Upload
syaraharfianti
View
253
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sistem informasi agribisnis
Citation preview
SISTEM INFORMASI AGRIBISNIS
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat Konsumen untuk
Membeli “Maicih” secara Online
Disusun Oleh :
Syarah Arfianti
H0813168
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
USULAN JUDUL PENELITIAN
Nama : Syarah Arfianti
NIM : H 0813168
Jurusan/ Program Studi : Agribisnis
Pembimbing Akademik : Raden Rara Aulia Qonita, S.P, M.P
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat
Konsumen untuk Membeli “Maicih” secara
Online
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi kini penggunaan internet memberikan pengaruh
yang besar bagi seluruh masyarakat. Perkembangan teknologi semakin maju
seiring perkembangan waktu. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi
khususnya internet, membuat masyarakat melakukan segalanya lebih cepat,
akurat, dan tepat waktu. Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan
untuk menjangkau konsumen dengan memaanfaatkan teknologi informasi.
Konsumen merupakan sasaran untuk memasarkan suatu produk hasil
produksi. Konsumen pula dapat menentukan citra produk yang diproduksi
oleh suatu perusahaan. Perilaku pembelian melalui media internet adalah
proses yang melakukan jual beli dengan menggunakan internet yang potensial
untuk mencari informasi berkaitan dengan barang atau jasa yang dibutuhkan.
Melihat maraknya penjualan dan pemasaran melalui media sosial atau
internet, membuat para pelaku bisnis memanfaatkan hal tersebut untuk bidang
makanan. Indonesia merupakan negaara yang kaya akan berbagai jenis
makanan terutama camilan. Produk keripik adalah salah satu camilan yang
banyak digemari dan dinikmati berbagai kalangan. Banyak pula produk
keripik yang sudah beredar di pasaran, termasuk produk Keripik Maicih yang
terletak di Bandung. Produk Keripik Maicih juga dapat ditemukan diberbagai
tempat seperti supermarket, mini market, dan beberapa tempat pusat oleh-
oleh. Keripik Maicih merupakan salah satu produk camilan yang dipasarkan
melalui website dan beberapa media sosial lainnya seperti Facebook dan
Twitter. Keripik Maicih memiliki website yaitu www.maicih.com dan
memiliki twitter dengan account @maicih dan memiliki fanpage di Facebook
dengan nama #maicih. Keripik Maicih selalu memberikan informasi terbaru
tentang produknya yang di informasikan lewat website maupun media sosial.
Pada pengikut Twitter atau biasa disebut followers dari Keripik Maicih
sudah mencapai 323.345. Pada fanpage Facebook milik Keripik Maicih sudah
mencapai 93.743 like yang mengunjungi fanpage Keripik Maicih untuk
melihat berbagai informasi yang diberikan. Selain itu ada pula website yang
menyediakan berbagai macam informasi untuk para konsumen Keripik Maicih
agar dapat mengetahui tentang Keripik Maicih.
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa adanya website atau media
sosial dapat membantu dalam proses pemasaran dari produk Keripik Maicih.
Keripik Maicih menyediakan sarana online untuk para konsumennya agar
dapat berbelanja secara online. Berbelanja atau bertransaksi secara online
memberikan banyak pengaruh positif bagi para konsumennya untuk
menghemat waktu dan energi. Untuk berbelanja via online dibutuhkan koneksi
internet dan sistem yang memadai.
Keberhasilan bisnis online tidak lepas dari niat konsumen untuk
melakukan pembelian secara online. Niat konsumen untuk melakukan
pembelian secara online dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dilihat dari
kualitas sistem dari website maupun media sosial, informasi yang
disajikannya, pelayanan yang baik, kepercayaan yang diberikan, dan kepuasan
pemakainya. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini mengambil
dari dimensi-dimensi sistem informasi dalam e-commerce yaitu kualitas
sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, kepuasan konsumen, dan
pemakai sistem itu sendiri. Diharapkan dapat memberikan rangsangan kepada
konsumen berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen
dalam pembelian Keripik Maicih secara online
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana pengaruh kualitas sistem dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online?
2. Bagaimana pengaruh kualitas sistem penggunaan e-commerce terhadap
kepuasan pemakai sistem untuk membeli Keripik Maicih secara online?
