36
March 28, 2008 Teknik Pembuatan Beton Filed under: Teknik Sipil Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Beton terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah campuran semen dan air yang digunakan untuk merekatkan agregat-agregat dalam beton. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton. Sedangkan jumlah agregat sebesar 60-70%. Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan ada kekuatan, keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya tahan suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui proses perhitungan kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan. Setelah proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah proses perawatan selama 28 hari. Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi normalnya. Pada proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan jangan terlalu dingin, juga beton diusahakan jangan terlalu kering karena akan menyebabkan getas. 1. Semen dan Air Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel- pertikel halus. Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki

Teknik Pmbuatan Beton

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknik Pmbuatan Beton

March 28, 2008

Teknik Pembuatan Beton

Filed under: Teknik Sipil

Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan.

Beton terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton dengan

mutu tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah

campuran semen dan air yang digunakan untuk merekatkan agregat-agregat dalam

beton. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat

total beton. Sedangkan jumlah agregat sebesar 60-70%.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan ada kekuatan,

keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya

tahan suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton

melalui proses perhitungan kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang

diperlukan. Setelah proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton

dengan bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah

proses perawatan selama 28 hari. Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi

70% dari kondisi normalnya. Pada proses perawatan beton diusahakan agar

temperatur ruang perawatan jangan terlalu dingin, juga beton diusahakan jangan

terlalu

kering karena akan menyebabkan getas.

1. Semen dan Air

Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus.

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta.

Semen memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen

tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya dalam merekatkan suatu

bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam pembutan beton

adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang bereaksi

dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga terdiri

dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu

terbang, semen portland putih, dll. Semen portland terbuat dari campuran

kalsium, silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di

lapangan, bahan-bahan semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat

Page 2: Teknik Pmbuatan Beton

kimia lain. Contohnya, semen portland abu terbang yang merupakan hasil

poemanfaatan kembali dari produksi pembakaran gas.

Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat

mempercepat proses kimiawi pada beton.Sehingga dapat memudahakn

pengerjaan. Pada reaksi kimia beton, hanya 1/3 bagian air yang diperlukan

untuk reaksi. Air bermanfaat dalam mencegah penyusutan plastis. Tapi dapat

merendahkan permeabilitas dan kekuatan beton.

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk

pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga tidak

mudah goyah. Selain itu, semen juga berfungsi dalam mengeraskan dan

membentuk beton agar padat. Proporsi dari kedua campuran semen dan air

menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk.

2. Agregat

Agregat merupakan pengisi beton yang digunakan untuk membuat

volume stabil. Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat

berpengaruh tehadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan,

kekuatan, durabilitas, berat, dll. Kegunaan agregat pada beton adalah:

• Menghasilkan beton yang murah.

• Menimbulkan volume beton yang stabil

• Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut

Agregat alami dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi serta

pemecahan pada batuan induk yang lebih besar. Agregat yang baik untuk

digunakan adalah agregat yang menyerupai bentuk kubus atau bundar,

bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.

3. Admixture dan Additife

Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus dipakai

dalam pembuatan beton,karena dipakai hanya jika ingin mendapatkan suatu

jenis beton yang membutuhkan bahan,selain semen dan agregat. Contoh-

contoh zat admixture :

Page 3: Teknik Pmbuatan Beton

• Super-plasticizer : digunakan untuk mengurangi jumlah campuran air

• Pembentuk gelembung udara : meninggikan sifat kedap air

• Retarder : memperlambat pengerasan, memperpanjang waktu

pengerjaan

• Bahan warna : memberi bahan warna

Sistem dan Teknologi Konstruksi

Filed under: Teknik Sipil

PENDAHULUAN

Tulisan berikut merupakan rangkuman yang penulis kumpulkan dari

beberapa buku dalam rangka memahami dan menemukan hubungan interaksi

antara Sistem dengan Teknologi serta keterkaitan Pelaku, Keahlian dan

Kelembagaan yang mewadahinya. Substansi tulisan merupakan pemahaman awal

penulis saat bekerja pada Deputi Konstruksi, Kantor Menteri Negara Pekerjaan

Umum dahulu dan dirasakan masih sangat relevan dengan tugas-tugas di Badan

Pembinaan Konstruksi dan Investasi dimana penulis bekerja sekarang mengingat

tugas-tugas Deputi Konstruksi tersebut diwariskan pada badan ini.

PENGERTIAN SISTEM

Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu

“Systema”, yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “SYSTEM”, yang mempunyai

satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan.

Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit

dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat kita lihat bahwa sistem terdiri

dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila

salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan

tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem. Berikut ini adalah definisi kata

Sistem menurut beberapa para ahli.

a. Buckley

Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara

utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya.

(A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts).

Page 4: Teknik Pmbuatan Beton

b. H.Kerzner

Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia

dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian

rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu

kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir.

Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan

pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran

bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi dan koordinasi yang tepat, maka

kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu

organisasi akan kurang saling mendukung.

c. B.S. Blanchard

Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha

ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan

operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang

saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi,

desain, tes, dan evaluasi.

Selanjutnya pengertian sistem ini pada kenyataannya juga dipakai untuk

menunjukan banyak hal seperti:

Sistem yang digunakan untuk menunjukan suatu kumpulan dan himpunan

benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubung atau

saling ketergantungan yang teratur; sesuatu himpunan bagian-bagian yang

tergabungkan secara alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi

suatu kesatuan yang bulat dan terpadu; suatu keseluruhan yang terorganisasikan

atau sesuatu yang organik; atau juga yang berfungsi bekerja atau bergerak secara

serentak bersama-sama bahkan sering bergeraknya itu mengikuti suatu kontrol

tertentu. Contoh: Sistem tata surya, ekosistem.

Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara

keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap

berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang rumit tetapi amat vital. Contoh: Sistem

syaraf.

Page 5: Teknik Pmbuatan Beton

Sistem yang menunjukan sehimpunan gagasan (ide) yang tersusun

terorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dan sebagainya

yang membentuk suatu kesatuan yang logik dan dikenal sebagai isi buah fikiran

filsafat tertentu, agama atau bentuk pemerintahan tertentu. Contoh: Sistem teologi,

sistem pemerintahan demokrasi, sistem masyarakat islam.

