17
SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH (Maslahah Mursalah, ‘Urf, Istihsan, Istishab, Qoul Shohabi) MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh Semester I Tahun Akademik 2013-2014 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Abdul Azis M.Hi Oleh KELOMPOK 3 Abid Nizam Iman : 10220072 Ahmad Idus Showabi : 13220219 Aris Nur Mu‟alim : 13220222 M. Mannan A.B : 13220216 MALANG 2013

SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH

(Maslahah Mursalah, ‘Urf, Istihsan, Istishab, Qoul Shohabi)

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Fiqh Semester I

Tahun Akademik 2013-2014

Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen

Abdul Azis M.Hi

Oleh

KELOMPOK 3

Abid Nizam Iman : 10220072

Ahmad Idus Showabi : 13220219

Aris Nur Mu‟alim : 13220222

M. Mannan A.B : 13220216

MALANG

2013

Page 2: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

i

KATA PENGANTAR

بسم نمحرلا هللاالاالاالا

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah

kami bisa menyelesaikan makalah yang membahas tentang sumber-sumber dan dalil Fiqh

ini. Selanjutnya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di yaumil qiyamat.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih baik berupa tenaga ataupun

pikiran sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, terutama kepada

Beliau, Bapak Abdul Azis M.Hi selaku dosen pembimbing mata kuliah Studi Fiqh. Kami

menyadari bahwasannya makalah ini masih sangat jauh dari sebuah kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangatlah kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat

untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal „Alamin...

Malang, 23 September 2013

Penyusun

Page 3: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2

C. Tujuan .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Maslahah Mursalah .............................................................................................3

B. „Urf (Adat atau Kebiasaan) ..................................................................................5

C. Istihsan ................................................................................................................7

D. Istishab ................................................................................................................9

E. Qoul Shohabi ..................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

Page 4: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat,

hal ini antara lain karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari

sejak lahir sampai dengan meninggal dunia, manusia selalu berhubungan dengan

fiqih. Tentang siapa misalnya yang harus bertanggung jawab memberi nafkah

terhadap dirinya, siapa yang menjadi ibu bapaknya, sampai dia dimakamkan terkait

dengan fiqih. Karena sifat dan fungsinya itu, maka fiqih dikategorikan sebagai ilmu

Al-hal yaitu ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan

termasuk ilmu yang wajib dipelajari. Karena dengan ilmu itu pula seseorang baru

dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah Shalat,

puasa, haji, dan sebagainya.

Dengan fungsinya yang demikian itu tidak mengherankan jika Fiqih termasuk

ilmu yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak sejak di bangku taman kanak-

kanak sampai dengan kuliah di perguruan tinggi. Dari sejak kanak-kanak seseorang

sudah mulai diajari berdoa, berwudhu, shalat dan sebagainya dilanjutkan sampai

tingkat dewasa di perguruan tinggi. Para mahasisiwa mempelajari Fiqih secara lebih

luas lagi, yaitu tidak hanya menyangkut Fiqih ibadah, tetapi juga Fiqih Mua‟lamat

seperti jual beli, perdagangan, sewa menyewa, gadai menggadai, dan perseroan,

dilanjutkan dengan Fiqih Jinayat yang berkaitan dengan peradilan tindak pidana,

masalah rumah tangga, perceraian dengan masalah perjanjian, perorangan,

pemerintah dan sebagainya.

Dan jika kita berbicara tentang ijtihad, maka sisi ra‟yu (logika-logika yang

benar) adalah hal yang tidak dapat dilepaskan darinya. Karena itu, dalam Ushul Fiqih

sebuah ilmu yang “mengatur” proses ijtihad dikenallah beberapa landasan penetapan

hukum yang berlandaskan pada penggunaan kemampuan ra‟yu para fuqaha. Dan

diantaranya maslahah mursalah, „Urf, Istihsan, Istishab, dan Qaul Sohabi yang akan

dibahas dan diuraikan secara singkat dalam makalah ini.