3. Bagaimana pengaruh kepuasan pemakai sistem penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online?
4. Bagaimana pengaruh kualitas informasi dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online?
5. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online?
6. Bagaimana pengaruh pemakai sistem dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh kualitas sistem dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online.
2. Menganalisis pengaruh kualitas sistem dari penggunaan e-commerce
terhadap kepuasan pemakai untuk membeli Keripik Maicih secara online.
3. Menganalisis pengaruh kepuasan pemakai sistem penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online.
4. Menganalisis pengaruh kualitas informasi dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online
5. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dari penggunaan e-commerce
terhadap niat konsumen untuk membeli Keripik Maicih secara online.
6. Menganalisis pengaruh pemakai sistem dari penggunaan e-commerce
terhadap untuk membeli Keripik Maicih secara online.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang
harus ditempuh untuk mendapatkan banyak pengetahuan mengenai e-
commerce dan sekaligus sebagai syarat guna memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Bagi Perusahaan Keripik Maicih penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan agar produk Keripik Maicih dapat lebih memperluas pemasaran.
3. Bagi pembaca atau peminat, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pembanding untuk melakukan penelitian sejenis.
E. Tinjauan Pustaka
1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah teknologi yang menyediakan wahana
transportasi informasi sehingga informasi tersebut dapat disalurkan dalam
waktu yang cepat, tanpa mempermasalahkan jarak tempu dan waktu,
kepada jumlah alamat yang banyak, dengan akurasi yang tinggi, serta
modus yang interaktif. Perkembangan teknologi informasi yang
sedemikian majunya sekarang ini, tidak dapat dipisahkan dari pesatnya
perkembangan teknologi dan kecepatan perubahan yang diakibatkannya,
telah mempengaruhi seluruh kehidupan masyarakat. Perkembangan
teknologi informasi sangat mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat
saat ini (G. Widiadnyana Merati, 1997).
Teknologi informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting
karena sudah banyak organisasi yang menerapkan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatan organisasi. Penerapan teknologi informasi
pada tiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan yang
berbeda karena penerapan TI pada suatu organisasi adalah untuk
mendukung kepentingan usahanya. Adapun yang menjadi tujuan dari
adanya teknologi informasi menurut Sutarman (2009), “untuk
memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan meningkatkan efektivitas
dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan”.
2. Komunikasi Pemasaran
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan
saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang
pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat,
harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif.
Empat kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep Empat P atau
bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah Produk (Product),
Harga (Price), Saluran Distribusi (Place), dan Promosi (Promotion).
Untuk mencapai tujuan pemasaranm keempat unsur tersebut harus saling
mendukung, sehingga keberhasilan di bidang pemasaran diharapkan
diikuti oleh kepuasan konsumen (Fuad.et all, 2006).
Konsep tentang 4P (product, price, place dan promotion) yang
dikenalkan oleh McCharty seiring dengan perkembangan bisnis
mengalami modifikasi khususnya di bidang pemasaran jasa. Dalam
pemasaran jasa, instrumen 4P berkembang menjadi 7P, dimana di
dalamnya ditambahkan orang (people), proses (process) dan bukti fisik
(physical evident) (Lovelock, C.H, dan Wright, L.K. 1999). Adapun
tambahan bauran pemasaran sehingga menjadi 7P secara ringkas adalah
sebagai berikut. Orang orang sangat berperan dalam perusahaan jasa
karena terlibat langsung menyampaikan produk ke pelanggan.
Bagaimanapun kemajuan teknologi, fungsi orang sebagai bagian dari
pelayanan tidak dapat digantikan. Proses menyangkut kegiatan
menggerakkan aktivitas perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Untuk itu, semua aktivitas kerja adalah proses melibatkan prosedur,
jadwal, tugas mekanisme, aktivitas dan rutinitas. Unsur proses yang
dipahami pelanggan dan sesuai dengan yang dijanjikan akan turut
menentukan kepuasan pelanggan. Penampilan fisik suatu perusahaan
sangat berpengaruh sekali terhadap nasabah untuk membeli atau
menggunakan produk jasa yang ditawarkan. (Erida, 2009).
Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk
menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk
barang dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan
menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Oleh karena
itu bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang
paling potensial di dalam memasarkan produk. Strategi bauran pemasaran
yaitu : produk, harga, promosi dan tempat sangat berperan terutama pada
keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan akan
permintaan barang. Didalamya keadaan persaingan yang sangat tajam
dewasa ini terutama dalam pasar pembeli, peranan penetapan harga dan
promosi penjualan sangat penting terutama untuk membangun komitmen
dan loyalitas pelanggan (Selang, 2013).
3. E-commerce
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi begitu pesat. Sebut
saja perkembangan telepon atau telepon seluler dan internet,
keberadaannya memberikan pengaruh bagi berbagai aspek kehidupan.
Baik kehidupan secara individu, sosial maupun yang terkait dengan dunia
usaha. Selain mempermudah dan mempercepat proses komunikasi dan
informasi, teknologi informasi juga dimanfaatkan dalam kegiatan usaha.
Banyak alat komunikasi dan informasi yang digunakan dalam kegiatan
dunia usaha, seperti penggunaan telepon, fax, sms, email, website dan
lain-lain. E-commerce adalah proses transaksi jual beli dengan
menggunakan alat elektronik seperti telepon dan internet (Maryama,
2013).
E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis dengan tujuan
mengambil keuntungam seperti penjualan, pembelian, pelayanan,
informasi, dan perdagangan melalui perantara yaitu melalui suatu jaringan
computer, terutama internet. Adanya e-commerce ini akan memudahkan
costumer untuk dapat melakukan transaksi jual beli tanpa harus datang ke
tempatnya. Manfaat dari penerapan penggunaan e–commerce akan
memberikan gambaran tentang bagaimana teknik sistem penjualan yang
dibutuhkan dalam menghadapi persaingan perusahaan di era globalisasi
saat ini. E-commerce diharapkan mampu memudahkan bagi penjual dalam
membuat laporan rekapitulasi penjualan sehingga laporan dapat dihasilkan
dengan lebih cepat dan akurat (Rejeki et.al, 2011).
E-commerce juga menguntungkan untuk pembeli selain
menguntungkan bagi penjual, karena pembeli tidak perlu jauh-jauh untuk
mencari barang yang diinginkan sehingga hemat dari segi biaya dan
waktu. Selain ada keuntungan ada juga kekurangan-kekurangan dalam
bertransaksi internet. Kekurangan tersebut adalah pembeli tidak bisa
melihat barang secara langsung terkadang dapat menyebabkan persepsi
yang berbeda antara penjual dan pembeli. Hal ini dapat menimbulkan
kekecewaan bagi pembeli (Bpptik Kominfo, 2014).
Pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet diharapkan dapat
memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif
tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut
adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi dan
informasi kedalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi
dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk
adalah dengan menggunakan e-commerce untuk memasarkan berbagai
macam produk atau jasa. Pada penggunaan teknologi tersebut, berbagai
pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen,
pemerintah akan ikut berperan. Semakin matangnya teknologi internet dan
web, teknologi ini meningkatkan kemampuan perusahaan yang canggih
dalam hal komunikasi bisnis dan dalam kemampuannya berbagi informasi,
selain itu berbagi sumber daya lain yang bernilai (Irmawati, 2011).
Perusahaan melaksanakan e-commerce untuk dapat mencapai
perbaikan organisasi secara keseluruhan. Perbaikan ini diharapkan
merupakan hasil dari tiga manfaat utama sebagai berikut yaitu perbaikan
layanan pelanggan sebelum, selama, dan setelah penjualan. Perbaikan
hubungan dengan pemasok dan komunitas keuangan. Peningkatan imbal
hasil ekonomis atas pemegang saham dan investasi pemilik. Manfaat
tersebut akan memberikan kontribusi pada stabilitas keuangan perusahaan
dan memungkinkannya bersaing dengan lebih baik di dalam dunia bisnis
yang semakin luas menerapkan teknologi komputer. E-commerce ialah
sarana pendukung yang kuat dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya (Raymond dan George, 2008).
