Tehah Malik Kasus 5 CD

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    1/29

    PROBLEM BASED LEARNING

    BLOK 23 : SPECIAL SENSES

    ABSES GINGIVA ET CAUSA DIABETES

    MELLITUS

    Disiapkan ole :

    !a"ea #" Malik $!a"ea%

    &' 2''( 3'2

    Kelo)pok D*

    D+,- De#o+a L- T.)ilisa+

    Uni/e+si"as K+is"en K+i0a 1aana

    .ki+a4asia(56aoo-o)

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    2/29

    PENDA7ULUAN

    Infeksi adalah masuknya kuman patogen atau toksinnya kedalam tubuh manusia serta

    menimbulkan gejala penyakit, sedangkan inflamasi adalah reaksi lokal dari tubuh terhadap

    adanya infeksi atau iritasi dalam berbagai bentuk. Penyakit itu sendiri timbul setelah

    mengalami beberapa proses fisiologi yang telah dirubah oleh kuman yang masuk. Sehingga

    tubuh mengadakan reaksi atau perlawanan yang disebut peradangan atau inflamasi.

    Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat

    terlarut dan sel-sel darah dari darah yang bersirkulasi kedalam jaringan interstitial pada daerah

    yang cederaatau yang mengalami nekrotik. Peradangan akut adalah reaksi segera dari tubuh

    terhadap cedera atau kematian sel. anda tanda pokok peradangan adalah dolor !rasa

    sakit", rubor !merah", kalor !panas", tumor !pembengkakan" dan fungsio laesa !perubahan

    fungsi".

    Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang sakit.

    #bses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani, karena kecenderungannya

    untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan untuk menggalidan

    resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk suatu abses, maka sulit

    mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah-

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    3/29

    ISI8ISI PENTING

    Anamnesis

    #namnesis merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan

    oleh pasien terkait dengan keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan kunjungan

    ke dokter. #namnesis diperoleh dari komunikasi aktif antara dokter dan pasien atau keluarga

     pasien. #namnesis yang baik untuk seorang dewasa mencakupi keluhan utama, informasi

    mengenai kelainan yang dialami sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat keluarga, daninformasi mengenai keadaan tiap sistem tubuh pasien.

    $omponen anamnesis komprehensif akan menyusun informasi yang diperoleh dari pasien

    menjadi lebih sistematis. #kan tetapi ulasan dibawah ini sebaiknya tidak mendikte rangkaian

    anamnesis yang akan anda lakukan diklinik, karena biasanya wawancara akan lebih bervariasi

    dan anamnesis harus lebih dinamis mengikuti kebutuhan pasien. $omponen anamnesis

    komprehensif mencakup %

    1. Mencantumkan tanggal pengambilan anamnesis

    &encantumkan waktu pengambilan sangat penting dan pertama kali dilakukan pada saat

    mencatat hasil anamnesis yang dilakukan pada pasien, terutama dalam keadaan darurat atau

     pada rumah sakit.

    2. Mengidentifikasi data pribadi pasien

    $omponen ini mencakup nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan pekerjaan. Sumber 

    informasi dapat diperoleh dari pasien sendiri, anggota keluarga atau teman, atasan, konsultan,

    atau data rekam medis sebelumnya.

    3. Tingkat Reliabilitas (Dapat dipercaya atau tidak)

    Sebaiknya dicatat jika dapat diketahui. $omponen ini penting untuk menentukan kualitas dari

    informasi yang diberikan oleh pasien dan biasanya ditentukan pada akhir anamnesis. Pasienyang ragu-ragu dalam menjelaskan gejala yang dialami dan tidak dapat menjelaskan secara

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 2

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    4/29

    detail apa yang dirasakan, mencerminkan bahwa informasi yang diperoleh dari anamnesis

    tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Sebaliknya, pasien dengan yang menjelaskan keluhan yang

    dirasakan secara rinci dan meyakinkan mencerminkan kualitas informasi yang dapat

    dipercaya. $edua keadaan tersebut hanyalah contoh, masih banyak keadaan dari pasien yang

    dapat memperlihatkan tingkat reliabilitas informasi yang diberikan pada anamnesis.

    4. elu!an "tama

    $eluhan utama merupakan salah satu dari beberapa keluhan lainnya yang paling dominan

    sehingga mengakibatkan pasien melakukan kujungan klinik. 'sahakan untuk 

    mendokumentasikan kata-kata asli yang dipaparkan oleh pasien, misalnya (sakit perut) atau

    (badan panas). erkadang pasien yang datang tidak memiliki keluhan yang jelas seperti pada pemeriksaan rutin berkala dan pemeriksaan kepegawaian. *alam kasus ini, keluhan utama

     pasien adalah (+usi bengkak) dan bengkaknya itu sudah berulang untuk kedua kalinya tetapi

    di lokasi yang berbeda, si pasien juga mengalami penurunan berat badan secara mendadak 

    yaitu sebanyak kg sejak bulan terakhir.

