106

STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)
Page 2: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)
Page 3: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

ABSTRAK Chairil Faif Pasani, Akhmad Naparin, dan Sri Hartini. (2014). STUDI

PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN DATA DASAR UNTUK PENETAPAN PENEMPATAN DAN REKRUITMEN. Penelitian ini berlatar belakang tidak adanya data akurat tentang penyebaran guru dan rasionya terhadap jumlah jam pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Hal ini mengakibatkan sebagian guru yang sudah mendapatkan sertifikat pendidik tidak bisa mencairkan dana tunjangan profesinya akibat kekurangan jam mengajar wajib minimal. Di samping itu rekruitmen guru menurut formasi kebutuhan guru yang sebenarnya juga tidak tepat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Lebih jauh lagi kualitas proses pembelajaran yang terjadi menjadi tidak merata untuk semua SMP Negeri. Tujuan penelitian ini adalah untu menyediakan data dasar tentang penyebaran guru-guru SMPN di Kabupaten HSS dan untuk mengetahui rasio atau guru dengan jumlah jam mengajar atau jumlah kelas sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku. Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survai. Seluruh SMPN yang ada di Kabupaten HSS dijadikan tempat penelitian. Dalam pelaksanaannya karena kendala jarak dan medan geografi yang berat beberapa SMPN tidak berhasil dikunjungi. Tetapi dari 29 SMPN (selain Luar Biasa, Terbuka dan Satu Atap) telah berhasil dikumpulkan data dari 25 SMPN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara keseluruhan jumlah guru untuk delapan mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Penjaskes) telah tercukupi, namun penyebarannya masih belum merata (2) kekurangan guru terjadi pada dua mata pelajaran utama, yaitu Seni Budaya dan Bimbingan Konseling. Hanya delapan SMP yang memiliki guru Seni Budaya dan 15 SMP yang memiliki guru BK (3) Sebagai akibat dari kelebihan guru pada beberapa mata pelajaran di hampir semua SMPN sasaran menyebabkan beberapa guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tidak bisa memenuhi ketentuan jumlah jam mengajar (24 JP) sehingga tidak bisa mencairkan tunjangan profesinya.

i

Page 4: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, laporan penelitian ini berhasil diselesaikan oleh Tim Peneliti. Pada kesempatan ini Tim Peneliti tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: a. Kepala Lembaga Penelitian Unlam yang turut memberikan ijin dan pengesahan utnuk penelitian yang kami ajukan b. Bapak Dekan FKIP Unlam dan jajarannya yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada Tim Peneliti untuk melakukan penelitian ini c. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten HSS yang juga memberikan ijin dan rekomendasinya untuk melakukan penelitian d. Bapak Zainal Abidin, Staf Dinas Pendidikan Kabupaten HSS yang turut membantu memfasilitasi dan memberikan informasi bagi terlaksananya penelitian dengan tepat sasaran e. Para mahasiswa yang bersedia menjadi enumerator dan turut serta membantu melakukan penelitian di lapangan serta meneruskan pendalaman penelitian lebih lanjut melalui skripsi yaitu Priska Bangapadang, Cendekia Ad Dien, Najmi Royana, Muhammad Hermawan, Ermansyah Waluyo, Septiana Marti, Agus Setiawan Riyadi, Ferdy Asvin Maulana, Muhammad Dhiyaurrahman, Intan Rahmadani, Rahmawati Shaumi, dan Ainun Jariah.

ii

Page 5: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

f. Berbagai pihak yang juga turut membantu bagi terlaksananya penelitian ini. Hanya Allah saja yang bisa membalas jasa Bapak/Ibu/Saudara yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dengan baik sampai dengan selesainya penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi semua yang berkepentingan terutama bagi instansi terkait. Banjarmasin, November 2014 Tim Peneliti Chairil Faif Pasani Akhmad Naparin Sri Hartini iii

Page 6: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iv DAFTAR TABEL ................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................. 1 B. Peumusan Masalah ...................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5 BAB II.

TINNJAUAN PUSTAKA ................................................ 6 A. Guru dan Peranannya .................................................... 6 B. Profesionalisme Guru ................................................... 13 C. Kompetensi Guru .......................................................... 21

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................

29 A. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 30 B. Instrumen Penelitian .................................................... 30 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 30 D. Analisis Data ................................................................. 31 BAB IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. A. Geografis dan Demografis Kabupaten Hulu Sungai 32 Selatan ...................................... .................................... 32 B. Jumlah SMP di Kabupaten HSS ................................... 37 C. Jumlah Guru dan Sebarannya ...................................... 42 D. Rasio Guru Berdasarkan SMPN di Kabupaten HSS .... 45

BAB V. PENUTUP .........................................................................

