54
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL TEORI PSIKOANALISA DAN TEORI BELAJAR SOSIAL PENYUSUN KELOMPOK IV : ANGGIT VERDANINGRUM 46112010074 AHMAD IBNU NURLAMBANG 46112010097 EMILIA UJIANINGSIH 46112010073 INDRI ISPRIANTI PUSPITA 46112010068 JUMACHRIYANI ROSDIATI 46112010030 Universitas Mercu Buana Jakarta

Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALTEORI PSIKOANALISA DAN TEORI BELAJAR SOSIAL

PENYUSUN KELOMPOK IV :

ANGGIT VERDANINGRUM 46112010074

AHMAD IBNU NURLAMBANG 46112010097

EMILIA UJIANINGSIH 46112010073

INDRI ISPRIANTI PUSPITA 46112010068

JUMACHRIYANI ROSDIATI 46112010030

Universitas Mercu Buana Jakarta

Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat Telepon: 021-58903455 (hunting), 5861779, 5840815 (ext.2751), 5840816, Fax: 021-5861906

Page 2: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang Psikologi Sosial I. Diharapkan makalah ini dapat membantu proses

belajar mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Page 3: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam teori pendekatan ini,kita belajar untuk mempelajari dorongan-dorongan

seperti apa yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sehingga menghasilkan suatu

tindakan dalam melakukan sesuatu. Bukan hanya itu saja dalam melakukan suatu tindakan

kita juga akan dipengaruhi banyak hal baik secara biologis maupun ekologis, biologis

merupakan pengaruh yang asalnya dari dalam tubuh misalknya rasa malas,rasa lelah

sedangkan pengaruh ekologis berasal dari lingkungan sekitar.

Dalam pengambilan tindakan tidak selalu tindakan tersebut hasil dari dorongan

yang asalnya benar-benar murni dari dalam diri, oleh karena itu dalam teori pendekatan

social dijelaskan bawasannya dalam pengambilan tindakan pasti adanya observasi,itimasi

serta modeling. Dalam teori pendekatan kognitifpun dijelaskan bahwa saat seseorang

mengambil suatu tindakan membutuhkan proses yang panjang,bukan hanya kita

mendapatkan stimulus lalu kita langsung memberikan respon,melainkan butuh proses yang

lain seperti pemikiran-pemikiran baik atau buruknya dalam melakukan suatu tindakan.

Masalah-masalah psikologis adalah akibat dari konflik psikologis di luar alam sadar

yang dapat dilacak pada masa kecil. Freud meyakini bahwa banyak dari perilaku kita yang

didorong oleh motif-motif diliar alam sadar kita dan konflik-konflik yang tidak kita sadari.

Konflik-konflik tersebut didasari oleh hal-hal seputar insting-insting atau dorongan seksual

dan agresif.

Dalam teori belajar social, Albert Bandura, melibatkan keterbatasan teori belajar

behavioristik. Teori belajar behavioristik menerangkan dampak dari penguatan yang positif

akan dipelajari, dan yang tidak diikuti oleh konsekuensi yang positif akan terlupakan.

Bandura menguraikan hal-hal berikut ini sebagai keterbatasan teori belajar behavioristik.

Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia ditekankan oleh Mc.Dougall, Freud,

dan Lorenz, manusia dilahirkan dengan berbagai karakteristik biologis yang membedakan

dengan hewan dan sesamanya.

Pendekatan ekologi adalah suatu metode analisis yang menekankan pada

hubungan antara manusia dan kegiatan lingkungannya, sehingga manusia dan berbagai

kegiatannya selalu menjadi fokus analisis dalam keterkaitannya dengan lingkungan abiotik,

biotik, maupun sosial, ekonomi dan kulturalnya.

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikolog dari Swiss yang

hidup pada tahun 1896-1980. Teori Kognitif merupakan cara mempersepsikan dan

menyusun informasi yang berasal dari lingkungan sekitar yang dilakukan secara aktif oleh

seorang pembelajar. lebih rincinya teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar

Page 4: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

melibatkan hubungan antara stimulus dan respon tetapi belajar adalah proses berpikir yang

sangat kompleks.

B. Rumusan Makalah

Adapun rumusan dalam makalah ini :

1. Apa yang dimaksud teori pendekatan Psikoanalisis ?

2. Apa yang dimaksud teori pendekatan Belajar Sosial ?

3. Apa yang dimaksud teori pendekatan Biologik ?

4. Apa yang dimaksud teori pendekatan Ekologik ?

5. Apa yang dimaksud teori pendekatan Kognitif ?

C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini :

1. Untuk mengetahui tentang teori pendekatan Psikoanalisis

2. Untuk mengetahui tentang teori pendekatan Belajar social

3. Untuk mengetahui tentang teori pendekatan Biologik

4. Untuk mengetahui tentang teori pendekatan Ekologik

5. Untuk mengetahui tentang teori pendekatan Kognitif

D. Manfaat Makalah

Adapun manfaat dibuatnya makalah psikologi social ini untuk memudahkan para pembaca mengetahui tentang teori pendekatan psikoanalisis serta teori pendekatan social lainnya, karena makalah ini dibuat dengan susunan kalimat yang lebih mudah dipahami.

Page 5: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

BAB II

ISI

PENDEKATAN TEORI PSIKOANALISA

1. Sigmund Freud

Masalah-masalah psikologis adalah akibat dari konflik psikologis di luar alam sadar yang

dapat dilacak pada masa kecil. Freud meyakini bahwa banyak dari perilaku kita yang didorong

oleh motif-motif diliar alam sadar kita dan konflik-konflik yang tidak kita sadari. Konflik-konflik

tersebut didasari oleh hal-hal seputar insting-insting atau dorongan seksual dan agresif yang

primitive serta kebutuhan untuk mempertahankan impuls-impuls primitive tersebut di luar

kesadaran kita. Karena kesadaran akan impuls-impuls inses akan membanjiri alam sadar dari diri

dengan kecemasan yang melemahkan.

A. Tingkat Kehidupan Mental

Sumbangan terbesar menurut Freud adalah apapun yang keluar dari dalam diri seorang

individu itu bedasarkan atas dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak individu itu sadari.

Menurut Freud, kehidupan mental terbagi atas dua tingkat yaitu alam tidak sadar dan alam

sadar. Sedangkan tidak sadar dibagi lagi menjadi dua yaitu alam tidak sadar dan alam bawah

sadar. Adapun tingkat kehidupan mental individu ini dipahai baik sebagai proses maupun lokasi.

Dan lokasi dari tiga tingkat kehidupan mental itu bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam

tubuh. Walaupun begitu, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi

tanpa disadari.

1. Alam tidak sadar

Unconscious menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan, maupun insting yang

kita tidak sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan, dan tindakan kita.

Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari

proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut.

Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa dibuktikan

secara tidak langsung. Baginya, alam tidak sadar merupakan penjelasan dari makna

yang ada di balik mimpi, kesalahan ucap (slips of the tongue), dan berbagai jenis lupa,

yag dikenal dengan represi. Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam tidak

sadar. Contohnya, Freud yakin bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul

dalam mimpi orang dewasa sekalipun bermimpi boleh jadi tidak ingat secara sadar

akan pengalaman-pengalaman tersebut.

Ketidaksadaran adalah bagian dari pikiran dan bagian terbesar dari pikiran yang

tetap diliputi oleh misteri.isinya hanya dapat dibawa ke kesadaran dengan upaya yang

besar, jika bisa.Freud berpendapat bahwa ketidaksadaran merupakan tempat

Page 6: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

penyimpanan dorongn-dorongan biologis, atau indting-insting, seperti seks, dan agresi.

2. Alam Bawah Sadar

Preconscious ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul

dalam kesadaran dengan cepat atau agak sukar. Pikiran dapat menyelinap dari sensor

yang ketat dan masuk kea lam bawah sadar karena begitu kita menyadari bahwa

gambaran-gambaran tersebut datang dari alam tidak sadar, maka kita akan merasa

semakin cemas, sehingga sensor akhir pun bekerja untuk menekan gambaran yang

memicu kecemasan tersebut dan mendorongnya kembali ke alam tidak sadar.

3. Alam Sadar

Conscious adalah bagian dari pikiran yang berhubungan dengan kesadaran kita

saat ini. alam sadar memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis,

didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam

kesadaran.

B. Wilayah PikiranMenurut hipotesis struktural (structural hypothesis) Freud, kepribadian dibagi ke dalam tiga

unit mental, atau struktur psikis; id, ego, dan superego. Struktur psikis tidak dapat terlihat atau diukur secara langsung, namun keberadaannya ditandai oleh perilaku yang dapat diamati dan diekspresikan pada pikiran dan emosi.

1. Id (das Es) Suatu istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau “itu”, adalah satu-

satunya struktur psikis yang muncul sejak lahir. Id tidak memiliki kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Id merupakan penyimpanan dorongan-dorongan dan impuls-impuls instingtif yang lebih dasar, mencangkup kebutuhan biologis seperti lapar, haus, seks, dan agresi. Fungsinya adalah untuk memperoleh kepuasan yaitu sebagai prinsip kesenangan (pleasure principle).

