Upload
anida-futri
View
88
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gchhvcggcghchch
Citation preview
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN (AGT 312)
KELAS A
DOSEN PENGAMPU :
TRIDJOKO AGUSTONO
KARTINI
KONTRAK PEMBELAJARAN
STATUS DAN DESKRIPSI : Status mata kuliah : Budidaya Tanaman Tahunan
merupakan mata kuliah utama. Deskripsi mata kuliah : • Mata kuliah Budidaya TanamanTahunan merupakan
mata kuliah yang membahas tentang tanaman tahunan yang meliputi pengertian, pengelompokan, arti penting dan manfaat, pewilayahan, biologi dan ekologi, dan teknik budidaya sejumlah tanaman unggulan (karet, sawit, kelapa) karena kontribusinya sebagai komiditas bahan industri dan merupakan sumber pendapatan keluarga petani dan sebagai komoditas ekspor sektor non migas.
• Mata kuliah ini hanya dapat ditempuh setelah mahasiswa lulus mata kuliah Dasar-dasar Agronomi.
KOMPETENSI DAN MANFAAT :
• Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini diharapkan : mahasiswa dapat mengenali berbagai kelompok tanaman tahunan, mengetahui pentingnya pewilayahan tanaman tahunan, mengetahui dan menjelaskan aspek biologis dan ekologis tanaman tahunan, menjelaskan cara analisis kesesuaian suatu kawasan untuk tanaman tahunan, dapat menerapkan prinsip dasar teknik budidaya sejumlah tanaman tahunan unggulan (karet, sawit, kelapa) di lapangan.
PROSES PEMBELAJARAN :
Proses pembelajaran meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
• Ceramah dan tanya jawab, dilakukan di kelas, dosen menjelaskan teori dan atau konsep, dilanjutkan dengan tanya jawab.
• Praktikum, dilakukan di laboratorium atau lapangan,
• Mengerjakan tugas terstruktur yang diberikan oleh masing-masing dosen, dapat bersifat kelompok atau mandiri.
PENILAIAN HASIL BELAJAR :
• Tugas terstruktur : 20 %
• Praktikum : 30 %
• Ujian Mid Semester : 25 %
• Ujian Akhir Semester : 25 %
• Proporsi penilaian ini merupakan satu kesatuan, oleh sebab itu apabila tidak ada salah satu dari komposisi diatas nilainya E
KRITERIA PENILAIAN :
• A : ≥ 80,00• B : 66,00 – 79,99• C : 56,00 – 65,99• D : 46,00 – 55,99• E : < 46,00
ATURAN PERKULIAHAN :
1. Bagi mahasiswa : Keterlambatan hadir kuliah maksimum 15 menit. Apabila melewati batas waktu tersebut, dimohon kesadarannya untuk tidak masuk ruangan, atau menutup pintu dari luar.
2. Bagi dosen : Dianggap tidak hadir apabila 15 menit sejak waktu awal kuliah belum hadir tanpa pemberitahuan.
3. Kuliah yang kosong dengan kesepakatan harus diganti hari lain.
ATURAN PRAKTIKUM :
• Setiap mahasiswa wajib melaksanakan seluruh acara praktikum dan menandatangani daftar hasir.
• Setiap mahasiswa wajib membuat dan menyerahkan laporan seluruh acara praktikum yang dilaksanakan sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
• Setiap mahasiswa wajib mengikuti pretest dan postest yang dilaksanakan.
• Penilaian praktikum dilakukan untuk seluruh tahap kegiatan dan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
ATURAN TUGAS TERSTRUKTUR :
• Semua mahasiswa wajib mengerjakan dan menyerahkan tugas terstruktur yang diberikan oleh dosen.
• Tugas terstruktur dapat bersifat kelompok atau mandiri sesuai dengan perintah dosen yang memberikan tugas.
• Tugas harus diserahkan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
• Apabila seorang mahasiswa tidak menyerahkan tugas terstruktur sampai batas waktu yang telah ditentukan, tidak dinilai dan dianggap tidak membuat tugas.
COURSE CONTENT :
I. PENDAHULUAN
II. JENIS KOMODITAS PENTING TANAMAN TAHUNAN
III. ASPEK AGROKLIMAT TANAMAN TAHUNAN (karet, kelapa sawit, kelapa)
IV. ASPEK MORFOLOGI DAN FISIOLOGI TANAMAN TAHUNAN (karet, kelapa sawit, kelapa)
V. BUDIDAYA TANAMAN (karet, kelapa sawit, kelapa)
I. PENDAHULUAN
Pengertian tanaman tahunan (perennial crop): tanaman yang dapat meneruskan kehidupannya setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun.
Pengelompokan tanaman tahunan:• Tanaman buah-buahan : Jeruk, mangga,
durian, salak, apel dll.• Tanaman hutan: jati, sengon, albasia dll.• Tanaman perkebunan: karet, sawit, kelapa,
kakao, teh, kopi, pala, cengkeh, lada
Manfaat dan arti penting :
1. Sebagai penghasil buah segar dan bahan baku industri minuman, manisan dan makanan dll.
2. Sebagai penghasil bahan baku industri kayu lapis, kertas, meubeler dll
3. Sebagai penghasil bahan baku obat-obatan, kosmetik, minyak atsiri, bumbu penyedap dll.
4. Sebagai penghasil bahan baku industri minyak, ban dll
5. Sebagai sumber pendapatan masyarakat dan sumber devisa negara.
II. JENIS KOMODITAS PENTING TANAMAN TAHUNANA. Kajian Data Luas Penanaman dan Produksi Tanaman Tahunan Indonesia
Jenis Komoditas Luas Areal (ha) Produksi (ton) Tahun
KelapaKaretKelapa Sawit
Kakao
CengkehTehLada
3.898.2263,2 juta5.446.069
9 juta992.1911,3 juta1,6 juta329,624158 ribu130.178
3.290.4842,3 juta12.5 juta (CPO)2,5 juta (KPO)35 juta (CPO)650.878865 ribu1,4 juta52.696159 ribu65.227
200520052005
2025200420102025200520002000
B. Beberapa Komoditas Penting Taanaman Tahunan
• Karet
• Kelapa sawit
• kelapa
C. Analisis Kesesuaian Lahan
Konsep evaluasi dan kesesuaian• Evaluasi lahan : proses penilaian
sumberdaya lahan untuk tujuan tertentu dengan pendekatan/cara yang sudah teruji.
• Manfaat :memberi informasi/arahan penggunaan lahan sesuai keperluan.
Lanjutan Konsep evaluasi dan kesesuaian
Kesesuaian lahan : tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu.
1) Kesesuaian lahan aktual, dinilai untuk kondisi saat ini.
2) Kesesuaian lahan potensial, dinilai setelah diadakan perbaikan.
Lanjutan Konsep evaluasi dan kesesuaian
Kesesuaian lahan aktual : kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumberdaya lahan sebelum lahan tersebut diberi masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.
Data biofisik : (1) karakteristik lahan dan (2) iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi.
Lanjutan Konsep evaluasi dan kesesuaian
Kesesuaian lahan potensial : menggambarkan kesesuaian yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan.
Lahan yang dievaluasi : a. hutan konversi, b. lahan terlantar/tidak produktif, c. lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan, tetapi masih dapat ditingkatkan apabila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.
Klasifikasi kesesuaian
Struktur klasifikasi (FAO, 1976) menurut tingkatannya : Ordo, Kelas, Subkelas dan Unit.
