7
HUKUM ASURANSI LAUT Pengangkutan melalui laut mempunyai sifat internasional yang berarti bahwa pengaturan terhadap perjanjian pengangkutan laut tidak cukup hanya diatur oleh hukum nasional saja, tetapi juga diatur oleh hukum dan kebiasaan-kebiasaan internasional. Seperti polis-polis asuransi laut yang banyak beredar di Indonesia masih menggunakan turunan polis yang berdasarkan Marine Insurance Act 1906 (MIA 1906). Konsep asuransi laut sendiri pada awalnya dikembangkan di sebuah warung kopi milik seorang warga Inggris yang bernama Edward Llyod yang berasal dari Lombardia. Karena keterbatasan resiko pelayaran yang dapat dituntut pada perusahaan pelayaran, maka pemilik muatan harus mengambil langkah untuk mengamankan barangnya dalam resiko-resiko yang tidak ditanggung tersebut. Seperti kerugian karena bencana alam, serangan musuh, bahaya pembakaran, pembajakan serta pencurian. Langkah yang dimaksud adalah dengan mengasuransikan muatan tersebut kepada perusahaan asuransi laut. Pengaturan asuransi laut Dalam hukum Indonesia diatur dalam KUHD yaitu pada : 1. Buku I bab IX tentang asuransi atau pertanggungan pada umumnya, dan 2. Buku II bab IX tentang pertanggungan terhadap segala bahaya laut dan terhadap bahaya pembudakan atau asuransi laut. Secara khusus diatur dalam pasal 592 KUHD sampai dengan pasal 685 KUHD. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan internasional yang masih banyak dipakai antara lain : Polis SG Diatur dalam Marine Insurance Act 1906 dan merupakan polis tertua dalam asuransi laut yang digunakan sejak 1779. Makna SG dalam polis ini belum diketahui secara pasti, beberapa pihak menyebutnya Somme Grande, Ships Goods, atau Sterling Gold. Padaawalnya asuransi kapal dan muatannya dijadikan satu, namun dalam perkembangannya keduanya dipisah. Masing-masing menjadi marine hull policy dan marine cargo policy. Banyak negara di

Tentang Asuransi Laut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jenis Jenis Asuransi Laut

Citation preview

Page 1: Tentang Asuransi Laut

HUKUM ASURANSI LAUT

Pengangkutan melalui laut mempunyai sifat internasional yang berarti bahwa pengaturan terhadap perjanjian pengangkutan laut tidak cukup hanya diatur oleh hukum nasional saja, tetapi juga diatur oleh hukum dan kebiasaan-kebiasaan internasional. Seperti polis-polis asuransi laut yang banyak beredar di Indonesia masih menggunakan turunan polis yang berdasarkan Marine Insurance Act 1906 (MIA 1906). Konsep asuransi laut sendiri pada awalnya dikembangkan di sebuah warung kopi milik seorang warga Inggris yang bernama Edward Llyod yang berasal dari Lombardia.

Karena keterbatasan resiko pelayaran yang dapat dituntut pada perusahaan pelayaran, maka pemilik muatan harus mengambil langkah untuk mengamankan barangnya dalam resiko-resiko yang tidak ditanggung tersebut. Seperti kerugian karena bencana alam, serangan musuh, bahaya pembakaran, pembajakan serta pencurian. Langkah yang dimaksud adalah dengan mengasuransikan muatan tersebut kepada perusahaan asuransi laut.

Pengaturan asuransi laut

Dalam hukum Indonesia diatur dalam KUHD yaitu pada :

1. Buku I bab IX tentang asuransi atau pertanggungan pada umumnya, dan2. Buku II bab IX tentang pertanggungan terhadap segala bahaya laut dan terhadap bahaya

pembudakan atau asuransi laut.

Secara khusus diatur dalam pasal 592 KUHD sampai dengan pasal 685 KUHD. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan internasional yang masih banyak dipakai antara lain :

Polis SGDiatur dalam Marine Insurance Act 1906 dan merupakan polis tertua dalam asuransi laut yang digunakan sejak 1779. Makna SG dalam polis ini belum diketahui secara pasti, beberapa pihak menyebutnya Somme Grande, Ships Goods, atau Sterling Gold. Padaawalnya asuransi kapal dan muatannya dijadikan satu, namun dalam perkembangannya keduanya dipisah. Masing-masing menjadi marine hull policy dan marine cargo policy. Banyak negara di dunia yang menggunakan polis ini, termasuk Indonesia. Konsekuensinya, bagi pemakai polis ini secara suka rela menundukkan diri dalam hukum Inggris. Namun, sejak 1981 aturan ini dirubah. Yaitu penggunaan hukum Inggris asal tidak bertentangan dengan hukum Indonesia

Polis Llyod’s dan polis maskapaiMerupakan polis yang dikeuluarkan oleh Policy Signing Office, yang tak lain adalah polis SG. Sedangkan untuk polis maskapai adalah polis yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi.

Marine Insurance Act 1906 (MIA 1906)Merupakan UU asuransi laut Inggris yang masih berlaku sampai sekarang. Sistematika MIA 1906 ini tersdiri dari 94 pasal yang digolongkan menjadi 17 bagian.

