48
1. Keimanan Aktivis Dakwah Wahai para aktivis dakwah… Keimanan kepada Allah swt. Yang telah menginternal dalam lubuk seorang mukmin merupakan bekal untuk menghadapi perjuangan hidup dan menangkal propaganda nafsu duniawi. Terutama bagi seorang mukmin yang mencurahkan perhatiannya pada dakwah dengan segala permasalahan yang banyak dijumpainya di lapangan. Tanpa keimanan, senjata apapun akan lumpuh, modal sebesar apapun akan sirna, dan sia-sialah segala bentuk persiapan. Bekal keimanan yang harus engkau miliki adalah. Ajal Mutlak di Tangan Allah swt. Wahai para aktivis dakwah… Engaku harus meyakini sepenuhnya, bahawa ajal mutlak di tangan Allah swt. sedikit pun bahawa tidak ada campur tangan dari pihak lain. Ketahuilah bahawa maut pasti akan menjemput bila saatnya tiba, sekalipun engkau berusaha lari menghindarinya dan bersembunyi dalam benteng yang kukuh. Segalanya telah diteteapkan Allah swt. sebagaimana firmanNya, “Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang Telah ditetapkan Allah untuk kami. dialah pelindung kami, dan Hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (At-Taubah : 51) … Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Al-A’raf : 34) Oleh kerana itu, bila seorang aktivis dakwah menyedari, ia akan memiliki kesabaran, keberanian, dan semangat yang tinggi serta terbebas dari rasa cemas, khwatir, dan takut. Ia akan terus menyenandungkan sebuah syair di dalam lubuk hatinya, sebagaimana telah disenandungkan oleh Ali Bin Abi Thalib kala menghadapi musuh-musuhnya. “Adakah hari-hari yang mungkin aku bias lari dari maut yang akan ditentukan,

Taujih Ruhiyah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

best

Citation preview

  • 1. Keimanan Aktivis Dakwah

    Wahai para aktivis dakwah

    Keimanan kepada Allah swt. Yang telah menginternal dalam lubuk seorang

    mukmin merupakan bekal untuk menghadapi perjuangan hidup dan menangkal

    propaganda nafsu duniawi. Terutama bagi seorang mukmin yang mencurahkan

    perhatiannya pada dakwah dengan segala permasalahan yang banyak

    dijumpainya di lapangan. Tanpa keimanan, senjata apapun akan lumpuh, modal

    sebesar apapun akan sirna, dan sia-sialah segala bentuk persiapan.

    Bekal keimanan yang harus engkau miliki adalah.

    Ajal Mutlak di Tangan Allah swt.Wahai para aktivis dakwah

    Engaku harus meyakini sepenuhnya, bahawa ajal mutlak di tangan Allah swt.

    sedikit pun bahawa tidak ada campur tangan dari pihak lain. Ketahuilah bahawa

    maut pasti akan menjemput bila saatnya tiba, sekalipun engkau berusaha lari

    menghindarinya dan bersembunyi dalam benteng yang kukuh. Segalanya telah

    diteteapkan Allah swt. sebagaimana firmanNya,Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang Telah ditetapkan

    Allah untuk kami. dialah pelindung kami, dan Hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (At-Taubah : 51)

    Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (Al-Araf : 34)

    Oleh kerana itu, bila seorang aktivis dakwah menyedari, ia akan memiliki

    kesabaran, keberanian, dan semangat yang tinggi serta terbebas dari rasa

    cemas, khwatir, dan takut.

    Ia akan terus menyenandungkan sebuah syair di dalam lubuk hatinya,

    sebagaimana telah disenandungkan oleh Ali Bin Abi Thalib kala menghadapi musuh-musuhnya.

    Adakah hari-hari

    yang mungkin aku bias lari dari maut

    yang akan ditentukan,

  • Hari yang tidak ditentukan

    aku pun tidak gentar

    dan hari yang ditentukanpun

    aku tak kuasa menghindarinya

    Kukatakan padanya,

    ia telah terbang bertabur bintang

    Dari para syuhada yang gugur

    yang tak kau pedulikan

    Maka seseungguhnya engkau

    walau meminta penundaan meski sehari

    atas ajal yang ditetapkan padamu.

    tentu ia takkan mau

    kerana itu

    bersabarlah saat menghadapi kematian

    kerana mengharapkan keabadian

    adalah sesuatu yang mustahil

    Rezeki Berada di Tangan Allah swt.Wahai aktivis dakwah

    Kita sedari bahawa rezeki sepenuhnya berada di tangan Allah swt.. Apabila

    Allah telah menetapkan rezeki terhadap hamba-Nya, maka tiada yang sanggup

    menghalanginya. Sebaliknya, apabila Allah tidak mengkehendaki rezeki atas

    hamba-Nya, maka tiada yang sanggup memberinya. Tak seorang pun meninggal

    dunia kecuali telah disempurnakan rezeki dan ajalnya. Seorang aktivis dakwah

    adalah insan yang senantiasa komitmen terhadap firman Allah swt. Berikut ini,

    Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-

    hamba-Nya. ( Al-Isra : 30)

    dan engkau wahai para aktivis

    Hendaknya senantiasa berzikir setiap saat, baik pagi mahupun senja

    terhadap firman Allah swt. di bawah ini,

  • Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (Al-Mulk : 21)

    Dengan keyakinan dan kesedaran yang demikian, seorang aktivis akan

    memiliki sifat kedewasaan, kasih saying, dan itsar yang tinggi. Ia akan terbebas

    dari perbudakan nafsu dunia, terbebas dari kerinduan untuk memburunya,

    terbebas dari sifat egoistis, kerakusan, dan kebakhilan.

    Bahkan ia akan berasumsi bahawa kebahagiaan itu berada dalam kehidupan

    yang qanaah.

    Bila engaku memilki sifat demikian, maka engkau akan senantiasa bersyukur

    terhadap apa yang telah Allah swt. kurniakan.

    Imam SyafiI dalam penggalan syairnya menuturkan,

    Nafsu memang gelisah

    Jika dirinya menjadi fakir

    Padahal kefakiran itu lebih baik

    dari kekayaan yang menyiksa

    Kekayaan Jiwa itu qanaah

    Walaupun banyak dienggani

    Bumi dengan seluruh kekayaannya

    Tidak akan membuat jiwa qanaah

    Allah swt. Maha Mendengar dan Maha MelihatWahai aktivis dakwah

    Kita yakini bahwa Allah swt. Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dia pasti

    melihat setiap gerak-geri kita, di waktu sendirian maupun di tengah keramaian,

    bahkan mengetahui setiap apa yang terbesit dalam hati kita.

    Kerana itu wahai para aktivis dakwah

    Hendaklah kita senantiasa ingat akan firman Allah swt,

    tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula)

    pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada

    bersama mereka di manapun mereka berada (Al-Mujadilah : 7)

  • Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia

    sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun

    yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam

    kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam

    Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (Al-Anam : 59)

    Dengan bekal keyakinan dan kesedaran tersebut, kita akan senantiasa

    bermuraqabatullah merasa mendapat pengawasan dari Allah swt., tetap

    tawadlu randah hati dan istiqamah komitmen. Kita tidak akan pernah

    diperbudak oleh hawa nafsu yang senantiasa ammaratun bis suu menyuruh

    kepada perbuatan jelek, kepada godaan harta dan rayuan lawan jenis.

    Semua sifat ini, Insya Allah akan terus memacu diri ke arah perjuangan

    dengan penuh kejuhudan kesungguhan.

    Demikianlah sikap seorang aktivis yang senantiasa mencerminkan peribadi

    yang penuh izzah harga diri, sehingga menampilkan akhlak Islamiah ke tengah

    masyarakat. Di tengah-tengah mereka, kita adalah teladan hasanah yang baik

    terdekat yang mereka lihat.

    Bahkan seorang aktivis dakwah bagaikan peribadi yang tercermin dalam

    syair yang digubah oleh seorang penyair muslim,

    Bila suatu hari Anda sendirian

    Maka janganlah Anda berkata,

    Aku sendirian

    Tapi katakanlah,

    Di sisiku ada pengawas yang memantauku

    Sekali-kali janganlah Anda beranggapan

    bahawa Allah lengah walau sesaat

    Jangan pula Anda menduga,

    Apa yang Anda rahsiakan

    akan lepas dari pantauan-Nya

  • 2. Keikhlasan Aktivis Dakwah

    Wahai para aktivis dakwah

    Ikhlas merupakan suatu kekuatan iman, pengendali jiwa yang mendorong

    seseorang untuk menyingkirkan kepentingan peribadi dan menjauhkan

    keinginan-keinginan materi (sesudah bekerja keras), sehingga tujuan

    amaliyahnya semata-mata hanya mengharap redha Allah. Sebesar apapun

    amalan yang engkau kerjakan akan sia-sia manakala tidak disertai niat

    yang ikhlas.

    Seorang aktivis harus menegndalikan diri dan sanggup menundukkan

    berbagai tipu daya yang senantiasa ammaratun bis sus agar keikhlasan menjadi

    akhlak dirinya dan setiap perjuangan yang muncul semata hanya untuk Allah

    Rabbul Alamin tuhan semesta alam, tanpa merasa ada beban sedikit pun.

    Inilah yang dimaksudkan dengan keikhlasan sebagaimana firman Allah swt,Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan

    kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat

    dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah : 5)

    barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

    Tuhannya". (Al-Kahfi : 110)

    Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk

    mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula

    (ucapan) terima kasih. (Al-Insaan : 8-9)

    Demikian halnya Rasulullah saw. Bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan

    oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dari Amirul Muminin Abu Hafs Umar bin Khatab ra. berkata Aku telah mendengar Rasulullah saw. Bersabda,

    Segala amal perbuatan bergantung pada niatnya, dan bahawasanya bagi

    tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrah menuju (redha)

    Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.

    Barangsiapa yang hijrah kerana dunia (harta atau kemegahan dunia), atau

    kerana seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang

    ditujuinya.

  • Imam Abu Dawud dan Imam Nasai meriwayatkan dari Abu Umamah denga sanad hasan, bahawa Rasulullah saw. Telah bersabda,

    Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla tidak menerima amal melainkan amal

    yang ikhlas dan tertuju kepada satu arah (iaitu keredhaanNya).

    Imam Hakim meriwayatkan dan menurutnya hadits ini Shahihul Isnad.Muadz bin Jabbal meriwayatkan ketika beliau diutus oleh Rasulullah saw.

    Ke Yaman, Ya Rasulullah, berilah pesan kepadaku. Lalu Rasulullah saw.

    Bersabda kepadanya,

    Ikhlaskanlah agamamu, nescaya amal yang sedikit pun mencukupimu.

    Indikasi IkhlasWahai para aktivis dakwah

    Segala amal yang dikerjakan oleh seseorang muslim dalam kehidupannya

    tidak diterima di sisi Allah Azza Wa Jalla dan tidak akan dicatat dalam daftar

    kebaikan, kecuali amal tersebut memenuhi dua syarat.

    Pertama, amalan yang dikerjakan sesuai dengan tuntutan syariat.Kedua, amalan itu dikerjakan demi mengharap redha Allah semata (ikhlas).Wahai para aktivis dakwah

    Kedua syarat di atas mutlak dipenuhi. Jika salah satunya tak terpenuhi, maka

    amalan tersebut tidak akan diterima disisi Allah swt.. Suatu amalan yang

    didasrkan pada syariat Allah swt. tanpa disertai denngan niat yang ikhlas maka

    amalan tersebut tertolak. Begitu pun sebaliknya, jika amalan tersebut disertai niat

    ikhlas sementara tidak berdasarkan syariat Allah swt., maka amalan itu pun

    tertolak.