Mashadirul Ahkam (sumber-sumber hukum) ada yang disepakati ada yang

tidak. Jelasnya, ada Mashadir Ashliyah (sumber pokok) yaitu: Al-Qur‟an dan Sunnah

Rasul-Nya dan ada Mashadir Thabi‟iyah (sumber yang dipautkan kepada sumber-

Page 5: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

2

sumber pokok) yang disepakati oleh jumhur fuqaha yaitu: ijma dan qiyas. Ada pula

yang di ikhtilafi oleh tokoh-tokoh ahli ijtihad sendiri yaitu: maslahah mursalah, „Urf,

Istihsan, Istishab, dan Qaul Sohabi.

Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah mursalah, „Urf,

Istihsan, Istishab, dan Qaul Sohabi yang mencakup pengertian, kedudukan sebagai

dalil syara, kaidah-kaidahnya, dan contoh-contoh produk hukumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Maslahah Mursalah, Urf, Istihsan, Istishab dan Qoul Shohabi?

2. Apa saja klasifikasi dari dalil-dalil dan sumber Fiqh tersebut?

3. Berikan contoh metode aplikasi dari dalil-dalil dan sumber Fiqh tersebut?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Maslahah Mursalah, Urf, Istihsan, Istishab dan Qoul

Shohabi.

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari dalil-dalil dan sumber Fiqh tersebut.

3. Untuk mengetahui contoh metode aplikasi dari dalil-dalil dan sumber Fiqh

tersebut.

Page 6: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Maslahah Mursalah

Maslahah Mursalah menurut lughat (Etimologi) terdiri dari dua kata,

yaitu maslahah dan mursalah. Kata maslahah berasal dari kata kerja bahasa arab

yaitu :

مصلحت- صلحا – يصلح –صلح

yang berarti “Sesuatu yang mendatangkan kebaikan”. Sedangkan kata Mursalah

berasal dari kata kerja yang ditafsirkan sehingga menjadi isim maf‟ul, yaitu :

مزسال- ارساال – يزسل –أرسل

yang berarti “ Diutus, dikirim atau dipakai (dipergunakan)”. Perpaduan dua kata

menjadi “Maslahah Mursalah” yang berarti prinsip kemaslahan (kebaikan) yang

dipergunakan menetapkan suatu hukum Islam atau suatu perbuatan yang

mengandung nilai baik (bermanfaat) dan menolak kemadhorotan.1

Menurut istilah Ulama usul ada bermacam-macam definisi yang

diberikan diantaranya :

1. Imam Ar-Razi mendefinisikan sebagai berikut :

سين نف بأنيا ػبارة ػن الونفؼت التي قصذىا الشارع الحكين لؼباده في حفظ دينين

الين ه ن بين لين ػ . 2

Maslahah ialah, perbuatan yang bermanfaat yang telah diperintahkan oleh

Musyarri‟ (Allah) kepada hamba-Nya tentang pemeliharaan agamanya, jiwanya,

akalnya, keturunannya dan harta bendannya.

2. Imam Al-Ghazali mendefinisikan sebagai berikut:

Maslahah itu sesuatu yang mendatangkan manfa‟at dan menjauhkan

kerusakan, namum hakikat dari maslahah adalah memelihara tujuan syara‟ dalam

menetapkan hukum (Al-muhafadah „ala maqsud asy-syar‟i). 3 sedangkan tujuan

syara‟ itu adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.

1 Narun Haroen, Ushul Fiqh 1, (Jakarta: Logos, 1996) cet 1, hal 114. 2 Jalal al-Din Abd al-Rahman al-Suyuthi,al-Asybah wa al-Nazhair”,(Singapura:Sulaiman Mar‟i, T.Th),hal. 48 3 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal. 36-37.