71 A. Kesimpulan ................................................................... 71 B. Saran ............................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 74

iv

Page 7: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

DAFTAR TABEL Tabel 1 Sebaran Penduduk Kabupaten HSS Tahun 2013 Halaman 36 2 Sebaran Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2013 37 3 Daftar SMP di Kabupaten HSS Tahun 2014 38 4 Daftar SMPN Kabupaten HSS Sasaran Penelitian 39 5 Jumlah Rombongan Belajar SMPN Kabupaten HSS 40 6 Struktur Kurikulum 2006 (KTSP) 41 7 Struktur Kurikulum 2013 42 8 Data Guru PNS di SMPN Kabupaten HSS 43 9 Jumlah Jam per Minggu di SMPN Kabupaten HSS 43 10 Kebutuhan dan Ketersediaan Guru SMPN di Kabupaten HSS 44 11 Rasio Guru di SMPN 1 Kandangan 45 12 Rasio Guru di SMPN 2 Kandangan 46 13 Rasio Guru di SMPN 3 Kandangan 47 14 Rasio Guru di SMPN 4 Kandangan 48 15 Rasio Guru di SMPN 6 Kandangan 49 16 Rasio Guru di SMPN 7 Kandangan 50 17 Rasio Guru di SMPN 8 Kandangan 51 18 Rasio Guru di SMPN 1 Padang Batung 52 19 Rasio Guru di SMPN 2 Padang Batung 53 20 Rasio Guru di SMPN 3 Padang Batung 54 21 Rasio Guru di SMPN 1 Sungai Raya 55 22 Rasio Guru di SMPN 2 Sungai Raya 56 23 Rasio Guru di SMPN 1 Simpur 57 24 Rasio Guru di SMPN 1 Telaga Langsat 58 25 Rasio Guru di SMPN 2 Telaga Langsat 59 26 Rasio Guru di SMPN 1 Angkinang 60 v

Page 8: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

27 Rasio Guru di SMPN 1 Daha Selatan 61 28 Rasio Guru di SMPN 2 Daha Selatan 62 29 Rasio Guru di SMPN 3 Daha Selatan 63 30 Rasio Guru di SMPN 4 Daha Selatan 64 31 Rasio Guru di SMPN 5 Daha Selatan 65 32 Rasio Guru di SMPN 1 Daha Utara 66 33 Rasio Guru di SMPN 2 Daha Utara 67 34 Rasio Guru di SMPN 3 Daha Utara 68 35 Rasio Guru di SMPN 4 Daha Utara 69 vi

Page 9: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Lambang Kabupaten Hulu Sungai Selatan Halaman 32 2 Peta Wilayah Kabupaten HSS di Provinsi Kalimantan Selatan 33 3 Kecamatan di Wilayah Kabupaten HSS 34

vii

Page 10: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Biodata Tim Peneliti Halaman 74 2 Data Guru dan Profil Sekolah 84 3 Ijin Penelitian -

viii

Page 11: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan varibel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai perana yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai- nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Dari hal di atas guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulai dengan niat yang tulus dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa kepuncak cita-cita Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai komptensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan

Page 12: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

2 kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional, baik secara akademis maupun nonakademis. Profesionalisme guru kini menjadi sesuatu yang mengemuka ke ruang publik seiring dengan tuntutan akan pendidikan yang bermutu. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualtias sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas , baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spritiual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hdiup dengan tantangan zamannya. Oleh karana itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, komptensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka guru dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan, oleh karena itu dituntut sebagai orang yang memiliki jiwa profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Keprofesionalan seorang guru tentunya berdampak pada tinggi rendahnya prestasi siswa, salah satu parameter seorang guru tersebut profesional adalah guru tersebut mengajar mata pelajaran sesuai dengan bidangnya (matching). Berdasarkan hasil penelitian tahun 2011 terhadap jumlah dan kemampuan guru pada tingkat SMA Negeri di Kota Banjarmasin

Page 13: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

3 menunjukkan hasil, bahwa terdapat 322 atau 30,29% dari togal guru SMA yang berstatus PNS yang mengasuh 9 mata pelajaran inti mengalami ketidaksesuaian kompetensi keilmuan terhadap mata pelajaran yang diasuh atau mengalami missmatched. Kemudian dilihat dari kemampuannyanya terhadap guru-guru yang tidak relevan diengan kompetensi keilmuannya tersebut berdasarkan sampel sebanyak 122 orang dari 322 orang guru yang missmatched ternyata 78,87% atau 95 orang tidak layak untuk mengajar mata pelajaran yang diasuhnya. Apa yang terjadi pada kondisi guru SMA Negeri se-Kota Banjarmasin, tentunya juga bisa terjadi pada kondisi guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berdasarkan survey awal pada beberapa SMPN di Kabupaten Hulu Sungai Selatan diindikasikan terdapat lebih dari 10% guru yang mengajar pada mata pelajaran tertentu yang diasuh oleh guru, tidak relevan dengan kompetensi keilmuannya (miss-

matched). Kenyataan di lapangan penyebaran jumlah guru di pada sebagian besar sekolah menunjukkan kondisi yang tidak merata. Kondisi yang demikian perlu diperhatikan oleh Dinas Pendidikan dan BKD khususnya dalam penempatan guru baru atau mutasi agar tidak terjadi kelebihan guru di suatu SMPN dan kekurangan guru di SMPN yang lain. Hal tersebut sangat penting diperhatikan, terutama menyikapi syarat yang harus dipenuhi guru untuk dapat mengikuti dan memperoleh sertifikasi guru memerlukan jumlah jam mengajar yang cukup besar yaitu 24 jam per minggu.