4. Pemasaran dalam website
Pemasaran media online mulai populer sejalan dengan makin
populernya penggunaan internet. Sebelum adanya pemasaran media
online, kegiatan pemasaran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Akibatnya para perusahaan kecil atau yang baru bertumbuh tidak mampu
melakukan aktivitas pemasaran secara optimal (Lasmadiarta, 2013).
5. Niat Konsumen
Niat yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan suatu
perilaku dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lain. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada variabel niat yaitu pertama, niat dianggap sebagai
penangkap atau perantara faktor motivasional yang mempunyai damoak
pada suatu perilaku. Kedua, niat menunjukkan seberapa keras seseorang
berani mencoba. Ketiga, niat juga menunjukkan seberapa banyak upaya
yang direncanakan seseorang untuk dilakukan (Firdausi, 2002).
Menurut Durianto (2001) terdapat tiga indikator niat beli yang
digunakan untuk pelanggan yaitu pertama, intensitas pencarian informasi
mengenai suatu produk. Kedua, keinginan untuk segera membeli atau
mencari produk. Ketiga, memiliki preferensi bahwa produk tertentu inilah
yang diinginkan.
Minat perilaku adalah suatu keinginan atau minat seseorang untuk
melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan suatu
perilaku jika mempunyai keinginan atau minat untuk melakukannya. minat
perilaku merupakan suatu prediksi yang baik dari penggunaan teknologi
oleh pemakai sistem (Hartono, 2007).
6. Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian
yang dikomnbinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif
sebagai keinginan perilaku. Keputusan sebagai salah satu proses didalam
membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih (Robbin dan Judge, 2008).
Menurut Winardi (2001) keputusan pembelian konsumen
merupakan titik puncak suatu pencarian dari proses evaluasi. Hal ini
menjelaskan bahwa keputusan pembelian adalah kondisi dimana
konsumen dapat memantapkan pilihannya dalam memilih produk sesuai
yang ia harapkan dari awal. Menurut Kotler (2008) konsumen melalui
lima tahapan tersebut dalam setiap pembelian, jelasnya proses pembelian
dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan terus berlangsung lama
sesudahnya. Pelaku bisnis perlu memusatkan perhatian pada proses
pembelian dan bukan pada keputusan pembelian saja.
7. TAM (Technology Acceptance Model)
Menurut Abdalla (2005) TAM memiliki lima buah konstruksi yaitu
Persepsi kemudahan penggunaan, didefinisikan sebagai sejauh mana
seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari
usaha. Persepsi kegunaan, didefinisikan sebagai sejauh mana seorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan
kinerjanya. Sikap terhadap penggunaan teknologi, didefinisikan sebagai
evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan
teknologi. Minat perilaku menggunakan teknologi, didefinisikan sebagai
minat (keinginan) seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
Penggunaan teknologi sesungguhnya dapat diukur melalui kepuasan
pengguna serta jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan
teknologi atau frekuensi penggunaan teknologi tersebut.
Menurut Davis (1989) mendefinisikan persepsi atas kegunaan
sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan
sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja. Persepsi
atas kemudahan penggunaan, secara kontras, mengacu pada suatu
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut
tak perlu bersusah payah. Sikap terhadap penggunaan dalam TAM
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk
penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan
suatu teknologi dalam pekerjaannya.
Meurut Wibowo (2010) Attitude Toward Using dalam TAM
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk
penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan
suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan faktor sikap
sebagai salah satu aspek mempengaruhi perilaku individual. Sikap
seseorang terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan komponen yang
berkaitan dengan perilaku.
8. SEM (Structural Equation Modeling)
Metode SEM merupakan perkembangan dari analisis jalur dan
regresi berganda yang sama-sama merupakan bentuk model analisis
multivariate. Pada analisis yang bersifat asosiatif, multivariate-
korelasional atau kausal-efek. Metode SEM seaakan mematahkan
dominasi penggunaan analisis jalur dan regresi berganda yang telah
digunakan selama beberapa dekade sampai dengan sebelum memasuki
tahun 2000-an (Haryono dan Wardoyo, 2012).
Analisis data dengan SEM dilakukan untuk menjelaskan secara
menyeluruh hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian. SEM
digunakan bukan untuk merancang suatu teori, tetapi untuk memeriksa dan
membenarkan suatu model. Syarat utama menggunakan SEM adalah
membangun suatu model hipotesis, terdiri dari model struktural dan model
pengukuran dalam bentuk diagram jalur yang berdasarkan justufikasi teori.
