91
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesetabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan jantung dalam sisitem perekonomian sebuah negara dan sebagai alat dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter pemerintah. Di Indonesia ada salah satu bank nasional yang tertua berdiri semenjak tahun 1895 sampai dengan sekarang tahun 2012, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yang didirikan pada 16 Desember 1895 oleh Raden Aria Wirjaatmadja, di Purwokerto, Jawa Tengah. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia dan pada tahun 2003 pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan

tentang makalah manajemen keaungan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelasakan tentang ROA dan ROE

Citation preview

Page 1: tentang makalah manajemen keaungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kesetabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor,

salah satunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan jantung

dalam sisitem perekonomian sebuah negara dan sebagai alat dalam pelaksanaan

kebijaksanaan moneter pemerintah.

Di Indonesia ada salah satu bank nasional yang tertua berdiri semenjak

tahun 1895 sampai dengan sekarang tahun 2012, yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk yang didirikan pada 16 Desember 1895 oleh Raden Aria Wirjaatmadja, di

Purwokerto, Jawa Tengah.

Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik

Indonesia dan pada tahun 2003 pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual

30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini

(tahun 2012).

Fenomena saat ini banyak investor yang ingin menanam sahamnya di PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., terlihat dari data statistik yang diperoleh

dari BEI dan Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa perkembangan harga

saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk sangat bagus dan juga pernah melakukan

Stock Split pada tahun 2011 yang mencerminkan bahwa PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk memiliki kinerja perusahaan yang baik.

Page 2: tentang makalah manajemen keaungan

2

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia perode tahun 2012 yang

dibuat oleh Bank Indonesia, ada 10 bank yang memiliki asset paling tinggi, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 1.1Statistik Asset Perbankan Indonesia

Periode Tahun 2012

Ranking Bank Aset (Triliun Rupiah)1 Bank Mandiri 375,232 Bank Rakyat Indonesia 318,443 Bank Central Asia 283,184 Bank Negara Indonesia 226,915 Bank CIMB Niaga 106,886 Bank Danamon Indonesia 96,807 Pan Indonesia Bank 76,278 Bank Internasional Indonesia 58,739 Bank Tabungan Negara 58,4810 Bank Permata 56,21Sumber: Bank Indonesia

Berdasarkan data dari Bank Indonesia diatas dapat dilihat perkembangan

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, menduduki peringkat ke 2 setelah Bank Mandiri,

hal ini menandakan bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., merupakan salah

satu Bank Nasional yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian negara

Indonesia.

Harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dari periode tahun 2003

sampai dengan tahun 2012 ada yang mengalami kenaikan dan penurunan secara

bertahap. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dari periode tahun 2003 sampai dengan 2012

menyatakan bahwa dari tahun 2003 sampai dengan 2010 harga saham PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk mengalami kenaikan dengan paling tinggi adalah harga

Page 3: tentang makalah manajemen keaungan

3

saham per lembarnya adalah Rp. 10.500 yaitu pada tahun 2010, namun di tahun

2011 dan 2012 mengalami penurunan menjadi Rp. 6.750 dan Rp. 6.950.

Pada tanggal 24 November 2010 telah dilakukan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk., untuk

merencanakan memecah nilai nominal saham (stock split) di kisaran 1:2 hingga

1:3. Pada tahun 2010 harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbl., telah

mencapai Rp. 10.500. Hal inilah pada tahun 2011 merencanakan akan di Stock

Split diperkirakan menjadi harga saham Rp. 5.000.

Namun pada tanggal 11 Januari 2011 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.,

berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah

disepakati untuk melakukan Stock Split saham yaitu sebesar Rp. 6.750 dan

diharapkan kedepannya para investor dapat tertarik untuk menanam sahamnya di

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk sudah diperjual belikan di Pasar

modal, maka kehadiran pasar modal memberikan peluang bagi PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk untuk memperoleh dana tambahan serta memberikan banyak

pilihan investasi bagi para investor guna mendapatkan kesempatan memperoleh

imbal hasil.

Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana

lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa yang akan datang. Tujuan investor melakukan investasi adalah

untuk memperoleh keuntungan atau imbal hasil (return). Namun imbal hasil

(return) bukan satu-satunya unsur yang melekat pada setiap investasi.

Page 4: tentang makalah manajemen keaungan

4

Pada umumnya investasi selalu mengandung resiko (risk) yang harus

dipertimbangkan setiap investor atas dana yang akan diinvestasikannya.

Kedua unsur ini memiliki korelasi yang positif semakin besar imbal hasil

yang akan diperoleh, maka semakin besar resiko yang dimilikinya dan sebaliknya

semakin kecil hasil yang diperoleh, maka semakin kecil pula resiko yang

dihadapi.

Oleh sebab itu, para investor perlu memiliki sejumlah informasi yang

berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang

saham perusahaan yang layak dipilih oleh investor. Faktor fundamental

perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan.

Analisis fundamental sebagai salah satu teknik analisis yang bisa

digunakan oleh investor dalam mencari informasi dan mengidentifikasi prospek

perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Selain analisis

fundamental diperlukan juga rasio keuangan (financial ratio) yang sangat penting

dilakukan oleh investor yang mempunyai fungsi untuk melakukan analisa

terhadap kondisi keuangan perusahaan dan memperkirakan potensi resiko yang

akan dihadapi.

Permasalahan utama dalam keputusan investasi adalah bagaimana

menaksir profitabilitas, yaitu menguntungkan atau tidaknya suatu usulan investasi

terutama pada instrumen pasar modal. Oleh sebab itu, investor juga harus

memperhatikan rasio profitabilitas diantaranya Rasio Return On Assets (ROA)

dan Rasio Return On Equity (ROE).

Page 5: tentang makalah manajemen keaungan

5

Menurut kutipan dari Irham Fahmi (2011 : 137), mengemukakan bahwa

Rasio Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.

Nilai rasio ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang

dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi

perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total

yang dipergunakan, maka perusahaan mendapatkan kerugian.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan mengkaji lebih dalam tentang pengaruh Return On Asset (ROA)

dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham, penulis melakukan

penelitian pada perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dimulai dari periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2012.

Oleh karena itu, judul dari penelitian ini adalah “PENGARUH RETURN ON

ASSET (ROA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK PERIODE

TAHUN 2003 – 2012”.

1.2. Identifikasi Masalah

Sebagaimana dikemukakan didalam latar belakang masalah, ternyata

persoalan-persoalan masih bersifat umum.

Adapun hal yang dapat diidentifikasi sebagai permasalahan yang akan

dibahas lebih lanjut adalah sebagai berikut:

Page 6: tentang makalah manajemen keaungan

6

1. Bagaimana Perkembangan Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

2. Bagaimana Perkembangan Return On Equity (ROE) pada PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

3. Bagaimana Perkembangan Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk periode tahun 2003 – 2012.

4. Bagaimana pengaruh Return On asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun

2003 – 2012 secara simultan dan parsial.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam menyusun tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan yaitu

sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Return On asset (ROA) dan Return On Equity

(ROE) terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

2. Penelitian dilakukan pada Return On asset (ROA) dan Return On Equity

(ROE) terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil

tema: “PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN RETURN ON EQUITY

(ROE) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BANK RAKYAT

INDONESIA TBK PERIODE TAHUN 2003 – 2012”.

Page 7: tentang makalah manajemen keaungan

7

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah untuk

memperoleh data dan informasi yang dapat membantu penulis dalam menyusun

laporan tugas akhir sebagai salah satu syarat dalam kelulusan pada Program Studi

D-III Politeknik LP31 Bandung.

