22
TEORI PSIKOANALISA TENTANG KEPRIBADIAN MENURUT ERIKSON Februari 27th, 2011 Menurut Erikson, perkembangan manusia melewati suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses dialektik ini adalah salah satu dari kekuatan dasar manusia yaitu harapan, kemauan, hasrat, kompetensi, cinta, perhatian, kesetiaan dan kebijaksanaan. Perjuangan di antara dua kutub ini meliputi proses di dalam diri individu (psikologis) dan proses di luar diri individu (sosial). Dengan demikian, perkembangan yang terjadi adalah suatu proses adaptasi aktif. * Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson 1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun). Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak 2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun). Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi. 3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th). Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya : “membuat”, “ campur tangan”, “mengambil inisiatif” , membentuk”, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi” 4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun). Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai

Teori Psikoanalisa Tentang Kepribadian Menurut Erikson

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hgjh

Citation preview

TEORI PSIKOANALISA TENTANG KEPRIBADIAN MENURUT ERIKSONFebruari 27th, 2011

Menurut Erikson, perkembangan manusia melewati suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses dialektik ini adalah salah satu dari kekuatan dasar manusia yaitu harapan, kemauan, hasrat, kompetensi, cinta, perhatian, kesetiaan dan kebijaksanaan. Perjuangan di antara dua kutub ini meliputi proses di dalam diri individu (psikologis) dan proses di luar diri individu (sosial). Dengan demikian, perkembangan yang terjadi adalah suatu proses adaptasiaktif.

* Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson

1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).Perkembangan basic trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak

2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood : 1/1,5-3 tahun).Mulai mengembangkan kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya diri apabila suatu kegagalan terjadi.

3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th).Komponen positif adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya : membuat, campur tangan, mengambil inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan dan berkompetisi

4. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun).Dimulai industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasaidan kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas merasadiri tidak tidak berguna.

5. Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas ( masa remaja: 12-20 tahun).Tahap perkembangan sebelumnya memberi kontribusi yang berarti pada pembentukkan Identitas dapat terjadi krisis identitas. Fungsi dasar remaja : mengintegrasikan berbagai identifikasi yang mereka dapat pada masa kanak-kanak untuk melengkapi proses pencarian identitas

6. Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th).Perkembangan identitas mendasari perkembangan keakraban indvidu dengan orang lain. Kemampuan mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah satu aspek keintiman adalah solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai, individu cenderung menutup diri.

7. Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ).Generativitas bertitik tolak pada pentingnya dan pengarahan generasi berikutnya.Penting menumbuhkan upaya-upaya kreatif dan produktif . Bila generativitas gagal, terjadi stagnasi.

8. Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th).Secara ideal telah mencapai integritas Integritas : menerima keterbatasan hidup,merasa menjadi bagian dari generasi sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuaibertambahnya usia, merupakan integrasi akhir dari tahap-tahap sebelumnya. Bilaintegritas gagal : timbul keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah dan belumdilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian

Filed under Tak Berkategori | Comment (0)

TEORI PSIKOANALISA TENTANG KEPRIBADIAN MENURUT FREUDFebruari 25th, 2011

PSIKOANALISA FREUD

Teori Freud mengenai dapat diikhtisar dalam rangka struktur, dinamika dan perkembngan kepribadian.

1. Struktur Kepribadian

Menurut Freud kepribadian terdiri atas 3 sistem atau aspek, yaitu:

1. Das es (id), yaitu aspek biologis

2. Dan ich (ego), yaitu aspek psikologis

3. Das ueber ich (super eego), yaitu aspek sosiologis

Kendatipun ketiga aspek itu masing - masing mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri sendiri, namun ketiganya beerhubungan dengan rapat sehingga sukar (tidak mungkin) untuk memisah - misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia; tingkah laku selalu merupakan hasil dari ketiga aspek itu.

1. Das es

Das es atau dalam bahasa inggris the id disebut juga oleh Freud system der unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original di dalam kepribadian; dari aspek inilah kedua aspek yang lain tumbuh. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar - benarnya (the true psychic reality), oleh karena itu das es merupakan dunia batin atau subjektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.

