10
Taharah ( kebersihan/ kesucia) Pengertian Menjaga kesucian dan kebersihan merupakan salah satu kewajiban yang diperintahkan agama dikenal dengan taharah. Taharah adalah menjauhi segala yang kotor dan cemar dan mendekati kebersihandan kesucian dalam segala lapangan. Taharah bukan saja”kebersihan dan kesucian” yang dijaga untuk mennunaikan perbuatan mengadap Allah, tetapi juga “pekerjaan membersihkan dan mensucikan” itu adalah salah satu dari ibadah yang yang lima. Secara etimologi taharah berarti suci dan bersih dari kotoran,baik indrawi seperti air seni, maupun maknawi seperti aib dan maksiat. Sedang menurut terminologi taharah berarti membersihan diri dari hadas dengan wudu, mandi atau tayamum serta membersihkan diri dari najis yang melekat pada badan, pakaian, peralatan dengan air atau pengantinya dikenal dengan taharah lahiriah. Dalam beberapa penjelasan, khusunya ahli tasawuf bahwa taharah adalah membersihakan diri dari dari dosa dosa dan perilaku keji atautak terpuji disebut taharah batiniah. Jenis Taharah Taharah menurut al-jazairy yang dikutip dalam ensiklopedi hukum islam jilid 5, terbagi menjadi taharah dari khabas dan taharah dari hadas Pertama taharah dari khabas ( yaitu suatu benda yang dipandang kotor oleh syarak) dibagi menjadi 2 : 1. Taharah asliyyah yaitu kejadian suci menurut asal kejadiannya, diantara benda yang suci menurut kejadiannya adalah: a. Manusia, orang musrik adalah najis, namun najis yang dimaksud adalah najis maknawi, bukan najis seperti najis babi b. Benda mati, seperti emas, perak, tembaga c. Bangkai binatang, binatang laut, bangkai binatang darat yang darahnya tidak seperti belalang 2. Taharah’aridah adalah keadaan suci yang didapat karena disucikan seperti pakaian yang disucikan karena air seni Kedua taharah dari hadas artinya adalah mensucikan hadas, baik hadas kecil dengan wudu maupun hadas besar dengan mandi wajib

Taharah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AGAMA

Citation preview

Taharah ( kebersihan/ kesucia)PengertianMenjaga kesucian dan kebersihan merupakan salah satu kewajiban yang diperintahkan agama dikenal dengan taharah. Taharah adalah menjauhi segala yang kotor dan cemar dan mendekati kebersihandan kesucian dalam segala lapangan.Taharah bukan sajakebersihan dan kesucian yang dijaga untuk mennunaikan perbuatan mengadap Allah, tetapi juga pekerjaan membersihkan dan mensucikan itu adalah salah satu dari ibadah yang yang lima.Secara etimologi taharah berarti suci dan bersih dari kotoran,baik indrawi seperti air seni, maupun maknawi seperti aib dan maksiat. Sedang menurut terminologi taharah berarti membersihan diri dari hadas dengan wudu, mandi atau tayamum serta membersihkan diri dari najis yang melekat pada badan, pakaian, peralatan dengan air atau pengantinya dikenal dengan taharah lahiriah.Dalam beberapa penjelasan, khusunya ahli tasawuf bahwa taharah adalah membersihakan diri dari dari dosa dosa dan perilaku keji atautak terpuji disebut taharah batiniah.Jenis TaharahTaharah menurut al-jazairy yang dikutip dalam ensiklopedi hukum islam jilid 5, terbagi menjadi taharah dari khabas dan taharah dari hadasPertama taharah dari khabas ( yaitu suatu benda yang dipandang kotor oleh syarak) dibagi menjadi 2 :1. Taharah asliyyah yaitu kejadian suci menurut asal kejadiannya, diantara benda yang suci menurut kejadiannya adalah:a. Manusia, orang musrik adalah najis, namun najis yang dimaksud adalah najis maknawi, bukan najis seperti najis babib. Benda mati, seperti emas, perak, tembagac. Bangkai binatang, binatang laut, bangkai binatang darat yang darahnya tidak seperti belalang2. Taharaharidah adalah keadaan suci