144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN CTL DENGAN TEKNIK NETWORK TREE DAN SPIDER CONCEPT MAP DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Sukosewu Bojonegoro Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Progran Studi Pendidikan Sains Minat Bologi Oleh Mukayatun S831108042 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN CTL DENGAN TEKNIK NETWORK TREE DAN SPIDER CONCEPT MAP

DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BERPIKIR PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Peserta Didik

Kelas VII SMP Negeri 1 Sukosewu Bojonegoro Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Progran Studi Pendidikan Sains

Minat Bologi

Oleh

Mukayatun

S831108042

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Hai jema’ah jin dan manusia, jika

kamu sanggup menembus

(melintasi) penjuru langit dan

bumi, maka lintasilah, kamu

tidak dapat menembusnya

melainkan dengan kekuatan.

یا معشر الجن واإلنس إن استطعتم أن تنفذوا من

أقطار السماوات واألرض فانفذوا ال تنفذون

إال بسلطان

Maka ni’mat Tuhan kamu yang

manakah yang kamu dustakan?

ربكما تكذبانفبأي آالء

(QS. Ar-Rahman: 33-34)

“Hidup adalah perjuangan yang harus disyukuri dan dinikmati”

Page 6: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

ü Suami dan anak-anak tersayang: Endro Lukito,

Melia Luki Hayati dan Riko Luki Lumaksono

serta keponakan.

ü Teman-teman seperjuangan Pendidikan Sains,

khususnya minat Biologi.

ü Teman-Teman Guru dan Karyawan SMP Negeri

1 sukosewu.

ü Almamater.

Page 7: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

memberikan taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat

menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu

kewajiban pada program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

pelaksanaan penelitian ini.

2. Dr. M. Masykuri, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan ijin untuk penelitian ini juga dukungan dalam penyelesaian

penulisan.

3. Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., selaku dosen pembimbing I Program Studi

Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret atas

motivasi, masukan dan bimbingan yang sangat membantu dalam

penulisan tesis.

4. Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing II Program

Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret atas motivasi, masukan dan bimbingan yang sangat membantu

dalam penulisan tesis.

Page 8: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Drs. Marsusi, MS., Ph.D sebagai dosen validator content dan Dr. Baskoro Adi

Prayitno, M.Pd. validator construct Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret atas bimbingan dan

arahan dalam penelitian.

6. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.

7. Pegawai dan Petugas Perpustakaan yang telah membantu dalam menemukan

refernsi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitan.

8. Mahasiswa S2 Pendidikan Sains angkatan September 2011 yang telah

membantu demi kelancaran dalam penyusunan penelitian.

9. Bapak Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu guru serta keluarga besar SMPN

1 Sukosewu yang memberi ijin dan senantiasa memotivasi dalam

menyelesaikan studi di UNS.

10. Suami dan anak-anak tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dalam

penyelesaian studi di UNS.

11. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan tesis ini.

Semoga Allah SWT. memberikan balasan atas budi baik Bapak/Ibu.

Akhirnya penulis sangat mengharap bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,

terutama pembimbing agar dapat lebih sempurna untuk tugas-tugas berikutnya.

Surakarta, Januari 2013 Penulis

Page 9: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Mukayatun, 2013. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan CTL dengan Teknik Network Tree dan Spider Concept Map Ditinjau dari Kreativitas dan Gaya Berpikir Peserta Didik (Studi Eksperimen pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Sukosewu Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si, II: Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map ditinjau dari kreativitas dan gaya berpikir terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukosewu Bojonegoro tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling terdiri dari 4 kelas VII B, VII D, VII E dan VII F. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode tes untuk hasil belajar kognitif, kreativitas, dan gaya berpikir. Metode angket untuk hasil belajar afektif. Metode observasi untuk mendapatkan data hasil belajar afektif dan psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa: 1. ada pengaruh antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map terhadap hasil belajar afektif dan psikomotor peserta didik, sedangkan kognitif tidak ada pengaruh; 2. ada pengaruh antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar kognitif dan afektif peserta didik, sedangkan psikomotor tidak ada pengaruh; 3. tidak ada pengaruh antara gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik; 4. tidak ada interaksi antara pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map dengan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik; 5. ada interaksi antara pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar psikomotor peserta didik sedangkan kognitif dan afektif tidak ada interaksi; 6. ada interaksi antara kreativitas dan gaya berpikir terhadap hasil belajar kognitif peserta didik sedangkan afektif dan psikomotor tidak ada interaksi; 7. tidak ada interaksi antara pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map, kreativitas dan gaya berpikir terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. Kata Kunci: Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), network tree, spider concept map, kreativitas, gaya berpikir.

Page 10: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Mukayatun, 2013. Biology Learning with CTL Approach with Network Tree Technique and Spider Concept Map Observed from Students’ Creativity and Thinking Style (Experimental Study on Organism Classification Material of Students Grade VII SMP Negeri (Public High School) 1 Sukosewu, Odd Semester, Year 2012/2013). THESIS. Supervisor I: Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si, II: Puguh Karyanto, S.Si., M.Si., Ph.D. Science Education Study Program, Postgraduate Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

ABSTRACT

The research aimed to understand the influence of Biology learning with

CTL approach with network tree technique and spider concept map observed from creativity and thinking style towards students’ learning output.

This research used experimental method. Research population was all students of Grade VII of Public High School 1 Sukosewu Bojonegoro year 2012/2013. Sample was obtained by using cluster random sampling technique consisting of 4 classes which are VII B, VII D, VII E, and VII F. Data collection technique used testing method to obtain cognitive learning, creativity, and thinking style output. Questionnaire method to obtain affective learning output. Observation method to obtain affective and psychomotor learning output. Analysis data used three-way anova with factorial design 2 x 2 x 2 by using PASW 18.

The research concluded that: 1. there was an influence between biology learning with CTL approach with network tree technique and spider concept map on students’ psychomotor and affective learning output, while there wasn’t any influence on cognitive learning output; 2. there was an influence between high and low creativity on students cognitive and affective learning output, while there wasn’t any influence on psychomotor output; 3. there was an influence between sequencial and random thinking styles on students’ cognitive, affective, and pyschomotor learning output; 4. there wasn’t any interaction between CTL approached with network tree technique and spider concept map and creativity with students’ cognitive, afective, and psychomotor learning output; 5. there was an interaction between CTL approach with network tree technique and spider concept map and thinking style with students’ psychomotor learning output while there wasn’t any interaction with cognitive and affective learning output; 6. there was an interaction between creativity and learning style with students’ cognitive learning output while there wasn’t any interaction with affective and psychomotor learning output; 7. there wasn’t any interaction among CTL approach with network tree technique and spider concept map, creativity, and thinking style with students’ cognitive, affective, and psychomotor learning output.

Key Words: Contextual Teaching and Learning (CTL) approach, network

tree, spider concept map, creativity, thinking style.

Page 11: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……............................................................................ i

PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................

PENGESAHAN PENGUJI .........................................................................

PERYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ………..

MOTTO ……………….………………………………………………….

PERSEMBAHAN ………………………………………………………..

KATA PENGANTAR .................................................................................

ABSTRAK ...................................................................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

ABSTRACT ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

xiv

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 11

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 12

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 13

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 17

Halaman

Page 12: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Kajian Teori ....................................................................................... 17

1. Hakekat Sains ................................................................... 17

2. Hakekat Pembelajaran Sains ......................................................... 21

3. Hakekat Keterampilan Proses Sains ............................................. 24

4. Teori yang Melandasi Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning ...................................................................................... 27

5. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .............. 34

6. Network Tree dan Spider Concept Map ....................................... 38

7. Kreativitas ..................................................................................... 41

8. Gaya Berpikir ................................................................................ 46

9. Prestasi Belajar .............................................................................. 48

10. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup ............................................... 51

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 62

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 65

D. Hipotesis ............................................................................................ 72

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 73

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 73

B. Jenis Penelitian ................................................................................. 74

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 75

D. Variabel Penelitian ........................................................................... 77

E. Teknik Pengambilan Data ................................................................ 78

F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 80

G. Uji Coba Instrumen ........................................................................... 81

Page 13: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

H. Teknik Analisa Data.......................................................................... 87

I. Hipotesis Statistik ........................................................................... 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................

A. Deskripsi Data Hasil Belajar ...........................................................

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Teknik

Pembelajaran ...............................................................................

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Kreativitas ……....

3. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Gaya Berpikir .......

B. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................

1. Uji Normalitas .............................................................................

2. Uji Homogenitas .........................................................................

C. Pengujian Hipotesis ..........................................................................

1. Uji Anava……………………….................................................

2. Uji Lanjut Anava ....…………………………………......……..

D. Pembahasan Hasil Analisis ..............................................................

E. Keterbatasan Penelitian ....................................................................

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...............................

A. Kesimpulan .......................................................................................

B. Implikasi ..........................................................................................

C. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

90

90

91

92

97

101

102

103

104

104

111

113

122

123

123

124

125

126

130

Page 14: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 .Daftar Nilai UH IPA-Biologi........................................................ 5

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian............................................................ 73

Tabel 3.2 Desain Faktorial ………………………………………………....

Tabel 3.3 .Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ……………………………….

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kognitif dan Kreativitas ……………

Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran ………………………………………

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Beda …………………………………..…………

Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Teknik Network Tree

dan Spider Concept Map ….........................................................

Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Kreativitas ..........................

Tabel 4.3. Sebaran Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Kreativitas ............

Tabel 4.4. Sebaran Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Kreativitas ...............

Tabel 4.5. Sebaran Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Kreativitas .......

Tabel 4.6 Rata-rata Prestasi Belajar Berdasarkan Gaya Berpikir .................

Tabel 4.7 Sebaran Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Gaya Berpikir …

Tabe Tabel 4.8 Sebaran Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Gaya Berpikir ......

Tabel 4.9. Sebaran Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Gaya Berpikir

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar …….......……....................

Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar …………….....................

Tabel 4.12. Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Ranah Kognitif ……...........

Tabel 4.13. Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Ranah Afektif …………….

75

83

84

86

87

91

92

93

94

96

97

98

99

100

102

104

105

107

Halaman

Page 15: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.14. Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Ranah Psikomotor ..............

Tabel 4.15. Post Hoc Test Scheffe Hipotesis Lima …….......................….

Tabel 4.16. Post Hoc Test Scheffe Hipotesis Enam …….............................

Tabel 4.17. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ....................................

109

111

112

121

Page 16: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir …………………………………… 71

Gambar 4.1. Histogram Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Teknik

Network Tree dan Spider Concept Map……………….……. 91

Gambar 4.2. Histogram Rata-Rata Hasil Belajar Berdasarkan

Kreativitas …………………………………….......………… 92

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan

Kreativitas …………………………………….......…………. 93

Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Afektif Berdasarkan

Kreativitas ……………………………………….................. 94

Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan

Kreativitas…………………………………………….......…. 96

Gambar 4.6. Histogram Rata-Rata Hasil Belajar Berdasarkan

Gaya Berpikir .............………………......................………... 97

Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan

Gaya Berpikir……………………..............................……… 98

Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Afektif Berdasarkan

Gaya Berpikir ……………………......................................… 99

Gambar 4.9. Histogram Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan

Gaya Berpikir…………………………………………….….. 101

Halaman

Page 17: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ……………………………………………………….. 130

Lampiran 2. RPP Network Tree 1 ………………………………………… 133

Lampiran 3. RPP Network Tree 2 …………………………………………..148

Lampiran 4. RPP Network Tree 3 …………………………………………..163

Lampiran 5. RPP Spider Concept Map 1………………………………….. 176

Lampiran 6. RPP Spider Concept Map 2…………………………………. 191

Lampiran 7. RPP Spider Concept Map 3……………………………………205

Lampiran 8. LKPD Network Tree 1……………………………………...… 218

Lampiran 9. LKPD Network Tree 2………………………………………... 226

Lampiran 10. LKPD Network Tree 3……………………………………….. 232

Lampiran 11. LKPD Spider Concept Map 1………………………………….238

Lampiran 12. LKPD Spider Concept Map 2 ……………………………….. 245

Lampiran 13. LKPD Spider Concept Map 3 …………………………………251

Lampiran 14. Kisi-Kisi Tes Kognitif …………………………………….…. 257

Lampiran 15. Soal Tes Kognitif………………………………………..…… 259

Lampiran 16. Kunci Jawaban Tes Kognitif …………………………….….. 270

Lampiran 17. Kisi-Kisi Angket Afektif ……………………………………. 271

Lampiran 18. Soal Angket Afektif ……………………………………….… 272

Lampiran 19. Kunci Jawaban Angket Afektif ……………………………… 275

Lampiran 20. Kisi-Kisi Soal Tes Psikomotor ……………………………..... 276

Lampiran 21. Soal Tes Psikomotor …………………………………………. 277

Halaman

Page 18: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 22. Kunci Jawaban Tes Psikomotor……………………………… 281

Lampiran 23. Kisi-Kisi Tes Kreativitas …………………………………… 282

Lampiran 24. Soal Tes Kreativitas ………………………………………...…285

Lampiran 25. Kunci Jawaban Tes Kreativitas ……………………………… 289

Lampiran 26. Tes Gaya Berpikir ……...........................……………………..291

Lampiran 27. Lembar Jawab Penilaian Skor Gaya Berpikir……………….. 294

Lampiran 28. Olah Data Kreativitas Try Out ………………………………. 295

Lampiran 29. Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran,

dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Try Out ………………… 296

Lampiran 30. Data Penelitian ……………………………………………… 298

Lampiran 31. Olah Data Deskripsi Kognitif………………………………... 299

Lampiran 32. Olah Data Deskripsi Afektif………………….……………… 303

Lampiran 33. Olah Data Deskripsi Psikomotor…………….…………….… 306

Lampiran 34 Olah Data Grafik Kognitif………………………………….… 310

Lampiran 35 Olah Data Grafik Afektif……………………..……………… 311

Lampiran 36 Olah Data Grafik Psikomotor………………………………… 312

Lampiran 37 Olah Data Prasarat Kognitif ………………………………… 313

Lampiran 38 Olah Data Prasarat Afektif…………………………………… 314

Lampiran 39. Olah Data Prasarat Psikomotor……………… ……………… 315

Lampiran 40. Olah Data Uji Anava Kognitif………………………………. 316

Lampiran 41. Olah Data Uji Anava Afektif …………………………………318

Lampiran 42. Olah Data Uji Anava Psikomotor………………………...……319

Lampiran 43. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak ............................... 321

Page 19: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Lampiran 44. Foto Media ............................................................................. 326

Lampiran 45. Foto Pelaksanaan PBM ….............................……………..... 329

Lampiran 46. Lembar Observasi Penilaian Afektif ……............………..…341

Lampiran 47. Lembar Observasi Penilaian Psikomotor ………………… 348

Lampiran 48. Foto Network T. dan Spider CM. Hasil Kelompok ................ 353

Lampiran 49. Foto Network T. dan Spider CM. Hasil Individu .................. 354

Lampiran 50. Surat Keterangan Validasi ………………………………….. 356

Lampiran 51. Surat Keterangan Uji Coba Instrumen ……………………….365

Lampiran 52. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ………………….. 367

Page 20: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang bertujuan

membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur sesuai dengan cita–cita dan

nilai–nilai masyarakat serta membentuk pribadi yang cerdas. Sistem hukum di

Indoneia telah mengatur beberapa aspek menyangkut pendidikan. Undang–

Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 alinea ke tiga menyebutkan

tentang pernyataan “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pasal 31ayat 1 UUD

1945 mengatakan bahwa warga negara berhak mendapat pendidikan. Undang-

Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Beberapa perundangan di atas menegaskan bahwa setiap warga negara

Indonesia hendaknya mengedepankan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, disamping menjadi manusia yang cerdas, mandiri dan berdaya saing

tinggi. Melalui pencapaian tersebut dapat tercapai cita-cita menjadi

masyarakat/bangsa yang adil makmur dan sejahtera.

Berkaitan dengan proses pembelajaran, peraturan pemerintah (PP)

nomor 19 tahun 2005 tentang standar proses menyiratkan bahwa

Page 21: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya terlaksana secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kemampuan peserta didik untuk interaktif, inspiratif,

partisipasi aktif, prakarsa, kreativitas, dan mandiri tersebut merupakan hal yang

sangat dibutuhkan dalam mempelajari IPA.

Pembelajaran IPA atau sains mempunyai karakteristik pada produk,

proses dan aplikasi. Pembelajaran IPA atau sains menuntut bahwa dalam

proses pembelajaran guru harus melibatkan peserta didik secara aktif dan

kreatif sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Supaya hal tersebut

dapat terwujud dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP bertujuan memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui

pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dengan prinsip

diantaranya berpusat pada potensi, pengembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungan, serta tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

Keberhasilan belajar merupakan tanggung jawab bersama pihak sekolah,

orang tua maupun masyarakat/lingkungan. Banyak faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Menurut Slameto (2010) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar lebih

Page 22: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih ditekankan pada

hasil belajar atau prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah faktor: 1) intern meliputi jasmaniah, psikologis, dan kelelahan; 2)

ekstern meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pelajaran IPA mempunyai ciri-ciri yang bukan sekedar mengedepankan

fakta–fakta, konsep–konsep atau prinsip–prinsip tetapi juga proses penemuan.

Pembelajaran IPA juga menekankan pada pentingnya produk dan proses. IPA

merupakan pelajaran dengan karakteristik khusus yaitu ilmu pengetahuan yang

diperoleh melalui pengumpulan data dan eksperimen, pengamatan dan deduksi

untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat

dipercaya (BSNP, 2006). Menurut Carin (et al. dalam Rustaman, 2005) sains

mengandung 4 hal, yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap dan

teknologi. Produk meliputi fakta, hukum, prinsip, dan teori. Proses atau

metode untuk mendapatkan pengetahuan. Sikap meliputi tekun, terbuka, jujur,

dan obyektif. Teknologi bahwa sains mempunyai keterkaitan digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran IPA guru sebagai pengelola proses pembelajaran

sangat mempengaruhi peningkatan hasil belajar. Guru hendaknya dapat

memilih dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik

materi pelajaran dan karekteristik peserta didik. Dengan memperhatikan

karakteristik materi pelajaran, guru dapat menentukan model yang sesuai

dengan materi pelajaran sehingga pelajaran dapat dipahami oleh peserta didik

dengan mudah. Perhatian pada peserta didik juga diperlukan karena

Page 23: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kemampuan dan bakat peserta didik berbeda, menjadikan perbedaan pada

model yang diterapkan.

Pelajaran IPA-Biologi yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-

gejala yang ada di sekitarnya tidak dapat lepas dari ketiga ranah dalam hasil

belajar. Kemampuan yang diharapkan dari proses belajar merupakan

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Kemampuan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok (ranah) yaitu

kemampuan berfikir (kognitif), sikap (afektif), dan kemampuan gerak/

perbuatan tubuh (psikomotorik). Kemampuan kognitif merupakan

kemampuan menggunakan pengetahuan dalam berbagai situasi, sesuai dengan

konteksnya. Kemampuan afektif berkaitan dengan sikap, perilaku, konsep diri

dan minat belajar peserta didik, sedangkan kemampuan psikomotorik yaitu

kemampuan berkaitan dengan gerak tubuh. Ketiga ranah tersebut tidak dapat

dipisahkan dan menjadi landasan dalam menentukan rancangan proses

pembelajaran serta sistem penilaianya yang tertuang dalam tujuan kurikulum

sekolah.