2. Das ich

Das ich atau dalam bahasa inggris the ego disebut juga system der bewussten-vorbewussten. Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitat). Perbedaan yang pokok antara das es dan das ich, yaitu kalau das es itu hanya mengenal dunia subjektif (dunia batin) maka das ich dapat membedakan sesuatu yang hanya didalam batin dan sesuatu yang ada didunia luar (dunia objektif, dunia realitas).

3. Das ueber ich

Das ueber ich adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai - nilai tradisional serta cita cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangan. Das ueber ich lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan; karena itu das ueber ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak dan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.

2. Dinamika Kepribadian

Freud sangat terpengaruhi oleh filsafat determinisme dan positivisme abad XIX dan menganggap organisme manusia sebagai suatu kompleks sistem energi, yang meemperoleh energinya dari makanan serta mempergunakannya untuk bermacam - macam hal: sirkulasi, pernafasan, gerakan otot otot, mengamati, mengingat, berfikir, dan sebagainya. Sebagaimana ahli - ahli ilmu alam abad XIX yang mendefinisikan energi berdasarkan lapangn kerjanya, maka Freud menamakan energi dalam bidang psike ini energi psikis (psychic energy). Menurut hukum penyimpanan tenaga (concervation of energy) maka energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapt hilang. Berdasar pada pemikiran itu Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan ke energi fisiologis dan sebaliknya. Jembatan antara energi tubuh dengan kepribadian ialah das es dengan instink intinknya.

3. Perkembangan Kepribadian

Freud umumnya dipandang sebagai ahlli yang pertama tama mengutamakan aspek perkembangan (genetis) daripada kepribadian dan terutama yang menekankan peranan yang menentukan daripada tahun tahun permulaan masa kanak kanak dalam meletakan dasar dasar struktur kepribadian. Freud berpendapat bahwa pada dasarnya kepribadian telah terbentuk pada akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan terhadap struktur dasar itu. Kesimpulan yang demikian itu diambilnya atas dasar dasar pengalamannya dalam melakukan psikoanalisis. Penyelidikan dalam hal ini selalu menjurus ke arah masa kanak kanak, yaitu masa yang mempunyai peran menentukan dalam hal timbulnya neurosis pada tahun tahun yang lebih kemudian. Freud beranggapan bahwa kanak kanak adalah ayahnya manusia (The Child Is the Father of Man). Dalam menyelidiki masa kanak kanak ini Freud tidak langsung menyelidiki kanak kanak, akan tetapi membuat rekonstruksi atas dasar ingatan orang dewasa mengenai masa kanak kanaknya.

Filed under Tak Berkategori | Comment (0)

Sejarah Perkembangan Kesehatan MentalFebruari 18th, 2011

Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.

Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan mental.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.

Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.[1]

Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.

Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.

Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.

Di dalam bukunya A Mind That Found Itself, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:

1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar Mental Hygiene dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

sumber:[1] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989,

[2] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental

[3] Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.

[4] Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, hal. 14.

Filed under Tak Berkategori | Comment (0)

KONSEP SEHATFebruari 11th, 2011

Pada masa lalu, sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah, akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.

Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).

defenisi awal Sehatitu sendiri merupakan sebuah keadaaan di mana tidak hanya terbabas dari segala penyakit tapi meliputi juga sehat fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

namun, Konsep sehat dan kesehatan merupakan dua hal yang hampir sama tapi berbeda. Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sementara menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengembangkan defenisi tentang sehat. Pada sebuah publikasi WHO tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.

manusia dapat dikatakan sehat jika semua organ yang ada didirinya melakukan semua kegiatannya secara seimbang, mulai dari menjaga kesehatan fisik, pikiran, sosial, emosional, dan spiritual.

ini sama dengan karakteristik mental yang sehat :

Terhindarnya dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwaZakiyah Darajat (1975) mengemukakan tentang perbedaan antara ganguan jiwa (neurose) dengan penyakit jiwa (psikose) yaitu;- Yang neurose masih mengetahui dan merasakan kesukaranya sebaliknya yang kena psikose tidak.- Yang neurose, kepribadianya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya, sedangkan yang kena psikose kepribadianya dari segala segi(tanggapan,perasaan, dan dorongan-dorongannya) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan ia hidup jauh dari alam kenyataan.

