Upload
gladdy-faticha
View
857
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/19/2018 Tahlili PDF
1/47
(TAFSIR AL-HU
D
DR
UNIVE
TAFSIR TAHLILIBI AL-RAY
URAT AYAT SEMBILAN DENGAN PE
SOSIOLOGI)
Makalah Revisi:
isusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Metode Penelitian Tafsir
Oleh:
FATICHATUS SA'DIYAH
(E032120248)
Dosen Pengampu:
. H. ACHMAD CHOLIL ZUHDI, M. AG
(195009211988031001)
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
RSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMP
SURABAYA
2013
NDEKATAN
L
5/19/2018 Tahlili PDF
2/47
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Tafsir Tahlili Bi Al-Ray (Tafsir Al-Hujurat Ayat Sembilan dengan
Pendekatan Sosiologi).
Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga makalah ini selesai
dengan baik.
Dan karena makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharap saran
dan kritik baik dari Dosen pengampu ataupun dari teman-teman satu juang kami,
jika ditemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam makalah kami.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Surabaya, Desember 2013
penulis
ii
5/19/2018 Tahlili PDF
3/47
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah............................................... 2
C.
Rumusan Masalah................................................... 3
D.
Tujuan Penelitian.................................................... 3
E. Kajian Pustaka........................................................ 4
F.
Outline.................................................................... 6
BAB II METODE TAFSIR TAHLILI BI AL-RAY DAN
SOSIOLOGI............................................................ . 7
A.
Tahlili Bi al-Ray.................................................. 7
B. Sosiologi............................................................... 15
BAB III SOSIOLOGI DALAM SURAH AL-HUJURAT AYATSEMBILAN
A. Ayat, Mufradat, dan Terjemah............................... 21
B. Asbab Al-nuzul....................................................... 23
C.
Munasabah Ayat.................................................. .. 25
D. Tafsir surat Al-Hujurat ayat sembilan.................. ... 25
E. Kandungan ayat ...................................................... 34
F.
Analisis.................................................................... 38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................. 39
B.
Saran........................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
iii
5/19/2018 Tahlili PDF
4/47
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tafsir Alquran adalah penjelasan tentang maksud firman-firman Allah
sesuai kemampuan manusia. Kemampuan itu bertingkat-tingkat, sehingga apa
yang dicerna atau diperoleh oleh seorang penafsir dari Alquran bertingkat-tingkat
pula. Kecenderungan manusia juga berbeda-beda, sehingga apa yang dihidangkan
dari pesan-pesan ilahi dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain.1 Salah
satu bentuk tafsir adalah tafsir tahlili bi al-ray. Tafsir tahlili sebagai salah satu
metode tafsir yang banya digunakan oelh para mufassir, tidak luput dari adanya
kelebihan dan kekurangan atau keterbatasan, sebagai manusia, sang penafsir.2
Walaupun Alquran bukan kitab ilmiyah dalam pengertian umum-
namun Kitab Suci ini banyak sekali berbicara tentang sosial masyarakat. Ini
disebabkan karena fungsi utama Kitab Suci ini adalah mendorong lahirnya
perubahan-perubahan positif dalam masyarakat, atau dalam istilah Alquran
litukhrija al-na>s min al-zhuluma>t ila al-nu>r (mengeluarkan manusia dari gelap
gulita menuju cahaya terang benderang). Dengan alasan yang sama, dapat
dipahami mengapa Kitab Suci umat Islam ini memperkenalkan sekian banyak
hukum-hukum yang berkaitan dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat.
1M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), th.
2
http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html Rabu, 23Oktober 2013, 0:20.
4
5/19/2018 Tahlili PDF
5/47
5
Bahkan tidak berlebihan jika dikaitkan bahwa Alquran merupakan buku pertama
yang memperkenalkan hukum-hukum masyarakat.3
Kehidupan bermasyarakat manusia tidak akan lepas dari lingkup sosial.
Manusia yang hakikatnya makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk
saling bersekutu atau berkelompok dalam rangka mencapai tujuan dalam
hidupnya. Di mana di dalam kelompok ini terdapat gejala saling membantu, tetapi
di sisi lain terdapat pertikaian hingga terwujud dalam bentuk peperangan.
Sehingga kehidupan sosial tidak sedikit yang diwarnai oleh perilaku manusia yang
antara satu individu dan individu lain memiliki perbedaan perilaku dan karakter
orang lain dalam kelompok yang besar. Antara perbedaan dan persamaan tersebut
akhirnya membentuk situasi sosial tertentu, seperti kerjasama dan perselisihan.4
Dengan demikian, penulis akan menjelaskan tafsir ayat sosial dalam
Alquran dengan metode tahlili bi al-ray.
B. Identifikasi Masalah
Terkait tentang metode tahlili bi al-ray dan sosiologi, ada bebrapa
permasalahan yang dikaji:
1. Seorang mufassir yang menafsirkan Alquran dengan metode tahlili,
mereka relatif bebas dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran sehingga
mereka diberikan kesempatan untuk berkreasi menuangkan ide-idenya
3Quraish Shihab, Wawasan Alquran, cetakan ketujuh, (Bandung: Mizan, 1998), 319.
4
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi, cetakan kedua (Jakarta: PenerbitKencana, 2011), 4-5.
5/19/2018 Tahlili PDF
6/47
6
terhadap ayat-ayat Alquran yang ditafsirinya selama masih dalam batas-
batas yang diizinkan olehsyaradan kaidah-kaidah yang mutabar.5
2. Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia tidak bisa hidup
sendiri tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan
sekecil apapun, mereka tetap membutuhkan orang lain untuk membantu.6
3. Perlu adanya pemaparan kepada masyarakat yang berkaitan dengan
kehidupan sosial yang tidak secara mentah-mentah menerima Alquran
tanpa adanya penjelasan. Sehingga tidak menimbulkan hal-hal negatif
terkait dengan Alquran. Lebih-lebih mengambil suatu hukum sosial dari
Alquran.7
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian metode tahlili bi al-ray?
2.
Bagaimana pengertian sosiologi?
3. Bagaimana penafsiran metode tahlili bi al-raydalam al-Hujurat ayat 9?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami pengertian metode tahlili bi al-ray.
2.
Untuk mengetahui pengertian sosiologi.
3.
Untuk mengetahui penafsiran surat al-Hujurat ayat 9.
5Nashruddin Baidan, Metodologi penafsiran Alquran, cetakan pertama, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 1998), 50.6http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/, rabu, 23
Oktober 2013, 0:43.7Ibid.,
5/19/2018 Tahlili PDF
7/47
7
E. Kajian Pustaka
Kajian yang menelaah tentang tafsir-tafsir, khususnya tafsir tahlili bi al-
raydan tentang sosiologi ini dapat dilihat dari sumber rujukan yang digunakan
oleh penulis dalam menyelesaikan makalah ini, baik dari buku dan kitab yang
memiliki literatur Arab maupun Indonesia. Beberapa di antaranya:
1. Dalam bukunya Nashiruddin Baidan yang berjudul Metodologi Penafsiran
Alquran diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Offset Yogyakarta pada tahun
1998 mengatakan bahwa, metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat
Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-
ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup
di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang
menafsirkan ayat-ayat tersebut.8
2.
Berdasarkan Sejarah dan Metodologi Tafsir karya Ali Hasan al-Aridl yang
diterbitkan oleh PT:RajaGrafindo Persada Jakarta pada tahun 1994, bahwa
mufassir itu harus mengetahui kandungan ayat, yaitu unsur ijaz, balaghah
dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diistinbatkan
dari ayat, yaitu hukum fiqh, dalil syari, dan lain-lain sebagainya.9
3.
Berdasarkan Sosiologi Umum karya G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers yang
diterbitkan oleh Bina Aksara Jakarta pada tahun 1987, Sosiologi merupakan
8Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, cetakan pertama (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 1998), 31.9
Ali Hasan al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua (Jakarta:PT:RajaGrafindo Persada, 1994), 41.
