Upload
yardkids
View
146
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Source: Baka-Tsuki
Citation preview
Sword Art Online Jilid 11 Alicization Turning
KONTEN
Illustrasi Novel
Bab 5 Segel dalam Mata Kanan
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Selingan III
Bab 6 Ksatria dan Tahanan
Part 1
Part 2
Part 3
Catatan Pengarang
Note : Taboo Index=Index Tabu=Daftar Larangan
Sacred Arts=Seni Suci=Sihir Suci
Bab 5 Segel Dalam Mata Kanan
Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380
Part 1
Underworld.
Itu adalah nama dari dunia ini. Itu bukanlah pengetahuan yang umum, tapi yang
jarang didengar, jadi banyak mahluk hidup yang tinggal tanpa mengetahui asal
nama itu.
Dunia manusia mengacu pada lingkaran yang sempurna dengan diameter satu
dan seluas setengah dari seribu km tepat di tengah Underworld. Dan itu dikelilingi
oleh Gunung tinggi di Ujung dan lebih dari itu, ada sebuah daerah dimana yang
bukan manusia tinggal seperti goblins dan orcs, Dark Territory, jangan
menjangkaunya adalah suatu hal yang umum, tapi sebenarnya tidak ada manusia
yang dapat melihatnya dengan mata mereka sendiri.
Dunia Manusia dibagi menjadi empat kerajaan dan satu yang memerintah di utara
adalah Norlangarth North Empire, dengan tanah yang subur, hutan yang dalam
dan banyak danau. Di ujung selatan kerajaan itu dan berbentuk seperti kipas, di
bagian ujungnya. ada ibu kota kerajaan, Centoria Utara. Kerajaan lainnya
memiliki struktur yang sama, jadi empat ibu kota kerajaan bersatu menjadi satu
bagian, sebuah lingkaran kecil di Dunia Manusia, banyak orang menyebutnya
Centoria Pusat.
Sekali lagi, di pusat Centoria ada sebuah menara suci yang disebut Pusat Dunia
Gereja Axiom yang memegang kekuasaan empat kerajaan, memerintah dunia
manusia dengan hukum yang pasti yakni, Taboo Index, dan kekuatan militer
yang pasti yang disebut, Integrity Knights. Struktur dari sebuah kemegahan
hampir mencapai Solus di langit yang dapat dikatakan sebagai pusat dari Dunia
Manusia, di setiap perkataan. Dengan kata lain, itu mungkin bisa disebut sebagai
pusat dari Underworld.
Itu adalah tentang dunia ini, yang dimengerti oleh Eugeo.
Sudah dua tahun sejak dia memulai petualangannya menuju selatan bersama
patnernya Kirito, dari desa kecil Rulid di ujung utara kerajaan utara hingga musim
semi tahun ini.
Dan mereka diberi pengangkatan menjadi penjaga regu di kota terbesar di bagian
utara, lalu melanjutkan ke pusat kerajaan dengan surat rekomendasi yang ditulis
oleh komandan mereka di musim semi tahun lalu. Melalui ujian masuk untuk
semua swordsman terkemuka di institut pelatihan kerajaan, Akademi Master
Pedang Centoria Utara, dan dengan rajin melatih diri mereka sendiri dan selama
satu tahun mengabdi menjadi novice trainees, mereka bahkan masuk dalam
rangking dua belas besar ujian promosi di akhir tahun.
Kedua belas dari mereka tidak diberi pengangkatan sebagai advanced trainees, tapi
sebagai siswa teladan yang disebut elite swordsmen-in-training. Mereka
disediakan asrama dengan arena pelatihan yang sangat luas hanya untuk digunakan
oleh mereka dan boleh digunakan sebanyak apapun tanpa terikat oleh peraturan
akademi, menghabiskan satu tahun untuk latihan agar berpartisipasi di Turnamen
Kerajaan Ilmu Pedang, adalah tujuan utama oleh semua siswa akademi.
Mendengar berbagai macam pelajaran dan petunjuk ilmu pedang, dengan latihan
sendiri setelahnya yang sangat susah, tapi hari itu seperti mimpi bagi Eugeo. Jika
dia tidak bertemu dengan pemuda asing bernama Kirito dua tahun lalu, dia
mungkin hidup dengan setiap hari mengayun kapak untuk memotong kayu dari
pagi sampai malam, melanjutkan sacred task sampai mundur karena usia tua.
Dia dapat melanjutkan untuk tujuannya, bersosialisasi dengan bangsawan muda di
pusat kerajaan, belajar ilmu pedang dan sacred arts, meskipun hanya memiliki
waktu yang sedikit.
Tidak seperti muridnya, tujuan Eugeo bukanlah menjadi juara di Turnamen
Persatuan Empat Kerajaan dan diangkat sebagai Integrity Knight yang terhormat.
Tapi menjadi knight dan melewati pintu Katedral Gereja Axiom Pusat dimana
bahkan bangsawan kelas satu tidak bisa melewatinya, dan itu untuk dapat bertemu
lagi dengan, Alice Schuberg, seorang gadis yang menjadi teman masa kecilnya
yang telah dibawa menuju Katedral pada saat itu.
Dia pernah sekali untuk menyerah, orang yang menunjukkan untuk mengejar
tujuannya sejauh apapun adalah patnernya, Kirito. Mereka dapat melalui berbagai
rintangan yang menghadang mereka dengan kombinasi kekuatan mereka selama
dua tahun. Dengan Eugeo mengajarkan berbagai aturan pada Kirito yang telah
kehilangan ingatannya, dimulai dari Hukum Dasar Kerajaan, dan Kirito
mengajarkan Eugeo tentang ilmu pedangnya yang unik, Aincrad-style, mereka
bertahan sampai hari ini dengan sikap yang santai, seperti mereka adalah saudara...
bukan, saudara kembar.
Sampai sekarang, sebagai elite swordsmen-in-training, Eugeo dan Kirito masih
tinggal di kamar yang sama tepat di asrama. Katanya, mereka hanya berbagi kamar
dengan kasur yang terpisah. Eugeo masih memiliki perasaan bersalah karena
meninggalkan kasur empuk yang dia tinggalkan di rumahnya di Rulid yang bahkan
tidak dapat menahan lilin, sebuah pemandian mewah dimana dia dapat
menggunakan air panas sebanyak dia mau dan makanan berlimpah yang
disediakan di ruang makan yang dapat dipesan sesuai keinginan mereka, tapi
sepertinya Kirito dapat terbiasa dengan cepat.
Tapi yang menjadi masalah yang harus dihadapi Eugeo adalah.
Yaitu keistimewaan yang diberikan kepada dua belas orang elite swordsmen-in-
training akademi tidak hanya asrama yang eksklusif. Seorang, sebagai contoh
novice trainee akan menjaga mereka sebagai valet mereka. Eugeo yang pernah
menjadi seperti ini, dan membantu senior swordsman di tahun sebelumnya, dan itu
bukan masalah atau mungkin, dia pikir itu sangat menyenangkan, tapi itu
menjadi cerita lain bila keadaan itu diputar.
Untuk trainee yang menjadi valetnya tahun ini adalah Tizei Shtolienen, lahir
sebagai bangsawan kelas enam, dia seperti gadis pada umumnya yang baru
memasuki umur enam belas tahun. Untuk Kirito orang yang menjadi valetnya
adalah Ronie Arabel, gadis yang berumur enam belas tahun yang juga lahir sebagai
bangsawan kelas enam, mereka membuat keadaan mereka yang sukar karena
berasal dari desa.
Dia bahkan tidak memiliki keluhan terhadap Tizei. Gadis yang memiliki rambut
merah seperti api dan matanya memiliki warna yang sama yang jarang ada di utara,
yang bersemangat, antusias dan rajin serta membuat banyak kejadian dimana
gurunya yakni Eugeo, justru berakhir mempelajari sesuatu darinya. Tetapi
menjadi orang yang ditunggu oleh seseorang yang lebih muda tiga tahun, yang tak
perlu dibilang berasal dari kelas bangsawan dan juga perempuan, tidak seperti
situasi yang dia biasa hadapi di waktu itu. Setiap hari dihabiskan dengan pemikiran
"Aku akan mengatasi hal itu, jadi jangan khawatir" dan Tizei menjawab "Tidak, ini
seharusnya dikerjakan oleh valet!"
Situasi Kirito sepertinya hampir sama, sehingga dia membuat kebiasaan untuk
segera menghilang ketika Ronie datang untuk merapikan kamar, itu terjadi selama
satu bulantetapi.
Hari ini tanggal 17 bulan 5 Kalender Dunia Manusia 380, Kirito akhirnya
kembali tanpa alasan tertentu tepat saat Tizei dan Ronie selesai membersihkan
kamar mereka, memegang sebuah tas besar yang ada di tangannya. Di dalamnya
ada pie madu dari sebuah restoran di Jalan Selatan ketiga dan di Distrik keenam di
Centoria Utara, The Deer Leap, yang sangat terkenal bagi mereka, dan Kirito
mengambil dua untuk Eugeo dan dirinya sendiri sebelum menyerahkan sisanya ke
Ronie dan Tizie sambil berkata "Pergilah dan bagikan ini untuk teman-temanmu
yang ada di kamarmu".
Novice trainees tidak pernah keluar kecuali saat istirahat, dan tentu saja mereka
tidak dapat membeli makanan di luar. Kedua gadis itu tentu saja langsung senang
karena diberi makanan, membuat Eugeo melihat mereka berlari ke asrama novice
trainees untuk pertama kalinya.
Membuat hubungan dengan valet trainees dan memberikan mereka saran umum
untuk meningkatkan kemampuan ilmu pedang mereka juga bagian dari tugas
swordsmen-in-training, jadi pie madu itu juga bagian dari tugas Kiritotapi mesti
begitu, pikiran Eugeo sedang memandang patner berambut hitamnya yang ada
disampingnya, juga sedang memakan pie itu dengan ekspresi tenang sebelum
berbicara.
"Baiklah sekarang, Eugeo-kun, bagaimana kalau kita melakukan latihan ringan
sebelum makan malam?"
"Aku sama sekali tidak keberatan tentang hal itu. Tapi besok adalah ujian sacred
arts tingkat lanjut. Dan meskipun kau tidak pelu memikirkan tentang ujian tertulis,
ada sebuah ujian praktik Elemen es yang kau tidak kuasai."
"Ugh......"
Tangan Kirito, pada saat hendak memegang pedang kayu yang digunakan untuk
latihan, langsung terdiam setelah mengatakan hal itu. Sepertinya dia masih
bimbang perkataannya, ingin melanjutkannya, tapi dengan cepat Kirito
menurunkan tangannya sambil menghela nafas, sebelum bersuara dengan nada
yang dalam.
"Huuh, kenapa aku harus belajar untuk ujian setelah berjuang sejauh ini..."
Apa yang dikatakan Kirito betul, dia bahkan tidak menyangka bahwa dia harus
belajar sacred arts di pusat kerajaan setelah dia mengayun kapak untuk memotong
kayu di desa Rulid. Di betul-betul setuju tentang latihan pedang jauh lebih
menyenangkan dibanding menghapal sihir yang rumit, tapi dengan terus gagal di
ujian akademi, maka kualifikasi untuk mendapat rekomendasi masuk turnamen
akan hilang meskipun sebagus apapun ilmu pedang mereka.
Dan patner Eugeo yang sudah mengerti semua meskipun tanpa dia menjelaskan
itu, sambil menyisir rambutnya, dia mengenakan jaket hitam sebagai seragam
sekolahnya sebelum berbicara dengan nada rendah.
"Eugeo-kun. Aku akan berusaha belajar dengan segenap kemampuanku dari
malam hingga lampu dimatikan, jadi bisakah kau membantuku untuk mengambil
makananku di ruang makan?"
"Baiklah. ...Kau seharusnya mengatakan itu dengan suara normal."
"Aku tidak bisa apa-apa selain setuju tentang masalah ini. Tetapi, ada beberapa
orang yang dapat melakukan itu, kau tahu..."
Setelah berkata seperti suatu filosofi, Kirito segera keluar dari ruang tamu dan
menghilang menuju kamarnya melalui pintu utara.
