Upload
maghfur-rozak
View
119
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hasil survei pembuatan tralis di lokasi pembuatannya.
Citation preview
LAPORAN PENGAMATAN PROSES PEMBUATAN BESI DAN TERALIS BESI
Disusun oleh:
1. Agung Wasono (21010112120016) 2. Ali Imron (21010102140078) 3. Danio Yoga Prawira (21010112140094) 4. Desi Marantika (21010112120034) 5. Diolana Prian M (21010112140080) 6. Fenny Adellia M S (21010112120003) 7. M. Arsyadi Huda (21010112120019) 8. Maghfur Rozak (21010112130081) 9. Sendy Bintang F (21010112130072) 10. Sorna Monika Z (21010112140089)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan sebagai hasil penulisan laporan mata
kuliah Teknologi Bahan Konstruksi berkelompok dengan judul LAPORAN PENGAMATAN
PROSES PEMBUATAN TERALIS BESI DAN BESI pada :
Hari :
Tanggal :
Dosen Pengampu, Dosen Wali,
Ir. Moga Narayudha, SpI Ir. Windu Partono, MSc.
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kami persembahkan untuk :
1. Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya selama proses pembuatan
karya tulis ini
2. Seluruh keluarga besar jurusan teknik sipil Universitas Diponegoro yang telah
memberikan penugasan penuh pengalaman ini kepada kami. Terutama Dosen pengampu
mata kuliah Teknologi Bahan Dan Konstruksi
3. Ayah dan bunda yang telah memberikan doa, motivasa serta dukungannya sepenuhnya
kepada kami selama kami menimba ilmu di jurusan teknik sipil Universitas Diponegoro
4. Sahabat-sahabat yang senantiasa mendukung dan membantu kami
5. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
6. Pembaca yang budiman
Kata Pengatar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah teknologi bahan konstruksi yang berjudul Proses Pembuatan Gorong-Gorong dan Asbes.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Moga, Bu Frida yang telah membimbing kami dalam melaukan survey, serta Pak Atin yang telah mengizinkan
kami intuk melakukan survey di CV WIDYA KARYA , dan semua pihak yang ikut terlibat dan berpartisipasi dalam pembuatan laporan ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik tepat waktu.
Laporan ini kami susun sebagai tugas awal sebelum menghadapi UTS Program Studi Teknologi Bahan Konstruksi.Juga sebagai wujud penerapan teori yang telah diajarkan.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan laporan yang kami susun ini.Untuk itukami mengundang para pembaca untuk memberikan sumbangsih berpa kritik dan saran demi peningkatan kualitas karya kami mendatang.
Semarang,
Tim penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ................................................................................................................ i
Persembahan ............................................................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 2 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2 1.4 Ruang Lingkup .................................................................................................. 2
1.5 Metode Penelitan .............................................................................................. 2
BAB II
ISI .................................................................................................................................. 3
2.1 Besi ................................................................................................................... 3
2.1.1 Deskripsi Besi ......................................................................................... 3
2.1.2 Keberadaan Besi di Alam ........................................................................ 3
2.1.3 Sifat-Sifat Besi ....................................................................................... 5
2.1.4 MacamMacam Besi .............................................................................. 7
2.1.5 Bahan-Bahan Pembuatan Besi ............................................................... . 7
2.1.6 Proses Pengolahan .................................................................................. 9
2.1.7 Kegunaan ................................................................................................ 10
2.2 Teralis Besi ....................................................................................................... 11
2.2.1 Deskripsi Teralis Besi ............................................................................. 11
2.2.2 Bahan dan Alat Pembuatan Teralis Besi ................................................. 11
2.2.3 Teknologi Pembuatan .............................................................................. 12
2.2.4 Kegunaan ................................................................................................. 13
2.2.5 Spesifikasi ............................................................................................... 14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang teknisi di bidang kontruksi dan bangunan dituntut memiliki berbagi skill yang
mendukung dalam praktik dan operasi di lapangan.Salah satunya ilmu bahan kontruksi.Ilmu ini
sangat penting dalam praktik di lapangan. Kemampuan akan memilih bahan banguna yang tepat
dan akurat akan menjamin ketahanan dan kekuatan sebuah struktur kontruksi.