Page 7: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

4

3. Menurut Muhammad Hasbi As-Siddiqi, maslahah ialah:

د الشارع بذفغ الوفاسذ ػن الخلق الوحافظت ػلى ه ص

Memelihara tujuh syara‟ dengan jalan menolak segala Sesutu yang merusakkan

makhluk.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa maslahah-mursalah merupakan suatu metode ijtihad dalam rangka

menggali hukum (istinbath) Islam, namun tidak berdasarkan kepada nash tertentu,

tetapi berdasarkan kepada pendekatan maksud diturunkannya hukum syara‟

(maqosid asy-syari‟ah).

a. Macam-macam Maslahah Mursalah

Dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam menetapkan hukum,

maslahah mursalah dibagi menjadi tiga kelompok:4

1. Maslahah Dhoruriyah

Adalah kemaslahatan yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh

kehidupan manusia, artinya kehidupan manusia tidak punya arti apa-apa bila satu

saja dari prinsip yang lima tidak ada yaitu antara lain memelihara agama, jiwa,

akal, keturunan, dan harta.

2. Maslahah Hajjiyah

Adalah kemaslahatan yang tingkat kebutuhan hidup manusia kepadanya

tidak berada pada tingkat dhoruri. Bentuk kemaslahatannya tidak secara langsung

bagi pemenuhan kebutuhan pokok yang lima, tapi secara tidak langsung menuju

kearah sana sepeti dalam hal memberi kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan

hidup manusia.

3. Maslahah Tahsiniyah

Adalah maslahah yang kebutuhan hidup manusia kepadanya tidak sampai

tingkat dhoruri, juga tidak sampai pada tingkat hajji, namun kebutuhan tersebut

perlu dipenuhi dalam rangka member kesempurnaan dan keindahan bagi

pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Jika ditinjau dari maksud usaha mencari dan menetapkan hukum, dibagi

menjadi tiga yaitu:

4 Wahbah Zuhaili “Ushul Fiqh” hal : 87

Page 8: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

5

1. Maslahah al-Mu‟tabaroh

Yaitu maslahah yang diperhitungkan oleh syari‟, maksudnya ada petunjuk

dari syari‟ baik langsung ataupun tidak langsung, yang memberi petunjuk kepada

adanya maslahah dalam menetapkan hukum.

2. Maslahah mulghoh

Yaitu maslahah yang dianggap baik oleh akal, tetapi tidak diperhatikan

oleh syara‟ dan ada petunjuk syara‟ yang menolaknya.

3. Maslahah mursalah

Maslahah ini biasa disebut dengan istishlah, yaitu apa yang dipandang

baik oleh akal sejalan dengan tujuan syara‟ dalam menetapkan hukum, namun

tidak ada petunjuk syara‟ yang memperhitungkannya dan tidak ada pula petunjuk

syara‟ yang menolaknya.

B. „Urf (Adat atau Kebiasaan)

Dari segi kebahasan (Etimologi) al-„urf berasal dari kata yang terdiri

dari huruf „ain, ra‟ dan fa‟ yang berarti kenal. Dari kata ini muncul kata Ma‟rifah

(yang dikenal), Ta‟rif (definisi) kata Ma‟ruf (yang dikenal sebagai kebaikan), dan

kata „Urf (kebiasaan yang baik).5

Adapun dari segi terminologi, kata „Urf mengandung makna:

ا ػليو هن كل فؼل شاع بينين سار ا إطلقو ػلى , ها اػت اده الناس لفظ تؼارف ا

هؼنى خاص التألفو اللغت ال يتبادر غيره ػنذ سواػو

Sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka mengikutinya dalam

bentuk setiap perbuatan yang populer diantara mereka, ataupun suatu kata yang

biasa mereka kenal dengan pengertian tertentu, bukan dalam pengertian

etimologi, dan ketika mendengar kata itu, mereka tidak memahaminya dalam

pengertian lain.6

Kata Al-„Urf dalam pengertian terminologi sama dengan istilah Al-adah

(kebiasaan) yaitu:

باع ال ليوت بال ب تل تو الل ت الؼ س هن ي ها است ر فى الننف

5 Abdul Rahman Dahlan “Ushul Fiqh” (jakarta: Hamzah, 2010 ) hal: 209 6 Abdul Rahman Dahlan “Ushul Fiqh” (jakarta: Hamzah, 2010 ) hal: 209

Page 9: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

6

Sesuatu yang telah mantap di dalam jiwa dari segi dapatnya diterima oleh akal

yang sehat dan watak yang benar.

