Upload
whisnu-trie-seno-ajie
View
650
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
NAMA : WHISNU TRIE SENO AJIE
NOMOR PESERTA : 132146
UNIVERSITAS : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JENIS PROBLEM : FISIKA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sebenarnya banyak konsep fisika yang bisa kita pelajari dari fenomena
sehari-hari. Contohnya adalah ketika kita berolahraga. Kita sering melakukan
olahraga tetapi hanya sedikit orang yang memahami bahwa terdapat konsep fisika
dalam olahraga. Olahraga yang banyak disukai oleh mayoritas masyarakat hampir
di seluruh dunia adalah sepak bola. Dalam olahraga sepak bola sering menyajikan
hal-hal yang menarik perhatian penontonnya karena tersaji teknik-teknik sepak
bola yang dapat memukau yang menyaksikan pertandingan. Tapi, para pemain
mungkin tak menyadari bahwa konsep fisika ada dalam teknik-teknik pada
pertandingan sepak bola yang menyajikan 22 pemain saling beradu kelihaian
mengolah si kulit bundar. Teknik-teknik seperti tendangan bebas,penalti,dan
tendangan sudut sering membuat penonton berdecak kagum. Pada tendangan
bebas khususnya, banyak sekali pemain sepak bola melakukan tendangan dari
jarak jauh dan ternyata menghasilkan gol untuk tim nya. Banyak gol terjadi
dikarenakan arah bola yang mengecoh sang penjaga gawang. Si penjaga gawang
biasanya tidak mampu membaca arah lintasan gerak bola yang membelok tiba-
tiba. Tendangan bebas yang arahnya membelok secara tiba-tiba biasa di sebut
dengan tendangan pisang.
I.2 Permasalahan
Apa sebenarnya yang menyebabkan arah lintasan gerak bola berubah
secara tiba-tiba pada tendangan pisang? Konsep fisika seperti apakah yang
mampu menjelaskan hal tersebut?
I.3 Hipotesis
Ketika bola di tendang, bola akan bergerak dengan lintasan parabola.
Ketika tendangan pisang berarti ada gaya lain yang mempengaruhi arah lintasan
gerak bola yang membelok secara tiba-tiba selain gaya gravitasi (memberikan
gaya ke arah bawah).
I.4 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui apa
sebenarnya yang mempengaruhi arah lintasan gerak bola yang sulit di tebak oleh
penjaga gawang karena membelok secara tiba-tiba.
I.5 Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan ini melakukan analisis deskriptif yang dilakukan
dengan meninjau pustaka sebagai referensi.
BAB II
METODOLOGI
Landasan Teori
Sepak bola merupakan suatu olahraga mengolah atau membawa bola
dengan kaki di bawah suatu aturan yang telah ditetapkan. Keberhasilan sebuah tim
dalam permainan ini diukur dengan kemampuan tim membawa bola dengan kaki
dan menendangnya ke dalam gawang lawan. Di sini keterampilan pemain dalam
mengolah bola untuk menghindari sergapan lawan, mengoper dan menerima bola
dengan kaki secara akurat dan menendang bola dengan keras dan terarah sangat
diperlukan. Seorang pemain sepakbola menjadi terkenal karena keterampilan-
keterampilan tersebut dikuasainya dengan lebih baik dibandingkan dengan rata-
rata pemain lain.
Salah satu bentuk tendangan yang sangat mengagumkan banyak penonton
adalah tendangan pisang, yaitu tendangan jarak jauh yang keras dan melengkung.
Jarang yang mengetahui cara menendang seperti itu, dan mungkin hanya beberapa
pemain sepak bola terkenal yang mampu menciptakan tendangan spektakuler
tersebut.
Jika para pemain mengetahui konsep fisika mengenai gerak bola ketika di
tendang, maka akan banyak pemain yang mampu menghasilkan gol lewat
tendangan bebas karena mereka memiliki perhitungan sebelum menendang bola.
Di bawah ini akan dipaparkan bagaimana gerak bola sepak ketika berada di udara
setelah di tendang oleh pemain sepak bola.
Gerakan Parabola
Ketika bola ditendang dengan suatu sudut elevasi tertentu, bola akan
bergerak melengkung seperti sebuah parabola.
Gerakan ini disebabkan karena adanya gravitasi bumi. Tanpa gravitasi
bumi gerakan bola akan lurus ke atas. Gravitasi bumi menarik bola ke bawah
sehingga kecepatan vertikalnya makin berkurang dan berkurang. Ketika mencapai
titik tertinggi kecepatan vertikalnya nol. Selanjutnya gravitasi akan membuat bola
bergerak ke bawah dipercepat.