Dapat menyesuaikan diriPenyesuaian diri (self adjustment) merupakan proses untuk memperoleh/ memenuhi kebutuhan( need satisfaction), dan mengatasi stress, konflik, frustasi, serta masalah maslah tertentu dengan cara-cara tertentu. Seseorang dikatangan memiliki penyesuaian diri normal manakala dia mampu memenuhi kebutuhuan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkunganya serta sesuai dengan norma agama.

Memanfaatkan potensi semaksimal mungkinIndividu yang sehat mentalnya adalah yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya, dalam kegiatan-kegiatan yang positif dan konstruktif bagi pengembangan kualitas dirinya.

Tercapai kebahagian pribadi dan orang lainOrang yang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau respon-responya terhadap situasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya, memberikan dampak positif bagi dirinya dan atau orang lain.

Dadang Hawari(PR,19-01-1995) mengemukakan pendapat WHO, bahwa kriteria jiwa (mental) yang sehat yaitu:- Mampu belajar dari pengalaman- Mudah beradaptasi- Lebih senang memberi daripada menerima- Lebih senang menolong daripada ditolong- Mempunyai rasa kasih sayang- Memperoleh kesenangan dari hasil usahanya- Menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pengalaman- Berfikir positif

Sikun Pribadi (1981) mengemukakan ciri atau manifestasi jiwa yang sehat adalah:- Perasaan aman, bebas dari rasa cemas- Rasa harga diri yang mantap-Spontanitas dan kehidupan emosi yang hangat dan terbuka- Mempunyai keinginan-keinginan yang sifatnya duniawi,jasmani yang wajar dan mampu memuaskannya-Dapat belajar mengalah dan merendahkan diri sederajat dengan orang lain- Tahu diri,artinya mampu menilai kekuatan dan kelemahan dirinya(baik fisik maupun psikis) secara tepat dan objektif- Mampu melihat realitas sebagai realitas dan memperlakukannya sebagai realitas- Toleransi terhadap ketegangan atau stress, atrinya tidak panik pada saat menghadapi masalah- Integritas dan kemantapan dalam kepribadian- Mempunyai tujuan hidup yang adekuat(posif dan konstruktif)- Kemampuan belajar dari pengalaman- Kemampuan penyesuaian diri dalam batasan-batsan tertentu dengan norma-norma yang berlaku- Kemampuan tidak terkait oleh kelompok artinya mempunyai pendirian sendiri, dapat menilai baik-buruk, benar-salah tentang kelompoknya.

dengan kita memilki karakter yang sehat, tidak mustahil kita dapat menjalankan dengan baik konsep sehat mulai sekarang pada diri sendiri.

akan lebih baik jika diirigi dengan kegiatan pada spiritualnya, yang mungkin dengan menjaga hati, tutur kata, perbuatan dan selalu melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab kita kepada Tuhan, itu juga sudah dikatakan sebagai konsep sehat secara spiritual yang baik bagi diri.

Filed under Tak Berkategori | Comment (0)

E-LIBRARYOktober 28th, 2010

artikel oleh Riah W

Akrabkah anda dengan istilah semacam e-commerce, e-banking, e-learning, e-government, e-mail dan sebagainya? Huruf e disini mengacu pada kata electronic. Bagaimana dengan e-library, e-books, e-journal, e-bibliografi (OPAC) sama populerkah? kemunculan internet merupakan salah satu sarana yang sangat membantu para akademisi. Bagaimana tidak? Beraneka ragam referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Kamu-kamu sebagai mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan. Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan waktu. Kendala ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah buku. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional. Untuk menuju perpustakaan elektronik (e-library) atau digital library, maka produk-produk perpustakaan harus dilayankan secara elektronik. Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, menyebutkan : Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic library atau virtual library) adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer. Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan koleksi digital adalah:This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short life of the Internet.