    Ulama salaf pun berpandangan sama dalam hal ini, bahkan mereka

    senantiasa mengajarkan kepada murid-murid dan generasi sesudahnya

    mengenai amal yang dikehendaki Allah swt. agar mengikuti jejaknya secara

    utuh, iaitu memiliki keikhlasan hidup penuh dengan amal shalih yang dihiasi

    dengan izzah islam.

    Wahai para aktivis dakwah

    Engkau dapat mengambil hikmah dari percakapan ulama salaf berikut.

  • Fudhail bin Iyadh pernah ditanya tentang amal yang paling bagus, sesuai dengan firman Allah swt.,

    supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya (Al-Mulk : 2)

    Fudhail pun menjawab, Amal yang paling bagus adalah amal yang paling benar. Ia menambahkan lagi, Sesungguhnya amal itu jika dikerjakan dengan

    ikhlas tapi tidak dengan cara yang benar, maka amalan itu tidak diterima. Bgitu

    juga bila dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan tuntunan syariat

    Allah maka amalan itu pun tertolak.

    Lebih jauh Fudhail menjelaskan, Didasari keikhlasan maksudnya amal itu dikerjakan semata-mata mengharap keredhaan Allah swt.. Sedangkan yang

    dimaksud dengan cara yang benar adalah cara yang sesuai dengan syariat

    Allah.

    Selanjutnya Fudhail membacakan firman Allah swt., barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal

    yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada

    Tuhannya. (Al-Kahfi : 110)

    Seorang aktivis dakwah yang senantiasa menyeru ke jalan Allah swt. tentu

    lebih menutamakan untuk mewujudkan amal shalih yang diterima disisiNya. Oleh

    kerana itu, seorang aktivis hendaknya senantiasa bermuhasabah terhadap

    amalan yang telah dilakukan itu semata-mata hanyalah untuk Allah swt. ataukah

    hanya kerana ingin mendapat pujian dan ucapan terima kasih?

    Seorang aktivis hendaklah selalu memohon kepada Allah agar ditetapkan

    dalam hatinya untuk beramal ikhlas dan sesuai dengan syariatNya, sehingga

    terus berusaha meningkatkan kualitas amalannya. Akan tetapi jika aktivitas yang

    dilakukan banyak berbenturan dengan syariat, maka segeralah bertaubat kepada

    Allah Azza Wa Jalla. Tanpa itu semua maka azab Allah-lah yang akan

    menimpamu dan sia-sialah segala amalan yang pernah engaku lakukan.

    Wahai para aktivis dakwah

    Janganlah engkau merasa bosan untuk senantiasa meningkatkan dan

    meluaskan wawasan terhadap syariat Islam, agar engkau tetap berpijak sesuai

    dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan Allah swt. bagi segenap hambaNya.

  • Menggapai Keikhlasan

    Ketahuilah wahai para aktivis dakwah

    Untuk menggapai keikhlasan ada lima hal yang perlu engkau perhatikan.

    Pertama, hendaklah setiap amal yang engkau lakukan semata-mata hanyalah mengharapkan rahmat Allah swt.

    Kedua, setiap aktivitas, amal perjuangan, dan perikehidupan social harus sesuai dengan tuntunan syariat Allah swt.

    Ketiga, senantiasa bermuhasabah mengevaluasi diri, apakah sebenarnya yang engkau inginkan dari dakwah ini? Motivasi apakah yang hendak engkau

    capai dari misi yang mulia ini, apakah mengajak manusia ke jalan Allahswt.,

    ataukah uuntuk kepentingan diri dan kelompoknya?

    Keempat, senantiasa memperhatikan segala perbuatannya, apakah sudah sesuai dengan apa yang diucapkan lisannya?

    Kelima, senantiasa waspada terhadap tipu daya syaitan yang senantiasa ammaratun bis suu (mengajak berbuat kejahatan), dan mendorong para aktivis

    berbuat riya dan memburu popularitas.

    Seorang aktivis harus senantiasa mengingat dan menjadikan hal-hal di atas

    sebagai sebahagian keperibadiannya. Itulah yang harus engkau tampilkan di

    tengah-tengah masyarakat dengan penuh izzah.

    Tugas seorang aktivis adalah melaksanakan dakwah dengan penuh ikhlas

    dan istiqamah dalam menapaki perjalanan dakwah. Kita tetap yakin, bahawa

    suatu saat Allah akan melimpahkan rahmatNya kepada masyarakat berupa

    terpimpinnya mereka dengan syariat-syariat Islam, menaruh simpati, menyambut

    dakwah, dan menerima petunjuk Allah swt. dengan penuh kepatuhan, keinsafan,

    dan tanpa paksaan.

    Wahai para aktivis dakwah

    Sungguh, keikhlasan itu sangat berpengaruh pada hasil dakwah yang engkau

    lakukan. Seorang aktivis yang ikhlas dan tawadlu akan mendapatkan tempat di

    hati masyarakat.

    Wahai para aktivis dakwah

  • Ingatlah satu kisah di bawah ini.

    Dahulu, hiduplah seorang ahli ibadah. Ia telah puluhan tahun beribadah

    kepada Allah swt.. Suatu hari datanglah sejumlah orang kepadanya untuk

    memberitahukan bahawa ada satu kaum yang mengeramatkan sebuah pohon

    bahkan sampai disembahnya. Mendengar hal itu sang ibadah merasa

    berkewajiban menumpas kemunkaran yang mereka lakukan. Segera ia

    mengambil sebuah kapak lalu pergi ke tempat pohon tersebut untuk

    menebangnya.

    Di tengah perjalanan Abid sang ahli ibadah dihadang oleh iblis yang telah

    menjelma menjadi seorang kakek. Sang kakek itu pun bertanya, Hendak

    kemana, wahai orang yang diberkati Allah? Ahli ibadah itu menjawab dengan

    jujur, Aku hendak menebang pohon yang disembah banyak orang. Sang kakek

    pun bertanya lagi Apa urusanmu dengan pohon itu? Sesungguhnya anda telah

    meninggalkan kesibukan untuk beribadah kepada Allah, dan bukankah urusan

    itu bukanlah urusan anda? Merasa dihalangi, sang ahli ibadah pun menjawab,

    Tidak! Ini juga termasuk tugas dan ibadahku. Kalau demikian aku tidak akan

    membiarkan anda menebang pohon keramat itu. Lanjut sang kakek.

  • Kemudian terjadilah perkalahian dan sang kakek itu pun dapat dilumpuhkan

    Tubuh sang kakek yang terkapar di atas tanah itu dibelenggu. Pinta sang kakek,

    Tolong lepaskan, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan kepada anda. Maka

    dilepaskannya ikatan itu, dan sang kakek pun berkata, Mengapa anda lakukan

    hal ini? Sesungguhnya Allah telah membebaskan dari tugas ini dan tidak

    mewajibkan anda untuk melakukannya, toh anda tidak menyembah pohon

    tersebut. Lalu apa urusan anda dengan orang lain. Bukankah Allah punya

    banyak Nabi di berbagai tempat. Jika dia mengkehendaki nescaya akan

    diangkatnya dari mereka untuk menebang pohon tersebut. Sang ahli ibadah pun

    tetap tegar seraya menjawab, Bagaimanapun aku tetap berkewajiban untuk

    menebangnya, Sekali lagi terjadilah perkalhian itu, dan kemenangan tetap

    berada di pihak ahli ibadah. Sang kakek menyedari bahawa kemenangan itu

    terjadi semata-mata kerana sang ibadah memiliki senjata yang paling ampuh

    iaitu keikhlasan. Selama keikhlasan masih ada pada dirinya, maka tiada

    seseuatu kekuatan pun di bumi ini yang sanggup mengalahkannya.

    Sang kakek pun mulai berfikir untuk membelokkan keikhlasan tersebut

    seraya berkata. Sebenarnya aku kasihan melihat Anda diremehkan masyarakat

    kerana miskin dan tidak berharta? Bukankah dengan harta itu Anda akan

    mendapat kedudukan dihadapan rakan-rakan Anda? Dengan harta pula Anda

    dapat menyantuni tetangga yang miskin dan menolong siapa pun yang perlu

    bantuan. Bukankah itu merupakan amalan yang terpuji? Maka sang ahli ibadah

    itu pun mulai goyah, Benar juga apa yang Anda katakana. Sambungnya.

    Pulanglah sang ahli ibadah tadi setelah bernegosiasi dengan membawa janji

    sang kakek, bahawa tiap hari dia akan menyediakan wang sebanyak dua dirham

    sebagai imbalan kerana mengurungkan niatnya untuk menebang pohon

    tersebut.

  • Akhirnya sang ahli ibadah itu pun telah ditaklukkan iblis yang menjelma

    menjadi sang kakek tadi sehingga ia menukarkan keikhlasan dengan dua dirham

    tiap hari. Namun iblis tetaplah iblis, kalau hari-hari yang lalu masih rutin

    memberikan wang kini tidak lagi. Sang ahli ibadah itu pun marah kerana telah

    diperdaya oleh iblis. Diangkatlah kembali kapak yang telah lama disandarkan itu.

    Ia bergegas pergi untuk menebang pohon yang dikeramatkan.

    Di tengah jalan, kembali ia dihalang sang kakek jelmaan iblis itu. Dialog pun

    terjadi seperti pada awal ahli ibadah itu hendak menebang pohon sampai terjadi

    perkelahian. Sang ahli ibadah itu pun kalah dan kalah lagi. Kemudian

    bertanyalah sang ahli ibadah, Mengapa aku menjadi tak berdaya, bukankah

    tempo hari aku dapat mengalahkanmu dengan mudah? Kakek menjawab,

    Ketahuilah, tempo hari Anda marah dan berniat menebang pohon itu semata-

    mata hanya kerana Allah dan mengharap pahala akhirat, maka dengan mudah

    anda mengalahkan diriku, kerana mendapat pertolongan dari Allah dan kini,

    ketahuilah bahawa anda marah kerana memperturutkan hawa nafsu dan kerana

    harta, maka dengan mudah aku dapat mengalahkanmu.

    Wahai para aktivis dakwah

    Sungguh kisah tersebut telah memberikan pelajaran kepada kita, bahawa

    keikhlasan akan membawa pengaruh yang luar biasa dan sekaligus akan

    menumbuhkan kemuliaan dan rasa percaya diri.

    Kerana itu wahai para aktivis dakwah

    Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menjadikan ikhlas sebagai landasan

    hidup dari segenap aktivitas. Hindarilah hal-hal yang dapat menggelincirkan ke

    jurang kenistaan. Janganlah mudah terpesona oleh sanjungan dan pujian,

    kerana terkadang hal itu merupakan racun yang menjerumuskan ke jurang riya

    dan ketakburan.

    Begitulah seorang aktivis yang senantiasa mengkehendaki dakwah Islamiyah

    tersebar luas dan mengkehendaki Islam tampil mulia dan cemerlang, sehingga

    umat Islam memiliku harga diri dan menjadi umat yang diperhitungkan,

    merasakan kebahagiaan dan mendapatkan rahmat serta pertolongan dari Allah

    yang Maha Rahman.

  • 3. Keberanian Aktivis Dakwah

    Wahai para aktivis dakwah

    Keberanian atau sajaah yang bersumber dari ruh keimanan kepada Allah

    Azza Wa Jalla, merupakan satu kekuatan jiwa yang harus dimilki oleh seorang

    aktivis iaitu keimanan terhadap kebenaran Ilahi, kekekalan kehidupan ukhrawi,

    kebijkasanaan takdir Ilahi yang mutlak dan keimanan terhadap tanggunggjawab

    yang tertanam kukuh dalam jiwa seorang aktivis dakwah yang ditempa melalui

    tarbiyah islamiyah.

