penataan lingkungan pada beberapa DAS kritis di Pulau Sumatera
• Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana daerah.
• Penyediaan sistem peringatan dini bencana tsunami di pesisir pantai barat Pulau Sumatera
• Melaksanakan simulasi dan gladikesiapsiagaan bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api.
• Penyediaan infrastruktur mitigasi dan kesiapsiagaan (shelter/tempat evakuasi sementara, jalur evakuasi dan rambu-rambu evakuasi)
• Monitoring hot spot kebakaran hutan dan lahan
• Pengembangan Desa Tangguh Bencana di 21 kabupaten/kota risiko tinggi bencana
• Peningkatan kapasitas manajemen dan pendistribusian logistik kebencanaan, melalui pembangunan pusat logistik kebencanaan di Wilayah Sumatera
Kota Jambi Karhutla, Banjir, dan Puting Beliung 19
Sarolangun Banjir, Banjir dan Tanah Longsor, Puting Beliung 10
Rendah (0,28)
Kerinci
Banjir, Tanah Longsor, Banjir dan Tanah Longsor, Gempa bumi dan Tsunami, Kekeringan, Letusan Gunungapi, dan Puting Beliung
25 Rendah (0,27)
Kota Bengkulu Banjir dan Puting Beliung 3
Mukomuko Banjir, Puting Beliung, Gempa Bumi, dan Tanah Longsor 6
Rejang Lebong Puting Beliung, Banjir, dan Tanah Longsor 7
Banyuasin Puting Beliung, Banjir, dan Tanah Longsor 35 Rendah (0,31)
Lahat Banjir, Puting Beliung, dan Tanah Longsor 38 Sedang (0,5)
Kota Bandar Lampung
Banjir, Kekeringan, Tanah Longsor, dan Puting Beliung 17
Lampung Barat
Banjir, Tanah Longsor, Banjir dan Tanah Longsor, Puting Beliung, dan Kekeringan
9 Rendah (0,25)
Sedang (0,45)Tanggamus Banjir, Kekeringan, Puting Beliung, dan Tanah Longsor 13
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH SUMATERA
175.2 167.2155.2 155.2 155.2 154
95.2
209.2196.8 197.2
128
155.2 150170.4
191.2
146156.4 162
182
214201.2
Indeks Risiko Bencana Lokpri Wilayah Sumatera Tahun 2015
0.5
0.35
0.46
0.380.42
0.28 0.28 0.270.31
0.5
0.25
0.45
Indeks Kapasitas Daerah Lokpri Wilayah Sumatera Tahun 2015
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,419 Kab/Kota dari 21 Kab/Kota PrioritasPenanggulangan Bencana di Wilayah Sumatera dalam RPJMN 2015 – 2019
memiliki Indeks Risiko Bencana Tinggi
Daerah yang telah memiliki kapasitas Sedang dalam menghadapi bencana di
Wilayah Pulau Sumatera, yaitu Kota Medan,Kab. Lahat, Deli Serdang, Simalungun, dan
Tanggamus. Sementara daerah lainnyamasih memiliki kapasitas rendah dalam
menghadapi bencana.