Adapun „urf menurut ulama ushul fiqih adalah:

فؼل ق في قم وير ػادة

Kebiasaan mayoritas kaum baik dalam perkataan atau perbuatan.

a. Pembagian „Urf (kebiasaan)

Para ulama ushul fiqh membagi „urf kepada tiga macam yaitu:

1. Dari segi objeknya, „urf dibagi menjadi:

a) Al-‘urf al-lafzi adalah kebiasaan masyarakat dalam mempergunakan lafal

atau ungkapan tertentu dalam mengungkapkan sesuatu, sehingga makna

ungkapan itulah yang dipahami dan terlintas dalam pikiran masyarakat.

Misalnya kalimat “engkau saya kembalikan kepada orang tuamu” dalam

masyarakat indonesia mengandung arti talak.7

b) Al-‘urf al-amali adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan

perbuatan biasa atau mu‟amalah keperdaan. Yang dimaksud “perbuatan

biasa” adalah perbuatan masyarakat dalam masalah kehidupan mereka yang

tidak terkait dengan kepentingan orang lain, seperti kebiasaan libur kerja

pada hari-hari tertentu dalam satu minggu, kebiasaan masyarakat tertentu

memakan makanan khusus atau meminum minuman tertentu dan kebiasaan

masyarakat dalam memakai pakaian tertentu dalam acara-acara khusus.

Adapun yang berkaitan dengan mu‟amalah perdata adalah kebiasaan

masyarat dalam melakukan akad atau transaksi dengan cara tertentu.

Misalnya, kebiasaan masyarakat dalam berjual beli bahwa barang-barang

yang dibeli itu di antarkan kerumah pembeli oleh penjualnya, apabila barang

yang dibeli itu berat dan besar, seperti lemari dan peralatan rumah tangga

lainya.

2. Dari segi cakupannya, „urf terbagi dua yaitu:8

a) Al-‘urf al-‘am adalah kebiasaan tertentu yang berlaku secara luas di seluruh

masyarakat dan di seluruh daerah. Misalnya dalam jual beli mobil, seluruh

alat yang diperlukan untuk memperbaiki mobil seperti kunci, tang, dongkrak

dan ban serap, termasuk dalam jual harga, tampa akad sendiri dan biaya

tambahan.

7 Abdul Wahhab kholaf, “Ilmu Ushul Fiqh” (Libanon, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah; 2010) hal. 67 8 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.92

Page 10: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

7

b) Al-‘urf al-khash ( adalah kebiasaan yang berlaku di daerah dan ( الخاصالعزف

di masyarakat tertentu. Misalnya, dikalangan para pedangang apabila

terdapat cacat tertentu pada barang yang dibeli dapat dikembalikan dan

untuk cacat lainya dalam barang itu, konsumen tidak dapat dikembalikan

barang tersebut, atau juga kebiasaan mengenai penentuan masa garansi

terhadap barang tertentu.9

3. Dari segi keabshannya dari pandangan syara‟ „urf terbagi dua yaitu :10

a) Al-‘urf al-shahih ( الصحيح العزف ) adalah kebiasaan yang berlaku di tengah-

tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan nash ( ayat atau hadits),

tidak menghilangkan kemaslahatan mereka, dan tidak pula membawa

mudharat kepada mereka. Misalnya: dalam masa pertunangan pihak laki-laki

memberi hadia kepada pihak wanita dan hadia ini tidak di anggap sebagai

mas kawin.