Id tidak mampu membuat keputusan atas nilai dasar atau membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk. Id adalaw wilayah yang primitive, kacau balau dan tidak terjangkai alam sadar serta dicurahkan semata-mata untuk memuaskan prinsip kesenangan.

2. Ego (das Ich) Kata ganti untuk “saya”, adalah satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan

dengan dunia luar. Ego merupakan struktur psikis yang berhubungan dengan konsep tentang diri dan ditandai oleh kemampuan untuk menoleransi frustasi. Artinya, Ego mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Ego dikendalikan oleh prinsip kenyataan (reality principle) yang berusaha menggantikan prinsip kesenangan milik id.

Pada saat menjalankan fungsi kogitif dan intelektual, ego harus menimbang-nimbang abtara sederetan tuntutan id yang tidak masuk akal dan saling bertentangan dengan superego. Jadi ego berupaya mengendalikan irasional dari id serta superego dengan tuntutan realistis dunia luar. Ego memunculkan reaksi yang sudah bisa

Page 7: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

diperkirakan sebelumnya-yaitu cemas. Oleh karena itu, ego menggunakan represi dan mekanisme pertahanan (defense mechanism) lAinnya untuk melindungi diri dari kecemasan tersebut.

3. Superego (das Uber-Ich) “saya yang lebih” adalah struktur psikis yang menggabungkan nilai-nilai moral dan

ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip moralistis dan idealis (moralistic and idealistic principles). Superego menggabungkan nilai-nilai orang tua dan orang lain yang penting yang diatur oleh prinsip moral yang terdiri dari dua bagian, hati nurani dan ego ideal.

Superego yang berkembang dengan baik berperan dalam mengendalikan dorongan-dorongan seksual dan agresif melalui proses represi. Superego memang tidak bisa memproduksi represi dengan sendirinya, tetapi superego memerintahkan ego untuk melakukan hal tersebut.

C. Kecemasan

Dalam menjelaskan kecemasan, Freud menjelaskan bahwa kecemasan merupakan situasi

afektif yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan

seseorang akan bahaya yang mengancam.

Menurut Freud berbagai kecemasan dapat dibagi menjadi 3macam yaitu :

1. Kecemasan Neurosis

Rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui. Perasaan itu sendiri berada

pada ego, tetapi muncul dorongan-dorongan id.

2. Kecemasan Moral

Berakar dari konflik antara ego dan superego. Ketika anak membangun

super ego, biasanya di usia 5-6 tahun. Mereka mengalami kecemasan yang

tumbuh dari konflik antara kebutuhan realistis dan perintah superego.

3. Kecemasan Realistis

Terkait erat dengan rasa takut. Kecemasan ini didefinisikan sebagai

perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik yang mencakup

kemungkinan bahaya itu sendiri.

Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang mengamankan ego karena member sinyal

bahwa ada bahaya didepan mata. Kecemasan juga mengatur diri sendiri (self regulating) karena

bisa memicu persepsi yang kemudian mengurangi rasa sakit akibat kecemasan tadi.

Page 8: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

D. Dinamika Kepribadian

Tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau kompisisi

kepribadian, tetapi kepribadian itu sendiri juga bertindak. Bagi Freud, manusia termotivasi untuk

mencari kesenangan serta menurutnkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari

energy psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki.

1. Dorongan – Dorongan

Menurut Freud, berbagai macam dorongan bisa digolongkan berdasarkan

dua kategori, yaitu seks (Eros) dan Agresi, Distraksi atau Thanatos. Dorongan-

dorongan ini berasal dari Id , tetapi berada di bawah kendali ego. Masing-

masing dorongan memiliki bentuk energy psikis masing-masing. Istilah Libido

untuk dorongan seks ,sedangkan energy untuk dorongan agresi tidak diberi

nama.

A. Seks

Tujuan dorongan seksual adalah kesenangan ,tetapi kesenangan ini tidak

terbatas pada pemuasan genital. Freud meyakini bahwa seluruh tubuh dialiri

oleh libido. Selain genital, mulut dan anus juga mampu menghasilkan

kesenangan seksual dan dikenal sebagai zona erogenus. Dorongan ini bisa

bersifat aktif serta pasif.

Seks bisa muncul dalam berbagai bentuk , termasuk narsisme, cinta,

sadism, dan masokisme. Dua bentuk terakhir, memiliki komponen yang besar

dari dorongan agresif.

Sadisme adalah kebutuhan akan kesenangan seksual dengan cara

menimbulkan rasa sakit atau mempermalukan orang lain. Apabila dilakukan

secara ekstrem maka sadism dipandang sebagai kelainan seksual, akan tetapi

dalam taraf menengah sadisme merupakan kebutuhan yang umum dan muncul

dalam semua hubungan seksual.

Masokisme seperti halnya sadisme, merupakan kebutuhan yang lazim tetapi

berubah menjadi kelainan aoabila Eros tunduk pada dorongan pengrusakan.

Seorang masokis mengalami kesenangan seksual dari penderitaan yang

diakibatkan oleh rasa sakit dan perasaan dipermalukan yang dipacu, baik oleh

diri sendiri ataupun oleh orang lain.

B. Agresi

Page 9: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Menurut Freud adalah kembalinya organism ke kondisi inorganic. Oleh

karena kondisi inorganic yang paling utama adalah kematian, maka tujuan akhir

dari dorongan agresi adalah penghancuran diri. Serupa dengan dorongan

seksual, agresi bersifat fleksibel dan bisa berubah bentuk, misalnya dengan

menggoda, bergosip, humor, mempermalukan orang lain dan menikmati

penderitaan orang lain.

C. Kecemasan

Seks dan agresi menduduki posisi sentral dalam teori dinamika Freu,

bersama-sama dengan kecemasan. Freud menjelaskan tentang definisi

kecemasan merupakan situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang di

ikuti oleh sensasi fisik yang memperingati seseorang akan bahaya yang

mengancam. Perasaan tidak menyenangkan ini biasanya samar-samar dan sulit

dipastikan, tetapi selalu terasa. Hanya ego yang bisa memproduksi atau

merasakan kecemasan.

Ada 3 kecemasan, yang terkait dengan id,ego dan superego.

Ketergantungan ego pada id menyebaban munculnya kecemasan neurosis,

sedangkan ketergantungan ego pada superego memunculkan kecemasan

moral dan ketergantungan pada dunia luar mengakibatkan kecemasan realistis.

1. Kecemasan Neurosis

Rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui.

2. Kecemasan Moral

Berakar konflik antara ego dan superego.

3. Kecemasan Realistis

Terkait erat dengan rasa takut.

E. Mekanisme Pertahanan

Mekanisme pertahanan (defense mechanism) adalah strategi medistorsi kenyataan yang

digunakan oleh ego untuk membentengi diri dari kesadaran atas materi-materi yang menimbulkan

kecemasan. Mekipun bagian dari ego mencapai kesadaran, beberapa aktivitasnya terjadi tanpa

disadari. Pada ketidaksadaran, ego bertindak sebagai semacam anjing penjaga, atau sensor, yang

menyaring impuls-impuls dari id, mencegah impuls-impuls yang tidak dapat diterima secara sosial

agar tidak muncul ke alam sadar.

Mekanisme pertahanan diri ini normal dan digunakan secara universal, apabila digunakan

secara ekstrem, maka mekanisme-mekanisme ini akah mengarah pada perilau yang kompulsif,

Page 10: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

repetitive, juga neurotis. Berikut :

1. Represi ( Repression)

Mekanisme yang paling dasar, karena muncul juga pada bentuk-bentuk mekanisme

lain. Manakala ego terancam oleh dorongan-dorongan id yang tidak dikehendak, ego

melindungi dirinya dengan merepresi dorongan-dorongan tersebut dengan cara

memaksa perasaan-perasaan mengancam masuk ke alam tidak sadar.

2. Pembentuk Reaksi (Reaction Formation)

Salah satu cara agar dorongan yang ditekan tersebut bisa disadari adalah dengan cara

menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali bertentangan dengan bentuk

semula.

3. Fiksasi (Fixation)

Melangkah ke tahap perkembangan lebih lanjut memunculkan kecemasan yang lebih

besar, maka ego bisa mengambil strategi untuk tetap bertahan ditahap psikologis saat

ini, yang lebih nyaman.

4. Regresi (Regression)

Pada saat libido melewati tahap perkembangan tertentu, dimasa-masa penuh stress

dan kecemasan, libido ini bisa kembali ketahap sebelumnya. Langkah mundur ini

disebut sebagai regresi (regression).

5. Proyeksi (Projection)

Manakala dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego

biasanya mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dorongan yang tidak

di inginkan ke objek eksternal, biasanya ke orang lain yaitu seolah orang lain yang

berprilaku demikian.

6. Sublimasi (Sublimation)

Merupakan represi dari tujuan genital dari eros dengan cara menggantinya ke hal-hal

yang bisa diterima, baik secara cultural ataupun structural.

7. Displacement

Orang bisa mengarahkan dorongan-dorongan yang tak sesuai pada sejumlah orang

atau objek sehingga dorongan aslinya terselubung atau tersembunyi. Atau dengan kata

lain, melampiaskannya kepada orang ke tiga.