Tidak seperti asrama novice trainee yang mereka pernah tinggali satu tahun dan
satu bulan yang lalu, asrama elite swordsmen-in-training berbentuk lingkaran
sempurna. Itu adalah bangunan tingkat tiga dengan atrium di tengah, sebuah
koridor yang membentuk cincin yang mengelilingi bagian luar, dan ruangan
dimana dua belas orang swordsmen-in-training tinggal yang berjejer dari ujung
selatan.
Lantai pertama terdiri dari ruang makan dan pemandian, sementara lantai dua dan
tiga hanya memiliki enam kamar di setiap lantainya untuk muridnya. Itu tergabung
dengan ruang tamu di setiap antara dua kamar dan kamar Eugeo dan Kirito tepat di
lantai tiga.
Ruangan itu sudah diatur sesuai dengan nomor rangking di ujian sekolah tahun
pertama, dengan ruangan pertama yakni 301, dan disebelah baratnya di lantai tiga
ada ruangan ketiga yakni 302... dan itu berlanjut seperti itu, untuk murid yang
kedua belas berada di kamar 206, di lantai dua. Untuk Eugeo yakni kamar 305 dan
Kirito kamar 306, itu berarti Eugeo rangking 5 dari 120 novice trainees, sementara
Kirito rangking 6 dengan nilainya.
Keduanya sukses untuk mendapat ruangan yang tersambung dengan kemampuan,
tapi setengahnya sepertinya cukup beruntung. Tentu saja, mereka bermaksud dari
awal untuk mendapat rangking 1 dan 2 untuk mereka tapi mereka tidak punya
pilihan lain untuk melanjutkan, meskipun mereka berusaha sekuat apapunKirito
mendapat rangking 4 dengan pertandingan resmi dengan instruktur, ketika Eugeo
hanya mendapat rangking 5, yang membuat mereka berakhir dengan mendapat
kamar terpisah, tapi Kirito kehilangan nilai di perfoma style dan ujian sacred arts,
membuatnya mendapat rangking 6.
Hasilnya, tujuan untuk mendapat kamar yang terhubung telah tercapai, tapi
mengkhawatirkan pelajaran lain akan tertinggal.
Setelah itu, dalam waktu satu tahun...tidak, hanya tersisa sepuluh bulan sebelum
upacara kelulusan mereka harus mendapat rangking 1 dan 2, supaya dapat
berpartisipasi dalam Turnamen Kerajaan Ilmu Pedang. Kirito memiliki rangking 7
dan Eugeo rangking 8, ketika mereka masuk, jadi mereka meningkat, tapi
memikirkan empat orang lagi yang harus dilewati, itu membuat mereka tidak dapat
berpikir optimis.
Tapi ditempat lain, Kirito masih tenang, terlihat seolah menjadi elite swordsman-
in-training baginya seperti sudah menang, Itu tidak terlihat alasan seperti percaya
diri, apa yang dapat menentukan rangking untuk swordsmen-in-training bukan
melalui ujian yang memiliki nilai, melainkan pertandingan resmi yang diadakan
empat kali dalam satu tahun. Pertandingan ini tidak menghadapi instruktur namun
justru melawan murid, jadi kriteria seperti itu dan tidak diperhatikan, membuat
kemenangan dengan mengalahkan lawan.
Dan semua aspek yang tidak normal itu yang berasal dari patnernya yang membuat
dirinya menang di pertandingan pertama, ketika mereka masih novice trainees dua
bulan lalu, melawan pemimpin elite swordsman-in-training pada saat itu.
Sebenarnya, itu berakhir seri oleh kerajaan, tapi biakn berate salah bila Kirito
menang. Tidak perlu dibilang bahwa lawannya adalah instruktur dari Imperial
Knight Order selama beberapa generasi, dan pengguna Mighty Sword yang tidak
dapat dipercaya.
Dia yang mengajarkan ilmu pedang Aincrad-style yang hanya diketahui oleh Kirito
selama dua tahun sampai sekarang, membuat Eugeo tidak percaya pada
kemampuanya dalam ilmu pedang. Tetapi, akan jadi lain ceritanya jika kau
bertanya padanya jika dia dianggap sebangai patnernya. Hingga sekarang sebelum
ujian tertulis, dia tidak ada niat untuk melewatkan latihan hariannya.
Dia biasanya latihan dengan patnernya di ruangannya untuk mengasah
kemampuannya selama setiap malam, jadi Eugeo tidak tertarik dengan apapun di
ruangan itu, selain pedang kayunya.
Di sisi lain koridor dalam membentuk suatu lingkaran besar dengan atrium yang
meluas dari lantai satu sampai lantai tiga, dengan matahari terbenanam yang indah
yang dapat dilihat dari ruangan itu. Tidak ada bangunan yang seindah ini di kota
Zakkaria, membiarkan desa Rulid dimana dia berasal. Bahkan tiang kayunya
dipoles, kayu berkualitas tinggi dan seni yang tidak bisa diukur yang terukir di
tiang itu, dengan sejarah kerajaannya yang terukir.
Tidak peduli bagaimana aku memberitahu mereka bahwa aku tinggal di
bangunan mewah, bahkan memiliki seseorang yang terus membantuku, bahkan
teman-temanku tidak akan percaya padaku, huh.
Eugeo berpikir seperti itu saat dia berjalan di koridor panjang.
Kami mungkin elite swordsmen-in-training, tapi level kemewahan ini sudah jauh
dari pemikiran seorang siswa. Jika aku adalah swordsman berpengalaman, dan
memberikan hasil bagus di Turnamen Persatuan atau lebih dari itu, satu dari
Integrity Knights di Gereja Axiom, yang memiliki kuasa penuh yang bahkan
melebihi empat raja, jadi cukup bayangkan saja kehidupan mewah yang harus aku
jalani?
"...Oof, tidak bagus."
Eugeo mengetuk kepalanya sendiri dengan pedang kayunya yang dia taruh
dibahunya.
Setahun telah berlalu sejak dia mendaftar dan mungkin dia telah terbiasa dengan
hidup di akademi, ada sebuah waktu dimana dia hampir kehilangan perasaan itu
ketika dia mulai berpetualang meninggalkan desanya. Dia disini bukan untuk
mendapat reputasi dan kehormatan sebagai swordsman.
"...Alice..."
Saat dia menasihati dirinya sendiri, dia mengatakan nama orang yang sangat
penting baginya.
Tinggal disini, memenangkan pertandingan resmi, dan bahkan dia ingin menjadi
Integrity Knight, tidak ada yang tahu hasil akhirnya, tapi dengan proses itu. Untuk
mengambil kembali teman masa kecilnya yang berambut pirang, yang seharusnya
masih ada di Katedral Gereja Axiom Pusat
Setelah turun ke lantai satu melalui tangga yang dibangun di bagian utara
bangunan tersebut, Eugeo segera menuju arena pelatihan disamping asrama
tersebut. Ini juga, hanya boleh digunakan untuk elite swordsmen-in-training. Dia
mengayun pedang kayunya di tempat besar itu, di tempat pelatihan itu ada sebuah
tempat terbuka dimana dia menggunakannya ketika dia masih menjadi novice
trainee, tapi sekarang dia bisa latihan di arena pelatihan yang terang dan luas,
selama yang dia mau.
Membuka pintu di tempat masuk, aroma yang menyegarkan dari lantai yang
diperbarui setiap tahun menyambut Eugeo. Sementara berdiri, dia mengambil nafas
sebelum dia berhenti bernafas. Dia dapat merasakan pusing, bercampur dengan
sensasi yang tercampur di udara.
Ketika dia keluar dari ruangan kecil yang digunakan untuk berganti pakaian,
menuju ke arena, perasaan pusing itu menjadi kenyataan.
Dua orang murid yang tepat ada di tengah arena pelatihan yang memiliki lantai
kayu itu menyadari keberadaan Eugeo dan mengarahkan pandangannya dengan
pandangan marah. Mungkin mereka masih dalam latihan style, salah satu dari
mereka masih memegang pedang kayu, sementara yang lain masih dalam posisi
siaga, tapi keduanya langsung menurunkan kedua tangannya dengan lambat.
Kau tidak perlu curiga, aku tidak akan mencuri tehnikmu, memiliki pemikiran
yang seperti itu dipikirannya, Eugeo dengan cepat mengerti dan segerea menuju
ujung arena. Dia berpikir mereka akan menghiraukannya, tapi karena suatu alasan,
salah satunya datang dengan cepat dan segera membuka mulut mereka untuk
berbicara.
"Oh, Swordsman-in-training Eugeo...apa kau sendirian malam ini?"
Orang yang memanggilnya adalah orang yang memegang pedang, dia mengenakan
seragam warna merah yang menutupi badannya dan tubuh yang tinggi dengan
rambut panjang dan bergelombang yang terlihat turun. Sebuah senyuman muncul
di wajahnya tanpa paksaan, tapi perkataannya terhenti setelah kata Eugeo yang
memang tidak mempunyai nama keluarga karena lahir di keluarga petani.
Menjawab pertanyaan dengan gangguan itu hanya akan mengurangi waktunya
untuk berlatih, jadi Eugeo membalas salam dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"Selamat sore, Swordsman-in-training Antinous. Ya, sebetulnya, teman sekamarku
masih..."
Tetapi, kata-kata itu langsung dipotong oleh siswa yang lain dengan suara yang
keras.
"Berani sekali! Ketika memanggil Raios-dono dengan nama, pastikan gunakan
juga kata Head Swordsman-in-training!"
Mengalihkan pandangan kepada orang yang memakai seragam kuning dengan
rambut abu-abunya yang memakai minyak, dia hanya sedikit mengeluh meskipun
dia sudah tahu.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya, Swordsman-in-training Zizek."
Pada saat itu, orang itu kehilangan kendalinya dan berteriak setelah mengambil
langkah.
"Dan kau masih mengulang perkataan itu! Ketika memanggilku, kau juga harus
menggunakan second-ranked! Atau kau tidak memiliki hormat terhadap sejarah
dan tradisi akademi ilmu pedang yang terhormat..."
"Ayolah, tidak perlu bersikap formal, Humbert."
Bahunya yang ditepuk dari belakang, membuat dia diam dan kembali.
Mengindikasi dari kata-kata tadi, orang yang berambut abu-abu ini Humbert Zizek
yang mendapat rangking dua di antara dua belas orang swordsman-in-training di
asrama ini. Dan orang yang berambut pirang itu, Raios Antinous, yang menjadi
head elite swordsman-in-training, dan memiliki rangking satu. Dengan kata lain,
bulan lalu, Raios mengambil posisi pemimpin dari pemimpin sebelumnya yang
pernah bertanding dengan Kirito, Uolo Levanteinn.
Memikirkan tentang Uolo yang memiliki kepribadian militer seperti Raios, seorang
yang tidak dapat dikatakan sebagai contoh pemimpin dari keluarga terpandang
yang tinggi juga dengan kesombongannya, ilmu pedang mereka cenderung sama.
Mungkin itu normal, mempertimbangkan mereka menggunakan, High Norkia
Style, meskipun itu tidak menyenangkan untuk diketahui berpengalaman, jika
berbicara tentang dia secara positif, atau lebih tepat, secara negatif, Raios dilatih
dengan ilmu pedang Mighty Sword untuk mengalahkan dalam satu serangan,
seperti Uolo.
Kirito memberitahu di diskusi sebelumnya tentang masalah itu. Setengah dari itu
mungkin dibalik pedang itu siswa yang lahir di keluarga bangsawan kelas atas
pasti memiliki harga diri yang tinggi yang mereka tanamkan sejak kecil. Raios
dengan kemampuan pedangnya serta latihannya mungkin tidak dapat mencapai
Uolo, namun harga dirinya justru lebih tinggi. Meskipun beban yang ada di pedang
Raios justru lebih besar.
Tetapi, apa yang disebut dengan harga diri, mungkin bisa dibilang tingkatan?
Jika mereka mempunyai harga diri yang tinggi, kenapa mereka hanya
memperlihatkan sesuatu yang hanya sedikit menggangu?
Ketika Eugeo bertanya seperti itu, Kirito sedikit tidak yakin menjawab setelah
terdiam beberapa saat.