5/19/2018 Tahlili PDF
8/47
8
studi tentang masyarakat, yang mengemukakan sifat atau kebiasaan
manusia dalam kelompok.10
4. August Comte dan Ibnu Khaldun merupakan perintis awal sosiologi. Ini
terdapat dalamPengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial karya Phil. Astrid S.
Susanto diterbitkan oleh Binacipta pada tahun 1983.11
10G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), th.11
Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, cetakan keempat, (tt:Binacipta, 1983), 2.
5/19/2018 Tahlili PDF
9/47
9
F. Outline
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
G.
Latar Belakang
H. Identifikasi Masalah
I. Rumusan Masalah
J.
Tujuan Penelitian
K. Kajian Pustaka
L. Outline
BAB II METODE TAFSIR TAHLILIBI AL-RAYDAN SOSIOLOGI
A. TahliliBi al-ray
B. Sosiologi
BAB III SOSIOLOGI DALAM SURAH AL-HUJURAT AYAT
SEMBILAN
G. Ayat, Mufradat, dan Terjemah
H. Asba>b Al-nuzu>l
I. Munasabah Ayat
J.
Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat Sembilan
K.
Kandungan ayat
L. Analisis
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
5/19/2018 Tahlili PDF
10/47
10
BAB II
METODE TAHLILI BI AL-RAY DAN SOSIOLOGI
A. Tahlili Bi al-Ray
1. Pengertian Tahlili
Yang dimaksud dengan metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat
Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat
yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di
dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang
menafsirkan ayat-ayat tersebut.12 Untuk itu ia menguaraikan kosakata dan
lafadz, menjelaskan arti yang dikehendaki, dan harus selalu merujuk kepada
sebab-sebab turunya ayat, hadis-hadis Rasulullah SAW dan riwayat dari para
sahabat dan tabiin.13
Para ulama membagi wujud tafsir Alquran dengan metode tahlili
kepada tujuh macam, yakni:1) Tafsir bi al-Matsur.2) Tafsir bi al-Rayi. 3)
Tafsir Shufy.4) Tafsir Fiqhy.5) Tafsir Falsafy.6) Tafsir Ilmy. 7) Tafsir
Adaby.14
Dari beberapa macam-macam tafsir di atas, terdapat dua metode utama
tafsir. Yaitu, tafsir bi al-matsurdan tafsir bi al-ray.15
12Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran, cetakan pertama (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 1998), 31.13
Ali Hasan al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua (Jakarta:
PT:RajaGrafindo Persada, 1994), 41.14Ibid., 42.
15
Juhana S. Praja, Tafsir Hikmah, cetakan pertama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2000), 11.
10
5/19/2018 Tahlili PDF
11/47
11
Metode tafsir tahlili memiliki ciri khusus yang membedakannya dari
metode tafsir lainnya, ciri-ciri tersebut adalah:
a) Mufasir menafsirkan ayat per ayat dan surat demi surat secara berurutan
sesuai dengan mushhaf.
b) Mufasir menjelaskan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Alquran
secara komperhensif dan menyeluruh, baik dari segi irob, munasabah
ayat atau surat, asbab nuzulnya maupun dari segi lain.
c) Dalam penafsiran seorang mufasir tahlili menafsirkan ayat-ayat Alquran
dengan menggunakan pendekatan bi al-matsurmaupun bi al-rayi.
d) Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai
metode tafsir ijmali.16
Dalam menggunakan metode penafsiran tahlili, terdapat langkah-langkah
penafsiran yang pada umumnya digunakan, yaitu17:
a) Menerangkan makki dan madani di awal surat.
b) Menerangkan munasabah.
c) Menjelaskan asba>b al-nuzu>l (jika ada).
d)
Menerangkan arti mufradat (kosakata), termasuk di dalamnya kajian
bahasa yang mencakup irabdan balaghah.
e) Menerangkan unsur-unsurfashahah, bayan, dan ijaznya.
f) Memaparkan kandungan ayat secara umum dan maksudnya.
g) Menjelaskan hukum yang dapat digali dariayat yang dibahas.
16
http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html.17Kementrian Agama RI,Alquran dan Tafsirnya, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 69.
5/19/2018 Tahlili PDF
12/47
12
Segala sesuatu hal di dunia ini, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
begitu juga dengan metode tahlili ini. Di antara kelebihan metode tafsir tahlili
ialah sebagai berikut;
a)Metode tahlili mempunyai ruang lingkup yang teramat luas. Metode ini
dapat digunakan oleh mufasir dalam dua bentuknya: matsurdan ray.18
b)
Di dalam tafsir analitis ini mufasir relatif mempunyai kebebasan dalam
memajukan ide-ide dan gagasan-gagasan baru dalam penafsiran Alquran
daripada tafsir yang metode ijmaly. Barangkali kondisi inilah yang
membuat tafsir analitis lebih pesat perkembangannya ketimbang tafsir
ijmali.19
Di antara kekurangan metode tahlili adalah sebagai berikut:
a) Menjadikan petunjuk Alquran parsial
Seperti halnya metode global, metode tahlili juga dapat membuat petunjuk
Alquran bersifat parsial atau terpecah-pecah, sehingga terasa seakan-akan
Alquran memberikan pedoman secara tidak utuh dan tidak konsisten
karena penafsiran yang diberikan suatu ayat berbeda dari penafsiran yang
diberikan pada ayat-ayat lain yang sama dengannya.20
b)
Melahirkan penafsiran subjektif
Metode tahlili memberikan peluang yang luas sekali kepada mufasir untuk
mengemukakan ide-ide dan pemikirannya. Dan tidak mustahil pula ada
diantara mereka yang menafsirkan Alquran sesuai dengan kemauan hawa
18DR. Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al Quran, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1998), 53.19
Ibid., 54.20Ibid., 55.
5/19/2018 Tahlili PDF
13/47
13
nafsunya tanpa mengindahkan kaidah-kaidah atau norma-norma yang
berlaku. Hal itu dimungkinkan karena metode tahlili membuka pintu untuk
yang demikian.21
Keberadaan metode ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar
dalam melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam, khususnya
dalam bidang tafsir Alquran. Berkat metode ini, maka lahirlah karya-karya tafsir
yang besar-besar, tafsir Ibnu Katsir dan lain sebagainya. Berdasarkan kenyataan
itu dapatlah dikatakan, urgensitas metode ini tidak dapat dipungkiri oleh siapapun.
Hal ini yang memerlukan pembahasan yang lebih intensif untuk bisa difahami dan
dibahas.22
Dalam penafsiran Alquran, jika ingin menjelaskan kandungan firman
Allah dari berbagai segi seperti bahasa, hukum-hukum fiqh, teologi, filsafat, sains,
dan sebagainya, maka di sini metode tahlili atau analitis lebih berperan dan lebih
berperan dan dapat diandalkan dari pada metode-metode yang lain.23
2. Pengertian tafsir bi al-ray
Setelah berakhir masa salaf sekitar abad ke-3 H dan peradaban Islam
semakin maju dan berkembang, maka berkembanglah berbagai madzhab dan
aliran di kalangan umat Islam. Masing-masing golongan berusaha meyakinkan
umat dalam rangka mengembangkan paham mereka (kaum etologis
menafsirkan dari sudut pandang teologis, seperti al-Kasysyaf, karangan al-
21
Baidan..,Metodologi.., 57.22
Baidan..,Metodologi Penafsiran..,62.23Ibid., 62.
5/19/2018 Tahlili PDF
14/47
14
Zamakhsyari, dan lain-lain). Untuk mencapai maksud itu, mereka mencari
ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi SAW, lalu mereka tafsirkan sesuai
dengan keyakinan yang mereka anut. Ketika inilah berkembang apa yang
disebut dengan tafsir bi al-ray.24
Yang dinamakan dengan tafsir bi al-ray adalah tafsir yang di dalam
menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman sendiri juga
berdasar pada pikiran-pikiran rasional (ijtihad)25 dan penyimpulan (istinbath)
yang didasarkan pada ray(pendapat) semata.26
Ulama yang menempuh metode tafsir bi al-ray ini bersandar di
antaranya pada firman Allah:
.
