9
476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI FISIK PADA FASILITAS HIPOTETIK INSTALASI NUKLIR MENGGUNAKAN METODE EASI Dwi Cahyadi 1 , Dewi Prima Meiliasari, 2 1 P2STPIBN- BAPETEN, 2 DP2IBN-BAPETEN email: [email protected], [email protected] ABSTRAK STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI FISIK PADA FASILITAS HIPOTETIK INSTALASI NUKLIR MENGGUNAKAN METODE EASI. Kinerja dari Sistem Proteksi Fisik (SPF) harus didesain untuk melawan, membatasi kemampuan dan siasat musuh terhadap fasilitas nuklir. Sistem SPF selalu dievaluasi kefektifannya dengan menggunakan pendekatan berbasis kinerja, yang dilakukan terhadap fungsi setiap elemen PPS dan pengaruhnya pada efisiensi sistem secara keseluruhan. Perhitungan efektivitas SPF dapat dilakukan secara kuantitatif untuk menghitung nilai probabilitas keefektifan SPF (P E = P I * P N ). Penulisan makalah ini dilakukan untuk melakukan evaluasi efektivitas SPF fasilitas hipotetik terhadap kejadian sabotase instalasi nuklir dengan skenario sabotase pompa primer sebagai masukan dalam evaluasi SPF, menggunakan model EASIuntuk penentuan probabilitas interupsi (P I ) dan probabilitas netralisasi (P N ) dihitung dengan modul analisa netralisasi. Probabilitas deteksidan nilai waktu tunda untuk deteksi, penundaandantindakan pasukan perespon diukur sepanjang jalur sabotase musuh. Hasil evaluasi kinerja yang dilakukan akan dibandingkan dengan standar BATAN dan standar Hongaria sekaligus saran upgrade sistem proteksi fisik yang dapat dilakukan fasilitas. Dari perhitungan terhadap sebuah skenario sabotase pompa primer diperoleh hasil awal nilai efektivitas P E SPF senilai 0,865 dan 0,623 dan dari hasil upgrade yang dilakukan diperoleh nilai akhir efektivitas P E SPF 0,878 dan 0,863.Perhitungan menggunakan metode EASI ini merupakan penggunaan metode berbasis kinerja yang dapat melengkapi metode berbasis kepatuhan (compliance)yang dipakai di Indonesia. Kata kunci: Sistem Proteksi Fisik, Pendekatan berbasis Kinerja, EASI Model ABSTRACT STUDY OF HYPOTHETIC CALCULATIONS SABOTAGE PHYSICAL PROTECTION SYSTEM NUCLEAR FACILITIES USING EASI. The performance of the Physical Protection System (SPF) should be designed to counter, limit the ability and strategy of the enemy against nuclear facilities. The SPF system is always evaluated for its effectiveness by using a performancebased approach, which is performed on the function of each PPS element and its effect on overall system efficiency. The calculation of effectiveness of SPF can be done quantitatively to calculate the probability value of the effectiveness of SPF (P E = P I * P N ). The writing of this paper was conducted to evaluate the effectiveness of SPF hypothetical facilities on the occurrence of nuclear installation sabotage by applying a primary pump sabotage scenario used as input in SPF evaluation, using EASI model, for determination of interrupt probability (P I ) and neutralization probability (P N ) calculated with neutralization analysis module. The probability of detection and the value of time delay for detection, delay and action of the response forces are measured along the enemy's sabotage path. The results of the performance evaluation will be compared with BATAN standards and Hungarian standards as well as advice on upgrading physical protection system that can be done facility. From the calculation of a primary pump sabotage scenario obtained preliminary value of effectiveness of SPF SP value of 0.865 and 0.623 and from the upgraded results obtained the final value of the effectiveness of PE SPF 0.878 and 0.863. The calculation using EASI method is the use of performancebased method that can complement the compliancebased method used in Indonesia. Keywords Physical Protection System , Performance Based Approach, EASI Model

STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

476

PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI FISIK PADA FASILITAS

HIPOTETIK INSTALASI NUKLIR MENGGUNAKAN METODE EASI

Dwi Cahyadi1, Dewi Prima Meiliasari,2 1P2STPIBN- BAPETEN, 2 DP2IBN-BAPETEN

e­mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI FISIK PADA FASILITAS HIPOTETIK INSTALASI NUKLIR MENGGUNAKAN METODE EASI. Kinerja dari Sistem Proteksi Fisik (SPF) harus didesain untuk melawan, membatasi kemampuan dan siasat musuh terhadap fasilitas nuklir. Sistem SPF selalu dievaluasi kefektifannya dengan menggunakan pendekatan berbasis kinerja, yang dilakukan terhadap fungsi setiap elemen PPS dan pengaruhnya pada efisiensi sistem secara keseluruhan. Perhitungan efektivitas SPF dapat dilakukan secara kuantitatif untuk menghitung nilai probabilitas keefektifan SPF (PE = PI * PN). Penulisan makalah ini dilakukan untuk melakukan evaluasi efektivitas SPF fasilitas hipotetik terhadap kejadian sabotase instalasi nuklir dengan skenario sabotase pompa primer sebagai masukan dalam evaluasi SPF, menggunakan model EASIuntuk penentuan probabilitas interupsi (PI) dan probabilitas netralisasi (PN) dihitung dengan modul analisa netralisasi. Probabilitas deteksidan nilai waktu tunda untuk deteksi, penundaandantindakan pasukan perespon diukur sepanjang jalur sabotase musuh. Hasil evaluasi kinerja yang dilakukan akan dibandingkan dengan standar BATAN dan standar Hongaria sekaligus saran upgrade sistem proteksi fisik yang dapat dilakukan fasilitas. Dari perhitungan terhadap sebuah skenario sabotase pompa primer diperoleh hasil awal nilai efektivitas PE SPF senilai 0,865 dan 0,623 dan dari hasil upgrade yang dilakukan diperoleh nilai akhir efektivitas PE SPF 0,878 dan 0,863.Perhitungan menggunakan metode EASI ini merupakan penggunaan metode berbasis kinerja yang dapat melengkapi metode berbasis kepatuhan (compliance)yang dipakai di Indonesia. Kata kunci: Sistem Proteksi Fisik, Pendekatan berbasis Kinerja, EASI Model ABSTRACT STUDY OF HYPOTHETIC CALCULATIONS SABOTAGE PHYSICAL PROTECTION SYSTEM NUCLEAR FACILITIES USING EASI. The performance of the Physical Protection System (SPF) should be designed to counter, limit the ability and strategy of the enemy against nuclear facilities. The SPF system is always evaluated for its effectiveness by using a performance­based approach, which is performed on the function of each PPS element and its effect on overall system efficiency. The calculation of effectiveness of SPF can be done quantitatively to calculate the probability value of the effectiveness of SPF (PE = PI * PN). The writing of this paper was conducted to evaluate the effectiveness of SPF hypothetical facilities on the occurrence of nuclear installation sabotage by applying a primary pump sabotage scenario used as input in SPF evaluation, using EASI model, for determination of interrupt probability (PI) and neutralization probability (PN) calculated with neutralization analysis module. The probability of detection and the value of time delay for detection, delay and action of the response forces are measured along the enemy's sabotage path. The results of the performance evaluation will be compared with BATAN standards and Hungarian standards as well as advice on upgrading physical protection system that can be done facility. From the calculation of a primary pump sabotage scenario obtained preliminary value of effectiveness of SPF SP value of 0.865 and 0.623 and from the upgraded results obtained the final value of the effectiveness of PE SPF 0.878 and 0.863. The calculation using EASI method is the use of performance­based method that can complement the compliance­based method used in Indonesia. Keywords Physical Protection System , Performance Based Approach, EASI Model

Page 2: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

477

I. PENDAHULUAN Melindungi fasilitas nuklir dari kemungkinan pemboman, sabotase dan pencurian merupakan keharusan untuk dilakukan. SPF harus memiliki kinerja yang cepat untuk mencapai waktu yang memadai agar tibanya pasukan perespon dan melengkapi pertahanan dalam fasilitas pada waktu yang memadai untuk menggagalkan musuh dan menetralisasinya. Fungsi dari sistem proteksi fisik harus memenuhi tiga elemen dasar yaitu deteksi, delay dan respon. [1] Kinerja dari SPF harus didesain untuk melawan dan membatasi kemampuan dan siasat dari musuh terhadap fasilitas nuklir dan senantiasa harus dilakukan evaluasi terkait kefektifan SPF tersebut. Ada banyak model komputer analitik kuantitatif yang dapat membantu analis mengevaluasi efektivitas SPF. Masing­masing teknik ini menggunakan ukuran efektivitas ketepatan deteksi. Model EASI dipilih sebagai model karena kesederhanaannya. EASI mudah digunakan, mudah diubah, dan secara kuantitatif menggambarkan efek terhadap perubahan parameter sistem proteksi fisik.[2] Penulisan makalah ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas SPF fasilitas hipotetik terhadap kejadian sabotase instalasi nuklir dengan skenario sabotase pompa primer sebagai masukan dalam evaluasi SPF menggunakan model EASIuntuk penentuan probabilitas interupsi (PI) dan probabilitas netralisasi (PN) yang dihitung dengan modul analisa netralisasi. Perhitungan menggunakanmetode EASI ini merupakan penggunaan metode berbasis kinerja (performance) yang dapat melengkapi metode berbasis kepatuhan (compliance)yang dipakai di Indonesia yang bergantung pada kesesuaian dengan kebijakan atau peraturan yang ditentukan. Ukuran keberhasilannya adalah tersedianya peralatan dan prosedur yang dipersyaratkan, sedangkan pada pendekatan berbasis kinerja, dilakukan evaluasi operasi tiap elemen SPF dan pengaruhnya terhadap efisiensi SPF secara keseluruhan.