Sedangkan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Return On Asset (ROA) pada

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

2. Untuk mengetahahui bagaimana Perkembangan Return On Equity (ROE) pada

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

3. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Harga Saham pada PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Return On asset (ROA) dan Return

On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk periode tahun 2003 – 2012 secara simultan dan parsial.

1.5. Kegunaan Penelitian

Adapun berbagai kegunaan dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Yaitu selain sebagai sumber data informasi dalam penyusunan laporan Tugas

Akhir dan juga dapat menambah wawasan mengenai aktivitas Bank Rakyat

Indonesia.

Page 8: tentang makalah manajemen keaungan

8

2. Bagi Pihak Bank

Yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran berupa

informasi yang bermanfaat.

3. Bagi Masyarakat

Yaitu penulis berharap hasil penelitian ini bisa dapat dijadikan bahan referensi

untuk pengkajian masalah yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

1.6. Metode dan Teknik Penelitian

1.6.1 Metode Penelitian

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu system pemikiran ataupun suatu

kelangsungan peristiwa pada masa sekarang, yaitu berdasarkan kutipan menurut

Kasmir (2008 : 65), Malayu S.P. Hasibuan (2008 : 2), Idroes dan Sugiarto (2006 :

3), Abdurrachman (Suyatno et.al, 2006 : 3), Perry Warjiyo (2004 : 248),

(http://nuryazidi.wordpress.com/2008/09/17/apa-yang-anda-ketahui-dengan-bi-

rtgs-2/), Mulyati Tri Subari dan Ascarya (2003 : 45), (http:// www.bi.go.id ) dan

kutipan lainnya.

1.6.2Teknik Penelitian

Sedangkan teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data

adalah sebagai berikut:

Page 9: tentang makalah manajemen keaungan

9

1. Penelitian lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian.,

penelitian ini bertujuan untuk melihat dan memperoleh data yang benar serta

dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat diketahui situasi bank yang

bersangkutan dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya

jawab dan bertatap muka langsung dengan pihak yang terkait.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian terhadap

dokumen-dokumen yang ada pada objek penelitian.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dalam

hal ini dari Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya.

2) Data Sekunder

Yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku literatur yang

berhubungan dengan penelitian.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur

yang berhubungan dengan pokok bahasan penelitian sehingga dapat dipakai

sebagai dasar analisa.

Page 10: tentang makalah manajemen keaungan

10

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Ini dilakukan di perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

yang telah go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sumber

data diperoleh dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang

berlokasi di Jl. Siliwangi No 24 Tasikmalaya dan melalui situs internet

www.idx.co.id serta situs internet www.bri.co.id.

Waktu yang diperlukan penulis dalam pencarian data guna penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1Matriks Penelitian

No. UraianJanuari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Persiapan:

a. Penyusunan Rencanab. Survey Pendahuluan

2. Pengumpulan Data

3. Pengolahan Data

4. Konsultasi

5. Seminar

6. Draft Akhir

1.8. Sistem Penulisan

Untuk membantu dalam penyusunan tugas akhir ini, maka penulis

membuat sistematika penulisan yang meliputi 5 bagian, yaitu terdiri dari:

Page 11: tentang makalah manajemen keaungan

11

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode yang digunakan

dalam pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas landasan-landasan teori yang mendasari dan

menjadi pertimbangan penulis untuk menganalisa pokok permasalahan dalam

penelitian dengan menjelaskan teori-teori yang berasal dari study pustaka yang

mengemukakan dasar-dasar aspek penelitian.

BAB III OBYEK PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas mengenai sejarah berdirinya PT. Bank Rakyat

Indonesia, struktur organisasi dan tugas masing-masing divisi serta kegiatan usaha

objek penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengemukakan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

masalah mengenai tema yang dibahas yaitu tentang pengaruh Return On asset

(ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

BAB V PENUTUP

Bab ini berupa kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan penelitian

yang dirumusan secara singkat dan jelas. Sedangkan saran ditujukan kepada

Page 12: tentang makalah manajemen keaungan

12

pihak-pihak yang terkait dalam penulisan tugas akhir ini yaitu objek penelitian

yang berisi anjuran atau rekomendasi guna memperbaiki kinerja perusahaan

kearah lebih baik.

Page 13: tentang makalah manajemen keaungan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Analisis Rasio Keuangan

Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis

keuangan dan pemakaian laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap

kesehatan perusahaan, alat yang bisa digunakan adalah rasio keuangan.

2.1.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Definisi analisis rasio keuangan pada dasarnya memiliki pengertian

yang berbeda-beda, namun isinya tidak jauh berbeda satu sama lainnya.

Seperti halnya pengertian analisis rasio keuangan menurut kutipan dari

Irham Fahmi (2012 : 49), yaitu sebagai sebagai berikut:

“Analisis rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan”.

Tidak berbeda jauh dengan pengertian analisis rasio keuangan diatas

menurut kutipan Sofyan Syafri Harahap (2004 : 297), yang menyatakan

bahwa: “Analisis rasio keuangan adalah suatu angka yang diperoleh dari

hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.

Page 14: tentang makalah manajemen keaungan

14

Adapun pendapat lain yang mendukung kedua kutipan diatas yaitu

dari kutipan Harmono (2011 : 106) yang menyatakan bahwa:

“Analisis rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan

perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan

perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan

(neraca, laporan laba/ rugi, laporan aliran kas)”.

Pendapat lain Menurut kutipan Munawir (2004 : 37), Analisis rasio

adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu

dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari

kedua laporan tersebut.

Pendapat lain dari kutipan Eddy Soeryanto Soegoto (2011 : 150),

meyatakan bahwa: “Analisis rasio keuangan adalah suatu metoda yang

menyatakan hubungan antara dua elemen dalam laporan keuangan dan

menjadi barometer yang dapat menunjukkan kinerja keuangan suatu

perusahaan”.

Adapun pendapat lain Menurut Harmono (2011 : 104), Analisis rasio

keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan

perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/

mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan melalui analisis kondisi arus kas

atau kinerja organisasi perusahaan baik yang bersifat parsial maupun kinerja

organisasi secara keseluruhan.

Page 15: tentang makalah manajemen keaungan

15

Berdasarkan beberapa kutipan diatas, maka penulis sependapat

dengan kutipan dari Harmono (2011 : 104). Dan penulis dapat

menyimpulkan dari kutipan diatas yaitu sebagai berikut: “Analisis rasio

keuangan merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis

laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu

digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di

bidang keuangan”.

Penulis berpendapat bahwa dengan rasio keuangan, para pemakai

laporan keuangan dapat dengan mudah mengartikan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.

Analisa laporan keuangan pada dasarnya dapat dilakukan dengan 2

macam cara pembandingan, yaitu sebagai berikut:

1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari

waktu yang lalu (history ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan

untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan)

dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau

industri sejenis (rasio industri) untuk waktu yang sama.

2.1.1.2 Jenis – Jenis Analisis Rasio Keungan

Adapun beberapa kesimpulan dari kutipan jenis-jenis analisis rasio

keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan,

yaitu menurut kutipan dari Munawir (2010 : 70) dan menurut Irham Fahmi

(2012 : 120), yaitu sebagai berikut:

Page 16: tentang makalah manajemen keaungan

16

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya.

Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat(quick ratio),

Rasio Lancar (current ratio).

2. Rasio Pengungkit/ leverage/ solvabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana

perusahaan.

Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal

sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE (Time Interest Earned).

3. Rasio Efesiensi/ Perputaran

Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk

bagi perusahaan.

Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva

Tetap, dan Total Asset Turnover.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating

Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset),

ROE (Return On Equity).

Page 17: tentang makalah manajemen keaungan

17

5. Rasio Nilai Pasar

Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai

Buku perusahaan.

Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend

Yield, Deviden Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)

2.2. Rasio Profitabilitas

Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh

manajemen. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar

tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Jumlah keuntungan yang

di dapat satu perusahaan dapat dilihat dari laporan laba rugi tahunan yang

dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu

memaksimalkan laba yang diperolehnya. Banyak pihak yang sangat

berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang

saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk

dividen.

2.2.1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Ada beebrapa kutipan tentang pengertian rasio profitabilitas,

diantaranya menurut kutipan dari Mahmud Hanafi (2004 : 42), yaitu

menyatakan bahwa: “Rasio profitabilitas merupakan suatu rasio untuk

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat

penjualan, Asset dan modal tertentu”.

Page 18: tentang makalah manajemen keaungan

18

Tidak berbeda dengan kutipan diatas, menurut Irham Fahmi (2011 :

116), menyatakan “Rasio profitabilitas adalah bermanfaat untuk

menunjukan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan”.

Pendapat lain menurut kutipan dari Harmono (2011 : 109) yaitu

sebagai berikut:

“Rasio profitabilitas adalah suatu gambaran kinerja fundamental perusahaan yang ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba”.

Pendapat lain yang mendukung kutipan diatas adalah Sofyan Syafri

Harahap (2004 : 304), yang menyatakan bahwa: “Rasio profitabilitas

merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti

kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya”.

Adapun kutipan menurut Handono Mardiyanto (2009 : 53),

menyatakan bahwa: “Rasio profitabilitas adalah suatu rasio untuk mengukur

kesanggupan perusahaan untuk menghasilkan laba”.

Pendapat lain dari Dewi Praptiwi dan Irawan Senda (2010 : 198),

menyatakan bahwa: “Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh tingkat kembalian

investasi”.

Page 19: tentang makalah manajemen keaungan

19

Sedangkan menurut Farah Margaretha (2010 : 56), menyatakan

bahwa: “Rasio profitabilitas adalah suatu gambaran pada pihak-pihak yang

berkepentingan tentang kemampuan manajemen industri jasa dalam

menghasilkan laba untuk periode tertentu”.

Berdasarkan beberapa kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa

pengertian Rasio profitabilitas adalah suatu rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan melalui

kegiatan penjualan, harta perusahaan dan modal saham.

2.2.2. Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Ada beberapa kesimpulan dari kutipan Munawir (2010 : 71),

Harmono (2011 : 110) dan menurut Irham Fahmi (2012 : 80), jenis-jenis

rasio profitabilitas, yaitu sebagai berikut:

1. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi

pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Rumus:

2. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.

Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Rumus:

Page 20: tentang makalah manajemen keaungan

20

3. Return On Asset (ROA) atau Rentabilitas Ekonomi

Return On Asset merupakan ukuran kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan.

Rumus:

4. Return On Equity (ROE) atau Hasil Atas Ekuitas

Return On Equity adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik

(baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di

perusahaan.

Rumus:

5. Return On Investment (ROI)

Return On Investment adalah merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam

perusahaan.

Rumus:

6. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar

kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba.

Rumus:

Page 21: tentang makalah manajemen keaungan

21

2.3. Return On Asset (ROA)

Ada bebrapa kutipan tentang pengertian Return On Asset (ROA),

diantaranya Menurut David dan Kurniawan (2010 : 239), yaitu: “Return On

Asset merupakan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat asset tertentu”.

Adapun pendapat lain dari kutipan Sutrisno (2005 : 238), menyatakan

bahwa: “Return On Asset juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupakan

ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva

yang dimiliki oleh perusahaan”.

Tidak berbeda jauh dari pengertian Return On Asset diatas, menurut

kutipan dari Agus (2000 : 130), yaitu: “Return On Asset menunjukan

kemampuan perusahaan laba dari aktiva yang dipergunakan”.

Sedangkan menurut kutipan dari Ridwan dan Inge (2003 : 145),

menyatakan bahwa: “Return On Asset (ROA) merupakan ukuran keseluruhan

keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis menarik

kesimpulan bahwa Return On Asset (ROA) adalah analisis yang

membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva. Rasio ini bertujuan

untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang tersedia.

Rumus untuk mencari Return On Asset (ROA) berdasarkan kutipan dari

Ridwan dan Inge (2003 : 146) adalah sebagai berikut:

Page 22: tentang makalah manajemen keaungan

22

2.4. Return On Equity (ROE)

Ada beberapa kutipan tentang pengertian Return On Equity yaitu

diantaranya menurut Ridwan dan Inge (2003 : 146), yaitu menyatakan bahwa:

“Hasil atas Ekuitas atau biasa disebut dengan Return On Equity adalah ukuran

hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen dan saham biasa)

atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi hasil semakin baik”.

Menurut Bambang (2001 : 44) pengertian Return On Equity atau yang

disebut dengan rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah

laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah

modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata

lain dapat dikatakan bahwa rentabiltas modal sendiri adalah kemampuan suatu

perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan keuntungan.

Adapun pendapat lain menurut Irham Fahmi (2012 : 82), menyatakan

bahwa: “Rasio Return On Equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity

dan di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau

perputaran total asset adalah suatu rasio yang mengkaji sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu

memberikan laba atas ekuitas”.

Sedangkan menurut Sutrisno (2005 : 239) Return On Equity adalah

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal

Page 23: tentang makalah manajemen keaungan

23

sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini sering disebut sebagai rentabilitas

modal sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Return On Equity digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

perusahaan dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan modal yang tersedia.

Rumus untuk mencari nilai Return On Equity berdasarkan kutipan dari

Ridwan dan Inge (2003 : 146) dapat di formulasikan sebagai berikut:

2.5. Saham

Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari

tambahan dana menyebabkan kajian dan analisis tentang saham begitu

berkembang baik secara fundamental dan teknikal.

Ada banyak pihak yang terlibat dalam bermain di pasar saham, secara

umum ada tiga yaitu investor, spekulan dan government. Ketiga pihak yang

terlibat ini sama-sama memiliki tujuan dan kepentingannya masing-masing

(Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009 : 67).

2.5.1. Pengertian Saham

Menurut istilah yang ada di masyarakat, definisi saham pun sangat

beragam, salah satunya menurut kutipan dari Irham Fahmi (2011 : 53),

meyatakan bahwa: “Saham yang dimaksud disini adalah saham yang berasal

Page 24: tentang makalah manajemen keaungan

24

dari perusahaan lain, yang dibeli oleh pihak manajemen perusahaan dan

selanjutnya sewaktu-waktu bisa dijual kembali jika membutuhkan dana.

Pendapat lain menurut Sapto Rahardjo (2006 : 31), meyatakan

bahwa: “Saham adalah surat berharga yang merupakan instrumen bukti

kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi dalam suatu

perusahaan”.

Tidak berbeda jauh dari pengertian saham diatas, menurut Indriyo

dan Basri (2000 : 265), yaitu: “saham merupakan tanda penyertaan modal

pada perseroan terbatas”.

Adapun pendapat lain dari Bambang (2002 : 240), meyatakan

bahwa: “Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam

suatu perseroan terbatas.