Maka tidaklah mereka menghayati Alquran ataukah hati mereka sudah
terkunci?28
Para ulama menegaskan, bahwa tafsir bi al-Rayada yang dapat diterima
dan ada pula yang batal dan ditolak. Tafsir bi al-Ray dapat diterima apabila
mufasirnya mengetahui ungkapan-ungkapan arab, lafad-lafad Arab dan cara
penunjukannya (dilalah) atas makna yang dikehendaki, sebab-sebab turun ayat,
nasikh dan mansukh, benar akidahnya dan menjadikan Sunnah Rasulullah
24Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran alquran, cetakan pertama, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2002), 46.25
Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya,mukaddimah, (Jakarta: Widya Cahaya,
2011), 52.26
Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Alquran, cetakan ke-15 (Surabaya: PT. Pustaka Litera
AntarNusa, 2012), 488.27
Alquran karim, Muhammad/47: 24.28Alquran dan terjemahnya.
5/19/2018 Tahlili PDF
15/47
15
SAW sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran serta berangkat
dengan tujuan yang benar. Ia juga harus berpegang pada apa yang diriwayatkan
oelh Rasulullah dan menguasai ilmu bahasa arab, nahwu, sharaf, bayan, qiraah, Ushul
al-fiqh, ulum al-hadith, ushul al-din, dan ilmu al-mawhibah (ilmu yang Allah karuniakan kepada siapa saja dari
hamba-hambaNya yang alimyang mengamalkan apa yang diketahuinya).29
Selain harus memenuhi kualifikasi ilmiah seperti tersebut di atas, mufasir
bi al-rayharus menghindari enam hal sebagai berikut30
:
a) Memaksakan diri mengetahui makna yang dikehendaki oleh
Allah pada suatu ayat, sedangkan ia tidak memenuhi syarat untuk
itu.
b)
Mencoba menafsirkan ayat yang maknanya hanya diketahui oleh
Allah (otoritas Allah semata).
c) Menafsirkan dengan disertai dengan hawa nafsu dan sikap
istihsan(menilai bahwa sesuatu itu baik semata-mata berdasarkan
persepsinya).
d) Menafsirkan ayat-ayat dengan makna yang tidak dikandungnya
(dimungkinkannya).
e) Menafsirkan ayat-ayat untuk mendukung suatu madzhab yang
salah dengan cara menjadikan paham madzhab sebagai dasar,
sedangkan penafsiran mengikuti paham madzhabtersebut. Seperti
29
al-Aridl.., Sejarah dan .., 49.30Ibid., 49-50.
5/19/2018 Tahlili PDF
16/47
16
tafsir (karya) Abdurrahman bin Kaisan al-Asam, al-Jubai, Abdul
Jabbar, al-Rummani, Zamakhsyari, dan lain-lain sebagainya.
f) Menafsirkan dengan disertai dengan memastikan, bahwa makna
yang dikehendaki oleh Allah adalah makna demikian, dengan
tanpa didukung oleh dalil.
Jadi, menafsirkan Alquran dengan ray (pendapat) dan ijtihad semata
tanpa ada dasar yang sahih adalah haram, tidak boleh dilakukan.31
Seperti
sabda Rasulullah SAW:
%
Barang siapa berkata (menafsirkan) Alquran semata-mata berdasarkan
pendapatnya atau sesuatu yang tidak ia ketahui, maka bersegeralah ia
menuju tempatnya di neraka.32
Kemudian, al-Tabari menanggapi dengan menegaskan:
Mufasir yang paling berhak atas kebenaran dalam menafsirkan Alquran
yang penafsirannya dapat diketahui oleh manusia- adalah mufasir yang paling
tegas hujjahnya mengenai apa yang ditafsirkan dan ditawilkannya, karena
penafsirannya disandarkan kepada Rasulullah, baik melalui penukilan
paripurna (mustafid{) bila ada, penukilan oleh orang-orang yang teguh lagi
terpercaya bila tidak terdapat penukilan paripurna, ataupun dengan dalil-dalil
yang menjamin kesahihan penukilan tersebut. Selanjutnya, adalah mufasir
31
Mudzakir AS.., Studi Ilmu.., 489.32al-Aridl.., Sejarah dan.., 54.
5/19/2018 Tahlili PDF
17/47
17
paling sahih bukti dan argumentasinya, dalam hal yang diterjemahkan dan
dijelaskannya, yaitu mufasir yang menafsirkan Alquran menurut kaidah-kaidah
bahasa, baik dengan bertendensi pada syair-syair Arab baku maupun dengan
memperhatikan tutur kata dalam bahasa mereka yang sempurna dan terkenal.
Ini berlaku bagi semua pentawil dan mufasir selama pentawilan dan
penafsirannya tidak keluar dari pendapat-pendapat salaf; sahabat dan para
imam, serta tidak menyimpang dari penafsiran golongan khalaf; tabiin dan
ulama umat.33
Di antara kitab-kitab tentang tafsir bi al-rayadalah34:
a)
Madarik al-Tanzil wa Haqaiq al-Tawil, karangan Mahmud al-
Nasafy.
b) Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Tawil, karangan Al-Baidhawy.
c)
Lubab al-Tawil fy Maany al-Tanzil, karangan al-Khazin.
d) Ruh al-Maany fy Tafsir al-Quran wa al-Sabu al-Matsani,
karangan al-Alusy.
e) Al-Tafsir al-Kabir Mafatih al-Ghayb, karangan al-Fakh al-razy.
3.
Pengertian metode tahlili bi al-ray
Dari penjelasan-penjelasan di atas, diketahui bahwa tafsir tahlili bi
al-rayadalah menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan memaparkan segala
aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan35 ituberdasar
33Mudzakir AS.., Studi Ilmu-.., 491.
34
al-Aridl.., Sejarah.., 54.35Baidan..,Metodologi.., 31.
5/19/2018 Tahlili PDF
18/47
18
pada pikiran-pikiran rasional (ijtihad) dan penyimpulan (istinbath) yang
didasarkan pada ray(pendapat) semata.36
B. Sosiologi
1. Pengertian-Pengertian Dasar
Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat, yang mengemukakan sifat
atau kebiasaan manusia dalam kelompok, dengan segala kegiatan, dan kebiasaan
serta lembaga-lembaga yang penting sehingga masyarakat dapat berkembang
terus dan berguna bagi kehidupan manusia, karena pengaturan yang mendasar
tentang hubungan manusia secara timbal balik dan juga karena faktor faktor
yang melibatkannya serta dari interaksi sosial berikutnya.37
Sosiologi ialah ilmu tentang struktur yang stabil dan proses sosial. Juga
dapat diartikan sebagai satu ilmu yang meneliti tingkah laku manusia dalam
kehidupan masyarakat/sosialnya.38
Patirim Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang39:
a. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama : keluarga dengan
moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya);
36Kementrian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya,mukaddimah, (Jakarta: Widya Cahaya,
2011), 52.37
G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), 1.38
Phil. Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, cetakan keempat,
(tt: Binacipta, 1983), 10.39
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cetakan ketiga, (Jakarta: Rajawali Pres,1987), 15-16.
5/19/2018 Tahlili PDF
19/47
19
b.
Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosialdan gejala non-
sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan lain sebagainya);
c. Ciri-ciri umum daripada semua jenis gejala-gejala sosial.
