Survey Elektromagnetik.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    1/27

    OPTIMALISASI GROUND PENETRATING RADAR

    DALAM RANGKA MENGATASI PERMASALAHAN

    GENANGAN AIR DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    Disusun oleh:Wildan Ichsan Sabila

    135090700111009

    Assisten:

    Mohammad Ali

    LABORATORIUM GEOFISIKA

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2016

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    2/27

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan

    karuniaNya saya dapat menyelesaikan project penelitian yang dikemas dalam praktikum

    Survey Elektromagnetik metode GPR dengan baik. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan

    terimakasih kepada dosen mata kuliah Survey Elektromagnetik, Bapak DR. Sunaryo, M.Si

    yang telah menyempatkan berbagi ilmu kepada seluruh teman teman Geofisika. Tak lupa juga

    ucapan terima kasih kepada seluruh asisten praktikum dan teman teman Geofisika 2013 yang

    telah membantu proses berjalannya praktikum, mulai awal hingga akhir pertemuan termasuk

    penyusunan laporan praktikum Survey Elektromagnetik metode GPR ini.

    Saya menyadari bahwa laporan Survey Elektromagnetik metode GPR ini masih jauh

    dari kata sempurna, oleh karena itu saya berbesar hati menerima segala saran dan kritik yang

    membangun dari para pembaca khususnya assisten. Saya berharap para pembaca dapatmemaklumi segala kekurangan dan kekhilafan yang saya lakukan selama pengerjaan Laporan

    ini. Saya juga berharap agar Laporan Survey Elektromagnetik Metode GPR ini dapat

    bermanfaat bagi para pembacanya dan juga menjadi referensi untuk menyelesaikan

    permasalahan genangan air yang ada di Universitas Brawijaya

    Malang, 27 Mei 2016

    Penulis

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    3/27

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

    1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

    1.3

    Batasan Masalah .......................................................................................................... 4

    1.4

    Tujuan.......................................................................................................................... 4

    1.5 Manfaat........................................................................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5

    BAB III METODOLOGI ........................................................................................................... 8

    3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................................................... 8

    3.2 Peralatan dan Software .................................................................................................. 10

    3.3 Proses Akuisisi ............................................................................................................... 13

    3.4 Interpretasi Data ............................................................................................................. 14

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 15

    4.1 Pengenalan Alat dan Software GPR .............................................................................. 15

    4.2 Teknik Pengambilan Data Metode GPR ........................................................................ 15

    4.3 Interpretasi Data ............................................................................................................. 16

    BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 19

    5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 19

    5.2 Saran .............................................................................................................................. 20

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

    LAMPIRAN ............................................................................................................................. 22

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    4/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Genangan air adalah salah satu problematika yang ada di seluruh daerah khususnya

    si Indonesia.Genangan air seringkali hadir di hampir setiap ruas jalan, cekungan maupun

    di tempat lain yang memungkinkan air tidak dapat mengalir. Genangan air disebabkan oleh

    berberapa faktor diantaranya intensitas curah hujan, tekstur dan permeabilitas tanah,

    kurangnya lahan serapan dan saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

    Salah satu Universitas ternama di Indonesia, Universitas Brawijaya, banyak

    ditemukan genangan air, terutama pada musim hujan. Ada beberapa faktor yang dapat

    diamati disini yaitu lahan serapan dan drainase. Lahan yang dikhususkan sebagai daerahresapan air akan dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyerap air dan mengatasi

    genangan. Ironisnya, saat ini lahan resapan tersebut sudahlah minim. Berkurangnya daerah

    resapan karena pengaspalan atau pengubinan menjadi faktor utama terjadinya genangan

    air. Saluran drainase merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengurangi kelebihan

    air dari suatu daerah. Namun saluran drainase terkadang mengalami sendimentasi

    sehingga mengurangi debit air yang dapat ditampung dan dialirkan sehingga berpotensi

    menyebabkan genangan air.

    Genangan air dapat menyebabkan berbagai hal, salah satunya adalah kemacetan.

    Genangan air di ruas jalan menyebabkan berkurangnya luas jalan yang dapat dilalui

    kendaraan. Sehingga kendaraan yang melewati ruas jalan tergenang terpaksa bergantian

    melewati ruas jalan tersisa. Selain itu, genangan air menyebabkan kerusakan jalan karena

    berpotensi membentuk lubang atau cekungan yang membuat jalan tidak rata sehingga

    rawan kecelakaan. Genangan air yang dibiarkan begitu saja tanpa ada penanganan tertentu

    dapat menimbulkan wabah penyakit.

