39
4/11/15, 4:34 PM Suka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate Page 1 of 39 http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html Suka Duka Perjalanan Suka Duka Perjalanan Menjadi Perawat Menjadi Perawat Rabu, 29 September 2010 Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu sebab. Penyebab trauma antara lain kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, maupun kecelakaan rumah tangga. Dampak dari kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan fraktur atau patah tulang, cedera tulang belakang, cedera kepala, dan sebagainya. Ditambah dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan semakin banyaknya tingkat kecelakaan trauma di bidang transportasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit Pusat Kepolisisan Raden Said Sukanto Jakarta, pada bulan Januari 2009 sampai dengan desember 2009 jumlah klien yang menderita fraktur sbanyak 382 orang, sedangkan klien yang menderita fraktur femur sebanyak 82 orang (22%). Penanganan fraktur harus dilakukan dengan cepat dan tindakan tepat agar imobilisasi dilakukan sesegera mungkin karena pergerakan pada fragmen tulang dapat menyebabkan nyeri. Kerusakan jaringan lunak dan perdarahan yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya syok dan komplikasi neurovaskuler. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan klien dan keluarga secara biopsikososiospiritual dan kultural. Perawat berperan dalam pemberian asuhan keperawatan pada fraktur femur sinistra diantaranya dengan usaha promotif yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan diri. Usaha preventif, perawat menjelaskan cara pencegahan infeksi lanjut yang ditimbulkan oleh tindakan pembedahan. Sedangkan upaya kuratif adalah perawat dapat berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat dan pembedahan. Upaya rehabilitatif, perawat menganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasi secara bertahap. menganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasi secara bertahap, setelah penatalaksanaan medis. Join this site with Google Friend Connect Members (3) Already a member? Sign in Pengikut aLipz DisisKa Lihat profil lengkapku Mengenai Saya 2010 (12) September (12) KONSEP DASAR GERONTIK KONSEP DASAR GERONTIK LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI B... PEDIATRIC ASESSMENT TRIANGLE (PAT) askep emphiema askep artritis reumatoid askep endokarditis masalah-masalah khusus pada gerontik Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Post Hernioto... asuhan keperawatan pada klien dengan Striktur Uret... Asuhan Keperawatan Pada Arsip Blog

Suka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S Dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asu han

Citation preview

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 1 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Suka Duka PerjalananSuka Duka PerjalananMenjadi PerawatMenjadi PerawatRabu, 29 September 2010

Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn.S dengan Fraktur Femur Sinistra PostPemasangan PlateBAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTrauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salahsatu sebab. Penyebab trauma antara lain kecelakaan lalu lintas, industri,olahraga, maupun kecelakaan rumah tangga. Dampak dari kecelakaan tersebutdapat mengakibatkan fraktur atau patah tulang, cedera tulang belakang, cederakepala, dan sebagainya. Ditambah dengan semakin meningkatnya ilmupengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan semakin banyaknya tingkatkecelakaan trauma di bidang transportasi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit PusatKepolisisan Raden Said Sukanto Jakarta, pada bulan Januari 2009 sampai dengandesember 2009 jumlah klien yang menderita fraktur sbanyak 382 orang,sedangkan klien yang menderita fraktur femur sebanyak 82 orang (22%).

Penanganan fraktur harus dilakukan dengan cepat dan tindakan tepat agarimobilisasi dilakukan sesegera mungkin karena pergerakan pada fragmen tulangdapat menyebabkan nyeri. Kerusakan jaringan lunak dan perdarahan yangberlebihan dapat menyebabkan terjadinya syok dan komplikasi neurovaskuler.

Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yangmemegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan klien dan keluargasecara biopsikososiospiritual dan kultural. Perawat berperan dalam pemberianasuhan keperawatan pada fraktur femur sinistra diantaranya dengan usahapromotif yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya menjagakeamanan dan keselamatan diri. Usaha preventif, perawat menjelaskan carapencegahan infeksi lanjut yang ditimbulkan oleh tindakan pembedahan.Sedangkan upaya kuratif adalah perawat dapat berkolaborasi dengan dokterdalam pemberian terapi obat dan pembedahan. Upaya rehabilitatif, perawatmenganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasisecara bertahap.

menganjurkan kepada pasien untuk sesegera mungin melakukan mobilisasisecara bertahap, setelah penatalaksanaan medis.

Join this sitewith Google Friend Connect

Members (3)

Already a member? Sign in

Pengikut

aLipz DisisKa

Lihat profil lengkapku

Mengenai Saya

▼ 2010 (12)

▼ September (12)

KONSEP DASAR GERONTIK

KONSEP DASAR GERONTIK

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATANPADA BAYI B...

PEDIATRIC ASESSMENTTRIANGLE (PAT)

askep emphiema

askep artritis reumatoid

askep endokarditis

masalah-masalah khususpada gerontik

Asuhan Keperawatan PadaKlien dengan PostHernioto...

asuhan keperawatan padaklien dengan StrikturUret...

Asuhan Keperawatan Pada

Arsip Blog

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 2 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkatmasalah bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada klien denganfraktur femur sinistra post pemasangan plate dengan menggunakan pendekatanproses keperawatan?

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan UmumUntuk mendapatkan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhankeperawatan klien Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate.

2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada klien fraktur femur sinistra postpemasangan plate.b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien fraktur femur sinistrapost pemasangan plate.c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien fraktur femur sinistrapost pemasangan plate.d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien fraktur femur sinistrapost pemasangan plate.e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien fraktur femur sinistrapost pemasangan plate.f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek fraktur femursinistra post pemasangan plate.g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencarisolusi/ alternatif pemecahan masalahh. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuknarasi

C. Metode PenulisanDalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode :1. Deskriptif a. Studi kasus, yang meliputi observasi, partsipasi dengan cara melakukanpengamatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan carawawancara dengan keluarga, melihat catatan medis, melihat catatankeperawatan dan informasi dari rekan satu profesi maupun dari tim lain.b. Studi dokumentasi yaitu menggunakan format pengkajian untuk melakukanpemeriksaan.2. Studi literature yaitu dengan membaca dan mempelajari buku kepustakaanyang berkaitan dengan fraktur femur sinistra untuk mendapatkan dasar-dasarilmiah yang berhubungan dengan isi makalah ini.

D. Ruang LingkupDalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pada Asuhan Keperawatanpada klien Tn. S dengan fraktur femur sinistra post pemasangan plate di RuangMahoni II Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said Sukanto Jakarta, yangdilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 14 Juli 2010 sampai 16 Juli 2010.

E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini disusun menjadi lima bab yang terdiri dari:Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang , tujuan penulisan, ruang lingkuppenulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori,

Klien Tn. S denganFraktur...

Asuhan Keperawatan PadaKlien Ny. K dengan PostAp...

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 3 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi, proses penyakit, manifestasiklinik, komplikasi, penatalaksaan medis, klasifikasi fraktur, proses penyembuhantulang, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaankeperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan. Bab III TinjauanKasus, terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasikeperawatan. Bab IV Pembahasan, terdiri dari pengkajian keperawatan,diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan,dan evaluasi keperawatan. Bab V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianFraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis danluasnya. (Smeltzer dan Bare, 2002).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulangrawan sendi. (Soebroto Sapardan, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah)

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atautulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000 : 347).

Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. (Marylin E. Doengoes. 2000)

Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimanapotensial untuk terjadi infeksi (Sjamsuhidajat, 2000 : 1138).

Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadiakibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), danbiasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah inidapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan pendertiajatuh dalam syok (FKUI, 2005:543)

B. Etiologi1. Kekerasan langsungKekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan.Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patahmelintang atau miring. 2. Kekerasan tidak langsungKekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh daritempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang palinglemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang palinglemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.3. Kekerasan akibat tarikan ototPatah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupapemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,dan penarikan.4. Fraktur patologik yaitu fraktur yang terjadi pada tulang disebabkan olehmelelehnya struktur tulang akibat proses patologik. Proses patologik dapatdisebabkan oleh kurangnya zat-zat nutrisi seperti vitamin D, kaslsium, fosfor,ferum. Factor lain yang menyebabkan proses patologik adalah akibat dari prosespenyembuhan yang lambat pada penyembuhan fraktur atau dapat terjadi akibat

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 4 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

keganasan.

C. Patofisiologi1. Proses PenyakitApabila terjadi terputusnya kontinuitas tulang, maka hal tersebut akanmempengaruhi berbagai struktur yang ada disekitarnya, seperti otot danpembuluh darah. Akibat yang terjadi sangat tergantung pada berat ringannyafraktur yang dapat dilihat dari tipe, luas, dan lokasi fraktur itu sendiri. Padaumumnya terjadi edema pada jaringan lunak, perdarahan otot dan persendian,dislokasi atau pergeseran tulang, rupture tendon, putus persarafan, kerusakanpembuluh darah, dan perubahan bentuk tulang, serta terjadinya deformitas.

Bila terjadi patah tulang maka sel-sel tulang akan mati. Perdarahan biasanyaterjadi disekitar tempat patah dan kedalaman jaringan lunak disekitar tulangtersebut. Jaringan lunak biasanya juga mengalami kerusakan. Reaksiperadangan hebat timbul setelah fraktur. (Smeltzer dan Bare, 2002)

2. Manifestasi KlinisDaerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda-tandafungsiolesa (tungkai bawah tidak dapat diangkat). Nyeri tekan, nyeri gerak.Tampak adanya deformitas angulasi lateral atau angulasi anterior, rotasi(ekso/endo).

Pada tungkai bawah, ditemukan adanya perpendekan tungkai. Pada fraktur 1/3tengah femur, pada pemeriksaan harus diperhatikan adanya dislokasi sendipanggul, dan robekan di daerah ligamen sendi panggul, kecuali itu jugadiperiksa keadaan saraf sciatica dan arteri dorsalis pedis.

3. Komplikasi Menurut Sylvia and Price 2001, komplikasi yang biasanya ditemukan antara lain :a. Komplikasi Awal1) Kerusakan ArteriPecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRTmenurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin padaekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisipada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.2) Kompartement SyndromKompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karenaterjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Inidisebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, danpembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatanyang terlalu kuat.3) Fat Embolism SyndromFat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi padakasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkanbone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigendalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi,hypertensi, tachypnea, demam.4) Infeksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada traumaorthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Inibiasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaanbahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.5) Avaskuler NekrosisAvaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 5 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanyaVolkman’s Ischemia.6) ShockShock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitaskapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadipada fraktur.b. Komplikasi Dalam Waktu Lama1) Delayed UnionDelayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktuyang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunansupai darah ke tulang.2) NonunionNonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksisambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandaidengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuksendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yangkurang. 3) MalunionMalunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnyatingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukandengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.

