47
TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata) WENNY NURWENDARI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI

KAEMFEROL DARI DAUN SIRSAK (Annona muricata)

WENNY NURWENDARI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 3: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 4: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 5: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Teknik Ekstraksi

terbaik untuk Isolasi Kaemferol dari Daun Sirsak (Annona muricata)” adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Wenny Nurwendari

NIM G44124010

Page 6: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 7: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

ABSTRAK

WENNY NURWENDARI. Teknik Ekstraksi Terbaik untuk Isolasi Kaemferol

dari Daun Sirsak. Dibimbing oleh IRMANIDA BATUBARA dan SUMINAR

SETIATI ACHMADI.

Daun sirsak mengandung beragam senyawa yang memiliki aktivitas hayati,

salah satunya kaemferol sebagai antikanker. Dalam upaya mengisolasi kaemferol,

dilakukan 12 macam ekstraksi guna mencari teknik ekstraksi terbaik untuk isolasi

kaemferol dari daun sirsak. Ekstrak yang dihasilkan diuji toksisitasnya terhadap

larva Artemia salina. Semua ekstrak bersifat toksik, karena memiliki nilai LC50

kurang dari 1000 ppm. Ekstrak dengan kandungan total fenolik dan total

flavonoid yang tinggi, kandungan tanin yang rendah, dan warna spot kromatografi

lapis tipis kaempferol yang pekat dipilih untuk analisis kromatorafi cair kinerja

tinggi guna mengetahui kadar kaemferolnya. Ekstrak sonikasi daun sirsak residu

n-heksana dipilih sebagai teknik ekstraksi terbaik untuk isolasi kaemferol dari

daun sirsak dengan kandungan kaemferol dan kuersetin masing-masing 1.22%

dan 0.50%. Selain kandungan kaemferol dan kuersetin yang tinggi dibandingkan

dengan teknik ekstraksi yang lain, teknik ekstraksi sonikasi daun sirsak residu n-

heksana dipilih karena waktu ekstraksinya yang singkat dan jumlah senyawa

pengotornya yang lebih sedikit.

Kata kunci: kaemferol, ekstraksi, daun sirsak, KCKT.

ABSTRACT

WENNY NURWENDARI. The Best Extraction Technique for Kaempferol

Isolation from The Soursop Leaves (Annona muricata). Supervised by

IRMANIDA BATUBARA and SUMINAR SETIATI ACHMADI.

Soursop leaves contain various compounds that have biological activity

such as kaempferol as anticancer. Twelve extraction techniques were performed to

obtain the best extraction technique for kaempferol isolation from the soursop

leaves. Toxicity of extracts was tested against Artemia salina larvae. All extracts

were toxic because they showed LC50 value less than 1000 ppm. The extract with

high content of total phenols and total flavonoids, low content of tannin, and

intense color of spot on thin layer chromatograph was selected for high

performance liquid chromatography analysis. Sonication extraction of n-hexane

residues was chosen as the best extraction technique for kaempferol isolation from

the soursop leaves with kampferol and quercetin content of 1.22% and 0.50%,

respectively. In addition to high content of kaempferol and quercetin, sonication

was chosen due to the shortest extraction time and the least impuriteies.

Key words: kaempferol, extraction, soursop leaves, HPLC.

Page 8: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 9: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Kimia

TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI

KAEMFEROL DARI DAUN SIRSAK (Anonna muricata)

WENNY NURWENDARI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 10: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 11: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

Judul Skripsi : Teknik Ekstrak Terbaik untuk Isolasi Kaemferol dari Daun

Sirsak (Annona muricata)

Nama : Wenny Nurwendari

NIM : G44124010

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Dr Irmanida Batubara, Msi

Pembimbing I

Prof Ir Suminar Setiati Achmadi, PhD

Pembimbing II

Page 12: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 13: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

PRAKATA

Segala puji dan rasa syukur Penulis panjatkan atas segala karunia kesehatan

dan kemudahan yang dilimpahkan oleh Allah SWT selama proses penyusunan

karya ilmiah dengan judul “Teknik Ekstraksi Terbaik untuk Isolasi Kaemferol dari

Daun Sirsak (Annona muricata)“. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian

yang dilaksanakan pada bulan Desember 2013 hingga Agustus 2014 di

Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, dan Pusat Studi Biofarmaka

IPB, Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Irmanida Batubara, MSi. dan

Prof. Ir. Suminar Setiati Achmadi, PhD. selaku pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan doa selama penelitian. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Almarhum Bapak, Mama, Kakak-kakak

tersayang Wiwin dan Anna yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang,

dan dukungan selama masa studi hingga proses penyusunan karya ilmiah ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pusat Studi Biofarmaka

selaku pemberi dana dan laboran Laboratorium Kimia Analitik IPB. Semoga

Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diperbuat dan senantiasa

menyertai hamba-Nya dengan kasih dan sayang-Nya.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Oktober 2014

Wenny Nurwendari

Page 14: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Alat dan Bahan 2

Preparasi Daun Sirsak 2

Kadar Air 2

Ekstraksi 3

Uji Toksisitas dengan Metode BSLT 3

Penentapan Kadar Tanin 4

Penetapan Kadar Fenolik Total 5

Penetapan Kadar Flavonoid Total 5

Identifikasi Keberadaan Kaemferol dengan KLT 5

Pengukuran Kadar Kaemferol dengan KCKT 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kadar Air 6

Ekstraksi 6

Toksisitas Ekstrak terhadap Larva Artemia salina 7

Kadar Fenolik Total 8

Kadar Tanin 9

Kadar Flavonoid Total 9

Identifikasi Keberadaan Kaemferol 9

Kadar Kaemferol 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP 31

Page 15: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

DAFTAR TABEL

1 Rendemen ekstrak daun sirsak 7 2 LC50, fenolik total, tanin, flavonoid total ekstrak daun dan residunya 8

3 Kadar kaemferol dan kuersetin ekstrak terpilih 11

DAFTAR GAMBAR

1 Kromatogram KLT ekstrak daun sirsak dan residunya 10 2 Kromatogram larutan standar dan larutan ekstrak daun dan residunya 11

3 Struktur kimia kaemferol dan kuersetin 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Bagan alir penelitian 15

2 Hasil determinasi sampel 16

3 Kadar air 17

4 Rendemen 18 5 BSLT 19 6 Kadar tanin 21 7 Kadar fenolik total 23

8 Kadar flavonoid total 26

9 Kadar kaemferol 29

Page 16: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Page 17: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu tumbuhan yang

banyak ditemukan di negara-negara tropis, seperti Indonesia. Dalam bidang

pangan, tanaman ini ditanam secara komersial untuk diambil buahnya. Selain

dimanfaatkan sebagai bahan pangan, buah sirsak digunakan untuk mengatasi

disenteri, bisul, wasir, kekurangan vitamin C, dan antikejang (Mardiana dan

Ratnasari 2011). Tidak terbatas pada buahnya, daun sirsak juga dilaporkan

memiliki beberapa manfaat seperti menurunkan kadar gula dalam darah (Aziz et

al. 2003), memperbaiki sistem imun (Dewi et al. 2007), dan mengatasi kanker

(Mustariani 2011). Beberapa penelitian melaporkan ekstrak daun sirsak

mengandung senyawa flavonoid dan fenolik seperti kuersetin, katekin, dan

kaemferol (Santos dan Salatino 2000). Berdasarkan hasil penelitian Vega et al.

(2007), senyawa golongan flavonoid daun Annona dioca, salah satu spesies sirsak

mampu menghambat pertumbuhan sel kanker karsinoma Ehrlich.

