8
56|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929 Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU-GURU SD NEGERI 22 CAKRANEGARA Oleh: Parida Ariani Kepala SD Negeri 22 Cakranegara Abstrak : Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan tujuan untuk: meningkatkan kinerja guru melalui kegiatan ”Suklis” (Supervisi Klinis). Waktu penelitian selama 5 bulan pada semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SDN 22 Cakranegara. Subjek penelitian adalah guru di SDN 22 Cakranegara yang terdiri dari 4 orang guru. Objek dalam penelitian ini adalah “Suklis” (Supervisi klinis) guna meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Prosedur dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang terdiri dari: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Langkah-langkah pelaksanaan “Suklis” guna meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran di SDN 22 Cakranegara adalah sebagai berikut: (a) Menginformasikan kepada guru tentang akan dilaksanakannya kegiatan “Suklis” mengenai pembelajaran; (b) Mempersiapkan materi bimbingan berupa pelaksanaan pembelajaran disertai simulasinya; (c) Mempersiapkan instrumen supervisi; dan d) Melaksanakan pengamatan di kelas saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran oleh guru; dan 2) Suklis” dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran pada guru di SDN 22 Cakranegara. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja guru baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketercapaian kinerja dari sebesar 58% pada kondisi awal, menjadi sebesar 76% pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 90% pada tindakan Siklus II. Kata Kunci: kinerja guru dalam pembelajaran, ”Suklis” (supervisi klinis) PENDAHULUAN Peran guru dalam mentransformasikan input- input pendidikan sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari adanya sistem persekolahan yang mencakup input proses output, di mana guru sebagai salah satu faktor input yang berperan penting dalam proses guna dapat menghasilkan output sesuai dengan apa yang diharapkan. Agar dapat melaksanakan proses yang berkualitas, guru dituntut untuk melaksanakan kinerja sesuai dengan standar kerja guru yang telah ditetapkan. Pasal 35 ayat (1) UU No. 14/ 2005 menyebutkan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Amanat yang terkandung dalam pasal tersebut mengimplikasikan bahwa sebenarnya ada lima tuga pokok yang harus dilaksanakan oleh guru. Akan tetapi, dari kelima tugas pokok tersebut hanya ada tiga jenis tugas yang berupa kegiatan tatap muka, yaitu melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta membimbing dan melatih peserta didik. Sedangkan tugas perencanaan pembelajaran yang merupakan salah satu tugas pokok sering terabaikan karena tidak berkaitan dengan tatap muka. Perencanaan pembelajaran yang mencakup kegiatan mengkaji kurikulum, menyusun silabus, strategi pembelajaran, sumber belajar yang digunakan dan satuan acara pembelajaran sebenarnya justru merupakan hal terpenting karena perencanaan merupakan landasan dari pelaksanaan yang dilakukan. Akan tetapi hal ini sering terabaikan karena banyak guru yang menganggap bahwa perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan mencontoh dokumen-dokumen yang disusun sekolah lain. Hal ini berdampak pada banyaknya perencanaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah Hal yang sama terjadi pula di SD Negeri 22 Cakranegara. Sebagian besar guru hanya melakukan copy dan paste dari sekolah lain dalam penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga mereka kurang memahami kebutuhan sekolah sehingga sering ditemukan ketidak sesuainan antara perencanaan dengan pelaksanaan yang dilakukan di kelas. Keadaan yang kurang menggembirakan tersebut didukung oleh hasil penilaian pada tiga aspek kinerja guru yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Data awal menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan penilaian proses dan hasil pembelajaran siswa yang dilakukan guru sudah baik yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai 77.58 dengan kategori baik,

“SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

56|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

“SUKLIS” SEBAGAI UPAYA PENINGKATANKINERJA GURU-GURU SD NEGERI 22 CAKRANEGARA

Oleh:

Parida ArianiKepala SD Negeri 22 Cakranegara

Abstrak : Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan tujuan untuk:meningkatkan kinerja guru melalui kegiatan ”Suklis” (Supervisi Klinis). Waktu penelitian selama 5 bulanpada semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SDN 22 Cakranegara. Subjek penelitian adalah guru di SDN22 Cakranegara yang terdiri dari 4 orang guru. Objek dalam penelitian ini adalah “Suklis” (Supervisiklinis) guna meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Prosedur dalam penelitian tindakanini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang terdiri dari: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3)observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian tindakan sekolahini dapat disimpulkan bahwa; 1) Langkah-langkah pelaksanaan “Suklis” guna meningkatkan kinerja gurudalam pembelajaran di SDN 22 Cakranegara adalah sebagai berikut: (a) Menginformasikan kepada gurutentang akan dilaksanakannya kegiatan “Suklis” mengenai pembelajaran; (b) Mempersiapkan materibimbingan berupa pelaksanaan pembelajaran disertai simulasinya; (c) Mempersiapkan instrumensupervisi; dan d) Melaksanakan pengamatan di kelas saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran oleh guru;dan 2) Suklis” dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran pada guru di SDN 22 Cakranegara.Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kinerja guru baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaanpembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketercapaian kinerja dari sebesar 58% padakondisi awal, menjadi sebesar 76% pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 90% padatindakan Siklus II.