D. Klasifikasi FrakturPenampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis,dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:1. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).a. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulangdengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpakomplikasi.b. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubunganantara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.2. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.a. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang ataumelalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.b. Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulangseperti:1) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)2) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengankompresi tulang spongiosa di bawahnya.3) Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnyayang terjadi pada tulang panjang.3. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.a. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang danmerupakan akibat trauma angulasi atau langsung.b. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadapsumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.c. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yangdisebabkan trauma rotasi.d. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yangmendorong tulang ke arah permukaan lain.e. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksiotot pada insersinya pada tulang.4. Berdasarkan jumlah garis patah.a. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan salingberhubungan.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 6 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

b. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidakberhubungan.c. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak padatulang yang sama.5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap tetapi keduafragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.b. Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang jugadisebut lokasi fragmen, terbagi atas:1) Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu danoverlapping).2) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).3) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).6. Berdasarkan posisi frakurSebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :a. 1/3 proksimalb. 1/3 medialc. 1/3 distal7. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang. Padafraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringanlunak sekitar trauma, yaitu:a. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunaksekitarnya.b. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringansubkutan.c. Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagiandalam dan pembengkakan.d. Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata danancaman sindroma kompartement.

E. Proses Penyembuhan TulangTulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Frakturmerangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalanmembentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentukoleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu:1. Stadium Satu-Pembentukan HematomaPembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-seldarah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempattumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam danperdarahan berhenti sama sekali. 2. Stadium Dua-Proliferasi Seluler Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilagoyang berasal dari periosteum,`endosteum, dan bone marrow yang telahmengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalamlapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadiproses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yangmenggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya. 3. Stadium Tiga-Pembentukan KallusSel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik,bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang danjuga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast danosteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massasel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 7 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur(anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat frakturberkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.4. Stadium Empat-KonsolidasiBila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubahmenjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclastmenerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnyaosteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulangyang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulansebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal. 5. Stadium Lima-RemodellingFraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selamabeberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh prosesresorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebihtebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidakdikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk strukturyang mirip dengan normalnya.

F. Penatalaksanaan Medis1. Fraktur TerbukaMerupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dandisertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Kumanbelum terlalu jauh meresap dilakukan:a. Pembersihan lukab. Exicic. Hecting situasid. Antibiotik2. Seluruh Fraktura. Rekognisis/PengenalanRiwayat kejadian harus jelas untuk mentukan diagnosa dan tindakanselanjutnya.b. Reduksi/Manipulasi/ReposisiUpaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semulasecara optimun. Dapat juga diartikan Reduksi fraktur (setting tulang) adalahmengembalikan fragmen tulang pada kesejajaran¬nya dan rotasfanatomis(brunner, 2001).

Reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka dapat dilakukan untuk mereduksifraktur. Metode tertentu yang dipilih bergantung sifat fraktur, namun prinsipyang mendasarinya tetap, sama. Biasanya dokter melakukan reduksi fraktursesegera mungkin untuk mencegah jaring¬an lunak kehilaugan elastisitasnyaakibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Pada kebanyakan kasus, roduksifraktur menjadi semakin sulit bila cedera sudah mulai mengalamipenyembuhan.

Sebelum reduksi dan imobilisasi fraktur, pasien harus dipersiapkan untukmenjalani prosedur; harus diperoleh izin untuk melakukan prosedur, dananalgetika diberikan sesuai ketentuan. Mungkin perlu dilakukan anastesia.Ekstremitas yang akan dimanipulasi harus ditangani dengan lembut untukmencegah kerusakan lebih lanjut

Reduksi tertutup. Pada kebanyakan kasus, reduksi tertutup dilakukan denganmengembalikan fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya salingberhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 8 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Ekstremitas dipertahankan dalam posisi yang diinginkan, sementara gips, biadidan alat lain dipasang oleh dokter. Alat immobilisasi akan menjaga reduksi danmenstabilkan ekstremitas untuk penyembuhan tulang. Sinar x harus dilakukanuntuk mengetahui apakah fragmen tulang telah dalam kesejajaran yang benar.

Traksi. Traksi dapat digunakan untuk mendapat¬kan efek reduksi dan imoblisasi.Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Sinar x digunakanuntuk memantau reduksi fraktur dan aproksimasi fragmen tulang. Ketika tulangsembuh, akan terlihat pembentukan kalus pada sinar x. Ketika kalus telah kuatdapat dipasang gips atau bidai untuk melanjutkan imobili¬sasi.

Reduksi Terbuka. Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Denganpendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentukpin, kawat, sekrup, plat paku, atau batangan logam digunakan untukmempertahankan fragmen tulang dalam posisnya sampai penyembuhan tulangyang solid terjadi. Alat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau langsung kerongga sumsum tulang, alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuatbagi fragmen tulang.

c. Retensi/ImmobilisasiUpaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali sepertisemula secara optimun.

Imobilisasi fraktur. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi,atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang benar sampai terjadipenyatuan. ¬Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna.Metode fiksasi eksterna meliputi pembalut¬an, gips, bidai, traksi kontinu, pindan teknik gips, atau fiksator eksterna. Implan logam dapat digunakan untukfiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasifraktur.

d. RehabilitasiMenghindari atropi dan kontraktur dengan fisioterapi. Segala upaya diarahkanpada penyembuhan tulang dan jaringan lunak. Reduksi dan imobilisasi harusdipertahankan sesuai kebutuhan. Status neurovaskuler (mis. pengkajianperedaran darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau, dan ahli bedah ortopedidiberitahu segera bila ada tanda gangguan neurovaskuler. Kegelisahan, ansietasdan keti¬daknyamanan dikontrol dengan berbagai pendekatan (mis.meyakinkan, perubahan posisi, strategi peredaan nyeri, termasuk analgetika).

Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disusedan meningkatkan peredaran darah. Partisipasi dalam aktivitas hidup sehari haridiusahakan untuk memperbaiki ke¬mandirian fungsi dan harga diri.Pengembalian bertahap pada aktivitas semula diusahakan sesuai batasanterapeutika. Biasanya, fiksasi interna memungkinkan mobilisasi lebih awal. Ahlibedah yang memperkirakan stabilitas fiksasi fraktur, menentukan luasnyagerakan dan stres pada ekstrermitas yang diperbolehkan, dan menentukantingkat aktivitas dan beban berat badan.

G. Pengkajian KeperawatanPengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan,untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah kliensehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilanproses keperawatan sangat bergantuang pada tahap ini.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 9 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Tahap ini terbagi atas:1. Pengumpulan Dataa. Anamnesa 1) Identitas KlienMeliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, statusperkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register,tanggal MRS, diagnosa medis.2) Keluhan UtamaPada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeritersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untukmemperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasinyeri.b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkanklien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakitmenjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisaberdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakitmempengaruhi kemampuan fungsinya.e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk padamalam hari atau siang hari.3) Riwayat Penyakit SekarangPengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yangnantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisaberupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukankekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, denganmengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaanyang lain.4) Riwayat Penyakit DahuluPada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberipetunjuk berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakittertentu seperti kanker tulang dan penyakit paget’s yang menyebabkan frakturpatologis yang sering sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetesdengan luka di kaki sangat beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupunkronik dan juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang.5) Riwayat Penyakit KeluargaPenyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salahsatu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yangsering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderungditurunkan secara genetic.6) Riwayat PsikososialMerupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peranklien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalamkehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

2. Pola-Pola Fungsi Kesehatana. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup SehatPada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya kecacatan padadirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantupenyembuhan tulangnya. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 10 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolismekalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya danapakah klien melakukan olahraga atau tidak.b. Pola Nutrisi dan MetabolismePada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk membantuproses penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantumenentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasidari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpaparsinar matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalahmuskuloskeletal terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas jugamenghambat degenerasi dan mobilitas klien.c. Pola EliminasiUntuk kasus fraktur tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupunbegitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada polaeliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi urin dikaji frekuensi,kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji adakesulitan atau tidak.d. Pola Tidur dan Istirahat. Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasangerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selainitu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan,kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur (Doengos.Marilynn E, 2002).e. Pola AktivitasKarena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klienmenjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain.Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaanklien. Karena ada beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya frakturdibanding pekerjaan yang lain.f. Pola Hubungan dan PeranKlien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karenaklien harus menjalani rawat inap.g. Pola Persepsi dan Konsep DiriDampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatanakibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitassecara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan bodyimage).h. Pola Sensori dan KognitifPada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur,sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga padakognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibatfraktur. i. Pola Reproduksi SeksualDampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksualkarena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yangdialami klien. Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasukjumlah anak, lama perkawinannya. j. Pola Penanggulangan StressPada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutantimbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yangditempuh klien bisa tidak efektif.k. Pola Tata Nilai dan KeyakinanUntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baikterutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri danketerbatasan gerak klien.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 11 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

3. Pemeriksaan FisikDibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untukmendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perluuntuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimanaspesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebihmendalam. a. Gambaran UmumPerlu menyebutkan:1) umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti:2) Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis tergantungpada keadaan klien.3) Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan padakasus fraktur biasanya akut.4) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupunbentuk.b. Secara sistemik dari kepala sampai kelamin1) Sistem IntegumenTerdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema,nyeri tekan.2) KepalaTidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak ada penonjolan, tidakada nyeri kepala.3) Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek menelan ada.4) MukaWajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi maupunbentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.5) MataTidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (karena tidak terjadiperdarahan)6) TelingaTes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeritekan.7) HidungTidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.8) Mulut dan FaringTak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut tidakpucat.9) ThoraksTak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.10) Parua) InspeksiPernafasan meningkat, reguler atau tidaknya tergantung pada riwayat penyakitklien yang berhubungan dengan paru.b) Palpasi Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.c) PerkusiSuara ketok sonor, tak ada redup atau suara tambahan lainnya.d) Auskultasi Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara tambahan lainnya sepertistridor dan ronchi.11) Jantunga) InspeksiTidak tampak iktus jantung.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 12 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

b) PalpasiNadi meningkat, iktus tidak teraba.c) AuskultasiSuara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.12) Abdomena) InspeksiBentuk datar, simetris, tidak ada hernia.b) PalpasiTugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.c) PerkusiSuara thympani, ada pantulan gelombang cairan.d) Auskultasi e) Peristaltik usus normal � 20 kali/menit.13) Inguinal-Genetalia-Anus Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.a) Keadaan LokalHarus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama mengenaistatus neurovaskuler (untuk status neurovaskuler � 5 P yaitu Pain, Palor,Parestesia, Pulse, Pergerakan). Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletaladalah:(1) Look (inspeksi)Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:(a) Cicatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekasoperasi).(b) Cape au lait spot (birth mark).(c) Fistulae. (d) Warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.(e) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa(abnormal).(f) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)(g) Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)(2) Feel (palpasi) Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai dariposisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yangmemberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.Yang perlu dicatat adalah:(a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Capillaryrefill time � Normal 3 – 5 “(b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedematerutama disekitar persendian.(c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal,tengah, atau distal).Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat dipermukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa statusneurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu dideskripsikanpermukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya,nyeri atau tidak, dan ukurannya.(3) Move (pergerakan terutama lingkup gerak)Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan menggerakanekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan.Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi keadaan sebelumdan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arahpergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik.Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 13 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

4. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan RadiologiSebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan”menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensikeadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu APatau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan(khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanyasuperposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasikegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai denganpermintaan.1) Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang laintertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan strukturyang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain jugamengalaminya.2) Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darahdi ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.3) Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena rudapaksa.4) Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversaldari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.b. Pemeriksaan Laboratorium1) Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.2) Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatanosteoblastik dalam membentuk tulang.3) Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), AspartatAmino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhantulang.c. Pemeriksaan lain-lain1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkanmikroorganisme penyebab infeksi.2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama denganpemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.3) Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.4) Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena traumayang berlebihan.5) Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.6) MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

H. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual ataupotensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin danberkompeten untuk mengatasinya. Respon actual dan potensial klien didapatkandari data dasar pengkajian, tinjauan literature yang berkaitan, catatan medisklien masa lalu, dan konsultasi dengan professional lain.

Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien frakturmenurut Marilyn E. Doengoes adalah sebagai berikut:1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringanlunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.2. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cederavaskuler, edema, pembentukan trombus)3. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahanmembran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)4. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapirestriktif (imobilisasi)

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 14 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

5. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,kawat, sekrup)6. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit,taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatanb/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasankognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada

I. Perencanaan KeperawatanDiagnosa 1Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringanlunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.Tujuan : Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan menunjukkantindakan santai, mampu berpartisipasi dalam beraktivitas, tidur, istirahatdengan tepat, menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitastrapeutik sesuai indikasi untuk situasi individualRencana Tindakan1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, bebatdan atau traksi.Rasional : Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi.2. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.Rasional : Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema/nyeri.3. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.Rasional : Mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler4. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan (masase, perubahanposisi)Rasional : Meningkatkan sirkulasi umum, menurunakan area tekanan lokal dankelelahan otot.5. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasivisual, aktivitas dipersional)Rasional : Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan kontrolterhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.6. Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuaikeperluan.Rasional : Menurunkan edema dan mengurangi rasa nyeri. 7. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.Rasional : Menurunkan nyeri melalui mekanisme penghambatan rangsang nyeribaik secara sentral maupun perifer.8. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verval, perubahantanda-tanda vital)Rasional : Menilai perkembangan masalah klien.

Diagnosa 2Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cederavaskuler, edema, pembentukan trombus)Tujuan : Klien akan menunjukkan fungsi neurovaskuler baik dengan kriteriaakral hangat, tidak pucat dan syanosis, bisa bergerak secara aktifRencana Tindakan1. Dorong klien untuk secara rutin melakukan latihan menggerakkan jari/sendidistal cedera.Rasional : Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah kekakuan sendi.2. Hindarkan restriksi sirkulasi akibat tekanan bebat/spalk yang terlalu ketat.Rasional : Mencegah stasis vena dan sebagai petunjuk perlunya penyesuaiankeketatan bebat/spalk.3. Pertahankan letak tinggi ekstremitas yang cedera kecuali ada kontraindikasi

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 15 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

adanya sindroma kompartemen.Rasional : Meningkatkan drainase vena dan menurunkan edema kecuali padaadanya keadaan hambatan aliran arteri yang menyebabkan penurunan perfusi.4. Berikan obat antikoagulan (warfarin) bila diperlukan.Rasional : Mungkin diberikan sebagai upaya profilaktik untuk menurunkantrombus vena.5. Pantau kualitas nadi perifer, aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan kulitdistal cedera, bandingkan dengan sisi yang normal.Rasional : Mengevaluasi perkembangan masalah klien dan perlunya intervensisesuai keadaan klien.

Diagnosa 3Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahanmembran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)Tujuan : Klien akan menunjukkan kebutuhan oksigenasi terpenuhi dengankriteria klien tidak sesak nafas, tidak cyanosis analisa gas darah dalam batasnormal.

Rencana Tindakan1. Instruksikan/bantu latihan napas dalam dan latihan batuk efektif.Rasional : Meningkatkan ventilasi alveolar dan perfusi.2. Lakukan dan ajarkan perubahan posisi yang aman sesuai keadaan klien.Rasional : Reposisi meningkatkan drainase sekret dan menurunkan kongestiparu.3. Kolaborasi pemberian obat antikoagulan (warvarin, heparin) dankortikosteroid sesuai indikasi.Rasional : Mencegah terjadinya pembekuan darah pada keadaan tromboemboli.Kortikosteroid telah menunjukkan keberhasilan untuk mencegah/mengatasiemboli lemak.4. Analisa pemeriksaan gas darah, Hb, kalsium, LED, lemak dan trombosit.Rasional : Penurunan PaO2 dan peningkatan PCO2 menunjukkan gangguanpertukaran gas; anemia, hipokalsemia, peningkatan LED dan kadar lipase, lemakdarah dan penurunan trombosit sering berhubungan dengan emboli lemak.5. Evaluasi frekuensi pernapasan dan upaya bernapas, perhatikan adanyastridor, penggunaan otot aksesori pernapasan, retraksi sela iga dan sianosissentral.Rasional : Adanya takipnea, dispnea dan perubahan mental merupakan tandadini insufisiensi pernapasan, mungkin menunjukkan terjadinya emboli parutahap awal.

Diagnosa 4Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapirestriktif (imobilisasi)Tujuan : Klien dapat meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkatpaling tinggi yang mungkin dapat mempertahankan posisi fungsionalmeningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuhmenunjukkan tekhnik yang memampukan melakukan aktivitas.Rencana Tindakan1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.Rasional : Memfokuskan perhatian, meningkatakan rasa kontrol diri/harga diri,membantu menurunkan isolasi sosial.2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupunyang sehat sesuai keadaan klien.Rasional : Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan tonus

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 16 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

otot, mempertahakan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan mencegahreabsorbsi kalsium karena imobilisasi.3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.Rasional : Mempertahankan posis fungsional ekstremitas.4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.Rasional : Meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan diri sesuai kondisiketerbatasan klien.5. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.Rasional : Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernapasan (dekubitus,atelektasis, penumonia)6. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.Rasional : Mempertahankan hidrasi adekuat, men-cegah komplikasi urinariusdan konstipasi.7. Berikan diet tinggi kalori tinggi protein..Rasional : Kalori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses penyembuhandan mem-pertahankan fungsi fisiologis tubuh.8. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.Rasional : Kerjasama dengan fisioterapis perlu untuk menyusun programaktivitas fisik secara individual.9. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.Rasional : Menilai perkembangan masalah klien.

Diagnosa 5Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat,sekrup)Tujuan : Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang, menunjukkan perilakutekhnik untuk mencegah kerusakan kulit/memudahkan penyembuhan sesuaiindikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesi terjadiRencana Tindakan1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenunkencang, bantalan bawah siku, tumit).Rasional : Menurunkan risiko kerusakan/abrasi kulit yang lebih luas.2. Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang dan area distal bebat/gips.Rasional : Meningkatkan sirkulasi perifer dan meningkatkan kelemasan kulit danotot terhadap tekanan yang relatif konstan pada imobilisasi.3. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal.Rasional : Mencegah gangguan integritas kulit dan jaringan akibat kontaminasifekal.4. Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersipen/traksi.Rasional : Menilai perkembangan masalah klien.

Diagnosa 6Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, tarumajaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulangTujuan : Klien mencapai penyembuhan luka sesuai waktu, bebas drainasepurulen atau eritema dan demam.Rencana Tindakan1. Lakukan perawatan pen steril dan perawatan luka sesuai protocol.Rasional : Mencegah infeksi sekunderdan mempercepat penyembuhan luka.2. Kolaborasi pemberian antibiotika dan toksoid tetanus sesuai indikasi.Rasional : Antibiotika spektrum luas atau spesifik dapat digunakan secaraprofilaksis, mencegah atau mengatasi infeksi. Toksoid tetanus untuk mencegahinfeksi tetanus.3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kultur

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 17 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

dan sensitivitas luka/serum/tulang)Rasional : Leukositosis biasanya terjadi pada proses infeksi, anemia danpeningkatan LED dapat terjadi pada osteomielitis. Kultur untuk mengidentifikasiorganisme penyebab infeksi.4. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.Rasional : Mengevaluasi perkembangan masalah klien.

Diagnosa 7Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/dkurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasankognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada.Tujuan : klien akan menunjukkan pengetahuan meningkat dengan kriteria klienmengerti dan memahami tentang penyakitnya.Rencana Tindakan1. Kaji kesiapan klien mengikuti program pembelajaran.Rasional : Efektivitas proses pemeblajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik danmental klien untuk mengikuti program pembelajaran.2. Diskusikan metode mobilitas dan ambulasi sesuai program terapi fisik.Rasional : Meningkatkan partisipasi dan kemandirian klien dalam perencanaandan pelaksanaan program terapi fisik.3. Ajarkan tanda/gejala klinis yang memerlukan evaluasi medik (nyeri berat,demam, perubahan sensasi kulit distal cedera)Rasional : Meningkatkan kewaspadaan klien untuk mengenali tanda/gejala diniyang memerulukan intervensi lebih lanjut.4. Persiapkan klien untuk mengikuti terapi pembedahan bila diperlukan.Rasional : Upaya pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalahsesuai kondisi klien.