yang didapat karena disucikan seperti pakaian yang disucikan karena air seniKedua taharah dari hadas artinya adalah mensucikan hadas, baik hadas kecil dengan wudu maupun hadas besar dengan mandi wajibBenda yang digunakan untuk taharahBenda atau alat taharah adalah air, debu, batu. Air merupakan alat yang paling dominan. Penggolongan air menurut ilmu fikih yang digunakan untuk taharah digolongkan menjadi: Air Mutlak, yaitu air yang suci mensucikan dapat digunakan untuk sarana bersuci (air hujan, air laut, dll) Air suci tak mensucikan, air itu suci namun tak dapat mensucikan ( air kopi, air teh) Air bernajis, air yang sudah berubah salah satu sifatnya misal rasa, bau warna karena najis Air makruh, artinya air yang dihukum makruh jika digunakan bersuci yaitu air yang terjemur dalam bejana yang berkarat

Bentuk Bentuk Taharah1. WuduWudu bahasa aslinya adalah al-wudu ( arab) akar kata al-wadaah artinya bagus dan bersih. Wudu adalah satu bentuk taharah atau bersuci bertujuan menghilangkan hadas kecil, cara melaksanakan wudu1. Niat berwudu untuk menghlangkan hadas kecil.2. Membasuh muka, yaitu mengalirkan air ke seluruh permukaan wajah3. Membasuh kedua tangan, batas wajib membasuh tangan adalah sampai siku4. Mengusap kepala, baik setengah atau pun seluruh kepala5. Membasuh kaki, merata ke seluruh permukaan kulit kaki sampai ujug ujung jari kaki dibawah kuku6. Tertib, melaksanakan dengan urut1. Sunah wudu1. Membaca basmalah pada awal mengerjakan amalan wudu1. Mencuci kedua telapak tangan1. Berumur-kumur (madmadah)1. Memasukkan air kedalam lubang hidung1. Menyapu seluruh kepala1. Menyapu kedua telinga1. Menggosok janggut, jari tangan dan kaki1. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri1. Membasuh diulang tiga-tiga kali1. Bersambung tiada putus1. Hal-hal yang membatalkan wuduMazhab Hanafi:1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan kotoran yaitu kemaluan dan dubur/anus, kecuali angin dari kemaluan1. Melahirkan tanpa keluar darah1. Keluarnya najis selain dari dua jalan kotoran seperti nanah dan darah1. Muntah1. Berludah yang bercampur darah1. Tidur sambil berbaring atau tdiur dengan duduk tetapi bergerk dari tempat duduknya1. Pingsan1. Gila1. Mabuk yang menghilangkan kesadaran1. Tertawa terbahak-bahak dalam shalat1. BersenggamaMazhab Maliki:1. Kencing, buang air besar, buang angin, keluar wadi, mazi, mani, ketuban, istihadah1. Hilang akal1. Menyentuh lawan jenis dengan perasaan nikmat1. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa penghalang1. Murtad1. Ragu setelah bersuci apakah masih suci atau sudah batalMazhab Syafii:1. Keluarnya sesuata dari dua jalan kotoran kecuali mani, karena keluarnya mani mewajibkan mandi1. Hilang akal karena gila dan pingsan atau tidur yang tidak tetap pada tempat duduknya1. Bersentuhnya kulit lelaki dan wanita baik sengaja maupun tidak1. Menyentuh emaluan dn dubur dengan telapak tangan.Mazhab Hanbali:1. Keluarnya segala sesuata dari dua jalan kotoran1. Keluarnya kotoran dari anggota tubuh selain kemaluan dan dubur1. Hilangnya akal1. Menyentuh kemaluan atau dubur dengan telapak tangan tanpa penghalang1. Bersenttuhan kulit lelaki dan wanita1. Memandikan mayat1. Memakan daging binatang yang disembelih1. Segala hal yang mewajibkan mandi.1. Mengusap sepatuYang dimaksud sepatu disini adalah alas kaki yang menutupi kaki sampai mata kai atau lebih, yang dalam bahasa fikih dikenal sebagai khuff. Para ulama fikih menjelaskan bahwa seseorang yang menggunakan khuff ketika berwudu boleh tidak membuka khuffnya pada saat membasuh kaki melainkan hanya mengusp khuffnya. Kebolehan ini merupakan keringan (rukhsah) bagi orsng sedang melakukan