Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    1/48

     

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Besi Cor

    Besi cor merupakan paduan antara unsur besi yang mengandung carbon (C),

    silicon ( Si ), mangan ( Mg ), phosphor ( P ) dan sulfur ( S ). Pada besi cor karbon

     biasanya antara 2% sampai 6,67 %, sedang pada baja kandungan karbon hanya

    mencapai 2%. Semakin tinggi kadar karbon yang ada pada besi cor akan

    mengakibatkan besi cor rapuh/getas. Selain dari karbon besi cor juga mengandung

    silicon ( Si ) ( 1 –  3% ), mangan ( 0,25  –  15% ), dan phosphor ( P ) ( 0,05  –  15% ),

    selain itu juga terdapat unsur-unsur lain yang ditambahkan untuk mendapatkan sifat-

    sifat tertentu.

    Selain unsur –  unsur yang ditambahkan dalam besi cor, juga terdapat faktor-

    faktor penting lainnya yang dapat mempengaruhi sifat  –  sifat besi cor tersebut antara

    lain proses pembekuan, laju pendinginan dan perlakuan panas yang dilakukan. Besi

    cor mempunyai keuntungan yaitu mampu tuang ( castability ) yang baik, kemudahan

     proses produksi dan rendahnya temperatur ruang, selain itu besi cor juga mempunyai

    sifat yang sulit dilakukan drawing atau diubah bentuknya pada temperatur kamar,

    akan tetapi besi cor mempunyai titik lebur yang relative rendah yakni 11500C  –  

    13000C dan dapat dituang kedalam bentuk  –   bentuk yang sulit. Hal ini merupakan

    keuntungan dari besi cor karena untuk mendapatkan bentuk benda yang diinginkan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    2/48

     

    hanya diperlukan sedikit proses pemanasan. Dan juga besi cor mempunyai kekerasan,

    keatahanan aus dan ketahanan terhadap korosi yang cukup baik.

    2.2. Klasifikasi Besi Cor

    2.2.1. Besi Cor Putih

    Besi cor putih mempunyai bidang patahan yang putih, karbon disini

    terikat sebagai karbida yang bersifat keras, sehingga besi cor putih yang

    mengandung karbida sulit dilakukan pemesinan. Besi cor putih dibuat dengan

    menuangkan besi cor kedalam cetakan logam atau cetakan pasir dengan

     pengaturan komposisi. Untuk mengolahnya dapat menggunakan dapur kopula

    dan tanur udara. Prosesnya dikenal dengan nama dupleks. Dengan cara ini

    logam dapat dikendalikan dengan baik.

    Gambar 2.1.Besi Cor Putih3 

    2.2.2. 

    Besi Cor Mampu Tempa

    Besi malleable dapat didefinisikan secara mikrostruktur sebagai paduan

     besi ( ferrus aloy ) yang dikomposisikan dengan karbon temper dalam satu

    matriks ferit yang mengandung silikon cair. Strukturnya merupakan hasil heat

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    3/48

     

    treatment terhadap coran besi putih. Sifat  –   sifat besi cor malleable biasanya

    dihubungkan dengan metalografinya.

    Penggolongan besi cor malleable berdasarkan pada tingkatan sifat  –  sifat

    mekanis utamanya terletak pada struktur mikro pembentuknya. Ferit, pearlit,

    karbon temper atau gabungan dari semuanya. Karena mechanical propertis dari

     besi cor malleable ini didominasi dari struktur mikronya maka kemampuannya

    relatif tergantung dari kekerasan matrikas penyusunnya tersebut.

    Untuk besi cor malleable dengan matrik ferit mempunyai keuletan yang

    maksimum tetapi kekuatan tariknya rendah dibandingkan dengan besi cor

    malleable dengan matrik pearlit yang memiliki nilai kekerasan dan kekuatan

    tarik tinggi tetapi keuletan lebih rendah dari besi cor fertik.

    Proses perlakuan panas besi cor malleable mengubah karbida  –   karbida

     pearlit dari besi cor putih menjadi ferrit dan karbon temper.

    Fe3C Fe3 + C (Graphite)

    Secara kimia heat treatment memyebabkan suatu perubahan dari karbon

    campuran menjadi grafit dan karbon temper. Kandungan karbon campuran

    umumnya kurang dari 0,15% dari berat total setelah heat treatment.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    4/48

     

    Gambar 2.2. Besi Cor Malleable3 

    2.2.3. Besi Cor Kelabu

    Besi cor denagan kadar silikon tinggi ( 2% Si ) dengan membentuk grafit

    dengan mudah sehingga Fe3C tidak terbentuk. Serpih grafit terbentuk dalam

    logam sewaktu membeku. Terlihat dalam gambar ini terlihat serpih grafit pada

     penampang logam yang telah dipolish. Besi cor kelabu sangat rendah angka

    keuletannya sehingga apabila kita tarik maka akan terbentuk bidang perpatahan

    karena grafit yang menyerupai mika sangat rapuh. Besi cor kelabu merupakan

     peredam getaran yang baik atau kapasitas redamnya tinggi. Besi cor dapat

    mempunyai struktur mikro perlitik, feritik, martensit dan bainitik setelah laku

     panas yang sesuai.

    Gambar 2.3. Struktur Besi Cor Kelabu3 

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    5/48

     

    2.2.4. Besi Cor Nodular

    Hasil dari percobaan laboratorium menunjukkan bahwa struktur mikro

    dari besi cor yang mudah membentuk grafit dapat berubah apabila ditambah

    sedikit magnesium atau serium pada logam cair. Bentuk grafit yang bulat,

    speroid ( nodul ) merubah keuletan besi cor kelabu. Besi cor kelabu biasa

    hampir tidak memiliki keuletan, akan tetapi besi cor nodular memiliki

     perpanjangan 10  –   20%. Meskipun mengenai perubahan struktur mikro ini

    sangat rumit, pengaruh praktisnya sangat besar. Besi cor yang telah diolah

    demikian dapat digunakan sebagai poros engkol dan tidak besifat rapuh.

    Besi cor nodular seperti besi tuang kelabu dapat mengalami laku panas

    menjadi perlit, ferit ataupun martensit temper, sehingga dapat membentuk besi

    cor yang kuat.

    Besi cor bergrafit bulat ( nodular ) memiliki keunggulan dibanding besi

    cor yang lain. Besi cor kelabu ( gray iron ) bersifat keras namun getas, besi cor

    mampu tempa memiliki keuletan tertentu, tahan terhadap gesekan dan mampu

    tempa yang baik. Sedangkan besi cor nodular memiliki keuletan yang tinggi,

    machinability yang baik dan juga kekuatan yang baik, ketangguhan, workbality

    dan hardenability, sehingga menawarkan banyak keuntungan.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    6/48

     

    Gambar 2.4. Struktur Besi Cor Nodular3

    2.3. Komposisi Kimia Besi Cor

    Seperti yang telah dijelaskan diatas, kadar karbon ( C ) didalam besi cor

    diantara 25  –   6,67 % kadar karbon ( C ) tinggi tersebut dapat menyebabkan

     besi cor menjadi rapuh atau getas., maka pada pembuatan besi cor tersebut

    secara komersial dibatasi antara 2,25% samapi 4%, selain itu besi cor juga

    mengandung silicon 1 % - 3%. Unsur  –   unsur paduan logam dan non logam

    ditambah untuk menghasilkan sifat  –   sifat mekanik sesuai tuntutan desain.