23
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH SUMATERA2012-2016
0
10
20
30
40
50
60
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GELOMBANG PASANG / ABRASI GEMPA BUMI
GEMPA BUMI DAN TSUNAMI KEBAKARAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KEKERINGAN
LETUSAN GUNUNG API PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR
Jenis Bencana yang mendominasi Wilayah Pulau Sumatera antara lain banjir, tanah longsor, dan puting
beliung
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH JAWA BALI
Wilayah Pulau Kabupaten
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana 5 Tahun Terakhir Jumlah Kejadian per 5 Tahun Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
KerentananPeningkatan
Kapasitas
JAW
A BA
LI
BADUNG kekeringan, puting beliung, tanah longsor 9
1.KerawananHidrometeorologi Tinggi
2.Banyaknya DAS Kritis
3.RR Pascabencana: Banjir BandangKab. Garut
4.PenyebaranInformasiPeringatan Dini Belum Optimal
0.48
o Integrasi Kajiandan Peta risikobencana dalampenyusunanRTRW
o Penyusunanrencanakontinjensi di kab/kota
o Menumbuhkanbudaya sadarbencana
o Sosialisasi dandiseminasi PRB
o Pemeliharaandan PenataanDAS Kritis di Ciliwung, Citarum, Bengawan Solo, dan Cisadane
o Penyediaan EWS Tsunami di pesisirselatan PulauJawa-Bali yang rawan;
o PenyediaanPemantauGunungapi di daerah yang memilikiancaman LetusanGunungapi;
o Penyediaaninfrastruktur danshelter evakuasiuntuk bencanaGempa bumi, Tsunami, LetusanGunungapi, danbanjir
o Penguranganrisiko bencanaberbasiskomunitasmelalui Destana
BANDUNG BARAT Banjir, Kekeringan, puting beliung, tanah longsor 62 0.45
BANGKALAN banjir, puting beliung, tanah longsor 34 -
BANYUWANGI banjir, gempa, karhutla, puting beliung, tsunami 30 0.35
BEKASI puting beliung, tanah longsor 16 0.26
BOJONEGORO banjir, tanah longsor, kekeringan, puting beliung 191 0.48
BULELENG abrasi, karhutla, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 87 0.44
CIAMIS banjir, tanah longsor, gempa bumi, kekeringan, putingbeliung 112 0.4
CIANJUR banjir, tanah longsor, karhutla , kekeringan, puting beliung 65 -
CILACAP banjir, tanah longsor, abrasi, kekeringan, puting beliung 310 0.41
CIREBON kekeringan, puting beliung, tanah longsor 50 -
DEMAK puting beliung, tanah longsor 34 0.44
DKI JAKARTA banjir, puting beliung, tanah longsor 125 0.44
JEMBER gempa bumi, karhutla, puting beliung, tanah longsor 52 0.33
KEBUMEN banjir, tanah longsor, kekeringan, puting beliung 52 0.41
KENDAL kekeringan, puting beliung, tanah longsor 51 0.36
KOTA BANDUNG gempa bumi, puting beliung 12 0.41
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH JAWA BALI
Wilayah Pulau Kabupaten
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana 5 Tahun Terakhir Jumlah Kejadian per 5 Tahun Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
KerentananPeningkatan
Kapasitas
JAW
A BA
LI
KOTA BOGOR banjir, karhutla, puting beliung, tanah longsor 29
1. KerawananHidrometeorologiTinggi
2. Banyaknya DAS Kritis
3. RR Pascabencana: Banjir BandangKab. Garut
4. PenyebaranInformasiPeringatan Dini Belum Optimal
0.41
o Integrasi Kajiandan Peta risikobencana dalam
penyusunanRTRW
o Penyusunanrencana
kontinjensi di kab/kota
o Menumbuhkanbudaya sadar
bencanao Sosialisasi dan
diseminasi PRBo Pemeliharaan dan
Penataan DAS Kritis di Ciliwung,
Citarum, Bengawan Solo, dan Cisadane
o Penyediaan EWS Tsunami di pesisir
selatan PulauJawa-Bali yang
rawan;o Penyediaan
PemantauGunungapi di daerah yang
memiliki ancamanLetusan
Gunungapi;o Penyediaaninfrastruktur danshelter evakuasiuntuk bencanaGempa bumi,
Tsunami, LetusanGunungapi, dan
banjiro Pengurangan