II. METODOLOGI / LANDASAN TEORI Metodologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah menggunakan metode model EASI dalam melakukan evaluasi sistem proteksi fisik pada suatu fasilitas hipotetik dengan menerapkan suatu skenario sabotase. Metode EASI diadapatasi dari Sandia Laboratory. Nilai yang dihasilkan pada evaluasi ini akan dibandingkan dengan standar evaluasi proteksi fisik yang ada di BATAN yaitu SB009.1 BATAN: 2016 Tentang Penilaian Resiko Keamanan Nuklir merupakan dokumen standar yang dikeluarkan oleh BATAN dalam hal melakukan evaluasi / penilaian risiko keamanan nuklir dan standar yang digunakan oleh HAEA yaitu Guideline PP­9 HAEA­Hongaria sekaligus upgrade sistem proteksi fisik yang dapat dilakukan fasilitas. Model EASI[2]

EASI adalah model perhitungan sederhana secara kuantitatif yang mengilustrasikan dampak perubahan parameter proteksi fisik sepanjang jalur tertentu. EASI menggunakan fungsi deteksi, delay, respon, dan faktor komunikasi untuk menghitung nilai Probabilitas Interupsi (PI). EASI merupakan model path level yang hanya dapat menganalisis satu alur atau skenario musuh pada suatu waktu,artinya model hanya menganalisa kinerja SPF pada satu kemungkinan jalur musuh atau satu skenario musuh saja. Masukanpada Model EASI Dalam model EASI, parameter input yang mewakili fungsi proteksi fisik dari deteksi, penundaan, dan respon yang diperlukan. Kemungkinan komunikasi sinyal alarm juga diperlukan dalam model. Fungsi deteksi dan komunikasi adalah dalam bentuk fungsi total probabilitas keberhasilannya. Input Penundaan dan respon dalam bentuk waktu rata­rata dan standar deviasi untuk setiap elemen. Semua input mengacu pada jalur musuh tertentu. Input EASI untuk fungsi deteksi adalah probabilitas deteksi (PD) untuk setiap sensor yang dihadapi oleh musuh. Data waktu yang dimasukkan ke dalam EASI bisa dalam satuan detik atau menit, tetapi tidak keduanya. Penundaan dan Waktu Respon Pasukan (RFT) harus dalam satuan yang sama, perbedaan satuan akan mempengaruhi keakuratan output. Hasil Output dari model EASI adalah perkiraan probabilitas bahwa jumlah personel tanggap yang cukup akan menetralisasi musuh pada titik tertentu sebelum musuh menyelesaikan tindakan pencurian atau sabotase. Outputnya adalah probabilitas interupsi, PI. Penggunaan Model Untuk menggunakan EASI, langkah awal adalah pemilihan urutan aksi musuh. Pemilihan harus didasarkan pada pengetahuan mendalam tentang fasilitas dan asumsi tentang kekuatan musuh. Selanjutnya memilih jalur fisik musuhmenuju aset yang sesuai dengan urutan yang dipilih. Visualisasikan aksi yang dilakukan musuh di sepanjang jalur itu, dan tentukan lokasi sensor. Kemudian diperoleh data yang dibutuhkan yaitu probabilitas deteksi dan komunikasi ; nilai rerata dan standar deviasi waktu aksi dan waktu respons. Akhirnya, masukkan data ke komputer dan dapatkan hasilnya. Analis dapat memiliki kesempatan untuk mengubah data input dan melihat apa pengaruhnya terhadap output. Adversary Sequence Diagrams[3] Di fasilitas nuklir bisa terdapat opsi untuk mengalahkan lapisan proteksi yang berbeda. Misalnya, untuk menembus bangunan yang terkunci, musuh dapat menghancurkan pintu, jendela, dinding,

Page 3: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

478

ataupun atap. Karena musuh dapat menyerang berbagai opsi di setiap lapisan, jumlah jalur ke fasilitas dengan mudah dapat berjumlah ratusan atau ribuan. Untuk menerapkan EASI ke fasilitas tersebut, analis perlu beberapa metode sistematis untuk menggambarkan jalur ini. Metode yang digunakan disebut diagram urutan musuh (ASD). ASD adalah representasi grafis dari elemen sistem perlindungan yang digunakan untuk membantu mengevaluasi efektivitas SPF di fasilitas. ASD menunjukkan jalan yang dapat diikuti musuh untuk mencapai sabotase atau sasaran pencurian. Untuk SPF khusus dan ancaman khusus, jalur yang paling rentan (atau jalur dengan PI terendah) dapat ditentukan dengan menggunakan EASI. Jalur ini menetapkan keefektifan total SPF. Ada tiga langkah dasar dalam membuat ASD untuk instalasi tertentu yaitu pemodelan fasilitas dengan memisahkannya ke area fisik yang berdekatan;definisikan lapisan perlindungan dan elemen jalur antara daerah yang berdekatan; danmerekam nilai deteksi dan penundaan untuk setiap elemen.ASD memodelkan fasilitas dengan memisahkannya dalam area fisik yang berdekatan. Model ASD dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Model Adversary Sequence Diagram

