Sword Art Online Jilid 11 Alicization Turning Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Source: Baka-Tsuki

Citation preview

  • Sword Art Online Jilid 11 Alicization Turning

    KONTEN

    Illustrasi Novel

    Bab 5 Segel dalam Mata Kanan

    Part 1

    Part 2

    Part 3

    Part 4

    Part 5

    Selingan III

    Bab 6 Ksatria dan Tahanan

    Part 1

    Part 2

    Part 3

    Catatan Pengarang

    Note : Taboo Index=Index Tabu=Daftar Larangan

    Sacred Arts=Seni Suci=Sihir Suci

  • Bab 5 Segel Dalam Mata Kanan

    Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380

    Part 1

    Underworld.

    Itu adalah nama dari dunia ini. Itu bukanlah pengetahuan yang umum, tapi yang

    jarang didengar, jadi banyak mahluk hidup yang tinggal tanpa mengetahui asal

    nama itu.

    Dunia manusia mengacu pada lingkaran yang sempurna dengan diameter satu

    dan seluas setengah dari seribu km tepat di tengah Underworld. Dan itu dikelilingi

    oleh Gunung tinggi di Ujung dan lebih dari itu, ada sebuah daerah dimana yang

    bukan manusia tinggal seperti goblins dan orcs, Dark Territory, jangan

    menjangkaunya adalah suatu hal yang umum, tapi sebenarnya tidak ada manusia

    yang dapat melihatnya dengan mata mereka sendiri.

    Dunia Manusia dibagi menjadi empat kerajaan dan satu yang memerintah di utara

    adalah Norlangarth North Empire, dengan tanah yang subur, hutan yang dalam

    dan banyak danau. Di ujung selatan kerajaan itu dan berbentuk seperti kipas, di

    bagian ujungnya. ada ibu kota kerajaan, Centoria Utara. Kerajaan lainnya

    memiliki struktur yang sama, jadi empat ibu kota kerajaan bersatu menjadi satu

    bagian, sebuah lingkaran kecil di Dunia Manusia, banyak orang menyebutnya

    Centoria Pusat.

    Sekali lagi, di pusat Centoria ada sebuah menara suci yang disebut Pusat Dunia

    Gereja Axiom yang memegang kekuasaan empat kerajaan, memerintah dunia

    manusia dengan hukum yang pasti yakni, Taboo Index, dan kekuatan militer

    yang pasti yang disebut, Integrity Knights. Struktur dari sebuah kemegahan

    hampir mencapai Solus di langit yang dapat dikatakan sebagai pusat dari Dunia

    Manusia, di setiap perkataan. Dengan kata lain, itu mungkin bisa disebut sebagai

    pusat dari Underworld.

    Itu adalah tentang dunia ini, yang dimengerti oleh Eugeo.

  • Sudah dua tahun sejak dia memulai petualangannya menuju selatan bersama

    patnernya Kirito, dari desa kecil Rulid di ujung utara kerajaan utara hingga musim

    semi tahun ini.

    Dan mereka diberi pengangkatan menjadi penjaga regu di kota terbesar di bagian

    utara, lalu melanjutkan ke pusat kerajaan dengan surat rekomendasi yang ditulis

    oleh komandan mereka di musim semi tahun lalu. Melalui ujian masuk untuk

    semua swordsman terkemuka di institut pelatihan kerajaan, Akademi Master

    Pedang Centoria Utara, dan dengan rajin melatih diri mereka sendiri dan selama

    satu tahun mengabdi menjadi novice trainees, mereka bahkan masuk dalam

    rangking dua belas besar ujian promosi di akhir tahun.

    Kedua belas dari mereka tidak diberi pengangkatan sebagai advanced trainees, tapi

    sebagai siswa teladan yang disebut elite swordsmen-in-training. Mereka

    disediakan asrama dengan arena pelatihan yang sangat luas hanya untuk digunakan

    oleh mereka dan boleh digunakan sebanyak apapun tanpa terikat oleh peraturan

    akademi, menghabiskan satu tahun untuk latihan agar berpartisipasi di Turnamen

    Kerajaan Ilmu Pedang, adalah tujuan utama oleh semua siswa akademi.

    Mendengar berbagai macam pelajaran dan petunjuk ilmu pedang, dengan latihan

    sendiri setelahnya yang sangat susah, tapi hari itu seperti mimpi bagi Eugeo. Jika

    dia tidak bertemu dengan pemuda asing bernama Kirito dua tahun lalu, dia

    mungkin hidup dengan setiap hari mengayun kapak untuk memotong kayu dari

    pagi sampai malam, melanjutkan sacred task sampai mundur karena usia tua.

    Dia dapat melanjutkan untuk tujuannya, bersosialisasi dengan bangsawan muda di

    pusat kerajaan, belajar ilmu pedang dan sacred arts, meskipun hanya memiliki

    waktu yang sedikit.

    Tidak seperti muridnya, tujuan Eugeo bukanlah menjadi juara di Turnamen

    Persatuan Empat Kerajaan dan diangkat sebagai Integrity Knight yang terhormat.

    Tapi menjadi knight dan melewati pintu Katedral Gereja Axiom Pusat dimana

    bahkan bangsawan kelas satu tidak bisa melewatinya, dan itu untuk dapat bertemu

    lagi dengan, Alice Schuberg, seorang gadis yang menjadi teman masa kecilnya

    yang telah dibawa menuju Katedral pada saat itu.

    Dia pernah sekali untuk menyerah, orang yang menunjukkan untuk mengejar

    tujuannya sejauh apapun adalah patnernya, Kirito. Mereka dapat melalui berbagai

    rintangan yang menghadang mereka dengan kombinasi kekuatan mereka selama

  • dua tahun. Dengan Eugeo mengajarkan berbagai aturan pada Kirito yang telah

    kehilangan ingatannya, dimulai dari Hukum Dasar Kerajaan, dan Kirito

    mengajarkan Eugeo tentang ilmu pedangnya yang unik, Aincrad-style, mereka

    bertahan sampai hari ini dengan sikap yang santai, seperti mereka adalah saudara...

    bukan, saudara kembar.

    Sampai sekarang, sebagai elite swordsmen-in-training, Eugeo dan Kirito masih

    tinggal di kamar yang sama tepat di asrama. Katanya, mereka hanya berbagi kamar

    dengan kasur yang terpisah. Eugeo masih memiliki perasaan bersalah karena

    meninggalkan kasur empuk yang dia tinggalkan di rumahnya di Rulid yang bahkan

    tidak dapat menahan lilin, sebuah pemandian mewah dimana dia dapat

    menggunakan air panas sebanyak dia mau dan makanan berlimpah yang

    disediakan di ruang makan yang dapat dipesan sesuai keinginan mereka, tapi

    sepertinya Kirito dapat terbiasa dengan cepat.

    Tapi yang menjadi masalah yang harus dihadapi Eugeo adalah.

    Yaitu keistimewaan yang diberikan kepada dua belas orang elite swordsmen-in-

    training akademi tidak hanya asrama yang eksklusif. Seorang, sebagai contoh

    novice trainee akan menjaga mereka sebagai valet mereka. Eugeo yang pernah

    menjadi seperti ini, dan membantu senior swordsman di tahun sebelumnya, dan itu

    bukan masalah atau mungkin, dia pikir itu sangat menyenangkan, tapi itu

    menjadi cerita lain bila keadaan itu diputar.

    Untuk trainee yang menjadi valetnya tahun ini adalah Tizei Shtolienen, lahir

    sebagai bangsawan kelas enam, dia seperti gadis pada umumnya yang baru

    memasuki umur enam belas tahun. Untuk Kirito orang yang menjadi valetnya

    adalah Ronie Arabel, gadis yang berumur enam belas tahun yang juga lahir sebagai

    bangsawan kelas enam, mereka membuat keadaan mereka yang sukar karena

    berasal dari desa.

    Dia bahkan tidak memiliki keluhan terhadap Tizei. Gadis yang memiliki rambut

    merah seperti api dan matanya memiliki warna yang sama yang jarang ada di utara,

    yang bersemangat, antusias dan rajin serta membuat banyak kejadian dimana

    gurunya yakni Eugeo, justru berakhir mempelajari sesuatu darinya. Tetapi

    menjadi orang yang ditunggu oleh seseorang yang lebih muda tiga tahun, yang tak

    perlu dibilang berasal dari kelas bangsawan dan juga perempuan, tidak seperti

    situasi yang dia biasa hadapi di waktu itu. Setiap hari dihabiskan dengan pemikiran

  • "Aku akan mengatasi hal itu, jadi jangan khawatir" dan Tizei menjawab "Tidak, ini

    seharusnya dikerjakan oleh valet!"

    Situasi Kirito sepertinya hampir sama, sehingga dia membuat kebiasaan untuk

    segera menghilang ketika Ronie datang untuk merapikan kamar, itu terjadi selama

    satu bulantetapi.

    Hari ini tanggal 17 bulan 5 Kalender Dunia Manusia 380, Kirito akhirnya

    kembali tanpa alasan tertentu tepat saat Tizei dan Ronie selesai membersihkan

    kamar mereka, memegang sebuah tas besar yang ada di tangannya. Di dalamnya

    ada pie madu dari sebuah restoran di Jalan Selatan ketiga dan di Distrik keenam di

    Centoria Utara, The Deer Leap, yang sangat terkenal bagi mereka, dan Kirito

    mengambil dua untuk Eugeo dan dirinya sendiri sebelum menyerahkan sisanya ke

    Ronie dan Tizie sambil berkata "Pergilah dan bagikan ini untuk teman-temanmu

    yang ada di kamarmu".

    Novice trainees tidak pernah keluar kecuali saat istirahat, dan tentu saja mereka

    tidak dapat membeli makanan di luar. Kedua gadis itu tentu saja langsung senang

    karena diberi makanan, membuat Eugeo melihat mereka berlari ke asrama novice

    trainees untuk pertama kalinya.

    Membuat hubungan dengan valet trainees dan memberikan mereka saran umum

    untuk meningkatkan kemampuan ilmu pedang mereka juga bagian dari tugas

    swordsmen-in-training, jadi pie madu itu juga bagian dari tugas Kiritotapi mesti

    begitu, pikiran Eugeo sedang memandang patner berambut hitamnya yang ada

    disampingnya, juga sedang memakan pie itu dengan ekspresi tenang sebelum

    berbicara.

    "Baiklah sekarang, Eugeo-kun, bagaimana kalau kita melakukan latihan ringan

    sebelum makan malam?"

    "Aku sama sekali tidak keberatan tentang hal itu. Tapi besok adalah ujian sacred

    arts tingkat lanjut. Dan meskipun kau tidak pelu memikirkan tentang ujian tertulis,

    ada sebuah ujian praktik Elemen es yang kau tidak kuasai."

    "Ugh......"

    Tangan Kirito, pada saat hendak memegang pedang kayu yang digunakan untuk

    latihan, langsung terdiam setelah mengatakan hal itu. Sepertinya dia masih

    bimbang perkataannya, ingin melanjutkannya, tapi dengan cepat Kirito

  • menurunkan tangannya sambil menghela nafas, sebelum bersuara dengan nada

    yang dalam.

    "Huuh, kenapa aku harus belajar untuk ujian setelah berjuang sejauh ini..."

    Apa yang dikatakan Kirito betul, dia bahkan tidak menyangka bahwa dia harus

    belajar sacred arts di pusat kerajaan setelah dia mengayun kapak untuk memotong

    kayu di desa Rulid. Di betul-betul setuju tentang latihan pedang jauh lebih

    menyenangkan dibanding menghapal sihir yang rumit, tapi dengan terus gagal di

    ujian akademi, maka kualifikasi untuk mendapat rekomendasi masuk turnamen

    akan hilang meskipun sebagus apapun ilmu pedang mereka.

    Dan patner Eugeo yang sudah mengerti semua meskipun tanpa dia menjelaskan

    itu, sambil menyisir rambutnya, dia mengenakan jaket hitam sebagai seragam

    sekolahnya sebelum berbicara dengan nada rendah.

    "Eugeo-kun. Aku akan berusaha belajar dengan segenap kemampuanku dari

    malam hingga lampu dimatikan, jadi bisakah kau membantuku untuk mengambil

    makananku di ruang makan?"

    "Baiklah. ...Kau seharusnya mengatakan itu dengan suara normal."

    "Aku tidak bisa apa-apa selain setuju tentang masalah ini. Tetapi, ada beberapa

    orang yang dapat melakukan itu, kau tahu..."

    Setelah berkata seperti suatu filosofi, Kirito segera keluar dari ruang tamu dan

    menghilang menuju kamarnya melalui pintu utara.