SEM adalah sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan pengujian
rangkaian hubungan secara simultan. Hubungan itu dibangun antara satu
atau beberapa variabel independen (Santoso, 2011).
9. AMOS (Analisis of Moment Structure)
AMOS adalah salah satu program canggih untuk mengolah model
penelitian teknik manajemen industri dan manajemen yang rumut yang
dikembangkan oleh Dr. J. Arbuckle. AMOS merupakan salah satu
program komputer yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian
metode SEM. Salah satu software yang sesuai untuk jenis Covariance
Based (CB-SEM) yaitu AMOS. Menggunakan fungsi Maximum
Likelihood (ML), CB-SEM berusaha meminimumkan perbedaan antara
Coveriance Matrix Sampel dengan Covariance Matrix prediksi oleh model
teoritis sehingga proses estimasi menghasilkan residual covariance matrix
yang nilainya mendekati nol (Haryono dan Wardoyo, 2012).
Menurut Ghozali (2007) AMOS memiliki beberapa keunggulan
yang diantaranya ialah perhitungan yang rumit akan jauh lebih mudah
dilakukan dibandingkan dengan menggunakan perangkat lunak lainnya.
penggunaan AMOS akan mempercepat dalam membuat spesifikasi,
melihat serta melakukan modifikasi model secara grafik dengan
menggunakan tool yang sederhana. Proses penghitungan dan analisis
menjadi lebih sederhana bahkan orang-orang awam yang bukan ahli
statistik akan dapat menggunakan dan memahami dengan mudah.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Structural Equation Model yang dioperasikan melalui program AMOS.
Alasan menggunakan teknik SEM adalah karena SEM dapat digunakan untuk
menganalisis model penelitian yang memiliki beberapa variabel independen
(exogen) dan dependen (endogen). Metode analisis pada penelitian ini
menggunakan software AMOS (Analisis of Moment Structure). Keunggulan
AMOS diantaranya ialah AMOS memiliki beberapa keunggulan yaitu :
1. Perhitungan yang rumit akan jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan
dengan menggunakan perangkat lunak lainnya.
2. Penggunaan AMOS akan mempercepat dalam membuat spesifikasi,
melihat serta melakukan modifikasi model secara grafik dengan
menggunakan tool yang sederhana.
3. Proses perhitungan dan analisis menjadi lebih sederhana bahkan orang-
orang awam yang bukan ahli statistik akan dapat menggunakan dan
memahami dengan mudah (Ghozali, 2007).
Proses pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan
permodalan Structural Equation Model (SEM) adalah sebagai berikut :
1. Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin,
2000). Uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan dan
kecermatan instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya
(Cooper dan Schindler, 2006). Factor loading yang digunakan dalam
uji validitas penelitian ini adalah sebesar > 0.50, sehingga item
pertanyaan yang memiliki factor loading kurang dari 0.50 dianggap
tidak valid dan tidak akan diikut sertakan dalam pengukuran. Asumsi
yang mendasari dilakukannya analisis faktor adalah data matrik harus
memiliki korelasi yang cukup. Interkorelasi antar variabel antar
variabel akan dideteksi dengan Kaiser Mayer Olkin Measure of
Sampling Adequacy (KMO MSA). Untuk dapat dilanjutkan kepada uji
validitas, nilai KMO harus > 0.50 (Ghozali, 2015).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan atau
tingkat konsistensi internal dari instrument atau kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Menurut Sekaran (2003) tingkatan reliabilitas dibagi dengan kriteria
alpha atau r hitung sebagai berikut :
1) 0.80-1.0 maka reliabilitas dikatakan baik
2) 0.60-0-799 maka reliabilitas dapat diterima
3) Kurang dari 0.60 maka reliabilitas dikatakan kurang baik
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalis Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
cara menggunakan nilai pada tabel normalitas yang dihasilkan dari
program AMOS terhadap value (nilai Z) yang setara dengan nilai
Critical Ratio (CR) pada level signifikan 1% yaitu sebesar 2.58. Jika
nilai Critical Ratio yang dihasilkan dari setiap variabel penelitian lebih
kecil daripada 2.58 maka distribusi data adalah normal (Sanusi, 2011).
