Tahlili PDF

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    1/47

    (TAFSIR AL-HU

    D

    DR

    UNIVE

    TAFSIR TAHLILIBI AL-RAY

    URAT AYAT SEMBILAN DENGAN PE

    SOSIOLOGI)

    Makalah Revisi:

    isusun untuk memenuhi tugas matakuliah

    Metode Penelitian Tafsir

    Oleh:

    FATICHATUS SA'DIYAH

    (E032120248)

    Dosen Pengampu:

    . H. ACHMAD CHOLIL ZUHDI, M. AG

    (195009211988031001)

    JURUSAN TAFSIR HADIS

    FAKULTAS USHULUDDIN

    RSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMP

    SURABAYA

    2013

    NDEKATAN

    L

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    2/47

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat

    dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang

    berjudul Tafsir Tahlili Bi Al-Ray (Tafsir Al-Hujurat Ayat Sembilan dengan

    Pendekatan Sosiologi).

    Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dengan segala

    kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga makalah ini selesai

    dengan baik.

    Dan karena makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharap saran

    dan kritik baik dari Dosen pengampu ataupun dari teman-teman satu juang kami,

    jika ditemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam makalah kami.

    Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    Surabaya, Desember 2013

    penulis

    ii

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    3/47

    3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR......................................................................... ii

    DAFTAR ISI....................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang........................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah............................................... 2

    C.

    Rumusan Masalah................................................... 3

    D.

    Tujuan Penelitian.................................................... 3

    E. Kajian Pustaka........................................................ 4

    F.

    Outline.................................................................... 6

    BAB II METODE TAFSIR TAHLILI BI AL-RAY DAN

    SOSIOLOGI............................................................ . 7

    A.

    Tahlili Bi al-Ray.................................................. 7

    B. Sosiologi............................................................... 15

    BAB III SOSIOLOGI DALAM SURAH AL-HUJURAT AYATSEMBILAN

    A. Ayat, Mufradat, dan Terjemah............................... 21

    B. Asbab Al-nuzul....................................................... 23

    C.

    Munasabah Ayat.................................................. .. 25

    D. Tafsir surat Al-Hujurat ayat sembilan.................. ... 25

    E. Kandungan ayat ...................................................... 34

    F.

    Analisis.................................................................... 38

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan.............................................................. 39

    B.

    Saran........................................................................ 41

    DAFTAR PUSTAKA

    iii

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    4/47

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Tafsir Alquran adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah

    sesuai kemampuan manusia. Kemampuan itu bertingkat-tingkat, sehingga apa

    yang dicerna atau diperoleh oleh seorang penafsir dari Alquran bertingkat-tingkat

    pula. Kecenderungan manusia juga berbeda-beda, sehingga apa yang dihidangkan

    dari pesan-pesan ilahi dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain.1 Salah

    satu bentuk tafsir adalah tafsir tahlili bi al-ray. Tafsir tahlili sebagai salah satu

    metode tafsir yang banya digunakan oelh para mufassir, tidak luput dari adanya

    kelebihan dan kekurangan atau keterbatasan, sebagai manusia, sang penafsir.2

    Walaupun Alquran bukan kitab ilmiyah dalam pengertian umum-

    namun Kitab Suci ini banyak sekali berbicara tentang sosial masyarakat. Ini

    disebabkan karena fungsi utama Kitab Suci ini adalah mendorong lahirnya

    perubahan-perubahan positif dalam masyarakat, atau dalam istilah Alquran

    litukhrija al-na>s min al-zhuluma>t ila al-nu>r (mengeluarkan manusia dari gelap

    gulita menuju cahaya terang benderang). Dengan alasan yang sama, dapat

    dipahami mengapa Kitab Suci umat Islam ini memperkenalkan sekian banyak

    hukum-hukum yang berkaitan dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat.

    1M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), th.

    2

    http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html Rabu, 23Oktober 2013, 0:20.

    4

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    5/47

    5

    Bahkan tidak berlebihan jika dikaitkan bahwa Alquran merupakan buku pertama

    yang memperkenalkan hukum-hukum masyarakat.3

    Kehidupan bermasyarakat manusia tidak akan lepas dari lingkup sosial.

    Manusia yang hakikatnya makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk

    saling bersekutu atau berkelompok dalam rangka mencapai tujuan dalam

    hidupnya. Di mana di dalam kelompok ini terdapat gejala saling membantu, tetapi

    di sisi lain terdapat pertikaian hingga terwujud dalam bentuk peperangan.

    Sehingga kehidupan sosial tidak sedikit yang diwarnai oleh perilaku manusia yang

    antara satu individu dan individu lain memiliki perbedaan perilaku dan karakter

    orang lain dalam kelompok yang besar. Antara perbedaan dan persamaan tersebut

    akhirnya membentuk situasi sosial tertentu, seperti kerjasama dan perselisihan.4

    Dengan demikian, penulis akan menjelaskan tafsir ayat sosial dalam

    Alquran dengan metode tahlili bi al-ray.

    B. Identifikasi Masalah

    Terkait tentang metode tahlili bi al-ray dan sosiologi, ada bebrapa

    permasalahan yang dikaji:

    1. Seorang mufassir yang menafsirkan Alquran dengan metode tahlili,

    mereka relatif bebas dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran sehingga

    mereka diberikan kesempatan untuk berkreasi menuangkan ide-idenya

    3Quraish Shihab, Wawasan Alquran, cetakan ketujuh, (Bandung: Mizan, 1998), 319.

    4

    Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi, cetakan kedua (Jakarta: PenerbitKencana, 2011), 4-5.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    6/47

    6

    terhadap ayat-ayat Alquran yang ditafsirinya selama masih dalam batas-

    batas yang diizinkan olehsyaradan kaidah-kaidah yang mutabar.5

    2. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup

    sendiri tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan

    sekecil apapun, mereka tetap membutuhkan orang lain untuk membantu.6

    3. Perlu adanya pemaparan kepada masyarakat yang berkaitan dengan

    kehidupan sosial yang tidak secara mentah-mentah menerima Alquran

    tanpa adanya penjelasan. Sehingga tidak menimbulkan hal-hal negatif

    terkait dengan Alquran. Lebih-lebih mengambil suatu hukum sosial dari

    Alquran.7

    C. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengertian metode tahlili bi al-ray?

    2.

    Bagaimana pengertian sosiologi?

    3. Bagaimana penafsiran metode tahlili bi al-raydalam al-Hujurat ayat 9?

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk memahami pengertian metode tahlili bi al-ray.

    2.

    Untuk mengetahui pengertian sosiologi.

    3.

    Untuk mengetahui penafsiran surat al-Hujurat ayat 9.

    5Nashruddin Baidan, Metodologi penafsiran Alquran, cetakan pertama, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Offset, 1998), 50.6http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/, rabu, 23

    Oktober 2013, 0:43.7Ibid.,

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    7/47

    7

    E. Kajian Pustaka

    Kajian yang menelaah tentang tafsir-tafsir, khususnya tafsir tahlili bi al-

    raydan tentang sosiologi ini dapat dilihat dari sumber rujukan yang digunakan

    oleh penulis dalam menyelesaikan makalah ini, baik dari buku dan kitab yang

    memiliki literatur Arab maupun Indonesia. Beberapa di antaranya:

    1. Dalam bukunya Nashiruddin Baidan yang berjudul Metodologi Penafsiran

    Alquran diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Offset Yogyakarta pada tahun

    1998 mengatakan bahwa, metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat

    Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-

    ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup

    di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang

    menafsirkan ayat-ayat tersebut.8

    2.

    Berdasarkan Sejarah dan Metodologi Tafsir karya Ali Hasan al-Aridl yang

    diterbitkan oleh PT:RajaGrafindo Persada Jakarta pada tahun 1994, bahwa

    mufassir itu harus mengetahui kandungan ayat, yaitu unsur ijaz, balaghah

    dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diistinbatkan

    dari ayat, yaitu hukum fiqh, dalil syari, dan lain-lain sebagainya.9

    3.