    Tidak seperti asrama novice trainee yang mereka pernah tinggali satu tahun dan

    satu bulan yang lalu, asrama elite swordsmen-in-training berbentuk lingkaran

    sempurna. Itu adalah bangunan tingkat tiga dengan atrium di tengah, sebuah

    koridor yang membentuk cincin yang mengelilingi bagian luar, dan ruangan

    dimana dua belas orang swordsmen-in-training tinggal yang berjejer dari ujung

    selatan.

    Lantai pertama terdiri dari ruang makan dan pemandian, sementara lantai dua dan

    tiga hanya memiliki enam kamar di setiap lantainya untuk muridnya. Itu tergabung

    dengan ruang tamu di setiap antara dua kamar dan kamar Eugeo dan Kirito tepat di

    lantai tiga.

  • Ruangan itu sudah diatur sesuai dengan nomor rangking di ujian sekolah tahun

    pertama, dengan ruangan pertama yakni 301, dan disebelah baratnya di lantai tiga

    ada ruangan ketiga yakni 302... dan itu berlanjut seperti itu, untuk murid yang

    kedua belas berada di kamar 206, di lantai dua. Untuk Eugeo yakni kamar 305 dan

    Kirito kamar 306, itu berarti Eugeo rangking 5 dari 120 novice trainees, sementara

    Kirito rangking 6 dengan nilainya.

    Keduanya sukses untuk mendapat ruangan yang tersambung dengan kemampuan,

    tapi setengahnya sepertinya cukup beruntung. Tentu saja, mereka bermaksud dari

    awal untuk mendapat rangking 1 dan 2 untuk mereka tapi mereka tidak punya

    pilihan lain untuk melanjutkan, meskipun mereka berusaha sekuat apapunKirito

    mendapat rangking 4 dengan pertandingan resmi dengan instruktur, ketika Eugeo

    hanya mendapat rangking 5, yang membuat mereka berakhir dengan mendapat

    kamar terpisah, tapi Kirito kehilangan nilai di perfoma style dan ujian sacred arts,

    membuatnya mendapat rangking 6.

    Hasilnya, tujuan untuk mendapat kamar yang terhubung telah tercapai, tapi

    mengkhawatirkan pelajaran lain akan tertinggal.

    Setelah itu, dalam waktu satu tahun...tidak, hanya tersisa sepuluh bulan sebelum

    upacara kelulusan mereka harus mendapat rangking 1 dan 2, supaya dapat

    berpartisipasi dalam Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang. Kirito memiliki rangking 7

    dan Eugeo rangking 8, ketika mereka masuk, jadi mereka meningkat, tapi

    memikirkan empat orang lagi yang harus dilewati, itu membuat mereka tidak dapat

    berpikir optimis.

    Tapi ditempat lain, Kirito masih tenang, terlihat seolah menjadi elite swordsman-

    in-training baginya seperti sudah menang, Itu tidak terlihat alasan seperti percaya

    diri, apa yang dapat menentukan rangking untuk swordsmen-in-training bukan

    melalui ujian yang memiliki nilai, melainkan pertandingan resmi yang diadakan

    empat kali dalam satu tahun. Pertandingan ini tidak menghadapi instruktur namun

    justru melawan murid, jadi kriteria seperti itu dan tidak diperhatikan, membuat

    kemenangan dengan mengalahkan lawan.

    Dan semua aspek yang tidak normal itu yang berasal dari patnernya yang membuat

    dirinya menang di pertandingan pertama, ketika mereka masih novice trainees dua

    bulan lalu, melawan pemimpin elite swordsman-in-training pada saat itu.

    Sebenarnya, itu berakhir seri oleh kerajaan, tapi biakn berate salah bila Kirito

  • menang. Tidak perlu dibilang bahwa lawannya adalah instruktur dari Imperial

    Knight Order selama beberapa generasi, dan pengguna Mighty Sword yang tidak

    dapat dipercaya.

    Dia yang mengajarkan ilmu pedang Aincrad-style yang hanya diketahui oleh Kirito

    selama dua tahun sampai sekarang, membuat Eugeo tidak percaya pada

    kemampuanya dalam ilmu pedang. Tetapi, akan jadi lain ceritanya jika kau

    bertanya padanya jika dia dianggap sebangai patnernya. Hingga sekarang sebelum

    ujian tertulis, dia tidak ada niat untuk melewatkan latihan hariannya.

    Dia biasanya latihan dengan patnernya di ruangannya untuk mengasah

    kemampuannya selama setiap malam, jadi Eugeo tidak tertarik dengan apapun di

    ruangan itu, selain pedang kayunya.

    Di sisi lain koridor dalam membentuk suatu lingkaran besar dengan atrium yang

    meluas dari lantai satu sampai lantai tiga, dengan matahari terbenanam yang indah

    yang dapat dilihat dari ruangan itu. Tidak ada bangunan yang seindah ini di kota

    Zakkaria, membiarkan desa Rulid dimana dia berasal. Bahkan tiang kayunya

    dipoles, kayu berkualitas tinggi dan seni yang tidak bisa diukur yang terukir di

    tiang itu, dengan sejarah kerajaannya yang terukir.

    Tidak peduli bagaimana aku memberitahu mereka bahwa aku tinggal di

    bangunan mewah, bahkan memiliki seseorang yang terus membantuku, bahkan

    teman-temanku tidak akan percaya padaku, huh.

    Eugeo berpikir seperti itu saat dia berjalan di koridor panjang.

    Kami mungkin elite swordsmen-in-training, tapi level kemewahan ini sudah jauh

    dari pemikiran seorang siswa. Jika aku adalah swordsman berpengalaman, dan

    memberikan hasil bagus di Turnamen Persatuan atau lebih dari itu, satu dari

    Integrity Knights di Gereja Axiom, yang memiliki kuasa penuh yang bahkan

    melebihi empat raja, jadi cukup bayangkan saja kehidupan mewah yang harus aku

    jalani?

    "...Oof, tidak bagus."

    Eugeo mengetuk kepalanya sendiri dengan pedang kayunya yang dia taruh

    dibahunya.

    Setahun telah berlalu sejak dia mendaftar dan mungkin dia telah terbiasa dengan

    hidup di akademi, ada sebuah waktu dimana dia hampir kehilangan perasaan itu

  • ketika dia mulai berpetualang meninggalkan desanya. Dia disini bukan untuk

    mendapat reputasi dan kehormatan sebagai swordsman.

    "...Alice..."

    Saat dia menasihati dirinya sendiri, dia mengatakan nama orang yang sangat

    penting baginya.

    Tinggal disini, memenangkan pertandingan resmi, dan bahkan dia ingin menjadi

    Integrity Knight, tidak ada yang tahu hasil akhirnya, tapi dengan proses itu. Untuk

    mengambil kembali teman masa kecilnya yang berambut pirang, yang seharusnya

    masih ada di Katedral Gereja Axiom Pusat

    Setelah turun ke lantai satu melalui tangga yang dibangun di bagian utara

    bangunan tersebut, Eugeo segera menuju arena pelatihan disamping asrama

    tersebut. Ini juga, hanya boleh digunakan untuk elite swordsmen-in-training. Dia

    mengayun pedang kayunya di tempat besar itu, di tempat pelatihan itu ada sebuah

    tempat terbuka dimana dia menggunakannya ketika dia masih menjadi novice

    trainee, tapi sekarang dia bisa latihan di arena pelatihan yang terang dan luas,

    selama yang dia mau.

    Membuka pintu di tempat masuk, aroma yang menyegarkan dari lantai yang

    diperbarui setiap tahun menyambut Eugeo. Sementara berdiri, dia mengambil nafas

    sebelum dia berhenti bernafas. Dia dapat merasakan pusing, bercampur dengan

    sensasi yang tercampur di udara.

    Ketika dia keluar dari ruangan kecil yang digunakan untuk berganti pakaian,

    menuju ke arena, perasaan pusing itu menjadi kenyataan.

    Dua orang murid yang tepat ada di tengah arena pelatihan yang memiliki lantai

    kayu itu menyadari keberadaan Eugeo dan mengarahkan pandangannya dengan

    pandangan marah. Mungkin mereka masih dalam latihan style, salah satu dari

    mereka masih memegang pedang kayu, sementara yang lain masih dalam posisi

    siaga, tapi keduanya langsung menurunkan kedua tangannya dengan lambat.

    Kau tidak perlu curiga, aku tidak akan mencuri tehnikmu, memiliki pemikiran

    yang seperti itu dipikirannya, Eugeo dengan cepat mengerti dan segerea menuju

    ujung arena. Dia berpikir mereka akan menghiraukannya, tapi karena suatu alasan,

    salah satunya datang dengan cepat dan segera membuka mulut mereka untuk

    berbicara.

  • "Oh, Swordsman-in-training Eugeo...apa kau sendirian malam ini?"

    Orang yang memanggilnya adalah orang yang memegang pedang, dia mengenakan

    seragam warna merah yang menutupi badannya dan tubuh yang tinggi dengan

    rambut panjang dan bergelombang yang terlihat turun. Sebuah senyuman muncul

    di wajahnya tanpa paksaan, tapi perkataannya terhenti setelah kata Eugeo yang

    memang tidak mempunyai nama keluarga karena lahir di keluarga petani.

    Menjawab pertanyaan dengan gangguan itu hanya akan mengurangi waktunya

    untuk berlatih, jadi Eugeo membalas salam dengan ekspresi yang dibuat-buat.

    "Selamat sore, Swordsman-in-training Antinous. Ya, sebetulnya, teman sekamarku

    masih..."

    Tetapi, kata-kata itu langsung dipotong oleh siswa yang lain dengan suara yang

    keras.

    "Berani sekali! Ketika memanggil Raios-dono dengan nama, pastikan gunakan

    juga kata Head Swordsman-in-training!"

    Mengalihkan pandangan kepada orang yang memakai seragam kuning dengan

    rambut abu-abunya yang memakai minyak, dia hanya sedikit mengeluh meskipun

    dia sudah tahu.

    "Mohon maaf yang sebesar-besarnya, Swordsman-in-training Zizek."

    Pada saat itu, orang itu kehilangan kendalinya dan berteriak setelah mengambil

    langkah.

    "Dan kau masih mengulang perkataan itu! Ketika memanggilku, kau juga harus

    menggunakan second-ranked! Atau kau tidak memiliki hormat terhadap sejarah

    dan tradisi akademi ilmu pedang yang terhormat..."

    "Ayolah, tidak perlu bersikap formal, Humbert."

    Bahunya yang ditepuk dari belakang, membuat dia diam dan kembali.

    Mengindikasi dari kata-kata tadi, orang yang berambut abu-abu ini Humbert Zizek

    yang mendapat rangking dua di antara dua belas orang swordsman-in-training di

    asrama ini. Dan orang yang berambut pirang itu, Raios Antinous, yang menjadi

    head elite swordsman-in-training, dan memiliki rangking satu. Dengan kata lain,

    bulan lalu, Raios mengambil posisi pemimpin dari pemimpin sebelumnya yang

    pernah bertanding dengan Kirito, Uolo Levanteinn.

  • Memikirkan tentang Uolo yang memiliki kepribadian militer seperti Raios, seorang

    yang tidak dapat dikatakan sebagai contoh pemimpin dari keluarga terpandang

    yang tinggi juga dengan kesombongannya, ilmu pedang mereka cenderung sama.

    Mungkin itu normal, mempertimbangkan mereka menggunakan, High Norkia

    Style, meskipun itu tidak menyenangkan untuk diketahui berpengalaman, jika

    berbicara tentang dia secara positif, atau lebih tepat, secara negatif, Raios dilatih

    dengan ilmu pedang Mighty Sword untuk mengalahkan dalam satu serangan,

    seperti Uolo.

    Kirito memberitahu di diskusi sebelumnya tentang masalah itu. Setengah dari itu

    mungkin dibalik pedang itu siswa yang lahir di keluarga bangsawan kelas atas

    pasti memiliki harga diri yang tinggi yang mereka tanamkan sejak kecil. Raios

    dengan kemampuan pedangnya serta latihannya mungkin tidak dapat mencapai

    Uolo, namun harga dirinya justru lebih tinggi. Meskipun beban yang ada di pedang

    Raios justru lebih besar.

    Tetapi, apa yang disebut dengan harga diri, mungkin bisa dibilang tingkatan?

    Jika mereka mempunyai harga diri yang tinggi, kenapa mereka hanya

    memperlihatkan sesuatu yang hanya sedikit menggangu?

    Ketika Eugeo bertanya seperti itu, Kirito sedikit tidak yakin menjawab setelah

    terdiam beberapa saat.