    Jiwa yang ditempa melalui tarbiyah islamiyah mengantarkan seorang aktivis

    tidak akan pernah gentar dalam menyampaikan Kalimatul Haq meskipun

    berbagai ujian dan cobaan dating silih berganti.

    Imam Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahawa keberanian dalam menegakkan kebenaran termasuk jihad yang

    paling utama. Rasulullah saw. bersabda, Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hadapan seorang

    penguasa zalim

  • Semakin jelas bagi kita bahawa orang yang syahid dalam membela

    kebenaran termasuk yang paling tinggi nilainya. Sebagaimana hadits yang

    diriwayatkan oleh Imam Hakim bahawa Rasulullah saw. pernah bersabda,Orang yang syahid, yang paling tinggi nilainya adalah Hamzah bin Abdul

    Muthalib, dan orang yang melakukan amar maruf nahi munkar terhadap

    penguasa zalim lalu ia gugur kerananya.

    Wahai para aktivis dakwah

    Jelaslah bahawa Rasulullah saw. membaiat para sahabatnya untuk

    menyatakan kebenaran dimana saja mereka berada. Sebagaimana hadits yang

    diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya dari Ubadah bin Shaamid, bahawa beliau pernah bersabda,

    Rasulullah saw. telah mengambil baiat pada kami untuk mendengar (siap)

    dan patuh baik dalam keadaan tertekan maupun lapang, duka maupun suka,

    untuk bersikap senasib sepenanggungan, untuk tidak merampas dari ahlinya

    kecuali jika melihat kekufuran terang-terangan dihadapan kalian yang memang

    ada landasannya dari Allah swt. dan untuk menyatakan kebenaran dimana saja

    kami berada, selama kami berada pada jalan Allah kami tidak akan pernah takut

    terhadap ejekan dari manapun datangnya.

    Wahai para aktivis dakwah

    Allah swt. memberikan pujian kepada orang-orang yang menyampaikan

    risalah-risalahNya, yang tidak pernah takut kepada siapa pun selain kepadaNya.

    Allah swt. berfirman,

    (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah

    sebagai pembuat perhitungan. (Al-Ahzab : 39)

    Wahai para aktivis dakwah

    Sesunggguhnya lembaran dakwah ini telah banyak menceritakan kisah yang

    menarik dari para pendukungnya. Para tokoh pelaku dakwah begitu berani

    mengemukakan Kalimatul Haq tanpa ada ketakutan sedikit pun terhadap

    berbagai celaan. Mereka penuh izzah menampilkan kita dapat mengambil

    beberapa ibrah pelajaran untuk dijadikan teladan.

  • Al-Izzu bin Abdus SalamSuatu hari. Al-Izzu bin Abdus Salam mengemukakan kritik kepada penguasa

    Mesir, iaitu Najamudin Ayub. Ketika sang penguasa sedang berada di majlis

    rasmi bersama para pembesarnya, berkatalah Al-Izzu bin Abdus Salam, Wahai

    Ayub, alasan apakah yang akan anda kemukakan dihadapan Allah kelak, ketika

    anda ditanya, Bukankah Aku telah mengangkatmu sebagai penguasa Mesir, tapi

    mengapa engkau biarkan minuman khamr maharajalela?.

    Najamudin Ayub balik bertanya, Apakah itu anda saksikan? Al-Izzu bin

    Abdus Salam menjawab, Benar. Di kios Fulan banyak dijual khamr. Ini bererti

    Anda telah melegalisasi kemunkaran, padahal Anda telah menikmati kerajaan

    ini.

    Itu bukan perbuatanku tetapi sudah berjalan sejak masa ayahku, jawab

    Ayub mencuba mengelak dari tanggungjawabnya.

    Kalau demikian tidakkah Anda termasuk kelompok orang-orang yang

    dinyatakan dalam Al-Quran,

    Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan Sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti)

    jejak mereka". (Az-Zukhruf : 22)

    Demikianlah jawapan Al-Izzu bin Abdul Salam. Pihak penguasa pun akhirnya

    secara rasmi mencabut izin dan menyita (Dikutip dari kitab, Tarbiyatul Aulaad Fiil

    Islam, hlm 378)

    Salman bin Dinar Suatu ketika Salman bin Dinar yang biasa disebut Abu Hazim menghadap

    Muawiyah. Kemudian beliau berkata, Semoga keselamatan atasmu, wahai

    pelayan! Tentu saja bagi orang yang mendengar, sebutan pelayan itu dirasakan

    tidak sopan, kerana kala itu Muawiyah sebagai Amirul Muminin yang

    berkedudukan di Syam. Lalu mereka pun menegur Salman agar memanggil

    Muawiyah dengan panggilan Amirul Muminin tidak dengan pelayan, tapi

    Salman menolaknya.

  • Alasan Salman, Seseungguhnya engkau tidak lain adalah pelayan umat ini

    yang telah diangkat oleh Tuhanmu untuk menyantuni mereka. (Dikutip dari

    kitab, Tarbiyatul Aulad Fiil Islam)

    Mundzir bin SaidKetika Abdurrhaman An-Nasir membangun Madinatu Zahra di Andalusia,

    bahan-bahan yang digunakn serba mewah dan antik. Dana yang digunakanyya

    pun tidak terhitung jumlahnya. Ia juga membangun istana yang megah,

    berarsitektur seni yang paling mutakhir pada saat itu. Kubahnya terdiri dari

    keramik yang bertatahkan emas dan perak.

    Adalah Mundzir bin Said seorang qaadhi hakim dan ahli fiqh di negeri itu.

    Ketika mendengar bahawa Abdurrahman An-Nasir telah menghambur-

    hamburkan harta kekayaan rakyatnya untuk pembangunan yang bermegah-

    megahan, ia pun marah dan berkeinginan untuk mengingatkannya.

    Pada suatu kesempatan, ketika ia berkhutbah di masjid yang dihadiri Khalifah

    Abdurrahman beluai berkata, Benar-benar di luar dugaanku, bahawa syaitan

    (semoga Allah menundukkannya) sempat mengantarkan Anda pada kondisi

    yang sedemikian rupa. Dan Anda tidak berkuasa menahannya dengan

    kepimpinan Anda, padahal Allah telah mengangkat dan mengutamakan

    kedudukan Anda di atas semua rakyat, akibatnya Allah akan menempatkan

    Anda setingkat dengan kedudukan orang-orang kafir. Begitu peringatan yang

    ditujukan kepada Khalifah Abdurrahman.

    Menyedari bahawa peringatan Mundzir itu untuk dirinya, maka sang Khalifah

    pun bangkit dan memotong khutbah Mundzir seraya berkata, Perhatikan

    ucapanmu! Bagaimana bisa Allah menempatkan diriku sekedudukan dengan

    orang-orang kafir?

    Ya memang begitu! jawab Mundzir dengan cepat dan tangkas. Mundzir

    melanjutkan, Bukankah Allah swt. telah berfirman,

  • Dan sekiranya bukan Karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan yang Maha

    Pemurah loteng- loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang

    mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka

    dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. (Az-Zukhruf : 33-34)

    Mendengar jawapan Mundzir yang disertai firmna Allah tersebut, maka

    Khalifah terdiam dan menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya mengalir

    membasahi janggutnya, badannya gementar, menggigil tanda katakutan

    mencekam dirinya. Sambil menatap Mundzir, Khalifah berkata, Sungguh terima

    kasih hai Qaadhi. Semoga Allah membalas kebaikanmu, juga terhadap segenap

    kaum muslimin. Sungguh betapa baiknya, bila di tengah masyarakat banyak

    orang seperti Anda. Dan demi Allah, apa yang Anda katakana adalah benar.

    Kemudian khalifah bangkit dari duduknya sambil memohon ampun kepada

    Allah dan mengintruksikan kepada para menterinya untuk merombak kubah yang

    bertahtakan emas dan perak dan menggantinya dengan batu biasa.

  • Wali bin ThawusZiyad meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahawa Khalifah Abu Jafar Al-

    Manshur pernah mengirim utusan kepada Wali bin Thawus untuk dimintai

    nasihat sehubungan dengan pelaksanaan hukuman. Beliau adalah seorang

    ulama terkenal di negerinya.

    Anas bin Malik menuturkan, Sewaktu kami (Anas bin Malik dan Wali bin Thawus) masuk ke dalam raungan Abu Jafar Al-Manshur, kami dapati berbagai

    alat dera beserta para algojo yang siap memancung terpidana dengan pedang

    yang terhunus. Kemudian Abu Jafar memberi isyarat kepada kammi untuk

    duduk. Setelah selang beberapa lama, Abu Jafar Al-Manshur mengangkat

    kepalanya dan berkata kepada Wali bin Thawus. Ceritakan kepadaku tentang

    ayahmu!

    Wali bin Thawus menjawab, Baiklah saya pernah mendengar ayahku berkata, bahawa Rasulullah bersabda,

    Sesungguhnya manusia paling berat seksaannya di hari kiamat nanti adalah

    seseorang yang menyekutukan Allah dalam hukumanNya, lalu penyimpangan

    pun mempengaruhi dirinya dalam melakukan keadilannya. Lanjut Wali bin

    Thawus dengan tegas.

    Lebih lanjut Anas bin Malik menceritakan, Kemudian Abu Jafar menatap

    Wali bin Thawus, sambil berkata, Ya Ibnu Thawus, berilah aku nasihat! Wali bin

    Thawus pun menjawab. Baiklah ya Amirul Muminin. Selanjutnya Wali bin

    Thawus membacakan firman Allah swt.,

    Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tingg, Yang belum pernah

    dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, Dan kaum Tsamud yang memotong

    batu-batu besar di lembah, Dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang

    banyak), Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, Lalu mereka berbuat banyak

    kerusakan dalam negeri itu, Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,

    Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr : 6-14)

  • Anas bin Malik melanjutkan keterangannya, Aku menyingsingkan pakaianku,

    kerana takut terlumuri darah. Sementara aku melihat Jafar Al-Mansyur terpaku

    seraya menundukkan pandangannya. Kemudian Abu Jafar memerintah kepada

    Wali bin Thawus, Wahai Ibnu Thawus, tolong ambilkan kertas dan pena yang di

    dekatmu itu! Wali bin Thawus menolak. Mengapa engkau menolak

    mengambilkan kertas dan pena untukku? Tanya Abu Jafar dengan penuh

    kehairanan. Wali bin Thawus menjawab, Aku khuatir Anda gunakan tinta untuk

    menulis suatu kedurhakaan, kerana membantu anda menyediakan sarana.

    Dengan nada tinggi Abu Jafar berkata, Enyahlah engkau berdua dari

    hadapanku! Wali bin Thawus menjawab Nah itulah yang kami kehendaki sejak

    tadi. Keduanya pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

    Lalu Anas bin Malik menuturkan, Semenjak itulah aku baru mengetahui

    betapa berwibawa dan beraninya Wali bin Thawus. (Dikutip dari kitab Ilaa

    waratsatil Anbiyaa, hlm. 48)

    Imam Ghazali dalam ihya Ulumuddin dari Al-AsmaI, menceritakan, Atha bin Abu Rabah di musim haji berkesempatan menemui Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Pada saat itu khalifah sedang santai duduk di atas permaidani berserta sejumlah pembesar dari berbagai penjuru. Ketika Khalifah melihat Atha

    segera disambutnya dan dipersilakan duduk di sampingnya. Lalu dengan ramah

    Khalifah bertanya kepada Atha sehubungan dengan kepentingannya. Hai Abu

    Muhammad (begitu panggilan akrab bagi Atha bin Abu Rabah), adakah

    kepentingan yang hendak anda kemukakan?