    Berdasarkan Sosiologi Umum karya G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers yang

    diterbitkan oleh Bina Aksara Jakarta pada tahun 1987, Sosiologi merupakan

    8Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, cetakan pertama (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Offset, 1998), 31.9

    Ali Hasan al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua (Jakarta:PT:RajaGrafindo Persada, 1994), 41.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    8/47

    8

    studi tentang masyarakat, yang mengemukakan sifat atau kebiasaan

    manusia dalam kelompok.10

    4. August Comte dan Ibnu Khaldun merupakan perintis awal sosiologi. Ini

    terdapat dalamPengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial karya Phil. Astrid S.

    Susanto diterbitkan oleh Binacipta pada tahun 1983.11

    10G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina

    Aksara, 1987), th.11

    Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, cetakan keempat, (tt:Binacipta, 1983), 2.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    9/47

    9

    F. Outline

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    G.

    Latar Belakang

    H. Identifikasi Masalah

    I. Rumusan Masalah

    J.

    Tujuan Penelitian

    K. Kajian Pustaka

    L. Outline

    BAB II METODE TAFSIR TAHLILIBI AL-RAYDAN SOSIOLOGI

    A. TahliliBi al-ray

    B. Sosiologi

    BAB III SOSIOLOGI DALAM SURAH AL-HUJURAT AYAT

    SEMBILAN

    G. Ayat, Mufradat, dan Terjemah

    H. Asba>b Al-nuzu>l

    I. Munasabah Ayat

    J.

    Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat Sembilan

    K.

    Kandungan ayat

    L. Analisis

    BAB IV PENUTUP

    C. Kesimpulan

    D. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    10/47

    10

    BAB II

    METODE TAHLILI BI AL-RAY DAN SOSIOLOGI

    A. Tahlili Bi al-Ray

    1. Pengertian Tahlili

    Yang dimaksud dengan metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat

    Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat

    yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di

    dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang

    menafsirkan ayat-ayat tersebut.12 Untuk itu ia menguaraikan kosakata dan

    lafadz, menjelaskan arti yang dikehendaki, dan harus selalu merujuk kepada

    sebab-sebab turunya ayat, hadis-hadis Rasulullah SAW dan riwayat dari para

    sahabat dan tabiin.13

    Para ulama membagi wujud tafsir Alquran dengan metode tahlili

    kepada tujuh macam, yakni:1) Tafsir bi al-Matsur.2) Tafsir bi al-Rayi. 3)

    Tafsir Shufy.4) Tafsir Fiqhy.5) Tafsir Falsafy.6) Tafsir Ilmy. 7) Tafsir

    Adaby.14

    Dari beberapa macam-macam tafsir di atas, terdapat dua metode utama

    tafsir. Yaitu, tafsir bi al-matsurdan tafsir bi al-ray.15

    12Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, cetakan pertama (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Offset, 1998), 31.13

    Ali Hasan al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua (Jakarta:

    PT:RajaGrafindo Persada, 1994), 41.14Ibid., 42.

    15

    Juhana S. Praja, Tafsir Hikmah, cetakan pertama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2000), 11.

    10

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    11/47

    11

    Metode tafsir tahlili memiliki ciri khusus yang membedakannya dari

    metode tafsir lainnya, ciri-ciri tersebut adalah:

    a) Mufasir menafsirkan ayat per ayat dan surat demi surat secara berurutan

    sesuai dengan mushhaf.

    b) Mufasir menjelaskan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Alquran

    secara komperhensif dan menyeluruh, baik dari segi irob, munasabah

    ayat atau surat, asbab nuzulnya maupun dari segi lain.

    c) Dalam penafsiran seorang mufasir tahlili menafsirkan ayat-ayat Alquran

    dengan menggunakan pendekatan bi al-matsurmaupun bi al-rayi.

    d) Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai

    metode tafsir ijmali.16

    Dalam menggunakan metode penafsiran tahlili, terdapat langkah-langkah

    penafsiran yang pada umumnya digunakan, yaitu17:

    a) Menerangkan makki dan madani di awal surat.

    b) Menerangkan munasabah.

    c) Menjelaskan asba>b al-nuzu>l (jika ada).

    d)

    Menerangkan arti mufradat (kosakata), termasuk di dalamnya kajian

    bahasa yang mencakup irabdan balaghah.

    e) Menerangkan unsur-unsurfashahah, bayan, dan ijaznya.

    f) Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya.

    g) Menjelaskan hukum yang dapat digali dariayat yang dibahas.

    16

    http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html.17Kementrian Agama RI,Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 69.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    12/47

    12

    Segala sesuatu hal di dunia ini, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,

    begitu juga dengan metode tahlili ini. Di antara kelebihan metode tafsir tahlili

    ialah sebagai berikut;

    a)Metode tahlili mempunyai ruang lingkup yang teramat luas. Metode ini

    dapat digunakan oleh mufasir dalam dua bentuknya: matsurdan ray.18

    b)

    Di dalam tafsir analitis ini mufasir relatif mempunyai kebebasan dalam

    memajukan ide-ide dan gagasan-gagasan baru dalam penafsiran Alquran

    daripada tafsir yang metode ijmaly. Barangkali kondisi inilah yang

    membuat tafsir analitis lebih pesat perkembangannya ketimbang tafsir

    ijmali.19

    Di antara kekurangan metode tahlili adalah sebagai berikut:

    a) Menjadikan petunjuk Alquran parsial

    Seperti halnya metode global, metode tahlili juga dapat membuat petunjuk

    Alquran bersifat parsial atau terpecah-pecah, sehingga terasa seakan-akan

    Alquran memberikan pedoman secara tidak utuh dan tidak konsisten

    karena penafsiran yang diberikan suatu ayat berbeda dari penafsiran yang

    diberikan pada ayat-ayat lain yang sama dengannya.20

    b)

    Melahirkan penafsiran subjektif

    Metode tahlili memberikan peluang yang luas sekali kepada mufasir untuk

    mengemukakan ide-ide dan pemikirannya. Dan tidak mustahil pula ada

    diantara mereka yang menafsirkan Alquran sesuai dengan kemauan hawa

    18DR. Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al Quran, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar Offset, 1998), 53.19

    Ibid., 54.20Ibid., 55.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    13/47

    13

    nafsunya tanpa mengindahkan kaidah-kaidah atau norma-norma yang

    berlaku. Hal itu dimungkinkan karena metode tahlili membuka pintu untuk

    yang demikian.21

    Keberadaan metode ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar

    dalam melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam, khususnya

    dalam bidang tafsir Alquran. Berkat metode ini, maka lahirlah karya-karya tafsir

    yang besar-besar, tafsir Ibnu Katsir dan lain sebagainya. Berdasarkan kenyataan

    itu dapatlah dikatakan, urgensitas metode ini tidak dapat dipungkiri oleh siapapun.

    Hal ini yang memerlukan pembahasan yang lebih intensif untuk bisa difahami dan

    dibahas.22

    Dalam penafsiran Alquran, jika ingin menjelaskan kandungan firman

    Allah dari berbagai segi seperti bahasa, hukum-hukum fiqh, teologi, filsafat, sains,

    dan sebagainya, maka di sini metode tahlili atau analitis lebih berperan dan lebih

    berperan dan dapat diandalkan dari pada metode-metode yang lain.23

    2. Pengertian tafsir bi al-ray

    Setelah berakhir masa salaf sekitar abad ke-3 H dan peradaban Islam

    semakin maju dan berkembang, maka berkembanglah berbagai madzhab dan

    aliran di kalangan umat Islam. Masing-masing golongan berusaha meyakinkan

    umat dalam rangka mengembangkan paham mereka (kaum etologis

    menafsirkan dari sudut pandang teologis, seperti al-Kasysyaf, karangan al-

    21

    Baidan..,Metodologi.., 57.22

    Baidan..,Metodologi Penafsiran..,62.23Ibid., 62.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    14/47

    14

    Zamakhsyari, dan lain-lain). Untuk mencapai maksud itu, mereka mencari

    ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi SAW, lalu mereka tafsirkan sesuai

    dengan keyakinan yang mereka anut. Ketika inilah berkembang apa yang

    disebut dengan tafsir bi al-ray.24

    Yang dinamakan dengan tafsir bi al-ray adalah tafsir yang di dalam

    menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri juga

    berdasar pada pikiran-pikiran rasional (ijtihad)25 dan penyimpulan (istinbath)

    yang didasarkan pada ray(pendapat) semata.26

    Ulama yang menempuh metode tafsir bi al-ray ini bersandar di

    antaranya pada firman Allah:

    .