    Kandungan unsur besi cor dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

    Table 2.1. Komposisi Kimia Besi Cor6

    Elament Gray Iron % White Iron

    Hight

    Strenght Gray

    Iron %

     Nodular Iron

    %

    Karbon 2,5-4,0 1,8-3,6 2,8-3,3 3,0-4,0

    Silicon 1,0-3,0 0,5-1,0 1,4-2,0 1,8-2,6

    Mangan 0,4-1,0 0,06-0,80 0,5-0,8 0,15-2,6

    Sulfur 0,05-0,25 0,06-0,20 0,12 0,03

    Phosphor 0,05-1,5 0,06-0,18 0,15 0,02

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    7/48

     

    Seperti yang terlihat dalam tabel diatas bahwa karbon ( C ), silikon ( Si )

    akan mempengarihi sifat dan aplikasi dari besi cor termasuk juga dalam proses

    grafitasi. Hal ini dapat terjadi karena karbon dan silikon akan mempromosikan

    terbentuknya grafit dalam besi karbida kadarnya ditinggikan. Didalam besi cor

    karbon bersenyawa dengan besi berbentuk karbida atau berada dalam keadaan

     bebas sebagai grafit. Grafitasi adalah proses dimana karbon yang terikat dalam

     besi disebut sementit berubah menjadi karbon bebas. Grafitasi akan semakin

    mudah terjadi apabila kadar karbon didalam besi cor diatas 2% dan juga

    disebabkan adanya silikon ( Si ) dan silikon ini dapat menyebabkan simentit

    kurang stabil sehingga cenderung menjadi grafit.

    2.4. Struktur Mikro Besi Cor

    Struktur dari besi cor akan mempengaruhi pada sifat  –   sifat mekanik dan

     juga sifat fisik dari besi tersebut. Beberapa struktur yang ada dalam besu cor adalah

    sebagai berikut : 

    2.4.1. Grafit

    Grafit  adalah kumpulan karbon yang dihasilkan selama proses

     pembekuan dan pendinginan lambat. Grafit memiliki kekerasan sekitar 1 HB,

    kekuatan tariknya sekitar 2 kgf/mm2  (N/mm2) dan masa jenisnya kira-kira 2,2

    Kg/dm3. Grafit memberikan pengaruh sangat besar terhadap sifat-sifat mekanik

     besi cor kelabu.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    8/48

     

    Grafit dalam besi cor dapat berada dalam keadaan bebas sebagai grafit.

    grafit ini merupakan suatu bentuk kristal karbon yang lunak dan rapuh. Dalam

    struktur besi cor jumlahnya dapat mencapai 85 % dari seluruh bentuk

    kandungan karbon, tetapi kira –  kira 6 % - 17 % dari volume total besi sebagai

    akibat dari berat jenisnya yang rendah.

    Sifat  –   sifat mekanik dari besi cor banyak dipengaruhi oleh bentuk,

    ukuran, disrtibusi dan banyaknya grafit didalamnya. Besi cor bergrafit bulat

    memiliki keuletan yang lebih baik dibandingkan dengan besi cor bergfarit

    serpih. Hal ini disebabkan karena sepih grafit akan mengalami pemusatan

    tegangan pada ujung  –   ujungnya bila mendapatkan gaya akan bekerja tegak

    lurus arah serpih.

    Dalam struktur mikro ada berbagai bentuk dan ukuran dari putongan  –  

     potongan grafit yaitu halus dan besar, serpih atau asteroid, bergumpal atau

     bulat. keadaan potongan –  potongan grafit ini memberikan pengaruh yang besar

    terhadap sifat –  sifat mekanik besi cor.

    Karakteristik grafit didalam besi cor dikelompokan dalam bentuk,

    distribusi dan ukuran

    Distribusi Grafit

    Bentuk dan distribusi grafit erat kaitannya dengan proses perlakuan

     peleburan terutama inokulasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

    undercooling . Gambar berikut menunjukan beberapa distribusi grafit.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    9/48

     

    Gambar 2.5. Distribusi Grafit13

    Distribusi grafit A dimiliki oleh besi cor kelabu kelas tinggi dengan matrik

     perlit.

    Distribusi grafit B kecenderungan terjadi pada coran tipis, untuk kandungan

    karbon atau silikon relatif rendah. Besi cor yang memerlukan kekuatan tarik 25-

    30 kgf/mm2 diperbolehkan memiliki distribusi grafit B sebanyak 20-30%.

    Distribusi grafit C muncul pada sistem hypereutektik. Pada struktur ini grafit

    yang panjang dan lebar numpuk dan dikelilingi oleh serpihan grafit yang

    mengkristal di daerah eutektik. Struktur demikian begitu lemah mengakibatkan

    hasil produksi menjadi kurang kuat.

    Distribusi grafit D terjadi karena potongan-potongan grafit eutektik yang

    halus, yang mengkristal diantara dendrit-dendrit kristal mula dari austenit

    karena pendinginan lanjut (undercooling ) pada pembekuan eutektik. Keadaan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    10/48

     

    ini umumnya diperbaiki dengan pemberian inokulasi. Distribusi grafit semacam

    ini kadang-kadang muncul pada besi cor yang teroksidasi.

    Distribusi grafit E muncul pada kandungan karbon rendah. Kekuatan rendah

    karena jarak yang dekat antara potongan-potongan grafit seperti pada distribusi

    D. Tetapi kadang-kadang kekuatan juga tinggi apabila kandungan karbon

    rendah dan berkurangnya endapan grafit.

    2.4.2. Simentit

    Kadar karbon besi cor dapat berkaitan dengan besi membentuk simentit

    atau Fe3C yang mengandung 6,67 % karbon. Simentit merupakan senyawa

    intersisi yang sangat getas, namun mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.

    Karbon akan membentuk Fe3C sebanyak kurang lebih 15 kali persen beratnya

    dalam besi. Dengan demikian besi tuang putih dengan kadar karbon 2,5 % akan

    mengandung sekitar 3,7 % sementit sehingga akan menjadi sangat keras dan

    getas. Sementit dalam besi cor bersifat tidak stabil, tetapi dapat distabilkan

    dengan penambahan paduan tertentu. Sebaliknya bila simemtit diapanaskan

    misalkan dengan temperatur tinggi, simentit akan terurai.

    Simentit biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu simentit primer dan

    simentit sekunder. Simentit primer adalah simentit yang terbentuk sesudah

     pembekuan dari reaksi eutectoid dari larutan pudar ferit atau austenit.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    11/48

     

    Gambar 2.6. sementit 3

     

    2.4.3. Austenit

    Pada temperatur kira  –  kira 9120C  –   1394

    0C besi murni akan berubah

    struktur kristalnya, fase yang terbentuk disebut austenite. Dengan laju

     pendinginan yang lambat maka austenite akan berubah menjadi pearlit, ferrit

    atau gabungan keduanya. Austenit dapat dibuat stabil pada temperatur ruang

    dengan penambahan nikel atau mangan yang akan menurunkan temperature

    kritis dimana akan terjadi perubahan fase γ ke fasa α. 

    2.4.4. Ferit dan Perlit

    Ferrit adalah larutan pudar besi dengan kadar karbon dalam jumlah yang

    kecil. Memiliki sifat relative lunak dan kekuatan mekanik yang cukup baik.

    Ferrit dalam besi cor mengandung silikon dan dapat menaikkan kekerasan dan

    kekuatan tarik. Ferit dalam besi cor dapat berupa ferrit bebas atau berkaitan

    dengan simentit membentuk pearlit. Ferrit bebas merupakan komponen yang

    dominan dalam besi cor mampu tempa dan nodular dengan kekuatan

    maksimum sedangkan dalam besi cor kelabu ferrit terutama didapat sebagai

    struktur pearlit. Jika proses pengaktifan yang terjadi kurang sempurna, struktur

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    12/48

     

     besi cor akan terdiri dari grafit dan pearlit atau campuran dari ferrit bebas atau

     pearlit dalam simentit.