    Harga diri adalah suatu beban yang berkelanjutan untuk diri sendiri. Tapi harga

    diri tidak terbatas itu saja. Raios dan lainnya pasti memiliki harga diri yang tinggi

    yang membandingkan dengan yang lain. Karena itu, mereka menunjukkan pada

    kita yang tidak terlahir sebagai bangsawan atau bahkan tidak lahir di ibu kota. Atau

    jika memikirkan terbalik, mereka akan menunjukkan harga diri mereka tanpa

    melakukan itu.

    Kata-kata dari Kirito mungkin terlalu rumit bagi Eugeo, tapi dia mengerti sesuatu

    jika dia menyinggung harga diri Raios and Humbert dengan bersikap tidak sopan,

    maka kekuatan pedang mereka semakin kuat.

    Pemikirannya itu juga datang bersama dengan jawabannya tentang provokasi dan

    kesombongan di pikirannya, tapi tidak seperti patnernya, Eugeo selalu memikirkan

    dimana batas dari kekerasan yang terbentang di peraturan akademi, meskipun

    terjadi di pertarungan resmi dari awal.

  • Lalu, meskipun Eugeo sedikit menyesal dengan kehidupannya sebelumnya, dia

    masih memiliki keberanian untuk menunjukkan rasa terima kasihnya sebelum dia

    menuju ujung tempat latihan itu sekali lagi.

    Ketika melangkah melewati lantai yang terbuat dari kayu yang baru saja dibuat

    dengan memotong pohon yang ada di hutan dekat ibu kota dengan banyak nyawa

    yang tersisa, perasaan aneh itu dengan cepat menghilang. Di ibu kota dimana

    bangunannya rata-rata terbuar dari batu, sebuah tempat untuk menikmati aroma

    dari kayu sangatlah menyenangkan.

    Raios dan Humbert mungkin mempelajari ilmu pedang dari private tutor sejak

    muda, tapi meski aku mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar sebanyak

    2000 kali setiap hari selama tujuh tahun di hutan Rulid. Mungkin aku tidak

    memiliki harga diri yang cukup tinggi, tapi aku pasti memiliki harga diri. ... Hmm,

    meskipun aku tidak mengayun pedang melainkan kapak.

    Dengan pemikiran seperti itu, dia berhenti di depan sebuah tiang bermaksud untuk

    latihan sendiri, berdiri di samping dinding di sebelah barat.Tempat pengganti ini

    cukup bagus juga, pada saat yang sama di lantai, dengan tidak ada lekukan pada

    permukaan lantai itu.

    Memegang pedang kayu yang terbuat dari oak dengan kedua tangannya, dia segera

    menggunakan posisi dasar pertarungan dan mengatur nafasnya.

    "Tsh!"

    Dia mengayun pedang kayu itu dari atas kepala dengan sedikit menghela nafas.

    Efek berat dari ayunan yang mengenai tiang itu dengan diameter 30cm sedikit

    bergetar menandakan itu mengenai tempat yang benar.

    Merasakan perasaan yang tidak nyaman dari tangannya, dia mengambil langkah

    mundur dan kali ini mengayun dari sisi kiri. Lalu, di sisi kanan, dan kiri lagi.

    Setelah mengayun sebanyak sepuluh kali, semuanya menghilang dari pikirannya

    kecuali tubuh dan pedangnya, juga tiang yang diserang itu.

    Latihan yang dilakukan oleh Eugeo setiap malam hari adalah melakukan ayunan

    dari kiri maupun kanan selama empat ratus kali. Dia tidak memiliki pemikiran

    tentang stylenya pada saat latihan, seperti yang tadi dilakukan oleh Raios dan

    temannya. Orang yang menjadi patnernya, dan pengajarnya dulu, Kirito berkata

    tidak perlu memerlukannya.

  • Di dunia ini, apa yang penting adalah menaruh sesuatu di pedangmu.

    Ketika dia mengajar Eugeo tentang ilmu pedang, dia berkata seperti itu.

    Secret moves dari Norkia-style, Valtio-style, Aincrad-style kita sangat kuat.

    Setelahnya, kau hanya perlu untuk mengerti bagaimana cara untuk mengaktifkan

    metode dan pedang itu akan mengikutinya. Tetapi masalahnya terbentang sebelum

    itu. Jumlah pertandingan yang dimana secret moves akan menahan secret moves,

    seperti ketika aku melawan Uolo, mungkin seperti itu. Jika seperti itu, maka yang

    akan menentukan sisanya adalah beban dari pedang itu.

    Beban.

    Meskipun Eugeo mengerti maksudnya tetapi kata itu tidak menggambarkan beban

    dari pedang itu.

    Kirito yang pernah melawan, Uolo Levanteinn, yang menaruh harga diri dan

    tanggung jawab yang berat karena lahir sebagai bangsawan yang memimpin ilmu

    pedang Knight Order pada pedangnya. Senior Eugeo yang pernah membuat dia

    menjadi valetnya yakni, Gorgolosso Baltoh, menggunakan kepercayaan diri dari

    tubuh yang dia latih. Siswa yang membimbing Kirito, yakni Sortiliena Serlut,

    menaruh pengalamannya di tehnik yang dia pelajari. Dan yang terakhir, Raios dan

    Humbert mengubah harga diri mereka sebagai bangsawan kelas atas menjadi

    beban di pedang mereka.

    Lalu, apa yang harus aku taruh pada pedangku?

    Eugeo bertanya seperti itu tanpa berpikir dan Kirito membalas dengan senyuman.

    Kau harus menemukan itu sendiri, itu yang dia katakan. Tapi mungkin berpikir

    sendiri tidak akan mendapat jawabannya, dia melanjutkan, kau tidak akan

    menemukannya meskipun kau berlatih style setiap hari.

    Itu adalah alasan kenapa Eugeo selalu berlatih menyerang setiap hari ketika

    memulai perjalanan di Centoria, dan bahkan setelah mendaftar di Akademi

    Turnamen Pedang. Karena sebenarnya Eugeo, bukanlah seorang bangsawan

    ataupun swordsman, tapi yang dia memiliki pengalaman bertahun-tahun, semenjak

    dia mengayun kapak di hutan selatan Rulid. Tidak, sebenarnya ada satu hal.

    Keinginan untuk mengembalikan Alice yang diambil oleh Gereja Axiom.

    Meskipun dia mengayun pedang kayu sekarang, teman masa kecilnya yang

    berambut pirang tidak akan menghilang dari pikirannya. Dia percaya itu juga

  • terjadi ketika dia mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar di hutan

    kampung halamannya.

    Itu mungkin sudah delapan tahun berlalu, semenjak musim panas itu.

    Ketika Integrity Knight yang memperkenalkan diri sebagai Deusolbert Synthesis

    Seven mengambil Alice, itu semua yang ada dalam pikirannya. Meskipun dia

    memegang Dragon Bone Axe yang mungkin dapat memotong besi pada waktu

    itu, dia tidak dapat mengangkatnya. Meskipun seseorang tepat

    disampingnya...seorang anak laki-laki seumur dengannya berteriak penuh

    penyesalan, Bertanya jika dia betul-betul menerima itu.

    Ah benar...siapa orang itu? Tidak ada seorang teman yang lain yang pernah

    memanggil namanya di setiap waktu kecuali Alice. Meski begitu, dia masih dapat

    mengingat ingatan itu jauh dalam pikirannya.

    Dengan sendirinya dia menghitung jumlah serangan yang dia buat di pikirannya,

    Eugeo memikirkan dalam-dalam tentang ingatan itu.

    "Oh , Eugeo-dono selalu berlatih secara misterius, betulkan?"

    Suara menggangu itu berasal dari belakangnya dan membuat kosentrasi Eugeo

    menjadi buyar. Tekanan dari pedang itu langsung berkurang dan membuat

    perasaan tidak nyaman di tangannya seperti ketika dia membuat kesalahan besar

    ketika mengayun kapak di hari pertamanya.

    Memikirkan bagaimana jarak yang cukup jauh di antara Eugeo yang ada di ujung

    arena pelatihan dan kelompok Raios ada di tengah arena, faktanya itu sangat jelas

    untuk di dengar sebab mereka bermaksud memperbesar suara mereka agar

    membuat dia mendengar. Dia seharusnya berhenti dan mendengarkan perkataan

    mereka sekarang, tapi dia hanya merasa perasaan tersakiti, bahkan sampai

    sekarang. Hiraukan mereka, hiraukan mereka, Eugeo mencoba untuk meyakinkan

    dirinya tentang hal itu dan pada saat dia hendak mengayun pedang

    "Apa kau tidak merasa aneh tentang arti dari apa yang Eugeo-dono lakukan dari

    malam ke malam, mengayun kayu itu tanpa style, Humbert?"

    "Saya setuju, Raios-dono."

  • Percakapan mereka mencapai telinganya lagi seperti yang mereka mau, dan

    mereka segera pergi jauh sambil tertawa, jadi meskipun dia tidak menunjukkan

    kekuatannya, dia masih memberikan jawaban di hatinya.

    Dan kau masih menyebalkan seperti biasanya, meski hanya saat Kirito tidak ada,

    Raios-kun.

    Semenjak bulan lalu, mereka berhenti memprovokasi Kirito dan Eugeo bila mereka

    bersama-sama untuk suatu alasan. Sebagai gantinya, Eugeo selalu menerima

    hinaan ketika sendirian semakin meningkat, tapi sepertinya itu bukan karena Eugeo

    gampang dihina, tapi mungkin karena mereka pernah dipermalukan oleh Kirito.

    Mungkin, sesuatu telah terjadi antara Kirito dengan mereka ketika akhir periode

    novice trainee mereka, tapi patnernya hanya berkata "Cuma sedikit bertengkar"

    ketika dia bertanya, dan tentu saja dia tidak dapat bertanya langsung kepada Raios.

    Apa yang mungkin berhubungan adalah, adalah bagaimana Raios dan Humbert

    memiliki wajah pucat ketika mereka melihat Kirito memberikan bunga potted biru

    kepada Sortiliena-senpai setelah upacara kelulusan bulan lalu, tapi dia sama sekali

    tidak mengerti dari maksud tersebut.

    Bagaimanapun juga, dia sama sekali tidak dihina oleh mereka jika dia bersama

    Kirito, yang berarti dia tidak memiliki rasa cemas. Tetapi, dia tidak bisa terus

    sembunyi di balik bayangan patnernya selamanya, sekarang dia harus menjadi

    seorang elite swordsman-in-training.

    Pertandingan resmi tahun pertama akan dimulai satu bulan lagi, di tengah-tengah

    bulan keenam. Penentuan rangking untuk terakhir kalinya akan ditentukan sebelum

    upacara kelulusan, tapi kalah dengan Raios dan temannya akan membuat masa

    depannya hancur. Sebuah ketetepan seperti Swordswoman-in-training Sortiliena

    yang selalu rangking dua yang tidak dapat menandinggi , Uolo Levanteinn, adalah

    sesuatu yang umumatau seperti, Gorgolosso katakan dengan semangat, seperti

    dirinya yang biasanya.

    Pemimpin tahun ini, Raios, dan rangking dua, Humbert, adalah bangsawan yang

    menerima latihan khusus High Norkia-style sejak kecil, seperti Uolo. Kepribadian

    mereka jauh dari latar seorang pemimpin, tapi ilmu pedang mereka mungkin diatas

    dari semua siswa bangsawan. Sangat disayangkan, bahkan hanya tersisa satu bulan,

    dia masih belum tahu untuk menaruh apa pada pedangnya yang dapat

    mengimbangi Mighty Sword mereka.

  • Tapi setidaknya, aku tidak akan kalah dalam jumlah ayunan pedang dibanding

    mereka.

    Mengakhiri pemikiran pesimisnya dan pada saat bersamaan dia mengayun pedang

    ke empat ratus, Eugeo perlahan meluruskan tubuhnya.

    Dia mengambil handuk di sabuknya dan segera mengelap pedang kayu itu. Lalu,

    mengelap keringat yang keluar dari dahinya ke lehernya sambil melihat ke arah

    belakang. Raios dan temannya yang berlatih di tengah arena, lalu mengulang

    kembali style masing-masing.

    Pada saat dia berbalik ke arah belakang dan mengambil nafas, Bell Penunjuk

    Waktu berbunyi di Menara Auditorium Utama Akademi dan mengeluarkan

    melodi 6 P.M., sama dengan bell yang menunjukkan waktu di gereja kampong

    halamannya. Asrama swordsmen-in-training hanya memiliki sedikit siswa, tidak

    seperti asrama trainee yang penuh dengan peraturan, jadi makan malam dapat

    diambil kapan saja asal dari jam enam sampai delapan. Meskipun, sedikit latihan

    lagi itu bagus, tapi dia ada janji untuk membawakan makanan untuk patnernya

    yang ada di kamar yang sedang berusaha belajar untuk ujian besok.