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam tulisan ini, skenario sabotase akan dibuat dan jalur­jalur musuh yang rentan telah ditetapkan. Dalam model EASI, diperlukan parameter input yang mewakili fungsi sistem keamanan deteksi, penundaan, dan respons. Semua input mengacu pada jalur musuh tertentu. Parameter berikut harus dimasukan ke menu program EASI sebagai mana terlihat dalam gambar 2 .

Gambar 2. Model EASI dalam microsoft Excell

Fasilitas reaktor riset hipotetis [1] Fasilitas Reaktor Riset Hipotetis (FRRH) adalah situs simulasi untuk mengimplementasikan proses desain dari sistem proteksi fisik. FRRH berisi Pintu Masuk Utama, Gedung Penelitian Reaktor, dan Pabrik Bahan Bakar Nuklir. Kompleks nuklir yang dikelilingi oleh pagar periferal ganda eksternal mempertimbangkan pagar perimeter pertama dan berisi zona isolasi. Situs FRRH memiliki satu akses masuk utama. Ini terdiri dari dua gerbang: gerbang gerbang pribadi dan gerbang kendaraan yang terletak di tengah sisi kiri pagar. Setelah Anda melewati gerbang, Anda berada di kawasan lindung. Reaktor risetnya adalah kategori II dan memiliki 29 pelat bahan bakar nuklir teradiasi yang terletak di dalam kolam utama dan 12 bahan bakar yang dibakar atau dihabiskan yang terletak di kolam tambahan (bahan radioaktif).

Gambar 3. Skenario Sabotase Pompa Primer

Skenario sabotase Menurut identifikasi target, karakterisasi fasilitas, dan kategorisasi bahan nuklir dari FRRH, bahan nuklir di dalam kolam utama reaktor (29 pelat bahan bakar), kolam bahan bakar bekas dan pompa primer reaktor dipertimbangkan sebagai target sabotase musuh. Musuh akan mencoba untuk menemukan targetnya, dan menghancurkan target. Alur scenario sabotase dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4. Deskripsi Sabotage Dari gambar 4 terlihat urutan jalur musuh. Musuh berniat menembus pagar, kemudian berlari kearah pintu keluar. Setelah itu musuh melubangi pintu terluar, kemudian berlari ke arah tembok, lalu musuh berusaha menghancurkan tembok dan kemudian berlari menuju pintu dalam. Setelah itu pintu bagian

Page 4: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

479

dalam akan dihancurkan dan setelah itu musuh berlari menuju target dan menghancurkan pompa reaktor.

Waktu rata­rata dari setiap waktu tugas musuh yang berurutan merupakan asumsi dan digunakan sebagai data input ke dalam program EASI.

Waktu pasukan respon = 40 detik ; 240 detik (asumsi) dan

Opsi perbaikan dari SPF tersebut dalam hal ini digunakan dua opsi mengganti sensor dengan kinerja deteksi yang lebih tinggi dan menambahkan penghalang ke pompa primer sehingga waktu tunda bertambah ;

Gambar 4. Deskripsi Urutan Sabotase

Tabel 1 menjelaskan jenis penghalang dan tempat sensor proteksi fisik. Musuh harus melewati penghalang, area sensor yang mendeteksi gerakan musuh sesuai dengan ide teknis masing­masing jenis (sensor pasif atau aktif). Setiap jenis sensor memiliki probabilitas deteksi yang berbeda dari jenis sensor lainnya. PD untuk semua jenis sensor didasarkan pada tabel yang diterbitkan oleh Sandia National Laboratories, USA [3].