perjalanan atau tidak terutama di musim dingin, serta orang orang yan mempunai kesibukan seperrti tentara dan polisi.Persyaratan:1. Mengenakan khuff setelah bersuci lebih dahulu1. Khuff itu harus suci dan menutupi seluruh bagian kaki yang wajib dibasuh dalam berwudu1. Khuff harus terbuat dari bahan yang dapat digunakan untuk mengadakan perjalanan sekurang-kurangnya tiga mil (ibid).Akan tetapi, menurut:1. Mazhab Hanafi dan Mazhab Hanbali mengusap khuff memanjang dari ujung tempat jari kaki sampai ke ujung khuff pada betis1. Mazhab Maliki mengusap seluruh permukaan atass khuff1. Mazhab Syafii cukup apa yang disebut mengusap seperti mengusap kepala (ibid)

Kebolehan mengusap khuff menjadi gugur menurut ulama fikih Wahbah az-Zuhaili sebagaimana dikutip dalam Ensiklopedia Hukum Islam adalah:1. Hal-hal yang membatalkan wudu1. Berjunub1. Menanggalkan salah satu pasang khuff1. Namoaknya sebagian kaki misalnya khuff berlubang1. Sebagian besar kaki terkena air1. Habisnya kebolehan mengusap khuff2. Mandi wajib1. Pengertian 1. Etimologi al-gusli (mandi/mandi besar)1. Terminologi mengalirkan air ke seluruh badan disertai dengan niat untuk menghilangkan hadas besar (dikenal dengan mandi janabah atau mandi besar)1. Sebab-sebab mandi wajib1. Bersetubuh1. Keluar mani1. Mati, kecuali mati syahid1. Masuk islamnya orang kafir (menurut mazhab maliki dan hanbali) sedang menurut mazhab hanafi dan syafii tidak wajib mandi1. Haid1. Nifas, yaitu darah yang keuar darri kemaluan perempuan setelah melahirkan1. Melahirkan, perempuan wajib mnadi setelah melahirkan sekalipun anak yang dilairkan belum sempurna1. Tata cara mandi1. Rukun mandi wajib ada dua yaitu:1. Niat. Orang yang junub hendaknya berniat (menyengaja menghilangkan hadas junubnya)1. Menyiram atau meratakan air keseluruh tubuh dan rambut dengan air yang suci sampai merata1. Sunah mandi wajib yaitu:1. Membaca basmallah1. Berwudu sebelum mandi1. Menggosok tubuh dengan tangan1. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri1. Bertutur-turut1. Mandi sunahMandi wajib bukan hanya dilakukan karena adanya sebab-sebab yang mewajibkan namun juga bisa dilakukan sebagai pelaksanaa sunah. Atau dengan kata lain mandui besar yang disunahkan (jadi mandi wajib yang bukan wajib melainkan sunah) yaitu:1. Mandi jumat1. Mandi hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)1. Sehabis memandikan mayat1. Ketika hendak ihram1. Wuquf di Padang Arafah1. Ketika hendak masuk ke kota Mekah3. Tayamum1. Pengertian1. Etimologi menyengaja, berniat, berkehendak1. Terminologi cara bersuci dengan tanah sebagai pengganti wudu dan mandi wajibTayamum merupakan salah satu bentuk taharah. Taharah menghilangkan hadas kecil dengan wudu, sedang taharah menghilangan hadas besar dengan mandi wajib. Wudu dan mandi wajib menggunakan air. Namun apablia tidak menemukan air atau adanya uzur tidak bisa menggunakan air (sakit) maka sebagai pengganti air adalah debu atau tanah.1. Kedudukan TayamumKedudukan ttayamum adaah sebagai engganti wudu dan mandi wajib, karena keadaan tertentu yang dibolahkan menurut syarak. Ulama fikih berpendapat bahwa tayamum hanya berlaku sementara yaitu berlaku untu satu kali salat fardu sehingga setiap akan salat fardu diharusan tayamum lagi. Sedang untuk salat sunah boleh beberapa kali salat sunah.Seseorang yang telah melakukan salat bersucinya dengan tayamum kemudian mendapatkan air apakah harus mengulang salatnya atau tidak. Dalam kasus seperti ini ada dua pendaat, pertama salat boleh diulang sedang pendapat yang lain salat tidak perlu diulang. Jika memperoleh air sebelum melakukan salat maka harus melaksanan wudu dalam bersuci.1. Sebab yang