    Kalau dipikir lagi, Kirito tidak memberitahu tentang makanan yang dia pesan.

    Jika ada menu hari ini yang ada acar yang aku tidak suka. Aku akan memberi dia

    lebih banyak.

    Ketika dia menggantung handuk dan pedang kayunya di sabuknya sambil berpikir

    seperti itu dan mulai berjalan menuju pintu masuk, Raios menyarungkan pedang

    kayunya, dan berbicara dengan volume yang dapat dia dengar.

    "Oh, sepertinya Swordsman-in-training Eugeo bermaksud menebas tiang itu, tanpa

    menggunakan style apapun."

    Tanpa jeda, Humbert segera melanjutkan.

    "Raios-dono, dari yang pernah saya dengar, sepertinya Eugeo-dono adalah tukang

    kayu dari suatu desa. Mungkin dia tidak tahu tentang menghadapi sesuatu kecuali

    kayu sebagai lawannya?"

    "Aku bahkan tidak tahu. Jika dia belajar seperti itu, mungkin lebih baik jika kita

    memberikan arahan selama beberapa menit, sebagai pemimpin asrama?"

    "Oh, sungguh kau sangat baik, Raios-dono,kau adalah panutan dari bangsawan!"

  • Eugeo hanya bisa menghela nafas sebagai gantinya mungkin itu sudah

    direncanakan dan mencoba melanjutkannya dengan caranya. Tetapi, Humbert

    menantangnya secara langsung, jadi dia tidak punya pilihan lain selain

    menghentikan langkahnya.

    "Bagaimana, Eugeo-dono. Seperti kata Raios-dono bilang, bagaimana tentang

    arahannya? Kau takkan diberikan kesempatan langka ini lagi."

    Dengan masalah yang sudah sejauh ini, dia tidak diberikan pilihan untuk menolak

    dan mencoba untuk berjalan lebih juah. Menghiraukannya percakapan yang

    ditunjukkannya sama saja dengan tidak sopan. Di tempat itu, kekuasaan untuk

    menghukum yang dilakukan oleh elite swordsmen-in-training hanya bisa

    digunakan untuk novice dan advanced trainees, jadi Humbert tidak dapat

    memberikan hukuman kepada Eugeo, namun masih ada kemungkinan untuk

    memberikan keluhan kepada management akademi.

    Mungkin, Eugeo hanya berpikir untuk meninggalkan tempat itu sambil berkata,

    "Jangan pedulikan aku" tapi suatu ide muncul di pikirannya.

    Raios dan Humbert adalah pemimpin dan rangkin dua elite swordsmen-in-

    trainingdengan kata lain, mereka adalah yang terkuat dan terkuat kedua di antara

    semua murid di akademi. Bahkan Kirito berkata, "Jangan bersikap lunak pada

    mereka" setiap saat dan sekarang, jadi dia sama sekali tidak memiliki keinginan

    untuk mundur dari keinginan kuatnya. Tapi di saat bersamaan, Eugeo mengetahui

    Raios dan temannya menggunakan harga diri sebagai bangsawan yang tidak

    dapat dimengerti. Meningkatkan status sosial, meremehkan siswa yang lahir di

    kelas bangsawan yang ada dibawah mereka atau orang biasa, seperti mereka...

    akankah itu akan membuat kekuatan pada pedang mereka? Jika di menyetujui hal

    itu, bukankah itu bertentangan dengan perasaan menghargai dan saling

    membantu yang diajarkan kepadanya oleh orangtuanya, Suster Azariya dari

    gereja, kepala desa Gasupht, dan terakhir oleh, teman masa kecilnya, Alice, ketika

    dia masih muda?

    Sampai sekarang, ketika Eugeo sepertinya dihina, dia tidak pernah menanggapinya

    bahkan yang merendahkan hingga kepercayaan menjadi rendahperhatian

    mungkin sedikit mustahil bahkanbagi Raios dan Humbert. Tetapi, sikap itu

    digunakan untuk meningkatkan harga diri mereka, jika ini hanya digunakan untuk

    meningkatkan kekuatan pedang mereka, itu mungkin akan sia-sia bagi mereka.

  • Seperti tujuannya, dia sama sekali tidak tertarik untuk memilih hidup yang sama

    dengan keduanya dan bangsawan lainnya...ini adalah hal yang dia ingin tahu

    sebelum pertandingan resmi satu bulan nanti. Apa yang membuat kekuatan lahir

    dari harga diri? Memiliki kesempatan untuk melihat arahan mereka mungkin akan

    menjadi kesempatan.

    Eugeo dengan cepat memikirkan itu di pikirannya dan berkata "Sepertinya Kirito

    telah memikirkan itu jauh ke depan, huh" dalam hatinya, sebelum dia membuka

    mulut untuk berbicara.

    "...Mungkin ini adalah kesempatan untuk mempelajari ini. Lalu bolehkah aku

    menerima permintaanmu dan mendapat arahanmu, ya?"

    Pada saat itu, Raios dan Humbert menaikkan alisnya. Sepertinya reaksi dari Eugeo

    tidak mereka duga, tapi dengan cepat mereka membuat ekspresi mengejek.

    Pertama, Humbert membuka lebar kakinya dan memprovokasi dengan suara keras.

    "Haha, Tentu saja itu bukan masalah! Sekarang, cepatlah dan tunjukkan pada kami

    kemampuanmu. Ah benar, ayo kita mulai dari dasar, coba sesuatu seperti Fierce

    Blaze Style, Bentuk Ketiga..."

    "Tidak, Second-ranked Swordsman-in-training Zizek-dono."

    Perlahan mengangkat tangan kanannya, Eugeo berbicara dengan memilih kata

    secara hati-hati.

    "Diberikan kesempatan yang langka, Saya harap dapat mendapat pengalaman

    Second-ranked Zizek-dono mengayun pedang dengan merasakan melalui tubuh

    sendiri , dibandingkan dengan penjelasan."

    "......Apa yang baru saja kau katakan?"

    Sebuah ejekan terlihat menghilang dari wajah Humbert. Sebagai gantinya, ekspresi

    curiga karena keinginan Eugeo membuat perasaan binatang buas yang sedang

    menyiksa mangsanya, yang mereka perlihatkan.

    "Merasakan, dengan tubuhmu... kau bilang? Dengan kata lain...apa kau memiliki

    keinginan untuk terkena pedangku, Swordsman-in-training Eugeo?"

    "Tentu saja, Saya akan meminta kau untuk berhenti sebelum melakukannya, tapi

    saya adalah orang yang meminta untuk arahan, sebenarnya. Meminta untuk lebih

    untuk menjadi bagianmu akan sangat tidak sopan untukku."

  • "Oh sekarang, Aku mengerti . Jadi, kau menyarankan bahwa kita tidak akan

    mengakhirinya dengan satu serangan?"

    Dengan menyisir rambut abu-abunya dengan rapi saat mereka sedikit geram. Mata

    itu, menyipt bahkan di bawah suasana normal, menyipit bahkan lebih jauh lagi,

    dengan lirikan fokus yang dalam di mata mereka. Sepertinya Eugeo memiliki cara

    bicara yang terlalu sopan membuat keadaan antisipasi menjadi susah.

    "Benar, ini hanya tugasku sebagai second-ranked swordsman-in-training dan juga

    sebagai bangsawan kelas empat, untuk menjawab permohonan arahanmu. Baiklah,

    Aku akan tunjukkan ilmu pedangku, Eugeo-dono."

    Setelah dia berkata seperti itu, dia menarik pedang kayunya di sisinya, tepat di

    sabuknya, dengan gerakkan lambat. Itu juga terbuat dari oak sama seperti pedang

    kayu Eugeo, tapi memiliki corak indah yang terukir di sisi pedangnya. Dengan

    Humbert yang berbuat seperti itu, Raios berpikir untuk mengatakan sesuatu

    padanya, tapi lebih baik menyimpannya dalam pikirannya, jadi dia menutup

    mulutnya. Mengambil langkah pendek hingga dia sejauh tiga meter, dia

    mengangguk dengan senyuman yang samar-samar ketika Humbert melihatnya.

    Mendapat pengakuan lebih dari kemampuannya, Humbert melonggarkan

    tangannya, menunjuk pedangnya menuju Eugeo yang sedang berdiri dan berteriak.

    "Sekarang, aku akan mulai! Ini adalah kemampuan dari High Norkia-

    style...belajarlah melalui tubuhmu!"

    Melebarkan kakinya ke depan dan ke belakang, dia memegang pedang di atas dan

    memegang di atas bahunya. Posisi ini adalah gerakan rahasia dari Norkia-style,

    Tebasan Kecepatan Cahaya. Terbalik dari apa yang baru dia katakana, dia tidak

    menggunakan serangan terkuat dari High Norkia-style Ombak Pemecah Gunung

    Tertinggi yang mungkin tidak dapat Eugeo tahantidak, mungkin dia tidak ingin

    menggunakannya.

    Katanya, Tebasan Kecepatan Cahaya bukanlah tehnik yang bisa dianggap remeh.

    Bahkan dengan pedang kayu yang tumpul, itu dapat mengurangi Life orang lain

    hingga setengah jika terkena di kepala dan menyebabkan orang itu kehilangan

    kesadaran untuk sementara waktu. Tentu saja, mengurangi Life orang lain

    adalah kekerasan yang melanggar Taboo Index, tapi jika kedua belah pihak setuju,

    maka serangan maksimum dari satu serangan diperbolehkan. Dan tentu saja tujuan

  • Humbert bukan untuk berhenti sebelum menyentuh, tapi memberikan serangan

    penuh.

    Hasil dari pengrajin yakni pedang kayu yang dimiliki second-rank swordsman-in-

    training mengeluarkan cahaya biru. Kecepatan dia mengaktifkan secret move,

    setelah dia mengambil posisi sesuai yang dia mau. Tetapi, Eugeo dapat

    memprediksi dimana pedang itu menebas. Sebenarnya, Tebasan Kecepatan Cahaya

    sangat identik dengan salah satu dari tehnik ilmu pedang Aincrad-style, Vertical.

    "...Shrya!!"

    Dengan teriakan keras, pedang Humbert menyerang.

    Tepat di saat itu, Eugeo menggerakkan tangan kanannya juga. Menarik pedang

    kayunya dari pinggang kirinya, dia mengaktifkan secret move dengan kosentrasi.

    Dia menyerang melawan pedang musuh yang menyerang di tengah dengan tebasan

    bawah menuju atas.

    Banyak secret moves yang diajarkan oleh Kirito yang tidak dinamakan secara

    umum, tapi justru dinamakan secara suci, untuk suatu alasan. Sepertinya bahkan

    Kirito sendiri tidak tahu kenapa. Dia memang lupa karena kehilangan ingatan

    ketika dia muncul di desa Rulid sebagai seorang Anak hilang Vector, tapi dalam

    hal itu, betul-betul beruntung bahwa dia tidak melupakan ilmu pedangnya juga.

    Slant adalah tehnik satu serangan seperti Tebasan Kecepatan Cahaya, tapi memiliki

    kemampuan untuk menyerang dari dua arah, dari atas kanan ke kiri bawah, atau

    dari kiri bawah ke kanan atas, adalah yang terbaik. Terutama ketika sekarang,

    dengan posisi yang sama saat menarik pedang dari pinggangnya, itu membuat

    mengurangi waktu untuk mengaktifkannya.

    Normalnya, jika musuh berduel dengan menggunakan sebuah secret move, maka

    tidak akan ada waktu untuk menerimanya, jadi dia tidak memiliki pilihan selain

    melompat menghindar atau ke samping dengan segenap kekuatan untuk

    menghindarmeskipun itu jika beruntung. Tapi Slant dari Eugeo mengeluarkan

    cahaya biru muda saat itu terkena Tebasan Kecepatan Cahaya oleh Humbert di

    udara, menyebabkan suara dan bunyi yang tidak dapat dipikirkan ketika kedua

    pedang kayu itu saling menyerang.

    "Nuoo...!"

  • Humbert mengeluarkan teriakan, tapi terkejut yang dapat terlihat dari wajahnya

    tapi langsung berubah menjadi kemarahan dan dia berusaha menekan pedangnya

    dengan segenap kemampuannya. Cahaya biru dan biru muda yang diciptakan dari

    hantaman pedang kayu itu belum menghilang. Jika salah seorang dari mereka

    terdorong beberapa cm saja, secret move akan berakhir dan orang itu terlempar.