  • Atha pun menjawab, Ya Amirul Muminin, hendaknya Anda bertakwa

    kepada Allah terhadap apa yang diharamkan oleh Allah dan juga RasulNya, lalu

    penuhilah perjanjianNya dalam memakmurkan negeri. Hendaknya Anda

    bertakwa kepada Allah dalam menyantuni putra-putri kaum Muhajirin dan Anshar

    kerana sesungguhnya Anda duduk di majlis ini bersama mereka. Hendaknya

    Anda bertakwa kepada Allah dalam melayani kaum dhuafa, kerana

    sesungguhnya mereka itu benteng kaum muslimin, dan perhatikanlah urusan

    kaum muslimin kerana sesungguhnya diri Andalah yang bertanggungjawab atas

    mereka. Dan hendaknya Anda bertakwa kepada Allah dalam menyambut orang-

    orang yang datang dihadapan Anda. Hendaknya jangan anda lalaikan mereka,

    jangan Anda menutup pintu kerana kedatangan mereka.

    Khalifah pun menjawab, Terima kasih, saya akan lakukan saranmu.

    Kemudian Atha berdiri tetapi khalifah memegangnya, melarang ia pergi. Ya

    Abu Muhammad. Anda hanya mengajukan permintaan kepada kami untuk

    keperluan orang lain, dan itu pun telah kami penuhi. Lalu apakah keperluan

    untuk Anda sendiri? desak Khalifah kepada Atha. Dengan tegas dan singkat

    Atha menjawab, Aku tidak pernah menyandarkan keperluanku kepada makhluk

    (manusia). Kemudian Atha pergi meninggalkan majlis. Sang Khalifah Abdul

    Malik pun berkata, Anda dan Ayah Anda memang orang yang memiliki

    kemuliaan. (Dikutip dari kitab, Akhlaqul Ulama, oleh Syeikh Muhammad

    Sulaiman, hlm. 99)

    Wahai para aktivis dakwah

  • Sejumlah kisah diatas hanyalah sebagai contoh dari sebahagian kecil

    lembaran sejarah perikehidupan para shalafush shalih. Dan engkau wahai para

    aktivis, hendaknya bersikap sajaah berani dan istiqamah konsisten. Kejujuran

    dan keikhlasan mereka sebagai teladan dalam berdakwah. Dengan demikian

    semoga Allah swt. senantiasa melimpahkan kepada engkau kebaikan di dunia

    dan kebahagiaan di akhirat. Semoga engkau mampu mengembalikan izzah

    Islam dan kaum muslimin, sehingga terwujud persatuan dunia Islam dibawah

    kepimpinan satu khilafah dan hakimiyah yang dilandasi keredhaan Allah swt.

    semata. Bukankah tiada yang lebih kuasa dan perkasa di jagat raya ini kecuali

    Allah Rabbul Alamin?

    Wahai para aktivis dakwah

    Engkau harus dapat membedakan antara keberanian dan kekasaran.

    Keberanian itu adalah menyatakan kebenaran tanpa rasa khuatir sedikit pun

    terhadap tentangan dan risiko yang harus dihadapi, walaupun mislanya harus

    mengorbankan nyawanya, tanpa harus meninggalkan kelemah-lembutan dan

    kebijaksanaan terhadap pihak yang dinasihati, diluruskan penyimpangannya,

    dan yang diajak untuk menegakkan kebenaran. Dalam menyeru dan menasihati

    manusia, haruslah didasari kelemahlembutan, kearifan, kebijaksanaan, dan

    mauidzah hasanah nasihat atau tutur kata yang baik sebagaimana Allah swt.

    berfirman,

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (An-Nahl : 125)

    Adapun kekasaran adalah suatu upaya menuju perbaikan, meluruskan

    penyimpangan, dan mengajak kebaikan tetapi dimulai dengan kebencian dan

    penuh emosi. Sesungguhnya dengan cara yang demikian akan memberi kesan

    pada pihak yang diseru dan atau dinasihati, rasa anti dan perasaan benci

    kepada engkau dan dakwah yang engkau serukan akan mengalami kegagalan.

    Wahai para aktivis dakwah

    Ada kisah menarik yang dapat kita jadikan teladan dalam berdakwah.

  • Suatu hari seseorang datang memasuki istana Jafar bin Manshur dengan

    niat hendak memberikan nasihat kepadanya. Dengan nada kasar dan penuh

    emosi orang tersebut menyampaikan nasihatnya. Lalu Jafar menjawab. Apa

    yang Anda lakukan ini? Tidakkah Anda bisa berlaku lebih sopan kepadaku?

    Allah swt. telah mengutus orang yang lebih baik daripada Anda kepada orang

    lebih jelek dariku. Iaitu Allah swt. telah mengutus Musa as. kepada Firaun.

    Sebagiamana Allah swt. berfirman kepada Musa as., Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-

    mudahan ia ingat atau takut". (Thaha : 44)

    Lalu si penasihat tadi pun merasa terpukul dengan caranya yang kasar itu. Ia

    sedar bahawa dirinya tidaklah lebih baik dari Musa as. dan sementara di sisi lain

    Abu Jafar tidaklah lebih jelek dari Firaun.

    Demikianlah wahai para aktivis dakwah

    Suatu saat kita dituntut untuk tidak selalu bersikap keras. Benar, terkadang

    dalam kondisi tertentu seseorang dituntut untuk bersikap keras dan tegas,

    seperti yang telah diungkapkan dalam berbagai kisah di atas. Kerana terkadang

    ketegasan dan kekerasan itu dapat menjadi penyebab kesedaran bagi orang

    yang diseru. Namun etika lemah lembut dan arif dalam menyeru harus tetap

    diperhatikan. Bukankah keberanian itu adalah perangai terpuji jika dilandasi

    dengan kearifan dari kelemahlembutan? Itulah yang harus kita miliki sebagai

    aktivis dakwah.

    Wahai para aktivis dakwah

    Sesungguhnya untuk menyeru kepada yang maruf itu haruslah tetap engkau

    sedari, bahawa dalam menyeru hendaklah memahami keberadaan dan kondisi

    orang yang diseru. Sehingga kita tetap dapat berlaku arif dan penuh hikmah

    dalam menghadapi objek dakwah. Perlu pengetahuan tentang metode

    pendekatan dalam menyerukan dakwah pada masing-masing orang. Agar

    jangan sampai mengundang fitnah, yang justeru datang kerana seruanmu,

    meskipun fitnah itu merupakan sunatullah bagi setiap aktivis dakwah.

  • 4. Kesabaran Aktivis Dakwah

    Wahai para aktivis dakwah

    Sabar merupakan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk

    melakukan perlawanan terhadap kemalasan, kelemahan, kelesuan, dan

    penyerahan. Sabar mengantarkan kepada ketabahan dan ketegaran dalam

    menghadapi cobaan yang menimpa hingga Allah menjadikan syahid dalam

    keadaan redha atau diredhai.

  • Hendaknya seorang aktivis selalu siap menghadapi berbagai kenyataan dan

    kendala yang mungkin terjadi. Diantaranya,

    Seorang aktivis harus siap menghadapi kemungkinan berbagai tuduhan

    bohong. Propaganda batil yang dilancarkan kepadanya, sikap sinis, dan

    meremehkan sehingga menyudutkan seruan dakwah.

    Seorang aktivis harus siap menghadapi kemungkinan berbagai tentangan

    yang menghadangnya berupa penjara, pencekalan atau seksaan, baik

    yang menyangkut harta kekayaan maupun yang menimpa jiwanya.

    Seorang aktivis harus siap menghadapi kemungkinan risiko yang bakal

    diderita berupa pemecatan dari jabatan dengan segala fasilitasnya, atau

    pemutusan kerja dan pencabutan dari berbagai sumber kehidupan.

    Seorang aktivis harus siap menghadapi kemungkinan berbagai ligkungan

    tentangan di linkungannya, dalam bentuk isolasi dari masyarakat atau

    keluarganya, bahkan sampai pengusiran dari kampong halaman atau

    negerinya.

    Sorang aktivis harus siap menghadapi kemungkinan berbagai tipu daya

    dan bujukan yang akan melumpuhkan perjuangannya. Mulai dari

    kedudukan dan jabatan, harta kekayaan dan status social yang

    membanggakan, sampai kepada wanita-wanita cantik yang menggiurkan.

    Seorang aktivis harus siap menghadapi segala kemungkinan perngoraban

    jiwanya, iaitu gugur sebagai syuhada demi Din Islam dan tegaknya

    kalimatullah hiyal ulya di atas bumi.

    Bila seorang aktivis telah mempersiapkan semua itu, akan hilanglah

    perasaan ragu-ragu apalagi putus asa atau terpesona dengan berbagai tipu

    daya, tidak akan pernah lari dari setiap Kendala yang menghadang, betapapun

    beratnya. Para aktivis menyedari bahawa hal yang demikian adalah tabiat jalan

    dakwah yang harus dilalui, sunatullah yang harus dijalani.

  • Cukuplah bagi kita, teladan yang telah dieberikan oleh perintis dakwah,

    panglima dakhwah, sang qudwah, Rasulullah saw.. Teladan tentang kesabaran

    dan derita yang Beliau tanggung cermin yang teramat indah bagi seorang aktivis

    dalam menghadapi berbagai cubaan dakwah.

    Cubaan yang bagaimanakah yang dialami oleh Rasulullah saw. dalam

    menyampaikan risalah yang penuh izzah ini?

    Wahai para aktivis dakwah

    Kaum musyrikin Makkah kala itu telah menempuh berbagai cara guna

    melancarkan gangguan dan seksaan untuk membendung dakwah Beliau dalam

    menyampaikan risalah Islam. Namun, Beliau tidak pernah berhenti apalagi

    menyerah.

    Mereka menggunakan cara licin dan yang palig halus berupa rayuan dengan

    harta, kedudukanm dan takhta. Namun Beliau tidak pernah berhenti dan

    menyerah.

    Mereka menempuh cara licik dan picik, iaitu dengan memecah belah

    keluarga Beliau dan menjauhkan dari para pengikut dan kabilahnya. Namun

    Beliau tetap tidak pernah berhenti dan tidak pernah menyerah.

    Mereka melakukan cara yang keras dan kasar, iaitu dengan cara

    melontarkan ejekan, penghinaan, dan sampai kepada tuduhan-tuduhan keji

    tanpa alasan. Namun Beliau pun tidak pernah berhenti dan tidak pernah pula

    menyerah.

    Mereka menempuh jalan biadap di luar kemanusiaan iaitu dengan melakukan

    embargo ekonomi secara total termasuk orang-orang yang belum mendukung

    dakwah Beliau. Namun Beliau juga tetap tegar dan tidak pernah tergoyahkan

    sedikit pun.

    Akhirnya, mereka menempuh jalan tipu daya dan ancaman pembunuhan

    terhadap Beliau. Namun, Maha suci Allah, Beliau tetap tegar dan tidak pernah

    surut sedikit pun dari jalan dakwah.

  • Sesudah Allah swt. memberi izin kepada Rasulullah untuk berhijrah ke

    Madinah, mereka pun terus memeranginya dengan mengirim pasukan ekspedisi

    bersama pasukan perangnya untuk menumpas dakwah Beliau dan para

    pengikutnya. Namun hal itu tidak pernah membuat surut dari perjuangannya.

    Beliau hadapi ujian itu dengan penuh kesabaran. Perjuangan tidak akan pernah

    berhenti walau berbagai rintangan menghadangnya hinggga Allah swt.

    memberikan kemenangan berupa pertolonganNya. Pada saat itu manusia

    berbondong-bondong memasuki agama Allah.