Sistem yang digunakan untuk menunjukan suatu hipotesa atau teori. Contoh:

Pendidikan sistematik.

Sistem yang digunakan dalam arti metode atau tata cara. Contoh: Sistem

mengetik 10 jari; sistem belajar jarak jauh.

Sistem yang digunakan untuk menunjukan pengertian skema atau metode

pengaturan organisasi atau susunan sesuatu atau mode tata cara. Dapat juga dalam

arti suatu bentuk atau pola pengaturan pelaksanaan atau pemrosesan; dan juga

dalam pengertian metode pengelompokan, pengkodifikasian dan sebagainya.

Contoh: Sistem pengelompokan bahan pustaka menurut Dewey.

Dari uraian di atas pemakaian sistem dapat digolongkan secara garis besar

pada dua golongan pemakaian yaitu:

Menunjukan pada suatu bentuk fisik, sesuatu wujud benda, abstrak maupun

konkrit termasuk juga konsepsi yang dikenal dengan deskriptif Menunjukan suatu

metode atau tata-cara yang dikenal dengan preskriptif

Sistem paling sering digunakan untuk menunjukan pengertian metode atau

cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu

sama lain menjadi satu kesatuan.

Deskriptif Preskriptif

Ini sebuah mobil. Ini seb. mobil yg bisa memberi layanan transportasi ekonomis.

Ini program investasi. Ini program investasi yang akan meningkatkan deviden

Ini perlengkapan keamanan. Ini perlengkapan keamanan yang akan mencegah

kecelakaan

Contoh tersebut di atas menunjukan pada suatu wujud barang atau benda

dalam pengertian deskriptif yang berlainan dengan benda yang dipergunakan dalam

pengertian preskriptif yaitu sebagai suatu metode atau alat untuk mencapai sesuatu.

Page 6: Teknik Pmbuatan Beton

Konsep pengertian sistem sebagai suatu metode ini dikenal dalam pengertian

umum sebagai pendekatan sistem yang merupakan penerapan metode ilmiah dalam

memecahkan suatu masalah. Ada banyak penyebab atas terjadinya sesuatu

masalah. Jadi pendekatan sistem menyadari adanya kerumitan di dalam kebanyakan

permasalahan. Misalnya dalam kasus suatu kecelakaan mobil kita tidak bisa

menganggap terjadinya kecelakaan akibat mobil dijalankan ngebut. Apabila dikaji

lebih cermat banyak faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan mobil. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa banyak manfaat yang kita peroleh dengan

mengambil kesimpulan atau keputusan secara sistematik ini.

A. DEFINISI SISTEM

Adalah sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun

skema atau tata cara melakukan sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai

sesuatu atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data

dan atau energi dan atau barang (benda) di dalam jangka waktu tertentu guna

menghasilkan informasi dan atau energi dan atau barang (benda). Contoh:

Sistem Pabrik. Sekelompok orang, mesin, dan fasilitas (sehimpunan unsur)

melakukan kegiatan atau bekerja untuk menghasilkan jumlah dan jenis produk

tertentu dengan mendayagunakan atau mengolah atau memberlakukan

persayaratan produk, jadwal, bahan mentah, dan daya listrik yang diubah

menjadi daya mekanik guna menghasilkan karya, produk dan informasi yang

telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langganan memerlukannya.

Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang, seperangkat pedoman dan

alat perlengkapan pengolah data memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil

kembali data (mengolah data dan bahan) untuk mengurangi ketidakpastian di

dalam pembuatan keputusan dengan menghasilkan atau memberikan informasi

bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut bisa mempergunakannya

seefisien-efisiennya.

Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang mencari dan mengolah

sumber-sumber material dan informasi untuk mencapai berbagai macam tujuan

bersama termasuk keuntungan ekonomi bagi perusahaan dengan

menyelenggarakan pembelanjaan atau penganggaran, perancangan,

memproduksi dan pemasaran guna menghasilkan produk akhir dan berhasil

memasarkannya sebanyak jumlah minimum tertentu per tahunnya.

Page 7: Teknik Pmbuatan Beton

Jika diperhatikan ketiga contoh di atas, maka nampak ada unsur difinisi yang

selalu ada yaitu:

Sehimpunan Unsur

Tujuan Sistem

Wujud Hasil Kegiatan atau Proses Sistem dalam Kurun Waktu

Pengolahan data dan atau Energi dan atau Bahan.

Dari uraian di atas unsur-unsur definisi dapat disusun dalam bentuk

pertanyaan–pertanyaan sehingga mempermudah pemahamannya sebagai

berikut:

Apakah sajakah unsur-unsur sistem itu?

Apakah tujuan sistem itu?

Apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu?

Apa sajakah yang diproses oleh sistem itu?

Apa yang dihasilkan proses itu?

Apa ukuran keberhasilan proses tersebut?

Penggunaan kata Sistem dalam Pendekatan-Sistem (systems approach)

sudah digunakan sejak lama di negara-negara Barat untuk menyelesaikan

permasalahan dengan lebih objektif dan mendetail.

B. SISTEM KONSTRUKSI

Bagaimana dengan pengertian Sistem yang dikaitkan dengan Konstruksi,

yang sering ditulis dengan Sistem Konstruksi. Sebenarnya kata konstruksi

menurut Bahasa Indonesia lebih dekat dengan kata dari Bahasa Belanda

“Konstruktie”, karena kata Konstruksi yang dimaksudkan disini adalah wujud

sesuatu bangunan. Sehingga kata Konstruksi haruslah berupa kata benda. Jadi

Konstruksi disini bukanlah terjemahan langsung dari Bahasa Inggris yaitu dari

kata “Construction”, yang berarti pembangunan. Sehingga “Construction System”

menurut Bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan menjadi Sistem Pembangunan

yang dekat dengan pengertian “Construction Management”. Jadi yang dimaksud

Page 8: Teknik Pmbuatan Beton

dengan Sistem Konstruksi disini adalah sistem bangunan atau jenis-jenis

bangunan atau dalam Bahasa Inggris sebenarnya lebih tepat disebut dengan

“Structural System”.