Penelitian tentang senyawa kaemferol yang terdapat di dalam daun sirsak

belum banyak dilakukan. Kaemferol memiliki struktur yang hampir sama dengan

kuersetin, keduanya merupakan senyawa flavonoid golongan flavonol. Senyawa

golongan flavonoid dikenal memiliki berbagai aktivitas hayati. Penggabungan

kaemferol dan kuersetin diharapkan akan memberikan aktivitas hayati yang lebih

kuat. Kaemferol di alam berada dalam bentuk kaemferol glikosida yang memiliki

banyak aktivitas hayati seperti antiradang, anticendawan (Ozçelik 2006),

antioksidan (Teffo et al. 2010), dan antidiabetes (Zang et al. 2011). Aktivitas

suatu bahan dapat diketahui dengan uji toksisitas larva udang (BSLT). Uji BSLT

digunakan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui potensi farmakologi suatu

senyawa bahan alam. Selain biaya yang murah, metode ini juga merupakan

penapisan awal yang dapat disempurnakan oleh uji hayati lainnya yang lebih

spesifik setelah senyawa aktif bahan alam dapat diisolasi.

Kaemferol dari bahan alam dapat dipisahkan melalui ekstraksi. Berbagai

macam teknik ekstraksi kaemferol telah banyak dikembangkan. Selain teknik

ekstraksi yang berbeda, kaemferol dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut

yang berbeda. Menurut Erosa-Rejon et al. (2010) kaemferol dapat diekstraksi

dengan teknik maserasi menggunakan pelarut etanol. Kaemferol juga dapat

diekstraksi dengan pelarut metanol menggunakan beberapa teknik ekstraksi,

seperti maserasi dengan bantuan sonikasi (Tang et al. 2001), teknik soxhletasi

(Loizo et al. 2007), dan teknik refluks (Zang et al. 2011). Penggunaan teknik

ekstraksi dan pelarut yang beragam menyebabkan rendemen ekstrak kaemferol

yang dihasilkan juga beragam. Oleh karena itu, diperlukan percobaan untuk

menentukan teknik ekstraksi kaemferol dari daun sirsak yang paling sederhana,

murah, cepat, dan menghasilkan rendemen ekstrak yang tinggi.

Page 18: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menentukan teknik ekstraksi terbaik untuk

mengisolasi kaemferol dari daun sirsak (Annona muricata) dan membandingkan

kadar kaemferol dengan kadar kuersetin di dalam ekstrak tersebut.

Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian diringkaskan dalam diagram alir pada Lampiran 1 yang

meliputi preparasi sampel, penentuan kadar air (AOAC 2006), ekstraksi daun

sirsak, uji toksisitas ekstrak dengan BSLT, uji kadar tanin, uji kadar fenolik total,

uji kadar flavonoid total, uji kromatografi lapis tipis (KLT), dan analisis kadar

kaemferol menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan antara lain KCKT, spektrofotometer ultraviolet-

tampak (UV-Vis) Hitachi U-2800, spektrofotometer 20D+, bejana kromatografi,

dan lampu ultraviolet Camag Repostar 3. Bahan-bahan yang digunakan antara lain

daun sirsak (Lampiran 2) dari kebun Biofarmaka Bogor, standar kaemferol dari

Nacalai, standar kuersetin, larva Artemia salina, dan pereaksi Folin-Ciocalteu.

Preparasi Sampel (Mustiarini 2011)

Daun sirsak dibersihkan dengan air. Selanjutnya daun dikeringkan dalam

oven dengan suhu 50 oC selama 72 jam. Setelah itu, daun sirsak kering digiling

dan diayak menggunakan pengayak 80 mesh agar diperoleh bentuk serbuk.

Kadar Air (AOAC 2006)

Cawan porselin dikeringkan pada suhu 105 ⁰C selama 3 jam kemudian

didinginkan di dalam desikator dan ditimbang bobotnya. Sebanyak 3 gram sampel

ditimbang di dalam wadah yang telah diketahui bobotnya. Wadah berisi sampel

dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 ⁰C selama 3 jam kemudian didinginkan

di dalam desikator dan ditimbang bobotnya. Proses pengeringan dilakukan hingga

bobot konstan. Rumus kadar air sebagai berikut:

Kadar air % = 𝑊1 − 𝑊2

𝑊1 × 100%

Page 19: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

3

W1 = bobot sampel sebelum pengeringan (g)

W2 = bobot sampel setelah pengeringan (g)

Ekstraksi

Ekstraksi Daun Sirsak (A–D)

Maserasi. Serbuk daun sirsak sebanyak 100 g diekstraksi dengan 500 mL

pelarut etanol sebanyak 3 kali pada suhu ruang dalam waktu 1 minggu,

selanjutnya sampel disaring dan dipisahkan. Ekstrak kemudian dipekatkan dengan

penguap putar hingga menghasilkan ekstrak A (Erosa-Rejon et al. 2010).

Maserasi dengan Sonikasi. Serbuk daun sirsak sebanyak 100 g diekstraksi

dengan 500 mL pelarut air–metanol (85:15) dengan bantuan sonikasi sebanyak 3

kali dalam waktu 3 jam, selanjutnya sampel disaring dan dipisahkan. Ekstrak

kemudian dipekatkan dengan penguap putar hingga menghasilkan ekstrak B

(Tang et al. 2001).

Refluks. Serbuk daun sirsak sebanyak 100 g diekstraksi dengan 500 mL

pelarut metanol 70% pada suhu 60–70 ºC dalam waktu 3 jam. Ekstrak kemudian

dipekatkan dengan penguap putar hingga menghasilkan ekstrak C (Zang et al.

2011).

Soxhlet. Serbuk daun sirsak sebanyak 100 g diekstraksi dengan 500 mL

pelarut metanol 70% menggunakan rada soxhlet. Ekstrak kemudian dipekatkan

dengan penguap putar hingga menghasilkan ekstrak D (Loizzo et al. 2007).

Ekstraksi Daun Sirsak (Ekstrak E–L)

Soxhletasi dengan n-Heksana. Serbuk daun sirsak sebanyak 800 g

diekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana. Larutan ekstrak tidak

dianalisis, sedangkan residu dibagi dua menjadi residu 1 dan residu 2. Residu 1

dibagi menjadi 4 bagian untuk diekstraksi lebih lanjut. Metode ekstraksi yang

digunakan sama dengan yang dipakai untuk mendapatkan ekstrak A–D, tetapi

dengan menggunakanan 250 mL pelarut. Ekstrak yang diperoleh berturut-turut

disebut ekstrak I–L.

Soxhletasi dengan Etil Asetat. Residu 2 n-heksana diekstraksi dengan

pelarut etil asetat. Larutan ekstrak tidak dianalisis, sedangkan residu dibagi

menjadi 4 bagian untuk diekstraksi lebih lanjut. Metode ekstraksi yang digunakan

sama dengan yang dipakai untuk mendapatkan ekstrak A–D, tetapi dengan

menggunakanan 250 mL pelarut. Ekstrak yang diperoleh berturut-turut disebut

ekstrak E–H.

Uji Toksisitas dengan Metode BSLT (Krishnaraju et al. 2005)

Penetasan telur Artemia salina

Wadah penetasan disiapkan lalu dimasukkan air laut dan telur udang,

diinkubasi pada suhu kamar (26–30 ºC) selama 48 jam dengan keadaan aerasi

konstan. Setengah bagian wadah penetasan diletakkan pada tempat gelap,

sedangkan setengah bagian lainnya diberi sumber cahaya. Larva yang telah

menetas akan bergerak ke sisi wadah dengan sumber cahaya. Larva dikumpulkan

dengan pipet dan dipisahkan dari telur ke dalam wadah lain yang berisi air laut.