risiko bencanaberbasis
komunitas melaluiDestana
KOTA DENPASAR banjir, puting beliung, tanah longsor 8 0.5
KOTA DEPOK banjir, Puting beliung, tanah longsor 14 0.41
KOTA SEMARANG banjir, tanah longsor, gelombang pasang/abrasi, letusan gunungapi, puting beliung 81 0.49
KOTA SURABAYA banjir, puting beliung, tanah longsor 9 -
KOTA YOGYAKARTA banjir, puting beliung, tanah longsor 10 0.51
LAMONGAN banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 25 0.24
MAGELANG banjir, gempa bumi, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 127 0.49
MALANG banjir, tanah longsor, abrasi, gempa bumi, karhutla, puting beliung, tanah longsor 55 -
PACITAN banjir, tanah longsor, kekeringan, karhutla, puting beliung, tanahlongsor 46 -
PANGANDARAN banjir, tanah longsor, puting beliung 29 0.22
SIDOARJO banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 36 -
SLEMAN banjir, letusan gunungapi, puting beliung, tanah longsor 59 0.49
SUKABUMI banjir, tanah longsor, gempa bumi, karhutla, kekeringan, putingbeliung 181 -
TABANAN banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 11 0.23
TANGERANG banjir, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 22 0.33
TASIKMALAYA banjir, tanah longsor, abrasi, gempa bumi, kekeringan, putingbeliung, 98 -
179.2162 164.4
219.2
164.8150
167.2
215.2
250
215.2182.4
155.2183.6 194.8
163.2 154 159.2 170.4
107.2
167.2134.8
183.2164.4 162
202
143.2173.2
196.8
149.6 153.6
231.2
174.4200.8
224.8
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH JAWA-BALI
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4Wilayah Jawa-Bali memiliki 2 daerah yang tergolong ke dalam risiko bencana sedang, yaitu Kota Denpasar dan Kota Semarang,
sedangkan sisanya tergolong ke dalamrisiko tinggi
Daerah yang telah memiliki kapasitas Rendah dalam menghadapi bencana di
Wilayah Pulau Jawa Bali, yaitu KabupatenBanyuwangi, Bekasi, Jember, Kendal, Lamongan, Pangandaran, Tabanan,
Tangerang. Sementara daerah lainnyamasih memiliki kapasitas Sedang dalam
menghadapi bencana.
0.48 0.45
0.35
0.26
0.480.44
0.4 0.41 0.44 0.44
0.33
0.410.36
0.41 0.41
0.5
0.41
0.49 0.51
0.24
0.49
0.22
0.49
0.23
0.33
27
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH JAWA BALI 2012-2016
Jenis Bencana yang mendominasi Wilayah Pulau Jawa-Bali antara lain banjir, tanah longsor, dan puting
beliung
0
50
100
150
200
250
300
350
BAND
UNG
BAND
UNG
BARA
T
BANG
KALA
N
BANY
UWAN
GI
BEKA
SI
BOJO
NEGO
RO
BULE
LENG
CIAM
IS
CIAN
JUR
CILA
CAP
CIRE
BON
DEM
AK
JEM
BER
KEBU
MEN
KEND
AL
KOTA
BAN
DUNG
KOTA
BOG
OR
KOTA
DEN
PASA
R
KOTA
DEP
OK
KOTA
JAKA
RTA
BARA
T
KOTA
JAKA
RTA
PUSA
T
KOTA
JAKA
RTA
SELA
TAN
KOTA
JAKA
RTA
TIM
UR
KOTA
JAKA
RTA
UTAR
A
KOTA
SEM
ARAN
G
KOTA
SUR
ABAY
A
KOTA
YOG
YAKA
RTA
LAM
ONGA
N
MAG
ELAN
G
MAL
ANG
PACI
TAN
PANG
ANDA
RAN
SIDO
ARJO
SLEM
AN
SUKA
BUM
I
TABA
NAN
TANG
ERAN
G
TASI
KMAL
AYA
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GELOMBANG PASANG / ABRASI GEMPA BUMI
KEBAKARAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KEKERINGAN LETUSAN GUNUNG API
PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR TSUNAMI
REPUBLIK INDONESIA
WILAYAH PULAU Kab Prioritas
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Strategi Penanganan (existing)
Jenis Bencana# KejadianBencana
2012-2016Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
Kerentanan Peningkatan Kapasitas
KALIMANTAN
Kota Pontianak Banjir, putting beliung, tanah longsor 9
• Kebakaran hutandan lahan
• Kerusakanlingkungan akibatillegal logging danpertambangan
• Kapasitaspemerintah daerahblm optimal
• Masyarakat belummemiliki kesadarandan pemahamanmengenai bencanakebakaran hutan danlahan.