Berdasarkan beberapa kutipan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa saham adalah salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar

modal yang berisi tanda bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan

dimana pemegang saham mempunyai hak atas kekayaan perusahaan yang

proporsinya disesuaikan dengan jumlah lembar saham yang dimiliki oleh

pemegang saham tersebut.

2.5.2. Jenis – Jenis Saham

Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal

oleh publik (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009 : 68), yaitu sebagai

berikut:

1. Common Stock (Saham Biasa)

Page 25: tentang makalah manajemen keaungan

25

Adalah suatu surat bergarga yang dijual oleh suatu perusahaan

yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya)

dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum

Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan

saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan

memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.

2. Saham Istimewa (Preferred Stock)

Adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan

yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya)

dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk

deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

2.6. Pasar Modal (Sekuritas)

Disetiap negara di dunia hampir memiliki pasar modal (capital market)

kecuali bagi negara-negara yang masih berbenah dan belum mampu

melepaskan diri dari persoalan ekonomi dan politil yang begitu parah, maka

keberadaan pasar modal di negara tersebut dianggap belum begitu berjalan

efektif.

Ketidakefektifannya disebabkan oleh berbagai hal termasuk diantaranya

kondisi politik dan keamanan yang belum mencapai tingkat kestabilan dan

sampai saat ini terus terjadi atau berlangsung berlarut-larut tanpa ada

dicapainya titik penyelesaian, contohnya negara palestina, myanmar dan

beberapa negara lainnya.

Page 26: tentang makalah manajemen keaungan

26

Keberadaan pasar modal disuatu negara bisa menjadi acuan untuk

melihat tentang bagaimana kegairahan atau dinamisnya bisnis negara yang

bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan ekonominya seperti

kebijakan fiskal dan moneter. Selanjutnya dari kebijakan yang diterapkan

tersebut kondisi stimulus dan bahkan suistainabillity bisa diperoleh dengan

efek lebih jauh mampu memberikan kontribusi positif pada penambahan

pendapatan negara terutama dari segi pendapatan pajak (tax income).

2.6.1. Pengertian Pasar Modal

Ada beberapa kutipan tentang pengertian pasar modal, diantaranya

menurut Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi (2009 : 41), menyatakan

bahwa: “Pasar Modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya

perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari

hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana

atau untuk memperkuat dana perusahaan.

Menurut kutipan dari Eduardus Tandelilin (2010 : 26), menyatakan

bahwa: “Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas.

Pendapat lain dari R.J. Shook (2002 : 71), pasar modal adalah

sebuah pasar tempat dana-dana modal, seperti ekuitas dan hutang,

diperdagangkan.

Page 27: tentang makalah manajemen keaungan

27

Ada pendapat lain dari Joel G Siegel dan Jae K Shim (1999 : 68),

pasar modal adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham

perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa pasar modal merupakan tempat atau wadah bagi perusahaan untuk

mendapatkan tambahan dana dengan menjual instrumen pasar modal berupa

surat-surat berharga kepada pemodal (investor) dan bagi pemodal (investor)

dengan keikutsertaannya dalam menanamkan sejumlah dana di perusahaan

diharapkan mendapat sejumlah keuntungan dari nilai investasi yang

berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

2.6.2. Jenis – Jenis Pasar Modal

Ada beberapa jenis pasar modal menurut Eduardus Tandelilin

(2010 : 28), diantaranya sebagai berikut:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang

menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang

ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan saham tersebut diperdagangkan

saham-saham atau sekuritas lainnya yang di jual untuk pertama kalinya

(penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatat di bursa.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagai saham setelah melewati

masa penawaran pada pasar perdana. Pasar sekunder merupakan pasar

dimana saham dan sekuritas yang lain diperjual-belikan secara luas

Page 28: tentang makalah manajemen keaungan

28

melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga dasar di pasar sekunder

ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.

Besarnya permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu:

a. Faktor Internal Perusahaan

Merupakan faktor yang berpengaruh dengan kegiatan internal

perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai, misalnya pendapatan

per lembar saham, besarnya deviden yang dibagikan, kinerja

manajemen perusahaan, dan prospek perusahaan dimasa yang akan

datang.

b. Faktor Eksternal Perusahaan

Yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar

kemampuan manajemen untuk mengendalikan, misalnya gejolak

poitik suatu negara, perubahan kebijakan moneter, dan laju inflasi

yang tinggi.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas

lainnya diluar bursa (over the counter market). Dalam pasar ketiga tidak

memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan bursa (floor trading).

Operasi pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut

“Trading Information”. Informasi yang diberikan pada pasar ini meliputi,

harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya yang

Page 29: tentang makalah manajemen keaungan

29

mengenai surat berharga yang bersangkutan. Di Indonesia di namakan

bursa paralel.

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan pasar perdagangan efek antara investor

atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke

pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk

transaksi dalam perdagangan semacam ini dilakukan dalam jumlah besar

(Block Sale).

Menurut Algifari (1999 : 99), dalam menjalankan fungsinya, pasar

modal dibagi menjadi tiga macam:

1. Pasar Perdana

Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek

oleh perusahaan yang menerbitkan efek tersebut dijual di bursa efek.

Pasar perdana, efek dijual dengan emisi, sehingga perusahaan yang

menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.

2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah pasar penjualan efek setelah penjualan

pada pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek

ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs atau efek

ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran

efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat dapat

menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak

memenuhi listing dapat menjual efeknya diluar bursa efek.

Page 30: tentang makalah manajemen keaungan

30

3. Bursa Paralel

Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi

perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui

bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Tidak semua efek yang di

terbitkan oleh perusahaan yang go public dapat menjual sahamnya di

bursa efek. Ini di karenakan persyaratan untuk listing di bursa efek

tersebut cukup berat dan sangat ketat. Bursa paralel merupakan alternatif

bagi perusahaan yang go public menjual-belikan efeknya, jika

perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan pada

bursa efek. Di Indonesia terdapat bursa paralel yang pertama-tama

beroperasi adalah di Jakarta (BEJ) dan sekarang bursa paralel tersebut di

ambil alih oleh Bursa Efek oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek

(PPUE).

2.7. Bank

Definisi Bank pada dasarnya memiliki pengertian yang berbeda-beda,

namun tujuan isinya tidak berbeda jauh satu sama lainnya. Seperti halnya

pengertian Bank menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10

tahun 1998. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“Bahwa sesungguhnya bank merupakan Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.

Page 31: tentang makalah manajemen keaungan

31

Tidak berbeda dengan pengertian bank diatas menurut Idroes dan

Sugiarto (2006 : 3), menyatakan “Bank adalah suatu lembaga yang telah

memperoleh izin untuk melakukan kegiatan utama menerima deposito,

memberikan pinjaman, menerima dan menerbitkan cek”.

Pendapat lain yang mendukung kedua kutipan diatas adalah Suyatno

et.al, (2006 : 3), yang menyatakan hal yang sama. Pernyataan tersebut dapat

dilihat pada kutipan berikut:

“Bank adalah suatu sejenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.

Adapun pendapat lain yang mendukung kutipan diatas adalah Malayu

S.P. Hasibuan (2008 : 2), menyatakan bahwa “Bank adalah suatu badan usaha

yang dalam operasinya mengumpulkan dana dan menyalurkan kredit kepada

masyarakat”.

Berdasarkan kutipan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Bank

adalah suatu badan usaha yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan

dana dalam bentuk simpanan (tabungan), pemberian kredit serta memberikan

jasa-jasa bank berupa penyimpanan benda-benda berharga (safe deposit box),

Transfer, Kliring dan berbagai macam jasa lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat banyak.