    Oleh kerana itu, wahai para aktivis dakwah

    Sudah sepatutnya aspek perjalanan Panglima Dakwah itu dijadikan sebagai

    tuntunan dan teladan bagi setiap aktivis yang ingin membangun umatnya

    menjadi umat yang mulia, umat yang terhormat, dan umat yang memilki harga

    diri.

    Allah swt. berfirman,

    Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

    menyebut Allah. (Al-Ahzab : 21)

    Wahai para aktivis dakwah

    Sudah menjadi sunatullah bagi para penyeru risalah Din akan menghadapi

    berbagai cubaan dalam melaksanakan tugas dakwahnya untuk membimbing

    umat menuju yang haq benar, baik cubaan fizik mahupun psikis. Semua terjadi

    kerana setiap aktivis bertugas mengubah kenyataan kehidupan social yang

    begitu kompleks. Para aktivis harus menghadapi kelompok pendurhaka dan

    kelompok penguasa zalim. Para aktivis akan menghadapi masyarakat yang peri

    kehidupannya telah rosak. Mereka tidak hanya mengurusi orang-orang mukmin

    dan orang-orang yang terikat dengan perjanjian semata.

    Demikianlah tabiat jalan dakwah. Jalan yang harus dirtempuh dengan

    bergulat meghadapi berbagai kendala. Dengan demikian seorang aktivis

    semakin menyedari tabiat dirinya sebagai aktivis. Al-Quran dengan jelas

    memberikan gambaran terhadap tabiat mereka,

  • Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman",

    sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang

    sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan

    Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabut : 2-3)

    Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh

    malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)

    sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya

    pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-

    Baqarah : 214)

    Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

    Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Luqman :

    17)

    Dalam suatu kesempatan Rasulullah saw. bersabda sebagaimana yang

    diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim dari Saad bin Waqash. Ia berkata,

    Kelompok manusia manakah yang paling berat cubaannya? Beliau

    menjawab, (Iaitu) para Nabi, kemudian (orang-orang) yang setingkat, lalu

    (orang-orang) yang setingkat (lagi). Seseorang akan dicuba menurut (kadar)

    keimanannya. Jika kadar keimanannya kuat maka cubaannya kuat. Dan jka

    keimanannya lemah, maka Allah pun mencubanya menurut kadar keimanannya

    yang lamah itu. Jadi cubaan itu tetap menyertai seseorang, sehingga ia

    membiarkannya di atas bumi ini. Sedang atasnya tiada satu kesalahan pun.

    Imam Muslim dalam kitab shahihnya, meriwayatkan bahawa Rasulullah saw. telah bersabda,

    Tertutup syurga itu dengan (hal-hal) yang tidak disukai, dan tertutup neraka

    itu dengan hal-hal yang menyenangkan. (h.r. Muslim)

    Dalam kesempatan yang lain ketika kaum musyrikin semakin gencar

    melakukan intimidasi kepada muslimin yang masih lemah iman datanglah di

    antara kaum muslimin itu kehadapan Rasulullah seraya berkata,

  • Mengapa anda tidak (segera) memohon pertolongan untuk kami? Mengapa

    anda tidak berdoa untuk kami? Beliau lalu bersabda, Sungguh dahulu sebelum

    kamu, pernah seseorang diseksa. Iaitu digalikan lubang untuknya, lalu ia

    ditanam di dalamnya. Ada lagi disiapkan gergaji, lalu diletakkan di atas

    kepalanya sehingga terbelah menjadi dua bahagian. Ada pula yang disisir

    badannya dengan sisir dari besi, sehingga daging dan tulangnya terbawa.

    Namun, (seksa) itu tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Demi Allah,

    sungguh Allah akan menanggulangi urusan ini, sehingga seorang pengendara

    dari (negeri) Shana menuju Hadhramaut, tidak takut (sedikit pun) melainkan

    kepada Allah, dan serigala (terus menjaga) atas dombanya. Tapi saying, kamu

    sekalian tergesa-gesa, tidak tahan uji!. (h.r. Bukhari)

    Kesabaran Generasi Sahabat

    Wahai para aktivis dakwah

    Generasi pertama (generasi sahabat dan orang-orang yang mengikut

    jejaknya), memahami benar pesan-pesan Al-Quran dan taujih Rasulullah saw.

    tentang persiapan yang harus dimiliki oleh seorang aktivis dakwah. Iaitu

    keharusan agar berjiwa tabah, tegar, dan tahan uji dalam menghadapi berbagai

    cubaan dan rintangan yang menghadang. Bagi mereka, seorang aktivis adalah

    peribadi-peribadi yang tidak pernah gentar menghadapi tentangan, jiwa-jiwa

    yang memilki aqidah tangguh, tidak pernah grogi dan pantang mundur, tabah

    menanggung derita dalam kondisi dan situasi bagaimana pun.

    Para sahabat memahami betul bahawa dirinya adalah seorang muslim yang

    mengemban misi. Sebagai seorang aktivis yang memiliki tanggungjawab dan

    sekaligus berperan sebagai seorang mujahid dalam kehidupannya. Mereka

    selalu siap ke medan dakwah untuk menyeru ke jalan Allah swt., tanpa dibayangi

    rasa takut sedikit pun terhadap tentangan-tentangan yang menghadangnya,

    sebagai risiko dari seruannya. Hanya redha Allah sematalah yang mereka cari

    dan yakin akan pertolongan Allah swt.

    Dalam kesempatan ini, wahai para aktivis dakwah

  • Kita mencuba memahami sejarah perjalanan hidup mereka, supaya dapat

    kita ketahui dengan jelas bagaimana cubaan dan derita yang dialami oleh para

    pendahulu kita, mujahid dakwah dari kalangan para sahabat Rasulullah saw.

    dalam mengemban risalah Islamiyah, dakwah rabbaniyah. Harapan kita supaya

    kita dapat meneladani kesabaran dan ketegaran mereka, mengikuti jejak mereka

    dalam ketulusan pengorbanan, dan keteguhan hati. Dengan demikian dakwah

    yang kita serukan makin marak.

    Adalah tugas seorang aktivis mengembalikan izzah Islam di panggung

    masyarakat dunia, dengan ruh jihad hingga terbentuk Daulah Quraniyah, yang

    bersatu di bawah naungan Islam.

    Di antara mujahid dakwah dari kalangan para sahabat Rasulullah saw. di

    antaranya,

    Bilal bin RabbahBeliau adalah sahabat Rasul yang luar biasa. Seorang budak dari negeri

    Habsyi. Setelah kebenaran Islam merasuk ke dalam jiwanya, beliau ukir

    kehidupannya ke arah yang gemilang dengan nur Islam. Beliau memiliki

    ketabahan dan keteguhan hati laksana baja. Dalam perjalanan dakwah

    Islamnya, beliau telah mengalami berbagai seksaan dan setiap kali seksaan itu

    datang mendera beliau.

    Suatu hari batu yang besar dan panas itu dihempaskan di atas punggungnya.

    Di tengah terik matahari padang pasir yang membakar itu beliau disuruh memilih;

    tetap menanggung derita seksa atau melepaskan Islam. Sahabat yang kemudian

    dikenal dengan muadzin Rasul ini tetap teguh pada jalan Islam. Bahkan semakin

    tegar dan kukuh dengan keimanannya. Kalimat, Ahad, Ahad Fardhu Shamad

    senantiasa beliau ucapkan di tengah intimidasi para musuh Islam itu.

    Begitulah, Bilal bin Rabah. Cubaan yang berupa seksaan, beliau hadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan.

  • Keluarga Amar bin YasirSungguh! Keluarga Amar bin Yasir adalah teladan umat. Amar, ibunya

    Sumayyah- dan ayahnya Yasir-, memiliki andil yang cukup besar bagi

    perjalanan dakwah Islamiyah. Mereka telah mendapat seksaan yang menurut

    ukuran manusia amatlah mustahil untuk tetap istiqamah. Iaitu ketika majikannya

    (keluarga Bani Makhzum), mengetahui bahawa keluarga Amar bin Yasir telah

    masuk Islam, kemudian menimpakan berbagai seksaan yang amat pedih kepada

    keluarga Amar. Dipaksanya anak beranak itu untuk keluar dari Islam, kemudian

    kembali kepada agama berhala yang penuh kekufuran.

    Suatu hari, di saat matahari padang pasir tengah membara, di sebuah

    lapangan terbuka di kawasan kota Mekkah, satu keluarga itu tengah menerima

    seksaan yang tak terperikan. Berhari-hari lamanya seksaan itu telah mereka

    derita. Tatkala Rasulullah saw. berlalu dari hadapan keluarga itu, tiba-tiba

    terdengarlah rintihan Yasir dalam keadaan terbelenggu kedua tangan dan

    kakinya, Adakah derita ini sepanjang masa? Segera Rasulullah menengadah

    ke langit saraya berseru, Wahai keluarga Yasir, bersabarlah. Bergembiralah

    kamu. Sesungguhnya syurga telah dipersiapkan sebagai tempat kembali

    keluargamu. Mendengar seruan Nabi tersebut, keluarga Yasir menjadi tenteram

    jiwanya dan kian tabah dalam menghadapi ujian.

    Datanglah Abu Jahal lanatullah. Dimintanya keluarga itu untuk memilih

    antara mati syahid ataukah dibiarkan hidup bersama rakannya dengan

    meninggalkan ajaran Muhammad saw. dan kembali menganut agama nenek

    moyangnya. Akhirnya, keluarga itu pun tetap berpihak pada ajaran Muhammad

    saw.. Gugurlah Sumayyah sebagai saksi atas kebenaran yang diyakininya.

    Sebagai wanita pertama yang menyandang gelar sebagai syahidah atas Din

    Islam ini. Disusul suaminya, Yasir sebagai lelaki pertama yang bergelar sebagai

    syuhada.

  • Sementara Amar, anak mereka tetap bergulat menanggung seksaan. Ia tetap

    berupaya menanggung seksaan itu betapa pun pedihnya. Namun ia tetaplah

    sebagai manusia. Sesungguhnya seksaan yang ia terima sungguh telah

    melampaui batas kemanusiaan, hingga tanpa sedar Amar pun mengucapkan

    kata-kata kekufuran sebagai upaya untuk melepaskan seksaan yang ia derita.

    Sungguh ia bersedih dengan ucapan itu, walaupun dalam hatinya tetap meyakini

    sepenuhnya akan kebenaran Islam. Pada saat itu turunlah kebenaran Allah swt.,

    Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (Dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (Dia tidak

    berdosa) (An-Nahl : 106)

    Mushab bin UmairIa lahir dan tumbuh dari keluarga terpandang dan kaya raya. Sejak muda

    sudah terbiasa hidup dalam kemewahan. Ibnu Saad dalam kitab Thabaqah meriwayatkan kisah keislamannya.

    Adalah Mushab bin Umair, seorang pemuda yang berpenampilan tampan lagi simpatik. Kedua orang tuanya sangat mencintainya. Terutama ibunya, yang

    senantiasa memenuhi segala kehendaknya. Pada saat itu dia adalah susuk

    pemuda Mekkah yang paling elit dalam berpakaian dan wangi-wangian.

    Suatu hari, saat Rasulullah saw. berada di rumah Arqam bin Abi Arqam,

    tempat yang selalu dijadikan pusat pertemuan antara Nabi dan Sahabat beliau,

    hadirlah Mushab bin Umair. Rasulullah pun mengajaknya untuk masuk Islam

    dan Mushab bin Umair tidak menolaknya. Sejak itu Mushab bin Umair sering

    hadir dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Rasul di rumah Arqam

    tersebut.

    Mushab memang sengaja tidak memperlihatkan keislamannya terhadap

    keluarganya yang sangat membenci kebenaran Islam. Namun lama kelamaan

    terbukalah jua rahsia keislaman yang selam ini ia sembunyikan. Mushab mulai

    mendapatkan permusuhan dari keluarga dan kerabatnya. Mereka menyeksa dan

    menyekap Mushab dalam waktu yang lama.