    #. Anamnesis terpimpin

    #namnesis terpimpin merupakan infomasi yang lengkap, jelas, detail, dan bersifat kronologik 

    terkait dengan keluhan utama yang dialami pasien. $omponen ini harus mencakupi onset

    keluhan, keadaan yang memicu terjadinya keluhan, manifestasinya, dan pengobatan yang

    telah dilakukan. +ejala yang didapatkan harus memiliki karakteristik yang menjelaskan !"

    lokasi/ !" kualitas/ !0" kuantitas atau keparahan/ !1" waktu yang mencakup onset, durasi, dan

    frekuensi/ !" keadaan yang memicu terjadinya keluhan/ !2" faktor lain yang memperberat

    atau memperingan gejala/ !3" gejala lain yang terkait dengan keluhan utama. $etujuh poin

    tersebut sangat penting diperoleh untuk memahami seluruh gejala pasien. Penting pula untuk menelusuri keberadaan gejala lain yang akan dibahas pada ulasan tiap sistem tubuh.

    $eberadaan atau absennya suatu gejala dapat membantu memikirkan diagnosis differensial,

    yang merupakan beberapa diagnosis yang paling dapat menjelaskan keadaan pasien.

    #namnesis terpimpin harus dapat mengungkap respon pasien terhadap gejala yang ia alami

    atau dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupannya. 4arus diingat, informasi mengalir 

    secara spontan dari pasien, tetapi mengorganisir informasi tersebut merupakan tugas dokter.

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 3

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    5/29

    Pengobatan yang telah dikonsumsi sebaiknya didokumentasi, termasuk nama obat, dosis, cara

     pemberian, dan frekuensi. 5atat pula mengenai vitamin, mineral, atau suplemen herbal, dan

    obat $6. &eminta pasien membawa seluruh obat yang dikonsumsi merupakan ide yang baik 

    agar anda dapat secara langsung melihat obat apa yang digunakan. #lergi, termasuk reaksi

    spesifik untuk suatu pengobatan seperti gatal atau mual, harus ditanyakan, begitupula alergi

    terhadap makanan, serangga, atau faktor lingkungan lainnya. anyakan pula mengenai

    kebiasaan merokok, termasuk jumlah dan jenis rokok yang dikonsumsi. 7ika ia telah atau

     pernah berhenti, tanyakan sejak kapan ia berhenti dan seberapa lama.

    *alam kasus ini, pasien ada menyatakan telah mengkomsumsi antibiotik, tetapi sakit gusi ini

    tetap berulang.

    $. Ri%ayat &enyakit Da!ulu

    Penyakit pada masa kecil seperti cacar, rubella, mumps, polio, dll perlu ditanyakan dalam

    anamnesis. ermasuk penyakit kronis yang dialami sejak masa kecil. Selain itu, informasi

    mengenai riwayat penyakit pada masa dewasa perlu didapatkan dan mencakup empat hal

    yaitu sebagai berikut

    a. 8iwayat medis, tanyakan mengenai adanya diabetes, hipertensi, asma, hepatitis, 4I9, dan

    informasi riwayat opname.

     b. 8iwayat operasi, tanyakan mengenai waktu, indikasi, dan jenis operasi yang dilakukan

    c. 8iwayat ginekologis, tanyakan mengenai riwayat obstetrik, riwayat menstruasi, keluarga

     berencana, dan fungsi seksual

    d. 8iwayat Psikiatrik, tanyakan mengenai waktu, diagnosis, riwayat opname, dan pengobatan

    yang dijalani

    Selain keempat hal tersebut anda juga perlu memperoleh infomasi mengenai vaksinasi yang

    telah dilakukan, dan hasil pemeriksaan skrining yang pernah dijalani pasien.

    '. Ri%ayat &enyakit &ada eluarga

    *alam memperoleh informasi ini, tanyakan mengenai usia, penyebab kematian, atau penyakit

    yang dialami oleh keluarga terdekat pasien seperti orang tua, kakek-nenek, saudara, anak, atau

    cucu. anyakan mengenai keberadaan penyakit atau keadaan yang dicantumkan berikut%

    hipertensi, penyakit jantung koroner, dislipidemia, stroke, diabetes, gangguan thyroid atau

    ginjal, kanker, arthritis, tuberkulosis, asma atau penyakit paru lainnya, sakit kepala, kejang,

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 9

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    6/29

    gangguan mental, kecanduan obat-obatan, dan alergi, serta keluhan utama yang dilaporkan

    oleh pasien.

    . epribadian dan Ri%ayat *sial

    4al ini mencakup kepribadian pasien dan minat, sumber dukungan, cara mengatasi masalah,

    kekuatan, dan ketakutan. Sebaiknya ditanyakan mengenai% pekerjaan dan tingkat pendidikan/

    sumber stress, baik yang baru muncul atau yang telah kronik/ pengalaman hidup penting/

    kegiatan pengisi waktu, dan aktivitas hidup sehari-hari !activities of daily living:#*;".

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    7/29

    &emeriksaan

    &emeriksaan -isik 

    urey "mum

    #dalah =bservasi penampilan dan perilaku umum klien , mengukur tanda vital, 66 dan 6,

    antropometri meliputi % kepala, dada, lengan atas, abdomen.