Ordo : keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo dibedakan menjadi (1) sesuai (S = Suitable) dan
(2) tidak sesuai (N = Not suitable). Kelas : keadaan tingkat kesesuaian lahan dalam
tingkat ordo.
Lanjutan Klasifikasi kesesuaian
• Berdasarkan tingkat detail skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi :(1) Untuk pemetaan tingkat semidetail (skala 1 : 25000 – 1 : 50000) pada tingkat kelas lahan yang sesuai (S) dibedakan menjadi menjadi : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Sedang lahan yang tidak sesuai (N) tidak dibedakan menjadi kelas-kelas,(2) Untuk pemetaan tingkat tinjau (skala 1 : 100000 – 1 : 250000) pada tingkat kelas dibedakan menjadi kelas : sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N).
Penjelasan :
1) Kelas S1 : sangat sesuai. Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti/nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor pembatas bersifat minor dan tidak akan berpengaruh terhadap produktivitas lahan secara nyata.
2) Kelas S2 : cukup sesuai. Lahan mempunyai faktor pembatas dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.
Lanjutan Penjelasan :
3) Kelas S3 : sesuai marginal. Lahan punya faktor pembatas yang berat dan faktor pem-batas ini sangat berpengaruh ada produkti-vitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak dibandingkan lahan S2. Untuk mengatasi pembatas pada lahan S3 diperlukan modal yang tinggi, sehingga perlu bantuan/campur tangan pemerintah swasta.
4) Kelas N : tidak sesuai karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/ atau sulit diatasi.
Pendekatan dalam evaluasi
Ada beberapa macam pendekatan :
1. Sistem perkalian parameter,
2. Sistem penjumlahan parameter,
3. Sistem pencocokan/matching,
antara kualitas lahan dan karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman.
Kualitas dan karakteristik lahan
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat kompleks dari sebidang lahan.
Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri dari satu atau lebih karakteristik lahan (land characterisics).
Kualitas lahan ada yang dapat diestimasi dan diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan (FAO, 1976).
Hubungan kualitas lahan dengan karakteristik lahan
1) Temperatur (tc) : suhu rata-rata (° C)
2) Ketersediaan air (wa) : curah hujan (mm), kelembapan (%), lamanya bulan kering.
3) Ketersediaan oksigen (oa) : drainase.
4) Keadaan media perakaran (rc) : tekstur, bahan kasar (%), kedalaman tanah (cm).
Lanjutan Hubungan kualitas lahan dengan karakteristik lahan
5) Retensi hara (nr) : KTK liat, kejenuhan basa, pH.
6) Toksisitas (xc) : salinitas.
7) Bahaya erosi (eh) : lereng (%), bahaya erosi.
8) Bahaya banjir (fh) : genangan.
9) Dan sebagainya.
Penjelasan :
Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama yaitu : topografi, tanah dan iklim.
Karakteristik lahan tersebut (terutama topografi dan tanah) merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah.
Topografi
Topografi yang dipertimbangkan dalam eva-luasi lahan adalah : (1) bentuk wilayah (relief) atau lereng dan (2) ketinggian tempat dari permukaan laut (dpl).
Relief erat kaitannya dengan faktor pengelo-laan lahan dan bahaya erosi.
Ketinggian tempat dpl berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang ber-hubungan dengan suhu udara dan radiasi matahari.
Bentuk wilayah (relief) dan kelas lereng (%)
Relief Lereng (%)
Datar < 3
Berombak/agak melandai 3 - 8
Bergelobang/melandai 8 - 15
Berbukit 15 - 30
Bergunung 30 - 40
Bergunung curam 40 - 60
Bergunung sangat curam > 60
Ketinggian tempat :
Diukur dari permukaan laut seba-gai titik nol.
Dalam kaitannya dengan tanaman dibedakan : (1) dataran rendah (< 700 m dpl) (2) dataran tinggi (> 700 m dpl).
Kesesuaian tanaman terhadap ketinggian tempat berhubungan dengan suhu dan radiasi matahari.
Lanjutan Ketinggian Tempat :
Semakin tinggi tempat, baik suhu maupun radiasi matahari cenderung semakin menurun.
Ketinggian tempat dapat dikelaskan sesuai kebutuhan tanaman.
Misal : teh dan kina lebih sesuai pada daerah dingin atau daerah dataran tinggi, sedang karet, sawit dan kelapa sesuai di dataran rendah
Iklim : Suhu udara
Apabila data suhu udara tidak tersedia, suhu udara dapat diduga berdasarkan ketinggian tempat dpl.
Semakin tinggi tempat semakin rendah suhu udara rata-ratanya, dapat dihitung dengan rumus Braak (1928) sbb :
26,3° C (0,01 x elevasi dalam meter x 0,6° C)Suhu rata-rata di tepi pantai berkisar antara 25°
- 27° C.
Lanjutan Iklim : Curah hujan
Data curah hujan dapat diperoleh dari stasiun penakar hujan.
Cara mengukur : manual dan otomatis.Untuk keperluan penilaian kesesuaian
lahan, dasarnya :
(1) jumlah curah hujan tahunan,
(2) jumlah bulan basah dan
(3) jumlah bulan kering.
Lanjutan Iklim : Curah hujan
• Oldeman (1975) : mengelompokkan wilayah berdasarkan jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering berturut-turut. (1) Bulan basah > 200 mm. (2) Bulan kering < 100 mm. Berguna untuk tanaman pangan, terutama padi.
• Ada 5 kelas utama : A, B, C, D dan E.
Lanjutan Iklim : Curah hujan
Schmidt & Ferguson (1951) membuat klasifikasi berdasarkan curah hujan : bulan basah > 100 mm dan bulan kering < 60 cm.
Lebih bersifat umum untuk pertanian, biasanya digunakan untuk menilai ke-sesuaian lahan bagi tanaman tahunan.
Tanah
Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat/karakteristik tanah :
1) Drainase tanah,
2) Tekstur tanah,
3) Kedalaman tanah,
4) Bahaya erosi,
5) Retensi hara (pH dsb.).
Drainase
Menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air.
Dibedakan menjadi :
(a) Cepat, (b) Agak cepat, (c) Baik, (d) Agak baik, (e) Agak terhambat, (f) Terhambat, dan (g) Sangat terhambat.
Tekstur tanah
1) Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral liat 2:1)
2) Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.
3) Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu.
4) Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu.
5) Agak kasar (ak) : lempung berpasir.
6) Kasar (k) : pasir, pasir berlempung.
Kedalaman tanah
Kedalaman tanah dibedakan menjadi :
• Sangat dangkal : < 20 cm.
• Dangkal : 20 cm – 50 cm.
• Sedang : 50 cm – 75 cm.
• Dalam : > 75 cm.
Bahaya erosi
Tingkat Tanah yang hilang (cm/tahun)
Sangat ringan (sr) < 0,15
Ringan (r) 0,15 – 0,9
Sedang (s) 0,9 – 1,8
Berat (b) 1,8 – 4,8
Sangat berat (sb) > 4,8
pH tanah
Kelas pH tanah
Sangat masam < 4,5
Masam 4,5 – 5,5
Agak masam 5,6 – 6,5
Netral 6,6 – 7,5
Agak alkalis 7,6 – 8,5
Alkalis > 8,5
Prosedur evaluasi kesesuaian lahan
Terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1) Penyusunan karakteristik lahan.
