Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017 85
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG
(PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telp (0341)567886
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kota Malang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0,31% dan jumlah kunjungan masyarakat ke
puskesmas dan puskesmas pembantu yang meningkat sebesar 4% selama empat tahun terakhir. Puskesmas
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang merupakan rujukan tingkat pertama dengan jumlah 15 puskesmas
dan 33 puskesmas pembantu tersebar disetiap kecamatan. Kunjungan rawat inap di puskesmas hanya mencapai
1,39% dari target SPM sebesar 11,8%. Tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu harus
disesuaikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di suatu kota sehingga dapat memenuhi demand
masyarakat terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui supply berupa
ketersediaan puskesmas dan puskesmas pembantu serta demand berupa orientasi masyarakat dalam memilih
fasilitas kesehatan di Kota Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sebaran fasilitas
kesehatan berupa puskesmas dan puskesmas pembantu, analisis tingkat pelayanan puskesmas dan puskesmas
pembantu dan analisis orientasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Malang dapat
terlayani oleh puskesmas dan puskesmas pembantu dan orientasi masyarakat di Kota Malang terhadap
puskesmas dan puskesmas pembantu sebesar 66% yang disebabkan oleh kedekatan tempat tinggal dan kualitas
pelayanannya.
Kata Kunci : Supply, Demand, Puskesmas, Puskesmas pembantu.
ABSTRACT
Malang City over the past four years have a growth population of 0,31% and the number of people visit to
Community Health Center and Community Health Sub-Center increased by 4%. Community Health Center is
one of the health facilities that become the first degree of referral with 15 Community Health Center and 33
Community Health Sub-Center in total spreading on every district. Inpatient service in Community Health
Center only reached 1,39% from SPM target of 11,8%. The service level of Community Health Center and
Community Health Sub-Center must be adjusted with a growth population of a city so that I can fulfilled the
people’s demand for health facilities accessibility. Based on it, the objective of this research is to knowing the
supply and demand of Community Health Center and Community Health Sub-Center in the form of peoples’s
orientation when choosing health facilities in Malang. The analysis used in this research was analysis of health
facilities distributions in the form of Community Health Center and Community Health Sub-Center, level of
service analysis of Community Health Center and Community Health Sub-Center, and Orientation analysis. The
reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by Community Health Center and
Community Health Sub-Center. The reseach result showed that all of the district in Malang city can be served by
Community Health Center and Community Health Sub-Center and also 66% people’s orientation in Malang City
for Community Health Center and Community Health Sub-Center caused by proximity shelter and service
quality
Keywords: Supply, Demand, Community-Health-Center, Community-Health-Sub-Center.
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan terus berkembang, karena
fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah
satu kebutuhan hidup yang menunjang kegiatan
sehari-hari. Pada dasarnya, penyediaan sarana
kesehatan membantu masyarakat dalam upaya
pemeliharaan dan peningkatan kondisi kesehatan
maka lokasi peletakan sarana kesehatan sesuai
dengan jenisnya, jumlah fasilitas minimum
berdasarkan kemampuan kapasitas pelayanan
penduduk dan jarak jangkau pelayanan telah
diatur pada SNI Nomor 03-1733 tahun 2004.
Ketersediaan berbagai jenis pelayanan kesehatan
tersebut mengakibatkan adanya kecenderungan
masyarakat dalam memilih fasilitas kesehatan
berdasarkan penilaian terhadap kualitas
pelayanannya. Salah satu jenis fasilitas kesehatan
yang memiliki fungsi dan peran yang cukup
penting di wilayah perkotaan adalah puskesmas.
Menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014,
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
86 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017
puskesmas merupakan jenis fasilitas kesehatan
tingkat pertama yang memiliki peranan penting
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
dalam upaya memenuhi kebutuhan fasilitas
kesehatan masyarakat.
Kota Malang merupakan kota terbesar
kedua di Provinsi Jawa Timur yang memiliki
rasio pertumbuhan penduduk sebesar 0,31%
setiap tahunnya berdasarkan data Kota Malang
Dalam Angka tahun 2016, dengan semakin
bertambahnya penduduk yang tinggal di suatu
kota maka fasilitas-fasilitas yang telah ada harus
disesuaikan dengan jumlah penduduk yang
dilayani. Jumlah kunjungan puskesmas di Kota
Malang selama empat tahun terakhir mangalami
peningkatan rata-rata sebesar 4% setiap tahunnya
dengan jumlah kunjungan masyarakat yang
berobat di puskesmas dan puskesmas pembantu
mencapai 631.892 orang pada tahun 2015.
Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas secara
keseluruhan meningkat namun jumlah kunjungan
rawat inap hanya sebesar 1,39% dari target SPM
kunjungan rawat inap sebesar 11,8% pada tahun
2015.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
melalui studi ini sebaran dan tingkat pelayanan
fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan
puskesmas pembantu di Kota Malang akan
diidentifikasi sebagai sistem rujukan tingkat
pertama atau jenis fasilitas kesehatan primer.
Kajian ini juga akan mengidentifikasi demand
masyarakat di Kota Malang dalam memilih
fasilitas kesehatan terkait dengan supply berupa
ketersediaan puskesmas dan puskesmas
pembantu dan demand berupa kebutuhan
masyarakat untuk pengembangan fasilitas
kesehatan di Kota Malang.
METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui supply (ketersediaan) dan demand
berupa kecenderungan masyarakat dalam
memilih fasilitas kesehatan berupa puskesmas
dan puskesmas pembantu di Kota Malang. Supply
pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu
ditinjau berdasarkan sebaran dan tingkat
pelayanan menurut SNI Nomor 03-1733 tahun
2004, sedangkan demand masyarakat
berdasarkan kecenderungan masyarakat dalam
memilih puskesmas dan puskesmas pembantu
dan alasan yang mempengaruhi dalam memilih
fasilitas kesehatan untuk berobat. Berdasarkan
tujuan penelitian, maka variabel-variabel yang
akan digunakan dalam penelitian ini terdapat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel penelitian Variabe
l
Sub
Variabel Parameter Sumber
Supply
Sebaran
puskesmas
dan pustu
Lokasi
SNI Nomor
03-1733
tahun 2004
Jumlah
Aksesibilitas
Tingkat
pelayanan Kapasitas pelayanan
Demand Orientasi
Jenis fasilitas Notoatmodjo,
2014 Lokasi
Perilaku kesehatan
Metode Sampling
Populasi merupakan keseluruhan subjek
penelitian yang diteliti pada wilayah penelitian.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh
masyarakat Kota Malang untuk semua kategori
umur yang tersebar dan terbagi dalam lima
kecamatan yang ada di Kota Malang.
Pengambilan sampel meupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi sehingga dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi jumlah penduduk yang terdapat
di 5 kecamatan di Kota Malang, kemudian
setelah diketahui jumlah total penduduk
selanjutnya diidentifikasi berdasarkan kelompok
umur 15-64 tahun pada setiap kecamatan. Metode
penarikan sampel dalam penelitian ini
menggunakan probability sampling dengan
teknik simple random sampling yang merupakan
metode yang digunakan untuk memilih sampel
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut. Jumlah sampel akan ditentukan melalui
rumus Isaac dan Michael (Sugiyono, 2014). Hasil
dari perhitungan menggunakan rumus Isaac dan
Michael menghasilkan sampel sebesar 970
responden.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari beberapa metode, yaitu
analisis sebaran sarana, tingkat pelayanan sarana
untuk menghasilkan supply pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu serta analisis orientasi
untuk mengidentifikasi kecenderungan berobat
masyarakat.
Analisis sebaran sarana
Perhitungan untuk mengetahui eksisting
ketersediaan sarana Kota Malang menggunakan
analisa deskriptif dengan data berupa jumlah dan
lokasi puskesmas dan puskesmas pembantu di
Kota Malang. Langkah selanjutnya yaitu
pemetaan persebaran puskesmas dan puskesmas
pembantu di Kota Malang dengan menggunakan
software ArcGis sehingga akan diperoleh adalah
Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 87
jumlah dan sebaran lokasi puskesmas dan
puskesmas pembantu di Kota Malang. Analisis
sebaran sarana berupa puskesmas dan puskesmas
pembantu juga ditinjau dari kondisi aksesibilitas,
ketersediaan jalur angkutan kota dan kondisi
jalan.
Analisis tingkat pelayanan
Analisa tingkat pelayanan sarana berfungsi
untuk mengukur tingkat pelayanan sarana dilihat
dari pedoman SNI 03–1733–2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan. Identifikasi tingkat pelayanan
puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang berdasarkan kapasitas pelayanan dan
skala pelayanan sarana Puskesmas dan
Puskesmas Pembatu di Kota Malang. Langkah
pengerjaan dalam analisis untuk mengetahui
tingkat pelayanan sarana yaitu dengan
menghitung kapasitas pelayanan sarana
berdasarkan kapasitas pelayanan sarana
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
dilayani serta dengan skala pelayanan sarana
untuk mengetahui jangkauan pelayanan dari
puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang.