Tabel 1. Jenis Penghalang dan Sensor

Musuh akan memperoleh waktu tunda untuk menembus rintangan. Masing­masing hambatan fisik memiliki waktu tunda penetrasi yang berbeda sesuai

dengan jenis, bentuk dan ketebalan pembatas lainnya (dinding, pintu, dan lainnya). Karena waktu tunda yang dibutuhkan oleh musuh (atau kekuatan pasukan respon) tidak akan selalu melakukan tugas dalam waktu yang sama. Misalnya, musuh dapat mengambil lebih banyak atau lebih sedikit waktu untuk melewati pintu atau kekuatan respons mungkin mengalami kesulitan memulai kendaraan. Untuk variasi yang diharapkan ini dalam interval waktu, deteksi dan waktu tunda nilai diukur tiga kali. Nilai waktu tunda diperoleh, Waktu jarak tempuh dari area dalam akan diambil olehkecepatan pasukan respons, waktu penilaian alarm penjaga, waktu komunikasi antara penjaga fasilitas dan pasukan respon. Waktu respon pasukan (RFT) meliputi persiapan, perjalanan, dan penyebaran.Tabel waktu penetrasi penghalang fisik untuk Dinding, Pintu, Gerbang dan Pagar yang diterbitkan oleh Sandia National Laboratories. Jika TR adalah waktu yang tersisa untuk musuh untuk mencapai titik sabotase dan RFT adalah waktu respon dari pasukan keamanan, maka untuk mencegah dan menggagalkan sabotase lawan, diperlukan :

TR-RFT> 0. Salah satu parameter penting dalam SPF adalah titik deteksi kritis (CDP) yaitu titik dimana penundaan minimal pada sisa jalur tertentu hanya melebihi sedikit waktu yang dibutuhkan oleh pasukan perespon. Dari tabel 2 diatas dapat kita tentukan apabila musuh dapat terdeteksi pada saat sebelum melubangi pintu daerah dalam maka sabotase yang dilakukan oleh musuh akan gagal.

Tabel 2. Perhitungan Crital Detection Point (CDP)

Dalam istilah elemen SPF ; nilai Probabilitas PI dihitung sebagai berikut :[2]

�� = 1 − � ����

���

���

Dimana P NDi adalah nilai gagal deteksi yang dari elemen sensor I , yaitu kemungkinan elemen sensor gagal mendeteksi aksi musuh, nilai ini merupakan lawan dari probabilitas deteksi PD. Sebagai contoh probabilitas gagal deteksi senilai 0,2 berarti ada kemungkinan sebesar 20 % musuh gagal terdeteksi.

Page 5: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

480

Sehingga kebalikannya ada kemungkinan 80% musuh dapat dideteksi. Penting untuk dipahami bahwa model analisis ini menggunakan probabilitas gagal deteksi PNDi sedangkan PD adalah kinerja deteksi dari suatu elemen sensor deteksi.

Tabel 3. Perhitungan PI pada RFT= 40 detik

Sehingga nilai dari probabilitas gagal deteksi dari aksi musuh adalah berturut­turut adalah:

Aksi Menembus pagar 1­0,1 = 0,9 Aksi lari menuju pintu keluar 1­0,02 = 0,98 Aksi menembus pintu luar 1­0,6 = 0,4 Aksi berlari menuju tembok 1 – 0,02 = 0,98 Aksi menembus tembok 1 – 0,7 = 0,3 Aksi berlari menuju pintu dalam 1­0,02 =

0,98 Sehingga nilai

∏ ���������� adalah :

P NDi = 0,9 x 0,98 x 0,4 x 0,98 x 0,3 x 0,98 = 0,102 Dan nilai PI = 1 – 0,102 = 0,898. Sekarang apabila kita menggunakan nilai waktu respon pasukan menjadi lebih besar yaitu 240 detik maka secara langsung nilai titik deteksi kritis akan berubah. Dengan menggunakan nilai RFT = 240 detik, maka CDP akan bergeser pada titik atau daerah dimana musuh telah berhasil menembus pintu luar namun sebelum berlari menuju tembok.

Tabel 4. Perhitungan PI pada RFT= 240 detik

Sebagai mana hasil sebelumnya nilai dari probabilitas gagal deteksi dari aksi musuh adalah berturut­turut adalah :

Aksi menembus pagar 1­0,1 = 0,9 Aksi lari menuju pintu keluar 1­0,02 = 0,98 Aksi menembus pintu luar 1­0,6 = 0,4

Sehingga nilai

∏ ���������� adalah :

P NDi = 0,9 x 0,98 x 0,4 = 0,353 Dan nilai PI = 1 – 0,353 = 0,647. Opsi Upgrade Pada kasus dimana waktu untuk pasukan perespon membutuhkan waktu mencapai 240 detik, maka apabila diberikan peningkatan / upgrade dari sensor deteksi di pintu daerah terluar dengan mengganti kualitas sensor dengan kinerja deteksi senilai 0,9 (sebelumnya 0,6). Maka nilai PI diperoleh sebagai berikut:

Aksi Menembus pagar 1­0,1 = 0,9 Aksi lari menuju pintu keluar 1­0,02 = 0,98 Aksi menembus pintu luar 1­0,9 = 0,1

Sehingga nilai

∏ ���������� adalah :

P NDi = 0,9 x 0,98 x 0,1 = 0,0882 Dan nilai PI = 1 – 0,0882 = 0,912.