  • Ketika berita sampai ke Mushab, bahawa kaum muslimin berhijrah ke negeri

    Habasyah maka Mushab pun segera melarikan diri dan ikut berhijrah ke negeri

    Habasyah. Ia tinggalkan keluarganya yang banyak memberikan kemewahan

    hidup demi kecintaannya pada Rasul dan ajarannya walaupun harus menderita.

    Demikian halnya ketika ada seruan untuk hijrah ke Madinah sebagaimana

    Khabbab bin Al-Art menceritakan, Kami harus berhijrah bersama Rasul ke

    Madinah demi mengharap redha Allah. Di antara kami ada yang tetap tabah

    walau harus menderita berhari-hari menahan lapar, termasuk Mushab bin

    Umair. Penderitaan senantiasa menyertai Mushab bin Umair hingga gugur

    sebagai syuhada dalam perang Uhud. Untuk mengafaninya tiada selembar kain

    pun kecuali sebuah purdah (selendang) pendek yang bila ditutupkan di atas

    kepalanya, tampaklah kedua kakinya, dan bila ditutupkan di atas kedua kakinya,

    tampaklah kepalanya. Akhirnya oleh Rasulullah saw. ditutupkanlah kakinya

    dengan daun idzkir.

    Sungguh Rasulullah telah mewaqfkan Mushab bin Umair dalam perang

    Uhud. Ia gugur sebagai syuhada dengan berkafan selembar furdah. Dengan

    berlinang air mata Rasulullah saw. bersabda,

    Sungguh sejak aku melihat engkau di Mekkah, tiada seorang pun yang lebih

    mewah dalam berpakaian. Tiada seorang pun yang lebih tampan

    daripadamu dalam berpenampilan. Tapi kemudian engkau gugur dalam

    keadaan yang demikian rupa, dan hanya dibungkus dengan selembar

    purdah yang pendek.

    Kemudian Rasulullah membacakan firman Allah swt.,

    Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada

    (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (Al-Ahzab : 23)

    Wahai para aktivis dakwah

    Jangan ragu lagi semua kenyataan itu merupakan buah dari keimanan,

    cermin dari ketabahan, kesabaran, dan keistiqamahan yang telah dicontohkan

    oleh Rasulullah saw., sebagai perintis dakwah, panglima dakwah. Beliau telah

    memberikan keteladanan yang terbaik dalam kesabaran dan ketabahan juga

    dalam perjuangan dan pengorbanan.

  • Jejak Rasulullah telah diikuti oleh para sahabat, generasi tabiin, demikian

    terus diikuti oleh penegak Din Islam hingga sekarang. Ada Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, Mundzir bin Said, Said bin Al-Musayyib, Wali bin Thawus, Hasan Al-Banna, Sayyid Qutbh, Asy-Syeikh Marwan Hadid, Asy-Syeikh Abdul Aziz Al-Badri, Asy-Syeikh Muwaffaq Sirajiyah, dan masih ratusan lagi bahkan ribuan lagi. Mereka telah memberikan teladan yang sangat

    indah dalam mewujudkan kesabaran, ketabahan, keberanaian, dan ketegaran

    dalam berdakwah. Semoga Allah merahmati mereka dan menempatkannya

    dalam kedudukan yang terhormat serta senantiasa dilimpahkan kesejahteraan

    yang kekal atas mereka. Amin.

    Semua itu merupakan ibrah pelajaran bagi para aktivis dakwah, bahawa

    orang-orang yang telah mempertaruhkan dirinya untuk berdakwah, tidak boleh

    tidak, ia akan berhadapan dengan berbagai rintangan, ujian, dan cubaan serta

    kesulitan dan penderitaan. Sekali lagi, hal itu telah menjadi sunatullah yang tidak

    bisa ditawar lagi.

    Adalah keliru, jika orang beranggapan bahawa jalan dakwah itu selamanya

    licin dan lapang, penuh taburan bunga, taburan senyuman, dan tepuk tangan.

    Sungguh keliru! Selamanya tidak demikian. Bahkan setiap aktivis harus

    menyedari bahawa jalan dakwah penuh ancaman dan seksaan dari orang-orang

    yang zalim.

    Oleh kerana itu, sudah sepatutnya jika seseorang aktivis harus membekali

    diri dengan kesabaran, ketabahan, kesiapan dalam menghadapi penderitaan

    dengan tekad yang membaja. Tanpa itu semua dikhuatirkan seorang aktivis akan

    mudah futur manakala cubaan dating menghadang. Yang lebih fatal bila ia

    berpangku tangan bersama orang-orang yang benci dan frustasi terhadap

    dakwah.

    Betapa indah wahai para aktivis, syair yang digubah oleh Ath-Thaghrai ini,Cinta keselamatan sikap terpuji

    Tetapi harus didukung oleh semangat yang tinggi

    Sayangnya orang lebih suka hidup santai

    Bila anda cenderung untuk memburunya

  • Maka, Anda harus mempersiapkan dana di bumi

    Atau, Anda persiapkan tangga di udara

    Lalu, berangkatlah!

    Sementara Abu Thayyib Al-Muttaanabbi, berkata dalam syairnya,Anak cucuku,

    Aku telah mencapai ketinggian puncak

    Kesulitan ada pada ketinggian,

    dan kemudahan ada pada kerendahan

    Anda ingin mencapai ketinggian dengan mudah?

    Tidak mungkin!

    Tanpa perjuangan melawan sengat lebah

    Dan seorang penyair lagi berkata,

    Bila keinginan-keinginan itu besar

    maka tubuh-tubuh pun payah dalam meraihnya

  • 5. Optimisme Aktivis Dakwah

    Wahai para aktivis dakwah

    Optimisme merupakan kekuatan jiwa seseorang untuk menyongsong hari

    esok penuh semangat, mendorongnya menuju cita-cita dengan penuh keyakinan

    dan senantiasa memacu dirinya untuk bersikap berani hingga meriah

    keberhasilan dan kemenangan yang didambakan.

    Wahai para aktivis dakwah

    Waspadalah terhadap maker negara-negara barat, khususnya Amerika yang

    telah membidani lahirnya negara Israel sebagai basis Yahudi Internasional. Para

    orientalis yang secara intensif menyebarkan invasi budaya dan pemikiran untuk

    memudaratkan umat Islam. Komunis Internasional yang telah merosak akhlak

    dan generasi muda Islam dan Yahudi Internasional dengan beberapa

    lembaganya yang mensponsori berbagai jalan untuk menumpas semua agama

    selain agama mereka.

    Negara-negara besar baik di belahan timur maupun barat, bekerja keras

    bahu membahu meninabobokan kaum muslimin dengan pengorganisasian yang

    rapi.

    Namun, semua itu janganlah membuat kaum muslimin, khususnya para

    aktivis menjadi patah semangat untuk menegakkan izzul Islam wal Muslimin dan

    panji-panji kalimatullahi hiyal ulya!

    Wahai para aktivis dakwah

  • Hendaklah engkau memilki semangat yang tinggi untuk memenangkan

    dakwah, kerana engkau yang lebih berhak untuk memiliki jiwa optimis dalam

    memenangkan din yang haq. Janganlah engkau berputus asa kerana Al-

    Quranul Karim telah mengharamkan sifat tersebut, Rasulullah saw. pun

    menganjurkan kepada kita untuk hidup mulia dan terhormat.

    Al-Quran Melarang Putus Asa

    Wahai para aktivis dakwah

    Sejumlah ayat Al-Quran dengan tegas melarang umat Islam berputus asa.

    Putus asa adalah Sikap Orang Kafir

    Allah swt. melarang dengan tegas seorang muslimin bersikap putus

    asa. Sikap demikian hanya layak dimiliki oleh orang-orang kafir,

    sebagaimana firman Allah swt.

    dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf : 87)

    Putus Asa adalah Sikap Orang yang SesatAllah swt. juga mengungkapkan bahawa sikap putus asa hanya layak

    disandang oleh orang-orang yang sesat, sebagaimana firmanNya,

    Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang

    sesat". (Al-Hijr : 55-56)

  • Putus Asa adalah Sikap yang TercelaAllah swt mengecam manusia yang mudah berputus asa, tidak tabah,

    dan tidak tahan uji.

    Dan apabila kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan

    kesalahan yang Telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus

    asa. (Ar-Ruum : 36)

    Wahai para aktivis dakwah

    Dari uraian ayat di atas dapat disimpulkan bahawa sikap putus asa sangat

    tidak dibenarkan dalam Islam. Sikap putus asa hanya akan menjadi kendala bagi

    seorang pemimpin, menjadi petaka bagi seorang pejuang dan menjadi

    penghalang besar bagi terwujudnya sebuah cita-cita untuk meraih keagungan

    dan kemuliaan. Oleh kerana itu, hendaklah para aktivis menjauhkan sikap ini dari

    kehidupannya. Menjauhkan bisikan-bisikan yang terkadang menggema di telinga

    berupa berbagai jenis ungkapan yang mengantarkan kepada sikap putus asa.

    Berbagai ungkapan yang mungkin terngiang di telinga, Kita telah mencurahkan

    segala upaya, sementara hasil dakwah kita tidak nampak, memang kita ini

    lemah. Untuk apa kita getol berdakwah, bukankah akan lebih baik kita di rumah

    saja. Untuk apa capai-capai mengurusi umat, lebih baik mengurus diri sendiri

    dan keluarga, dan berbagai ungkapan yang lain.

    Al-Quran menyebut orang-orang yang suka menghembuskan bisikan-bisikan

    demikian sebagai penghalang kebaikan, sebagaimana firman Allah swt.,Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang- halangi di antara kamu dan

    orang-orang yang Berkata kepada saudara- saudaranya: "Marilah kepada kami". dan

    mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu,

    apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan

    mata yang terbalik- balik seperti orang yang pingsan Karena akan mati, dan apabila

    ketakutan Telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka

    bakhil untuk berbuat kebaikan. mereka itu tidak beriman, Maka Allah menghapuskan

    (pahala) amalnya. dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab : 18-19)

  • Sesungguhnnya orang yang senantiasa menghembuskan bisikan-bisikan

    keputusasaan adalah orang-orang yang telah kalah sebelum berjuang, tanpa

    melihat realitas kaum muslimin.

    Rasulullah saw. pernah bersabda,

    Barangsiapa mengatakan (bahawa) kaum muslimin telah binasa, maka

    (sebenarnya) dialah yang membuat kaum muslimin binasa. (Al-Hadits)

    Lebih ironis lagi adalah adanya sebahagian ulama yang merasa pesimis

    untuk memperbaiki kondisi umat. Meraka menyerukan melakukan uzlah

    mengisolasi diri, dengan menyusuri lereng-lereng gunung, menghindarkan

    agamanya dari berbagai fitnah hingga menemui ajalnya.

    Memang benar, bahawa Rasulullah saw. pernah bersabda,

    Telah dekat saatnya sebaik-baik harta seseorang adalah sejumlah perbekalan

    yang dibawa di lereng-lereng gunung, dan celah-celah bukit, (untuk

    menghindarkan agamanya dari berbagai fitnah. (h.r. Bukhari)

    Namun perlu dimaklumi bahawa hadits tersebut, juga hadits lain yang

    semakna tentang seruan uzlah, masih perlu pembahasan labih lanjut tentang

    siapa orang yang difitnah kerana agamanya, dan siapa orang yang

    menyelamatkan diri dari murtad. Ini perlu memperoleh penjelasan lebih lanjut.