    Eugeo menaruh kekuatan ke kakinya, mendorong pedang itu dengan tangan kanan

    sekuat tenaga.

    Dengan suara keras, pedang Humbert terdorong 2 cm ke belakang. Cahaya biru

    dari Tebasan Kecepatan Cahaya bergetar, menandakan skill itu akan berhenti.

    Seperti yang aku duga, aku lebih baik di kekuatan sebenarnya.

    Itu mungkin jauh dari pemikiran, tapi mendapat kesempatan untuk membuktikan

    arti dari kekuatan sebenarnya bagi Eugeo. Dia tidak berharap untuk bertanding

    dengan bangsawan, bahkan mencoba memperluas perhatiannya ke sudut tangannya

    berada, tapi hanya dengan satu hal, kemampuan fisik yang ditempa dengan

    mengayun kapak berat selama dua ribu kali setiap hari di hutan kampong

    halamannya, bukanlah sesuatu yang dapat dikalahkan. Bahkan bagi Gorgolosso,

    yang melatih tubuhnya menjadi sekuat besi, memuji tubuh Eugeo dengan

    perkataan "kurus, tapi sangat terlatih".

    Ada beberapa siswa bangsawan yang berlatih High Norkia-style yang juga

    menghina Valtio-style dari Gorgolosso, yang terlahir sebagai orang biasa, sebagai

    ilmu pedang rendahan, tapi di samping dengan perfomanya yang sangat indah,

    kekuatan yang brutal sebagai senjata untuk duel. Dan dengan Aincrad-style yang

    dia adaptasikan dari Kirito, dia dapat mengubah situasi dengan satu tebasan

    pedang.

    Bahkan jika dia belum menemukan sesuatu untuk ditaruh di pedangnya,

    dengan tehnik dan kekuatan yang diasah oleh kedua orang itu, dia tidak akan kalah

    meskipun melawan bangsawan setinggi apapun kelasnya!

    Meyakinkan hal itu di hatinya, Eugeo menaruh seluruh kekuatannya di pedangnya.

    Tetapi, itu terjadi. Wajah Humbert, yang terlihat melalui celah dari pedang itu,

    menjadi sangat mengerikan yang dapat dideskripsikan sebagai orang kejam.

    "Jangan... merasa sudah menang!"

  • Mata dan alisnya terangkat dari posisi sipit dan lebih jauh lagi, sebuah erangan

    keluar dari antara giginya. Di saat yang sama, cahaya biru yang hampir

    menghilang kembali, bercampur dengan bayangan hitam.

    Creak. Kali ini pedang kayu Eugeo terdorong karena tekanan. Tekanan dari tangan

    kanannya membuat rasa sakit yang menjalar melalui pinggang dan bahunya. Dua

    cm itu telah terdorong kembali dengan cepat dan getaran dari kedua pedang kayu

    itu kembali dari yang mereka mulai.

    Kekuatan apa ini!?

    Baru saja itu terhenti, Eugeo membuka lebar matnya. Humbert yang tidak terlalu

    berkeringat dan menghabiskan banyak waktu untuk melatih style, bahkan ketika

    dia ada di arena pelatihan, tidak mungkin memiliki kekuatan seperti ini. Jika ini

    bukan kekuatan fisik ... apa ini harga diri yang sebagai sumber kekuatan yang

    Kirito pernah bilang? Memuji dirinya sendiri dan merendahkan orang lain,

    memberikan kekuatan pada pedangnya dengan sifat seperti itu, dibanding dengan

    harga diri Eugeo, cukup untuk melebihi hasil latihannya setiap hari?

    Aku tidak dapat percaya. Aku betul-betul tidak percaya bahwa Dewi Pencipta

    Stacia yang dapat memaafkan cara hidup seperti itu.

    Pada saat dimana dia ingin menolak kejadian yang terjadi di depan matanya,

    Humbert menyibak rambutnya dengan ekspresi kejam dan berkata.

    "Kau pikir dapat mengalahkan pedangku dengan serangan diam-diam yang

    pengecut?"

    "Pe... ngecut...?

    "Betul. Apa yang dapat kau katakan dengan mencoba menebas tanpa

    mengeluarkan sesuatu seperti skill tanpa style atau apapun itu, tapi pengecut?"

    "Ka... Kau salah! Ini kemampuan sekolahku...ini yang disebut Aincrad-style

    itu!"

    Eugeo dengan cepat berkata seperti itu. Jika High Norkia-style adalah sekolah

    dimana difokuskan di kekuatan dan membuat tehnik, Aincrad-style adalah sekolah

    yang memfokuskan pada dasar untuk membuat tebasan dibandingkan dengan ilmu

    pedang lain. Seperti, berusaha mempercepat pengaktifan secret moves, bahkan

    memiliki skill tebasan beruntun yang sekolah lain tidak punya.

  • Dengan kata lain, ide dibalik Aincrad-style adalah bagaimana cara hidup hanya

    satu dan muridnya hanya satu, Kirito sendiri, tidak menarik, tidak indah, hanya

    mencoba sampai ke tujuan. Tidak menyerah bahkan setelah berlari menabrak

    tembok, menghadapinya untuk kedua kali, ketiga kali. Jika dia tidak bersamanya,

    Eugeo mungkin tidak mencapai kota Zakkaria, dan membiarkan Centoria.

    Karena itu kenapa Eugeo marah kepada Humbert yang menganggap Aincrad-style

    adalah pengecut.

    Tetapi, getaran yang ada di hatinya bersama dengan pedannya juga, terdorong

    lebih jauh lagi. Itu Eugeo yang cahaya biru muda yang mengelilingi pedang

    kayunya yang mulai terhuyung-huyung. Dia membuka lebar kakinya dan

    membungkukkan tubuhnya, berusaha mencoba untuk menahan posisinya.

    Humbert menyeringai dan mengatakan sesuatu dengan suara seperti paku yang

    menggores kaca.

    "Kemampuan dari sekolahmu itu mengalir dari penampilannu yang buruk. Kau

    pasti berpikir untuk mengalahkan antara Raios-dono atau aku di pertandingan

    resmi berikutnya...tapi itu mustahil. Aku akan hancurkan bahu kananmu dan

    memastikan bahwa kau tidak dapat mengayun pedang untuk beberapa waktu."

    "Kuh...!"

    Dia menggeretakkan giginya untuk menahan, tapi tekanan dari pedang Humbert

    terus bertambah. Sebuah secret move dari pedang akan terus berlanjut selama

    hanya di doronhg ke belakang saja, selama itu kembali ke posisi yang sama, tapi

    pedang Eugeo yang diserang oleh Tebasan Kecepatan Cahaya milik Humbert dari

    atas dan telah meninggalkan posisi yang sebenarnya. Jika itu di dorong satu cm,

    tidak, bahkan lima mili lagi, maka Slant akan batal dan sebagai gantinya, bahu

    kanannya akan mengalami rasa sakit yang luar biasa.

    Tentu saja, ada kantor pengobatan di Akademi Master Pedang, dengan berbagai

    macam obat yang tersimpan di sana dan healer yang terlatih dengan Sacred Arts

    juga ada di sana. Tetapi, ada batas dari efek obat tersebut dan Sacred Arts dan juga

    luka dari patah tulang tidak dapat sembuh secara cepat, bahkan meskipun Sacred

    Arts berbahaya yang mentransfer Life ke orang yang ingin di sembuhkan. Jika dia

    mendapat luka seperti itu sekarang, maka dia tidak mungkin untuk menunjukkan

    kemampuannya di pertandingan resmi bulan depan...

  • Apa aku, bodoh?! Bagaimana mungkin seorang swordsman takut terluka!!

    Eugeo langsung menghilangkan rasa takutnya dalam hatinya dengan cepat dan

    mengkosentrasikan pikirannya ke pedangnya. Meskipun memiliki kesempatan

    untuk pergi, orang yang termakan provokasi Humbert dan memutuskan untuk duel

    adalah dirinya sendiri. Dia merasa bersalah pada dirinya, menjadi tergoyah dengan

    perkataan musuh dan menjadi takut gagal karena itu. Jika dia menarik pedang, dia

    akan menentukannya dengan semua skill dan kekuatannya dan membiarkan

    hasilnya menjadi seharusnya. Itu adalah inti dari Aincrad-style.

    Dan, aku masih belum menggunakan seluruh kekuatan yang aku miliki.

    Focus bukan pada Humbert, yang memiliki wajah sadis, tapi justru tertuju pada

    pedang kayu yang dia pegang di tangan kanannya. Keras dan bebannya,

    terbungkus di pedang kayu oak itu yang dibuat oleh mereka terbungkus di tangan

    kanannya dan dia merasa kekuatan di balik Slant, yang hampir menghilang, dengan

    geteran halus.

    Buatlah dirimu menjadi satu dengan pedang. Itu adalah perkataan dari eman

    dekatnya serta gurunya, Kirito, selalu bilang.

    Dia masih tidak mengerti hal itu, tapi berkat dia berlatih setiap hari mengayun

    pedang, dia merasa sesuatu yang sama dan terdengar suara pedang sekarang dan

    terus. Bukan begitu, kau seharusnya bergerak seperti ini, yang dia katakan.

    Dan sekarang juga, Eugeo mendengar bisikan pedangnyaatau seperti, itu yang

    dia pikirkan.

    Itu akan menjadi normal bila dia terkena serangan karena dia yang menerima

    serangan itu dari atas. Dia seharusnya mengganti skillnya.

    "Uooh!"

    Disaat itu, Eugeo bergerak sambil berteriak yang jarang terdengar. Memutar

    pinggang kanannya, dia menerima serangan pedang Humbert dengan sisi kanan

    pedangnya. Slant telah dibatalkan dengan Tebasan Kecepatan Cahaya milik musuh

    yang hendak menebas bahu kanannya dengan cahaya biru gelap.

    Eugeo tidak melawan kekuatan itu, mengarahkan pedangnya di atas bahunya.

    Tanpa terjadi delay, dia mengaktifkan Aincrad-style secret move, Vertical

  • Pedang Humbert telah menyentuh bahu kanannya dan menggores baju latihannya

    beberapa cm di kain biru muda.

    Tapi pedang Eugeo langsung menyerang pedang musuh ketika ditutupi oleh

    cahaya biru.

    "Nuah!"

    Humbert terkejut karena terkena serangan balik yang tidak diduga. Keduanya baik

    Humbert maupun patnernya hati-hati terhadap skill tebasan beruntun, tapi

    menyambung satu secret move ke lainnya jauh dari perkiraan mereka. Bahkan

    Eugeo tidak dapat memperkirakannya. Di hanya membiarkan tubuhnya bergerak

    sendiri di pertarungan.

    Pedang kayu Humbert langsung terdorong lima cm dan cahaya dari Tebasan

    Kecepatan Cahaya itu dengan cepat menghilang. Posturnya juga goyah, dengan

    kedua kakinya terdorong ke belakang.

  • Tetapi, itu yang terbaikBahu kirinya terkena tebasan dari pedang Eugeo saat dia

    mencoba berdiri tegak, kekuatan dari secret move, Vertical, terkena di seluruh

    tubuhnya dan, membuat dia terlempar ke belakang sejauh tiga meter. Jika dia

  • terjatuh ke lantai, maka pertandingan itu akan dimenangkan oleh Eugeo, tapi dia

    bersikeras untuk tidak jatuh seperti yang dia inginkan dan mengambil langkah

    mundur. Dia membungkukkan tubuhnya sebisa mungkin, untuk menyeimbangkan

    tubuhnya.

    Aku pasti akan menang jika aku melanjutkannya, pikir Eugeo, tapi sebelum dia

    dapat membuat gerakan dari postur tubuhnya dengan mengayun pedang ke bawah,

    sebuah suara keras dapat terdengar dari arena pelatihan.

    "Itu cukup. Duel ini sepertinya seri."

    Pemilik suara tegas itu adalah tentu saja, Raios Antinous, dengan mulutnya

    membuat senyum lemah. Setelah dapat memperbaiki posisinya, Humbert berteriak

    yang tidak terlihat puas.

    "Ra-Raios-dono! Untukku yang seri dengan orang de-tidak, dengan swordsman

    rendahan ini...!"

    "Humbert."

    Head swordsman-in-training hanya memanggil namanya dengan tenang, tapi

    second-ranked langsung menundukkan kepalanya. Memindahkan pedangnya ke

    tangan kirinya dan menaruhnya dipinggangnya, dia dengan sembarangan menaruh

    tangan kanannya dengan sikap hormat seperti knight dan segera membalikkan

    badanya di hadapan Eugeo tanpa menunggu ekspresinya.