Page 20: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

4

Pengujian

Sebanyak 10 ekor larva dimasukkan ke dalam sumur uji yang telah berisi

4.5 mL air laut, kemudian ditambahkan larutan ekstrak sebanyak 0.5 mL. Larutan

ekstrak yang digunakan dibuat dengan ragam konsentrasi 1–5000 μg/ml. Setiap

konsentrasi diulang sebanyak 3 kali dan digunakan 1 kontrol tanpa penambahan

ekstrak. Jumlah larva udang yang mati pada suhu ruang diamati setelah 1 hari (24

jam), kemudian konsentrasi letal 50% (LC50) dihitung dengan persamaan berikut:

Kematian larva % = jumlah larva mati - jumlah larva kontrol mati

jumlah larva uji×100%

Persamaan regresi y = a + bx dibuat antara konsentrasi ekstrak (x) dan

persen kematian larva (y), lalu nilai LC50 ditentukan sebagai nilai x pada saat y =

50.

Penetapan Kadar Tanin (Sulastri 2009)

Pembuatan Larutan KMnO4 0.1000 N

Kristal KMnO4 ditimbang sebanyak 1.6001 g kemudian dilarutkan dengan

500 mL akuades, dididihkan selama 10–15 menit, kemudian disimpan selama 1

malam. Setelah itu, larutan disaring dan ditambahkan akuades hingga volume 500

mL. Larutan KMnO4 perlu distandardisasi sebelum dipakai.

Standardisasi Larutan KMnO4 0.1000 N

Kristal asam oksalat ditimbang sebanyak 0.3150 g dan dilarutkan dengan

akuades sampai volume 50 mL. Larutan dipipet sebanyak 10 mL ke dalam

Erlenmeyer, lalu ditambahkan 5 mL H2SO4 4 N dan dipanaskan sampai 70 oC.

Selanjutnya, dalam keadaan panas dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai warna

ungu dari tetesan larutan tidak hilang, lalu dicatat volume titrasinya. Standardisasi

diulang 3 kali. Normalitas larutan KMnO4 dapat dihitung menggunakan

persamaan berikut:

KMnO4= W (mg) × FP

BE asam oksalat (mg/mg ekuivalen ) × Volume KMnO4

Keterangan:

W = Bobot kristal asam oksalat (mg)

BE = bobot ekuivalen asam oksalat (63 mg/mg ekuivalen)

FP = Faktor pengenceran (10/50)

Penetapan Kadar Tanin

Ekstrak daun ditimbang sebanyak 0.5 g, ditambahkan air 50 mL, dan

dipanaskan pada suhu 40–60 oC selama 30 menit. Setelah dingin, larutan disaring

dan ditambahkan larutan indigokarmin, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4

0.1 N. Setiap kali penambahan, 1 mL KMnO4 hingga warna berubah dari biru

menjadi hijau. Selanjutnya titrasi dilakukan tetes demi tetes hingga warna hijau

Page 21: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

5

menjadi kuning emas. Kadar tanin dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan sebagai berikut:

% Tanin = FP (A − B) × KMnO4 × 0.00416

Bobot sampel (g)× 100%

FP = Faktor pengenceran

A = Volume KMnO4 untuk sampel (mL)

B = Volume KMnO4 untuk blangko (mL)

[KMNO4] = Konsentrasi KMnO4 yang telah distandardisasi (N)

0.00416 = Faktor koreksi, 1 mL KMnO4 0.1 N setara dengan 0.00416

gram tanin

Penetapan Fenolik Total (Apsari dan Susanti 2011)

Sebanyak 25 mg ekstrak daun dilarutkan sampai volume 25 mL dengan

campuran metanol–air (1:1). Larutan ekstrak yang diperoleh dipipet 300 µL,

ditambahkan 1.5 mL reagen Folin-Ciocalteu (1:10), dan dikocok. Setelah itu

didiamkan selama 3 menit dan masing-masing larutan ditambah 1.2 mL Na2CO3

7.5%, dikocok agar homogen. Larutan diukur absorbansnya pada panjang

gelombang 765 nm.

Penetapan Kadar Flavonoid Total (Depkes RI 2000)

Sebanyak 200 mg ekstrak daun dilarutkan dalam aseton dengan

penambahan heksametilenatetramina (HMT) 2%. Lalu dihidrolisis menggunakan

HCl 25% pada suhu 80 oC selama 30 menit. Hasil hidrolisis dipartisi

menggunakan etil asetat. Fraksi etil asetat ditampung, lalu ditambahkan AlCl3 2%

sehingga membentuk warna fluoresens yang absorbansnya diukur dengan

spektrofotometer UV-Vis pada λ 425 nm.

Identifikasi Keberadaan Kaemferol dengan KLT

Sebanyak 15 mg ekstrak dihidrolisis dengan menggunakan HCl 4 N,

kemudian dipartisi dengan etil asetat. Fraksi etil asetat ditampung, kemudian

pelarut diuapkan. Ekstrak yang dihasilkan ditambahkan 1 mL metanol. Larutan

sampel dan standar (Sebanyak 1 mg standar kaemferol dilarutkan ke dalam 1 mL

metanol) ditotolkan pada pelat silika gel, kemudian dielusi dengan eluen

klorofom–metanol 9.75:0.25. Hasil elusi diamati di bawah lampu ultraviolet pada

λ 366 nm.

Page 22: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

6

Pengukuran Kadar Kaemferol dengan KCKT (Wang dan Helliwell 2001)

Sistem KCKT

Sistem yang digunakan meliputi, kolom C18, fase gerak 30% asetonitril dan

70% dapar KH2PO4 0.025 M yang ditambah H3PO4 sampai pH 2.5. Sistem elusi

isokratik, dengan laju alir 1.0 mL/menit, dan luas puncak diukur pada 370 nm.

Penyiapan Standar

Standar kaemferol dan kuersetin masing-masing 5 mg dilarutkan dengan

metanol untuk membuat larutan standar induk dengan konsentrasi 500 ppm,

kemudian dibuat deret larutan standar dengan konsentrasi 5 dan 50 ppm. Larutan

standar disaring dengan menggunakan kertas saring Millipore 0.45 µm. Larutan

yang dihasilkan diinjeksikan sebanyak 20 µL ke dalam KCKT.

Hidrolisis Sampel Ekstrak dihidrolisis dengan HCl 4 M, lalu dipartisi dengan etil asetat. Fraksi

etil asetat ditampung, lalu diuapkan pelarutnya, kemudian dilarutkan dengan

metanol. Larutan disaring menggunakan kertas saring Millipore 0,45 µm, lalu

diinjeksikan sebanyak 20 µL ke dalam KCKT. Analisis sampel diulang 2 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air

Penetapan kadar air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan

sehingga dapat diperkirakan cara penyimpanan terbaik untuk menghindari

pengaruh aktivitas jamur (mikrob). Rerata kadar air serbuk daun sirsak kering

sebesar 2.83%. Syarat kadar air untuk simplisia tanaman obat menurut Depkes RI

(1995) tidak boleh lebih dari 10%. Kadar air yang terkandung lebih kecil dari 10%

menunjukkan kestabilan optimum bahan akan tercapai dan pertumbuhan mikrob

dapat dikurangi sehingga dapat memperpanjang masa simpan tanaman kering

(Winarno 2002). Air yang terkandung dalam serbuk daun sirsak dihilangkan

dengan pemanasan pada suhu 105 oC. Menurut Harjadi (1993), pemanasan pada

suhu 100–105 oC akan menghilangkan air yang terikat secara fisis di dalam suatu

bahan. Perhitungan kadar air disajikan pada Lampiran 3.

Ekstraksi

Ekstraksi senyawa aktif dari tanaman obat adalah pemisahan secara fisis

atau kimiawi dengan menggunakan cairan atau padatan. Pelarut alkohol telah

banyak digunakan pada penelitian senyawa flavonoid sebelumnya. Pelarut alkohol

lazim digunakan dalam proses ekstraksi awal karena kemampuannya melarutkan

komponen polar maupun nonpolar (Harborne 1987). Daun sirsak dihaluskan

hingga berukuran 80 mesh. Hal ini bertujuan meningkatkan luas permukaan

sehingga ekstraksi berlangsung lebih efisien. Sebelum dilakukan beberapa uji,

Page 23: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

7

ekstrak yang diperoleh dihitung rendemennya. Penentuan rendemen berfungsi

mengetahui jumlah metabolit sekunder yang terbawa oleh pelarut tersebut, tetapi

komponen yang terkandung tidak dapat diketahui.