    Dari pihak Rektorat sudah mengupayakan penerapan solusi, yaitu dibuatnya sumur

    sumur resapan di beberapa daerah di UB, salah satunya di daerah hutan MIPA, fakultas

    MIPA. Namun, karena tidak didukung perencanaan pembangunan yang tepat, maka

    genangan air tersebut tetap saja ada, bahkan ada suatu kejadian yang sempat menjadi

    trending topic nasional yaitu UB dan parkiran kolam renang. Hal ini menjadi suatu

    kritikan keras dan harus ditemukan solusi yang lain guna menyelesaikan permasalahan ini.

    Salah satu solusi digagas oleh Geofisika Universitas Brawijaya adalah pemetaan

    daerah resapan daerah yang sering digenangi air menggunakan metode Ground Penetrating

    Radar. Metode ini merupakan metode yang digunakan khususnya untuk eksplorasi jarak

    dangkal. GPR ini menggunakan gelombang elektromagnetik yang dapat diatur pada suatu

    frekuensi tertentu agar dapat menembus kedalaman tanah, batuan, beton, aspal, lapisan es

    dan berbagai jenis material lain baik dari alam maupun buatan manusia. Sehingga dengan

    alat GPR semua material yang ada dibawah permukaan bumi akan diketahui. Pada proyek

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    5/27

    penelitian yang dikemas pada praktikum metode GPR ini harapannya dapat menghasilkan

    peta persebaran daerah resapan dan dapat menjadi referensi penyelesaian permasalahan

    genangan air di Universitas Brawijaya.

    1.2

    Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang digunakan dalam praktikum ini adalah

    a.

    Bagaimana prinsip dari GPR?

    b.

    Bagaimana penerapan dari GPR?

    c.

    Bagaimana cara akuisisi dari GPR?

    d.

    Bagaimana cara interpretasi dari GPR?

    e.

    Bagaimana output dari GPR dapat meneyelesaikan permasalahan genangan air di

    Universitas Brawijaya?

    f.

    Bagaimana Gagasan dari Praktikan dalam menyelesaikan permasalahan genanganair di Universitas Brawijaya?

    1.3Batasan Masalah

    Batasan masalah yang digunakan dalam praktikum ini yaitu diambil tempat akuisisi di

    sekitar Fakultas MIPA tepatnya di depan gedung Graha Sainta Fakultas MIPA, Universitas

    Brawijaya.

    1.4Tujuan

    Ada beberapa tujuan dari praktikum ini, yaitu :

    a.

    Mengetahui prinsip dan penerapan metode GPR.

    b. Mengetahui proses akuisisi dari metode GPR.

    c. Mengetahui cara interpretasi dari hasil data GPR.

    d. Mengetahui penyebab dari permasalahan genangan air di Universitas Brawijaya

    1.5Manfaat

    Manfaat yang dapat diambil dari praktikum metode seismik ini adalah para praktikan

    dapat mengetahui prinsip metode seismik, cara akuisisi, dan interpretasi dari metode GPR.

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    6/27

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Gelombang elektromagnet mempunyai prinsip dasar dari persamaan Maxwell.

    Persamaan Maxwell terdiri dari empat persamaan. Persamaan-persamaan Maxwell

    menjelaskan bagaimana medan listrik dan medan magnet dapat terjadi. Persamaan-persamaan

    tersebut adalah

    ( 1 )

    ( 2 )

    ( 3 )

    ( 4 )

    0 = permitivitas listrik ruang hampa ( 8, 85 10 -12 C 2 /N2)

    = tahanan jenis ( .m )

    B = medan magnet ( tesla )

    E = medan listrik (N/C)

    = permeabilitas magnetik

    J = rapat arus (A/2)

    Hukum Gauss menerangkan bagaimana muatan listrik dapat menciptakan dan mengubah

    medan listrik. Muatan - muatan tersebut menciptakan medan listrik yang ditanggapi oleh

    muatan lain melalui gaya listrik. Hukum Gauss untuk magnetisme memiliki perbedaan dengan

