122
Page | i i TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA) DI KOTA BALIKPAPAN Oleh: AMALIA RIZKI YUNIAR S.Tr. Sos NDH : 03 PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN IX PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA SAMARINDA 2020

TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

P a g e | i

i

TEROPONG JIWA

(TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING

ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA)

DI KOTA BALIKPAPAN

Oleh:

AMALIA RIZKI YUNIAR S.Tr. Sos

NDH : 03

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN III ANGKATAN IX

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

SAMARINDA

2020

Page 2: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| ii

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi

Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III Angkatan IX Tahun 2019 :

Nama : Amalia Rizki Yuniar

NDH : 03

NIP : 19960611 201903 2 013

Jabatan : Pekerja Sosial Ahli Pertama

Instansi : Pemerintah Kota Balikpapan

Judul Rancangan Aktualisasi : TEROPONG JIWA (Tanggap Ketuk Rumah

Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa)

Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Aktualisasi pada Kamis, 18

Maret 2020 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.

Mentor,

Rusman A.Md

19630417 18810 1 001

Coach,

M. Abdi Rahman, S.Sos, M. Si

19820512 201101 1 014

Page 3: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| iii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Rancangan

Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III Angkatan IX Tahun 2019 :

Nama : Amalia Rizki Yuniar

NDH : 03

NIP : 19960611 201903 2 013

Jabatan : Pekerja Sosial Ahli Pertama

Instansi : Pemerintah Kota Balikpapan

Judul Rancangan Aktualisasi : TEROPONG JIWA (Tanggap Ketuk Rumah

Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa)

TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Aktualisasi pada Kamis, 18 Maret

2020 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.

KATA PENGANTAR

Penguji,

Dr. H. Fitriansyah, S.T, M.M

19731127 200604 1 009

Coach,

M. Abdi Rahman, S.Sos, M.Si

19820512 201101 1 014

Mentor,

Rusman A.Md

19630417 18810 1 001

Page 4: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia, rahmat-Nya sehingga Laporan Aktualisasi berjudul “TEROPONG

JIWA” (Tanggap Ketuk Rumah Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa)

dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu. Rancangan aktualisasi ini merupakan

kewajiban dan syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar Golongan III

Angkatan IX, di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan

Otonomi Daerah LAN Samarinda.

Pada proses penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis tidak lepas dari

bantuan dan peran berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,

yang pada kesempatan ini disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan

terima kasih yang tulus kepada:

1. Dr. Mariman Darto, M.Si, selaku Kepala PUSLATBANG KDOD LAN

Samarinda yang telah bersedia menerima kami pada pelatihan dasar

CPNS Golongan III Angkatan IX.

2. Purnomo M., S.Ip, M.M, selaku Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan

yang telah bersedia memberikan izin untuk mengikuti Pelatihan Dasar

CPNS.

3. M. Abdi Rahman, S.Sos, M.Si, selaku widyaiswara PUSLATBANG

KDOD LAN Samarinda (coach) yang telah meluangkan waktu dalam

melakukan bimbingan, arahan, serta masukan dalam menyelesaikan

laporan rancangan aktualisasi.

4. Rusman, A.Md, selaku Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan

Korban Tindak Kekerasan (mentor) yangs senantiasa memberikan

nasihat dan dukungan dalam penyusunan rancangan aktualisasi.

5. Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang nilai-nilai ANEKA,

peran dan kedudukan ASN.

Page 5: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| v

6. Seluruh panitia dan peserta Pelatihan Dasar Golongan III Angkatan IX,

yang telah bersama-sama melalui suka duka dalam melewati seluruh

kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.

7. Seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah

memberikan dukungan, motivasi, dan waktu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini,

mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan pelaksanaan aktualisasi serta

keberhasilan dari aktualisasi ini.

Samarinda, Maret 2020

Penulis,

Amalia Rizki Yuniar

Page 6: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Aktualisasi............................................................................................ 3

1.3 Manfaat Aktualisasi .......................................................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup ................................................................................................. 4

BAB II GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI ................................................... 4

2.1 Deskripsi Organisasi Dinas Sosial .................................................................... 4

2.2 Visi dan Misi Dinas Sosial ............................................................................... 4

2.3 Struktur Organisasi Dinas Sosial ...................................................................... 5

2.4 Sasaran Kinerja Pegawai .................................................................................. 5

BAB III LANDASAN TEORI ....................................................................................... 8

3.1 Nilai Dasar ANEKA ......................................................................................... 8

3.2 Peran dan Kedudukan ASN ............................................................................ 14

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................... 16

4.1 Identifikasi Isu ................................................................................................ 16

4.2 Prioritas (Teknik Analisis) ............................................................................. 19

4.3 Isu Terpilih ..................................................................................................... 20

4.4 Gagasan Kreatif .............................................................................................. 20

4.5 Rancangan Aktualisasi ................................................................................... 22

4.6 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 26

BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................................... 27

Page 7: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| vii

5.1 Pelaksanaan Kegiatan 1 .................................................................................. 27

5.2 Pelaksanaan Kegiatan 2 .................................................................................. 30

5.3 Pelaksanaan Kegiatan 3 .................................................................................. 33

5.4 Pelaksanaan Kegiatan 4 .................................................................................. 36

5.5 Pelaksanaan Kegiatan 5 .................................................................................. 39

5.6 Kontribusi Kegiatan Aktualialisasi Terhadap Visi-Misi ................................ 40

5.7 Dampak Tidak Diterapkannya Nilai Aneka Pada Kegiatan Aktualisasi ......... 41

BAB VI PENUTUP ...................................................................................................... 43

6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 43

6.2 Saran .............................................................................................................. 44

ROLE MODEL ................................................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 46

LAMPIRAN..................................................................................................................... 47

Page 8: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Koordinasi dengan Mentor ..................................................................... 27

Gambar 2. Pembuatan dan Pendistribusian Surat Permohonan Data ........................ 28

Gambar 3. Mengambil Data Orang Dengan Gangguan Jiwa .................................... 29

Gambar 4. Sinkroniasasi dan Pengklasifikasian Data ............................................... 30

Gambar 5. Koordinasi dengan Pekerja Sosial Masyarakat ....................................... 30

Gambar 6. Mencari Referensi Buku ......................................................................... 31

Gambar 7. Merancang Design Buku ........................................................................ 32

Gambar 8. Konsultasi Rancangan Buku ke Mentor .................................................. 32

Gambar 9. Mencetak Buku ....................................................................................... 32

Gambar 10.Mencari Referensi Leaflet dan Sticker ................................................... 33

Gambar 11.Merancang Design Leaflet & Sticker ..................................................... 34

Gambar 12.Konsultasi Rancangan Leaflet dan Sticker ke Mentor ........................... 35

Gambar 13.Menectak Leaflet dan Sticker ................................................................ 35

Gambar 14.Membuat Rencana Sosialisasi ................................................................ 36

Gambar 15.Koordinasi dengan Pihak Lain ............................................................... 37

Gambar 16.Pelaksanaan Sosialisasi .......................................................................... 38

Gambar 17.Koordinasi dengan TKSK Balikpapan Selatan ...................................... 39

Gambar 18.Pembentukan Forum Komunikasi .......................................................... 40

Page 9: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| ix

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Ruang Lingkup Isu .......................................................................... 18

4.2 Tabel Penetapan Isu Prioritas .................................................................... 19

4.3 Tabel Rancangan Aktualisasi .................................................................... 22

4.4 Tabel Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ..................................................... 26

Page 10: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Permohonan Data

LAMPIRAN II Data Awal Dinas Sosial Kota Balikpapan

LAMPIRAN III Data Puskesmas Sepinggan Baru

LAMPIRAN IV Data Hasil Rekapitulasi Dinas Sosial

LAMPIRAN V Data Hasil Rekapitulasi dan Sinkronisasi

LAMPIRAN VI Referensi Buku, Leaflet

LAMPIRAN VII Desain Buku, Leaflet, Sticker

LAMPIRAN VIII Lembar Penerima Leaflet dan Sticker

LAMPIRAN IX Lembar Penerima Buku

LAMPIRAN X Lembar Penerima Home Visit

LAMPIRAN XI Lembar Koordinasi dengan Pihak Ketiga

LAMPIRAN XII Lembar Konsultasi Mentor

LAMPIRAN XIII Lembar Konsultasi Couch

Page 11: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Selanjutnya

yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN

secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menduduki

jabatan pemerintahan. Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS mempunyai tugas

melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen

PNS mengatur bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan selama satu

tahun. CPNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi syarat lulus

pendidikan dan pelatihan, serta sehat jasmani dan rohani. Pelatihan Dasar

CPNS adalah salah satu upaya meningkatkan kompetensi CPNS sebagai

bagian dari ASN yang professional. Pelatihan dasar ini bertujuan

meningkatkan kemampuan memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai

dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen

mutu dan anti korupsi. Salah satu capaian dari kegiatan Pelatihan Dasar

CPNS adalah mengaktulisasikan nilai dasar ASN dan nilai budaya organisasi

dalam beberapa kegiatan terkait isu yang terjadi di lingkungan Dinas Sosial

Kota Balikpapan khususnya di seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban

Tindak Kekerasan.

Page 12: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 2

Permasalahan yang banyak ditangani hingga saat ini di seksi

Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan adalah permasalahan

terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang

dengan gangguan jiwa yang ditangani Dinas Sosial Kota Balikpapan sejumlah

105 jiwa dan pada tahun 2019 jumlahnya meningkat menjadi 135 jiwa.

Pelayanan yang diberikan Dinas Sosial Kota Balikpapan sampai dengan saat

ini sebatas memfasilitasi Orang Dengan Gangguan Jiwa untuk mendapatkan

rawat jalan di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda.

Permasalahan dalam penanganan orang dengan gangguan jiwa diantaranya

kurang berfungsinya peran keluarga setelah menjalani perawatan.

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling berpengaruh bagi

orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Keluarga sebagai penentu

keberhasilan pemulihan orang dengan gangguan jiwa pasca menajlani

perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah atau pasca menjalani rehabilitasi di

Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental. Keberhasilan

perawatan orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) akan menjadi sia-sia jika

tidak ada keberlanjutan dukungan dari pihak keluarga. Orang dengan

gangguan jiwa yang sudah dilayani terkadang sengaja diterlantarkan

keluarganya. ODGJ kemudian kembali diserahkan kepada Dinas Sosial Kota

Balikpapan sedangkan fasilitas Rumah Penampungan Orang Dengan

Gangguan Jiwa terbatas.