0.28
1. Kajian risikobencana melaluipenyusunan kajiandan peta risiko
2. Inrtegrasi PRB dalamperencanaanpembangunan
3. PenyusuanRencanakontinjensi
1. Restorasi lahangambut.
2. Pemulihan kawasanDAS kritis.
3. Pencegahankebakaran hutandan lahan secarastructural maupunnon-structural di kab/kota rawankarhutla
1. Penguatankapasitasmasyarakatdalampenguranganrisiko bencanakebakaran hutandan lahan
2. Pemberdayaanmasyarakatpeduli api
Kota Singkawang Banjir, kebakaran hutan dan lahan, tanahlongsor 14 0.41
Bengkayang Banjir, tanah longsor 7 0.3
Sambas Banjir, putting beliung 6 0.23
Sintang Banjir dan Kebakaran Hutan 2
Kapuas Hulu Putting Beliung 1 0.42
Ketapang - - 0.5
Landak Banjir, putting beliung 8 0.41
Kota Baru Banjir, kebakaran hutan dan lahan, putting beliung 14 0.43
Barito Kuala Banjir, kebakaran hutan dan lahan, putting beliung 17 0.35
Tanah Laut Banjir, gelombang pasang/abrasi, putting beliung 10 0.29
Kota Palangkaraya
Banjir, Kebakaran hutan dan Lahan, putting beliung 6 0.41
Kapuas Banjir dan Putting Beliung 2 0.47
Kota Samarinda Banjir, Kebakaran hutan dan lahan, putting beliung dan tanah longsor 122 0.4
Kota Balikpapan Banjir, kebakaran hutan dan lahan,putting beliung dan tanah longsor 96 0.49
KutaiKertanegara
Banjir, kebakaran hutan dan lahan,putting beliung dan tanah longsor 77 0.39
Kota Tarakan Gempa bumi 1 0.34
Nunukan Banjir, kebakaran hutan dan lahan,putting beliung dan tanah longsor 18 0.31
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH KALIMANTAN
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH KALIMANTAN
Wilayah Kalimantan memiliki 3 kabupatenyang tergolong risiko sedang yaitu Kota
Pontianak, Kab. Landak, dan Kota tarakan sedangkan kabupaten sisanya
tergolong ke dalam risiko bencana tinggi
Wilayah Kalimantan memiliki 8 daerahyang memiliki kapasitas Sedang dalam hal
penanggulangan bencana, terdiri dariKota Singkawang, Kab. Kapuas Hulu,
Ketapang, Landak, Kotbaru, Kota palangkaraya, Kapuas, dan Kota
Balikpapan, Sedangkan kabupaten/kotalainnya tergolong ke dalam kapasitas
rendah.
96.4
178 178 180.4156.4 163.2
192.4
131.6
205.2190 178
148.4179.2
134.8159.2 160.4
132.4
173.2
Indeks Risiko Bencana Lokpri Kalimantan Tahun 2015
0.28
0.41
0.30.23
0.420.5
0.41 0.430.35
0.29
0.410.47
0.4
0.49
0.390.34 0.31
Indeks Kapasitas Daerah Wilayah Kalimantan
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4
30
JENIS DAN JUMLAH KEJADIAN BENCANA DI WILAYAH PULAU KALIMANTAN 2012-2016
ANALISIS KEJADIAN BENCANAJenis bencana yang paling seringterjadi di wilayah Pulau Kalimantan: 1. Banjir : 24%2. Kebakaran hutan dan lahan : 24%3. Tanah longsor : 18%4. Puting beliung : 17%
Kota yang paling sering dilandabencana adalah1. Kota Samarinda : 122 kejadian2. Kota Balikpapan: 96 kejadian3. Kutai Kertanegara : 77 kejadian
3 5 1 12 6 3 2
17 6
28
5 1 4 1 5
2 2
1 1 1 1
8
3
40 6
6
29
2
25
2
19
14 1
2
1
8
1 1
15
4 1 6
6
1
16
2
2
2 4 2
28
1
32
4
7
1
1
-
20
40
60
80
100
120
140
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GELOMBANG PASANG / ABRASI
GEMPA BUMI KEBAKARAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KEKERINGAN PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH SULAWESI
Wilayah Pulau Kabupaten
AncamanIsu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana 5 Tahun Terakhir Jumlah Kejadian per 5 Tahun Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
KerentananPeningkatan
Kapasitas
SULA
WES
I
BANTAENG Abrasi, karhutla, kekeringan, puting beliung 21
1. Tingkat kerawananbanjir dan longsortinggi
2. Wilayah kerawananbencana gempabumi berada padapusatpertumbuhan
3. Minimnyakesadaran pemdadan masyarakatterhadappenanggulanganbencana
0.27 Rendah
o Integrasi kajiandan peta risikobencana dalam
RPJMD danRTRW
o Pengenalan, pengkajian, dan
pemantauanrisiko bencana
o Menumbuhkanbudaya sadar
bencanao Rehab rekons
pascabencanabanjir bandang
di manadoo Pemeliharaan
dan penataanlingkungan di DAS mamasa,
Tondano, Limboto, dan
Tempe
o PenyediaanEWS bencana
banjir, longsor, gempa bumi, tsunami,da
Letusan Gn. Apio Pembentukan
danpengembangandestana di 24
Kab/Kota prioritas
o Pembangunan 2 unit depo
logistik untukmanajemen
kebencanaano Pelaksanaan
simulasi dangladi
kesiapsiagaantanggap daruratbanjir, longsor, gempa bumi, tsunami, danLetusan Gn.