2) Penyusunan persyaratan tumbuh tanaman
3) Proses evaluasi kesesuaian lahan (matching).
4) Kesesuaian lahan terpilih/penentuan arahan penggunaan lahan.
Bagan metode evaluasi
data peta ikl. data peta tanah peta topogtafich, suhu lereng, kark. tanah relief, elevasi
karakteristik lahan
matching persyaratan tanmanpenggunaan lahan
kesesuaian lahanutk komoditas prioritas
penggunaan lahanaktual
arahan penggunaan lahan
Metode Klimogram :
1. Dasar pemikiran :a) Pengaruh faktor iklim sangat penting.b) Hubungan antara iklim dengan pertanian
mencakup segala aspek integrasi antara unsur-unsur iklim dan tanaman.
c) Unsur-unsur iklim berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan setiap daerah mempunyai kondisi dan karakteristik unsur-unsur iklim yang berbeda.
Metode Klimogram :
2. Dasar analisis :
Data iklim dari pusat produksi tanaman yang akan dikembangkan, terutama data iklim yang merupakan faktor pengendali utama bagi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman yang bersangkutan.
Metode Klimogram :
3. Prinsip dasar : Klimogram merupakan grafik yang menun-
jukkan interaksi (perpotongan) antara dua buah unsur iklim rata-rata bulanan dalam suatu siklus (setahun).
Contoh : untuk membuat grafik klimogram tanaman tebu dapat digunakan unsur iklim suhu udara dan curah hujan. Karena suhu udara dan curah hujan merupakan unsur iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas produksi tanaman tebu.
Lanjutan Metode Klimogram :
Penggunaan klimogram : dalam skala titik/ daerah atau wilayah.
Dalam skala wilayah misalnya skala kabu-paten, klimogram dapat digunakan untuk memetakan kabupaten, yang dapat menjadi alternatif daerah budidaya suatu tanaman.
Hasil analisis klimogram dapat digunakan untuk membuat peta potensi agroklimat suatu wilayah atau daerah.
Tahapan pembuatan klimogram :
1) Tentukan tanaman pertanian yang akan dicari kesesuaian iklimnya.
2) Carilah 3 atau lebih daerah yang telah menjadi sentra produksi selama lebih dari 10 tahun.
3) Tentukan unsur iklim yang paling ber-pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi tanaman tersebut. Kalau ada lebih dari satu unsur, maka dapat dibuat grafik klimogram dari berbagai variasi hubungan yang ada.
Lanjutan Tahapan pembuatan klimogram :
4) Lakukan inventarisasi data iklim harian, terutama unsur-unsur iklim yang paling berpengaruh selama minimal 10 tahun. Kemudian buat rata-rata bulanan (Januari sampai Desember) dari setiap unsur iklim tersebut. Data rata-rata iklim yang telah diinventarisasi dirata-ratakan dalam bentuk tabel.
Lanjutan Tahapan pembuatan klimogram :
5) Sebagai langkah awal pembuatan grafik klimogram, tentukan dua unsur iklim, ke-mudian plotkan dalam bentuk grafik garis yang saling berhubungan dari bulan Januari sampai Desember.
6) Setelah grafik klimogram daerah sentra pro-duksi selesai dibuat, tentukan daerah-daerah yang akan diuji apakah mempunyai kesesuaian iklim terhadap tanaman yang telah ditentukan.
Tahapan pembuatan klimogram :
7) Lakukan inventarisasi data iklim harian daerah-daerah yang akan diuji, terutama unsur-unsur iklim yang paling berpengaruh selama 10 tahun. Kemudian buat rata-rata bulanan (Januari sampai Desember) dari setiap unsur iklim tersebut.
8) Plotkan dalam bentuk grafik yang saling berhubungan dari bulan Januari sampai Desember.
Tahapan pembuatan klimogram :
9) Lakukan overlay antara grafik klimogram daerah sentra produksi dengan grafik dari daerah yang diuji.
10)Dari hasil overlay dapat dilihat : jika antara grafik klimogram sentra produksi dengan grafik daerah yang diuji berhimpit, maka daerah yang diuji tersebut secara iklim co-cok untuk pengembangan/budidaya tanam-an yang bersangkutan.
Bagan Metode Klimogram
tnm tplh un-ik
ri-da-sen-pro ten-da-kan-ji
lak-in-dat-ik lak-in-dat-ik
plot-dat-sur-klim-da-pro plot-dat-sur-klim-da-ji
overlay
pit-la-ma
Budidaya Tanaman TahunanKelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jack.)
PENGERTIAN
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat dan jagur serta menghasilkan produksi yang tinggi dibutuhkan kisaran kondisi lingkungan tertentu (disebut juga syarat tumbuh tanaman kelapa sawit)
Daerah Asal Kelapa Sawit
• Terdapat perbedaan pendapat:Afrika Amerika selatan
Afrika
Alasannya:• Ditemukannya fosil tepungsari kelapa sawit
pada lapisan-lapisan arkeologis tua (zaman Miocene) maupun lapisan arkeologis muda ---- indikasi bahwa kelapa sawit telah tumbuh sejak lama di kawasan afrika
• Penjelajahan bangsa eropa (abad 14-16) menjumpai tanaman sawit di kawasan afrika barat (Liberia) dan afrika tengah (Nigeria), dijumpai adanya minyak sawit dan anggur (wine) sawit, dijumpai adanya bahan-bahan yang berasal dari pohon kelapa sawit
Alasan lanjutan ….
Telaah bahasa/linguistik:
• Di Suriname, nama-nama yang dipakai untuk kelapa sawit merupakan modifikasi kata-kata dalam bahasa afrika
• Di Brazil, ditemukan bukti bahwa kelapa sawit yang ada di sana, dibawa oleh budak-budak belian yang datang dari afrika pada abad 16
Amerika selatan
Alasannya:• Kelapa sawit ditemukan tumbuh secara alamiah
di pantai Brazil
Kelemahan alasan di atas:• Keluarga palma (salah satunya sawit), memiliki
karakteristik mudah tumbuh dan cepat berkembangbiak di manapun dan kapanpun asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi
Alasan lanjutan ….
• Marga-marga palma lainnya kebanyakan berasal dari amerika selatan
Kelemahan alasan di atas:
• Di Afrika ditemukan anggota dari keluarga palma (Jubaeopsis caffra), yang asalnya dari afrika selatan
Alasan lanjutan ….