Harga diri adalah suatu beban yang berkelanjutan untuk diri sendiri. Tapi harga
diri tidak terbatas itu saja. Raios dan lainnya pasti memiliki harga diri yang tinggi
yang membandingkan dengan yang lain. Karena itu, mereka menunjukkan pada
kita yang tidak terlahir sebagai bangsawan atau bahkan tidak lahir di ibu kota. Atau
jika memikirkan terbalik, mereka akan menunjukkan harga diri mereka tanpa
melakukan itu.
Kata-kata dari Kirito mungkin terlalu rumit bagi Eugeo, tapi dia mengerti sesuatu
jika dia menyinggung harga diri Raios and Humbert dengan bersikap tidak sopan,
maka kekuatan pedang mereka semakin kuat.
Pemikirannya itu juga datang bersama dengan jawabannya tentang provokasi dan
kesombongan di pikirannya, tapi tidak seperti patnernya, Eugeo selalu memikirkan
dimana batas dari kekerasan yang terbentang di peraturan akademi, meskipun
terjadi di pertarungan resmi dari awal.
Lalu, meskipun Eugeo sedikit menyesal dengan kehidupannya sebelumnya, dia
masih memiliki keberanian untuk menunjukkan rasa terima kasihnya sebelum dia
menuju ujung tempat latihan itu sekali lagi.
Ketika melangkah melewati lantai yang terbuat dari kayu yang baru saja dibuat
dengan memotong pohon yang ada di hutan dekat ibu kota dengan banyak nyawa
yang tersisa, perasaan aneh itu dengan cepat menghilang. Di ibu kota dimana
bangunannya rata-rata terbuar dari batu, sebuah tempat untuk menikmati aroma
dari kayu sangatlah menyenangkan.
Raios dan Humbert mungkin mempelajari ilmu pedang dari private tutor sejak
muda, tapi meski aku mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar sebanyak
2000 kali setiap hari selama tujuh tahun di hutan Rulid. Mungkin aku tidak
memiliki harga diri yang cukup tinggi, tapi aku pasti memiliki harga diri. ... Hmm,
meskipun aku tidak mengayun pedang melainkan kapak.
Dengan pemikiran seperti itu, dia berhenti di depan sebuah tiang bermaksud untuk
latihan sendiri, berdiri di samping dinding di sebelah barat.Tempat pengganti ini
cukup bagus juga, pada saat yang sama di lantai, dengan tidak ada lekukan pada
permukaan lantai itu.
Memegang pedang kayu yang terbuat dari oak dengan kedua tangannya, dia segera
menggunakan posisi dasar pertarungan dan mengatur nafasnya.
"Tsh!"
Dia mengayun pedang kayu itu dari atas kepala dengan sedikit menghela nafas.
Efek berat dari ayunan yang mengenai tiang itu dengan diameter 30cm sedikit
bergetar menandakan itu mengenai tempat yang benar.
Merasakan perasaan yang tidak nyaman dari tangannya, dia mengambil langkah
mundur dan kali ini mengayun dari sisi kiri. Lalu, di sisi kanan, dan kiri lagi.
Setelah mengayun sebanyak sepuluh kali, semuanya menghilang dari pikirannya
kecuali tubuh dan pedangnya, juga tiang yang diserang itu.
Latihan yang dilakukan oleh Eugeo setiap malam hari adalah melakukan ayunan
dari kiri maupun kanan selama empat ratus kali. Dia tidak memiliki pemikiran
tentang stylenya pada saat latihan, seperti yang tadi dilakukan oleh Raios dan
temannya. Orang yang menjadi patnernya, dan pengajarnya dulu, Kirito berkata
tidak perlu memerlukannya.
Di dunia ini, apa yang penting adalah menaruh sesuatu di pedangmu.
Ketika dia mengajar Eugeo tentang ilmu pedang, dia berkata seperti itu.
Secret moves dari Norkia-style, Valtio-style, Aincrad-style kita sangat kuat.
Setelahnya, kau hanya perlu untuk mengerti bagaimana cara untuk mengaktifkan
metode dan pedang itu akan mengikutinya. Tetapi masalahnya terbentang sebelum
itu. Jumlah pertandingan yang dimana secret moves akan menahan secret moves,
seperti ketika aku melawan Uolo, mungkin seperti itu. Jika seperti itu, maka yang
akan menentukan sisanya adalah beban dari pedang itu.
Beban.
Meskipun Eugeo mengerti maksudnya tetapi kata itu tidak menggambarkan beban
dari pedang itu.
Kirito yang pernah melawan, Uolo Levanteinn, yang menaruh harga diri dan
tanggung jawab yang berat karena lahir sebagai bangsawan yang memimpin ilmu
pedang Knight Order pada pedangnya. Senior Eugeo yang pernah membuat dia
menjadi valetnya yakni, Gorgolosso Baltoh, menggunakan kepercayaan diri dari
tubuh yang dia latih. Siswa yang membimbing Kirito, yakni Sortiliena Serlut,
menaruh pengalamannya di tehnik yang dia pelajari. Dan yang terakhir, Raios dan
Humbert mengubah harga diri mereka sebagai bangsawan kelas atas menjadi
beban di pedang mereka.
Lalu, apa yang harus aku taruh pada pedangku?
Eugeo bertanya seperti itu tanpa berpikir dan Kirito membalas dengan senyuman.
Kau harus menemukan itu sendiri, itu yang dia katakan. Tapi mungkin berpikir
sendiri tidak akan mendapat jawabannya, dia melanjutkan, kau tidak akan
menemukannya meskipun kau berlatih style setiap hari.
Itu adalah alasan kenapa Eugeo selalu berlatih menyerang setiap hari ketika
memulai perjalanan di Centoria, dan bahkan setelah mendaftar di Akademi
Turnamen Pedang. Karena sebenarnya Eugeo, bukanlah seorang bangsawan
ataupun swordsman, tapi yang dia memiliki pengalaman bertahun-tahun, semenjak
dia mengayun kapak di hutan selatan Rulid. Tidak, sebenarnya ada satu hal.
Keinginan untuk mengembalikan Alice yang diambil oleh Gereja Axiom.
Meskipun dia mengayun pedang kayu sekarang, teman masa kecilnya yang
berambut pirang tidak akan menghilang dari pikirannya. Dia percaya itu juga
terjadi ketika dia mengayun kapak untuk memotong Gigas Cedar di hutan
kampung halamannya.
Itu mungkin sudah delapan tahun berlalu, semenjak musim panas itu.
Ketika Integrity Knight yang memperkenalkan diri sebagai Deusolbert Synthesis
Seven mengambil Alice, itu semua yang ada dalam pikirannya. Meskipun dia
memegang Dragon Bone Axe yang mungkin dapat memotong besi pada waktu
itu, dia tidak dapat mengangkatnya. Meskipun seseorang tepat
disampingnya...seorang anak laki-laki seumur dengannya berteriak penuh
penyesalan, Bertanya jika dia betul-betul menerima itu.
Ah benar...siapa orang itu? Tidak ada seorang teman yang lain yang pernah
memanggil namanya di setiap waktu kecuali Alice. Meski begitu, dia masih dapat
mengingat ingatan itu jauh dalam pikirannya.
Dengan sendirinya dia menghitung jumlah serangan yang dia buat di pikirannya,
Eugeo memikirkan dalam-dalam tentang ingatan itu.
"Oh , Eugeo-dono selalu berlatih secara misterius, betulkan?"
Suara menggangu itu berasal dari belakangnya dan membuat kosentrasi Eugeo
menjadi buyar. Tekanan dari pedang itu langsung berkurang dan membuat
perasaan tidak nyaman di tangannya seperti ketika dia membuat kesalahan besar
ketika mengayun kapak di hari pertamanya.
Memikirkan bagaimana jarak yang cukup jauh di antara Eugeo yang ada di ujung
arena pelatihan dan kelompok Raios ada di tengah arena, faktanya itu sangat jelas
untuk di dengar sebab mereka bermaksud memperbesar suara mereka agar
membuat dia mendengar. Dia seharusnya berhenti dan mendengarkan perkataan
mereka sekarang, tapi dia hanya merasa perasaan tersakiti, bahkan sampai
sekarang. Hiraukan mereka, hiraukan mereka, Eugeo mencoba untuk meyakinkan
dirinya tentang hal itu dan pada saat dia hendak mengayun pedang
"Apa kau tidak merasa aneh tentang arti dari apa yang Eugeo-dono lakukan dari
malam ke malam, mengayun kayu itu tanpa style, Humbert?"
"Saya setuju, Raios-dono."
Percakapan mereka mencapai telinganya lagi seperti yang mereka mau, dan
mereka segera pergi jauh sambil tertawa, jadi meskipun dia tidak menunjukkan
kekuatannya, dia masih memberikan jawaban di hatinya.
Dan kau masih menyebalkan seperti biasanya, meski hanya saat Kirito tidak ada,
Raios-kun.
Semenjak bulan lalu, mereka berhenti memprovokasi Kirito dan Eugeo bila mereka
bersama-sama untuk suatu alasan. Sebagai gantinya, Eugeo selalu menerima
hinaan ketika sendirian semakin meningkat, tapi sepertinya itu bukan karena Eugeo
gampang dihina, tapi mungkin karena mereka pernah dipermalukan oleh Kirito.
Mungkin, sesuatu telah terjadi antara Kirito dengan mereka ketika akhir periode
novice trainee mereka, tapi patnernya hanya berkata "Cuma sedikit bertengkar"
ketika dia bertanya, dan tentu saja dia tidak dapat bertanya langsung kepada Raios.
Apa yang mungkin berhubungan adalah, adalah bagaimana Raios dan Humbert
memiliki wajah pucat ketika mereka melihat Kirito memberikan bunga potted biru
kepada Sortiliena-senpai setelah upacara kelulusan bulan lalu, tapi dia sama sekali
tidak mengerti dari maksud tersebut.
Bagaimanapun juga, dia sama sekali tidak dihina oleh mereka jika dia bersama
Kirito, yang berarti dia tidak memiliki rasa cemas. Tetapi, dia tidak bisa terus
sembunyi di balik bayangan patnernya selamanya, sekarang dia harus menjadi
seorang elite swordsman-in-training.
Pertandingan resmi tahun pertama akan dimulai satu bulan lagi, di tengah-tengah
bulan keenam. Penentuan rangking untuk terakhir kalinya akan ditentukan sebelum
upacara kelulusan, tapi kalah dengan Raios dan temannya akan membuat masa
depannya hancur. Sebuah ketetepan seperti Swordswoman-in-training Sortiliena
yang selalu rangking dua yang tidak dapat menandinggi , Uolo Levanteinn, adalah
sesuatu yang umumatau seperti, Gorgolosso katakan dengan semangat, seperti
dirinya yang biasanya.
Pemimpin tahun ini, Raios, dan rangking dua, Humbert, adalah bangsawan yang
menerima latihan khusus High Norkia-style sejak kecil, seperti Uolo. Kepribadian
mereka jauh dari latar seorang pemimpin, tapi ilmu pedang mereka mungkin diatas
dari semua siswa bangsawan. Sangat disayangkan, bahkan hanya tersisa satu bulan,
dia masih belum tahu untuk menaruh apa pada pedangnya yang dapat
mengimbangi Mighty Sword mereka.
Tapi setidaknya, aku tidak akan kalah dalam jumlah ayunan pedang dibanding
mereka.
Mengakhiri pemikiran pesimisnya dan pada saat bersamaan dia mengayun pedang
ke empat ratus, Eugeo perlahan meluruskan tubuhnya.
Dia mengambil handuk di sabuknya dan segera mengelap pedang kayu itu. Lalu,
mengelap keringat yang keluar dari dahinya ke lehernya sambil melihat ke arah
belakang. Raios dan temannya yang berlatih di tengah arena, lalu mengulang
kembali style masing-masing.
Pada saat dia berbalik ke arah belakang dan mengambil nafas, Bell Penunjuk
Waktu berbunyi di Menara Auditorium Utama Akademi dan mengeluarkan
melodi 6 P.M., sama dengan bell yang menunjukkan waktu di gereja kampong
halamannya. Asrama swordsmen-in-training hanya memiliki sedikit siswa, tidak
seperti asrama trainee yang penuh dengan peraturan, jadi makan malam dapat
diambil kapan saja asal dari jam enam sampai delapan. Meskipun, sedikit latihan
lagi itu bagus, tapi dia ada janji untuk membawakan makanan untuk patnernya
yang ada di kamar yang sedang berusaha belajar untuk ujian besok.