Data yang tidak normal akan menyebabkan menurunnya nilai
indeks goodness-of-fit dari model dan mengakibatkan hasil uji statistik
menjadi bias. Apabila distribusi data tidak normal. Maka sebelum
diambil treatment-treatment tertentu dapat dilihat terlebih dahulu
sebaran data apakah terdapat outliers atau tidak (Santoso, 2007).
b. Uji Outlier
Uji outliers digunakan untuk mengidentifikasi tingkat sebaran
data diluar titik normal. Analisis terhadap outliers dapat dievaluasi
dengan dua cara yaitu : (1) terhadap unvariate outliers, (2) terhadap
multivariate outliers (Ferdinand, 2005).
Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan
menggunakan kriteria Jarak Mahalnobis pada tingkat signifikasi
p<0.001. Jarak Mahalnobis dievaluasi menggunakan chi-square (x2)
pada derajat bebas sebesar jumlah variabel indikator yang digunakan
dalam penelitian. Jika observasi menunjukkan nilai mahalnobis
distance lebih besar daripada x2 maka (data) diidentifikasi sebagai
multivariate outlier (Sanusi, 2011).
3. Uji Measurement Model
Measurement model adalah proses pemodelan dalam penelitian
yang diarahkan untuk menyelidiki unidimensionalitas dari indikator-
indikator yang menjelaskan sebuah variabel laten. Tujuan pengujian
adalah untuk mengukur kuatnya struktur dimensi-dimensi yang
membentuk sebuah faktor. Teknik analisis ini disebut confirmatory factor
(Haryono dan Wardoyo, 2012).
4. Uji Goodness-of-fit
Model Persamaan Struktural atau Structural Equation Model
adalah sekumpulan teknik-teknik starikal yang memungkinkan pengujian
sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit”, secara simultan. Menurut
Haryono dan Wardoyo (2012) Goodness-of-fit mengukur kesesuaian input
observasi atau sesungguhnya (matrik kovarian atau korelasi) dengan
prediksi dari model yang diajukan (propossed model).
Model struktural dikategorikan sebagai good fit apabila memenuhi
beberapa persyaratan berikut ini :
a. Chi-Square Statistic (x2)
Uji statistika Chi-Square (x2) digunakan untuk menguji kelayakan
model analisis faktor konfirmatori. Apabila nilai Chi-Square (x2) besar
dan siginificance level > 0.05 atau (p > 0.05) perlu untuk dilihat lebih
lanjut seberapa besar ketidakcoccokannya. Jika ketidakcocokannya
kecil, dapat dinyatakan bahwa matrik input yang diprediksi memiliki
tingkat kecocokan yang baik dengan matrik input yang sebenarnya.
b. Significance Probability
Nilai level probabilitas model yang baik nilai signifikansi > 0.05.
c. Normed Chi Square (CMIN/DF)
CMIN/DF adalah nilai Chi-Square dibagi dengan degree of
freedom. Nilai rasio yang direkomendasikan adalah < 2.
d. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) merupakan
ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistik chi-square
menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Sebagai rule of
tumb untuk melihat kelayakan model, cut off value adalah bila
RMSEA < 0.008 atau lebih kecil maka model dianggap layak.
Sebaliknya jika nilai diatas 0.08 maka model dianggap tidak layak.
Model yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Kepuasan Pemakai Kualitas Sistem
Kualitas Informasi
Kualitas Pelayanan
Niat Konsumen untuk Membeli Keripik Maicih secara Online
e. Goodness of Fit Indeks (GFI)
Goodness of Fit Indeks (GFI) yaitu ukuran non-statistik yang
nilainya berkisar dari nilai 0 sampai 1. Nilai GFI yang
direkomendasikan > 0.90 merupakan good fit (kecocokan yang baik).
f. Adjusted GFI (AGFI)
Adjusted goodness of fit indeks merupakan uji kelayakan GFI
yang disesuaikan. Nilai AGFI yang direkomendasikan adalah > 0.90.
g. Tucker Lewis Indeks (TLI)
Tucker Lewis Indeks (TLI) pertama kali sebagai sarana untuk
mengevaluasi analisis faktor yang kemudian diperluas untuk SEM.