Page 14: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

4 Guru yang mengajar pada sekolah yang sama merupakan guru-guru yang memiliki loyalitas terhadap sekolah di mana dia bekerja. Hal tersebut merupakan faktor yang turut menentukan dalam upaya pembinaan profesionalisme dan keberhasilan pendidikan. Kondisi yang demikian perlu diperhatikan oleh instansi terkait untuk merekrut dan menempatkan guru, serta peningkatan status guru yang masih honorer menjadi PNS. Berdasarkan hal tersebut perlu kiranya dilakukan sebuah studi komprehensif pada guru-guru SMPN Negeri se Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Sehingga nantinya didapatkan data lengkap dan akurat terhadap keberadaan dan rasio guru di setiap sekolah untuk dapat dijadikan pijakan dalam pengambilan kebijakan penempatan guru. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah penyebaran guru-guru pada SMP Negeri se-Kabupaten Hulu Sungai Selatan? 2) Bagaimana rasio atau perbandingan guru-guru dengan jumlah jam mengajar sesuai dengan ketentuan kurikulum pada SMP Negeri se- Kabupaten Hulu Sungai Selatan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan kemampuan guru yang tidak relevan antara kompetensi keilmuan dengan mata pelajaran yang diasuh pada yang meliputi: 1) Data dasar tentang penyebaran guru-guru

Page 15: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

5 2) Rasio atau perbandingan guru-guru dengan jumlah jam mengajar atau jumlah kelas sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya pandangan ilmiah yang berkaitan dengan profesionalisme pendidikan khususnya relevansi antara kompetensi keilmuan guru dengan mata pelajaran yang diasuh dan kondisi siswa atau kelas. 2) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Badan Perencanaan Kota Banjarmasin dalam rangka menyusun perencanaan pembangunan yang terkait dengan penanggunalangan ketidaksesuaian antara kompetensi keilmuan guru dengan mata pelajaran yang di asuh. 3) Secara praktis, hasil penelitan dini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka mengambil kebijakan yang terkait dengan permasalahan ketidaksesuaian antara komptensi keilmuan dengan mata pelajaran yang diasuh.

Page 16: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Guru dan Peranannya Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualtias sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas , baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spritiual. Dengan demikian akan dihasilkan generasi masa depan yang siap hdiup dengan tantangan zamannya. Oleh karana itu, diperlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi, komptensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; (3) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (4) memiliki kompetensi

Page 17: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

7 yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (5) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (8) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; (9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilat kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Pengertian guru menurut UU No 14 Tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara Hamalik (1991), menyatakan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar), yakni: pertama, guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan (perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa di kelas). Kedua, guru sebagai pemimpin kelas perlu memiliki keterampilan cara memimpin

Page 18: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

8 kelompok-kelompok siswa. Ketiga, guru sebagai pembimbing perlu memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa. Keempat, guru sebagai pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. Kelima, guru sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. Keenam, guru sebagai ekspeditur perlu memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan. Ketujuh, guru sebagai perencana perlu memiliki keterampilan cara memilih, meramu bahan pelajaran secara profesional. Kedelapan, guru sebagai supervisor perlu memiliki keterampilan mengawasi, kegiatan anak dan keterlibatan kelas. Kesembilan, guru sebagai motivator perlu memiliki keterampilan mendorong motivasi berajar siswa. Kesepuluh, guru sebagai penanya perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah. Kesebelas, guru sebagai pengajar perlu keterampilan cara memberikan ganjaran terhadap siswa yang berprestasi. Keduabelas, guru sebagai evaluator perlu memiliki keterampilan cara menilai siswa secara objektif, kontinu, dan komprehensif. Ketigabelas, guru sebagai konsuler perlu memiliki keterampilan cara membantu siswa yang mengalami kesulitan tertentu. Di mata Sudjana ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang guru, yakni: pertama, mengenal dan memahami karakteristik siswa seperti kemampuan, minat, motivasi, dan aspek kepribadian lainnya. Kedua, menguasai bahan pengajaran dan cara mempelajari bahan pengajaran. Ketiga,