    Hukum Gauss untuk listrik. Dalam hal ini tidak ada pembagian kutub. Kutub-kutub utara dan

    kutub-kutub selatan selalu saling berpasangan. Hukum induksi Faraday mendeskripsikan

    bagaimana dengan mengubah medan magnet dapat tercipta medan listrik. Ini merupakan

    prinsip operasi dari generator listrik. Gaya mekanik memutar sebuah magnet besar, dan

    perubahan medan magnet ini menciptakan medan listrik yang mendorong arus listrik yang

    kemudian disalurkan melalui jala-jala listrik. Hukum Ampere menyatakan bahwa medan

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    7/27

    magnet dapat ditimbulkan melalui dua cara yaitu lewat arus listrik dan dengan mengubah

    medan listrik (Syaeful, 2009)

    Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode geofisika yang

    dikembangkan sebagai salah satu alat bantu untuk penelitian geologi bawah permukaan yang

    relatif dangkal dan terperinci. Prinsip penggunaan metode GPR tidak jauh berbeda dengan

    metode seismik pantul, seperti identifikasi fasies dan sekuen lapisan bawah permukaan

    (Heteren, 1998).

    Gambar 2.1 Ground Penetrating Radar

    Telford (1990) mengungkapkan, bahwa metode GPR terdapat sangkut pautnya dengan

    perambatan gelombang yang berkelanjutan atau medan elektromagnetik semu dan di atas

    bumi. Dapat diumpamakan antara transmitter, receiver, dan penancapan konduktor dalam

    lapangan elektromagnetik, dan tiga pasangan lintasan elektrik oleh induksi elektromagnetik.

    Beberapa system permukaan elektromagnetik sumber energi bisa jadi dengan memasukan

    kontak langsung ke dalam tanah, sehingga secara umum memasangkan induksi berupa sinyal.

    Survei geofisika secara objektif dibutuhkan beberapa informasi untuk mengetahui distribusi

    tidak merata pada interior bumi sehingga dapat di identifikasi karakteristik dari bumi dengan

    mengukur medan pada permukaan bumi. Dalam survei elektromagnetik, yang terpenting

    adalah kandungan fisik yaitu konduktivitas elektrik (Nabighian, 1991).

    Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal. Semua sistem

    GPR pasti memiliki rangkaian transmitter, yaitu sistem antena yang terhubung ke sumber

    pulsa, dan rangkaian penerima receiver, yaitu sistem antena yang terhubung ke unit pengolahan

    sinyal. Rangkaian pemancar akan menghasilkan pulsa listrik dengan bentuk pulse repetition

    frequency, energi, dan durasi tertentu. Pulsa ini akan dipancarkan oleh antena ke dalam tanah.

    Pulsa ini akan mengalami atenuasi dan cacat sinyal lainnya selama perambatannya di tanah.

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    8/27

    Jika tanah bersifat homogen, maka sinyal yang dipantulkan akan sangat kecil. Jika pulsa

    menabrak suatu inhomogenitas di dalam tanah, maka akan ada sinyal yang dipantulkan ke

    antena penerima. Sinyal ini kemudian diproses oleh rangkaian penerima. Kedalaman objek

    dapat diketahui dengan mengukur selang waktu antara pemancaran dan penerimaan pulsa.

    Dalam selang waktu ini, pulsa akan bolak balik dari antena ke objek dan kembali lagi ke antena

    (Syaeful, 2009).

    Gambar 2.2 Akuisisi Data GPRKedalaman penetrasi dengan metode GPR sangat bergantung sifat kelistrikan media

    yang diselidiki, seperti: konduktivitas listrik dan konstanta dielektrik. Kedua sifat listrik

    tersebut berkaitan erat dengan sifat fisik tanah atau batuan yang antara lain kadar air dan sifat

    kegaramannya. Berdasarkan pengalaman, metode GPR ini penetrasinya akan mencapai 25 - 30

    m apabila digunakan pada daerah yang kadar kegaramannya relatif kecil. Khusus dalam

    pendeteksian material yang kadar besinya relatif tinggi, penetrasi GPR akan berkurang, sesuai

    dengan kadar besi yang terdapat pada material tersebut (Budiono, 1999). Metode ini bersifat

    tidak merusak dan mempunyai resolusi yang tinggi, tetapi terbatas sampai kedalaman beberapa

    puluh meter saja, (Knight, 2001)

    Banyak aplikasi yang digunakan dalam Metode GPR. Metode ini sangat intensif

    digunakan di darat untuk memetakan struktur bawah permukaan, pipa, kabel, dan bahan

    mineral di dalam tanah. Metode ini biasanya digunakan para akreolog untuk mencari benda

    benda akreologi seperti peninggalan peninggalan bersejarah (Syukur,2009). Di Indonesia

    sendiri terdapat salah satu penelitian yang menerapkan metode GPR ini untuk mendeteksi

    aliran semburan gas Lumpur Lapindo (Budiono, 2010).