Kalau dipikir lagi, Kirito tidak memberitahu tentang makanan yang dia pesan.
Jika ada menu hari ini yang ada acar yang aku tidak suka. Aku akan memberi dia
lebih banyak.
Ketika dia menggantung handuk dan pedang kayunya di sabuknya sambil berpikir
seperti itu dan mulai berjalan menuju pintu masuk, Raios menyarungkan pedang
kayunya, dan berbicara dengan volume yang dapat dia dengar.
"Oh, sepertinya Swordsman-in-training Eugeo bermaksud menebas tiang itu, tanpa
menggunakan style apapun."
Tanpa jeda, Humbert segera melanjutkan.
"Raios-dono, dari yang pernah saya dengar, sepertinya Eugeo-dono adalah tukang
kayu dari suatu desa. Mungkin dia tidak tahu tentang menghadapi sesuatu kecuali
kayu sebagai lawannya?"
"Aku bahkan tidak tahu. Jika dia belajar seperti itu, mungkin lebih baik jika kita
memberikan arahan selama beberapa menit, sebagai pemimpin asrama?"
"Oh, sungguh kau sangat baik, Raios-dono,kau adalah panutan dari bangsawan!"
Eugeo hanya bisa menghela nafas sebagai gantinya mungkin itu sudah
direncanakan dan mencoba melanjutkannya dengan caranya. Tetapi, Humbert
menantangnya secara langsung, jadi dia tidak punya pilihan lain selain
menghentikan langkahnya.
"Bagaimana, Eugeo-dono. Seperti kata Raios-dono bilang, bagaimana tentang
arahannya? Kau takkan diberikan kesempatan langka ini lagi."
Dengan masalah yang sudah sejauh ini, dia tidak diberikan pilihan untuk menolak
dan mencoba untuk berjalan lebih juah. Menghiraukannya percakapan yang
ditunjukkannya sama saja dengan tidak sopan. Di tempat itu, kekuasaan untuk
menghukum yang dilakukan oleh elite swordsmen-in-training hanya bisa
digunakan untuk novice dan advanced trainees, jadi Humbert tidak dapat
memberikan hukuman kepada Eugeo, namun masih ada kemungkinan untuk
memberikan keluhan kepada management akademi.
Mungkin, Eugeo hanya berpikir untuk meninggalkan tempat itu sambil berkata,
"Jangan pedulikan aku" tapi suatu ide muncul di pikirannya.
Raios dan Humbert adalah pemimpin dan rangkin dua elite swordsmen-in-
trainingdengan kata lain, mereka adalah yang terkuat dan terkuat kedua di antara
semua murid di akademi. Bahkan Kirito berkata, "Jangan bersikap lunak pada
mereka" setiap saat dan sekarang, jadi dia sama sekali tidak memiliki keinginan
untuk mundur dari keinginan kuatnya. Tapi di saat bersamaan, Eugeo mengetahui
Raios dan temannya menggunakan harga diri sebagai bangsawan yang tidak
dapat dimengerti. Meningkatkan status sosial, meremehkan siswa yang lahir di
kelas bangsawan yang ada dibawah mereka atau orang biasa, seperti mereka...
akankah itu akan membuat kekuatan pada pedang mereka? Jika di menyetujui hal
itu, bukankah itu bertentangan dengan perasaan menghargai dan saling
membantu yang diajarkan kepadanya oleh orangtuanya, Suster Azariya dari
gereja, kepala desa Gasupht, dan terakhir oleh, teman masa kecilnya, Alice, ketika
dia masih muda?
Sampai sekarang, ketika Eugeo sepertinya dihina, dia tidak pernah menanggapinya
bahkan yang merendahkan hingga kepercayaan menjadi rendahperhatian
mungkin sedikit mustahil bahkanbagi Raios dan Humbert. Tetapi, sikap itu
digunakan untuk meningkatkan harga diri mereka, jika ini hanya digunakan untuk
meningkatkan kekuatan pedang mereka, itu mungkin akan sia-sia bagi mereka.
Seperti tujuannya, dia sama sekali tidak tertarik untuk memilih hidup yang sama
dengan keduanya dan bangsawan lainnya...ini adalah hal yang dia ingin tahu
sebelum pertandingan resmi satu bulan nanti. Apa yang membuat kekuatan lahir
dari harga diri? Memiliki kesempatan untuk melihat arahan mereka mungkin akan
menjadi kesempatan.
Eugeo dengan cepat memikirkan itu di pikirannya dan berkata "Sepertinya Kirito
telah memikirkan itu jauh ke depan, huh" dalam hatinya, sebelum dia membuka
mulut untuk berbicara.
"...Mungkin ini adalah kesempatan untuk mempelajari ini. Lalu bolehkah aku
menerima permintaanmu dan mendapat arahanmu, ya?"
Pada saat itu, Raios dan Humbert menaikkan alisnya. Sepertinya reaksi dari Eugeo
tidak mereka duga, tapi dengan cepat mereka membuat ekspresi mengejek.
Pertama, Humbert membuka lebar kakinya dan memprovokasi dengan suara keras.
"Haha, Tentu saja itu bukan masalah! Sekarang, cepatlah dan tunjukkan pada kami
kemampuanmu. Ah benar, ayo kita mulai dari dasar, coba sesuatu seperti Fierce
Blaze Style, Bentuk Ketiga..."
"Tidak, Second-ranked Swordsman-in-training Zizek-dono."
Perlahan mengangkat tangan kanannya, Eugeo berbicara dengan memilih kata
secara hati-hati.
"Diberikan kesempatan yang langka, Saya harap dapat mendapat pengalaman
Second-ranked Zizek-dono mengayun pedang dengan merasakan melalui tubuh
sendiri , dibandingkan dengan penjelasan."
"......Apa yang baru saja kau katakan?"
Sebuah ejekan terlihat menghilang dari wajah Humbert. Sebagai gantinya, ekspresi
curiga karena keinginan Eugeo membuat perasaan binatang buas yang sedang
menyiksa mangsanya, yang mereka perlihatkan.
"Merasakan, dengan tubuhmu... kau bilang? Dengan kata lain...apa kau memiliki
keinginan untuk terkena pedangku, Swordsman-in-training Eugeo?"
"Tentu saja, Saya akan meminta kau untuk berhenti sebelum melakukannya, tapi
saya adalah orang yang meminta untuk arahan, sebenarnya. Meminta untuk lebih
untuk menjadi bagianmu akan sangat tidak sopan untukku."
"Oh sekarang, Aku mengerti . Jadi, kau menyarankan bahwa kita tidak akan
mengakhirinya dengan satu serangan?"
Dengan menyisir rambut abu-abunya dengan rapi saat mereka sedikit geram. Mata
itu, menyipt bahkan di bawah suasana normal, menyipit bahkan lebih jauh lagi,
dengan lirikan fokus yang dalam di mata mereka. Sepertinya Eugeo memiliki cara
bicara yang terlalu sopan membuat keadaan antisipasi menjadi susah.
"Benar, ini hanya tugasku sebagai second-ranked swordsman-in-training dan juga
sebagai bangsawan kelas empat, untuk menjawab permohonan arahanmu. Baiklah,
Aku akan tunjukkan ilmu pedangku, Eugeo-dono."
Setelah dia berkata seperti itu, dia menarik pedang kayunya di sisinya, tepat di
sabuknya, dengan gerakkan lambat. Itu juga terbuat dari oak sama seperti pedang
kayu Eugeo, tapi memiliki corak indah yang terukir di sisi pedangnya. Dengan
Humbert yang berbuat seperti itu, Raios berpikir untuk mengatakan sesuatu
padanya, tapi lebih baik menyimpannya dalam pikirannya, jadi dia menutup
mulutnya. Mengambil langkah pendek hingga dia sejauh tiga meter, dia
mengangguk dengan senyuman yang samar-samar ketika Humbert melihatnya.
Mendapat pengakuan lebih dari kemampuannya, Humbert melonggarkan
tangannya, menunjuk pedangnya menuju Eugeo yang sedang berdiri dan berteriak.
"Sekarang, aku akan mulai! Ini adalah kemampuan dari High Norkia-
style...belajarlah melalui tubuhmu!"
Melebarkan kakinya ke depan dan ke belakang, dia memegang pedang di atas dan
memegang di atas bahunya. Posisi ini adalah gerakan rahasia dari Norkia-style,
Tebasan Kecepatan Cahaya. Terbalik dari apa yang baru dia katakana, dia tidak
menggunakan serangan terkuat dari High Norkia-style Ombak Pemecah Gunung
Tertinggi yang mungkin tidak dapat Eugeo tahantidak, mungkin dia tidak ingin
menggunakannya.
Katanya, Tebasan Kecepatan Cahaya bukanlah tehnik yang bisa dianggap remeh.
Bahkan dengan pedang kayu yang tumpul, itu dapat mengurangi Life orang lain
hingga setengah jika terkena di kepala dan menyebabkan orang itu kehilangan
kesadaran untuk sementara waktu. Tentu saja, mengurangi Life orang lain
adalah kekerasan yang melanggar Taboo Index, tapi jika kedua belah pihak setuju,
maka serangan maksimum dari satu serangan diperbolehkan. Dan tentu saja tujuan
Humbert bukan untuk berhenti sebelum menyentuh, tapi memberikan serangan
penuh.
Hasil dari pengrajin yakni pedang kayu yang dimiliki second-rank swordsman-in-
training mengeluarkan cahaya biru. Kecepatan dia mengaktifkan secret move,
setelah dia mengambil posisi sesuai yang dia mau. Tetapi, Eugeo dapat
memprediksi dimana pedang itu menebas. Sebenarnya, Tebasan Kecepatan Cahaya
sangat identik dengan salah satu dari tehnik ilmu pedang Aincrad-style, Vertical.
"...Shrya!!"
Dengan teriakan keras, pedang Humbert menyerang.
Tepat di saat itu, Eugeo menggerakkan tangan kanannya juga. Menarik pedang
kayunya dari pinggang kirinya, dia mengaktifkan secret move dengan kosentrasi.
Dia menyerang melawan pedang musuh yang menyerang di tengah dengan tebasan
bawah menuju atas.
Banyak secret moves yang diajarkan oleh Kirito yang tidak dinamakan secara
umum, tapi justru dinamakan secara suci, untuk suatu alasan. Sepertinya bahkan
Kirito sendiri tidak tahu kenapa. Dia memang lupa karena kehilangan ingatan
ketika dia muncul di desa Rulid sebagai seorang Anak hilang Vector, tapi dalam
hal itu, betul-betul beruntung bahwa dia tidak melupakan ilmu pedangnya juga.
Slant adalah tehnik satu serangan seperti Tebasan Kecepatan Cahaya, tapi memiliki
kemampuan untuk menyerang dari dua arah, dari atas kanan ke kiri bawah, atau
dari kiri bawah ke kanan atas, adalah yang terbaik. Terutama ketika sekarang,
dengan posisi yang sama saat menarik pedang dari pinggangnya, itu membuat
mengurangi waktu untuk mengaktifkannya.
Normalnya, jika musuh berduel dengan menggunakan sebuah secret move, maka
tidak akan ada waktu untuk menerimanya, jadi dia tidak memiliki pilihan selain
melompat menghindar atau ke samping dengan segenap kekuatan untuk
menghindarmeskipun itu jika beruntung. Tapi Slant dari Eugeo mengeluarkan
cahaya biru muda saat itu terkena Tebasan Kecepatan Cahaya oleh Humbert di
udara, menyebabkan suara dan bunyi yang tidak dapat dipikirkan ketika kedua
pedang kayu itu saling menyerang.
"Nuoo...!"
Humbert mengeluarkan teriakan, tapi terkejut yang dapat terlihat dari wajahnya
tapi langsung berubah menjadi kemarahan dan dia berusaha menekan pedangnya
dengan segenap kemampuannya. Cahaya biru dan biru muda yang diciptakan dari
hantaman pedang kayu itu belum menghilang. Jika salah seorang dari mereka
terdorong beberapa cm saja, secret move akan berakhir dan orang itu terlempar.