Kata Kunci: kinerja guru dalam pembelajaran, ”Suklis” (supervisi klinis)

PENDAHULUAN

Peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan sangat penting. Hal ini tidakterlepas dari adanya sistem persekolahan yangmencakup input – proses – output, di mana gurusebagai salah satu faktor input yang berperanpenting dalam proses guna dapat menghasilkanoutput sesuai dengan apa yang diharapkan.

Agar dapat melaksanakan proses yangberkualitas, guru dituntut untuk melaksanakankinerja sesuai dengan standar kerja guru yang telahditetapkan. Pasal 35 ayat (1) UU No. 14/ 2005menyebutkan bahwa beban kerja guru mencakupkegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran, menilai hasilpembelajaran, membimbing dan melatih pesertadidik, serta melaksanakan tugas tambahan.

Amanat yang terkandung dalam pasal tersebutmengimplikasikan bahwa sebenarnya ada lima tugapokok yang harus dilaksanakan oleh guru. Akantetapi, dari kelima tugas pokok tersebut hanya adatiga jenis tugas yang berupa kegiatan tatap muka,yaitu melaksanakan pembelajaran, menilai hasilpembelajaran, serta membimbing dan melatihpeserta didik. Sedangkan tugas perencanaanpembelajaran yang merupakan salah satu tugaspokok sering terabaikan karena tidak berkaitandengan tatap muka.

Perencanaan pembelajaran yang mencakupkegiatan mengkaji kurikulum, menyusun silabus,

strategi pembelajaran, sumber belajar yangdigunakan dan satuan acara pembelajaransebenarnya justru merupakan hal terpenting karenaperencanaan merupakan landasan dari pelaksanaanyang dilakukan. Akan tetapi hal ini seringterabaikan karena banyak guru yang menganggapbahwa perencanaan pembelajaran dapat dilakukandengan mencontoh dokumen-dokumen yangdisusun sekolah lain. Hal ini berdampak padabanyaknya perencanaan yang tidak sesuai dengankebutuhan sekolah

Hal yang sama terjadi pula di SD Negeri 22Cakranegara. Sebagian besar guru hanyamelakukan copy dan paste dari sekolah lain dalampenyusunan perencanaan pembelajaran sehinggamereka kurang memahami kebutuhan sekolahsehingga sering ditemukan ketidak sesuainanantara perencanaan dengan pelaksanaan yangdilakukan di kelas.

Keadaan yang kurang menggembirakantersebut didukung oleh hasil penilaian pada tigaaspek kinerja guru yang meliputi perencanaanpembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, danpenilaian pembelajaran. Data awal menunjukkanbahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan,dan penilaian proses dan hasil pembelajaran siswayang dilakukan guru sudah baik yang ditunjukkandengan rata-rata nilai 77.58 dengan kategori baik,

Page 2: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|57

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

namun dari 12 guru ternyata masih ada 4 guru yangnilainya cukup bahkan ada yang kurang.

Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian bagikepala sekolah untuk melakukan tindakanperbaikan. Tindakan perbaikan yang dapatdilakukan kepala sekolah adalah melalui kegiatan“Suklis”.

Mengacu pada Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang StandarKepala Sekolah, ditegaskan bahwa seorang kepalasekolah harus memiliki lima dimensi kompetensiminimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial,kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Kompetensisupervise kepala sekolah perlu dikembangkandalam usaha membantu guru mengembangkankemampuannya mengelola proses pembelajaranuntuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan Permendiknas tersebut di atas,Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugastambahan untuk memimpin dan mengelola sekolahdalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.Sebagai seorang guru, kepala sekolah sejatinyaadalah juga pendidik yang harus mampu membinaguru-guru disekolahnya menjadi guru kreatif danselalu melakukan inovasi dalam pembelajaran.Dengan adanya tugas tambahan tersebut, kepalasekolah tidak hanya dituntut untuk membina gurusaja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untukmembina dan mengelola seluruh komponensekolah lainnya seperti tenaga adminstrasi sekolah,tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan lainsebagainya.