Page 19: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

9 menguasai pengetahuan tentang belajar dan mengajar seperti teori-teori belajar, prinsip-prinsip belajar, teori pengajaran, prinsip-prinsip mengajar, dan model-model mengajar. Keempat, terampil membelajarkan siswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, memilih dan menggunakan metode-metode mengajar, dan memotivasi belajar siswa. Kelima, terampil menilai proses dan hasil belajar siswa seperti membuat alat- alat penilaian, mengolah data hasil penilaian, menafsirkan dan meramalkan hasil penilaian, mendiagnosis kesulitan belajar, serta memanfaatkan hasil penilaian untuk penyempurnaan proses belajar mengajar. Keenam, terampil melaksanakan penelitian dan pengkajian proses belajar mengajar serta memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas-tugas profesinya. Ketujuh, bersikap positif terhadap tugas profesinya (Sudjana, 1991). Dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar, hal-hal yang harus dilakukan guru adalah: pertama, mampu menyusun program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan. Kedua, membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan penggunaan metode tertentu. Ketiga, menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Keempat, merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar dengan tepat. Kelima, menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah. Misalnya, program pengajaran

Page 20: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

10 perbaikan dan pengajaran pengayaan serta ekstra kurikuler. Keenam, mengatur ruangan kelas yang kondusif bagi proses belajar mengajar. Ketujuh, mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya tangkap siswa terhadap pelajaran. Dalam menjalankan tugasnya seorang guru setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut: pertama, menguasai kurikulum. Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum. Kedua, menguasai substansi materi yang diajarkannya. Guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah diterapkan, tetapi guru juga harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua materi yang akan diajarkan. Ketiga, menguasai metode dan evaluasi belajar. Keempat, tanggung jawab terhadap tugas. Kelima, disiplin dalam arti luas. Kemampuan dan keterampilan mengajar merupakan suatu hal yang dapat dipelajari serta diterapkan atau dipraktikkan oleh setiap orang guru. Mutu pengajaran akan meningkat apabila seorang guru dapat mempergunakannya secara tepat. Guru yang bermutu atau berkualitas ada lima komponen, yakni: pertama, bekerja dengan siswa secara individual. Kedua, persiapan dan perencanaan mengajar. Ketiga, pendayagunaan alat pelajaran. Keempat, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman. Kelima, kepemimpinan aktif dari guru (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Kemampuan prihadi guru dalam proses belajar mengajar meliputi: (1)

Page 21: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

11 kemantapan dan integritas pribadi, yaitu dapat bekerja teratur, konsisten, dan kreatif; (2) peka terhadap perubahan dan pembaharuan; (3) berfikir alternatif; (4) adil, jujur, dan kreatif; (5) berdisiplin dalam melaksanakan tugas; (6) ulet dan tekun bekerja; (7) berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya; (8) simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak; (9) bersifat terbuka; (10) berwibawa. Sementara itu, Departemen Pendidikan Amerika Serikat menggambarkan bahwa guru yang baik adalah dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1) Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesional. Ia terus berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda. 2) Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya. 3) Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologis lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat ditaksir. 4) Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi kultural di dalam kelas.

Page 22: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

12 5) Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya (Hamalik, 2002). Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa adalah guru-guru yang: (1) demokratis, yakni guru yang memberikan kebebasan kepada anak di samping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat otoriter, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan; (2) suka bekerja sama (kooperatif), yakni guru yang bersikap saling memberi dan saling menerima serta dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi yang tinggi; (3) baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk kepentingan anak didiknya; (4) sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan lekas tersinggung serta suka menahan diri; (5) adil, yakni tidak membeda-bedakan anak didik dan memberi anak didik sesuai dengan kesempatan yang sama bagi semuanya; (6) konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan ucapannya; (7) bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta mengakui kekurangan dan kelemahannya; (8) suka menolong, yakni siap membantu anak-anak yang mengalami kesulitan atau masalah tertentu; (9) ramah-tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua orang, tidak sombong dan bersedia bertindak sebagai pendengar yang baik di samping sebagai pembicara yang menarik; (10) suka humor, yakni pandai membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak tegang atau terlalu serius; (11) memiliki bermacam ragam minat, artinya dengan bermacam minat akan merangsang

Page 23: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

13 siswa dan dapat melayani berbagai minat anak; (12) menguasai bahan pelajaran, yakni dapat menyampaikan materi pelajaran dengan lancar dan menumbuhkan semangat di kalangan anak; (13) fleksibel, yakni tidak kaku dalam bersikap dan berbuat serta pandai menyesuaikan diri dengan lingkung- annya; (14) menaruh minat yang baik kepada siswa, yakni peduli dan perhatian kepada minat siswa. Adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengajar akan lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru itu memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi mengajar secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu. B. Profesionalisme Guru Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1989). Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan

Page 24: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

14 yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam, seperti bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1988 dalam Usman, 2005). Profesi seseorang yang mendalami hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan pengacara. Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat. Sementara itu, seseorang yang menggeluti dunia pendidikan (mendidik dan mengajar) adalah guru, dan berbagai profesi lainnya. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan

Page 25: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

15 pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Sementara itu, yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus yakni (1) menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; (5) memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan (Moh. Ali, 1985). Selain persyaratan di atas,

Page 26: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

16 Usman menambahkan, yaitu (1) memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas fungsinya; (2) memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya; (3) diakui masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat (Usman, 2005). Menurut Surya (2005), guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendal mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral. Lebih lanjut Surya berpendapat bahwa profesionalisme guru mempunyai makna penting, yaitu: (1) profesionalisme memberikan jaminan

Page 27: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

17 perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum; (2) profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat rendah; (3) profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan kompetensinya. Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima sikap, yakni: (1) keinginan untuk selalu menampilkan perilaku mendekati standar ideal; (2) meningkatkan dan memelihara citra profesi; (3) keinginan untuk se nantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya; (4) mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi; dan (5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam belajar. Guru dituntut mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk mcnemukan penyebabnya dan mencari jalan keluar bersama peserta didik bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya. Sikap yang harus senantiasa dipupuk adalah kesediaan untuk mengenal diri dan kehendak untuk memurnikan keguruannya. mau belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang tidak bersedia belajar, tak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru. Kerasan dan kebanggaan atas keguruannya adalah langkah untuk mcnjadi guru yang profesional.

Page 28: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

18 Soedijarto berpendapat bahwa guru sebagai jabatan profesional memerlukan pendidikan lanjutan dan latihan khusus (advance education and

special training), maka guru sebagai jabatan profesional, seperti dokter dan lawyer, memerlukan pendidikan sarjana. Namun, pascasarjana bagi jabatan profesional bukanlah program akademik, tetapi program profesional yang mengutamakan praktik. Seperti halnya dokter setelah menjadi sarjana kedokteran, calon dokter belajar praktik menjadi dokter selama dua tahun. Di Amerika Serikat, calon guru, baik SD, SMA, maupun SMA kesemuanya B.A. dan program pasca B.A. (graduate program, tetapi bukan untuk mendapatkan Master, melainkan untuk mendapatkan ”Credential” melalui penguasaan ilmu- ilmu keguruan dan praktik keguruan selama satu tahun lebih. Dalam upaya memajukan jabatan guru sebagai jabatan profesional, kita belum sepenuhnya menganut pendidikan profesional seperti yang dianut oleh jabatan profesional lainnya yang lebih tua, seperti dokter. Namun, dengan adanya Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang khusus menangani urusan mutu pendidikan dan keguruan, peluang untuk menuju ke arah profesionalitas jabatan guru dan pengelolaan pendidikan menjadi semakin terbuka. Pemerintah melalui presiden sudah mencanangkan sebagai profesi pada tanggal 2 Desember 2004. Guru sebagai profesi dikembangkan melalui: (1) sistem pcndidikan; (2) sistem penjaminan mutu; (3) sistem manajemen; (4) sistem remurnerasi (5) sistem pendukung profesi guru. Dengan pengembangan sebagai profesi diharapkan mampu: (1) membentuk, membangun dan

Page 29: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

19 mengelola guru yang memiliki harkat dan martabat tinggi di tengah masyarakat; (2) meningkatkan kehidupan yang sejahtera, dan (3) meningkatkan mutu pembelajaran mampu mendukung tcrwujudnya lulusan yang kompeten dan terstandar dalam kerangka pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional pada masa mendatang. Selain itu, juga diharapkan akan mendorong terwujudnya guru yang cerdas, berbudaya, bermartabat, sejahtera, canggih, elok, unggul, dan profesional. Guru masa depan diharapkan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai budaya mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continuous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya. Dengan persyaratan semacam ini, maka tugas seorang guru bukan lagi knowledge based, seperti sekarang ini, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilai-nilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan, melainkan menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru

Page 30: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

20 dengan siswa. Kondisi yang demikian diharapkan mampu menggali potensi dan krcativitas peserta didik (Sidi, 2003). Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor), dan manajer belajar (learning manager). Sebagai pelatih, seorang guru akan berperan seperti pelatih olahraga, ia mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi- tingginya, dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Sebagai pembimbing atau konselor, guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manajer belajar, guru akan membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global. Sementara itu, sikap dan sifat-sifat guru yang baik adalah: (1) bersikap adil; (2) percaya dan suka kepada murid-muridnya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki wibawa di hadapan peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; (7) bersikap baik terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan

Page 31: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

21 mata pelajaran yang diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas (Ngalim Purwanto, 2002). C. Kompetensi Guru Berdasarkan pembahasan di atas, guru profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, membedah aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi menurut Usman (2005), adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.” Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati.

Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh (Joni, 1980). Sedangkan Roestiyah N.K. mengartikan kompetensi seperti yang dikutipnya dari pendapat W Robert Houston sebagai “suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu (Roestiyah N.K., 1989). Sementara itu, Piet dan Ida Sahertian mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan performen (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

Page 32: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

22 dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. (McAshan dalam E. Mulyasa, 2003). Sementara itu, menurut Finch dan Crunkilton kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukuan untuk menunjang keberhasilan (Finch dan Crunkilton dalam E Mulyasa, 2003). Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai- nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya (Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2003). Sementara itu, kompetensi menurut Kepmendiknas 045/U/2002 adalah: separangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Lebih lanjut Gordon dalarn Mulyasa, (2005) merinci beberapa aspek atau ranah yang ada dalam konsep kompetensi, yakni pertama, pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya scorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik Sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, pemahaman (understanding): kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketiga, kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang

Page 33: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

23 untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik. Keempat, nilai, yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain). Kelima, sikap, yaitu perasaan (senang- tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan sebagainya. Keenam, minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Seseorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian; (2) kemampuan penguasaan ilmu dan keterampilan; (3) kemam- puan berkarya (know to do); (4) kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya sehingga dapat mandiri, menilai, dan mengambil keputusan secara bertanggungjawab; (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta kedamaian (Suprodjo Pusposutardjo, 2002). Sementara itu, menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidik berkewajiban: (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

Page 34: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

24 dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi: pertama, kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kedua, kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Ketiga, kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman diri.

Page 35: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

25 Kompetensi pribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri. Keempat, kompetensi sosial, yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif. Kornpetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial. Kelima, kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengamalan kaidah-kaidah keagamaan (Surya, Seminar Sehari 6 Mei 2005). Standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan potensi; (3) penguasaan akademik; (4) sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (1) penyusunan rencana pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik; (5) pengembangan profesi; (6) pemahaman wawasan pendidikan; (7) penguasaan bahan kajian akademik (DirektoratTenaga Kependidikan Depdiknas, 2003). Untuk dapat menjadi seorang guru yang memiliki kompetensi, maka diharuskan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tiga aspek kompetensi yang ada pada dirinya, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakatan (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban

Page 36: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

26 bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran/bidang studi) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademis. Sementara itu, kompetensi kemasyarakatan (sosial) adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja, baik formal maupun informal (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990). Guru yang dapat atau mampu mengembangkan ketiga aspek kompetensi tersebut pada dirinya dengan baik, niscaya ia tidak hanya memperoleh keberhasilan, tetapi ia juga memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: pertama, memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. Kedua, mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya. Ketiga, menguasai bidang studi yang diajarkan. Keempat, mempunyai keterampilan mengajar (Nurhala dan Radito, 1980). Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan itu menunjukkan bagaimana guru memperlihatkan perilaktunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung yang terdiri dari: (1) keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental sel:aligus menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari; (2) keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan guru untuk mengakhiri proses

Page 37: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

27 belajar mengajar; (3) keterampilan menjelaskan, yaitu usaha penyajian materi pembelajaran yang diorganisasikan secara sistematis; (4) keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif; (5) keterampilan bertanya, yaitu usaha guru untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa; (6) keterampilan memberikan penguatan, yaitu suatu rcspons positif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik atau kurang baik; (7) keterampilan memberi variasi, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat) (Suprayekti, 2003). Selanjutnya yang berkaitan dengan kompetensi, ada sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni: pertama, kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. Kedua, kemampuan mengelola program belajar mengajar. Ketiga, kemampuan menge- lola kelas. Keempat, kemampuan menggunakan media/sumber belajar. Kelima, kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan. Keenam, kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar. Ketujuh, kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran. Kedelapan, kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Kesembilan, kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan. Kesepuluh, kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil

Page 38: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

28 penelitian guna keperluan mengajar (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida Sahertian, 1990).

Page 39: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

29 BAB III

METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa angket/kuisioner dan analisis data bersifat kuantitatif dengan alat analisis statistik deskriptif sederhana (Sugiyono, 2006). Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peeristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambara atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005). Sedangkat Menurut Whitney (1960), penelitian deskriptif yang dimaksud adalah pencaraian fakta dengan interpretasi yang tepat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1989).