Api
DONGGALA Banjir, tanah longsor, abrasi, kekeringan, letusan gunungapi, 11 - -
GORONTALO Banjir, tanah longsor, puting beliung 23 0.49 Sedang0.45 Sedang
KEPULAUAN SANGIHE banjir, abrasi, puting beliung, tanah longsor 12 0.3 Rendah
KOLAKA banjir, karhutla, kekeringan, puting beliung, tanah longsor 21 0.28 Rendah
KONAWE banjir, tanah longsor, kekeringan, puting beliung 21 0.28 RendahKOTA BITUNG tanah longsor 1 0.32 Rendah
KOTA GORONTALO banjir 3 0.32 RendahKOTA KENDARI banjir, tanah longsor, puting beliung 15 0.49 Sedang
KOTA MAKASSAR banjir, puting beliung, tanah longsor 4 0.48 Sedang
KOTA MANADO banjir, tanah longsor, gempa bumi, putingbeliung 20 0.321 Rendah
KOTA PALU banjir, tanah longsor 5 0.45 SedangLUWU TIMUR banjir, puting beliung 8 0.49 Sedang
MAMUJU TENGAH banjir 2 0.25 RendahMAROS banjir, puting beliung 4 0.28 Rendah
MINAHASA SELATAN banjir, tanah longsor, puting beliung 5 0.47 SedangMINAHASA UTARA banjir, tanah longsor 2 0.37 RendahMOROWALI UTARA banjir, tanah longsor 2 - -
PARIGI MOUTONG banjir, tanah longsor, gempa bumi, putingbeliung 19 - -
POLEWALI MANDAR banjir, puting beliung, kekeringan 12 - -POSO banjir, tanah longsor, puting beliung 8 - -SIGI banjir, tanah longsor 7 - -
TAKALAR banjir, abrasi, kekeringan, puting beliung 7 - -
146.4123.2
200.4 202168.4
144.4163.2
202
144.4174.4
72
189.2172.4 173.6 177.2 181.2 186.4 173.6
148.4 163.2 158.4 173.6154.4
130.4
Indeks Risiko Bencana Lokpri Wilayah Sulawesi Tahun 2015
32
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH SULAWESI
Wilayah sulawesi memiliki 3 kabupatenyang tergolong ke dalam risiko bencana
sedang, yaitu Kota Gorontalo, KabupatenSigi, dan Kota Manado, sedangkan sisanya
tergolong ke dalam risiko tinggi
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4
Sumber: BNPB, 2015
Wilayah Sulawesi memiliki 7 daerah yang memiliki kapasitas sedang dalam halpenanggulangan bencana, terdiri darikabupaten mamuju tengah, polewalimandar, Bantaeng, Sigi, Poso, Parigi
Moutong, dan Kabupaten Kolaka. Sedangkan kabupaten/kota lainnya
tergolong ke dalam kapasitas rendah
0.27
0.490.45
0.3 0.28 0.280.32 0.32
0.49 0.48
0.321
0.450.49
0.25 0.28
0.47
0.37
Indeks Kapasitas Daerah Lokpri Wilayah Sulawesi
Sumber: dibi.bnpb.go.id, diolah
33
JENIS DAN JUMLAH KEJADIAN BENCANA WILAYAH PULAU SULAWESI 2012-2016
4
15
3
97
3 2 1.17
5 46
20.17
2 1 1
12
3 4 52
2
1
4
2
2
1.2
0.20.2
1
2 16
121
32
1
31
11
4
2
7 10
2
2
1
2
4 1
3
6
23
2
3
2
1
1
9
1
10
1 2
1 1
1
0
5
10
15
20
25
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GELOMBANG PASANG / ABRASI
GEMPA BUMI KEBAKARAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
KEKERINGAN LETUSAN GUNUNG API PUTING BELIUNG
TANAH LONGSOR
Jenis Bencana yang mendominasi Wilayah Pulau Sulawesi antara lain banjir, tanah longsor, dan puting
beliung
REPUBLIK INDONESIA
WILAYAH PULAU Kab Prioritas
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Strategi Penanganan (existing)