Nilai TLI berkisar antara 0 sampai 1.0 dengan nilai TLI > 0.90
menunjukkan good fit. Nilai TLI direkomendasikan adalah > 0.90.
h. Comparative Fit Indeks (CFI)
Comparative Fit Indeks (CFI) digunakan untuk mengukur
tingkat penerimaan model. Nilai CFI berkisar dari 0 sampai 1. Nilai
CFI yang direkomendasikan adalah > 0.90 menunjukkan good fit.
5. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi SEM dan kesesuaian model,
selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis hubungan kualitas variabel
penelitian. Hasil uji hipotesis hubungan didasarkan pada nilai probabilitas.
Pengujian memperhatikan nilai probabilitas (p) untuk masing-masing nilai
regression weight yang kemudian dibandingkan dengan nilai level
signifikansi a = 0.05. Keputusan yang diambil, hipotesis penelitian
diterima jika nilai probabilitas (p) lebih kecil daripada nilai a = 0.05
(Sanusi, 2011).
Pemakai Sistem
DAFTAR PUSTAKA
Merati, G. Widadnyana. 1997. Perpustakaan dalam Era Teknomogi Informasi. Makalah Seminar Internet. Bandung
Sutarman. 2009. Teknologi Informasi dalam Bisnis. Grasindo. Jakarta.
Fuad M, Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus. 2006. Pengantar Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Erida. 2009. Pengaruh Kepuasan Konsumen dan Insentif terhadap Perilaku WOM (Word-Of-Mouth) Konsumen Jasa Angkutan Penumpang Bis Antar Kota Antar Propinsi Kelas Eksekutif di Bandung. Vol. 1 No.1 Jurnal Manajemen Pemasaran Modern
Selang Christian AD. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaaruhnya terhadap Loyalitas Konsumen pada Freshmart Bah Mall Manado. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 71-80. Jurnal EMBA
Maryama S 2013. Penerapan E-commerce dalam Meningkatkan Daya Saing Usaha. Jurnal Liquidity. Vol 2 No. 1 hal 73-79.
Rejeki, Rara S A, Utomo, Agus P, Susanti, Stefiana S. 2011. Perancangan Dan Pengaplikasian Sistem Penjualan “Distro Smith” Berbasis E-commerce. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Vol.16, No.1, Juli 2011 : 150-159 ISSN : 08549524. Universitas Stikubank : Semarang.
Bpptik Kominfo, 2014. E-commerce. bpptik.kominfo.go.id/2014/12/19/645/e-commerce/. Diakses pada Jumat 30 Oktober 2015 Pukul 05.33 WIB.
Irmawati D. 2011. Pemanfaatan E-commerce dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis ISSN 2085-1375. Edisi Ke-VI.
Raymond M, Jr dan George PS, 2008. Sistem Informasi Manajemen Edisi 10. Salemba Empat: Jakarta.
Lasmadiarta. 2013. Pemasaran dalam Media Online di Indonesia. http://nouriesblog.blogspot.co.id/2013/01/pemasaran-media-online.html Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
Firdausi, N. 2012. Analisis Finansial Distress denga Pendekatan Data Mining pada Industri Manufaktur Go-Public di Indonesia. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industi FTI-ITS : Surabaya.
Durianto, D. 2003. Inovasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Hartono, J. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. PT. Andi : Yogyakarta.
Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Raja Grafind Persada : Jakarta
Kotler, P, dan Armstrong, G. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua belas Jilid 1. PT.Indeks : Jakarta.
Davis, Fred D. 1989. Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly Vol. 13 No. 3.
Wibowo, Arif. 2010. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Universitas Budi Luhur.
Haryono, S dan Waryono. 2012. Structural Equation Modeling untuk Penelitian Manajemen Menggunakan AMOS. PT. Intermedia Personalia Utama : Bekasi.
Santoso, S. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Multivarien. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Ghozali, I dan Fuad. 2005. Structural Equation Modeling. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Ferdinan, A. 2005. Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. BP UNDIP. Semarang
Robbins, Stephen P dan Timothy A, Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi Keduabelas. Salemba Empat : Jakarta.