Tabel 1 Rendemen ektstrak dari daun sirsak dan residunya

Sampel Ekstraksi Rendemen (%)

Daun

Maserasi 10.04

Sonikasi 9.16

Refluks 6.88

Soxhletasi 18.64

Residu n-heksana

Maserasi 9.67

Sonikasi 9.81

Refluks 6.11

Soxhletasi 17.36

Residu etil asetat

Maserasi 3.18

Sonikasi 4.09

Refluks 4.73

Soxhletasi 12.76

Rendemen yang dihasilkan oleh setiap teknik ekstraksi pada residu ekstraksi

menurun dibandingkan dengan pada serbuk daun (Tabel 1). Hal ini menunjukkan

adanya beberapa senyawa yang terekstraksi dalam pelarut n-heksana dan etil

asetat. Teknik soxhletasi menghasilkan rendemen paling tinggi karena teknik

tersebut bersifat sinambung dan pelarut yang digunakan selalu dalam keadaan

segar sehingga meningkatkan efektivitas ekstraksi. Setelah dihitung rendemennya,

ekstrak diuji BSLT, kadar tanin, kadar total fenolik, dan total flavonoid, serta diuji

KLT, dan KCKT. Perhitungan rendemen ekstrak daun dan residunya disajikan

pada Lampiran 4.

Toksisitas Ekstrak terhadap Larva Artemia salina

LC50 merupakan konsentrasi senyawa bioaktif yang dapat menyebabkan

kematian 50% populasi hewan uji. Hasil uji BSLT pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa semua ekstrak daun sirsak memiliki nilai LC50 kurang dari 1000 ppm.

Menurut Meyer et al. (1982), suatu ekstrak dikatakan toksik jika memiliki nilai

LC50 kurang dari 1000 ppm setelah waktu kontak 24 jam, sedangkan menurut

Krishnaraju et al. (2005), suatu ekstrak dikatakan aktif berpotensi sebagai

antikanker jika nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Oleh karena itu, dapat

dinyatakan bahwa ekstrak daun sirsak dari setiap teknik ekstraksi aktif dan

berpotensi sebagai antikanker. Ekstrak soxhlet secara umum memiliki nilai LC50

yang paling rendah, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak soxhlet memiliki nilai

toksisitas yang paling tinggi. Perhitungan nilai LC50 ekstrak daun dan residunya

disajikan pada Lampiran 5.

Page 24: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

8

Kadar Fenolik Total

Uji fenolik total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa polifenol di

dalam daun sirsak. Prinsip dari metode ini adalah terbentuknya kompleks

berwarna biru sebagai hasil reaksi antara senyawa fenolik dan reagen Folin-

Ciocalteu yang dapat diukur absorbansnya pada panjang gelombang 765 nm.

Senyawa fenolik bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteu dalam suasana basa agar

terjadi disosiasi proton pada senyawa fenolik menjadi ion fenolat. Untuk

menciptakan kondisi basa tersebut, ditambah Na2CO3 7,5% (Apsari dan Susanti

2011). Reaksi yang terjadi tidak spesifik, sehingga tidak dapat digunakan untuk

membedakan jenis senyawa golongan polifenol. Warna larutan akan semakin

pekat seiring dengan meningkatnya konsentrasi ion fenolat.

Pada penentuan kadar fenolik total, digunakan larutan standar asam galat

atau asam 3,4,5-trihidroksibenzoat (C6H2(OH)3CO2H) dengan variasi konsentrasi

10, 20, 30, 40, 50, dan 60 µg/mL, kemudian dibuat kurva kalibrasi (Lampiran 6).

Persamaan regresi yang dihasilkan dari kurva kalibrasi standar digunakan untuk

menghitung besarnya kadar fenolik total di dalam ekstrak berdasarkan besarnya

absorbans. Hasil analisis disajikan pada Tabel 2. Kadar fenolik total pada residu

etil asetat lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak lain untuk setiap teknik

ekstraksi. Ekstrak dengan total fenolik tinggi dipertimbangkan untuk digunakan

pada tahap isolasi kaemferol.

Tabel 2 LC50, fenolik total, dan flavonoid total ekstrak daun sirsak

Ekstraksi LC50 (ppm) Tanin (%) Fenolik total

(%)

Flavonoid

total (%)

Dari tahap ekstraksi daun secara langsung

Maserasi 209.20 ± 13.89 7.59 ± 0.09 13.94 ± 0.08 10.25 ± 0.03

Sonikasi 128.49 ± 2.91 5.18 ± 0.12 14.28 ± 0.05 4.46 ± 0.01

Refluks 79.09 ± 1.52 4.98 ± 0.05 10.35 ± 0.05 1.72 ± 0.03

Soxhletasi 46.07 ± 4.26 5.59 ± 0.06 12.89 ± 0.08 7.05 ± 0.07

Dari tahap ekstraksi daun residu n-heksana

Maserasi 455.07 ± 14.05 4.93 ± 0.07 10.41 ± 0.02 5.60 ± 0.11

Sonikasi 150.56 ± 2.72 4.59 ± 0.16 11.41 ± 0.04 4.50 ± 0.07

Refluks 93.10 ± 4.46 6.24 ± 0.06 8.69 ± 0.09 0.88 ± 0.01

Soxhletasi 152.40 ± 3.26 6.96 ± 0.08 16.44 ± 0.02 2.27 ± 0.00

Dari tahap ekstraksi daun residu etil asetat

Maserasi 300.09 ± 5.86 4.84 ± 0.05 9.63 ± 0.14 0.81 ± 0.01

Sonikasi 647.98 ± 11.21 6.74 ± 0.17 8.55 ± 0.11 1.12 ± 0.00

Refluks 299.90 ± 7.09 6.87 ± 0.13 6.16 ± 0.14 0.85 ± 0.00

Soxhletasi 197.64 ± 8.86 3.78 ± 0.05 8.20 ± 0.06 0.63 ± 0.01

Page 25: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

9

Kadar Tanin

Kadar tanin pada penelitian ini diukur dengan metode titrimetri

menggunakan KMnO4 sebagai titran. Kadar tanin yang diperoleh dari setiap

ekstraksi berbeda. Kadar tanin paling tinggi diperoleh pada ekstrak maserasi daun

sirsak tanpa perlakuan soxhletasi n-heksana, sedangkan kadar tanin terendah yaitu

ekstrak soxhsletasi residu etil asetat (Tabel 2). Secara umum, ekstrak residu etil

asetat mengandung kadar tanin yang paling rendah. Hal ini menujukkan adanya

sebagian tanin yang hilang ketika daun diekstraksi dengan pelarut etil asetat.

Tanin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terkandung dalam

daun sirsak (Nurjanah 2014). Tanin termasuk ke dalam senyawa fenolik yang

memiliki beberapa aktivitas, seperti antidiare, antikanker, dan anti–HIV

(Sumarawati dan Hussaana 2010). Toksisitas tanin dalam ekstrak daun sirsak akan

berpengaruh pada nilai LC50, sehingga kadar tanin dalam masing-masing ekstrak

perlu ditentukan. Ekstrak dengan nilai LC50 rendah dan kadar tanin yang rendah

dipertimbangkan untuk digunakan pada tahap isolasi kaemferol. Perhitungan

kadar tanin ekstrak daun dan residunya disajikan pada Lampiran 7.

Kadar Flavonoid Total

Uji total flavonoid dilakukan sebagai pendekatan yang baik dalam

pemilihan teknik ekstraksi untuk isolasi kaemferol dari daun sirsak. Kaemferol

merupakan senyawa golongan flavonoid, sehingga ekstrak dengan kadar total

flavonoid tinggi dipertimbangkan untuk digunakan pada tahap isolasi kaemferol.