Di antara sekian banyak bahan bangunan yang dipakai dalam bangunan adalah besi.Besi banyak
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Namun, terkadang diantara kita belum mengenal dan
mengetahui keberadaan besi secara mendalam mengenai bahan dasar pembuatan, proses, dan
spesifikasi.Ini sangat ironis, mengingat besi merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia
kontruksi.Besi sering menjadi pilihan sebagai komponen penguat dalam bangunan, yang mampu
memberi daya tahan pada beton.Dalam beton besi di tanam sebagi tulang.Ini merupakan metode
yang cukup baik karena menggunakan elemen besi yang kokoh sebagai penguat dalam beton.
Tidak hanya itu, sebuah kontruksi juga sangat bergantung pada prduk turunan besi,
ndiantarannya, paku, mur, baut, besi batangan dan salah satunya adalah teralis besi. Teralis besi
merupakan turan dari besi yang dipasang pada jendela.Keberadannya memang buakan bahan
penyusun utama dalam sebuah bangunan.Namun funsinya yang sebagai pengaman atau pencegah
tindak pencurian dengan modus pembobolan pintu cendela, tidak boleh di pandang sebelah mata.
Tidak hanya itu, keberadaan teralis dapat mencerminkan karakter seni dari pemilik rumah.
Pemilik rumah yang mempunyai karakter seni kalsik maka ia akan memilih motif tradisional. Motif
tradisional dapat dilihat dari ukir-ukiran pada teralis yang rumit dan megah.Ini merupakan cermin
dari peradapan masa lalu di zaman kerajaan yang mengutamakan aspek kemewahan dan nilai
estetik tinggi. Sementara pemilik rumah yang memilik nilai modernitas maka ia akan memilih motif
yang minimalis dan futuristik. I ni dipilih karena pemilik rumah lebih mengutamakan nilai fungsi
daripada seni. Teralis yang di pilih terlihat sederhana dan biasanya identik dengan besi lurus beda
denan produk motif klasik.
Berangkat dari uraian diatas tim peneliti mencoba melakukan survey tentang pembutan
pembuatan teralis. Tim peneliti berharap supanya pembaca mampu memahami teralih tidak
sebatas fungsi, namun juga pembuatan dan spesifikasinya. Ini berguna bagi pembaca khususnya
mereka yang ingin bergelut di dunia kontruksi
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kami menyusun laporan ini adalah sebagai berikut:
Memenuhi tugas pra UTS mata kuliah Teknologi Bahan Dan Konstruksi
Mengetahui lebih jauh apa itu besi dan tralis besi
Mengetahui bahan pembuatan besi dan tralis besi
Mengetahui proses pembuatan besi dan tralis besi
Mengetahui proporsi campuran bahan dasar pembuatannya.
Mengetahui aplikasi besi dan tralis besi dalam dunia konstruksi
Mengetahui klasifikasi standar besi dan tralis besi
Mengajak mahasiswa berperan lebih aktif dalam perkuliahan di lapangan
1.3 Rumusan Masalah
Apa itu besi dan tralis besi?
Apa saja bahan-bahan pembuatannya?
Bagaimana proses pembuatannya?
Berapakah proporsi campuran bahan dasar pembatannya?
Apa aplikasinya dalam dunia konstruksi?
Bagaimana klasfikasi standardisasinya?
1.4 Ruang Lingkup
Laporan ini membahas tentang proses pembuatan besi, sifat-sifat besi dan berbagai macam
jenis besi. Laporan ini juga membahas proses pembuatan teralis serta klasifikasinya. Khusus untuk
laporan pembuatan teralis, kami melakukan pengambian data dengan melakukan survey di CV.
Widya Karya yang beralamat di jalan Banjarsari nomor 2Bulsan, Tembalang.