    &ersiapan lien

    • Posisi duduk:berdiri

    • &elepas sepatu:pakaian yang tebal

    Ri%ayat

    • anyakan 6:66 saat ini, apa ada perubahan 66

    • $aji riwayat pemasukan dan pengeluaran cairan

    • &inta klien menjelaskan apa saja yang telah dimakan selama 1 jam sebelumnya

    • anyakan alasan mencari pertolongan

    a/i "lang &enampilan dan &erilaku "mum &asien

    • 7enis kelamin % mempengaruhi tipe pengkajian dan bagaimana pengkajian

    dilaksanakan.

    • anda distres % seperti nyeri, sulit nafas.

    ipe tubuh % langsing, gemuk, kurus.• Postur % merosot, tegak atau bongkok.

    • Pergerakan tubuh % tremor e>trimitas, imobilitas e>trimitas.

    • 4igiene dan kerapian % amati kulit, rambut, kuku , dan cara berpakaian.

    • 6au badan % bau badan tidak enak hygine yang tidak baik.

    • &inat dan afek % #fek / perasaan seseorang tentang penampilan dan terhadap orang

    lain. &inat !mood" / e>presi verbal maupun non verbal

    • 6icara % normal, pelan atau cepat

    &engukuran 0erat 0adan dan Tinggi 0adan

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e ;

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    8/29

    $alibrasi timbangan pada titik nol. $lien berdiri tegak diatas timbangan, naikkan tangkai

    logam yang menonjol pada timbangan ke atas kepala klien.

    Mengukur Tanda ital

    • ekanan darah

    • 8espirasi

    •  ?adi

    • Suhu tubuh

    &""RA ATR5&5MTR6

    • ;ingkar ;engan #tas !;I;#"

    • *ada,

    • kepala

    • abdomen

    &emeriksaan Mulut

    1. &emeriksaan R*ngga Mulut

    =ral hygiene =ral hygiene atau kebersihan rongga mulut

    dinilai dari tingkat akumulasi debris

    makanan, plak, material alba, dan stain

     permukaan gigi. Pemeriksaan jumlah

    kualitatif plak dapat membantu

    menegakkan diagnosis.

    6au &ulut 4alitosis atau fetor e> ore atau fetor oris,

    adalah bau atau aroma menyengat yang

     berasal dari rongga mulut. #danya halitosis

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e *

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    9/29

    dapat membantu dalam menegakkan

    diagnosa. 4alitosis berhubungan dengan

     penyakit-penyakit tertentu, dan dapat

     berasal dari faktor lokal maupun ekstraoral.

    Sumber lokal penyebab halitosis dapat

     berasal dari impaksi makanan di antara

    gigi, coated tongue, acute necrotizing

    ulcerative gingivitis !#?'+",dehidrasi,

    karies, gigi palsu, nafas perokok, dan

     penyembuhan pasca operasiatau

     pencabutan gigi. $arakteristik bau busuk 

    dari #?'+ sangat mudah diidentifikasi.

    @kstraoral atau sumber bau mulut yang

     jauh berasal dari penyakit atau struktur 

    yang berdekatan berhubungan dengan

    rhinitis, sinusitis, atau tonsillitis/ penyakit

     pada paru-paru dan bronkus/ dan bau yang

    dikeluarkan melalui paru-paru dari

    substansi aromatik dalam aliran darah

    seperti metabolit dari infus makanan atau

     produk eksretori dari metabolisme sel.

    Pemeriksaan 8ongga &ulut Pemeriksaan rongga mulut meliputi bibir,

    dasar mulut, lidah, palatum,dan daerah

    oropharyngeal, serta kualitas dan kuantitas

    saliva. Aalaupun hasil pemeriksaan tidak 

     berhubungan dengan penyakit peridontal,

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e (

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    10/29

    seorang dokter gigi harus mendeteksi

     perubahan patologis yang terjadi.

    Pemeriksaan $elenjar +etah 6ening $elenjar getah bening dapat membesar dan

    atau mengeras sebagai respon episode

    infeksi, metastase malignant, atau

     perubahan residual fibrotik. $elenjar yang

    inflamasi menjadi membesar, terpalpasi,

    empuk, dan tidak bergerak. #cute herpetic

    gingivostomatitis, #?'+, dan abses

     periodontal akut menghasilkan pembesaran

    kelenjar getah bening.!abel % Pemeriksaan 8ongga &ulut"

    2. &emeriksaan ingia

    +ingiva harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mendapatkan observasi yang akurat. Selain

    melalui pemeriksaan secara visual dan eksplorasi dengan instrumen, pemeriksaan dilakukan

    dengan palpasi yang erat namun halus. 4al ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan patologis

     pada kelentingan normal dan mengetahui lokasi pembentukan pus. 6eberapa hal yang perlu

    dipertimbangkan pada saat pemeriksaan gingiva antara lain% warna, ukuran, kontur,

    konsistensi, tekstur permukaan, posisi, kemudahan untuk berdarah, dan rasa nyeri.