J. Pelaksanaan Keperawatan Pelaksanaan keperawatan merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan,dimana rencana perawatan dilaksanakan pada tahap ini perawat siap untukmenjelaskan dan melaksanakan intervensi dan aktifitas yang telah dicatatdalam rencana keperawatan klien, agar implementasi perencanaan ini tepatwaktu dan efektif terhadap biaya, perlu mengidentifikasi prioritas perawatanklien. Kemudian bila telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respon pasienterhadap setiap intervensi dan mendokumentasikannya informasi ini kepadapenyediaan perawatan kesehatan keluarga. ( Doengoes, 2002; hal. 105 )

Pelaksanaan keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilaksanakanuntuk mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun.Prinsip dalam memberikan tindakan kepeerawatan menggunakan komunikasiterapeutik serta penjelasan setiap tindakan yang diberikan pada pasien.Pendekatan yang digunakan adalah independent, dependen dan interdependen.1. Secara mandiri (independen)Adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu pasiendalam mengatasi masalahnya atau menanggapi rekasi karena adanya stressor(penyakit), misalnya :a. Membantu klien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.b. Melakukan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus.c. Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secarawajar.d. Menciptakan lingkungan terapeutik.2. Saling ketergantungan /kolaborasi (interdependen)Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan ataukesehatan lainnya seperti dokter, fisioterapi, analisis kesehatan, dll.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 18 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

3. Rujukan / ketergantunganAdalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain diantaranyadokter, psikologis, psikiater, ahli gizi, fisioterapi, dsb. Pada penatalaksanaannyatindakan keperawatan dilakukan secara :a. Langsung : ditangani sendiri oleh perawatb. Delegasi : diserahkan kepada orang lain/perawat lain yang dapat dipercaya.Apabila tujuan, hasil dan intervensi telah diidentifikasi, perawat siap untukmelakukan aktivitas pencatatan pada rencana perawatan klien. Dalammengaplikasikan rencana kedalam tindakan dan penggunaan biaya secaraefektif serta pemberian perawatan tersebut. Dalam menentukan prioritas saatini, perawat meninjau ulang sumber – sumber sambil berkonsultasi danmempertimbangkan keinginan klien. ( Doengoes E. Marillyn, “Rencana Askep”,hal. 21 )K. Evaluasi KeperawatanMeskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun evaluasiberlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses keperawatan. Tahapevaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentangkesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukanberkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakankeperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhanklien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Langkah dari evaluasiproses keperawatan adalah mengukur respon klien terhadap tindakankeperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Perawatmengevaluasi apakah perilaku atau respon klien mencerminkan suatukemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan atau pemeliharaanstatus yang sehat. Selama evaluasi, perawat memutuskan apakah langkah proseskeperawatan sebelumnya telah efektif dengan menelaah respon klien danmembandingkannya dengan perilaku yang disebutkan dalam hasil yangdiharapkan.

Perawat menggunakan berbagai kemampuan dalam memutuskan efektif atautidaknya pelayanan keperawatan yang diberikan. Untuk memutuskan haltersebut dalam melakukan evaluasi seorang perawat harus mempunyaipengetahuan tentang standar pelayanan, respon klien yang normal, dan konsepmodel teori keperawatan.Dalam melakukan proses evaluasi, ada beberapa kegiatan yang harus diikutioleh perawat, antara lain: mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yangtelah ditetapkan, mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yangdiharapkan, mengukur pencapaian tujuan, mencatat keputusan atau hasilpengukuran pencapaian tujuan, dan melakukan revisi atau modifikasi terhadaprencana keperawatan bila perlu. Evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:1. Evaluasi proses. Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat danapakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok,tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian padaevaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancaradan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dankemampuan tehnikal perawat.2. Evaluasi hasil. Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Responsprilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihatpada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasiadalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 19 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

hasil yang telah ditetapkan. Subjective adalah informasi berupa ungkapan yangdidapat dari klien setelah tindakan diberikan. Objective adalah informasi yangdidapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan olehperawat setelah tindakan dilakukan. Analisis adalah membandingkan antarainformasi subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudiandiambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidakteratasi. Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukanberdasarkan hasil analisa.Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilandalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untukmemodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah :1. Nyeri dapat berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan.2. Fungsi neurovaskuler baik3. Kebutuhan oksigenasi terpenuhi.4. Klien dapat meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat palingtinggi.5. Kerusakan kulit tidak terjadi dan ketidaknyamanan menghilang6. Penyembuhan luka sesuai waktu7. Klien menunjukkan pengetahuan bertambah.

BAB IIITINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan padaklien Tn. S dengan diagnosa Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate diRuang Mahoni II Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said Sukanto. Study kasusini diambil 3 hari mulai dari tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 16 Juli2010.

Berikut adalah Asuhan Keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosakeperawatan, perencaaan keperawatan, implementasi, dan evaluasikeperawatan.

A. Pengkajian KeperawatanPengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang bertujuanuntuk mengumpulkan data klien. Dalam pengkajian penulis mendapatkan datadari klien, perawat ruangan, catatan medis, dan tim medis lainnya denganmelakukan wawancara dan observasi kesehatan. Adapun hal dari pengkajianadalah sebagai berikut :1. Identitas KlienKlien adalah seorang laki-laki berinisial Tn. S berusia 42 tahun, statusperkawinan adalah menikah, berasal dari suku Jawa dengan alamat JalanHanapi 18 Rt 01 Rw 03 Cipinang Jakarta Timur. Klien beragama islam. Klienbekerja sebagai seorang wiraswasta. Klien di rawat di Rumah Sakit PusatKepolisian Raden Said Sukanto Jakarta di Ruang Mahoni II pada tanggal 01 Juli2010 dengan nomor register 52 95 63 dan diagnose medis Fraktur FemurSinistra.

2. Resume

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 20 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Klien tiba di ruang Mahoni II Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said SukantoJakarta pada tanggal 01 Juli 2010 pukul 10.00 WIB. Klien merupakan seorangpria berinisial Tn. S berusia 42 tahun dengan diagnose medis fraktur femursinistra.Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis. Observasi tanda-tandavital tekanan darah 120/90 mmHg nadi 84 x/menit pernafasan 20 x/menit suhu

36⁰C.

2. ResumeKlien tiba di ruang Mahoni II Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said SukantoJakarta pada tanggal 01 Juli 2010 pukul 10.00 WIB. Klien merupakan seorangpria berinisial Tn. S berusia 42 tahun dengan diagnose medis fraktur femursinistra yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis. Observasi tanda-tandavital tekanan darah 120/90 mmHg nadi 84 x/menit pernafasan 20 x/menit suhu

36⁰C.

Pada tanggal 06 Juli 2010 pasien dilakukan operasi pukul 09.00 WIB pemasanganplate pada fraktur femur sinistra, jenis anestesi spinal. Nama operasi reposisidan pemasangan plate dan srew. Persiapan operasi puasa mulai pukul 00.00WIB, mengisi inform concent, cukur bulu pubis, observasi keadaan umum, danobservasi tanda-tanda vital. Td : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, pernapasan :

20 x/menit, suhu : 36⁰C. klien diberikan penjelasan oleh dokter dan perawatmengenai penyakit dan operasi klien.

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 07 juli 2010 Hemoglobin : 13,4 g/dl,Hematokrit 41%, leukosit 6.100/ul, dan Trombosit 300.000/ul. Klienmendapatkan therapy injeksi Ketorolac 3 x 1amp/IV, Cefadroxil 3 x 500mg, diit :makan biasa.

Masalah keperawatan yang timbul adalah gangguan rasa nyeri, intoleransiaktivitas, dan resiko infeksi. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan secaramandiri yaitu melakukan observasi tanda-tanda vital, membantu klien dalamberaktivitas, mengkaji tanda-tanda infeksi. Tindakan keperawatan kolaboratifyaitu memberikan terapi analgetik dan antibiotic.

Evaluasi keperawatan untuk gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi. Untukresiko infeksi, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, dan intoleransi aktivitasbelum teratasi.

3. Riwayat Keperawatana. Riwayat kesehatan sekarangKeluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada luka post op, kualitas nyeri sepertiberdenyut, intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri timbulpada saat klien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akanberkurang jika klien beristirahat. b. Riwayat kesehatan masa laluKlien mengatakan sebelumnya tidak pernah di rawat di rumah sakit, klienmengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan, binatang,maupunlingkungan. Klien juga tidak mengkonsumsi obat-obatan.c. Riwayat kesehatan keluarga

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 21 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Keterangan := meninggal= perempuan= laki-laki----------- = tinggal dalam satu rumah= klien= hubungan pernikahan= hubungan persaudaraanDari genogram dan riwayat kesehatan keluarga dapat disimpulkan bahwa klientidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat menjadi factor resiko terjadinyafraktur femur sinistra.d. Riwayat psikososial dan spiritualKlien mengatakan orang paling dekat dengan dirinya selama di rumah sakitadalah anak-anaknya, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi kliendalam keluarga baik, pembuat keputusan adalah dirinya sendiri, kegiatankemasyarakatan yang diikuti adalah mengaji.

Dampak penyakit klien terhadap keluarga adalah keluarga menjadi khawatirterhadap kondisi klien, masalah yang mempengaruhi klien saat ini adalahaktivitas klien terbatas. Hal yang sangat dipikirkan saat ini adalah klien ingincepat sembuh dari sakitnya. Harapan setelah menjalani perawatan adalah kliendapat melakukan aktivitas seperti semula. Perubahan yang dirasakan setelahjatuh sakit adalah klien mengalami keterbatasan dalam beraktivitas. Klien tidakmempunyai nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan, saat ini aktivitaskeagamaan yang dilakukan adalah berdoa. Kondisi lingkungan rumah baik dantidak mempengaruhi kesehatan saat ini.

e. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit1) Pola nutrisiKlien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekuensi makan 3x/hari, nafsumakan baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yangmembuat alergi atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makananpantangan, diit makan di rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan tidak ada penggunaan alat bantu NGT.2) Pola eliminasiKlien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak adakeluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang airbesar (BAB) 1 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuningkecokelatan, bau khas feces, konsistensi padat, dan klien tidak pernahmenggunaan obat-obatan laksatif.3) Pola personal hygieneKlien mandi 2 x/hari dengan menggunakan sabun mandi pada waktu pagi dansore hari, oral hygiene (sikat gigi) 2x/hari dengan menggunakan pasta gigi padawaktu pagi dan sore hari, mencuci rambut 3x/minggu dengan menggunakanshampoo.4) Pola istirahat dan tidurKlien tidur siang + 2 jam / hari, tidur malam + 7 jam / hari, klien biasa berdoasebelum tidur.5) Pola aktivitas dan latihanKlien bekerja dari pagi sampai sore, klien tidak pernah berolahraga dan tidak

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 22 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

ada keluhan dalam beraktivitas.6) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatanKlien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum - minumankeras / NAPZA.

f. Pola kebiasaan di rumah sakit1) Pola nutrisiKlien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekunsi makan 3x/hari, nafsumakan baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yangmembuat alergi atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makananpantangan, diit makan di rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan tidak ada penggunaan alat bantu NGT.2) Pola eliminasiKlien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak adakeluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang airbesar (BAB) 1 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuningkecokelatan, bau khas feces, konsistensi padat, klien tidak pernah menggunaanobat-obatan laksatif.3) Pola personal hygieneKlien mandi 1x/hari pada pagi hari, oral hygine dilakukan pada pagi hari.4) Pola istirahat dan tidurKlien tidur + 10 jam /hari, tidur siang 3 jam /hari, tidur malam 7 jam /hari,klien mempunyai kebiasaan berdoa sebelum tidur.5) Pola aktivitas dan latihanKlien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, aktivitas klien di bantu olehperawat. Klien mengatakan nyeri pada luka post op jika melakukan pergerakan.