1.5 Metode Penelitian
Dalam menyusun laporan ini, kami menggunakan dua metode penelitian.Untuk studi
pembuatan gorong-gorong kami melakukan survey lapangan dan wawancara di pabrik pembuatan
gorong-gorong. Sementara untuk studi pembuatan asbes kami melakukan studi literatur yang
bersumber dari media massa, buku dan internet.
BAB II
ISI
2.1 BESI
2.1.1 Deskripsi
Besi (Iron) merupakan logam yang paling banyak terdapat di alam. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang dijumpai dalam keadaan bebas, kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai oksida besi, seperti oksida besi magnetit (Fe3O4), hematit( Fe2O3 ), limonit ( 2 Fe2O3 .3H2O ),pirit (FeS2) dan siderit (Fe2CO3). Dalam kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam yang lain. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta
penggunaannya yang luas.
Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila dicampur dengan logam lain dan
karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan.(Syukri ,1999 : 623).
Sebagai bahan bangunan, besi adalah logam yang di peroleh dari hasil pemurnian bijih besi dan terpadu dengan sekitar 4% karbon yang berasal dari bahan bakar kokas pada saat pemrosesannya di tanur tinggi. Sebagai hasil pemurnian bahan tambang, besi merupakan senyawa yang tercampur dengan kotoran-kotoran anorganik seperti silikon, belerang, fosfor, dan mangan yang sulit dihilangkan dan relatif tetap terlebur dalam besi.
2.1.2 Keberadaan Besi di Alam
Besi merupakan salah satu unsur paling biasa di Bumi, membentuk 5% daripada kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam pelbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian hematit,magnetit, dan takonit. Sebahagian besar teras bumi dipercayai mengandungi aloi logam
besi-nikel.Sekitar 5% daripada meteorit turut mengandungi aloi besi-nikel.Walaupun jarang, ini merupakan bentuk utama logam besi semulajadi dipermukaan bumi.
Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon dalam relau hembus (blast furnace) pada suhu sekitar 2000 C.Dalam relau hembus, bijih besi, karbon dalam bentuk kok, dan fluks seperti batu kapur diisikan di bahagian atas relau, sementara semburan udara panas dipaksa untuk masuk ke dalam relau di bahagian bawah.
Dalam relau, kok bertindak balas dengan oksigen dalam hembusan udara untuk menghasilkankarbon monoksida:
2 C + O2 2 CO
Karbon monoksida mengurangkan bijih besi (dalam persamaan kimia di bawah, hematit) kepada besi lebur, menjadi karbon dioksida di dalam proses tersebut:
3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2
Fluks ditambah untuk meleburkan bendasing dalam bijih, terutamanya silikon dioksida pasir dan lain-lain silikat.Fluks biasa termasuklah batu kapur (terutamanya kalsium karbonat) dan dolomit (magnesium karbonat). Fluks yang lain boleh digunakan bergantung kepada jenis bendasing yang perlu diasingkan daripada bijih. Di bawah kepanasan relau, batu kapur mengurai menjadi kalsium oksida (kapur tohor):
CaCO3 CaO + CO2
Kalsium oksida bergabung dengan silikon dioksida untuk menghasilkan sanga.
CaO + SiO2 CaSiO3
Sanga melebur oleh kerana haba di dalam relau, berbanding dengan silikon dioksida yang tidak akan melebur di bawah haba yang sama. Pada dasar relau, sanga yang melebur terapung atas leburan besi yang lebih tumpat, dan hanyut ke tepi relau yang mungkin akan dibuka untuk mengalirkan sanga keluar daripada leburan besi. Besi ini, apabila disejukkan, akan dipanggil besi
mentah, sementara sanga boleh digunakan sebagai bahan untuk pembinaan jalan raya atau untuk menyuburkan tanah yang kurang mineral untuk pertanian.