Kapasitas pelayanan
Kapasitas pelayanan berupa puskesmas
pembantu yaitu 30.000 jiwa dan puskesmas
120.000 jiwa. Berikut merupakan rumus
perhitungan kapasitas pelayanan puskesmas dan
puskesmas pembantu :
Kapasitas =Σ Sarana x Σkapasitas penduduk terlayani
ΣPenduduk Eksistingx100%
(1)
Berdasarkan perhitungan kapasitas
pelayanan puskesmas dan puskesmas pembantu
akan diperoleh besar persentase kapasitas
pelayanan yang mampu dilayani oleh pelayanan
puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang. Jika memiliki nilai >100% artinya
puskesmas dan puskesmas pembantu dapat
melayani jumlah penduduk eksisting di Kota
Malang.
Skala pelayanan
Input data yang diperlukan yaitu jumlah
puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang dan lokasi. Teknik analisis yang
digunakan adalah mapping berdasarkan SNI 03–
1733–2004 tetang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan dengan
jangkauan pelayanan puskesmas 3000 m dan
puskesmas pembantu 1500 m. Langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan overlay
peta buffer jangkauan pelayanan puskesmas dan
puskesmas pembantu dengan wilayah
administrasi berupa kelurahan sehingga output
dari analisis skala pelayanan adalah peta skala
pelayanan dan peta tingkat pelayanan yang
menggambarkan keragaman pemilihan fasilitas
kesehatan berupa jumlah terlayani puskesmas dan
puskesmas pembantu di Kota Malang dalam
lingkup administrasi kelurahan.
Langkah selanjutnya adalah
pengelompokan jumlah unit puskesmas dan
puskesmas pembantu berdasarkan hasil peta
jumlah terlayani pelayanan puskesmas dan
puskesmas pembantu di setiap kelurahan
berdasarkan teori Sturgess (Cahyono, 2016)
daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas
yang sama, sebagai berikut:
1. Tentukan rentang, ialah data terbesar
dikurangi data terkecil.
2. Tentukan banyak kelas interval yang
diperlukan yaitu:
Banyak kelas – 1+ (3,3) log n (2)
3. Tentukan panjang kelas interval p
P =rentang
panjang kelas
(3)
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama
Analisis orientasi
Analisis orientasi yaitu untuk mengetahui
demand atau kecenderungan yang dilakukan
masyarakat dalam memutuskan lokasi untuk
berobat. Analisis orientasi pemilihan fasilitas
kesehatan berdasarkan jenis fasilitas dan lokasi
fasilitas kesehatan di Kota Malang, serta alasan
yang mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sebaran Sarana
Sebaran Puskesmas dan puskesmas
pembantu terdiri dari 3 puskesmas di setiap
kecamatan. Terdapat 4 puskesmas sebagai
puskesmas perawatan dan 11 puskesmas sebagai
puskesmas non-perawatan. Puskesmas
perawatan di Kota Malang adalah Puskesmas
Kedungkandang, Kendalsari, Dinoyo dan
Kendalkerep. Sedangkan jumlah puskesmas
pembantu adalah 33 puskesmas pembantu.
Berdasarkan hasil analisis sebaran dan
aksesibilitas dapat diidentifikasi bahwa lokasi
puskesmas dan puskesmas pembantu dapat
diakses dengan angkutan umum dengan kondisi
perkerasan jalan aspal dan paving blok dan
58,28% masyarakat yang memilih berobat ke
puskesmas dan puskesmas pembantu dengan
waktu tempuh 5-10 menit untuk menuju
puskesmas dan puskesmas pembantu. Analisa
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
88 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017
sebaran pelayanan puskesmas dan puskesmas
pembantu di Kota Malang dilihat dari lokasi dan
ketersediaan akses berupa jalur angkutan kota.
Gambar 1. Sebaran puskesmas dan puskemas
pembantu di Kota Malang
Puskesmas di Kota Malang 100% dapat
dijangkau dengan kendaraan umum berupa
angkutan kota, sedangkan untuk puskesmas
pembantu sebesar 63 % dapat dijangkau dengan
kendaraan umum berupa angkutan kota dan 37%
tidak dapat dijangkau oleh angkutan kota.