Balikpapan sebagai pintu gerbang pulau Kalimantan tentunya

menimbulkan berbagai macam masalah sosial diantaranya orang terlantar,

gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, dan bekas warga binaan yang

membutuhkan pelayanan pemulangan ke daerah asal. Data Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya tuna sosial dan korban

tindak kekerasan yang dimiliki Dinas Sosial Kota Balikpapan masih belum

memadai, data yang diperoleh dari adanya aduan langsung dan tindak lanjut

pengaduan. Dinas Sosial Kota Balikpapan belum mengadakan pendataan

secara berkala terkait Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota

Page 13: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 3

Balikpapan. Pengelolaan data dilakukan secara manual tanpa adanya basis

data.

Selain itu fasilitas yang dimiliki Dinas Sosial Kota Balikpapan alah

satunya yaitu Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) PMKS. RPTC

PMKS adalah sarana prasarana yang ditujukan bagi perempuan atau korban

tindak kekerasan yang mengalami trauma sehingga memerlukan perlindungan

dan pemulihan. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana memiliki tupoksi dalam penanganan korban tindak

kekerasan, sehingga Dinas Sosial Kota Balikpapan merujuk korban tindak

kekerasan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana. Pemanfaatan RPTC menjadi kurang berfungsi karena

tidak adanya klien yang ditangani dan hanya dipergunakan sementara untuk

menampung orang terlantar.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Tujuan penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah

1. Sebagai dasar pelaksanaan aktualisasi terkait nilai-nilai profesi PNS yaitu

akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti

korupsi.

2. Penerapan nilai peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan

publik dan perekat serta pemersatu bangsa.

3. Optimalisasi pelayanan publik di Dinas Sosial Kota Balikpapan

1.3 Manfaat Aktualisasi

Manfaat aktualisasi ini diharapkan dapat melaksanakan nilai-nilai

dasar ASN yang diaktualisasikan pada instansi Dinas Sosial Kota Balikpapan

khususnya pada bidang Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Tindak

Kekerasan.

1. Meningkatnya pemahaman dan pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN

2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di Dinas Sosial Kota

Balikpapan

Page 14: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 4

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan aktualisasi meliputi bimbingan dengan

mentor dan coach terkait rancangan aktualisasi yang bersinggungan dengan

tugas pokok peserta yang termuat dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) di

unit penempatan Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak

Kekerasan Dinas Sosial Kota Balikpapan yang dilaksanakan pada tanggal 03

Februari sampai 17 Maret 2020.

Page 15: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 4

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN ORGANISASI

2.1 Deskripsi Organisasi Dinas Sosial

Dinas Sosial Kota Balikpapan merupakan salah satu perangkat

daerah yang baru terbentuk di Kota Balikpapan ada tahun 2016, dimana

semula masih bergabung dengan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota

Balikpapan. Pemisahan Dinas Sosial Kota Balikpapan ini berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 2 tahun 2016, tanggal 24

Oktober 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,

dimana Dinas Sosial Kota Balikpapan termasuk Perangkat Daerah Type B

yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.

2.2 Visi dan Misi Dinas Sosial

Seiring dengan visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan

terpilih periode 2016-2021, yaitu “Mewujudkan Balikpapan sebagai Kota

Terkemuka yang Nyaman Dihuni dan Berkelanjutan Menuju Madinatul

Iman” serta misi kesatu, yaitu “Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang

Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi”, maka Dinas Sosial Kota

Balikpapan menetapkan visi sebagai berikut “Terwujudnya Kemandirian

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial yang Profesional dan Berkualitas”.

Guna mencapai visi tersebut, maka Dinas Sosial Kota Balikpapan

menetapkan misi berikut :

1. Meningkatkan upaya – upaya rehabilitasi sosial bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial;

2. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan dan jaminan sosial;

3. Meningkatkan pembinaan dan pemberdayaan potensi sumber

kesejahteraan sosial;

4. Meningkatkan pelayanan penanganan fakir miskin.

Page 16: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 5

2.3 Struktur Organisasi Dinas Sosial

2.4 Sasaran Kinerja Pegawai

Selaras dengan Peraturan Wali Kota Balikpapan Nomor 46 Tahun

2016 tentang Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Sosial

Kota Balikpapan, maka Seksi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan

yang secara struktural di bawah Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai

beberapa tugas, antara lain:

KEPALA DINAS

Sekretariat

Bidang

Pemberdayaan Sosial

& Pengelolaan Data

Bidang Pelayanan

Rehabilitasi Sosial

Bidang

Perlindungan &

Jaminan Sosial

Sub Bagian

Program &

Keuangan

Sub Bagian

Umum

Sie. Kepahlawanan,

Kesetiakawanan Sosial

& Pengelolaan Data

Sie. Pemberdayaan

Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial

Sie. Penanganan &

Pemberdayaan Fakir

Miskin

Sie. Perlindungan

Korban Bencana

Sie. Jamsos Keluarga

& WN Migran

Bermasalah Sosial

Sie Pengelolaan

Sumber Dana Bansos

& Penyuluhan

Sie. Rehab.Tuna Sosial

& Korban Tindak

Kekerasan

Sie.Pelayanan

Kesejahteraan Sosial

Anak & Lanjut Usia

Sie. Rehabsos

Penyandang

Disabilitas

UPT

Kelompok Jabatan

Fungsional

Page 17: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 6

a. menyusun program dan kegiatan seksi rehabilitasi tuna sosial dan

korban tindak kekerasan;

b. menyiapkan bahan kebijakan teknis pelayanan rehabilitasi tuna sosial

dan korban tindak kekerasan;

c. melaksanakan penyusunan data dan analisis masalah tuna sosial dan

korban tindak kekerasan;

d. melaksanakan layanan rehabilitasi tuna Sosial dan korban tindak

kekerasan;

e. melaksanakan pengelolaan Rumah Perlindungan Trauma Center;

f. melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan/atasan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sasaran Kinerja Pegawai dengan jabatan pekerja sosial ahli pertama

yang ditempatkan di Seksi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan

sebagai berikut :

a. Melakukan asesmen, penanganan dan pelayanan terhadap Orang

Terlantar (OT);

b. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan terhadap

Orang Terlantar (OT);

c. Melakukan asesmen, penanganan dan pelayanan terhadap Orang

Penderita Gangguan Jiwa;

d. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan terhadap

Orang Penderita Gangguan Jiwa;

e. Melakukan asesmen, penanganan dan pelayanan Bekas Warga

Binaan Lembaga Pemasyarakatan;

f. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan Bekas Warga

Binaan Lembaga Pemasyarakatan;

g. Melakukan asesmen, penanganan dan pelayanan Korban Tindak

Kekerasan;

Page 18: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 7

h. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan Korban

Tindak Kekerasan;

i. Melakukan asesmen, penanganan, pelayanan jaminan perawatan di

Rumah Sakit orang sakit non identitas;

j. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan jaminan

perawatan di Rumah Sakit orang sakit non identitas;

k. Melakukan asesmen, penanganan dan pelayanan Gelandangan

Pengemis;

l. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan Gelandangan

Pengemis;

m. Melakukan asesmen, penanganan, pelayanan Wanita Tuna Susila;

n. Menyusun hasil asesmen, penanganan dan pelayanan Wanita Tuna

Susila;

o. Melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian, pelaporan,

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

p. Melaksanakan kegiatan yang diperintahkan atasan.

Page 19: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 8

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Nilai Dasar ANEKA

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar

sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan

profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud

adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti

Korupsi (ANEKA).

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau

tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki

makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk

bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban

pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas adalah

kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas

merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas

publik memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan kontrol

demokratis (peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan

penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional), dan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas

publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal

(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas

horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).

Adapun indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu :

1) Kepemimpinan

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana

pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan

lingkungannya.

Page 20: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 9

2) Transparansi

Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan

oleh individu maupun kelompok/instansi.

3) Integritas

Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab

Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di

sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti

berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan

Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik

menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan

Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.

Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.

7) Keseimbangan

Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka

diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,

serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan

Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki

gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil

yang diharapkan.

9) Konsistensi

Usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada

tercapai tujuan akhir.

b. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang

meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa

Page 21: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 10

lain sebagaimana mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam arti luas,

nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar

terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan

manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan

pada nilai-nilai Pancasila.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN

adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat

dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga

dalam menjadi pelayan publik yang professional. ASN adalah aparat

pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan

yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan

yang ditetapkan.

Indikator-indikator yang terdapat dalam nilai nasionalisme yang

harus dimiliki Aparatur Sipil Negara antara lain sebagai berikut:

1) Berwawasan kebangsaan yang kuat

2) Memahami pluralitas

3) Berorientasi kepublikan yang kuat

4) Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya

c. Etika Publik

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah

refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah

perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik

dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas

publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki

komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara

penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di

dalam pelayanan publik.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam

suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal

Page 22: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 11

prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi

dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus

dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan

dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku

ASN yakni sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan

berintegritas tinggi

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat

yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundangundangan dan etika pemerintahan

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara

7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung

jawab, efektif, dan efisien

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan

tugasnya

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada

pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,

kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan

atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain

11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan

integritas ASN

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

disiplin pegawai ASN.

Page 23: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 12

Selanjutnya, perlu diketahui tentang nilai-nilai dasar etika publik

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN sebagai berikut:

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila;

2) Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia 1945;

3) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak;

4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah;

9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang

lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja

pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan

yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif,

efisien, inovatif dan berorientasi mutu.

1) Efektifitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah

direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja

sedangkan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun

Page 24: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 13

yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan

barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.

2) Efisensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan

untuk menghasilkan barang dan jasa.

3) Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi

terhadap perubahan di pasar, teknologi dan persaingan.

4) Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yag diberikan

kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan

bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar

yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.

Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima

sekurang-kurangnya akan mencakup hal-hal berikut.

1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/clients.

2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan

memelihara agar customer/clients tetap setia.