    Ferit atau larutan padat Fe-alpha pada sistem Fe – C. Kelarutan karbon di

    dalam ferit sangat kecil max. 0,02% sehingga struktur mikro ini mempunyai

    kekerasan hanya sekitar 60 HB, mampu tarik sekitarnya 200 N/mm2, titik

    luluhnya 100 N/mm2 dengan regangan patah 80%.

    Perlit sebagai lapisan ferit dan sementit dengan komposisi sekitar 88 %

    ferit dan 12 % sementit. Perlit memiliki kekerasan sekitar 160-180 HB.

    Dibawah ini adalah gambar struktur mikro besi cor kelabu dengan kandungan

    ferit 30% dan perlit 100

    Gambar 2.7. Pearlit dan Ferrit13

    2.4.5. 

    Bainit

    Bainit adalah salah satu produk yang dihasilkan dari hasil transformasi

    austenite. Srtuktur mikro bainit terjadi pada fase territ dan simentit. Proses

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    13/48

     

    difusi dilibatkan dalam bentuk bainit yang berbentuk jarum atau lapisan yang

    sangat tergantung pada temperatur transformasi.

    Struktur halus non  –  lamellar bainit pada umumnya terdiri dari ferrit dan

    simentit. Ia mirip keadaan pearlit tapi dengan bentuk ferit yang mempunyai

    sifat seperti bentuk martensit yang biasanya akaibat pengendapan karbida dari

    supersaturasi ferrit atau austenite. Pembentukan selama pendinginan berlanjut,

    kecepatan pendinginan untuk menghasilkan bainit lebih cepat dibandingkan

    untuk menghasilkan pearlit, tetapi lebih lambat dari bentuk martensit pada baja

    dengan paduan yang sama. Bainit secara umum lebih kuat dan lebih ulet

    dibandingkan pearlit.

    Temperatur berlebih diatas antara 5400C  –   727

    0C. Untuk perlakauan

    isotermit temperatur 2150C sampai 540

    0C. Bainit adalah produk hasil

    transformasi. Transformasi pearlitik dan bainitik adalah sebenarnya

     berpengaruh satu terhadap yang lain. Beberapa bagian pada paduan

    transformasi pada salah satu bagian pearlit atau bainit. Transformasi untuk

    kandungan struktur mikro yang lain tidak mungkin tanpa dilakukan pemanasan

    ulang untuk membentuk austenit.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    14/48

     

    Gambar 2.8. Struktur dari bainit4

    2.4.6. Martensit

    Martensit terbentuk oleh pendinginan cepat austenit dimana atom karbon

    terperangkan sehingga tidak punya waktu untuk berdifusi dari srtuktur kristal.

    Martensit terbentuk pada suhu diatas suhu ruang, atau dibawah tempetatur

    uetektiod dimana struktur austenit menjadi tidak stabil. Martensit mempunyai

    struktur kristal yang sama dengan austenit dengan komposisi yang hampir

    sama. Martensit sebagai fasa metastabil yang mengandung larutan padat dalam

    struktur. Tidak mengubah bentuk diagram besi  –   karbida. Pada suhu dibawah

    euktektoid setelah waktu tertentu, larutan lewat jenuh karbon dalam besi terus

     berubah sehingga membentuk ferrit dan karbida yang lebih stabil.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    15/48

     

    Gambar 2.9. Srtruktur martensit 3

     

    2.5. 

    Pengaruh Kandungan Kimia Besi Cor

    2.5.1. Pengaruh tembaga

    Tembaga adalah logam yang berwarna kemerahan dengan berat jenis

    8,65 gr/cm3

    yang mempunyai titik lebur 10700  C  –   1193

    0  C dan memiliki

    kekuatan tarik 200  –   400 N/mm2. Tembaga sering digunakan dalam industri

    karena memiliki sifat  –   sifat yang menguntungkan antara lain adalah

    mempunyia sifat penghantar panas yang baik, memiliki keuletan yang tinggi

    (mudah dibentuk), serta memiliki ketahanan korosi yang baik. Penambahan

    tembaga sebagai unsur paduan pada besi cor biasanya berkisar antara 0,3 %

    sampai 1,5%. Tembaga juga berfungsi sebagai penstabil grafit pada besi cor.

    Tembaga secara khusus bernilai untuk mengurangi sensitivitas bagian,

    seperti menghasilkan besi kuat dan padat pada pusat bagian tebal tanpa

    meningkatkan kemungkinan chill pada bagian yang tipis. Tembaga juga dapat

    meningkatkan kedalaman herdenbility dengan meningkatkan kedalaman

     pengerasan untuk suatu kecepatan quench sebagai hasil efeknya terhadap laju

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    16/48

     

    transformasi pada titik perubahan austenit dan ferit. Tembaga mampu

    menaikkan kekerasan dasar dengan pembentukan larutan padat yang lebih keras

    dari pada besi tanpa paduan, dengan menjaga kestabilan pearlit dan

    memperhalus ukuran perlit. Tembaga tidak membentuk karbida bebas dimana

    efeknya terhadap ketahanan aus tidak beda jauh dengan efeknya dalam

    menekan pembentukan ferrit bebas, resiko untuk pembentukan besi dengan

    karbida dengan mechinability rendah dapat dikurangi. Penambahan tembaga

    tidak meningkatkan kedalaman kekerasan karena pada penambahan kecepatan

    atau quench faktor utama yang mempengaruhi kekerasan adalah kulit logam

    diatas temperatur kritis dan waktu dimana lapisan ini tetap pada temperatur

    sebelum quenching. Tembaga mempunyai batas kelarutan pada besi cor 3,0 % -

    3,5 % yang dapat dideteksi secara mikroskopik sebagai unsur terpisah yang

    mengandung 96% dan 4 % besi. Tembaga menurunkan kandungan karbon dari

     besi karbon eutektik sekitar 0,075 % tiap 1 % tembaga. Tembaga menurunkan

    temperatur pembekuan dari besi cor sekitar 20C tiap 1 % tambahan. Sedangkan

    nilai pengrafitan tembaga sekitar 0,2% - 0,35% dari silikon.

    Dalam jumlah yang banyak tembaga digunakan untuk membentuk perlit

     bila ditambah paduan. Efek yang ditimbulkan tembaga relatif lebih lemah

    dibanding dengan paduan nikel karena keterbatasan larut tembaga dalam

    austenit yang hanya sekitar 2,5% atau bahkan lebih rendah lagi. Keterbatasan

    ini menujukkan bahwa tembaga tidak dapat melengkapi paduan dalam nikel

    untuk jenis besi Cor Ni keras. Saat penambahan pada chilled iron tampa

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    17/48

     

    kromium, tembaga mendekati nilai transisi dari besi cor putih kebesi cor

    kelabu.

    Tembaga lebih efektif untuk menahan perlit, saat digunakan didalam

    hubungan antara 0,5 % - 2 % kandungan Mo. Kekerasan yang dihasilkan dari

     paduan ini akan menghasilkan penahanan yang baik. Dimana indikasi ini

    tampak baik dan memberi efek yang sinergi saat tembaga ditambahkan pada

     besi cor. Tembaga dapat juga digunakan antara 3 hingga 10 % merupakan

     jumlah yang sama pada high nikel graiy dan juga ductile iron. Digunakan pada

     bahan yang tahan korosi dan temperatur tinggi. Disini tembaga dapat

    meningkatkan ketahanan korosi yang utama tahan terhadap oksidasi atau kerak

    air.