Jenis Bencana# KejadianBencana
2012-2016Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
Kerentanan Peningkatan Kapasitas
NUSA TENGGARA
Kota Mataram Banjir, Abrasi, Putting Beliung dan Tanah Longsor 7
1. Penyelesaianrehabilitasi danrekonstruksipascabencana banjirbandang di Kota Bimadan Kab. Bima
2. Penataan bangunandan lingkungan di sempadan sungai
3. Kapsitas pemerintahdan masyarakat yang masih minim.
4. Masyarakat belummendapatkaninformasi bencanadengan baik
5. Masyarakat belummemiliki kesadarandan pemahamanmengenai bencana
6. Masyarakat di daerahrawan bencana belumsiap menghadapibencana
0.49
1. Penyusunan master plan tata ruangkawasan rawanbencana di Kota Bima dan Kab.Bima
2. Kajian risikobencana
3. Penyusunan rencanakontijenci bencanagempa bumi, leltusan gunung api.
1. Percepatanpenyelesaian RR Kota Bima dan Kab. Bima
2. Penataan lingkungandan bangunan di sekitar sempadansungai
3. Penyediaan sistemperingatn dinibencana letusangunung api
4. Pembangunna jalurevakuasi
1. Pembentukan desatangguh bencana
2. Sosialisasi PRBkepada masayrakat
3. Simulasi danpelatihanpennggulanganbencana
Lombok Barat Banjir, putting beliung, tanahlongsor, abrasi, gempa bumi 16
Lombok Timur Banjir, putting beliung, gempa bumi, kekeringan 21
Lombok Tengah Banjir, putting beliung, tanahlongsor 10 0.28
Lombok Utara Banjir, putting beliung, gempa bumi, Abrasi 12
Kota Bima Banjir, putting beliung, tanahlongsor 8 0.49
Dompu Banjir, putting beliung, gempa bumi, kekeringan 13 0.48
BimaBanjir, Abrasi, kekekeringan,
putting beliung, tanahlongsor
22 0.47
Kota Kupang Banjir, putting beliung, tanahlongsor. 18 0.46
Ngada 0.45
Ende Banjir, Abrasi, putting beliung 8 0.45
Sikka Banjir, abrasi, letusangunung api, putting beliung 12 0.45
Manggarai Putting Beliung 2 0.42
Alor Banjir, abrasi, putting beliung, tanah longsor 54
Belu Banjir, kekeringan, putting beliung 10 0.4
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH NUSA TENGGARA
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH NUSA TENGGARA
Wilayah Nusa Tenggara memiliki 1 kabupaten yang tergolong risiko sedang
yaitu Kabupaten Bima sedangkankabupaten sisanya tergolong ke dalam
risiko bencana tinggi
Wilayah Kalimantan memiliki 1 kabupatenyang tergolong risiko tinggi yaitu
Kabupaten Lombok Tengah sedangkankabupaten sisanya tergolong ke dalam
kapasitas bencana sedang
149.2
205.2180.4
168.4152.4
170.8184.4
209.2
138158.8
186200.8
174.8 183.2 181.2
KotaMataram
LombokBarat
LombokTimur
LombokTengah
LombokUtara
Kota Bima Dompu Bima KotaKupang
Ngada Ende Sikka Manggarai Alor Belu
Indeks Risiko Bencana Lokpri Nusa Tenggara Tahun 2015
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4
0.49
0.28
0.49 0.48 0.47 0.46 0.450.42
0.450.42 0.4
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
