14
Revisi Final Tugas II MK. Teori Seni Mahasiswa : Irfan

Teori susut pada gerabah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori susut pada gerabah

Revisi Final Tugas IIMK. Teori SeniMahasiswa : Irfan

Page 2: Teori susut pada gerabah

Penjelasan Istilah De’de’ Kadera• Istilah de’de’ dapat diartikan mengetuk atau memukul-mukul, hal ini karena

membuat keramik tradisional untuk peralatan dapur di buat dengan cara memukul-mukul dengan kayu sampai menipis dan membentuk bulatan wadah pallu (tungku), baranneng (gentong), celengan, kadera (kursi), dan lain-lain. Cara ande’de (membuat) ini sebenarnya sudah dikenal lebih awal oleh para pengrajin keramik sebelum mengenal teknologi putar yang telah dikenal luas oleh para pengrajin saat ini. Dalam perkembangannya, istilah ini juga sering ditafsirkan sebagai buatan, brand/ciri khas dari produk buatan daerah tertentu, misalnya pada keramik Takalar akan di beri nama de’de’ Takalar sebagai tanda bahwa keramik tersebut adalah buatan para pade’de’ (pengrajin) dari daerah Takalar

• Para pengrajin keramik inipun bagi masyarakat lokal lebih dikenal dengan istilah pade’de’ (pembuat keramik), mirip dengan istilah empu bagi para pengrajin keris yang ahli dari Jawa. Istilah de’de’ juga sebenarnya dikenal secara popular dalam pembuatan badik Makassar, sebab badik juga dibuat dengan cara di ketuk dan di pukul-pukul hingga terbentuk menjadi sebuah badik, namun para ahli pembuat badik lebih dikenal dengan istilah “panre” sama dengan empu di Jawa, panggilan tersebut diberikan karena orang tersebut dianggap ahli dalam bidang tertentu.

Page 3: Teori susut pada gerabah

• di Takalar, proses membuat keramik di sebut sebagai Ande’de’, para pembuat keramik disebut dengan pade’de’, sedangkan produk hasil buatannya di sebut sebagai de’de’ Takalar.

• De’de’ kadera Takalar adalah kursi keramik buatan pengrajin keramik dari daerah Takalar. De’de’ Kadera baji adalah kursi yang baik dan memenuhi standar-standar tradisional pade’de’ (pengrajin) dari Takalar, standar-standar tradisional tersebut adalah proses pengambilan dan pengolahan tanahnya baik, proses pembentukannya pun sesuai dengan kebiasaan sehari-hari para pade’de’, demikian pula ukurannya pas untuk di duduki, bentuk bulat ada yang melengkun kedalam dan ada yang melengkung keluar, demikian pula hiasan yang menggunakan warna-warna cerah seperti biru dengan hiasan-hiasan pohon, bunga, atau daun.

Page 4: Teori susut pada gerabah

De’de’ kadera kodi atau kursi yang jelek adalah kursi yang tidak memenuhi standar-standar tradisional para pade’de’ bisa jadi rusak pada saat pembentukan, pecah saat pembakaran, atau menjadi sebuah kadera dengan bentuk yang tidak bulat penuh, ukurannya kurang nyaman (tidak ergonomis) untuk diduduki, atau hiasannya yang tidak menggunakan warna-warna khas daerah Takalar.

Page 5: Teori susut pada gerabah

• Kadera baji de’de’ Takalar merupakan salah satu kriya keramik yang dibuat dengan sentuhan tangan manusia, sehingga antara kursi yang satu dengan lainnya tentunya akan berbeda dari segi berat, kualitas, dan ukuran. Namun demikian, para pade’de’ (pengrajin) memiliiki cara tersendiri untuk meminimalisir perbedaan tersebut, dengan kebiasaan yang telah terlatih, para pengrajin tersebut membuat dengan rasa dan perkiraan dalam menggunakan kadar tanah untuk satu kursi mereka mulai membentuk dengan pertimbangan-pertimbangan kebiasaan saja

• Berbagai upaya yang dapat dilakukan agar bisa membuat kadera de’de Takalar secara manual adalah : 1) berlatih, 2) pemilihan tanah yang tepat, 3) pengolahan tanah yang tepat, 4) pembentukan yang tepat, 5) pengeringan yang tepat, 6) pembakaran yang tepat, 7) finishing/penghiasan yang tepat.