Secara matematis,gerak parabola bisa di uraikan pada sumbu -x dan
sumbu -y. Pada sumbu –x benda di anggap mengalami gerak lurus beraturan.
x=ϑ 0. t cos θ
Sedangkan pada sumbu –y, benda di anggap mengalami gerak lurus
berubah beraturan. Persamaannya sebagai berikut.
y=ϑ0 .t sinθ - 12
g t2
Bentuk parabola, tergantung pada kecepatan dan sudut elevasi yang
diberikan. Untuk menendang bola sejauh mungkin, pemain sepakbola harus
menendang bola dengan sudut elevasi 45°. Namun perlu diperhatikan bahwa jarak
tendangan terjauh bukan berarti tendangan yang paling kuat. Selain itu, di sini
penulis mengabaikan faktor gesekan udara.
Garis Arus (Stream Line)
Selain Garis Alir, ada juga namanya Garis Arus. Perhatikan gambar di
bawah. Garis yang berwarna biru merupakan Garis Arus.
Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik, katakanlah
titik A (lihat gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel
fluida mungkin berubah. Walaupun demikian, ketika tiba di titik B, partikel fluida
yang menyusul dari belakang mengalir dengan kecepatan yang sama seperti
partikel fluida yang mendahuluinya. Demikian juga ketika tiba di titik C dan
seterusnya. Garis Arus itu merupakan kurva yang menghubungkan titik A,B dan
C.
Hukum Bernoulli
Pada abad ke-18 Daniel Bernoulli menemukan bahwa tekanan pada daerah
dengan kecepatan fluida yang rendah akan lebih besar jika dibandingkan dengan
tekanan pada daerah yang memiliki kecepatan fluida yang lebih tinggi. Secara
matematik persamaan bernoulli adalah sebagai berikut.
p+ 12
ρg ϑ2+ρgh=konstan
Sebagian besar tendangan bebas mengikuti hukum Bernoulli. Bola akan
membelok seperti pisang karena salah satu sisi bola mendapatkan tekanan lebih
rendah dibanding sisi lainnya. Tendangan pisang tersebut menyebabkan lintasan
gerak bola tidak sepenuhnya parabola.
Efek Magnus
Pada saat bola ditendang dan melayang di udara dengan spin/putaran bola,
maka selama melawan aliran udara, menurut prinsip Bernoulli pada kedua sisi
bola terjaditekanan yang berbeda. Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya yang
dikenal sebagai efek Magnus, atau kadang dikenal juga sebagai gaya angkat/lift.
Besar gaya dari efek Magnus yaitu :
FL=CL ρ D3 fϑ
dengan
CL = koefisien lift
ρ = kerapatan udara (kg/m3 ¿
D = diameter bola (m)
f = frekuensi spin bola (putaran/s)
ϑ = kecepatan bola (m/s)
Efek gaya gesekan
Gaya gesekan selalu bekerja melawan arah gerak bola, yang akan
memperlambat dan menurunkan bola. Rumus untuk menghitung gaya gesek pada
bola selama melayang di udara adalah sebagai berikut.
Fd = 12
Cdρ Aϑ 2
dengan Cd adalah koefisien gesek, ρ adalah kerapatan udara, A adalah luas
penampang permukaan bola (jika diameter D = 0,22 m maka A = ¼ π D2), dan ϑ
adalah kecepatan bola.
Besar koefisien gesek relatif tidak konstan. Untuk udara yang sejuk justru
kecepatan bola sangat mempengaruhi koefisien gesek yang pada akhirnya
mempengaruhi besar gaya gesek. Variasi besar gaya gesek dengan perubahan
kecepatan bola dapat ditunjukkan padagrafik berikut ini.
Jadi bila pemain menendang bola cukup keras dengan kecepatan 25 m/s –
30 m/s tidak hanya bola melaju dengan cepat tetapi bola juga akan
mempertahankan kecepatan yang dimilikinya lebih lama dibanding bola lambat.