Page 40: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

30 A. Populasi dan Sampel Penelitian Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki 39 SMPN. Tempat penelitian ini adalah 25 buah SMPN. Sisanya adalah SMPN LB, SMPN Satu Atap, SMPN Terbuka, dan SMP Swasta. Sampel penelitian adalah seluruh guru PNS/PNSD yang mengajar di 25 SMPN tersebut. B. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah angket kompetensi guru yaitu berupa relevansi guru terhadap sekolah yang ditempati yang meliputi (1) Penyebaran jumlah guru yang relevan dan tidak relevan dengan Jumlah siswa dan kelas dan (2) Jumlah guru yang relevan dan tidak relevan dengan kompetensi keilmuan dengan mata pelajaran yang diasuh. C. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data pada penelitian ini dipergunakan teknik pengumpulan data melalui (1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan (2) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab langsung kepada Pejabat Dinas Pendidikan, dan Kepala Sekolah, dan para guru untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (3) Angket, yaitu alat pengumpulan data dengan daftar pertanyaan melalui responden terutama yang berhubungan dengan instrumen penelitian. 1) Sumber-sumber data sekunder yang terdiri dari : a. Peraturan-peraturan b. Laporan tahunan

Page 41: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

31 c. Arsip dan dokumen lainnya. D. Analisis Data Analisis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu yang bersifat menggambarkan fenomena-fenomena yang bersumber dari data yang dikumpulkan dan disajikan dengan teknik statistik. Untuk menganalisis data kuantitas guru yang tidak relevan dengan kompetensi keilmuan dengan mata pelajaran yang diasuh menggunakan teknik analisis statistik yang sederhana yaitu berupa tabel distribusi frekuensi, yang mana mengatur data mentah dalam kelas dan frekuensinya, selanjutnya frekuensi dinyatakan dalam persentase terhadap total frekuensi. Selain itu juga untuk lebih memahami latar belakang penyebab yang diamati serta alternatif-alternatif pemecahannya, maka dimungkinkan peneltian ini dilengkapi dengan analisis kualitatif yang bersumber dari key

informan dan referensi-referensi seperti buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, koran dan sebagainya.

Page 42: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Geografis dan Demografis Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Ibukota kabupaten HSS dan sekaligus sebagai pusat pemerintahan terletak di Kota Kandangan. Luas kabupaten ini sekitar 1.703 km2 dan jumlah penduduknya sekitar 221.614 jiwa dengan kepadatan penduduk 124,77 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan hanya 0,57%. Moto yang diusung kabupaten HSS adalah “Rakat Mufakat” yang tertulis pada lambang kabupaten seperti berikut. Gambar 1. Lambang Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kabupaten HSS terletak di tengah-tengah pada wilayah provinsi Kalimantan Selatan seperti terlihat pada peta wilayah berikut.

Page 43: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

33 Utara Selatan Barat Timur Gambar 2. Peta Wilayah Kabupaten HSS di Provinsi Kalimantan Selatan Batas-batas wilayahnya sebagai berikut: Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Kotabaru Dengan kedudukan yang strategis di antara kabupaten/kota lainnya di wilayah Kalimantan Selatan, kabupaten HSS memiliki peranan penting dari sudut pengembangan perdagangan dan penduduk. Sejak dulu Kandangan menjadi pusat perjuangan, pusat perdagangan, dan pusat pendidikan. Secara geologis daerah ini terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang kadang-kadang berawa-rawa. Kondisi topografi ini menyebabkan

Page 44: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

34 udara di wilayah ini terasa dingin agak lembap dengan curah hujan pada tahun 2002 sebanyak 2.124 mm. Dari arah utara melingkar ke arah barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan di aliri oleh Sungai Amandit bermuara ke Sungai Negara (anak sungai Barito) yang berfungsi sebagai sarana prasarana perhubungan dalam kabupaten dan ke kabupaten lainnya. Sungai Amandit mempunyai dua cabang sungai, yaitu Sungai Bangkan dan Sungai Kalumpang. Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terbagi atas 11 kecamatan, 4 kelurahan dan 114 desa. 11 kecamatan tersebut adalah: Gambar 3. Kecamatan di Wilayah Kabupaten HSS 1. Daha Utara 2. Daha Barat 3. Daha Selatan 4. Kalumpang 5. Simpur 6. Kandangan 7. Angkinang

Page 45: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

35 8. Telaga Langsat 9. Sungai Raya 10. Padang Batung 11. Loksado Penduduk asli kabupaten HSS ini adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang terdapat di kecamatan Loksado. Suku bangsa di kabupaten ini sangat beragam antara lain (2010): 1. Suku Banjar: 188.672 jiwa 2. Suku Jawa: 2.309 jiwa 3. Suku Bugis: 68 jiwa 4. Suku Madura: 308 jiwa 5. Suku Dayak Bukit: 3.778 jiwa 6. Suku Mandar: 2 jiwa 7. Suku Bakumpai: 3 jiwa 8. Suku Sunda: 147 jiwa 9. Suku lainnya: 390 jiwa Proyeksi penduduk menurut BPS Kabupaten HSS pada tahun 2013 bisa dilihat pada tabel berikut.