Tabel 5.PI saat upgrade sensor kinerja deteksi 0,9

Selain menambahkan sensor, saran peningkatan kedua adalah, bisa juga dengan menggunakan tambahan pelindung pada pompa primer yang memberikan tambahan waktu tunda hingga menjadi 150 detik (sebelumnya hanya 30 detik). Maka nilai PI diperoleh sebagai berikut:

Aksi Menembus pagar 1­0,1 = 0,9 Aksi lari menuju pintu keluar 1­0,02 = 0,98 Aksi menembus pintu luar 1­0,6 = 0,4 Aksi musuh berlari menuju tembok 1­

0,02=0,98 Aksi musuh melubangi tembok 1­0,7 = 0,3

Tabel 6.PI saat upgrade pelindung pompa primer

Page 6: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

481

Sehingga nilai ∏ ���������� adalah :

P NDi = 0,9 x 0,98 x 0,4 x 0,98 x 0,3 = 0,104 Dan nilai PI = 1 – 0,104 = 0,896. Perhitungan Probabilitas Netralisasi (PN) Model Neutralization ASSESS, adalah contoh metode numerik yang digunakan untuk meminimalkan masalah yang timbul dari penentuan pendapat oleh pakar, sebagaimana terlihat pada gambar 5. Model komputer ini menggunakan data probabilitas pembunuhan dari berbagai jenis senjata dan gambaran analisa postur penembakan, exposure dan faktor lain untuk mensimulasikan keterlibatan pada pertempuran perang tahun 1700­an. Para pasukan berdiri pada dibelakang suatu garis dan saling menembak satu sama lain. Keuntungan dari model ini adalah berbiaya rendah dan hasil keluaran yang sama pada nilai input yang sama. Analisis netralisasi membutuhkan data ancaman, pasukan perespon dan data SPF. Dari hasil skenario ini diperoleh nilai PN sebesar 0,963.

Gambar 5. Model Neutralization ASSESS

Standar BATAN 2016[4] dan HAEA Hongaria[5] Dalampenilaian keefektifan SPF sedikitnya ada dua standar yang dapat dijadikan acuan. Acuan pertama pada tabel 7 yaitu SB 009.1 BATAN:2016 tentang Penilaian risiko keamanan nuklir, merupakan dokumen standar yang dikeluarkan oleh BATAN dalam hal melakukan evaluasi / penilaian risiko keamanan nuklir. Standarini digunakan sebagai acuan bagi organisasi untuk menilai risiko keamanan secara sistematis di lingkup kerjanya dengan melakukan identifikasi, analisis dan evaluasi risiko keamanan dengan tetap mempertimbangkan persyaratan badan pengawas dan peraturan perundang­undangan yang berlaku.

Tabel 7. Efektivitas Sistem Keamanan Efektivitas sistem

keamanan (PE) Skala

Kerentanan (V) >0.8 1

>0.6 s/d 0.8 2 >0.4 s/d 0.6 3 >0.2 s/d 0.4 4

0 s/d 0.2 5

Selain itu standar yang dikeluarkan oleh HAEA menetapkan nilai efektif yang ketat terhadap nilai kejadian sabotase dapat diterima apabila nilai PI*PN untuk material kategori 1 senilai 0.99 dan untuk bahan nuklir kategori 2 senilai 0.95 sedangkan untuk bahan radioaktif kategori 1 senilai 0.95 dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8.Nilai kejadian sabotase dapat diterima

Target Perkalian PI*PN

Kategori Bahan Nuklir

I 0.99

II 0.95 Kategori Bahan Radioaktif

I 0.95

Berdasarkan standar BATAN dan HAEA didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 9.Hasil Perhitungan vs Standar Skenario RFT PI*PN Standar

BATAN HAEA

Sabotase Pompa

40 detik 0.898x0,963 = 0,865

0,80 0,99

240 detik 0,647x0,963 = 0,623

Upgrade 240 detik 0,912x0,963 = 0,878

0,896x0,963 = 0,863

Dari tabel 9 hasil diperoleh bahwa dari skenario sabotase, nilai efektivitas SPF akan mencapai nilai 0,865 pada kondisi RFT sebesar 40 detik, nilai ini melebihi standar BATAN namun masih dibawah standar hongaria. Untuk kondisi dimana RFT menjadi sebesar 240 detik maka nilai efektivitas SPF akan menurun menjadi senilai 0,623, menurun dari nilai yang ditetapkan oleh BATAN maupun Hongaria. Ketika dilakukan peningkatan/upgrade dengan melakukan penambahan sensor pada titik pintu terluar menjadi nilai kinerja deteksi 0,9 maka terjadi peningkatan signifikan dalam nilai efektivitas PE SPF yaitu menjadi senilai 0,878 melebihi standar yang ditetapkan oleh BATAN. Sedangkan dengan opsi upgrade kedua yaitu menambah waktu tunda pada pompa primer menjadi 150 detik maka kondisi nilai efektivitas PE SPF nya menjadi 0,863.