3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa

kesalahan, dan tidak ada pemborosan.

4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan

pergeseran tuntutan kebutuhan customer/clients mauun

perkembangan teknologi

5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan.

6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai

cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,

kolaborasi dan benchmark.

e. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang

berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio

artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak

Page 25: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 14

bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama,

material, mental dan umum. Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan

yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan

yang melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan

pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Menurut UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001,

terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari: (1)

kerugian keuangan negara; (2) suap-menyuap; (3) pemerasan; (4)

perbuatan curang; (5) penggelapan dalam jabatan; (6) benturan

kepentingan dalam pengadaan; dan (7) gratifikasi.

Menanamkan sikap sadar anti korupsi merupakan salah satu cara

untuk menjauhkan diri kita dari korupsi. Nilai-Nilai dasar anti korupsi

adalah sebagai berikut.

1) Jujur

2) Peduli

3) Mandiri

4) Disiplin

5) Tanggungjawab

6) Kerja keras

7) Sederhana

8) Berani

9) Adil

3.2 Peran dan Kedudukan ASN

a. Manajemen ASN

Pengelolaan ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menghasilkan

Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai-nilai dasar, etika

profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi

dan nepotisme yang menekankan kepada pengaturan profesi pegawai

Page 26: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 15

sehingga diharapkan selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara

(ASN) yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

b. Whole of Government (WoG)

Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan

dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas

guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program

dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah

kelembagaan yang terkaut dengan urusan-urusan yang relevan.

c. Pelayan Publik

Pelayan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam

bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di

daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Prinsip pelayanan publik yang baik dengan pelayanan prima

adalah partisipatif, transparan, responsive, tidak diskriminatif, mudah

dan murah, efektif dan efisien, akuntabel dan berkeadilan.

Page 27: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 16

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

4.1 Identifikasi Isu

Pada proses identifikasi isu dilakukan dengan memperhatikan

kemampuan sumber daya, teknologi, tenaga dan lain-lain. Proses identifikasi

yang digunakan adalah analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) untuk

menentukan skala prioritas yang akan dijadikan aktualisasi. Analisis USG

dilakukan untuk menyusun urutan prioritas isu yang paling mendesak untuk

diselesaikan, isu yang paling serius dan selalu berkembang dampaknya. Isu

yang memiliki skor tertinggi merupakan isu prioritas untuk dijadikan

aktualisasi.

Setelah mendapatkan pengalaman bekerja di Dinas Sosial Kota

Balikpapan didapatkan isu strategis yang ada di instansi terkait berkenaan

dengan masalah yang dihadapi diantara sebagai berikut:

1. Kurangnya dukungan sosial/pemberdayaan keluarga terhadap

penanganan tuna sosial dan korban tindak kekerasan

Dinas Sosial Kota Balikpapan memiliki beberapa sarana

prasarana/fasilitas pelayanan rehabilitasi sosial diantaranya Rumah

Perlindungan Sosial Anak, Rumah Penampungan Orang Dengan

Gangguan Jiwa, Asrama Penyandang Disabilitas dan Rumah

Perlindungan Trauma Center (RPTC) PMKS. Kapasitas fasilitas

pelayanan rehabilitasi sosial terbatas sedangkan jumlah penerima

layanan tidak menentu. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan

jumlah penerima layanan. Masyarakat seringkali menyerahkan PMKS

kepada Dinas Sosial Kota Balikpapan tanpa adanya kontribusi

terhadap penanganannya. Pemasungan juga masih terjadi dan

berulangkali memerlukan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Atma Husada Mahakam Samarinda.

Page 28: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 17

Berdasarkan pelayanan yang sudah dilakukan terhadap PMKS,

PMKS yang sudah mengalami peningkatan kuantitasnya adalah Orang

Dengan Gangguan Jiwa yang mengakibatkan fasilitas Rumah

Penampungan Orang Dengan Gangguan Jiwa melampaui kapasitas.

Pada tahun 2018 jumlah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang

mendapatkan pelayanan dari Dinas Sosial Kota Balikpapan sejumlah

105 orang sedangkan pada tahun 2019 jumlah Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) sejumlah 135 orang.

Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling

berpengaruh bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Keluarga

sebagai penentu keberhasilan pemulihan orang dengan gangguan jiwa

pasca menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah atau pasca

menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas Mental. Keberhasilan perawatan orang dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) akan menjadi sia-sia jika tidak ada keberlanjutan

dukungan dari pihak keluarga. Orang dengan gangguan jiwa yang

sudah dilayani diterlantarkan oleh keluarganya dan kembali lagi

diserahkan kepada Dinas Sosial Kota Balikpapan sedangkan fasilitas

Rumah Penampungan Orang Dengan Gangguan Jiwa terbatas.

2. Belum adanya data based Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial

(PMKS) khususnya data ketunaan sosial (pelayanan publik

manajemen)

Balikpapan sebagai pintu gerbang pulau Kalimantan tentunya

menimbulkan berbagai macam masalah sosial diantaranya orang

terlantar, gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, dan bekas warga

binaan yang membutuhkan pelayanan pemulangan ke daerah asal.

Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) khususnya

tuna sosial dan korban tindak kekerasan yang dimiliki Dinas Sosial

Kota Balikpapan masih belum memadai, data yang diperoleh dari

adanya aduan langsung dan tindak lanjut pengaduan. Dinas Sosial

Page 29: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 18

Kota Balikpapan belum mengadakan pendataan secara berkala terkait

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Balikpapan.

Pengelolaan data dilakukan secara manual tanpa adanya basis data.

3. Belum optimalnya pengelolaan Rumah Perlindungan Trauma Center

(RPTC) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS)

Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) PMKS adalah

sarana prasarana yang ditujukan bagi perempuan atau korban tindak

kekerasan yang mengalami trauma sehingga memerlukan

perlindungan dan pemulihan. Dinas Pemberdayaan Perempuan

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana memiliki tupoksi dalam

penanganan korban tindak kekerasan, sehingga Dinas Sosial Kota

Balikpapan merujuk korban tindak kekerasan kepada Dinas

Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga

Berencana. Pemanfaatan RPTC menjadi kurang berfungsi karena tidak

adanya klien yang ditangani dan hanya dipergunakan sementara untuk

menampung orang terlantar.

Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran ASN dalam NKRI dapat

diidentifikasikan ruang lingkup sebagai berikut:

Tabel 4.1 Ruang Lingkup Isu

No Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat

Ini

Kondisi yang

Diharapkan

1 Kurangnya

dukungan

sosial/pemberdayaan

keluarga terhadap

penanganan tuna

sosial dan korban

tindak kekerasan

Pelayanan

Publik

Ketergantungan

keluarga

terhadap

pemerintah

dalam

penanganan tuna

sosial dan

korban tindak

kekerasan

Pemberdayaan

keluarga

untuk

rehabilitasi

sosial

Page 30: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 19

2 Belum adanya data

based Penyandang

Masalah

kesejahteraan Sosial

(PMKS) khususnya

data ketunaan sosial

Pelayanan

Publik

Tidak ada basis

data yang

digunakan

sebagai sasaran

penanganan,

data hanya

berasal dari

penanganan

kasus PMKS

Pendataan

berkala yang

dijadikan

basis data

sebagai acuan

rencana

penanganan

masalah

PMKS

3 Belum optimalnya

pengelolaan Rumah

Perlindungan

Trauma Center

(RPTC) Penyandang

Masalah

Kesejahteraan Sosial

( PMKS)

Pelayanan

Publik, Whole

of Government

Pemanfaatan

RPTC PMKS

yang terhambat

adanya sengketa

tanah dan

peralihan tupoksi

ke dinas lain

RPTC PMKS

dapat

difungsikan

dan memiliki

kegiatan

pelayanan

4.2 Prioritas (Teknik Analisis)

Berdasarkan kelima isu diatas dilakukan analisis untuk menentukan isu

yang menjadi prioritas dan tertuang dalam table berikut :

Tabel 4.2 Penetapan Prioritas Isu

No Isu-isu Kriteria

Jumlah U S G

1. Belum optimalnya dukungan sosial /

keluarga terhadap penanganan

masalah tuna sosial

5 5 4 14

2. Belum adanya data base Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (

PMKS ) khususnya data tuna sosial

dan korban tindak kekerasan

4 3 3 10

3. Belum optimalnya pengelolaan

Rumah Perlindungan Trauma Center

( RPTC ) PMKS

3 3 3 9

Page 31: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 20

Penetapan isu dapat dilakukan dengan menggunakan metode USG, yaitu :

Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan

ditindak lanjuti.

Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas di kaitkan dengan

akibatnya.

Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika

tidak ditangani.

Keterangan :

Angka 1 : Sangat rendah

Angka 2 : Rendah

Angka 3 : Sedang

Angka 4 : Tinggi

Angka 5 : Sangat Tinggi

4.3 Isu Terpilih

Berdasarkan hasil analisa prioritas isu dengan menggunakan metode

USG didapatkan hasil isu yang menjadi prioritas adalah “Belum optimalnya

dukungan sosial keluarga terhadap penanganan masalah tuna sosial di Kota

Balikpapan”. Berdasarkan kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN)

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), isu tersebut berkaitan

dengan pelayanan publik karena kegiatan pelayanan terhadap Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial merupakan salah satu tugas utama Dinas Sosial

Kota Balikpapan.