8. Rasionalisasi (Rationalization)

Penggunaan justifikasi atau alasan yang bukan sebenarnya untuk perilaku yang tidak

dapat diterima. Contohnya, ikut menyalahkan orang lain atas perbuatannya.

9. Introyeksi (Introjection)

Mekanisme pertahanan dimana seseorang meleburkan sifat-sifat positif orang lain

kedalam egonya sendiri. Contohnya, seorang remaja yang mengadopsi perilaku, nilai,

dan gaya hidup seorang idolanya.

F. Tahap Perkembangan

Page 11: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Freud meyakini bahwa usia empat atau lima tahun pertama kehidupan adalah masa yang

sangat penting bagi perkembangan kepribadian. Masa ini disebut dengan masa infantil, yang

kemudian diikuti dengan masa laten, pada usia lima hingga 11 atau 12 tahun. Pada masa laten ini,

pertumbuhan seksual sedikit terjadi pada anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan masa genital

pada usia puber, dan yang terakhir adalah masa dewasa.

Periode Infatil

Freud meyakini bahwa usia empat atau lima tahun pertama kehidupan adalah masa yang

sangat penting bagi perkembangan kepribadian. Masa ini disebut dengan masa infantil, yang

kemudian diikuti dengan masa laten, pada usia lima hingga 11 atau 12 tahun. Pada masa laten ini,

pertumbuhan seksual sedikit terjadi pada anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan masa genital

pada usia puber, dan yang terakhir adalah masa dewasa seksual yang bersifat erogen. Pada

masa ini, anak-anak memiliki tiga zona erogen, sehingga Freud membagi tahap infantil ini ke

dalam tiga fase, yaitu :

1. Fase Oral

Mulut merupakan zona erogen pertama yang memberikan kesenangan dan

kepuasan kepada bayi. Hal ini disebabkan karena bayi mendapat nutrisi untuk

bertahan hidup melalui aktivitas oral, dan memperoleh kesenangan dari perilaku

mengisap. Namun, seiring waktu, bayi akan mengalami perasaan frustrasi dan

cemas karena jeda waktu menyusui yang panjang, dan adanya penyapihan

secara bertahap. Kondisi ini menyebabkan bayi mengalami perasan ambivalen

terhadap ibu. Jika anak tidak mampu menyikapi proses penyapihan dengan

baik, maka pada masa itu anak mengalami kecemasan. Kecemasan itu akan

berlanjut pada masa dewasa, dimana orang akan mengalami fiksasi oral,

berbentuk mengunyah permen karet, mengisap permen, merokok, menggigit

pensil, makan berlebihan, atau mengeluarkan pernyataan sarkastik.

2. Fase Anal

Anus merupakan zona erogen yang kedua. Ciri dari fase ini adalah

kepuasan melalui perilaku agresif dan melakukan ekskresi atau pembuangan. Oleh

karena ini, pada masa ini, orangtua sering melakukan toilet training kepada anak.

Proses pembuangan ini, akan menimbulkan kepuasan seksual dan rasa sakit, yaitu

ketika mereka menahan untuk tidak mengeluarkan feses mereka. Kondisi ini sering

disebut kesenangan narsistik dan masokis. Kedua kondisi inilah yang menjadi

pondasi dasar dari karakter anal, yaitu kepuasan erotis dengan menyimpan dan

memiliki berbagaiobjek, serta menatanya dengan rapi dan teratur.

3. Fase Falik

Page 12: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Wilayah genital adalah zona erogen yang ketiga. Fase ini dimulai ketika anak

berusia 3 atau 4 tahun. Pada masa ini sering terjadi Oedipus complex, baik

pada laki-laki maupun pada perempuan.

Periode Laten

Periode yang terjadi pada usia 4 atau 5 tahun ini merupakan periode perkembangan

seksual yang nonaktif. Hal ini disebabkan karena orangtua mencegah aktivitas seksual anak,

sehingga anak akan merepresi dorongan seksualnya dan mengarahkan energi psikisnya ke

sekolah, teman, hobi, atau aktivitas nonseksual lainnya.

Periode Genital

Periode ini terjadi ketika seseorang mengalami pubertas, yang ditandai dengan

penyadaran kembali akan dorongan seksual yang terhambat selama periode laten.

Periode Dewasa

Pada periode ini, seseorang memiliki struktur pikiran seimbang, yaitu ego mampu

mengendalikan id, sedangkan superego membuka diri terhadap dorongan id yang masuk akal.

G. Penerapan Teori Psikoanlisis

Ada beberapa teknik yang dipakai Freud dalam psikoterapinya, yaitu asosiasi bebas, analisis

mimpi, parapraxies atau Freudian slips, interpretasi, analisis resistensi, tranferensi dan working

through (Alwisol, 2005).

Asosiasi bebas

Dalam asosiasi bebas klien dipersilakan mewngemukakan apa saja yang terlintas dalam isi

jiwanya, tidak peduli apakah hal itu remeh, memalukan, tidak logis, ataupun kabur.Dari ungkapan

kesadaran tanpa sensor ini terapis memahami masalah kliennya. Asosiasi bebas dikembangkan

Freud dan diterapkan dalam psikoterapi berdasarkan tiga asumsi, yaitu :

- apa saja yang dikatakan dan dilakukan seseorang sekarang, mempunyai makna dan

berhubungan dengan perkataan dan perbuatannya dimasa lalu

- materi yang ada dalam ketidak sadaran berpengaruh penting terhadap tingkah laku

-materi yang ada dalam ketidak sadaran dapat dibawa ke kesadaran dengan mendorong

ekspresi bebas setiap kali hal itu muncul ke dalam pikiran.

Menurut Freud, meskipun klien menghalangi topik tertentu dan berusaha

menyembunyikannya, suatu saat terbentuk rantai asosiasi yang membuat terapis dapat

memahami konflik yang telah terjadi pada klien.

Analisis mimpi

Page 13: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Ketika seseorang tidur kontrol kesadaran terhadap ketidak sadaran menjadi lemah sehingga

ketidak sadaran berusaha muncul kepermukaan dalam bentuk mimpi. Dengan memahami makna

mimpi berarti dapat dipahami pula aspek-aspek ketidak sadaran yang berhubungan dengan konflik

yang terjadi.

Freudian slips

Freudian slips atau parapraxes adalah gejala salah ucap, salah membaca, salah dengar, salah

meletakkan objek, dan tiba-tiba lupa. Bagi Freud gejala-gejala tersebut bukan bersifat kebetulan,

tetapi berhubungan erat dengan ketidaksadaran. Dengan menganalisis gejala-gejala tersebut akan

terungkap gambaran mental yang ada dibaliknya.

Interpretasi

Dalam interpretasi terapis mengenalkan kepada klien makna yang tidak disadari dari pikiran

perasaan, dan keingingannya.

Analisis resistensi

Resistensi adalah mekanisme pertahanan dari klien untuk tidak mengungkapkan topic

tertentu kerana alasan tertentu pula. Oleh karena itu dengan menganalisis apa yang ingin

disembunyikan klien akan dapat diperoleh informasi yang sangat penting berkenaan dengan

masalah yang pernah dialami klien.

Tranferensi

Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang ter-simpan sejak masa kanak-

kanak dengan memakai terapis senagai medianya.

Working through

Pengulangan atau working through berupa tindakan menginter-pretasi dan mengidentifikasi

masalah klien, mengulang resistensi dan transferensi, pada seluruh aspek pengalaman kejiwaan.

Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai terapis menemukan akar permasalahan

yang menyebabkan klien mengalami gangguan.

H. Psikoanalisa pada Masa Kini

Psikoanalisa adalah gerakan unik dalam psikologi. Gerakan ini berkembang dari model

aktivitas mental yang juga menghasilkan psikologi aksi dan gerakan Gestalt di Jerman. Meskipun

demikian, psikoanalisia mengembangkan pandangannya langsung dari kebutuhan-kebutuhan para

penderita penyakit mental. Ini merupakan perkembangan klinis, bukan akademis.

Psikoanalisia tidak pernah memformulasi kriteria sistematik yang dapat menjadi bahan

perbandingan interprestasi-interprestasi baru. Secara nyata, terdapat teori psikoanalisia yang

sama banyaknya dengan jumlah psikoanalisia itu sendiri. Masalah ini membebani gerakan ini

sejak masa Freud dan berlanjut hingga kini. Psikoanalisia kontemporer mengalami perpecahan

besar.

Page 14: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Psikoanalisia juga terus berpengaruh besar dalam seni, sastera dan filsafat. Pengaruh ini

mencerminkan kontribusi besar Freud: “analisis komperhensifnya tentang ketidaksadaran”. Sesuai

dengan itu, karya sastra dan musik di interpretasi berkaitan dengan aktivitas ketidaksadaran sang

seniman serta kesan ketidaksadaran si penikmat. Meskipun para psikolog dapat tidak setuju

dengan interpretasi Freud, ia memang mengidentifikasi beberapa proses dimanis yang

mempengaruhi aktivitas individu, yang merupakan proses-proses tidak terabaikan dalam psikologi.

2. Alfred Adler

A. Pokok-Pokok Pemikiran Teori Adler

Walaupun tulisan-tulisannya mengungkap pemahaman mendalamdan kompleks mengenai

kepribadian manusia, teori Adler sebenarnya sedrhana dan ringkas. Bagi Adler manusia itu lahir

dalam keadaan tubuh yang lemah. tak berdaya. Kondisi ketidak berdayaan itu menimbulakan

perasaan inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memandang

individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang

lain (interes sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa.