    Maka tidaklah mereka menghayati Alquran ataukah hati mereka sudah

    terkunci?28

    Para ulama menegaskan, bahwa tafsir bi al-Rayada yang dapat diterima

    dan ada pula yang batal dan ditolak. Tafsir bi al-Ray dapat diterima apabila

    mufasirnya mengetahui ungkapan-ungkapan arab, lafad-lafad Arab dan cara

    penunjukannya (dilalah) atas makna yang dikehendaki, sebab-sebab turun ayat,

    nasikh dan mansukh, benar akidahnya dan menjadikan Sunnah Rasulullah

    24Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran alquran, cetakan pertama, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar Offset, 2002), 46.25

    Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya,mukaddimah, (Jakarta: Widya Cahaya,

    2011), 52.26

    Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Alquran, cetakan ke-15 (Surabaya: PT. Pustaka Litera

    AntarNusa, 2012), 488.27

    Alquran karim, Muhammad/47: 24.28Alquran dan terjemahnya.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    15/47

    15

    SAW sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran serta berangkat

    dengan tujuan yang benar. Ia juga harus berpegang pada apa yang diriwayatkan

    oelh Rasulullah dan menguasai ilmu bahasa arab, nahwu, sharaf, bayan, qiraah, Ushul

    al-fiqh, ulum al-hadith, ushul al-din, dan ilmu al-mawhibah (ilmu yang Allah karuniakan kepada siapa saja dari

    hamba-hambaNya yang alimyang mengamalkan apa yang diketahuinya).29

    Selain harus memenuhi kualifikasi ilmiah seperti tersebut di atas, mufasir

    bi al-rayharus menghindari enam hal sebagai berikut30

    :

    a) Memaksakan diri mengetahui makna yang dikehendaki oleh

    Allah pada suatu ayat, sedangkan ia tidak memenuhi syarat untuk

    itu.

    b)

    Mencoba menafsirkan ayat yang maknanya hanya diketahui oleh

    Allah (otoritas Allah semata).

    c) Menafsirkan dengan disertai dengan hawa nafsu dan sikap

    istihsan(menilai bahwa sesuatu itu baik semata-mata berdasarkan

    persepsinya).

    d) Menafsirkan ayat-ayat dengan makna yang tidak dikandungnya

    (dimungkinkannya).

    e) Menafsirkan ayat-ayat untuk mendukung suatu madzhab yang

    salah dengan cara menjadikan paham madzhab sebagai dasar,

    sedangkan penafsiran mengikuti paham madzhabtersebut. Seperti

    29

    al-Aridl.., Sejarah dan .., 49.30Ibid., 49-50.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    16/47

    16

    tafsir (karya) Abdurrahman bin Kaisan al-Asam, al-Jubai, Abdul

    Jabbar, al-Rummani, Zamakhsyari, dan lain-lain sebagainya.

    f) Menafsirkan dengan disertai dengan memastikan, bahwa makna

    yang dikehendaki oleh Allah adalah makna demikian, dengan

    tanpa didukung oleh dalil.

    Jadi, menafsirkan Alquran dengan ray (pendapat) dan ijtihad semata

    tanpa ada dasar yang sahih adalah haram, tidak boleh dilakukan.31

    Seperti

    sabda Rasulullah SAW:

    %

    Barang siapa berkata (menafsirkan) Alquran semata-mata berdasarkan

    pendapatnya atau sesuatu yang tidak ia ketahui, maka bersegeralah ia

    menuju tempatnya di neraka.32

    Kemudian, al-Tabari menanggapi dengan menegaskan:

    Mufasir yang paling berhak atas kebenaran dalam menafsirkan Alquran

    yang penafsirannya dapat diketahui oleh manusia- adalah mufasir yang paling

    tegas hujjahnya mengenai apa yang ditafsirkan dan ditawilkannya, karena

    penafsirannya disandarkan kepada Rasulullah, baik melalui penukilan

    paripurna (mustafid{) bila ada, penukilan oleh orang-orang yang teguh lagi

    terpercaya bila tidak terdapat penukilan paripurna, ataupun dengan dalil-dalil

    yang menjamin kesahihan penukilan tersebut. Selanjutnya, adalah mufasir

    31

    Mudzakir AS.., Studi Ilmu.., 489.32al-Aridl.., Sejarah dan.., 54.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    17/47

    17

    paling sahih bukti dan argumentasinya, dalam hal yang diterjemahkan dan

    dijelaskannya, yaitu mufasir yang menafsirkan Alquran menurut kaidah-kaidah

    bahasa, baik dengan bertendensi pada syair-syair Arab baku maupun dengan

    memperhatikan tutur kata dalam bahasa mereka yang sempurna dan terkenal.

    Ini berlaku bagi semua pentawil dan mufasir selama pentawilan dan

    penafsirannya tidak keluar dari pendapat-pendapat salaf; sahabat dan para

    imam, serta tidak menyimpang dari penafsiran golongan khalaf; tabiin dan

    ulama umat.33

    Di antara kitab-kitab tentang tafsir bi al-rayadalah34:

    a)

    Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Tawil, karangan Mahmud al-

    Nasafy.

    b) Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Tawil, karangan Al-Baidhawy.

    c)

    Lubab al-Tawil fy Maany al-Tanzil, karangan al-Khazin.

    d) Ruh al-Maany fy Tafsir al-Quran wa al-Sabu al-Matsani,

    karangan al-Alusy.

    e) Al-Tafsir al-Kabir Mafatih al-Ghayb, karangan al-Fakh al-razy.

    3.

    Pengertian metode tahlili bi al-ray

    Dari penjelasan-penjelasan di atas, diketahui bahwa tafsir tahlili bi

    al-rayadalah menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan memaparkan segala

    aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan35 ituberdasar

    33Mudzakir AS.., Studi Ilmu-.., 491.

    34

    al-Aridl.., Sejarah.., 54.35Baidan..,Metodologi.., 31.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    18/47

    18

    pada pikiran-pikiran rasional (ijtihad) dan penyimpulan (istinbath) yang

    didasarkan pada ray(pendapat) semata.36

    B. Sosiologi

    1. Pengertian-Pengertian Dasar

    Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat, yang mengemukakan sifat

    atau kebiasaan manusia dalam kelompok, dengan segala kegiatan, dan kebiasaan

    serta lembaga-lembaga yang penting sehingga masyarakat dapat berkembang

    terus dan berguna bagi kehidupan manusia, karena pengaturan yang mendasar

    tentang hubungan manusia secara timbal balik dan juga karena faktor faktor

    yang melibatkannya serta dari interaksi sosial berikutnya.37

    Sosiologi ialah ilmu tentang struktur yang stabil dan proses sosial. Juga

    dapat diartikan sebagai satu ilmu yang meneliti tingkah laku manusia dalam

    kehidupan masyarakat/sosialnya.38

    Patirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang

    mempelajari tentang39:

    a. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala

    sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama : keluarga dengan

    moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain

    sebagainya);

    36Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya,mukaddimah, (Jakarta: Widya Cahaya,

    2011), 52.37

    G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina

    Aksara, 1987), 1.38

    Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, cetakan keempat,

    (tt: Binacipta, 1983), 10.39

    Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cetakan ketiga, (Jakarta: Rajawali Pres,1987), 15-16.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    19/47

    19

    b.

    Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosialdan gejala non-

    sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan lain sebagainya);

    c. Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.