2. Sejarah singkat
Banyak orang yang membahas dan membicarakan tentang sosiologi,
sebagai ilmu ataupun dalam pembicaraan biasa. Sebagaimana halnya dengan ilmu
politik yang banyak dikuasai orang, maka demikian pula halnya dengan
sosiologi. Mengapa demikian. Suatu kenyataan, bahwa sosiologi merupakan suatu
ilmu yang mempunyai sebagai materi penelitinya: segala kejadian nyata dalam
kehidupan manusia. Juga Plato dan Aristoteles telah membahas banyak hal yang
merupakan sebagian dari sosiologi, hanya pembahasannya dilakukan dalam
filsafat tentang masyarakat jamannya.40
Dalam fase permulaan dari sosiologi, juga tidak dapat dielakkan bahwa
sebagaimana suatu ilmu, ia berpangkal pada filsafat yang dikenal sebagai Ibu
Ilmu Pengetahuan. Plato (429-374 SM) membahas unsur-unsur sosiologi dalam
pembahasannya tentang negara; Aristoteles (384-322 SM) membahas unsur-unsur
sosiologi dalam hubungan dengan etika sosial, yaitu bagaimana (seharusnya)
tingkah-laku manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia ataupun dalam
kehidupan sosialnya.41
40
Susanto..,Pengantar..,1.41Ibid.,
5/19/2018 Tahlili PDF
20/47
20
Melalui Jean Bodin (1530-1596) yang memisahkan antara kehidupan
politik, unsur sosiologi lebih menonjol lagi. Bodin membayangkan kehidupan
sosial (mikro) sebagai kehidupan yang tenang dan damai, akan tetapi kehidupan
politik (makro) sebaliknya penuh dengan perebutan kekuasaan. Dalam rangka ini
dapat juga disebut nama dari Thomas Hobbes, John Locke serta Jean Jaques
Rousseau yang ikut memberikan bentuk dan menunjukkan arah kepada ilmu yang
kemudian dikenal sebagai sosiologi berdasarkan pikiran Kontrak Sosial mereka.
Di dunia Arab terkenal nama dari Ibn Khaldun (1332-1406) yang memiliki
pemikiran sosiologik lebih terperinci lagi dan sangat maju, sehingga ia sering
disebut juga sebagai peletak batu pertama dari sosiologi, yaitu mendahului
Auguste Comte (1789-1857). Sesudah itu Herbert Spencer lebih jelas lagi
memberikan bentuk bahkan menggunakan nama sosiologi, yaitu dalam tulisannya
Principles of Sociology.42
Nama-nama seperti Auguste Comte (Prancis), Herbert Spencer (Inggris),
Karl Marx (Jerman), Vilfredo Pareto (Itali), Pitirim A. Sorokin (berasal dari
Rusia), Max Weber (Jerman), Steinmetz (Belanda), Charles Horton Cooley
(Amerika Serikat), Lester F. Ward (Amerika Serikat), dan lain sebagainya adalah
beberapa nama-nama terkemuka dalam perkembangan sosiologi di benua Eropa
dan Amerika. Dari Eropa, ilmu sosiologi kemudian menyebar ke benua dan
negara-negara lain, termasuk Indonesia.43
3.
Ciri-Ciri dan Hakikat sosiologi
42
Susanto..,Pengantar Sosiologi .., 2.43Soekanto.., Sosiologi Suatu .., 4.
5/19/2018 Tahlili PDF
21/47
21
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri oleh karena
telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya
adalah44:
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan
tersebyt didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal
sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif
b.
Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil abservasi.
Abstraksi tersebut merupakan kerangka daripada unsur-unsur yang
tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori
sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori yang
lama.
d.
Bersifat neo-ethis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-
baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk
menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
Adapun sifat-sifat dan hakikat sosiologi adalah45:
a.
Sosiologi bersifat ensiklopedis. Artinya, ilmu tersebut lebih banyak
menyoroti keseluruhan kehidupan sosial manusia dan sejarahnya.46
44
Ibid., 11.45Soekanto.., Sosiologi Suatu ..,16.
5/19/2018 Tahlili PDF
22/47
22
b.
Sosiologi termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan
disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi diri pada apa
yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.47
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science)
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai
(applied science), seperti ilmu kedokteran, farmasi, dan lain-lain
sebagainya.48
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang konkrit. Artinya, bahwa yang
diperhatikannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa-peristiwa
dalam masyarakat, tetapi bukan wujud yang konkrit.49
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan
pola-pola umum, dan mencari prinsip-prinsip, hukum-hukum
umum dari interksi manusia, hakikat, bentuk, isi dan struktur dari
masyarakat manusia.50
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
Ini menyangkut metode yang digunakan.51
g.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi
mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara
manusia.52
46Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, cetakan
kedua, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993), 6.47
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 oktober 2013, 21:53.48
Soekanto.., Sosiologi..,17.49Ibid., 19.
50
Soekanto.., Sosiologi.., 19.51Ibid., 19.
5/19/2018 Tahlili PDF
23/47
23
4.
Kegunaan Sosiologi
Adapun kegunaan sosiologi antara lain53
:
a. Untuk pembangunan. Sosiologi berguna untuk memberikan data-
data sosial yang diperluakan pada tahap perencanaan, pelaksanaan
maupun penilaian pembangunan.
b. Untuk penelitian. Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis
tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau
pemecahan masala-masalah sosial dengan baik.
5.
Objek sosiologi
Seperti halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah
masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang
timbul dari hubungan manusia di masyarakat.54
Phil Astrid S. Susanto membagi objek sosiologi menjadi dua bagian.
Yakni objek materi dan objek formal. Objek materi dari sosiologi ialah kehidupan
sosial manusia. Dan objek formal dari sosiologi adalah:1) pengertian terhadap
lingkungan sosial manusia dalam kehidupan sehari-hari.2) meningkatkan
kehidupan masyarakat yang serasi.3) meningkatkan kerjasama antar manusia.55
52http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 Oktober 2013, 22:06.
53Ibid, Ahad, 20 Oktober 2013, 22:28.
54
Soekanto.., Sosiologi Suatu.., 20.55Susanto..,Pengantar.., 4.
5/19/2018 Tahlili PDF
24/47
24
BAB III
SOSIOLOGI DALAM SURAT AL-HUJURAT AYAT
SEMBILAN
A.Ayat, Terjemah dan Mufradat
ll
Dan jika ada dua kelompok dari orang-orang mukmin bertikai maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya
terhadap yang lain maka tindaklah kelompok yang berbuat aniaya itu
sehingga ia kembali kepada perintah Allah; jika ia telah kembali maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.57
,,
(dua gerombolan kelompok dari orang-orang Islam baik itu banyak atau
sedikit)
56
Alquran Karim.57
Alquran dan terjemahnya.58Abi Bakr Ja>bir al-Jaza>iry, Aysar al-Tafa>sir, cetakan pertama, (Madinah: Maktabah ulum
wa al-hikmah, 1994), 127.59Ibid.,
24
5/19/2018 Tahlili PDF
25/47
25
(yang ricuh dengan pertikaian maka bersegeralah untuk mendamaikan ada
yang rusak antara keduanya)
(setelah ishlahkembali lagi dengan menentang atau menolak dan belum rela
dengan ketentuan atauu hukum Allah)
(perangilah, wahai orang-orang yang beriman salah satu dari dua kelompok
yang membangkang sampai ia kembali pada kebenaran )
(kembali pada kebenaran setelah peperangan, maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil, yakni dengan kebenaran)
,
(berlaku adillah dalam hukum kalian, sesungguhnya Allah menyukai ahli
adil dalam bertindak)
Maka, seluruh lafadz tersebut dapat diartikan bahwa jika ada dua
kelompok yang telah menyatu secara faktual atau berpotensi untuk menyatu dari
60Ibid.,
61Ibid.,62
Ibid.,63Ibid.,
5/19/2018 Tahlili PDF
26/47
26
yakni sedang mereka adalah orang-orang yang beriman bertikai dalam bentuk
sekecil apapun maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya
yakni kedua kelompok itu, sedang atau masih terus-menerus berbuat aniaya
terhadap kelompok yang lain sehingga enggan menerima kebenaran atau
perdamaian maka tindaklah kelompok yang berbuat aniaya itu sehingga ia yakni
kelompok itu kembali kepada perintah Allah yakni menerima kebenaran; jika ia
telah kembali kepada perintah Allah itu maka damaikanlah antara keduanya
dengan adil dan berlaku adillah dalam segala hal agar putusanmu dapat diterima
dengan baik oleh semua kelompok. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang adil.64
B.Asbab a -Nuzu>
Surat ini merupakan surat yang ke-49 dalam Alquran, diturunkan di
Madinah dan berjumlah 18 ayat.65
Dalam suatu riwayat Bukhari dari Anas dikemukakan, bahwa Nabi SAW
pergi ke rumah Abdullah bin Ubay (munafiq) dengan mengendarai keledai. Dan
orang-orang Islam juga brjalan bersama Nabi SAW.66Abdullah bin Ubay berkata:
Enyahlah engkau dariku! Demi Allah aku terganggu dengan bau busuk
keledaimu ini. Berkatalah seorang Anshar: Demi Allah, keledai Rasulullah
lebih harum baunya daripada engkau. Mendengar pernyataan ini, marahlah anak
64M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, cetakan ketujuh, vol: 3, (Jakarta: Lentera Hati,
2007), 243.65
Imam Muhammad al-Razy Fakhr al-Din,Mafatih al-Ghaib, (Beirut, Lebanon: DKI,
1990), 110.66
Al-Imam Abi Al-Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidy, Asbab Nuzul Al-Quran, (Beirut,Lebanon: DKI, tt), th.