Rincian pokok- pokok teori Adler adalah sebagai berikut:

1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatar belakangi aktivitas manusia

adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority).

2. Persepsi subyaktif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian.

3. Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri

individu dalam bentuk self.

4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.

5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai gaya hidup (life of style) dari self.

6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kratif (creative power) individu.

Selanjutnya pokok teori diatas akan dibahas lebih lanjut dalam uraian di bawah ini:

1. Perjuangan Menjadi Sukses atau Superioirita.

Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan

menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi

akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk

menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap

orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri

dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority

bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan

mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.

Page 15: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat

seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut

berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari

inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa

motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.

Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior.

Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada

inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan

perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan

inferior. Individu yang jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara

berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritsd

personal.

Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan

diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan

kebahagiaan siapa saja.

2. Pengamatan Subyektif (Subjective Perception)

Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita tetapi oleh keyakinan subyektif orang itu

mengenai masa depannya.Pandangan subyektif yang terpenting adalah tujuan menjadi superiorita

atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami

secara kabur.Tujuan final fiktif itu embimbing gaya hidup atau style of life manusia, membentuk

kepribadian menjadi kesatuan, dan kalu tujuan itu dapat dipahami akan memberikan tujuan

kepada semua tingkah laku.menurut Adler orang yang normal, akhirnya dapat membebaskan diri

dari fiksi ini, sedang orang yang neurotis tidak.

3. Kesatuan (Unity) Kepribadian.

Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah.

Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu)

dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling

tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan

menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler

mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut.

1. Logat Organ

Unity kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti

motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi unity juga meliputi keseluruhan organ

tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan suatu

peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan

Page 16: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

individu, yang oleh Adler dinamakan logat organ (organ dialect) atau bahasa

organ (organ jargon) misalnya: orang yang mengalami atritis rematik, tangannya

dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan seluruh gaya hidupnya.

2. Kesadaran dan Ketidaksadaran

Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara

kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku

tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum

terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan

ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify.

Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima

individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan

apa saja yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran,

apakah pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super

atau mencapai keberhasilan. Jika Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi

yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan

alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya

berkembang ke arah yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.

4. Sosial (Social Interest)

Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang

berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat

sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan

sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman

seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak

untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika

menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.

Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara

yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif.

Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya

disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan

dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja

sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang

mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan

merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia

yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan

membantu orang lain mencapai tujuan mereka. 6. Minat Sosial (social interest)

Page 17: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari hakikat manusia dalam dalam

besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat sosial membuat individu

mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai.

Bahwa semua kegagalan, neurotik, psikotik, kriminal, pem,abuk, anak bermasalah, dst., menurut

Adler, terjadi karena penderita kurang memiliki minat sosial.

5. Gaya Hidup (Style Of Life)

Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior.

Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-

beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam

berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan

tertentu di mana dia berada. Bagi Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari

gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari

kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya

Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki

tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai

usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia

melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang

dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat

orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai

kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan

mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang

untuk mencapai hal tersebut.

Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan

intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya

mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana

adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.

Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup

dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak

adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu

anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak

yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia

memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan

sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya.

Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh

kebutuhan untuk balas dendam.

Page 18: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

6. Kekuatan Kreatif Self

Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian.  Menurut Adler,

self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku

(kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).

Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur

kepribadian. Keturunan memberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan

tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia dan menstranformasikan

fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik.

Self kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk

mencapainya.

B. Perkembangan Abnormal

Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu.

Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal adalah sebagai

sebagai berikut.

Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatar belakangi semua jenis

salah suai atau maladjusment Di samping minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung

membuat tujuan yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya

sendiri. Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis memasang tujuan yang

tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang berlebihan.

Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat individu menjadi salah, yaitu

cacat fisik yang parah, gaya hidup yang manja, dan gaya hidup diabaikan.

1. Cacat fisik yang parah

Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan,

dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti

dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala salah suai.

2. Gaya hidup manja

Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis.

Anak yang dimanja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas

yang rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan

mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap

orang lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua

keinginannya yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja seseorang

mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat

sensitif, tidak sabaran, dan emosional.

Page 19: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

3. Gaya hidup diabaikan

Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan

mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan

konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri

anak yang diabaikan mempunyai banyak persamaan dengan anak yang

dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan

berbahaya bagi orang lain.

Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing

orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk

menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah

pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu

adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan

ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak

penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.

Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh

kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu

keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan

social. Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat.

Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita

merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.

Konsep minat social ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang

mampu bekerja sama untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat

dan diinginkan. Dengan menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan

menyatakan symphaty, afeksi, dan identifikasi dengan orang lain.

C. Kepribadian Berdaarkan Struktur Keluarga : Anak Bungsu, Tengah, Sulung

Pembentukan kepribadian setelah kelahiran adiknya dapat membentuk tanggung jawab

kepada orang lain, melindungi orang lain, atau bahkan merasa sebaliknya, ia dapat menjadi

merasa tidak aman dan miskin interes sosial. Bila kelahiran tersebut berjarak 3 tahun atau lebih,

maka ia akan marah karena ia harus mengakui adiknya, beberapa faktor yang telah dimiliki oleh

pengalaman sebelumnya bergabung sebagai interpretasi pengalamannya, bila persiapan dan

interes sosialnya baik maka ia akan mengembangkan sikap kooperatif dan ia akan memakai gaya

kooperatif itu kepada adiknya. Bila kelahiran adiknya sebelum dia berusia 3 tahun maka

kemarahan dan kebencian itu semakin besar dan tidak disadari, sikap itu menjadi resisten dan sulit

diubah pada orang dewasa.

Anak kedua biasanya memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk mengembangkan

kerjasama dan minat sosial. Pada tahap tertentu, kepribadian anak dibentuk melalui

Page 20: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

pengamatannya terhadap sikap kakanya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan kebencian,

anak kedua mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi penakut dan sangat kecil hati.

Umumnya anak kedua tidak mengembangkan kedua arah itu, tetapi masak dengan dorongan

kompetisi yang baik, memiliki keinginan yang sehat untuk mengalahkan kakaknya. Jika dia banyak

mengalami keberhasilan, anak akan mengembangkan sikap revolusioner dan merasa bahwa

otoritas itu dapat dikalahkan.

Anak bungsu, seringkali dimanja, sehingga beresiko tinggi menjadi anak bermasalah. mudah

terdorong pada perasaan inferior yang kuat dan tidak mampu berdiri sendiri. Namun demikian ia

mempunyai banyak keuntungan, ia termotivasi untuk selalu mengungguli kakak-kakaknya dan

menjadi anak yang ambisius.

Anak tunggal mempunyai posisi unik dalam berkompetisi, tidak dengan saudara-saudaranya

melainkan dengan kedua orangtuanya. Mereka sering mengembangkan perasaan superior

berlebihan, konsep diri rendah dan perasaan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya bila

kedua orangtuanya terlalu menjaga kesehatannya. Adler menyatakan bahwa anak tunggal

mungkin kurang baik mengembangkan kerjasama dan minat sosial, memiliki sifat parasit, dan

mengharapkan perhatian untuk melindungi dan memanjakannya.

D. PSIKOLOGI INDIVIDUAL SEBAGAI TEKNIK TERAPI

Sebagai seorang psikiater, Adler sehari-harinya tidak terlepas dari urusan

psikopatologi. Dia berpendapat bahwa psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya

keberanian , perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang

berkembang. Pandangan tersebut dijadikan landasan dalam melakukan psikoterapi.

Adapun ciri-ciri psikoterapi Adler adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Psikoterapi

Prinsip yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi adalah sebagai

berikut :

1. Terapis hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.

2. Terapis hendaknya secara perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah

pemahaman akan gaya hidup pasien yang sebenarnya dan hal ini

dilakukan bukan dengan paksaan.

3. Terapis harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran

sosial  

2. Tujuan Psikoterapi

Tujuan utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian,

mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial

pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah karena pasien atau klien

berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipan-dangnya

menyenangkan.

Page 21: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

3. Teknik-Teknik Psikoterapi

Teknik-teknik Psikoterapi Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan

psikoterapi, Adler juga menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap

mimpi pasien untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang

kepribadian pasien.

1. Menggali masa lalu (early recollections)

Adler berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu

konsisten dengan gaya hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang

bersangkutan terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk

memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha

mengungkap faktor penyebab gangguan jiwa dengan mempelajari masa lalu

pasien terutama pada kanak-kanak.

2. Analisis mimpi

Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam

mimpi. Adler menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi

keinginan masa kecil. Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang

tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk

memecahkan masalah yang tidak disenangi atau masalah yang tidak

dikuasainya ketika sadar.

Mimpi, menurut Adler, adalah usaha dari ketidak sadaran untuk

menciptakan suasana hati atau keadaan emosional sesudah bangun nanti,

yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak

dikerjakan.