Page 32: tentang makalah manajemen keaungan

32

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda

dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,

dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal

pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami

pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan

pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 33: tentang makalah manajemen keaungan

33

Tabel 3.1Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Tanggal/ Tahun Keterangan[Desember 1912] Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.[1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang

Dunia I.[1925 – 1942] Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.[Awal tahun 1939] Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.[1942 – 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama

Perang Dunia II.[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa

Efek semakin tidak aktif.[1956 – 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum.[10 Agustus 1977] Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

[1977 – 1987] Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

[1988 – 1990] Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

[2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

[Desember 1988] Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

[16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

Page 34: tentang makalah manajemen keaungan

34

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

[13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

[22 Mei 1995] Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

[10 November 1995] Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

[1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

[2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

[02 Maret 2009] Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.

 Sumber: www.idx.co.id

3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah

yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI)

didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja

dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden

atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu

lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia

(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang

kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Page 35: tentang makalah manajemen keaungan

35

3.2 Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik

pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat

Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria

Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der

Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi

Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang

berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16

Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai

Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang

mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat

terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah

perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank

Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun

1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang

merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche

Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres)

No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan

nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun

1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara

Page 36: tentang makalah manajemen keaungan

36

Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani

dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara

Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara

Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-

undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang

Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang

Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu

Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya

berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-

tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100%

di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah

Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga

menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

3.3 Dewan Komisaris dan Direksi

Sesuai dengan anggaran dasar perseroan, direksi dibawah

pengawasan dewan komisaris, secara besama-sama menentukan

Page 37: tentang makalah manajemen keaungan

37

kebijaksanaan umum dan bertanggung jawab atas pengurusan perseroan

sehari-hari. Susunan anggota dewan komisaris dan direksi adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2Susunan Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

Nama Direktur Jabatan Direktur

Sofyan Basir Direktur UtamaA. Toni Soetirto DirekturAchmad Baiquni DirekturSarwono Sudarto DirekturAsmawi Syam DirekturGatot Mardiwasisto DirekturSulaiman Arif Arianto DirekturSuprajarto DirekturDjarot Kusumayakti DirekturLenny Sugihat DirekturRandi Anto Direktur

Sumber: www.idx.co.id

Tabel 3.3Susunan Komisaris PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

Nama Komisaris Jabatan Komisaris Independen

Bunasor Sanim Komisaris Utama YesMustafa Abubakar

Wakil Komisaris Utama No

Ahmad Fuad Komisaris YesAdhyaksa Dault Komisaris YesHermanto Siregar Komisaris NoHeru Lelono Komisaris NoAviliani Komisaris YesVincentius Sonny Loho

Komisaris No

Sumber: www.idx.co.id

Page 38: tentang makalah manajemen keaungan

38

3.4 Visi dan Misi Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki beberapa Visi dan Misi

yaitu sebagai berikut:

1. Visi BRI, yaitu sebagai berikut:

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah.

2. Misi BRI, yaitu sebagai berikut:

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan

mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah

untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Memberikan

pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan

melaksanakan praktek good corporate governance.

Page 39: tentang makalah manajemen keaungan

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 4.1. Perkembangan Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel dari setiap

sampel yang akan diteliti. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai

dari variabel penelitian Return On Asset (ROA), sehingga dapat diketahui nilai

tertinggi, terendah dan nilai rata-rata variabel Return On Asset (ROA).

Return On Asset (ROA) adalah analisis yang membandingkan antara laba

bersih dengan total aktiva. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

tersedia. Nilai Return On Asset (ROA) di dapatkan dengan cara membandingkan

antara profit sesudah pajak (earning after tax) dengan total asset yang di miliki

perusahaan, yaitu dapat dihitung sebagai berikut:

Untuk mengetahui perkembangan Return On Asset (ROA) pada

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk periode tahun 2003-2012 di tunjukan pada

Tabel 4.1, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Page 40: tentang makalah manajemen keaungan

40

Perkembangan Return On Asset (ROA)PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

Periode Tahun 2003 – 2012

(dalam Milyar Rupiah, kecuali %)

TahunEarning After Tax Total Asset ROA

A B (a/b) x 100%

2003 3.892.579 94.709.726 4,11 2004 3.633.228 107.040.172 3,39 2005 3.808.587 122.775.579 3,10 2006 4.257.572 154.725.486 2,75 2007 4.838.001 203.734.938 2,37 2008 8.809.552 246.076.896 3,58 2009 11.093.156 316.947.029 3,50 2010 14.877.720 404.285.602 3,68 2011 18.755.880 469.899.284 3,99 2012 23.817.759 551.336.790 4,32

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan data yang telah diolah pada Tabel 4.1 dapat terlihat bahwa

perkembangan Return On Asset (ROA) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk selama 10

tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 mengalami perkembangan

secara fluktuaif, Perkembangan Return On Asset (ROA) PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk selama 10 tahun didapat rata-ratanya sebesar 3,48%.

Return On Asset (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar

4,32% hal ini disebabkan karena pada tahun 2012., PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk mampu menghasilkan keuntungan yang besar dengan semua laba bersih yang

ada dan total asset yang tersedia serta hal ini disebabkan PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk menerapkan sistem yang mengarah pada consumer banking, yang

memberikan manfaat bagi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk serta adanya pemberian

Page 41: tentang makalah manajemen keaungan

41

kredit kepada konsumennya sehingga asetnya selalu bertambah, hal tersebut

menunjukkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk pandai dalam memanfaatkan aset

yang ada. Sedangkan Return On Asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2007

yaitu 2,37% hal ini bisa disebabkan karena Bank Rakyat Indonesia Tbk tidak

mampu menghasilkan keuntungan yang besar dengan semua laba bersih yang ada

dan total asset yang tersedia serta penyebabnya bisa pada konflik internal pada

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sendiri, namun jika dari laporan keuangan dapat

dilihat bahwa asetnya selalu dimanfaatkan tetapi sedikit yang dihasilkan sehingga

penggunaan atas aset ini kurang efektif dan efisien.

4.2 Perkembangan Return On Equity (ROE) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel dari setiap

sampel yang akan diteliti. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai

dari variabel penelitian Return On Equity (ROE), sehingga dapat diketahui nilai

tertinggi, terendah dan nilai rata-rata variabel Return On Equity (ROE).

Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian

perusahaan dan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan modal yang tersedia.

Nilai Return On Equity di dapatkan dengan cara membandingkan antara

profit sesudah pajak (earning after tax) dengan total equity yang di miliki

perusahaan, yaitu dapat dihitung sebagai berikut:

Page 42: tentang makalah manajemen keaungan

42

Untuk perkembangam nilai Return On Equity (ROE) pada PT Bank

Rakyat Indonesia, Tbk periode tahun 2003-2012 di tunjukan pada Tabel 4.2, yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.2Perkembangan Return On Equity (ROE)

PT Bank Rakyat Indonesia, TbkPeriode Tahun 2003 – 2012

(dalam Milyar Rupiah, kecuali %)

TahunEarning After Tax Total Equity ROE

A B (a/b) x 100%

2003 3.892.579 12.762.554 30,50 2004 3.633.228 12.450.294 29,18 2005 3.808.587 13.352.982 28,52 2006 4.257.572 16.878.808 25,22 2007 4.838.001 19.437.635 24,89 2008 8.809.552 22.325.271 39,46 2009 11.093.156 30.576.477 36,28 2010 14.877.720 36.599.557 40,65 2011 18.755.880 49.816.414 37,65 2012 23.817.759 64.863.178 36,72

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan data yang telah diolah pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa

perkembangan Return On Equity (ROE) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk selama

10 tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 mengalami perkembangan

secara fluktuaif, Perkembangan Return On Equity (ROE) PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk selama 10 tahun didapat rata-ratanya sebesar 32,91%.