b) Al-‘urf al-fasid ( adalah kebiasaan yang bertentangan dengan ( الفاسدالعزف

dalil-dalil syara‟dan kaidah-kaidah dasar yang ada dalam syara‟. 11

Contohnya adalah dalam “penyuapan”. Untuk memenangkan perkaranya,

seseorang menyerahkan sejumlah uang kepada hakim, atau untuk kelancaran

urusan yang dilakukan seeorang ia memberikan sejumlah uang kepada orang

yang menangani urusannya. Hal ini juga termasuk al-„urf al-fasid.

C. Istihsan

Secara bahasa, istihsan berarti “menganggap sesuatu baik dan layak

dilakukan”.12

Sedangkan menurut istilah Istihsan ialah: “Memakai qiyas khofi

dan meninggalkan qiyas jail karena ada petunjuk untuk itu”. Atau “Hukum

pengecualian dari kaidah-kaidah yang berlaku umum karena ada petunjuk untuk

hal itu”.13

Dengan demikian, istihsan adalah memilih yang paling baik dengan

meninggalkan “qiyas jali” (analogi yang jelas dan pasti) karena lebih sesuai dan

lebih patut bagi kebaikan manusia. Istihsan terbagi menjadi dua:

1. Istihsan Qiyasi: pada prinsip awalnya, seorang mujtahid harus

mendahulukan qiyas jali dibanding dengan qiyas khofi. Namun bilamana

9 Abdurrahman Dahlan, “Ushul Fiqh” (Jakarta: Hamzah, 2010) hal: 210 10 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.93 11 Abdul Wahhab kholaf, “Ilmu Ushul Fiqh” (Libanon, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah; 2010) hal.68 12 Abdul Wahhab kholaf, “Ilmu Ushul Fiqh” (Libanon, Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah; 2010) hal.60 13 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.81

Page 11: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

8

seorang mujtahid memandang bahwa meninggalkan qiyas jali lebih besar

kemaslahatannya dibanding menggunakannya, maka qiyas jali tersebut

boleh ditinggalkan dan beralih ke istihsan. Contoh: menurut kesimpulan

qiyas jali, sumur yang berada di atas tanah pertanian yang diwakafkan,

tidak dianggap ikut diwakafkan kecuali jika ditegaskan di dalam akad

wakaf. Hal ini di qiyaskan (dianalogikan) dengan akad jual beli, dengan

persamaan illat “sama-sama menghilangkan hak milik”. Di dalam jual

beli, sumur tersebut tidak termasuk yang dijual terkecuali ditegaskan

dalam akad. Namun berdasarkan istihsan yang berorientasi pada

kemaslahatan, sumur tersebut termasuk barang yang diwakafkan, tanpa

harus dipertegas di dalam akad. Karena diqiyaskan dengan sewa menyewa

dengan persamaan illat “sama-sama untuk diambil manfaatnya”. Oleh

karena kemaslahatan dari qiyas yang disebut terakhir ini lebih menonjol,

yakni sesuai dengan disyariatkannya wakaf, yaitu untuk diambil

manfaatnya, maka lebih patut jika meninggalkan qiyas jali dan

menggunakan qiyas khofi (istihsan).14

2. Istihsan istisna‟i: memilih yang patut (baik) dan tergolong perkecualian.

Istihsan istisna‟i ini terbagi menjadi 4 macam:

a. Istihsan bi-nash. Yaitu istihsan oleh karena hukum pengecualian

yang didasarkan pada nash dan meningalkan kaidah yang bersifat

umum. Contoh: menurut kadiah umum, makan di siang bulan

romadlon puasanya batal. Namun jika itu dilakukan karena lupa, maka

berlandaskan istihsan, puasanya sah. Istihsan ini telah ditegaskan di

dalam hadis Nabi. 15

b. Istihsan berlandaskan ijma’. 16

Contoh: pesanan untuk membuat

lemari. Menurut kaidah umum praktik seperti ini dilarang, sebab pada

saat akad jual beli barang tidak ada. Padahal salah satu dari rukun jual

beli adalah harus ada barang. Memperjual belikan barang yang belum

ada termasuk bai‟ul ghurur (jual beli yang dapat menipu) yang

dilarang oleh Nabi. Namun hal ini diperbolehkan, dengan alasan

istihsan. Akad ini boleh dan telah menjadi ijma‟ di kalangan ulama.