Implementasi/penilaian pada jenjang pendidikan di SD, SMP dan SMA

ditetapkan dengan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai

oleh peserta didik. Setiap mata belajaran mempunyai batas yang berbeda,

disesuaikan dengan nilai kompleksitas, daya dukung, intake, dan indikator dari

setiap Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada mata pelajaran tersebut.

Bagi peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari KKM dievaluasi

kembali sampai tercapai minimal nilai KKM.

Page 24: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Pembelajaran IPA-Biologi di SMP Negeri 1 Sukosewu umumnya

proses masih pasif dan aktif ketika diberikan tugas atau diperintah oleh guru.

Metode pembelajaran yang digunakan umunya ceramah dan diskusi serta

pemberian tugas. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas dalam ulangan harian

mata pelajaran IPA-Biologi kelas VII semester gasal tahun pelajaran

2011/2012 tercantum dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Nilai UH IPA-Biologi

No.

Materi Pelajaran

Kelas VII

A B C D E Jml

1 Gejala Alam Biotik dan

Abiotik - 3 4 2 3 12

2 Mikroskop - 3 5 3 4 15

3 Keselamatan Kerja - 1 2 2 2 7

4 Ciri-Ciri Makhluk Hidup - 2 3 4 4 13

5 Klasifikasi Makhluk

Hidup 2 4 5 6 4 21

Jumlah siswa 22 20 20 20 20

Sumber: Dokumen kumpulan nilai ulangan harian, Mukayatun (2011/gasal).

Peserta didik yang paling banyak tidak tuntas adalah pada materi pelajaran

Klasifikasi Makhluk Hidup. Oleh sebab itu materi pembelajaran tersebut

diperlukan proses pembelajaran yang aktif, yaitu diperlukan adanya

pendekatan dan teknik pembelajaran yang sesuai.

Merujuk pada uraian di atas dapat dikatakan bahwa ketrampilan guru

dalam pengembangan pendekatan dan teknik masih kurang dan terpusat pada

guru (teacher centered). Hal tersebut menyebabkan peserta didik bersifat

Page 25: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

pasif. Jika tidak dilakukan perubahan proses pembelajaran, maka peserta didik

yang menerima pembelajaran secara teacher centered, tingkat berfikirnya

hanya pada tahap mengingat, menghafal, jika diberikan soal penerapan (C3)

dan menganalisis (C4) secara umum belum mampu menyelesaiakan dengan

baik. Sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan supaya ada peningkatan hasil

belajar.

Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat akan membantu

berhasilnya proses pembelajaran di kelas. Pendekatan pembelajaran yang dapat

dijadikan sebagai alternatif untuk memberikan variasi pada proses pembelajarn

adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran

konstektual adalah suatu pemdekatan pembelajaran yang menekankan pada

proses keterlibatan peserta didik secara langsung dapat menemukan materi

yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan dunia nyata

sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

akan meningkatkan prestasi belajar karena sesuai dengan nurani manusia yang

selalu bermakna, mampu memuaskan kebutuhan otak untuk menguatkan otak

dalam mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, yang

merangsang pembentukan struktur fisik otak dalam rangka merespon

lingkungan. Dalam pembelajaran kontekstual akan membantu guru mengaitkan

konten materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi peserta

Page 26: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

didik membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam

kehidupan mereka (Johnson, 2011).

Melalui pendekatan kontekstual diharapkan peserta didik belajar dari

pengalaman sendiri bukan dari orang lain, pengetahuan dan ketrampilan itu

diperluas dari konteks-konteks yang terbatas (sempit) dan sedikit-sedikit dan

penting bagi peserta didik tahu manfaat belajar dan cara dia menggunakan

pengetahuan dan ketrampilan. Materi yang diterima dari pengamatan yang

telah dilakukan akan mengembangkan asimilasi dan membentuk akomodasi

pada diri peserta didik. Asimilasi merupakan proses kognitif yang

mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang

sudah ada di pikirannya. Akomodasi adalah membentuk atau memodifikasi

skema dari proses asimilasi. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran

kontekstual akan mengalami asimilasi dan akomodasi sehingga mendapatkan

pengalaman yang tidak mudah dilupakan dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari (Suparno, 2005).

Menurut Trianto (2008) pendekatan kontekstual pada dasarnya

menekankan pentingnya peserta didik membangun sendiri pengetahuan

melalui keterlibatan dalam proses belajar-mengajar. Membangun pengetahuan

sesuai dengan pandangan konstruktivisme, bahwa belajar berarti membentuk

makna. Makna diciptakan oleh peserta didik dari apa yang mereka lihat,

dengar, rasakan, dan alami. Menurut teori konstruktivisme mengajar bukanlah

kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik, melainkan

Page 27: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik membangun sendiri

pengetahuannya.

Keberhasilan proses belajar mengajar secara tidak langsung juga

dipengaruhi oleh teknik yang digunakan dalam mengajar guru. Teknik dalam

pembelajaran diantaranya adalah menggunakan peta konsep jenis Network tree

dan spider concept map. Network tree (diagram pohon) merupakan bagian peta

konsep dalam bentuk diagram yang memuat ide-ide pokok yang dibuat dalam

persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis

penghubung yang menunjukkan dari perihal umum ke khusus (Trianto, 2011).

Spider concept map (peta konsep laba-laba) merupakan bagian dari peta

konsep dalam bentuk diagram yang memuat ide-ide berangkat dari suatu ide

sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang belum tentu jelas

hubungannya satu sama lain (Trianto, 2011).

Keberhasilan proses belajar mengajar juga dapat dipengaruhi oleh

kreativitas peserta didik. Keativitas adalah suatu proses yang menghasilkan

sesuatu yang baru hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Menurut Munandar (2009) salah satu faktor yang menentukan keberbakatan

seseorang adalah kreativitas untuk berprestasi.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar

mengajar adalah gaya berpikir. Gaya berfikir adalah suatu bentuk perilaku

yang diakibatkan oleh dominansi otak (kiri atau kanan) dalam memproses

informasi hingga menciptakan solusi yang lebih seimbang untuk

Page 28: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menyelesaikan permasalahan dalam situasi dan kondisi rangsangan yang

berbeda-beda (DePorter, 2011)

Gaya berpikir dibedakan menjadi dua yaitu sekuensial dan acak. Gaya

berfikir sekuensial dibedakan menjadi: sekuensial konkret dan sekuensial

abstrak sedangkan gaya berfikir acak dibedakan menjadi acak konkret dan acak

abstrak. Seseorang yang memiliki gaya berpikir sekuensial cenderung

memiliki dominasi otak kiri, sedangkan seseorang seseorang yang memiliki

gaya berpikir acak cenderung memiliki dominansi otak kanan dalam

memproses informasi untuk menghasilkan solusi terhadap permasalahan atau

informasi yang diterima melalui alat indera. Aktivitas yang berbeda akan

memerlukan cara berpikir yang berbeda pula. Keuntungan seseorang

mengetaui gaya berpikir adalah dirinya dapat mengetahui cara berpikirnya

yang lebih dominan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan

penelitian dengan judul “Pembelajaran Biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map ditinjau dari

kreativitas dan gaya berfpikir peserta didik”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, terdapat beberapa

masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tiga belas persen peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sukosewu yang

prestasi belajar Biologinya belum mencapai KKM.

Page 29: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat tekstual.

3. Pembelajaran berlangsung satu arah, guru sebagai titik sentral dalam

pembelajaran (teacher centered).

4. Dalam interaksi belajar mengajar guru belum sepenuhnya memperhatikan

faktor-faktor internal peserta didik yang sebenarnya mempengaruhi proses

belajar mengajar.

5. Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar belum menerapkan

keterampilan proses sains.

6. Peserta didik beranggapan bahwa pelajaran biologi itu hafalan, sulit, dan

tidak menyenangkan.

7. Peserta didik beranggapan pelajaran biologi tidak ada hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari.

8. Peserta didik belum sepenuhnya dapat menghubungkan satu konsep

dengan konsep yang lain.

9. Peserta didik belum sepenuhnya dapat membuat ringkasan dalam bentuk

peta konsep sebagai alat bantu untuk mempermudah pemahaman.

10. Peserta didik suka membuat coretan di bangku dan kursi pada waktu guru

berhalangan masuk kelas.

11. Kreativitas peserta didik yang bervariasi menjadikan proses belajar yang

berbeda-beda selama pembelajaran.

12. Kemampuan kreativitas peserta didik belum dipertimbangkan oleh guru.

13. Gaya berpikir peserta didik yang bervariasi menjadikan kemampuan

menerima materi yang telah disampaikan bervariasi.

Page 30: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

14. Gaya berpikir yang dimiliki peserta didik belum dipertimbangkan oleh

guru.

15. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup belum disajikan guru dengan teknik

yang sesuai dengan karakteristiknya.

16. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup belum dikaitkan oleh guru dengan

materi sebelumnya yaitu Ciri-ciri Makhluk Hidup.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah dan terfokus, maka perlu adanya

pembatasan sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukosewu Kelas VII semester

gasal tahun pelajaran 2012/2013.

2. Materi yang akan diberikan kepada peserta didik Kompetensi Dasar (KD)

6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.

3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah Contextual Teaching and

Learning (CTL) dengan tujuh komponen yang meliputi (1)

Konstruktivisme, (2) Inkuiri, (3) Bertanya, (4) Masyarakat belajar, (5)

Pemodelan, (6) Refleksi dan (7) Penilaian nyata. Penilaian meliputi

afektif, kognitif, dan psikomotor.

4. Teknik pembelajaran yang digunakan yaitu network tree (jaringan pohon)

dan spider concept map (peta konsep laba-laba). Teknik ini dikerjakan

peserta didik melalui proses mengerjakan lembar kerja peserta didik

Page 31: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(LKPD). Hubungan konsep-konsep tentang klasifikasi makhluk hidup

dituangkan dalam bentuk network tree dan spider concept map.

5. Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau

menghubungkan dengan kemampuan yang sudah diperoleh sebelumnya.

Kreativitas peserta didik diukur dengan tes kreativitas verbal dan figural

dikelompokkan menjadi kreativitas tinggi dan rendah.

6. Gaya berpikir adalah suatu bentuk perilaku yang diakibatkan oleh

dominansi otak (kiri atau kanan) dalam memproses informasi sehingga

menciptakan solusi yang lebih seimbang. Gaya berpikir peserta didik

diukur dengan memberikan tes gaya berfikir dibedakan menjadi

sekuensial dan acak.

7. Hasil belajar yang dimaksud adalah upaya yang dicapai peserta didik pada

materi Klasifikasi Makhluk Hidup berupa nilai kognitif, afektif, dan

psikomotor.

8. Peserta didik yang dimaksud adalah siswa dan siswi kelas VII yang

menjadi sampel penelitian.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah berikut:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map terhadap hasil belajar

peserta didik?

Page 32: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Apakah ada pengaruh antara kreativitas tinggi dan kreativitas rendah

terhadap hasil belajar peserta didik?

3. Apakah ada pengaruh antara gaya berpikir sekuensial dan gaya berpikir

acak terhadap hasil belajar peserta didik?

4. Apakah ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan

pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map

dengan kreativitas terhadap hasil belajar peserta didik?

5. Apakah ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan

pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map

dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar peserta didik?

6. Apakah ada pengaruh interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan

gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik?

7. Apakah ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan

pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map,

kreativitas dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar peserta didik?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik

network tree dan spider concept map terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Pengaruh antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta

didik.

Page 33: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Pengaruh antara gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar

peserta didik.

4. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik dengan network tree dan spider concept map dengan

kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik.

5. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir

skuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

6. Pengaruh interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya

berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

7. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map, kreativitas tinggi dan

rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar

peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

digunakan untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Page 34: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Sebagai tambahan referensi bagi guru dalam pembelajaran biologi

dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan

teknik network tree dan spider concept map.

c. Memberi latihan kepada peserta didik dalam mempelajari materi biologi

dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) dengan

teknik network tree dan spider concept map.

d. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar

peserta didik.

e. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi penelitian

lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru:

1) Meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam rangka

meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.

2) Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih

dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi, kesiapan peserta didik, dan vasilitas sekolah

sehingga pembelajaran dapat merangsang peserta didik dalam

mengembangkan kemampuannya.

3) Melakukan verifikasi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

dengan teknik network tree dan spider concept map dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Page 35: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru supaya

mampu mengembangkan pendekatan kontekstual sehingga dapat

meningkatkan kreativitas dan kemampuan gaya berpikir peserta

didik dalam pembelajaran.

b. Bagi sekolah:

1) Memberikan sumbangan dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan untuk mendukung setiap usaha kondusif dalam

menumbuhkan pengetahuan, minat, dan sikap dalam pembelajaran

IPA-Biologi.

2) Merupakan salah satu alternatif solusi pemecahan masalah

pendidikan khususnya pembelajaran IPA-Biologi dalam rangka

meningkatkan prestasi pendidikan Indonesia.

Page 36: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakekat Sains

Pada hakekatnya sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses

ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu sains dipandang pula sebagai proses,

produk, dan prosedur (Marsetio cit Trianto, 2008). Sebagai proses

diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan

tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru sebagai hasil

proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar

sekolah. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang

dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim

disebut metode ilmiah (scientific method).

Selain sebagai proses dan produk (Joesoef cit Trianto, 2008)

pernah menganjurkan agar sains dijadikan sebagai suatu “kebudayaan”

atau intuisi sosial dengan tradisi nilai, aspirasi maupun inspirasi. Menurut

Laksmi (cit Trianto 2008) bahwa sains hakekatnya merupakan suatu

produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk sains merupakan

sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep serta bagan

konsep. Sebagai proses, sains merupakan proses yang digunakan untuk

mempelajari suatu obyek studi, menemukan, dan mengembangkan

produk-produk sains. Sebagai aplikasi teori-teori sains akan melahirkan

Page 37: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Sains dalam

interaksinya dengan teknologi dan masyarakat banyak terulas dalam

berbagai pembelajaran seperti Science, Technology, and Society (STS) dan

Science, Environment, Technology, and Society (SETS) serta kontekstual

(CTL).

Belajar sains menurut Liliasari (2011) sebagai cara berpikir

meliputi keyakinan (belief), rasa ingin tahu (curiosity), imajinasi

(imagination), penalaran (reasoning), hubungan sebab akibat (cause-Effect

Relationship), pengujian diri dan skeptis (self-examination and

skeptiscism), keobyektifan, dan berhati terbuka (Objectivity and open-

mindedness). Sebagai cara untuk menyelidiki belajar sains dapat berupa

metode ilmiah, yang titik beratnya adalah berhipotesis (hypothesis),

pengamatan (observation), melakukan eksperimen (experimentation), dan

menggunakan matematika (mathematics).

Secara umum sains meliputi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi,

fisika, dan kimia. Ilmu sains merupakan ilmu yang lahir dan berkembang

lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan

hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan

serta penemuan teori, dan konsep. Ilmu sains adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang

dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan

hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga

Page 38: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

komponen penting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara

universal (Sunarno, 2011).

Secara khusus fungsi dan tujuan sains berdasarkan kurikulum

berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap TuhanYang Maha Esa. 2. Mengembangkan ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah. 3. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains

dan teknologi. 4. Menguasa konsep sains untuk bekal hidup dimasyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (Depdiknas, 2003).

Fungsi dan tujuan tersebut jelas bahwa hakikat sains menekankan

pada dimensi nilai ukhrowi, di mana dengan memperhatikan keteraturan di

alam semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah

kekuatan yang Maha Dasyat yang tidak dapat dibantah yaitu Allah SWT.

Menurut Trianto (2008) sekalipun sains tidak menjangkau nilai-

nilai moral dan tidak membahas nilai-nilai keindahan (estetika), sains

mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Nilai-nilai

non kebendaan yang terkandung dalam sains antara lain:

a. Nilai Praktis

Penerapan dari penemuan–penemuan sains telah melahirkan

teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat.

Kemudian dengan teknologi membantu mengembangkan penemuan-

penemuan baru yang secara langsung maupun tidak dapat bermanfat

bagi manusia. Dengan demikian sains mempunyai nilai praktis yaitu

bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.

Page 39: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Nilai Intelektual

Metode ilmiah digunakan dalam sains banyak dimanfaatkan

manusia untuk memecahkan masalah, baik masalah alamiah, sosial,

ekonomi dan sebagainya. Metode ilmiah telah melatih keterampilan,

ketekunan dan melatih mengambil keputusan dengan pertimbangan yang

rasional dan menuntut sikap-sikap ilmiah bagi pengguna. Keberhasilan

memecahkan masalah akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan

demikian metode ilmiah telah memberikan kepuasan intelektual, atau

nilai intelektual.

c. Nilai Kependidikan

Dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi serta

diterapkannya psikologi belajar pada pelajaran sains, maka sains diakui

sebagai pelajaran dan alat pendidikan. Sains dan pelajaran lain

merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut

antara lain:

1). Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut metode ilmiah,

2). Ketrampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan dan menggunakan peralatan untuk memecahkan masalah.

3). Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah (Trianto, 2008).

d. Nilai Keagamaan

Secara empiris orang yang mendalami sains semakin sadarlah

dirinya akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya

keterkaitan di dalam alam raya ini dengan Maha Pengaturnya. Walau

Page 40: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

bagaimanapun manusia membaca, mempelajari, dan menterjemahkan

alam, manusia makin sadar akan keterbatsan ilmunya.

Seorang ilmuwan yang beragama lebih tebal keimanannya,

karena selain didukung dogma-dogma agama juga ditunjang oleh alam

pikiran dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam, sebagai

manifestasi kebenaran Tuhan. Charles Thownes peraih nobel 1964

mengatakan bahwa banyak orang merasakan bahwa pastilah ada

sesuatu yang maha pintar di balik kehebatan hukum alam. Bahwa sains

mempunyai nilai keagamaan yang sejalan dengan pandangan agama

sehingga Albert Einstein menggambarkan ungkapan sains tanpa agama

adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh (Trianto, 2008).

2. Hakikat Pembelajaran Sains

Cakupan yang terdapat dalam sains meliputi alam semesta

keseluruhan, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut

bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang

tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu secara umum sains

dipahami sebagai ilmu kealaman yaitu ilmu tentang dunia zat, baik

makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Dan secara umum sains

dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah–langkah

observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis

melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan

konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat sains adalah ilmu pengetahuan

Page 41: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang mempelajari gejala–gejala melalui serangkaian proses yang dikenal

dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmia dan hasilnya

terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen

terpenitng berupa konsep, prisip, dan teori, yang berlaku secara universal

(Trianto, 2008).

Merujuk pada hakikat sains sebagaimana dijelaskan diatas, maka

nilai-nilai sains yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran sains antara

lain :

a) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sitematis menurut langkah–langkah metode ilmiah;

b) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah;

c) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitanya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan (Laksmi, cit Trianto, 2008).

Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan,

maka pendidikan sains di sekolah mempunyai tujuan–tujuan tertentu yaitu:

a) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap;

b) Menamkan sikap hidup ilmiah; c) Memberikan keterampilan untruk melakukan pengamatan; d) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta

menghargai para ilmuwan penemunya; e) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam

memecahkan permasalahan (Laksmi, cit Trianto, 2008 ).

Melihat model demikian menurut Kardi dan Nur (cit Trianto, 2008) bahwa

hakikat sains pasti tercermin dalam tujuan pendidikan dan metode

mengajar yang digunakan. Dengan demikian pembelajaran sains pada

tingkat pendidikan manapun harus dikembangkan dengan memahami

Page 42: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berbagai pandangan tentang makna sains, yang dalam konteks pandangan

hidup dipandang sebagai suatu instrumen untuk mencapai kesejahteraan

dan kebahagiaan sosial manusia.

Pembelajaran sains secara khusus sebagai tujuan pendidikan secara

umum sebagaimana termaktub dalam taksonomi Bloom diharapkan dapat

memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari

pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar

dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari–hari.

Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat

memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan

serta keteraturanya. Disamping hal itu pembelajaran sains diharapkan pula

memberikan ketrampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah

(afektif), pemahaman, kebiasaan, dan apresiasi. Di dalam mencari jawaban

terhadap suatu permasalahan. Karena ciri–ciri tersebut yang membedakan

dengan pembelajaran lainya (Trianto, 2008).

Sardiman (2011) menyatakan bahwa istilah pembelajaran

berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar,

mengajar, dan pembelajaran saling berkaitan dan terjadi bersama-sama.

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction,

mempunyai pengertian serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran dapat

diartikan bahwa proses belajar dalam diri siswa terjadi, baik karena ada

yang secara langsung mengajar (guru) ataupun secara tidak langsung

Page 43: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(siswa secara aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang

lain).

Menurut Ibnu (2011) menyatakan bahwa pembelajaran sains pada

dasarnya adalah memfasilitasi anak didik agar dapat menguasai process

skills yang diperlukan unyuk memahami, menjelaskan, dan

mengembangkan isi keilmuan sains itu sendiri. Dengan kata lain

pembelajaran sains bermuatan isi (content) dan proses keilmuan. Content

sains memuat fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Sementara proses

memuat skills yang diperlukan untuk mengkaji alam semesta dan isinya

seperti mengamati, mengklasifikasi, memaknai, membuat hipotesis,

melakukan eksperimen, dan menarik kesimpulan. Skills yang dimaksud

disini bukan sekedar physical skills, tetapi juga mental skills. Rangkaian

kemampuan fisik-mental untuk belajar sains ini dikenal dengan

keterampilan proses (process skills).

3. Hakikat Keterampilan Proses Sains

a. Pengertian Keterampilan Proses

Pengertian keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan

ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat

digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk

melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan/flasifikasi (Indrawati,

cit Trianto, 2008). Dengan kata lain keterampilan ini dapat digunakan

Page 44: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori.

Konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan atau dikembangkan ini akan

memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut.

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari

latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan–kemampuan yang lebih tinggi (Wahyana, cit

Trianto, 2008). Kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan

terlatih, lama kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.

Sudarisman (2010) menyatakan bahwa pembelajaran sains idealnya

dirancang dengan kegiatan yang memungkinkan peserta didik tidak hanya

mempelajari pengetahuan deklaratif berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,

tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh

informasi melalui ketrampilan ilmiah (hands on), keterampilan berpikir

(minds on) sebagaimana para ilmuwan bekerja sehingga dapat

dikembangkan sikap ilmiah (hearts on) seperti jujur, teliti, sabar,

menghargai pendapat orang lain, dan lain-lain.

Funk (cit Indrawati, cit Trianto, 2008) membagi keterampilan

proses menjadi dua tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar (Basic

Science Process Skill) dan Keterampilan proses terpadu (Integrated Science

Process Skill). Keterampilan proses tingkat dasar meliputi: observasi,

klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. Sedangkan

keterampilan proses terpadu meliputi: menentukan variabel, menyusun tabel

data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data,

Page 45: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menetukan variabel secara

operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen.

Ketrampilan proses diantaranya:

a. Pengamatan adalah penggunaan indera–indera. Mengamati

dengan penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan

pembauan.

b. Pengklasifikasian adalah mengelompokkan obyek-obyek menurut sifat-

sifat tertentu.

c. Penginferensian adalah menggunakan sesuatu yang diamati untuk

menjelaskan sesuatu yang telah terjadi. Penginferensian berlangsung

melampaui sesuatu pengamatan untuk menafsirkan sesuatu yang telah

diamati.

d. Peramalan adalah pengajuan hasi-hasil yang mungkin dihasilkan dari

suatu percobaan.

e. Pengkomonikasian adalah mengatakan yang diketahui dengan ucapan,

kata-kata, tulisan, gambar, demonstrasi atau grafik.

f. Pengukuran adalah penemuan ukuran suatu obyek, massa suatu obyek,

banyak ruang yang ditempati suatu obyek.

g. Penggunaan bilangan, meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan.

h. Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah

dikumpulkan.

Page 46: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

i. Melakukan eksperimen adalah pengujian hipotesis atau prediksi. Dalam

eksperimen semua variabel harus dijaga tetap sama kecuali variabel

manipulasi.

j. Pengontrolan variabel adalah memastikan bahwa segala sesuatu dalam

suatu percobaan tetap sama kecuali satu faktor.

k. Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang

akan diuji tentang sesuatu yang akan terjadi.

l. Pendefisien secara operasional adalah perumusan suatu definisi yang

berdasarkan pada sesuatu yang diamati.

m. Membangun model adalah membangun presentasi ide, obyek-obyek atau

kejadian-kejadian secara verbal, mental atau fisik, dan menggunakan

presentasi tersebut untuk menjelaskan atau menunjukkan hubungan-

hubungan.

n. Mengajukan pertanyaan adalah meminta penjelasan, tentang apa,

mengapa, bagaimana atau menanyakan latar belakang hipotesis.

4. Teori yang melandasi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

a. Konstruktivisme

Teori belajar Konstruktivisme menyatakan bahwa belajar

merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti teks, dialog,

pengalaman fisis, dan lain–lain. Belajar juga merupakan proses

mengasimilasikan menghubungkan pengalaman atau bahan yang

Page 47: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga

pengertianya dikembangkan.

Proses tersebut antara lain bercirikan belajar berarti membentuk

makna, konstruksi melalui proses yang terus menerus, belajar bukanlah

kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih suatu pengembangan

pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Proses belajar

sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang

merangsang pemikiran lebih lanjut. Hasil belajar dipengaruhi oleh

pengalaman pelajaran dengan dunia fisik dan lingkunganya, serta hasil

belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar,

konsep–konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan

bahan yang dipelajari. Menurut teori Konstruktivisme suatu prinsip yang

paling penting adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan

kepada peserta didik, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan

dibenaknya.

b. Teori Piaget

Belajar merupakan pandangan kognitf merupakan suatu proses

internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan

aspek-aspek kejiwaan lainya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan

proses berpikir yang sangat komplek. Proses belajar terjadi antara lain

mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikan dengan

struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran,

Page 48: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman

sebelumnya.

Menurut Piaget (cit Dahar, 1989) perkembangan kognitif

dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan

ekuilibrasi. Secara singkat, asimilasi adalah pemaduan data baru dengan

struktur kognitif yang ada. Akomodasi adalah penyesuaian struktur

kognitif terhadap situasi baru dan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali

yang terus–menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Gredler cit

Dahar, 1989). Piaget membagi proses pengembangan kognitif menjadi

beberapa tahapan, setiap tahapnya memiliki ciri dan disesuaikan dengan

umurnya. Pada setiap proses perkembangan ini selalu terjadi proses

asimilasi dan akomodasi dan kesetimbangan (ekuilibrasi).

Menurut Piaget (cit Dahar, 1989) setiap individu mengalami

tingkat perkembabngan intelektual sebagai berikut: (1) sensori motor (0-2

tahun); (2) pra-operasional (2-7 tahun); (3) operasional kongkret (7-11

tahun); (4) operasi formal (11 tahun keatas). Piaget berpendapat bahwa

proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari

berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan melalui empat tahapan

tersebut.

Analisis perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget

dapat digunakan untuk mencocokkan kurikulum terhadap kemampuan

siswa. Pengetahuan dari teori Piaget juga membantu guru untuk menilai

tingkat perkembangan kogntif siswa. Untuk peserta didik SMP masuk

Page 49: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pada katagori ketiga dari teori Piaget yaitu operasional konkrit, sehingga

diharapkan melalui pembelajaran contextual learning siswa akan

dihadapkan pada kondisi pembelajaran nyata atau konkret, melalui

eksperimen atau penelitian.

c. Teori Bruner

Belajar penemuan menurut Bruner sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya akan

memberikan hasil yang paling baik. Didalam proses belajar Bruner

mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik dan mengenal

dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Peserta didik sebaiknya

berusaha sendiri dan berpartisipasi aktif dalam memperoleh pengetahuan

dari pengalaman – pengalaman dan eksperimen-eksperimen.

Bruner (cit Dahar, 1989) berpendapat model belajar penemuan

(Inquiry Learning) yang dikembangkannya beranggapan bahwa belajar

penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia

dan dengan sendiriya memberikan hasil yang paling baik. Selama kegiatan

mengajar berlangsung, siswa diberi kesempatan untuk mencari atau

menemukan sendiri makna dari segala sesuatu yang dipelajarinya.

Dalam penelitian ini sangat jelas kaitanya dengan teori Bruner,

karena dalam model contextual learning peserta didik benar-benar diberi

kebebasan dalam mencari dan menemukan serta memecahkan masalahnya

sendiri.

Page 50: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d. Teori Ausubel

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Ausubel

dalam teori belajar menekankan pada “belajar bermakna”, serta retensi

dan variabel-variabel yang berhubungan dengan belajar. Menurut Ausubel

(cit Dahar, 1989) belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi.

Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran

disajikan pada peserta didik, melalui penerimaan atau penemuan.

Informasi dapat dikomunikasikan pada peserta didik baik dalam bentuk

belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final

maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan peserta

didik untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan

diberikan. Dimensi kedua berhubungan dengan cara peserta didik dapat

mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur

kognitif tersebut meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi

yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. peserta didik menghubungkan

atau mengaitkan informasi baru yang diperolehnya dengan pengetahuan

yang telah dimilikinya. Dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Disamping

pada dimensi kedua ini peserta didik juga dapat mencoba-coba

menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkanya dengan

pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik, dalam hal ini terjadi proses

hafalan.

Page 51: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

bermakna pada intinya merupakan proses mengaitkan informasi baru yang

diperoleh peserta didik pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam

struktur kognitif peserta didik tersebut. Belajar tidak hanya sekedar proses

menghafal semata, tetapi lebih pada kebermaknaan/memberi manfaat pada

peserta didik.

Penelitian ini sangat berhubungan dengan teori yang disampaikan

oleh Ausubel. Kaitanya dengan dimensi pertama teori tersebut bahwa

contextual learning sudah identik dengan penemuan. Sedangkan

kaitannya dengan dimensi kedua adalah bahwa ditinjau dari kreativitas

peserta didik sudah barang tentu dalam penelitian dengan model

contextual learning ini menghubungkan informasi baru dengan

pengetahuan yang dimiliki peserta didik sebelumnya.

e. Teori Gagne

Definisi belajar menurut Gagne (cit Dahar, 1989) yang yaitu

“belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu dalam proses belajar

mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman yang dapat membuat

perubahan tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur.

Didasarkan atas model pemrosesan informasi, Gagne mengemukakan

bahwa suatu tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase

belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur

oleh peserta didik atau guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan suatu

Page 52: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

proses internal yang terjadi dalam pikiran peserta didik. Kedelapan fase

tersebut menurut Dahar (1989) yaitu: Fase motivasi: Motivasi merupakan

dorongan atau daya penggerak yang ada pada diri siswa untuk bertindak

atau beraktivitas untuk mencapai tujuan belajar. Semangat belajar siswa

akan lebih kuat dengan adanya motivasi belajar. Fase pengenalan

(apphending phase): peserta didik harus memperhatikan bagian–bagian

esensia dan relevan dari aspek-aspek yang berhubungan dengan materi

pelajaran. Fase perolehan (acquisition phase): Pada fase ini siswa

dikatakan telah siap memperoleh pelajaran jika memperhatikan

informasi yang relevan. Informasi yang diterima peserta didik tidak

langsung disimpan dalam memori, tetapi diubah menjadi bentuk yang

bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam

memori peserta didik. Fase retensi: Informasi yang diperoleh peserta didik

harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang

agar tidak mudah hilang. Fase pemanggilan: Informasi yang dimiliki

peserta didik dalam memori jangka panjang kemungkinan dapat hilang.

Untuk menghindari hal tersebut, peserta didik harus memperhatikan

informasi yang dipelajari sebelumnya dengan cara mengelompokan

informasi menjadi katagori-katagori atau konsep-konsep dan

memperhatikan kaitan diantara konsep-konsep tersebut. Fase generalisasi:

pada fase ini siswa dikatakan berhasil belajar bila informasi yang

diperolehnya dari belajar dapat digeneralisasikan atau diterapkan kedalam

situasi nyata. Siswa dapat memecahkan masalah dengan keterampilan

Page 53: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan pengetahuan yang dimilikinya. Fase penampilan: pada fase ini

anak memperlihatkan secara nyata dari sesuatu yang telah

dipelajarinya melalui penampilan yang tampak. Fase umpan balik:

siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari sesuatu

yang telah dipelajarinya dengan memberikan respon terhadap

penampilannya. Umpan balik ini diharapkan dapat memberikan

reinforcement pada peserta didik.

Hubungan antara teori Gagne dengan penelitian ini adalah bahwa

dalam penelitian yang menggunakan model Contextual learning inipun

juga melalui fase-fase atau tahap-tahap dalam pembelajaran. Selain ini

bahwa dalam pembelajaran CTL ini juga akan dihasilkan perubahan

tingkah laku karena CTL dalam inkuiri melalui metode ilmiah secara

otomatis peserta didik akan dituntut untuk bersikap ilmiah, sikap ilmiah

tersebut akan mempengaruhi bahkan merubah tingkah laku mereka.

5. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL )

a. Pengertian Contextual Teaching and Learning

Sagala (2011) berpendapat pendekatan konstektual (Contextual

Teaching and Learning) atau CTL merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Page 54: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Trianto (2008) Contextual Teaching adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Berkaitan dengan Contextual Teaching menurut Sanjaya (2011) ada tiga

hal yang harus kita pahami.

Pertama, Contextual Teaching and Learning menekankan kepada

proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar

dalam konteks Contextual Teaching and Learning tidak mengharapkan

agar peserta didik hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari

dan menemukan sendiri materi pelajaran.

Kedua, Contextual Teaching and Learning mendorong agar peserta

didik dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan

situasi kehidupan nyata, artinya peserta didik dituntut untuk dapat

menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan

kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat

mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, materi

yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta didik,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Ketiga, Contextual Teaching and Learning mendorong peserta

didik untuk dapat menerapkanya dalam kehidupan, artinya, Contextual

Page 55: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Teaching and Learning bukan hanya mengharapkan peserta didik dapat

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi juga dapat mewarnai

perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran Contextual

Teaching and Learning peserta didik bukan hanya sekedar mendengarkan

dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara

langsung. Melalui pengalaman itu diharapkan perkembangan peserta didik

terjadi secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif

saja. Tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor.

b. Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Terdapat enem karakteristik penting dalam proses pembelajaran

Contextual Teaching and Learning, yaitu: 1) Pembelajaran Contextual

Teaching and Learning, merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada (activing knowledge), artinya sesuatu yang tidak akan terlepas

dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan

yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki

keterkaitan satu sama lain. 2) Pembelajaran yang kontekstual adalah

belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru

(acquiring knowledge). Pengetahuan baru ini diperoleh dengan cara

deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara

keseluruhan. Kemudian memperhatikan detailnya. 3) Pemahaman

pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang

diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dapahami dan diyakini,

misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang

Page 56: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru

pengetahuan itu dikembangkan. 4) Mempraktikkan pengetahuan dan

pengalaman tersebut (applying Knowledge), artinya pengetahuan dan

pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan

peserta didik sehingga tampak perubahan perilaku siswa. 5) Melakukan

refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan

pengetahuan. Hal ini dilakukan sebaagai umpan balik untuk proses

perbaikan dan penyempurnaan strategi. 6) Bekerjasama (collaborating)

untuk membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu

mereka untuk mengerti berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain.

c. Komponen Contextual Teaching and Learning

Contextual learning sebagai suatu pendekatan pembelajaran

memiliki tujuh komponen sebagai berikut: 1). Constructivism,

membangun pemahaman siswa dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal, pembelajaran harus dikemas menjadi proses

“mengkonstruksi“ bukan menerima pengetahuan 2). Inquiry, pengetahuan

bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari

proses menemukan sendiri, guru bukan mempersiapkan materi yang akan

dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

menemukan sendiri materi yang harus dipahami. Peserta didik belajar

menggunakan keterampilan berpikir kritis. 3). Questioning (bertanya)

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir.

Page 57: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Guru harus mempunyai kemampuan memancing peserta didik agar

bertanya sehingga dapat menemukan sendiri materi yang diajarkan. 4).

Learning Community (masyarakat belajar), sekelompok orang yang

terikat dalam kegiatan belajar, hasil belajar diperoleh dari kerjasama dan

sharing dengan orang lain. Tukar pengalaman dan berbagi ide,

pembentukan kelompok yang heterogen. 5). Modeling (pemodelan),

proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang

dapat ditiru oleh peserta didik. Bukan hanya guru yang bisa dijadikan

model, tetapi siswa dan orang lainpun bisa menjadi model. 6). Reflection

(refleksi), proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, respon

terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima,

dilakukan dengan mencatat apa yang telah dipelajari. Guru memberikan

waktu untuk merenung dan memahami materi yang telah diajarkan.

7). Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya), menekankan

penilaian terhadap proses belajar, bukan hasil belajar, mengukur

pengetahuan, dan ketrampilan peserta didik selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Penilaian produk (kinerja), tugas-tugas yang relevan, dan

kontekstual.

6. Network Tree dan Spider Concept Map

Network tree dan spider concept map merupakan bagian dari peta

konsep. Ausubel (cit Dahar, 1989) sangat menekankan agar para guru

mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa supaya belajar

Page 58: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

bermakna dapat berlangsung. Novak (cit Dahar, 1989) dalam bukunya

Learning how to learn mengemukakan bahwa hal itu apat dilakukan

dengan pertolongan peta konsep atau pemetaan konsep. Bahwa guru perlu

mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh peserta didik supaya

belajar bermakna dengan cara melakukan pembelajaran dengan teknik peta

konsep.