    Dengan Humbert mengikutinya dari belakang di sisi kirinya, Raios tersenyum saat

    berhadapan dengan Eugeo dan membuat kedua tangannya bertepuk tangan saat dia

    berbicara.

    "Aku sangat menikmati pertunjukan tehnikmu, Swordsman-in-training, Eugeo.

    Apa kau memiliki keinginan untuk bekerja di Imperial Acrobatics Troupe setelah

    lulus?"

    "...Aku sangat berterima kasih karena kau telah mengakuiku, Swordsman-in-

    training Antinous."

    Dia mencoba memasukkan kata Head dan -dono saat kalimat terakhirnya, tapi

    sepertinya Raios tidak terlalu memikirkannya dan segera kembali dengan tenang

    dan mulai berjalan menuju pintu masuk. Humbert segera mengikutinya setelah

    melihat Eugeo dengan ujung matanya yang terangkat yang dia bisa.

  • Dengan sepatu praktik yang dia gunakan berbunyi saat dia melangkah, Raios

    berhenti ketika dia melewati Eugeo yang masih berdiri di tengah arena dan

    bergumam dengan suara dalam.

    "Aku akan tunjukkan kekuatan bangsawan yang sebenarnya di pertemuan

    berikutnya."

    "...Aku tidak keberatan jika itu sekarang."

    Dia sangat kelelahan karena latihan mengayun pedang empat ratus kali dan duel

    yang tak terduga, tapi Eugeo masih dapat berkata seperti itu. Tetapi, Raios hanya

    memperlihatkan senyuman masam sebelum berjalan lagi dan segera berbicara

    dengan suara yang lebih dalam.

    "Hanya mengayun pedang kurasa bukanlah seperti pertarungan, orang tanpa nama

    keluarga."

    Di belakang head swordsman-in-training, yang bersuara parau, diikuti oleh

    Humbert dengan ekspresi menggertak. Tapi dia hanya melewatinya tanpa

    mengatakan apapun dan suara pintu terbuka dan tertutup dapat di dengar dari

    belakang. Di tengah suasana sepi itu yang akhirnya datang, Eugeo hanya

    mengambil nafas dalam dan merenung.

    Kekuatan dari harga diri seorang bangsawan. Yang, telah dialaminya dengan

    pertarungan pedang untuk pertama kalinya, mempunyai tekanan yang jauh dari

    perkiraannya. Jika dia tetap melanjutkannya dengan Slant, dia mungkin akan

    terdorong ke belakang dan mendapati dirinya terluka di bahu kanannya. Seperti

    apa yang diajarkan oleh pedangnya padanya, ada kerugian bila menerima serangan

    dari bawah, tapi bukan hanya itu. Pembawaan Humbert yang selalu menghina dan

    menganggap Eugeo sebagai orang kelas bawah yang terus terikat di pedang dan

    tubuhnya seperti kutukan.

    Dia selamat karena kemampuan dari Aincrad-style yang dapat membuat secret

    moves dari berbagai posisi kali ini, tapi duel di pertandingan resmi akan terus

    berlanjut hingga tahun depan, dia tidak dapat bergantung dengan serangan

    mendadak. Pasti ada situasi dimana dia harus lebih kuat dibanding orang lain

    dengan kekuatan.

    Sampai saat itu, Eugeo harus menemukan . Sesuatu yang harus ditaruh di

    pedangnya yang dapat mengalahkan kekuatan harga diri Raios dan Humbert.

  • Ketika sedang memegang pedang kayu itu dengan tangan kanannya dan dengan

    lembut mengusap dengan tangan kirinya, Eugeo berkata.

    "...Terima kasih. Tolong bantu aku lagi suatu saat nanti."

    Menyarungkan pedangnya di sabuk pinggangnya, terdengar suara bel yang

    menunjukkan waktu menunjuk waktu setengah tujuh pada saat dia hendak berjalan.

    Sepertinya sudah waktunya bagi Kirito, menderita kram yang serius di kamarnya,

    karena lapar. Menaruh pedang kayu itu di lantai dengan tergesa-gesa, Eugeo segera

    meninggalkan arena latihan yang kosong dan segera berlari menuju ruang makan.

    Melewati jalan pintas, dia segera memasuki asrama elite swordsmen-in-training.

    Disana tidak ada kamar di lantai pertama dan hanya memiliki, sebuah pemandian

    besar, ruang makan dan ruang tamu tersusun.

    Waktu makan di asrama novice trainee sudah pasti dan menunya harus dipilih, tapi

    sedikit kemudahan di berikan kepada asrama swordsmen-in-training. Itu buka dari

    jam enam sampai jam delapan dan semua orang dapat menyuruh juru masak untuk

    memasak makanan apa saja dari semua menu sehari-hari. Jadi jangan herna bila

    tidak ada seorangpun yang makan di ruang makan dan justru membawanya ke

    kamar mereka.

    Untunglah Raios dan Humbert memilih untuk mandi terlebih dahulu dan tidak ada

    tanda-tanda dari swordsmen-in-training yang lain di ruang makan. Saat dia menuju

    tempat memesan, dia mengecek menu hari ini di papan pemberitahuan. Itu tertulis

    dagging panggang, tumis ikan putih atau rebusan bakso ayam yang dapat dipilih

    menjadi makanan utama.

    ...Baiklah, jika aku adalah dia, dia akan memilih rebusan dengan sayur segar

    dengan keju dan asinan goreng, tapi aku tidak yakin jika dia mau air siral dingin

    untuk diminum.

    Dia dengan cepat dapat berpikir seperti itu dan memilki perasaan sedikit sedih

    bahwa dia menjadi sedikit tahu rasa masakan patnernya tanpa dia sadari, Eugeo

    mendekati tempat memesan dan berteriak.

    "Selamat malam! Tolong pesan untuk dua orang, erm, makanan utama..."

  • Part 2

    Dia telah bersiap jika ada masalah yang akan datang, tapi setelah beberapa hari

    telah berlalu sejak duel itu, dia tidak mendengar apapun dari Raios dan temannya.

    Humbert memberikan ekspresi pandangan membenci ketika berpapasan dengannya

    di asrama swordsmen-in-training dan di pusat sekolah, tanpa kata yang terlewat

    satupun. Dia memberitahu Kirito tentang yang terjadi di arena latihan dan

    memperingatinya untuk berhati-hati, tapi sepertinya pasti tidak terjadi apa-apa

    pada dirinya.

    "Ini terasa aneh... Aku tidak berpikir mereka adalah orang yang bertipe diam

    bahkan setelah duelnya seri. Raios bahkan mengatakan sesuatu seperti itu..."

    Bersandar pada sofa tua, Eugeo menyandarkan kepalanya di satu sisi dan Kirito,

    yang sedang duduk di posisi sebaliknnya, mulai berbicara sambil mengangkat

    cangkir keramik.

    "Aku tidak percaya bila ada kesempatan bahwa mereka mengganti kepribadiaan

    mereka. Tapi seperti yang kita tahu, sangat sulit untuk melakukan perbuatan buruk

    di asrama swordsmen-in-training."

    Dia mengambil teh kohiru tanpa susu dan mendekatkannya ke mulut dan langsung

    meminumnya.

    Itu jam 9:30 P.M., setelah satu minggu berlatih dan akhirnya hari istirahat telah

    datang. Hari itu adalah dimana mereka dapat tidur pulas di kamar mereka masing-

    masing di hari itu, segera menyelesaikan latihan sehari-hari mereka, makan dan

    mandi, tapi di malam ini setiap minggu mereka berbincang tentang berbagai

    masalah sambil minum teh.

    Eugeo mengambil cangkirnya sendiri dan menyeruput teh yang berwarna hitam itu,

    wajahnya berubah menjadi berkerut. Patnernya yang menemukan teh bubuk hanya

    tersedia di kerajaan selatan dan langsung segera membuatnya menjadi teh, tapi

    bagi Eugeo itu sedikit pahit. Dia menuangkan susu dari teko kecil dan

    mengaduknya dengan sendok teh sementara kembali ke topik yang hendak dia

    katakan sebelum Kirito mengajukan pertanyaan yang tak terduga.

    "Ah benar...sebagai contoh, apa kejahilan yang pernah dilakukan pada saat kecil di

    Rulid?"

  • Setelah meminum seteguk teh kohiru yang sudah tidak pahit, yang hanya

    mempunyai aroma aneh, Eugeo langsung melonggarkan tegangan di bahunya dan

    menjawab.

    "Aku yang selalu diganggu oleh mereka, itu yang sebenarnya. Dengar, apa kau

    ingat tentang pemimpin regu yang dipanggil Jink yang pernah menantangku duel

    di saat festival sebelum memulai perjalanan. Dia sedikit

    menggangguku...Menyembunyikan sepatuku di suatu tempat, menaruh serangga

    yang mengganggu di makan siangku atau mengejekku ketika bersama Alice."

    "Hahaha, sepertinya semua anak kecil selalu nakal di dunia mana saja....Tapi dia

    tidak memulai untuk mengalahkanmu atau sesuatu. Kan?

    "Tentu saja."

    Eugeo menjawab dengan mata terbuka.

    "Tidak mungkin dia melakukan itu. Dan lagi..."

    "Itu dilarang oleh Taboo Index. Kecuali diizinkan orang lain, kau tidak boleh

    mengurangi Life orang lain....Tapi tunggu, apa tidak masalah jika

    menyembunyikan sepatumu? Mencuri juga melanggar taboo, kan?"

    "Mencuri adalah mengambil sesuatu yang punya orang lain menjadi milikmu. Kata

    suci di Stacia Window yang membuktikan pemiliknya akan mengembalikannya

    dalam waktu dua puluh empat jam. Karena itu meskipun suatu item dikirim tanpa

    izin pemiliknya, itu dapat kembali kapan saja setelah satu hari dan itu hanya

    berlaku jika mengambilnya tanpa izin , bukti dari kepemilikan itu takkan hilang

    meskipun itu ditinggalkan selain di rumah, jadi itu tidak dapat dicuri... Jangan

    bilang bahwa kau telah melupakan hukum dasar seperti ini, benarkan?"

    Eugeo langsung melihat wajah Kirito yang disebut Anak hilang Vector dan

    patnernya langsung tertawa malu ketika menggaruk rambutnya.

    "Ii-Itu benar, jadi seperti itu. Tentu saja aku tidak lupa tentang itu, kemungkinan...

    tunggu, huh? Lalu bagaimana dengan itu? Bukankah itu membuat Bercouli

    melanggar hukum ketika dia mencoba untuk mencuri Blue Rose Sword dari sarang

    naga putih di cerita legenda itu?"

    "Hey, naga bukanlah manusia."

    "O-Oh begitu..."

  • "Kembali ke topik, kejahilan seperti menyembunyikan item bukanlah pelanggaran,

    tapi meninggalkan itu diluar yang bukan item miliknya akan mulai kehilangan Life

    mereka setelah beberapa saat, jadi jika itu tidak dikembalikan dan hal itu terjadi,

    maka itu menjadi merusak barang orang lain. Berkat itu, sepatuku pasti kembali

    saat sore hari, tidak peduli apapun yang terjadi, meski begitu... tapi bagaimana ini

    berhubungan dengan Raios dan temannya akan lakukan?"

    Setelah Eugeo membaringkan kepalanya di satu sisi, Kirito yang baru

    mengedipkan matanya yang sepertinya dia lupa bahwa dia yang memulai

    pembicaraan, dan berkata.

    "It-Itu betul. Erm, akademi ini memiliki banyak sekali peraturan dan itu juga

    ditambah Taboo Index, kau tahu. Dan bersama itu , ada sebuah peraturan

    tertulisKau tidak boleh memasuki kamar siswa lain atau guru tanpa izin. Dengan

    kata lain, Raios dan Humbert tidak dapat memasuki kamar ini dan semua barang

    akan aman bila ditaruh disini. Akan jadi cerita lain bila meninggalkan sesuatu

    penting tanpa dijaga di tempat umum..."

    Dia berhenti sebentar karena suatu alasan, tapi sepertinya Kirito langsung

    melanjutkan dengan penjelasan.

    "...Dan tentu saja, kita belum pernah melakukannya. Baik, Raios dan temannya

    tidak dapat melakukan apa-apa dengan benda kita, seperti Jink-kun yang

    menggangu anak tidak berdaya, Eugeo, di desa Rulid."

    "Kau tidak perlu berkata tidak berdaya juga. Hmm... Aku mengerti. Aku tidak

    pernah berpikir seperti itu sampai sekarang, tapi betul tidak mungkin ada cara

    untuk mengganggu orang lain selain di asrama swordsmen-in-training ini, huh."