Dengan menggunakan konsep di atas maka Sistem Konstruksi dapat

diartikan sebagai sekelompok orang, seperangkat pedoman dan peraturan,

fasilitas, alat perlengkapan pengolah data melakukan kegiatan atau bekerja

untuk menghasilkan jumlah dan jenis konstruksi tertentu dengan

mendayagunakan atau memberlakukan persyaratan teknis, sumber daya alam,

sumber daya manusia guna menghasilkan hasil karya dan informasi yang telah

direncanakan atau ditetapkan pada saat diperlukan. Selanjutnya, Sistem

Konstruksi dalam hal ini juga mengandung artikan sebagai gabungan dan

kerjasama dari semua unsur Konstruksi, sehingga membentuk satu kesatuan

yang kompak dan terpadu menjadi suatu bangunan untuk suatu manfaat tertentu.

Dalam hal Konstruksi Bangunan Sipil, khususnya Konstruksi Jembatan, maka

yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun

oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: Bangunan Atas Jembatan, Bangunan

Bawah Jembatan, dan dilengkapi dengan Bangunan Pelengkap Jembatan.

Selanjutnya, kalau bahasan analisa kita turunkan satu level dibawahnya yaitu

dengan merinci unsur sub-sistem Bangunan Atas Jembatan maka dapatlah kita

uraikan lebih jauh bahwa Bangunan Atas tersebut tersusun dari Gelagar Utama,

Diafragma, Lantai-Jembatan, Trotoar, Railing-Post, dan Hand-Railing. Memper-

hatikan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa setiap suatu sistem bisa

kita uraikan dalam bentuk sub-sistem pada level dibawahnya. Dan secara umum

suatu sistem dapat kita jabarkan dalam bentuk suatu hirarki dengan berbagai

levelnya.

Marilah kita tinjau sistem dari sebuah Pohon, dimana setiap Pohon akan

terdiri dari sub-sistem dibawahnya yaitu: Batang, Cabang, Ranting, Daun dan

Buah serta Akar. Unsur-unsur pohon tersebut, saling bekerjasama, untuk

memperoleh suatu manfaat tertentu, antara lain untuk mempertahankan hidup

dan menghasilkan reproduksi. Apabila salah satu atau lebih dari unsur sub-

sistem tersebut tidak bekerja atau hilang maka gabungan dari unsur-unsur yang

tidak lengkap tersebut tidak dapat kita katakan sebagai sebuah sistem.

Pada suatu sistem yang lebih kompleks misalnya Manusia, dapatlah kita lihat

suatu hirarki sebagai berikut: Manusia secara utuh dan lengkap dapat kita sebut

Page 9: Teknik Pmbuatan Beton

sebagai level-1. Selanjutnya sub-sistem yang langsung berada dibawahnya yaitu

pada level-2, dapat kita uraikan menjadi Kepala, Tubuh dan Anggota Badan.

Selanjutnya apabila kita teliti lebih jauh pada level sub-sistem berikutnya yaitu

pada level-3, maka Kepala dapat pula kita uraikan lebih jauh yaitu terdiri dari

Mata, Telinga, Mulut, Hidung, dan Wajah. Dan seterusnya pada level-4 dapat

diuraikan lagi lebih lanjut yaitu untuk Telinga dapat dirinci lebih jauh menjadi:

Daun-Telinga, Lubang-Telinga, Saluran Eustachius dan Gendang-Telinga.

Kalau kita melihat sistem tersebut dengan keterkaitannya kepada dukungan

dari unit lain, maka pada tatanan yang mempunyai level sistem yang sama yaitu

Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi, Kelembagaan Usaha Konstruksi dan

Jasa Konstruksi, maka akan kita temui suatu kumpulan sistem yang disebut

“BIDANG KONSTRUKSI”. Lebih jauh kalau kita melihat pada tatanan yang lebih

tinggi yang dikenal dengan sebutan “Supra-Sistemnya”, maka akan kita temui

suatu sistem yang cakupannya lebih luas dan lebih menyeluruh, misalnya suatu

ruas jalan tertentu dapat kita sebut sebagai Supra-Sistem dari jembatan yang

terletak pada ruas tersebut, selanjutnya ruas jalan tersebut dapat pula kita

namakan dengan sub-sistem dari suatu sistem jaringan jalan yang lebih luas.

Selanjutnya sistem jaringan jalan ini, dapat pula kita sebut sebagai sub-

sistem dari moda-transportasi darat, dimana moda transportasi darat ini dapat

pula kita nyatakan menjadi sub-sistem dari sistem transportasi nasional yang

mencakup seluruh moda transportasi yang ada yaitu transportasi darat,

transportasi laut, dan transportasi udara.

C. SISTEM KONSTRUKSI JEMBATAN

Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan Sistem Konstruksi

Jembatan, akan dijelaskan terlebih dahulu definisi jembatan. Jembatan adalah

suatu Konstruksi yang dibangun untuk melewatkan suatu massa atau traffic lewat

atas suatu penghalang. Selanjutnya macam-macam penghalang, atau jenis

penghalang, dapat terdiri dari: Sungai, Jalan Raya, Laut, Waduk, Jalan Kereta

api, dan lain sebagainya. Apabila konstruksi tersebut kita bangun lewat bawah

suatu penghalang, maka jenis konstruksi tersebut umumnya dapat kita sebut

sebagai Terowongan, Under-pass atau Tunnel.

Dalam bahasan berikut ini kita akan membahas secara lebih mendetail

mengenai Sistem Konstruksi Jembatan, pertama-tama harus kita bahas terlebih

Page 10: Teknik Pmbuatan Beton

dahulu soal sebutan atau penamaan Jembatan, misalnya apakah yang dimaksud

dengan Sistem Konstruksi Jembatan Rangka Baja. Pemberian nama jembatan

biasanya mengikuti kesepakatan dari penggunaan jenis Konstruksi Utama yang

digunakan dan jenis material jembatannya. Dalam hal ini, jenis Konstruksi

Utamanya adalah terdiri dari konstruksi rangka dengan jenis material baja.

Selanjutnya yang dimaksud dengan Konstruksi Jembatan Gantung Baja,

adalah suatu Konstruksi Jembatan yang mengandalkan Konstruksi Utamanya

terdiri dari Kabel Penggantung yang umumnya terdiri dari jenis material baja.