Nur (2011) menyatakan bahwa mapping, kadang-kadang dikenal

sebagai pemetaan konsep, merupakan suatu alternatif selain outlining, dan

dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajari

bahan yang kompleks. Anak juga merasa membuat peta konsep

menyenangkan.

Peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan

sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain. Nur (cit

Trianto, 2011) peta konsep ada empat macam, yaitu pohon jaringan

(network tree), rantai kejadian (event chain), peta konsep siklus (cycle

concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).

a. Pohon Jaringan (Network Tree)

Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa

kata yang lain dituliskan pada garis penghubung. Garis-garis pada

network tree menunjukkan hubungan antara ide-ide. Kata-kata yang

ditulis pada garis memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada

saat mengkonstrusi pohon jaringan. Dari atas ke bawah mengurutkan

konsep dari umum ke khusus. Pohon jaringan cocok digunakan untuk

Page 59: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memvisualisasikan: 1) menunjukkan sebab akibat, 2) suatu yang

hierarki, 3) prosedur yang bercabang, 4) istilah–istilah yang berkaitan

yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

b. Rantai Kejadian (Event Chain)

Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan

suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau

tahap-tahap suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama

menemukan satu kejadian yang mengawali rantai itu. Kemudian

menemukan kejadian berikutnya dalam suatu rantai dan seterusnya

sampai menemukan hasilnya. Rantai kejadian cocok digunakan untuk

memvisualisasikan: a) tahap-tahap suatu proses, b) langkah-langkah

dalam suatu prosedur linier, dan c) suatu urutan kejadian.

c. Peta Konsep Siklus (Cycle Concept Map)

Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan

suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghasilkan

kembali ke kejadian awal, siklus berulang-ulang dengan sendirinya.

Peta konsep ini cocok digunakan untuk menunjukkan hubungan suatu

rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok

hasil yang berulang-ulang.

d. Peta Konsep Laba-Laba (Spider Concept Map)

Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat.

Berawal dari ide sentral sehingga dapat diperoleh sejumlah besar ide

yang bercampur aduk. Banyak ide-ide berkaitan dengan ide sentral,

Page 60: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Spider concept

map cocok digunakan untuk memvisualisasikan: a) tidak menurut

hierarki, b) kategori yang tidak parallel, c) hasil curah pendapat.

7. Kreativitas

Setiap manusia pada dasarnya memiliki bakat kreativitas pada diri

masing-masing yang dibawa sejak lahir, hanya tinggi rendahnya kreativitas

seseorang berbeda kadarnya, ada yang memiliki kreativitas ringgi dan ada yang

memiliki kreativitas rendah. Kreativitas sangat penting bagi manusia karena

dengan kreativitas manusia dapat menciptakan penemuan-penemuan baru yang

berguna bagi kualitas kehidupan manusia. Bagi dunia pendidikan yang penting

adalah bahwa bakat dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan.

Sehubungan dengan pengembangan kreativitas peserta didik, perlu

meninjau empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong (press), proses,

dan produk (4P dari kreativitas) (Munandar, 2009).

a. 4P dari Kreativitas

1) Pribadi

Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam

interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif mencerminkan

orisinalitas dari individu. Dari ungkapan yang unik dapat diharapkan

timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena

itu guru hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat

peserta didiknya (jangan mengharapkan semua melakukan atau

Page 61: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).

Guru hendaknya membantu bakat-bakatnya dan menghargainya.

2) Pendorong (press)

Bakat kreatif peserta didik akan terwujud jika ada dorongan dan

dukungan dari lingkungannya, atau dorongan kuat dari dirinya sendiri

(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat

berkembang dalam lingkungan yang mendukung begitu pula

sebaliknya. Di dalam keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat harus

ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif

individu atau kelompok individu.

3) Proses

Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi

kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Guru hendaknya dapat

merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif,

dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang diperlukan.

Dalam hal ini penting memberi kebebasan kepada peserta didik untuk

mengekspresikan dirinya secara kreatif, dalam persyaratan tidak

membahayakan dirinya, merugikan orang lain atau lingkungan.

Kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada peluang untuk

kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang

peserta didik untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.

Page 62: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

4) Produk

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk

kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan lingkungan, yaitu

sejauh mana keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan

dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan pribadi

kreatif maka produk-produk yang bermakna akan timbul. Hendaknya

guru menghargai produk kreativitas peserta didik dan

mengkomunikasikan kepada yang lain, untuk menggugah minat

berkreasi.

Kreativitas dapat diukur melalui tes dan non tes. Pengukuran

kreativitas melalui non tes menurut Munandar (2009), menyatakan

“Pendekatan yang dilakukan untuk mengukur kreativitas adalah dengan

daftar periksa atau check list, kuesioner, atau daftar pengalaman”.

Sedangkan kreativitas yang diukur menggunakan tes, dapat dilakukan

melalui dua cara yaitu: kreativitas verbal dan figural.

b. Tes kreativitas verbal yang terdiri dari:

1) Permulaan kata

Pada sub tes permulaan kata, responden harus memikirkan kata-kata

yang diawali dengan susunan huruf tertentu yang diberikan. Tes ini

mengatur kelancaran kata, yaitu untuk menemukan kata-kata yang

memenuhi persyaratan struktural tertentu.

Page 63: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Menyusun kata.

Pada sub tes menyusun kata, responden harus memikirkan kata-kata

dengan menggunakan huruf-huruf dari sebuah kata yang diberikan.

Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur kelancaran kata, tetapi

berbeda dengan “permulaan kata” karena pada sub tes ini juga

menuntut ketrampilan perseptual.

3) Membentuk kalimat tiga kata.

Pada sub tes membentuk kalimat tiga kata, responden harus

menyusun kalimat-kalimat yang terdiri dari tiga kata, dan urutan dari

penggunaan ketiga huruf tersebut boleh sekehendak responden. Sub

tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran dalam ucapan”. Setiap

kalimat dapat menggunakan satu kata yang telah dipakai pada

kalimat sebelumnya.

4) Sifat-sifat yang sama.

Pada sub tes sifat-sifat yang sama, responden harus menemukan

sebanyak mungkin objek-objek yang semuanya memiliki dua sifat

yang ditentukan. Sub tes ini merupakan ukuran dari “kelancaran

dalam memberikan gagasan”, yaitu kemampuan untuk mencetuskan

gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu.

5) Macam-macam penggunaan.

Pada sub tes macam-macam penggunaan, responden harus

memikirkan penggunan sebuah benda sehari-hari yang telah

ditentukan, akan tetapi penggunaan tersebut haruslah penggunaan

Page 64: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang tidak lazim atau tidak biasa. Sub tes ini merupakan ukuran dari

“fleksibilitas”, karena dalam tes ini responden harus melepaskan diri

dari kebiasaan untuk melihat setiap benda sebagai alat untuk

melakukan hal/pekerjaan tertentu saja. Sub tes ini juga untuk

mengukur “originalitas dalam pemikiran”, yang dapat dilihat dari

kejarangan jawaban responden.

6) Akibat

Pada sub tes akibat, responden harus memikirkan segala sesuatu yang

mungkin terjadi sebagai akibat dari suatu kejadian hipotesis yang telah

ditentukan. Sub tes ini menuntut responden untuk menggunakan daya

imajinasinya dan dapat menguraikan gagasan-gagasannya. Jadi tes ini

merupakan ukuran dari “kelancaran dalam memberikan gagasan” yang

dikombinasi dengan “elaborasi” (Munandar, 2009).

c. Tes kreativitas figural yang terdiri dari:

1) Kelancaran

Pada sub tes kelancaran, responden harus memikirkan alternatif

kemungkinan gambar yang telah ditentukan. Tujuan tes ini untuk

mengukur kelancaran dalam menentukan bentuk atau gambar yang

disajikan.

2) Kelenturan

Pada sub tes kelenturan, responden harus melengkapi simbol atau

tanda yang telah disediakan sehingga menjadi sebuah gambar yang

utuh sesuai dengan imajinasi. Tujuan tes ini untuk mengukur macam-

Page 65: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

macan fantasi dengan mensintesis garis atau lingkaran menjadi

gambar yang sempurna.

3) Orisinalitas

Pada sub tes orisinalitas, respoden harus menggambar tokoh/seorang

anak yang sedang bersktivitas kemudian memberikan judul yang

mampu mewakili gambar yang telah dibuat. Tujuan tes ini untuk

mengukur kemampuan mensintesis suatu tokoh serta memberikan judul

yang ekspresif.

8. Gaya Berpikir

Gaya berpikir adalah suatu bentuk perilaku yang diakibatkan oleh

dominansi otak (kiri atau kanan) dalam memproses informasi hingga

menciptakan solusi yang lebih seimbang untuk menyelesaikan permasalahan

dalam situasi dan kondisi rangsangan yang berbeda-beda seperti pada Gregorc

(cit DePorter, 2011)

Gaya berpikir dibedakan menjadi dua yaitu sekuensial dan acak.

Seseorang yang memiliki gaya berpikir sekuensial cenderung memiliki

dominasi otak kiri, sedangkan seseorang seseorang yang memiliki gaya

berpikir acak cenderung memiliki dominansi otak kanan dalam memproses

informasi untuk menghasilkan solusi terhadap permasalahan atau informasi

yang diterima melalui alat indera. Aktivitas yang berbeda akan memerlukan

cara berpikir yang berbeda pula. Keuntungan seseorang mengetaui gaya

Page 66: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

berpikirnya adalah dirinya dapat mengetahui yang lebih dominan dalam

berpikir.

Disamping itu orang tersebut mengetahui sesuatu yang dapat dilakukan

untuk mengembangkan cara berpikir yang lain jika seseorang mampu

mengendalikan cara beraksi terhadap suatu situasi dan memecahkan masalah

dengan memilih solusi yang lebih efektif bagi keadaan semacam itu,

maka akan lebih banyak lagi hal yang dapat dicapai jika mampu melakukan

hal yang tepat dalam beberapa situasi yang berbeda.

Gaya berpikir sekuensial dibedakan menjadi dua macam yaitu

sekuensial Konkret (SK) dan sekuensial abstrak (SA). Pemikir sekuensial

konkret berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang

teratur, linear dan sekuensial. Realitas bagi bagi pemikir SK terdiri dari

sesuatu yang dapat mereka ketahui melalui indera fisik seperti penglihatan,

pendengaran, peraba, perasa, penciuman. Segkan pemikir sekuensial abstrak

(SA) menganggap bahwa realitas adalah dunia teori metafisis dan pemikiran

abstrak. Proses berpikir SA adalah logis, rasional, dan intelektual. Gaya

berpikir acak juga dibedakan menjadi dua macam yaitu acak konkret (AK) dan

acak abstrak (AA). Pemikir AK memiliki sikap eksperimental yang diiringi

perilaku yang kurang terstruktur. Mereka mendasarkan pada kenyataan tetapi

punya keinginan untuk melakukan pendekatan coba–salah (trial and error),

sehingga tidak jarang sering pula melakukan lompatan intuitif yang diperlukan

untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Sedangkan pemikir AA

menganggap realitas adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka menyerap

Page 67: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

ide-ide, informasi, dan kesan kemudian mengaturnya dengan refleksi

sehingga tidak jarang perasaan dapat juga mempengaruhi belajar mereka.

9. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar

(Purwodarminto, 1986). Sudjana (2005) berpendapat belajar dan mengajar

merupakan suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan

yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar

dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari rangkaian proses

belajar mengajar untuk mencapai tujuan instruksional, yang telah dicapai

peserta didik.

Belajar adalah proses seorang untuk memperoleh kecakapan,

keterampilan dan sikap. Hamalik (2001) berpendapat belajar merupakan

suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antar individu dengan

lingkungannya. Kegiatan belajar merupakan faktor penting dalam

keseluruhan proses pendidikan di sekolah yang menghasilkan perubahan-

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap.

Prestasi belajar menurut Azwar (1996) adalah hasil maksimal seseorang

dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Prestasi belajar merupakan

fungsi yang penting dari suatu proses pembelajaran. Prestasi belajar

merupakan hasil yang terbaik yang dicapai dalam proses belajar mengajar,

dapat menunjukkan siswa berhasil atau gagal dalam belajar, mampu atau

tidak dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar, mampu atau tidak

Page 68: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mentransfer materi pelajaran yang telah didapatkan. Prestasi belajar dapat

dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks

prestasi studi, angka kelulusan, dan predikat keberhasilan.

Menurut Bloom (cit Sardiman, 2011) bahwa hasil belajar

diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive

domain); 2) ranah afektif (affective domain), dan 3) ranah psikomotor

(psychomotor domain). Cognitif domain meliputi: 1) knowledge

(pengetahuan, ingatan); 2) comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh); 3) analysis (menguraikan, menentukan hubungan); 4)

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru).

Affective domain meliputi; 1) recieving ( sikap menerima); 2) responding

(memberikan respon); 3) valuing (menilai); 4) organization (organisasi); 5)

characterization (karakterisasi). Psychomotor domain meliputi: 1) initiatory

level; 2) pre-routine level; 3) rountinized level. Pendapat tersebut sesuai

dengan Rustaman (2005) bahwa tingkah laku hasil belajar (behavior) dapat

dilakukan oleh siswa, dapat diamati oleh guru atau penilai, dan harus dapat

diukur tingkat keberhasilannya. Hasil belajar meliputi ranah (domain)

kognitif (cognitive-C), afektif (affektive-A), dan psikomotor (psychomotor-P).

Ranah pengetahuan (kognitif) terdiri dari: C1 menghafal, C2 memahami, C3

menerapkan, C4 menganalisis, C5 menilai, dan C6 membuat. Ranah sikap

(afektif) terdiri dari: A1 kemampuan menerima, A2 kemampuan menanggapi,

A3 kemampuan keyakinan, A4 kemampuan keyakinan/tanggung jawab, A5

kemampuan mengorganisasi. Ranah gerak (psikomotor) terdiri dari: P1

Page 69: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

peniruan/imitasi, P2 memanipulasi, P3 ketepatan, P4 artikulasi, P5

pengalamiahan.

Berdasarkan pendapat–pendapat di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang

yang disebut dengan hasil belajar terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor yang diukur dengan menggunakan tes atau evaluasi, dan

ditunjukan dengan nilai tes. Sehingga proses belajar adalah kegiatan yang

paling pokok, yang artinya bahwa hasil belajar tergantung pada proses belajar

yang dialami peserta didik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

adalah:

a. Faktor dari diri dalam peserta didik: 1) Jasmani meliputi: kesehatan

dan cacat tubuh. 2) Psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, bakat,

minat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. 3) Kelelahan meliputi:

jasmani dan rohani.

b. Faktor dari luar peserta didik:

1) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua,

keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, dan

suasana rumah.

2) Faktor sekolah meliputih: guru dan cara mengajar, model

pembelajaran, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah,

Page 70: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

interaksi guru dan peserta didik, disiplin sekolah, dan media

pendidikan.

c. Faktor lingkungan masyarakat meliputi: kegiatan peserta didik, teman

bergaul dan cara hidup lingkungan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi belajar berasal dari dalam dan luar diri peserta didik.

10. Materi Klasifikasi Makhluk Hidup

a. Klasifikasi Tumbuhan Berbiji

No Tumbuhan Berbiji Ciri-Ciri Penjelasan 1. Tumbuhan berbiji

terbuka

(Gymnospermae)

1. Habitus

2. Akar

3. Batang

4. Daun

5. Bunga

6. Biji

1. Semak, perdu atau

pohon

2. Tunggang

3. Tegak lurus,

bercacang- cabang

4. Umumnya sepeti

jarum (filiform)

kecuali melinjo lebar

5. Bunga sesungguhnya

belum ada,

membentuk strobilus

6. Tidak dibungkus kulit

buah dan atau daging

buah

Page 71: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

7. Daging buah

8. Alat

reproduksi

7. Tidak mempunyai

8. Strobilus

(a) (b)

( c) (d)

Contoh: (a, b) Pakis haji,

(c) melinjo, (d) pinus

2. Tumbuhan berbiji tertutup

(Angiospermae)

1. Habitus

2. Akar

3. Batang

4. Daun

5. Bunga

6. Biji

1. Terna, semak, perdu

atau pohon

2. Serabut, tunggang

3. Bercabang atau tidak

4. Umumnya berdaun

lebar, tunggal atau

majemuk.

5. Sudah ada

6. Dibungkus kulit buah

dan atau daging buah

Page 72: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Tumbuhan

berkeping satu

(Monokotil)

7. Daging buah

8. Alat

reproduksi

1. Jumlah

keping biji

2. Akar

3. Batang

Cabang

batang

7. Mempunyai

8. Bunga

1. Satu, pada waktu

berkecambah biji

tidak membelah

2. Serabut,

Batang dari pangkal ke

ujung hampir sama

besar.

Tidak ada

Page 73: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4. Daun

5. Bunga

4. Tunggal, duduknya

berseling atau rozet,

tulang daun:

a. Sejajar

b. Melengkung

5. Bagain bunga 3 atau

kelipatannya

Contoh: Bunga Lilia,

Jagung, tebu

b. Tumbuhan

berkeping dua

(Dikotil)

1. Jumlah

keping biji

2. Akar

1. Dua, pada waktu

berkecambah biji

membelah menjadi

dua.

2. Tunggang, pada

waktu berkecambah

akar lembaga tumbuh

Page 74: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Batang

Cabang

batang

4. Daun

Tulang daun:

5. Bunga

terus dan bercabang-

cabang.

3. Batang dari pangkal

ke ujung seperti

kerucut panjang,

bercabang-cabang

Ada

Daun tunggal atau

majemuk, duduk daun

tersebar atau berkarang,

a. Menyirip

b. Menjari

Bagian bunga 2, 4, 5

atau kelipatan

Page 75: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Klasifikasi Hewan Invertebrata

No Hewan

Invertebrata Penjelasan

Ciri-ciri

umum

1. Tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang.

2. Kerangka tubuh umumnya terdapat di luar

tubuh (eksoskeleton)

3. Sistem saraf masih sederhana dan pusat saraf

belum ada kecuali beberapa hewan berupa

ganglion.

4. Peredaran darah terbuka

5. Reproduksi vegetatif dan generatif atau kedua-

duanya.

1.

Terdiri-dari:

Filum

Porifera

1. Umumnya banyak sel berderajat rendah.

2. Tubuh berpori

3. Kerangka dari zat kapur yang berbentuk

serabut.

4. Permukaan tubuh lentur

5. Makanan berupa plankton

6. Hidup bekelompok, didasar perairan

7. Reproduksi : vegetatif (tunas) dan generatif

Contoh: Perinema, Sycon, Euspongia

2. Coelen

terata

1. Tubuh berongga

2. Permukaan tubuh umumnya keras

3. Alat gerak tentakel

4. Bernafas menggunakan seluruh permukaan

tubuh

5. Habitat di laut

6. Reproduksi: vegetatif (tunas) dan generatif

7. Ada yang hermaprodit dan berkelamin satu

Page 76: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Contoh: Aurelia aurita (ubur-ubur), Hydra viridis,

Obelia geniculata

3. Vermes /

Cacing

1. Mata secara umum tidak punya

2. Alat gerak berupa otot tubuh

3. Tekstur tubuh kenyal

4. Bentuk tubuh: pipih, panjang gilig, panjang gilig

beruas-ruas

5. Umumnya hermaprodit

6. Ada yang parasit dan saprofit

7. Habitat: tanah, air, parasit pada inang

Contoh:

a. Cacing tanah

b. Cacing hati

4. Mollusca 1. Mata bertangkai

2. Alat gerak dengan kaki perut

3. Tekstur tubuh lunak

4. Mempunyai cangkang dari zat kapur

5. Umumnya belum mempunyai rangka

6. Kaki untuk bergerak dan menangkap mangsa

7. Habitat: darat, air

Contoh:

a. Bekicot

Page 77: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Cumi-cumi

5. Arthopoda

Ciri-ciri

umum:

1. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian:kepala, dada

dan perut

2. Tubuh dilindungi rangka luar dari zat kitin.

3. Rangka tubuh mengelupas apabila tubuhnya

berkembang.