membolehkan tayamum1. Menurut ulama fikih orang yang sakit dan musafir ketika tidak memperoleh air1. Menurut Sayid Sabiq:1. Apabila tidak memperoleh air atau memperolehnya tetapi tidak cukup digunakan bersuci1. Apabila ia mempunyai luka atau sakit dan khawatir jika menggunakan air penyakitnya akan bertambah atau kesembuhannya akan terhambat, baik itu diketahui dengan pengalaman maupun dengan petunjuk doketer yang dipercaya1. Apabila air sangat dingin, sedangkan ia tidak mampu menghangatkannya dan menduga bahwa jika ia menggunakannya maka akan terkena bahaya1. Syarat tayamum1. Adanya halanngan atau uzur1. Tela datang waktu solat1. Mencari air terlebh dahulu1. Dengan debu yang suci1. Fardu tayamum1. Niat1. Menyapu atau mengusap wajah1. Menyapu atau mengusap kedua tangan (sebagaian pendapat sampai dengan pergelangan tangan dan pendapat yang lain sampai dengan kedua siku)1. Tertib 1. Sunah tayamum1. Membaca basmallah1. Menepiskan debu ditelapak tangan, sebelum digunakan untuk menyapu anggota muka maupun kedua tangan1. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri1. Berturut-turut artinya tidak terputus1. Hal-hal yang membatalkan tayamum1. Segala yang membatalkan wudu1. Melihat air sebelum mulai melakukan salat1. Murtad4. Najis1. Etimologi kotor1. Terminoloi segala sesuatu yang dianggap kotor oleh syarak1. Benda-benda yang disepakati ulama fikih termasuk najis1. Bangkai binatang yang hidup didarat, kecuali belalang1. Darah yang bertumpah, yakn darah yang mengalir dari binatang darat ketika disembelih1. Daging babi1. Kencing manusia1. Tinja manusia1. Mazi, yaitu cairan encer yang keluar dari kemaluan laki-laki ketika ada rangsanga syahwat, sedang yang keluar dari perempuan dinamakan qazi1. Wadi, yaitu cairan putih kental yang keluar sehabis kencing atau ketika dalam keadaan letih1. Daging binatang yang tidak halal1. Anggota badan yang dipotong dari seekor hewan yang masih hidup.1. Darah haid1. Darah nifas1. Darah istihadah1. Benda-benda atau sesuatu yang kenajisannya diperselisihkan:1. Kencing dan kotoran (tinnja) dari binatang yang halal dimakan1. Muntahan1. Sperma binatang yang halal dimakan1. Najis yang dimaafkan artinyya bendanya sendiri sebenarnya najis namun oleh karena sulit dihindari dan menghilangkannya juga sukar maka najis tersebut dimaafkan1. Debu jalan1. Sedikit darah, namun demikian darah yang keluar dari farj perempuan tetap najis sekalipun hanya sedikit1. Nanah atau nanah campur darah dari manusia ataupun binatang yang halal dimakan, jika sukar dihilangkan.1. Kaifiyah (tata cara) mencuci benda yag kena najis1. Najis mukhaffafah (najis yang ringan)Contoh: kencing anak laki-laki yang belum makan makanan selain air susu ibuCara mencuci yaitu cukup dengan memercikkan air diatas benda yang terkena najis1. Najis mutawassitah ( najis yang tidak ringan dan tidak berat)1. Najis hukmiyah: najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya (rasa, warna, bau)Contoh: kencing yang sudah lama atau sudah dalam keadaan keringCara mencuci yaitu dicuci dengan air sampai air mengalir diatas benda yangg kena najis1. Najis ainiya: najis yang nampak zatnya (rasa, bau, warna)Cara mencuci yaitu dengan air sampai hilang zatnya.1. Najis mugalladah (najis yyang berat)Contoh: jilatan anjing dan babi pada sebuah bejanaCara mencuci yaitu dibasuh tujuh kali, satu kali dengan debu/tanah (mazhab syafii dan hanbali). Sedangan menurut mazhab maliki membersihkan jilatan anjing dan babi dengan 7 kali tersebut tidak wajib melainkan sunah. Mazhab hanafi berpendapat membersihkan jilatan anjing sama saja dengan membersihan najis lainnya, yaitu dengan air atau yang lainnya sebanyak 3 kali.