    2.5.2. Pengaruh Karbon

    Kadar karbon tergantung jadi jenis besi kasar, besi bekas dan karbon yang

    deserap yan berasal dari kokos selama peleburan. Didalam besi cor karbon

     bersenyawa dengan besi membentuk karbida besi atau dalam keadaan bebas

    sebagai grafit. Grafitisasi adalah proses dimana karbon yang terikat dalam besi

    yang disebut sementit berubah menjadi karbon bebas. Garfitasi akan mudah

    terjadi apabila kadar karbon dalam besi cor lebih dari 2 %. Pembentukan grafit

     juga tergantung pada laju pendinginan dan kadar silikon.

    Karbon sebagai unsur paling penting mempunyai pengaruh sangat besar

    terhadap sifat mekanik, seperti: kekuatan tarik, regangan patah, kekerasan, dll.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    18/48

     

    Jumlah karbon di dalam besi cor kelabu sekitar 2-3,7 %, dia menempatkan diri

     pada dua kondisi, yaitu membentuk senyawa kimia Fe3C yang dikenal dengan

    sementit, dan dalam keadaan bebas yang dikenal dengan grafit.

    Untuk meningkatkan nilai karbon pada besi cor dapat dilakukan dengan

    cara pack carbirizing yaitu pemanasan besi cor pada suhu tertentu dengan

    karbon sebagai zat penambahnya.

    2.5.3. Pengaruh Silikon

    Silikon  memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan sifat

    mekanik. Karbon dan silikon mempunyai fungsi yang mirip, kedua-duanya

    mendorong pembentukan grafit sehingga kandungan kedua unsur ditentukan

     berdasarkan harga tingkat kejenuhan karbon ( sattigungsgrad ). Silikon

    ditambahkan sekitar 1,4 - 2,3% untuk menggalakkan pembentukan grafit.

    Silikon didalam besi menempatkan diri didalam ferit.

    Kadar silikon yang tinggi memungkinkan pembentukan grafit, dimana

    grafit meningkatkan kemampuan pemesinan. Karbon efikalen merupaka

     penambahan silikon dan karbon dalam besi cor kelabu. Kadar silikon

    menentukan beberapa bagian karbon terikat dengan besi dan beberapa bagian

    terbentuk karbon bebas setelah tercapai keadaan seimbang. Kelebihan silikon

    adalah membentuk ikatan yang keras dengan besi sehingga dapat dikatakan

    diatas 3,25 % meningkatkan kekerasan. Untuk benda cor yang besar

    menggunakan kedar kekerasan. Untuk besi cor yang besar menggunakan kadar

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    19/48

     

    silikon yang rendah. Untuk memperoleh paduan yang tahan terhadap korosi dan

    zat asam sebaiknya menggunakan silikon dengan kadar 13 % sampai 17 %.

    2.5.4. Pengaruh Fosfor

    Phospor di dalam besi cor kelabu hingga 0,3% akan membentuk senyawa

    Fe3P dan mampu alir menjadi lebih tinggi karena suhu eutektik turun hingga

    956oC. Phospor diperlukan untuk pembuatan benda cor tipis, namun pemberian

    terlalu banyak bisa mengakibatkan timbulnya lubang-lubang kecil pada

     permukaan maka kandungan phospor dibatasi antara 0,2-2,0%.

    Fosfor mencegah pembentukan grafit kalau kandungannya lebih dari 1 %.

    Struktur ini tidak menjadi halus meskipun dibawah pendinginan cepat.

    Penambahan kandungan fosfor mengurangi kelarutan karbon dan

    memperbanyak sementit pada kandungan karbon yang tetap, sehingga struktur

    menjadi keras dan sementit sukar terurai. Fosfor sulit beroksidasi serta dapat

    membentuk ikatan yang dikenal dengan nama steadit yaitu campuran besi

    dengan fosfida yang mempunyai sifat keras, rapuh dan mempunyai titik cair

    yang lebih rendah.

    2.5.5. 

    Pengaruh Belerang

    Belerang mengurangi kelarutan karbon dalam besi cor, dan meningkatkan

     penggrafitan. Tetapi kenyataannya penambahan belerang akan mengurangi

    grafit dan cenderung membentuk besi cor putih. Kecuali dalam kasus adanya

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    20/48

     

    mangan, belerang cenderung membentuk sulfide dan menggalakkan besi cor

     putih yang kadang –  kadang menyebabkan bintik –  bintik keras.

    2.5.6. Pengaruh Mangan

    Mangan dibutuhkan untuk merangsang pembentukan struktur perlit, juga

    diperlukan untuk mengikat sulfur membentuk senyawa MnS. Jumlah sekitar

    0,5-0,7%.

    2.5.7. Pengaruh Unsur lain

    Sebagai tambahan unsur  –   unsur yang disebut diatas unsur yang

    meninggikan penggrafitan adalah tembaga, nikel, aluminium, dan unsur –  unsur

    yang mencegah adalah crom, molybdenum dan lain –  lain.

    2.6. Diagram Fasa

    Telah diketahui bahwa banyak macam ataupun struktur yang mungkin

    terjadi pada satu paduan. Karena sifat suatu bahan banyak tergantung pada jenis,

     jumlah banyaknya dan bentuk dari fasa yang terjadi maka sifat akan berubah hal –  hal

    diatas berubah. Karna itu perlu diketahui dari suatu paduan pada kondisi bagai mana

    suatu fasa dapat terjadi dan pada kondisi bagaimana suatu fasa dapat terjadi dan pada

    kondisi yang bagaimana fasa dapat berubah.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    21/48

     

    Sejumlah data mengenai perubahan fasa dari berbagai sistem paduan telah

    dikumpulkan dan dicatat dalam bentuk diagram atau yang dikena dengan diagram

    fasa, juga disebut dengan diagram keseimbangan atau diagram equilibrium.

    2.6.1. Diagram Kesetimbangan Fase Besi  –  Baja

    Diagram fasa merupakan diagram untuk perlakuan panas bagi logam, dan

    diagram fasa besi  –   karbon diberlakukan untuk baja. Memahami diagram fasa

    menjadi sebuah tuntutan karena terdapatnya hubungan struktur mikro dengan sifat  –  

    sifat mekanis suatu material, yang semuanya berhubungan dengan karakteristik

    diagram fasanya. Diagram fasa juga memberikan informasi penting tentang titik

    lelah, titik kristalisasi, dan fenomena lainnya.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    22/48

     

    Gambar 2.10. Diagram kesetimbangan Fe –  C10

    Dari diagram fasa yang dituntujukkan pada gambar 2.10 terlihat bahwa

    suhu sekitar 723°C merupakan suhu transformasi austenit menjadi fasa perlit

    (yang merupakan gabungan fasa ferit dan sementit). Transformasi fasa ini

    dikenal sebagai reaksi eutectoid dan merupakan dasar proses perlakuan panas

    dari baja. Sedangkan daerah fasa yang prosentase larutan karbon higga 2 %

    yang terjadi di temperatur 1.147°C merupakan daerah besi gamma (γ) atau

    disebut austenit. Pada kondisi ini biasanya austenit bersifat stabil, lunak, ulet,

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    23/48

     

    mudah dibentuk, tidak ferro magnetis dan memiliki struktur kristal  Face

    Centered Cubic (FCC).

    Besi murni pada suhu dibawah 910°C mempunyai struktur kristal

     Body Centered Cubic (BCC). Besi BCC dapat melarutkan karbon dalam jumlah

    sangat rendah, yaitu sekitar 0,02 % maksimum pada suhu 723°C. Larutan pada

    intensitas dari karbon didalam besi ini disebut juga besi alpha (α) atau fasa ferit.