Sedangkan yang dimaksud dengan Jembatan Cable-Stayed ialah suatu

konstruksi jembatan yang menggunakan kabel yang diregangkan lurus, atau

dicancangkan dalam memikul beban utama konstruksi.

Sistem Bangunan Atas Jembatan yang telah diteliti dan dikembangkan

selama bertahun-tahun, termasuk pengembangan tipe-tipe Konstruksi Bangunan

Atas, jenis material, nilai ekonomis, panjang jembatan yang mungkin dicapai,

telah menghasilkan suatu kesimpulan berupa suatu konsep yang dikenal dengan

sebutan “Bentang Ekonomis Jembatan”. Selanjutnya, yang dimaksud dengan

Bentang Ekonomis suatu jembatan ialah bentang yang paling ekonomis untuk

suatu tipe konstruksi jembatan dengan jenis material tertentu, sebagaimana

diuraikan seperti berikut ini:

Tipe Flat Slab, untuk bentang: 5m-15m

Tipe Gelagar, untuk bentang: 10m-25m

Tipe gelagar Prestressed I Section: 15m-40m

Tipe gelegar Box Prismatic Section: 30m-60m

Tipe Box Free Cantilever Sistem: 60m-200m

Tipe Pelengkung untuk bentang: 50m-250m

Tipe Rangka untuk bentang: 40m-400m

Tipe Cable-Stayed untuk bentang: 250m-1000m

Tipe Gantung untuk bentang: 100m-2000m

Tipe Hybrid (Gantung plus Cable-stayed): 1500m-3500m

Page 11: Teknik Pmbuatan Beton

BI-Stayed (pengembangan Cable-Stayed)

Dengan memperhatikan Konsep Bentang Ekonomis tersebut di atas kita

dapat dengan mudah untuk memutuskan untuk suatu lebar sungai tertentu,

berapa panjang bentang sebuah jembatan yang paling ekonomis, sehingga

penghematan biaya pembangunan jembatan tersebut dapat kita peroleh paling

tidak penghematan biaya untuk biaya Bangunan Atas sudah dapat langsung kita

terapkan. Lebih jauh lagi dengan mempelajari Sistem Konstruksi Bangunan

Bawahnya dapat pula kita pilih dan kemudian kita putuskan tipe bangunan yang

paling ekonomis tentu saja dengan telah mempertimbangkan pula pilihan jenis

pondasi yang paling sesuai dilihat dari segi ekonomisnya pula.

Kombinasi pemilihan tipe Bangunan Bawah Jembatan sebenarnya relatif

lebih sulit dikarenakan tipe bangunan bawah terutama tipe atau jenis Pondasinya

yang relatif bervariasi cukup banyak, karena penentuan tipe dan jenis pondasi

tersebut akan sangat tergantung kepada jenis dan besarnya beban serta

kombinasi beban yang bekerja, tentu saja pertimbangan lain yang tidak kalah

pentingnya, yaitu unsur tanahnya, dengan mempertimbangkan pula kekuatan

daya dukung serta struktur geologinya, kedalaman tanah keras dan tentu saja

juga tergantung pula kepada dalamnya sungai atau dalamnya laut apabila

kebetulan konstruksi jembatan yang kita tinjau tersebut terletak di laut,

sedemikian apabila kita ingin membuat sebuah standar dalam bentuk konsep

yang serupa yaitu Tipe-Pondasi yang paling ekonomis, tentu akan cukup rumit

mengingat banyaknya variasi yang harus kita pertimbangkan pula.

Berikut dibawah ini dapat dilihat uraian secara lengkap sistem konstruksi

jembatan menurut hirarkinya sebagai berikut:

1. PENILAIAN TERHADAP SISTEM

Suatu sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur

yang mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah

kita bahas beberapa unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang

optimum yaitu:

Teknologi Konstruksi

Keakhlian Konstruksi

Page 12: Teknik Pmbuatan Beton

Kelembagaan Konstruksi

Jasa Konstruksi.

Selain keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur

lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan

secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut

dapat pula kita bahas secara implisit di dalam masing-masing unsur tersebut.

Unsur-unsur penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:

Efektif-Efisien

Ekonomis

Financial-viable

Durability, kesesuaian dengan umur rencana

Azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik

Sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya

Dan lainnya (Lingkungan hidup, dlsb).

Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem

tersebut optimum atau tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah,

pemberian bobot terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri

bobot yang sama ataukah dengan bobot yang berbeda, menurut common–

sense seharusnya bobot untuk masing-masing unsur tersebut harusnya tidak

sama, tergantung kepada tingkat kepentingan dari masing-masing unsur

yang ditinjau, jadi sangat tergantung kepada tingkat Intervention–Policy yang

kita tetapkan. Pada kondisi normal dapat kita katakan bahwa pemberian

bobot tersebut dapat diambil sama, jadi untuk menentukan besarnya bobot

penilaian dari masing-masing unsur tersebut sebaiknya diambil berdasarkan

konsensus kebijakan yang kita tetapkan bersama.

Pemberian besaran masing-masing bobot tersebut biasanya mengikuti

kesepakatan yang biasa berlaku yaitu menggunakan 5 level yaitu Sangat

Penting, Penting, Biasa, Kurang Penting, Tidak Penting, atau menggunakan

Page 13: Teknik Pmbuatan Beton

Sistem 3 level, yaitu Penting, Biasa, Tidak Penting. Dalam bentuk rating

biasanya nilai-nilai tersebut di atas biasanya dinyatakan dalam bentuk angka

nominal yaitu untuk sistem 5 level, dalam bentuk 5,4,3,2,1, sedangkan untuk

sistem 3 level, dalam bentuk 5,3,1. Selanjutnya untuk lebih mudah dan jelas

sebaiknya kita lakukan simulasi penilaian ini langsung dalam bentuk nominal

secara kuantitatif. Misalnya di bawah ini akan kita bandingkan konstruksi

jembatan baja versus jembatan beton di ruas jalan Pantura antara Jakarta –

Surabaya.

Dapat kita simpulkan disini bahwa ternyata jembatan beton lebih unggul

kalau kita bandingkan dengan jembatan baja. Kalau kita uraikan lebih jauh

atas dasar apa kita menetapkan nilai-nilai rating tersebut di atas, berikut ini

dijelaskan secara rinci.