Polis asuransi laut

Page 2: Tentang Asuransi Laut

Merupakan suatu bukti terlulis yang dibuat oleh pihak penanggung dan tertanggung yang berisi hak dan kewajiban para pihak. Secara umum diatur dalam pasal 256 KUHD dan secra khusus diatur dalam 592 KUHD. Dalam prakteknya di Indonesia, terdapat 2 mpdel asuransi laut, yaitu :

Polis yang berorientasi pada hukum Eropa Kontinental, seperti yang dipakai pada Bursa Amsterdam serta Bursa Rotterdam

Polis yang berorientasi pada Hukum Anglo Saxon yang bersumber pada MIA 1906, sperti polis Llyod’s.

Fungsi polis ;

a. Sebagai dasar pelaksanaan perjanjian asuransi (a contract of indemnity)b. Sebagai bukt jaminan dari penanggung kepada tertanggung dalam membayar ganti rugi.c. Sebagai bukti pembayaran premi asuransid. Sebagai dasar penyelesaian sengketa antara para pihak

Pokok-pokok isi polis asuransi, antara lain :

a. Mukadimah;b. Syarat uraian (recital clause);c. Syarat operatif (operatif clause);d. Kondisi-kondisi (conditions);e. Pengecualian-pengecualian (exclutions);f. Syarat tanda tangan (signature clause);g. Program ikhtisar;h. Informasi lainnya.

Sedangkan berdasarkan pasal 592 KUHD polis asuransi laut antara lain memuat :

a. Nama nahkoda, nama kapal serta jenis kapal yang dipakai;b. Tempat dimana barang-barang harus dimuat dalam kapal;c. Pelabuhan pemberangkatan;d. Pelabuhan singgah untuk menurunkan barang;e. Pelabuhan tujuan;f. Tempat dimana bahaya mulai ada/berlaku yang menjaid tanggungan penanggung;g. Harga kapal yang diasuransikan.

Klausula atau syarat khusus polis asuransi laut

1. Total Loss Only (TLO)Penanggung akan memberikan ganti rugi bila seluruh barang muatan yang diasuransikan mengalami kerusakan, hilang sama sekali, baik secara actual total loss maupun constructive total loss.

2. Free Particular of Average (FPA)Penanggung hanya memberikan ganti rugi kerugian total loss dan kerugian umum saja sednangkan kerugian khusus tidak diwajibkan untuk diberikan ganti rugi.

3. Franchise ClauseYang dimaksud franchise adalah suatu perkiraan penyusutan atau kerusakan yang biasanya diderita oleh barang-barang dagangan yang disebabkan oleh sifat-sifat atau keadaan biasa

Page 3: Tentang Asuransi Laut

dalam perjalanan dan bukan disebabkan karena kerusakan akibat bencana dari luar atau bukan diakibatkan oleh sesuatu peristiwa. Yang jelas franchise clause ini pada dasarnya merupakan upaya untuk membebaskan penanggung dari kewajiban membayar ganti rugi, bila kerugian tersebut sampai batas atau dibawah prosentase yang telah ditentukan.

4. Kondisi DeductibleKondisi deductible merupakan suatu upaya yang diberikan kepada penanggung untuk membayar sejumlah ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian diatas potongan. Diductible sendiri berarti potongan. Jadi, kerugian sebesar deductible atau krang tidak akan diganti oleh penanggung.

5. All Risk (AR)Penanggung berkewajiban untuk memberikan ganti rugi atas kerusakan atau kerugian sekecil apapun terhadap resiko yang ada. Kelemahannya, dalam klausula masih belum disebutkan bencana-bencana yang berasal dari luar yang kemungkinan yang bisa timbul.

6. With Average (WA)Average berasal dari bahasa Perancis, yaitu avarie yang berarti kerugian atau kerusakan. Dalam kluasula ini terkandung makna bahwa jenis kerusakan, kerugian, maupun kehilangan yang diderita oleh tertanggung selama dalam perjalanan melalui laut, baik kerugian total loss, general average, particular average kecuali terhadap kerugian yang diberikan oleh UU dan atau syarat-syarat yang tercantum dalam polis asuransi laut.

7. All Loss Demage (ALD)Tertanggung akan mendapatkan perlindungan secara penuh atau maksimal atas kepentingannya terhadap bahaya selama pelayaran melalui laut. Oleh karena itu tertanggung dikenakan tarif premi yang lebih mahal dibandingkan dengan tarif premi biasa. Klausula ini menghilangkan batasan-batasan dalam syarat all risk.

8. Running Down Clause (RDC)Disebut juga sebagaib Collision Running Down Clause yang bertujuan untuk menutup asuransi laut terhadap pertanggungan jawab atas kerugian yang diderita kapal lain yang disebabkan oleh tubrukan kapal dari tertanggung terhadap kapal lain. RDC ini terbatas pada penggantian kerugian karena tanggung jawab atas kerusakan fisik atas kapal lain.