Salah satu tugas kepala sekolah adalahmelaksanakan supervise klinis. Setiap kepalasekolah harus memiliki dan menguasai konsepsupervise klinis yang meliputi: pengertian, tujuandan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensisubstansi supervisi klinis. Sasaran supervisi klinisadalah guru dalam melaksanakan prosespembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalamproses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,pemilihan strategi/metode /teknik pembelajaran,penggunaan media dan teknologi informasi dalampembelajaran, menilai proses dan hasilpembelajaran.

Supervisi klinis yang dilakukan kepalasekolah antara lain adalah: (a) membimbing gurudalam memilih dan menggunakanstrategi/metode/teknik pembelajaran/bimbinganyang dapat mengembangkan berbagai potensisiswa, (b) membimbing guru dalam melaksanakankegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas,laboratorium, dan/atau di lapangan) untukmengembangkan potensi siswa, (c) membimbingguru dalam mengelola, merawat, mengembangkandan menggunakan media pendidikan dan fasilitaspembelajaran, dan (d) memotivasi guru untuk

memanfaatkan teknologi informasi untukpembelajaran.

Sasaran utama supervisi klinik adalahkemampuan guru dalam merencanakan kegiatanpembelajaran, melaksanakan kegiatanpembelajaran, menilai hasil pembelajaran,memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatanlayanan pembelajaran, menciptakan lingkunganbelajar yang menyenangkan, memanfaatkansumber belajar yang tersedia, dan mengembangkaninteraksi pembelajaran (strategi, metode, teknik)yang tepat. Melalui kegiatan supervise klinik yangdilakukan kepala sekolah, maka diharapkan kinerjaguru akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang permasalahantersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian tindakan yang berkaitan denganoptimalisasi peran kepala sekolah sebagaisupervisor dalam meningkatkan kinerja guru.Adapun judul yang diangkat dalam penelitian iniadalah ”Peningkatan Kinerja Guru dalam prosespembelajaran melalui “Suklis” di SD Negeri 22Cakranegara Semester I Tahun Pelajaran2019/2020”.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagaiberikut: “Apakah ”Suklis” yang dilakukan kepalasekolah dapat meningkatkan kinerja gurukhususnya dalam pelaksanaan pembelajaran di SDNegeri 22 Cakranegara.

Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah iniadalah: “untuk mengetahui apakah pelaksanaan”Suklis” yang dilakukan oleh kepala sekolah dapatmeningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran diSD Negeri 22 Cakranegara.”

Hasil penelitian ini diharapkan dapatbermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:(1) Penelitian tindakan sekolah ini diharapkandapat memberi manfaat bagi kepala sekolah dalammengoptimalkan peranan sebagai supervisor gunameningkatkan kinerja guru, (2) Hasil penelitian inidiharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalammeningkatkan kinerja mereka sehingga lebihoptimal, (Hasil penelitian ini diharapkan dapatbermanfaat bagi siswa sehingga siswa dapatmemperoleh pembelajaran yang bermakna).

KAJIAN PUSTAKA

a. Supervisi Klinis

Supervisi merupakan suatu kegiatan yangdirancang secara khusus untuk membantu paraguru dan supervisor dalam. mempelajari tugasmereka. Hal ini dikemukakan oleh Sergiovani danStarrat (Purwanto, 2003: 72) menyatakan bahwa"Supervision is a process designed to help teacherand supervisor learn more about their practice; to

Page 3: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

58|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

better able to use their knowledge and skills tobetter serve parents and schools; and to make theschool a more effective learning community".

Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah.Salah satu peranan Kepala Sekolah adalah sebagaiSupervisor. Tugas sebagai supervisor adalahmensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenagakependidikan. Supervisi merupakan suatu prosesyang dirancang secara khusus untuk membantupara guru dan supervisor dalam mepelajari tugassehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakanpengetahuan dan kemampuannya untukmemberikan layanan yang lebih baik pada orangtua peserta didik dan sekolah, serta berupayamenjadikan sekolah sebagai masyarakat belajaryang lebih efektif (Mulyasa, 2005: 72).

Berdasarkan pengertian di atas, makasupervisi adalah suatu kegiatan yang dilaksanakanoleh kepala sekolah untuk membantu para guru dansupervisor dalam mepelajari tugas sehari-hari disekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dankemampuannya untuk memberikan layanan yanglebih baik pada orang tua peserta didik dansekolah, serta berupaya menjadikan sekolahsebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.