4.4 Gagasan Kreatif

Untuk menyelesaikan isu yang telah dipaparkan, maka kegiatan yang

akan diangkat sebagai gagasan kreatif adalah Optimalisasi dukungan sosial

keluarga terhadap pemulihan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan

“ TEROPONG JIWA (Tanggap Ketuk Rumah Pendamping Orang Dengan

Gangguan Jiwa) ” dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Pendataan Orang dengan Gangguan Jiwa

2. Membuat buku data pelayanan Orang Dengan Gangguan Jiwa

Page 32: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 21

3. Membuat leaflet dan sticker

4. Sosialisasi melalui home visit ke keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa

5. Membuat forum komunikasi keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa

Page 33: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 22

4.5 Rancangan Aktualisasi

Nama : Amalia Rizki Yuniar

NIP : 19960611 201903 2 013

Unit Kerja : Dinas Sosial Kota Balikpapan

Identifikasi Isu : Pengidentifikasian dengan menggunakan teknik Urgency, Seriousness, Growth ( USG )

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya dukungan sosial keluarga terhadap pemulihan orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ )

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi dukungan sosial keluarga terhadap pemulihan Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ ) dengan

“Tanggap Ketuk Rumah Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (TEROPONG JIWA)”

Tabel 4.3 Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Visi

Misi Organisasi

1 Pendataan

Orang

Dengan

Gangguan

Jiwa (ODGJ)

1. Berkoordinasi dengan

atasan terkait data

ODGJ dan rencana

koordinasi dengan

Puskesmas Sepinggan

Raya

2. Membuat surat

permohonan permintaan

data dan

mendistribusikan surat

kepada Kepala

Puskesmas Sepinggan

Raya

3. Mengambil data jumlah

ODGJ

4. Mensinkronisasikan

Data Orang Dengan

Gangguan Jiwa

(ODGJ) di wilayah

Kelurahan

Sepinggan Baru,

Sepinggan Raya dan

Sepinggan

1. Akuntabilitas :

bertanggungjawab

terhadap data yang

diperoleh dengatidak

mempublikasikan

2. Nasionalisme :

berkoordinasi dengan

atasan dan pihak lain

(musyawarah)

3. Etika Publik :

sopan (menyurat ) izin

dalam menyampaikan

maksud dan tujuan

4. Komitmen Mutu :

membuat surat dengan

cermat dan

Pemberdayaan keluarga untuk

mewujudkan kemandirian

orang dengan gangguan jiwa

(ODGJ) di luar pelayanan di

Dinas Sosial sesuai dengan

visi Terwujudnya

Kemandirian Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

dan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial yang

Profesional dan Berkualitas

dan misi meningkatkan upaya

– upaya rehabilitasi sosial bagi

penyandang masalah

kesejahteraan sosial

Page 34: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 23

data ODGJ yang

dilayani Dinas Sosial

Kota Balikpapan dan

data Puskesmas

Sepinggan

5. Mengklasifikasikan data

ODGJ

teliti/dikoreksi oleh

atasan

5. Anti Korupsi : data

tidak ditambahkan/

dikurangi (jujur)

2 Pembuatan

buku data

pelayanan

untuk

pengarsipan

1. Mencari referensi

pembuatan buku data

2. Merancang design buku

pelayanan yang memuat

arsip (identitas, riwayat

pengobatan) Orang

Dengan Gangguan Jiwa

3. Mengkonsultasikan

rancangan kepada

atasan

4. Membuat buku data

5. Mencetak buku data

6. Mendistribusikan buku

data kepada keluarga

ODGJ

Terdistribusikannya

buku data yang

berisi riwayat

pelayanan, identitas

kepada keluarga

Orang Dengan

Gangguan Jiwa

1. Akuntabilitas :

berdasarkan referensi

yang dapat

dipertanggungjwabka

n

2. Nasionalisme :

menghargai masukan

atasan

3. Etika Publik :

menkonsultasikan

rancangan kepada atasan

4. Komitmen Mutu :

inovasi pengarsipan

pelayanan yang telah

didapatkan dan identitas

untuk mempercepat

layanan

5. Anti Korupsi :

jujur dalam membuat

buku sesuai arahan

atasan

3 Pembuatan

leaflet dan

sticker stop

pemasungan

1. Mencari referensi terkait

hal-hal penting yang

diperlukan untuk

meningkatkan edukasi

Tersosialisasikannya

penanganan

terhadap orang

dengan gangguan

1. Akuntabilitas :

menggunakan referensi

yang dapat

dipertanggungjawabka

Page 35: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 24

dan dukungan sosial

oleh keluarga

2. Merancang design

leaflet dan sticker

3. Mengecek kembali

substansi leaflet dan

sticker

4. Mengkoordinasikan

kepada atasan terkait

rancangan leaflet

5. Membuat leaflet dan

sticker

6. Mencetak leaflet dan

sticker

7. Membagikan leaflet dan

sticker kepada sasaran

sosialisasi

jiwa melalui media

leaflet dan ajakan

anti pemasungan

melalui sticker

n 2. Nasionalisme :

Merancang sticker untuk

mengkampanyekan

kemanusiaan

3. Etika Publik :

Konsultasi dengan

atasan

4. Komitmen Mutu :

Berinovasi dan kreatif

dalam pembuatan

5. Anti Korupsi :

Tidak mengurangi

masukan yang telah

disetujui atasan

4 Sosialisasi

melalui home

visit ke

keluarga

ODGJ

1. Membuat rencana

sosialisasi

2. Koordinasi ke Pengurus

RT, atasan, puskesmas

terkait rencana kegiatan

3. Meminta izin kepada

keluarga yang diberikan

edukasi

4. Bekerja sama dengan

Pekerja Sosial

Masyarakat ( PSM ) dan

pihak puskesmas terkait

pelaksanaan sosialisasi

5. Memberikan

edukasi/bimbingan/moti

Teredukasinya

keluarga pentingnya

dukungan sosial

Orang Dengan

Gangguan Jiwa

(ODGJ)

1. Akuntabilitas :

kegiatan yang

bertanggungjawab

dengan penyertaan

inform concern

2. Nasionalisme :

musyawarah dengan

pihak lain

3. Etika Publik :

Sopan dan izin

terhadap sasaran

sosialisasi dan

penandatanganan inform

concern

4. Komitmen Mutu :

Page 36: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 25

vasi terkait dengan

pentingnya dukungan

sosial keluarga terhadap

ODGJ

materi sosialisasi telah

dikoordinasikan

dengan pihak terkait

5. Anti Korupsi :

jujur melaksanakan

sosialisasi

5 Forum

komunikasi

keluarga

penderita

gangguan

jiwa

1. Mendata kontak

keluarga Orang Dengan

Gangguan Jiwa

2. Menyepakati media

yang digunakan

(WhatsApp, instagram)

dan fungsi

3. Membuat grup

WhatsApp dan

instagram untuk

komunikasi

4. Memulai chat diskusi

terkait permasalahan,

metode penanganan,

sharing

5. Membagikan foto terkait

ODGJ yang tidak

ditemukan keluarganya

melalui WhatsApp dan

Instagram

Terbentuknya media

Whats App dan

Instagram sebagai

sharing pemecahan

masalah yang

dihadapi keluarga

Orang Dengan

Gangguan

1. Akuntabilitas :

Tanggungjawab

terhadap kontak yang

diberikan/tidak

menyebarluaskan

2. Nasionalisme :

Menghormati dan

bekerja sama dengan

keluarga Orang Dengan

Gangguan Jiwa

3. Etika Publik :

Sopan dan izin dalam

menyampaikan maksud

pembuatan forum

komunikasi

4. Komitmen Mutu :

berinovasi

5. Anti Korupsi :

peduli dengan keluarga

yang tidak memiliki

akses komunikasi

dengan mencari

pemecahan masalah

Page 37: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 26

4.6 Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan rancangan aktualisasi tersusun dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Bukti Februari Maret

1 2 3 4 1 2

1 Pendataan Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ)

Data, Foto

2 Pembuatan buku data pelayanan (asesmen

hingga intervensi) untuk pengarsipan

Foto, Video, Buku data

3 Pembuatan leaflet dan sticker stop

pemasungan

Leafet, Sticker, Foto, Video

4 Sosialisasi melalui home visit ke keluarga

ODGJ

Foto, Video

5 Forum komunikasi keluarga penderita

gangguan jiwa

Foto Screenshot

Page 38: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 27

BAB V

PELAKSANAAN AKTUALISASI

5.1 Pelaksanaan Kegiatan 1

Judul Kegiatan Melakukan Pendataan Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ)

Tanggal Pelaksanaan 7 - 13 Februari 2020

Output Kegiatan Data Orang Dengan Gangguan Jiwa

Uraian Kegiatan :

Kegiatan Pendataan Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ ) dilakukan dengan

beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Konsultasi dengan Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan

untuk Persiapan Pendataan

Sebelum memulai melakukan pendataan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ), tahap yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi dengan Atasan/Mentor

yaitu Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan untuk meminta

arahan terkait dengan data ODGJ yang sudah dimiliki Dinas Sosial dan rencana

koordinasi dengan Puskesmas Sepinggan Baru (musyawarah sebagai pengamalan sila

ke-4 nasionalisme). Sebelum berkonsultasi mempersiapkan rancangan kegiatan

aktualiasasi agar lebih mudah dalam penyampaian rencana tahapan kegiatan kepada

Mentor dan lebih mudah memahami tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Pada tahapan ini mentor mengarahan untuk membuat surat permohonan

permintaan data kepada Puskesmas Sepinggan Baru untuk melengkapi data Orang

Dengan Gangguan Jiwa yang sudah dimiliki Dinas Sosial dan selanjutnya mengambil

data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sudah ada untuk dilakukan

rekapitulasi data terhadap data Orang Dengan Gangguan Jiwa.

2. Membuat Surat Permohonan Permintaan Data dan Mendistribusikan Surat

kepada Kepala Puskesmas Sepinggan Baru

Setelah berkonsultasi dengan Mentor untuk meminta arahan kegiatan pertama,

mulai melakukan tahapan kedua dari kegiatan pertama yaitu membuat surat permohonan

permintaaan data yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Sepinggan Baru. Puskesmas

Sepinggan Baru dipilih dengan pertimbangan Puskesmas Sepinggan Baru menaungi 3

(tiga) wilayah Kelurahan Sepinggan, Sepinggan Baru dan Sepinggan Raya. Surat

permohonan permintaan data dibuat dan dikonsultasikan kepada Mentor, Kepala Bidang

Gambar 1. Koordinasi dengan Mentor

Page 39: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 28

Pelayanan Rehabilitasi Sosial untuk dikoreksi dan mendapatkan persetujuan dari Kepala

Dinas Sosial (komitmen mutu). Setelah menyelesaikan pembuatan surat permohonan

data, surat didistribuskan langsung kepada Kepala Puskesmas Sepinggan Baru. Kepala

Puskesmas Sepinggan menerima surat permohonan data tersebut dan mengizikan untuk

memberikan data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dilayani Puskesmas

Sepinggan Baru Tahun 2019 (etika publik). Kepala Puskesmas Sepinggan Baru

mengarahkan untuk meminta data kepada pemegang program Pelayanan Kesehatan

Jiwa, dan pemegang program menjanjikan mengirimkan data secepatnya melalui

WhatsApp. Selain permohonan data terkait Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),

sekaligus berkoordinasi terkait perizinan untuk berkonsultasi dengan pemegang program

terkait penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang akan dijadikan materi

sosialisasi.