• Dari afrika hanya ditemukan satu spesies yaitu Elaeis guineensis
• Di amerika selatan ditemukan dua spesies yaitu Elaeis odora dan Elaeis oleivera
• Marga palma: 28, 26 diantaranya berasal dari amerika selatan (karena paling banyak ditemukan di sana), pengecualian untuk marga Cocos dan Elaeis
• Marga Cocos, ditemukan merata di semua wilayah tropika
• Marga Elaeis, semua anggota dari marga tersebut ditemukan tersebar di afrika
Masih terjadi kerancuan pendapat mengenai
asal kelapa sawit, namun sebagian besar
ahli berpendapat bahwa kelapa sawit
berasal dari afrika
Jalan tengah
Diduga, kelapa sawit terbentuk pada
saat amerika selatan masih menyatu
dengan afrika (sebelum terjadinya
pergeseran benua/continental drift)
Peta Afrika dan Amerika Selatan
Botani dan TaksonomiTanaman Kelapa Sawit
Klasifikasi
• Divisio: Spermatophyta• Sub-divisio: Angiospermae• Kelas: Monocotyledonae• Ordo: Palmales• Familia: Palmaceae• Genus: Elaeis• Spesies: Elaeis guineensis, Elaeis odora,
dan Elaeis oleivera
• Elaeis guineensis : berasal dari Guinea (Afrika), jenis yang banyak ditanam di Indonesia
• Elaeis odora: berasal dari Amerika Selatan, tidak ditanam di Indonesia
• Elaeis oleivera: berasal dari Amerika Selatan, sedikit ditanam di Indonesia
(Berdasarkan warna kulit buah)
1. Nigrescens
- ungu kehitaman (muda)
- jingga kehitaman (masak)
2. Virescens
- hijau (muda)
- jingga kemerahan, ujung buah hijau (masak)
3. Albescens
- keputih-putihan (muda)
- kekuningan, ujungnya ungu kehitaman (masak)
Perakaran Kelapa Sawit
• Akar tunggang (kecambah), tidak berkembang (mati) setelah menjadi bibit maupun dewasa
• Akar serabut (saat fase pembibitan, tanaman muda, dewasa, dan tua), sedikit bercabang, membentuk anyaman yang rapat dan tebal, sebagian tumbuh vertikal (ke arah bawah) dan sebagian tumbuh ke arah horizontal (mendatar/samping)
• Pertumbuhan perakaran dipengaruhi oleh sifat fisik tanah: tekstur, struktur, dan aerasi (terutama aerasi)
• Aerasinya baik: pertumbuhan akar ke arah bawah bisa mencapai 10m, dan ke arah samping bisa mencapai 20m
Perakaran lanjutan …
• Akar yang dalam dan lebar: memaksimalkan penyerapan hara, air, dan memperkuat tegaknya tubuh tanaman
• Perakaran sawit banyak mengandung sel parenkim, berongga, dan berisi udara
• Keberadaan rongga berisi udara pada sel parenkim akar akan membantu respirasi perakaran
• Pangkal batang kelapa sawit: ditumbuhi akar adventiv (membantu respirasi akar biasa pada saat suasana tergenang)
• Akar adventiv akan segera tumbuh menjadi akar biasa apabila telah sampai ke tanah
• R = akar tunggang
• Ad = akar adventif
• Co = kotiledon
• Pr = akar serabut
Batang Kelapa Sawit
• Pertumbuhan memanjangnya lambat (pada umur 0-4 tahun), belum kelihatan adanya pertumbuhan memanjang
• Pada umur > 4 tahun mulai terlihat adanya pertumbuhan memanjang dari batang
• Ketinggian batang bisa mencapai 20 m, berbentuk silindris
• Pada permukaan batang banyak terdapat pangkal pelepah daun, sehingga permukaan batangnya tidak halus
Daun Kelapa Sawit
• Muncul didekat titik tumbuh• Daunnya berbentuk pelepah yang tersusun atas
sejumlah anak daun, dengan 80 – 120 anak daun/pelepah (pada pelepah normal)
• Pertanaman kelapa sawit menghasilkan 2 pelepah daun/bulan, posisi daun awal dengan daun berikutnya membentuk sudut 1350
• Pada daun pupus yang baru muncul, antar anak daun masih melekat/menyatu satu sama lainnya khususnya pada bagian ujung anak daun, dengan arah pertumbuhan tegak lurus ke atas, berwarna kuning
Daun lanjutan …
• Rumus kedudukan daun 3/8, artinya dalam setiap 3 putaran terdapat 8 pelepah daun, posisi pelepah ke-9 tepat di bawah pelepah ke-1, posisi pelepah ke-17 tepat dibawah pelepah ke-9, begitu seterusnya
• Pelepah daun tua akan patah pada bagian di dekat pangkalnya, sisa pangkal tidak akan terlepas dari batang, permukaan batang tidak licin seperti pada kelapa sayur
• Bagian pangkal batang banyak ditumbuhi duri tajam
Bunga Kelapa Sawit• Kelapa sawit mulai berbunga pada umur 18
bulan• Pohon kelapa sawit umumnya menghasilkan
bunga jantan dan betina sekaligus dalam satu pohon, meskipun ada juga yang hanya menghasilkan bunga jantan atau betina saja
• Bunga tersusun dalam suatu tandan, bunga jantan dan betina terdapat pada dua tandan yang terpisah
• Waktu masak bunga jantan dan betina dalam satu pohon tidak bersamaan, bunga jantan masak terlebih dahulu, penyerbukan sendiri antar bunga dalam satu pohon jarang terjadi, berpenyerbuk silang
Bunga lanjutan …• Bunga betina/putik: masa reseptifnya 3 x 24 jam, pada
saat reseptif mahkotanya berwarna putih cerah, jika tidak diserbuki putik akan berwarna hitam dan mengering
• Bunga jantan: pada saat matang seludang akan membuka, beraroma harum, berwarna kuning keemasan, pada kondisi alami dapat hidup selama 24 jam
• Pengawetan tepung sari: bunga jantan dikeringkan dengan oven, suhu 600C selama 24 jam, disimpan dalam tabung reaksi, ditutup rapat dengan aluminium foil, ditempatkan dalam freezer, tahan selama 10 hari, digunakan untuk assisted pollination (penyerbukan bantuan)
Bunga lanjutan …• Pada tanaman sawit muda (umur < 6 tahun), produksi
bunga jantan dan betina belum berimbang, bunga betina jumlahnya lebih banyak, terjadi kekurangan tepung sari, banyak buah yang tidak jadi, produktifitas rendah
• Pada tanaman sawit muda perlu dilakukan penyerbukan bantuan: menggunakan tepung sari awetan, pelaksanaannya dapat memanfaatkan tenaga manusia maupun serangga penyerbuk (Elaedobius camerunicus)
• Menurut hasil penelitian, pelaksanaan penyerbukan bantuan pada tanaman sawit muda mampu meningkatkan bobot tandan buah sawit (mengurangi prosentase buah tidak jadi)
Buah Kelapa sawit• Buah kelapa sawit tersusun dalam tandan buah, jumlah
buah dalam satu tandan bisa mencapai ribuan tergantung bobot tandan, tandan buah mencapai ukuran maksimal pada umur 4,5 – 5 bulan setelah penyerbukan, dan siap dipanen pada umur 6 bulan
• Tandan buah tumbuh di ketiak daun• Buah yang dipelihara adalah buah yang berasal dari
bunga tanaman kelapa sawit yang umurnya telah mencapai 3 tahun, bunga yang muncul pada tanaman kelapa sawit berumur < 3 tahun akan di kastrasi (dibuang)
• Semakin tua umur pohon, produksi pelepah semakin menurun sehingga jumlah tandan buah yang terbentuk lebih sedikit, namun produktivitasnya justru meningkat karena terjadi peningkatan bobot tandan (bisa mencapai 50 kg/tandan), dan meningkatnya randemen minyak sawit
Buah lanjutan …
• Bagian-bagian buah kelapa sawit:1. Perikarpium
- epikarpium (kulit buah)- mesokarpium (daging buah/sabut)
2. Endokarpium (tempurung/cangkang)3. Endosperm (kernel/inti)4. Lembaga (embrio)
• Mesokarpium kalau diolah akan menghasilkan CPO (minyak sawit mentah): 20 % berat tandan
• Endosperm kalau diolah akan menghasilkan PKO (minyak inti sawit): 30% berat tandan
Buah lanjutan …• Kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa tipe menurut
