Upload
murhartadi
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 The Great Gimin
1/5
The Great Gimin
Gimin ya? Bukannya Gatsby? The Great Gatsby?
Bagi anda penggemar film, mungkin sudah tidak asing dengan judultersebut, The Great Gatsby. Tokoh utama dalam film ini, Gatsby, diperankan
oleh salah satu aktor ternamahollywoodyang belum beruntung dalam
memenangkan piala oscar: Leonardo Dicaprio. Jay Gatsby adalah sosok
miliyuner misterius yang sering mengadakan pesta meriah nan mewah di
kediamannya. Namun ia sendiri tidak pernah muncul dalam pesta- pesta
tersebut, itulah yang membuatnya misterius.
Lalu bagaimana dengan Gimin yang dimaksud disini? Gimin ini hampir
dipastikan tidah se-kaya Gatsby. Tidak pula misterius, hanya kurang
dikenal publik. Ia baru saja membawa klub sepakbola kota kelahirannya
menjuarai Piala Kemerdekaan 2015 yang diadakan Tim Transisi bentukan
Kementrian Pemuda dan Olahraga ditengah kekacauan sepakbola
Indonasia. Gimin adalah Legimin Raharjo, kapten tim PSMS Medan yang
menjadi pahlawan dalam laga pamungkas. Pada pertandingan yang digelar
di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Legimin menyumbangkan 1 gol dan
1 asist untuk mengungguli Persinga Ngawi 2-1.
Nama Legimin Raharjo bukanlah nama khas Medan yang identik dengan
Batak (walaupun penduduk asli Medan adalah Melayu). Bahkan
mengindikasikan bahwa dia adalah keturunan Jawa. Namun faktanya, ia
lahir di Medan dan memulai karir sepakbolanya bersama PSMS Medan
mulai tahun 2001 sampai 2007. Sempat bermain di beberapa klub di Jawa
Timur, Gimin tidak kehilangan filosofi rap- rap ketika kembali berkostum
hijau membela PSMS di Piala Kemerdekaan.
Pertandingan final ini tidak berlangsung mudah, baik untuk Gimin maupun
PSMS. Setelah tertinggal lebih dulu oleh gol yang dicetak Jefri Kurniawan
pada menit ke 26, Ayam Kinantan harus bermain dengan 10 orang setelah
Asrul Rohundua menerima kartu kuning kedua pada menit 38. Disinilah
ke-great-an Gimin bermula. Sebagai senior sekaligus kapten, pemain
kelahiran 10 Mei 1982 ini harus bekerja ekstra keras mengisi kekosongan
yang ditinggalkan Asrul serta menjaga rekan-rekannya untuk tetap
menjunjung semangat PON 1989 yang diusung pelatih Suharto AD.
7/25/2019 The Great Gimin
2/5
Hasilnya, ia dapat mengirim umpan tendangan bebas yang berhasil
dikonversi Aldino menjadi gol pada menit ke 61. Puncaknya, pada menit
90+1, gantian ia yang mencatatkan namanya di papan skor melalui
sundulan memaksimalkan umpan M. Guntur. Jeger!!! Piala Kemerdekaan
dibawa ke Negeri Paman Lae.
PSMS Medan
Di era perserikatan, PSMS Medan adalah nama yang patut disegani. Rekor
lima kali juara (1966- 1967, 1971, 1975, 1983, dan 1985) dan tiga kali
runner-up (1954, 1957, dan 1992) adalah reputasi yang diemban PSMS. Di
tanah parahyangan, PSMS adalah momok. Para bobotoh klasik
menganggap bahwa musuh besar Persib Bandung sebenarnya adalah
PSMS, bukan Persija. Bagaimana tidak, dalam tiga kali laga final
perserikatan yang mempertemukan Maung Bandung dengan Ayam
Kinantan, tiga kali pula lah mereka pulang ke Bandung dengan tangan
hampa.
Ingat PEBY? Piala Emas Bang Yos? Turnamen ini sudah berlangsung
sebanyak empat kali. Dan saat ini, Piala Lentan Jendral (Purn) Sutiyoso
permanen bermukim di Stadion Teladan Medan setelah PSMS berhasil
keluar sebagai juara tiga kali berturut- turut. Edisi pertama memangdimenangkan sang empunya: Persija Jakarta. Namun sisanya menjadi milik
Medan. Dengan berhasil membasmi Geylang United dari Singapura (13
Februari 2005) dengan skor telak 5-1 pada PEBY II , menjinakkan Macan
Putih Persik Kediri (17 Desember 2005) 2-1 pada gelaran ketiga, dan
menang adu pinalti atas Mahesa Jenar PSIS Semarang (15 Desember 2006)
pada edisi keempat.