KotaMataram
LombokBarat
LombokTimur
LombokTengah
LombokUtara
Kota Bima Dompu Bima KotaKupang
Ngada Ende Sikka Manggarai Alor Belu
Indeks Kapasitas Daerah Wilayah Nusa Tenggara
36
JENIS DAN JUMLAH KEJADIAN BENCANA DI WILAYAH PULAU NUSA TENGGARA 2012-2016
ANALISIS KEJADIAN BENCANAJenis bencana yang paling sering terjadidi wilayah Pulau Nusa Tenggara: 1. Puting beliung : 44%2. Banjir : 33%3. Tanah longsor : 8%
Kota yang paling sering dilandabencana adalah1. Alor : 54 kejadian2. Bima: 22 kejadian3. Lombok Timur : 21 kejadian
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH MALUKU
Wilayah Pulau Kabupaten
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana 5 Tahun Terakhir Jumlah Kejadian per 5 Tahun Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
KerentananPeningkatan
Kapasitas
MAL
UKU
BURU BANJIR 3
1. Akses daerahyang minim
2. Minimnyakapasitaspemdaterhadap PB
3. Minimnyakesadaran danpengetahuanmasyarakatterhadap PB
4. Belumoptimalnyapenyebaraninformasiperingatan dinibencana
0.44
o IntegrasiKajian danPeta Risiko
dalamRPJMD dan
RTRWo Harmonisasi
kebijakan PB Pusat-daerah
o Rehab-rekonpascabncana
banjirbandang di
Way Ela Kab. Maluku Tengah
o Pemeliharaan, penataanbangunan
danlingkungan di
DAS WaeHatu Merah
Apur Efir
o Penyediaansistem
peringatandini tsunami, letunas Gn. Api, longsor, dan banjir
o Pengembangan destana di 12 Kab/Kota
o Pembangunan 1 unit
pusat logistikkebencanaan
HALMAHERA TIMUR - - -
HALMAHERA UTARA Banjir, Letusan gunungapi, puting beliung 4 0.34
KEPULAUAN SULA Banjir, tanah longsor 2 0.48
KOTA TERNATE Banjir, gempa bumi, karhutla, letusangunungapi, puting beliung, tsunami 8 0.42
KOTA TIDORE KEPULAUAN - -
MALUKU TENGAH banjir, tanah longsor, abrasi, kekeringan, putingbeliung 9 0.39
MALUKU TENGGARA banjir, abrasi, puting beliung, tanah longsor 10 0.24
PULAU MOROTAI Puting beliung 1 0.46
SERAM BAGIAN BARAT banjir, gempa bumi, tanah longsor 3 0.36
SERAM BAGIAN TIMUR banjir, tanah longsor, puting beliung 3 0.48
156.4180.4 173.2
214
179.2 179.6160.4 166.4
194.8164.4
219.2
173.2
Kota Ambon Seram BagianBarat
Seram BagianTimur
MalukuTengah
MalukuTenggara
Buru Kota Ternate PulauMorotai
HalmaheraUtara
Kota TidoreKepulauan
KepulauanSula
HalmaheraTimur
Indeks Risiko Bencana Lokpri Wilayah Sulawesi Tahun 2015
38
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH MALUKU
Wilayah Maluku memiliki seluruhkabupaten yang tergolong ke dalam risiko
bencana tinggi
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4
Sumber: BNPB, 2015
Wilayah Sulawesi memiliki 4 daerah yang memiliki kapasitas rendah dalam hal
penanggulangan bencana, terdiri dari,kabupaten seram bagian barat, maluku
tengah, maluku tenggara, halmaherautara. Sedangkan kabupaten/kota lainnya
tergolong ke dalam kapasitas sedang.