14 Abd. Rahman Dahlan, “Ushul Fiqh” (Jakarta: Hamzah, 2010) hal: 198 15 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.82 16 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.83

Page 12: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

9

c. Istihsan berlandaskan urf (adat kebiasaan).17

Contoh: menurut

ketentuan umum, wakaf hanya diperbolehkan pada harta benda yang

kekal dan tidak bergerak, seperti tanah. Namun wakaf pada benda

yang tidak kekal dan bergerak, seperti buku, kendaraan, perkakas

memasak dll diperbolehkan untuk diwakafkan dengan alasan istihsan.

Dasarnya adalah adat kebiasaan masyarakat yang membolehkan

wakaf pada benda tersebut.

d. Istihsan berlandaskan kemaslahatan. Contoh: menurut kaidah

umum, seorang penyewa rumah kontrakan tidak dibebankan suatu

apapun kecuali membayar uang kontrak yang telah disepakati. Namun

pemilik rumah diperbolehkan meminta tambahan berupa uang

jaminan, dengan perjanjian jika terdapat terjadi kerusakan yang

disebabkan oleh ulah penyewa maka akan dipotongkan dari uang

tersebut . Praktek semacam ini diperbolehkan dengan alasan istihsan

yang berlandaskan kemaslahatan. Sebab jika tidak ada uang jaminan

dikhawatirkan penyewa akan bertindak serampangan dan tidak mau

bertanggung jawab. 18

D. Istishab

Pengertian istishab secara bahasa berarti “Berlanjutnya

Kebersamaan”.19

Adapun menurut pengertian istilah sebagaimana yang

dikemukakan oleh sebagian ulama, istishab berarti “Menganggap status sesuatu

tetap seperti keadaan semula tanpa perubahan sebelum terbukti ada sesuatu

yang mengubahnya”. Sedangkan menurut Asy-Syaukani, istishab berarti:

ذ ها يغيره ب اا االهر هالن ي

"Tetap berlakunya suatu keadaan selama belum ada yang mengubahnya”

Senada dengan pengertian di atas, istishab berarti “Menetapkan

berlakunya hukum yang telah ada atau meniadakan sesuatu yang memang tiada

sampai ada bukti yang mengubah kedudukannya”. Contoh: seseorang yang

sebelumnya diketahui masih hidup tetap dianggap hidup selama belum ada bukti

17 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.83 18 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.84 19 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.107

Page 13: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

10

bahwa ia telah wafat, atau seseorang yang sudah berwudlu masih terus dihukumi

punya wudlu sampai ada bukti yang membatalkannya.

a. Macam-macam Istishab

Istishab terbagi menjadi 4 (empat) macam:20

1. Istishab ibahah ashliyah (pada dasarnya hukum segala sesuatu adalah

mubah / boleh selama tidak ada bukti yang melarangnya).21

Istishab model

ini banyak berperan dalam bidang muamalah. Dasarnya adalah Firman Allah

di dalam surat al-Baqoroh ayat 29:

“Dialah yang menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu”.