2. TEKNOLOGI KONSTRUKSI

Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis

yaitu “La Teknique“ yang dapat diartikan dengan ”Semua proses yang

dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional”.

Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa

benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting

sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu

tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi).

Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang mana

proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara rasional,

sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah dapat dikatagorikan

sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini dikembangkan

secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai pasangan

kata yang populer yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan Teknologi.

Sesungguhnya kata Science ini lebih dekat dengan jawaban kata “WHY”,

selanjutnya kata Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata

jawaban dari “HOW”.

Kalau kita bandingkan penguasaan Teknologi Konstruksi Baja dengan

Konstruksi Beton secara umum dapat kita ketahui, bahwa berdasarkan

pengalaman selama ini bahwa teknologi pembuatan konstruksi beton lebih

banyak dikuasai oleh bangsa kita, apabila dibandingkan dengan teknologi

Page 14: Teknik Pmbuatan Beton

baja, hal ini dikarenakan bahwa semua unsur material pembuat beton banyak

tersedia di Pulau Jawa, karena itu maka nilai rating konstruksi beton kita

tetapkan dengan nilai 5, sedangkan untuk konstruksi baja kita tetapkan

dengan nilai 3.

Selanjutnya kalau kita berikan penilaian terhadap keahlian konstruksi,

maka dapat kita ketahui dengan jelas bahwa banyaknya tenaga terampil dan

tenaga ahli yang bergerak dibidang pembuatan konstruksi beton lebih banyak

dan lebih mudah ditemukan bila dibandingkan dengan, tenaga terampil dan

tenaga ahli dibidang konstruksi baja, jadi dapat kita simpulkan disini bahwa

nilai rating untuk konstruksi beton pasti lebih tinggi bila dibandingkan dengan

konstruksi baja, karena itu kita putuskan nilai untuk beton kita ambil 5 dan

untuk konstruksi baja kita ambil nilai 3.

3. KELEMBAGAAN USAHA

Kalau dilakukan juga penilaian terhadap ada atau tidaknya lembaga

usaha yang mampu melaksanakan pekerjaan suatu jenis konstruksi, maka

yang perlu diketahui disini adalah apakah kualifikasi dari suatu badan usaha

tersebut sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan ditinjau dari segala

aspeknya, apakah sudah ada sertifikasi yang sesuai untuk kualifikasi tersebut

dan lain sebagainya.

4. JASA KONSTRUKSI

Penilaian terhadap sistem apabila dilihat dari sudut Jasa Konstruksi,

tentu saja akan melibatkan penilaian apakah pelaksanaan Jasa Konstruksi di

Indonesia telah mempunyai suatu landasan Hukum yang kuat, juga apakah

pelaksanaan jasa konstruksi disini telah berdasarkan prinsip Market-Oriented.

Jadi telah menterapkan sistem persaingan bebas sedemikian sehingga

jaminan keamanan terhadap pelaksanaan jasa konstruksi dapat berkembang

berdasarkan prinsip persaingan bebas, yang memungkinkan dunia usaha

dibidang Jasa Konstruksi ini betul-betul akan hidup dan berkembang secara

sehat berdasarkan prinsip-prinsip di atas dan didukung oleh pengembangan

Professionalisme.

Dalam hal perbandingan Sistem Konstruksi Baja apabila kita

bandingkan dengan Sistem Konstruksi Beton akan dapat ditarik kesimpulan

Page 15: Teknik Pmbuatan Beton

berdasarkan kenyataan yang ada maka pelaksanaan konstruksi beton akan

lebih mudah dan lebih disukai dibandingkan dengan pelaksanaan Konstruksi

Baja, kerena itu penetapan besarnya nilai rating yang diambil adalah paralel

dengan hal tersebut diatas yaitu nilai 5 untuk konstruksi beton dan nilai 3

untuk konstruksi baja.

Penilaian selanjutnya akan ditujukan kepada nilai-nilai Eksternal yaitu

efektif, ekonomis, durability, manfaat, integrasi terhadap sistem lain dan

tingkat gangguannya terhadap lingkungan hidup.

5. EFEKTIVITAS

Kalau kita melihat sejauh mana suatu konstruksi itu akan mempunyai

tingkat nilai yang efektif, tentu saja harus diketahui proses pembuatannya dan

pemasangan bahan tersebut sampai menjadi suatu bangunan, apakah pada

setiap tahapan proses tersebut telah diterapkan syarat-syarat efektivitas

tersebut dan apakah pada setiap proses tersebut telah pula diterapkan

prinsip-prinsip kontrol kualitas secara ketat, untuk itu kalau kita bandingkan

proses pembuatan dan pelaksanaan Konstruksi Baja apabila kita bandingkan

dengan proses pembuatan dan pelaksanaan Konstrusi Beton maka dengan

mudah dapat diketahui bahwa jaminan tingkat efektivitas dari konstruksi baja

akan lebih unggul bila dibandingkan dengan konstruksi beton karena itu

penetapan besarnya nilai rating dapat diambil sebagai berikut yaitu untuk

baja diambil nilai 5 sedangkan untuk beton dtetapkan nilai 3.

6. EKONOMIS

Penilaian tentang ekonomis atau tidaknya suatu proyek haruslah

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pertimbangan ekonomis suatu

proyek antara lain prinsip Benefit-Cost Ratio yaitu suatu prinsip yang

dikembangkan berdasarkan penghitungan besarnya biaya yang akan

dikeluarkan oleh proyek tersebut. Selanjutnya kita bandingkan dengan

besarnya manfaat yang akan diperoleh apabila proyek tersebut sudah

berfungsi. Selain prinsip tersebut ada lagi metode lainnya yaitu berdasarkan

prinsip Internal-Rate of Return yang dikembangkan atas dasar prinsip

diskonto terhadap pengembalian dari investasi yang ditanamkan, kadang-

kadang prinsip ini sering juga disebut dengan prinsip Net Present Value. Ada

lagi cara lainnya yaitu dengan prinsip pengembalian Investasi yaitu dengan

Page 16: Teknik Pmbuatan Beton

prinsip W.A.C.C. Dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas dapat kita lihat

atau diukur berapa tingkat ekonomisnya suatu proyek tersebut.