ketebalan endokarpium/mesokarpium:1. Dura
- cangkang tebal (2-5 mm)- daging buah tipis (20-50% terhadap buah)- rendemen minyak rendah
2. Pisifera- cangkang tipis (hampir tidak ada)- daging buah tebal (92-97% terhadap buah)- rendemen minyak tinggi, produktivitas rendah
3. Tenera- cangkang sedang (1-2,5 mm)- daging buah tebal (60-95% terhadap buah)- rendemen minyak tinggi, produktivitas tinggi
Buah lanjutan …
• Kelapa sawit yang banyak di tanam di Indonesia adalah varietas Nigrescens
• Buah sawit varietas Nigrescens: kulit buah berwarna ungu kehitaman (muda) dan oranye merah (masak/tua)
• Buah muda berwarna ungu kehitaman karena dominasi dari anthocyanin
• Buah tua berwarna oranye merah karena dominasi karoten (khususnya β-karoten)
• Zat-zat minyak mulai dibentuk pada saat buah berumur 4,5 – 5 bulan setelah penyerbukan
• Minyak dibentuk dibagian sel-sel pengisi di sela-sela daging buah (mesokarpium)
• Bersamaan dengan terbentuknya zat minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu kehitaman menjadi oranye merah
epikarpiumepikarpium
mesokarpiummesokarpium
EndokarpiumEndokarpiumEndospermEndosperm
DURA PISIFERA
TENERA
KESESUAIAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Kualitas Lahan dan Karakteristik Lahan
• Temperatur : temperatur rerata atau elevasi• Ketersediaan air : curah hujan, masa kering, RH• Ketersediaan oksigen : drainase• Media perakaran : drainase, tekstur, jeluk tanah,
ketebalan-kematangan gambut• Retensi hara : KPK, kejenuhan basa, pH, C org• Toksisitas : Al, salinitas/DHL• Sodisitas : alkalinitas• Sulfidik : pyrit• Erosi : lereng, erosi• Banjir : genangan• Penyiapan lahan : batuan
Syarat Tumbuh dan Kesesuaian Lahan
• Syarat tumbuh : keadaan yang harus dipenuhi agar tanaman dapat hidup, tumbuh dan memberi hasil yang tinggi
• Syarat tumbuh : iklim (suhu, curah hujan), tanah (jeluk, tekstur, derajat lengas, struktur, pH, kesuburan)
• Syarat tumbuh : minimum, optimum dan maksimum
• Lahan : bagian bentang alam mencakup : iklim, elevasi, topografi, hidrologi, tanah dan vegetasi
• Kesesuaian lahan : kesuaian antara syarat tumbuh dan kualitas lahan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
• Cara membandingkan : syarat tumbuh, kualitas dan karakteristik lahan, dengan keadaan lahan
• Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N)
• Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1), tidak sesuai permanen (N2)
Kriteria Kesesuaian
• S1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata
• S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi petani
• S3 : faktor pembatas berat, perlu input lebih banyak, perlu modal besar dan bantuan pemerintah
• N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit diatasi
Pada Komoditas Sawit
Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar
berdasarkan kelas kesesuaian lahan:
• S1 : > 24 ton/ha/th
• S2 : 19-24 ton/ha/th
• S3 : 13-18 ton/ha/th
• N : < 12 ton/ha/th
Syarat tumbuh kelapa sawit
1. Iklim:• Curah hujan dan evapotranspirasi• Penyinaran• Suhu
2. Tanah:• Fisika tanah• Kimia tanah• Biologi tanah
Curah hujan dan evapotranspirasi
• 2000 mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun, tidak terdapat periode kering yang tegas
• CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase buah jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian besar pollen terhanyut oleh air hujan
• CH rendah: pembentukan daun dihambat, pembentukan bunga dan buah dihambat (bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
CH lanjutan ….
• Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawitnya memiliki produktifitas yang rendah
• Permasalahan 2-4 bulan kering bisa diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah tersebut :
a. tanahnya memiliki kemampuan menahan lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa meningkat 100%
b. Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit
c. Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
Evapotranspirasi lanjutan ….
• Evapotranspirasi < CH, tidak ada masalah
• Evapotranspirasi > CH, bisa timbul masalah, pertanaman bisa mengalami defisit air
Defisit air pertahun (mm)
Status / klasifikasi
0 – 150 Optimal
150 – 250 Masih sesuai
250 – 350 Intermedier
350 – 400 Batas, limit
400 – 500 Kritis
> 500 Tidak sesuai
Penyinaran
Lama penyinaran:• Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun• Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan
dalam 1 tahun yang penyinarannya 7 jam per hariIntensitas penyinaran:• Kelapa sawit termasuk sun plant• > 80%• < 80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya
adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendahLama penyinaran x Intensitas penyinaran: energi cahayatotal yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu(per bulan, per tahun) --- konsep penyinaran efektif
Suhu
• Suhu: mempengaruhi aktifitas biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman
• 200C: suhu minimal bagi pertumbuhan vegetatif
• 22-230C: suhu rata-rata tahunan yang diperlukan untuk produksi buah
• Suhu: terkait dengan garis lintang dan elevasi
Suhu lanjutan …
• Batas lintang ideal: 10 – 120LU/LS, untuk ketinggian tempat 5 – 400 m dpl
• Pada lintang > 120 , suhu optimal untuk tanaman sawit tidak pernah tercapai
• Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan penyinaran. Di daerah dekat equator, cocok untuk sawit karena CH tinggi, merata sepanjang tahun, IC tinggi, panjang penyinaran rata-rata 11 jam
• Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai sejuk, produksi terhambat, kurang optimal untuk pembudidayaan sawit
Tanah
• Jenis tanah: latosol, aluvial, dan laterit• Latosol: berwarna kemerahan, kecoklatan, dan
kekuningan• Aluvial: sepanjang DAS dan sepanjang daerah
pantai, variasi kesuburan tanah sangat tinggi• Laterit: tanah yang kesuburannya rendah, terdapat
oksida besi dan aluminium terhidrasi, menjadi lapisan kedap, jika tebal menghambat perkembangan akar, pada musim kemarau tanah cepat mengering
• Tanah mineral (latosol, aluvial, dan laterit) jumlahnya terbatas dan sebagian besar telah dipergunakan untuk budidaya tanaman
Tanah lanjutan ….
• Ke depan: pengembangan sawit di lahan gambut (organik), luasannya melimpah di kalimantan dan papua (17 – 27 juta ha)
• Sifat fisik tanah gambut: selalu tergenang air, dekomposisi bahan organik lambat, konsistensi lepas, kepadatan masa rendah, bersifat seperti spon (menyerap dan manahan air dalam jumlah besar), drainase pada gambut akan diikuti oleh penyusutan masa, terjadi penurunan muka tanah, tanaman tumbuh miring dan tumbang, mudah terbakar
Tanah lanjutan ….
• Sifat kimia tanah gambut: bahan organik mentah sangat tinggi, asam humik dan fulfik tinggi, pH 3 – 3.5, kandungan N tinggi dan tersedia, C/N tinggi, KPK tinggi, status hara rendah kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg, Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
Tanah lanjutan ….