3. Carl Gustav Jung

A.Pokok-Pokok Teori Carl Gustav Jung

Jung mendasarkan teori kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau psike(psyche),

mempunyai level kesadaran dan ketidaksadaran. Namun tidak seperti Freud, Jung sangat

menekankan bahwa bagian yang paling penting dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan

berasal dari pengalaman personal. Melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini

yang disebut Jung sebagai Ketidaksadaran Kolektif. Poin penting dari teori Jung adalah kesadaran

dan ketidak sadaran personal.

1. Kesadaran

Jung melihat ego sebagai pusat dari kesadaran, tetapi bukan merupakan inti (core)

dari kesadaran itu sendiri. Ego bukan keseluruhan dari kepribadian dan harus dipenuhi

dengan sendiri (self). Diri inilah yang merupakan pusat dari kepribadian yang

Page 22: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

kebanyakan di antaranya berupa ketidaksadaran. Ego merupakan aspek kedua dari

ketidaksadaran diri.

2. Ketidaksadaran Personal

Berdekatan dengan ego, yang terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah

sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan karena

terlalu lemah untuk menciptakan kesan.

3. Ketidaksadaran Kolektif

Ketidaksadaran kolektif hampir sepenuhnya terleps dari segala segi pribadi individu.

Semua manusia memiliki keidaksadaran kolektif yang hampir sama. Ketidak sadaran

pribadi merupakan gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa

lampau leluhur seseorang, masa lampau tidak hanya meliputi sejarah ras manusia

namun juga leluhur pramunusiawi atau nenek moyang binatangnya

4. Arketipe

Jung menekankan pada aspek ketidaksadaran dengan konsep utamanya, collective

unconscious yang sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Collective

unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu,

cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut

pada binatang buas,dan lain-lain. Didalam collective unconscious ini terdapat

archetype, archetype adalah ide-ide yang diturunkan atau yang biasa disebut primordial

images, yang terbentuk dalam kurun waktu yang lama.

Arketipe terdiri dari:

a. Persona

Persona adalah topeng yang dipakai pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-

tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta tuntutan tentang arketipenya sendiri.

Tujuannya adalah unutk menciptakan kesan tertentu pada orang lain dan seringkali ia

melupakan hakikat kepribadian sesungguhnya

b. Bayangan(Shadow)

Bayangan mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. bayangan

mengakibatkan munculnya perasaan, tindakan yang tidak menyenangakan dan bisa

dicela masyarakat dalam kehidupan dan tingkah laku, bayangan ini tidak kita akui

keberadaannya serta berusaha untuk disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang

lain.

c. Anima dan Animus

Jung mengaitkan sisi feminis kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita

dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe feminine pada pria disebut anima, arketipe

maskulin pada wanita disebut animus. Arketipe ini ditentukan oleh kelenjar-kelenjar

Page 23: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

seks dan kromosom namun juga ditentukan pengalaman dimana pria dan wanita hidup

berdampingan selama berabad lamanya.

Arketipe-arketipe tidak hanya menyebabkan masing-masing jenis menunjukkan

cirri-ciri lawan jenisnya tetapi mereka juga dapat tertarik pada lawan jenisnya. Pria

memahami kodrat wanita berdasarkan animanya, wanita memahami kodrat pria

berdasarkan animusnya

d. Great Mother

Great Mother merupakan turunan dari anima dan animus. Konsep ini selalu

dikaitkan dengan perasaan positif dan negative. Jung percaya bahwa pandangan kita

mengenai sosok ibu yang penuh cinta, tetapi juga payah telah dinilai secara berlebihan.

“Semua pengaruh yang dideskripsikan dan diaplikasikan kepada anak-anak tidak

hanya datang dari si ibu sendiri, tetapi lebih kepada arketipe yang diproyeksikan

kepada si ibu itu sendiri, yang pada akhirnya akan memberikan si ibu sebuah latar

belakang mitos”. Dengan kata lain, daya tarik yang kuat dari seorang ibu yang

diarasakan, seringkali muncul meskipun tidak ada hubungan personal diantara mereka.

e. Wise Old Man

Merupakan sebuah arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian yang

menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan. Arti dari arketipe ini,

bagaimanapun ,tidak disadari dan tidak dapat secara langsung dialami oleh seorang

individu.

f. Pahlawan

Arketipe pahlawan(hero) direpresentasikan dalam mitologi dan legenda sebagai

seseorang yang snagat kuat, bahkan terkadang merupakan bagian dari Tuhan, yang

memerangi kejahatan dalam bentuk naga,monster, atau iblis. Pada akhirnya, seorang

pahlawan kerap dikalahkan oleh seseorang atau sesuatu yang sepele.

g. Diri

Arketipe ini mengungkapkan diri sebagai lambang, dan lambang utamanya adalah

mandala atau lingkaran magis. Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuanyang terus

menerus diperjuangkan orang tetapi yang jarang tercapai. Ia memotivasikan tingkah

laku manusia dn mencarikebulatan, khususnya melalui cara-cara yang disediakan oleh

agama

Page 24: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

B. Perkembangan Kepribadian

1. Mekanistik, Purposif, dan Sinkronisitas

Perkembangan kepribadian menurut Jung lebih lengkap dibandingkan dengan

Freud. Jika pandangan Freud bersikap mekanistik atau kausalistik, semua peristiwa

disebabkan oleh sesuatu yang terjadi dimasa lalu, Jung mengedepankan pandangan

purposive atau teleologik yang menjelaskan kejadian sekarang ditentukan oleh masa

depan atau tujuan. Prinsip mekanistik akan membuat manusia menjadi sengsara karena

terpenjara dimasa lalu. Manusia tidak bebas menentukan tujuan atau membuat rencana

karena masa lalu tidak dapat diubah. Sebaliknya, prinsip purposive membuat orang

mempunyai perasaan penuh harapan, ada sesuatu yang membuat orang berjuang dan

bekerja.

Menurut Jung, peristiwa psikis tidak selalu dapat dijelaskan dengan prinsip sebab

akibat. Dua peristiwa psikis yang terjadi secara bersamaan dan tampak saling

berhubungan, yang satu tidak menjadi penyebab dari yang lain, karena sulit membedakan

mana yang masa lalu dan mana yang masa depan, hal inilah dinamakan prinsip

sinkronisitas. Jung memakai prinsip sinkronisitas untuk menjelaskan kata kerja arsetip.

Arsetip sebagai isi tak sadar tidak menjadi sebab terjadinya peristiwa mental atau fisik.

Prinsip sinkronisitaslah yang membuat peristiwa mental atau fisik terjadi bersamaan

dengan aktifnya isi-isi tak sadar.

2. Individuasi dan Transedensi

Tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan yang disebut realisasi diri. Orang

dikatakan mencapai realisasi diri, kalau dia dapat mengintegrasikan semua kutub-kutub

yang berseberangan dalam jiwanya, menjadi kesatuan pribadi yang homogeny. Realisasi

diri berarti meminimalkan persona, menyadari anima atau animusnya menyeimbangkan

inroversi dan ekstraversi, serta meningkatkan empat fungsi jiwa yaitu pikiran, perasaan,

panca indra, dan intuisi dalam posisi tertinggi. Realisasi juga berarti asimilasi tak sadar

kedalam keseluruhan kepribadian, dan menyatukan ego dengan self sebagai pusat

kepribadian. Realisasi diri umumnya hanya dapat dicapai sesudah usia pertengahan

melalui proses individuasi dan proses transendensi.

a. Individuasi

Adalah proses analitik memilah-milah, memperinci dan mengelaborasi aspek-aspek

kepribadian. Apabila ada sesuatu bagian kepribadian yang terabaikan, maka system

yang terabaikan itu menjadi kurang berkembang dan akan menjadi pusat resistensi.

Jiwa yang memiliki banyak resistensi bisa memunculkan gejala-gejala neurotic.

Page 25: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

b. Transedensi

Adalah proses sintetik, mengintegrasiksn materi tak sadar dengan materi

kesadaran, mengintegrasikan system-sistem secara keseluruhan agar dapat berfungsi

dalam satu kesatuan secara efektif.

C. Tahap-Tahap Perkembangan

Hereditas berperan penting dalam psikologi Jung, karena :

a. Hereditas berkenaan dengan insting biologis yang berfungsi memelihara kehidupan

dan reproduksi. Insting-insting merupakan “sisi binatang” pada kodrat manusia.

b. Hereditas mewariskan pengalaman leluhur dalam bentuk arsetip; ingatan tentang ras

yang telah menjadi bagian dari hereditas karena diulang berkali-kali lintas generasi.

Jung tidak menyusun tahap-tahap perkembangan secara rinci. Perhatian utamanya

tertuju pada tujuan-tujuan perkembangannya, khususnya tahap kedua tekanan

perkembangannya terletak pada pemenuhan syarat social dan ekonomi, dan tahap ketiga

ketika orang mulai membutuhkan nilai spiritual. Menurut Jung terdapat 4 tahap

perkembangan.

a. Usia anak (childhood),dibagi menjadi tiga tahap :

1) Tahap Anarkis (0-6tahun)

Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang kacau dan sporadic atau kadang ada

kadang tidak.