Total flavonoid pada ekstrak daun diperoleh dengan cara memasukkan nilai

absorbans ekstrak pada kurva standar kuersetin. Ekstrak dengan total flavonoid

tertinggi yaitu ekstrak maserasi, namun nilainya menurun setelah dilakukan

perlakuan soxhletasi dengan n-heksana dan etil asetat. Ekstrak refluks memiliki

kadar total flavonoid yang paling rendah dibandingkan ekstrak yang lain (Tabel 2).

Perhitungan kadar total flavonoid ekstrak daun dan residunya disajikan pada

Lampiran 8.

Flavonoid di alam berada dalam bentuk flavonoid glikosida, sehingga perlu

dihidrolisis terlebih dahulu dengan penambahan suatu asam, yaitu HCl. Proses

hidrolisis oleh asam akan memutus ikatan antara flavonoid dengan senyawa gula

membentuk flavonoid aglikon yang bersifat lebih non polar, sehingga perlu

dipartisi dengan pelarut etil asetat. Flavonoid aglikon akan membentuk kompleks

berwarna dengan AlCl3 yang dapat diukur absorbansnya pada panjang gelombang

425 nm.

Identifikasi Keberadaan Kaemferol

Kromatografi lapis tipis merupakan cara sederhana pada identifikasi

senyawa flavonoid. Data yang diperoleh berupa harga Rf dan warna spot

kromatogram. Prosedur uji dengan KLT dilakukan untuk mengidentifikasi adanya

senyawa kaempferol di setiap ekstrak daun sirsak dengan cara membandingkan

nilai Rf sampel dengan standar kaemferol. Selain untuk analisis kualitatif, uji KLT

juga dapat digunakan sebagai uji semikuantitatif suatu senyawa dengan cara

Page 26: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

10

membandingkan ukuran dan intensitas warna spot yang muncul antara sampel dan

standar. Fase diam yang digunakan adalah silika gel yang dilekatkan pada pelat

aluminium, sedangkan eluen yang digunakan adalah klorofom–metanol

(9.75:0.25). Deteksi spot dilakukan dengan lampu UV 366 nm. Kromatogram

yang dihasilkan dari uji KLT disajikan pada Gambar 1.

Keberadaan kaemferol dalam ekstrak ditandai dengan adanya spot yang

memiliki Rf yang sama dengan standar kaemferol. Rf standar kaemferol pada uji

KLT ini adalah 0.10. Dilihat dari kromatogram yang dihasilkan, semua ekstrak

mengandung kaempferol, tetapi jumlahnya berbeda. Ekstrak residu etil asetat

mengandung kaemferol yang lebih sedikit dibandingkan dengan ekstrak daun

sirsak yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kepekatan warna spot yang lebih pudar

dan ukuran spot yang lebih tipis. Ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi daun

sirsak langsung, tanpa perlakuan soxhletasi n-heksana dan etil asetat

menghasilkan banyak spot. Hal ini menunjukkan senyawa yang terekstraksi untuk

setiap teknik ekstraksi tersebut lebih beragam dibandingkan dengan ekstrak daun

sirsak residu n-heksana dan residu etil asetat, karena pada ekstrak residu n-

heksana dan etil asetat ada sebagian senyawa yang hilang ketika diekstraksi

dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Adanya senyawa yang larut dalam n-

heksana dan etil asetat akan mengurangi jumlah senyawa yang tidak diinginkan.

Hal ini lebih disukai, karena akan mempermudah tahap isolasi kaemferol.

Kadar Kaemferol

Analisis KCKT dilakukan untuk mengetahui kadar kaemferol dalam 5

ekstrak terpilih yaitu ekstrak maserasi, sonikasi, dan soxhletasi daun sirsak,

Gambar 1 Kromatogram hasil uji KLT ekstrak daun sirsak dan

residunya (dari kiri ke kanan), standar kaemferol, ekstrak

maserasi daun, Ekstrak maserasi residu n-heksana, Ekstrak

maserasi residu etil asetat, Ekstrak sonikasi daun, Ekstrak

sonikasi residu n-heksana, Ekstrak sonikasi residu etil asetat,

Ekstrak refluks daun, Ekstrak refluks residu n-heksana, Ekstrak

refluks residu etil asetat, Ekstrak sokslets residu etil asetat,

Ekstrak sokslets residu n-heksana, Ekstrak sokslets daun.

Page 27: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

11

ekstrak maserasi dan sonikasi residu n-heksana. Selain kaemferol, senyawa

kuersetin juga diukur kadarnya menggunakan KCKT. Kadar kaemferol dan

kuersetin pada ekstrak diperoleh dengan cara memasukkan nilai luas puncak

ekstrak pada kurva standar. Ragam konsentrasi standar yang digunakan yaitu 5, 50,

dan 500 ppm. Hasilnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Kadar kaemferol dan kuersetin ekstrak terpilih

Tahap ekstraksi Ekstrak Kaemferol (ppm) Kuersetin (ppm)

Daun

Maserasi 1.02 ± 0.01 0.42 ± 0.01

Sonikasi 0.84 ± 0.01 0.36 ± 0.01

Soxhletasi 0.43 ± 0.01 0.19 ± 0.01

Residu n-heksana Maserasi 1.11 ± 0.01 0.44 ± 0.01

Sonikasi 1.22 ± 0.01 0.50 ± 0.01

Kelima ekstrak yang diuji KCKT dipilih berdasarkan nilai LC50 yang rendah,

kadar tanin yang rendah, kadar fenolik total yang tinggi, kadar flavonoid total

yang tinggi, dan warna spot KLT yang pekat. Pada Tabel 3, kelima ekstrak yang

diuji memiliki kadar kaemferol yang lebih tinggi dibandingkan kuersetin. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar kaemferol di dalam daun sirsak lebih tinggi

dibandingkan kuersetin. Kadar kaemferol dan kuersetin terendah dari kelima

ekstrak ialah dari ekstrak soxhletasi, sedangkan ekstrak dengan kadar kaemferol

dan kuersetin tertinggi ialah dari ekstrak sonikasi residu n-heksana. Kromatogram

dapat dilihat pada Gambar 2. Kromatogram ekstrak sonikasi residu n-heksana

memiliki puncak yang paling tinggi. Pada teknik ekstraksi yang sama, kadar

kaemferol dan kuersetin ekstrak residu n-heksana lebih tinggi dibandingkan

dengan ekstrak daun. Perhitungan disajikan pada Lampiran 9.

Gambar 2 Kromatogram larutan standar dan larutan ekstrak daun dan residunya

Puncak pertama yang muncul menunjukkan senyawa kuersetin, sedangkan

puncak kedua menunjukkan senyawa kaemferol. Menurut Wang dan Heliwell

(2001), kuersetin memiliki waktu retensi yang lebih singkat dibandingkan

kaemferol pada pengukuran KCKT fase terbalik, karena senyawa kuersetin

bersifat lebih polar dibandingkan senyawa kaemferol. Sifat polar dari kuersetin

Waktu retensi (menit)

uV

Kuersetin

Kaemferol

Standar 50 ppm

Ekstrak maserasi daun

Ekstrak maserasi residu

n-heksana

Ekstrak soxhletasi daun

Ekstrak sonikasi daun Ekstrak sonikasi residu

n--heksana

Page 28: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

12

dipengaruhi oleh struktur kuersetin yang memiliki gugus hidroksil yang lebih

banyak dari kaemferol (Gambar 3).

Gambar 3 Struktur kimia kaemferol (a) dan kuersetin (b)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Teknik ekstraksi terbaik untuk mengisolasi kaemferol dari daun sirsak yaitu

sonikasi dengan menggunakan pelarut metanol–air (85:15), sebelumnya daun

sirsak disoxhlet dengan n-heksana. Ekstrak dari teknik ekstraksi tersebut

mengandung 1.22% kaemferol dan 0.50% kuersetin.