Anggaran sebanyak 1,100 Jt (juta tan) bijih besi dihasilkan di seluruh dunia dalam tahun 2000, dengan nilai pasaran kasar mencecah lebih kurang 25 bilion dolar Amerika. Pengeluaran bijih berlangsung di 48 negara, dengan lima pengeluar terbesar merupakan China, Brazil,Australia, Rusia dan India, menghasilkan 70% daripada pengeluaran bijih besi dunia. 1100 Jt bijih besi digunakan untuk menghasilkan lebih kurang 572 Jt besi mentah.
2.1.3 Sifat-Sifat Besi
Sifat Kimia Besi
Nama, Lambang, Nomor atom besi, Fe, 26
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 8, 4, d
Penampilan Mengkilap,
keabu-abuan
Massa atom 55,845(2) g/mol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2
1. Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Karena emiliki ikatan ganda dan ikatan
kovalen logam.
2. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi membentuk besi (III) oksida hidrat.(Cotton,1989 :462).
Sifat Mekanik Besi
Modulus Young 211 Gpa
Modulus geser 82 Gpa
Modulus ruah 170 Gpa
Nisbah Poisson 0,29
Skala kekerasan Mohs 4,0
Kekerasan Vickers 608 Mpa
Kekerasan Brinell 490 Mpa
Sifat Fisika Besi
Fase Padat
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm
Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm
Titik lebur 1811 K (1538 C, 2800 F)
Titik didih 3134 K
(2861 C, 5182 F)
Kalor peleburan 13,81 kJ/mol
Kalor penguapan 340 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 C) 25,10 J/(molK)
2.1.4MacamMacam Besi
Hasil peleburan bijih-bijih besi di tanur tinggi adalah besi kasar (pig iron), terak atau kotoran (slag) dan bermacam-macam gas seperti CO, CO2, N2 dan uap air, di mana kandungan besi pada besi kasar (92% - 95%) dan karbon berkisar (3,5% - 4%). Sehingga besi kasar tersebut masih sangatgetas. Sedangkan terak merupakan limbah yang mungkin masih digunakan untuk keperluan yang lain. Besi kasar ini selanjutnya akan diolah menjadi besi tuang, besi tempa dan baja yang akan lebih bermanfaat untuk keperluan industri, konstruksi dan lainnya.
Ada dua jenis besi yang paling banyak digunakan secara praktis, yaitu:
a. Besi Tuang (Cast Iron) Adalah besi yang diperoleh dari hasil pemrosesan kembalibesi kasar dengan kadar karbon berkisar (1,8-4,0)% dan sisanya adalah kotoran-kotoran yang terdiri dari silikon, mangan, belerang dan fosfor. Besi tuang ini berwarna kelabu atau putih dengan macam-macam kualitas dan dapat dipadukan dengan logam lainnya.Selain itu, besi tuang bersifat keras tapi rapuh, tidak dapat ditempa dan tidak dapat dijadikan magnet.
b. Besi Tempa (Wrought Iron) Adalah besi murni yang diperoleh dari hasil pemrosesan kembali besi kasar dengan kadar karbon yang tinggal sekitar (0,05-0,15)% dan semua kotoran habis teroksidasi. Besi tempa ini diproduksi dalam jumlah kecil karena biaya pembuatannya yang mahal.Besi tempa sifatnya kurang keras, namun mudah ditempa dan dapat dibuat magnet walaupun hanya bersifat sementara.
2.1.5Bahan-Bahan Pembuatan Besi
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan besi adalah:
1. Bijih Besi Bahan utama dalam pembuatan besi adalah bijih besi.Bijih besi merupakan senyawa yang juga tercampur dengan kotoran-kotoran lain seperti silikon, kapur, alumina, belerang, fosfor dan lainnya.Oleh karena itu, sebelum diolah menjadi besi, perlu dilakukan pemurnian agar diperoleh besi dengan kualitas yang optimal sesuai dengan standar industri. Ada lima jenis bijih besi yang sering ditemukan di alam, yaitu:
a. Hematit (Fe2O3) Adalah bijih besi dengan kandungan Fe berkisar (65-70)%, dengan berat jenis bekisar 4,5-5,3. Bijih besi ini berwarna merah sampai abu-abu kehitaman.Kandungan belerang dan fosfornya rendah, tidak mengandung air dan tidak bersifat magnit.