Page 6: Teori susut pada gerabah

1. KANDUNGAN TANAH LIAT Ada tiga jenis tanah untuk keramik, 1) Tanah Earthenware (900c-1100c), merupakan jenis tanah bakaran rendah. Warna bakar yang ditimbulkannya yaitu merah, pink, atau coklat. 2) Tanah Stone (1150c-1250c), merupakan jenis tanah bakaran tinggi, warna bakar yang ditimbulkannya keabuan. 3) Tanah Porcelain (1260c-1350c), tanah ini merupakan racikan sendiri. Tidak dapat diperoleh dari sumber-sumber alam secara langsung seperti halnya pada jenis tanah diatas. Warna bakar yang di timbulkannya adalah putih.

JENIS TANAH YANG KITA BAHAS ADALAH YANG PERTAMA TANAH EARTHENWARE (900C-1100C)

Page 7: Teori susut pada gerabah

Kandungan Tanah Liat TakalarWarna Tanah Ke abu-abuanSebab memiliki kandungan sat arang sisa

tumbuh-tumbuhan yang telah terbagi rata

Struktur tanah memiliki sifat liat sebab memiliki zat-zat yang sangat halus dan dapat di saring dengan saringan 5.000 kawat per cm2

(TERHALUS ADALAH 10.000 KAWAT PER CM2)

Tanah tersebut akan tetap memiliki sifat liat untuk dibentuk selama belum pernah dibakar lebih dari 500 c

Bila dibakar lebih dari 500 c maka akan kehilangan air kimianya yang terikat dalam persenyawaan tanah sehingga tidak

mempunyai sifat liat lagi

Page 8: Teori susut pada gerabah

Tanah Takalar memiliki sifat liat dan plastis yang sedang-sedang saja sehingga daya susutnyapun tidak terlalu tinggi.

Semakin liat dan plastis sifat tanah, maka daya susutnya pun akan

semakin tinggi

Page 9: Teori susut pada gerabah
Page 10: Teori susut pada gerabah

Proses Pengambilan dan pengolahan Tanah

Tanah Liat

Penggalian Penampungan

Pengolahanbentuk Keramik

Pengeringan

Page 11: Teori susut pada gerabah

2. PENGERINGAN Menguji tingkat kadar air, kekeringan,

dan daya susut pada keramik dapat di ukur pada saat pengeringan sebelum dibakar, bisa melalui timbangan, atau alat khusus dari lab

Daya susut tanah dapat di ukur dengan berubahnya ukuran keramik baik tinggi maupun lebarnya, secara alamiah bila kadar air berkurang maka keramik pun akan mengalami penyusutan (mengecil)

Page 12: Teori susut pada gerabah

Hasil Eksperimen Kadar AirNo Uraian Keramik Berat hari

Ke 2(Kg)Berat hari ke 7(Kg)

Daya Susut Tanah

1 P. I. 1 7,7 6,7 2 %

P. I. 2 7,3 6,3 2 %

2 P. II. 1 6,8 5,8 2 %

P. II. 2 6,3 5,2 2 %

3 P.III.1 7,0 6,0 2,5 %

P.III.2 7,1 7,1 2,5 %

4 P.IV.1 5,6 4,6 2,1 %

P.IV.2 5,9 5,9 2,2 %

5 P.V.1 6,5 5,5 1,6 %

P.V.2 6,8 5,8 1,7 %

Page 13: Teori susut pada gerabah

Daya Susut setelah di bakarNo Uraian Keramik Berat hari

ke 7(Kg)Daya Susut Tanah

Berat setelah dibakar (kg)

Daya susut setelah dibakar

1 P. I. 1 6,7 2 % 5,3 4 %

P. I. 2 6,3 2 % 5,0 4 %

2 P. II. 1 5,8 2 % 4,5 4 %

P. II. 2 5,2 2 % 3,9 4 %

3 P.III.1 6,0 2,5 % 5,0 5 %

P.III.2 7,1 2,5 % 6,1 5 %

4 P.IV.1 4,6 2,1 % 3,6 4,2 %

P.IV.2 5,9 2,2 % 4,7 4,4 %

5 P.V.1 5,5 1,6 % 4,2 3, %

P.V.2 5,8 1,7 % 4,5 3,2 %

Page 14: Teori susut pada gerabah

Kesimpulan Setiap produk keramik mengalami

pengurangan berat dari hari ke 2 sampai ke 7 sebanyak 1 kg, sehingga rata-rata pengurangan berat tiap hari adalah 1 kg : 7 = 0,14 kg

Pengurangan kadar air tersebut pun masih terjadi pada saat proses pembakaran dengan jumlah yang sama pula rata-rata 1 kg berat berkurang.

Daya susut produk sejak pengeringan hingga selesai pembakaran adalah sekitar 6 sampai 8 %.