Sedangkan menurut Donald J. Waters mendefinisikan perpustakaan digital adalah : Digital libraries are organizations that provide the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economically available for use by a defined community or set of communities.

Singkatnya koleksi digital sebenarnya dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.

Setiap perguruan tinggi harus menyadari bahwa digitalisasi di perpustakaan adalah untuk meningkatkan kualitas jasa, bukan sebagai penambahan jumlah atau pembaharuan (modernisasi) peralatan saja. Dalam hal ini perpustakaan digital dapat diukur berdasarkan 10 butir penilaian kualitas jasa, yaitu :

1. Kinerja umum (performance) Memenuhi persyaratan dasar dalam penggunaan teknologi digital2. Keselarasan (conformance)Memakai standar lokal, nasional, maupun internasional dalam hal pengiriman dan pertukaran informasi3. Kekhususan (features)Memberikan kemudahan yang tidak ada di perpustakaan biasa dalam bentuk fitur atau jasa khusus4. Kehandalan (reliability) Menjamin keajegan dalam penyediaan informasi5. Kesinambungan (durability)Bukan merupakan proyek sesaat6. Keterbaruan (currency)Informasi selalu diperbarui7. Kemudahan jasa (servive ability)Mudah digunakan, termasuk bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan.8. Keindahan penampilan (aesthetics and image)

Memenuhi selera pengguna demi kenyamanan penggunaan9. Kesepakatan kualitas (perceived quality)Merupakan kesepakatan antar pemakai, bukan pandangan individual10. Kebergunaan (usability)Merupakan ukuran paling penting di semua jenis jasa. Nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subyektif berdasarkan pengalaman mereka dalam hal.:a. Efektivitas sistemSeberapa jauh perpustakaan digital mampu secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna. Termasuk di sini adalah relevansi informasi itu bagi pengguna.b. Efisiensi sistemYaitu kemampuan sistem menghemat waktu dan upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari lingkungan lokal.c. KepuasanYaitu ukuran subyektif tentang kemudahan pemakaian, tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan (seberapa banyak sumber yang bisa dihubungi)d. Kemudahan integrasiSeberapa jauh perpustakaan digital dan jasanya dapat dengan mudah dijadikan bagian dari kegiatan utama pengguna di universitas (belajar, mengajar, penelitian)Membangun koleksi digital juga dapat dilakukan dengan cara melakukan pengadaan koleksi melalui penyedia koleksi digital atau database digital baik membeli atau berlangganan. Adapun ragam koleksi digital adalah :1. E-JournalMenurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan e-journal adalah :An article or complete journal available fully electronically via a web-site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for service. This trend is older and more established than the trend of providing e-book content via the Internet. Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan primer, berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer baru akan ada apabila ada penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja menerbitkan jurnal ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang meneliti maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan. Situasi ini sama sekali terbalik dengan penerbitan majalah.Penelitian memerlukan dana yang tidak sedikit, dengan dermikian tidak heran bahwa kualitas ilmiah suatu negara tergantung dari alokasi dana penelitian yang dialokasikan oleh pemerintahnya. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa secara tradisional mempunyain anggaran besar untuk penelitian, sehingga negera-negara itu menjadi sumber utama-artikel ilmiah. Sumber lain untuk penelitian adalah yayasan-yayasan yang dibentuk oleh para milyarder di negara-negara maju.Saat ini banyak perpustakaan perguruan tinggi berlangganan database online yang berisi berbagai macam jurnal elektronik maupun artikel elektronik. Melalui database online ini perpustakaan mampu menyediakan koleksi digital yang dapat diakses oleh pengguna perpustakaan dalam wilayah area tertentu. Ebscohost dan Proquest adalah dua contoh database yang saat ini cukup laris dan menjadi primadona bagi perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menyediakan koleksi digital. Untuk membangun sistem perpustakaan digital, ada banyak aplikasi yang bisa digunakan, baik yang komersial maupun yang Open Source.Akses e-journal di Indonesia masih menemui berbagai kendala, diantaranya seperti yang diungkap oleh Budi Rahardjo, yaitu :1. Kurangnya penguasaan bahasa Inggris.

Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris, tetapi sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris. Maka penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).

2. Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. 2. Katalog Online (OPAC)Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, menyebutkan : An Online Public Access Catalog (often abbreviated as OPAC or simply Library Catalog) is an online database of materials held by a library or group of libraries. Users typically search a library catalog to locate books, periodicals, audio/visual materials or other items under control of a library.

OPAC merupakan database online berupa bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan, di mana pengguna bisa melakukan pencarian bahan pustaka yang dimaksud untuk mengetahui lokasi maupun status bahan pustaka tersebut. Tujuan utama dari katalog terkomputerisasi adalah membuat suatu sistem pengkatalogan yang sesuai dengan pemanfaatannya.. Sumber-sumber pembuatan katalog online (terkomputerisasi) didapatkan dari:a. Katalog manual lokal yang berbentuk lembaran atau kartu tercetak;File yang telah dibuat oleh kataloger, baik telah berformat MARC maupun belum;b. Penggabungan (integrasi) file database katalog antar perpustakaan;c. Membeli katalog komersial berformat MARC.Hasil katalog terkomputerisasi ini dapat diakses melalui Online Public Access Catalogue (OPAC) atau situs web. 3. E-booksBerdasarkan Wikipedia, the free encyclopedia menyebutkan bahwa e-book adalah:An e-book (short for electronic book, also written eBook or ebook) is an e-text that forms the digital media equivalent of a conventional printed book, often protected with a digital rights management system. E-books are usually read on personal computers or smart phones, or on dedicated hardware devices known as e-book readers or e-book devices. Many mobile phones can also be used to read e-books.

Buku-e (singkatan dari buku elektronik) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku-e berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku-e diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku-e dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku-e yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf, jpeg, lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk membaca buku-e tersebut.

a) Teks polos : Teks polos adalah format paling sederhana yang dapat dilihat hampir dalam setiap piranti lunak menggunakan komputer personal. Untuk beberapa devais mobil format dapat dibaca menggunakan piranti lunak yang harus lebih dahulu diinstal.

b) Pdf : Format pdf memberikan kelebihan dalam hal format yang siap untuk dicetak. Bentuknya mirip dengan bentuk buku sebenarnya. Selain itu terdapat pula fitur pencarian, daftar isi, memuat gambar, pranala luar dan juga multimedia.c) JPEG : Seperti halnya format gambar lainnya, format JPEG memliki ukuran yang besar dibandingkan informasi teks yang dikandungnya, oleh karena itu format ini umumnya populer bukan untuk buku-e yang memilki banyak teks akan tetapi untuk jenis buku komik atau manga yang proporsinya lebih didominasi oleh gambar.d) LIT : Format LIT merupakan format dari Microsoft Reader yang memungkinkan teks dalam buku-e disesuaikan dengan lebar layar divais mobil yang digunakan untuk mebacanya. Format ini memiliki kelebihan bentuk huruf yang nyaman untuk dibaca.e) HTML : Dalam format HTML ini gambar dan teks dapat diakomodasi. Layout tulisan dan gambar dapat diatur, akan tetapi hasil dalam layar kadang tidak sesuai apabila dicetak.Dalam menyebarkan informasi digital, maka perlu suatu media yaitu internet. Ada beberapa pengertian internet, diantaranya adalah :Smith menyatakan bahwa internet adalah: The internet is just an international network of computer linked together. Once youre hooked up and plugged in you can rocket around computers across the world, drop into discussion groups, read bulletin boards, share ideas, photos, videos, articles, news and games.