Dalam hal membandingkan tingkat ekonomis konstruksi baja bila

dibandingkan dengan konstruksi beton maka secara umum konstruksi Beton

sedikit lebih hemat dibandingkan dengan konstruksi Baja, untuk daerah

tertentu misalnya di Pulau Jawa. Sedangkan untuk daerah lainnya misalnya

di Pulau Kalimantan maka Konstruksi baja bisa sedikit lebih murah bila

dibandingkan dengan Konstruksi Beton, karena itu untuk penilaian ratingnya

dapat diambil sama.

7. UMUR RENCANA

Penilaian terhadap besarnya umur rencana suatu proyek umumnya

telah ditetapkan pada waktu proses perencanaannya, jadi biasanya setiap

proyek tersebut telah dihitung terlebih dahulu berapa prediksi umur yang

akan dicapai apabila proyek tersebut dibangun, kemudian dimensi proyek

tersebut baru dihitung sesuai dengan umur yang telah ditetapkan tersebut

selanjutnya besar nilai proyek tersebut lalu dihitung berdasarkan dimensi

tersebut bila kita kalikan dengan harga satuan dari masing-masing unit-price

pekerjaan yang akan dilakukan tersebut. Umur rencana ini tentu saja perlu

dikaitkan pula dengan pemeliharaan dari proyek tersebut, mengingat

bertahannya suatu proyek tidak terlepas dari biaya pemeliharaan yang kita

anggarkan. Semua biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya perencanaan

sampai dengan biaya pemeliharaan itu umumnya disebut dengan Life-Cycle

Cost. Jadi yang penting ditekankan disini adalah apakah Performance

Indicator yaitu umur rencana itu dapat dicapai atau tidak, namun menurut

pengalaman yang ada banyak proyek yang tidak mencapai umur rencana

yang ditetapkan. Dalam hal pengambilan contoh rating ini dapat diambil untuk

Beton yaitu sebesar 5 sedangkan untuk baja diambil nilai 3, mengingat biaya

pemeliharaan beton lebih murah dibandingkan dengan beton.

8. MANFAAT

Pemberian penilaian terhadap manfaat yang akan diperoleh

masyarakat akibat adanya suatu proyek dapat kita bedakan dengan

perolehan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, dalam hal manfaat

langsung sesungguhnya telah ditetapkan lebih dahulu pada awal pembuatan

Page 17: Teknik Pmbuatan Beton

Studi-Kelayakan Proyek tersebut. Kita ambil misal untuk proyek jembatan,

sebelum proyek tersebut dibuat tentu terlebih dahulu telah dilakukan kajian

ekonomis apakah proyek tersebut cukup ekonomis atau tidak, salah satu

tolok ukur tersebut adalah melakukan prediksi, berapa jumlah traffic yang

akan lewat pada jembatan tersebut untuk suatu periode tertentu sampai

tercapai suatu umur rencana atau selama masa pelayanan dari konstruksi

tersebut. Dalam hal ini apabila kita bandingkan manfaat langsung dari kedua

macam konstruksi tersebut, tentu saja akan menghasilkan nilai yang sama.

Lain lagi kalau penilaian tersebut dilanjutkan kepada penilaian terhadap

manfaat tidak langsung misalnya kemungkinan kesempatan kerja, tentu saja

akan menghasilkan nilai yang berbeda. Tapi dalam kesempatan ini sebaiknya

pembahasan ini dibatasi saja terlebih dahulu dengan penilaian terhadap

manfaat langsung.

Melakukan penilaian yang lengkap terhadap kajian manfaat dari suatu

proyek konstruksi sebenarnya tidaklah terlalu mudah dikarenakan harus

melibatkan banyak fihak antara lain publik. Kalau sudah berhadapan dengan

publik dalam jumlah yang cukup mewakili maka haruslah diadopsi suatu

sistem penelitian yang dikembangkan berdasarkan suatu sistem angket atau

beberapa cara lain yang dilaksanakan berdasar prinsip-prinsip statistik

melalui proses jajak pendapat yang lengkap, kita akan memperoleh hasil

penelitian yang lengkap.

9. INTEGRASI SISTEM

Pembahasan mengenai terintegrasinya suatu sistem konstruksi yang

ditinjau haruslah dilihat secara keseluruhan apakah ada terdapat banyak

konstruksi yang sejenis yang telah dibangun disekitar daerah sistem

konstruksi yang kita tinjau kemudian haruslah diteliti sejauh mana keterkaitan

dari masing-masing sistem konstruksi yang telah ada dan harus juga dilihat

sejauh mana potensi keterkaitan sistem konstruksi tersebut dimasa depan.

Atas dasar kesemuanya itu dapatlah disimpulkan seberapa jauh tingkat

ketergantungan sistem tersebut satu sama lain dan atas dasar hal tersebut di

atas dapatlah diperoleh tingkat efisiensi tertentu yang dapat dicapai bila

dibandingkan dengan hanya sebuah single sistem saja yang kita terapkan,

hal ini dapat dengan mudah kita pahami yaitu pembelian suatu barang secara

Grossir tentu akan lebih hemat bila dibandingkan membeli secara eceran.

Page 18: Teknik Pmbuatan Beton

Dalam hal ini secara umum maka konstruksi beton akan lebih mudah

terintegrasi dengan sistem konstruksi lainnya yang menggunakan bahan

beton apabila dibandingkan dengan sistem konstruksi baja karena itu adalah

wajar kalau rating untuk beton diambil lebih besar yaitu sebesar 5, bila

dibandingkan dengan konstruksi baja yaitu 3.

10. MASALAH LINGKUNGAN

Dalam hal penilaian terhadap masalah lingkungan ini, maka akan

dapat dikembangkan secara lebih luas dan lengkap bila dalam kesempatan

ini dibahas pula masalah dampak kerusakan lingkungan yang dapat terjadi

pada suatu lingkungan proyek, namun mengingat dalam kesempatan ini

hanya akan dilihat secara garis besarnya saja, maka dapat dengan mudah

kita tentukan bahwa tingkat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh

Sistem konstruksi beton akan lebih mencemari lingkungan mengingat

umumnya jenis konstruksi ini akan memanfaatkan sebesar-besarnya

penggunaan material setempat semisal batu, pasir, dan air yangdigunakan

sebagai bahan pembuat beton, karena itu penetapan besarnya nilai rating

yaitu sebesar 5, untuk konstruksi baja adalah wajar bila dibandingkan dengan

nilai 1.