Page 43: tentang makalah manajemen keaungan

43

Return On Equity (ROE) tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

40,65% hal ini disebabkan oleh Return On Equity (ROE) PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk tahun 2010 bisa mengalami kenaikan yang pesat dikarenakan

perusahaan tersebut bisa memanfaatkan situasi tersebut dan memainkannya pada

sisi keuangannya serta adanya pemegang saham baru dan sistem manajemen yang

mengarah pada shareholder value dimana manajemen perusahaan akan

memberikan gambaran tentang apa saja yang sudah dilakukan dan akan dilakukan

kepada pemegang saham. Sedangkan Return On Equity (ROE) terendah terjadi

pada tahun 2007 yaitu 24,89% Hal ini disebabkan adanya konflik internal pada

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan kurang maksimal dalam pemanfaatan fasilitas

yang telah ada.

4.3 Perkembangan Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Harga saham secara umum adalah harga yang di bentuk oleh kekuatan

permintaan dan penawaran di mana saham banyak di minati oleh investor, maka

harganya cendrung naik, namun sebaliknya apabila saham kurang diminati oleh

investor, maka harganya cendrung melemah atau turun, harga saham dalam

penelitian ini menggunakan harga saham penutupan (closing price) pada setiap

akhir tahun.

Untuk perkembangan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

periode tahun 2003 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3, yaitu sebagai berikut:

Page 44: tentang makalah manajemen keaungan

44

Tabel 4.3Perkembangan Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

Periode tahun 2003 – 2012

TahunHarga Saham/ lembar

(Closing Price)

2003 Rp. 1.2502004 Rp. 2.8752005 Rp. 3.0252006 Rp. 5.1502007 Rp. 7.4002008 Rp. 5.7002009 Rp. 7.6502010 Rp. 10.5002011 Rp. 6.7502012 Rp. 6.950

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan pada Tabel 4.3 dengan data yang telah diolah tersebut

menunjukan bahwa harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk periode tahun

2003 sampai dengan 2012 selalu mengalami fluktuatif atau mengalami perubahan

setiap tahunnya. Dengan diperoleh rata-rata harga saham dari periode tahun 2003

sampai dengan 2012 yaitu sebesar Rp. 5.725. Berdasarkan data pada Tabel 4.3

tersebut pencapaian harga saham tertinggi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk terjadi

pada tahun 2010 yaitu diperoleh sebesar Rp. 10.500 dan hal ini disebabkan karena

semakin tingginya minat investor terhadap saham PT. Bank Rakyat Indonesia

Tbk. Sedangkan harga saham terendah PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk terjadi

pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp. 1.250 hal ini disebabkan karena perubahan

selera pelaku pasar dan investor masih menganalisis kinerja perusahaan secara

kompleks.

Page 45: tentang makalah manajemen keaungan

45

Fluktuasi harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk sangatlah

kompleks karena banyak faktor penyebabnya, misalnya kenaikan laba dan dividen

perusahaan, peningkatan atau penurunan yang diakibatkan oleh perubahan selera

pelaku pasar. Pergerakan harga saham disebabkan oleh perubahan berbagai motif

dari karakter investor, baik motif ekonomi maupun motif psikologis dan akibat

dari pergerakan harga itu menentukan tingkat return investor.

4.4 Pengaruh Return On Asset (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) dan

Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012., maka perlu dilakukan adanya

penyajian data yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan data yang

disajikan pada Tabel 4.4 di bawah ini selanjutnya akan diolah dengan

menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows.

Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity

(ROE) terhadap Harga Saham pada p PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode

Tahun 2003 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.4, yaitu sebagai berikut:

Page 46: tentang makalah manajemen keaungan

46

Tabel 4.4Perkembangan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE)

dan Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia TbkPeriode Tahun 2003 – 2012

TahunReturn On Asset (%)

(X1)Return On Equity (%)

(X2)Harga Saham (Rp)

(Y)2003 4,11 30,50 Rp. 1.2502004 3,39 29,18 Rp. 2.8752005 3,10 28,52 Rp. 3.0252006 2,75 25,22 Rp. 5.1502007 2,37 24,89 Rp. 7.4002008 3,58 39,46 Rp. 5.7002009 3,50 36,28 Rp. 7.6502010 3,68 40,65 Rp. 10.5002011 3,99 37,65 Rp. 6.7502012 4,32 36,72 Rp. 6.950

Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Sebelum regresi berganda digunakan untuk menganalisis dan menguji

hipotesis penelitian, model regresi harus terbebas dari penyimpangan asumsi

klasik. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi klasik, uji asusmi klasik

bertujuan untuk menguji apakah model regresi berganda yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki penyimpangan asusmsi klasik atau tidak. Model regresi

berganda dapat dikatakan baik apabila model tersebut memenuhi syarat asumsi

klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas

dan uji autokorelasi. Berdasarkan data Tabel 4.4 diatas selanjutnya akan diolah

dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan hasil perhitungan sebagai

berikut:

Page 47: tentang makalah manajemen keaungan

47

1. Uji Normalitas

Uji normalitas di lakukan untuk mengetahui apakah di dalam model

regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi

dengan nilai residual yang berdistribusi normal (asympsig / 2-tailed > α

(0,05) dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau α = 5%.

Adapun pengujian di lakukan melalui SPSS Versi 16.0 dengan

menggunakan Uji Kolmogorof – Smirnov Test dan menggunakan grafik

Probability Plot. Hasil pengujian dapat di lihat Uji One-Sample Kolmogorof –

Smirnov Test yang terlampir dengan lengkap dilampiran Uji Normalitas.

Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(Lampiran Uji Normalitas) menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ROA

sebesar 0,988 ˃ 0,05, ROE sebesar 0,739 ˃ 0,05 dan Harga Saham 0,984 ˃

0,05. Dari ketiga variabel tersebut nilai sig lebih besar dari 0,05 atau nilai

Asymp.Sig (2-tailed) Standardized Residual > 0,05 yaitu sebesar 0,952 > 0,05.

Berdasarkan tampilan grafik Normal P-Plot (terlampir di lampiran Uji

Normalitas), dapat disimpulkan bahwa pola grafik normal terlihat dari titik-

titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti

arah garis diagonal. Berdasarkan grafik normal plot, menunjukkan bahwa

model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi

normalitas, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.

Page 48: tentang makalah manajemen keaungan

48

Dengan demikian, model regresi ini dapat di gunakan untuk penelitian dan

menguji hipotesis.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak, maka untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi dilihat dari

hubungan antar variabel bebas yang di tunjukan oleh angka variance inflation

factor (VIF) < 10, maka hal tersebut menunjukan tidak terjadi

Multikolinieritas. Berikut adalah Hasil Uji Multikoliniereitas Collinearity

Statistics yang terlampir di Lampiran Uji Multikolinieritas.