Puskesmas pembantu yang tidak dapat dijangkau
oleh angkutan kota dapat diakses dengan
kendaraan umum lain seperti ojek atau kendaraan
pribadi.
Analisis Tingkat Pelayanan
Analisis tingkat pelayanan dalam
penelitian ditinjau berdasarkan kapasitas
pelayanan dan skala pelayanan sarana. Hasil dari
analisis kapasitas pelayanan puskesmas dan
puskesmas pembantu di Kota Malang
berdasarkan SNI 03-733 tahun 2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkantoran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kapasitas Pelayanan Puskesmas di Kota
Malang
Kecamatan Σ
Puskesmas
Σ
Penduduk
Total (jiwa)
Kapasitas
Pelayanan (%)
Blimbing 3 176.842 204%
Lowokwaru 3 192.066 187%
Sukun 3 188.545 191%
Kecamatan Σ
Puskesmas
Σ
Penduduk
Total (jiwa)
Kapasitas
Pelayanan (%)
Klojen 3 132.529 272%
Kedungkandang 3 182.342 197%
Kapasitas pelayanan puskesmas di
Kecamatan Blimbing sebesar 204% dengan
jumlah 3 unit puskesmas, artinya puskesmas di
Kecamatan Blimbing dapat melayani dua kali
lipat jumlah penduduk eksisting yang terdapat di
Kecamatan Blimbing. Kapasitas pelayanan
puskesmas di Kecamatan Lowokwaru sebesar
187%, artinya puskesmas di Kecamatan
Lowokwaru dapat melayani hampir dua kali lipat
jumlah penduduk eksisting di Kecamatan
Lowokwaru. Kapasitas pelayanan puskesmas di
Kecamatan Sukun sebesar 191% dengan jumlah,
artinya puskesmas di Kecamatan Sukun dapat
melayani hampir dua kali lipat jumlah penduduk
eksisting di Kecamatan Sukun.
Kapasitas pelayanan puskesmas di
Kecamatan Klojen sebesar 272% artinya,
puskesmas di Kecamatan Klojen dapat melayani
hampir tiga kali lipat jumlah penduduk eksisting
penduduk di Kecamatan Klojen sedangkan
kapsitas pelayaanan di Kecamatan
Kedungkandang sebesar 197%, artinya
puskesmas di Kecamatan Kedungkandang dapat
melayani dua kali lipat dari jumlah penduduk
eksisting di Kecamatan Kedungkandang.
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas
pelayanan dapat diidentifikasi bahwa puskesmas
di setiap kecamatan di Kota Malang rata-rata
dapat melayani sebesar dua kali lipat hingga tiga
kali lipat dari jumlah penduduk eksisting di Kota
Malang. Kapasitas pelayanan puskesmas
pembantu di Kota Malang pada lingkup
kelurahan dihitung berdasarkan jumlah
puskesmas pembantu dikalikan kapasitas
penduduk yang dapat dilayani dibagi dengan
jumlah penduduk eksisting pada setiap kelurahan
di Kota Malang
Tabel 3. Kapasitas Pelayanan Puskesmas
Pembantu di Kota Malang
Kecamatan Kelurahan Σ
pustu ΣPenduduk
Kapasitas
Pelayanan
(%)
Blimbing
Jodipan 0 11.684 0%
Polehan 1 17.493 171%
Kesatrian 0 10.923 0%
Bunulrejo 0 25.492 0%
Purwantoro 0 27.279 0%
Pandanwangi 0 29.196 0%
Blimbing 0 8.748 0%
Purwodadi 1 17.591 171%
Polowijen 1 11.084 271%
Arjosari 1 9.159 328%
Balearjosari 1 8.193 366%
Lowokwaru
Merjosari 1 19.278 156%
Dinoyo 0 17.802 0%
Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 89
Kecamatan Kelurahan Σ
pustu ΣPenduduk
Kapasitas
Pelayanan
(%)
Sumbersari 1 17.523 171%
Ketawangegede 0 10.203 0%
Jatimulyo 1 21.216 141%
Lowokwaru 0 17.605 0%
Tulusrejo 0 15.985 0%
Mojolangu 0 24.777 0%
Tunjungsekar 1 15.098 199%
Tasikmadu 1 6.031 497%
Tunggulwulung 1 7.524 399%
Tlogomas 1 19.024 158%
Sukun
Kebonsari 1 10.679 281%
Gadang 1 18.306 164%
Ciptomulyo 0 12.656 0%
Sukun 1 17.561 171%
Bandungrejosari 1 30.991 97%
Bakalan Krajan 1 7.686 390%
Mulyorejo 1 13.978 215%
Bandulan 1 16.013 187%
Tanjungrejo 1 26.470 113%
Pisangcandi 1 15.650 192%
Karang Besuki 1 18.555 162%
Klojen
Kasin 0 15585 0%
Kiduldalem 0 11848 0%
Sukoharjo 0 6100 0%
Kauman 0 13702 0%
Bareng 0 18540 0%
Gadingkasri 1 14274 210%
Oro-oro Dowo 0 13311 0%
Klojen 0 4636 0%
Rampal Celaket 0 6805 0%
Samaan 0 10686 0%
Penanggungan 1 17046 176%
Kedungkandang
Arjowinangun 0 9740 0%
Tlogowaru 1 6088 493%
Wonokoyo 1 5680 528%