9. Inchmaree ClauseKlausula ini diambil dari sebuah nama kapal yang terlibat dalam sesuatu sengketa. Dengan polis asuransi yang berklausula demikian dimaksudkan untuk menutup asuransi atas kerugian mesin-mesin kapal yang ditimbulkan oleh kelalaian nahkoda beserta anak buah kapalnya.

10. Sue and Labour Clause (SLC)Merupakan janji yang terpisah disamping persyaratan-persyaratan untuk mengganti kerugian yang disebabkan oleh perisriwa-peristiwa untuk mana diadakan asuransi laut.

Dalam polis asuransi laut masih dimungkinkan terdapat tambahan berupa jaminan atau janji-janji, yang berdasarkan MIA 1906 antara lain :a. Implied warranty

Merupakan janji yang tidak dicantumkan secra tertulis pada polis asuransi laut, namun mengikat dan wajib dipenuhi oleh tertanggung sebagai suatu keharusan dan sebagai legalitas untuk penutupan perjanjian asuransi laut.

b. Express warrantyMerupakan syarat khusus yang dibuat secara tertulis dan dicantumkan dalam polis asuransi laut serta wajib dipenuhi oleh tertanggung.

Page 4: Tentang Asuransi Laut

Jenis polis asuransi laut1. Unnamed dan named policy

Unnamed policy adalah suatu polis yang sering dipakai dalam asuransi muatan barang yang diketahui pengirimnya, akan tetapi tidak diketahui dengan kapal apa barang tersebut diangkut. Asuransi laut dengan menggunakan polis ini disebut in Quovis.Sedangkan named policy merupakan polis asuransi laut, yang nama pengirim maupun kapal barang yang akan mengangkut sudah diketahui oleh tertanggung.

2. Open cargo policyMerupakan polis suransi terhadap barang-barang yang dikirim pada suatu periode yang tidak ditentukan

3. Fleet policyMerupakan polis untuk mengasuransikan beberapa kapal sekaligus dalam satu polis yang sama.

4. Blanket policyBerisi jumlah maksimal perlindungan yang diharapkan telah diperkirakan sebelumnya dan tertanggung membayar premi dalam satu jumlah kebulatan tertentu

5. Special policyDibuat hanya unutk menutup bahaya laut tertentu saja, seperti peperangan atau pembajakan.

Obyek asuransi lautSecara umum abyek asuransi meliputi (pasal 268 KUHD):a. Kepentingan yang dapat dinilai dengan uang b. Kepentingan yang dapat diancam bahayac. Kepentingan yang tidak dikecualikan oleh UU

Dari poin-poin diatas terlihat bahwa obyek asuransi laut meliputi :1) Kepentingan atas kapal, yang terdiri dari :

Kepentingan atas kapal (hull and machinery insurance) Kepentingan atas disbursemen, yaitu kesempatan untuk menghasilkan uang serta biaya-

biaya lain yang mungkin timbul dalam pembelian kapal baru. Kepentingan atas uang tambang (freight insurance), yaitu biaya angkut yang mestinya

diterima pemilik kapal. Kepentingan atas premi asuransi Kepentingan atas tanggung jawab (liability insurance)

2) Kepentingan atas barang muatan diatas kapal, terdiri dari : Kepentingan atas barang (cargo insurance) Kepentingan atas laba yang diharapakn (imaginary provit insurance) Kepentingan atas biaya memuat barang Kepentingan atas uang tambang (freight insurance) Kepentingan atas premi asuransi Kepentingan atas tanggung jawab

Peristiwa dan bahaya yang menjadi tanggung jawab penanggung

1. Bahaya di laut (marine perils), yang terdiri dari bahaya dari laut seperti angin topan, badai, dan gempa bumi yang menyebabkan rusaknya kapal. Dan bahaya di laut seperti tabrakan ataupun perompakan.

Page 5: Tentang Asuransi Laut

2. Bahaya di pelabuhan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI LAUT

Hal yang harus diperhatikan sebelum menutup perjanjian asuransi laut :

a. Mempelajari situasi dan keadaan umum, baik dari sifat barang yang akan diangkut melalui laut maupun kondisi negara yang akan dituju.

b. Memperhatikan jangka waktu perjanjian asuransi laut

Jenis kerusakan dan kerugian yang dapat diasuransikanBahaya laut yang menjadi penyebab kerugianyang dapat diasuransikan pada perusahaan asuransi laut antara lain :a. Total Loss, yaitu kerugian karena kapal beserta barang muatan hilang seluruhnya ke laut.

Meliputi actual total loss dan constructive total loss.b. Partial Loss, yaitu suatu kerugian yang hanya sebagian saja. Meliputi general average yang

disebutkan dalam pasal 699 KUHD dan particular average dalam pasal 701 KUHD

Prosedur pengajuan klaim

Hal yang pertama kali dilakukan tertanggung guna pengajuan klaim ganti rugi dalam asuransi laut adalah menyampaikan laporan kecelakaan tersebut dilengkapi dengan berita acara pemeriksaan nahkoda dan awak kapal, hasil pemeriksaan pelabuhan, dokumen perjanjian asuransi laut, serta dokumen kapal