BAB III
ANALISIS
Pada umumnya gerak sebuah benda tegar, misalnya bola sepak, dapat
diuraikan atas gerak pusat massa benda terhadap suatu acuan yang diam, misalnya
permukaan tanah dan gerak benda terhadap suatu garis atau sumbu yang melewati
pusat massa benda. Jika gaya berat (gaya gravitasi) adalah satu-satunya gaya yang
bekerja pada bola maka pusat bola bergerak dalam lintasan parabolik pada sebuah
bidang vertikal. Gerakan ini merupakan gerakan melengkung tetapi dalam arah
vertikal ke bawah, tidak menyamping. Untuk selang waktu yang sangat pendek
dan kecepatan yang besar lengkungan parabolik tersebut mendekati bentuk garis
lurus. Gerakan kedua berupa gerak spin, yaitu gerak melingkar terhadap suatu
sumbu putar. Kombinasi kedua gerak ini yang memungkinkan bola membelok ke
arah samping kiri atau kanan. Jadi tendangan pisang merupakan tendangan yang
membuat bola memiliki kedua macam gerak di atas.
Lintasan dari suatu bidang (bola) ketika berputar adalah sebuah spiral.
Pola tendangan pisang dapat di lihat sebagai sebuah “lintasan berbentuk
tempurung siput”, karena lengkungannya semakin tajam seiring dengan
bertambahnya jarak tempuh bola. Karena jarak yang cukup jauh antara bola dan
gawang maka lintasan spiral ini semakin terlihat jelas. Jadi lengkungan tajam
yang dihasilkan tendangan pisang nyatanya memang mengkuti hukum fisika. Di
lapangan sepak bola kita dapat melihat sesuatu yang mendekati lintasan spiral
ideal tersebut, namun gravitasi akan mempengaruhinya. Akan tetapi jika kita
menendang bola sekeras mungkin, seperti yang dilakukan David Beckham atau
Carlos (pemain sepak bola profesional) maka kita dapat mengurangi efek gravitasi
ini. Semakin jauh jaraknya, lintasan melengkung semakin tajam dan jelas terlihat.
Tendangan pisang dapat dijelaskan secara ilmiah dengan ilmu dinamika
fluida. Sebuah bola yang menembus udara akan memicu aliran udara di
permukaannya berlawanan dengan arah gerak bola. Jika bola bergerak di udara
dengan kecepatan kurang dari 20 kilometer per jam, aliran udara di permukaanya
akan terpisah di titik karakteristik yang terpisah cukup lebar.
Bola yang bergerak kurang dari 20 kilometer perjam menghasilkan
turbulensi. Jika bergerak lebih cepat, turbulensi semakin kecil sehingga terbentuk
lapisan aliran udara. Saat dipelintir, aliran udara bergeser berlawanan dengan arah
putaran bola.
Permukaan bulat bukan bentuk aerodinamis yang efisien. Ketika aliran
udara di permukaan bola yang bergerak terpisah, udara di belakangnya bergolak
karena terjadi turbulensi. Turbulensi selalu menghasilkan gaya hambat sehingga
bola menjadi objek yang sulit diarahkan.
Namun, pada kecepatan sekitar 20 kilometer per jam, keajaiban bisa
terjadi. Turbulensi semakin jauh sehingga menghasilkan lapisan udara batas. Hal
tersebut menyebabkan aliran udara tipis terbentuk sangat dekat dengan permukaan
bola.
Efek turbulensi berkurang dan gaya hambatnya hilang. Tendangan atau
lemparan bola dengan kecepatan di atas itu dapat dilakukan dengan leluasa dan
diarahkan lebih tepat ke sasaran.
Ketika bola berputar, lapisan pembatas masih masih terbentuk namun titik
berpisahnya aliran udara mengalami pergeseran. Tempat terpisahnya aliran udara
lebih dekat ke sisi yang berlawanan dengan arah putaran bola. Pergeseran ini
menyebabkan perbedaan tekanan dan membelokkan dorongan yang mengatur
gerakan dan arah bola.
Teknik tendangan bebas yang menghasilkan bola berbelok di udara dan
menyimpang dari lintasan yang sebenarnya adalah fenomena cerminan dari efek
magnus. Fisikawan Jerman yang bernama Gustav Magnus mengatakan bahwa
efek magnus adalah pergeseran suatu benda karena ketidakseimbangan tekanan
udara. Lebih spesifiknya, bahwa bola yang ditendang oleh David Beckham atau
pun Carlos (menghasilkan tendangan pisang) akan berputar berlawanan dengan
arah jarum jam di udara dan akan mengalami gaya magnus ke arah berlawanan.
Hal itu terjadi karena tekanan udara di salah satu sisi bola lebih rendah dibanding
sisi yang lain, atau aliran udara di salah satu sisi bola lebih cepat dengan sisi yang
dilawan oleh perputaran bola.