    Pada suhu diantara 910°C sampai 1.390°C, atom-atom besi menyusun diri

    menjadi bentuk kristal  Face Centred Cubic  (FCC) yang juga disebut besi

    gamma (γ) atau fasa austenit. Besi gamma ini dapat melarutkan karbon dalam

     jumlah besar yaitu sekitar 2,06 % maksimum pada suhu sekitar 1.147°C.

    Penambahan karbon ke dalam besi FCC ditransformasikan kedalam struktur

    BCC dari 910°C menjadi 723°C pada kadar karbon sekitar 0,8 %. Diantara

    temperatur 1.390°C dan suhu cair 1.534°C, besi gamma berubah menjadi

    susunan BCC yang disebut besi delta (δ). 

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam diagram Fe  –  Fe3C

    yaitu, perubahan fasa ferit atau besi alpha (α), austenit atau besi gamma (γ),

    sementit atau karbida besi, perlit dan sementit akan diuraikan dibawah ini :

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    24/48

     

    1.   Ferrite atau besi alpha (α) 

    Merupakan modifikasi struktur besi murni pada suhu ruang, dimana ferit

    menjadi lunak dan ulet karena ferit memiliki struktur BCC, maka ruang antara

    atom-atomnya adalah kecil dan padat sehingga atom karbon yang dapat

    tertampung hanya sedikit sekali.

    Gambar 2.11. Struktur Kristal BCC5

    2.   Austenit atau besi gamma (γ) 

    Merupkan modifikasi dari besi murni dengan struktur FCC yang memiliki

     jarak atom lebih besar dibandingkan dengan ferit. Meski demikian rongga-

    rongga pada struktur FCC hampir tidak dapat menampung atom karbon dan

     penyisipan atom karbon akan mengakibatkan tegangan dalam struktur

    sehingga tidak semua rongga dapat terisi, dengan kata lain daya larutnya jadi

    terbatas.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    25/48

     

    Gambar 2.12. Struktur Kristal FCC5

    3.   Karbida Besi atau Sementit

    Adalah paduan Besi karbon, dimana pada kondisi ini karbon melebihi

     batas larutan sehingga membentuk fasa kedua atau karbida besi yang memiliki

    komposisi Fe3C. Hal ini tidak berarti bila karbida besi membentuk molekul

    Fe3C, akan tetapi kisi kristal yang membentuk atom besi dan karbon

    mempunyai perbandingan 3 : 1. Karbida pada ferit akan meningkatkan

    kekerasan pada baja sifat dasar sementit adalah sangat keras.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    26/48

     

    Gambar 2.13. Struktur Kristal BCT5

    4.   Perlit

    Merupakan campuran khusus yang terjadi atas dua fasa yang terbentuk

    austenisasi, dengan komposisi eutektoid bertransformasi menjadi ferit dan

    karbida. Ini dikarenakan ferit dan karbida terbentuk secara bersamaan dan

    keluarnya saling bercampur. Apabila laju pendinginan dilakukan secara

     perlahan-lahan maka atom karbon dapat berdifusi lebih lama dan dapat

    menempuh jarak lebih jauh, sehingga di peroleh bentuk perlit besar. Dan

    apabila laju pendinginan lebih di percepat lagi maka difusi akan terbatas pada

     jarak yang dekat sehingga akhirnya menghasilkan lapisan tipis lebih banyak.

    5. 

     Martensit

    Adalah suatu fasa yang terjadi karena pendinginan yang sangat cepat

    sekali, dan terjadi pada suhu dibawah eutektoid tetapi masih diatas suhu

    kamar. Karena struktur austenit FCC tidak stabil maka akan berubah menjadi

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    27/48

     

    struktur BCT secara serentak. Pada reaksi ini tidak terjadi difusi tetapi terjadi

     pengerasan (dislokasi). Semua atom bergerak serentak dan perubahan ini

    langsung dengan sangat cepat dimana semua atom yang tinggal tetap berada

     pada larutan padat karena terperangkap dalam kisi sehingga sukar menjadi

    slip, maka martensit akan menjadi kuat dan keras tetapi sifat getas dan rapuh

    menjadi tinggi. Martensit dapat terjadi bila austenit didinginkan dengan cepat

    sekali (dicelup) hingga temperatur dibawah pembentukkan bainit.

    Martensit terbentuk karena transformasi tanpa difusi sehingga atom-

    atom karbon seluruhnya terperangkap dalam larutan super jenuh. Keadaan ini

    yang menimbulkan distorsi pada struktur kristal martensit dan membentuk

    BCT. Tingkat distorsi yang terjadi sangat tergantung pada kadar karbon.

    Karena itu martensit merupakan fasa yang sangat keras namun getas.

    2.6.2.  Diagram TTT dan CCT 

    Untuk menentukan laju reaksi perubahan fasa yang terjadi dapat diperoleh dari

    diagram TTT (Time Temperature Transformation). Diagram TTT untuk besi cor

    kelabu di tunjukkan oleh gambar 2.14

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    28/48

     

    Gambar 2.14. diagram TTT untuk besi cor kelabu11

    Dari gambar diatas menunjukkan bentuk hidung (nose)  sebagai batasan waktu

    minimum dimana sebelum waktu tersebut bertransformasi austenit ke perlit tidak

    akan terjadi. Posisi hidung dari diagram TTT dapat bergeser menurut kadar karbon.

    Posisi hidung bergeser makin kekanan yang berarti baja karbon itu makin mudah

    untuk membentuk bainit/martensit atau makin mudah untuk dikeraskan. Sedangkan

    Ms merupakan temperatur awal mulai terbentuknya fasa martensit dan M f  merupakan

    temperatur akhir dimana martensit masih bisa terbentuk . 

    Untuk mendapatkan hubungan antara kecepatan pendinginan dan struktur

    mikro (fasa) yang terbentuk biasanya dilakukan dengan menggabungkan diagram

    kecepetan pendinginan kedalam diagram TTT yang dikenal dengan diagram CCT

    (Continous Cooling Transformation).

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    29/48

     

    Gambar 2.15. Diagram CCT (Continous Cooling Transformation)  1 

    Pada contoh gambar diagram diatas menjelaskan bahwa bila kecepatan

     pendinginan naik berarti bahwa waktu pendinginan dari suhu austenit turun, struktur

    akhir yang terjadi berubah dari campuran ferit –  perlit ke campuran ferit –  perlit –  bainit – 

    martensit, ferit –  bainit – martensit, kemudian bainit – martensit dan akhirnya pada

    kecepatan yang tinggi sekali struktur yang terjadi adalah martensit.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    30/48

     

    Gambar 2.16. Kurva Pendinginan pada Diagram TTT

    (Time Temperature Transformation )1 

    Dari diagram pendinginan diatas dapat dilihat bahwa dengan pendinginan

    cepat (kurva 6) akan menghasilkan struktur martensite karena garis pendinginan lebih

    cepat daripada kurva 7 yang merupakan laju pendinginan kritis (critical  cooling rate) 

    yang nantinya akan tetap terbentuk fase austenite (unstable). Sedangkan pada kurva 6

    lebih cepat daripada kurva 7, sehingga terbentuk struktur martensite yang keras ,

    tetapi bersifat rapuh karena tegangan dalam yang besar.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    31/48

     

    2.7. Batas Butir

    Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses

     pembuatan akan tetapi setelah besi jadi, pengendalian dilakukan melalui perlakuan

     panas. Jika logam dipanaskan sampai temperatur sekitar 723°C, tidak akan terjadi

     perubahan fasa maupun perubahan pada ukuran butiran. Diatas garis A1 akan terjadi

     proses rekristalisasi atau terbentuknya butiran baru. Butiran baru tersebut terbentuk

    karena transformasi fasa membentuk fasa baru yaitu fasa austenit. Pada saat garis A3 

     proses rekristalisasi berhenti, hasil akhirnya adalah fasa austenit dan fasa ferit dengan

    ukuran butiran yang minimum, lihat gambar 2.17. Jika pemanasan diteruskan diatas

    garis A3  maka akan terjadi pertumbuhan butiran, ukuran butiran austenit ini akan

    menentukan besar butiran setelah pendinginan. 