• Jenis tanah lain yang potensial untuk pengembangan sawit: tanah sulfat masam (pasang surut)
• Luasan di Indonesia: 2 juta ha• Kelebihan tanah sulfat masam: karena disekitar
daerah pantai (pasang surut) topografinya datar• Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya
sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi, EC tinggi, air tanahnya sangat pekat, pertanaman akan mengalami plasmolisis
• Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam
Kesesuaian Lahan Kelapa SawitKesesuaian Lahan Kelapa Sawit
Persyaratan
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 25-28 22-25/28-32
20-22/32-35
< 20/> 35
Curah hujan (mm) 1700-2500 1450-1700/ 2500-3500
1250-1450/ 3500-4000
< 1250 / > 4000
Defisit air (mm/thn) 0 - 150 150 - 200 250 - 400 > 400
Hari terpanjang tidak hujan
< 10 < 10 < 10 > 10
Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 < 25
Lereng (%) < 8 8-16 16-30 > 30
pH 5,0 – 6,5 4,2 – 5,0 < 4,2
Penyinaran (jam) ≥ 6 ≥ 6 < 6 < 6
Kelembaban (%) ≥ 80 ≥ 80 < 80 < 80
PersyaratanKelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Tinggi (m dpl) 0-400 0-400 0-400 0-400
Topografi Datar-ombak Datar-gelombang
berbukit Curam
Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 > 36
Solum (cm) > 80 80 60-80 < 60
Dalam air (cm) > 80 60-80 50-60 40-50
Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li P
Organik (cm) 5-10 5-10 5-10 < 5
Batuan dalam dalam dalam dangkal
Erosi t.a t.a t.a sedikit
Drainase baik baik Agak baik Agak baik
Banjir t.a t.a t.a Sedikit
Pasang surut t.a t.a t.a ada
Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak adaKeterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak ada
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
LAND CLEARING
Pembukaan Lahan
• Hutan
• Alang-alang
• Kebun tua
• Replanting
Hutan, Kebun Tua, dan Replanting
• Ekosistem stabil• Daun gugur – menutup
tanah – menahan pukulan hujan
• Akar – menahan tanah• BO – humus – nutrisi
tanaman• Kebun BO dimasukkan
rorak
Alang-alang
• Hutan ditebang – tidak dipelihara – tumbuh alang-alang
• Tanah kurus
Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting
• Cara : manual, mekanis, kombinasi mekanis-manual
• Alat - manual : gergaji, kapak, parang, cangkul, bajak, garu
• Alat - mekanis : chainsaw, bulldozer, traktor
Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting Secara Manual
• Pembabatan semak : parang• Penebangan pohon: gergaji & kampak, dipilih
pohon ekonomis lebih dahulu kemudian yang lain, arah tebang memperhatikan topografi
• Pembongkaran tonggak : kampak• Pembakaran : daun, ranting dibiarkan
mengering dibakar pada musim kemarau• Pengendalian ilalang : manual, mekanis, kimia• Pengolahan tanah : bajak,garu, cangkul• Pembuatan lobang tanam : cangkul
Lanjutan …..
• Pada lahan bekas kebun tua atau replanting, akar harus lebih bersih – mengurangi penyakit akar
• Pada lahan miring dibuat teras, saluran air, rorak atau penanaman menurut garis kontur
• Dilakukan penanamn tanaman penutup tanah dan pohon pelindung
• Jalan harus segera dibuat untuk akses ke dalam kebun
Pembukaan Hutan Cara Manual
Pembukaan Hutan Cara Mekanis
• Pembuatan jalan rintisan : bulldozer• Penebangan pohon : chainsaw• Perobohan pohon-pengumpulan kayu :
bulldozer• Pemotongan-perencekan : chainsaw• Menumpuk cabang & ranting yang
dipotong : traktor• Pembakaran sisa-pohon • Pengolahan tanah : traktor
Penebangan pohon dengan diameter diatas 10 cm Penebangan pohon dengan diameter diatas 10 cm menggunakan kampak atau chainsaw. Tinggi menggunakan kampak atau chainsaw. Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang penebangan tergantung pada diameter batang
Diameter batang (cm) Maksimum tinggi penebangan (cm)
>10 - 15
16 - 30
31 - 75
76 -150
> 150
15
25
50
100
Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama
ARAH PENUMBANGAN & ARAH TUMBANG KAYU
Arah tumbangan kayuArah penumbangan
Cabang dan ranting yang dipotong dirumpuk Cabang dan ranting yang dipotong dirumpuk memanjang arah Utara-Selatan (agar memanjang arah Utara-Selatan (agar mendapat cahaya matahari maksimalmendapat cahaya matahari maksimal→cepat →cepat kering). Jarak antar Rumpukan 50-100 mkering). Jarak antar Rumpukan 50-100 m
Secara periodik harus dikontrol dari gulma Secara periodik harus dikontrol dari gulma dan sumber hama seperti tikus dan oryctes dan sumber hama seperti tikus dan oryctes serta penyakit seperti serta penyakit seperti GanodermaGanoderma
Alat yang digunakan : Traktor dan GergajiAlat yang digunakan : Traktor dan Gergaji
Pembukaan Hutan dengan Bulldozer
Pemotongan dengan Chainsaw
Pembakaran Hutan
Pembukaan Lahan Alang-Alang
Dilakukan satu tahun sebelum tanam denganDilakukan satu tahun sebelum tanam dengan
cara :cara :
1.1. Manual : dibabat menggunakan parangManual : dibabat menggunakan parang
2.2. Mekanis : dibajak dan digaru dengan Mekanis : dibajak dan digaru dengan menggunakan traktor atau buldozermenggunakan traktor atau buldozer
3.3. Kimia : disemprot bahan kimia (sistemik) Kimia : disemprot bahan kimia (sistemik) dengan konsentrasi 0,12%dengan konsentrasi 0,12%
Manual pada alang-alang
Mekanis pada alang-alang
PERSIAPAN LAHAN
Yang perlu diperhatikan?
Konservasi : lahan dengan kemiringan > 100
1. Mekanis : teras (sengkedan), rorak (lobang penampung air hujan), saluran drainase, tanggul, cek damBiologis : barisan tanaman (Vetiver grass), penutup tanah, pohon pelindung
Kenapa lahan dengan kemiringan > 100 ?