Sumber: dibi.bnpb.go.id, diolah
0.47
0.36
0.48
0.39
0.24
0.44 0.420.46
0.34
0.48
Kota Ambon Seram BagianBarat
Seram BagianTimur
MalukuTengah
MalukuTenggara
Buru Kota Ternate PulauMorotai
HalmaheraUtara
Kota TidoreKepulauan
KepulauanSula
HalmaheraTimur
Indeks Kapasitas Daerah Lokpri Wilayah Maluku
JENIS DAN JUMLAH KEJADIAN BENCANA WILAYAH PULAU MALUKU 2012-2016
32
1 1
3 3
1 1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1
3
1
23
5
1
1
1
1
0
2
4
6
8
10
12
BURU HALMAHERAUTARA
KEPULAUANSULA
KOTA TERNATE MALUKUTENGAH
MALUKUTENGGARA
PULAUMOROTAI
SERAMBAGIAN BARAT
SERAMBAGIAN TIMUR
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GELOMBANG PASANG / ABRASI
GEMPA BUMI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KEKERINGAN
LETUSAN GUNUNG API PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR
TSUNAMI
Jenis Bencana yang mendominasi Wilayah Pulau Maluku antara lain banjir dan
puting beliung
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH PAPUA
Wilayah Pulau Kabupaten
Ancaman
Isu Permasalahan Kapasitas
Kondisi Pelaksanaan (Fakta berdasarkan asumsi dan data)
Jenis Bencana 5 Tahun Terakhir Jumlah Kejadian per 5 Tahun Internalisasi PRB Penurunan Tingkat
KerentananPeningkatan
Kapasitas
PAPU
A
KOTA JAYAPURA Banjir, tanah longsor 10
1.Aksesbilitasdaerah minim
2.Kapasitas pemdaterkait PB minim
3.Kesadaran danpengetahuanmasyarakatterhadap PB masih minim
4.Penyebaraninformasiperingatan dinibencana belumoptimal
5.Sos-ekmasyarakatkurang
0.34
oPemanfaatankajian danpeta risiko
untukpenyusunanRPJMD dan
RTRWoPenyusunan
rencanakontinjensi
padakab/kota
oSosialisasidan
diseminasiPRB di Kota
Sorong, Jayapura,
Manokwari, Kab. Nabire,
Merauke, Sarmi, TelukBintuni, danRaja Ampat
oRehab rekonspascabencana di Wasior, Kab. TelukWondama, Yapen, danWaropen
oPenyediaanEWS tsunami,
longsor, banjir
oPenyediaaninfrastrukturmitigasi dan
kesiapsiagaan(Shelter/TES)oKegiatan
PRB
KOTA SORONG Banjir, tanah longsor 3 0.34
MANOKWARI Banjir, gempa bumi, puting beliung 5 0.45
MERAUKE Kekeringan 1 -
NABIRE Banjir, tanah longsor, puting beliung 5 0.35
RAJA AMPAT Banjir, puting beliung 3 0.49
SARMI Banjir 1 0.23
TELUK BINTUNI - 0 -
TELUK WONDAMA Banjir 1 0.3
203.2
170 171.6
117.2
183.2204.8
180.8200.8
147.2166.8
Kota Jayapura Merauke Sarmi KepulauanYapen
Kota Sorong Manokwari Nabire Raja Ampat Teluk Wondama Teluk Bintuni
Indeks Risiko Bencana Lokpri Wilayah Papua Tahun 2015
41
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH PAPUA
Wilayah Papua memiliki 1 kabupaten yang tergolong risiko sedang yaitu kab.
Kepulauan Yapen, sedangkan kabupatensisanya tergolong ke dalam risiko bencana
tinggi
Batas IRB Sedang/Tinggi 144,4
Sumber: BNPB, 2015
Wilayah Papua memiliki 3 daerah yang memiliki kapasitas Sedang dalam halpenanggulangan bencana, terdiri dari
kabupaten Kepulauan Yapen, Manokwari, Raja Ampat, Sedangkan kabupaten/kota
lainnya tergolong ke dalam kapasitasrendah.
Sumber: dibi.bnpb.go.id, diolah
0.34
0.23
0.46
0.34
0.45
0.35
0.49
0.3
Kota Jayapura Merauke Sarmi KepulauanYapen
Kota Sorong Manokwari Nabire Raja Ampat Teluk Wondama Teluk Bintuni
Indeks Kapasitas Daerah Lokpri Wilayah Papua
PROFIL KEBENCANAAN WILAYAH PAPUA2012-2016
43
21 1 1
2
1
1
1
1
12
2
4
2
0
2
4
6
8
10
12
KOTA JAYAPURA KOTA SORONG MANOKWARI MERAUKE NABIRE RAJA AMPAT SARMI TELUKWONDAMA
BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR GEMPA BUMI KEKERINGAN PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR
Jenis Bencana yang mendominasi Wilayah Pulau
Sulawesi merupakan bencana hidrometeorologi,
antara lain banjir, tanah longsor, dan puting beliung