Berdasarkan hasil pengolahan data (terlampir di Lampiran Uji

Multikolinieritas) tersebut terdapat nilai variance inlation factor (VIF)

masing-masing ROA dan ROE sebesar 2,0. Uji multikolinieritas dikatakan

tidak terjadi adanya multikolinieritas apabila nilai VIF < 10 maka diperoleh

nilai 2,0 < 10. Hal ini menunjukan bahwa model dapat diartikan tidak terjadi

multikolinieritas dan dengan tidak terjadinya multikolinieritas, maka model

regresi ini adalah baik.

3. Uji Heterokedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heterokedastisitas ada atau tidaknya pola

terjadi pada nilai residu pada model, model yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan metode Park Gleyser, gejala heterokedastisitas akan

Page 49: tentang makalah manajemen keaungan

49

ditunjukan oleh koefisien regresi dari masing-masing variabel independent

terhadap nilai absolute residunya, jika nilai propabilitasnya lebih besar dari

nilai alphanya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur

heterokedastisitas. Dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas apabila: t-hitung

< t-tabel atau Sig.-t > α. Untuk lebih jelasnya Coefficientsa terlampir di

Lampiran Uji Heterokedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian (Lampiran Uji Heterokedastisitas)

diperoleh hasil bahwa nilai Sig.-t ROA sebesar 0,687 dan hasil nilai Sig.-t

ROE sebesar 0,509 dengan nilai alphanya (α) adalah sebesar 0,05, jadi dalam

penelitian ini hasil Sig.-t kedua variabel (ROA dan ROE) lebih besar dari

nilai α atau 0,687 > 0,05 dan 0,509 > 0,05., maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heterokedastisitas dalam penelitian ini.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi

yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau ruang

(seperti dalam data cross-sectional). Masalah ini timbul karena residual tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pada uji autokorelasi

menggunakan uji Durbin Waston (DW), ada tidaknya autokorelasi dengan

ketentuan sebagai berikut:

1,65 > DW <2,35 (tidak autokorelasi)

1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 (tidak dapat disimpulkan)

DW < 1,21 atau DW > 2,79 (terjadi autokorelasi)

Page 50: tentang makalah manajemen keaungan

50

Untuk mengetahui hasil nilai dari perhitungan data durbin waston

dapat dilihat pada Model Hasil Uji Autokorelasi Summaryb yang terlampir di

Lampiran Uji Autokorelasi.

Berdasarkan data yang telah diolah (Lampiran Uji Autokorelasi)

diperoleh nilai Durbin Waston adalah sebesar 1,790. Nilai ini berarti 1,65 >

1,790 < 2,35, maksudnya adalah nilai durbin Waston sebesar 1,790 berada

antara 1,65 sampai 2,35., maka model tersebut dinyatakan tidak ada

autokorelasi.

4.4.1 Persamaan Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh Return On Asset (ROA)

dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012 digunakan analisis perhitungan

dengan memperhatikan perkembangan atas perubahan yang terjadi pada Return

On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Harga Saham pada PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012.

Hasil perhitungan persamaan regresi liniear berganda dapat dilihat pada

Hasil Uji Regresi Berganda Coefficientsa yang ada pada lampiran Hasil Uji

Regresi Berganda. Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran Hasil Uji Regresi

Berganda), maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Page 51: tentang makalah manajemen keaungan

51

Y = 1.570,062 – 3.650,147 X1 + 512,165 X2

Dimana:

Y = Harga Saham

1.570,062 = Konstanta

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Return On Equity (ROE)

– 3.650,147 = Koefisien regresi Return On Asset (ROA)

512,165 = Koefisien regresi Return On Equity (ROE)

Dari persamaan regresi tersebut diatas berikut Interpretasi dari

masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut:

Nilai Konstanta sebesar 1.570,062; artinya menunjukkan bahwa

apabila Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) sama

dengan nol (X = 0), maka Harga Saham yang terjadi yaitu sebesar

Rp. 1.570,062.

Nilai Koefisien regresi Return On Asset (ROA) atau nilai b1 =

– 3.650,147; artinya jika nilai Return On Asset (ROA) naik sebesar

1% sedangkan nilai Return On Equity (ROE) tetap, maka nilai Y

(Harga Saham) akan turun sebesar Rp. 3.650,147. Dalam hal ini,

Return On Asset (ROA) mempunyai korelasi negatif terhadap Harga

Saham.

Nilai Koefisien regresi Return On Equity (ROE) atau nilai b2 =

512,165; artinya jika nilai Return On Equity (ROE) naik sebesar 1%

Page 52: tentang makalah manajemen keaungan

52

sedangkan nilai Return On Asset (ROA) tetap, maka nilai Y (Harga

Saham) akan naik sebesar Rp. 512,165.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tinggi rendahnya Harga

Saham ditentukan oleh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

4.4.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berfungsi untuk menentukan besarnya pengaruh

suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi

terletak diantara 0 dan 1 atau antara 0% sampai dengan 100%, untuk

mengetahui seberapa besar presentasinya dapat dilihat dari nilai R square. Pada

perhitungan koefisien determinasi dapat diketahui terlebih dahulu nilai korelasi

(R) yang digunakan sebelum mencari nilai koefisien determinasi. Berikut ini

dapat dilihat hasil perhitungan Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model

Summary yang terlampir pada Lampiran Koefisien Determinasi (R2).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Model Summary {Lampiran

Uji Koefisien Determinasi (R2)} dapat diketahui bahwa R Koefisien korelasi

sebesar 0,779. Dan untuk hasil koefisien determinasi untuk R Square (R2) yaitu

sebesar 0,607 atau sebesar 60,07%. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh antara

variabel Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) secara bersama-

sama terhadap Harga Saham sebesar 60,07% dan sisanya sebesar 39,93%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain Return On Asset (ROA) dan Return

On Equity (ROE).

Page 53: tentang makalah manajemen keaungan

53

4.4.3 Uji Hipotesis

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, dapat di simpulkan

bahwa variabel Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) bisa

menjelaskan atau ada kaitannya dengan Harga Saham. Hal ini terbukti dengan

Asumsi Uji klasik (meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji

Heteroskedastis dan Uji Autokorelasi) yang kesmipulan keseluruhan

menyatakan bahwa penelitian ini bisa dilakukan pengujian hipotesis.

4.4.3.1 Pengaruh Secara Parsial Return On Asset (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Uji parsial atau Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara Return On

Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada

perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012.

Uji-t dapat dicari dengan membandingkan hasil dari probabilitas value

dengan tingkat signifikansi α sebesar 0,05.

Dengan kriteria jika probabilitas > 0,05; maka terima H0 dan Ha

ditolak dan jika probabilitas < 0,05; maka tolak H0 dan Ha diterima. Hasil

Uji parsial dapat dilihat pada Hasil Uji Parsial Coefficientsa yang terlampir

pada Lampiran Uji Parsial.

Page 54: tentang makalah manajemen keaungan

54

Berdasarkan hasil perhitungan Uji Parsial (Lampiran Uji Parsial)

dapat diketahui bahwa pada Return On Asset (ROA) diperoleh nilai

probabilitas sebesar 0,047 dengan taraf kesalahan 0,05 sehingga P value < α

atau 0,047 < 0,05; maka dengan demikian Ha di terima dan H0 ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Return On Asset (ROA)

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012. Hasil penelitian ini

sejalan atau sependapat dengan beberapa penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ucok Saut Timbul dan Widyo Nugroho (2008), Ina Rianti

(2008) dan Dedi san Friska (2008); yang menyatakan bahwa secara parsial

Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Return On Asset (ROA) mencerminkan tingkat efektifitas

perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva. Variasi

nilai Return On Asset (ROA) juga dipengaruhi oleh keputusan dan bentuk

investasi yang dipilih oleh perusahaan, serta perbedaan aktivitas perusahaan

yang bergerak pada masing-masing sektor sehingga jenis asset yang

digunakan berbeda-beda pula. Hasil penelitian menunjukan bahwa Return

On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada

perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012.