    2. Sejarah singkat

    Banyak orang yang membahas dan membicarakan tentang sosiologi,

    sebagai ilmu ataupun dalam pembicaraan biasa. Sebagaimana halnya dengan ilmu

    politik yang banyak dikuasai orang, maka demikian pula halnya dengan

    sosiologi. Mengapa demikian. Suatu kenyataan, bahwa sosiologi merupakan suatu

    ilmu yang mempunyai sebagai materi penelitinya: segala kejadian nyata dalam

    kehidupan manusia. Juga Plato dan Aristoteles telah membahas banyak hal yang

    merupakan sebagian dari sosiologi, hanya pembahasannya dilakukan dalam

    filsafat tentang masyarakat jamannya.40

    Dalam fase permulaan dari sosiologi, juga tidak dapat dielakkan bahwa

    sebagaimana suatu ilmu, ia berpangkal pada filsafat yang dikenal sebagai Ibu

    Ilmu Pengetahuan. Plato (429-374 SM) membahas unsur-unsur sosiologi dalam

    pembahasannya tentang negara; Aristoteles (384-322 SM) membahas unsur-unsur

    sosiologi dalam hubungan dengan etika sosial, yaitu bagaimana (seharusnya)

    tingkah-laku manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia ataupun dalam

    kehidupan sosialnya.41

    40

    Susanto..,Pengantar..,1.41Ibid.,

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    20/47

    20

    Melalui Jean Bodin (1530-1596) yang memisahkan antara kehidupan

    politik, unsur sosiologi lebih menonjol lagi. Bodin membayangkan kehidupan

    sosial (mikro) sebagai kehidupan yang tenang dan damai, akan tetapi kehidupan

    politik (makro) sebaliknya penuh dengan perebutan kekuasaan. Dalam rangka ini

    dapat juga disebut nama dari Thomas Hobbes, John Locke serta Jean Jaques

    Rousseau yang ikut memberikan bentuk dan menunjukkan arah kepada ilmu yang

    kemudian dikenal sebagai sosiologi berdasarkan pikiran Kontrak Sosial mereka.

    Di dunia Arab terkenal nama dari Ibn Khaldun (1332-1406) yang memiliki

    pemikiran sosiologik lebih terperinci lagi dan sangat maju, sehingga ia sering

    disebut juga sebagai peletak batu pertama dari sosiologi, yaitu mendahului

    Auguste Comte (1789-1857). Sesudah itu Herbert Spencer lebih jelas lagi

    memberikan bentuk bahkan menggunakan nama sosiologi, yaitu dalam tulisannya

    Principles of Sociology.42

    Nama-nama seperti Auguste Comte (Prancis), Herbert Spencer (Inggris),

    Karl Marx (Jerman), Vilfredo Pareto (Itali), Pitirim A. Sorokin (berasal dari

    Rusia), Max Weber (Jerman), Steinmetz (Belanda), Charles Horton Cooley

    (Amerika Serikat), Lester F. Ward (Amerika Serikat), dan lain sebagainya adalah

    beberapa nama-nama terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua Eropa

    dan Amerika. Dari Eropa, ilmu sosiologi kemudian menyebar ke benua dan

    negara-negara lain, termasuk Indonesia.43

    3.

    Ciri-Ciri dan Hakikat sosiologi

    42

    Susanto..,Pengantar Sosiologi .., 2.43Soekanto.., Sosiologi Suatu .., 4.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    21/47

    21

    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri oleh karena

    telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya

    adalah44:

    a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan

    tersebyt didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal

    sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif

    b.

    Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu

    berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil abservasi.

    Abstraksi tersebut merupakan kerangka daripada unsur-unsur yang

    tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-

    hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.

    c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori

    sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti

    memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang

    lama.

    d.

    Bersifat neo-ethis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-

    baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk

    menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

    Adapun sifat-sifat dan hakikat sosiologi adalah45:

    a.

    Sosiologi bersifat ensiklopedis. Artinya, ilmu tersebut lebih banyak

    menyoroti keseluruhan kehidupan sosial manusia dan sejarahnya.46

    44

    Ibid., 11.45Soekanto.., Sosiologi Suatu ..,16.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    22/47

    22

    b.

    Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan

    disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa

    yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.47

    c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science)

    dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai

    (applied science), seperti ilmu kedokteran, farmasi, dan lain-lain

    sebagainya.48

    d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan

    merupakan ilmu pengetahuan yang konkrit. Artinya, bahwa yang

    diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa-peristiwa

    dalam masyarakat, tetapi bukan wujud yang konkrit.49

    e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan

    pola-pola umum, dan mencari prinsip-prinsip, hukum-hukum

    umum dari interksi manusia, hakikat, bentuk, isi dan struktur dari

    masyarakat manusia.50

    f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.

    Ini menyangkut metode yang digunakan.51

    g.

    Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi

    mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara

    manusia.52

    46Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, cetakan

    kedua, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993), 6.47

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 oktober 2013, 21:53.48

    Soekanto.., Sosiologi..,17.49Ibid., 19.

    50

    Soekanto.., Sosiologi.., 19.51Ibid., 19.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    23/47

    23

    4.

    Kegunaan Sosiologi

    Adapun kegunaan sosiologi antara lain53

    :

    a. Untuk pembangunan. Sosiologi berguna untuk memberikan data-

    data sosial yang diperluakan pada tahap perencanaan, pelaksanaan

    maupun penilaian pembangunan.

    b. Untuk penelitian. Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis

    tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau

    pemecahan masala-masalah sosial dengan baik.

    5.

    Objek sosiologi

    Seperti halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah

    masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang

    timbul dari hubungan manusia di masyarakat.54

    Phil Astrid S. Susanto membagi objek sosiologi menjadi dua bagian.

    Yakni objek materi dan objek formal. Objek materi dari sosiologi ialah kehidupan

    sosial manusia. Dan objek formal dari sosiologi adalah:1) pengertian terhadap

    lingkungan sosial manusia dalam kehidupan sehari-hari.2) meningkatkan

    kehidupan masyarakat yang serasi.3) meningkatkan kerjasama antar manusia.55

    52http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 Oktober 2013, 22:06.

    53Ibid, Ahad, 20 Oktober 2013, 22:28.

    54

    Soekanto.., Sosiologi Suatu.., 20.55Susanto..,Pengantar.., 4.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    24/47

    24

    BAB III

    SOSIOLOGI DALAM SURAT AL-HUJURAT AYAT

    SEMBILAN

    A.Ayat, Terjemah dan Mufradat

    ll

    Dan jika ada dua kelompok dari orang-orang mukmin bertikai maka

    damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya

    terhadap yang lain maka tindaklah kelompok yang berbuat aniaya itu

    sehingga ia kembali kepada perintah Allah; jika ia telah kembali maka

    damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.

    Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.57

    ,,

    (dua gerombolan kelompok dari orang-orang Islam baik itu banyak atau

    sedikit)

    56

    Alquran Karim.57

    Alquran dan terjemahnya.58Abi Bakr Ja>bir al-Jaza>iry, Aysar al-Tafa>sir, cetakan pertama, (Madinah: Maktabah ulum

    wa al-hikmah, 1994), 127.59Ibid.,

    24

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    25/47

    25

    (yang ricuh dengan pertikaian maka bersegeralah untuk mendamaikan ada

    yang rusak antara keduanya)

    (setelah ishlahkembali lagi dengan menentang atau menolak dan belum rela

    dengan ketentuan atauu hukum Allah)

    (perangilah, wahai orang-orang yang beriman salah satu dari dua kelompok

    yang membangkang sampai ia kembali pada kebenaran )

    (kembali pada kebenaran setelah peperangan, maka damaikanlah antara

    keduanya dengan adil, yakni dengan kebenaran)

    ,

    (berlaku adillah dalam hukum kalian, sesungguhnya Allah menyukai ahli

    adil dalam bertindak)