Suklis” atau Supervisi klinis adalahserangkaian kegiatan membantu gurumengembangkan kemampuannya mengelola prosespembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran(Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisiklinik tidak terlepas dari penilaian kinerja gurudalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni(1987) menegaskan bahwa refleksi praktispenilaian kinerja guru dalam supervisi klinisadalah melihat kondisi nyata kinerja guru untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apayang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yangsebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalamkelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhanaktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagiguru dan murid?, apa yang telah dilakukan olehguru dalam mencapai tujuan klinis?, apa kelebihandan kekurangan guru dan bagaimana caramengembangkannya? Berdasarkan jawabanterhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperolehinformasi mengenai kemampuan guru dalammengelola pembelajaran.

Supervisi klinis merupakan salah satu (fungsimendasar (essential function) dalam keseluruhanprogram sekolah (Weingartner, 1973; Alfonsodkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasilsupervisi klinik berfungsi sebagai sumberinformasi bagi pengembangan profesionalismeguru.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuandari supervisi klinis menurut Glickman, et al.,(2007) adalah sebagai berikut: a) membantu guru

mengembangkan kompetensinya, b)mengembangkan kurikulum, dan c)mengembangkan kelompok kerja guru, danmembimbing penelitian tindakan kelas (PTK)(Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

b. Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Kinerja menurut Amstrong (Siagian, 2002:89) merupakan terjemahan performance yangberarti kemampuan melakukan suatu pekerjaan.Demikian juga arti performance atau kinerjamenurut Prawirosentono (Sulistiyani, 2004: 141)adalah hasil kinerja yang dapat dicapai olehseseorang atau sekelompok orang dalam suatuorganisasi, sesuai dengan wewenangnya dantanggung jawabnya masing-masing, dalam rangkaupaya mencapai tujuan organisasi bersangkutansecara legal, tidak melanggar hukum dan sesuaidengan moral dan etika.

Kinerja guru, sesuai dengan Pasal 39 ayat (2)UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional adalah keberhasilan seseorang dalammelaksanakan tugas pekerjaannya sebagaipendidik. Pasal 39 (ayat 2) UU No. 20 Tahun 2003menyebutkan bahwa “Pendidik merupakan tenagaprofesional yang bertugas melaksanakan prosespembelajaran, menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan,sertamelakukan penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruantinggi.”

Atas dasar hal tersebut di atas, maka kinerjaguru mencakup aspek-aspek: 1) menyusun programpengajaran, menyajikan program pengajaran,evaluasi belajar, analisis evaluasi belajar, sertamenyusun program pengayaan dan perbaikanterhadap peserta didik yang menjaditanggungjawab; atau 2) menyusun programbimbingan, melaksanakan program bimbingan dantindak lanjut dalam program bimbingan terhadappeserta didik yang menjadi tanggungjawabnya.Berdasarkan hal tersebut, kinerja guru merupakanunjuk kerja guru dalam menyusun programpengajaran atau program bimbingan

.METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dalam bentukPenelitian Tindakan Sekolah (PTS) dalam 2 siklus.Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru diSDN 22 Cakranegara tahun pelajaran 2019/2020yang berjumlah 4 orang guru.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuanpenelitian, maka lokasi dilakukannya penelitian iniadalah di SDN 22 Cakranegara. Dipilihnya lokasitersebut dikarenakan peneliti merupakan Kepala

Page 4: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|59

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

Sekolah di SDN 22 Cakranegara sehinggamemudahkan dalam pelaksanaannya.

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yangdimulai pada bulan Juli sampai dengan bulanNovember 2019. Waktu 5 bulan digunakan untukpenyusunan proposal, pelaksanaan, penyusunanlaporan sampai seminar laporan hasil PTS.

Prosedur Penelitian yang digunakan adalahmodel penelitian tindakan yang dilakukan olehKemmis dan Mc Taggart yang merupakanpengembangan dari model Kurt Lewin.

SuharsimiArikunto (2003: 83) mengemukakanmodel yang didasarkan atas konsep pokok bahwapenelitian tindakan terdiri dari empat komponenpokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: 1)Perencanaan atau planning; 2) Tindakan atauacting; 3) Pengamatan atau observing; dan 4)Refleksi atau reflecting.

Hubungan antara keempat komponen tersebutmenunjukkan sebuah siklus atau kegiatanberkelanjutan berulang.

Model Kurt Lewin yang terdiri dari empatkomponen tersebut kemudian dikembangkan olehKemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli inimemandang komponen sebagai langkah dalamsiklus, sehingga mereka menyatukan duakomponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakandan pengamatan sebagai suatu kesatuan. Hasil daripengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagailangkah berikutnya, yaitu refleksi kemudiandisusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikandalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatanlagi, begitu seharusnya.

Penelitian tindakan ini terdiri dari 2 siklus.Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahanyang ingin dicapai, seperti yang telah didesiandalam variabel yang diteliti. Untuk melihataktivitas guru dalam supervisi kelompok metodedirektif dipergunakan observasi. Hasil observasitersebut sebagai dasar untuk menentukan tindakanyang tepat dalam rangka meningkatkan kinerjaguru dalam pembelajaran.