3. Mengambil Data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang Dilayani Puskesmas

Sepinggan Baru

Setelah melakukan tahap kegiatan pertama dan kedua selanjutnya penulis masuk ke

tahapan ketiga untuk mengambil data Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dilayani

Puskesmas Sepinggan Baru melalui WhatsApp. Data yang diperoleh dalam bentuk excel

berisi Form Pencatatan Harian Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas Sepinggan dan

Register Rawat Jalan dari Bulan Januari hingga Desember 2019. Selanjutnya, data yang

diperoleh dari Puskesmas Sepinggan Baru direkapitulasi ulang berdasarkan nama, jenis

kelamin, umur, alamat, diagnosa, pelayanan, jaminan kesehatan, waktu kunjungan per

bulan. Setelah direkapitulasi data diklasifikasikan berdasarkan kelurahan khususnya

Kelurahan Sepinggan, Sepinggan Baru dan Sepinggan Raya dengan memberikan warna

yang berebeda pada data disetiap kelurahan. Data dibuat menggunakan Excel dan

Spreadsheet. Data yang diperoleh disimpan dan tidak untuk dipublikasikan tanpa

persetujuan (akuntabilitas).

Gambar 2. Pembuatan & Pendistribusian Surat Permohonan Izin

Page 40: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 29

4. Mensinkronisasikan dan Mengklasifikasikan Data Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ) yang Dilayani Dinas Sosial dan Puskesmas Sepinggan Baru

Setelah melakukan rekapitulasi Data Puskesmas Sepinggan Baru, kedua data baik

data yang berasal dari Puskesmas Sepinggan dan Dinas Sosial Kota Balikpapan

dibandingkan untuk melihat Orang Dengan Gangguan Jiwa yang rutin melakukan

pemeriksaan di Puskesmas Sepinggan dan yang tidak terdaftar di Dinas Sosial Kota

Balikpapan. Sebelumnya data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Dinas Sosial Kota

Balikpapan direkapitulasi kembali. Rekapitulasi data sekaligus diklasifikasikan

berdasarkan kecamatan yang meliputi nama, jenis kelamin, tahun kelahiran, alamat,

tanggal fasilitasi pendampingan ke Rumah Sakit Jiwa Daerah, tanggal pelayanan ke

Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur.

Setelah data Dinas Sosial direkapitulasi, data tersebut khususnya untuk Kecamatan

Balikpapan Selatan yang menangungi Kelurahan Sepinggan, Sepinggan Baru dan

Sepinggan Raya dibandingkan dengan data Puskesmas Sepinggan Baru untuk

direkapitulasi data Orang Dengan Gangguan Jiwa yang ditangani Dinas Sosial Kota

Balikpapan yang sudah dan rutin berobat ke Puskesmas Sepinggan Baru. Untuk

pembuatan database Penulis menggunakan aplikasi spreadsheet yang terdapat pada

google document, dengan tujuan file daftar database dapat dibuka sewaktu-waktu tanpa

harus melalui komputer/laptop bisa dibuka melalui smartphone karena terhubung dengan

akun google, selain itu file mudah ditransfer melalui email kepada pegawai di Bidang

Pelayanan Rehabilitasi Sosial melalui email serta dengan penggunaan aplikasi ini dapat

membantu penghematan kertas (paperless). Data asli yang diperoleh dari Puskesmas

Gambar 3. Mengambil Data Orang dengan Gangguan Jiwa

Page 41: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 30

Sepinggan juga dicantumkan sebagai bukti bahwa data tidak dikurangi/ditambahkan

(anti korupsi).

5. Koordinasi dengan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Setelah melakukan pendataan dan membuat data base, langkah terakhir dari

kegiatan pertama adalah berkoordinasi dengan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sepinggan Raya, Sepinggan Baru dan Sepinggan terkait data Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sudah selesai direkapitulasi. Berdasarkan data tersebut

Pekerja Sosial Masyarakat dapat menjadikan dasar monitoring terhadap Orang Dengan

Gangguan Jiwa di wilayahnya. Pekerja Sosial Maysrakat juga dapat memberikan

masukan terkait Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ada di wilayahnya yang

belum terdata. Koordinasi juga dilakukan terkait rencana home visit dalam rangka

sosialisasi untuk meningkatkan dukungan keluarga terhadap Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) di 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Sepinggan, Kelurahan Sepinggan

Raya dan Kelurahan Sepinggan Baru.

5.2 Pelaksanaan Kegiatan 2

Judul Kegiatan Pembuatan Buku Data untuk Pengarsipan

Tanggal Pelaksanaan 14 – 20 Februari 2020

Output Kegiatan Buku Data

Uraian Kegiatan :

Kegiatan pembuatan buku data dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan sebagai

berikut :

Gambar 4. Sinkronisasi dan Pengklasifikasian Data

Gambar 5. Koordinasi dengan PSM

Page 42: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 31

1. Mencari Referensi Pembuatan Buku Data Sebelum memulai membuat buku data, dilakukan tahap mencari referensi dalam

pembuatan buku data sehingga dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas). Referensi

diambil dari buku-buku mengenai pekerjaan sosial yang berjudul Buku Manajemen

Kasus Pekerja Sosial yang berisi mengenai tahapan pelayanan, form-form pendukung

pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Selain itu referensi juga

berasal dari hasil koordinasi dengan Pekerja Sosial Dinas Sosial Kota Surakarta dan

didapatkan beberapa referensi diantaranya kontrak pelayanan, informed consent, surat

pernyataan persetujuan, formulir terminasi, assessment, case record, form lapsos.

Referensi juga berasal dari hasil koordinasi dengan Sakti Peksos Kementrian Sosial yang

didapatkan hasil diantaranya formulir rujukan dari pihak lain, formulir kontrak, formulir

kontrak keluarga, instrument asesmen awal, instrument kerentanaan keluarga, konferensi

kasus dan formulir rujukan.

2. Merancang Design Buku Pelayanan yang Memuat Arsip (identitas, riwayat

pengobatan, hasil asesmen, pelayanan)

Pada tahap ini, pertama merancang buku dengan membuat daftar/list isi yang akan

dicantumkan dalam buku. Daftar isian buku yang pertama adalah lembar identitas yang

berisi identitas Orang Dengan Gangguan Jiwa, identitas keluarga (orang tua) dan

identitas wali (istri/suami/keluarga lainnya). Daftar isian yang kedua berisi form

pernyataan persetujuan keluarga terhadap pelayanan pekerja sosial dan 9 (sembilan) hal

lainnya yang memerlukan persetujuan keluarga. Ketiga adalah lembar asesmen BPSS

yang berisi 4 aspek penilaian diri Orang Dengan Gangguan Jiwa yaitu aspek biologis,

psikologis, sosial dan spiritual. Keempat adalah lembar intervensi yang berisi mengenai

tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh keluarga dalam penanganan terhadap Orang

Dengan Gangguan Jiwa. Kelima adalah lembar monitoring terhadap pelaksanaan

intervensi yang dilakukan oleh keluarga. Keenam adalah lembar terminasi berisi lembar

pemutusan pelayanan pekerja sosial kepada orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang

digunakan apabila keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) telah mampu secara

mandiri mengurus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Terakhir berisi lembar

kontrol rawat jalan, rawat inap dan pelayanan rehabilitasi yang diterima Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ). Hasil referensi yang telah didapatkan kemudian diolah untuk

dimasukkan ke rancangan buku sesuai dengan daftar isi yang telah dibuat. Design buku

dibuat dengan menggunakan Microsoft Publisher. Tema buku ini adalah jurnalku yang

menjelaskan perjalanan/riwayat Orang Dengan Gangguan Jiwa. Buku ini digunakan

sebagai arsip yang memudahkan pegawai yang menangani Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) untuk melihat riwayat klien baik dari segi biologis, sosial, psikologis,

spiritual dan riwayat pengobatan klien (inovasi /komitmen mutu).

Gambar 6. Mencari Referensi Buku

Page 43: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 32

3. Mengkonsultasikan Rancangan kepada Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban

Tindak Kekerasan

Untuk memastikan buku data telah dibuat dengan benar dilakukan asistensi kepada

Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan yaitu Atasan sekaligus

Mentor Penulis terkait konteks isi buku yang telah dibuat. Pada tahap ini Kasi

Rehabilitasi Tuna Sosial memeriksa rancangan buku data yang telah penulis buat. Untuk

beberapa halaman buku dinilai kurang sesuai urutannya dan beberapa kata-kata yang

salah ketik (typo), kemudian diminta untu melakukan koreksi untuk beberapa halaman

tersebut dan beberapa kata-kata yang salah ketik sehingga dihasilkan buku yang

berkualitas. Penulis menerima masukan dan menghargai masukan dari Atasan dengan

melakukan perbaikan terhadap halaman yang dinilai kurang maksimal (menghargai

atasan / nasionalisme sila ke-2). Penulis juga mengkonsultasikan terkait jumlah buku

yang akan dicetak.

4. Membuat Buku Data

Tahap kegiatan selanjutnnya setelah mendapatkan persetujuan rancangan buku data

dari Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan adalah membuat buku

data sesuai arahan atasan dengan secara teliti memeriksa kembali redaksi kata yang

dibuat dalam buku untuk menghindari kesalahan ketik (jujur dalam membuat buku

sesuai arahan anti korupsi). Penulis juga menyusun kembali halaman sesuai urutan

yang disarankan oleh atasan. Penulis juga membuat design cover buku secara menarik,

sederhana, ringkas dan efisien.

5. Mencetak Buku Data

Untuk memastikan buku data yang dibuat benar Penulis mencetak buku data yang telah

dirancang sesuai dengan masukan atasan.