4. Mempunyai alat indra di bagian kepala yang

berfungsi sebagai mata dan alat peraba

5. Habitat di darat dan air.

Terdiri dari:

a.Insecta

(serangga)

1. Kaki beruas-ruas berjumlah 6

2. Simetri tubuh bilateral

3. Permukaan tubuh halus

4. Mempunyai 2 pasang sayap

5. Jumlah antena 2

6. Mempunyai dua macam mata yaitu mata faset

dan mata tunggal.

7. Saluran pencernaan mulai dari mulut sampai

anus.

8. Mengalami metamorfosis

9. Habitat: darat dan air

Contoh:

a. Belalang

Page 78: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b. Kupu-kupu

b. Crustacea 1. Kaki beruas-ruas berjumlah 10

2. Simetri tubuh bilateral

3. Permukaan tubuh halus

4. Tubuh dibagi 2: kepala dada dan perut

5. Mata bertangkai

6. Bernafas dengan insang

7. Kaki 5 pasang

8. Reproduksi dengan generatif, bertelur

9. Habitat: darat, air laut, air tawar

Contoh:

a. Udang

b. Kepiting

6. Echino

dermata

1. Kaki ambulakral

2. Simetri tubuh radial

3. Permukaan tubuh berduri

4. Rangka dari zat kapur

5. Tubuhnya simetris radial

6. Tidak mempunyai kepala yang jelas

7. Reproduksi generatif

Page 79: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

8. Pemakan bangkai

9. Habitat di laut

Contoh:

a. Bintang laut

b. Bintang mengular

c. Landak laut

a. Klasifikasi Hewan Vertebrata

No Kelas Vertebrata Ciri-ciri Morfologi

Kelas Vertebrata

1. Kerangka di dalam tubuh

2. Organ ekskresi terpusat pada ginjal

3. Reproduksi generatif

4. Peredaran darah tertutup

5. Habitat darat dan air

1. Terdiri-dari :

Pisces

1. Permukaan tubuh berupa sisik

2. Alat gerak sirip

3. Alat pernapasan insang

4. Habitat di air

Contoh: Ikan lele. teri, wader, bandeng

2. Amphibi

1. Permukaan tubuh berupa kulit lembab

berlendir

2. Alat gerak kaki

Page 80: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Alat pernapasan insang pada waktu

berudu, dewasa paru-paru, kulit

4. Berkaki 4

5. Mengalami metamorphosis

6. Reproduksi dengan generatif bertelur

Contoh: katak sawah, katak pohon

3. Reptil

1. Cara bergerak dengan merayap

2. Alat gerak berupa kaki

3. Berkaki 4

4. Penutup tubuh berupa sisik kering

5. Habitat: darat dan air

Contoh: Kadal, cicak, kura-kura, ular

4. Aves

1. Cara bergerak dengan berjalan dan atau

terbang

2. Alat gerak berupa kaki dan sayap

3. Penutup tubuh berupa bulu

4. Mempunyai paruh

5. Reproduksi generative/kawin dengan

bertelur

Contoh; Ayam, burung, itik, angsa

5. Mammalia

1. Mempunyai kelenjar susu

2. Induk menyusui anak

3. Permukaan tubuh berambut

4. Bernapas dengan paru-paru

5. Reproduksi dengan melahirkan

Contoh: Kelinci, kucing, kambing, sapi

Page 81: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelian relevan yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Miller (2006), menunjukkan bahwa pembelajaran konstektual lebih

baik dari pada pembelajaran tradisional dalam memperoleh pengetahuan,

aplikasi dan pembelajaran yang baru. Pembelajaran konstektual memiliki

pemahaman yang lebih dalam tentang konsep, pembelajaran mandiri,

pembelajaran yang lebih bertanggung jawab, berani mengambil inisiatif.

Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan

konstektual teaching learning (CTL).

2. Penelitian Deen (2006), menunjukkan bahwa ketika strategi CTL digunakan

oleh kebanyakan guru maka siswa menjadi lebih tertatik, termotivasi dan

penuh perhatian. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama

menggunakan pendekatan pembelajaran CTL.

3. Penelitian Berns (2001), menunjukkan bahwa pembelajaran CTL menjadi

yang paling efektif dalam belajar peserta didik, guru harus merencanakan,

melaksanakan, merefleksikan, dan merevisi pelajaran. Rencana tersebut harus

di dasarkan dalam prinsip-prinsip CTL. Relevansi dengan penelitian ini

adalah sama-sama menggunakan pendekatan CTL.

4. Penelitian Hay (ed al. 2008), menunjukkan peta konsep dapat digunakan

untuk mengukur kualitas e-learning. Pengetahuan siswa sebelumnya

merupakan sebuah faktor penentu yang penting dari pembelajaran yang

Page 82: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

bermakna. Relevansi dengan penelitian ini sama-sama menggunakan peta

konsep.

5. Penelitian Kang (2004), menunjukkan visual organizer (gambar,

diagram/peta konsep, grafik dll) efektif dalam membantu memperoleh,

menjelaskan, dan mengkomunikasikan informasi karena dapat menjelaskan

konsep yang kompleks ke dalam sajian yang sederhana dan bermanfaat.

Relevansi dengan penelitian ini sama-sama menggunakan peta konsep.

6. Penelitian Fuata’i (2004), menunjukkan bahwa peta konsep dan diagram vee

adalah alat potensial yang layak untuk mengembangkan pemahaman yang

lebih dalam struktur matematika. Relevansi dengan penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan peta konsep.

7. Penelitian Polancos (2011), menunjukkan bahwa penggunakan diagram vee

dan peta konsep membantu siswa memperkaya konsep dan mempelajari

strateginya di mana peserta didik dapat membangun hubungan antar konsep.

Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan peta konsep.

8. Penelitian Wasis (2006), menunjukkan proses pendidikan yang tersirat oleh

contextual teaching dan learning (CTL) bertujuan untuk membantu

pemahaman siswa tentang materi akademis yang sedang mereka pelajari

dengan menghubungkan subyek-subyek akademis dengan konteks kehidupan

sehari-hari. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

pendekatan contextual teaching and learning (CTL).

9. Penelitian Nurdin (2009), menunjukkan Pendekatan Contextual Teaching and

learning (CTL) dapat mengaitkan materi pelajaran dengan penerapan

Page 83: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Relevansi

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan contextual

teaching and learning (CTL).

10. Penelitian Wahyuni (2012), menunjukkan bahwa pendekatan contextual

dengan metode problem possing dan problem solving tidak memberikan

pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

11. Penelitian Sari dan Nasikh (2009), menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran berbasis masalah dan teknik peta konsep dapat meningkatkan

proses dan hasil belajar pelajaran ekonomi. Relevansi dengan penelitian ini

adalah sama-sama menggunakan teknik peta konsep.

12. Penelitian Rahayu (2011). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh

prestasi belajar dengan gaya berpikir linier dan acak dan ada interaksi antara

media dan gaya berpikir terhadap prestasi belajar. Relevansi dengan

penelitian ini adalah sama-sama menggunakan tinjauan dengan gaya berpikir.

13. Penelitian Lasiran (2011), menunjukkan ada pengaruh pembelajaran

menggunakan peta konsep dan peta pikiran terhadap prestasi peserta didik

serta ada pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi. Relevansi

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik peta konsep dan

kreativitas.

14. Penelitian Mahardika (2012), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar kognitif. Relevansi

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel moderator

kreativitas.

Page 84: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

15. Penelitian Ristasa (2012), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi

belajar mahasiswa yang memiliki gaya berpikir konkret random, konkret

sekuensial, abstrak random, dan abstrak sekuensial. Relevansi dengan

penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel moderator gaya

berpikir.

C. Kerangka Berpikir

Klasifikasi makhluk hidup adalah pokok bahasan yang mencakup semua

makhluk hidup di muka bumi mulai makhluk hidup bersel satu sampai makhluk

hidup bersel banyak dan kompleks, yang terdiri dari lima kingdom yaitu: monera,

protista, fungi, plantae, dan animalia. Dengan demikian klasifikasi makhluk hidup

ini mempunyai cakupan materi yang luas. Berdasarkan data ulangan harian seperti

yang tercantum dalam tabel 1.1, materi klasifikasi makhluk hidup diperoleh

data paling banyak peserta didik yang prestasinya kurang dari KKM (70),

sehingga harus remidi. Oleh karena itu dalam pembelajaran klasifikasi makhluk

hidup diperlukan pendekatan dan metode yang sesuai sehingga dapat membantu

peserta didik memahami dan menguasai materi. Pendekatan pembelajaran yang

dipakai dalam penelitian ini adalah contectual teaching and learning` (CTL)

dengan pertimbangan: 1) peserta didik terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran; 2) mampu mengaitkan materi pelajaran dengan lingkungan

nyata/riil; 3) mengamati secara langsung sehingga mudah mengingatnya.

Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh

faktor eksternal tetapi juga dipengaruhi oleh faktor internal dari diri peserta didik.

Page 85: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Faktor internal peserta didik yaitu kreativitas dan gaya berpikir. Kedua faktor

tersebut dipertimbangkan karena berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik

dalam memahami materi klasifikasi makhluk hidup. Dalam penilitian ini, faktor

kreativitas dibedakan dalam katagori tinggi dan gaya berpikir dibedakan menjadi

empat yaitu sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, dan acak

abstrak.

Berdasarkan kajian teori dan beberapa penelitian yang relevan maka dapat

dibuat kerangka berpikir sebagai berikut:

1. Pengaruh pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik

network tree dan spider concept map terhadap hasil belajar peserta didik.

Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi masih rendah,

dalam hal ini masih belum mencapai batas ketuntasan sesuai kriteria ketuntaan

minimal. Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dirancang pembelajaran

yang dapat meningkatkan peserta didik senang belajar biologi. Salah satu

alternatifnya adalah dengan melakukan pembelajaran dengan teknik yang

sesuai. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

network tree dan spider concept map.

Teknik pembelajaran yang sesuai memiliki pengaruh yang cukup kuat

dalam proses pembelajaran. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan

teknik pembelajaran yang sesuai antara lain: pengajaran akan lebih baik,

menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar. Bahkan pembelajaran akan lebih jelas bermakna sehingga dapat lebih

mudah dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik untuk

Page 86: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mencapai prestasi lebih baik. Teknik yang bervariasi membuat peserta didik

tidak bosan, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai.

Materi pembelajaran klasifikasi makhluk hidup termasuk kajian obyek

nyata yang dapat diamati di lingkungan sekitar. Dengan teknik network tree

dan spider concept map maka obyek nyata yang diamati akan dapat

dihubungkan antara obyek satu dengan yang lain dengan mudah. Dari uraian

di atas diduga ada pengaruh pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map terhadap pestasi belajar

peserta didik.

2. Pengaruh antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta

didik.

Keberhasilan pembelajaran materi klasifikasi makhluk hidup juga

dipengaruhi oleh factor internal peserta didik yaitu kreativitas. Kreativitas

belajar merupakan motor yang dapat mempengaruhi keberhasilan prestasi

belajar. Peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih kreatif

sehingga mudah untuk menguasai dan mengaitkan konsep-konsep dalam

pembelajaran biologi.

Dari uraian di atas diduga peserta didik yang mempunyai kreativitas

tinggi akan mempunyai prestasi belajar materi klasifikasi lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik yang mempunyai kreativitas rendah.

3. Pengaruh antara gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar pserta

didik.

Page 87: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Pada pembelajaran klasifikasi makhluk hidup dengan menggunakan

teknik network tree dan spider concept map memberi peluang besar bagi

peserta didik untuk mengembangkan gaya berpikirnya. Network tree memiliki

ciri suatu hierarki yang mudah diterima oleh peserta didik yang memiliki gaya

berpikir sekuensial sedangkan spider concept map mempunyai ciri tidak

menurut hierarki mudah diterima peserta didik yang memiliki gaya berpikir

acak. Dari uraian di atas diduga terdapat pengaruh gaya berpikir sekuensial

dengan gaya berpikir acak.

4. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map dengan kreativitas tinggi

dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik.

Keberhasilan pembelajaran klasifikasi makhluk hidup dengan

menggunakan pendekatan konstektual akan mudah dipahami oleh peserta

didik. Mengingat cakupan materi banyak maka teknik network tree dan spider

concept map akan membantu peserta didik menghubungkan konsep-konsep

tentang klasifikasi makhluk hidup. Kemampuan menghubungkan konsep satu

dengan yang lain sangat dipengaruhi oleh kreativitas peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, diduga bahwa ada interaksi antara

pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik network tree

dan spider concept map dengan kreativitas tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar peserta didik.

Page 88: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

5. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir

sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

Penggunaan teknik network tree dan spider concept map dalam materi

klasifikasi makhluk hidup sangat tepat untuk menyederhanakan berpikirnya

peserta didik, sehingga mudah mengitkan konsep satu dengan yang lainnya.

Peserta didik yang mempunyai gaya berpikir sekuensial kecenderungan

menggunakan otak kiri akan merasa mudah membuat klasifikasi yang berupa

hirarki (network tree). Peserta didik yang memiliki gaya berpikir acak

kecenderungan menggunakan otak kanan akan merasa mudah membuat

klasifikasi bukan berupa hierarki (spider concept map).

Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa ada interaksi antara

pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik network tree

dan spider concept map dengan gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap

prestasi belajar peserta didik.

6. Pengaruh interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berpikir

sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

Kreativitas merupakan kemampuan untuk memuat kombinasi baru atau

melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah

ada sebelumnya. Kreativitas berkaitan erat dengan gaya berpikir yang

dipunyai oleh peserta didik, baik sekuensial maupun acak.

Page 89: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dari uraian di atas diduga ada interaksi antara kreativitas tinggi dan

rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap prestasi belajar

peserta didik.

7. Pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map, kreativitas tinggi dan

rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan abstrak berprestasi terhadap hasil

belajar peserta didik.

Berdasarkan karakteristik materi klasifikasi makhluk hidup dengan

teknik network tree dan spider concept map akan mudah dipahami oleh peserta

didik baik yang mempunyai kreativitas tinggi maupun rendah. Ciri network

tree adalah menurut hierarki maka akan mudah dipahami oleh peserta didik

yang mempunyai kreativitas rendah, sedangkan spider concept map yang

mempunyai ciri tidak menurut hierarki akan mudah dipahami oleh peserta

didik yang mempunyai kreativitas tinggi, ia dapat mengungkapkan pikirannya

secara bebas. Sedangkan gaya berpikir sekuensial yang kecenderungan

menggunakan otak kiri maka akan mudah memahami network tree dan peserta

didik yang memiliki gaya berpikir acak akan mudah memahami spider concept

map.

Dari uraian di atas diduga ada interaksi antara pembelajaran biologi

dengan pendekatan CTL dengan teknik network tree dan spider concept map,

kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan abstrak

terhadap prestasi belajar peserta didik.

Page 90: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar: 2.1 Skema Kerangka Berpikir

PERMASALAHAN

Guru Peserta Didik

1. Pembelajaran bersifat tekstual 2. Pembelajaran bersifat teacher

centered. 3. Belum spenuhnya

memperhtikan faktor internal peserta didik.

4. Belum menerapkan KPS.

1. Hasil belajar Biologi 13% belum mencapai KKM

2. Beranggapan biologi itu hafalan, sulit, membosankan dan tidak ada hubungannya dengan keseharian.

3. Belum sepenuhnya dapat: menghubungkan konsep satu dengan lainnya.

4. Suka membuat coretan 5. Kreativitas dan gaya berpikir

bervariasi

Pendekatan CTL

Network Tree Spider Concept Map

Kreativitas dan Gaya Berpikir

Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor meningkat

Page 91: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

D. Hipotesis

Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik

network tree dan spider concept map terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Ada pengaruh antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil belajar

peserta didik.

3. Ada pengaruh antara gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar

peserta didik.

4. Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik dengan network tree dan spider concept map dengan kreativitas

tinggi dan rendah terhadap hasil belajar peserta didik.

5. Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir

sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

6. Ada pengaruh interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya

berfikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta didik.

7. Ada pengaruh interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map, kreativitas tinggi dan

rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan acak terhadap hasil belajar peserta

didik.

Page 92: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukosewu, Kecamatan Sukosewu

Bojonegoro Semester Gasal kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Jadwal

kegiatan penelitian disajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2012 / 2013, Bulan Ke

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2

A. Persiapan

1. Penyusunan Proposal X X

2. Penyusunan Instrumen X X X

3. Seminar Proposal X

4. Penyempurnaan Proposal X

5. Uji Coba Instrumen X

6. Analisis instrumen X

B Pelaksanaan

1. Pelaksanaan penelitian X

2. Pengolahan data X

C Pelaporan

1. Penyusunan laporan X

2. Ujian komprehensif X

3. Revisi laporan X

4. Penyusunan jurnal X

5. Ujian tesis X

Page 93: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukosewu Bojonegoro berlokasi

di Jalan Raya Sukosewu kecamatan Sukosewu Bojonegoro yang merupakan

sekolah tempat peneliti bertugas sebagai guru IPA-Biologi.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan mengambil

dua kelompok. Kedua kelompok tersebut diberi perlakuan berbeda dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan Constectual teaching and learning

(CTL) dengan teknik network tree sedangkan kelompok kedua diberi perlakuan

pembelajaran pendekatan Constectual teaching and learning (CTL) teknik

spiner concept map.

Sebelum diberikan perlakuan, setiap kelas eksperimen diberi tes kreativitas

dan gaya berpikir. Tes kreativitas dikelompokkan menjadi dua yaitu kreativitas

rendah dan kreativitas tinggi. Gaya berpikir terdapat empat kategori yaitu

sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret dan acak abstrak (DePorter,

2011). Dari empat kategori dikelompokkan menjadi dua yaitu sekuansial dan

acak. Setelah data kreativitas dan gaya berpikir diperoleh diberikan perlakuan

dengan menberikan materi pembelajaran klasifikasi makhluk hidup. Setelah

selesai pemberian materi 1 Kompetensi Dasar (KD) diberikan tes pemahaman

konsep untuk memperoleh data hasil belajar kognitif, angket afektif untuk

memperoleh data hasil belajar afektif dan tes psikomotor untuk memperoleh

Page 94: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

data hasil belajar psikomotor. Data hasil tes kemudian dianalisis dengan desain

faktorial 2 x 2 x 2.