Tidak seluruh curah hujan dapat berinfiltrasimasuk ke dalam tanah
Terjadi aliran permukaan, agar tidak merusak – konservasi lahan
Fungsi konservasi lahan
• Membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan panen yang efektif
• Meminimalkan erosi dan aliran permukaan
• Miningkatkan infiltrasi
• Menjaga dan mempertahankan kelembaban tanah
• Mengupayakan agar tanaman memperoleh cahaya secara cukup
Infiltrasi
Daur Hidrologi
aliranair tanah
air permukaan
lapisankedap air
recharge
Tanpa Konservasi Lahan - Erosi
Akibat erosi
• Erosi = pengangkutan tanah ke tempat yang lebih rendah karena aliran air (daerah tropis)
• Erosi menghilangkan lapisan tanah atas yang subur, tersisa tanah lapisan bawah yang kurang subur
• Hasil tanaman lebih rendah
• Bencana alam (Banjir, tanah longsor)
Fungsi Pembuatan TerasFungsi Pembuatan Teras
1.1. Mengurangi aliran permukaan air (Run-Mengurangi aliran permukaan air (Run-off) yang akan mengurangi bahaya erosi off) yang akan mengurangi bahaya erosi
2.2. Memperbesar daya infiltrasi dan Memperbesar daya infiltrasi dan penyimpanan air tanah (meningkatkan penyimpanan air tanah (meningkatkan efektivitas pemupukan)efektivitas pemupukan)
3.3. Memudahkan pemeliharaan tanamanMemudahkan pemeliharaan tanaman
4.4. Sebagai tempat penaburan pupukSebagai tempat penaburan pupuk
Macam teras• Ada tiga macam teras : teras bangku, teras
gulud dan teras individu• Teras bangku : teras yang dibuat
memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah membentuk susunan seperti tangga, dibuat sedikit miring ke dalam agar air lebih banyak meresap. Tebing teras ditanami rumput, bibir tebing ditanami tanaman penguat teras. Teras bangku tidak cocok untuk tanah mudah longsor, jeluk dangkal dan lapisan bawah mengandung unsur racun tanaman
Teras Bangku
Lokasi saluran
drainasi
Bagian teras
sebelah dalam
Bibir teras
Tebing teras
Lereng asli
Teras Gulud
• Dibuat dengan memotong lereng sesuai dengan kontur, dilengkapi dengan guludan dan saluran pembuangan
• Jeluk tanah dangkal, teras bangku tidak cocok
• Kemiringan < 150
• Saluran drainasi di pinggir, sebelah dalam guludan
Teras Gulud
Gulud
Saluran drainasi
Lereng asli
Teras Individu
• Teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar tanaman dengan garis tengah 1 – 1,5 m
• Dapat dibuat pada lereng > 45o
• Piringan teras dibuat sedikit miring ke dalam
Teras Individu
Kemiringan asli
Teras individu
Pembuatan Teras
Rorak:
Galian yang dibuat di sebelah pokok tanaman untuk drainasi, menampung erosi dan menempatkan bahan/pupuk organik
Saluran dengan Rumput
Cek dam
Penentuan garis kontur
• Dengan theodolit
• Dengan selang berisi air dengan prinsip bejana berhubungan
• Dengan ondol-ondol (frame A)
• Dengan alat-alat tersebut ditentukan titik-ttik dengan tinggi tempat yang sama
• Dengan menghubungkan titik tersebut diperoleh garis kontur untuk membuat teras
Theodolit
Ondol-ondol
Cover Crop dan Penanaman pada Kelapa Sawit
Cover Crop
Tanaman Penutup Tanah
• Legume (LCC=legume cover crop)
• Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat daun banyak, tahan : pangkas, kering, naungan, OPT,mudah diatur-tidak membelit, tidak berduri, menyuburkan tanah
Macam Penutup Tanah
• Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen
• Pelindung perdu : di antara barisan TBM, sebagai pagar, pupuk hijau, sementara
Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit
• Centrosema pubescens• Pueraria javanica• Calopoginium mucunoides• Psopocarphus polustris• Calopogonium caeruleum• Desmodium ovalifolium• Mucuna conchinchinensis• Pueraria phascoloides
Calopogonium sp
Centrosema pubescens
Pueraria javanica
Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada Perkebunan Kelapa Sawit
• Flemingia congesta
• Crotalaria anagyroides
• Tephrosia vogelii
• Caliandra callothyrsus (putih)
• C. tetragona (merah)
Tephrosia vogelii
Flemingia congesta
Crotalaria anagyroides
Calliandra calothyrsus
• Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC
• Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah
• Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik
• Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%)
• Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional
Contoh Kebutuhan Benih LCC
• Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha)
Kegunaan LCC
• Menahan pukulan hujan• Menahan laju air limpasan• Menambah N• Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia,
biologi tanah)• Melindungi permukaan tanah dari erosi• Mengurangi pencucian unsur hara• Mempercepat pelapukan barang sisa
LC/replanting• Menekan pertumbuhan gulma
Dampak Negatif LCC
• Persaingan dengan tanaman pokok
• Mengganggu tanaman pokok
• Sebagai tempat bersarang tikus
• Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur
Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC
• Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 750C
• Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 600C
• Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8-15 menit
• Penipisan kulit benih (skarifikasi)• Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC
berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium
Pohon Pelindung• Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang
habitat aslinya di dalam hutan untuk memberikan hasil yang tinggi perlu naungan sebagian, dengan pohon pelindung
• Pohon pelindung : dalam barisan, melindungi tanaman pokok atau tebing, pematah angin, bersifat tetap, Albizzia falcata (sengon laut), Leucaena glauca, L. leucocephala
• Pohon pelindung mengurangi intensitas cahaya dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan mempertahankan lengas tanah, menambah bahan organik
Kriteria tanaman yang akan digunakan Kriteria tanaman yang akan digunakan
sebagai pohon pelindungsebagai pohon pelindung
1.1. Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama penyakit penyakit
2.2. Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang subur subur
3.3. Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentuTidak mengalami gugur daun pada musim tertentu
4.4. Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokoktanaman pokok
5.5. Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan mudah dimusnahkanmudah dimusnahkan
6.6. Sebaiknya dapat bernilai ekonomisSebaiknya dapat bernilai ekonomis
Lamtoro
Gleriside
Kaliandra
Albizia
Penanaman Kelapa Sawit
Pembibitan1. Perkecambahan (Germinated seeds) Benih kelapa sawit berkulit tebal, mk perlu persiapan yg
lama utk pengecambahannya Setelah buah masak dipanen, tandan buah diperam
(fermentasi I) selama 3 hari supaya semua buahnya rontok Setelah itu diperam lagi selama 3 hari (fermentasi II) Selama fermentasi I dan II, penyiraman dilakukan setiap hari Setelah daging dlm sabut membusuk, bijinya dipisahkan dr
daging buah dan serat Setelah terpisah, biji dikeringkan dan disimpan selama 2
bulan utk mematahkan dormansi Setelah itu biji dikecambahkan. Biji sawit akan berkecambah
selama 2-3 bulan
2. Pembibitan
Syarat lokasi pembibitan : Dekat dgn sumber air, tetapi tdk tergenang Letaknya tdk jauh dr lokasi penanaman Areal datar dan mudah dipasang instalasi air Dekat kantor dan pemukiman memudahkan
pengawasan Keamanan terjamin dan bebas dr gangguan
binatang pengganggu Jauh dr sumber hama dan penyakit
a. Pembibitan Pendahuluan (Pre-Nursery) Polibag kecil diisi tanah topsoil yg sudah dibersihkan dr batu
dan sisa tan Kmd polibag diletakkan dibedengan ukuran lebar 1m, panj
8m dan tebal 2,5cm (tergantung kebutuhan) Sebelum penanaman kecambah, polibag hrs disiram air
dahulu, kmd tnh ditengah polibag dilubangi dgn telunjuk tangan, lalu kecambah dimasukkan ke dlm lubang dgn primordia batang menghadap ke atas selanjutnya lubang ditutup kembali
Pembibitan awal dilakukan sampai umur 3 bulan ato kecambah sdh berdaun 4 lembar, lalu dipindah ke pembibitan utama
Selama pembibitan awal dilakukan pemeliharaan : disiram 2 kali sehari, disiang, dipupuk urea dilarutkan dgn kons 0,2%, hama dan penyakit dikendalikan
b. Pembibitan Utama (Main Nursery)
Polibag ukuran 40cm x 50cm diisi dgn tanah yg sdh bersih jangan terlalu penuh
Polibag diletakkan dgn jarak tanam 70cm x 70cm x 70cm. Setelah disiram, tanah ditengah polibag dilubangi yg besarnya sama dgn polibag kecil
Polibag kecil disobek, kmd bibit beserta tanahnya Selama pembibitan utama dilakukan pemeliharaan :
disiram dua kali sehari pagi dan sore ± 10 mm, gulma dibersihkan baik yg tumbuh di dlm polibag maupun di luar polibag, dipupuk dgn pupuk majemuk rustika yg mengandung N,P,K dan Mg, dilakukan pengendalian hama dan penyakit.