Gambar 7. Merancang Design Buku

Gambar 8. Mengkonsultasikan rancangan kepada Mentor

Page 44: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 33

5.3 Pelaksanaan Kegiatan 3

Judul Kegiatan Pembuatan Leaflet dan Sticker

Tanggal Pelaksanaan 17 – 26 Februari 2020

Output Kegiatan Leaflet dan Sticker

Uraian Kegiatan :

Kegiatan pembuatan leaflet dan sticker dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan

sebagai berikut :

1. Mencari Referensi Pembuatan Leaflet dan Sticker

Sebelum memulai membuat leaflet dan sticker, dilakukan tahap mencari referensi

dalam pembuatan leaflet. Referensi didapatkan dari leaflet milik Balai Rehabilitasi

Penyandang Disabilitas Mental Budi Luhur, leaflet promosi kesehatan puskesmas

mengenai kesehatan jiwa serta Undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang

Disabilitas (akuntabilitas). Selain itu referensi juga berasal dari materi-materi yang

diberikan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dalam salah satu kegiatan

rutin yang diberikan kepada penerima manfaat terkait dengan family support /

peningkatan dukungan keluarga terhadap penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa

diantaranya peran keluarga dalam penanganan penyandang disabilitas mental Orang

Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pasca rehabilitasi, kebijakan pemerintah daerah dalam

penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa, family support/dukungan keluarga. Konsep

sticker disesuaikan dengan sasaran yaitu keluarga yang memiliki Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) dan tujuan dari pembuatan sticker yaitu sebagai salah satu

media pengingat keluarga yang memiliki Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam

menangani atau memperlakukan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Gambar 9. Mencetak Buku

Page 45: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 34

2. Merancang Design Laeflet dan Sticker

Pada tahap ini, mencari aplikasi pembuat leaflet dan sticker. Penulis menggunakan

aplikasi Canva untuk membuat leflet dan sticker. Leaflet dirancang berisi pemahaman

dasar mengenai Orang Dengan Gangguan Jiwa seperti definisi mengenai Orang Dengan

Gangguan Jiwa / penyandang disabilitas mental yang diambil dari sumber Undang-

Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, gejala-gejala seseorang dapat

dikatakan mengalami gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa, penyebab kambuhnya

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dan penanganan pertama ketika kambuh.

Selanjutnya, leaflet berisi peran keluarga dalam menangani anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa, indikator keberhasilan keluarga dalam menangani Orang

Dengan Gangguan Jiwa dan alur penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa yang

dilaksanakan oleh perangkat daerah. Sticker dirancang dengan menekankan untuk

mengkampanyekan bagaimana memperlakukan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

seperti anggota lainnya terutama dalam hal pelibatan dalam kegiatan keluarga dan

perlunya dukungan keluarga secara fisik, psikis dalam mendampingi Orang Dengan

Gangguan Jiwa (nasionalisme sila ke-2).

Gambar 10. Mencari Referensi Leaflet & Sticker

Page 46: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 35

3. Mengkonsultasikan Rancangan kepada Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban

Tindak Kekerasan

Untuk memastikan lealet telah dibuat dengan benar dilakukan asistensi kepada

Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan yaitu Atasan sekaligus

Mentor Penulis terkait konteks isi leaflet yang telah dibuat (etika publik). Pada tahap ini

Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial memeriksa rancangan lealet yang telah penulis buat.

Untuk penyusunan leaflet diminta dimulai dari sisi kanan ke sisi kiri untuk memudahkan

pembaca leaflet. Kemudian diminta untuk melakukan koreksi untuk beberapa alur

penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dilaksanakan oleh perangkat daerah.

Penulis menerima masukan dan menghargai masukan dari Atasan serta staf lainnya

dengan melakukan perbaikan terhadap posisi leaflet dan alur penanganan. Penulis juga

mengkonsultasikan terkait jumlah leaflet dan sticker yang akan dicetak.

4. Membuat Leaflet dan Sticker

Tahap kegiatan selanjutnnya setelah mendapatkan persetujuan rancangan leaflet

dan sticker dari Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan adalah

membuat leaflet dan sticker sesuai arahan atasan dengan secara teliti memeriksa

kembali. Penulis juga menyusun kembali halaman sesuai urutan yang disarankan oleh

atasan dan perubahan alur. Penulis juga membuat design leaflet dan sticker secara

menarik, sederhana, ringkas (kreatif/komitmen mutu).

5. Mencetak Leaflet dan Sticker

Untuk memastikan leaflet dan sticker yang dibuat benar Penulis mencetak leaflet

dan sticker yang telah dirancang sesuai dengan saran atasan (anti korupsi).

Gambar 11. Merancang Design Leaflet & Sticker

Gambar 12. Mengkonsultasikan Rancangan Leaflet & Sticker ke Mentor

Page 47: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 36

5.4 Pelaksanaan Kegiatan 4

Judul Kegiatan Sosialisasi

Tanggal Pelaksanaan 27 Februari – 6 Maret 2019

Output Kegiatan Meningkatnya pengetahuan, motivasi terhadap Keluarga

ODGJ penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

dan daftar absensi

Uraian Kegiatan :

Setelah melakukan kegiatan 1 sampai dengan 3 selanjutnya Penulis melakukan

kegiatan 4 yaitu sosialisasi tentang penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

kepada keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan melakukan home visit.

Sasaran sosialisasi berdasarkan hasil pendataan dan hasil koordinasi dengan Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM). Kegiatan dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan yaitu sebagai

berikut :

1. Membuat Rencana Sosialisasi

Sebelum pelaksanaan kegiatan keempat ini penulis membuat rencana sosialisasi

dengan menentukan waktu pelaksanaan sosialisasi yang direncanakan selama 1 (satu)

minggu. Selain itu juga ditentukan pihak terkait yang dapat dapat diajak berkerja sama

yaitu Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sepinggan, Sepingga Raya dan

Sepinggan Baru sebagai pihak yang dijadikan acuan dalam menentukan target/sasaran

sosialisasi. Selain itu, Perangkat RT juga dianggap peranan sebagai pemegang wilayah

sasaran sosialisasi. Puskesmas Sepinggan Baru sebagai fasilitas kesehatan pertama yang

dapat dijadikan sebagai pusat informasi terkait materi sosialisasi terkait Orang Dengan

Gangguan Jiwa. Selain waktu dan pihak-pihak yang dilibatkan, disusun juga materi

sosialisasi yang bersumber dari Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

Budi Luhur Banjarbar dan Puskesmas Sepinggan Baru. Perlengkapan pendukung juga

dipersiapkan seperti daftar penerima sosialisasi, leaflet, sticker, buku yang juga akan

dibagikan bersamaan dengan sosialisasi, daftar penerima leaflet, sticker dan buku.

Gambar 13. Mencetak Leaflet & Sticker

Gambar 14. Membuat Rencana Sosialisasi

Page 48: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 37

2. Koordinasi ke Pihak Terkait Sebelum pelaksanaan kegiatan keempat ini penulis berkonsultasi dengan

Atasan/mentor terkait rencana sosialisasi. Penulis juga meminta izin kepada mentor

untuk dapat melakukan kegiatan tersebut dengan melibatkan Pekerja Sosial Masyarakat

(PSM). Kemudian dilakukan koordinasi dengan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sepinggan, Sepinggan Raya dan Sepinggan Baru melalui WhatsApp dan

tatap muka untuk menentukan sasaran sosialisasi di setiap Kelurahan. Hasil koordinasi

disepakati sasaran sosialisasi dengan mengambil 1 (satu) keluarga Orang Dengan

Gangguan Jiwa untuk Kelurahan Sepinggan Baru dan Sepinggan Raya serta 2 (dua)

keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa untuk wilayah Kelurahan Sepinggan.

Pengambilan sasaran berdasarkan data Orang Dengan Gangguan Jiwa dan Orang

Dengan Gangguan Jiwa yang memiliki intensitas kekambuhan cukup sering serta yang

belum terdata. Kegiatan sosialisasi dikoordinasikan ke perangkat RT yang telah

disepakati diantaranya ke Ketua RT 32 Sepinggan, Ketua RT 02 Sepinggan Baru, Ketua

RT 38 Sepinggan, dan Ketua RT 22 Sepinggan Raya (musyawarah/nasionalisme sila

ke-4). Koordinasi dilakukan secara langsung dan sebagian dibantu oleh Pekerja Sosial

Masyarakat (PSM). Koordinasi juga dilakukan dengan Puskesmas Sepinggan Baru

terkait dengan materi sosialisasi yang akan disampaikan serta pelayanan yang diberikan

Puskesmas Sepinggan Baru terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (komitmen mutu).

3. Pelaksanaan Sosialisasi

Sebelum pelaksanakan kegiatan sosialisasi penulis memeriksa kembali

kelengkapan administrasi yang akan diberikan dalam pelaksanaan sosialisasi. Sosialisasi

dilaksanakan bersama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sepinggan Baru dan

Sepinggan Raya. Sosialisasi pertama dilaksanakan dengan kunjungan rumah di RT. 22

Kelurahan Sepinggan Raya. Kesatu, penulis memperkenalkan diri serta menyampaikan

maksud dan tujuan dari kunjungan rumah. Kedua, penulis meminta persetujuan

/informed consent kepada keluarga terkait dengan pelaksanaan kegiatan (akuntabilitas

dan etika publik). Ketiga, penulis melaksanakan asesmen terhadap anggota keluarga

Gambar 15. Koordinasi dengan Pihak Lain

Page 49: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 38

dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sesuai dengan buku data jurnalku yang telah

dibuat. Keempat, penulis menyampaikan edukasi, motivasi dengan bahasa yang santun,

mudah dipahami dan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap informasi yang

disampaikan dan tidak terjadi perselisihan dikarenakan penggunaan bahasa yang kurang

sopan terkait dengan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dapat dilakukan

oleh keluarga. Untuk memperkuat materi sosialisasi yang disampaikan penulis

membagikan leaflet dan sticker yang dapat dijadikan pengingat dalam pelaksanaannya.

Tindak lanjut dari pelaksanaan sosialisasi yang disampaikan penulis memberikan tugas-

tugas sederhana (task center) yang harus dilaksanakan. Kelima, penulis memberikan

waktu kepada anggota keluarga apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas ataupun

hambatan dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Keenam, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan sasaran sosialisasi menerima penulis

serta ucapan permohonan maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan selama

pelaksanaan sosialisasi.

Pelaksanaan sosialisasi dilanjutkan ke wilayah Kelurahan Sepinggan Baru bersama

Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Sepinggan Baru dan Sepinggan Raya.