Teknik pengumpulan data dilakukan denganmenggunakan teknik observasi, teknik wawancara,dan dokumen. Teknik Observasi digunakan untukmenggali data dari sumber data yang berupaperistiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasidan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75). Observasi dapat dilakukan secara langsungmaupun tidak langsung. Menurut Spradley(dalamSutopo, 2006: 75) dikatakan bahwapelaksanaan teknik observasi dapat dibagi menjadi:1) observasi tidak berperan, dan 2) observasiberperan.

Pengumpulan data tentang kemampuan gurukelas rendah dalam pengelolaan pembelajarantematik dilakukan dengan menggunakan teknikobservasi. Maksudnya bahwa data dikumpulkan

dari hasil kegiatan yang dilaksanakan dari satusiklus ke siklus berikutnya. Observasi dilaksanakandi kelas saat guru melaksanakan pembelajaran.Observasi dilakukan dengan non-participantobservation.

Untuk mengumpulkan informasi dari sumberdata ini diperlukan teknik wawancara. Tujuanutama teknik ini menurut Sutopo (2006: 68) adalahuntuk bisa menyajikan konstruksi saat sekarangdalam suatu konteks mengenai para pribadi,peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,tanggapan, tingkat keterlibatan dan sebagainya.Dalam wawancara ini dilakukan dengan caramengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya datayang berkaitan dengan permasalahan yang ditelitiguna memperoleh data baik lisan ataupun tulisanatas sejumlah data yang diperlukan.

Metode wawancara yang digunakan adalahmetode campuran, dengan menggabungkan metodeterpimpin (terstruktur) dengan metode bebas (tidakterstruktur). Metode wawancara ini dilakukandalam rangka memperoleh data primer sertapendapat-pendapat dari guru di SDN 22Cakranegara tentang supervisi yang dilakukankepala sekolah dalam meningkatkan kemampuanguru dalam pengelolaan pembelajaran tematik.

Studi dokumen dilakukan dengan penelitianmengenai dokumen-dokumen yang berkaitandengan supervisi yang dilakukan kepala sekolahdalam meningkatkan kinerja guru dalampembelajaran bagi guru SDN 22 Cakranegara.Dokumen tersebut antara lain adalah dokumenyang disusun guru berkaitan dengan perencanaanpembelajaran yang mereka susun.

Alat pengumpul data dalam penelitiantindakan ini berupa lembar observasi yangberkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yangdilakukan guru. Instrumen observasi disusunberdasarkan tiga indikator yang meliputi: (a)kemampuan merancang program pembelajaran, (b)kemampuan mengimplementasikan programpembelajaran, dan (c) kemampuan penilaian prosesdan hasil kegiatan pembelajaran atau teknikevaluasi.

Prosedur analisisnya menggunakan model alurdari Kemmis dan Taggart yang intinyamengidentifikasi perkembangan dan perubahansubjek setelah subjek diberi perlakuan khusus ataudikondisikan pada situasi tertentu dengan tindakandalam kurun waktu tertentu dan berulang-ulangsampai program dinyatakan berhasil.

Untuk mengukur keberhasilan tindakan,peneliti merumuskan indikator-indikatorketercapaian program “Suklis tentang pelaksanaanpembelajaran pada guru SDN 22 Cakranegara.Indikator keberhasilan tindakan penelitian inidirumuskan sebagai berikut:

Page 5: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

60|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

1. Kinerja guru diklasifikasikan kedalam empatkategori dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 1: Kategori Kinerja Guru DalamPembelajaran

Interval KategoriKG < 65 % Kurang

65% ≤ KG < 75% CukupBaik75% ≤ KG < 85% Baik85% ≤ KG ≤ 100% SangatBaik

2. Kegiatan tindakan “Suklis” untukmeningkatkan kinerja guru dalampembelajaran dianggap berhasil apabila >70% guru sudah mempunyai kinerja 85dengan kategori Baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi AwalData hasil penilaian kinerja guru pada kondisiawal dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Tabel 2: Hasil Penilaian Kinerja Guru KondisiAwal

Kondisi awal kompetensi guru. Penilaiandidasarkan pada kemampuan guru dalamperencanaan pembelajaran, pelaksanaanpembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.Sasaran utama supervisi akademik adalahkemampuan-kemampuan guru dalammerencanakan kegiatan pembelajaran,melaksanakan kegiatan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran, memanfaatkanhasil penilaian untuk peningkatan layananpembelajaran, menciptakan lingkunganbelajar yang menyenangkan,memanfaatkan sumber belajar yangtersedia, dan mengembangkan interaksipembelajaran (strategi, metode, teknik)yang tepat.