5/19/2018 Tahlili PDF
27/47
27
Abdullah bin Ubay kepadanya. Sehingga timbullah kemarahan antara kedua belah
pihak dan terjadilah perkelahian dengan menggunakan pelepah korma, tangan dan
sandal. Berkenaan dengan peristiwa ini, maka turunlah ayat sembilan yang
memerintahkan untuk menghentikan peperangan dan menciptakan perdamaian.67
Dalam riwayat lain mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan
dengan peristiwa dua orang sahabat Anshar yang bersengketa tentang suatu
urusan hak milik. Salah seorang dari mereka berkata bahwa ia akan mengambil
haknya dari yang lain dengan paksaan. Ia mengancam demikian karena banyak
pengikutnya, sedangkan yang satu lagi mengajak dia supaya minta keputusan
kepada Nabi saw. Ia tetap menolak sehingga perkaranya hampir-hampir
menimbulkan perkelahian dengan tangan dan terompah, meskipun tidak sampai
menggunakan senjata tajam.68
Dalam riwaayat lain pula dikemukakan, bahwa seorang laki-laki Anshar
yang bernama Imran beristerikan Ummu Zaid. Istrinya bermaksud ziarah ke
rumah keluarganya, akan tetapi dilarang oleh suaminya bahkan dikurung di atas
loteng. Sang istri pun segera mengirim utusan kepada keluarganya. Maka
datanglah kaumnya menurunkannya dari loteng untuk dibawa ke rumah
keluarganya. Sang suami meminta tolong kepada ahlinya. Maka datnglah anak-
anak pamannya mengambil kembali wanita tersebut dari keluarganya. Dengan
demikianlah terjadi perkelahian pukul-memukul dengan menggunakan sandal
untuk memperebutkan wanita itu. Maka turunlah ayat: 9 ini yang berkenaan
67A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul, cetakan pertama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2002), 767.68Kementrian Agama RI,Alquran dan Tafsirnya, jilid 9, (tt: Widya Cahaya, 2011), 406.
5/19/2018 Tahlili PDF
28/47
28
dengan peristiwa tersebut. Kemudian, Rasulullah mengirimkan utusan untuk
mendamaikan perselisihan, dan tunduklah mereka kepada perintah Allah SWT.69
C.Munasabah
Pada ayat-ayat sebelum ayat sembilan dari surat al-Hujurat lalu, Allah
memberikan peringatan agar jangan mudah menerima berita dari orangfasiqtanpa
mengecek kebenarannya terlebih dahulu karena hal ini bisa menimbulkan korban
dan penyesalan. Yakni ayat:
Pada ayat-ayat berikut, Allah kembali menerangkan bahwa berita-berita
itu mungkin membawa akibat yang buruk atau menyebabkan perpecahan dan
permusuhan di antara dua golongan kaum Muslimin, bahkan dapat pula berakibat
sampai menimbulkan peperangan.
71
D.Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat Sembilan
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa perintah Tuhan kepada orang-orang
beriman yang ada perasaan tanggung jawab, kalau mereka mendapati dua
golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat
ini disebut iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang beriman
yang lain itu segera mendamaikan kedua golongna yang berperang itu. Karena
bisa saja kejadian bahwa kedua golongan sama-sama beriman kepada Allah tetapi
timbul salah faham sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang
69Mahali..,Asbabun Nuzul.., 767-768.
70
Al-Hujurat: 08.71RI..,Alquran dan.., 406.
5/19/2018 Tahlili PDF
29/47
29
golongan ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu. Untuk
lebih detilnya, inilah tafsirannya.72
Dalam lafadz in (
), ini merupakan pertanda bahwa pertikaian antara
kelompok orang yang beriman sebenarnya diragukan atau jarang terjadi.73 Jika
dikatakan, kami melihat pertikaian merajalela antara kelompok tersebut? maka
jawaban yang tepat yakni Allah saja dalam ayat ini menyatakan dengan
menggunakan lafadz in, berarti petanda bahwa pertikaian itu tidak terjadi kecuali
hanya jarang. Tujuan dari bab ini (tentang in) ada dalam ayat ini adalah perintah
itu berada pada perlawanan dari yang seharusnya ada. Seperti juga dalam kalimat
( ,
) adalah suatu pertanda bahwa datangnya seorang yangfasiqyang
disertai dengan berita itu harus terjadi jarang, padahal datangnya fasiq dengan
berita itu banyak. Dan perkatan fasiqdalam pernyataan yang pertama tadi lebih
diterima daripada perkataan orang yang jujur lagi shalih.74
Dalam lafadz ( , ) ini tidak dikatakan ( , ) hal ini sebagai
penguat atas makna dari yang telah disebutkan tadi, yakni tanda sedikit. Artinya,
kelompok yang dimaksud di sini itu tidak sebanya personal kelompok dari kata
firqah. Karena personal kata firqah itu lebih banya dari pada personal kelompok
yang ada pada katat}aifah, seperti dalam firman Allah SWT75:
72
Hamka, Tafsir al-Azhar, cetakan keempat, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 2003), 195.73
Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 244.74
al-Din..,Mafatih ..,109.75
Ibid.,76Al-taubah: 122.
5/19/2018 Tahlili PDF
30/47
30
Dalam lafadz (
) ini tidak dikatakan minkum(
) yang marjinya
pada kalimat sebelumnya, yakni lafadz ( ) dan
antara keduanya memiliki satu makna. Hal ini sebagai peringatan bahwa
pertikaian itu merupakan perbuatan yang jelek harus dihindari manusia.77
Kemudian dalam kalimat ( ,, ) ini tidak dikatakan (
,
), padahal lafadz in (
) itu lebih utama bersambungan
dengan kata kerja (fiil). Hal ini adalah sebagai permulaan dari larangan pertikaian
(peperangan), kemudian dikuatkan oleh lafadz nakirah yang juga menunjukkan
tentang hal tersebut dengan menggunakan in(
). Jelasnya, bahwa yang dilarang
bertikai itu antara dua kelompok mukmin tersebut, maka didahulukan. Kemudian
ditaukidi dengan isim nakirah yang berkorelasi dengannya, yakni kata in (
).
Semua itu disebabkan dua t}aifah (kelompok) tersebut sama-sama mukmin dan
seharusnya peperangan tidak terjadi antara mereka berdua (dua kelompok
tersebut). Tetapi kalau dalam lafadz yang terdapat dalam (
) ini tidak dikatakan ( ) atau ( , ).
Hal ini karena jika didahulukan menimbulkan keambiguannya suatu perkataan.
Yakni menjadi fasiq? Dikatakan kedatangan dengan berita yang bohong itu
menyebabkan seseorang menjadi fasiq, atau bertambah fasiqnya karena adanya
sebab-sebab, lalu kadatangannya tersebut itu menimbulkanfasiqmaka kata datang
77al-Din..,Mafatih.., 109.