    "Dan perbuatan mengganggu itu menjadi sebuah aksi tidak menghormati dari

    tuntutan Hak Menghukum jika mereka melewati batas."

    Menambahkan itu, Kirito hanya tersenyum.

    Hak Menghukum adalah suatu hak yang diberikan kepada elite swordsmen-in-

    training yang juga tertulis di peraturan akademi yang mengizinkan mereka untuk

    bersikap di akademi sebagai instruktur. Ada kasus dimana tidak menghormati atau

    kenekatan dalam melanggar aturan atau kabur dari hukuman, swordsmen-in-

    training dapat memberikan hukuman mereka sendiri untuk mereka yang

    melakukan pelanggaran sesuai peraturan. Lalu Kirito, yamg tidak sengaja

  • melanggar aturan, yakni membuat kotor baju seorang head swordsman-in-training

    sebelumnya, Uolo Levanteinn, dan dia disuruh melakukan first strike duel

    dengannya sebagai hukumannya masih teringat dipikirannya.

    Hak Menghukum yang dimiliki oleh swordsmen-in-training memiliki tujuan untuk

    mengarahkan novice dan advanced trainees, tapi tidak ada yang berkata bahwa

    trainees mengeluh terhadap peraturan akademi. Dengan kata lain, seorang

    swordsman-in-training menjatuhkan hukuman kepada orang lain juga bisa dan itu

    mungkin alasan kenapa gangguan dari Raios dan Humbert menurun dibanding

    dengan tahun lalu.

    Kirito mengkosongkan cangkirnya, jadi Eugeo menuangkan minuman itu lagi dan

    patnernya menuangkan susu sebelum mengaduknya. Sepertinya dia masih

    memikirkan sesuatu sebelum mengaduk the itu dengan jarinya secara terampil, tapi

    dia mengangguk sebelum berbicara.

    "Jika mereka tidak dapat macam-macam dengan barang kita, mereka hanya akan

    mendatangi kita. Jika seperti itu, cara tercepat dan mudah adalah menantang kita

    untuk first strike match dan melukai kita dengan tebasan, tapi mereka telah

    mencobanya denganmu, Eugeo, dan berakhir seri. Cara lainnya, oh benar, jika aku

    berpikir seperti itu...mereka hanya akan memberikanku uang agar menjauhkanku

    dari Eugeo, Kurasa."

    "Eh..."

    Eugeo langsung mengeluarkan suara serak, mencoba untuk menutup mulutnya,

    tapi sepertinya Kirito tersenyum dan berkata dengan antusias.

    "Jangan khawatir, teman. Aku pasti tidak akan meninggalkanmu."

    "A-Aku bukan khawatir soal itu! ...Tapi disamping uang, bagaimana jika mereka

    menaruh roti daging special dari toko Gottlo?"

    "Pasti itu jebakan."

    Setelah menjawab pertanyaan Eugeo tanyakan dengan ekspresi dalam, dia

    langsung tertawa keras.

    "Hmm, itu hanya lelucon, aku tidak terlalu khawatir terhadap apapun kecuali

    mereka merusak barang-barang kita atau menghadapi kita secara langsung."

    Tapi, ekspresi Kirito menjadi tegang dan bersuara tajam.

  • "Tapi jika kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka

    melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi.

    Mereka tidak memiliki niat sedikitpun untuk menyerahkan posisi mereka sebagai

    head and second-ranked, pada akhirnya... Eugeo, cobalah berpikir apapun yang

    telah kita lewatkan."

    "Ya, aku mengerti. Bahkan tidak sampai satu bulan untuk pertandingan resmi. Kita

    harus menjaga tubuh kita agar dapat melawan mereka dengan kondisi terbaik."

    "Ya ...Sepertinya, itu mungkin rencana untuk mengkhawatirkan tubuh ita bila

    terluka, huh. Jadi jangan lupa sikap kita dan stay cool."

  • Kata aneh yang terucap dari Kirito saat dia mengkosongkan cangkirnya, membuat

    Eugeo terkejut.

    "Apa kau bilang? S... st...?"

    Ketika hendak menanyakannya kembali, patnernya hanya melihat sekelilingnya

    untuk suatu alasan sebelum terbatuk dan berbicara.

    "Itu, hm, bagian pertama yang penting dari Aincrad-style. Mungkin seperti itu, jadi

    kita harus tenang dan melanjutkannya. Itu juga bisa digunakan sebagai

    perpisahan... mungkin seperti kita akan bertemu lagi, sesuatu seperti itu."

    "Heh. Aku mengerti, Aku akan mengingatnya. St... stay cool."

    Kata itu juga jarang dia dengar dan menggunakan pengucapan yang jarang

    didengar seperti tentu saja secret moves, yang baru didengar, tapi mereka merasa

    sering mendengarnya ketika dia mengatakannya. Lalu dia mengulanginya dengan

    suara pelan, Kirito menepuk kedua tangannya dengan ekspresi malu karena suatu

    alasan.

    "Sekarang, sebentar lagi bel jam sepuluh segera berbunyi, jadi kita segera tidur.

    Juga, kemungkinan besok, Eugeo-kun, ada sebuah masalah yang ingin

    kuselesaikan jadi..."

    "Tidak boleh, Kirito. Aku takkan membiarkanmu kabur lagi, apalagi kali ini."

    Ketika membereskan perkakas teh dari meja, dia segera mengerutkan dahinya

    dengan cepat.

    Sebenarnya ada rencana di hari libur besok untuk pergi keluar termasuk

    meningkatkan hubungan merekaseperti yang sudah diketahui, tempatnya adalah

    hutan di akademi, meskipunbersama dengan valet trainees, Tizei dan Ronie.

    Karena Kirito telah memprediksikan hal itu maka dia mencoba untuk membuat

    alasan untuk lari seperti sikapnya ketika dia diundang, Eugeo memberitahu dia

    sambil menghela nafas.

    "Kau tahu, sebulan telah berlalu semenjak kita menjadi guru dari Tizei dan Ronie.

    Kau telah diberi perlakuan baik oleh Sortiliena-senpai yang kau layani sebagai

    valet pada saat tahun lalu juga, kan?"

    "Di samping dengan waktu latihan pedang, pada saat itu....Itu membuatku

    mengingatnya lagi. Aku harap dia baik-baik saja.."

  • "Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku bermaksud mengatakan bahwa ini

    giliranmu menjadi senior yang baik. Ingatlah ini mereka berdua akan datang jam

    sembilan besok pagi, jadi segera bersiap sebelum itu!"

    Ketika Eugeo menunjuk lurus padanya, Kirito hanya menjawab dengan suara

    terpaksa "Ya" dan bangkit dari sofa. Keduanya membawa perkakas teh menuju

    wastafel di sudut ruang tamu dan Kirito mencucinya sementara mengelapnya

    setelah itu. Dia pernah menggunakan sumur air di Rulid and Zakkaria, tapi pipa

    besi yang mengalirkan air bersih dengan memutarnya penyumbatnya adalah hal

    umum di bangunan di Centoria. Dia berpikir kalau itu adalah benda sacral, seperti

    Bel Penunjuk Waktu, pada saat pertama kali melihatnya, tapi itu sebenarnya

    hanya ditekan menggunakan sacred arts elemen angin dari sumur yang banyak di

    setiap distrik, mendorong air melewati pipa yang tak terhitung.

    Hasilnya, air mengalir dari wastafel itu selalu bersih, tanpa perlu mengkhawatirkan

    bahwa Lifenya akan berkurang, seperti air mengalir. Sangat beruntung bila anak

    yang mengambil air di desa Rulid jika pengaturannya juga seperti iniselesai

    mencuci ketika berpikir seperti itu, dia menyusun cangkir bersih itu di rak.

    Menelan air langsung dari wastafel, Kirito mengelap mulutnya sebelum dia

    menguap.

    "Jadi baiklah, tolong bangunkan aku besok jam delapan. Selamat malam, Eugeo."

    "Jam delapan itu sudah terlalu telat, jam setengah tujuh! Selamat malam, Kirito."

    Menjawab dengan langsung, dia langsung memikirkan sesuatu yang muncul di

    pikirannya.

    "...Stay cool."

    Saat memikirkan itu, patnernya yang menuju kamarnya sendiri mengangkat

    bahunya dan berbicara dengan senyum masam.

    "Itu mungkin bisa digunakan sebagai perpisahan, tapi itu bukan sesuatu yang kau

    harus pikirkan setiap malam sebelum tidur. Gunakan jika kau hanya memiliki itu

    sebagai pilihan terakhir."

    "Hmm, itu rumit, bukan. Baiklah...jadi, sampai jumpa besok."

    "Ya, sampai jumpa besok."

  • Perlahan melambaikan tangan kanannya, Kirito memasuki kamarnya di utara,

    sebelum Eugeo mematikan lampu dan membuka pintu dari arah yang lain. Kamar

    tidur itu memiliki luas hampir setengah dari sepuluh kamar di asrama novice

    trainee dan itu selalu dibersihkan oleh valetnya, Tizei, jadi tidak terlihat setitikpun

    debu. Mengganti pakaian rumahnya dengan piyama, dia membaringkan tubuhnya

    di kasur.

    Bersamaan dengan suara berdecit saat dia berbaring, tanpa sadar, dia dapat

    mendengar satu bagian dari percakapan sebelumnya di telinganya.

    Tapi jika kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka

    melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi.

    Perkataan dari Kirito untuk berhati-hati terhadap Raios dan Humbert. Sebelumnya

    dia mengangguk, tapi itu masih sulit untuk dipikirkan oleh Eugeo untuk langsung

    dipahami.

    Selama proses untuk datang ke sini dari sejak dia kecil, sebenarnya telah berulang

    kali ketika Eugeo mencari pelanggar aturan, baik itu peraturan desa Rulid,

    peraturan Zakkaria Guard Squadron atau peraturan Akademi Master Pedang.

    Tetapi, dia berpikir peraturan yang paling menantang untuk dilanggar di Dunia

    Manusia, Taboo Index, hanya noltidak, hanya sekali.

    Sekali itu hanya terjadi delapan tahun lalu, ketika Integrity Knight dari Gereja

    Axiom datang di desa untuk mengambil Alice. Eugeo berpikir untuk menebas

    Knight dengan Dragon Bone Axe yang dia pegang dengan kedua tangannya, tapi

    nyatanya, dia tidak mengambil langkah. Sampai sekarang, jika dia mengingat itu,

    ada sesuatu yang sakit di mata kanannya untuk suatu alasan.

    Tentu saja, dia tidak memiliki bagian dari bantahan untuk Integrity Knights atau

    gereja sekarang. Knight itu mengambil Alice sesuai dengan hukum yang berlaku,

    jadi dia harus mendapat izin untuk melewati pintu gereja dengan baik dan bertemu

    kembali dengan Alice. Itu adalah alasan Eugeo meninggalkan desa dan melalui

    berbagai rintangan untuk menjadi elite swordsman-in-training di akademi.

    Tetapi seperti yang Kirito katakan, jika Raios dan Humbert berpikir " apa saja

    selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi"...pada akhirnya,

    apakah mereka akan melanggar hukum yang pasti yang menstabilkan dunia dari

  • awal oleh Gereja Axiom? Apakah mereka merasa Taboo Index sebagai rintangan

    di pikiran mereka...?

    Meskipun itu adalah Raios dan patnernya, itu tidak mungkin terjadi. Bahkan

    melanggar Taboo Index tidak dapat dimaafkan, itu adalah keyakinan tak

    terbantahkan yang bahkan raja harus mematuhinya, itu adalah hukum yang pasti.

    Eugeo melihat langit-langit yang berwarna biru muda karena diterangi dengan

    cahaya malam. Jika pikiran itu diperbolehkan, dia bertanya apa yang dia ingin

    lindungi dan kenapa dia ingin melindunginya, hanya melihat tanpa mengambil

    langkah ketika Integrity Knight mengambil Alice, dan hanya memotong Gigas

    Cedar selama enam tahun sesuai dengan hukum.

    Pupil matanya langsung sakit dengan sensasi bergetar. Eugeo berusaha menahan

    rasa sakit itu dengan menutup matanya, membuang pikirannya menjauh dan

    membaringkan tubuhnya dan segera tertidur.