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    9/27

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Praktikum metodeGPRdilaksanakan pada hari Minggu, 8 Mei 2016 bertempat di

    sekeliling Hutan Mipa (Humip), Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang.

    Gambar 3.1 Letak Hutan MIPA Citra Google Earth

    3.1.1 Desain Survey

    Gambar 3.2 Desain Survey Depan GS dengan panjang 12 meter

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    10/27

    Gambar 3.3 Desain Survey Parkiran GSElektro dengan panjang 11.8 meter

    Gambar 3.4 Desain Survey Jalan Tengah Humip dengan panjang 33 meter

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    11/27

    Gambar 3.5 Desain Survey Di Sampng Gedung Kimia dengan panjang 39 meter

    3.2 Peralatan dan Software

    Pada praktikum ini digunakan beberapa macam alat, yaitu:

    a. GPR OKM Future 2005

    Gambar 3.6 GPR OKM Future 2005

    b.

    Laptop

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    12/27

    Gambar 3.8 Meteran

    Gambar 3.7 Laptop

    c.

    Meteran

    d. Alat Tulis

    Gambar 3.9 .Alat Tulis

    e. GPS

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    13/27

    Gambar 3.10 .GPS

    e.

    Future Series

    Gambar 3.11 Future Series 2005

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    14/27

    3.3 Proses Akuisisi

    Ada beberapa tahapan proses akuisisi dalam praktikum ini

    Persiapan Alat Praktikum

    Dan Setting Alat

    Pembentangan meteran

    Proses akuisisi data

    Interpretasi data

    -

    Menyiapkan GPR OKM Future 2005

    - Pemasangan power tank

    -

    Pemasangan antena dan bluetooth

    - Pengaturan dengan impuls 20

    - Sesuai dengan koordinat desain

    survey

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    15/27

    3.4 Interpretasi Data

    Ada beberapa tahapan interpretasi data dalam praktikum ini

    Didapatkan data hasil pencitraan

    future 2005

    Diamati parameter parameter

    yang terbentuk

    Data dibandingkan dengan

    literatur

    Selesai

    - Didapatkan permodelan bawah

    permukaan

    -

    Warnawarna parameter dari

    pencitraan hasil future 2005

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    16/27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pengenalan Alat dan Software GPR

    Pada praktikum ini digunakanan beberapa alat. GPR OKM Future 2005 digunakan

    untuk mencitrakan perlapisan bawah tanah dangkal dengan menggunakan prinsip

    elektromagnetik. Pencitraannya digunakan aplikasi Future 2005. GPS digunakan untuk

    mendapatkan koordinat tempat. Meteran digunakan untuk mengukur jarak untuk proses

    akuisisi. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat data koordinat dan desain survey.

    4.2 Teknik Pengambilan Data Metode GPR

    Pada pengambilan data dilakukan pembentukan desain survey menggunakan GPS.

    Kemudian dipasang alat, GPR dirangkai dengan receiver - transmitter dipasang di ganggang.

    Kemudian alat dipasang dengan power tank. Kabel dipasangkan dengan alat OKM Futurenya.

    Laptop dihidupkan. Dan bluetooth dikoneksikan dari Alat menuju laptop. Software disetting

    agar bisa terkoneksi dengan alat. Setelah alat dihidupkan, alat akan berbunyi. Hal ini adalah

    proses koneksi alat, tunggu sampai mati. Setelah itu pada layar alat, akan muncul opsi metode

    dan dipilih metode ground scan. Kemudian ada opsi lain yang muncul, yaitu opsi manual dan

    otomatis. Dipilih mode otomatis. Setelah itu diatur impuls yang keluar 20 dan setting terakhir

    yaitu transfer data to computer. Dengan menekan tombol hijau maka alat akan run secara

    otomatis berbunyi. Dan itu saatnya akuisisi data sesuai desain survey.