Tabel 3.2 Desain Faktorial

Kreativitas Gaya Berpikir Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) Network tree

(A1) Spide Concept Map

(A2) Tinggi

(B1)

Sekuensial (C1) A1B1C1 A2B1C1

Acak (C2) A1B1C2 A2B1C2

Rendah

(B2)

Sekuensial (C1) A1B2C1 A2B2C1

Acak (C2) A1B2C2 A2B2C2

Keterangan:

A1B1C1: CTL Network tree, Kreativitas tinggi, Gaya berpikir sekuensial

A1B1C2 : CTL Network tree, Kreativitas tinggi, Gaya berpikir acak

A1B2C1: CTL Network tree, Kreativitas rendah, Gaya berpikir sekuensial

A1B2C2: CTL Network tree, Kreativitas rendah, Gaya berpikir acak

A2B1C1:CTL Spider Concept map, Kreativitas tinggi, Gaya berpikir sekuensial

A2B1C2: CTL Spider Concept map, Kreativitas tinggi, Gaya berpikir acak

A2B2C1:CTL Spider Concept map, Kreativitas rendah, Gaya berpikir sekuensial

A2B2C2: CTL Spider Concept map, Kreativitas rendah, Gaya berpikir acak

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah peserta didik SMP Negeri 1 Sukosewu kelas VII

semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.

Page 95: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari penelitian yang diteliti.

Sampel dapat juga diartikan sebagai bagian dari jumlah populasi yang dipilih

untuk sumber data. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik Cluster Random Sampling atau teknik kelompok acak yaitu

teknik memilih sampel dengan menggunakan probabilitas. Pada teknik ini

pemilihan sampel didasarkan pada kelompok atau kelompok subyek yang

terkumpul bersama. Teknik ini diharapkan lebih menghemat waktu dan biaya

dalam menemui responden yang menjadi obyek atau subyek penelitian.

Pada penelitian ini sampel yang diambil 4 kelas secara acak dari 5

kelas. Sampel pertama kelas VII B dan D sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan teknik network tree, jumlah peserta didik 43 dari 54. Peserta

didik mempunyai gaya berpikir sekuensial atau acak berjumlah 43 dan 11

mempunyai gaya berpikir sekuensial dan acak. Sampel kedua kelas VII E dan

F sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan teknik spider concept map,

jumlah peserta didik 47 dari 52. Peserta didik yang menjadi mempunyai gaya

berpikir sekuensial atau acak berjumlah 47 dan 5 mempunyai gaya berpikir

sekuensial dan acak. Peserta didik yang mempunyai dua gaya berpikir yaiu

sekuensial dan acak tidak dijadikan sampel tetapi mengikuti proses

pembelajaran.

Page 96: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan constectual

teaching and learning (CTL) dengan teknik network tree dan spider

concept map.

2. Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian adalah kreativitas dan gaya

berpikir peserta didik.

a. Kreativitas terdiri dari kreativitas verbal dan vigural (Munandar,

2009). Kreativitas dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu tinggi

dan rendah. Pembagian katagori ini didasarkan pada nilai rata-rata

untuk keseluruhan sektor yang dicapai peserta didik. Peserta didik

yang mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari rata-rata

dikatagorikan tinggi (X ≥ rerata), sedangkan dibawah rata-rata

dikatagorikan rendah (X < rerata).

b. Gaya berpikir terdiri dari sekuensial konkret, sekuensial abstrak,

acak konkret dan acak abstrak (DePorter, 2011). Pada pengolahan

data kelompok sekuensial konkret dan sekuensial abstrak

dikelompokkan menjadi gaya berpikir sekuensial sedangkan

Page 97: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

kelompok acak konkret dan acak absrak dikelompokkan menjadi

gaya berpikir acak.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi.

Hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah domain belajar yang dapat dilihat melalui

kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami,

dan mengaplikasikan. Indikator penilaian adalah nilai tes hasil belajar

pada materi klasifikasi makhluk hidup.

b. Ranah afektif

Ranah afektif adalah perilaku yang tercermin pada proses

pembelajaran yang meliputi teliti, kerja sama, dan tanggungjawab.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor yaitu hasil belajar dalam bentuk keterampilan

proses sains yang meliputi mengamati, mengajukan pertanyaan dan

mengkomunikasikan.

E. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, angket, dan

observasi.

Page 98: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kreativitas,

gaya berpikir dan hasil belajar biologi. Bentuk tes yang digunakan

adalah tes uraian untuk tes kreativitas dan objektif untuk tes gaya

berpikir dan hasil belajar biologi.

2. Angket

Angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan

pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden, sumber data

atau jawabannya diberikan secara tertulis (Budiyono, 2009). Angket

digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar afektif

yang dilakukan setelah pembelajaran 1 KD selesai. Kriteria penilaian

tiap soal pernyataan adalah dengan skala 1 sampai 4, untuk soal

positif, pemberian skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk

jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju, skor 1 untuk

jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan soal negatif, pemberian skor 1

untuk jawaban sangat setuju, skor 2 untuk jawaban setuju, skor 3

untuk jawaban tidak setuju, skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.

3. Observasi

Observasi diperlukan untuk mengambil data peserta didik selama

proses pembelajaran pada ranah afektif dan psikomotor. Instrumen

Page 99: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pengambilan data berupa lembar observasi yang disikan oleh

observerb.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran materi klasifikasi makhluk hidup kelas

VIII semester gasal berupa: Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar kegiatan peserta didik (LKPD). Instrumen

pembelajaran berupa RPP dan LKS dibuat terpisah, pertama RPP dan

LKS untuk kelas dengan pendekatan CTL disertai network tree, kedua

RPP dan LKS untuk kelas dengan pendekatan CTL dengan teknik spider

concept map.

2. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data meliputi

a. Soal tes kreativitas, berupa tes uraian yang terdiri dari kreativitas

verbal dan vigural.

b. Tes gaya berpikir, terdiri dari sekuensial konkret, sekuensial

abstrak, acak konkret dan acak abstrak. Pada pengolahan data

kelompok sekuensial konkret dan sekuensial abstrak

dikelompokkan menjadi gaya berpikir sekuensial sedangkan

kelompok acak konkret dan acak absrak dikelompokkan menjadi

gaya berpikir acak.

Page 100: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

c. Tes hasil belajar terdiri dari:

1) Soal afektif, kriteria penilaian tiap soal disesuaikan dengan

indikator yang telah dirumuskan (Rustaman, 2005).

2) Soal kognitif berupa pilihan ganda dengan empat opsi pilihan

jawaban. Kisi-kisi soal tes prestasi mengacu pada taksonomi

Bloom (Rustaman, 2005)

3) Soal psikomotor kriteria penilaian tiap soal disesuaikan dengan

indikator yang telah dirumuskan (Nur, 2011).

d. Lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai

ranah afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran. Lembar

observasi dibuat berdasarkan indikator yang terdapat pada RPP dan

dituangkan dalam kisi-kisi penyusunan lembar observasi. Ranah afektif

diukur menggunakan rubrik dengan skala penilaian bergradasi 4-1.

Soal kreativitas sebelum digunakan untuk pengambilan data

penelitian, instrument tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui kualitas soal. Data yang diperoleh dari hasil uji coba

instrumen tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas.

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Page 101: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Menurut Budiyono (2009), suatu instrumen valid menurut validitas isi

apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari

keseluruhan isi hal yang akan diukur. Untuk tes hasil belajar, supaya tes

mempunyai validitas isi, harus diperhatikan hal-hal berikut:

a. Bahan ujian (tes) harus merupakan sampel yang representatif untuk

mengukur sampai berapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari

materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.

b. Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan bahan yang telah

diajarkan.

c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk

menjawab soal-soal ujian dengan benar.

Untuk menilai instrumen tes mempunyai valditas isi yang tinggi, biasanya

penilaian ini dilakukan oleh para pakar atau validator (Budiyono, 2009).

Validasi instrumen tes penilaian ini telah dilakukan oleh Drs. Marsusi. MS.,

Ph.D. dan Dr. Baskoro Adi Prayitno, M.Pd.

Instrumen dikatakan valid jika memenuhi kriteria instrumen sebagai

berikut: butir tes dengan kisi-kisi tes, materi pada butir tes sesuai dengan

indikator, materi pada butir tes sudah pernah dipelajari oleh peserta didik,

materi pada butir tes sudah dapat dipahami oleh peserta didik, materi pada butir

tes tidak memberikan interprestasi ganda dan butir tes bukan termasuk kategori

soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar.

Page 102: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment sebagai berikut:

[ ]( )( ){ } ( ){ }2222

)

ååååå å

--

-=

YYNXXN

YXNrxy

rxy = angka validitas item

X = skor item

Y = skor total

N = jumlah subyek

Item tes dikatakan valid jika rhit > rxy-tabel pada taraf signifikasi 5%.

Tabel 3. 3. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Instrumen Jumlah Soal

Kategori No. Item Keterangan

Tes prestasi Kognitif

56 Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 51, 52, 54

40 soal digunakan

Valid 2, 10, 12, 31, 38, 40, 45, 56 8 soal tidak digunakan

Tidak valid

9, 29, 33, 43, 47, 50, 53, 55 8 soal tidak digunakan

Tes Kreativi tas

28 Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28

25 soal digunakan

Tidak valid

4, 10, 12 3 soal tidak Digunakan

Soal yang yang digunakan dalam penelitian, tes kognitif 40 soal

karena selain telah valid semua indikator telah terpenuhi dan 16 soal tidak

digunakan. Tes kreativitas digunakan sebanyak 25 soal (tabel 3.3).

Page 103: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Menurut

Budiyono (2009), suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran

dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-

orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang

berlainan.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kuder

Richardson (KR.20) sebagai berikut:

r11 = úúû

ù

êêë

é -úû

ùêë

é-

ås

s qp

nn

2

1

11

2

1

1

keterangan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen

n = jumlah item

s = standar deviasi

p = proporsi yang menjawab benar

q = proporsi yang menjawab salah

Dalam penelitian ini tes dikatakan reliabel jika r11 > 0,7.

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Kognitif dan Kreativitas

No Instrumen Reliabilitas Kriteria

1 Tes Prestasi kognitif 0,953 Tinggi

2 Tes Kreativitas 0.928

Tinggi

Page 104: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Reliabilitas tes kognitif dan kreativitas menunjukkan kriteria tinggi,

sehingga instrumen dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian (tabel

3.4).

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukkan seberapa jauh soal itu dijawab

dengan benar. Dalam penelitian ini derajat kesukaran dihitung dengan

rumus :

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

JBA =Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB =Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

JSB = banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria

Interval IK Kriteria

0,00 < IK ≤ 0,30

0,30 < IK ≤ 0,70

0,70 < IK ≤ 1,00

Sukar

Sedang

Mudah

BA

BA

JSJS

JBJB IK

++

=

Page 105: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 3.5. Hasil Uji Taraf Kesukaran

Instrumen tes Taraf

Kesukaran Nomor soal Jumlah

Tes kognitif Sukar 4, 11, 16, 19, 20, 24, 32, 39, 40, 48 10

Sedang 1, 3, 6, 8, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 30, 34, 36, 37, 42, 44, 46, 52, 54

20

Mudah 5, 7, 13, 25, 27, 28, 35, 41, 49’ 56 10

Uji taraf kesukaran diketahui jumlah antara soal kategori sukar, sedang dan

mudah dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Jumlah soal kategori sedang lebih banyak

dibanding dengan jumlah soal dengan kategori sukar dan mudah.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta yang

berkemampuan rendah. Daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:

DP = BA JJ

BA-

, dengan :

DP = daya pembeda

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Banyaknya siswa kelompok atas

JB = Banyaknya siswa kelompok bawah

Page 106: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Klasifikasi dari daya beda sebagai berikut:

Kriteria

Interval DP Kriteria

0,00 ≤ DP ≤ 0,20

0,20 < DP ≤ 0,40

0,40 < DP ≤ 0,70

0,70 < DP ≤ 1,00

Jelek

Cukup

Baik

Baik sekali

Tabel 3.6. Hasil Uji Daya Beda

Instrumen Tes

Kualifikasi Daya Beda

Nomor Soal Jum lah

Hasil belajar Kognitif

Sangat membedakan - - Membedakan 1, 3, 4, 6, 8, 11, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 30, 32, 34, 35, 37, 40, 41, 44, 46, 48, 54,

30

Cukup membedakan 5, 7, 26, 27, 28, 36,39, 42, 49, 52 10 Kurang membedakan

- -

Daya beda ranah kognitif 30 soal dapat membedakan dan 10 soal

cukup membedakan. Hal ini menunjukkan semua soal mempunyai

kemampuan untuk membedakan antara peserta didik yang pandai dengan

yang kurang pandai.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

Page 107: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

penelitian diambil dari populasi yang normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan Software PASW18. Statistik uji menggunakan

normalitas test dengan pendekatan Kolmogorov Smirnova. Pengambilan

kesimpulan dengan ketentuan Ho diterima jika P-value > 0,05 dengan taraf

signifikan 5%.

2. Uji Homogenitas Data

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians

yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

Software PASW18. Statistik uji menggunakan levene’s test dengan ketentuan

Ho diterima jika P-value > 0,05 dengan taraf signifikan 5%.

I. Hipotesis Statistik

1. Uji Anava

Setelah terpenuhinya prasyarat analisis yaitu normalitas dan

homogenitas, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk

mengetahui apakah hipotesis yang sudah diajukan ditolak atau tidak ditolak.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian digunakan uji Anava dengan

menggunakan Tests of Between-Subjects Effects, desain faktorial 2 x 2 x 2.

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika P-value < 0,05.

2. Uji Lanjut

Uji lanjut anava dilakukan untuk hipotesis dengan P-value < a, dengan

Page 108: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

taraf signifikasi 5%. Uji lanjut dengan menggunakan Post Hoc tipe Scheffe

dan dimaksudkan untuk mengetahui variabel bebas manakah yang lebih besar

pengaruhnya terhadap variabel terikat.

Page 109: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

123

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pembelajaran biologi dengan pendekatan (CTL) dengan teknik network tree

dan spider concept map mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil

belajar afektif dan psikomotor tetapi tidak berpengaruh signifikasi terhadap

hasil belajar kognitif peserta didik

2. Kreativits tinggi dan rendah mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil

belajar kognitif dan afektif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar psikomotor peserta didik.

3. Gaya berpikir sekuensial dan acak tidak berpengaruh signifikasi terhadap

hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

4. Interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik

dengan network tree dan spider concept map dengan kreativitas tinggi dan

rendah tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif, afektif,

dan psikomotor peserta didik.

5. Interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik

network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir sekuensial dan

acak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar psikomotor tetapi tidak

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif dan afektif peserta

didik.

Page 110: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

124

6. Interaksi antara kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berpikir sekuensial

dan acak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif tetapi tidak

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar afektif dan psikomotor peserta

didik.

7. Interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan teknik network tree dan

spider concept map, kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berpikir

sekuensial dan acak tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar

kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Ketepatan pemilihan pendekatan dan teknik pembelajaran dapat membantu

pemahaman materi peserta didik.

b. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan referensi

penelitiian lebih lanjut khususnya dalam hal pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL).

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah :

a. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

b. Teknik network tree dan spider concept map membantu peserta didik

menghubungkan konsep satu dengan konsep yang lain.

Page 111: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

125

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Guru

a. Penerapan pembelajaran bermakna dan upaya menghubungkan materi

pelajaran dengan kehidupan sehari hari dapat dilakukan melalui

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

b. Materi yang cakupannya luas dapat menerapkan teknik network tree.

2. Kepada Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti lain

dengan menggunakan variabel yang berbeda dan sedapat mungkin

mengurangi keterbatasan penelitian.

Page 112: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Belajar

Deskripsi data disajikan dengan maksud untuk menjelaskan keadaan data

setelah pendekatan CTL diaplikasikan. Data yang terkumpul dalam penelitian ini

terdiri atas data kreativitas, gaya berpikir, hasil belajar kognitif, afektif, dan

psikomotor. Data tersebut diperoleh dari kelas VII B dan VII D sebagai kelas

dengan perlakuan eksperimen I pendekatan CTL dengan teknik network tree dan

kelas VII E dan VII F sebagai kelas dengan perlakuan eksperimen II pendekatan

CTL dengan teknik spider concept map.

Materi Kompetensi Dasar (KD) 6.2 “Mengklasifikasikan makhluk hidup

berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki” pada silabus dari Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) memiliki alokasi waktu 6 jam pelajaran (6 x 40’) yang

mencakup 5 kingdom klasifikasi makhluk hidup, yaitu kingdom monera, protista,

fungi, plantae, dan animalia. Dalam penelitian ini ada tiga pertemuan yaitu

pertama membahas materi klasifikasi tumbuhan biji, kedua klasifikasi hewan

invertebrata, dan ketiga klasifikasi hewan vertebrata. Waktu yang yang

dibutuhkan 8 jam pelajaran, kurang 2 jam untuk materi monera, protista, dan

fungi. Kekurangan mengambil dari waktu cadangan yang ada.

Page 113: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Teknik Pembelajaran

Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Teknik network tree dan spider concept map.

Teknik Hasil Belajar

Kognitif Afektif Psikomotor

Network Tree 58,20 65,40 70,05 Spider concept map 54,30 60,57 64,72 Keterangan: Nilai rata-rata teknik network tree lebih baik dari spider

concept map.

Gambar 4.1. Histogram Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Teknik Network Tree dan Spider Concept Map.

Perbandingan nilai rerata kognitif teknik network tree 58,20

sedangkan spider concept map 54,30. Nilai rerata afektif teknik network

tree 65,40 sedangkan spider concept map 60,57. Nilai rerata

psikomotor teknik network tree 70,05 sedangkan spider concept map

64,72. Berdasarkan teknik pembelajaran tersebut peserta didik yang

belajar dengan menggunakan teknik network tree memperoleh nilai

hasil belajar lebih baik dari pada menggunakan teknik spider concept

map (tabel 4.1).

58.2 65.4 70.05

54.3 60.57 64.72

Kognitif Afektif Psikomotor

Hasil Belajar

Network Tree Spider concept map

Page 114: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Kreativitas

Tabel 4.2. Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Kreativitas

Kreativitas Hasil Belajar

Kognitif Afektif Psikomotor Kreativitas Tinggi 60,70 62,45 67,84 Kreativitas Rendah 48,71 60,76 66,32

Keterangan: Nilai rata-rata kreativitas tinggi lebih baik dari kreativitas rendah.

Gambar 4.2. Histogram Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Kreativitas

Perbandingan nilai rerata kognitif kreativitas tinggi 60,70

sedangkan kreativitas rendah 48,71. Nilai rerata afektif kreativitas tinggi

62,45 sedangkan kreativitas rendah 60,76. Nilai rerata psikomotor

kreativitas tinggi 67,84 sedangkan kreativitas rendah 66,32.

Berdasarkan kreativitas tersebut peserta didik yang memiliki kreativitas

tinggi memperoleh nilai hasil belajar lebih baik dari pada peserta didik

yang memiliki kreativitas rendah (tabel 4.2).