IV. KESIMPULAN Perhitungan dengan menggunakan metode EASI dapat dijadikan pilihan metoda untuk perhitungan efektifitas SPF, selain sederhana dan EASI mudah digunakan, diubah, dan secara kuantitatif menggambarkan efek perubahan parameter proteksi fisik. Dari perhitungan terhadap sebuah skenario sabotase pompa primer diperoleh hasil awal nilai efektivitas senilai 0,865 dan 0,623. Dari hasil upgrade yang dilakukan diperoleh nilai akhir 0,878 dan 0,863.

Page 7: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

482

Perhitungan dengan menggunakan metode EASI ini merupakan salah satu cara dengan penggunaan metode berbasis kinerja yang telah disarankan dan dipakai oleh banyak negara dan dapat melengkapi metode berbasis kepatuhan (compliance) dimana secara garis besarpenilaian ukuran keberhasilan SPF adalah tersedianya peralatan dan prosedur yang dipersyaratkan.

V. DAFTAR PUSTAKA [1] Physical protection evaluation process for

nuclear facility via sabotage skenarios A.A. Wadoud, A.S. Adail, A.A. Saleh; 2017

[2] The Design and Evaluation ofPhysical Protection Systems, Garcia, 2008

[3] Vulnerability Assessment of Physical Protection Systems, Garcia 2006

[4] SB009.1 BATAN: 2016 Tentang Penilaian Resiko Keamanan Nuklir.

[5] Guideline PP­9 HAEA­Hongaria, September 2015

LAMPIRAN Perhitungan Posisi Pin Bahan bakar dan Batang

kendali di dalam Teras Reaktor

Komposisi bahan bakar: Tipe 104, terdapat 69 buah Tipe 204, terdapat 2 buah

Gambar 10. Jari­jari ring A s.d F (dalam inch) [6].

Gambar 11. Konfigurasi Bahan Bakar di Teras

Reaktor Kartini di Ring A Cos 30o = x /4,05384 x = 4,05384 cos 30o = 3,5107 cm Koordinat: B1 (2,02692 ; 3,5107; 0) B2 (4,05384; 0 ; 0) B3 (2,02692; ­3,5107; 0) B4 (­2,02692; ­3,5107; 0) B5 (­4,05384 ; 0 ; 0) B6 (­2,02692; 3,5107; 0)

Gambar 12, Konfigurasi Bahan Bakar di Teras

Reaktor Kartini pada Ring C Jari­jari ring C = 3,142 inch = 7,98068 cm

x = 7,98068 cos 30 = 6,91147162 y = 7,98068 sin 30 = 3,99034000 Koordinat: C1 (0; 7,98068; 0) C2 (3,99034000; 6,91147162; 0) C3 (6,91147162; 3,99034000; 0) C4 (7,98068; 0; 0) C5 (6,91147162;­3,99034000; 0) Batang Kendali C6 (3,99034000;­6,91147162; 0) C7 (0; ­7,98068; 0) C8 (­3,99034000;­6,91147162; 0) C9 (­6,91147162;­3,99034000; 0) Batang Kendali C10 (­7,98068; 0; 0) C11 (­6,91147162; 3,99034000; 0) C12 (­3,99034000; 6,91147162; 0)

Page 8: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

483

Gambar 13, Konfigurasi Bahan Bakar di Teras

Reaktor Kartini pada Ring D Jari­jari Ring C = 4,703 inch = 11,94562 cm

X1 = 11,94562 cos 20 = 11,22521096 X2 = 11,94562 cos 40 = 9,15087582 X3 = 11,94562 cos 60 = 5,97281000 X4 = 11,94562 cos 80 = 2,07433514 Y1 = 11,94562 sin 20 = 4,08564266 Y2 = 11,94562 sin 40 = 7,67849653 Y3 = 11,94562 sin 60 = 10,34521038 Y4 = 11,94562 sin 80 = 11,76413919 Koordinat: D1 (2,07433514; 11,76413919; 0) D2 (5,97281000; 10,34521038; 0) D3 (9,15087582; 7,67849653; 0) D4 (11,22521096; 4,08564266; 0) D5 (11,94562; 0; 0) D6 (11,22521096; ­4,08564266; 0) D7 (9,15087582; ­7,67849653; 0) D8 (5,97281000; ­10,34521038; 0) D9 (2,07433514; ­11,76413919; 0) D10 (­2,07433514; ­11,76413919; 0) D11 (­5,97281000; ­10,34521038; 0) D12 (­9,15087582; ­7,67849653; 0) D13 (­11,22521096; ­4,08564266; 0) D14 (­11,94562; 0; 0) D15 (­11,22521096; 4,08564266; 0) D16 (­9,15087582; 7,67849653; 0) D17 (­5,97281000; 10,34521038; 0) D18 (­2,07433514; 11,76413919; 0)