Penilaian dilakukan dengan skala 1 – 4 untuksetiap butir penilaian. Skala tersebut mewakiliketerpenuhan kriteria masing-masing butir

penilaian. Skor ideal untuk setiap butirpenilaian adalah 4. Hal ini diartikan bahwaketiga kriteria penilaian dalam butir tersebuttelah terpenuhi.Standar proses pembelajaran meliputiperencanaan proses pembelajaran, pelaksanaanproses pembelajaran, penilaian hasilpembelajaran dan pengawasan prosespembelajaran. Penilaian untuk standar prosesdikelompokkan ke dalam dua aspek penilaian.Aspek pertama dalam penilaian standar prosesadalah perencanaan dengan jumlah butirpenilaian sebanyak 17 butir. Dengan demikianmaka skor ideal untuk aspek perencananadalah 68 dengan nilai 100.Aspek kedua dalam penilaian standar prosesadalah pelaksanaan pembelajaran yang terdiridari 20 butir penilaian. Dengan demikian makanilai ideal untuk aspek pelaksanaanpembelajaran adalah 80.Hasil penilaian terhadap kinerja gurumenunjukkan bahwa nilai tertinggi yangdiperoleh dari keempat orang guru adalah 65,nilai terendah yang diperoleh adalah 50,sedangkan nilai rata-rata diperoleh sebesar57.5.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus IData hasil penilaian kinerja guru pada tindakanSiklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut.

Tabel 3: Hasil Penilaian Kinerja Guru TindakanSiklus I

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukanpada tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwakinerja guru dalam pembelajaran mengalamipeningkatan dibandingkan dengan kondisisebelumnya. Hal ini ditunjukkan denganmeningkatnya hasil penilaian pada setiapaspek penilaian kinerja guru yang dilakukan.Hasil penilaian terhadap administrasiperencanaan pembelajaran menunjukkanbahwa nilai tertinggi yang diperoleh darikeempat orang guru adalah 80, nilai terendahyang diperoleh adalah 72, sedangkan nilai rata-

Page 6: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|61

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

rata diperoleh sebesar 76.5. Rata-rata tingkatketercapaian pada aspek perencanaan padatindakan Siklus I adalah sebesar 76.5%.Hasil penilaian terhadap pelaksanaanpembelajaran menunjukkan bahwa nilaitertinggi yang diperoleh dari keempat orangguru adalah 85, skor terendah yang diperolehadalah 79, sedangkan nilai rata-rata diperolehsebesar 82. Nilai ideal yang seharusnyadiperoleh adalah 100, dengan demikian makarata-rata tingkat ketercapaian pada aspekpelaksanaan pada tindakan Siklus I adalahsebesar 82%.Hasil penilaian terhadap penilaian proses danhasil pembelajaran menunjukkan bahwa nilaitertinggi yang diperoleh dari keempat orangguru adalah 80, nilai terendah yang diperolehadalah 72, sedangkan nilai rata-rata diperolehsebesar 76.5. Rata-rata tingkat ketercapaianpada aspek penilaian pembelajaran padatindakan Siklus 1 adalah sebesar 76.5%.Hasil penilaian terhadap ketiga aspek tersebutpada tindakan Siklus I menunjukkan bahwanilai tertinggi yang diperoleh dari keempatorang guru adalah 80 oleh responden B, Nilaiterendah yang diperoleh adalah 75.67(responden D), sedangkan nilai rata-ratadiperoleh sebesar 78.34 . Dengan demikianmaka rata-rata tingkat ketercapaian kinerjaguru pada tindakan Siklus I sudah mencapai78.34%.

Refleksi Hasil TindakanBerdasarkan hasil yang diperoleh padasupervisi tindakan Siklus I, selanjutnya dapatdiperoleh refleksi hasil tindakan sebagaiberikut:1) Supervisi tindakan Siklus I berhasil

meningkatkan kinerja guru dalampembelajaran. Hal ini ditunjukkan denganmeningkatnya ketercapaian kinerja dari57.5% pada kondisi awal, menjadisebesar 75.67% pada akhir tindakanSiklus I.

2) Peningkatan kinerja guru dianggap belumoptimal. Hal ini ditunjukkan denganbelum tercapainya indikator kinerjaberupa 70%> guru mempunyai kinerjadengan kategori Baik.

3. Deskripsi Tindakan Siklus IIData hasil penilaian kinerja guru pada tindakanSiklus II dapat disajikan ke dalam tabelberikut.