    *ari pemeriksaan klinis, inflamasi gingiva menghasilkan dua respon dasar jaringan, yaitu

    edematous dan fibrotik. 8espon jaringan yang edematous memiliki karakteristik halus, glossy,

    halus dan gingiva berwarna merah. 8espon jaringan yang fibrotik memiliki karakteristik seerti

    gingiva normal namun lebih kuat, berstippling, dan opaBue, walaupun terkadang lebih tebal

    dan marginnya terlihat membulat.

    &emeriksaan 6ntra 5ral

    6ibir periksalah warna dan lesi

    +igi periksalah gigi yang goyang atau tanggal,

    karies dan tambalan, serta periksalah

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 5

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    11/29

     bentuk dan nyeri tekan.

    +usi perhatikan adanya retraksi, diskolorasi,

     pendarahan, pembengkakan atau

     peradangan.&ukosa bukal periksalah warna, lesi dan muara-muara

    saluran

    ;idah!dorsum dan permukaan bawah" periksalah warna ukuran, papilla, lapisan,

    tremor, lesi dan massa.

    Palatum periksalah warna,massa dan ptekie

    onsil periksalah pilar, ukuran dan eksudat

    muntah!abel % Pemeriksaan Intra =ral"

    &emeriksaan &enun/ang

    a. &emeriksaan Radi*l*gi

    C-ray akan membantu menentukan lokasi yang tepat dari abses dan untuk melihat apakah

    abses telah menembus struktur pendukung gigi !struktur periodontal".

    b. &emeriksaan 7ab*rat*rium

    Salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit maupun laboratorium adalah

     pemeriksaan darah lengkap !complete blood count , 565". Pemeriksaan darah lengkap

    mampu mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam darah, oleh

    karena itu pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian pemeriksaan awal saat pasien

     berobat di rumah sakit. Selain sebagai pemeriksaan awal, hitung darah lengkap juga kerap

    dilakukan pada pemeriksaan rutin atau medical check-up. 6anyak gangguan yang dapat

    dideteksi melalui pemeriksaan darah lengkap, antara lain adalah anemia, berbagai macam

     penyakit infeksi, leukemia, dan lain-lain. 7ika pada hitung darah lengkap ditemukan

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &'

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    12/29

    gangguan, biasanya dilakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan yang spesifik terhadap

    gangguan tersebut.

    $omponen darah

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    13/29

    glukosa darah meragukan, pemeriksaaan += diperlukan untuk memastikan

    diagnosis *&. 'ntuk diagnosis *& dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa

    glukosa darah jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar 

    glukosa darah kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis *& pada hari yang lain

    atau += yang abnormal. $adar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode

    enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis !mg:dl".

      6ukan *& 6elum pasti *& *&

    $adar glukosa darah sewaktu

    - Plasma vena H D D JJ G

    DD

    - *arah kapiler H JD JD JJ G

    DD

    $adar glukosa darah puasa

    - Plasma vena H D D G

    2

    - *arah kapiler H JD JD DJ G

    D

    (abel % $adar +lukosa *arah Sewaktu dan Puasa"

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &2

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    14/29

    8*rking Diagn*sis

    Abses ingia et causa Diabetes Melitus

    #bses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang berisi nanah

    !pus" dalam jaringan yang sakit. *ental abses artinya abses yang terbentuk di dalam jaringan

     periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa. #bses yang

    terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus menembus kulit

     pipi dan membentuk fistel.

    +usi adalah bagian mukosa mulut yang menutupi proceccus alveolar rahang dan mengelilingi

    leher gigi. +ingiva adalah bahasa yang digunakan secara umum dalam bidang kedokteran

    gigi. Sedangkan gusi adalah bahasa pasaran yang digunakan masyarakat secara luas.

    #bses gingival merupakan suatu nanah yang terjadi pada gusi !gingiva". erjadi karena faktor 

    iritasi, seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan.

    erkadang pula akibat gigi yang akan tumbuh. 7uga bisa terjadi akibat faktor sistemik seperti

    diabetes mellitus, kehamilan dan pubertas.

    Differential Diagn*sis

    1. Abses ingia et causa aries igi

    $aries gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit

    ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri !lubang pada

    gigi".

    $eberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. 6akteri dapat

    mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. 6akteri, asam, sisa makanan,

    dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi. ;apisan

    lengket inilah yang disebut plak. Plak akan terbentuk D menit setelah makan. Kat asam

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &3

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    15/29

    dalam plak akan menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. 6akteri yang

     paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans.

    $aries ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat

    atau hitam. +igi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah

     besar dan mengenai persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam,

     biasanya keluhan yang sering dirasakan pasien adalah rasa ngilu bila gigi terkena

    rangsang panas, dingin, atau manis. 6ila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat

    mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh

    darah. 6ila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang

    menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. ;ama kelamaan, infeksi bakteri dapat

    menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke

     jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi abses.

    2. Abses ingia et causa 6ritasi 7*kal&lak 0akteri

    Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada

     permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut. 6erdasarkan

    letak huniannya, plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar tepi gingival dan

     plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival.