4. Pengkajian Fisika. Pemeriksaan fisik umumBerat badan sebelum sakit 54 kg, berat badan setelah sakit 54 kg, tinggi badan165 cm, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x /menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 360Cb. Sistem penglihatanSisi mata tampak simetris baik kiri maupun kanan, kelopak mata normal,pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal tidakkeruh/berkabut dan tidak terdapat perdarahan, sklera anikterik, pupil isokor,otot-otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak terdapattanda-tanda radang, klien menggunakan kacamata, tidak memakai lensakontak, reaksi terhadap cahaya baik.c. Sistem pendengaranDaun telinga normal, kondisi telinga tengah normal, tidak terlihat adanya cairanyang keluar dari telinga dan tidak ada perasaan penuh pada telinga, klien tidakmengalami tinnitus, fungsi pendengaran baik, klien tidak menggunakan alatbantu pendengaran.d. Sistem WicaraKlien tidak mengalami gangguan wicara, klien dapat mengucapkan kata-katadengan jelas.e. Sistem PernapasanPada jalan napas bersih, tidak ada sesak dan klien tidak menggunakan alatbantu pernapasan, frekuensi nafas 20x /menit, irama nafas teratur, jenispernafasan spontan, klien tidak batuk dan tidak terdapat sputum, suara nafasnormal/vesikuler, dan tidak ada nyeri saat bernafas.

f. Sistem KardiovaskulerNadi 80x /menit, irama teratur dengan denyut kuat, tekanan darah 130/90

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 23 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

mmHg, tidak terjadi distensi vena jugularis baik kanan maupun kiri, temperaturkulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler 2 detik, tidak terdapatedema, kecepatan denyut apical 84 x/menit, irama teratur, tidak terdengaradanya kelainan pada bunyi jantung dan tidak sakit dada.g. Sistem HematologiKlien tidak terlihat pucat dan tidak ada perdarahan.h. Sistem Saraf PusatKlien mengatakan tidak pusing, tingkat kesadaran composmentis, GCS E4 M6 V5,tidak terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (seperti muntahproyektil, nyeri kepala hebat, papil edema), klien tidak mengalami gangguansistem persarafan.i. Sistem PencernaanKlien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampakstomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, klien mengatakan tidak nyeri perut,bising usus belum ada karena masih dalam pengaruh anastesi, klien tidakmegalami diare dan konstipasi, tidak teraba pembesaran hepar, dan abdomentidak kembung.j. Sistem EndokrinTidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidakterdapat luka ganggren.k. Sistem UrogenitalIntake 2600 cc/24 jam, output 2400 cc/24 jam dan balance cairan 200 cc, tidakada perubahan pola kemih, BAK warna kuning jernih, tidak terdapat distensikandung kemih, dan tidak ada keluhan sakit pinggang.l. Sistem IntegumentTurgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, keadaankulit baik, terdapat insisi operasi lokasi di paha sebelah kiri,dengan panjangluka ±15cm, kondisi luka tertutup elastic verband. Tidak ada perdarahan padaluka dan tidak ada pembengkakan. Tidak ada kelainan kulit, keadaan rambut :tekstur rambut baik dan bersih.

m. Sistem MusculoskeletalKlien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena jika melakukan pergerakanakan terasa nyeri pada luka post op pemasangan plate, terdapat fraktur denganlokasi femur.5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 4 4 4 4

5. Data tambahan (pemahaman tentang penyakit)Klien mengerti tentang penyakitnya yaitu klien dapat menyebutkan penyebab,tanda dan gejala yang timbul, persiapan yang harus dilakukan sebelum operasi,dan alasan mengapa harus dilakukan tindakan pembedahan.

6. Data penunjangData penunjang yang terdapat pada klien yaitu hasil pemeriksaan rontgen padatanggal 01 Juli 2010 :Hasil : tampak fraktur femur sebelah kiriHasil rontgen tanggal 06 Juli 2010 yaitu tampak terpasang plate dan srew difemur sinistra.

7. PenatalaksanaanPenatalaksanaan medis yang terdapat pada klien yaitu : Cefadroxil 3 x500mg/oral, Ketorolac 3 x 10mg/oral, dan diit makan biasa.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 24 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

8. Data FokusData fokus terdiri dari data subyektif dan data obyektif. Data fokus yangterdapat pada klien adalah sebagai berikut :a. Data SubyektifKlien mengeluh nyeri pada luka post op, kualitas nyeri seperti berdenyut,intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri timbul pada saatklien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akan berkurang jikaklien beristirahat. Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas.

b. Data ObyektifKeadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis, hasil observasi tanda-tanda vital Td : 120/80 mmHg, Nd : 80 x/menit, Rr : 20 x/menit, Sh : 360C.Terlihat luka post op dengan panjang + 15 cm di paha sebelah kiri, luka bersihtertutup elastic verband, tidak ada perdarahan, tidak ada pembengkakan. Skalanyeri 4. Tampak aktivitas klien dibantu oleh perawat, mobilisasi bertahap,tampak terdapat luka pada jari-jari kaki sebelah kiri. Hasil rontgent tanggal 06Juli 2010, tampak terpasang plate dan screw, therapy Cefadroxil 3 x500mg/oral, ketorolac 3 x 10mg/oral.

9. Analisa DataBerdasarkan data yang terkumpul pada tanggal 14 Juli 2010 maka penulismengelompokkan analisa data sebagai berikut :No Data Masalah Etiologi1. Data Subyektifa. Klien mengeluh nyeri pada luka daerah pemasangan plate dan screw, kualitasnyeri seperti berdenyut, intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat,skala nyeri 4, nyeri timbul pada saat klien melakukan pergerakan atauperubahan posisi dan akan berkurang jika klien beristirahat.Data Obyektifa. Observasi tanda-tanda vital Td : 120/80 mmHg, Nd : 80 x/menit, Rr : 20x/menit, Sh : 360C.b. Tampak klien menahan rasa sakit saat beraktivitas.c. Tampak luka insisi bedah pada femur sinistra, dengan kondisi tertutup elasticverband.d. Tampak luka pada batang femur sinistra dengan kondisi luka basah dan masihmengeluarkan darah.e. Tampak terdapat luka pada jari-jari kaki kiri, dengan kondisi luka tertutupkassa steril. Gangguan rasa nyaman nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan2. Data Subyektif a. Klien mengatakan sulit untuk beraktivitasData Obyektif a. Tampak aktivitas klien dibantu oleh perawat.b. Hasil rontgen tanggal 06 Juli 2010, tampak terpasang plate pada femursinistra Gangguan mobilitas fisik Kerusakan rangka neuromuskuler3. Data Subyektif : -----Data Obyektif a. Tampak luka pada batang femur sinistra kondisi luka basah dan masihberdarah saat dilakukan perawatan luka Gangguan integritas kulit Insisi bedah4. Data Subyektif : -------Data Obyektifa. Tampak luka post op sepanjang ±15cm, kondisi luka tertutup elastic verbandResiko terjadinya infeksi Masuknya mikroorganisme pathogen akibat tindakaninvasive (pemasangan plate)

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 25 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

B. Diagnosa KeperawatanSetelah data terkumpul dan di analisa, maka dapat dirumuskan beberapadiagnose keperawatan, adapun diagnosa keperawatan tersebut disusunberdasarkan hirarki maslows adalah sebagai berikut :1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitasjaringan.2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangkaneuromuskuler.3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah.4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masunya mikroorganismepathogen akibat tindakan invasive ( pemasangan plate ).

C. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi KeperawatanDiagnosa 1Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitasjaringan ditandai denganData Subyektif : Klien mengeluh nyeri pada luka terpasangnya plate dan screw,kualitas nyeri seperti berdenyut, intensitas terus menerus, karakteristik nyerisetempat, skala nyeri 4, nyeri timbul pada saat klien melakukan pergerakanatau perubahan posisi dan akan berkurang jika klien beristirahat.Data Obyektif : Tampak klien menahan rasa sakit saat beraktivitas, observasitanda-tanda vital Td : 130/90 mmHg, Nd : 80 x/menit, Rr : 20 x/menit, Sh :360C. Tampak luka insisi bedah pada femur sinistra, dengan kondisi tertutupelastic verband, Tampak luka pada batang femur sinistra dengan kondisi lukabasah dan berdarah. Tampak terdapat luka pada jari-jari kaki kiri, dengankondisi luka tertutup kassa steril.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkangangguan rasa nyaman nyeri teratasi/berkurang Kriteria hasil : Klien melaporkan rasa nyeri yang berkurang, tanda-tanda vitaldalam batas normal (Td : 120/80 mmHg, Nd : 80-100 x/menit, Rr : 18-24x/menit, Sh : 36-370C), tampak ekspresi wajah rileks, skala nyeri 0-1.

Rencana tindakan1. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.2. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.3. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasivisual, aktivitas dipersional)4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.5. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verbal, perubahantanda-tanda vital)

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 14 Juli 2010Pukul 07.30 WIB melakukan observasi tanda-tanda vital Td : 130/90 mmHg, Nd :80 x/menit, Rr : 20 x/menit, Sh : 360C. Pukul 08.20 WIB mengkaji keluhannyeri, hasil : klien mengeluh nyeri pada luka post op, kualitas nyeri sepertiberdenyut, intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri timbulpada saat klien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akanberkurang jika klien beristirahat. Pukul 10.00 WIB melakukan kolaborasi denganfisioterapi. Hasil : klien melakukan latihan gerak pasif. Pukul 11.30 WIBmenganjurkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri, hasil : klien mengertidan akan melakukannya. Pukul 12.00 WIB memberikan terapi oral ketorolac10mg, hasil : obat masuk sesuai program melalui oral. Pukul 13.00 WIBmeninggikan posisi ekstremitas yang terkena. Hasil : posisi ekstremitas yangterkena lebih tinggi. Pukul 20.00 WIB memberikan terapi oral ketorolac 10mg,

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 26 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

hasil : obat masuk sesuai program melalui oral.