Dosis Pemupukan Bibit Kelapa Sawit
Umur Bibit Jenis Pupuk Dosis (g/bibit) Frekuensi
Minggu 17Minggu 18-20Minggu 22-28Minggu 30-40Minggu 42-48
Rustika 15,15,6,4Rustika12,12,17,2Rustika12,12,17,2Rustika12,12,17,2Rustika12,12,17,2
158
1517
1 minggu sekali2 minggu sekali2 minggu sekali2 minggu sekali2 minggu sekali
c. Seleksi bibit (thinning out)
Seleksi bibit minimal dilakukan 2 kali ketika bibit berumur 9 bulan dan ketika hendak ditanam di lapangan
Bibit yg afkir dikumpulkan dan dimusnahkan jmlhnya sekitar 30%
Ciri-ciri bibit yg disingkirkan :• Habitus tidak normal, kaku, pelepah muda lebih pendek
dp yg tua, tinggi bit dibawah rata-rata, dan daun tdk mau membuka
• Daun tidak normal seperti anak daun sempit bergulung, tdk membuka, pendek dan lebar, sangat rapat, dan sangat jarang.
Penanaman
• Penanaman : tidak teratur atau teratur
• Penanaman teratur menggunakan jarak tanam
• Jarak tanam ditentukan berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, tanaman dapat menangkap cahaya matahari optimal perlu juga mempertimbangkan diameter perakaran
• Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9 m
lanjutan
• Jarak tanam ideal berbentuk segitiga samasisi, penangkapan cahaya maksimal, populasi lebih tinggi (jumlah tanaman 15% lebih banyak), kelemahannya: sulit untuk penerapan mekanisasi dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, maupun pemanenan
• Tidak selalu operasional yang terbaik, bisa bujur sangkar,untuk memudahkan pemeliharaan atau segi empat, misalnya untuk mekanisasi
Jarak tanam
Segi empat Segi tiga
ruang kosong
Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman
----------------------------------------------------------
Jarak tanam segi empat segi tiga
----------------------------------------------------------
6m 278 320
7m 204 236
8m 156 180
9m 123 143
-----------------------------------------------------------
Lubang Tanam
• Ukuran lubang tergantung ukuran tanaman terutama daerah perakaran
• Pada kelapa sawit ukurannya adalah: 60 cm x 60 cm x 40 cm
• Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum penanaman agar tanah dalam lubang mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi sering tidak dapat karena tergenang
• Beberapa minggu sebelum penanaman lubang diisi campuran tanah atas dan pupuk organik
• Saat penanaman tanah digali seukuran perakaran
Lubang TanamLapisan Lapisan
tanah atas tanah bawah
Pupuk OrganikPupuk Organik
Kegiatan Setelah Penanaman
• Umpan tikus
• Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
• Penyisipan
• Konsolidasi
Umpan tikus
• Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus
• Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok
• Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan
Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
• Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha)
• Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan bibit, dalam bentuk lingkaran
• Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan
Penyisipan
• Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam
• Menggunakan bibit advaced planting material
Konsolidasi
• Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali
Pemeliharaan1. Pengendalian gulma
2. Kastrasi (membuang semua bunga yg ada pd tan sawit muda ato TBM)
Kastrasi pd spesies Elaeis guineensis dilakukan pd saat tan berumur 16 bln dan berakhir setelah tan berumur 26 bln
Pd spesies Elaeis melanococca kastrasi dimulai umur 16 bln dan berakhir umur 32 bln
Kastrasi dilakukan sebulan sekali Buah yg dihasilkan dr bunga pd tan yg berumur 16-32
bln berat tandannya hanya 0,5-1kg, kadar minyak rendah, dan persentase kotoran tinggi.
Lanjutan Pemeliharaan3. Penyerbukan bantuan (assisted pollination) Pd areal tan menghasilkan (TM) yg berumur kurang 7 tahun,
bunga jantan sangat sedikit muncul shg pollen bebas di alam sangat kurang, oki buah banyak yg tdk jadi krn bunga betina tdk dibuahi
Jika di areal sawit TM terdpt 2 bunga jantan yg mekar per ha, pollen sdh bisa membuahi semua bunga betina
Penyerbukan bantuan dilakukan satu bulan setelah kastrasi dihentikan dan diakhiri setelah tan berumur 7 tahun
Penyerbukan buatan dilakukan setiap tiga hari sekali, dgn cara seludang bunga betina yg putiknya msh berwarna putih dibuka, kmd ditaburi pollen yg sdh diawetkan, dan pelepah daun yg bunga betinanya sdh diserbuki diberi label berupa tgl penyerbukan
Lanjutan Pemeliharaan
4. Pengendalian hama dan penyakit Hama yg sering menyerang sawit adalah ulat (Tasea
asigna, Stora nitens, Darnarima sp.) dikendalikan dgn dipterex ato bayrusil, kumbang (Apogania sp. dan Oryctes rhinoceros) dikendalikan dgn azodrin sistemik, dan tikus dikendalikan dgn racun tomorin, warfarin ato racumin yg dicampur dgn umpan.
Penyakit yg sering menyerang sawit adalah Ganoderma lucidum (parasit), tan yg terserang dibongkar, Little leaf (penyakit fisiologis krn kekurangan unsur barium, gejalanya pertumb anak daun tdk normal, kecil, jumlahnya sedikit, tdk beraturan), diatasi dgn pemupukan kalium dosis tinggi dan borax 50 g/phn/th.
Lanjutan Pemeliharaan5. Pemupukan
Kisaran dosis optimum pemupukan TM
UMUR TANAMAN(tahun)
UNSUR HARA
JENIS PUPUK DOSIS (kg/phn/th)
MIN MAKS
2-5
6-12
LEBIH 12
N
PK
MgN
PK
MgN
PK
Mg
ZAUrea
Rock phosphatMuriate potash
KieseriteZA
UreaRock phosphatMuriate potash
Abu janjangKieserite
ZAUrea
Rock phosphatMuriate potash
Abu janjangKieserite
10,50,51,00,52,01,01,01,52,01,01,51,00,51,52,00,5
2,51,51,02,51,04,03,02,03,04,02,02,52,01,02,03,01,5
Lanjutan Pemeliharaan
6. Tunasan Membuang ato memangkas daun yg ada dibawah buah dg tujuan :
Membersihkan tan spy pollen mudah membuahi putik Memudahkan pekerja utk mengambil ato memotong buah yg
masak Secara fisiologis daun-daun yg tua di bag bawah tdk efektif lagi
melakukan fotosintesis
Macam Tunasan :
a. Tunasan Pasir : tunasan yg dilakukan pertama kali saat tan berumur 2,5 tahun sejak ditanam di lapangan.
b. Tunasan Selektif : dilakukan setelah tunasan pasir ketika tan berumur 3-5 tahun.
c. Tunasan Umum : dilakukan setelah tunasan selektif setiap 9 bln sekali s.d umur 15 th.
Panen• Saat buah mulai masak kadar minyak dlm
daging buah (mesikarp) meningkat cepat ditandai buah akan lepas (brondol) dari tandannya.
• Panen bisa dilakukan pd tan yang sudah berbuah sekitar umur 6-15 tahun