Saran

Disarankan fraksionasi terhadap ekstrak terbaik agar diperoleh senyawa

kaemferol murni. Selain itu, disarankan pengujian toksisitas fraksi tersebut

terhadap larva Artemia salina agar diketahui nilai LC50 senyawa kaemferol murni

dan pengukuran kadar kaemferol hasil fraksionasi dengan KCKT sehingga

diketahui kadar kaemferol sebelum dan sesudah fraksionasi.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] The Association of Official Analytical Chemist. 2006. Official Methods

of Analysis. Ed ke-18.Washington DC(US): Association of Official

Analytical Chemist.

[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika

Indonesia. Jilid VI. Jakarta(ID): Direktorat Jendral, Pengawasan Obat dan

Makanan.

Apsari PD, Susanti H. 2011. Perbandingan kadar fenolik total ekstrak metanol

kelopak merah dan ungu bunga rosella (Hibiscus sabdariffa, Linn) secara

(a) (b)

Page 29: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

13

spektrofotometri. Fakultas Farmasi dan Fakultas Kesehatan Universitas

Ahmad Dahlan.

Aziz AR, Hasneli Y, Woferst R. 2003. Efektifitas air rebusan daun sirsak (Annona

muricata) terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II.

Bibliography 37(1): 1-10.

Dewi LK, Widyarti S, Rifa‟I M. 2007. Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun

sirsak (Annona muricata L.) terhadap jumlah sel T CD4+ dan CD8

+ pada

timus (Mus musculus). Jurnal Biologi Univ. Brawijaya: 24-26.

Erosa-Rejon G, Pena-Rodriguez LM, dan Sterner O. 2010. Isolation of

kaempferol-3-rutinoside from the leaf extract of Sideroxylon foetidissimum

Subsp. Gaumeri. Revista Latinoamericana de Quimica 38(1):8-11.

Harborne JB. 1987. Metode fitokimia. Padmawinata K, penerjemah. Bandung

(ID): ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.

Krishnaraju AV, Rao TVN, Sundararaju D, Vanisree M, Tsay HS, dan Subbaraju

GV. 2005. Assessment of bioactivity of Indian medicinal plants using brine

shrimp (Artemcx ia salina) lethality assay. International Journal of Applied

Science and Engineering. 3(2): 125-134.

Loizzo MR, Said A, Tundis R, Rashed K, Statti GA, Hufner A, dan Menichini F.

2007. Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme (ACE) by flavonoids

isolated from Ailanthus excelsa (Roxb) (Simaroubaceae). Phytother. Res.

21(1):32-36.

Mardiana L, Ratnasari J. 2011. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya.

Mustariani BAA. 2011. Potensi kaempferol daun sirsak sebagai penghambat

poliferasi sel kanker raji [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ozçelik B, Orhan I, Toker G. 2006. Antiviral and antimicrobial assessment of

some selected flavonoids. Z Naturforsch C 61(9):632-638.

Santos DYAC, Salatino MLF. 2000. Foliar flavonoids of annonaceae from Brazil:

taxonomic significance. Phytochemistry 55(1):567-573.

Sulastri T. 2009. Analisis kadar tannin ekstrak air dan ekstrak etanol pada biji

pinang sirih (Areca Catechu. L). Jurnal Chemica. 1(10): 59-63.

Tang Y, Lou F, Wang J, Li Y, dan Zhuang S. 2001. Coumaryl flavonol glycosides

from the leaves of Ginko biloba. Phytochemistry. 58:1251-1256.

Teffo LS, Aderogba MA, dan Eloff JN. 2010. Antibacterial and antioxidant

activities of four kaempferol methyl ethers isolated from Dodonaea viscosa

Jacq. Var. angustifolia leaf extracts. South African Journal of Botany.

76(2):25-29.

Vega MRG. 2007. Flavonoids from Annona dioca leaves and their effects in

Ehrlich carcinoma cells, DNA-topoisomerase I and II. Journal Brazzil

Chemistry Society 18(8):1554-1559.

Wahyuni WT. 2010. Pengoptimuman dan validasi sidik jari kromatografi cair

kinerja tinggi ekstrak Phylanthus niruri L. [Thesis]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Wang H, Helliwell K. 2001. Determination of flavonols in green tea and black tea

leaves and green tea infusions by high-performance liquid chromatography.

Food Research International. 34(2): 223-227.

Zang Y, Sato H, Igarashi K. 2011. Anti-diabetic effect of a kaempferol glycoside-

rich fraction from unripe soybean (Edamame, Glycine max L. Merrill.

Page 30: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

14

„Jindai‟) leaves on KK-A mice. 2011. Biosci. Biotechnol. Biochem.

75(9):1677-1684.

Zuhud E. 2010. Kanker Lenyap Berkat Sirsak. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Page 31: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

15

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Daun Sirsak Serbuk 80 mesh

Sokslet (n-heksana) Ekstraksi

Maserasi

Sonikasi Soxhletasi

Refluks Residu

Maserasi

Sonikasi Soxhletasi

Refluks

Sokslet (etil asetat)

Maserasi

Sonikasi Soxhletasi

Refluks

Residu

Ekstrak

Rendemen, Uji BSLT, Uji Tanin, Uji Total Fenolik, Uji Total

Flavonoid, Identifikasi Kaemferol dengan KLT

Analisis KCKT

Ekstraksi terbaik

Page 32: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

16

Lampiran 2 Hasil determinasi sampel

Page 33: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

17

Lampiran 3 Kadar air

Ulangan Bobot cawan

kosong (g)

Bobot cawan + sampel (g) Bobot sampel (g) Kadar air

(%) Awal Akhir awal akhir

1 2.0305 5.0310 4.9457 3.0005 2.9152 2.84

2 1.9792 4.9801 4.8952 3.0009 2.9160 2.83

3 1.9641 4.9644 4.8801 3.0003 2.9160 2.81

Rerata

2.83

Contoh perhitungan:

Kadar air % = bobot sampel awal - bobot sampel akhir

bobot sampel awal×100%

= (3.0005 - 2.9152)g

3.0005 g×100%

= 2.84 %

Page 34: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

18

Lampiran 4 Rendemen

Ekstraksi Bobot sampel

(g)

Wadah

kosong (g)

Wadah +

ekstrak (g) Ekstrak (g)

Rendemen

(%)

Tahap ekstraksi daun sirsak langsung

Maserasi 100.0654 74.5622 84.3196 9.7574 10.04

Sonikasi 99.9947 36.9106 45.8086 8.8980 9.16

Refluks 100.0044 74.7527 81.4412 6.6885 6.88

Soxhletasi 100.0029 74.1997 92.3131 18.1134 18.64

Tahap ekstraksi daun sirsak residu n-heksana

Maserasi 49.9879 74.4350 79.1327 4.6977 9.67

Sonikasi 50.0001 38.0991 42.8652 4.7661 9.81

Refluks 49.9867 37.8473 40.8163 2.9690 6.11

Soxhletasi 50.0001 37.4319 45.8681 8.4362 17.36

Tahap ekstraksi daun sirsak residu etil asetat

Maserasi 100.0059 36.8917 39.9785 3.0868 3.18

Sonikasi 50.0047 37.5489 39.5360 1.9871 4.09

Refluks 50.0003 37.8950 40.1921 2.2971 4.73

Soxhletasi 49.9996 36.8634 43.0656 6.2022 12.76

Contoh perhitungan:

Rendemen % = bobot ekstrak

bobot sampel × (100 − Kadar air)× 100%

= bobot ekstrak

bobot sampel × (100 − Kadar air)× 100%

= 9.7574 g

100.0654 g × (100 − 8.44)%× 100%

= 10.04 %

Page 35: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

19

Lampiran 5 BSLT

Ekstrak

Konsentrasi

larutan induk

(ppm)

Konsentrasi

ekstrak (ppm)

