Upload
akwila-eka-meliani
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I: Alkana & Sikloalkana
Topik Fokus: Sifat Fisika/Kimia dan Hubungannya dengan Struktur
Alkana memiliki dua jenis sifat:
1. Sifat Fisika
a) Berat Molekul
Alkana memiliki rumus umum CnH2n+2. Semakin besar n, berat molekulnya juga
semakin bertambah. Misalnya: CH4, dengan n = 1 dan Mr = 16 g/mol. Mr-nya
akan lebih kecil dari C4H10, dengan n = 4 dan Mr = 58 g/mol.
b) Titik Didih:
- Kenaikannya disebabkan membesarnya gaya tarik Van der Waals
antarmolekul.
- Semakin besar berat molekul, semakin besar titik didih.
- Untuk berat molekul yang sama, titik didih pada rantai lurus lebih besar
daripada rantai dengan cabang karena terganggunya gaya tarik Van der Waals
antarmolekul.
c) Titik leleh
Semakin besar berat molekul, semakin bertambah titik lelehnya.
d) Fase
- C1 – C4 : Gas
- C5 – C17 : Cair
Tabel Titik Didih dan Titik Leleh pada Beberapa Senyawa Alkana
- ≥C18 : Padat
e) Kerapatan (massa jenis)
Semakin besar berat molekul, semakin besar massa jenisnya. Walaupun demikian,
massa jenis senyawa alkana tidak akan mencapai 1 gr/cm3 (massa jenis air). Hal
tersebut menyebabkan alkana lebih ringan daripada air.
f) Kelarutan
Alkana bersifat nonpolar. Karena bersifat nonpolar, alkana larut dalam pelarut
nonpolar atau sedikit polar, misalnya senyawa alkana lain, dietil eter
(CH3CH2OCH2CH3), atau benzena. Hal itu disebabkan gaya tarik Van der Waals
antara pelarut dan zat terlarut.
2. Sifat Kimia
a) Reaksi pembakaran
- Alkana cenderung kurang sempurna jika jumlah atom C bertambah.
- Semakin besar berat molekul, semakin sulit dibakar.
- Pada pembakaran sempurna: semakin banyak atom C, CO2 dan H2O yang
dihasilkan semakin banyak.
b) Higher Heating Value (HHV)
Higher Heating Value (HHV) atau yang biasa disebut Nilai Pembakaran Atas
(NPA) yaitu nilai pembakaran bila di dalam gas hasil pembakaran terdapat H2O
berbentuk cairan emakin banyak atom C, HHV semakin tinggi.
c) Lower Heating Value (LHV)
Lower Heating Value (LHV) atau yang biasa disebut Nilai Pembakaran Bawah
(NPB) yaitu nilai pembakaran bila di dalam gas hasil pembakaran terdapat H2O
berbentuk gas. semakin banyak atom C, LHV semakin tinggi.
d) Kalor Pembakaran (∆H)
Kalor pembakaran adalah energi yang dibebaskan jika suatu senyawa teroksidasi
sempurna menghasilkan CO2 dan H2O. Semakin banyak atom C dan H pada
senyawa, semakin banyak energi yang dibebaskan.
e) Kereaktifan
Alkana tidak reaktif dan cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (afinitas
kecil sekali).
Daftar Pustaka:
Fessenden, Joan S., Ralp J. Fessenden. (1986). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sukarmin (2009). Sifat-sifat Alkana. From
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-karbon/sifat-sifat-
alkana/, 22 Februari 2014
Muhammad Arief Rahman (2013). HHV dan LHV. http://ariefrvi.blogspot.com/2013/07/hhv-
dan-lhv.html, 22 Februari 2014
Jim Clark (2007). Pembakaran Alkana dan Sikloalkana. From
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkana1/
pembakaran_alkana_dan_sikloalkana/, 22 Februari 2014
Nama : Akwila Eka Meliani
NPM : 1306413725
HG : Ethyl