Eugeo menaruh kekuatan ke kakinya, mendorong pedang itu dengan tangan kanan
sekuat tenaga.
Dengan suara keras, pedang Humbert terdorong 2 cm ke belakang. Cahaya biru
dari Tebasan Kecepatan Cahaya bergetar, menandakan skill itu akan berhenti.
Seperti yang aku duga, aku lebih baik di kekuatan sebenarnya.
Itu mungkin jauh dari pemikiran, tapi mendapat kesempatan untuk membuktikan
arti dari kekuatan sebenarnya bagi Eugeo. Dia tidak berharap untuk bertanding
dengan bangsawan, bahkan mencoba memperluas perhatiannya ke sudut tangannya
berada, tapi hanya dengan satu hal, kemampuan fisik yang ditempa dengan
mengayun kapak berat selama dua ribu kali setiap hari di hutan kampong
halamannya, bukanlah sesuatu yang dapat dikalahkan. Bahkan bagi Gorgolosso,
yang melatih tubuhnya menjadi sekuat besi, memuji tubuh Eugeo dengan
perkataan "kurus, tapi sangat terlatih".
Ada beberapa siswa bangsawan yang berlatih High Norkia-style yang juga
menghina Valtio-style dari Gorgolosso, yang terlahir sebagai orang biasa, sebagai
ilmu pedang rendahan, tapi di samping dengan perfomanya yang sangat indah,
kekuatan yang brutal sebagai senjata untuk duel. Dan dengan Aincrad-style yang
dia adaptasikan dari Kirito, dia dapat mengubah situasi dengan satu tebasan
pedang.
Bahkan jika dia belum menemukan sesuatu untuk ditaruh di pedangnya,
dengan tehnik dan kekuatan yang diasah oleh kedua orang itu, dia tidak akan kalah
meskipun melawan bangsawan setinggi apapun kelasnya!
Meyakinkan hal itu di hatinya, Eugeo menaruh seluruh kekuatannya di pedangnya.
Tetapi, itu terjadi. Wajah Humbert, yang terlihat melalui celah dari pedang itu,
menjadi sangat mengerikan yang dapat dideskripsikan sebagai orang kejam.
"Jangan... merasa sudah menang!"
Mata dan alisnya terangkat dari posisi sipit dan lebih jauh lagi, sebuah erangan
keluar dari antara giginya. Di saat yang sama, cahaya biru yang hampir
menghilang kembali, bercampur dengan bayangan hitam.
Creak. Kali ini pedang kayu Eugeo terdorong karena tekanan. Tekanan dari tangan
kanannya membuat rasa sakit yang menjalar melalui pinggang dan bahunya. Dua
cm itu telah terdorong kembali dengan cepat dan getaran dari kedua pedang kayu
itu kembali dari yang mereka mulai.
Kekuatan apa ini!?
Baru saja itu terhenti, Eugeo membuka lebar matnya. Humbert yang tidak terlalu
berkeringat dan menghabiskan banyak waktu untuk melatih style, bahkan ketika
dia ada di arena pelatihan, tidak mungkin memiliki kekuatan seperti ini. Jika ini
bukan kekuatan fisik ... apa ini harga diri yang sebagai sumber kekuatan yang
Kirito pernah bilang? Memuji dirinya sendiri dan merendahkan orang lain,
memberikan kekuatan pada pedangnya dengan sifat seperti itu, dibanding dengan
harga diri Eugeo, cukup untuk melebihi hasil latihannya setiap hari?
Aku tidak dapat percaya. Aku betul-betul tidak percaya bahwa Dewi Pencipta
Stacia yang dapat memaafkan cara hidup seperti itu.
Pada saat dimana dia ingin menolak kejadian yang terjadi di depan matanya,
Humbert menyibak rambutnya dengan ekspresi kejam dan berkata.
"Kau pikir dapat mengalahkan pedangku dengan serangan diam-diam yang
pengecut?"
"Pe... ngecut...?
"Betul. Apa yang dapat kau katakan dengan mencoba menebas tanpa
mengeluarkan sesuatu seperti skill tanpa style atau apapun itu, tapi pengecut?"
"Ka... Kau salah! Ini kemampuan sekolahku...ini yang disebut Aincrad-style
itu!"
Eugeo dengan cepat berkata seperti itu. Jika High Norkia-style adalah sekolah
dimana difokuskan di kekuatan dan membuat tehnik, Aincrad-style adalah sekolah
yang memfokuskan pada dasar untuk membuat tebasan dibandingkan dengan ilmu
pedang lain. Seperti, berusaha mempercepat pengaktifan secret moves, bahkan
memiliki skill tebasan beruntun yang sekolah lain tidak punya.
Dengan kata lain, ide dibalik Aincrad-style adalah bagaimana cara hidup hanya
satu dan muridnya hanya satu, Kirito sendiri, tidak menarik, tidak indah, hanya
mencoba sampai ke tujuan. Tidak menyerah bahkan setelah berlari menabrak
tembok, menghadapinya untuk kedua kali, ketiga kali. Jika dia tidak bersamanya,
Eugeo mungkin tidak mencapai kota Zakkaria, dan membiarkan Centoria.
Karena itu kenapa Eugeo marah kepada Humbert yang menganggap Aincrad-style
adalah pengecut.
Tetapi, getaran yang ada di hatinya bersama dengan pedannya juga, terdorong
lebih jauh lagi. Itu Eugeo yang cahaya biru muda yang mengelilingi pedang
kayunya yang mulai terhuyung-huyung. Dia membuka lebar kakinya dan
membungkukkan tubuhnya, berusaha mencoba untuk menahan posisinya.
Humbert menyeringai dan mengatakan sesuatu dengan suara seperti paku yang
menggores kaca.
"Kemampuan dari sekolahmu itu mengalir dari penampilannu yang buruk. Kau
pasti berpikir untuk mengalahkan antara Raios-dono atau aku di pertandingan
resmi berikutnya...tapi itu mustahil. Aku akan hancurkan bahu kananmu dan
memastikan bahwa kau tidak dapat mengayun pedang untuk beberapa waktu."
"Kuh...!"
Dia menggeretakkan giginya untuk menahan, tapi tekanan dari pedang Humbert
terus bertambah. Sebuah secret move dari pedang akan terus berlanjut selama
hanya di doronhg ke belakang saja, selama itu kembali ke posisi yang sama, tapi
pedang Eugeo yang diserang oleh Tebasan Kecepatan Cahaya milik Humbert dari
atas dan telah meninggalkan posisi yang sebenarnya. Jika itu di dorong satu cm,
tidak, bahkan lima mili lagi, maka Slant akan batal dan sebagai gantinya, bahu
kanannya akan mengalami rasa sakit yang luar biasa.
Tentu saja, ada kantor pengobatan di Akademi Master Pedang, dengan berbagai
macam obat yang tersimpan di sana dan healer yang terlatih dengan Sacred Arts
juga ada di sana. Tetapi, ada batas dari efek obat tersebut dan Sacred Arts dan juga
luka dari patah tulang tidak dapat sembuh secara cepat, bahkan meskipun Sacred
Arts berbahaya yang mentransfer Life ke orang yang ingin di sembuhkan. Jika dia
mendapat luka seperti itu sekarang, maka dia tidak mungkin untuk menunjukkan
kemampuannya di pertandingan resmi bulan depan...
Apa aku, bodoh?! Bagaimana mungkin seorang swordsman takut terluka!!
Eugeo langsung menghilangkan rasa takutnya dalam hatinya dengan cepat dan
mengkosentrasikan pikirannya ke pedangnya. Meskipun memiliki kesempatan
untuk pergi, orang yang termakan provokasi Humbert dan memutuskan untuk duel
adalah dirinya sendiri. Dia merasa bersalah pada dirinya, menjadi tergoyah dengan
perkataan musuh dan menjadi takut gagal karena itu. Jika dia menarik pedang, dia
akan menentukannya dengan semua skill dan kekuatannya dan membiarkan
hasilnya menjadi seharusnya. Itu adalah inti dari Aincrad-style.
Dan, aku masih belum menggunakan seluruh kekuatan yang aku miliki.
Focus bukan pada Humbert, yang memiliki wajah sadis, tapi justru tertuju pada
pedang kayu yang dia pegang di tangan kanannya. Keras dan bebannya,
terbungkus di pedang kayu oak itu yang dibuat oleh mereka terbungkus di tangan
kanannya dan dia merasa kekuatan di balik Slant, yang hampir menghilang, dengan
geteran halus.
Buatlah dirimu menjadi satu dengan pedang. Itu adalah perkataan dari eman
dekatnya serta gurunya, Kirito, selalu bilang.
Dia masih tidak mengerti hal itu, tapi berkat dia berlatih setiap hari mengayun
pedang, dia merasa sesuatu yang sama dan terdengar suara pedang sekarang dan
terus. Bukan begitu, kau seharusnya bergerak seperti ini, yang dia katakan.
Dan sekarang juga, Eugeo mendengar bisikan pedangnyaatau seperti, itu yang
dia pikirkan.
Itu akan menjadi normal bila dia terkena serangan karena dia yang menerima
serangan itu dari atas. Dia seharusnya mengganti skillnya.
"Uooh!"
Disaat itu, Eugeo bergerak sambil berteriak yang jarang terdengar. Memutar
pinggang kanannya, dia menerima serangan pedang Humbert dengan sisi kanan
pedangnya. Slant telah dibatalkan dengan Tebasan Kecepatan Cahaya milik musuh
yang hendak menebas bahu kanannya dengan cahaya biru gelap.
Eugeo tidak melawan kekuatan itu, mengarahkan pedangnya di atas bahunya.
Tanpa terjadi delay, dia mengaktifkan Aincrad-style secret move, Vertical
Pedang Humbert telah menyentuh bahu kanannya dan menggores baju latihannya
beberapa cm di kain biru muda.
Tapi pedang Eugeo langsung menyerang pedang musuh ketika ditutupi oleh
cahaya biru.
"Nuah!"
Humbert terkejut karena terkena serangan balik yang tidak diduga. Keduanya baik
Humbert maupun patnernya hati-hati terhadap skill tebasan beruntun, tapi
menyambung satu secret move ke lainnya jauh dari perkiraan mereka. Bahkan
Eugeo tidak dapat memperkirakannya. Di hanya membiarkan tubuhnya bergerak
sendiri di pertarungan.
Pedang kayu Humbert langsung terdorong lima cm dan cahaya dari Tebasan
Kecepatan Cahaya itu dengan cepat menghilang. Posturnya juga goyah, dengan
kedua kakinya terdorong ke belakang.
Tetapi, itu yang terbaikBahu kirinya terkena tebasan dari pedang Eugeo saat dia
mencoba berdiri tegak, kekuatan dari secret move, Vertical, terkena di seluruh
tubuhnya dan, membuat dia terlempar ke belakang sejauh tiga meter. Jika dia
terjatuh ke lantai, maka pertandingan itu akan dimenangkan oleh Eugeo, tapi dia
bersikeras untuk tidak jatuh seperti yang dia inginkan dan mengambil langkah
mundur. Dia membungkukkan tubuhnya sebisa mungkin, untuk menyeimbangkan
tubuhnya.
Aku pasti akan menang jika aku melanjutkannya, pikir Eugeo, tapi sebelum dia
dapat membuat gerakan dari postur tubuhnya dengan mengayun pedang ke bawah,
sebuah suara keras dapat terdengar dari arena pelatihan.
"Itu cukup. Duel ini sepertinya seri."
Pemilik suara tegas itu adalah tentu saja, Raios Antinous, dengan mulutnya
membuat senyum lemah. Setelah dapat memperbaiki posisinya, Humbert berteriak
yang tidak terlihat puas.
"Ra-Raios-dono! Untukku yang seri dengan orang de-tidak, dengan swordsman
rendahan ini...!"
"Humbert."
Head swordsman-in-training hanya memanggil namanya dengan tenang, tapi
second-ranked langsung menundukkan kepalanya. Memindahkan pedangnya ke
tangan kirinya dan menaruhnya dipinggangnya, dia dengan sembarangan menaruh
tangan kanannya dengan sikap hormat seperti knight dan segera membalikkan
badanya di hadapan Eugeo tanpa menunggu ekspresinya.