b. Magnetit (Fe3O4) Adalah bijih besi dengan kandungan Fe berkisar (70-73)% dan berat jenis berkisar 4,9-5,2. Magnetit berwarna hitam atau abu-abu, sangat keras dan bersifat magnit.
c. Pirit (FeS2) Adalah bijih besi dengan kandungan Fe berkisar (45-47)% dengan berat jenis berkisar 4.8-5,1. Bijih besi ini berwarna kuning, bersifat keras dan kandungan belerangnya sulit dihilangkan.
d. Liminit (2 Fe2O3.3 H2O) Adalah bijih besi dengan kandungan Fesebesar 60% ditambah 14,5% air terikat, berat jens berkisar 3,6-4,0 dan berwarna kuning sampai hitam.
e. Siderit (FeCO3) Adalah bijih besi dengan kandungan Fe berkisar (40-45)% dengan berat jenis berkisar 3,7-3,9 dan berwarna kuning muda sampai merah.
2. Kokas
Adalah bahan bakar utama dalam pembuatan besi yang terbuat dari batu bara yang telah
didestilasi. Kokas digunakan untuk membakar bijih besi secara bertahap sampai titik lelehnya. Jenis bahan bakar ini memiliki beberapa keuntungan yaitu menghasilkan suhu pembakaran yaitu sebesar 8.000 K.cal/kg serta memiliki jumlah yang lebih banyak disediakan oleh alam dibandingkan dengan bahn bakar lain seperti arang kayu.
3. Bahan Tambahan Bahan tambahan yang sering digunakan adalah pasir kuarsa atau batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk membantu proses pencairan bijih besi dan mengikat zat-zat pengotor seperti Fosfor dan Belerang.
4. Udara Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk membakar karbon
menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan karbon membentuk gas CO, yang
nantinya akan mereduksi oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji besi, 1 ton kokas, 0,3 ton kapur, dan 4 ton udara.
2.1.6Proses Pengolahan
Pada zaman dahulu, manusia telah berhasil mengekstrak besi dari bijihnya yang berupa senyawa seperti hematit (Fe2O3). Campuran gilingan besi dan arangnya di biarkan di atas bara sehingga besi meleleh, kemudian besi itu di tampung. Selanjutnya campuran besi dan arang di letakkan di atas tanur kecil dan di hembuskan udara dari dasar tanur. Akan tetapi suhu yang dicapai dengan cara ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tanur tinggi (tanur hembus) modern yang di kenal masa kini. (Keenan,1992 : 182).
Bijih besi hasil tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkahan-bongkahan tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besi dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Selanjutnya, bijih besi tersebut dicuci dengan air hingga bersih dan dikelompokkan menurut ukurannya.
Setelah proses pembersihan, bijih besi dipanaskan agar kering dan mengalami oksidasi awal. Selanjutnya, bijih besi, kokas dan batu kapur dimasukkan ke dalam tanur tinggi melalui lubang utama di bagian puncak tanur dengan perbandungan 5:1:2. Proses yang terjadi di dalam tanur tinggi adalah proses reduksi. Suhu pembakarannya bervariasi mulai dari 800C - 1400 C di
puncak tanur sampai 1400 C - 1600C di dasar tanur tinggi. Setiap 4-6 jam, dilakukan proses pengeluaran besi cair panas dan cairan panas kotoran
(Terak). Keduanya dikeluarkan secara terpisah melalui lubang di dasar tanur.Terak dikeluarkan terlebih dahulu, baru kemudian besi panas cair. Cairan besi panas ini bila didinginkan akan menjadi besi kasar atau besi mentah.