Sebaran hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor

berdasarkan kreativitas disajikan sebagai berikut:

60.7 62.45 67.84

48.71 60.76 66.32

Kognitif Afektif Psikomotor

Hasil Belajar

Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Page 115: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

a. Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4.3. Sebaran Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Kreativitas

Niai Interval Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Frekuensi % Frekuensi %

18 - 24 0 0,00 1 2,94

25 - 31 1 1,79 5 14,71

32 - 38 2 3,57 3 8,82

39 - 45 10 17,86 6 17,65

46 - 52 4 7,14 6 17,65

53 - 59 8 14,29 7 20,59

60 - 66 9 16,07 1 2,94

67 - 73 11 19,64 2 5,88

74 - 80 7 12,50 2 5,88

81 - 87 3 5,36 1 2,94

88 - 94 1 1,79 0 0,00

Jumlah 56 100 34 100

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Kreativitas

Kelompok kreativitas tinggi memperoleh nilai terendah pada

interval 25-31 sebanyak 1,79% atau 1 peserta didik, rentang nilai

paling banyak pada interval 67-73 sebanyak 19,64% atau 11 peserta

didik dan nilai tertinggi pada interval 88-94 sebanyak 1,79% atau 1

0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi KreativitasTinggi

Frekuensi KreativitasRendah

Page 116: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

peserta didik. Kelompok kreativitas rendah mendapatkan nilai

terendah pada interval 18-24 sebanyak 2,94% atau 1 peserta didik,

rentang nilai paling banyak pada interval 53-59 sebanyak 20,59% atau

7 peserta didik dan nilai tertinggi pada interval 81-87 sebanyak 2,94%

atau 1 peserta didik (tabel 4.3). Kesimpulan dari uraian di atas bahwa

hasil belajar kognitif kelompok kreativitas tinggi lebih baik daripada

kelompok kreativitas rendah.

b. Hasil Belajar Afektif

Tabel 4.4. Sebaran Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Kreativitas

Niai Interval

Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Frekuensi % Frekuensi %

49 - 55 4 7,14 3 8,82

56 - 62 17 30,36 19 55,88

63 - 69 23 41,07 10 29,41

70 - 76 12 21,43 2 5,88 Jumlah 56 100 34 100

Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Kreativitas

0

5

10

15

20

25

NilaiInterval

49 - 55 56 - 62 63 - 69 70 - 76

Frekuensi Kreativitas Tinggi

Frekuensi KreativitasRendah

Page 117: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Kelompok kreativitas tinggi memperoleh nilai terendah pada

interval 49-55 sebanyak 7,14% atau 4 peserta didik, rentang nilai yang

paling banyak pada interval 63-69 sebanyak 41,07% atau 23 peserta

didik dan nilai tertinggi pada interval 70-76 sebanyak 21,43% atau 12

peserta didik. Kelompok kreativitas rendah mendapatkan nilai

terendah pada interval 49-55 sebanyak 8,82% atau 3 peserta didik,

rentang nilai paling banyak pada interval 56-62 sebanyak 55,88% atau

19 peserta didik dan nilai tertinggi pada interval 70-76 sebanyak

5,88% atau 2 peserta didik (tabel 4.4). Kesimpulan dari uraian di atas

bahwa hasil belajar afektif kelompok kreativitas tinggi lebih baik dari

pada kelompok kreativitas rendah.

c. Hasil Belajar Psikomotor

Tabel 4.5. Sebaran Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Kreativitas

Niai Interval

Kreativitas Tinggi Kreativitas Rendah

Frekuensi % Frekuensi %

47 - 53 5 8,93 3 8,82

54 - 60 5 8,93 8 23,53

61 - 67 16 28,57 7 20,59

68 - 74 18 32,14 8 23,53

75 - 81 11 19,64 8 23,53

82 - 88 1 1,79 0 0 Jumlah 56 100 34 100

Page 118: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Kreativitas

Kelompok kreativitas tinggi mendapatkan nilai terendah pada

interval 47-53 sebanyak 8,93% atau 5 peserta didik, rentang nilai yang

paling banyak pada interval 68-74 sebanyak 32,14% atau 18 peserta

didik dan nilai tertinggi pada interval 82-88 sebanyak 1,79 % atau 1

peserta didik. Kelompok kreativitas rendah mendapatkan nilai

terendah pada interval 47-53 sebanyak 8,82% atau 3 peserta didik,

rentang nilai yang paling banyak pada interval 54-60, 68-74, 75-81

masing-masing sebanyak 23,53% atau 8 peserta didik dan nilai

tertinggi juga pada interval 75-81 sebanyak 23,53% atau 8 peserta

didik (tabel 4.5). Kesimpulan dai uraian di atas bahwa hasil belajar

psikomotor kelompok kreativitas tinggi lebih baik dari pada kelompok

kreativitas rendah.

0

5

10

15

20

Frekuensi Kreativitas Tinggi

Frekuensi KreativitasRendah

Page 119: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

3. Deskripsi Data Hasil Belajar Berdasarkan Gaya Berpikir

Tabel 4.6. Rata-rata Prestasi Belajar berdasarkan Gaya berpikir

Gaya Berpikir Hasil Belajar

Kognitif Afektif Psikomotor Sekuensial 55,13 62,85 67,16 Acak 57,80 62,91 67,43

Keterangan: Nilai rata-rata Gaya berpikir acak lebih baik Gaya berpikir sekuensial

Gambar 4.6. Histogram Rata-rata Hasil Belajar Berdasarkan Gaya

Berpikir

Perbandingan nilai rerata hasil belajar kognitif gaya berpikir

sekuensial 55,13 sedangkan gaya berpikir acak 57,80. Nilai rerata

afektif gaya berpikir sekuensial 62,85 sedangkan berpikir acak 62,91.

Nilai rerata psikomotor gaya berpikir sekuensial 67,16 sedangkan gaya

berpikir acak 67,43. Berdasarkan gaya berpikir tersebut peserta didik

yang memiliki gaya berpikir acak memperoleh nilai lebih baik dari pada

peserta didik yang memiliki gaya berpikir sekuensial (tabel 4.6).

Sebaran hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor

berdasarkan gaya berpikir disajikan sebagai berikut:

55.13 62.85 67.16

57.8 62.91 67.43

Kognitif Afektif Psikomotor

Hasil Belajar

Sekuensial Acak

Page 120: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

a. Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4.7 Sebaran Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Gaya Berpikir

Niai Interval Gaya Berpikir Sekuensial Gaya Berpikir Acak

Frekuensi % Frekuensi %

18 - 24 1 1,79 0 0

25 - 31 3 5,36 3 8,82

32 - 38 3 5,36 2 5,88

39 - 45 13 23,21 3 8,82

46 - 52 6 8,93 5 17,65

53 - 59 10 17,86 5 14,71

60 - 66 6 10,71 4 11,76

67 - 73 8 14,29 5 14,71

74 - 80 4 7,14 5 14,71

81 - 87 1 3,57 2 2,94

88 - 94 0 0,00 1 2,94 Jumlah 55 100 35 100

Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Gaya Berpikir

Kelompok gaya berpikir sekuensial memperoleh nilai terendah

pada interval 18-24 sebanyak 1,79% atau 1 peserta didik, rentang nilai

yang paling banyak pada interval 39-45 sebanyak 23,21% atau 13

0

5

10

15

20

25

Nia

i Int

erva

l

18 -

24

25 -

31

32 -

38

39 -

45

46 -

52

53 -

59

60 -

66

67 -

73

74 -

80

81 -

87

88 -

94

% Gaya Berpikir Sekuensial

% Gaya Berpikir Acak

Page 121: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

peserta didik dan nilai tertinggi pada interval 81-87 sebanyak 3,57 %

atau 1 peserta didik. Kelompok gaya berpikir acak memperoleh nilai

terendah pada interval 25-31 sebanyak 8,82% atau 3 peserta didik,

rentang nilai yang paling banyak interval 46-52, 53-59, 67-73, 74-80

masing-masing sebanyak 14,71% atau 5 peserta didik dan nilai

tertinggi pada interval 88-94 sebanyak 2,94% atau 1 peserta didik

(tabel 4.7). Kesimpulan dari uraian diatas bahwa hasil belajar kognitif

kelompok gaya berpikir acak lebih baik dari kelompok gaya berpikir

sekuensial.

b. Hasil Belajar Afektif

Tabel 4.8 Sebaran Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Gaya berpikir

Niai Interval

Gaya Berpikir Sekuensial Gaya Berpikir Acak

Frekuensi % Frekuensi %

49 – 55 5 9,09 2 5,71

56 – 62 20 36,36 16 45,71

63 – 69 21 38,18 12 34,29

70 – 76 9 16,36 5 14,29 Jumlah 55 100 35 100

Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Gaya Berpikir

0

10

20

30

40

50

NiaiInterval

49 – 55 56 – 62 63 – 69 70 – 76

% Gaya BerpikirSekuensial

% Gaya Berpikir Acak

Page 122: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Kelompok gaya berpikir sekuensial memperoleh nilai

terendah pada rentang 49-55 sebanyak 9,09% atau 5 peserta didik,

interval nilai paling banyak pada rentang 63-69 sebanyak 38,18%

atau 21 peserta didik dan nilai tertinggi pada rentang 70-76

sebanyak 16,36% atau peserta didik. Kelompok gaya berpikir acak

memperoleh nilai terendah pada rentang 49-55 sebanyak 5,71%

atau 2 peserta didik, interval nilai paling banyak pada rentang 56-62

sebanyak 45,71% atau 16 peserta didik dan nilai tertinggi pada

rentang 70-76 sebanyak 14,29% atau 5 peserta didik (tabel 4.8).

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa hasil prestasi belajar afektif

kelompok gaya berpikir acak lebih baik dari pada kelompok gaya

berpikir sekuensial.

c. Hasil Belajar Psikomotor

Tabel 4.9. Sebaran Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Gaya Berpikir

Niai Interval

Gaya Berpikir sekuensial Gaya Berpikir Acak

Frekuensi % Frekuensi %

47 - 53 5 9,09 3 8,57

54 - 60 8 14,55 5 14,29

61 - 67 13 23,64 10 28,57

68 - 74 18 32,73 8 22,86

75 - 81 10 18,18 9 25,71

82 - 88 1 1,82 0 0,00 Jumlah 55 100 35 100

Page 123: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 4.9. Histogram Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Gaya

Berpikir

Kelompok gaya berpikir sekuensial memperoleh nilai

terendah pada interval 47-53 sebanyak 9,09% atau 5 peserta didik,

rentang nilai paling banyak pada interval 68-74 sebanyak 32,73%

atau 18 peserta didik, dan nilai tertinggi pada interval 82-88

sebanyak 1,82% atau 1 peserta didik. Kelompok gaya berpikir acak

memperoleh nilai terendah pada interval 47-53 sebanyak 8,57%

atau 3 peserta didik, rentang nilai paling banyak pada interval 61-67

sebanyak 28,67% atau 10 peserta didik, dan nilai tertinggi pada

interval 75-81 sebanyak 25,71% atau 9 peserta didik (tabel 4.9).

Kesimpulan dari uraian di atas bahwa hasil belajar psikomotor

kelompok gaya berpikir acak lebih baik dari kelompok gaya

berpikir sekuensial.

A. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansinya

05

101520253035

% Gaya Berpikir sekuensial

% Gaya Berpikir Acak

Page 124: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

homogen atau tidak. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Pengujian hipotesis dilakukan uji prasyarat analisis. Uji

prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

software PASW 18.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnova.. Uji

normalitas ini menggunakan signifikansi α = 0,05, jika harga P-Value

data yang di peroleh lebih besar atau sama dengan α = 0,05 maka Ho

diterima atau dikatakan bahwa data tersebut dari populasi normal.

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

No Variabel Kognitif Afektif Psikomotor

p-value

Kesimpulan p-value

Kesimpulan

p-value Kesimpulan

1 Peserta didik yang diberi CTL melalui network tree

0.083 Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

2 Peserta didik yang diberi CTL melalui spider concept map

0. 200* Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

3 Peserta didik yang memiliki kreativitas rendah

0. 200* Normal 0. 164 Normal 0. 132 Normal

4 Peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi

0.068 Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

5 Peserta didik yang memiliki gaya berpikir acak

0.140 Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

6 Peserta didik yang memiliki gaya berpikir sekuensial

0.200* Normal 0.200* Normal 0,058 Normal

7

Pendekatan CTL melalui netwoork tree untuk peserta didik yang memiliki kreativitas rendah dan gaya berpikir acak

0. 200* Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

8

Pendekatan CTL melalui netwoork tree untuk peserta didik yang memiliki kreativitas rendah dan gaya berpikir sekuensial

0.147* Normal 0. 200* Normal 0,075 Normal

Page 125: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

9

Pendekatan CTL melalui netwoork tree untuk peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya berpikir acak

0.200* Normal 0.200* Normal 0.200* Normal

10

Pendekatan CTL melalui netwoork tree untuk peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya berpikir sekuensial

0.200* Normal 0.200* Normal 0.200* Normal

11

Pendekatan CTL melalui spider concept map untuk peserta didik yang memiliki kreativitas rendah dan gaya berpikir acak

0.200* Normal 0.200* Normal 0.200* Normal

12

Pendekatan CTL melalui spider concept map untuk peserta didik yang memiliki kreativitas rendah dan gaya berpikir sekuensial

0. 200* Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

13

Pendekatan CTL melalui spider concept map untuk peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya berpikir acak

0.200* Normal 0.200* Normal 0,089 Normal

14

Pendekatan CTL melalui spider concept map untuk peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan gaya berpikir sekuensial

0.169* Normal 0. 200* Normal 0. 200* Normal

Keterangan: p-value > 0,05 berarti Ho diterima

Uji normalitas terhadap hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor diperoleh p > 0.05 berarti sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal (tabel 4.10).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

semua sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji

homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-F dengan

bantuan software PASW 18 test Levene’s dengan tingkat signifikan α

= 0,05, jika harga P-value data yang diperoleh lebih besar atau sama

dengan α=0,05 maka Ho diterima atau dikatakan bahwa data tersebut

berasal dari populasi yang berdistribusi dari variansi yang homogen.

Lanjutan tabel 4.1

Page 126: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Jika uji homogenitas terpenuhi, maka dilanjutkan dengan uji analisis

variansi (anava).

Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar

No Variabel Kognitif Afektif Psikomotor

p-value Kesimpu

lan p-value Kesimpu

lan p-value Kesimpu

lan

1 Pendekatan CTL melalui network tree dan spider concept map

0,803 Homogen 0,384 Homogen 0,945 Homogen

2 Kreativitas 0,823 Homogen 0,267 Homogen 0,173 Homogen

3 Gaya berpikir 0,703 Homogen 0,847 Homogen 0,658 Homogen

4 Pendekatan CTL melalui network tree dan spider concept map * kreativitas

0,704 Homogen 0,898 Homogen 0,480 Homogen

5

Pendekatan CTL melalui network tree dan spider concept map * Gaya berpikir

0,978 Homogen 0,785 Homogen 0,124 Homogen

6 Kreativitas * Gaya berpikir 0,673 Homogen 0,520 Homogen 0,527 Homogen

7 Setiap Sel 0,777 Homogen 0,165 Homogen 0,323 Homogen

Uji homogenitas hasil belajar diperoleh P-value > 0,05 bahwa

semua data berasal dari populasi yang homogeny (tabel 4.11).

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Anava

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh pembelajaran dengan teknik network tree dan

spider concept map ditinjau dari kreativitas dan gaya berpikir peserta

didik terhadap hasil belajar. Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik anava 3 jalan yang melibatkan tiga variabel

bebas yaitu teknik pembelajaran, kreativitas dan gaya berpikir.

Page 127: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hasil uji hipotesis pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotor, dapat dilihat pada tabel berikut

dengan ketentuan jika p-value > 0,05 maka hipotesis nol diterima,

sedangkan jika p-value < 0,05 maka hipotesis nol ditolak.

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Tabel 4.12. Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Ranah Kognitif

No. Yang di Uji F hitung p-value Keputusan Kesimpulan

1. CTL 0.149 0.701 H0A Tidak ditolak

Tidak ada pengaruh

2. Kreativitas 15.547 0.000 H0B ditolak ada berpengaruh

3. Gaya_berpikir 0.107 0.745 H0c Tidak ditolak

Tidak ada Berpengaruh

4. CTL * kreativitas 0.307 0.581 H0AB Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

5. CTL * gaya_berpikir

0.931 0.337 H0AC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

6. Kreativitas * gaya_berpikir

5.921 0.017 H0BC ditolak

Ada Interaksi

7. CTL * kreativitas * gaya_berpikir

0.000 0.989 H0ABC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 0,149 dengan probabilitas p-

value=0,701. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti

tidak ada pengaruh signifikan pendekatan CTL melalui network tree dan

spider concept map terhadap hasil belajar kognitif.

2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 15,547 dengan probabilitas

Page 128: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

p- value = 0,000. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti

ada pengaruh signifikan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap hasil

belajar kognitif.

3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung= 0,107 dengan p-value = 0,745.

Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan antara gaya berpikir acak dan sekuensial terhadap

hasil belajar kognitif.

4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,307 dengan p-value =

0,581. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network tree

dan spider concept map dengan kreativitas terhadap hasil belajar kognitif.

5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,931 dengan p-value =

0,337. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara Pendekatan CTL melalui network tree

dan spider concept map dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar

kognitif.

6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 5,921 dengan p-value =

0,017. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada

pengaruh signifikan interaksi antara kreativitas dan gaya berpikir terhadap

hasil belajar kognitif.

7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,000 dengan p-value =

0,989 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network tree

Page 129: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

dan spider concept map, kreativitas dan gaya berpikir terhadap hasil

belajar kognitif.

b. Hasil Belajar Ranah Afektif

Tabel 4.13 Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Aspek Afektif

No. Yang di Uji F hitung p-value Keputusan Kesimpulan

1. CTL 14.474 0.000 H0A ditolak ada berpengaruh

2. Kreativitas 8.336 0.005 H0B ditolak ada berpengaruh

3. Gaya_berpikir 0.001 0.972 H0c Tidak ditolak

Tidak ada Berpengaruh

4. CTL * kreativitas 0.858 0.357

H0AB Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

5. CTL * gaya_berpikir 0.004 0.948

H0AC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

6. Kreativitas * gaya_berpikir 0.892 0.348

H0BC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

7. CTL * kreativitas * gaya_berpikir

0.827 0.366 H0ABC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 14,474 dengan probabilitas

p-value=0,000. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti

ada pengaruh signifikan pendekatan CTL melalui network tree dan spider

concept map terhadap hasil belajar afektif.

2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 8,336 dengan probabilitas

p-value = 0,005. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti

ada pengaruh signifikan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap

Page 130: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

hasil belajar afektif.

3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung= 0,001 dengan p-value=

0,972. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak

ada pengaruh signifikan antara gaya berpikir acak dan sekuensial

terhadap hasil belajar afektif.

4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,858 dengan p-value =

0,357. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak

ada pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui

network tree dan spider concept map dengan kreativitas terhadap hasil

belajar afektif.

5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 0,004 dengan p-value =

0,948. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak

ada pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui

network tree dan spider concept map dengan gaya berpikir terhadap hasil

belajar afektif.