    Gambar 4.1 Proses Pengambilan Data

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    17/27

    4.3 Interpretasi Data

    Dari hasil akuisis data. Didapatkan data pencitraan software future 2005.dari hasil data

    ini bisa langsung diinterpretasikan. Dari warna hijau merupakan interpretasi dari tanah. Biru

    merupakan interpretasi dari air dan daerah berongga. Zona kuning menunjukkan daerah kering,dan biru menunjukkan logam atau mineral.dari pewarnaan inij diprinsipkan dari resistivitas

    dan konduktivitas.

    Gambar 4.2 Hasil Survey Depan GS

    Pada zone 1 dan zone 2 diindakasikan adanya daerah yang berrongga dibeberapa titik

    saja Sedangkan pada line 3 hampir seluruh bagiannya merupakan daerah yang berrongga Hal

    ini dikarenakan saat pengambilan data dilakukan setelah terjadi hujan dan mengakibatkan

    seluruh daerah hampir tertutup oleh air.

    Gambar 4.3 Hasil Survey Jalan Samping Kimia

    Pada data yang didapatkan diindikasikan warna biru adalah daerah berongga. Dan hijauadalah daerab tanah basah. Hal ini menujukkan daerh biru adalah daerah rongga dan daerah

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    18/27

    hijua adalah daerah tanah basah. Tetapi pengambilan data dipengaruhi oleh tanah yang basah

    akibat hujan.

    Gambar 4.4 Hasil Survey Jalan Tengah MIPA

    Pada line ini didapatkan warna biru yang mendominasi. Hal ini dimungkinkan ada

    rongga yang besar dengan tanah basah di bagian kiri data. Namun untuk yang biru bisa muncul

    karena pada saat akuisisis daerah dalam kondisi basah terkena hujan.

    Gambar 4.5 Hasil Survey parkiran GS - Elektro

    Pada zona 1 dan 2 terdapat persebaran tanah basah dan rongga. Hal ini bisa dilihat dari

    warna biru yang menandakan rongga di bawah tanah, dan hijau yang menandakan tanah basah.

    Namun pada akuisisi data dipengaruhi oleh tanah basah akibat hujan.

    Pada daerah akuisisi terdapat banyak rongga untuk penyerapan. Namun ada juga bagian

    yang tidak berongga sehingga perlu adanya perombakan. Terlebih lagi desain perencanaanpembangunan yang bagus sehingga tidak terjadi lagi genangan air

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    19/27

    Gagasan yang ditawarkan dari praktikan adalah adanya sistem drainase langsung di

    bawah permukaan layaknya lapangan sepak bola. Hal ini dapat mengurangi genangan air.

    Namun begitu harus ada perancangan yang bagus agar tujuan dapat tercapai. Gagasan kedua

    yaitu jiakalau Universitas Brawijaya mempunyai dana yang sangat besar, maka dibangyunya

    jalan dengan teknologi beton penyerap air. Seperti yang ada di luar negeri. Namun kembali lagiapakah ada Investor yang mau menerapkannya di UB.

    Gambar 4.6 Sistem Drainase Lapangan Sepak Bola

    Gambar 4.7 Teknologi Beton Penyerap Air

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    20/27

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari Praktikum ini dapat ditarik kesimpulan. Ground Penetrating Radar (GPR) adalah

    salah satu metode geofisika yang dikembangkan sebagai salah satu alat bantu untuk penelitian

    geologi bawah permukaan yang relatif dangkal dan terperinci. Prinsip penggunaan metode

    GPR tidak jauh berbeda dengan metode seismik pantul, seperti identifikasi fasies dan sekuen

    lapisan bawah permukaan metode GPR terdapat sangkut pautnya dengan perambatan

    gelombang yang berkelanjutan atau medan elektromagnetik semu dan di atas bumi. Dapat

    diumpamakan antara transmitter, receiver, dan penancapan konduktor dalam lapangan

    elektromagnetik, dan tiga pasangan lintasan elektrik oleh induksi elektromagnetik Banyak

    aplikasi yang digunakan dalam Metode GPR. Metode ini sangat intensif digunakan di daratuntuk memetakan struktur bawah permukaan, pipa, kabel, dan bahan mineral di dalam tanah.

    Metode ini biasanya digunakan para akreolog untuk mencari benda benda akreologi seperti

    peninggalan peninggalan bersejarah Pada praktikum ini digunakanan beberapa alat. GPR

    OKM Future 2005 digunakan untuk mencitrakan perlapisan bawah tanah dangkal dengan

    menggunakan prinsip elektromagnetik. Pencitraannya digunakan aplikasi Future 2005. GPS

    digunakan untuk mendapatkan koordinat tempat. Meteran digunakan untuk mengukur jarak

    untuk proses akuisisi. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat data koordinat dan desain

    survey Pada pengambilan data dilakukan pembentukan desain survey menggunakan GPS.