Apabila besi kasar dicairkan kembali melalui pemanasan pada tanur tinggi mini (cupola) dan selanjutnya dituang dalam cetakan tertentu, maka akan diperoleh besi tuang. Proses oksidasi ini bertujuan untuk menurunkan kadar karbon, namun tetap tidak bisa menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terbawa dalam besi. Sedangkan besi tempa diperoleh dari pencairan kembali besi kasar dengan pemanasan pada tanur tinggi khusus, sedemikian rupa sehingga hampir semua
kadar karbon dan kotoran yang ada tereduksi atau hilang. Jadi, besi tempa merupakan besi murni.
Hasil kedua besi tersebut akan dicetak sesuai dengan keperluan, atau memperoleh proses perlakuan permukaan seperti pengerolan, penempaan, ekstrusi, penarikan, pelenturan dan lainnya agar sesuai dengan keperluan teknis sebelum siap untuk di perdagangkan dan digunakan. Sedangkan Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau sebagai bahan campuran semen.
2.1.7Kegunaan
Kegunaan dari besi pada bangunan teknik sipil, antara lain: a. Besi Kasar
Selain bisa diproses menjadi besi tuang dan besi tempa, besi kasar juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan baja.
b. Besi Tuang Dapat digunakan sebagai pipa-pipa, tutup bak kontrol, landasan kolom, jeruji dan kisi-kisi, cetakan, pegangan dan pagar tangga, elemen pompa dan mesin yang tidak menerima benturan.
c. Besi Tempa
Dapat digunakan sebagai paku, baut dan mur, kawat, rantai, pagar berukiran, teralis, dan
elemen dekoratif yang dipahat.
2.1.8Keuntungan Dan Kerugian
a. Besi Tuang
- Keuntungan: merupakan bahan yang keras, kuat tekan hancurnya tinggi, tidak mudah terkena korosi, titik leburnya relatif rendah dan kegunaannya relatif beragam.
- Kerugian : berat, kasar, kuat tarik patahnya relatif rendah dan tidak tahan benturan.
b. Besi Tempa
- Keuntungan: merupakan bahan yang liat sehingga mudah untuk dikerjakan, kuat tarik patahnya tinggi, tingkat ketahanan benturan tinggi, dapat dilas dengan baik dan tidak terpengaruh air laut.
- Kerugian : berat, mudah berkarat, kuat tekan hancurnya relatif rendah, titik leburnya relatif tinggi dan dalam pembuatannya memerlukan biaya yang banyak.
2.2 TERALIS BESI 2.2.1 Deskripsi Teralis Besi
Teralis besi adalah rangkaian besi yang memiiki struktur dan motif tertentu yang dipasang pada lubang jendela.
2.2.2 Bahan dan Alat Pembuatan Teralis Besi Dalam proses pembuatan tralis besi diperlukan bahan-bahan sebagai berikut :
Striplet
Striplet adalah balok besi kecil sebagai bingkai tralis.Ia dapat merekatkan tralis dengan kusen.
Nicosteel 2,6 mm Bahan tersebut adalah perekat antar besi ketika proses pengelasan. Ia berbentuk batangan seperti lidi. Dengan membakarnya menggunakan alat las ia akan
meleleh pada permukaan besi yang akan disambung.
Besi batangan Bentuk besi batangan disesuaikan dengan struktur tralis yang akan dibuat.
Air brush Alat ini digunakan dalam proses akhir pewarnaan sebagai penyemprot cairan cat besi yang telah didempul.
Cat minyak
Cat digunakan sebagai pewarna tralis besi.Dalam pemakaiannya, cairan cat dimasukkan ke dalam tabung air brush.
Cat dasar proxy Ini adalah jenis cat yang digunakan untuk melindungi tralis dari proses korosi.
Bor listrik
Digunakan untuk melubangi striplet.
Pembengkok manual Ini adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan besi agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Alat las
Alat las digunakan untuk merekatkan dua buah batang besi.Ia akan meelelhkan
batang nicosteel.
Dempul
Semacam krim yang digunakan untuk menghaliskan hasilbesi yang telah
diampelas
Gerinda Ini adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaan sambungan besi hasil pengelasan.