Dengan Humbert mengikutinya dari belakang di sisi kirinya, Raios tersenyum saat
berhadapan dengan Eugeo dan membuat kedua tangannya bertepuk tangan saat dia
berbicara.
"Aku sangat menikmati pertunjukan tehnikmu, Swordsman-in-training, Eugeo.
Apa kau memiliki keinginan untuk bekerja di Imperial Acrobatics Troupe setelah
lulus?"
"...Aku sangat berterima kasih karena kau telah mengakuiku, Swordsman-in-
training Antinous."
Dia mencoba memasukkan kata Head dan -dono saat kalimat terakhirnya, tapi
sepertinya Raios tidak terlalu memikirkannya dan segera kembali dengan tenang
dan mulai berjalan menuju pintu masuk. Humbert segera mengikutinya setelah
melihat Eugeo dengan ujung matanya yang terangkat yang dia bisa.
Dengan sepatu praktik yang dia gunakan berbunyi saat dia melangkah, Raios
berhenti ketika dia melewati Eugeo yang masih berdiri di tengah arena dan
bergumam dengan suara dalam.
"Aku akan tunjukkan kekuatan bangsawan yang sebenarnya di pertemuan
berikutnya."
"...Aku tidak keberatan jika itu sekarang."
Dia sangat kelelahan karena latihan mengayun pedang empat ratus kali dan duel
yang tak terduga, tapi Eugeo masih dapat berkata seperti itu. Tetapi, Raios hanya
memperlihatkan senyuman masam sebelum berjalan lagi dan segera berbicara
dengan suara yang lebih dalam.
"Hanya mengayun pedang kurasa bukanlah seperti pertarungan, orang tanpa nama
keluarga."
Di belakang head swordsman-in-training, yang bersuara parau, diikuti oleh
Humbert dengan ekspresi menggertak. Tapi dia hanya melewatinya tanpa
mengatakan apapun dan suara pintu terbuka dan tertutup dapat di dengar dari
belakang. Di tengah suasana sepi itu yang akhirnya datang, Eugeo hanya
mengambil nafas dalam dan merenung.
Kekuatan dari harga diri seorang bangsawan. Yang, telah dialaminya dengan
pertarungan pedang untuk pertama kalinya, mempunyai tekanan yang jauh dari
perkiraannya. Jika dia tetap melanjutkannya dengan Slant, dia mungkin akan
terdorong ke belakang dan mendapati dirinya terluka di bahu kanannya. Seperti
apa yang diajarkan oleh pedangnya padanya, ada kerugian bila menerima serangan
dari bawah, tapi bukan hanya itu. Pembawaan Humbert yang selalu menghina dan
menganggap Eugeo sebagai orang kelas bawah yang terus terikat di pedang dan
tubuhnya seperti kutukan.
Dia selamat karena kemampuan dari Aincrad-style yang dapat membuat secret
moves dari berbagai posisi kali ini, tapi duel di pertandingan resmi akan terus
berlanjut hingga tahun depan, dia tidak dapat bergantung dengan serangan
mendadak. Pasti ada situasi dimana dia harus lebih kuat dibanding orang lain
dengan kekuatan.
Sampai saat itu, Eugeo harus menemukan . Sesuatu yang harus ditaruh di
pedangnya yang dapat mengalahkan kekuatan harga diri Raios dan Humbert.
Ketika sedang memegang pedang kayu itu dengan tangan kanannya dan dengan
lembut mengusap dengan tangan kirinya, Eugeo berkata.
"...Terima kasih. Tolong bantu aku lagi suatu saat nanti."
Menyarungkan pedangnya di sabuk pinggangnya, terdengar suara bel yang
menunjukkan waktu menunjuk waktu setengah tujuh pada saat dia hendak berjalan.
Sepertinya sudah waktunya bagi Kirito, menderita kram yang serius di kamarnya,
karena lapar. Menaruh pedang kayu itu di lantai dengan tergesa-gesa, Eugeo segera
meninggalkan arena latihan yang kosong dan segera berlari menuju ruang makan.
Melewati jalan pintas, dia segera memasuki asrama elite swordsmen-in-training.
Disana tidak ada kamar di lantai pertama dan hanya memiliki, sebuah pemandian
besar, ruang makan dan ruang tamu tersusun.
Waktu makan di asrama novice trainee sudah pasti dan menunya harus dipilih, tapi
sedikit kemudahan di berikan kepada asrama swordsmen-in-training. Itu buka dari
jam enam sampai jam delapan dan semua orang dapat menyuruh juru masak untuk
memasak makanan apa saja dari semua menu sehari-hari. Jadi jangan herna bila
tidak ada seorangpun yang makan di ruang makan dan justru membawanya ke
kamar mereka.
Untunglah Raios dan Humbert memilih untuk mandi terlebih dahulu dan tidak ada
tanda-tanda dari swordsmen-in-training yang lain di ruang makan. Saat dia menuju
tempat memesan, dia mengecek menu hari ini di papan pemberitahuan. Itu tertulis
dagging panggang, tumis ikan putih atau rebusan bakso ayam yang dapat dipilih
menjadi makanan utama.
...Baiklah, jika aku adalah dia, dia akan memilih rebusan dengan sayur segar
dengan keju dan asinan goreng, tapi aku tidak yakin jika dia mau air siral dingin
untuk diminum.
Dia dengan cepat dapat berpikir seperti itu dan memilki perasaan sedikit sedih
bahwa dia menjadi sedikit tahu rasa masakan patnernya tanpa dia sadari, Eugeo
mendekati tempat memesan dan berteriak.
"Selamat malam! Tolong pesan untuk dua orang, erm, makanan utama..."
Part 2
Dia telah bersiap jika ada masalah yang akan datang, tapi setelah beberapa hari
telah berlalu sejak duel itu, dia tidak mendengar apapun dari Raios dan temannya.
Humbert memberikan ekspresi pandangan membenci ketika berpapasan dengannya
di asrama swordsmen-in-training dan di pusat sekolah, tanpa kata yang terlewat
satupun. Dia memberitahu Kirito tentang yang terjadi di arena latihan dan
memperingatinya untuk berhati-hati, tapi sepertinya pasti tidak terjadi apa-apa
pada dirinya.
"Ini terasa aneh... Aku tidak berpikir mereka adalah orang yang bertipe diam
bahkan setelah duelnya seri. Raios bahkan mengatakan sesuatu seperti itu..."
Bersandar pada sofa tua, Eugeo menyandarkan kepalanya di satu sisi dan Kirito,
yang sedang duduk di posisi sebaliknnya, mulai berbicara sambil mengangkat
cangkir keramik.
"Aku tidak percaya bila ada kesempatan bahwa mereka mengganti kepribadiaan
mereka. Tapi seperti yang kita tahu, sangat sulit untuk melakukan perbuatan buruk
di asrama swordsmen-in-training."
Dia mengambil teh kohiru tanpa susu dan mendekatkannya ke mulut dan langsung
meminumnya.
Itu jam 9:30 P.M., setelah satu minggu berlatih dan akhirnya hari istirahat telah
datang. Hari itu adalah dimana mereka dapat tidur pulas di kamar mereka masing-
masing di hari itu, segera menyelesaikan latihan sehari-hari mereka, makan dan
mandi, tapi di malam ini setiap minggu mereka berbincang tentang berbagai
masalah sambil minum teh.
Eugeo mengambil cangkirnya sendiri dan menyeruput teh yang berwarna hitam itu,
wajahnya berubah menjadi berkerut. Patnernya yang menemukan teh bubuk hanya
tersedia di kerajaan selatan dan langsung segera membuatnya menjadi teh, tapi
bagi Eugeo itu sedikit pahit. Dia menuangkan susu dari teko kecil dan
mengaduknya dengan sendok teh sementara kembali ke topik yang hendak dia
katakan sebelum Kirito mengajukan pertanyaan yang tak terduga.
"Ah benar...sebagai contoh, apa kejahilan yang pernah dilakukan pada saat kecil di
Rulid?"
Setelah meminum seteguk teh kohiru yang sudah tidak pahit, yang hanya
mempunyai aroma aneh, Eugeo langsung melonggarkan tegangan di bahunya dan
menjawab.
"Aku yang selalu diganggu oleh mereka, itu yang sebenarnya. Dengar, apa kau
ingat tentang pemimpin regu yang dipanggil Jink yang pernah menantangku duel
di saat festival sebelum memulai perjalanan. Dia sedikit
menggangguku...Menyembunyikan sepatuku di suatu tempat, menaruh serangga
yang mengganggu di makan siangku atau mengejekku ketika bersama Alice."
"Hahaha, sepertinya semua anak kecil selalu nakal di dunia mana saja....Tapi dia
tidak memulai untuk mengalahkanmu atau sesuatu. Kan?
"Tentu saja."
Eugeo menjawab dengan mata terbuka.
"Tidak mungkin dia melakukan itu. Dan lagi..."
"Itu dilarang oleh Taboo Index. Kecuali diizinkan orang lain, kau tidak boleh
mengurangi Life orang lain....Tapi tunggu, apa tidak masalah jika
menyembunyikan sepatumu? Mencuri juga melanggar taboo, kan?"
"Mencuri adalah mengambil sesuatu yang punya orang lain menjadi milikmu. Kata
suci di Stacia Window yang membuktikan pemiliknya akan mengembalikannya
dalam waktu dua puluh empat jam. Karena itu meskipun suatu item dikirim tanpa
izin pemiliknya, itu dapat kembali kapan saja setelah satu hari dan itu hanya
berlaku jika mengambilnya tanpa izin , bukti dari kepemilikan itu takkan hilang
meskipun itu ditinggalkan selain di rumah, jadi itu tidak dapat dicuri... Jangan
bilang bahwa kau telah melupakan hukum dasar seperti ini, benarkan?"
Eugeo langsung melihat wajah Kirito yang disebut Anak hilang Vector dan
patnernya langsung tertawa malu ketika menggaruk rambutnya.
"Ii-Itu benar, jadi seperti itu. Tentu saja aku tidak lupa tentang itu, kemungkinan...
tunggu, huh? Lalu bagaimana dengan itu? Bukankah itu membuat Bercouli
melanggar hukum ketika dia mencoba untuk mencuri Blue Rose Sword dari sarang
naga putih di cerita legenda itu?"
"Hey, naga bukanlah manusia."
"O-Oh begitu..."
"Kembali ke topik, kejahilan seperti menyembunyikan item bukanlah pelanggaran,
tapi meninggalkan itu diluar yang bukan item miliknya akan mulai kehilangan Life
mereka setelah beberapa saat, jadi jika itu tidak dikembalikan dan hal itu terjadi,
maka itu menjadi merusak barang orang lain. Berkat itu, sepatuku pasti kembali
saat sore hari, tidak peduli apapun yang terjadi, meski begitu... tapi bagaimana ini
berhubungan dengan Raios dan temannya akan lakukan?"
Setelah Eugeo membaringkan kepalanya di satu sisi, Kirito yang baru
mengedipkan matanya yang sepertinya dia lupa bahwa dia yang memulai
pembicaraan, dan berkata.
"It-Itu betul. Erm, akademi ini memiliki banyak sekali peraturan dan itu juga
ditambah Taboo Index, kau tahu. Dan bersama itu , ada sebuah peraturan
tertulisKau tidak boleh memasuki kamar siswa lain atau guru tanpa izin. Dengan
kata lain, Raios dan Humbert tidak dapat memasuki kamar ini dan semua barang
akan aman bila ditaruh disini. Akan jadi cerita lain bila meninggalkan sesuatu
penting tanpa dijaga di tempat umum..."
Dia berhenti sebentar karena suatu alasan, tapi sepertinya Kirito langsung
melanjutkan dengan penjelasan.
"...Dan tentu saja, kita belum pernah melakukannya. Baik, Raios dan temannya
tidak dapat melakukan apa-apa dengan benda kita, seperti Jink-kun yang
menggangu anak tidak berdaya, Eugeo, di desa Rulid."
"Kau tidak perlu berkata tidak berdaya juga. Hmm... Aku mengerti. Aku tidak
pernah berpikir seperti itu sampai sekarang, tapi betul tidak mungkin ada cara
untuk mengganggu orang lain selain di asrama swordsmen-in-training ini, huh."