    Maka, seluruh lafadz tersebut dapat diartikan bahwa jika ada dua

    kelompok yang telah menyatu secara faktual atau berpotensi untuk menyatu dari

    60Ibid.,

    61Ibid.,62

    Ibid.,63Ibid.,

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    26/47

    26

    yakni sedang mereka adalah orang-orang yang beriman bertikai dalam bentuk

    sekecil apapun maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya

    yakni kedua kelompok itu, sedang atau masih terus-menerus berbuat aniaya

    terhadap kelompok yang lain sehingga enggan menerima kebenaran atau

    perdamaian maka tindaklah kelompok yang berbuat aniaya itu sehingga ia yakni

    kelompok itu kembali kepada perintah Allah yakni menerima kebenaran; jika ia

    telah kembali kepada perintah Allah itu maka damaikanlah antara keduanya

    dengan adil dan berlaku adillah dalam segala hal agar putusanmu dapat diterima

    dengan baik oleh semua kelompok. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

    yang adil.64

    B.Asbab a -Nuzu>

    Surat ini merupakan surat yang ke-49 dalam Alquran, diturunkan di

    Madinah dan berjumlah 18 ayat.65

    Dalam suatu riwayat Bukhari dari Anas dikemukakan, bahwa Nabi SAW

    pergi ke rumah Abdullah bin Ubay (munafiq) dengan mengendarai keledai. Dan

    orang-orang Islam juga brjalan bersama Nabi SAW.66Abdullah bin Ubay berkata:

    Enyahlah engkau dariku! Demi Allah aku terganggu dengan bau busuk

    keledaimu ini. Berkatalah seorang Anshar: Demi Allah, keledai Rasulullah

    lebih harum baunya daripada engkau. Mendengar pernyataan ini, marahlah anak

    64M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, cetakan ketujuh, vol: 3, (Jakarta: Lentera Hati,

    2007), 243.65

    Imam Muhammad al-Razy Fakhr al-Din,Mafatih al-Ghaib, (Beirut, Lebanon: DKI,

    1990), 110.66

    Al-Imam Abi Al-Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidy, Asbab Nuzul Al-Quran, (Beirut,Lebanon: DKI, tt), th.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    27/47

    27

    Abdullah bin Ubay kepadanya. Sehingga timbullah kemarahan antara kedua belah

    pihak dan terjadilah perkelahian dengan menggunakan pelepah korma, tangan dan

    sandal. Berkenaan dengan peristiwa ini, maka turunlah ayat sembilan yang

    memerintahkan untuk menghentikan peperangan dan menciptakan perdamaian.67

    Dalam riwayat lain mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan

    dengan peristiwa dua orang sahabat Anshar yang bersengketa tentang suatu

    urusan hak milik. Salah seorang dari mereka berkata bahwa ia akan mengambil

    haknya dari yang lain dengan paksaan. Ia mengancam demikian karena banyak

    pengikutnya, sedangkan yang satu lagi mengajak dia supaya minta keputusan

    kepada Nabi saw. Ia tetap menolak sehingga perkaranya hampir-hampir

    menimbulkan perkelahian dengan tangan dan terompah, meskipun tidak sampai

    menggunakan senjata tajam.68

    Dalam riwaayat lain pula dikemukakan, bahwa seorang laki-laki Anshar

    yang bernama Imran beristerikan Ummu Zaid. Istrinya bermaksud ziarah ke

    rumah keluarganya, akan tetapi dilarang oleh suaminya bahkan dikurung di atas

    loteng. Sang istri pun segera mengirim utusan kepada keluarganya. Maka

    datanglah kaumnya menurunkannya dari loteng untuk dibawa ke rumah

    keluarganya. Sang suami meminta tolong kepada ahlinya. Maka datnglah anak-

    anak pamannya mengambil kembali wanita tersebut dari keluarganya. Dengan

    demikianlah terjadi perkelahian pukul-memukul dengan menggunakan sandal

    untuk memperebutkan wanita itu. Maka turunlah ayat: 9 ini yang berkenaan

    67A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul, cetakan pertama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

    Persada, 2002), 767.68Kementrian Agama RI,Alquran dan Tafsirnya, jilid 9, (tt: Widya Cahaya, 2011), 406.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    28/47

    28

    dengan peristiwa tersebut. Kemudian, Rasulullah mengirimkan utusan untuk

    mendamaikan perselisihan, dan tunduklah mereka kepada perintah Allah SWT.69

    C.Munasabah

    Pada ayat-ayat sebelum ayat sembilan dari surat al-Hujurat lalu, Allah

    memberikan peringatan agar jangan mudah menerima berita dari orangfasiqtanpa

    mengecek kebenarannya terlebih dahulu karena hal ini bisa menimbulkan korban

    dan penyesalan. Yakni ayat:

    Pada ayat-ayat berikut, Allah kembali menerangkan bahwa berita-berita

    itu mungkin membawa akibat yang buruk atau menyebabkan perpecahan dan

    permusuhan di antara dua golongan kaum Muslimin, bahkan dapat pula berakibat

    sampai menimbulkan peperangan.

    71

    D.Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat Sembilan

    Dalam ayat ini jelas sekali bahwa perintah Tuhan kepada orang-orang

    beriman yang ada perasaan tanggung jawab, kalau mereka mendapati dua

    golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat

    ini disebut iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang beriman

    yang lain itu segera mendamaikan kedua golongna yang berperang itu. Karena

    bisa saja kejadian bahwa kedua golongan sama-sama beriman kepada Allah tetapi

    timbul salah faham sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang

    69Mahali..,Asbabun Nuzul.., 767-768.

    70

    Al-Hujurat: 08.71RI..,Alquran dan.., 406.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    29/47

    29

    golongan ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu. Untuk

    lebih detilnya, inilah tafsirannya.72

    Dalam lafadz in (

    ), ini merupakan pertanda bahwa pertikaian antara

    kelompok orang yang beriman sebenarnya diragukan atau jarang terjadi.73 Jika

    dikatakan, kami melihat pertikaian merajalela antara kelompok tersebut? maka

    jawaban yang tepat yakni Allah saja dalam ayat ini menyatakan dengan

    menggunakan lafadz in, berarti petanda bahwa pertikaian itu tidak terjadi kecuali

    hanya jarang. Tujuan dari bab ini (tentang in) ada dalam ayat ini adalah perintah

    itu berada pada perlawanan dari yang seharusnya ada. Seperti juga dalam kalimat

    ( ,

    ) adalah suatu pertanda bahwa datangnya seorang yangfasiqyang

    disertai dengan berita itu harus terjadi jarang, padahal datangnya fasiq dengan

    berita itu banyak. Dan perkatan fasiqdalam pernyataan yang pertama tadi lebih

    diterima daripada perkataan orang yang jujur lagi shalih.74

    Dalam lafadz ( , ) ini tidak dikatakan ( , ) hal ini sebagai

    penguat atas makna dari yang telah disebutkan tadi, yakni tanda sedikit. Artinya,

    kelompok yang dimaksud di sini itu tidak sebanya personal kelompok dari kata

    firqah. Karena personal kata firqah itu lebih banya dari pada personal kelompok

    yang ada pada katat}aifah, seperti dalam firman Allah SWT75:

    72

    Hamka, Tafsir al-Azhar, cetakan keempat, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 2003), 195.73

    Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 244.74

    al-Din..,Mafatih ..,109.75

    Ibid.,76Al-taubah: 122.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    30/47

    30

    Dalam lafadz (

    ) ini tidak dikatakan minkum(

    ) yang marjinya

    pada kalimat sebelumnya, yakni lafadz ( ) dan

    antara keduanya memiliki satu makna. Hal ini sebagai peringatan bahwa

    pertikaian itu merupakan perbuatan yang jelek harus dihindari manusia.77

    Kemudian dalam kalimat ( ,, ) ini tidak dikatakan (

    ,

    ), padahal lafadz in (

    ) itu lebih utama bersambungan

    dengan kata kerja (fiil). Hal ini adalah sebagai permulaan dari larangan pertikaian

    (peperangan), kemudian dikuatkan oleh lafadz nakirah yang juga menunjukkan

    tentang hal tersebut dengan menggunakan in(

    ). Jelasnya, bahwa yang dilarang

    bertikai itu antara dua kelompok mukmin tersebut, maka didahulukan. Kemudian

    ditaukidi dengan isim nakirah yang berkorelasi dengannya, yakni kata in (

    ).

    Semua itu disebabkan dua t}aifah (kelompok) tersebut sama-sama mukmin dan

    seharusnya peperangan tidak terjadi antara mereka berdua (dua kelompok

    tersebut). Tetapi kalau dalam lafadz yang terdapat dalam (

    ) ini tidak dikatakan ( ) atau ( , ).

    Hal ini karena jika didahulukan menimbulkan keambiguannya suatu perkataan.