Pemotong besi Alat ini bekerja menggunkan sumber energi listrik untuk memotong batangan besi sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
2.2.3 Teknologi Pembuatan Tahap-tahap pembuatan tralis besi adalah sebagai berikut
1. Mengukur ukaran panjang dan lebar kusen sebagai tempat melekatnya tralis besi. Pengukuran harus dilakukan dengan teliti agar ukuran tralis yang dibuat sesuai dengan ukuran kusen.
2. Menggambar desain tralis yang akan dibuat. Desain dibuat berdasarkan permintaan pemesan, atau terkadang pihak pabrik mnujukkan contoh gambar berbagai jenis tralis sebagai gambaran hasil akhir tralis yang dibuat.
3. Memotong batangan besi sesuai dengan ukuran kusen. Pemotongan dilakukan dengan mesin pemotong besi listrik ( gambar )
4. Mengelas potongan-potingan besi untuk dirangkai menjadi sebuah struktur tralis. Proses ini dilakukan dengan melelehkan nicosteel paa permukaan besi yang akan disambung.
5. Terkadang pada hasil pengelasan terdapat benjilan-benjolan kecil pada permukaan. Benjolan-benjolan tersebut dapat dihilangkan dengan menggerinda dan mengampelas permukaan tersebut hingga menjadi halus.
6. Setelah seluruh permukaan tralis halus maka proses pewarnaan bisa dimulai dengan melakukan pendempulan pada permukaan besi. Ini bertujuan untuk mengisi permukaan yang berlubang pada tralis.
7. Pewarnaan dengan cat proxy. Proses ini dimaksudkan untuk melindungi besi dari korosi serta sebagai warna dasar. Penyemprotan dilakukan dengan air brush atau
manual.
8. Pewarnaan dengan cat minyak. Warna yang digunakan disesuaikan dengan
keinginan pemesan. Dengan cuaca yang panas dibutuhkan waktu minimal 24 jam pengeringan agar cat melekat dengan baik.
Pembuatan teralis sedikitnya membutuhkan waktu satu minggu dari proses awal
sampai proses akhir, yaitu proses pengeringan cat.
2.2.4 Kegunaan
Teralis memiliki beberapa kegunan, di antaranya:
1. Sebagai pengaman
Teralis dapat berfungsi sebagai pengaman. Keberadaannya mampu memperkecil ruang jendela dengan tidak mengurangi lebar jendela secara keseluruhan, sehingga sulit untuk ditembus orang dewasa ataupun anak-anak..dengandemikian, teralis dapat diktakan sebagai pengaman rumah dari bahaya kemalingandengan akses jendela
2. Sebagai ornamen Pemilik rumah biasanya mendekor rumahnya dengan berbagai aksesoris, salah satunya adalah teralis.Nilai seni dari seorang dekorator bisa dilihat dari motif teralis yang dipakai.teralis dengan motif tradisional dengan berbagai bentk ukiran dipilih sebagai perwujudan dari pemilik rumah yang berjiwa seni klasik.Sementara motif teralis yang futuristik dan minimalis melambangkan pemilik rumah yang brjiwa seni modern.
3. Sebagai akses udara Lubang jendela biasanya terlalu lebar sebagai ventilasi udara, sehingga memungkinkan udara kotor dan berdebu masuk ke dalam rumah.Masalah ini dapat diatasi dengan memasang teralis dengan ukuran lubang-lubang yang kecil pada jendela.Sehingga jeruji teralis dapat menyaring udara kotor tersebut. Tentunya tidak hanya terlis sebagai filter udara. Butuh gorden sebagai penyaring udara yang efektif.
2.2.5 Spesifikasi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kualitas teralis antara yang satu dengan yang lain, di anta1ranya:
1. Kualitas bahan dasar Kualitas bahan dasar pembuatan dapat berpengaruh pada ketahanan, kekuatan
dan keutuhan struktur.Bahan dengan kualitas tinggi dapat menjamin kriteria di atas.Tentunya terlais dengan kualitas tinggi mempunyai harga yang tinggi pula.