Gimin? Menjadi bagian dari PSMS ketika menjuarai tiga edisi PEBY dan
kegagalan di Divisi Utama setalahnya masing- masing. Ia juga menjadi
bagian dari eksodus pemain PSMS ke Persik Kediri bersama Mahyadi
Panggabean, Saktiawan Sinaga, Markus Horison, dan Usep Munandar
setelah kekalahan dari Sriwijaya FC pada final 2007.
PSMS Medan yang mengikuti Piala Kemerdekaan, Piala Emas Bang Yos II,
III, dan IV hanya memiliki 2 kesamaan: Juara dan Legimin Raharjo.
No Gimin, No Party.
.....................................................................................................................
7/25/2019 The Great Gimin
3/5
Lantas apakah publik Medan (terutama PSMS Fans Club, KAMPAK, dan
SMeCK sebagai kelompok suporter PSMS) berbangga hati dengan torehan
tersebut? Tiga kali juara Piala Emas Bang Yos dan satu kali Piala
Kemerdekaan? Ya silahkan saja berbangga hati, namanya juga juara. Juara
turnamen pemanasan dan kompetisi tidak terencana produk perseteruan La
Nyala Mataliti dan Imam Nahrowi.
Kita lihat Piala Emas Bang Yos. Turnamen ini merupakan turnamen
pemanasan Liga Indonesia yang akan bergulir setelahnya. Sekali lagi:
Turnamen Pemanasan. Tuan Rumah Persija Jakarta menggunakan event ini
untuk menseleksi pemain. Tim undangan yang turut serta pun tidak lah
istimewa. Terlebih pada PEBY IV, 6-15 Desember 2006, ada dua tim antah
barantah dari Australia yang ikut: Bullen Zebras dan Manly United.
Piala Kemerdekaan? Lihat ke-24 pesertanya. Hanya ada Persiba Bantul dan
Persepam yang musim sebelumnya bermain di Liga Super Indonesia, pun
terdegradasi di akhir musim. Selain PSMS Medan, Piala Kemerdekaan
memang diikuti oleh klub- klub dengan tradisi seperti PSS Sleman, PPSM
Magelang dan Persis Solo. Namun lihat sisanya, (mohon maaf) bukanlah
klub dengan DNA Nasional.
Yahukimo FC misalnya, klub ini adalah hasil koalisi Kabupaten Yahukimo(kabupaten yang bahkan baru berdiri tahun 2006 berdasarkan UU no.26
2006) dan Perst Tabanan Bali (entah merger atau pindah kandang dan
berganti nama). Musim 2012-2013, Yahukimo hanya berada di posisi 9
klaseman akhir Divisi II. Ada lagi Persatu Tuban. Tahun 2014 mereka
hanya bermain di Liga Nusantara yang berada dibawah Badan Liga Amatir
Indonesia. Nama Persinga Ngawi sebagai finalis pun jarang terdengar di
kancah sepakbola nasional sampai 3 tahun belakangan. PS Kwarta, klub
yang berebut tiket perempat final dengan PSMS Medan baru menjadianggota PSSI tahun 2001, menjadi peserta Divisi III tahun 2008, dan Juara
Divisi I Liga Amatir pada 2013.
Saat PS Kwarta baru mengikuti Divisi III, saat PSMS dapat mencapai final
Divisi Utama 2007. Dan sekarang PSMS harus berebut tiket dengan klub
yang baru memulai karir divisi saat PSMS menjadi finalis kasta tertinggi
Indonesia?? Berkompetisi di level yang sama dengan klub yang masih
merangkak saat PSMS menjadi klub Indonesia pertama yang berhasil lolos
dari penyisihan grup Piala AFC?? Asudahlah.
7/25/2019 The Great Gimin
4/5
Bagaimana Medan, masih bangga? Harus!! Bermain di Divisi III sekali pun
Medan bangga dengan PSMS!!!
#SupportYourLocalFootballTeam
7/25/2019 The Great Gimin
5/5