"Dan perbuatan mengganggu itu menjadi sebuah aksi tidak menghormati dari
tuntutan Hak Menghukum jika mereka melewati batas."
Menambahkan itu, Kirito hanya tersenyum.
Hak Menghukum adalah suatu hak yang diberikan kepada elite swordsmen-in-
training yang juga tertulis di peraturan akademi yang mengizinkan mereka untuk
bersikap di akademi sebagai instruktur. Ada kasus dimana tidak menghormati atau
kenekatan dalam melanggar aturan atau kabur dari hukuman, swordsmen-in-
training dapat memberikan hukuman mereka sendiri untuk mereka yang
melakukan pelanggaran sesuai peraturan. Lalu Kirito, yamg tidak sengaja
melanggar aturan, yakni membuat kotor baju seorang head swordsman-in-training
sebelumnya, Uolo Levanteinn, dan dia disuruh melakukan first strike duel
dengannya sebagai hukumannya masih teringat dipikirannya.
Hak Menghukum yang dimiliki oleh swordsmen-in-training memiliki tujuan untuk
mengarahkan novice dan advanced trainees, tapi tidak ada yang berkata bahwa
trainees mengeluh terhadap peraturan akademi. Dengan kata lain, seorang
swordsman-in-training menjatuhkan hukuman kepada orang lain juga bisa dan itu
mungkin alasan kenapa gangguan dari Raios dan Humbert menurun dibanding
dengan tahun lalu.
Kirito mengkosongkan cangkirnya, jadi Eugeo menuangkan minuman itu lagi dan
patnernya menuangkan susu sebelum mengaduknya. Sepertinya dia masih
memikirkan sesuatu sebelum mengaduk the itu dengan jarinya secara terampil, tapi
dia mengangguk sebelum berbicara.
"Jika mereka tidak dapat macam-macam dengan barang kita, mereka hanya akan
mendatangi kita. Jika seperti itu, cara tercepat dan mudah adalah menantang kita
untuk first strike match dan melukai kita dengan tebasan, tapi mereka telah
mencobanya denganmu, Eugeo, dan berakhir seri. Cara lainnya, oh benar, jika aku
berpikir seperti itu...mereka hanya akan memberikanku uang agar menjauhkanku
dari Eugeo, Kurasa."
"Eh..."
Eugeo langsung mengeluarkan suara serak, mencoba untuk menutup mulutnya,
tapi sepertinya Kirito tersenyum dan berkata dengan antusias.
"Jangan khawatir, teman. Aku pasti tidak akan meninggalkanmu."
"A-Aku bukan khawatir soal itu! ...Tapi disamping uang, bagaimana jika mereka
menaruh roti daging special dari toko Gottlo?"
"Pasti itu jebakan."
Setelah menjawab pertanyaan Eugeo tanyakan dengan ekspresi dalam, dia
langsung tertawa keras.
"Hmm, itu hanya lelucon, aku tidak terlalu khawatir terhadap apapun kecuali
mereka merusak barang-barang kita atau menghadapi kita secara langsung."
Tapi, ekspresi Kirito menjadi tegang dan bersuara tajam.
"Tapi jika kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka
melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi.
Mereka tidak memiliki niat sedikitpun untuk menyerahkan posisi mereka sebagai
head and second-ranked, pada akhirnya... Eugeo, cobalah berpikir apapun yang
telah kita lewatkan."
"Ya, aku mengerti. Bahkan tidak sampai satu bulan untuk pertandingan resmi. Kita
harus menjaga tubuh kita agar dapat melawan mereka dengan kondisi terbaik."
"Ya ...Sepertinya, itu mungkin rencana untuk mengkhawatirkan tubuh ita bila
terluka, huh. Jadi jangan lupa sikap kita dan stay cool."
Kata aneh yang terucap dari Kirito saat dia mengkosongkan cangkirnya, membuat
Eugeo terkejut.
"Apa kau bilang? S... st...?"
Ketika hendak menanyakannya kembali, patnernya hanya melihat sekelilingnya
untuk suatu alasan sebelum terbatuk dan berbicara.
"Itu, hm, bagian pertama yang penting dari Aincrad-style. Mungkin seperti itu, jadi
kita harus tenang dan melanjutkannya. Itu juga bisa digunakan sebagai
perpisahan... mungkin seperti kita akan bertemu lagi, sesuatu seperti itu."
"Heh. Aku mengerti, Aku akan mengingatnya. St... stay cool."
Kata itu juga jarang dia dengar dan menggunakan pengucapan yang jarang
didengar seperti tentu saja secret moves, yang baru didengar, tapi mereka merasa
sering mendengarnya ketika dia mengatakannya. Lalu dia mengulanginya dengan
suara pelan, Kirito menepuk kedua tangannya dengan ekspresi malu karena suatu
alasan.
"Sekarang, sebentar lagi bel jam sepuluh segera berbunyi, jadi kita segera tidur.
Juga, kemungkinan besok, Eugeo-kun, ada sebuah masalah yang ingin
kuselesaikan jadi..."
"Tidak boleh, Kirito. Aku takkan membiarkanmu kabur lagi, apalagi kali ini."
Ketika membereskan perkakas teh dari meja, dia segera mengerutkan dahinya
dengan cepat.
Sebenarnya ada rencana di hari libur besok untuk pergi keluar termasuk
meningkatkan hubungan merekaseperti yang sudah diketahui, tempatnya adalah
hutan di akademi, meskipunbersama dengan valet trainees, Tizei dan Ronie.
Karena Kirito telah memprediksikan hal itu maka dia mencoba untuk membuat
alasan untuk lari seperti sikapnya ketika dia diundang, Eugeo memberitahu dia
sambil menghela nafas.
"Kau tahu, sebulan telah berlalu semenjak kita menjadi guru dari Tizei dan Ronie.
Kau telah diberi perlakuan baik oleh Sortiliena-senpai yang kau layani sebagai
valet pada saat tahun lalu juga, kan?"
"Di samping dengan waktu latihan pedang, pada saat itu....Itu membuatku
mengingatnya lagi. Aku harap dia baik-baik saja.."
"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku bermaksud mengatakan bahwa ini
giliranmu menjadi senior yang baik. Ingatlah ini mereka berdua akan datang jam
sembilan besok pagi, jadi segera bersiap sebelum itu!"
Ketika Eugeo menunjuk lurus padanya, Kirito hanya menjawab dengan suara
terpaksa "Ya" dan bangkit dari sofa. Keduanya membawa perkakas teh menuju
wastafel di sudut ruang tamu dan Kirito mencucinya sementara mengelapnya
setelah itu. Dia pernah menggunakan sumur air di Rulid and Zakkaria, tapi pipa
besi yang mengalirkan air bersih dengan memutarnya penyumbatnya adalah hal
umum di bangunan di Centoria. Dia berpikir kalau itu adalah benda sacral, seperti
Bel Penunjuk Waktu, pada saat pertama kali melihatnya, tapi itu sebenarnya
hanya ditekan menggunakan sacred arts elemen angin dari sumur yang banyak di
setiap distrik, mendorong air melewati pipa yang tak terhitung.
Hasilnya, air mengalir dari wastafel itu selalu bersih, tanpa perlu mengkhawatirkan
bahwa Lifenya akan berkurang, seperti air mengalir. Sangat beruntung bila anak
yang mengambil air di desa Rulid jika pengaturannya juga seperti iniselesai
mencuci ketika berpikir seperti itu, dia menyusun cangkir bersih itu di rak.
Menelan air langsung dari wastafel, Kirito mengelap mulutnya sebelum dia
menguap.
"Jadi baiklah, tolong bangunkan aku besok jam delapan. Selamat malam, Eugeo."
"Jam delapan itu sudah terlalu telat, jam setengah tujuh! Selamat malam, Kirito."
Menjawab dengan langsung, dia langsung memikirkan sesuatu yang muncul di
pikirannya.
"...Stay cool."
Saat memikirkan itu, patnernya yang menuju kamarnya sendiri mengangkat
bahunya dan berbicara dengan senyum masam.
"Itu mungkin bisa digunakan sebagai perpisahan, tapi itu bukan sesuatu yang kau
harus pikirkan setiap malam sebelum tidur. Gunakan jika kau hanya memiliki itu
sebagai pilihan terakhir."
"Hmm, itu rumit, bukan. Baiklah...jadi, sampai jumpa besok."
"Ya, sampai jumpa besok."
Perlahan melambaikan tangan kanannya, Kirito memasuki kamarnya di utara,
sebelum Eugeo mematikan lampu dan membuka pintu dari arah yang lain. Kamar
tidur itu memiliki luas hampir setengah dari sepuluh kamar di asrama novice
trainee dan itu selalu dibersihkan oleh valetnya, Tizei, jadi tidak terlihat setitikpun
debu. Mengganti pakaian rumahnya dengan piyama, dia membaringkan tubuhnya
di kasur.
Bersamaan dengan suara berdecit saat dia berbaring, tanpa sadar, dia dapat
mendengar satu bagian dari percakapan sebelumnya di telinganya.
Tapi jika kau pikir lebih jauh lagi, itu tidak akan menjadi aneh bila mereka
melakukan apa saja selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi.
Perkataan dari Kirito untuk berhati-hati terhadap Raios dan Humbert. Sebelumnya
dia mengangguk, tapi itu masih sulit untuk dipikirkan oleh Eugeo untuk langsung
dipahami.
Selama proses untuk datang ke sini dari sejak dia kecil, sebenarnya telah berulang
kali ketika Eugeo mencari pelanggar aturan, baik itu peraturan desa Rulid,
peraturan Zakkaria Guard Squadron atau peraturan Akademi Master Pedang.
Tetapi, dia berpikir peraturan yang paling menantang untuk dilanggar di Dunia
Manusia, Taboo Index, hanya noltidak, hanya sekali.
Sekali itu hanya terjadi delapan tahun lalu, ketika Integrity Knight dari Gereja
Axiom datang di desa untuk mengambil Alice. Eugeo berpikir untuk menebas
Knight dengan Dragon Bone Axe yang dia pegang dengan kedua tangannya, tapi
nyatanya, dia tidak mengambil langkah. Sampai sekarang, jika dia mengingat itu,
ada sesuatu yang sakit di mata kanannya untuk suatu alasan.
Tentu saja, dia tidak memiliki bagian dari bantahan untuk Integrity Knights atau
gereja sekarang. Knight itu mengambil Alice sesuai dengan hukum yang berlaku,
jadi dia harus mendapat izin untuk melewati pintu gereja dengan baik dan bertemu
kembali dengan Alice. Itu adalah alasan Eugeo meninggalkan desa dan melalui
berbagai rintangan untuk menjadi elite swordsman-in-training di akademi.
Tetapi seperti yang Kirito katakan, jika Raios dan Humbert berpikir " apa saja
selama tidak melanggar Taboo Index atau peraturan akademi"...pada akhirnya,
apakah mereka akan melanggar hukum yang pasti yang menstabilkan dunia dari
awal oleh Gereja Axiom? Apakah mereka merasa Taboo Index sebagai rintangan
di pikiran mereka...?
Meskipun itu adalah Raios dan patnernya, itu tidak mungkin terjadi. Bahkan
melanggar Taboo Index tidak dapat dimaafkan, itu adalah keyakinan tak
terbantahkan yang bahkan raja harus mematuhinya, itu adalah hukum yang pasti.
Eugeo melihat langit-langit yang berwarna biru muda karena diterangi dengan
cahaya malam. Jika pikiran itu diperbolehkan, dia bertanya apa yang dia ingin
lindungi dan kenapa dia ingin melindunginya, hanya melihat tanpa mengambil
langkah ketika Integrity Knight mengambil Alice, dan hanya memotong Gigas
Cedar selama enam tahun sesuai dengan hukum.
Pupil matanya langsung sakit dengan sensasi bergetar. Eugeo berusaha menahan
rasa sakit itu dengan menutup matanya, membuang pikirannya menjauh dan
membaringkan tubuhnya dan segera tertidur.