Efek magnus maksimum jika sumbu putar bola tegak lurus dengan arah
aliran udara. Efek ini mengecil ketika arah sumbu putar ini makin mendekati arah
aliran udara dan menjadi nol ketika arah sumbu putar ini sejajar dengan arah
aliran udara. Pada tendangan bebas, bola yang bergerak dengan kecepatan 110
km/jam dan berotasi dengan 10 putaran tiap detiknya, dapat menyimpang lebih
dari 4 meter, cukup membuat penjaga gawang kebingungan. Jika kita perhatikan
lebih jauh lagi, yang membuat tendangan seperti yang dilakukan Beckham lebih
spektakuler adalah efek lengkungan tajam di dekat akhir lintasan bola.
Lengkungan tajam yang tiba-tiba inilah yang membuat kiper-kiper terperangah
karena bola berbelok begitu cepat dengan tiba-tiba. Apa yang menyebabkan ini?
Peneliti dari Inggris, Peter Bearman mengatakan bahwa efek magnus akan
mengecil jika kecepatan gerak bola terlalu besar atau rotasinya lebih lambat. Jadi
untuk mendapat efek magnus yang besar, seorang harus membuat bola berputar
sangat cepat tetapi kecepatannya tidak boleh terlalu cepat. Ketika Beckham
menendang bola secara keras dengan sisi sepatunya sehingga bola dapat berotasi
cepat sekali, bola melambung dan mulai membelok akibat adanya efek magnus.
Gesekan bola dengan udara akan memperlambat gerakan bola (kecepatan bola
berkurang). Jika rotasi bola tidak banyak berubah, maka pengurangan kecepatan
dapat menyebabkan efek magnus bertambah besar, akibatnya bola melengkung
lebih tajam, masuk gawang, membuat penonton terpesona dan berdecak kagum.
Namun untuk dapat menghasilkan tendangan yang maksimal, bukan saja
diperlukan teori efek magnus, tapi juga membutuhkan intuitif yang tajam, daya
tumpu yang kuat, serta perpaduan antara efek magnus dengan angkatan bola yang
pas.
Misalkan suatu tendangan bebas yang berjarak 25 m dari gawang, dan bola
ditendang dengan kecepatan 25 m/s, dalam hal ini menyebabkan spin bola pada
frekuensi 10 putaran/s. Dengan mengandaikan kerapatan udara 1,2 kg/m3 dan
diameter bola menurut ketentuan FIFA 0,22 m, dengan mengasumsi koefisien lift
sebesar 1,23 maka gaya angkat (lift) atau gaya magnus dapat dihitung sebagai
berikut.
FL = CLρ D3fϑ
= 1,23 x 1,2 x 0,223 x 10 x 25
= 3,93 N
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lintasan gerak bola ketika di
tendang pada dasarnya adalah parabola. Ketika lintasannya parabola, berarti yang
mempengaruhi pola lintasan tersebut adalah hanya gaya gravitasi yang
menyebabkan bola tidak terus menerus bergerak ke atas tetapi akan kembali ke
bawah setelah mencapai titik tertinggi. Kemudian aliran udara tentunya bisa
mempengaruhi gerak bola. Sedangkan saat gerak bola dengan spin yang
menghasilkan lintasan gerak bola bukan parabola melainkan seperti lintasan
pisang (biasa di sebut dengan tendangan pisang) yang biasa tersaji di lapangan
hijau ketika sang pemain sepak bola melakukan tendangan bebas atau tendangan
sudut. Tendangan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan aliran
udara. Pengaruh lain pada tendangan pisang yang lintasannya bukan parabola
dikarenakan adanya efek magnus yang menyebabkan bola bergeser akibat
ketidakseimbangan tekanan udara. Bola yang di tendang akan berputar
berlawanan arah jarum jam di udara akan mengalami gaya magnus ke arah
berlawanan. Hal itu terjadi karena tekanan udara di salah satu sisi bola lebih
rendah dibanding sisi yang lain, atau aliran udara di salah satu sisi bola lebih cepat
dengan sisi yang dilawan oleh perputaran bola.
Kesimpulan tersebut menjawab permasalahan mengenai lintasan gerak
bola pada tendangan bebas yang berubah secara tiba-tiba. Hipotesis pun terbukti
bahwa ada pengaruh lain selain gaya gravitasi yang menyebabkan arah lintasan
gerak bola menjadi membelok kearah kanan atau kiri (tendangan pisang).
REFERENSI
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga
http://adhistroon.wordpress.com
http://gurumuda.com
http://id.istanto.net/2006/06/14/dinamika-fluida/
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/
http://physicsandsport.blogspot.com/
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1025888470
http://yantsa.blogspot.com/