    Yakni menjadi fasiq? Dikatakan kedatangan dengan berita yang bohong itu

    menyebabkan seseorang menjadi fasiq, atau bertambah fasiqnya karena adanya

    sebab-sebab, lalu kadatangannya tersebut itu menimbulkanfasiqmaka kata datang

    77al-Din..,Mafatih.., 109.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    31/47

    31

    (

    ) didahulukan. Adapun pertikaian (peperangan) itu tidak menjadikan

    bertambah atau kurangnya iman.78

    Lafadz (

    ) ini tidak menggunakan kata yang berbentuk tasniyahyang

    kembali pada lafadz ( ). Ini dikarenakan lafadz t}aifah tersebut dikembalikan

    pada (

    ) yang berbentuk jama menurut maknanya.79 Dan lafadz (

    ) itu

    kembali ke lafadz (

    ) menurut bentuk tunggalnya. Seperti halnya lafadz (

    ). Sedangkan dhomir yang ada pada lafadz () ini kembali ke

    lafadz (

    ) menurut lafadznya.80

    Jumhur membaca iqtatalu (

    ) dengan dasar kata tunggal dari lafadz

    t}a>ifataini.Ibnu Abi Ablah membaca ( ) atas dasar dari kata yang kembali ke

    lafadz (

    ). Dan Zaid bin Ali dan Ubaid bin Umair membacanya (

    ),

    mengingat kata dalam dua kelompok tersebut berbentuk muannas.81

    Di sisi lain, penggunaan penggunaan bentuk kata kerja masa lampau di

    sini, tidak juga harus dipahami dalam arti telah melakukan hal itu, tetapi hampir

    dalam arti hampir melakukannya. Ini serupa dengan ucapan pengumandang

    78al-Din..,Mafatih.., 109-110.

    79Al-Imam Al-Qadhi Nashir Al-Din Abi Said Abdullah Abi Umar Muhammad Al-

    Syairazy Al-Baidhowi, Tafsir Al-Baidhowy, (Lebanon: Dar Al-Fikr, tt), 88.80

    Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Fath al-Qadi>r, cetakan

    pertama, juz 1, (Beirut, Lebanon: DKI, 1994), 77.81Ibid., 77.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    32/47

    32

    adzan: Qad qa>mat al-shala>t yang secara harfiyah berarti salat telah

    dilaksanakan, padahal saat ucapannya itu salat baru segera akan dilaksanakan.

    Dengan demikian, ayat di atas menuntun kaum beriman agar segera turun tangan

    melakukan perdamaian begitu tanda-tanda perselisihan nampak di kalangan

    mereka. Jangan tunggu sampai rumah terbakar, tetapi padamkan api sebelum

    menjalar.82

    Kata (

    ) baghat terambil dari kata (

    ) bagha> yang pada mulanya

    berarti berkehendak. Tetapi kata ini berkembang maknanya sehingga ia biasa

    digunakan untuk kehendak yang bukan tempatnya, dan dari sini ia dipahami

    dalam arti melampaui batas. Pakar-pakar hokum Islam menamakan kegiatan

    kelompok yang melanggar hokum dan berusaha merebut kekuasaan dengan kata

    (

    ) baghy, sedang para pelakunya dinamai (

    ) bugha>t.

    83

    Dalam kata ( , ) ini tidak dikatakan (

    ) seperti penjelasan iqtatalu

    (

    ) yang tidak menggunakan kata mudhori, melainkan menggunakan kata

    lampau. Kata mudhari itu menunjukkan arti sedang dikerjakan dan terus-

    menerus. Jika digunakan kata mudharinya, maka secara tidak langsung, Allah

    menyruh manusia untuk sering-sering menganiaya. Tetapi, dalam ayat kata

    tersebut tidak menggunakan kata mudhari, melainkan menggunakan kata lampau.

    82

    Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 244.83Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    33/47

    33

    Jadi, secara tidak langsung pula, Allah menyuruh manusia untuk tidak

    menganiaya sesama.84

    Kemudian, kata (

    ) ini juga merupakan pertanda jarang atau

    sedikit terjadi untuk yang kedua kalinya, seperti yang terdapat dalam lafadz (,

    ) tetapi dalam hal ini mengenai penganiayaan. Jika dikatakan

    bagaimana kebenaran mengenai penempatan ini, yang mana in tersebut

    ditempatkan pada kalimat syarat, yang nyatanya tidak terjadi. Penganiayaan itu

    biasa terjadi pada pertikaian (peperangan), jadi dapat difahami di sini bahwa salah

    satu dari orang yang bertikai tersebut tidak menerima untuk hal yang bagus

    (berdamai), dan kata in ini ada sebelum terjadinya sesuatu, maka dapat difahami

    bahwa pertikaian (peperangan) itu kejadiannya tidak terus menerus (jarang).

    Yakni seperti dugaan bahwa salah satu dari kedua kelompok tersebut adalah orang

    kafir, maka peperangan tersebut dihukumi wajib.85

    Kata (

    ), indi sini bukan inhuruf syarat yang memerlukan

    kalimat jawab, melainkan in wiqayah (in yang berarti meskipun). Ini juga

    menunjukkan kejarangan terjadinya.86

    Dalam kata ( ) ini menunukkan bahwa peperangan itu bukanlah

    suatu balasan atas penganiayaan, seperti had syurb yang dilaksanakan ketika

    seseorang meminum minuman keras dan jika tidak, maka seseorang tersebut tidak

    84al-Din.., Mafatih.., 110.

    85

    al-Din..,Mafatih.., 110.86al-Din.., Mafatih.., 110.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    34/47

    34

    dikenai hukuman tersebut, tetapi hanya suatu batas akhir dari adanya

    penganiayaan. Jelasnya, segala penganiayaan jika bisa diatasi dengan jalan lain

    selain pertikaian (peperangan), sebaiknya menggunakan jalan tersebut. Dan jika

    sudah benar-benar tidak ada jalan lain selain peperangan, maka barulah jalan ini

    kemungkinan bisa ditempuh.87

    Tafi>a ila>amr Alla>h artinya sehingga golongan itu telah kembali kepada

    perintah Allah. Kata Tafi>abentuk kata kerja sekarang dan kata kerja lampaunya

    adalah fa>a, kata jadinya adalah al-fay. Kalimat yang akar katanya ini berkisar

    paad arti kembali. Bayangan sesuatu pada sore juga disebut al-fay karena

    bayangan tersebut kembali dari arah barat menuju arah ke arah timur. Al-Raghib

    al-Asfahani menjelaskan bahwa kata al-fayditujukan kepada arti kembali kepada

    sesuatu yang terpuji sebagaimana pada surat al-Hujurat ini. Harta rampasan

    perang tanpa ada perlawanan dari musuh disebut juga al-faykarena harta adalah

    laksana bayang-bayang yang tidak abadi. Bisa juga karena Allah mengembalikan

    harta tersebut kepada kaum muslimin.88

    Adapun kata ( , ) ini mengandung beberapa arti89:

    1)

    ketaatan pada Rasulullah dan pemerintah, seperti firman Allah:

    87

    al-Din.., Mafatih.., 110.88

    RI..,Alquran dan.., 405.89

    al-Din.., Mafatih.., 110.90Alquran karim, al-Nisa: 59.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    35/47

    35

    2)

    perintah Allah, yakni pada kemaslahatan karena semua orang

    diperintahkan untuk hal tersebut, seperti firman Allah:

    3) Perintah Allah untuk bertaqwa. Karena sesungguhnya barang siapa yang

    takut kepada Allah dengan takut yang sesungguhnya, maka dia tidak

    memiliki musuh satupun kecuali setan. Seperti firman Allah:

    ,

    Kata (

    ) ini terambil dari kata (

    ) yang asalnya adalah(

    ).

    Dalam kamus-kamus bahasa, kata ini dimaknai dengan antonim dari kata fasada

    ) yakni rusak. Ia diartikan juga dengan manfaat. Dengan demikian) shaluh{a

    berarti tiadanya atau terhentinya kerusakan atau diraihnya manfaat, sedang (

    )

    adalah upaya menghentikan kerusakan atau meningkatkan kualitas sesuatu

    sehingga manfaatnya lebih banyak lagi. Memang ada nilai-nilai yang harus

    dipenuhi sesuatu agar ia bermanfaat atau agar ia dapat berfungsi dengan baik.