Pagar tinggi yang mengelilingi Akademi Master Pedang dan sebuah hutan yang
dibuat hingga menutupi tiga puluh persen dari itu. Dengan pohon yang besar, juga
dengan lumut yang berwarna keemasan tumbuh disekitarnya, dan sinar matahari
yang terlihat dari celah pohon, suasana hijau itu mengingatkannya hutan di dekat
rumahnya, tapi Centoria Pusat jauh di selatan Rulid, ada berbagai macam hewan
yang hidup di sini. Beberapa bahkan belum pernah dia lihat di daerah utara, seperti
rubah kecil dan ular yang ramping dngan motif turquoise, yang sedang berjemur di
matahari di mana saja dan dia melihat sekeliling meskipun sudah satu tahun sejak
dia datang.
"Eugeo-senpai, apa kau mendengarku?"
Mendengar suara dari sampingnya, Eugeo segera membalikkan kepalanya dengan
bingung.
"Maaf, maaf, aku mendengarkan....Jadi ada apa?"
"Kau tidak mendengar, kan!"
Gadis yang sedang menyibak rambutnya, warnanya seperti kulit apel, yang sedang
memprotes adalah orang yang melayani Eugeo sebagai valet trainee, Tizei
Shtolienen. Menghindari tatapan matanya yang memiliki warna yang sama dengan
rambutnya, dia mencoba menghindarinya sambil berkata.
"Em-Emm, hutannya sangat indah aku hanya merasa...Ada hewan langka di
sekitarnya juga..."
"Langka?"
Tizei mengetahui elakkan Eugeo dan mengangkat bahunya menunjukkan tidak
tertarik.
"Eeh, di sini hanya ada rubah kintobi, kan? Ada lebih banyak mereka di pohon
yang tumbuh di sekitar distrik."
"Heh...Itu mengingatkanku, kau lahir di pusat, huh, Tizei. Apa rumahmu dekat?"
"Rumahku di distrik kedelapan, jadi sedikit jauh dari distrik kelima dimana
akademi itu berada."
"Aku mengerti...nn, eh?"
Eugeo langsung melihat ke arah Tizei yang ada di sampingnya. Bahkan seragam
novice trainee yang pernah dia pakai dan dipikir sedikit tidak berwarna padanya
tahun lalu terlihat cocok jika dipakai perempuan. Itu sudah sewajarnya, jika Tizei
bukan siswa dari akademi yang sama, dia bukanlah seseorang yang Eugeo
harapkan untuk dapat berbicara, karena dia anak petani.
"Hmm, Tizei kau lahir sebagai bangsawan, kan? Aku berpikir bahwa aku pernah
mendengar bahwa rumah bangsawan terkumpul di distrik ketiga dan keempat,
seperti itu..."
Ketika dia bertanya dengan rendah hati, Tizei menunduk karena dia malu dan
segera mengangguk sebelum menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Ayahku adalah bangsawan kelas enam setidaknya...tapi menjadi bangsawan kelas
rendah juga bagus. Tinggal di rumah yang dekat dengan Administrasi Kerajaan
hanyalah untuk bangsawan kelas empat atau di atasnya dan beberapa bangswan
kelas lima dan enam yang tertentu. Ayahku memiliki kebiasaan berkata, 'Ini jauh
lebih menyenangkan menjadi orang biasa, dapat berbicara dengan mereka tanpa
takut terhadap bangsawan kelas atas dengan Hak Untuk Menghukum'... ah, Aku
minta maaf, aku hanya..."
Menyadari bahwa dia berbicara materi yang sulit dimengerti oleh Eugeo, yang
hidup sebagai orang biasa, Tizei hanya menghela nafas sambil berjalan.
"Jangan khawatir dengan hal itu. Tentang hal itu...tentang Hak Menghukum,
apakah semua bangsawan memilikinya?"
Ketika mengingat kembali isi dari Hukum Dasar Kerajaan yang dia pelajari satu
tahun yang lalu, Eugeo bertanya dan dia hanya berkata dengan suara keras "Tentu
saja tidak!" sebagai balasannya.
"Hak Menghukum hanya diberikan untuk bangsawan kelas empat dan di atasnya,
dengan bangsawan kelas lima dan dibawahnya sebagai orang yang menerima
hukuman dari bangsawan kelas atas. Ayahku hanya bekerja sebagai sekertaris di
Administrasi, tapi sepertinya banyak bangsawan kelas lima dan enam yang bekerja
di Istana Kerajaan atau kantor umum untuk melayani bangsawan kelas
atas....Sepertinya, itu adalah masalah antara orang dewasa, jadi itu kebanyakan
bukan hukuman fisik, tapi mengurangi gaji dan lainnya, sepertinya."
"A-aku mengerti...Itu sangat rumit juga, huh, dunia bangsawan..."
Melihat ke arah Eugeo yang matanya terbuka, novice trainee yang berambut merah
itu berbicara terus dengan sedikit warna merah di pipinya karena suatu alasan.
"Se-seperti yang aku bilang...seseorang sepertiku yang lahir sebagai bangsawan
kelas enam hanya terlihat dari namanya, cara hidup kita hampir tidak jauh berbeda
dengan orang biasa. "
"H-Hmm..."
Dengan mengeluarkan balasan yang tidak jelas antara setuju atau tidak, Eugeo
merenungkan kembali struktur kerajaan sekali lagi.
Hukum Dasar Kerajaan yang dibuat oleh Administrasi Kerajaan yang
distabilkan dalam sistem sosial oleh Norlangarth North Empire. Sepertinya, setiap
kriminal dan hukuman untuk mereka di dasari oleh suatu hukum yang pasti, Taboo
Index, sementara Hukum Dasar Kerajaan dibuat untuk perjanjian untuk membagi
menjadi sistem kelas. Dengan kata lain yang menjadi bangsawan dan orang biasa.
Ketika dia masih menjadi novice trainee, ada suatu ketika dimana seorang guru
mengajar tentang Hukum (Meskipun kelas lainnya hanyalah Sacred Arts dan
Sejarah) ada seorang siswa yang berambut hitam menanyakan suatu pertanyaan.
Guru, kenapa ada bangsawan dan orang biasa di Kerajaan ini, dia tanya.
Guru itu yang hanyalah bangsawan kelas rendah kehilangan kata-katanya untuk
sesaat, sebelum dia menjawab dengan suara lemah.
Menurut ramalan yang berasal dari Gereja Axiom sejak dahulu kala, tentara
kegelapan akan menginvasi dengan kekuatan dari empat jalan di Gunung tinggi di
Ujung yakni... North Cave, West Gorge, South Corridor dan East Gate.
Untuk membasmi demi-humans, semua yang memiliki sacred tasks imperial
knights atau imperial guards dari empat kerajaan akan bertarung sebagai Tentara
Dunia Manusia. Untuk menjadi kepala dari Tentara Dunia Manusia yakni sebagai
komandannya ketika waktunya tiba, bangsawan meningkatkan ilmu pedang
mereka, belajar sacred arts dan melatih fisik dan mental mereka.
Mendengar itu, Eugeo jujur merasa kagum, meskipun merasakan perasaan tidak
enak.
Dua tahun lalu, bersama Kirito, Eugeo melawan grup goblin yang menginvansi
dari Dark Territory yang hendak melewati North Cave yang guru tadi sebutkan.
Sayangnya, dia langsung tidak sadar dari serangan pemimpin goblin di tengah
pertarungan, tapi kekuatan dan penampilan menakutkan dari demi-humans, serta
suaranya terus membekas di ingatannya. Setelah berdiskusi dengan Kirito, mereka
memilih untuk tidak membicarakan pertarungan itu di akademi, tapi jika
pertarungan itu diceritakan dengan lengkap, itu mungkin membuat setengah siswa
perempuan jatuh hati.
Tentu saja, bahkan Eugeo tidak ingin mengalaminya lagi. Jadi, dia kagum terhadap
bangsawan yang bertarung dengan goblin menakutkan itu, juga dengan orcs dan
ogre yang jauh lebih besar dan menakutkan dari mereka, di garis depan.
Tapi di sisi lain. Dari waktu Dewi Pencipta Stacia membuat hidup dan Dunia
Manusia, sudah tiga ratus delapan puluh tahun berlalu. Sampai sekarang, tentara
kegelapan belum pernah berhasil menginvansi dengan jumlah besar bahkan sekali.
Dengan kata lain, di empat kerajaan, terutama bagi bangsawan kelas atas, telah
terbiasa dengan kehidupan sehari-hari mereka, hidup di rumah mewah dan
menerapkan Hak Menghukum bagi bangsawan kelas rendah, dan mempersiapkan
untuk menghadapi musuh yang bahkan mereka tidak pernah melihatnya sendiri
tanpa mengetahui kapan mereka akan datang...
Dia seperti dapat melihat apa yang ada di hati Eugeo, Tizei memperlihatkan
senyuman sambil berjalan di sampingnya dan berbicara.
"...Karena itu, ayahku ingin anak tertua mereka untuk menjadi bangsawan kelas
empat, setidaknya supaya tidak menghadapi hukuman, sebelum mensukseskan
keluarganya, karena itu aku mendaftar di akademi ini. Jika aku dipilih sebagai
perwakilan dari akademi dan mendapat posisi bagus di Turnamen Kerajaan Ilmu
Pedang, itu menjadi tujuan yang mustahil...Hmm, untukku yang hanya mendapat
sebelas di ujian pendaftaran, itu mungkin menjadi mustahil seberapa kuat aku
mencoba, huh."
Eugeo merasa gadis ini sedang mendecak lidahnya dengan cepat dan tersenyum
yang mungkin terlalu terang dan segera menutup matanya.
Dibanding dengan dirinya sendiri, yang memasuki akademi untuk alasan pribadi
yaitu bertemu kembali dengan teman masa kecilnya yang dibawa ke Gereja di
masa lalu, di berpikir tujuan Tizei yang terus belajar ilmu pedang untuk demi
meningkatkan kehormatan keluarga untuk menjadi bangsawan kelas atas.
"Tidak...Tizei, kau hebat. Demi ayahmu, kau bekerja keras dan menjadi dua belas
besar sebagai siswa baru."
"Bu-bukan seperti itu!...aku hanya beruntung karena tema dari perfoma style
adalah style yang aku kuasai. Aku hanya bisa sampai segini setelah belajar dari
ayahku sejak umur tiga tahun, kau lebih hebat, Eugeo-senpai. Memikirkan
bagaimana sulitnya mendapat rekomendasi dari penjaga regu, dengan mudah kau
mendapatkannya dan bahkan menjadi tempat kelima diantara elite swordsmen-in-
training. Aku percaya bahwa ini menjadi suatu kehormatan untuk melayanimu
sebagai valetmu, Eugeo-senpai."
"Bu-bukan, itu..."
Eugeo menyadari sikapnya untuk menundukkan kepala dan mengusap kepalanya
dengan tangan kanannya hampir sama dengan Kirito, yang sedang mengikutinya di
belakang, dan segera menurunkan tangannya dengan cepat.
Tizei mengatakan bahwan itu adalah "kehormatan", tapi kenyataannya, alasan
kenapa gadis itu menjadi valet Eugeo dan Ronie menjadi valet Kirito, dapat
dikatakan sebagai bimbingan dari Dewi, Stacia atau dapat dikatakan, sebuah
kebetulan.
Pemilihan valet menggunakan sistem dimana dua belas orang yang akan menjadi
elite swordsmen-in-training berikutnya, mereka memilih sesuai dengan rangking
mereka, diantara dua belas besar murid baru. Dengan kata lain, tahun ini, yang
pertama adalah Raios, memilih satu orang, lalu second-ranked Humbert memilih
yang lain, sementara Eugeo dan Kirito mendapat giliran kelima dan keenam untuk
memilih. Tetapi, setelah berdiskusi dengan patnernya, keduanya memutuskan
untuk menukar giliran untuk memilih menjadi yang terakhir. Untuk membuat
murid baru tidak diambil oleh sepuluh orang yang lain sebagai valet mereka.
Hasilnya, dua papan kayu yang diberikan kepada Eugeo dan Kirito memiliki nama
Tizei dan Ronie. Mereka sedikit kehilangan kata saat mereka mengetahui bahwa
mereka berdua adalah siswa perempuanKirito bahkan memiliki ekspresi rumit
tapi akhirnya, Eugeo berpikir itu adalah hal yang bagus. Bahkan, alasan tidak adil
kenapa sepuluh orang yang lain memilih mereka Tiz