Dari uraian di atas dapatlah diperoleh semua faktor penentu penilaian

terhadap suatu sistem yang ditinjau dimana semua faktor-faktor penentu tadi

dapat disebut dengan sebutan lain yaitu dikenal sebagai “Performance

Indicator” yaitu faktor-faktor yang kita tetapkan untuk menilai sejauh mana

performance suatu sistem yang ditinjau itu bekerja dengan benar, jadi suatu

kebijakan yang baik itu tentulah suatu kebijakan yang diambil berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu yang disepakati bersama. Disamping ini ada pula

suatu penilaian yang dikembangkan untuk menilai suatu Policy yang telah

dilaksanakan sebelumnya tentu saja penilaian yang dilakukan disini adalah

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya apakah Performance

yang dicapai telah sesuai atau tidak bila dibandingkan dengan kriteria yang

telah ditetapkan semula, apabila ternyata tidak tercapai maka haruslah

ditelusuri kira-kira faktor-faktor yang menjadi penyebab utama dari

penyimpangan-penyimpangan tersebut, untuk kemudian dapat dihindari

dikemudian hari, selanjutnya kalau kita masukkan kriteria-kriteria baru

Page 19: Teknik Pmbuatan Beton

sebagai Performance Indicator yang baru hal ini dimungkinkan sebagai

bentuk penajaman penilaian dimasa datang.

Lebih jauh lagi akan lebih mudah melakukan penilaian terhadap

kebijakan suatu Sistem Konstruksi ini haruslah dikembangkan kumpulan-

kumpulan database dari masing-masing Indikator Penilaian yaitu database

tentang Sistem Konstruksi, Teknologi Konstruksi, Keahlian Konstruksi,

database tentang Harga Satuan, selanjutnya juga database tentang Sistem

Konstruksi di suatu lokasi dan lain sebagainya. Atas dasar database tersebut,

maka akses untuk melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi

akan dapat dengan mudah dilakukan, sedemikian dasar-dasar pengambilan

kebijakan yang baik dapat diambil dan ditetapkan, dan pada langkah lebih

lanjutnya tentulah hasil kebijakan tersebut akan bernilai optimum dan akan

bermanfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat banyak

Page 20: Teknik Pmbuatan Beton

Oleh: Ir. Herry Vaza, MEngSc

Kepala Bidang Rencana dan Evaluasi

Pusat Penilaian Mutu Konstruksi

BAPEKIN, KIMPRASWIL

 

Standar Kompetensi Bidang Konstruksi Batu / Beton

Filed under: Teknik Sipil, Edukasi

Daftar Istilah

1. acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk

pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang

direncanakan.

2. agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan

kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat

untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.

3. agregat ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur

mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

4. agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ bantuan

atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran

butir terbesar 5,0 mm.

5. agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ dari bantuan

atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan

mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm.

6. adukan adalah campuran antara agregat halus dan semen portland atau

sembarang semen hidrolik yang lain dan air.

Page 21: Teknik Pmbuatan Beton

7. 7. angker adalah media untuk mengikat dalam suatu sambungan beton

pracetak.

8. bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang

dibubuhkan kedalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah

tertentu untuk merubah beberapa sifatnya.

9. beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang

lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan

tambahan membentuk masa padat.

10. beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah

tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau

tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua

material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.

11. beton-normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200- 2500 kg/m3

menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak

menggunakan bahan tambahan.

12. beton praktekan adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan

dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban

kerja.

13. beton pracetak adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan

tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.

14. beton ringan struktur adalah beton yang mengandung agregat ringan yang

mempunyai berat isi tidak lebih dari 1900 kg/m3.

15. beton polos adalah beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi

kurang dari ketentuan minimum.

16. berat jenis adalah perbandingan antara berat dan volume suatu material

(misalnya: beton).

17. CGS adalah standar internasional terkecil dalam ukuran metrik (dalam

sentimeter).

18. dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.

19. deking adalah beton tahu untuk pedoman ketebalan beton.

20. faktor air semen (fas) adalah perbandingan antara jumlah semen dan air

pada beton.

21. konstruksi batu adalah pasangan batu yang berfungsi sebagai elemen

konstruksi dengan kekuatan tekan > 100 kg/cm2.

22. konstruksi beton adalah beton yang berfungsi sebagai elemen konstruksi

23. Kabel adalah susunan material yang digunakan dalam media penarikan

beton pratekan, biasanya disebut ‘tendon’.

Page 22: Teknik Pmbuatan Beton

24. MKS adalah standar internasional terbesar dalam ukuran metrik (meter).

25. perancah (scaffolding) adalah suatu struktur (kerangka) sebagai (1) sarana

kerja bagi pekerja untuk melakukan tugas pada ketinggian tertentu dan (2)

penyangga acuan beton yang berfungsi mencegah terjadinya perubahan

posisi acuan dari posisi yang telah ditentukan

26. sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser

dan torsi dalam suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat

baja atau jaring kawat baja las polos atau deform.

27. segregasi adalah pengelompokan agregat yang homogen pada adukan

beton, dimana agragat kasar terpisah dengan agregat halus. Standar

Kompetensi Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - vii DEPDIKNAS RI

28. tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau defon atau pipa yang

berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur, tidak termasuk

tendon prategang, kecuali bila secara khusus diikut sertakan.

29. tulangan polos adalah batang baja yang permuakaan sisi luarnya rata tidak

bersirip atau berukir.

30. tulangan deform adalah batangan baja yang permukaan sisi luarnya tidak

rata, tetapi bersirip, atau berukir.

Daftar Terjemahan

1. accelerator adalah bahan tambah untuk mempercepat pengikatan beton.

2. admixture adalah bahan tambah untuk campuran beton.

3. additive adalah bahan tambah untuk campuran beton.

4. bouwplank adalah papan duga dalam istilah Belanda.

5. barsteel adalah rangkaian tulangan.

6. box adalah korak penyedia daya atau arus listrik.

7. bucket tower crane adalah kotak pembawa material dari mesin angkat.

8. bleeding adalah beton yang kelebihan air, sehingga air semen naik ke

permukaan.