2) Tahap monarkis (6 – 8 tahun)

Tahap ini ditandai dengan perkembangan ego, dan mulainya pikiran verbal dan

logika. Pada tahap ini, anak memandang dirinya secara obyektif, sehingga sering

secara tidak sadar mereka menganggap dirinya sebagai orang ketiga.

3) Tahap dualistic (8 – 12 tahun)

Tahap ini ditandai dengan pembagian ego menjadi 2, obyektif dan subyektif. Pada

tahap ini, kesadaran terus berkembang. Anak kini memandang dirinya sebagai

orang pertama, dan menyadari eksistensinya sebagai individu yang terpisah.

b. Usia pemuda ( Youth and Young adult hood)

Tahap muda berlangsung mulai dari puberitas sampai usia pertengahan. Pemuda

berjuang untuk mandiri secara fisik dan psikis dari orang tuanya. Tahap ini ditandai oleh

meningkatnya kegiatan, matangnya seksual, tumbuh kembangnya kesadaran dan

pemahaman bahwa era bebas masalah dari kehidupan anak-anak sudah hilang.

Kesulitan utama yang sering dihadapi masalah kecenderungan untuk hidup seperti

Page 26: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

anak-anak dan menolak menghadapi masalah kekinian yang disebut prinsip

konservatif.

Kelahiran jiwa terjadi pada awal puberitas, mengikuti terjadinya perubahan-

perubahan fisik dan ledakan seksualitas. Tahap ini ditandai oleh perbedaan perlakuan

kepada anak-anak menjadi perlakuan kepada orang dewasa dari orang tua mereka.

Kepribadian selanjutnya harus dapat memutuskan dan menyesuaikan diri dengan

kehidupan social.

c. Usia pertengahan (Middle Hood)

Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun. Periode ini ditandai dengn

aktualisasi potensi yang sangat bervariasi. Pada tahap usia pertengahan, muncul

kebutuhan nilai spiritual, yaitu kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi

pada usia muda dikesampingkan, karena pada usia itu orang lebih tertarik pada nilai

materialistic. Usia pertengahan adalah usia realisasi diri.

d. Usia tua (Old Age)

Usia tua ditandai dengan tenggelamnya alam sadar ke alam tak dasar. Banyak

diantara mereka yang mengalami kesengsaraan karena berorientasi pada masa lalu

dan menjalani hidup tanpa tujuan.

D. Tipologi Jung

Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap

dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking,

feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :

1. Introversion-Thinking

Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak

memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka

memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang

dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya

tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka

biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan

kepribadian seperti ini adalah philosophers.

2. Extraversion-Thinking

Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah

ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri,

dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi

feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka

menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.

Page 27: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

3. Introversion-Feeling

Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi

mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang

dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya

hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya

dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.

4. Extraversion-Feeling

Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan

dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor.

Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat

muncul.

5. Introversion-Sensation

Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal

yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-

orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang

bisa berkomunikasi.

6. Extraversion-Sensation

Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik,

praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia

ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh

peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.

7. Introversion-Intiuting

Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert

dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif

yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka.

Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun

memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.

8. Extraversion-Intuiting

Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang

dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka

sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat

Page 28: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru

merupakan tujuan hidup mereka.

E. Proses dan Dinamika Kepribadian Jung

Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche bersifat dinamis dengan gerak

yang terus-menerus. Dinamika psyche tersebut disebabkan oleh enerji psikis yang oleh

Jung disebut libido. Dalam dinamika psyche terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Prinsip oposisi

Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan

tiga cara, yaitu : saling bertentangan (oppose), saling mendukung (compensate),

dan bergabung mejnadi kesatuan (synthese).

Menurut Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena kepribadian berisi

berbagai kecenderungan konflik. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian,

ekstraversi lawan introversi, pikiran lawan perasaa, dan penginderaan lawan

intuisi.

2. Prinsip kompensasi

Prinsip ini berfungsi untuk menjada agar kepribadian tidak mengalami

gangguan. Misalnya bila sikap sadar mengalami frus-trasi, sikap tak sadar akan

mengambil alih. Ketika individu tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya, dalam

tidur sikap tak sadar mengambil alih dan muncullah ekpresi mimpi.

3. Prinsip penggabungan

Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha menyatukan

pertentangan-pertentangan yang ada agar tercapai kepribadian yang seimbang

dan integral.

F. Metode Investigasi Jung

1. Teori Asosiasi Kata

2. Analisi Mimpi

3. Imajinatif Aktif

4. Psikoterapi

Page 29: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

PENDEKATAN TEORI BELAJAR SOSIAL

Teori yang diperkenalkan oleh Albert Bandura, yang melibatkan keterbatasan teori belajar

behavioristik. Teori belajar behavioristik menerangkan dampak dari penguatan yang positif akan

dipelajari, dan yang tidak diikuti oleh konsekuensi yang positif akan terlupakan. Bandura

menguraikan hal-hal berikut ini sebagai keterbatasan teori belajar behavioristik.

1. Teori behavioristik sukar diterapkan pada situasi kehidupan nyata. Tidak mungkin ada satu

orang yang terus-menerus hadir setiap harinya untuk memberikan hadiah bagi terlihatnya

perilaku yang diinginkan guna menjamin meningkatnya frekuensi munculnya perilaku tersebut.

Biasanya orang harus mengatur dan mengendalikan perilakunya sendiri.

2. Teori behavioristik tidak dapat menerangkan mengenai terjadinya pembelajaran perilaku

baru. Jarang kita melihat orang melakukan suatu tindakan yang belum pernah dilakukan

sebelumnya.

3. Teori behavioristik hanya dapat menerangkan pembelajaran langsung (direct learning), di

mana konsekuensi diberikan segera setelah perilaku belajar terjadi, tetapi tidak dapat

menerangkan mengenai perilaku serupa yang muncul pada waktu berikutnya, di mana

konsekuensi diberikan kemudian. Sering terjadi, suatu perilaku telah dipelajari tetapi belum

segera ditampakkan sehingga dampak belajar mungkin belum terlihat sampai waktu kemudian.

A. Perbandingan antara Belajar Langsung dan Tidak Langsung

Type Belajar Bagaimana Terjadinya :

1. Langsung (padanan langsung)

Hasil belajar yang langsung ditampakkan Setelah mempelajari suatu perilaku

tertentu, siswa langsung melakukan atau melaksanakan sendiri perilaku tersebut yang

merupakan hasil belajarnya, dan langsung mengalami konsekuensi dari responsnya

itu.Perilaku yang dipelajari itu dapat diperagakan oleh model

2. Tidak langsung (pemadanan yang tertunda)

Belajar dari memperhatikan orang lain (vicarious learning) Siswa memperhatikan

seorang model melakukan perilaku yang harus dipelajari dan memperhatikan

bagaimana model tersebut mendapat penguatan. Beberapa waktu kemudian siswa

tersebut memperlihatkan perilaku yang dipelajarinya dari memperhatikan model di atas.

Page 30: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut di atas, Bandura mengusulkan suatu

teori alternatif yang dinamakannya Teori Belajar Sosial. Ada enam prinsip yang mendasari teori ini.

1. Faktor-faktor yang Saling Menentukan

Prinsip pertama menyatakan bahwa perilaku, berbagai faktor pada pribadi

seseorang, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada lingkungan orang tersebut,

secara bersama-sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang

satu terhadap lainnya dalam apa yang disebut Bandura sebagai sistem diri orang

itu.

Interaksi faktor-faktor pembentuk sistem diri: hubungan timbal-balik tiga arah

antara Faktor-faktor Pribadi, Perilaku, dan Kejadian-kejadian pada lingkungan

sekitar.

2. Kemampuan Membuat atau Memahami Simbol Tanda/Lambang

Bandura menyatakan bahwa orang memahami dunia ini secara simbolis,

melalui gambaran-gambaran kognitif (cognitive representation). Jadi, kita lebih

bereaksi terhadap gambaran kognitif dari dunia sekitar daripada terhadap dunia

itu sendiri. Artinya, karena kita memiliki kemampuan berpikir dan memanfaatkan

bahasa sebagai alat untuk berpikir maka hal-hal yang telah berlalu dapat

disimpan dalam ingatan dan hal-hal yang akan datang dapat pula "diuji coba"

secara simbolis dalam pikiran.

Lebih jauh lagi apa yang belum terjadi dapat dibayangkan dalam

pikiran. Perilaku-perilaku yang mungkin diperlihatkan akan dapat diduga,

diharapkan, dikhawatirkan, dan diuji cobakan terlebih dahulu secara simbolis,

dalam pikiran, tanpa harus mengalaminya secara fisik terlebih dahulu.

Karenanya pikiran-pikiran yang merupakan simbol atau gambaran kognitif dari

masa lalu maupun masa depan itulah yang mempengaruhi atau menyebabkan

munculnya perilaku tertentu.

3. Kemampuan Berpikir ke Depan

Selain dapat digunakan untuk mengingat hal-hal yang sudah pernah

dialami, kemampuan berpikir atau mengolah simbol tersebut dapat dimanfaatkan

untuk merencanakan masa depan. Kita dapat menduga bagaimana orang lain

akan bereaksi terhadap kita, dapat menentukan tujuan, dan merencanakan

tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Inilah yang

disebut berpikir ke depan, karena biasanya pikiran mengawali tindakan. Tetapi

kadang-kadang, seperti yang akan diterangkan kemudian, pikiran-pikiran tersebut

selain dapat membantu dapat pula menjadi penghalang.