    6akteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah kerusakan

     jaringan. 4ampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak bakteri dan telah

    terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik. 6akteri dapat menyebabkan penyakit

     periodontal secara tidak langsung dengan jalan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh,

    mengurangi pertahanan jaringan tubuh dan menggerakkan proses immuno patologi.

    &eskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya gingivitis,

    akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan multifaktor,

    meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan kapasitas daya

    tahan tubuh.alkulus

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &9

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    16/29

    $alkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

     pengapuran, terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah. $alkulus merupakan

     pendukung penyebab terjadinya gingivitis !dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi karena

     penumpukan sisa makanan yang berlebihan" dan lebih banyak terjadi pada orang dewasa,

    kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal.

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    17/29

    ifat fisik makanan

    Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat lunak 

    seperti bubur atau campuran semiliBuid membutuhkan sedikit pengunyahan,

    menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai sarang

     bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi. &akanan yang mempunyai sifat

    fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa yang sangat lengket bila bercampur dengan

    ludah. &akanan yang demikian tidak dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut

    sampai lunak bercampur dengan ludah atau makanan cair, penumpukan makanan ini akan

    memudahkan terjadinya penyakit. &akanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang

    mempunyai sifat self cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi

    dan jaringan mulut secara lebih efektif, misalnya sayuran mentah yang segar, buah-buahan

    dan ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi.

    6atr*genik Dentistry

    Iatrogenik *entistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan dokter gigi

    yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi dan jaringan

    sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi, misalnya ketika

    melakukan preparasi klas II amalgam. Preparasi bagian proksimal, pemakaian matriks dan

     penambalan menggantung dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal bila tidak 

     berhati-hati. #daptasi atau kontak yang salah, juga dapat menyebabkan terjadi penyakit

     periodontal. $etika melakukan pencabutan, dimulai dari saat penyuntikan, penggunaan

     bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva bila tidak hati hati.

    Penyingkiran karang gigi !manual atau ultra skeler" juga harus berhati-hati, karena dapat

    menimbulkan kerusakan jaringan gingiva.

    Trauma dari *klusi

    rauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, tekanan oklusal yang

    menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi. rauma dari oklusi dapat

    disebabkan oleh perubahan-perubahan tekanan oklusal miisalnya ada gigi yang elongasi,

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &;

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    18/29

     pencabutan gigi yang tidak diganti, kebiasaan buruk seperti bruksim, clenching dan

     berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal.

    ti*l*gi

    6eberapa pakar mengusulkan peruntuk menjelaskan lebih parahnya penyakit periodontal pada

     pasien diabetik, beberapa pakar mengusulkan peranan beberapa faktor. Pada studi awal

    ditemukan membran basalis kapiler +ingival yang lebih lebar pada diabetik dibandingkan

     pada non-diabetik. Perbedaan yang ditemukan pada membran dasar diabetik meliputi

     penebalan deposit periendotelial dan perubahan pada lebarnya. Perubahan ini berperan pada

     perubahan nutrisi dan penyembuhan jaringan. Pada studi lain mengusulkan kerusakan

    kemotaksis neutrofil pada diabetik yang dapat membuat pasien tersebut rentan terhadap

    infeksi, termasuk infeksi &ikroflora yang dominan pada lesi periodontal pasien diabetik tipe

    . erjadinya kerentanan penderita diabetes melitus untuk menderita penyakit periodontal

    dapat dijelaskan pada berbagai mekanisme, yang meliputi %

    . Perubahan vaskular. erjadi penebalan membran basalis dari dinding vaskular sehingga

    akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan eliminasi sampah metabolit yang

     bertambah intensitasnya sesuai dengan kontrol metabolik dan durasi yang lama dari

     penyakit diabetesnya sendiri.

    . Perubahan mikroflora terjadi karena pada penderita diabetik, pada daerah sulkus

    gingivanya akan tercipta lingkungan yang baik untuk berkembang-biaknya berbagai

    mikroba.

    0. *isfungsi neutrofil, melalui terjadinya depresi kemotaksis maupun fagositosis dalam

    repons imun.

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &*

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    19/29

    1. erjadinya perubahan metabolisme kolagen gingiva, yaitu melalui berkurangnya sintesis

    kolagen, berkurangnya perkembangan dan proliferasi sel, berkurangnya produksi matriks

    tulang, bertambahnya kolagenase gingiva dan terjadinya gradasi kolagen yang baru

    terbentuk.

    . +enetik, diduga penyakit periodontal berhubungan dengan 4;#, terutama *80 dan *81

    melalui mekanisme molekul-molekul sel- sel antigen pada darah tepi mungkin memberi

    sinyal bertambahnya kerentanan terhadap periodontitis.

    &at*fisi*l*gi

    Salah satu hipotesa yang dikemukakan yang berkaitan dengan hubungan antara diabetes

    melitus dan penyakit periodontal. Salah satu hipotesa menyatakan bahwa respon sitokin yang

    diperantarai oleh #+@ !#dvance +lycation @nd products" dapat diperhebat oleh sintesa dan

    sekresi sitokin yang diperantarai oleh infeksi periodontal, dan begitu juga sebaliknya. #+@

    merupakan senyawa yang berasal dari glukosa, secara kimiawi irreversible, dan terbentuk 

    secara perlahan-lahan, tetapi terus-menerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah.

    Sintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi #+@ dengan 8#+@ dapat diperhebat

    oleh sintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis, begitu juga

    sebaliknya. 4al ini menunjukkan bahwa hubungan periodontitis dengan diabetes melitus

     berlangsung dalam dua arah.  *engan demikian penyakit periodontal yang berupa inflamasi

    kronis dapat memperparah status penderita diabetes melitus sehingga menjurus ke arah

    komplikasi yang lebih berat.

    Peningkatan konsentrasi hemoglobin terglikosilasi diduga disebabkan oleh periodontitis

    kronis yang parah pada penderita diabetes melitus. Infeksi yang berasal dari periodontitis

    selain meningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula meningkatkan resistensi insulin yang

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &(

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    20/29

     pada akhirnya memperburuk kontrol glikemik penderita diabetes yang juga menderita

     periodontitis di mulutnya. 4al ini diperkuat dengan adanya penelitian berupa penelitian

    retrospektif terhadap pasien diabetes mellitus tipe menunjukkan bahwa level 4b#c

    signifikan meningkat pada pasien dengan periodontitis yang parah.

    Pada penderita diabetes melitus, dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dan cairan

    gingival berarti juga merubah lingkungan mikroflora, menginduksi perubahan bakteri secara

    kualitatif. Sehingga perubahan tersebut mengarah pada penyakit periodontal yang berat, dan

    dapat teramati pada penderita diabetes melitus dengan kontrol buruk. 6erkaitan dengan

     jaringan periodontal, hiperglikemia kronik penderita diabetes melitus akan meningkatkan

    aktivitas kolagenase, dan menurunkan sintesis kolagen. @nzim kolagenase menguraikan

    kolagen, sehingga ligament periodontal rusak, dan gigi menjadi goyah. 7aringan periodontal

    akan menjadi kuat kembali apabila diabetes melitus diobati dengan baik, serta gigi goyah

     pada pasien diabetes melitus jangan buru-buru dicabut.

    Secara klinis kondisi periodonsium penderita diabetes dipengaruhi oleh perubahan-perubahan

    yang dikemukakan diatas. *iabetes yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai

    oleh peningkatan kerentanan terhadap infeksi, termasuk periodontitis kronis. Periodontitis

    kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada individu diabetik yang disertai komplikasi

    sistemik yang lebih parah.

    4ubungan antara periodontitis kronis dengan diabetes mellitus tipe dan diabetes melitus tipe

    telah secara khusus diamati pada beberapa penelitian. *ilaporkan bahwa meningkatnya

    resikonya menderita periodontitis kronis pada penderita diabetes mellitus tipe sejalan

    dengan pertambahan usia, dan keparahan periodontitis kronis meningkat sejalan dengan

    meningkatnya durasi diabetes. Pada pasien diabetik dewasa dengan diabetes yang tidak 

    terkontrol baik akan mengalami kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan yang lebih

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e &5

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    21/29

     banyak dibandingkan pasien dengan diabetes yang terkontrol baik, meskipun kemampuan

    mereka dalam memelihara kebersihan mulutnya adalah setara.

    Semua hal yang dikemukakan diatas secara jelas menunjukkan hubungan serta peranan

    diabetes mellitus terhadap terjadinya periodontitis kronis. *engan demikian penyakit

     periodontal adalah salah satu komplikasi diabetes mellitus yang harus diperhatikan.

    pidemi*l*gi

    7enis diabetes %

    . *iabetes &elitus ipe !*& ipe "

    $ekerapan *& ipe di negara barat L DF dari *& ipe . *i negara tropik jauh lebih

    sedikit lagi. +ambaran kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada

    masa akil baligh. etapi ada juga yang timbul pada masa dewasa.

    . *iabates &elitus ipe !*& ipe "

    *& ipe adalah jenis yang paling banyak ditemukan !lebih dari JDF". imbul makin sering

    setelah umur 1D dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan diabetes mencapai 0 sampai 1

    kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.

    0. *iabetes &elitus ipe ;ain

    #da beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja

    insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab

    imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan *&.

    1. *iabetes &elitus +estasional

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 2'

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    22/29

    *iabetes &elitus +estasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. 7enis ini sangat

     penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan

     benar.

    &enatalaksanaan

    Satu-satunya cara untuk menyembuhkan abses gingiva adalah mengikuti perawatan gigi.

    *okter gigi akan mengobati abses dengan menggunakan prosedur perawatan abses gigi dalam

     beberapa kasus, pembedahan, atau kedua-duanya.

    A. -armak*terapi

    Analgesik

    #bses gingiva sangat nyeri, tetapi dapat digunakan obat penghilang sakit !analgesik", yang

    tersedia di apotik, untuk mengurangi nyeri ketika menunggu perawatan dari dokter gigi.

    Selalu membaca dan mengikuti informasi pada paket tentang berapa banyak untuk mengambil

    dan seberapa sering, dan hati-hati untuk penggunaan dosis ma>imum. Perlu diketahui bahwa

    obat penghilang sakit tidak bisa menyembuhkan abses gingiva. #nalgesik ini biasanya

    digunakan untuk penundaan perawatan abses gigi.