Bumiayu 1 15228 197%
Buring 1 11810 254%
Mergosono 1 17787 169%
Kotalama 1 28483 105%
Kedungkandang 0 10104 0%
Sawojajar 1 30613 98%
Madyopuro 0 16629 0%
Lesanpuro 1 19768 152%
Cemorokandang 1 10412 288%
Kapasitas pelayanan puskesmas pembantu
di Kota Malang berdasarkan lingkup kelurahan
dihitung berdasarkan jumlah puskesmas
pembantu dikalikan kapasitas penduduk yang
dapat dilayani dibagi dengan jumlah penduduk
eksisting pada setiap kelurahan di Kota Malang.
Kapasitas pelayanan puskesmas pembantu di
Kota Malang rata-rata >100% artinya puskesmas
pembantu di Kota Malang dapat melayani jumlah
penduduk eksisting penduduk disetiap kelurahan
yang memiliki puskesmas pembantu dan dapat
melayani kelurahan lainnya yang tidak memiliki
puskesmas pembantu.
Perhitungan interval jumlah terlayani
puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota
Malang menggunakan aturan Sturgess (Cahyono,
2016), hasilnya disederhanakan dan dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Terlayani 3-8 unit puskesmas dan
puskesmas pembantu
b. Terlayani 9-12 unit puskesmas dan
puskesmas pembantu
c. Terlayani >12 unit puskesmas dan
puskesmas pembantu
Gambar 2. Peta tingkat pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu di Kota Malang
Hasil analisis skala pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu di Kota Malang yaitu
dalam satu wilayah administrasi berupa
kelurahan, masyarakat dalam satu kelurahan
dapat memiliki kecenderungan yang beragam
dalam memilih fasilitas kesehatan berupa
puskesmas dan puskesmas pembantu. Seperti
pada Kelurahan Jatimulyo yang dapat memilih
janis fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan
puskesmas pembantu dengan lokasi
kecenderungan 15-16 unit puskesmas dan
puskesmas pembantu. Hal tersebut disebabkan
oleh Kelurahan Jatimulyo termasuk dalam radius
pelayanan puskesmas dengan jangkauan 3000 m
dan puskesmas pembantu dengan jangkauan 1500
m.
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
90 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017
Gambar 3. Peta garis arah pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu Kecamatan Blimbing
Kelurahan Jodipan dapat terlayani 12
puskesmas dan puskesmas pembantu, Kelurahan
Kesatrian dapat terlayani 13 puskesmas dan
puskesmas pembantu dan Kelurahan Blimbing
dapat terlayani 11 puskesmas dan puskesmas
pembantu. Jumlah puskesmas dan puskesmas
pembantu tersebut diperoleh dari jumlah
puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam
kecamatan atau diluar kecamatan yang dapat
menjangkau kelurahan tersebut berdasarkan
standar SNI 03-1733 tahun 2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan.
Kelurahan Bunulrejo, dapat terlayani oleh
11 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Bunulrejo dapat memiliki pilihan berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam. Kelurahan Purwantoro, dapat terlayani
oleh 11 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Puwantoro dapat memiliki pilihan berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam. Puskesmas Pandanwangi dapat
melayani 8 kelurahan di luar Kecamatan
Blimbing. Kelurahan Pandanwangi terlayani
oleh 12 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Pandanwangi dapat memiliki pilihan berobat
pada puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam. Kelurahan Purwodadi dapat terlayani
10 puskesmas dan puskesmas pembantu yang
berada dalam kelurahan tersebut dan puskesmas
dan puskesmas pembantu di sekitarnya,
Kelurahan Polowijen dapat terlayani 11
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya dan
Kelurahan Arjosari dan Balearjosari dapat
terlayani 8 puskesmas dan puskesmas pembantu
yang berada dalam kelurahan tersebut dan
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya.