Page 31: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

4. Kemampuan seolah-olah Mengalami Sendiri Apa yang Dialami Orang Lain

Banyak manusia, terlebih lagi anak-anak, mampu belajar dengan cara

memperhatikan orang lain berperilaku dan memperhatikan konsekuensi dari

perilaku tersebut. Inilah yang dinamakan belajar dari apa yang dialami orang lain.

Tentu saja orang dapat belajar dengan melakukan sendiri berbagai hal dan

mengalami konsekuensi dari perbuatannya tersebut. Tetapi hidup ini akan terlalu

berat apabila belajar secara langsung seperti ini merupakan satu¬satunya cara

belajar. Karena itu cara belajar dari pengalaman orang lain ini sangatlah

membantu. Kemampuan ini merupakan prinsip penting dari teori belajar sosial.

5. Kemampuan Mengatur Diri Sendiri

Prinsip berikutnya dari teori belajar sosial adalah bahwa orang umumnya

memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Seberapa giat

kita bekerja dan belajar, berapa jam kita tidur, bagaimana kita bersikap di muka

umum, apakah kita men gerjakan tugas perkuliahan kita dengan teratur, kita

pelajari untuk mengajarkan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab kita.

contoh perilaku yang dapat Anda kendalikan. Perilaku-perilaku ini dikerjakan tidak

selalu untuk memuaskan orang lain, tetapi apakah kita menerapkan strategi,

metode ataupun teknik pembelajaran yang telah berdasarkan standar dan motivasi

yang kita tetapkan sendiri. Tentu saja kita akan terpengaruh oleh reaksi orang lain

terhadap kita, tetapi tanggung jawab utama berada pada diri kita sendiri.

6. Kemampuan untuk Berefleksi

Prinsip terakhir ini menerangkan bahwa kebanyakan orang sering

melakukan refleksi atau perenungan untuk memikirkan mengenai kemampuan diri

mereka pribadi. Mereka umumnya mampu memantau ide-ide mereka dan menilai

kepantasan ide-ide tersebut sekaligus menilai diri mereka sendiri, dengan

memperhatikan konsekuensi dari perilaku mereka.

Dari semua penilaian diri sendiri itu, yang paling penting adalah penilaian

terhadap seberapa kompeten atau seberapa mampu mereka mengira diri mereka

dapat mengerjakan suatu tugas dengan sukses. Penilaian terhadap diri sendiri ini

disebut keyakinan akan kemampuan diri (self-efficacy) yang ternyata

mempengaruhi pilihan seseorang akan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya,

besarnya usaha yang akan dikerahkan untuk menyelesaikan tugas tersebut,

besarnya ketabahan saat menghadapi kesulitan, dan kemungkinan menghadapi

suatu tugas dengan rasa khawatir atau ketakutan atau rasa percaya diri.

Page 32: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

B. Belajar dari Mengamati (Observational Learning) Perilaku Orang Lain(Model

Menurut Bandura, terdapat 4 proses yang terlibat di dalam pembelajaran melalui

pengamatan : perhatian, pengendapan, reproduksi motorik, dan penguatan. Agar pembelajaran

melalui pengamatan dapat terjadi, hal pertama yang harus ada adalah perhatian (attention). Untuk

menghasilkan tingkah laku seperti yang dilakukan oleh model, kita harus benar-benar

memperhatikan apa yang dikatakan atau dilakukannya. Kita tidak dapat mendengar apa yang

teman katakan jika terdapat suara musik yang kencang. Kita juga dapat kehilangan apa yang

profesor katakan di dalam kelas mengenai analisisnya, jika perhatian kita tertuju pada

gadis/pemuda yang sedang duduk di depan kita.

Bayangkan jika kita mengambil kelas menggambar. Kita perlu memperhatikan setiap

instruksi dan petunjuk, serta gerakan tangan guru kita. Memberi perhatian kepada model

dipengaruhi oleh karakteritik model tersebut. Orang yang hangat, memiliki kekuasaan, unik, akan

sanggup menyita perhatian, daripada orang yang dingin, lemah, atau biasa-biasa saja.

1. Pengendapan (retention)

Proses kedua yang diperlukan agar pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi. Untuk

mereproduksi tindakan seorang model, kita harus menyimpan setiap informasi di dalam ingatan

kita sehingga kita dapat mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan. Sebuah deskripsi verbal

yang sederhana, atau gambar detail dari tindakan model dapat membantu proses pengendapan.

Dalam contoh kelas menggambar di atas, kita perlu mengingat instruksi guru dan apa hal-hal yang

ia lakukan agar dapat menirunya untuk menggambar dengan baik.

2. Reproduksi Motorik (motor reproduction)

Proses melakukan peniruan terhadap tindakan model. Orang mungkin dapat memberi

perhatian dan mengingat apa yang telah mereka lihat. Namun, jika mereka memiliki keterbatasan

motorik, maka akan sulit bagi mereka untuk mereproduksi tindakan model tersebut. Seorang

remaja berusia 13 tahun dapat mengamati seorang pemain basket profesional melakukan dunk

dengan dua tangan secara terbalik, namun ia mungkin tidak dapat melakukannya. Sama halnya

pada kelas menggambar, kita akan memerlukan keahlian reproduksi motorik yang baik untuk

dapat mengikuti contoh gambar guru kita.

3. Penguatan (reinforcement)

Pemberian intensif merupakan komponen akhir dalam pembelajaran melalui pengamatan.

Pada banyak kejadian, kita dapat memberikan perhatian dengan baik pada apa yang model

lakukan, mengendapkan informasi tersebut dan memiliki kemampuan motorik yang baik untuk

mereproduksi ulang tindakannya. Namun, sering kali kita gagal untuk mengulangi tindakan

tersebut karena kurangnya penguatan. Pentingnya hal ini dintunjukkan oleh Bandura dalam studi

Page 33: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

awalnya mengenai seorang anak yang melihat seorang model hanya ketika mereka ditawarkan

intensif untuk melakukannya. Dalam kelas menggamba, saat guru memilih gambar kita untuk

dipajang, maka penguatan ini akan menyemangati kita untuk terus menggambar dan mengambil

kelas kesenian yang lain

Beberapa langkah untuk menerapkan teori belajar sosial, yang dapat dimanfaatkan oleh

para guru untuk mengatur pembelajaran dengan mengamati perilaku model :

1. Guru menentukan perilaku yang akan ditiru

Keterampilan kognitif, afektif dan motorik, seperti: mempresentasikan hasil penelitian

gerak-gerakan dalam olahraga atau perbengkelan sopan santun (rasa hormat, respek

terhadap milik orang lain) penyaluran emosi negatif dan positif (kemarahan dan

kegembiraan)

2. Guru menentukan siapa yang akan bertindak sebagai model

Guru itu sendiri

Siswa lain (untuk model yang statusnya sama)

Model lain (orang yang berasal dari komunitas sekitar)

Model-model simbolis (mereka yang dapat bertindak sebagai pahlawan, atau tokoh-tokoh

dalam film, baik nyata maupun kartun)

3. Guru memastikan tampilnya perilaku yang diperagakan oleh model

Mengusahakan untuk memusatkan perhatian siswa yaitu dengan membuat perilaku

itu cukup sederhana, tampak jelas, terpecah dalam urutan yang dapat diikuti, sehingga

dapat membantu siswa untuk dapat mengingat perilaku tersebut dengan memberikan cara

untuk mengingat dan memberikan kesempatan untuk mengulang . Hal itu juga dapat

Pembelajaran Melalui Pengamatan

Penguatan atau kondisi

intensif

Reproduksi

MotorikPengendapanPerhatian

Page 34: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

membantu siswa untuk mempraktekkan perilaku tersebut (produksi) dan memberi motivasi

kepada siswa untuk meniru perilaku tersebut dalam bentuk pujian atau hadiah (motivasi).

4. Guru menciptakan nilai manfaat dari perilaku orang yang menjadi model

Memberi penghargaan untuk hasil dan perilaku positif dari model tersebut dan

Memberi sanksi pada hasil dan perilaku negatif dari model itu, serta

Tidak bereaksi berlebihan atau secara pribadi terhadap perilaku model dan

Tidak menunjukkan sikap mengabaikan terhadap perilaku model tersebut.

PENDEKATAN TEORI BIOLOGIS

Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia ditekankan oleh Mc.Dougall, Freud, dan

Lorenz, manusia dilahirkan dengan berbagai karakteristik biologis yang membedakan dengan

hewan dan sesamanya.

1.Naluri, Konrad Lorenz dorongan agresif adalah naluri manusia yang sudah ada semenjak

manusia lahir dan tidak dapat dirubah, hampir sama dengan Freud adanya dorongan bawaan yang

mengarahkan manusia berprilaku destruktif (id thanatos), walaupun dorongan bawaan itu bisa

diarahkan pada perilaku konstruktif.