2. Motif
Tingkat kesulitan dan kerumitan motif dapat menambah nilai estetika.Untuk mencapai hal itu dibutuhkan ide kreatif dan waktu pembuatan yang relatif lama.
3. Ukuran
Semakin besar ukuran teralis, semakin banyak pula bahan yang dipakai.Dan hal itu berimbas pada harga jual yang tinggi.
4. Penambahan ornamen Bahan terlais tidak hanya didominasi besi dan logam lainnya.Terkadang pabrik
pembuat teralis membuat unsur non besi, seperti kaca atau bahkan logam mulia.Tentunya hal ini menambah nilai estetika dan harga jual.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas dapat penulis simpulkan beberapa hal:
1. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dalam bentuk hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit Fe(OH)2, dan siderit (FeCO3). Pengolahan bijih besi dilakukan di dalam tungku besar/tanur tinggi. Besi dimanfaatkan untuk membuat
alat-alat seperti mesin, meja, pipa, dan komputer. 2. Besi merupakan logam paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu
merangkumi sebanyak 95 peratus daripada semua tan logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Gabungan harganya yang murah dengan kekuatannya menjadikan ia amat diperlukan, terutama dalam penggunaan seperti kereta, badan kapal bagi kapal besar, dan komponen struktur bagi bangunan.
3. Teralis adalah produk turunan dari besi yang dipasang pada lubang jendela sebuah rumah atau gedung. Teralis memiiki motif dan ornamen yang bermcam-macam
sesuai dengan selera konsumen. Semakin tinggi tingkat pengerjaan maka semakin tinggi harganya.
4. Beberapa fungsi teralis yaitu sebagai pengaman, hiasan, dan ventilasi.
4.2 SARAN
1. Untuk menambah nilai estetika dalam bangunan, gunakanlah teralis yang memiliki motif dan ornamen yang variatif.
2. Ukurlah ukuran kusen dengan teliti dan gambarkan detailnya sebelum dilakukan
proses pembuatan agar hasilnya memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://api.ning.com/files/xvbBnabMFrSIKs*eqFw2WRyeSOuB-kiCoJsC1cWxLTLTETPKQUSi9wTiQHGxgHJuSAzuBvIA9OgGtCJjAXfNRA5oBKu0VDMm/DistributorBesiBajaTermurahdiJakarta.jpg (22.00 WIB , 07 Oktober 2012)
http://www.everinghamwroughtiron.com.au/images/process_bg.jpg (22.00WIB, 07 Oktober 2012)
http://id.machinetools.net.tw/m_pic/32FA0EEC-2841-475C-937D-947E443F0B54/1257385430068875100.jpg (22.09 WIB , 07 Oktober 2012)
http://www.luyiforge.com/upfile/091119104137273100bubug4hnpcjo.gif (22.15 WIB 07 Oktober 2012)
http://tasikita.blogspot.com/p/blog-page.html (22.30 WIB 07 Oktober 2012)
Suseno, Hendro.2010.Teknologi B ahan Bangunan.Malang.UM Press
LAMPIRAN
Produk-produk hasil Besi Besi batangan
Besi tuang Besi tempa
Depan dari kanan :Desi Marantika, Sendy Bintang,Sorna Monika Z, Fenny Adellia M S.
Belakang dari kanan :Maghfur Rozak, M. Arsyadi Huda, Ali Imron, Danio Yoga Prawira
Diolana Prian M, Agung Wasono.
Alamat survey Proses wawancara
Hasil teralis Proses Pengamatan
Pencatatan hasil wawancara
Peralatan yang Digunakan dalam Proses Pembuatan Teralis
Catu Daya Besi
Bor besi Cat besi
Alat Pemotong Besi Nicosteel
Proses Pembuatan Teralis Besi
Pembuatan Pengelasan
Pendempulan Menghaluskan dengan Gerinda
Menghaluskan dengan Gurinda Pengecatan