Sosialisasi ke rumah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berdomisili di RT. 02

Kelurahan Sepinggan Baru dengan mekanisme yang sama dengan kunjungan rumah

sebelumnya. Sosialisasi dilanjutkan ke wilayah Kelurahan Sepinggan dengan

mengunjungi rumah Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berdomisili di RT. 38

Kelurahan Sepinggan dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berdomisili di

RT. 32 Kelurahan Sepinggan. Mekanisme sosialisasi dilaksanakan sama seperti sasaran

sosialisasi sebelumnya. (Anti korupsi/jujur dalam pelaksanaan sosialisasi)

Gambar 16. Pelaksanaan Sosialisasi

Page 50: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 39

5.5 Pelaksanaan Kegiatan 5

Judul Kegiatan Pembuatan Forum Komunikasi Keluarga Orang Dengan

Gangguan Jiwa

Tanggal Pelaksanaan 5 – 12 Maret 2020

Output Kegiatan WhatsApp Group

Uraian Kegiatan :

Kegiatan Pembuatan Forum Komunikasi adalah kegiatan ke-5 sekaligus merupakan

kegiatan terakhir dari aktualisasi penulis dimana kegiatan ini dilakukan dengan beberapa

tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Mendata Kontak Keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Sebelum membuat forum komunikasi, penulis terlebih dahulu mendata kontak

keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) . Pendataan kontak keluarga dilakukan

bersamaan dengan proses sosialisasi. Pelaksanaan sosialisasi sebelumnya menggunakan

media buku data (Jurnalku) yang telah dibuat terdapat pencantuman nomor kontak

dalam persetujuan kontrak (inform concern). Kedua, penulis meminta izin sekaligus

menyampaikan rencana pembuatan forum komunikasi untuk keluarga pendamping

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) (nasionalisme sila ke-4/tidak memaksakan

kehendak dan etika publik). Apabila keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

tidak memiliki kontak yang dapat dihubungi, keluarga dapat menghubungi Pekerja

Sosial Masyarakat (PSM) kelurahan wilayahnya untuk menyampaikan atau memperoleh

informasi. Pendataan kontak keluarga sementara berisi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Kelurahan Sepinggan Raya, Sepinggan Baru dan Sepinggan serta keluarga yang menjadi

sasaran sosialisasi (anti korupsi/peduli).

2. Koordinasi dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

Penulis berkoordinasi dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

Balikpapan Selatan terkait dengan pembuatan forum komunikasi keluarga Orang

Dengan Gangguan Jiwa. Forum komunikasi untuk sementara terisi dengan Pekerja

Sosial Masyarkat (PSM) 3 (tiga) kelurahan dan kelurga yang menerima sasaran

sosialisasi. Untuk selanjutnya penulis akan menambahkan kontak kelurga melalui

kunjungan rumah selanjutnya. Penulis memohon bantuan TKS Kecamatan Balikpapan

Selatan untuk mendata kontak kelurga Orang Dengan Gangguan Jiwa di wilayahnya

(etika publik).

3. Membuat Grup WhatsApp

Setelah mengumpulkan kontak Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan

Sepinggan, Kelurahan Sepinggan Raya, Kelurahan Sepinggan Baru, serta keluarga

Gambar 17. Koordinasi dengan TKSK Balikpapan Selatan

Page 51: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 40

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang menjadi sasaran sosialisasi penulis

membuat grup WhatsApp yang bernama Teropong Jiwa sebagai forum komunikasi bagi

pendamping/keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam menangani Orang

Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Forum ini dibuat sebagai sarana koordinasi, bertanya,

berkeluh kesah, sharing informasi dalam penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa.

WhatsApp hanya diperuntukkan bagi keluarga/pendamping Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ). (komitmen mutu/inovasi)

5.6 Kontribusi Kegiatan Aktualialisasi Terhadap Visi-Misi

Pelaksanaan kegiatan Aktualisasi Teropong Jiwa ( Tanggap Ketuk Rumah

Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa ) ini turut membantu Dinas Sosial Kota

Balikpapan khususnya Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan

dalam menjalankan visi Dinas Sosial Kota Balikpapan yaitu terwujudnya kemandirian

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS) yang profesional dan berkualitas dan misi meningkatkan upaya – upaya

rehabilitasi sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Dengan adanya kegiatan Teropong Jiwa penanganan Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) membantu penjalanan Tupoksi dari Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial

Dinas Sosial Kota Balikpapan dalam memberikan pelayanan yang optimal terhadap

Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dengan dibuatnya kegiatan Teropong Jiwa dapat

mewujudkan kemandirian dan sisi humanistis dari keluarga Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) dalam menangani/memperlakukan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

pasca rawat inap di Rumah Sakit Jiwa atau pun pasca rehabilitasi sosial di Balai

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental. Adanya Teropong Jiwa ini

meningkatkan pelayanan Dinas Sosial Kota Balikpapan yang tidak hanya sebatas sebagai

fasilitator tetapi mampu mengoptimalkan pelayanan secara administratif maupun sosial

Orang Dengan Gangguan Jiwa melalui keluarga.

Gambar 18. Pembentukan Forum Komunikasi

Page 52: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 41

5.7 Dampak Tidak Diterapkannya Nilai Aneka Pada Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan Aktualisasi Teropong Jiwa (Tanggap Ketuk Rumah Orang Dengan

Gangguan Jiwa) dilaksanakan dengan mengedepankan nilai dasar PNS yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang biasa

disingkat ANEKA. Jika nilai dasar ANEKA tidak diterapkan pada kegiatan aktualisasi

ini yang terdiri dari lima kegiatan yaitu melakukan pendataan Orang Dengan Gangguan

Jiwa, membuat buku data, membuat leaflet dan sticker, sosialisasi melalui home visit

dan pembuatan forum komunikasi akan menimbulkan dampak yang tidak baik yaitu

antara lain :

1. Jika Nilai Akuntabilitas tidak diterapkan maka dalam kegiatan pertama pendataan

Orang Dengan Gangguan Jiwa yang diperoleh terpublikasi dan kahirnya

menyebar ke pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan, untuk kegiatan kedua

pembuatan buku data tidak sesuai dengan aturan/format pelayanan yang sudah ada

dan buku menjadi tidak efektif/efisien dalam pemakaiannya, untuk kegiatan ketiga

jika tidak dilakukan dengan akuntabilitas maka leafet tidak dapat memberikan

manfaat /memberikan informasi yang salah terhadap penerima leaflet karena

pembuatan leaflet tidak memiliki sumber acuan yang dapat

dipertanggungjawabkan, untuk kegiatan keempat sosialisasi melalui home visit

tidak sesuai dengan standar/mekanisme pelayanan yang telah ada sehingga tidak

ada rasa tanggung jawab dalam memberikan pelayanan, dan terakhir pada

kegiatan kelima yaitu pembuatan forum komunikasi menyebabkan kontak

keluarga terpublikasi dan terjadi penyalahgunaan kontak untuk hal-hal yang tidak

sesuai dengan kesepakatan.

2. Jika Nilai Nasionalisme tidak diterapkan pada kegiatan kesatu dan keempat maka

kegiatan maka kegiatan ini tidak menjadi kegiatan bersama Seksi Rehabilitasi

Tuna Sosial dan Korban Tindak Kekerasan namun hanya menjadi pekerjaan

pribadi penulis tanpa melibakan atasan dan pihak lain. Dampaknya kegiatan

aktualisasi ini tidak menimbulkan manfaat bagi Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan

Korban Tindak Kekerasan karena informasinya tertutup bagi penulis saja selain

itu dapat mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan tidak mendapat masukan atau

koreksi dari atasan maupun rekan kerja/pihak lain atas pekerjaan Penulis.

Kegiatan kedua akan berdampak pada munculnya ketidakpercayaan dari atasan

karena tidak adanya tindak lanjut dari masukan yang diberikan serta penilaian

atsan terhadap diri yang tidak mau menerima masukan orang lain. Tidak adanya

penerapan nilai nasionalisme pada kegiatan ketiga berdampak pada kegiatan untuk

kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan umum yang dapat memberikan

dampak untuk mendorong masyarakat memperlakukan manusia sesuai harkat dan

martabatnya. Kegiatan kelima tanpa adanya nilai nasionalisme berdampak pada

pandangan masyarakat yang menilai kegiatan ini sifatnya memaksa tanpa

menghargai hak/pendapat mereka untuk menyetujui/menolak.

3. Jika Nilai Etika Publik tidak diterapkan dalam dalam kegiatan pertama akan

berdampak pada penilaian instansi lain terhadap instansi yang dinilai tidak

profesional dan kurang menghargai instansi lain, kegiatan kedua dan ketiga

berdampak pada penilaian atasan bahwa Penulis tidak menghargai adanya

Page 53: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 42

kerjasama dan tidak mengetahui etika bekerja yang sifatnya koordinatif dengan

atasan maupun rekan kerja. ketiga yaitu menerima masukan dan arahan dari

Atasan untuk setiap kegiatan yang Penulis lakukan maka tidak timbul rasa

menghargai dan menghormati terhadap Atasan sehingga dapat menimbulkan rasa

tidak percaya dari Atasan terhadap pekerjaan yang Penulis lakukan karena saran,

masukan dan arahan dari Atasan tidak Penulis laksanakan. Sedangkan untuk

kegiatan keempat jika kegiatan yang dilaksanakan tanpa meminta izin kepada

sasaran sosialisasi dapat menyebabkan materi sosialisasi tidak tersampaikan

dengan baik dan diterima sasaran sosialisasi sebagai masukan/informasi yang

dapat mereka terapkan sehrai-hari. Yang terakhir untuk kegiatan kelima jika

Penulis tidak meminta ijin terlebih dahulu untuk melaksanakan sosialisasi

pemangku wilayah menyebabkan mencemarkan nama instansi yang dinilai tidak

menghargai, dan terjadinya kesimpangsiuran informasi dengan pemangku wilayah

yang menilai kegiatan ini dapat disalahgunakan.