Hal ini disebabkan karena para investor melihat pertumbuhan dan nilai

Return On Asset (ROA) pada periode tertentu, hal ini menyebabkan para

investor memandang rasio Return On Asset (ROA) merupakan rasio penting

Page 55: tentang makalah manajemen keaungan

55

sebagai mengukur atau menilai tingkat kesehatan perusahaan PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk.

Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji parsial (Lampiran Uji

Parsial) pada Return On Equity (ROE) diperoleh nilai probabilitas sebesar

0,013 dengan taraf kesalahan 0,05 sehingga P value < α atau 0,013 < 0,05;

maka dengan demikian Ha di terima dan H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara parsial Return On Equity (ROE) berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk

Periode Tahun 2003 – 2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono dan Raymundus Parulian

Sitohang (2007) dan Dedi dan Friska (2008); yang menyatakan bahwa

secara parsial Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham.

Return On Equity (ROE) pada perusahaan PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012 mempunyai nilai yang bervariasi.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah modal yang ditanamkan oleh

investor ke dalam perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, serta saldo

laba atau laba ditahan (retained earning) yang dimiliki perusahaan, selain

itu Return On Equity (ROE) dipengaruhi oleh keputusan perusahaan dalam

mengalokasikan dana dalam mengembangkan kegiatan perusahaan PT.

Bank Rakyat Indonesia Tbk

Page 56: tentang makalah manajemen keaungan

56

Hasil penelitian menunjukan bahwa Return On Equity (ROE)

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hal ini disebabkan karena

Return On Equity (ROE) memberikan indikasi tentang kemampuan sebuah

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan dana

yang ditanam oleh investor dan memprediksi berapa jumlah keuntungan

yang tersedia bagi investor, sehingga Return On Equity (ROE) dapat

dikatakan rasio profitabilitas dari sudut pandang investor.

4.4.3.2 Pengaruh Secara Simultan Return On Asset (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Periode Tahun 2003 – 2012

Uji simultan dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan

(bersama-sama) Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

mempunyai pengaruh atau tidak terhadap Harga Saham.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan (bersama-

sama) tersebut dapat dilakukan Uji F atau Uji Anova. Jika Sig.F < Sig. α,

maka tolak H0 dan terima Ha. Sedangkan jika Sig. F > Sig. Α, maka tolak Ha

dan terima H0. Berikut adalah hasil Uji Simultan yang dapat dilihat pada

Lampiran Uji Simultan.

Berdasarkan hasil perhitungan Uji Simultan (Lampiran Uji

Simultan), nilai Sig.F sebesar 0,038 < 0,05, karena Sig. F < Sig α yang

berarti bahwa tolak H0 dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa

secara simultan (bersama-sama) variabel Return On Asset (ROA) dan

Page 57: tentang makalah manajemen keaungan

57

Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003-2012.

Implementasinya adalah jika Return On Asset (ROA) dan Return On

Equity (ROE) meningkat, maka nilai Harga Saham meningkat (nilai

perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk meningkat), begitu sebaliknya

jika Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) menurun, maka

maka nilai Harga Saham menurun (nilai perusahaan PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk menurun). Untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang

diberikan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap

Harga Saham dapat diukur dari koefisien determinasi, yaitu yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Adjusted R Square {Lampiran Hasil Uji

Koefisien Determinasi (R2)}.

Berdasarkan nilai Adjusted R Square diperoleh nilai 0,495 atau

49,5% dari Harga Saham dipengaruhi oleh Return On Asset (ROA) dan

Return On Equity (ROE) sedangkan 50,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Dedi dan Friska (2008), Ucok Saut Timbul dan Widyo

Nugroho (2008), Ina Rianti (2008) dan Annisa Suryani Nadeak (2011); yang

menyatakan bahwa rasio profitabilitas Return On Asset (ROA) dan Return

On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

Page 58: tentang makalah manajemen keaungan

58

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

diatas mengenai Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

Terhadap Harga Saham Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003

– 2012, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun

2003 – 2012 mempunyai perkembangan nilai yang bervariasi atau terjadi

perubahan secara fluktuasi tiap tahunnya. Return On Asset (ROA) tertinggi

terjadi pada tahun 2012 dan terjadi penurunan terbesar pada tahun 2007.

Hal ini disebabkan oleh tingkat efektifitas perusahaan dalam memperoleh

laba dengan memanfaatkan aktiva, keputusan dan bentuk investasi yang

dipilih oleh perusahaan.

2. Return On Equity (ROE) pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun

2003 – 2012 mempunyai perkembangan nilai yang bervariasi atau terjadi

perubahan secara fluktuasi tiap tahunnya. Return On Equity (ROE) tertinggi

terjadi pada tahun 2010 dan terjadi penurunan terbesar pada tahun 2007.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah modal yang ditanamkan dari

investor, serta saldo laba atau laba ditahan (retained earning) yang dimiliki

perusahaan. Selain itu, Return On Equity (ROE) dipengaruhi oleh keputusan

perusahaan dalam mengalokasikan dana dalam mengembangkan kegiatan

Page 59: tentang makalah manajemen keaungan

59

perusahaan. Return On Equity (ROE) memberikan indikasi tentang

kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

menggunakan dana yang ditanamkan investor dan memprediksi berupa

jumlah keuntungan yang tersedia bagi investor, sehingga Return On Equity

(ROE) dapat dikatakan rasio profitabilitas dari sudut pandang investor.

3. Harga Saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 –

2012 mempunyai perkembangan nilai yang bervariasi atau terjadi perubahan

secara fluktuasi tiap tahunnya. Harga Saham tertinggi terjadi pada tahun 2010

dan Harga Saham terkecil terjadi pada tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh

permintaan dan penawaran akan saham dari pelaku pasar modal.

4. Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa secara

simultan (bersama-sama) Return On Asset (ROA) dan Return On Equity

(ROE) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham Pada

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012 dan secara parsial

(masing-masing) Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham Pada PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk periode tahun 2003 – 2012

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas,

maka penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat

memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut:

Page 60: tentang makalah manajemen keaungan

60

1. Bagi perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dilihat dari hasil penelitian

bahwa para investor telah memberikan kepercayaan penuh dengan

meningkatnya permintaan dan penawaran saham perusahaan dilihat dari

fluktuasi Harga Saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dalam periode 10

tahun yaitu dari tahun 2003 – 2012. Hal ini mencerminkan bahwa PT. Bank

Rakyat Indonesia Tbk harus dapat mempertahankan dan meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk menarik para

investor.

2. Bagi perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk agar mempertahankan para

investor harus memperhatikan harga jual per lembar saham PT. Bank Rakyat

Indonesia Tbk jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah, intinya harga

saham tersebut bisa terjangkau oleh investor.

3. Bagi perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk juga harus memperhatikan

kinerja perusahaan diantaranya seperti meningkatkan Return On Asset (ROA)

dan Return On Equity (ROE) dimana jika ROA dan ROE meningkat, maka

perusahaan akan mendapatkan keuntungan sehingga akan berpengaruh

terhadap harga saham, jika harga saham meningkat, berarti banyaknya

permintaan akan harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, serta apabila

perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar atau profit yang besar maka

otomatis para deviden PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk akan mendapatkan

pembagian profit yang besar pula.