Gambar 4. Peta garis arah pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu Kecamatan Klojen
Kelurahan Ketawanggede dapat terlayani
12 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya, sedangkan Kelurahan Lowokwaru
dapat terlayani 11 puskesmas dan puskesmas
pembantu di sekitarnya. Jumlah puskesmas dan
puskesmas pembantu tersebut diperoleh dari
jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu
yang dapat menjangkau kelurahan tersebut
berdasarkan standar SNI 03-1733 tahun 2014.
Kelurahan Dinoyo, dapat terlayani oleh 11
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Dinoyo dapat memiliki pilihan berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam. Kelurahan Tulusrejo, dapat terlayani
oleh 10 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Tulusrejo dapat memiliki pilihan berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 91
beragam. Kelurahan Mojolangu, dapat terlayani
oleh 15 puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat di Kelurahan
Mojolangu dapat memiliki pilihan berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam.
Kelurahan Merjosari dapat terlayani 10
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Sumbersari dapat terlayani 14 puskesmas dan
puskesmas pembantu yang berada dalam
kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas
pembantu di sekitarnya, Kelurahan Jatimulyo
dapat terlayani 16 puskesmas dan puskesmas
pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut
dan puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya.
Kelurahan Tunjungsekar dapat terlayani 12
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Tasikmadu dapat terlayani 9 puskesmas dan
puskesmas pembantu yang berada dalam
kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas
pembantu di sekitarnya dan Kelurahan
Tunggulwulung dan Tlogomas dapat terlayani 8
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya.
Gambar 5. Peta garis arah pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu Kecamatan Sukun
Kelurahan Sukun dapat terlayani oleh 14
puskesmas dan puskesmas pembantu, Kelurahan
Mulyorejo dapat terlayani 11 puskesmas dan
puskesmas pembantu yang berada di dalam
wilayah Kelurahan Sukun dan Mulyorejo dan
puskesmas dan puskesmas pembantu di
kelurahan lainnya. Kelurahan Ciptomulyo dapat
terlayani 13 puskesmas dan puskesmas pembantu
yang berada dalam kelurahan tersebut dan
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya.
Kelurahan Bandulan dapat terlayani 6
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Gadang dapat terlayani 10 puskesmas dan
puskesmas pembantu, Kelurahan Bakalan Krajan
dapat terlayani 8 puskesmas dan puskesmas
pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut
dan puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya, Kelurahan Bandulan dapat terlayani
14 puskesmas dan puskesmas pembantu yang
berada dalam kelurahan tersebut dan puskesmas
dan puskesmas pembantu di sekitarnya,
Kelurahan Tanjungrejo dapat terlayani 13
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya dan
Kelurahan Pisang Candi dan Karang Besuki
dapat terlayani 14 puskesmas dan puskesmas
pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut
dan puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya. Masyarakat di Kelurahan
Bandungrejosari dapat terlayani oleh 15
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat dapat
menjangkau dan memilih berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
terdapat pada kelurahan di sekitarnya.
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
92 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017
Gambar 6. Peta garis arah pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu Kecamatan Klojen
Kelurahan Kiduldalem, Klojen dan
Samaan dapat terlayani oleh 11 puskesmas dan
puskesmas pembantu, Kelurahan Kasin,
Sukoharjo dan Oro-oro Dowo dapat terlayani 14
puskesmas dan puskesmas pembantu. Kelurahan
Bareng dapat terlayani 12 puskesmas dan
puskesmas pembantu yang berada dalam
kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas
pembantu di sekitarnya sehingga masyarakat di
Kelurahan Bareng dapat memiliki pilihan berobat
pada puskesmas dan puskesmas pembantu yang
beragam. Kelurahan Kauman dapat terlayani 14
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga
masyarakat di Kelurahan Kauman dapat memiliki
pilihan berobat pada puskesmas dan puskesmas
pembantu yang beragam. Kelurahan Rampal
Celaket dapat terlayani 10 puskesmas dan
puskesmas pembantu yang berada dalam
kelurahan tersebut dan puskesmas dan puskesmas
pembantu di sekitarnya. Kelurahan Gadingkasri
dapat terlayani 15 puskesmas dan puskesmas
pembantu yang berada dalam kelurahan tersebut
dan puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya dan Kelurahan Penanggungan dapat
terlayani 13 puskesmas dan puskesmas pembantu
yang berada dalam kelurahan tersebut dan
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya.