    Wahai para aktivis dakwah

    Semestinya bila di suatu negeri masih terdapat sejumlah kaum muslimin dan

    selama masih ada peluang untuk menegakkan kemuliaan Islam, maka tidak

    diperkenankan bagi kaum muslimin untuk melakukan uzlah dari masyarakatnya.

    Dalam kaedah ushul fiqh, Sesuatu yang menopang bagi terwujudnya suatu kewajipan adalah wajib. Upaya menegakkan dan mempertahankan Islam

    adalah wajib, dan untuk melaksanakan kewajipan itu kaum muslimin harus

    berada di tengah-tengah masyarakat. Jadi keberadaan para aktivis dakwah di

    tengah-tengah masyarakat dalam rangka mendakwahkan Islam adalah wajib.

    Bagaimanapun uzlah tetap tidak dibenarkan selama umat masih memiliki

    potensi, betapa pun kecilnya.

  • Atas dasar itu, maka kaum muslimin berkewajipan untuk menegakkan

    hukum-hukum Allah di muka bumi ini. Termasuk membebaskan Palestina dari

    cengkeraman Yahudi. Untuk selanjutnya, ditegakkan Daulah Islamiyah. Kita

    masih memiliki kemampuan untuk itu, jika kita benar-benar mengikhlaskan niat,

    membulatkan tekad, menyatukan barisan jemaah, dan tampil ke medan jihad

    dengan penuh percaya diri dan optimis.

    Optimis dan Realita Sejarah Kebangkitan Umat

    Wahai para aktivis dakwah

    Sesungguhnya fenomena histories telah menunjukkan bahawa peribadi yang

    memiliki jiwa optimis akan mencapai kejayaan dan kemuliaan. Sebaliknya

    jiwa yang pesimis hanya akan mengantarkan kerendahan dan kehinaan.

    Inilah kisah-kisah peribadi-peribadi yang mampu membangkitkan umat

    dengan penuh optimisme.

    Abu Bakar Ash-ShiddiqAdalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang pada masa kekhalifahannya timbul

    berbagai masalah. Pada masa itu kemunafikan telah merajalela. Ada yang

    mengaku sebagai nabi dan banyak kaum muslimin yang enggan menunaikan

    zakat. Masjid pun sepi dari aktivitas, masjid di Makkah dan di Madinah saja yang

    masih menyelenggarakan solat jumat.

    Keadaan kala itu benar-benar kritis, sebagaimana digambarkan oleh Urwah

    bin Zubair,

    Mereka bagaikan domba di tengah malam yang gelap gulita, kerana kehilangan

    nabi mereka. Jumlah mereka sedikit sedangkan musuh mereka banyak.

  • Melihat kondisi yang demikian ada di antara kaum muslimin yang

    menyarankan kepada Abu Bakar dengan berkata, Hai Sang Khalifah Rasul,

    tutuplah pintu rumah Anda di rumah, sambil beribadah kepada Tuhanmu hingga

    ajal menjemputmu. Namun saran itu ditolak oleh Abu Bakar. Sedikit pun beliau

    tidak gentar, apalagi putus asa. Dengan jiwa optimis beliau menyelesaikan

    berbagai masalah seraya berkata, Adakah dakwah Islam akan surut, padahal

    aku masih hidup?

    Waktu itu Umar bin Khattab tidak sependapat dengan tindakan Abu Bakar

    dalam memerangi para pembangkang zakat. Lalu Abu Bakar berkata kepada

    Umar bin Khattab,

    Wahai Umar aku hanya mengharap bantuanmu untuk mengikuti

    kebijaksanaanku. Bukankah anda seorang pemuka tatkala masih jahiliah

    dan kini menjadi pembela yang handal setelah menjadi muslim? Akankah

    anda berharap bahawa aku akan melunakkan mereka dengan sihir yang

    memabukkan atau dengan syair yang mempesonakan? Itu tidak mungkin

    dan mustahil! Rasulullah telah tiada, wahyu pun kini terputus. Maka, demi

    Allah, aku terus memerangi mereka selama pedang masih di tanganku!

    Dan demi Allah, jika mereka tetap membangkang kepadaku, tidak mau

    menyerahkan zakat unta sebagaimana yang pernah mereka lakukan pada

    zaman Rasulullah, nescaya aku tetap akan memerangi mereka.

    Setelah mendengar jawapan Abu Bakar yang demikian tegas, maka Umar bin

    Khattab pun membenarkan apa yang diungkapkan Abu Bakar seraya berkata,

    Itu hanya pertimbangankku Abu Bakar Namun Allah telah melapangkan

    dada Abu Bakar, kerana itu aku pun menerima dan mengakui bahawa engkau

    dipihak yang benar.

  • Khalifah Abu Bakar pula yang telah mengirimkan pasukan Usamah tatkala

    orang-orang mencuba merintangi pemberangkatannya. Dengan tegas Abu Bakar

    mengatakan, Demi Zat yang diriku berada dalam kekuasaanNya, seandainya

    ditakdirkan ada binatang buas yang hendak menerkamku, tetap aku akan tetap

    mengirimkan pasukan Usamah sebagaimana yang diamanahkan oleh Rasulullah

    saw. kepadaku. Bahkan, seandainya tiada seorang pun yang tinggal di negeri ini

    selain aku, aku tetap mengirimkan pasukan. Aku tidak akan berlepas terhadap

    keputusan Rasulullah saw..

    Abu Bakar tetap bersiteguh pada pendiriannya, tetap melaknsanakan jihad,

    tetap mengirim pasukan Usamah ke medan tempur, dan tetap bersemangat

    dalam menjaga dan memelihara kemaslahatan umat. Sehingga semua kesulitan

    dapat teratasi, berbagai fitnah dapat ditumpas, kelompok murtad dapat

    ditundukkan, demikian halnya para pembangkang zakat yang mengabaikan solat

    dan yang mengaku dirinya sebagai nabi. Beliau terus berjuang sampai orang-

    orang yang telah berputus asa pulih semangatnya. Kembali memperoleh izzah

    dan kehormatannya.

    Begitulah seharusnya apa yang harus dilakukan para pemimpin umat, para

    aktivis dakwah.

    Shalahuddin Al-AyyubiKala itu kaum Shalibiyyun (Pasukan Salib) menginvasi berbagai negara

    Islam, dan Masjidil Aqsha telah berabad-abad dalam keadaan tidak menentu.

    Sehingga banyak pihak mengatakan bahawa tidak ada harapan lagi bagi kaum

    muslimin untuk menundukkan kaum Shalibiyyun dan mengembalikan bumi

    Palestina beserta Masjidil Aqshanya ke pangkuan kaum muslimin.

    Tampillah di pentas sejarah pahlawan Padang Pasir, Shalahuddin Al-Ayyubi.

    Ia menebas kaum Shalibiyyun dalam suatu pertempuran yang dahsyat, sehingga

    kaum muslimin tampil kembali sebagai umat yang diperhitungkan. Umat yang

    memiliki kekuatan, kemuliaan, dan kewibawaan. Sehingga benar-benar mulia

    sejarah umat Islam waktu itu.

  • Begitulah seharusnya peran yang harus dijalankan oleh setiap pemimpin

    umat. Peran yang sehrusnya juga dijalankan oleh setiap aktivis dakwah.

    QuthzSiapakah yang mengira kaum muslimin akan tegak, ketika pasukan Mongol

    dan Tartar menggempur dunia Islam dari satu hujung ke hujung lainnya. Mereka

    menjarah harta, merosak tata nilai, dan membantai kaum muslimin serta

    kehormatannya. Kala itu timbul opini di kalangan kaum muslimin bahawa Holako dapat membangun sejumlah gunung dan piramid yang tinggi lagi megah dari

    mayat-mayat kaum muslimin. Sebagaimana komentar Ibnul Atsir Al-Jazari, seorang ahli tarikh sejarah kenamaan, Sungguh aku telah diam bertahun-

    tahun, enggan untuk menuturkan peristiwa ini mengingat demikian dahsyatnya

    dan ngeri untuk mengatakannya. Benar-benar aku ragu dan bimbang.

    Bayangkan! Siapakah yang sanggup menulis dengan kedua tangannya tentang

    berita kematian kaum muslimin itu? Sungguh betapa baiknya seandainya aku

    mati sebelum ini, sehingga aku bisa lupa dan dilupakan sama sekali.

    Tetapi Allah Maha Perkasa, diutusnya seorang pahlawan Quthz untuk mengobarkan api jihad, untuk memimpin peperangan. Terjadilah perang Ainu

    Jalut yang demikian dahsyat dan kaum muslimin menjadi umat yang mulia,

    berwibawa, dan memiliki harga diri.

    Demikian itu peranan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin dan

    aktivis dakwah dalam menyikapi keadaan masyarakatnya.

    Wahai para aktivis dakwah

    Sesungguhnya tiga peristiwa yang terjadi pada zaman yang berbeda telah

    memberikan dampak bagi kaum muslimin untuk bangkit kembali menjadi umat

    yang diperhitungkan. Berbagai kebangkitan muncul di berbagai negara dengan

    satu motivasi iaitu keinginan akan adanya qiyadah muminah, sebagai cerminan

    kekuatan dan pengharapan pertolongan dari Allah. Mereka meyakini bahawa

    Islam memiliki kekuatan yang luar biasa untuk membebaskan sifat ananiyah dan

    ashabiyah jahiliyah yang selama ini merupakan penghalang untuk mendapatkan

    kemuliaan.

  • Kepimpinan yang mereka harapkan adalah kepimpinan yang tersentral pada

    tujuan li Ilaai kalimatillah hiyalulya dengan berpegang teguh pada sunnah

    Rasulullah saw.. Semua keinginan itu hanya akan dapat tercapai manakala

    setiap muslimin memiliki ruh jihad yang tinggi hingga Allah pun memberikan

    pertolongan kerana kesungguhannya, sebagaimana firman Allah swt.,

    Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang

    itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka

    Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan

    mereka dengan pertolonga yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke

    dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah

    ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.

    mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah

    golongan yang beruntung. (Al-Mujadilah : 22)

    Dan Sesungguhnya Telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi rasul, (yaitu) Sesungguhnya mereka Itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan Sesungguhnya tentara

    Kami Itulah yang pasti menang, (Ash-Shaffat : 171-173)

    Dengan demikian, kaum muslimin harus tetap optimis terhadap pertolongan

    Allah swt., kerana sikap ini merupakan pintu pembuka bagi keberhasilan dan

    kemenangan Din Islam. Sikap yang senantiasa mendorong untuk berjuang di

    dalam meraih kemenangan, sebagai cerminan peribadi yang bertaqwa.

    Bukankah Allah swt. akan senantiasa menyertai orang-orang yang bertaqwa?

    Dan kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),

    (Al-Qashash : 5)

    Kabar Kejayaan Umat dari Rasulullah SAW.

    Wahai para aktivis dakwah

    Rasulullah saw. menganjurkan agar kaum muslimin hidup secara mulia dan

    terhormat. Kemuliaan dan kehormatan itu seperti yang digambarkan hadits

    Rasulullah saw. di bawah ini,

  • Akan senantiasa ada suatu kelompok di kalangan umatku yang membela (dan

    menegakkan) kebenaran, hingga saat kiamat dating. (h.r. Bukhari, Muslim,

    dan lainnya)

    Agama ini (Al-Islam) tetap akan tegak, suatu kelompok dari kalangan kaum

    muslimin (siap) berperang (untuk menjaganya), sampai saat kiamat dating.

    (Al-Hadits)

    Wahai para aktivis dakwah

    Dua hadits di atas memberi keyakinan bahawa akan tetap ada suatu

    kelompok dari kalangan kaum muslimin, di sepanjang zaman yang akan

    membela dan menegakkan kebenaran hingga dating akhir zaman. Suatu yang

    pasti, kita akan terus berhadapan dengan kebatilan.