(Internet hanyalah jaringan computer internasional yang dihubungkan bersama. Sekali anda tersambung, anda dapat dengan singkat terhubung ke seluruh dunia, terlibat dalam kelompok diskusi, membaca buletin, berbagi ide, photo, artikel, berita dan permainan) Supriyanto mengatakan bahwa : Internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri dari jutaan komputer yang saling terhubung dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama. Jadi internet merupakan kumpulan atau penggabungan jaringan komputer lokal atau LAN menjadi jaringan komputer global atan WAN. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa internet merupakan hubungan antara jaringan komputer besar maupun kecil yang ada di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan komunikasi jarak jauh yang ada. Dari hubungan itulah manusia dapat saling berkomunikasi dengan cepat, mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai sumber pengetahuan yang berharga, meskipun berada di belahan bumi yang berbeda. Perlu digaris bawahi bahwa internet tidak sama dengan web. Web atau lengkapnya WWW (World Wide Web) adalah sebuah koleksi keterhubungan dokumen-dokumen multimedia yang disimpan di internet dan diakses menggunakan protokol (HTTP). Munculnya internet membawa dampak pada perpustakaan sebagai ancaman, bahkan bisa menggeser kedudukan perpustakaan. Menurut Allen and Retzlaff mengatakan bahwa :

Libraries are threatened because, in social terms, the internet might seem to render them less relevant. At the same time, the technologies of information brought to life in the internet make libraries so much more extensive that their relevance has never seemed more obvious.

Keberadaan internet akan menggeser perpustakaan karena internet akan lebih memberi kemudahan kepada pengguna daripada harus masuk ke perpustakaan yang pasti akan dihadapkan dengan segala peraturan dan birokrasinya, apalagi dengan pustakawannya yang sering cemberut daripada sikap menyapanya. Dengan berinternet di rumah, di kantor ataupun di warnet pengguna akan dimanjakan dengan infomasi yang luas, dengan berinternet pengguna bisa menikmati informasi yang kadang tidak ditemukan di perpustakaan. Untuk itu perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi perlu melakukan strategi internet, dengan memanfaatkan jasa layanan internet. Namun demikian internet juga memberi kesempatan pada pustakawan dan perpustakaan untuk menjawab kebutuhan informasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sullivan :

A survey undertaken in 2001 found that 71 per cent of internet users expressed frustration when searching the internet and, at that time, it took about 12 minutes, on average, for users to experience search rage (Sullivan 2001). Danny Sullivan (2001), editor of SearchEngineWatch, suggests we consider some more traditional alternatives. For example, consult an informational professional, such as a librarian.

Munculnya teknologi baru memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan. Keberadaan internet dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah dunia pendidikan yang kompleks. Menurut Budi Rahardjo dalam artikel tentang Internet Untuk Pendidikan, manfaat internet dapat diuraikan sebagai berikut :a) Akses ke sumber informasi.

Sebelum adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber informasi yang sayangnya tidak murah. Buku-buku dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik juga tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak tempat di berbagai lokasi di dunia (termasuk di dunia Barat) yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. Adanya Internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi. Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang anda minati, pasti ada informasi di Internet..b) Akses ke pakar. Internet menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinan seorang siswa berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. c) Media kerjasama. Kolaborasi atau kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan lebih murah.Sarana layanan akses internet merupakan suatu keharusan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan layanan perpustakaan yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas dan produktivitas civitas akademika. Didukung dengan penyediaan infrastruktur internet di dalam kampus mampu meningkatkan efisiensi penyediaan layanan akses dan publikasi elektronik disamping fungsi komunikasi dan sistem informasi manajemen. Kolaborasi antara pusat komputer dan perpustakaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagai penyedia infrastruktur dan muatan, mampu mengembangkan suatu pelayanan informasi berbasis web yang sesuai dengan harapan pengguna (civitas akademika). Kelebihan sarana internet yang tidak mengenal batas geografis juga menjadikan internet sebagai sarana yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan. Tentu saja ini menambah panjang daftar keuntungan bagi mereka yang memang ingin maju dengan memanfaatkan sarana internet.

[1] Perpustakaan Digital 20 juni 2008 [2] African Digital Library Glossary . 20 Juni 2008 [3] Waters, Donald J. What are Digital Libraries? CLIR Issues Number 4 July / August 1998. 20 juni 2008

[4] Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital : Perspektif perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta : Sagung Seto, 2007. hal. 282-283

[5] African Digital Library Glossary. 2002. 20 Juni 2008

[6] Rahardjo, Budi. Internet Untuk Pendidikan. 20 Juni 2008 [7] Online public access catalog. 20 Juni 2008