Gambar 7. Peta garis arah pelayanan puskesmas
dan puskesmas pembantu Kecamatan
Kedungkandang
Kelurahan Tlogowaru dapat terlayani 3
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Wonokoyo dan Lesanpuro dapat terlayani 9
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Bumiayu dan Buring dapat terlayani 14
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, Kelurahan
Mergosono dan Kotalama dapat terlayani 12
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya, dan
Kelurahan Cemorokandang dapat terlayani 5
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya.
Kelurahan Arjowinangun dapat terlayani 4
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga
masyarakat di Kelurahan Kelurahan
Kedungkandang juga dapat terlayani 13
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga
Dwi Prabawati, Dian Kusuma Wardhani, Deni Agus Setyono
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Juli 2017 93
masyarakat di Kelurahan Kedungkandang dapat
memiliki pilihan berobat pada puskesmas dan
puskesmas pembantu yang beragam.
Kelurahan Madyopuro dapat terlayani 8
puskesmas dan puskesmas pembantu yang berada
dalam kelurahan tersebut dan puskesmas dan
puskesmas pembantu di sekitarnya sehingga
masyarakat di Kelurahan Madyopuro dapat
memiliki pilihan berobat pada puskesmas dan
puskesmas pembantu yang beragam. Masyarakat
di Kelurahan Sawojajar dapat terlayani oleh 12
puskesmas dan puskesmas pembantu di
sekitarnya sehingga masyarakat dapat
menjangkau dan memilih berobat pada
puskesmas dan puskesmas pembantu yang
terdapat pada kelurahan di sekitarnya.
Berdasarkan hasil analisis sebaran dan
tingkat pelayanan maka, dari sisi supply
(ketersediaan) fasilitas berupa puskesmas dan
puskesmas pembantu masih dapat melayani
penduduk di Kota Malang dan belum
membutuhkan penambahan puskesmas dan
puskesmas pembantu.
Analisis Orientasi
Hasil analisis orientasi masyarakat dalam
memilih fasilitas kesehatan untuk berobat
diidentifikasi dengan 6 jenis sarana kesehatan
berupa posyandu, klinik pengobatan, praktek
dokter, puskesmas dan puskesmas pembantu,
rumah sakit dan apotek.
Tabel 4. Orientasi Masyarakat dalam Memilih
Jenis Sarana Kesehatan Kecamatan Klinik P.dokter Puskesmas RS Apotek
Kedungkandang 4 38 117 47 1
Sukun 14 23 137 25 0
Klojen 3 25 131 28 3
Blimbing 9 25 121 44 3
Lowokwaru 4 8 137 23 0
Jumlah 34 119 643 167 7
Orientasi masyarakat di Kota Malang
dalam memilih sarana kesehatan untuk berobat
didominasi oleh masyarakat yang memilih
puskesmas dan puskesmas pembantu yaitu
sebesar 66,29% atau 643 responden dari total
jumlah sampel yaitu 970 responden. Sedangkan
jenis fasilitas yang dipilih terbesar kedua adalah
rumah sakit yaitu 17,22% atau 167 responden.
Gambar 8. Jarak tempuh rata-rata masyarakat
dalam memilih fasilitas kesehatan
Jarak tempuh rata-rata yang ditempuh oleh
masyarakat menuju fasilitas kesehatan yaitu
77,42% dengan jarak 1-5 km dari tempat tinggal
dengan moda kendaraan umum berupa angkutan
kota maupun dengan kendaraan pribadi.
Gambar 9. Demand kesehatan masyarakat di
Kota Malang terhadap fasilitas kesehatan
Demand masyarakat di Kota Malang
dalam memilih jenis fasilitas kesehatan 38,55%
dipengaruhi oleh jarak tempuh menuju fasilitas
kesehatan dan 26,52% dipengaruhi oleh biaya
berobat, sedangkan alasan masyarakat dalam
memillih puskesmas dan puskesmas pembantu
dijelaskan pada Gambar 10.