    Kursi misalnya, harus memiliki kaki yang sempurna, baru dapat berfungsi dengan

    baik dan dapat bermanfaat. Jika salah satu kaki kursi tersebut rusak, maka perlu

    dilakukan ishla>h{ atau perbaikan agar ia dapat berfungsi dengan baik secara

    bermanfaat sebagai kursi. Dalam konteks hubungan antar manusia, maka nilai-

    nilai itu tercermin dalam keharmonisan hubungan. Ini berarti jika hubungan antar

    91

    Alquran Karim, Al-Anfal: 1.92Alquran Karim, Fathir: 6.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    36/47

    36

    dua pihak retak atau terganggu, maka terjadi kerusakan dan hilang atau paling

    tidak berkurang kemanfaatan yang dapat diperoleh dari mereka. Ini menuntut

    adanya ishla>h{ yakni perbaikan agar keharmonisan pulih, dan dengan demikian

    terpenuhi nilai-nilai bagi hubungan tersebut, dan sebagai dampaknya akan lahir

    aneka manfaat dan kemaslahatan.93

    Ayat di atas memerintahkan untuk ishlah sebanyak dua kali. Tetapi

    yang kedua dikaitkan dengan (

    ) dengan adil.ini bukan berarti bahwa perintah

    ishlah yang pertama tidak harus dilakukan dengan adil, hanya saja pada yang

    kedua itu ditekankan lebih keras lagi karena yang kedua telah didahului oelh

    tindakan terhadap kelompok yang enggan menerima ishlahyang pertama. Dalam

    menindak itu, bisa jadi terhadap hal-hal yang bisa menyinggung perasaan atau

    bahkan mengganggu fisik yang melakukan ishlah itu, sehingga jika ia tidak

    berhati-hati dapat saja lahir ketidakadilan dari yang bersangkutan akibat gangguan

    yang dialaminya pada upaya ishlahyang pertama. Dari sini ayat di atas menyebut

    secara tegas perintah berlaku adil itu.94

    Kata (

    ) berasal dari kalimat rubaI yang hamzahnya menunjukka

    arti salb, yakni hilangkanlah ketidakadilan. Berbeda dengan qisth yang berasal

    dari kalimat yang berbangsa tiga huruf (tsulasi) yang searti dengan (

    ).95

    Kata ( ) terambil dari kata (

    ) qisht yang juga biasa diartikan

    adil. Sementara ulama mempersamakan makna dasar (

    ) dan (

    ), dan juga

    93Shihab.., Tafsir al-Mishbah..,, 244-245.

    94Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245.

    95

    Muhammad Jamaluddin al-Qasimy,Maha>si>n al- tawi>l, juz 9, cetakan pertama, (Beirut,Lebanon: Dar al-Fikr, 2005), 3684.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    37/47

    37

    membedakannya dengan berkata bahwa al-qisthadalah keadilan yang diterapkan

    atas dua pihak atau lebih, keadilan yang menjadikan mereka semua senang.

    Sedang adl adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya walau tidak

    menyenangkan satu pihak. Dengan demikian win-win solutiondapat merupakan

    salah satu bentuk dari qisth, Allah senang ditegakkannya keadilan walau itu

    mengakibatkan ketenggangan hubungan antara dua pihak yang berselisih, tetapi

    Dia lebih senang lagi jika kebenaran dapat dicapai sekaligus menciptakan

    hubungan harmonis antara pihak-pihak yang tadinya telah berselisih.96

    Berdasarkan pemaknaan lughawi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

    pemilihan dan penempatan suatu kosakata di dalam Alquran tidak sembarangan,

    melainkan mengandung pesan khusus sesuai kandungan makna yang diinginkan

    oleh Sang Pemesan yaitu Allah yang Maha Alim.97

    E. Kandungan Ayat

    Ayat di atas mengandung adanya peperangan terhadap orang yang

    menganiaya, yakni mereka yang keluar dari kepemimpinan (tata cara) orang-

    orang Islam secara dholim dan memusuhi pada ketaatan Allah.98

    Dalam ayat ini jelas sekali bahwa perintah Tuhan kepada orang-orang

    beriman yang ada perasaan tanggung jawab, kalau mereka dapati ada dua

    golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat

    ini disebut iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang beriman

    96Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245-246.

    97Nashruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat Al-Fatihah, cetakan pertama,

    (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 7598al-Jaza>iry.., Aysar al-Tafa>sir.., 129.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    38/47

    38

    yang lain itu segera mendamaikan kedua golongan yang berperang itu, karena bisa

    saja kejadian bahwa kedua golongan sama-sama beriman kepada Allah tetapi

    timbul salah faham sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang

    golongan ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu. Kalau

    kiranya keduanya sama-sama mau didamaikan, sama mau kembali kepada yang

    benar, niscaya mudahlah urusan. Tetapi kalau yang satu pihak mau berdamai dan

    salah satu pihak lagi masih mau saja meneruskan peperangan, hendaklah

    diketahui apa sebab-sebabnya maka dia hendak terus berperang juga. Hendaklah

    diketahui mengapa ada satu pihak yang mau berdamai yang tidak mau berdamai

    itu di dalam ayat ini bisa dikatakan sebagai orang yang menganiaya. Maka orang

    yang hendak mendamaikan itu hendaklah memerangi pula yang tidak mau

    berdamai itu, sampai di aklah dan mau tunduk kepada kebenaran. Setelah itu,

    barulah diperiksai dengan teliti dan dicari jalan perdamaian dan diputuskan

    dengan adil, disalahkan mana yang salah dan dibenarkan mana yang benar. Jangan

    menghukum berat sebelah tangan. Sama sekali wajib dikembalikan kepada

    Allah.99

    Jumhu>r ulama juga menganjurkan pembunuhan terhadap orang yang

    menganiaya. Mereka juga berdalil terhadap pembunuhan untuk orang yang

    menganiaya. Adapun dalil-dalilnya diringkas sebagai berikut100:

    1. Firman Allah SWT (

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,

    ) yang terdapat

    dalam surat Al-Hujurat ayat sembilan.

    99Hamka.., Tafsir al-Azhar.., 195-196.

    100

    Muhammad Ali al-Sabu>ni>,Rawa>I al-baya>n, cetakan pertama (Beirut, Lebanon: DKI,1999), 353-354.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    39/47

    39

    2. Hadis: (,

    ,

    ,I

    ,

    ,I

    ,I

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,,,I,,I, , , ,I,,

    ,, ,,, ,,,I,,I,, ,

    101.( ,,,,

    3. Hadis: (,,,,, I,,,,,

    ,

    ,

    ,

    ,

    , I

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,

    ,

    , I

    ,,I,,,,,, ,,,I ,,,

    102.(,8, , ,8

    4.

    Nabi Muhammad SAW bersabda dalam `Imar: (

    ,

    ,

    )

    Maka hadis-hadis ini jelas dan gamblang atas kewajian untuk

    memerangi orang yang menganiaya dari orang-orang yang jahat dan

    sesat.103

    Ayat ini mengandung suatu makna tentang konflik. konflik merupakan

    warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat

    daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di

    antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.104

    101Diriwayatkan oleh syaikhani, Abu Daud, al-Nasai dari Suwaid bin Ghaflah dari Ali

    Karrama Allah Wajhah.102

    Diriwayatkan oleh semua Imam dalamKutub al-Tis`ahkecuali al-Tirmidhi.103

    al-Sabu>ni>..,Rawa>I al-baya>n.., 354.104http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik, Rabu, 23 Oktober 2013, 1:26.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    40/47

    40

    Konflik ini adalah salah satu masalah sosial yang nantinya dapat lari

    menjadi peperangan atau pertikaian. Suatu masalah sosial adalah suatu persoalan

    atau isyu sekitar suatu perkembangan, suatu kecenderungan, atau suatu situasi

    dalam peristiwa-peristiwa manusiawi yang berkaitan dengan sesuatu atau bebrapa

    kelompok. Hal itu berhadapan dengan suatu kesulitan sosial yang dapat dikatakan

    sangat meminta perhatian. Perhatian demikian mengambil bentuk diskusi, dan

    kemungkinan juga agitasi, penyelidikan, dan keputusan atau ketegasan. Yang

    kesemuanya dapat membimbing pada kegiatan atau tindakan korektif,

    pengimbangan atau penyesuaian. Seringnya terdapat perbedaan pada segi-segi

    pandangan sosial dan bahkan menimbulkan konflik pada sifat-sifat dari suatu

    masalah sosial atau mungkin pula pada masalah yang melingkup keseluruhan

    sosial.105

    Langkah-langkah manusia untuk menyelesaikan konflik bermacam-

    macam. Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai

    kestabilan dan kemakmuran dinamakan akomodasi. Pihak-pihak yang

    berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara

    bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi yang juga termasuk cerminan lain dari

    Surat Al-hurat ayat sembilan tadi106

    :

    1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam

    konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah,

    kami keluar, dan sebagainya.