4. Jika Nilai Komitmen Mutu tidak diterapkan pada pelaksanaan kegiatan pertama,

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akan banyak kekurangan dari output

kegiatan seperti surat permohonan yang kurang sopan, tidak tepat/keliru. Kegiatan

kedua, ketiga, keempat dan kelima jika tidak diterapkan nilai komitmen mutu

maka pelayanan tidak akan berkembang dalam ruang lingkup

pendampingan/fasilitatif tanpa adanya layanan yang promotif dan kemungkinan

semakin meningkatnya jumlah penelantaran oleh keluarga terhadap Orang Dengan

Gangguan Jiwa.

5. Jika Nilai Anti Korupsi tidak diterapkan pada pelaksanaan kegiatan pertama,

kedua, ketiga, dan keempat maka dapat terjadi ketidakjujuran dalam mengolah

data yang telah diperoleh dan membuat buku menyebabkan pelayanan terhadap

Orang Dengan Gangguan Jiwa tidak menyentuh individu tertentu maupun tidak

sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Kegiatan kelima tanpa adanya nilai

anti korupsi yaitu kepedulian terhadap sasaran kegiatan menyebabkan tidak

terlayaninya keseluruhan sasaran atau hanya memberikan manfaat kepada

individu-individu tertentu yang memahami teknologi.

Page 54: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 43

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kegiatan aktualisasi Teropong Jiwa (Tanggap Ketuk Rumah Pendamping Orang

Dengan Gangguan Jiwa) di Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak

Kekerasan menjadi alternatif dalam pemcehan isu kurangnya dukungan sosial keluarga

terhadap penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa di Kota Balikpapan. Dengan adanya

kegiatan Teropong Jiwa (Tanggap Ketuk Rumah Pendamping Orang Dengan Gangguan

Jiwa) membantu menjalanan Tupoksi dari Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban

Tindak Kekerasan Dinas Sosial Kota Balikpapan khusunya pelayanan terhadap Orang

Dengan Gangguan Jiwa. Kesatu dilakukannya pendataan dapat melengkapi data Orang

Dengan Gangguan Jiwa, melihat bagaimana Orang Dengan Gangguan Jiwa menjangkau

pelayanan kesehatan setempat serta terjalin koordinasi dengan perangkat daerah lainnya

khususnya Puskesmas. Kedua dan ketiga, adanya buku data, leaflet dan sticker juga

mempermudah petugas dalam memberikan pelayanan sosial secara komprehensif tidak

hanya sebatas pendampingan ke Rumah Sakit Jiwa Daerah dan sebagai salah satu

langkah pemberian edukasi/promotif terkait Orang Dengan Gangguan Jiwa melalui

leaflet dan sticker. Terakhir, sosialisasi dengan kunjungan ke rumah dan adanya

pembentukan forum komunikasi juga dapat dijadikan sebagai saran penjangkauan

keluarga dan cara meminimalisir dampak penelantaran atas ketidaktahuan keluarga

memperlakukan Orang Dengan Gangguan Jiwa. Adanya kegiatan aktualisasi ini

menjadi salah satu cara dalam penguatan nilai organisasi yaitu Humanis, Responsif,

Profesionalisme dan Integritas.

Proses yang telah dilakukan dalam seluruh kegiatan Aktualisasi ini melatih Penulis

sebagai CPNS untuk dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan Tupoksi dengan

menerapkan Nilai – nilai ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu dan Anti Korupsi sehingga nilai-nilai ANEKA dapat lebih tertanam ke

dalam diri CPNS dan selalu diterapkan ditempatkan kerja untuk menghasilkan pelayanan

yang baik kepada masyarakat. Selain nilai ANEKA pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ini

juga langkah kecil dalam penerapakan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu

Pelayanan Publik dengan meningkatkan pelayanan terhadap Orang Dengan Gangguan

Jiwa melalui pemutakhiran data, pengadaan buku serta leaflet, sosialisasi dan

pembentukan forum. Whole of Government dengan melakukan koordinasi dengan

perangkat daerah lain dalam memberikan penanganan terhadap Orang Dengan Gangguan

Jiwa.

Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi terkendala oleh beberapa aspek

diantaranya pada saat pelaksanaan kegiatan pendataan diantaranya data yang diperoleh

memerlukan waktu dan memiliki keterbatasan informasi. Kegiatan pembuatan buku

terkendala pada pencarian referensi yang sulit dikarenakan profesi pekerja sosial yang

masih terbatas. Sedangkan kegiatan pembuatan leaflet dan sticker yang terkendala

dengan waktu pengerjaan yang cukup memakan waktu mulai tahap merancang hingga

Page 55: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 44

mencetak. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang terkendala dengan kejadian yang tidak

direncanakan menyebabkan waktu pelaksanaan sosialisasi mundur sehingga target

sosialisasi dikurangi. Selain itu pada saat pelaksanaan, pihak yang direncanakan

diikutsertakan dalam sosialisasi tidak berhalangan karena bersinggungan dengan

pelaksanaan kegiatan lainnya. Kendala lainnya antaralain penggunaan bahasa daerah

dan sasaran sosialisasi yang sudah lanjut usia sehingga perlu menyesuaikan bahasa yang

dapat dimengerti oleh mereka. Kegiatan pembentukan forum komunikasi terkendala

pada tidak semua keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa yang mengikuti

perkembangan teknologi sehingga harus melibatkan pihak lain sebagai perantara dalam

pembentukannya.

6.2 Saran

Saran Penulis untuk kegiatan ini adalah kegiatan Teropong Jiwa (Tanggap ketuk

Rumah Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa) ini kontinyu dilanjutkan untuk

memberikan pelayanan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) secara optimal.

Selain itu diperlukan pendataan Orang Dengan Gangguan Jiwa secara periodik per

wilayah untuk memastikan Orang Dengan Gangguan Jiwa sudah terdata secara

keseluruhan dan memudahkan proses penyaluran program/bantuan yang dikhususkan

bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa. Perlu dilakukan pengadaan buku dan media lainnya

untuk dibagikan secara merata kepada keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

sebagai pengingat/promotif. Kegiatan ini juga perlu ditindaklanjuti dilakukan home visit

dan sosialisasi kepada keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) secara berkala

dan pembentukan forum tidak hanya sebatas melalui whatsapp tetapi dengan

pembentukan forum yang dijadwalkan bertemu secara berkala, memiliki struktur

kepengurusan di setiap wilayah serta mengadakan kegiatan rutin dalam forum.

Page 56: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 45

ROLE MODEL

Bapak Rusman A.Md. merupakan Kepala

Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Tindak

Kekerasan Kota Balikpapan. Lahir di Balikpapan

56 Tahun silam tepatnya tanggal 17 April 1963.

Alumni Akademi Bahasa Asing Kota Balikpapan

jurusan DIII Bahasa Inggris ini mengawali karir di

Departemen Sosial Kota Balikpapan Tahun 1988

di Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS).

Kemudian pada Tahun 1999 beliau dipindahkan ke

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota

Balikpapan disebabkan pembubaran Departemen

Sosial oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Pada

tahun 2006 beliau dimutasi menjadi Petugas Sosial Kecamatan di Samarinda. Setahun setelah

dimutasi, beliau ditarik kembali ke Kantor Pemberdayaan Masyarakat di bidang Usaha

Kesejahteraan Sosial (UKS). Pada tahun 2010 hingga tahun 2012 beliau bergabung dengan

Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial Kota Balikpapan. Beliau dimutasi kembali ke Badan

Narkotika Nasional Kota (BNNK) Balikpapan sebagai Kepala Seksi Pencegahan yang

kemudian terjadi perubahan menjadi Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan. Pada tahun 2018

dimutasi kembali ke Dinas Sosial Kota Balikpapan sampai dengan sekarang.

Beliau memiliki kepribadian yang tenang, sopan, dan sabar dalam berbagi ilmu. Hal

ini tergambar dari cara beliau dalam melayani setiap tamu yang datang kepada beliau dalam

menanyakan informasi terkait dengan pelayanan tentang beliau menerima dengan baik,

menyampaikan informasi dengan bahasa yang jelas dan tutur kata yang sopan sehingga tamu

yang datang bisa menerima informasi yang disampaikan dengan baik. Pada usia beliau yang

sudah tidak muda lagi dan sudah mendekati masa pensiun beliau masih bersemangat

melayani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)/Pemerlu Pelayanan

Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang memerlukan pemecahan masalah. Beliau selalu berusaha

memberikan pelayanan tanpa memandang bulu dan waktu. Di akhir pekan, beliau selalu

menyempatkan untuk memonitor Rumah Penampungan Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ). Beliau juga tidak keberatan untuk mengerjakan pekerjaan diluar tupoksinya seperti

bekrja bakti membersihkan Rumah Penampungan. Beliau selalu menjalankan tugas dengan

baik tidak pernah menolak pekerjaan. Alasan-alasan itulan yang menjadikan beliau sebagai

Role Model bagi Penulis.

Page 57: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 46

DAFTAR PUSTAKA

LAN RI, 2015, “AKUNTABILITAS” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta

LAN RI, 2015, “NASIONALISME” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta

LAN RI, 2015, “ETIKA PUBLIK” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta

LAN RI, 2015, “KOMITMEN MUTU” Modul Pendidikan dan Pelatihan dan Pelatihan Golongan III, Jakarta

LAN RI, 2015, “ANTI KORUPSI” Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Golongan I/II dan III, Jakarta

LAN RI, 2017, “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta

LAN RI, 2017, “WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta

LAN RI, 2017, “PELAYANAN PUBLIK” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta

Page 58: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan

| 47

LAMPIRAN

Page 59: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 60: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 61: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 62: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 63: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 64: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 65: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 66: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 67: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 68: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 69: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 70: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 71: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 72: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 73: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 74: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 75: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 76: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 77: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 78: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 79: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 80: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 81: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 82: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 83: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 84: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 85: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 86: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 87: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 88: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 89: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 90: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 91: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 92: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 93: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 94: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 95: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 96: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 97: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 98: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 99: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 100: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 101: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 102: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 103: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 104: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 105: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 106: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 107: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 108: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 109: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 110: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 111: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 112: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 113: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 114: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 115: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 116: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 117: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 118: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 119: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 120: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 121: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan
Page 122: TEROPONG JIWA (TANGGAP KETUK RUMAH PENDAMPING …pustakamaya.lan.go.id/uploaded_files/temporary/... · terkait orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada tahun 2018, jumlah orang dengan