5/19/2018 Tahlili PDF
31/47
31
(
) didahulukan. Adapun pertikaian (peperangan) itu tidak menjadikan
bertambah atau kurangnya iman.78
Lafadz (
) ini tidak menggunakan kata yang berbentuk tasniyahyang
kembali pada lafadz ( ). Ini dikarenakan lafadz t}aifah tersebut dikembalikan
pada (
) yang berbentuk jama menurut maknanya.79 Dan lafadz (
) itu
kembali ke lafadz (
) menurut bentuk tunggalnya. Seperti halnya lafadz (
). Sedangkan dhomir yang ada pada lafadz () ini kembali ke
lafadz (
) menurut lafadznya.80
Jumhur membaca iqtatalu (
) dengan dasar kata tunggal dari lafadz
t}a>ifataini.Ibnu Abi Ablah membaca ( ) atas dasar dari kata yang kembali ke
lafadz (
). Dan Zaid bin Ali dan Ubaid bin Umair membacanya (
),
mengingat kata dalam dua kelompok tersebut berbentuk muannas.81
Di sisi lain, penggunaan penggunaan bentuk kata kerja masa lampau di
sini, tidak juga harus dipahami dalam arti telah melakukan hal itu, tetapi hampir
dalam arti hampir melakukannya. Ini serupa dengan ucapan pengumandang
78al-Din..,Mafatih.., 109-110.
79Al-Imam Al-Qadhi Nashir Al-Din Abi Said Abdullah Abi Umar Muhammad Al-
Syairazy Al-Baidhowi, Tafsir Al-Baidhowy, (Lebanon: Dar Al-Fikr, tt), 88.80
Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Syaukani, Fath al-Qadi>r, cetakan
pertama, juz 1, (Beirut, Lebanon: DKI, 1994), 77.81Ibid., 77.
5/19/2018 Tahlili PDF
32/47
32
adzan: Qad qa>mat al-shala>t yang secara harfiyah berarti salat telah
dilaksanakan, padahal saat ucapannya itu salat baru segera akan dilaksanakan.
Dengan demikian, ayat di atas menuntun kaum beriman agar segera turun tangan
melakukan perdamaian begitu tanda-tanda perselisihan nampak di kalangan
mereka. Jangan tunggu sampai rumah terbakar, tetapi padamkan api sebelum
menjalar.82
Kata (
) baghat terambil dari kata (
) bagha> yang pada mulanya
berarti berkehendak. Tetapi kata ini berkembang maknanya sehingga ia biasa
digunakan untuk kehendak yang bukan tempatnya, dan dari sini ia dipahami
dalam arti melampaui batas. Pakar-pakar hokum Islam menamakan kegiatan
kelompok yang melanggar hokum dan berusaha merebut kekuasaan dengan kata
(
) baghy, sedang para pelakunya dinamai (
) bugha>t.
83
Dalam kata ( , ) ini tidak dikatakan (
) seperti penjelasan iqtatalu
(
) yang tidak menggunakan kata mudhori, melainkan menggunakan kata
lampau. Kata mudhari itu menunjukkan arti sedang dikerjakan dan terus-
menerus. Jika digunakan kata mudharinya, maka secara tidak langsung, Allah
menyruh manusia untuk sering-sering menganiaya. Tetapi, dalam ayat kata
tersebut tidak menggunakan kata mudhari, melainkan menggunakan kata lampau.
82
Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 244.83Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245.
5/19/2018 Tahlili PDF
33/47
33
Jadi, secara tidak langsung pula, Allah menyuruh manusia untuk tidak
menganiaya sesama.84
Kemudian, kata (
) ini juga merupakan pertanda jarang atau
sedikit terjadi untuk yang kedua kalinya, seperti yang terdapat dalam lafadz (,
) tetapi dalam hal ini mengenai penganiayaan. Jika dikatakan
bagaimana kebenaran mengenai penempatan ini, yang mana in tersebut
ditempatkan pada kalimat syarat, yang nyatanya tidak terjadi. Penganiayaan itu
biasa terjadi pada pertikaian (peperangan), jadi dapat difahami di sini bahwa salah
satu dari orang yang bertikai tersebut tidak menerima untuk hal yang bagus
(berdamai), dan kata in ini ada sebelum terjadinya sesuatu, maka dapat difahami
bahwa pertikaian (peperangan) itu kejadiannya tidak terus menerus (jarang).
Yakni seperti dugaan bahwa salah satu dari kedua kelompok tersebut adalah orang
kafir, maka peperangan tersebut dihukumi wajib.85
Kata (
), indi sini bukan inhuruf syarat yang memerlukan
kalimat jawab, melainkan in wiqayah (in yang berarti meskipun). Ini juga
menunjukkan kejarangan terjadinya.86
Dalam kata ( ) ini menunukkan bahwa peperangan itu bukanlah
suatu balasan atas penganiayaan, seperti had syurb yang dilaksanakan ketika
seseorang meminum minuman keras dan jika tidak, maka seseorang tersebut tidak
84al-Din.., Mafatih.., 110.
85
al-Din..,Mafatih.., 110.86al-Din.., Mafatih.., 110.
5/19/2018 Tahlili PDF
34/47
34
dikenai hukuman tersebut, tetapi hanya suatu batas akhir dari adanya
penganiayaan. Jelasnya, segala penganiayaan jika bisa diatasi dengan jalan lain
selain pertikaian (peperangan), sebaiknya menggunakan jalan tersebut. Dan jika
sudah benar-benar tidak ada jalan lain selain peperangan, maka barulah jalan ini
kemungkinan bisa ditempuh.87
Tafi>a ila>amr Alla>h artinya sehingga golongan itu telah kembali kepada
perintah Allah. Kata Tafi>abentuk kata kerja sekarang dan kata kerja lampaunya
adalah fa>a, kata jadinya adalah al-fay. Kalimat yang akar katanya ini berkisar
paad arti kembali. Bayangan sesuatu pada sore juga disebut al-fay karena
bayangan tersebut kembali dari arah barat menuju arah ke arah timur. Al-Raghib
al-Asfahani menjelaskan bahwa kata al-fayditujukan kepada arti kembali kepada
sesuatu yang terpuji sebagaimana pada surat al-Hujurat ini. Harta rampasan
perang tanpa ada perlawanan dari musuh disebut juga al-faykarena harta adalah
laksana bayang-bayang yang tidak abadi. Bisa juga karena Allah mengembalikan
harta tersebut kepada kaum muslimin.88
Adapun kata ( , ) ini mengandung beberapa arti89:
1)
ketaatan pada Rasulullah dan pemerintah, seperti firman Allah:
87
al-Din.., Mafatih.., 110.88
RI..,Alquran dan.., 405.89
al-Din.., Mafatih.., 110.90Alquran karim, al-Nisa: 59.
5/19/2018 Tahlili PDF
35/47
35
2)
perintah Allah, yakni pada kemaslahatan karena semua orang
diperintahkan untuk hal tersebut, seperti firman Allah:
3) Perintah Allah untuk bertaqwa. Karena sesungguhnya barang siapa yang
takut kepada Allah dengan takut yang sesungguhnya, maka dia tidak
memiliki musuh satupun kecuali setan. Seperti firman Allah:
,
Kata (
) ini terambil dari kata (
) yang asalnya adalah(
).
Dalam kamus-kamus bahasa, kata ini dimaknai dengan antonim dari kata fasada
) yakni rusak. Ia diartikan juga dengan manfaat. Dengan demikian) shaluh{a
berarti tiadanya atau terhentinya kerusakan atau diraihnya manfaat, sedang (
)
adalah upaya menghentikan kerusakan atau meningkatkan kualitas sesuatu
sehingga manfaatnya lebih banyak lagi. Memang ada nilai-nilai yang harus
dipenuhi sesuatu agar ia bermanfaat atau agar ia dapat berfungsi dengan baik.
Kursi misalnya, harus memiliki kaki yang sempurna, baru dapat berfungsi dengan
baik dan dapat bermanfaat. Jika salah satu kaki kursi tersebut rusak, maka perlu
dilakukan ishla>h{ atau perbaikan agar ia dapat berfungsi dengan baik secara
bermanfaat sebagai kursi. Dalam konteks hubungan antar manusia, maka nilai-
nilai itu tercermin dalam keharmonisan hubungan. Ini berarti jika hubungan antar
91
Alquran Karim, Al-Anfal: 1.92Alquran Karim, Fathir: 6.