Larva mati LC50 rerata

I II III

Tahap ekstraksi daun sirsak langsung

Maserasi 724

18.1000 2 3 2

209.20 ± 13.89

36.2000 3 3 3

72.4000 5 5 6

434.4000 7 7 7

579.2000 8 8 8

Sonikasi 3404

64.6760 1 2 2

128.49 ± 2.91

85.1000 3 2 3

108.9280 4 4 4

129.3520 6 5 5

149.7760 6 6 6

Refluks 3412

44.3560 4 3 4

79.09 ± 1.52

64.8280 5 5 4

85.3000 5 6 5

109.1840 6 6 6

129.6560 6 7 7

Soxhletasi 612

12.2400 1 3 3

46.07 ± 4.26

21.4200 4 4 4

39.7800 5 5 4

58.1400 6 6 6

76.5000 6 7 7

Tahap ekstraksi daun sirsak residu n-heksana

Maserasi 3248

308.5600 3 4 3

455.07 ± 14.05

406.0000 5 5 5

519.6800 6 5 6

617.1200 6 7 6

714.5600 7 7 7

Sonikasi 2128

69.1600 1 2 2

150.56 ± 2.72

101.0800 4 3 4

133.0000 4 5 5

170.2400 5 6 5

202.1600 8 6 7

Refluks 1248

58.2400 5 4 5

93.10 ± 4.46 108.1600 5 6 5

266.2400 7 6 6

316.1600 8 7 6

Page 36: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

20

366.0800 9 7 7

Soxhletasi 3108

80.8080 3 3 2

152.40 ± 3.26

118.1040 4 4 4

155.4000 5 5 4

189.9120 5 7 7

236.2080 8 7 8

Tahap ekstraksi daun sirsak residu etil asetat

Maserasi 3816

124.0200 2 3 3

300.09 ± 5.86

181.2600 3 4 3

238.5000 4 4 4

305.2800 5 5 5

362.5200 6 6 6

Sonikasi 4936

320.8400 2 1 2

647.98 ± 11.21

468.9200 4 4 3

617.0000 5 5 5

789.7600 6 6 6

937.8400 7 8 8

Refluks 3788

123.1100 2 2 3

299.90 ± 7.09

179.9300 3 3 4

303.4000 5 5 4

359.8600 6 6 6

416.6800 7 7 7

Soxhletasi 4472

116.2720 3 3 2

197.64 ± 8.86

169.9360 4 3 5

223.6000 5 6 6

286.2080 7 8 7

339.8720 8 9 9

Contoh perhitungan:

Persamaan regresi ekstrak maserasi daun sirsak langsung ulangan I

y = a + bx

y = 29.132 + 0.0915x

x = y − 29.132

0.0915

Nilai LC50 ekstrak maserasi

x = 50 − 29.132

0.0915= 228.3600 ppm

Page 37: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

21

Lampiran 6 Kadar Tanin

a) Standardisasi KMNO4

Ulangan Volume asam

oksalat (mL)

Volume H2SO4

(mL)

Volume KMnO4

(mL)

Konsentrasi

KMnO4 (N)

1 10.00 5.00 9.95 0.1007

2 10.00 5.00 9.95 0.1007

3 10.00 5.00 10.00 0.1002

Rerata 0.1005

RSD 0.0002

Contoh perhitungan:

Bobot asam oksalat = 0.3156 g

KMnO4 = bobot asam oksalat (mg)

BE asam oksalat(mg/ekuivalen) × volume KMnO4 (mL) × FP

= 315.6 (mg)

63 (mg/ekuivalen) × 9.95 (mL)

= 0.1007 N

b) Penentuan kadar tanin ekstrak daun sirsak

Ekstrak Bobot ekstrak

(g) Ulangan

Volume KMnO4

sampel (mL) Tanin rerata (%)

Dari tahap ekstraksi daun

Maserasi 0.3916

1 7.30

7.59 ± 0.09 2 7.30

3 7.20

Sonikasi 0.1157

1 7.40

5.18 ± 0.12 2 7.50

3 7.40

Refluks 0.2758

1 8.70

4.98 ± 0.05 2 8.60

3 8.70

Soxhletasi 0.4169

1 7.90

5.59 ± 0.06 2 8.00

3 7.90

Dari tahap ekstraksi residu n-heksana

Maserasi 0.3488

1 7.35

4.93 ± 0.07 2 7.50

3 7.40

Page 38: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

22

Sonikasi 0.6624

1 14.70

4.59 ± 0.16 2 14.20

3 14.80

Refluks 0.3669

1 18.20

6.24 ± 0.06 2 18.17

3 18.40

Soxhletasi 0.2685

1 7.80

6.96 ± 0.08 2 7.70

3 7.80

Dari tahap ekstraksi residu etil asetat

Maserasi 0.3916

1 7.90

4.84 ± 0.05 2 7.80

3 7.80

Sonikasi 0.1157

1 5.10

6.74 ± 0.17 2 5.20

3 5.20

Refluks 0.2758

1 16.60

6.87 ± 0.13 2 16.30

3 16.20

Soxhletasi 0.4169

1 7.00

3.78 ± 0.05 2 7.10

3 7.10

Contoh perhitungan:

Tanin % = FP (A − B) × 0.00416

bobot ekstrak (g)× 100%

= 10 (7.30 − 3.30) mL × 0.00416

0.2187 (g)× 100%

= 7.65%

Page 39: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

23

Lampiran 7 Kadar fenolik total

a) Kurva kalibrasi

Konsentrasi induk

(µg/mL)

Volume induk

(mL)

Konsentrasi standar

(µg/mL) Absorbans

502

0.20 10.0400 0.067

0.40 20.0800 0.109

0.60 30.1200 0.199

0.80 40.1600 0.226

1.00 50.2000 0.315

1.20 60.2400 0.353

Gambar Kurva Kalibrasi standar asam galat

b) Penentuan kadar fenolik total ekstrak daun sirsak

Ekstrak Bobot ekstrak (g) Ulangan Absorbans Konsentrasi flavonoid

(%)

Dari tahap ekstraksi daun

Maserasi 0.0226

1 0.321

13.94 ± 0.08 2 0.323

3 0.320

Sonikasi 0.0192

1 0.278

14.28 ± 0.05 2 0.280

3 0.277

Refluks 0.026 1 0.272

10.35 ± 0.05 2 0.272

y = 0.005x + 0.004

R² = 0.984

0.000

0.050

0.100

0.150

0.200

0.250

0.300

0.350

0.400

0.0000 10.0000 20.0000 30.0000 40.0000 50.0000 60.0000 70.0000

Abso

rban

s

Konsentrasi standar (µg/mL)

Page 40: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

24

3 0.275

Soxhletasi 0.0158

1 0.206

12.89 ± 0.08 2 0.208

3 0.209

Dari tahap ekstraksi residu n-heksana

Maserasi 0.0252

1 0.266

10.41 ± 0.02 2 0.267

3 0.266

Sonikasi 0.0229

1 0.264

11.41 ± 0.04 2 0.266

3 0.266

Refluks 0.0237

1 0.212

8.69 ± 0.09 2 0.211

3 0.207

Soxhletasi 0.0187

1 0.311

16.44 ± 0.02 2 0.311

3 0.312

Dari tahap ekstraksi residu etil asetat

Maserasi 0.026

1 0.254

9.63 ± 0.14 2 0.250

3 0.259

Sonikasi 0.0226

1 0.194

8.55 ± 0.11 2 0.200

3 0.198

Refluks 0.0248

1 0.152

6.16 ± 0.14 2 0.158

3 0.160

Soxhletasi 0.0202

1 0.170

8.20 ± 0.06 2 0.168

3 0.171

Contoh perhitungan ekstrak maserasi daun ulangan 1

Persamaan regresi

y = a + bx

y = 0.004 + 0.005x

x = y − 0.004

0.005

Page 41: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

25

Konsentrasi fenolik total (µg/mL)

x = 0.321 − 0.004

0.005= 63.4000 µg/mL

Konsentrasi fenolik total (g/g ekstrak)