    Gambar 2.17. Skema

    perubahan struktur

    mikro2 

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    32/48

     

    2.8. Toeri Dasar Pengujian

    3.7.1. 

    Heat treatment

    Heat Treatment adalah perlakuan panas kepada material/logam untuk

    memperoleh sifat-sifat yang diinginkan, dengan jalan memanaskan sampai

    temperatur tertentu, untuk kemudian dilakukan pendinginan ataupun

     penambahan unsur tertentu, sehingga diperoleh bentuk struktur mikro,

    kekerasan / sifat yang diinginkan.

    Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan,

     besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat

    dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.

    Maksud perlakuan panas tersebut secara garis besar menyangkut:

    1.  Meningkatkan kekerasan dan keuletan.

    2.  Menghilangkan tegangan dalam

    3.  Melunakkan Baja/besi.

    4.  Menormalkan keadaan logam biasa dari akibat pengaruh-pengaruh

     pengerjaan dan perlakuan panas sebelumnya.

    5.  Menghaluskan butir-butir kristal atau kombinasi dari maksud-maksud

    tersebut diatas

    Proses perlakuan panas ada dua kategori, yaitu :

    1.  Softening  (pelunakan) : adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar

    menjadi lunak dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    33/48

     

    didalam tungku (annealing)  atau mendinginkan dalam udara terbuka

    (normalizing). Contoh : annealing, normalizing, tempering.

    2.   Hardening  (pengerasan) : adalah usaha untuk meningkatkan sifat material

    terutama kekerasan dengan cara celup cepat (quenching)  material yang

    sudah dipanaskan ke dalam suatu media quenching berupa air, air garam,

    maupun oli. Contoh : surface hardening dan quenching.

    a.  Hardening

    Hardening adalah perlakuan panas terhadap baja/besi dengan sasaran

    meningkatkan kekerasan alami baja/besi. Perlakuan panas menuntut pemanasan

     benda kerja menuju suhu pengerasan didaerah atau di atas daerah kritis dan

     pendinginan berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis.

    Akibat penyejukan dingin dari daerah suhu pengerasan ini dicapailah suatu

    keadaan paksa bagi struktur besi yang membentuk kekerasan. Oleh karena itu

    maka proses pengerasan ini di sebut juga pengerasan kejut atau pencelupan

    langsung kekerasan yang tercapai pada kecepatan pendinginan kritis (martensit)

    ini di iringi kerapuhan yang besar dan tegangan pengejutan.

    Pada setiap operasi perlakuan panas, laju pemanasan merupakan faktor

    yang penting. Panas merambat dari luar ke dalam dengan kecepatan tertentu

     bila pemanasan terlalu cepat, bagian luar akan jauh lebih panas dari bagian

    dalam oleh karena itu kekerasan di bagian dalam benda akan lebih rendah dari

     pada di bagian luar, dan ada nilai batas tertentu. Namun, air garam atau air akan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    34/48

     

    menurunkan suhu permukaan dengan cepat, yang diikuti dengan penurunan

    suhu di dalam benda tersebut sehingga di peroleh lapisan keras dengan

    ketebalan tertentu

    b.  Quenching

    Quenching adalah proses pendinginan setelah mengalami pemanasan.

    Media quenching dapat berupa oli, air, air garam, dan lain-lain sesuai dengan

    material yang diquenching. Dimana kondisi sangat mempengaruhi tingkat

    kekerasan. Pada quenching proses yang paling cepat akan menghasilkan

    kekerasan tertinggi.

    Jika suatu benda kerja diquench ke dalam medium quenching, lapisan

    cairan disekeliling benda kerja akan segera terpanasi sehingga mencapai titik

    didihnya dan berubah menjadi uap.

    Berikut adalah 3 tahap pendinginan

    1.  Tahap A ( Vapor –  Blanket Stage )

    Pada tahap ini benda kerja akan segera dikelilingi oleh lapisan uap

    yang terbentuk dari cairan pendingin yang menyentuh permukaan benda.

    Uap yang terbentuk menghalangi cairan pendingin menyentuh permukaan

     benda kerja. Sebelum terbentuk lapisan uap, permukaan benda kerja

    mengalami pendinginan yang sangat intensif. Dengan adanya lapisan uap,

    akan menurunkan laju pendinginan karena lapisan terbentuk dan akan

     berfungsi sebagai isolator.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    35/48

     

    Pendinginan dalam hal ini terjadi efek radiasi melalui lapisan uap

    lama-kelamaan akan hilang oleh cairan pendingin yang mengelilinginya.

    Kecepatan menghilangkan lapisan uap makin besar jika viskositas cairan

    makin rendah. Jika benda kerja didinginkan lebih lanjut, panas yang

    dikeluarkan oleh benda kerja tidak cukup untuk tetap menghasilkan

    lapisan uap, dengan demikian tahap B dimulai.

    2. 

    Tahap B ( Vapor –  Blanket Cooling Stage )

    Pada tahap ini cairan pendingin dapat menyentuh permukaan benda

    kerja sehingga terbentuk gelembung  –   gelembung udara dan

    menyingkirkan lapisan uap sehingga laju pendinginan menjadi bertambah

     besar.

    3.  Tahap C ( Liquid Cooling Stage )

    Tahap C dimulai jika pendidihan cairan pendingin sudah berlalu

    sehingga cairan pendingin tersebut pada tahap ini sudah mulai bersentuhan

    dengan seluruh permukaan benda kerja. Pada tahap ini pula pendinginan

     berlangsung secara konveksi karena itu laju pendinginan menjadi rendah

     pada saat temperature benda kerja turun. Untuk mencapai struktur

    martensit yang keras dari baja karbon dan baja paduan, harus diciptakan

    kondisi sedemikian sehingga kecepatan pendinginan yang terjadi

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    36/48

     

    melampaui kecepatan pendinginan kritis dari benda kerja yang diquench,

    sehingga transformasi ke perlit atau bainit dapat dicegah.

    Gambar 2.18. Diagram Tahap Pendinginan 

    c.  Media Pendingin

    Untuk proses quenching kita melakukan pendinginan secara cepat dengan

    menggunakan media oli. Semakin cepat logam didinginkan maka akan semakin

    keras sifat logam itu. Karbon yang dihasilkan dari pendinginan cepat lebih

     banyak dari pendinginan lambat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak

    sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan membentuk

    struktur tetagonal yang ruang kosong antar atomnya kecil, sehingga

    kekerasanya meningkat.

    Untuk mendinginkan bahan di kenal berbagai macam bahan.dimana

    untuk memperoleh pendinginan yang merata maka bahan pendinginan tersebut

    hampir semuanya di sirkulasi, contohnya yaitu :

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    37/48

     

    1.  Air

    Air memberi pendinginan yang sangat cepat. Untuk memperbesar daya

     pendinginan air, maka kedalam air tersebut dilarutkan garam dapur dari 5

    sampai 10 %.

    2.  Minyak / Oli

    Minyak / oli memberi pendinginan yang cepat, oleh karena untuk

    keperluan ini minyak harus memenuhi berbagai macam persyaratan.

    3. 

    Udara

    Udara memberi pendinginan yang perlahan-laha. Udara tersebut ada yang

    disirkulasi dan ada pula yang tidak disirkulasi.