Evaluasi KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Subyektif : Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi, intensitas nyerihilang timbul, kualitas nyeri sedang, karakteristik nyeri berdenyut, skala nyeri4, klien mengatakan nyeri baru hilang jika klien beristirahat.Obyektif : Observasi tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C, tampak klien menahan sakit saatberaktivitas. Tampak luka insisi bedah pada femur sinistra, dengan kondisitertutup elastic verband, Tampak luka pada batang femur sinistra dengankondisi luka basah dan berdarah. Tampak terdapat luka pada jari-jari kaki kiri,dengan kondisi luka tertutup kassa steril.Analisa : Masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi, tujuankeperawatan belum tercapai.Planning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana Tindakan1. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.2. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.3. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasivisual, aktivitas dipersional)4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.5. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verval, perubahantanda-tanda vital)

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Pukul 04.00 WIB memberikan terapi Ketorolac 10mg/oral, hasil : obat masuksesuai program melalui oral. Pukul 07.00 WIB melakukan observasi tanda-tandavital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,

suhu 36⁰C. Pukul 08.00 WIB mengkaji keluhan nyeri, hasil : klien mengeluh nyeripada luka post op, kualitas nyeri seperti berdenyut, intensitas hilang timbul,karakteristik nyeri setempat, nyeri timbul pada saat klien melakukanpergerakan atau perubahan posisi dan akan berkurang jika klien beristirahat.Pukul 10.00 WIB melakukan kolaborasi dengan fisioterapi. Hasil : klienmelakukan latihan gerak pasif.Pukul 12.00 WIB memberikan terapi Ketorolac10mg/oral, hasil : obat masuk sesuai program melalui oral. Pukul 20.00 WIBmemberikan terapi Ketorolac 10mg/oral, hasil : obat masuk sesuai programmelalui oral.

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010Subyektif : Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi, intensitas nyerihilang timbul, kualitas nyeri sedang, karakteristik nyeri berdenyut, klienmengatakan nyeri baru hilang jika klien beristirahat dan jika diberi obatanalgetik.Obyektif : Observasi tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C. Tampak luka insisi bedah padafemur sinistra, dengan kondisi tertutup elastic verband, Tampak luka padabatang femur sinistra dengan kondisi luka basah dan berdarah. Tampak terdapatluka pada jari-jari kaki kiri, dengan kondisi luka tertutup kassa steril.Analisa : Masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi, tujuankeperawatan belum tercapai.Planning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana Tindakan

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 27 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

1. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.2. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.3. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasivisual, aktivitas dipersional)4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.5. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verval, perubahantanda-tanda vital)

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 16 Juni 2010Pukul 04.00 WIB memberikan terapi Ketorolac 10mg/oral, hasil : obat masuksesuai program melalui oral. Pukul 07.00 melakukan observasi tanda-tandavital, hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 74 x/menit, pernafasan 20

x/menit, suhu 36⁰C. Pukul 10.00 WIB melakukan kolaborasi dengan fisioterapi.Hasil : klien melakukan latihan gerak pasif.Pukul 12.00 WIB memberikan terapiKetorolac 10mg/oral, hasil : obat masuk sesuai program melalui oral. Pukul13.00 WIB mengkaji keluhan nyeri, hasil : klien mengatakan nyeri pada luka postop sudah berkurang, skala nyeri 4. Pukul 20.00 WIB memberikan terapiKetorolac 10mg/oral, hasil : obat masuk sesuai program melalui oral.

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010 Pukul 20.15 WIBSubyektif : Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi, intensitas nyerihilang timbul, kualitas nyeri sedang, karakteristik nyeri berdenyut, skala nyeri4, klien mengatakan nyeri baru hilang jika klien beristirahat.Obyektif : Observasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

74 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C. Tampak luka insisi bedah padafemur sinistra, dengan kondisi tertutup elastic verband, Tampak luka padabatang femur sinistra dengan kondisi luka basah dan berdarah. Tampak terdapatluka pada jari-jari kaki kiri, dengan kondisi luka tertutup kassa steril.Analisa : Masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi, tujuan belumtercapai.Planning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana Tindakan1. Tinggikan posisi ekstremitas yang terkena.2. Lakukan dan awasi latihan gerak pasif/aktif.3. Ajarkan penggunaan teknik manajemen nyeri (latihan napas dalam, imajinasivisual, aktivitas dipersional)4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.5. Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verval, perubahantanda-tanda vital)

Diagnosa 2Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler ditandai denganData Subyektif : Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas.Data Obyektif : Tampak aktivitas dibantu oleh perawat, hasil rontgen tanggal 06Juli 2010, tampak terpasang plate pada femur sinistra.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkangangguan mobilitas fisik teratasi.Kriteria hasil : Klien dapat beraktivitas dengan bantuan minimal/mandiri,mobilisasi pasca operasi baik.Rencana tindakan1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupun

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 28 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

yang sehat sesuai keadaan klien.3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.5. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.6. Berikan diit tinggi kalori tinggi protein.7. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.8. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 14 Juli 2010Pukul 07.00 WIB memberikan papan penyangga kaki. Hasil : Pukul 09.00 WIBmembantu klien BAK. Hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi urinedengan bantuan. Pukul 10.00 WIB melakukan kolaborasi dengan fisioterapi. Hasil: klien melakukan latihan gerak pasif.Pukul 11.00 WIB menganjurkan klien untuktetap mempertahankan asupan cairan ± 1000ml. Hasil : klien mengerti dan maumelakukannya. Pukul 11.30 WIB mempertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasiterapeutik. Hasil : klien dikunjungi teman dan keluarganya.Pukul 12.00 WIBmenyajikan diit siang. Hasil : klien makan habis 1 porsi. Pukul 14.00 WIBmelakukan evaluasi kemampuan mobilisasi klien. Hasil : klien mampumelakukan mobilisasi dini. Pukul 15.00 WIB menganjurkan klien untuk tetapmempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil : klien mengerti dan maumelakukannya. Pukul 19.00 WIB menganjurkan klien untuk tetapmempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil : klien mengerti dan maumelakukannya

Evaluasi KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Subyektif : Klien mengatakan sulit beraktivitas.Obyektif : Tampak klien beraktivitas dengan bantuan perawat.Analisa : Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.Rencana tindakan1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupunyang sehat sesuai keadaan klien.3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.5. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.6. Berikan diit tinggi kalori tinggi protein.7. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.8. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Pukul 05.10 WIB menyajikan diit pagi. Hasil : klien makan habis 1 porsi. Pukul07.00 WIB membantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Hasil: klien dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi). Pukul 10.00 WIBmelakukan kolaborasi dengan fisioterapi. Hasil : klien melakukan latihan gerakpasif.Pukul 11.00 WIB membantu klien BAK. Hasil : klien dapat memenuhikebutuhan eliminasi urine dengan bantuan. Pukul 12.00 WIB menganjurkan klienuntuk tetap mempertahankan asupan cairan ± 1000ml/hari. Hasil : klienmengerti dan mau melakukannya. Pukul 12.10 WIB menyajikan diit siang. Hasil :klien makan habis 1 porsi. Pukul 14.00 WIB melakukan evaluasi kemampuan

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 29 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

mobilisasi klien. Hasil : klien mampu melakukan mobilisasi dini. Pukul 17.10 WIBmenyajikan diit sore. Hasil : klien makan habis 1 porsi. Pukul 15.00 WIBmenganjurkan klien untuk tetap mempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil: klien mengerti dan mau melakukannya. Pukul 19.00 WIB menganjurkan klienuntuk tetap mempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil : klien mengerti danmau melakukannya

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010Subyektif : Klien mengatakan sulit beraktivitas.Obyektif : Tampak klien beraktivitas dengan bantuan perawat.Analisa : Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.Rencana tindakan1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupunyang sehat sesuai keadaan klien.3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.5. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.6. Berikan diit tinggi kalori tinggi protein.7. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.8. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 16 Juli 2010Pukul 05.10 WIB menyajikan diit pagi. Hasil : klien makan habis 1 porsi. Pukul07.00 WIB membantu klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Hasil: klien dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi). Pukul 08.00 WIBmembantu klien BAK. Hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi urinedengan bantuan. Pukul 09.00 WIB menganjurkan klien untuk tetapmempertahankan asupan cairan ± 1000ml/hari. Hasil : klien mengerti dan maumelakukannya. Pukul 10.00 WIB melakukan kolaborasi dengan fisioterapi. Hasil :klien melakukan latihan gerak pasif Pukul 12.10 WIB menyajikan diit siang. Hasil: klien makan habis 1 porsi. Pukul 14.00 WIB melakukan evaluasi kemampuanmobilisasi klien. Hasil : klien mampu melakukan mobilisasi dini. Pukul 17.10 WIBmenyajikan diit sore. Hasil : klien makan habis 1 porsi. Pukul 15.00 WIBmenganjurkan klien untuk tetap mempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil: klien mengerti dan mau melakukannya. Pukul 19.00 WIB menganjurkan klienuntuk tetap mempertahankan asupan cairan ± 500ml. Hasil : klien mengerti danmau melakukannya

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010 Pukul 20.15 WIBSubyektif : Klien mengatakan sulit beraktivitas.Obyektif : Tampak klien beraktivitas dengan bantuan perawat.Analisa : Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.Rencana tindakan1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupunyang sehat sesuai keadaan klien.3. Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 30 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

4. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.5. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.6. Berikan diit tinggi kalori tinggi protein.7. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.8. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

Diagnosa 3Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah ditandai dengan Data Subyektif : ------Data Obyektif : Tampak luka pada batang femur sinistra kondisi luka basah danberdarah.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkangangguan integritas kulit teratasi.Kriteria Hasil : Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang, menunjukkanperilaku tekhnik untuk mencegah kerusakan kulit/memudahkan penyembuhansesuai indikasi, mencapai penyembuhan luka sesuai waktu/penyembuhan lesiterjadi.Rencana Tindakan1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenunkencang, bantalan bawah siku, tumit).2. Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang dan area distal bebat/gips.3. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal.4. Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersipen/traksi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 14 Juli 2010Pukul 07.00 WIB mengganti alat tenun yang kotor. Hasil : tempat tidur tampakbersih dan kering. Pukul 09.00 WIB melakukan observasi keadaan kulit daerahinsisi pembedahan. Hasil : kondisi luka di batang femur tampak basah danberdarah.