= Konsentrasi fenolik (µg/mL) × 10−6 (µg/g) × volume sampel (mL) × FP

bobot ekstrak (g)× 100%

= 63.4000 (µg/mL) × 10−6 (µg/g) × 25.00 (mL) × 2

0.0026 (g)× 100%

= 13.94%

Page 42: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

26

Lampiran 8 Kadar flavonoid total

a) Kurva kalibrasi standar kuersetin

Tabel Standar kuersetin

Konsentrasi

standar (ppm) Absorbans

0.5000 0.015

1.0000 0.033

5.0000 0.183

10.0000 0.360

15.0000 0.539

25.0000 0.902

Gambar Kurva kalibrasi standar

b) Kadar total flavonoid sampel

Ekstrak Bobot

ekstrak (g) Ulangan Absorbans

Konsentrasi

flavonoid total (%)

Rerata konsentrasi

(%)

Dari tahap ekstraksi daun

Maserasi 0.2014

1 0.598 10.30

10.25 ± 0.03 2 0.593 10.22

3 0.594 10.24

Sonikasi 0.2003

1 0.513 4.45

4.46 ± 0.01 2 0.516 4.47

3 0.514 4.46

Refluks 0.2015 1 0.202 1.75 1.72 ± 0.03

y = 0.0361x - 0.0017

R² = 1

0.000

0.100

0.200

0.300

0.400

0.500

0.600

0.700

0.800

0.900

1.000

0.0000 5.0000 10.0000 15.0000 20.0000 25.0000 30.0000

Abso

rban

s

Konsentrasi standar kuersetin (ppm)

Page 43: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

27

2 0.194 1.68

3 0.200 1.73

Soxhletasi 0.2007

1 0.827 7.15

7.05 ± 0.07 2 0.811 7.01

3 0.809 6.99

Dari tahap ekstraksi residu n-heksana

Maserasi

0.2005

1 0.665 5.76

5.60 ± 0.11

2 0.637 5.51

3 0.640 5.54

Sonikasi 0.2014

1 0.532 4.59

4.50 ± 0.07 2 0.514 4.43

3 0.518 4.47

Refluks 0.2001

1 0.286 0.87

0.88 ± 0.01 2 0.291 0.88

3 0.294 0.89

Soxhletasi 0.2014

1 0.398 2.27

2.27 ± 0.00 2 0.398 2.27

3 0.398 2.27

Dari tahap ekstraksi residu etil asetat

Maserasi

0.2007

1 0.254 0.79

0.81 ± 0.01

2 0.264 0.82

3 0.262 0.81

Sonikasi 0.2008

1 0.392 1.12

1.12 ± 0.00 2 0.392 1.12

3 0.389 1.12

Refluks 0.2007

1 0.278 0.85

0.85 ± 0.00 2 0.279 0.85

3 0.280 0.85

Soxhletasi 0.2006

1 0.180 0.61

0.63 ± 0.01 2 0.188 0.63

3 0.188 0.63

Contoh perhitungan ekstrak maserasi daun

Konsentrasi flavonoid (ppm)

y = 0.0361 − 0.0017x

x = y − 0.0017

0.0361=

0.0598 − 0.0017

0.0361= 16.6122 ppm

Page 44: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

28

Konsentrasi flavonoid (%)

= Kons.(ppm)10−6(L/mL)(g/mg) × 50mL × (25/10)(100/5) × FP

Bobot ekstrak (g)× 100%

= 16.6122(mg/L)10−6(L/mL)(g/mg) × 50mL × (25/10)(100/5) × 2

0.2014 (g)× 100%

= 10.30%

Konsentrasi flavonoid rerata (%)

= Konsentrasi flavonoid (ulg 1 + ulg 2 + ulg 3)

3

= (10.30 + 10.22 + 10.24)%

3

= 10.25%

Page 45: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

29

Lampiran 9 Kadar Kaemferol

a) Pengukuran standar

Larutan Luas puncak Konsentrasi (ppm)

Kuersetin Kaemferol Kuersetin Kaemferol

standar 5 ppm 390065 317879 4.9 5.1

standar 50 ppm 3678346 3121401 49 51

standar 500 ppm 37557416 33031575 490 510

Contoh perhitungan:

Bobot standar kuersetin = 4.9 mg

Bobot standar kaempferol = 5.1 mg

Kons. std kuersetin = Bobot standar kuersetin (mg)

Volume labu (L)=

4.9 (mg)

0.01 (L)= 490 ppm

Kons. std kaemferol = Bobot standar kaemferol (mg)

Volume labu (L)=

5.1 (mg)

0.01 (L)= 510 ppm

b) Hasil pengukuran ekstrak

Kaemferol

Tahap

ekstraksi Ekstrak Ulg

Luas puncak

kaemferol

Konsentrasi

(ppm)

Konsentrasi rerata

(%)

Daun sirsak

langsung

Maserasi 1 1922532 31.1091

1.02 ± 0.01 2 1910572 30.9250

Sonikasi 1 1565765 25.6156

0.84 ± 0.01 2 1576024 25.7736

Soxhletasi 1 755217 13.1347

0.42 ± 0.01 2 748799 13.0355

Daun sirsak

residu n-

heksana

Maserasi 1 2116288 34.0926

1.11 ± 0.01 2 2105359 33.9243

Sonikasi 1 2335337 37.4656

1.22 ± 0.01 2 2321661 37.2550

Page 46: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

30

Kuersetin

Tahap

ekstraksi Ekstrak Ulg

Luas puncak

kuersetin

Konsentrasi

(ppm)

Konsentrasi rerata

(%)

Daun sirsak

langsung

Maserasi 1 971690 13.0681

0.42 ± 0.01 2 950981 12.7981

Sonikasi 1 831496 11.2403

0.36 ± 0.01 2 813647 11.0076

Soxhletasi 1 425147 5.9425

0.19 ± 0.00 2 425117 5.9421

Daun sirsak

residu n-

heksana

Maserasi 1 1016299 13.6497

0.44 ± 0.01 2 999763 13.4341

Sonikasi 1 1165572 15.5958

0.50 ± 0.01 2 1120115 15.0032

Contoh perhitungan:

Ekstrak maserasi daun ulangan 1

Konsentrasi kaemferol (ppm) ekstrak maserasi

Persamaan regresi :

y = - 97788 + 64942.97 x

x = y + 97788

64942.97=

1922532 + 97788

64942.97= 31.1091 ppm

Konsentrasi kaemferol (%)

= Konsentrasi (ppm) × volume (mL) × 10−3 L/mL

Bobot ekstrak (mg) × 100%

= 31.1091 (mg/L) × 10.00 (mL) × 10−3 L/mL

30.6 (mg) × 100%

= 1.02%

Page 47: TEKNIK EKSTRAKSI TERBAIK UNTUK ISOLASI KAEMFEROL DARI … · Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Bersama, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 16 Desember 1991 sebagai putri

ketiga dari almarhum Bapak H. Acu Sulaeman dan Ibu Hj. Mumung Kuswati.

Penulis lulus dari SMA Negeri 6 Bogor pada tahun 2009 dan pada tahun yang

sama diterima di Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor. Penulis lulus dari AKA

Bogor dengan predikat Sangat Memuaskan pada tahun 2012 dan melanjutkan

pendidikan S1 melalui Program Alih Jenis Jurusan Kimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2012.

Selama menjalani masa perkuliahan di AKA Bogor, Penulis pernah

mengikuti kegiatan Pelatihan Pengantar Sistem Manajemen Lingkungan (ISO

14001) dan Pelatihan Pengantar Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2001).

Penulis melakukan Praktik Kerja Lapang di PT Aventis Pharma dengan judul

laporan Analisis Tablet Antihistamin Siap Kemas di PT Aventis Pharma.