    Pagar tinggi yang mengelilingi Akademi Master Pedang dan sebuah hutan yang

    dibuat hingga menutupi tiga puluh persen dari itu. Dengan pohon yang besar, juga

    dengan lumut yang berwarna keemasan tumbuh disekitarnya, dan sinar matahari

    yang terlihat dari celah pohon, suasana hijau itu mengingatkannya hutan di dekat

    rumahnya, tapi Centoria Pusat jauh di selatan Rulid, ada berbagai macam hewan

    yang hidup di sini. Beberapa bahkan belum pernah dia lihat di daerah utara, seperti

    rubah kecil dan ular yang ramping dngan motif turquoise, yang sedang berjemur di

    matahari di mana saja dan dia melihat sekeliling meskipun sudah satu tahun sejak

    dia datang.

    "Eugeo-senpai, apa kau mendengarku?"

    Mendengar suara dari sampingnya, Eugeo segera membalikkan kepalanya dengan

    bingung.

    "Maaf, maaf, aku mendengarkan....Jadi ada apa?"

    "Kau tidak mendengar, kan!"

    Gadis yang sedang menyibak rambutnya, warnanya seperti kulit apel, yang sedang

    memprotes adalah orang yang melayani Eugeo sebagai valet trainee, Tizei

    Shtolienen. Menghindari tatapan matanya yang memiliki warna yang sama dengan

    rambutnya, dia mencoba menghindarinya sambil berkata.

  • "Em-Emm, hutannya sangat indah aku hanya merasa...Ada hewan langka di

    sekitarnya juga..."

    "Langka?"

    Tizei mengetahui elakkan Eugeo dan mengangkat bahunya menunjukkan tidak

    tertarik.

    "Eeh, di sini hanya ada rubah kintobi, kan? Ada lebih banyak mereka di pohon

    yang tumbuh di sekitar distrik."

    "Heh...Itu mengingatkanku, kau lahir di pusat, huh, Tizei. Apa rumahmu dekat?"

    "Rumahku di distrik kedelapan, jadi sedikit jauh dari distrik kelima dimana

    akademi itu berada."

    "Aku mengerti...nn, eh?"

    Eugeo langsung melihat ke arah Tizei yang ada di sampingnya. Bahkan seragam

    novice trainee yang pernah dia pakai dan dipikir sedikit tidak berwarna padanya

    tahun lalu terlihat cocok jika dipakai perempuan. Itu sudah sewajarnya, jika Tizei

    bukan siswa dari akademi yang sama, dia bukanlah seseorang yang Eugeo

    harapkan untuk dapat berbicara, karena dia anak petani.

    "Hmm, Tizei kau lahir sebagai bangsawan, kan? Aku berpikir bahwa aku pernah

    mendengar bahwa rumah bangsawan terkumpul di distrik ketiga dan keempat,

    seperti itu..."

    Ketika dia bertanya dengan rendah hati, Tizei menunduk karena dia malu dan

    segera mengangguk sebelum menggelengkan kepalanya beberapa kali.

    "Ayahku adalah bangsawan kelas enam setidaknya...tapi menjadi bangsawan kelas

    rendah juga bagus. Tinggal di rumah yang dekat dengan Administrasi Kerajaan

    hanyalah untuk bangsawan kelas empat atau di atasnya dan beberapa bangswan

    kelas lima dan enam yang tertentu. Ayahku memiliki kebiasaan berkata, 'Ini jauh

    lebih menyenangkan menjadi orang biasa, dapat berbicara dengan mereka tanpa

    takut terhadap bangsawan kelas atas dengan Hak Untuk Menghukum'... ah, Aku

    minta maaf, aku hanya..."

    Menyadari bahwa dia berbicara materi yang sulit dimengerti oleh Eugeo, yang

    hidup sebagai orang biasa, Tizei hanya menghela nafas sambil berjalan.

  • "Jangan khawatir dengan hal itu. Tentang hal itu...tentang Hak Menghukum,

    apakah semua bangsawan memilikinya?"

    Ketika mengingat kembali isi dari Hukum Dasar Kerajaan yang dia pelajari satu

    tahun yang lalu, Eugeo bertanya dan dia hanya berkata dengan suara keras "Tentu

    saja tidak!" sebagai balasannya.

    "Hak Menghukum hanya diberikan untuk bangsawan kelas empat dan di atasnya,

    dengan bangsawan kelas lima dan dibawahnya sebagai orang yang menerima

    hukuman dari bangsawan kelas atas. Ayahku hanya bekerja sebagai sekertaris di

    Administrasi, tapi sepertinya banyak bangsawan kelas lima dan enam yang bekerja

    di Istana Kerajaan atau kantor umum untuk melayani bangsawan kelas

    atas....Sepertinya, itu adalah masalah antara orang dewasa, jadi itu kebanyakan

    bukan hukuman fisik, tapi mengurangi gaji dan lainnya, sepertinya."

    "A-aku mengerti...Itu sangat rumit juga, huh, dunia bangsawan..."

    Melihat ke arah Eugeo yang matanya terbuka, novice trainee yang berambut merah

    itu berbicara terus dengan sedikit warna merah di pipinya karena suatu alasan.

    "Se-seperti yang aku bilang...seseorang sepertiku yang lahir sebagai bangsawan

    kelas enam hanya terlihat dari namanya, cara hidup kita hampir tidak jauh berbeda

    dengan orang biasa. "

    "H-Hmm..."

    Dengan mengeluarkan balasan yang tidak jelas antara setuju atau tidak, Eugeo

    merenungkan kembali struktur kerajaan sekali lagi.

    Hukum Dasar Kerajaan yang dibuat oleh Administrasi Kerajaan yang

    distabilkan dalam sistem sosial oleh Norlangarth North Empire. Sepertinya, setiap

    kriminal dan hukuman untuk mereka di dasari oleh suatu hukum yang pasti, Taboo

    Index, sementara Hukum Dasar Kerajaan dibuat untuk perjanjian untuk membagi

    menjadi sistem kelas. Dengan kata lain yang menjadi bangsawan dan orang biasa.

    Ketika dia masih menjadi novice trainee, ada suatu ketika dimana seorang guru

    mengajar tentang Hukum (Meskipun kelas lainnya hanyalah Sacred Arts dan

    Sejarah) ada seorang siswa yang berambut hitam menanyakan suatu pertanyaan.

    Guru, kenapa ada bangsawan dan orang biasa di Kerajaan ini, dia tanya.

  • Guru itu yang hanyalah bangsawan kelas rendah kehilangan kata-katanya untuk

    sesaat, sebelum dia menjawab dengan suara lemah.

    Menurut ramalan yang berasal dari Gereja Axiom sejak dahulu kala, tentara

    kegelapan akan menginvasi dengan kekuatan dari empat jalan di Gunung tinggi di

    Ujung yakni... North Cave, West Gorge, South Corridor dan East Gate.

    Untuk membasmi demi-humans, semua yang memiliki sacred tasks imperial

    knights atau imperial guards dari empat kerajaan akan bertarung sebagai Tentara

    Dunia Manusia. Untuk menjadi kepala dari Tentara Dunia Manusia yakni sebagai

    komandannya ketika waktunya tiba, bangsawan meningkatkan ilmu pedang

    mereka, belajar sacred arts dan melatih fisik dan mental mereka.

    Mendengar itu, Eugeo jujur merasa kagum, meskipun merasakan perasaan tidak

    enak.

    Dua tahun lalu, bersama Kirito, Eugeo melawan grup goblin yang menginvansi

    dari Dark Territory yang hendak melewati North Cave yang guru tadi sebutkan.

    Sayangnya, dia langsung tidak sadar dari serangan pemimpin goblin di tengah

    pertarungan, tapi kekuatan dan penampilan menakutkan dari demi-humans, serta

    suaranya terus membekas di ingatannya. Setelah berdiskusi dengan Kirito, mereka

    memilih untuk tidak membicarakan pertarungan itu di akademi, tapi jika

    pertarungan itu diceritakan dengan lengkap, itu mungkin membuat setengah siswa

    perempuan jatuh hati.

    Tentu saja, bahkan Eugeo tidak ingin mengalaminya lagi. Jadi, dia kagum terhadap

    bangsawan yang bertarung dengan goblin menakutkan itu, juga dengan orcs dan

    ogre yang jauh lebih besar dan menakutkan dari mereka, di garis depan.

    Tapi di sisi lain. Dari waktu Dewi Pencipta Stacia membuat hidup dan Dunia

    Manusia, sudah tiga ratus delapan puluh tahun berlalu. Sampai sekarang, tentara

    kegelapan belum pernah berhasil menginvansi dengan jumlah besar bahkan sekali.

    Dengan kata lain, di empat kerajaan, terutama bagi bangsawan kelas atas, telah

    terbiasa dengan kehidupan sehari-hari mereka, hidup di rumah mewah dan

    menerapkan Hak Menghukum bagi bangsawan kelas rendah, dan mempersiapkan

    untuk menghadapi musuh yang bahkan mereka tidak pernah melihatnya sendiri

    tanpa mengetahui kapan mereka akan datang...

    Dia seperti dapat melihat apa yang ada di hati Eugeo, Tizei memperlihatkan

    senyuman sambil berjalan di sampingnya dan berbicara.

  • "...Karena itu, ayahku ingin anak tertua mereka untuk menjadi bangsawan kelas

    empat, setidaknya supaya tidak menghadapi hukuman, sebelum mensukseskan

    keluarganya, karena itu aku mendaftar di akademi ini. Jika aku dipilih sebagai

    perwakilan dari akademi dan mendapat posisi bagus di Turnamen Kerajaan Ilmu

    Pedang, itu menjadi tujuan yang mustahil...Hmm, untukku yang hanya mendapat

    sebelas di ujian pendaftaran, itu mungkin menjadi mustahil seberapa kuat aku

    mencoba, huh."

    Eugeo merasa gadis ini sedang mendecak lidahnya dengan cepat dan tersenyum

    yang mungkin terlalu terang dan segera menutup matanya.

    Dibanding dengan dirinya sendiri, yang memasuki akademi untuk alasan pribadi

    yaitu bertemu kembali dengan teman masa kecilnya yang dibawa ke Gereja di

    masa lalu, di berpikir tujuan Tizei yang terus belajar ilmu pedang untuk demi

    meningkatkan kehormatan keluarga untuk menjadi bangsawan kelas atas.

    "Tidak...Tizei, kau hebat. Demi ayahmu, kau bekerja keras dan menjadi dua belas

    besar sebagai siswa baru."

    "Bu-bukan seperti itu!...aku hanya beruntung karena tema dari perfoma style

    adalah style yang aku kuasai. Aku hanya bisa sampai segini setelah belajar dari

    ayahku sejak umur tiga tahun, kau lebih hebat, Eugeo-senpai. Memikirkan

    bagaimana sulitnya mendapat rekomendasi dari penjaga regu, dengan mudah kau

    mendapatkannya dan bahkan menjadi tempat kelima diantara elite swordsmen-in-

    training. Aku percaya bahwa ini menjadi suatu kehormatan untuk melayanimu

    sebagai valetmu, Eugeo-senpai."

    "Bu-bukan, itu..."

    Eugeo menyadari sikapnya untuk menundukkan kepala dan mengusap kepalanya

    dengan tangan kanannya hampir sama dengan Kirito, yang sedang mengikutinya di

    belakang, dan segera menurunkan tangannya dengan cepat.

    Tizei mengatakan bahwan itu adalah "kehormatan", tapi kenyataannya, alasan

    kenapa gadis itu menjadi valet Eugeo dan Ronie menjadi valet Kirito, dapat

    dikatakan sebagai bimbingan dari Dewi, Stacia atau dapat dikatakan, sebuah

    kebetulan.

    Pemilihan valet menggunakan sistem dimana dua belas orang yang akan menjadi

    elite swordsmen-in-training berikutnya, mereka memilih sesuai dengan rangking

  • mereka, diantara dua belas besar murid baru. Dengan kata lain, tahun ini, yang

    pertama adalah Raios, memilih satu orang, lalu second-ranked Humbert memilih

    yang lain, sementara Eugeo dan Kirito mendapat giliran kelima dan keenam untuk

    memilih. Tetapi, setelah berdiskusi dengan patnernya, keduanya memutuskan

    untuk menukar giliran untuk memilih menjadi yang terakhir. Untuk membuat

    murid baru tidak diambil oleh sepuluh orang yang lain sebagai valet mereka.

    Hasilnya, dua papan kayu yang diberikan kepada Eugeo dan Kirito memiliki nama

    Tizei dan Ronie. Mereka sedikit kehilangan kata saat mereka mengetahui bahwa

    mereka berdua adalah siswa perempuanKirito bahkan memiliki ekspresi rumit

    tapi akhirnya, Eugeo berpikir itu adalah hal yang bagus. Bahkan, alasan tidak adil

    kenapa sepuluh orang yang lain memilih mereka Tiz