Tabel 4: Hasil Penilaian Kinerja Guru TindakanSiklus II

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukanpada tindakan Siklus II, dapat diketahui bahwakinerja guru dalam pembelajaran mengalamipeningkatan dibandingkan dengan kondisipada Siklus I. Hal ini ditunjukkan denganmeningkatnya hasil penilaian pada setiapaspek penilaian kinerja guru yang dilakukan.Hasil penilaian terhadap administrasiperencanaan pembelajaran menunjukkanbahwa nilai tertinggi yang diperoleh dari ke-empat orang guru adalah 96, nilai terendahyang diperoleh adalah 88, sedangkan nilai rata-rata diperoleh sebesar 90.75. Dengandemikian maka rata-rata tingkat ketercapaianpada aspek administrasi perencanaanpembelajaran pada tindakan Siklus II adalahsebesar 90.75%.Hasil penilaian terhadap pelaksanaanpembelajaran menunjukkan bahwa nilaitertinggi yang diperoleh dari ke-empat orangguru adalah 94, nilai terendah yang diperolehadalah 87, sedangkan nilai rata-rata diperolehsebesar 88.50. Skor ideal yang seharusnyadiperoleh adalah 100, dengan demikian makarata-rata tingkat ketercapaian pada aspekpelaksanaan pada tindakan Siklus II adalahsebesar 88.50%.Hasil penilaian terhadap penilaian proses danhasil pembelajaran siswa menunjukkan bahwanilai tertinggi yang diperoleh dari ke-empatorang guru adalah 90, nilai terendah yangdiperoleh adalah 87, sedangkan nilai rata-ratadiperoleh sebesar 88.50. Dengan demikianrata-rata tingkat ketercapaian pada aspekpenilaian proses dan hasil pembelajaran padatindakan Siklus II adalah sebesar 88.50%.Hasil penilaian terhadap ketiga aspek tersebutpada tindakan Siklus II menunjukkan bahwanilai tertinggi yang diperoleh dari ke-empatorang guru adalah responden B dengan rata-rata nilai 91.67. Sedangkan nilai rata-rata darike-empat responden adalah 89.67%.Refleksi Hasil TindakanBerdasarkan hasil yang diperoleh padasupervisi tindakan Siklus II, selanjutnya dapatdiperoleh refleksi hasil tindakan sebagaiberikut:

Page 7: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

62|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

1) Pelaksanaan tindakan Siklus II denganmelaksanakan “Suklis” berhasilmeningkatkan kinerja guru dalampembelajaran. Hal ini ditunjukkan denganmeningkatnya ketercapaian kinerja darisebesar 57.5% pada kondisi awal,menjadi sebesar 78.34% pada akhirtindakan Siklus I, dan meningkat menjadi89.67% pada tindakan Siklus II.

2) Hal-hal yang belum tercapai padatindakan Siklus I sudah tercapai padatindakan Siklus II. Hal ini ditunjukkandengan sudah tercapainya indikatorkinerja berupa 70% guru mempunyaikinerja dengan nilai 85 (kategori Baik).

b. Pembahasan Hasil Tindakan

1. Pelaksanaan ”Suklis” yang dilakukan olehkepala sekolah guna meningkatkan kinerjaguru dalam pembelajaran bagi guru SDN 22Cakranegara Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kegiatan supervisi diawali dengan wawancarapra supervisi. yang selanjutnya diikuti dengankegiatan office conference di ruang guru.Dalam kegiatan tersebut kepala sekolahmenyampaikan materi berupa pelaksanaanpembelajaran yang masih menjadi kelemahanguru. Setelah dilaksanakan office conference,kepala sekolah melaksanakan supervisikunjungan kelas.

Penilaian supervisi dilakukan terhadap tigaaspek kinerja guru, yaitu administrasiperencanaan pembelajaran, pelaksanaanpembelajaran, dan penilaian proses dan hasilpembelajaran. Setelah dilakukan kegiatansupervisi di kelas, selanjutnya dilakukanwawancara dan diskusi tentang kesan guruterhadap penampilannya, identifikasikeberhasilan dan kelemahan guru, identifikasiketrampilan-ketrampilan mengajar yang perluditingkatkan. Skoring dilakukan sesuai dengankriteria masing-masing aspek penilaian. Skordiberikan dengan rentang antara 1 sampaidengan 4 utuk setiap butir penilaian.

Kegiatan “Suklis” yang dilakukan melaluioffice conference dan kemudian dilanjutkandengan kunjungan kelas memperkuat efekpembinaan yang dilakukan oleh kepalasekolah. Pembinaan yang dilakukan melaluipengarahan dalam kegiatan office conferencetersebut diperkuat dengan kunjungan kelas dimana dalam kegiatan kunjungan kelas tersebutguru secara langsung diberitahu kelemahanyang masih dimilikinya dalam melaksanakantugasnya.