Gambar 14, Konfigurasi Bahan Bakar di Teras Reaktor Kartini pada Ring E

Jari­jari Ring E = 6,266 inch = 15,91564 cm

X1 = 15,91564 cos 15 = 15,37332772 X2 = 15,91564 cos 30 = 13,78334856 X3 = 15,91564 cos 45 = 11,25405697 Y1 = 15,91564 sin 15 = 4,11927075 Y2 = 15,91564 sin 30 = 7,95782000 Y3 = 15,91564 sin 45 = 11,25405697 Koordinat: E1 (0; 15,91564; 0) Batang kendali E2 (4,11927075; 15,37332772; 0) E3 (7,95782000; 13,78334856; 0) E4 (11,25405697; 11,25405697; 0) E5 (13,78334856; 7,95782000; 0) E6 (15,37332772; 4,11927075; 0) E7 (15,91564; 0; 0) E8 (15,37332772; ­4,11927075; 0) E9 (13,78334856; ­7,95782000; 0) E10 (11,25405697; ­11,25405697; 0) E11 (7,95782000; ­13,78334856; 0) E12 (4,11927075; ­15,37332772; 0) E13 (0; ­15,91564; 0) E14 (­4,11927075; ­15,37332772; 0) E15 (­7,95782000; ­13,78334856; 0) E16 (­11,25405697; ­11,25405697; 0) E17 (­13,78334856; ­7,95782000; 0) E18 (­15,37332772; ­4,11927075; 0) E19 (­15,91564; 0; 0) E20 (­15,37332772; 4,11927075; 0) E21 (­13,78334856; 7,95782000; 0) E22 (­11,25405697; 11,25405697; 0) E23 (­7,95782000; 13,78334856; 0) E24 (­4,11927075; 15,37332772; 0)

Gambar 15, Konfigurasi Bahan Bakar di Teras

Reaktor Kartini pada Ring F

Page 9: STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM PROTEKSI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Iptek... · 2019. 12. 26. · 476 PB17 STUDI PERHITUNGAN KEJADIAN SABOTASE SISTEM

484

Jari­jari Ring F = 7,830 inch = 19,8882 cm

X1 = 19,8882 cos 12 = 19,45359511 X2 = 19,8882 cos 24 = 18,16877477 X3 = 19,8882 cos 36 = 16,08989179 X4 = 19,8882 cos 48 = 13,30780333 X5 = 19,8882 cos 60 = 9,94410000 X6 = 19,8882 cos 72 = 6,14579179 X7 = 19,8882 cos 84 = 2,07888298 Y1 = 19,8882 sin 12 = 4,13498929 Y2 = 19,8882 sin 24 = 8,08925970 Y3 = 19,8882 sin 36 = 11,68999065 Y4 = 19,8882 sin 48 = 14,77981292 Y5 = 19,8882 sin 60 = 17,22368644 Y6 = 19,8882 sin 72 = 18,91480221 Y7 = 19,8882 sin 84 = 19,77925036 Koordinat: F1 (2,07888298; 19,77925036; 0) F2 (6,14579179; 18,91480221; 0) F3 (9,94410000; 17,22368644; 0) F4 (13,30780333; 14,77981292; 0) F5 (16,08989179; 11,68999065; 0) F6 (18,16877477; 8,08925970; 0) F7 (19,45359511; 4,13498929; 0) F8 (19,8882; 0; 0) F9 (19,45359511; ­4,13498929; 0) F10 (18,16877477; ­8,08925970; 0) F11 (16,08989179; ­11,68999065; 0) F12 (13,30780333; ­14,77981292; 0) F13 (9,94410000; ­17,22368644; 0) F14 (6,14579179; ­18,91480221; 0) F15 (2,07888298; ­19,77925036; 0) F16 (­2,07888298; ­19,77925036; 0) F17 (­6,14579179; ­18,91480221; 0) F18 (­9,94410000; ­17,22368644; 0) F19 (­13,30780333; ­14,77981292; 0) F20 (­16,08989179;­11,68999065; 0) F21 (­18,16877477; ­8,08925970; 0) F22 (­19,45359511; ­4,13498929; 0) F23 (­19,8882; 0; 0) F24 (­19,45359511; 4,13498929; 0) F25 (­18,16877477; 8,08925970; 0) F26 (­16,08989179; 11,68999065; 0) F27 (­13,30780333; 14,77981292; 0) F28 (­9,94410000; 17,22368644; 0) F29 (­6,14579179; 18,91480221; 0) F30 (­2,07888298; 19,77925036; 0)