Gambar 10. Demand kesehatan masyarakat di
Kota Malang terhadap puskesmas dan puskesmas
pembantu
Demand masyarakat di Kota Malang
dalam memilih jenis fasilitas kesehatan berupa
puskesmas dan puskesmas pembantu di dalam
kecamatan sesuai dengan tempat tinggalnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
terbesar 42,24% merupakan faktor jarak tempuh
14,85%
77,42%
5,05%1,44% 1,24%
<1KM
1-5KM
6-10KM
11-15KM
>15KM
38,55%
0,29%7,68%
26,52%
15,36%
5,58%6,01%
Jarak
Waktu Tempuh
Kelengkapn fasilitas
Biaya
Kualitas pelayanan
Ketersediaanlayanan RujukanJenis Penyakit
42,24%
0,23%3,06%
34,43%
8,38%
4,08%7,59%
Jarak
Waktu Tempuh
KelengkapnfasilitasBiaya
Kualitas pelayanan
Ketersediaanlayanan RujukanJenis Penyakit
SUPPLY DAN DEMAND FASILITAS KESEHATAN DI KOTA MALANG (PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PEMBANTU)
94 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 9, Nomor 2, Desember 2017
tempat tinggal responden dengan lokasi
puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga
dapat lebih efisien dan efektif bagi masyarakat
dan biaya merupakan alasan kedua terbesar yaitu
sebesar 34,43%. Jarak tempuh rata-rata yang
ditempuh oleh masyarakat menuju puskesmas
dan puskesmas pembantu yaitu 55,15% dengan
jarak 1-5 km dari tempat tinggal dengan moda
transportasi yang digunakan adalah kendaraan
pribadi berupa motor sebesar 76,98% dan
berjalan kaki sebesar 12,13%.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
hasil analisis yang sudah dilakukan sebelumnya
adalah: 1. Puskesmas induk tersebar pada 5
Kecamatan dengan masing-masing
kecamatan terdiri dari 3 unit puskesmas,
sedangkan untuk puskesmas pembantu di
Kecamatan Blimbing memiliki 5 unit,
Kecamatan Lowokwaru memiliki 7 unit,
Kecamatan Sukun 10 unit, Kecamatan
Klojen 2 unit dan Kecamatan
Kedungkandang 9 unit puskesmas
pembantu. Lokasi Puskesmas di Kota
Malang 100% dapat dijangkau angkutan
kota, puskesmas pembantu sebesar 63 %
dapat dijangkau angkutan kota dan 37%
tidak dijangkau oleh angkutan kota.
Puskesmas pembantu yang tidak dapat
dijangkau oleh angkutan kota dapat
diakses dengan ojek atau kendaraan
pribadi.
2. Tingkat pelayanan berdasarkan kapasitas
pelayanan puskesmas rata-rata sebesar
210% artinya puskesmas dan puskesmas
pembantu di Kota Malang dapat melayani
dua kali lipat dari jumlah penduduk
eksisting di Kota Malang tahun 2015.
Berdasarkan skala pelayanan pada seluruh
kecamatan juga dapat terlayani puskesmas
dan puskesmas pembantu, sehingga dari
sisi supply rencana kedepan belum
membutuhkan penambahan jumlah
fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan
puskesmas pembantu.
3. Orientasi masyarakat dalam memilih
berdasarkan jenis fasilitas kesehatan
66,29% masyarakat memilih puskesmas
dan puskesmas pembantu.
4. Demand masyarakat dalam memilih
fasilitas kesehatan adalah lokasi fasilitas
kesehatan dengan jarak terdekat dari
tempat tinggalnya rata-rata sejauh 1-5 km.
5. Demand berdasarkan perilaku kesehatan
dalam memilih jenis fasilitas kesehatan
berupa puskesmas dan puskesmas
pembantu dipengaruhi oleh jarak tempuh
sebesar 42,24%
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional: SNI Nomor 03-
1733 tahun 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan
Badan Pusat Statistika: Kota Malang Dalam
Angka 2016. (2016), diunduh dari
https://malangkota.bps.go.id/.pdf (diakses
tanggal 5 April 2017)
Cahyono, Tri. 2016. Statistik Deskriptif (Analisis
Univariat). Purwokerto: Yasamas
Dinas Kesehatan Kota Malang: Laporan Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Malang 2014.
(2015), diunduh dari
http://dinkes.malangkota.go.id/.pdf
(diakses tanggal 6 April 2017)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia:
Kepmenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Santoso, Singgih. 2017. Statistik Multivariat
dengan SPSS. Jakarta. PT Elex Media
Komputindo.