Evaluasi KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Subyektif : -------Obyektif : Tampak luka pada batang femur sinistra kondisi luka basah danberdarah, tempat tidur klien tampak bersih dan kering.Analisa : Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.

Rencana tindakan1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenunkencang, bantalan bawah siku, tumit).2. Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang dan area distal bebat/gips.3. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal.4. Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersipen/traksi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Pukul 07.00 WIB merapihkan tempat tidur. Hasil : tempat tidur tampak bersihdan kering. Pukul 10.00 WIB melakukan observasi keadaan kulit daerah insisipembedahan. Hasil : kondisi luka di batang femur tampak basah dan berdarah.

Evaluasi Keperawatan

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 31 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Tanggal 16 Juli 2010Subyektif : Klien mengatakan sulit beraktivitas.Obyektif : Tampak luka pada batang femur sinistra kondisi luka basah danberdarah, tempat tidur klien tampak bersih dan kering.Analisa : Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.Rencana tindakan1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenunkencang, bantalan bawah siku, tumit).2. Masase kulit terutama daerah penonjolan tulang dan area distal bebat/gips.3. Lindungi kulit dan gips pada daerah perianal.4. Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersipen/traksi.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 16 Juli 2010Pukul 07.00 WIB mengganti alat tenun yang kotor. Hasil : tempat tidur tampakbersih dan kering. Pukul 09.00 WIB melakukan observasi keadaan kulit daerahinsisi pembedahan. Hasil : kondisi luka di batang femur tampak basah danberdarah.

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010 Pukul 20.15 WIBSubyektif : Klien mengatakan sulit beraktivitas.Obyektif : Tampak luka pada batang femur sinistra kondisi luka basah danberdarah, tempat tidur klien tampak bersih dan kering.Analisa : Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi.Planning : Tindakan keperawatan lanjutkan.Rencana tindakan1. Pertahankan tempat tidur yang nyaman dan aman (kering, bersih, alat tenunkencang, bantalan bawah siku, tumit).2. Observasi keadaan kulit, penekanan gips/bebat terhadap kulit, insersipen/traksi.

Diagnosa 4Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganismepathogen akibat tindakan invasive ditandai denganData Subyektif : ---Data Obyektif : Tampak luka post op ±15 m, kondisi luka tertutup elasticverband.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam diharapkanresiko terjadinya infeksi teratasi.Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, danfungsiolesa), tanda-tanda vital dalam batas normal (Td : 120/80 mmHg, Nd : 80-100 x/menit, Rr : 18-24 x/menit, Sh : 36-370C), hasil pemeriksaan laboratoriumleukosit dalam batas normal ( 5.000-10.000/ul).Rencana tindakan1. Lakukan perawatan luka sesuai protocol.2. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai indikasi.3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kulturdan sensitivitas luka/serum/tulang)4. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 14 Juli 2010

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 32 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Pukul 07.00 WIB melakukan observasi tanda-tanda vital, hasil tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 74 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C.Pukul 10.00WIB melakukan perawatan luka. Hasil : luka tampak bersih, tertutup elasticverband.. Pukul 12.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 3 x 500mg/oral. Hasil :obat masuk sesuai program melalui oral. Pukul 10.10 WIB melakukan perawatanluka. Hasil : kondisi luka bersih, tertutup elastic verband. Pukul 10.40 WIBmengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, dan fungsiolesa). Hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, dan fungsiolesa).Pukul 20.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 3 x 500mg/oral. Hasil : obatmasuk sesuai program melalui oral.

Evaluasi KeperawatanTangal 15 Juli 2010Subyektif : -----Obyektif : Luka tampak bersih, tertutup elastic verband, tidak ada tanda-tandainfeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, dan fungsiolesa). Observasi tanda-tanda vital,hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,

suhu 36⁰C.Analisa : Masalah resiko terjadinya infeksi belum teratasi, tujuan belumtercapai.Plannning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana tindakan1. Lakukan perawatan luka sesuai protocol.2. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai indikasi.3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kulturdan sensitivitas luka/serum/tulang)4. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 15 Juli 2010Pukul 04.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 500mg/oral. Hasil : obat masuksesuai dengan program melalui oral. Pukul 07.00 WIB melakukan observasitanda-tanda vital, hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C.Pukul 12.00 WIB memberikan terapiCefadroxil 500mg/oral. Hasil : obat masuk sesuai dengan program melalui oral.Pukul 10.00 WIB melakukan perawatan luka mengevaluasi tanda-tandaperadangan.. Hasil : kondisi luka tertutup elastic verband dan tidak ada tanda-tanda radang. Pukul 20.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 500mg/oral. Hasil: obat masuk sesuai dengan program melalui oralEvaluasi KeperawatanTangal 16 Juli 2010Subyektif : -----Obyektif : Kondisi luka bersih, tertutup elastic verband. Tidak ada tanda-tandainfeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, dan fungsiolesa). observasi tanda-tanda vital,hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,

suhu 36⁰CAnalisa : Masalah resiko terjadinya infeksi belum teratasi, tujuan belumtercapai.Plannning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana tindakan1. Lakukan perawatan luka sesuai protocol.2. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai indikasi.3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kulturdan sensitivitas luka/serum/tulang)4. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 33 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Pelaksanaan KeperawatanTanggal 16 Juli 2010Pukul 04.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 500mg/oral. Hasil : obat masuksesuai dengan program melalui oral. Pukul 07.00WIB melakukan observasitanda-tanda vital, hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, suhu 36⁰C Pukul 10.00 WIB melakukan perawatan lukadan mengevaluasi tanda-tanda peradangan. Hasil : kondisi luka tertutup elasticverband, tidak ada tanda-tanda peradangan. Pukul 12.00 WIB memberikanterapi Cefadroxil 500mg/oral. Hasil : obat masuk sesuai dengan program melaluioral. Pukul 20.00 WIB memberikan terapi Cefadroxil 500mg/oral. Hasil : obatmasuk sesuai dengan program melalui oral

Evaluasi KeperawatanTanggal 16 Juli 2010 Pukul 20.15 WIBSubyektif : -----Obyektif : Kondisi luka bersih, tertutup elastic verband. Tidak ada tanda-tandainfeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, dan fungsiolesa). Observasi tanda-tanda vital.tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu

36⁰CAnalisa : Masalah resiko terjadinya infeksi belum teratasi, tujuan belumtercapai.Plannning : Tindakan keperawatan dilanjutkan.Rencana tindakan1. Lakukan perawatan luka sesuai protocol.2. Kolaborasi pemberian antibiotika sesuai indikasi.3. Analisa hasil pemeriksaan laboratorium (Hitung darah lengkap, LED, Kulturdan sensitivitas luka/serum/tulang)4. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda peradangan lokal pada luka.

BAB IVPEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan dan menganalisa antara teori dengankasus yang telah dibahas pada bab III mengenai asuhan keperawatan pada klienTn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate dan Screw.

Adapun yang akan dibahas dalam bab ini meliputi kesamaan, kesenjanganantara teori dan kasus yang ditemukan pada klien Tn. S dengan Fraktur FemurSinistra serta factor penghambat dan pendukung dalam asuhan keperawatanpada klien Tn. S dengan diagnosa medis Fraktur Femur Sinistra Post PemasanganPlate dan Screw diruang Mahoni II Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden SaidSukanto Jakarta yang dilakukuan selama dua hari dari tanggal 14 Juli 2010sampai 16 Juli 2010.A. Pengkajian KeperawatanProses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2010. Pada tahappengkajian penulis mengumpulkan data dasar melalui wawancara, observasi,pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.

Pada tahap pengkajian di temukan perbedaan antara teori dengan kasus. Secarateori ditemukan adanya kelainan deformitas dan krepitasi, tetapi pada kasus

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 34 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

tidak ditemukan adanya deformitas dan krepitasi, karena klien sudah dilakukanpemasangan plate dan screw sejak 1 minggu yang lalu, karena prosespenyembuhan sedang berlangsung.

Untuk etiologi dan predisposisi terjadinya fraktur serta penatalaksanaan medistidak ditemukan adanya kesenjangan.

Faktor pendukung yaitu pada pengkajian keperawatan klien terlihat kooperatifsaat dilakukan pemeriksaan. Sedangkan faktor penghambat yaitu data-data yangada pada status klien tidak terdokumentasikan dengan lengkap. Pemecahanmasalahnya yaitu dengan cara bertanya kembali kepada klien ataupun keluargaklien serta pada perawat yang bertanggungjawab di ruangan tersebut.

B. Diagnosa KeperawatanPada diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur femur sinistra di dalamteori terdapat 7 diagnosa keperawatan. Sedangkan pada kasus Tn. S denganfraktur femur sinistra terdapat 4 diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa yangmuncul pada teori tetapi tidak muncul pada kasus adalah :1. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cederavaskuler, edema, pembentukan trombus). Diagnosa ini tidak muncul dikarenakanpada saat pengkajian tidak ditemukan data yang menunjang mengenai disfungsineurovaskular yaitu akral hangat, tidak pucat dan syanosis, bisa bergerak secaraaktif walaupun terbatas dengan bantuan minimal.2. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahanmembran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti), diagnosa initidak dimunculkan pada kasus karena klien menunjukkan adanya kebutuhanoksigenasi yang terpenuhi dengan baik.hal ini dibuktikan dengan tidakditemukannya keluhan berupa sesak nafas.3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatanb/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasankognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada. Diagnosa ini tidakmuncul karena pada saat pengkajian ditemukan data bahwa klien mengertitentang penyakitnya yaitu klien dapat menyebutkan penyebab, tanda dan gejalayang timbul, persiapan yang harus dilakukan sebelum operasi, dan alasanmengapa harus dilakukan tindakan pembedahan.

Pada tahap ini yang menjadi faktor pendukung yaitu berdasarkan hasil analisadata ditemukannya data-data yang mengacu pada diagnosa keperawatan yangmuncul.

Selain itu faktor penghambat yang muncul yaitu ada beberapa data atauinformasi yang kurang lengkap pada saat pengkajian sehingga penulis sedikitkesulitan dalam menegakkan diagnosa. Tetapi dengan cara mengkaji ulang danmengumpulkan informasi lebih lengkap lagi maka diagnosa pun dapatditegakkan.