    4.  Garam

    Garam memberi pendinginan yang cepat dan merata. Garam tersebut

    terutama digunakan untuk proses Hardening.

    d.  Holding Time ( Waktu Tahan )

     Holding time  dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari

    suatu bahan pada proses quenching dengan menahan pada temperatur

     pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur

    austenitnya homogen. Pada proses pack carburizing holding time sangat

    diperlukan untuk menghasilkan kelarutan karbon pada besi cor, semakin lama

    holding timenya maka semakin banyak karbon yang berdifusi dengan besi.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    38/48

     

    3.7.2.  Pengertian Karburasi

    Karburasi adalah cara pengerasan besi/baja berkadar karbon rendah agar

    menjadi keras pada lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi pada lapisan

    luarnya. Biasanya suhu pada proses karburasi adalah 17000F. setelah proses

     pendinginan maka pada permukaan baja dapat dilihat dengan mikroskop bahwa

    terdapat bagian  –   bagian hypereutectoid, zona yang terdiri dari perlit dan

     jaringan sementit yang putih, diikuti zona euktektoid, hanya terdiri dari perlit

    dan terakhir adalah zona hypeutektoid, yang terdiri dari perlit dan ferrit, dimana

     jumlah ferrit meninggkat hingga pusat dicapai.

    Karburasi ada tiga jenis yaitu :

    a.  Karburasi Padat ( pack carburizing )

    Bahan dipadatkan pada medium yang kaya akan karbon, seperti

     bubuk karbon dan dipanaskan pada tungku pemanas pada suhu 8000C  –  

    9000C. pada temperatur ini CO diproduksi sebagai bahan reduksi yang

    kuat. Reaksi reduksi terjadi pada permukaan besi yang mengeluarkan

    karbon, yang kemudian berdifusi kepermukaan akibat temperatur yang

    tinggi. Ketika cukup karbon di absorsi ke dalam bahan, bahan tersebut

    dapat dipindahkan dari tungku/furnace. Reaksi dari karburasi padat

    adalah sebagai berikut :

    a.  Pembusukan energizer untuk memberi gas CO ke permukaan besi.

    BaCo3  BaO + CO2 

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    39/48

     

    Co2 + C 2CO

     b. 

    Karbon monoksida bereaksi bengan permukaan dari besi.

    c.  2CO + Fe Fe(c) + CO2 

    d.  Difusi karbon kedalam besi.

    e.  CO2  yang terbentuk pada langkah ( b ) bereaksi dengan “C”

    didalam arang.

    CO2 + C 2CO

    Gambar 2.19. proses pack carburizing14

    Kelebihannya hanya memerlukan biaya yang kecil dan sangat mudah

    dari ada teknik surface hardening yang lain

    Kekurangan memakan waktu yang cukup lama dan merupakan

    hardening yang kotor.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    40/48

     

    b.  Karburasi Gas ( gac carburizing )

    Antara lain dapat digunakan gas alam atau hidro karbon atau

     propon ( gas Karbit ). Prosesnya yaitu benda yang akan dipanaskan

    dimasukkan dalam oven atau furnace dengan temperature bervariasi

    antara 8700C sampai 950

    0C. Atmosfir gas untuk karburasi diproduksi dari

    cairan ( metanol, isopropanol ), atau gas hidrokarbon ( peropana dan

    metana ). Generator gas endhotermik dipakan untuk menyuplai gas

    endhotermik.

    Komposisi gas dalam proses karburasi gas adalah :

     Nitrogen 40%

    Hydrogen 40%

    karbon monoksida 20%

    Karbon dioksida 0,3%

    Metana 0,5%

    Uap air 0,8%

    Oksigen in treaces

    Oven dialiri dengan gas karbon. Atom  –  atom karbon akan tertarik

    menembus kedalam logam. Sehingga permukaan logam menjadi kaya

    karbon. Cara ini diterapakn dalam karburasi dalam bagian  –  bagian yang

    kecil yang dapat dicelupakn langsung setelah pemanasan dalam dapur.

    Selama pross karburasi gas, terjadi reaksi –  reaksi sebagai berikut :

    a.  C3H8 2CH4 + C ( craking of hydrocarbon )

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    41/48

     

     b.  CH4 + Fe Fe ( C ) + 2H2

    c. 

    CH4 + CO2 2CO + 2H2

    d.  2CO + Fe Fe ( C ) + CO2

    Kelebihan dari gas karburizing yaitu lebih cepat dibandingkan dengan

     pack carburizing. Proses ini hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja

    dan penanganan. Juga lebih praktis dari pada pack karburizing untuk

     jumlah yang banyak.

    Kekurangan, alat dan bahan yang digunakan dalam proses ini lebih

    mahal.

    c.  Karburasi Cair ( liquid carburizing )

    Karburasi jenis ini menggunakan lelehan sainida ( CN ) pada logam

     bekarbon rendah yang dipanaskan dengan menggunakan belerang

     pemanas yang dipanaskan dengan minyak atau gas. Suhunya kira  –  kira

    8150C  –   900

    0C. Proses ini dilakukan dengan kontinyu dan otomatis

    karena memberikan hasil akhir yang baik. Permukaan lelehan ditutup

    dengan grafit atau batu bara untuk mengurangi hilangnya radiasi dan

    dekomposisi sianida yang berlebiahan. Selain sodium dan potassium

    sianida, lelehan yang digunakan yuga mengandung sodium dan pottasium

    klorida san barium klorida yang berperas sebagai aktifator. Reaksi yang

    terjadi didalam dapur garam sianida adalah sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    42/48

     

    BaCl2  Ba (CN)2 + 2NaCl

    Ba (CN)2 + Fe Fe(c) + BaCN2 

    Proses ini mirip dengan proses sianida, hanya disini kulit luar

    mempunyai kadar karbon yang tinggi dan kadar nitrogen yang rendah.

    Karburasi cair dapat digunakan untuk membentuk lapisan setebal

    6,35mm, meskipun umumnya tidak melebihi 0,64 mm. Cara ini baik

    untuk pengerasan permukaan benda yang berukuran kecil dan sedang.

    Kelebihan, karena cairan mentransfer padan dengan cepat maka

    karbon yang ditambahkan juga lebih cepat. Juga pengerasan yag

    dihasilkan lebih merata.

    Kekurangan, beberapa nitrogen terserap bersama  –   sama dengan

    karbon dan menyebabkan pengerasan mendadak. Juga material harus

    dikeringkan setelah proses ini untuk menghindari korosi, hal tesebut

    memakan waktu dan biaya.

    Dan hal –  hal yang mempengaruhi ketebalan hasil proses karburasi

    adalah sebagai berikut :

    Potensial Karbon   : Semakin tinggi potensial karbon, makin cepat

    karbon disuplai kedalam baja, menghasilkan gradien konsentrasi

    lebih tinggi dipermukaan. Untuk campuran berbagai macam gas

     potensial karbon pada temperatur tertentu, potensial karbon dikenal

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    43/48

     

    sebagai kandungan karbon dalam kesetimbangan dengan atmosfir

    tungku. Biasanya kondisi ini mengacu pada aktivitas karbon dalam

    atmosfir, yang dapat dikenal dari penunjukkan potensial oksigen, CO

    dan CO2

    dalam atmosfir, jika atmosfir fasa gas tersebut berada dalam

    kesetimbangan.

    Kecepatan Reaksi   Dipermukaan Baja  : Sifat dan konsentrasi dari

    spesies molekul dalam atmosfir mempengaruhi kecepatan reaksi.