Contoh: makanan, minuman, hewan, tumbuh-tumbuhan dll adalah halal

selama tidak ada dalil / bukti yang melarangnya. Hal ini senada dengan

kaidah fiqih:

األصل فى األشياء اإلباحت حتى يدل الدليل على التحزيم

“Pada prinsipnya segala sesuatu hukumnya boleh sampai ada dalil yang

mengharamkannya”22

2. Istishab Baro’ah asliyah (pada dasarnya setiap orang terbebas dari tuntutan /

kesalahan selama tidak ada bukti yang mengubah statusnya). Jika ada orang

lain yang menuduhnya maka ia harus membuktikan tuduhannya, jika tidak

terbukti maka ia terbebas. Sebab pihak tertuduh pada dasarnya bebas dari

segala tuntutan. Contoh: pada dasarnya manusia tidak punya hutang. Jika

dituduh mempunyai utang maka pihak penuduh harus memberikan bukti, jika

tidak maka pihak tertuduh bebas dan ia dihukumi tidak punya hutang. Hal ini

senada dengan kaidah fiqih:

فى الذمت البزاة األصل

“Pada prinsipnya semua orang terbebas dari tuntutan”23

20 ] Al-Banani, “Hasyiyah al-Banani ala Syarh al-Mahalli ala matn Jam‟i al-Jawami”. (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, jilid II, th.1983), hal.284 21 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.109 22 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.111 23 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.111

Page 14: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

11

3. Istishab Hukum (pada dasarnya hukum segala sesuatu tetap berlaku selama

tidak ada bukti yang mengubahnya). Contoh: seseorang yang memiliki

sebidang tanah, maka tanah tersebut masih tetap dihukumi miliknya, selama

tidak ada bukti bahwa tanah tersebut telah dijual ataupun dihibahkan.

Ataupun seorang wanita yang telah menikah maka ia tetap harus dihukumi

punya suami selama tidak ada bukti bahwa ia telah dicerai. Ataupun

seseorang yang telah berwudlu masih dihukumi punya wudlu selama tidak

ada bukti bahwa ia telah batal. Hal ini senada dengan kaidah fiqih:

األصل بقاء ما كان على ما كان

“Pada prinsipnya segala sesuatu hukumnya tetap selama tidak ada bukti yang

mengubahnya”24

4. Istishab Wasfi (pada dasarnya sifat dari segala sesuatu masih berlaku

sebelum ada bukti yang mengubahnya). Contoh: Air yang diketahui bersih

tetap dihukumi bersih selama tidak ada bukti bahwa air tersebut najis.

Ataupun seseorang yang punya sifat idiot tetap ia masih dihukumi idiot (ia

tidak wajib menjalankan kewajiban karena kurang akal) selama tidak ada

bukti bahwa ia telah sempurna akalnya.

Khusus macam Istishab yang nomor empat ini terjadi perbedaan

pendapat antar ulama:

a. Madzhab Syaf‟i dan Hanbali: dapat dijadikan sebagai landasan

hukum secara mutlak.

b. Madzhab Hanafi dan Maliki: perlu pemilahan. Sebab kaidah ini

hanya berlaku untuk mempertahankan haknya yang sudah ada bukan

untuk menimbulkan haknya yang baru.

E. Qoul Shohabi

Maksud dari qoul shohabi adalah “Pendapat sahabat Rasulullah Saw

tentang suatu kasus di mana hukumnya tidak dijelaskan secara tegas di dalam al-

Quran dan Hadis”. Sedangkan yang dimaksud dengan “sahabat” adalah “Setiap

orang Islam yang hidup bergaul bersama Nabi dalam waktu yang cukup lama

serta menimba ilmu dari Rasul”. Para sahabat tersebut antara lain: Umar bin

24 Wahbah Zuhaili, “Ushul Fiqh” hal.111

Page 15: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

12

Khottob, Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Mas‟ud, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin

Umar, Aisyah dll.25

Contoh pendapat Sahabat yang dijadikan sebagai dasar hukum antara

lain:

a. Pendapat Aisyah: Batas maksimal waktu kehamilan seorang wanita adalah

2 tahun.

b. Pendapat Umar bin Khottob: Lelaki yang menikahi wanita yang masih

dalam kondisi „iddah maka ia harus dipisahkan dan diharamkan menikahi

kembali wanita tersebut selama-lamanya.

c. Pendapat Anas bin Malik: Batas minimal waktu haidl seorang wanita

adalah 3 hari.