C. Perencanaan KeperawatanPada tahap perencanaan keperawatan terdapat perbedaan antara teori dengankasus. Dimana pada teori tidak dicantumkan waktu karena tidak dapatdiidentifikasi, sedangkan pada kasus waktu dibutuhkan untuk programtercapainya tujuan keperawatan. Berdasarkan hirarki Maslows rumusan masalahkeperawatan disesuaikan dengan prioritas.

Pada penentuan prioritas, disesuaikan dengan yang ada pada teori. Diagnosagangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 35 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

jaringan menjadi diagnose prioritas karena apabila nyeri tidak diatasi makaakan mengganggu kenyamanan klien selain itu nyeri merupakan sensorisubyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan bagi pasienberkaitan dengan kerusakan jaringan. Sehingga nyeri dapat merupakan factorutama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih darisuatu penyakit. (Asmadi, 2008)

Diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakanrangka neuromuskuler, menjadi diagnose kedua karena jika tidak diatasi akanmengakibatkan komplikasi yaitu atrofi otot. Diagnosa ketiga yaitu gangguanintegritas kulit berhubungan dengan insisi bedah karena jika tidak diatasi akanmenyebabkan terjadinya abrasi kulit yang semakin luas yang memungkinkanbakteri berkembang biak sehingga terjadi infeksi. Diagnose keempat yaituresiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganismepathogen karena tindakan invasive (pemasangan plate), jika tidak diatasi makaakan terjadi infeksi.

Factor pendukung yang penulis dapatkan pada penyusunan perencanaan adalahadanya bantuan dari perawat senior dan kawan-kawan mahasiswa dalammembuat rencana keperawatan. Tidak ditemukan faktor penghambat dalampenyusunan perencanaan keperawatan.

D. Pelaksanaan KeperawatanDalam tahap pelaksanaan, tindakan keperawatan dilakukan sesuai denganrencana yang telah dibuat dan semua tindakan yang dilakukan pada kliendidokumentasikan ke dalam catatan keperawatan.

Ada beberapa rencana tindakan yang tidak dapat dilaksanakan. Pada diagnoseyang pertama penulis tidak mempertahankan imobilisasi bagian yang sakitdengan tirah baring, bebat/gips, traksi karena tahap penyembuhan tulang klientelah pada tahap penyembuhan ke dua yaitu tahap proliferasi seluler dan kliensudah diperbolehkan untuk melakukan mobilisasi dini. Tidak melakukan kompresdingin pada daerah yang sakit. Hal ini dikarenakan klien post op pemasanganplate hari ke – 8 dan kondisi luka masih basah, tidak melakukan perubahanposisi karena klien sudah dapat bermobilisasi dini.

Pada diagnosa kedua yaitu gangguan mobilitas fisik berhubungan dengankerusakan rangka neuromuskuler, penulis tidak melakukan perubahan posisisecara periodic dikarenakan pasien sudah dapat bermobilisasi. Pada diagnoseketiga yaitu gangguan integritas kulit berhubungan dengan, insisi bedah rencanatindakan yang tidak dapat direalisasikan adalah massase kulit di daerahpenonjolan tulang dan area distal gips karena klien pada tanggal 14 Juli 2010gips sudah tidak terpasang. Pada diagnose keempat yaitu resiko terjadinyainfeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme pathogen karenatindakan invasive (pemasangan plate), ada rencana tindakan yang tidak dapatdirealisasikan yaitu melakukan kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium(leukosit) karena tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.

Faktor pendukung yang penulis dapatkan adalah keluarga yang sangat kooperatifdan mau bekerja sama saat dilakukan tindakan keperawatan. Factorpenghambat yang penulis temukan adalah adanya keterbatasan waktu dalam

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 36 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

melaksanakan tindakan keperawatan, serta keterbatasan alat yang digunakanuntuk melakukan perawatan luka. Alternative pemecahan masalah yang penulislakukan adalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin danmeminimalkan penggunaan alat-alat sehingga kesterilan alat dapat terjagaE. Evaluasi Keperawatan Evaluasi merupakan tahap akhir dalam penulisan proses kepeawatan, padaevaluasi ini penulis menilai sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dari4 diagnosa pada kasus Tn. S. Setelah dievaluasi, semua diagnose keperawatanyang telah dibuat sebelumnya masalah belum teratasi,dan tujuan keperawatanbelum tercapai.

Pada diagnose gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnyakontinuitas jaringan, hasil evaluasi adalah masalah keperawatan belum teratasi.Hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan nyeri pada daerah pemasangan platedan screw.

Diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangkaneurovaskuler, belum teratasi karena klien masih terpasang plate.

Diagnosa gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah belumteratasi karena pada tanggal 16 Juli 2010, kondisi luka pada batang femur masihtampak basah dan mengeluarkan darah. Diagnosa resiko terjadinya infeksiberhubungan dengan masuknya mikroorganisme pathogen karena tindakaninvasive (pemasangan plate) belum teratasi karena klien masih terpasang platedan screw. Keadaan pemasangan plate dan screw ini masih beresiko terhadapterjadinya infeksi.

Faktor pendukung yang penulis temukan saat melakukan evaluasi keperawatanadalah adanya bantuan dari perawat ruangan dan rekan mahasiswa dalammemberikan askep pada klien, serta dengan adanya informasi dari tenaga medislainnya, juga adanya criteria hasil yang sudah penulis buat sebelumnya sehinggadapat di jadikan pedoman dalam menentukan apakah tujuan tercapai ataubelum.

Factor penghambat yang penulis temukan adalah adanya keterbatasan waktuyang diberikan kepada penulis untuk memberikan asuhan keperawatan pada Tn.S. Alternative pemecahan masalah yang penulis lakukan adalah denganmengkonfirmasikan/mendelegasikan perencanaan keperawatan yang belumdapat dilakukan oleh penulis kepada perawat di ruangan untuk melanjutkansehingga evaluasi dapat dilakukan secara tuntas.BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil pengkajian pada Tn. S dengan diagnosa Fraktur Femur SinistraPost Pemasangan Plate dan Screw, diperoleh data bahwa Klien mengeluh nyeripada daerah pemasangan plate dan screw, kualitas nyeri seperti berdenyut,intensitas hilang timbul, karakteristik nyeri setempat, nyeri timbul pada saatklien melakukan pergerakan atau perubahan posisi dan akan berkurang jikaklien beristirahat atau diberikan obat analgetik, klien mengeluh sulit melakukanaktivitas karena terasa nyeri jika melakukan pergerakan.

Pada diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus juga terdapat dalam teoriklien fraktur femur adalah tujuh diagnosa, tiga diagnosa keperawatan tidakterdapat dalam kasus. Hal ini dikarenakan tidak ada data yang menunjang untuk

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 37 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

menegakkan diagnosa keperawatan tersebut. Adapun diagnosa yang munculpada kasus adalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan denganterputusnya kontinuitas jaringan, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengankerusakan neuromuskuler, gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisibedah, dan resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masuknyamikroorganisme pathogen akibat tindakan invasive (pemasangan plate).

Pada tahap perencanaan, rencana keperawatan disusun sesuai dengan masalahkeperawatan. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan dilihat darikebutuhan dan kondisi klien pada saat pengkajian.

Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencanakeperawatan yang telah dibuat dan didokumentasikan pada catatankeperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan antara lain adalahmengkaji lokasi dan karakteristik nyeri, yaitu nyeri pada derah pemasanganplate dan screw dengan skala nyeri 4, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalamdan memberikan posisi nyaman sehingga klien lebih rileks dan nyaman,melakukan observasi tanda-tanda vital, melakukan perawatan luka dengantehnik septic dan aseptic agar luka bersih dan bebas dari infeksi yaitumelakukan tehnik aseptic seperti mencuci tangan sebelum melakukan tindakankeperawatan dan mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan,sedangkan perawat ruangan khususnya Mahoni II dalam melakukan tindakankeperawatan tidak melakukan komunikasi terapeutik, tidak mendokumentasikantindakan keperawatan yang telah dilakukan serta tidak memperhatikan tehnikaseptik.

nyaman sehingga klien lebih rileks dan nyaman, melakukan observasi tanda-tanda vital, melakukan perawatan luka dengan tehnik septic dan aseptic agarluka bersih dan bebas dari infeksi yaitu melakukan tehnik aseptic sepertimencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan danmendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan, sedangkan perawat ruangankhususnya Mahoni II dalam melakukan tindakan keperawatan tidak melakukankomunikasi terapeutik, tidak mendokumentasikan tindakan keperawatan yangtelah dilakukan serta tidak memperhatikan tehnik aseptik. Pada tahap evaluasi yang di lakukan pada tanggal 16 Juli 2010 dari empatdiagnosa keperawatan yang ada tujuan belum tercapai dan masalahkeperawatan belum teratasi semua. Adapun diagnosa yang belum teratasiadalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnyakontinuitas jaringan, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakanrangka neuromuskuler, gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisibedah, dan resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masuknyamikroorganisme pathogen karena tindakan invasive (pemasangan plate).B. SaranUntuk perawata. Hendaknya setiap memberikan asuhan keperawatan harus di dokumentasikandengan baik dan benar untuk mempertanggung jawabkan keadaan klien setelahdilakukan tindakan keperawatan.b. Hendaknya setiap memberikan tindakan keperawatan seperti perawatan lukadan perawatan infuse harus meperhatikan tekhnik septic dan aseptic yaitumencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan dan menjagakesterilan alat dalam melakukan tindakan keperawatan agar tidak terjadiinfeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 38 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh aLipz DisisKa di 16.47

Label: kumpulan askep

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : SalembaMedika

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Monica Ester, PenerjemahJakarta: EGC

Marilyn, E. Doenges, et-al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. MonicaEster, Penerjemah Jakarta:EGC

Muttakin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan GangguanSistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Volume 1. Edisi4. Renata Komalasari, Penerjemah. Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit.Edisi 6. Brahm U. Pendit, Penerjemah. Jakarta: EGC

Schwartz, Seymour I. 2000. Intisari prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta:EGCSmeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume II. Edisi8. Agung Waluyo, Penerjemah. Jakarta : EGC

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

PublikasikanPublikasikan

PratinjauPratinjau

Poskan Komentar

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

4/11/15, 4:34 PMSuka Duka Perjalanan Menjadi Perawat: Asuhan Keperawatan Pad…n Tn. S dengan Fraktur Femur Sinistra Post Pemasangan Plate

Page 39 of 39http://alipzdisiska.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-pada-klien-tn-s.html

Template Watermark. Gambar template oleh -ASI-. Diberdayakan oleh Blogger.