9. bendraat adalah kawat pengikat tulangan dalam istilah Belanda.

10. batching plant adalah lokasi / tempat pengadukan.

11. conveyor adalah ban berjalan untuk membawa material.

12. cofferdam adalah menahan / membendung adukan beton sehingga tidak

tercampur lingkungan (tanah, sungai dan sebagainya).

13. cast in situ adalah pelaksanaan pracetak beton di lapangan.

14. doka adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

Page 23: Teknik Pmbuatan Beton

15. dump truck adalah truk yang mampu membawa adukan beton.

16. forklift adalah mesin / alat angkat.

17. hoist adalah mesin / alat angkat.

18. hammer test adalah uji palu beton pada lapisan yang telah mengeras.

19. in situ adalah lokasi / lapangan.

20. jacking adalah mesin / alat penarik kabel pratekan.

21. lay-out adalah penggunaan tata ruang di lapangan.

22. mold adalah acuan untuk pelaksanaan pengecoran beton.

23. mix design adalah disain campuran beton berdasarkan berat atau volume.

24. maccaferri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

25. power adalah energi listrik di lapangan yang berasal dari PLN atau

generating set.

26. portland cement adalah semen abu-abu.

27. post-tension adalah penarikan pada beton pratekan setelah beton

mengeras.

28. pre-tension adalah penarikan pada beton pratekan sebelum dilaksanakan

pengecoran.

29. peri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

30. retarder adalah bahan tambah untuk memperlambat pengikatan beton.

31. rapid klam adalah alat penjepit pada acuan untuk struktur kolom dan balok.

32. ready mix concrete adalah beton yang siap pakai.

33. speady adalah uji pada semen abu-abu untuk mengetahui kemampuan

ikatan semen.

34. slump adalah alat uji konsistensi/kekentalan beton.

35. steel proff adalah tiang baja yang berbentuk silinder dapat diatur

ketinggiannya.

36. shear connector adalah bahan / material penghubung antara 2 (dua)

material yang berbeda karakteristiknya (komposit).

37. strands adalah kumpulan kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk

membentuk kabel.

38. setting time adalah pengaturan atau penentuan waktu ikat pada beton.

39. sand blasting adalah alat / mesin pembersih permukaan pada beton

sebelum dilaksanakan perbaikan beton atau penutupan kembali.

40. shop drawing adalah gambar pelaksanaan / kerja.

41. site-plan adalah rencana lokasi / areal pelaksanaan. Standar Kompetensi

Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - viii DEPDIKNAS RI

42. stressing adalah penarikan kabel atau tendon pratekan.

Page 24: Teknik Pmbuatan Beton

43. truck mixer adalah truk yang mampu mengaduk beton.

44. timing adalah pemilihan waktu untuk merencanakan ikatan beton.

45. troley adalah alat / mesin pembawa adukan beton.

46. uplift adalah tekanan / gaya angkat.

47. wearing diagram adalah pembungkus kabel (isolator) yang memiliki arus

listrik.

48. workshop adalah lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi.

49. waterpas adalah alat / mesin untuk mengukur kedataran suatu pasangan

konstruksi.

50. wires adalah kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk

kabel.

51. workability adalah kemudahan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan

konstruksi.

52. wika precast adalah perusahaan (Wika, BUMN) yang memproduksi beton

pracetak.

Comments (0)

January 16, 2008

Istilah Transportasi

Filed under: Teknik Sipil, Tutorial Umum

IHCM (Indonesian Highway Capacity Manual) : diterjemahkan sebagai

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (yang paling akhir diterbitkan tahun

1997), yang digunakan sebagai dasar perencanaan lalu lintas di Indonesia

(perencanaan simpang, perhitungan kapasitas jalan, dll).

Arus : pergerakan dari sekelompok moda transportasi baik sejenis maupun

tidak sejenis dari zona satu menuju zona yang lain.

Jalur (way) : adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang ditujukan

untuk lalu lintas kendaraan baik satu arah atau lebih.

Lajur (lane) : adalah bagian dari jalur lalu lintas yang secara khusus

digunakan untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau

lebih dalam satu arah.

Bahu Jalan (shoulder) : adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur

lalu lintas baik diperkeras atau tidak, yang bermanfaat untuk tempat

menepikan kendaraan, parkir, dll.

Page 25: Teknik Pmbuatan Beton

Median : jalur pemisah arus yang dilengkapi dengan pembatas dan berfungsi

untuk membagi jalan jalan dalam masing-masing arah.

Kerb (curb) : adalah penonjolan atau peninggian tepi perkerasan ataupun

bahu jalan dengan maksud untuk keperluan drainase, mencegah kendaraan

keluar jalur dan memberikan ketegasan tepi perkerasan.

Pengaman Tepi : adalah bangunan semacam pagar penghalang yang

terletak di tepi jalan dengan tujuan untuk mencegah kendaraan keluar dari

jalur apabila terjadi kecelakaan, umumnya dipasang di jalur yang berada di

tepi jurang.

Damaja : Daerah Manfaat Jalan, yaitu areal yang meliputi badan jalan,

saluran tepi jalan dan ambang pengamannya, sedangkan badan jalan

meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan.

Damija : Daerah Milik Jalan, adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi

dengan lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan

suatu hak tertentu, yang merupakan sejalur tanah diluar Damaja yang

dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan

penggunaan jalan semisal untuk pelebaran Damaja dikemudian hari..

Dawasja : Daerah Pengawasan Jalan, yaitu Damija ditambah dengan�

sejalur tanah yang penggunaanya dibawah pengawasan pembina jalan

dengan maksud agar tidak mengganggu pandangan pengemudi dan

konstruksi jalan.

Alinyemen Horisontal/trase jalan : adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang

horisontal, yang berhubungan erat dengan tikungan, belokan, dll.

Alinyemen Vertikal : adalah perpotongan bidang vertikal derngan bidang

perkerasan permukaan jalan melalui sumbu jalan, yang berhubungan erat

dengan kelandaian ruas jalan.

Superelevasi : adalah kemiringan melintang jalan pada lengkung horisontal

(tikungan atau belokan) yang bertujuan untuk memperoleh gaya berat

kendaraan guna mengimbangi gaya sentrifugal yang terjadi.