2. ”Suklis” dalam pembinaan iklim kerja yangdilakukan kepala sekolah dapat meningkatkankinerja guru dalam pembelajaran bagi guruSDN 22 Cakranegara Tahun Pelajaran2019/2020.

“Suklis” dapat meningkatkan kinerja gurudalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan darihasil yang diperoleh pada setiap level tindakanyang dilakukan. Hasil penilaian awal padastandar isi menunjukkan bahwa tingkatketecapaian rata-rata yang diperoleh guru barumencapai 57.5% pada kondisi awal, menjadisebesar 78.34% pada akhir tindakan Siklus I,dan meningkat menjadi 89.67% pada tindakanSiklus II.

Data peningkatan tingkat ketercapaian masing-masing aspek pada setiap level tindakan dapatdisajikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 5: Tingkat Ketercapaian Setiap AspekPenilaian

Hasil kinerja guru dalam melaksanakanpembelajaran mengalami peningkatan padasetiap aspek penilaian. Pada aspekperencanaan, kinerja guru mengalamipeningkatan dari ketercapaian sebesar 62%pada kondisi awal, meningkat menjadi 77%pada tindakan Siklus I, kemudian meningkatmenjadi 91% pada tindakan Siklus II.

Penilaian kinerja pada aspek pelaksanaan jugamenunjukkan adanya peningkatan kinerja padasetiap siklus tindakan yang dilakukan. Hal iniditunjukkan dengan meningkatnya hasilpenilaian dari 64.75% pada kondisi awal,meningkat menjadi 74.13% pada tindakanSiklus I, kemudian meningkat menjadi 81.13%pada tindakan Siklus I.

Hasil penilaian pada aspek penilaian prosesdan hasil pembelajaran siswa menunjukkanadanya peningkatan kinerja pada setiap siklustindakan yang dilakukan. Hal ini ditunjukkandengan meningkatnya hasil penilaian dari 55%pada kondisi awal, meningkat menjadi 77%pada tindakan Siklus I, kemudian meningkatmenjadi 89% pada tindakan Siklus II.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapatdisimpulkan bahwa “Suklis” yang dilakukankepala sekolah mampu meningkatkankompetensi guru pada standar isi, standar

Page 8: “SUKLIS” SEBAGAI UPAYA KINERJA GURU-GURU SD NEGERI …

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|63

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

proses, standar penilaian dan standarkompetensi lulusan. Hal ini sejalan dengankonsepsi supervisi akademik, yaitu secarakonseptual, supervisi akademik adalahserangkaian kegiatan membantu gurumengembangkankemampuannya mengelolaproses pembelajaran demi pencapaian tujuanpembelajaran.

Sasaran utama supervisi akademik adalahkemampuan-kemampuan guru dalammerencanakan kegiatan pembelajaran,melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilaihasil pembelajaran, memanfaatkan hasilpenilaian untuk peningkatan layananpembelajaran, menciptakan lingkungan belajaryang menyenangkan, memanfaatkan sumberbelajar yang tersedia, dan mengembangkaninteraksi pembelajaran (strategi, metode,teknik) yang tepat. Supervisi edukatif jugaharus didukung oleh instrumen-instrumenyang sesuai.

PENUTUP

a. Simpulan

“Suklis” dapat meningkatkan kinerja guru diSDN 22 Cakranegara dalam pembelajaran. Hal iniditunjukkan dengan meningkatnya kinerja gurudari siklus I dan siklus II baik dalam tahappersiapan, pelaksanaan, sampai pada kegiatanpenilaian proses dan hasil pembelajaran siswa.

b. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian di atas,selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saransebagai berikut:1. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisiyang dilakukan secara sistematis mampumeningkatkan kemampuan bagi guru. Untukitu disarankan kepada kepala sekolah agardalam melakukan supervisi akademik

dilakukan secara konstruktif dan mendukungpeningkatan kinerja guru.

2. Bagi GuruKegiatan supervisi akademik yang dilakukankepala sekolah bukanlah untuk mencarikesalahan guru, untuk itu disarankan kepadapara guru agar dapat memanfaatkan kegiatansupervisi guna meningkatkan kemampuandalam pembelajaran yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Jakarta: DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama DirjenDikdasmen.

Depdiknas. Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 13 Tahun 2007tentang Standar Kepala Sekolah.Jakarta: Direktorat PendidikanLanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metode Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon,J.M. 2007. Supervision andInstructional Leadership ADevelopment Approach. SeventhEdition. Boston: Perason.

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching.Alexandria: Association forSupervision and CurriculumDevelopment.

Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.Surakarta: UNS Press.