2.Perbedaan genetik kromosom XYY lebih besar kemungkinan menjadi penjahat, karena Y tersebut bersifat agresif , sehingga jika kromosom tersebut double Y maka tingkat keagresivitasnya semakin tinggi dan kemungkinan akan menjadi penjahat. Kerusakan fisiologis lain seperti kerusakan otak tertentu (hipotalamus) dapat mengakibatkan agresivitas yang tak terkendali.

PENDEKATAN TEORI EKOLOGIK

Pendekatan ekologi adalah suatu metode analisis yang menekankan pada hubungan

antara manusia dan kegiatan lingkungannya, sehingga manusia dan berbagai kegiatannya selalu

menjadi fokus analisis dalam keterkaitannya dengan lingkungan abiotik, biotik, maupun sosial,

ekonomi dan kulturalnya. Manusia dalam hal ini tidak boleh diartikan sebagai makhluk biologis

semata yang setaraf dengan makhluk hidup lainnya, namun adalah sosok yang dikaruniai daya

cipta, rasa, karsa, karya atau makhluk yang berbudi daya.

Pendekatan ekologi ini ditekankan pada keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu

dengan variabel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya

tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula

dikaitkan dengan : 

(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan

manusia.

Page 35: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

(2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta

kesadaran akan lingkungan.

Dalam sistematika Kirk ditunjukkan bahwa ruang lingkup lingkungan geografi memiliki dua

aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena

environment).

Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan

kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi,

yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan

nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan

lingkungan alam manusianya.

Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan

fenomena alam. Relik fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan

manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan

proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.

Studi mendalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada

wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada

pendekatan kelingkungan.

Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan mendapat peran yang penting untuk

memahami fenomena geosfer. Dengan pendekatan ini fenomena geosfer dapat dipahami secara

holistik sehingga pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.

Teori Pendekatan Kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget seorang psikolog dari Swiss yang hidup

pada tahun 1896-1980. Teori Kognitif merupakan cara mempersepsikan dan menyusun informasi

yang berasal dari lingkungan sekitar yang dilakukan secara aktif oleh seorang pembelajar. lebih

rincinya teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara

stimulus dan respon tetapi belajar adalah proses berpikir yang sangat kompleks. Dalam teori

kognitif manusia melakukan pengamatan secara keseluruhan lebih dahulu menganalisanya lalu

mensintesiskannya kembali.

Teori kognitif tidak menyelidiki hal-hal yang lebih mendalam dari yang ada pada kesadaran. Ia

tidak mempelajari proses yang terjadi dalam alam bawah sadar dan ketidaksadaran.

Teori kognitif lebih menekankan pada pandangan bahwa untuk memahami perilaku manusia harus

mempelajari proses mental manusia tersebut. Karena, manusia tidak menanggapi lingkungannya

Page 36: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

secara otomatis. Perilaku manusia tergantung pada bagaiman proses berpikir dan mempersepsi

lingkungannya. Jadi proses mental manusia merupakan hal yang utama yang bisa menjelaskan

perilaku social seseorang

Intinya teori-teori kognitif memusatkan perhatiannya pada bagaimana proses informasi yang

datangnya dari lingkungan ke dalam struktur mental manusia.

Tokoh-Tokoh dalam Teori Kognitif yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky .

a. Jean Piaget

Jean piaget adalah psikolog dari swiss . Piaget adalah salah satu tokoh penting dalam

psikologi perkembangan karena teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang

mengutamakan unsur kesadaran (kognitif). Teori Tahapan Kognitif merupakan sebuah teori

yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak melaju dalam empat tahap yang

melibatkan jenis-jenis operasi mental yang berbeda secara kualitatif yaitu :

Organisasi (Organization) adalah kecenderungan untuk menciptakan struktur

kognitif atau system-sistem pengetahuan.

Skema (Schema) adalah pola-pola perilaku teratur yang digunakan seseorang

untuk berpikir dan bertindak dalam suatu situasi.

Adaptasi (Adaptation) merupakan istilah Piaget untuk menggambarkan cara anak-

anak menangani informasi baru dengan mempertimbangkan hal yang sudah

mereka ketahui. Adaptasi muncul melalui dua proses yaitu :

Asimilasi Memasukkan informasi baru dan menggabungkannya ke dalam

struktur kognitif yang sudah ada.

Akomodasi Menyesuaikan struktur kognitif seseorang agar sesuai

dengan informasi baru.

Equilibrasi (Equlibration) merupakan istilah Piaget untuk kecenderungan dalam

mencari keseimbangan yang stabil diantara berbagai unsur kognitif.

Tidak hanya tentang jenis-jenis operasi mental, Piaget juga mengemukakan empat

periode perkembangan intelektual yang secara khas mengorganisir interaksi anak

dengan lingkungan. Meskipun tingkat perkembangan intelektual pada setiap anak

dapat berbeda, Piaget berpendapat bahwa sekuens perkembangan tersebut terjadi

pada setiap anak seperti berikut :

1. Periode Sensorimotorik (0-2 Tahun) : kemampuan anak itu masih terbatas pada

penginderaan rangsangan-rangsangan dan memberikan reaksi-reaksi motoris yang

mekanistis dan otomatis.

2. Periode Praoperasional (2-7 Tahun) : Dalam fase ini anak menguasai bahasa dan

mempelajari hubungan waktu, masa lalau, dan masa depan, serta masa kini. Dalam

Page 37: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

fase ini pula terjadi pembentukan symbol-simbol untuk kelak memungkinkan anak

itu berpikir. Sifat anak pada usia ini masih terpusat pada diri sendiri (ego centris)

3. Periode Operasi Konkret (7-11 Thaun) : Pada tahap ini anak tidak lagi ego centris,

melainkan banyak berorientasi keluar, kepada objek-objek yang konkret. Ia masih

aktif dan banyak bergerak, tetapi perbuatan-perbuatannya selalu tidak dapat

dilepaskan hal-hal yang konkret.

4. Periode Operasi Formal (11-15 Tahun) : Pada fase akhir perkembangan intelektual

ini, anak menguasai pemahaman. Maksudnya Individu disini tidak lagi terikat pada

objek-objek yang nyata atau konkret, ia mampu menyusun kesimpulan-kesimpulan

dan hipotesa-hipotesa atas dasar symbol-simbol semata.

Dalam teori tentang intelegensi Piaget membedakan antara teori umum tentang

intelegensi yang berlaku pada setiap tingkat perkembangan dan teori yang khusus

berhubungan dengan tingkat perkembangan tertentu. Dalam teorinya yang umum (non

phasic) Piaget menerangkan asal mula intelegensi dari tingkah laku-tingkah laku yang

rendah tingkatannya. Ia percaya bahwa semua tingkah laku baik yang eksternal

maupun internal (contohnya:berpikir) bertujuan beradaptasi. Adaptasi dianggapnya

sebagai sebagai keseimbangan yang bergerak terus antara asimilasi dan lingkungan

terhadap individu dan akomodasi dari individu dalam lingkungannya. Kalau adaptasi

dalam kehidupan biologis bersifat fisik, adaptasi dalam kehidupan psikis lebih

fungsional. Perkembangan kognitif oleh Piaget dianggap sebagai keseimbangan yang

meningkat dari taraf asimilasi ke taraf akomodasi.

b. Lev Vygotsky

Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934) seorang Psikolog dari Rusia. Ia memusatkan

perhatiannya pada berbagai proses social dan budaya yang memadu perkembangan

kognitif anak-anak. Teori Sosial Budaya (sociocultural theory) dari Vygotsky menekankan

keterlibatan aktif anak-anak dengan lingkungannya. Vgotsky memandang pertumbuhan

kognitif sebagai suatu proses kolaborasi. Vgotsky mengatakan bahwa anak-anak belajar

melalui interaksi social. Mereka memperoleh keterampilan kognitif sebagai bagian dari

induksi ke dalam suatu cara hidup. Berbagai kegiatan yang dibagi bersama membantu

anak-anak menginternalisasikan cara berpikir dan berperilaku masyarakat serta

menjadikannya milik mereka.

Menurut Vygotsky, orang dewasa atau kelompok teman seusia yang lebih maju harus

membantu mengarahkan dan mengatur pembelajaran anak sebelum mereka dapat

menguasai dan menginternalisasikannya. Tanggung jawab diarahkan kepada anak-

meskipun ketika mengajari anak untuk mengambang orang dewasa pertama kali

menyokong anak di dalam air kemudian melepaskannya secara perlahan seiring dengan

tubuh anak menjadi rileks ke dalam posisi mendatar.

Page 38: Makalah Psikologi Sosial Teori Psikoanalisa Dan Teori Belajar Sosial

Bab III

Daftar Pustaka

Sarwono, S.W. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Jakarta:

Bulan Bintang, 2002

Feist. Jess, Feist, Gregory J. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika, 2010

Papalia, Dkk. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika, 2009

http://search.proquest.com/psycarticles/docview/614336214/fulltextPDF/

141313B433E315EB5AD/1?accountid=17242

http://search.proquest.com/psycarticles/docview/614311383/fulltextPDF/

141313B433E315EB5AD/2?accountid=17242

http://search.proquest.com/psycarticles/docview/614400278/fulltextPDF/

141313D30374B756747/1?accountid=17242

http://search.proquest.com/psycarticles/docview/614336214/fulltextPDF/

141313E38C51B5E7102/1?accountid=17242