    105G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina

    Aksara, 1987), 489.106http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_konflik, Sabtu, 07 Desember 2013, 17:02.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elimination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elimination&action=edit&redlink=1
  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    41/47

    41

    2.

    Subjugationatau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai

    kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya.

    Tentunya, cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi

    pihak-pihak yang terlibat.

    3. Majorityrule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk

    mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.

    4.

    Minorityconsent, yaitu kemenangan kelompok mayoritasyang diterima

    dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritassama

    sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama

    dengan kelompok mayoritas.

    5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat

    di dalam konflik.

    6.

    Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan

    kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang

    memaksa semua pihak.

    F.

    Analisis

    Pada ayat 9 surat al-Hujurat ini memerintahkan manusia apabila

    menemui dua kelompok, apalagi dua kelompok tersebut adalah orang mukmin

    yang saling berkelahi atas dasar alasan tersendiri, maka hendaklah menengahinya

    atau melakukan ishlahantara keduanya dengan tanpa memihak sisi yang sana dan

    sisi yang lain. Artinya, harus berlaku adil. Adil dalam permasalahan ini bisa

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Subjugation&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Domination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rule&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Consent&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kompromi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konflikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Integrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Integrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konflikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kompromi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Consent&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rule&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Domination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Subjugation&action=edit&redlink=1
  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    42/47

    42

    dilakukan dengan penyelidikan untuk mencari kebenaran dan titik temu antara 2

    kelompok yang bertikai tadi. Atau bisa juga dilakukan dengan musyawarah.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    43/47

    43

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari beberapa lembar makalah yang kami sajikan, selayaknya

    terdapat beberapa benang merah yang dapat diambil. Maka di sini

    disimpulkan:

    1.

    Yang dimaksud dengan metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat

    Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di

    dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-

    makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan

    kecenderungan mufassiryang menafsirkan ayat-ayat tersebut.

    2. Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat, yang

    mengemukakan sifat atau kebiasaan manusia dalam kelompok,

    dengan segala kegiatan, dan kebiasaan serta lembaga-lembaga

    yang penting sehingga masyarakat dapat berkembang terus dan

    berguna bagi kehidupan manusia, karena pengaturan yang

    mendasar tentang hubungan manusia secara timbal balik dan juga

    karena faktor faktor yang melibatkannya serta dari interaksi sosial

    berikutnya.

    3.

    Dalam ayat 9 dari surat al-Hujurat ini jelas sekali bahwa perintah

    Tuhan kepada orang-orang beriman yang ada perasaan tanggung

    jawab, kalau mereka dapati ada dua golongan orang yang sama-

    sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat ini disebut

    43

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    44/47

    44

    iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang

    beriman yang lain itu segera mendamaikan kedua golongna yang

    berperang itu. Karena bisa saja kejadian bahwa kedua golongan

    sama-sama beriman kepada Allah tetapi timbul salah faham

    sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang golongan

    ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu.

    Kalau kiranya keduanya sama-sama mau didamaikan, sama mau

    kembali kepada yang benar, niscaya mudahlah urusan. Tetapi kalau

    yang satu pihak mau berdamai dan salah satu pihak lagi masih mau

    saja meneruskan peperangan, hendaklah diketahui apa sebab-

    sebabnya maka dia hendak terus berperang juga. Hendaklah

    diketahui mengapa ada satu pihak yang mau berdamai yang tidak

    mau berdamai itu di dalam ayat ini bisa dikatakan sebagai orang

    yang menganiaya. Maka orang yang hendak mendamaikan itu

    hendaklah memerangi pula yang tidak mau berdamai itu, sampai di

    aklah dan mau tunduk kepada kebenaran. Setelah itu, barulah

    diperiksai dengan teliti dan dicari jalan perdamaian dan diputuskan

    dengan adil, disalahkan mana yang salah dan dibenarkan mana

    yang benar. Jangan menghukum berat sebelah tangan. Samasekali

    wajib dikembalikan kepada Allah.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    45/47

    45

    B. Saran

    1.

    Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, penulis berharap

    akan adanya pengkajian lebih lanjut tentang penafsiran ayat-ayat

    Al-Quran terutama yang berkaitan dengan judul makalah ini.

    2. Dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan ilmu dan

    dapat memepertebal keimanan serta menjalankan segala apapun

    yang diperintahkan oleh Allah karena Dia adalah satu-satunya dzat

    yang layak disembah dan dimintai pertolongan.

  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    46/47

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    Alquran dan terjemahnya

    Alquran Karim

    Aridl, Ali Hasan. 1994. Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua Jakarta:

    PT:RajaGrafindo Persada

    AS, Mudzakir. 2012. Studi Ilmu-Ilmu Alquran. cetakan ke-15. Surabaya: PT.

    Pustaka Litera AntarNusa

    Baidan, Nashruddin. 1998. Metodologi Penafsiran Al-Quran cetakan pertama

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

    Baidhowi, Al-Imam Al-Qadhi Nashir Al-Din Abi Said Abdullah Abi Umar

    Muhammad Al-Syairazy. Tt. Tafsir Al-Baidhowy. Lebanon: Dar Al-Fikr

    Din, Imam Muhammad al-Razy Fakhr. 1990. Mafatih al-Ghaib. Beirut, Lebanon:

    DKI

    Hamka. 2003. Tafsir al-Azhar. cetakan keempat. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas

    http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/, rabu,

    23 Oktober 2013, 0:43

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 oktober 2013, 21:53

    http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html Rabu,

    23 Oktober 2013, 0:20

    http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html

    Jaza>iry, Abi Bakr Ja>bir. 1994. Aysar al-Tafa>sir. cetakan pertama. Madinah:

    Maktabah ulum wa al-hikmah

    http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologihttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologihttp://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/
  • 5/19/2018 Tahlili PDF

    47/47

    47

    Kartasapoetra, G. dan Kreimers, L.J.B. 1987. Sosiologi Umum. cetakan pertama.

    Jakarta: Bina Aksara

    Mahali, A. Mudjab. 2002. Asbabun Nuzul. cetakan pertama. Jakarta: PT.

    RajaGrafindo Persada

    Qasimy, Muhammad Jamaluddin. 2005. Maha>si>n al- tawi>l. juz 9. cetakan

    pertama. Beirut, Lebanon: Dar al-Fikr

    RI, Kementrian Agama. 2011.Alquran dan Tafsirnya. jilid 9. tt: Widya Cahaya

    Sabu>ni, Muhammad Ali >. 1999. Rawa>I al-baya>n. cetakan pertama. Beirut,

    Lebanon: DKI

    Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. cetakan kedua.

    Jakarta: Penerbit Kencana

    Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati

    Shihab, Quraish. 1998. Wawasan Alquran. cetakan ketujuh. Bandung: Mizan

    Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. cetakan ketiga. Jakarta:

    Rajawali Pres

    Susanto, Phil. Astrid S. 1983.Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. cetakan

    keempat. tt: Binacipta

    Syaukani, Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad. 1994. Fath al-Qadi>r.

    cetakan pertama. juz 1. Beirut, Lebanon: DKI