5/19/2018 Tahlili PDF
36/47
36
dua pihak retak atau terganggu, maka terjadi kerusakan dan hilang atau paling
tidak berkurang kemanfaatan yang dapat diperoleh dari mereka. Ini menuntut
adanya ishla>h{ yakni perbaikan agar keharmonisan pulih, dan dengan demikian
terpenuhi nilai-nilai bagi hubungan tersebut, dan sebagai dampaknya akan lahir
aneka manfaat dan kemaslahatan.93
Ayat di atas memerintahkan untuk ishlah sebanyak dua kali. Tetapi
yang kedua dikaitkan dengan (
) dengan adil.ini bukan berarti bahwa perintah
ishlah yang pertama tidak harus dilakukan dengan adil, hanya saja pada yang
kedua itu ditekankan lebih keras lagi karena yang kedua telah didahului oelh
tindakan terhadap kelompok yang enggan menerima ishlahyang pertama. Dalam
menindak itu, bisa jadi terhadap hal-hal yang bisa menyinggung perasaan atau
bahkan mengganggu fisik yang melakukan ishlah itu, sehingga jika ia tidak
berhati-hati dapat saja lahir ketidakadilan dari yang bersangkutan akibat gangguan
yang dialaminya pada upaya ishlahyang pertama. Dari sini ayat di atas menyebut
secara tegas perintah berlaku adil itu.94
Kata (
) berasal dari kalimat rubaI yang hamzahnya menunjukka
arti salb, yakni hilangkanlah ketidakadilan. Berbeda dengan qisth yang berasal
dari kalimat yang berbangsa tiga huruf (tsulasi) yang searti dengan (
).95
Kata ( ) terambil dari kata (
) qisht yang juga biasa diartikan
adil. Sementara ulama mempersamakan makna dasar (
) dan (
), dan juga
93Shihab.., Tafsir al-Mishbah..,, 244-245.
94Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245.
95
Muhammad Jamaluddin al-Qasimy,Maha>si>n al- tawi>l, juz 9, cetakan pertama, (Beirut,Lebanon: Dar al-Fikr, 2005), 3684.
5/19/2018 Tahlili PDF
37/47
37
membedakannya dengan berkata bahwa al-qisthadalah keadilan yang diterapkan
atas dua pihak atau lebih, keadilan yang menjadikan mereka semua senang.
Sedang adl adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya walau tidak
menyenangkan satu pihak. Dengan demikian win-win solutiondapat merupakan
salah satu bentuk dari qisth, Allah senang ditegakkannya keadilan walau itu
mengakibatkan ketenggangan hubungan antara dua pihak yang berselisih, tetapi
Dia lebih senang lagi jika kebenaran dapat dicapai sekaligus menciptakan
hubungan harmonis antara pihak-pihak yang tadinya telah berselisih.96
Berdasarkan pemaknaan lughawi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pemilihan dan penempatan suatu kosakata di dalam Alquran tidak sembarangan,
melainkan mengandung pesan khusus sesuai kandungan makna yang diinginkan
oleh Sang Pemesan yaitu Allah yang Maha Alim.97
E. Kandungan Ayat
Ayat di atas mengandung adanya peperangan terhadap orang yang
menganiaya, yakni mereka yang keluar dari kepemimpinan (tata cara) orang-
orang Islam secara dholim dan memusuhi pada ketaatan Allah.98
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa perintah Tuhan kepada orang-orang
beriman yang ada perasaan tanggung jawab, kalau mereka dapati ada dua
golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat
ini disebut iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang beriman
96Shihab.., Tafsir al-Mishbah.., 245-246.
97Nashruddin Baidan, Tafsir Kontemporer Surat Al-Fatihah, cetakan pertama,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 7598al-Jaza>iry.., Aysar al-Tafa>sir.., 129.
5/19/2018 Tahlili PDF
38/47
38
yang lain itu segera mendamaikan kedua golongan yang berperang itu, karena bisa
saja kejadian bahwa kedua golongan sama-sama beriman kepada Allah tetapi
timbul salah faham sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang
golongan ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu. Kalau
kiranya keduanya sama-sama mau didamaikan, sama mau kembali kepada yang
benar, niscaya mudahlah urusan. Tetapi kalau yang satu pihak mau berdamai dan
salah satu pihak lagi masih mau saja meneruskan peperangan, hendaklah
diketahui apa sebab-sebabnya maka dia hendak terus berperang juga. Hendaklah
diketahui mengapa ada satu pihak yang mau berdamai yang tidak mau berdamai
itu di dalam ayat ini bisa dikatakan sebagai orang yang menganiaya. Maka orang
yang hendak mendamaikan itu hendaklah memerangi pula yang tidak mau
berdamai itu, sampai di aklah dan mau tunduk kepada kebenaran. Setelah itu,
barulah diperiksai dengan teliti dan dicari jalan perdamaian dan diputuskan
dengan adil, disalahkan mana yang salah dan dibenarkan mana yang benar. Jangan
menghukum berat sebelah tangan. Sama sekali wajib dikembalikan kepada
Allah.99
Jumhu>r ulama juga menganjurkan pembunuhan terhadap orang yang
menganiaya. Mereka juga berdalil terhadap pembunuhan untuk orang yang
menganiaya. Adapun dalil-dalilnya diringkas sebagai berikut100:
1. Firman Allah SWT (
,
,
,
,
,
,
,
) yang terdapat
dalam surat Al-Hujurat ayat sembilan.
99Hamka.., Tafsir al-Azhar.., 195-196.
100
Muhammad Ali al-Sabu>ni>,Rawa>I al-baya>n, cetakan pertama (Beirut, Lebanon: DKI,1999), 353-354.
5/19/2018 Tahlili PDF
39/47
39
2. Hadis: (,
,
,I
,
,I
,I
,
,
,
,
,,,I,,I, , , ,I,,
,, ,,, ,,,I,,I,, ,
101.( ,,,,
3. Hadis: (,,,,, I,,,,,
,
,
,
,
, I
,
,
,
,
,
,
, I
,,I,,,,,, ,,,I ,,,
102.(,8, , ,8
4.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam `Imar: (
,
,
)
Maka hadis-hadis ini jelas dan gamblang atas kewajian untuk
memerangi orang yang menganiaya dari orang-orang yang jahat dan
sesat.103
Ayat ini mengandung suatu makna tentang konflik. konflik merupakan
warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat
daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di
antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.104
101Diriwayatkan oleh syaikhani, Abu Daud, al-Nasai dari Suwaid bin Ghaflah dari Ali
Karrama Allah Wajhah.102
Diriwayatkan oleh semua Imam dalamKutub al-Tis`ahkecuali al-Tirmidhi.103
al-Sabu>ni>..,Rawa>I al-baya>n.., 354.104http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik, Rabu, 23 Oktober 2013, 1:26.
5/19/2018 Tahlili PDF
40/47
40
Konflik ini adalah salah satu masalah sosial yang nantinya dapat lari
menjadi peperangan atau pertikaian. Suatu masalah sosial adalah suatu persoalan
atau isyu sekitar suatu perkembangan, suatu kecenderungan, atau suatu situasi
dalam peristiwa-peristiwa manusiawi yang berkaitan dengan sesuatu atau bebrapa
kelompok. Hal itu berhadapan dengan suatu kesulitan sosial yang dapat dikatakan
sangat meminta perhatian. Perhatian demikian mengambil bentuk diskusi, dan
kemungkinan juga agitasi, penyelidikan, dan keputusan atau ketegasan. Yang
kesemuanya dapat membimbing pada kegiatan atau tindakan korektif,
pengimbangan atau penyesuaian. Seringnya terdapat perbedaan pada segi-segi
pandangan sosial dan bahkan menimbulkan konflik pada sifat-sifat dari suatu
masalah sosial atau mungkin pula pada masalah yang melingkup keseluruhan
sosial.105
Langkah-langkah manusia untuk menyelesaikan konflik bermacam-
macam. Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai
kestabilan dan kemakmuran dinamakan akomodasi. Pihak-pihak yang
berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara
bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi yang juga termasuk cerminan lain dari
Surat Al-hurat ayat sembilan tadi106
:
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam
konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah,
kami keluar, dan sebagainya.