    Sebagai contoh, reaksi permukaan lebih cepat terjadi pada atmosfir

    gas endotermik daripada atmosfir metana-hidrogen.

    Temperatur Karburasi   : Peningkatan proses akan meningkatkan

    kecepatan reaksi permukaan, sehingga menghasilkan kedalaman

     penetrasi karbon lebih besar. Dengan demikian ketebalan lapisan

    yang diperoleh lebih dalam.

    Waktu Karburasi   : Kedalaman penetrasi karbon meningkat, seiring

    dengan peningkatan waktu karburasi.

    Paduan Logam   : Kandungan unsur paduan pada baja memberikan

     pengaruh, pertama terhadap kandungan karbon lapisan dan kedua

    terhadap kecepatan difusi karbon kedalam baja. Hal diatas

    disebabkan elemen-elemen paduan tersebut menempati posisi

    subsitusi dan interstisi pada kisi matrik logam sehingga akan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    44/48

     

    menghambat gerakan atom-atom karbon yang berdifusi, sehingga

    akan dihasilkan kedalam karburasi yang berbeda

    Difusi

    Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dari

     bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.

    Contoh yang sederhana adalah penambahan carbon ke dalam baja

    karbon rendah sehingga pada baja, karbonnya lebih besar.Difusi yang paling

    sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk

     perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam.

    Apabila suhu pada suatu material naik, akan menyebabkan atom-

    atomnya bergetar dengan energi yang lebih besar dan sejumlah kecil atom

    akan berpindah dalam kisi. Mekanisme perpindahan atom dalam suatu logam

    dapat terjadi secara interstisi dan kekosongan. Perpindahan secara interstisi

    terjadi bila atom tidak memilki ukuran yang sama. Sedangkan perpindahan

    secara kekosongan dapat terjadi bila semua atom memiliki ukuran sama.

    Proses difusi dapat terjadi lebih cepat apabila:

    1.  Suhu tinggi

    2. 

    Atom yang berdifusi kecil

    3.  Ikatan struktur induk lemah (dengan titik cair rendah)

    4.  Terdapat cacat-cacat dalam bahan (kekosongan atau batas butir)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Zathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsentrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsentrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Zat

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    45/48

     

    3.7.3.  Pengujian Kekerasan

    Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical

     properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui

    khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami

     pergesekan (frictional force), dalam hal ini bidang keilmuan yang berperan

     penting mempelajarinya adalah Ilmu Bahan Teknik (Metallurgy Engineering).

    Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan

     beban identasi atau penetrasi (penekanan). Uji kekerasan dilakukan dengan

    menekankan identer ke permukaan logam yang diukur kekerasannya. Identer

     biasanya terbuat dari material yang lebih keras dari pada benda uji, contohnya

    hardened steel, tungsten carbide atau intan. Biasanya identer berbentuk bola,

     pyramid, atau kerucut. Uji kekerasan standar dilakukan dengan menekankan

    identer dengan hati-hati ke permukaan benda uji secara tegak lurus (900).

    Setelah proses peng-identasian, identer ditarik dari benda uji dan nilai

    kekerasan akan terhitung atau terbaca dari skala, berdasarkan kedalaman bekas

     penekanan dan diameter lekukan.

    Pada umumnya ada tiga cara penentuan kekerasan bahan yaitu:

    1. 

    Cara Goresan.

    Cara ini sering dilakukan dengan menggoreskan bahan logam yang lebih

    keras kepada bahan yang lebih lunak.  Mohs  telah membuat skala yang terdiri

    dari 1 s/d 10 standar mineral yang disusun menurut kemampuannya dari bahan

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    46/48

     

    yang terkeras, yaitu intan dengan skala 10 sampai bahan yang terlunakkan yaitu

    Talk  dengan angka 1. Logam-logam yang keras pada umumnya ada pada skala

    4-8.

    2.  Cara Dinamik.

    Cara ini adalah dengan cara menjatuhkan bola baja pada permukaan

    logam, tinggi pantulan bola menyatukan energi benturan sebagai ukuran

    kekerasan logam, dengan cara ini dinamakan cara Shore Scleroscope.

    3. 

    Cara Penekanan.

    Pengukuran kekerasan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan

    indentor yang ditekan pada benda uji dengan beban besar tertentu. Penekanan

    tersebut akan menyebabkan logam mengalami deformasi plastis. Apabila

     penekanan oleh indentor diterusken, deformasi pada benda uji akan terus

     berlangsung. Kemampuan benda uji menahan tekanan indentor inilah yang

    diartikan sebagai kekerasan dari material, beban yang diberikan dalam uji

    kekerasan adalah konstan. Oleh karena itu nilai kekerasan dari benda uji akan

    tergantung pada luas permukaan bekas benda uji yang mengalami penekanan.

    Makin luas bekas penekanan tersebut, maka makin rendah sifat kekerasan dari

     benda uji atau benda uji tersebut bersifat lunak  

    Metode Rockwell

    Dalam metode ini penetrator ditekan dalam benda uji. Harga kekerasan

    didapat dari perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Jadi nilai

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    47/48

     

    kekerasan didasarkan pada kedalaman bekas penekanan. Karena hasilnya

    dapat dilihat langsung pada jarum penunjuk, maka metode sangat efektif

    untuk pengetesan massal.

    Uji kekerasan ini banyak digunakan disebabkan oleh sifat-sifatnya

    yang cepat dalam pengerjaannya, mampu membedakan kekerasan pada baja

    yang diperkeras, ukuran penekanan relative kecil, sehingga bagian yang

    mendapatkan perlakuan panas dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan

    kekerasan. Uji ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang

    konstan sebagai ukuran kekerasan.

    Pengujian kekerasan Rockwell didasarkan pada kedalaman masuknya

     penekan benda uji, makin keras benda yang akan diuji makin dangkal

    masuknya penekan tersebut. Sebaliknya semakin dalam masuknya penekan

    tersebut berarti benda uji makin lunak. Cara Rockwell disukai karena dapat

    dengan cepat mengetahui harga kekerasan suatu material tanpa menghitung

    seperti cara brinell dan Vickers. Nilai kekerasan dapat langsung dibaca

    setelah beban utama dihilangkan, dimana beban awal masih menekan benda

    tersebut

    Uji kekerasan  Rockwell   mempunyai kemampuan ulang, namun perlu

    diperhatikan :

      Penekan dan landasan harus bersih dan terpasang dengan baik.

      Permukaan yang diuji harus bersih, kering, halus, dan bebas dari

     pengotor.

  • 8/20/2019 Klasifikasi Besi Tuang'Klasifikasi Besi Tuang'

    48/48

      Permukaan harus datar dan tegak lurus terhadap penekan.

     

    Menguji permukaan silinder memberikan hasil pembacaan yang

    rendah.

      Jarak antara satu pengujian dengan pengujian berikutnya harus 3-5 kali

    diameter bekas penekan.

      Kecepatan pembebanan harus sama dengan waktu pemberian beban,

     baik untuk pengujian pertama maupun selanjutnya.

     

    Tebal benda uji harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi gembung

     pada permukaan dibaliknya.

    3.7.4.  Uji Metalografi ( struktur mikro )

    Metalografi adalah pengujian spesimen dengan menggunakna mikroskop

    atau pembesaran beberapa ratus kali bertujuan untuk memperoleh gambar yang

    menunjukkan struktur mikro, pada hal ini struktur logam dan paduannya

    dengan pengujian metalografi. Kita dapat mengetahui struktur dari suatu logam

    dengan memperjelas batas  –  batas butir logam. Metalografi digunakan untuk

    mengetahui atau menunjukkan struktur mikro dari suatu logam ataupun paduan

    melalui gambar yang dihasilkan.