6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 0,892 dengan p-value =

0,348. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara kreativitas dan gaya berpikir

terhadap hasil belajar afektif.

7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,827 dengan p-value =

0,366 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network

tree dan spider concept map, kreativitas dan gaya berpikir pengaruh

Page 131: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

terhadap hasil belajar afektif.

c. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Uji Anava Tiga Jalan untuk Ranah Psikomotor

No. Yang di Uji F

hitung p-

value Keputusan Kesimpulan

1. CTL 5.044 0.027

H0A ditolak Ada berpengaruh

2. Kreativitas 0.236 0.629

H0B Tidak ditolak

Tidak ada berpengaruh

3. Gaya_berpikir 0.096 0.757 H0c Tidak ditolak

Tidak ada Berpengaruh

4. CTL * kreativitas

0.105 0.747 H0AB Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

5. CTL *

gaya_berpikir 8.107 0.006 H0AC

ditolak Ada Interaksi

6. Kreativitas *

gaya_berpikir 1.217 0.273

H0BC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

7. CTL *

kreativitas * gaya_berpikir

0.376 0.542 H0ABC Tidak ditolak

Tidak Ada Interaksi

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects di atas

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 (HoA): diperoleh nilai F hitung = 5,044 dengan probabilitas p-

value=0,027. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada

pengaruh signifikan pendekatan CTL melalui network tree dan spider

concept map terhadap hasil belajar psikomotor.

2. Hipotesis 2 (HoB): diperoleh nilai F hitung = 0,236 dengan probabilitas p-

value = 0,629. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho diterima, berarti

tidak ada pengaruh signifikan antara kreativitas tinggi dan rendah terhadap

hasil belajar psikomotor.

Page 132: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

3. Hipotesis 3 (HoC): diperoleh nilai F hitung = 0,096 dengan p-value =

0,757. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan antara gaya berpikir acak dan sekuensial terhadap

hasil belajar psikomotor.

4. Hipotesis 4 (HoAB): diperoleh nilai F hitung = 0,105 dengan p-value =

0,747. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network tree

dan spider concept map dengan dan kreativitas terhadap hasil belajar

psikomotor.

5. Hipotesis 5 (HoAC): diperoleh nilai F hitung = 8,107 dengan p-value =

0,006. Oleh karena p-value < 0,05; maka Ho ditolak, berarti ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network tree

dan spider concept map dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar

psikomotor.

6. Hipotesis 6 (HoBC): diperoleh nilai F hitung = 1,217 dengan p-value =

0,273. Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara kreativitas dan gaya berpikir terhadap

hasil belajar psikomotor.

7. Hipotesis 7 (HoABC): diperoleh nilai F hitung = 0,376 dengan p-value =

0,542 Oleh karena p-value > 0,05; maka Ho diterima, berarti tidak ada

pengaruh signifikan interaksi antara pendekatan CTL melalui network tree

dan spider concept map, kreativitas dan gaya berpikir terhadap hasil

belajar psikomotor.

Page 133: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

2. Uji Lanjut Anava

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama

dengan prosedur General Linear Model (GLM), maka yang perlu diuji lanjut

adalah interaksi empat sampai tujuh jika diperoleh p-value < 0,05 maka

hipotesis Ho: ditolak, artinya ada interaksi. Uji lanjut dilakukan untuk

mengetahui pengaruh intraksi perlakuan/tinjauan yang lebih kuat.

Adapun yang perlu diuji lanjut adalah:

a. Hipotesis ke lima ranah psikomotor (HOAC). Pengaruh interaksi antara

pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL dengan teknik network

tree dan spider concept map dengan gaya berfikir skuensial dan acak

terhadap hasil belajar psikomotor peserta didik (p-value = 0,006).

Tabel 4.15 Post Hoc Test: Schefe Hipotesis Lima

Interaksi (A) Interaksi (B) Selisih Rerata (A-B)

p-value

Network Tree- Acak

Spider CM-Sekuensial 4,2799 .404

Network Tree-Sekuensial

Network Tree -Acak 4,7466 .329

Network Tree-Sekuensial

Spider CM-Acak 4,2564 .412

Network Tree-Sekuensial

Spider CM-Sekuensial

9,0265* .002

Spider Concept Map-Acak

Network Tree -Acak

0.4902 .999

Spider Concept Map-Acak

Spider CM-Sekuensial

4,7701 .291

Peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

CTL dengan teknik network tree dan spider concept map dengan gaya

Page 134: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

berpikir sekuensial memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil

belajar psikomotor dengan p-value 0,002 (Tabel 4.15).

b. Hipotesis ke enam ranah kognitif (HOBC). Pengaruh interaksi antara

kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berfikir sekuensial dan acak

terhadap hasil belajar kognitif peserta didik (p-value = 0,017).

Tabel 4.16. Post Hoc Test: Schefe Hipotesis Enan

Interaksi (A) Interaksi (B) Selisih Rerata

(A-B) P-value

Kreatif Rendah- Sekuensial

Kreativitas Rendah-Acak 6,5429 .676

Kreativitas Tinggi-Acak

Kretivitas Rendah-Acak 21,5714* .001

Kreativitas Tinggi-Acak

Kre Rendah-Sekuensial 15,0286* .023

Kreativitas Tinggi-Acak

Kre Tinggi-Sekuensial

9,1714 .195

Kreatif Tinggi-Sekuensial

Kreativias Rendah-Acak

12,4000 .091

Kreatif Tinggi-Sekuensial

Kre Rendah-Sekuensial

5,8571 .596

Peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah

dengan gaya berpikir acak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar kognitif dengan p-value 0,001 sedangkan

peserta didik yang memiliki kreativitas tinggi gaya berpikir acak

dengan kreativitas rendah gaya berpikir sekuensial memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif dengan p-

value 0,023 (Tabel 4.16). Sehingga interaksi yang paling berpengaruh

yaitu kreativitas tinggi dan rendah dengan gaya berpikir acak

Page 135: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama

Pendekatan pembelajaran CTL dengan teknik network tree

dan spider concept map memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar afektif dan psikomotor. Pendekatan CTL disertai

network tree dan spider concept map memberikan dampak yang relatif sama

terhadap hasil belajar kognitif. Peserta didik menerima pembelajaran dengan

CTL dengan tujuh komponen yaitu modeling, questioning, inquiry, learning

community, constructivism, reflection, dan authentic assisment memberikan

kontribusi yang baik untuk materi klasifikasi makhluk hidup.

Teknik network tree dan spider concept map merupakan bagian dari

peta konsep. Network tree memuat ide pokok yang terdiri dari beberapa

konsep yang dihubungkan dengan garis-garis. Garis-garis menunjukkan

hubungan antara ide-ide. Kata penghubung yang ditulis pada garis

memberikan hubungan antara konsep. Teknik spider concept map memuat

ide pokok yang terdiri dari beberapa konsep. konsep-konsep yang

merupakan bagian dari ide pokok. Banyak ide yang berhubungan dengan ide

pokok tetapi belum jelas hubungannya satu sama lain. Persamaan network

tree dan spider concept map adalah bagian dari peta konsep yang

menghubungkan konsep satu dengan konsep lain sedangkan perbedaannya

network tree konsep-konsep yang dituliskan memvisualisasikan sesuatu

yang hierarki sedangkan spider concept map memvisualisasikan sesuatu

yang tidak hierarki (lampiran 48).

Page 136: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

CTL disertai network tree dan spider concept map membuat peserta

didik aktif untuk melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,

berkomunikasi kemudian menyimpulkan dengan dituangkan dalam network

tree/spider concept map membuat pembelajaran kondusif dengan gerak

peserta didik yang aktif. Komunikasi dalam pengamatan maupun presentasi

membuat peserta didik percaya diri dan merasa dihargai. Selain itu peserta

didik juga melakukan pengamatan dengan teliti, tanggung jawab, dan kerja

sama yang baik di dalam kelompok maupun dengan kelompok lain juga

dengan guru sehingga membentuk sikap yang mandiri dan berkarakter.

Pendekatan dan teknik yang tepat dalam pembelajaran

mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini relevan dengan teori belajar

Bruner bahwa orang yang belajar berinteraksi dengan lingkungan dengan

secara aktif perubahan tidak hanya terjadi pada lingkungan tetapi pada diri

orang itu sendiri. Interaksi secara langsung antara peserta didik dengan

peserta didik maupun peserta didik dengan benda atau lingkungan di

sekitarnya dapat mempengaruhi perilaku seseorang (Dahar, 1989).

2. Hipotesis kedua

Kreativits tinggi dan rendah memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar kognitif dan afektif. Kreativitas yang

dipunyai oleh peserta didik mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar

kognitif dan afektif. Pada tabel dan gambar 4.2 terlihat bahwa rerata hasil

belajar peserta didik yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai nilai

Page 137: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

rerata lebih tinggi dari peserta didik yang mempunyai kreativitas rendah.

Hal ini juga terlihat dari hasil kerja network tree dan spider concept map

peserta didik yang mempunyai kreativitas tinggi lebih lengkap dibandingkan

dengan peserta didik yang memiliki kreativitas rendah (Lampiran 44).

Munandar (2011) dikatakan bahwa salah satu faktor untuk menentukan

keberbakatan seseorang adalah kreativitas untuk berprestasi. Kreativitas atau

daya cipta memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu

dan teknologi serta dalam semua bidang usaha maupun lainnya.

Dalam proses pembelajaran kreativitas yang dimiliki peserta didik

belum sepenuhnya tertuang dalam proses pembelajaran. Peserta didik yang

baru kelas tujuh kemungkinan masih ada yang mempunyai rasa malu atau

takut untuk melakukan komunikasi, mengajukan pertanyaan baik kepada

teman dalam kelompok atau kepada guru. Sedangkan untuk melakukan

pengamatan sangat bersemangat. Dengan demikian kreativitas peserta didik

kurang memberikan kontribusi terhadap hasil belajar psikomotor.

3. Hipotesis ketiga

Gaya berpikir sekuensial dan acak tidak berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan

pasikomotor. Dalam penelitian ini gaya berpikir hanya

menunjukkan perbedaan perolehan nilai rerata, ditunjukkan bahwa

peserta didik yang memiliki gaya berpikir acak memperoleh nilai

rerata lebih tinggi dari pada yang mempunyai gaya berpikir

Page 138: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

sekuensial (tabel 4.6). Dalam proses pembelajaran materi klasifikasi

makhluk hidup, gaya berpikir tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap proses pemahaman, kemampuan untuk

mengamati, mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan hasil

pembelajaran, juga sikap teliti, tanggung jawab dan kerja sama.

Gaya berpikir adalah suatu bentuk perilaku yang diakibatkan

oleh dominansi otak (kiri atau kanan) dalam memproses informasi hingga

menciptakan solusi yang lebih seimbang untuk menyelesaikan

permasalahan dalam situasi dan kondisi rangsangan yang berbeda-beda

seperti pada Nathony Gregorc (dalam DePorter, 2011). Bahwa otak

menyerap dan memproses informasi sesuai dengan gaya berpikir

masing-masing tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hal

ini kemungkinan karena teknik network tree dan spider consept

map haya menyertai pembelajaran yaitu muncul pada akhir

pembelajaran pada fase constructivism.

4. Hipotesis keempat

Interaksi antara pendekatan CTL dengan teknik network

tree dan spider concept map dengan kreativitas tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan

psikomotor. Hal ini terjadi kemungkinan karena pendekatan CTL

network tree dan spider concept map membuat peserta didik lebih

tertarik. Akibat ketertarikan tersebut pemahaman, sikap ketelitian,

Page 139: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

kerja sama, tanggung jawab, dan gerak dalam mengamati,

mengajukan pertanyaan dan komunikasi dalam penerimaan materi

klasifikasi makhluk hidup peserta didik secara umum baik. Begitu

juga kreativitas membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti

pembelajaran.

Menurut teori belajar Ausubel “belajar bermakna

(meaningful learning)” yaitu proses belajar yang menghubungkan

informasi baru dengan struktur yang telah dipunyai seseorang yang

sedang belajar. Berhubungan dengan kreativitas menurut Munandar

(2011) salah satu faktor untuk menentkan keberbakatan seseorang

adalah kreativitas untuk berprestasi. Pada pembelajaran materi

klasifikasi makhluk hidup teknik nekwork tree dan spider concept

map dan kreativitas yang dimiliki peserta didik memberikan

kontribusi yang sama terhadap hasil belajar, sehingga tidak ada

pengaruh interaksi yang signifikan.

5. Hipotesis kelima

Interaksi antara pendekatan CTL dengan teknik network

tree dan spider concept map dengan gaya berpikir berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar psikomotor. Hal ini terjadi

karena interaksi antara pendekatan CTL disertai network tree dan

spider concept map dengan gaya berpikir mempunyai kontribusi

yang sama terhadap hasil belajar kognitif dan afektif. Sehingga

Page 140: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Network tree dan spider concept map sebagai teknik membantu peserta

didik menghubungkan konsep satu dengan yang lain dalam materi

klasifikasi makhluk hidup dengan gaya berpikir dominansi otak kiri dan

kanan dalam memproses informasi tidak memerikan pengaruh yang

signifikan terhadap pemahaman materi dan sikap teliti, tanggung jawab,

dan kerja sama dalam proses pembelajaran.

Hasil uji anava lanjut interaksi yang mempunyai pengaruh lebih

besar pendekatan CTL disertai network tree dan spider concept map dengan

gaya berpikir sekuensial (Tabel 4.15). Pembelajaran sains khususnya biologi

tidak hanya berupa transfer pengetahuan saja tetapi juga bagaimana cara

memperoleh penegetahuan tersebut. Menurut Gagne (cit Dahar, 1984:11)

yang yaitu “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu dalam proses

belajar mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman yang dapat

membuat perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.

Tingkah laku dalam penelitian ini adalah mengamati, mengajukan

pertanyaan, dan berkomunikasi.

6. Hipotesis keenam

Interaksi antara kreatifitas tinggi dan rendah dengan gaya

berpikir sekuensial dan acak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar konitif. Peserta didik yang mempunyai kreativitas

tinggi dan gaya berpikir acak memiliki nilai rerata kognitif lebih tinggi

Page 141: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

dibandingkan dengan kreativitas tinggi dan gaya berpikir sekuensial, juga

dengan kreativitas rendah dan gaya berpikir acak dan sekuensial.

Interaksi kreativitas dan gaya berpikir dalam materi klasifikasi

makhluk hidup memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

pemahaman konsep materi klasifikasi makhluk hidup, karena

peserta didik yang mempunyai kreativitas tinggi cenderung mempunyai

kemampuan memahami materi lebih baik dari pada yang mempunyai

kreativitas rendah. Peserta didik yang mempunyai gaya berpikir acak

cenderung mempunyai keinginan melakukan coba-salah (trial and error)

sehingga sering terjadi lompatan intuitif. Sebaliknya yang berpikir

sekuensial cenderung untukberpikir sistematis dan teratur. Hasil uji lanjut

anava menunjukkan interaksi antara kreativitas rendah dan tinggi dengan

gaya berfikir acak memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar

kognitif (Tabel 4.16).

Peserta didik yang memiliki ciri-ciri kreativitas menurut

munandar (2011) diantaranya adalah rasa ingin tahu yang luas dan

mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan

banyak gagassan dan mempunyai daya imajinasi. Dalam

pembelajaran klasifikasi makhluk hidup peserta didik yang memiliki

kreativitas tinggi akan cenderung mengembangkan ide-idenya

didukung dengan gaya berpikir yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan

ciri gaya berpikir acak, bahwa peserta didik mampu menyelesaikan

tugasnya sendiri dengan cara mereka sendiri walaupun sering terjadi

Page 142: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kesalahan-kesalahan, namun tidak membuat putus asa untuk terus

mencoba, sehingga sering terjadi lompotan intuitif ketika

menyelesaikan tugasnya (DePorter, 2011).

7. Hipotesis ketujuh

Interaksi antara pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL

dengan teknik network tree dan spider concept map, kreativitas tinggi

dan rendah dengan gaya berpikir sekuensial dan acak tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif,

afektif, dan psikomotor. Menurut Ausubel (cit Dahar, 1989) belajar

dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama

berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan

pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua

menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang telah ada. Menurut Piaget perkembangan

kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan

ekuilibrasi. Pemaduan materi klasifikasi makhluk hidup yang telah ada

disesuaikan dengan materi yang diterima kemudian disusun menjadi konsep

klasifikasi yang sempurna.

Dari hasil analisis di atas dapat dijelaskan bahwa teknik

nertwork tree dan spider concept map yang diinteraksikan dengan

kreativitas dan gaya berpikir menjadikan hasil belajar yang diperoleh

dari kedua kelompok penelitian tidak berbeda. Dengan tidak adanya

Page 143: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa ketiga variabel yang

diinteraksikan saling independen.

8. Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

Pendekatan CTL Dengan Teknik NT dan SCM (D)

Ha

sil

Bel

aja

r

Kognitif (A)

A D

Krea

tivita

s (E)

A D A E

E F A F

Afektif (B)

B D B D E F B E B F

Psikomotor

(C)

C D C D E F C E C F

Gaya Berpikir (F)

Ket: ada pengaruh ada interaksi

Penjelasan:

1. Pendekatan CTL dengan network tree dan spider concept map

bagi peserta didik yang mempunyai kreativitas tinggi akan

berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan afektif tetapi

tidak berpengaruh terhadap hasil belajar psikomotor.

2. Jika ada pengaruh antara hasil belajar kognitif maupun

psikomotor dengan variabel lain, dapat menyebabkan terjadinya

interaksi dengan variabel yang lain pula.

3. Jika ada pengaruh antara hasil belajar afektif dengan salah satu

Page 144: TESIS/Pembelajaran... · psikomotor. Data dianalisis menggunakan anava tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan PASW 18. Berdasarkan hasil penelitan disimpulkan bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

atau dua variabel yang lain tidak menyebabkan terjadinya

interaksi seluruh variabel.

4. Hasil belajar kognitif dan psikomotor memiliki pengaruh untuk

terjadinya interaksi antar variabel.

E. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk

mendapatkan hasil penelitian yang optimal dengan meminimalisasi kekurangan

dan atau kesalahan yang mungkin terjadi. Kelemahan dan keterbatasan tersebut

diantaranya:

1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yang terdiri atas,

tes kreativitas, tes prestasi belajar, tes untuk penilaian afektif dan psikomotor,

angket soal afektif, lembar observasi (LO), semuanya sudah divalidasi oleh

pakar (expert) dan kemungkinan belum memenuhi instrumen yang standar. Hal

ini disebabkan karena instrumen tersebut disusun dan dikembangkan oleh

penulis sendiri dan baru diujicobakan satu kali sehingga masih memerlukan uji

coba dan analisis lebih lanjut agar benar-benar standar.

2. Pendekatan pembelajaran dengan (CTL) memerlukan persiapan yang

cukup matang karena harus menyediakan bahan yang dibutuhkan

berkaitan dengan materi klasifikasi makhluk hidup.

3. Pembelajaran biologi dengan teknik network tree dan spider concept

map baru bagi peserta didik, sehingga harus memotivasi dengan

sungguh-sungguh.