105G. Kartasapoetra dan L.J.B Kreimers, Sosiologi Umum, cetakan pertama, (Jakarta: Bina
Aksara, 1987), 489.106http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_konflik, Sabtu, 07 Desember 2013, 17:02.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elimination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elimination&action=edit&redlink=15/19/2018 Tahlili PDF
41/47
41
2.
Subjugationatau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya.
Tentunya, cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi
pihak-pihak yang terlibat.
3. Majorityrule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk
mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.
Minorityconsent, yaitu kemenangan kelompok mayoritasyang diterima
dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritassama
sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama
dengan kelompok mayoritas.
5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat
di dalam konflik.
6.
Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan
kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang
memaksa semua pihak.
F.
Analisis
Pada ayat 9 surat al-Hujurat ini memerintahkan manusia apabila
menemui dua kelompok, apalagi dua kelompok tersebut adalah orang mukmin
yang saling berkelahi atas dasar alasan tersendiri, maka hendaklah menengahinya
atau melakukan ishlahantara keduanya dengan tanpa memihak sisi yang sana dan
sisi yang lain. Artinya, harus berlaku adil. Adil dalam permasalahan ini bisa
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Subjugation&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Domination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rule&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Consent&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kompromi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konflikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Integrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Integrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konflikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kompromi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Minoritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Mayoritashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Consent&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Minority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rule&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Majority&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Domination&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Subjugation&action=edit&redlink=15/19/2018 Tahlili PDF
42/47
42
dilakukan dengan penyelidikan untuk mencari kebenaran dan titik temu antara 2
kelompok yang bertikai tadi. Atau bisa juga dilakukan dengan musyawarah.
5/19/2018 Tahlili PDF
43/47
43
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa lembar makalah yang kami sajikan, selayaknya
terdapat beberapa benang merah yang dapat diambil. Maka di sini
disimpulkan:
1.
Yang dimaksud dengan metode tahlili ialah menafsirkan ayat-ayat
Alquran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di
dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-
makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan
kecenderungan mufassiryang menafsirkan ayat-ayat tersebut.
2. Sosiologi merupakan studi tentang masyarakat, yang
mengemukakan sifat atau kebiasaan manusia dalam kelompok,
dengan segala kegiatan, dan kebiasaan serta lembaga-lembaga
yang penting sehingga masyarakat dapat berkembang terus dan
berguna bagi kehidupan manusia, karena pengaturan yang
mendasar tentang hubungan manusia secara timbal balik dan juga
karena faktor faktor yang melibatkannya serta dari interaksi sosial
berikutnya.
3.
Dalam ayat 9 dari surat al-Hujurat ini jelas sekali bahwa perintah
Tuhan kepada orang-orang beriman yang ada perasaan tanggung
jawab, kalau mereka dapati ada dua golongan orang yang sama-
sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat ini disebut
43
5/19/2018 Tahlili PDF
44/47
44
iqtatalu yang dapat juga diartikan berperang, hendaklah orang
beriman yang lain itu segera mendamaikan kedua golongna yang
berperang itu. Karena bisa saja kejadian bahwa kedua golongan
sama-sama beriman kepada Allah tetapi timbul salah faham
sehingga timbul perkelahian. Maka hendaklah datang golongan
ketiga mendamaikan kedua golongan beriman yang berkelahi itu.
Kalau kiranya keduanya sama-sama mau didamaikan, sama mau
kembali kepada yang benar, niscaya mudahlah urusan. Tetapi kalau
yang satu pihak mau berdamai dan salah satu pihak lagi masih mau
saja meneruskan peperangan, hendaklah diketahui apa sebab-
sebabnya maka dia hendak terus berperang juga. Hendaklah
diketahui mengapa ada satu pihak yang mau berdamai yang tidak
mau berdamai itu di dalam ayat ini bisa dikatakan sebagai orang
yang menganiaya. Maka orang yang hendak mendamaikan itu
hendaklah memerangi pula yang tidak mau berdamai itu, sampai di
aklah dan mau tunduk kepada kebenaran. Setelah itu, barulah
diperiksai dengan teliti dan dicari jalan perdamaian dan diputuskan
dengan adil, disalahkan mana yang salah dan dibenarkan mana
yang benar. Jangan menghukum berat sebelah tangan. Samasekali
wajib dikembalikan kepada Allah.
5/19/2018 Tahlili PDF
45/47
45
B. Saran
1.
Dengan terselesaikannya penulisan makalah ini, penulis berharap
akan adanya pengkajian lebih lanjut tentang penafsiran ayat-ayat
Al-Quran terutama yang berkaitan dengan judul makalah ini.
2. Dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan ilmu dan
dapat memepertebal keimanan serta menjalankan segala apapun
yang diperintahkan oleh Allah karena Dia adalah satu-satunya dzat
yang layak disembah dan dimintai pertolongan.
5/19/2018 Tahlili PDF
46/47
46
DAFTAR PUSTAKA
Alquran dan terjemahnya
Alquran Karim
Aridl, Ali Hasan. 1994. Sejarah dan Metodologi Tafsir, cetakan kedua Jakarta:
PT:RajaGrafindo Persada
AS, Mudzakir. 2012. Studi Ilmu-Ilmu Alquran. cetakan ke-15. Surabaya: PT.
Pustaka Litera AntarNusa
Baidan, Nashruddin. 1998. Metodologi Penafsiran Al-Quran cetakan pertama
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Baidhowi, Al-Imam Al-Qadhi Nashir Al-Din Abi Said Abdullah Abi Umar
Muhammad Al-Syairazy. Tt. Tafsir Al-Baidhowy. Lebanon: Dar Al-Fikr
Din, Imam Muhammad al-Razy Fakhr. 1990. Mafatih al-Ghaib. Beirut, Lebanon:
DKI
Hamka. 2003. Tafsir al-Azhar. cetakan keempat. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/, rabu,
23 Oktober 2013, 0:43
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi, Ahad, 20 oktober 2013, 21:53
http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html Rabu,
23 Oktober 2013, 0:20
http://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.html
Jaza>iry, Abi Bakr Ja>bir. 1994. Aysar al-Tafa>sir. cetakan pertama. Madinah:
Maktabah ulum wa al-hikmah
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologihttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://muhammadrizalhsb.blogspot.com/2012/03/metode-tafsir-tahlili.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologihttp://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2320777-pengertian-sosial/5/19/2018 Tahlili PDF
47/47
47
Kartasapoetra, G. dan Kreimers, L.J.B. 1987. Sosiologi Umum. cetakan pertama.
Jakarta: Bina Aksara
Mahali, A. Mudjab. 2002. Asbabun Nuzul. cetakan pertama. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Qasimy, Muhammad Jamaluddin. 2005. Maha>si>n al- tawi>l. juz 9. cetakan
pertama. Beirut, Lebanon: Dar al-Fikr
RI, Kementrian Agama. 2011.Alquran dan Tafsirnya. jilid 9. tt: Widya Cahaya
Sabu>ni, Muhammad Ali >. 1999. Rawa>I al-baya>n. cetakan pertama. Beirut,
Lebanon: DKI
Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. cetakan kedua.
Jakarta: Penerbit Kencana
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Shihab, Quraish. 1998. Wawasan Alquran. cetakan ketujuh. Bandung: Mizan
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. cetakan ketiga. Jakarta:
Rajawali Pres
Susanto, Phil. Astrid S. 1983.Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. cetakan
keempat. tt: Binacipta
Syaukani, Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad. 1994. Fath al-Qadi>r.
cetakan pertama. juz 1. Beirut, Lebanon: DKI