Terdapat ulama yang mengklasifikasikan pendapat sahabat menjadi 4

bentuk:

1. Fatwa sahabat yang bukan hasil ijtihadnya, tetapi kemungkinan besar

berasal dari Rasul. Misalnya batas minimal mahar adalah sepuluh

dirham. Model pendapat seperti ini telah disepakati oleh ulama dapat

dijadikan sebagai landasan hukum.

2. Fatwa sahabat yang disepakati oleh mereka semua, hal ini dikenal dengan

ijma‟ sahabat. Misalnya mereka sepakat melarang seorang laki-laki madu

(poligami) dengan bibi istri dari jalur ayahnya ataupun ibunya. Model ini

juga dapat dijadikan sebagai dasar hukum dengan kesepakatan seluruh

ulama.

3. Pokok permasalahannya adalah: Apakah pendapat mereka ini dapat

dijadikan sebagai landasan hukum atau tidak?.

a. Hanafiah, Malikiah, Syafiah dan sebagian Hanabilah: fatwa sahabat

dapat dijadikan pegangan generasi sesudahnya.

b. Mu‟tazilah, Syiah dan sebagian Hanabilah: fatwa sahabat tidak dapat

dijadikan sebagai pegangan generasi sesudahnya.26

25 Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh” (Jakarta: Hamzah, 2010) hal: 225 26 Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh” (Jakarta: Hamzah, 2010) hal: 226

Page 16: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fiqh menempati posisi yang amat penting dalam pemikiran islam, sebab

fiqh merupakan hasil murni para intelektual muslim, ia bukan hasil adopsi apalagi

jiplakan dari hukum Romawi seperti yang dikatakan sebagian Orientalis tetapi

sepenuhnya bahwa ia berakar pada Al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Karena sangat penting dan menonjolnya kedudukan fiqh dalam Islam.

Dalam fiqh, sangatlah dibutuhkan yang namanya marji‟atau sumber

rujukan yang masyhur dikenal dengan “Mashadirul Ahkam”. Mashadirul Ahkam

(sumber-sumber hukum) ini ada yang disepakati ada yang tidak. Jelasnya, ada

Mashadir Ashliyah (sumber pokok) yaitu: Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya dan

ada Mashadir Thabi‟iyah (sumber yang dipautkan kepada sumber-sumber pokok)

yang disepakati oleh jumhur fuqaha yaitu: ijma dan qiyas. Ada pula yang di

ikhtilafi oleh tokoh-tokoh ahli ijtihad sendiri yaitu: maslahah mursalah, „Urf,

Istihsan, Istishab, dan Qaul Sohabi. Meskipun terdapat perbedaan pendapat

mengenai mashadirul ahkam yang mukhtalaf fiiha, namun sebagian besar ulama

dan golongan masih menggunakan dan meyakini mashadirul ahkam tersebut

sehingga dirasa sangatlah perlu bagi kita untuk mempelajarinya.

Page 17: SUMBER-SUMBER HUKUM DAN DALIL FIQH · PDF fileFiqih merupakan salah satu bidang studi islam yang paling dikenal masyarakat, ... Makalah ini akan menguraikan tentang hakikat maslahah

14

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur‟anul Karim

Abdul Karim bin „Ali bin Muhammad An-Namlah, Al-Jami‟ li masa-il ushul Al fiqh wa

tathbiqatiha, Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, 2000.

Dahlan, Abd. Rahman DR. H, M.A., Uhsul Fiqh, Sinar Grafika Offset, Jakarta, cetakan I

2010

Khallaf, Abdul Wahhab Prof. DR., Ilmu Ushul Fikih, Pustaka Amani, Jakarta, 2003.

Wahbah Azzuhaili, Ushulul Fiqhi, 1990