    . 7angan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika kamu mempunyai, atau

     pernah mempunyai ulcer gastric.

    . 7angan terlalu sering memakai obat penghilang sakit di satu waktu tanpa lebih

    dulu berkonsultasi dengan dokter, perawat, healthcare profesional lainnya. Ini

    dapat berbahayasebab banyak orang over-the-counter ! =5" produk berisi obat

     penghilang sakit serupa, seperti paracetamol atau ibuprofen dengan atau tanpa

    codeine, dan terlalu banyak kombinasi produk.

    0. Ibuprofen dan paracetamol kedua-duanya tersedia dalam bentuk sirup untuk anak-

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 2&

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    23/29

    anak.

    1. #spirin tidak cocok untuk anak-anak di bawah umur 2 tahun.

    . 'ntuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol

    2. 7ika nyeri hebat

    3. 6oleh menentukan analgesik yang lebih kuat, seperti codeine fosfat. sebagai

    alternatif, jika sedang mengkonsumsi codeine dosis rendah, dokter boleh

    menyarankan meningkatkan dosis itu.!abel % 5ara pemakaian analgesik dengan aman"

    Antibi*tik 

     #ntibiotik untuk abses gingiva digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, dan dapat

    dipakai bersama analgesik !painkiller". #ntibiotik seperti amo>icillin atau metronidazole

    dapat digunakan jika wajah bengkak, ini menunjukkan infeksi atau peradangan menyebar ke

    area sekelilingnya. *apat digunakan juga jika terlihat tanda-tanda dari infeksi berat, seperti

    demam atau pembengkakan kelenjar. *aya tahan tubuh menurun, seperti orang yang telah di

    kemoterapi, atau seperti infeksi 4I9 positif. Peningkatan faktor resiko seperti diabetes

    melitus, dan resiko endokarditis.

    #ntibiotik tidak harus digunakan untuk penundaan perawatan gigi. #nda

    harus mengunjungi dokter gigi jika anda mempunyai abses gingiva.

    0. Dental &r*cedures

    ;angkah utama yang paling penting dalam penatalaksanaan abses gingiva adalah incisi

    !dibuka" absesnya, dan di drainase nanah yang berisi bakteri. Prosedur ini pada umumnya

    dilakukan apabila sudah di anaestesi lokal terlebih dahulu, sehingga area yang sakit akan mati

    rasa. Pada abses gingival, dokter gigi akan mengeluarkan nanah !pus", dan secara

    menyeluruh membersihkan periodontal pocket. $emudian melicinkan permukaan akar gigi

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 22

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    24/29

    dengan scaling dan garis gusi untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi atau

     peradangan lebih lanjut

    9. 5perasi

    7ika terjadi infeksi berulang: anda harus mengunjungi dokter ahli bedah untuk yang dapat

    membentuk kembali jaringan gusi untuk selamanya dan memindahkan periodontal pocket.

    *alam beberapa kasus, infeksi abses gingiva dapat terulang bahkan setelah prosedur 

     pembedahan. 7ika ini terjadi, atau jika gigi telah pecah, mungkin perlu dipindahkan

    semuanya.

    Stadium periostal dan sub periostal  *ilakukan trepanasi untuk mengeluarkan

    nanah dan gas gangren yang terbentuk,

    kemudian diberikan obat-obatan

    antibiotika, anti inflamasi, antipiretika,

    analgesika dan roboransia. *engan cara ini

    diharapkan abses tidak meluas dan dapat

    sembuh.

    Stadium serosa  *ianjurkan untuk kumur-kumur air garam

    hangat kuku dan kompres panas, supaya

    abses masuk kearah rongga mulut

    Stadium submukosa dan subkutan  *ilakukan insisi dan dimasukkan kain gaas

    steril atau rubber-dam sebagai drainase,

    kemudian diberikan obat-obatan

    antibiotika, antiinflamasi, antipiretika,

    analgesika dan roboransia. Pencabutan gigi

    yang terlibat !menjadi penyebab abses"

     biasanya dilakukan sesudah pembengkakan

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 23

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    25/29

    sembuh dan keadaan umum penderita

    membaik. *alam keadaan abses yang akut

    tidak boleh dilakukan pencabutan gigi

    karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan

    dapat menyebarkan radang sehingga

    mungkin terjadi osteomyelitis.!abel % Penatalaksanaan berdasarkan stadium terjadinya abses"

    Tips &era%atan &asien DM

    Pasien *& harus mengontrol gula darah secara rutin karena kondisi gula darah yang baik 

    akan memperbaiki penyakit jaringan pendukung gigi, cek gusi:jaringan penyangga gigi dan

     bersihkan karang gigi secara teratur minimal 0-2 bulan sekali. 6anyak penelitian D tahun

    terakhir ini memperlihatkan kondisi jaringan penyangga gigi yang baik akan memperbaiki

    kondisi gula darah pasien diabetes mellitus. Selain itu perbaiki pola hidup, jauhkan dari

     penyebab stress, gunakan sikat gigi yang baik dan lakukan cara menyikat gigi yang benar, bila

    ada karies !lubang gigi" harus segera diatasi dan bila ada gigi yang tanggal harus segera

    MMdigantiMM.