    Kemudian dipasang alat, GPR dirangkai dengan receiver - transmitter dipasang di ganggang.Kemudian alat dipasang dengan power tank. Kabel dipasangkan dengan alat OKM Futurenya.

    Laptop dihidupkan. Dan bluetooth dikoneksikan dari Alat menuju laptop. Software disetting

    agar bisa terkoneksi dengan alat. Setelah alat dihidupkan, alat akan berbunyi. Hal ini adalah

    proses koneksi alat, tunggu sampai mati. Setelah itu pada layar alat, akan muncul opsi metode

    dan dipilih metode ground scan. Kemudian ada opsi lain yang muncul, yaitu opsi manual dan

    otomatis. Dipilih mode otomatis. Setelah itu diatur impuls yang keluar 20 dan setting terakhir

    yaitu transfer data to computer. Dengan menekan tombol hijau maka alat akan run secara

    otomatis berbunyi. Dan itu saatnya akuisisi data sesuai desain survey Dari hasil akuisis data.

    Didapatkan data pencitraan software future 2005.dari hasil data ini bisa langsung

    diinterpretasikan. Dari warna hijau merupakan interpretasi dari tanah. Biru merupakan

    interpretasi dari air dan daerah berongga. Zona kuning menunjukkan daerah kering, dan biru

    menunjukkan logam atau mineral.dari pewarnaan inij diprinsipkan dari resistivitas dan

    konduktivitas. Pada daerah akuisisi terdapat banyak rongga untuk penyerapan. Namun ada juga

    bagian yang tidak berongga sehingga perlu adanya perombakan. Terlebih lagi desain

    perencanaan pembangunan yang bagus sehingga tidak terjadi lagi genangan air. Gagasan yang

    ditawarkan dari praktikan adalah adanya sistem drainase langsung di bawah permukaan

    layaknya lapangan sepak bola. Hal ini dapat mengurangi genangan air. Namun begitu harus

    ada perancangan yang bagus agar tujuan dapat tercapai. Gagasan kedua yaitu jiakalau

    Universitas Brawijaya mempunyai dana yang sangat besar, maka dibangyunya jalan dengan

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    21/27

    teknologi beton penyerap air. Seperti yang ada di luar negeri. Namun kembali lagi apakah ada

    Investor yang mau menerapkannya di UB.

    5.2 SaranSebaiknya Para praktikan lebih berhati hati dalam melakukan praktikum agar alat dan

    wadah alat tidak rusak.

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    22/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiono,K., 1999. Ground Probing Radar as a tool for heterogeneity estimation in uartenary

    sediment.Proceedings of Indonesian Association of Geologists

    Budiono.2010. Penafsiran Struktur Geologi Bawah Permukaan di KawasanSemburan Lumpur Sidoarjo, Berdasarkan Penampang Ground Penetrating Radar

    (GPR). Jurnal Geologi Indonesia

    H eteren,V.S ., Fitzgerald,D .M ., M cK inlay,P.A ., dan Buynevich, I.V., 1998. Radar facies

    of paraglacial barrier system. Coastal New England,USA. Sedimentology

    Knight, R. 2001. Ground Penetrating Radar for Environment Application. Annu. Rev. Earth

    Planet. Sci, Vol. 29, pp. 229-55

    Nabighian, M.N., 1988/1991, Electromagnetic methods in applied geophysics, 2 vols., Tulsa,

    OK, SOC. Explor. Geophys., p. 1520.

    Syaeful, Ayi. 2009. PENENTUAN KARAKTERISTIK DINDING GUA SEROPAN

    GUNUNGKIDUL DENGAN METODE GROUND PENETRATING RADAR.

    Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Syukur, Abdul. 2009. Pemetaan Batuan Dasar Sungai Menggunakan Metode Ground

    Penentrating Radar. Jakarta: Universitas Indonesia

    Telford WM, et.al, Applied Geophysics Second Edition, Cambridge Univ: Press, United

    Kingdom

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    23/27

    LAMPIRAN

    1.1 Gambar Hasil Akuisisi

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    24/27

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    25/27

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    26/27

  • 7/26/2019 Survey Elektromagnetik.pdf

    27/27