    Bila suatu saat cahaya kebenaran pudar, maka ia harus dinyalakan kembali.

    Kalau keputusasaan melanda umat, maka seorang aktivis dakwah berkewajipan

    membangkitkan kembali harapan umat. Jika kelesuan melanda kaum muslimin,

    maka adalah tugas seorang aktivis dakwah menumbuhkan ruh jihad. Demikian

    tugas seorang aktivis dakwah.

    Dalam hadits lain, yang dirirwayatkan Abu Umamah, Rasulullah saw.

    bersabda,

    Akan senantiasa ada suatu kelompok dari umatku yang membela kebenaran,

    menundukkan musuh mereka, tidak (pula) fitnah yang menimpa mereka

    sehingga dating keputusan (pertolongan) Allah sedang mereka tetap dalam

    keadaan demikian. Sejumlah sahabat bertanya, Ya Rasulullah, di mana

    mereka itu? Beliau menjawab. Di Baitul Maqdis! (h.r. Bukhari, Muslim,

    dan lainnya)

    Abbu Darda berkata, Rasulullah saw. bersabda,

    Di saat aku tidur (bermimpi), aku melihat pokok (kandungan) Kitab diangkat dari

    bawah kepalaku, lalu kuduga ia dilarikan, maka aku pun mengikuti

    pandanganku, lalu ia menatap si Syam. Maka ketahuilah, bahawa

    keimanan sedang mengalami fitnah di (negeri) Syam. (h.r. Al-Bazzar)

    Dalam riwayat lain, yang diriwayatkan oleh Abu Darda juga disebutkan,

  • Berbahagialah Syam, kerana sesungguhnya para malaikat Allah sedang

    menebarkan sayap-sayapnya. (h.r. Ahmad dan Tirmidzi)

    Dari sejumlah riwayat hadits di atas, dapat kita simpulkan bahawa medan

    jihad untuk menegakkan Daulah Islamiyah ada di negeri Syam dan sekitar Baitul

    Maqdis. Hal itu merupakan kabar gembira bahawa Islam akan tegak kembali.

    Negeri Palestina yang selama ini di cengkeram Yahudi akan merdeka. Semua itu

    merupakan indikasi kejayaan, kemuliaan, dan harga diri umat Islam akan tampil

    kembali dengan izin Allah swt..

    Sementara itu Abu Qubail berkata, Ketika kami berada di rumah Abdullah bin

    Amr bin Al-Ash, ada seorang bertanya kepada Abdullah, Mana yang lebih

    dahulu ditaklukkan, Istanbul atau Rom? Lalu Abdullah bin Amr mengambil

    sebuah peti yang terjaga. Ia mengeluarkan sebuah catatan darinya, seraya

    berkata, Di saat kami berada di seputar Rasulullah saw., kami sedang

    menulis, tiba-tiba bertanyalah seseorang kepada Rasulullah saw., Mana

    yang lebih dahulu ditaklukkan? Rasulullah menjawab, Kota Heraklius (iaitu

    Istanbul). (h.r. Ad-Darimi, Ahmad, dan Abu Syaibah)

    Istanbul adalah kota pertama yang ditaklukkan di bawah kepimpinan

    Muhammad Al-Fatih (1453 M.) atau lapan abad setelah pemberitaannya dari Rasulullah saw.. Hal ini terjadi pada masa kekhalifahan Al-Utsmani As-Sulthan.

    Disusul kemudian penaklukan kota kedua iaitu Rom. Melihat realiti demikian,

    maka tidak mustahil jika Allah mengkehendaki, seluruh wilayah akan di bawah

    kekhalifahan Islam. Bila mereka bertanya kepada anda, Bila itu?, maka

    jawablah, Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

    Al-Haytsami berkata bahawa hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bazzar dan Ath-Thayalisi tersebut, rawi-rawinya terpercaya.

    Sebuah riwayat lain menyebutkan bahawa Rasulullah saw. pernah bersabda,

  • Sesungguhnya permulaan agamamu adalah nubuwwah dan rahmah kasih,

    namun terjadilah di tengah-tengah kamu apa yang dikehendaki Allah

    terjadi. Kemudian Allah Azza Wa Jalla menghilangkannya. Kemudian

    terjadilah suatu khilafah mengkehendaki minhaj sistem nubuwwah.

    Namun kemudian sesudah itu muncul suatu kerajaan yang menggigit.

    Lalu terjadilah (kembali) apa yang dikehendaki Allah terjadi. Kemudian

    Allah Azza Wa Jalla menghilangkannya. Kemudian muncul kerajaan yang

    menindas. Kemudian terjadi (lagi) apa yang dikehendaki Allah terjadi.

    Kemudian Allah Azza Wa Jalla menghilangkanny. Kemudian muncul

    (kembali) suatu khilafah pemerintahan mengikuti minhaj nubuwwah, yang

    memperlakukan manusia sesuai dengan sunah Nabi Muhammad saw..

    Dan Islam pun menyebar ke berbagai negara tetangga di bumi ini, sang

    penghuni langit meredhainya, dan (juga) sang penghuni bumi. Langit tidak

    membiarkan setetes pun hujan melainkan mencurahkannya dengan lebat,

    dan bumi juga tidak membirakan sedikit pun dari tumbuhan dan

    kekayaannya melainkan mengeluarkan segalanya.

    Fenomena historis menunjukkan bahawa penguasa yang kukuh telah usai

    dengan runtuhnya kekuasaan Utsmaniyah. Dan kini yang ada adalah periode

    penguasa dictator. Perebutan kekuasaan terjadi di mana-mana. Para penguasa

    tampil tanpa menghiraukan suara umat. Periode ini diawali oleh penguasa Turki

    kemudian menggejala hingga hamper di seluruh wilayah negeri. Namun hal itu

    tidak akan berjalan lama, setelah kebangkitan Islam merebak di mana-mana.

    Saat itu akan berdiri suatu pemerintahan Islam, kehidupan umat diatur sesuai

    dengan syariat Allah swt., hak-hak manusia dipenuhi, keadilan ditegakkan, dan

    rahmat Islam tersebar ke seluruh alam. Saatnya sudah dekat, jika Allah

    mengkehendaki.

    Kami sendiri optimis bahawa hal itu akan terjadi. Berkat pertolongan Allah

    swt., berkat perjuangan para aktivis, dan seluruh kekuatan yang mendukung

    dakwah Islamiyah dibawah komando jihad yang manhaji, hingga kemenangan di

    tangan Islam. Sungguh masa depan di tangan Islam. Rasulullah saw. bersabda,

  • Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan kaum

    Yahudi, lalu si Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu dan

    pohon pun berkata, Hai orang Islam, ini si Yahudi berada di belakangku,

    bubuhlah dia!, kecuali gharqad kerana memang dari (jenis) pohon Yahudi.

    (h.r. Imam Bukhari dan Muslim)

    Wahai para aktivis dakwah

    Dalam hadits tersebut Rasulullah saw. mengungkapkan bahawa kaum

    Yahudi pada suatu ketika akan mencapai suatu kondisi yang kuat dan berkuasa.

    Mereka berhimpun di suatu kawasan. Kemudian kaum muslimin menguasai

    mereka, lalu menggempur habis-habisan. Saat itu dunia akan berpihak kepada

    kaum muslimin, termasuk batu dan pepohonan.

    Dewasa ini, sejarah telah menunjukkan bahawa kaum Yahudi telah

    berhimpun di Palestina. Hal ini adalah indikasi bahawa kehancuran mereka telah

    diambang pintu. Kemenangan yang ditunggu itu akan segera tiba dengan

    ditandai mengalirnya para imigran Yahudi ke wilayah Palestina atas rekayasa

    Israel. Pada saat itu hadits Rasulullah saw. akan menjadi kenyataan.

    Begitulah akhlak yang harus dimilki oleh umat Islam. Ia diharamkan berputus

    asa dan lembaran-lembaran sejarah terus menunjukkan bahawa umat yang

    tertindas tidak akan selamanya akan tertindas. Ia pun akan mengecap

    kemenangan manakala ruh jihad dihidupkan.

    Wahai para aktivis dakwah

    Sunggu tidak ada alternatif lain bagi para aktivis kecuali harus segera

    meluruskan pandangan hidup umat, membangkitkan kembali pandangan hidup

    mereka, menggugah semangat mereka dan membangkitkan sikap optimis

    mereka. Dengan demikian akan tumbuh kesedaran kaum muslimin untuk

    mengatur barisan, menggalang persatuan, menyusun program, dan kekuatan,

    kemudian melaksanakan jihad hingga tercapai kemuliaan. Allah Yang Maha

    Perkasa lagi Maha Pemurah berkenan memberi pertolongan kepada siapa saja

    yang dikehendakiNya.

  • Khatimah

    Wahai para aktivis dakwah

    Demikianlah akhlak yang harus engkau miliki sebagai seorang aktivis dakwah

    dalam mengarungi aktivis di medan tabligh wal irsyad.

    Akhlak yang disandarkan kepada Allah, yang menimbulkan semangat

    keberanian, keluhuran, dan mengingatkan seorang aktivis dakwah untuk

    senantiasa bermuraqabatullah.

    Akhlak yang senantiasa merindukan kesyahidan, yang menimbulkan

    keikhlasan dengan mengharapkan rahmat Allah swt. semata.

    Akhlak yang memacu seorang aktivis dakwah untuk berani mengatakan haq

    adalah haq dan yang bathil adalah bathil. Yang mendorong seorang aktivis untuk

    tetap istiqamah walau cubaan dating dalam kancah dakwah, yang

    menumbuhkan sikap optimis untuk berjihad meraih kemenangan.

    Sungguh, umat Islam merindukan aktivis dakwah yang memiliki akhlak

    mengakar kuat dalam jiwanya. Tanpa itu semua, mustahil seorang aktivis

    dakwah menyerukan nilai-nilai Islam sementara ia sendiri melupkan hal itu.

    Itulah aktivis dakwah yang merupakan pioneer-pioner kebangkitan Islam.

    Merekalah rahsia kebangkitan umat, sumber kemuliaan, dan kewibawaan umat.

    Pembawa dan pengibar panji-panji rahmatan lil alamin kasih bagi alam

    Mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. (Al-Anam : 9)

  • 5 Taujih Ruhiyah

    Diperlukan jiwa yang kukuh

    berupa kekuatan ruhiyah bagi seorang

    aktivis dakwah yang akan menapaki

    belantara dakwah agar mampu

    bertahan menghadapi berbagai rintangan

    Seorang aktivis yang ingin tegar di jalan

    dakwah

    dan tidak ingin berguguran di tengah

    perjalanan

    perlu merenungkan

    5 TAUJIH pesan-pesan RUHIYAHsebagaimana dituturkan dengan arif oleh

    Dr. Abdullah Nashih Ulwan

    Semoga risalah kecil ini menjadi penyejuk

    sekaligus pemacu bagi para

    aktivis dakwah. Amin.

    1. Keimanan Aktivis DakwahWahai para aktivis dakwahKeimanan kepada Allah swt. Yang telah menginternal dalam lubuk seorang mukmin merupakan bekal untuk menghadapi perjuangan hidup dan menangkal propaganda nafsu duniawi. Terutama bagi seorang mukmin yang mencurahkan perhatiannya pada dakwah dengan segala permasalahan yang banyak dijumpainya di lapangan. Tanpa keimanan, senjata apapun akan lumpuh, modal sebesar apapun akan sirna, dan sia-sialah segala bentuk persiapan.Bekal keimanan yang harus engkau miliki adalah.Ajal Mutlak di Tangan Allah swt.Wahai para aktivis d