    *mplikasi

    $omplikasi yang bisa terjadi ialah %

    • +igi tercabut

    • Infeksi kejaringan lunak !selulitis fasial, angina ;udwig"

    • Infeksi ke jaringan tulang !osteomielitis mandibula atau maksila"

    • Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan %

    o #bses serebral, endokarditis,

    o Pneumonia dan

    o *apat terjadi sepsis

    &reentif 

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 29

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    26/29

    'ntuk mencegah terjadinya abses gingiva, perkara yang dilakukan adalah sikat gigi dengan

    cara yang benar dan gunakan pasta gigi yang nyaman untuk kesehatan gigi dan gusi,

     periksakan gigi secara rutin tiap 2 bulan sekali ke dokter gigi, kurangi makanan yang manis

    dan yang kering. 6ila sudah terjadi abses gingival, ada beberapa hal yang dapat dilakukan

    untuk membatasi nyeri dan tekanan pada abses gingiva, meliputi hindari makanan dan

    minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas, makan makanan lunak, makan dengan

    menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan penggunaan sikat gigi yang lembut dan

    serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit. Selain itu, minum obat pereda sakit bila

     perlu dan jangan menggigit pada gigi yang sakit. 6erkumur air garam hangat sehabis makan

    untuk membersihkan bagian tersebut !5aranya% &asukkan garam kedalam air hangat, kumur-

    kumur dan diamkan sebentar air garam tersebut di dalam mulut. 'langi beberapa kali". Segera

     perikasa ke dokter gigi sekiranya mengalami sakit gigi.

    Penting untuk ditekankan bahwa dokter gigi sebaiknya mengambil semua tindakan

     pencegahan untuk menghindari terjadinya serangan hipoglikemia ketika pasien menjalani

     perawatan gigi. Serangan hipoglikemi terjadi ketika konsentrasi glukosa darah turun di bawah

    2D mg:d; tetapi pada bebeapa pasien dapat terjadi di bawah konsentrasi ataupun di atas

    konsentrasi tersebut. $etersediaan sebaiknya termasuk adanya bentuk lain karbohidrat

    absorbsi cepat yang diberikan peroral, seperti jus buah, soda, gula, es krim, permen dan lain-

    lain.Pasien yang mengalami hipoglikemi akan kembali normal selama D N D menit setelah

    administrasi karbohidrat gram, yang ekuivalen dengan 1 N 2 ons jus buah atau soda atau 1

    sendok teh gula.

    &r*gn*sis

    Prognosis dari abses gingiva adalah baik terutama apabila diterapi dengan segera

    menggunakan antibiotika yang sesuai. #pabila menjadi bentuk kronik, akan lebih sukar 

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 2

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    27/29

    diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan kemungkinan amputasi lebih

     besar.

    esimpulan

    erdapat hubungan antara diabetes melitus dengan penyakit periodontal. 4al ini diperkuat

    dengan adanya fakta bahwa diabetes melitus dapat mengakibatkan meningkatnya karies,

    memperberat gingivitis, maupun penyakit periodontal, sebaliknya infeksi gigi dan jaringan

    sekitarnya dapat mempengaruhi stabilitas kadar gula darah.

    Penyakit diabetes melitus bila tidak dikontrol dengan baik, maka akan menimbulkan

    kerusakan pada tubuh secara umum maupun dalam rongga mulut. 6erawal dari system

    ketahanan tubuh yang menurun, penyakit diabetes mellitus menyebabkan terurainya serat

    kolagen, pendukung utama jaringan periodontal. $erusakan kolagen berdampak pada

    goyahnya gigi karena kehilangan hubungan dengan prosesus alveolaris. =leh karena itu

    diabetes melitus perlu diwaspadai oleh dokter gigi sejak awal, bahkan sebelum memberikan

     pelayanan kepada pasien.

    Sebagai akibat dari adanya hubungan antara diabetes melitus dengan penyakit periodontal,

     peranan serta keterlibatan dokter gigi dalam menangani pasien diabetes melitus perlu

    ditingkatkan. Selain itu, dokter gigi juga dituntut untuk meningkatkan profesionalitas dengan

    lebih aktif memposisikan diri sebagai mitra dokter umum atau dokter spesialis dalam

     penanganan pasien diabetes mellitus.

     

    Makala Pe+i#a0i Blok 23 Pa,e 2;

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    28/29

    Daftar &ustaka ;

    . +reenberg &S, +lick & dan Ship 7#. *iabetes &ellitus and @ndocrine *iseasas

    dalam 6urketOs =ral &edicine, DDE/ @disi ke-% DJ-E.

    . Suyono S, Purnamasari *, Soegondo S, unir &, Soebardi S. *iabetes &ellitus di

    Indonesia, *iagnosis dan $lasifikasi *iabetes &ellitus,

  • 8/16/2019 Tehah Malik Kasus 5 CD

    29/29