Page 46: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

36 Tabel 1. Sebaran Penduduk Kabupaten HSS Tahun 2013 Kode Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 010 PADANG BATUNG 10.151 10.186 20.337 020 LOKSADO 4.377 4.205 8.582 030 TELAGA LANGSAT 4.728 4.634 9.362 040 ANGKINANG 8.673 8.669 17.342 050 KANDANGAN 24.053 24.530 48.583 060 SUNGAI RAYA 8.312 8.702 17.014 070 SIMPUR 6.988 7.323 14.311 080 KALUMPANG 3.122 3.090 6.212 090 DAHA SELATAN 20.484 20.339 40.823 091 DAHA BARAT 3.894 3.669 7.563 100 DAHA UTARA 15.585 15.900 31.485

Jumlah 110.367 111.247 221.614 Sumber: BPS Kabupaten HSS Secara umum penduduk terpusat di dua kecamatan utama yaitu Kecamatan Kandangan (Pusat Pemerintahan) dan Kecamatan Daha Selatan (Pusat Perdagangan masa lalu juga sampai sekarang karena tempatnya persis di daerah aliran sungai menuju Banjarmasin). Keadaan penduduk kabupaten HSS berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 47: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

37 Tabel 2. Sebaran Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2013 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 10,819 10,458 21,277 5-9 10,676 10,313 20,989 10-14 10,486 9,753 20,239 15-19 9,818 8,886 18,704 20-24 8,767 8,173 16,940 25-29 8,418 8,342 16,760 30-34 8,427 8,747 17,174 35-39 8,918 9,061 17,979 40-44 8,452 8,389 16,841 45-49 7,368 7,460 14,828 50-54 6,058 6,169 12,227 55-59 4,266 4,461 8,727 60-64 3,316 3,878 7,194 65-69 2,079 2,808 4,887 70-75 1,415 2,150 3,565 75+ 1,084 2,199 3,283 Jumlah 110,367 111,247 221,614 Terlihat bahwa sekitar 27% di antara penduduk ada pada usia sekolah (59.932 jiwa). Bila ditambah dengan anak usia pra sekolah menjadi sekitar 37%. Dengan demikian sepertiga penduduk berada pada usia sekolah. Mereka ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan masyarakat agar perkembangannya sampai usia dewasa bisa optimal untuk menjadi penerus pembangunan bangsa. B. Jumlah SMP di Kabupaten HSS Di Kabupaten HSS seluruhnya terdapat 39 SMP yang terdiri dari SMP negeri, swasta, terbuka, dan luar biasa. Berikut daftar SMP yang tersebar menurut kecamatan yang ada di Kabupaten HSS sampai dengan tahun 2014.

Page 48: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

38 Tabel 3. Daftar SMP di Kabupaten HSS Tahun 2014 No Nama Sekolah Kecamatan 1 SMPN 1 Kandangan Kandangan 2 SMPN 2 Kandangan Kandangan 3 SMPN 3 Kandangan Kandangan 4 SMPN 4 Kandangan Kandangan 5 SMPN 6 Kandangan Kandangan 6 SMPN 7 Kandangan Kandangan 7 SMPN 8 Kandangan Kandangan 8 SMP LB Kandangan 9 SMPN 1 Loksado Loksado 10 SMPN 2 Loksado Loksado 11 SMP Terbuka Loksado Loksado 12 SMPN 1 Padang Batung Padang Batung 13 SMPN 2 Padang Batung Padang Batung 14 SMPN 3 Padang Batung Padang Batung 15 SMP Terbuka Padang Batung Padang Batung 16 SMPN 1 Sungai Raya Sungai Raya 17 SMPN 2 Sungai Raya Sungai Raya 18 SMP Ibnu Mas’ud Puteri Sungai Raya 19 SMPN 1 Simpur Simpur 20 SMPN 1 Kalumpang Kalumpang 21 SMP Terbuka Kalumpang Kalumpang 22 SMPN 1 Telaga Langsat Telaga Langsat 23 SMPN 2 Telaga Langsat Telaga Langsat 24 SMP Terbuka Telaga Langsat Telaga Langsat 25 SMP Al Baladul Amin Telaga Langsat 26 SMPN 1 Angkinang Angkinang 27 SMPN 2 Angkinang Angkinang 28 SMPN 1 Daha Selatan Daha Selatan 29 SMPN 2 Daha Selatan Daha Selatan 30 SMPN 3 Daha Selatan Daha Selatan 31 SMPN 4 Daha Selatan Daha Selatan 32 SMPN 5 Daha Selatan Daha Selatan 33 SMPN 6 Daha Selatan Satu Atap Daha Selatan 34 SMPN 7 Daha Selatan Satu Atap Daha Selatan 35 SMPN 1 Daha Utara Daha Utara 36 SMPN 2 Daha Utara Daha Utara 37 SMPN 3 Daha Utara Daha Utara 38 SMPN 4 Daha Utara Daha Utara 39 SMP Terbuka Daha Utara Daha Utara

Page 49: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

39 Pada penelitian ini yang menjadi sasaran hanya SMP Negeri saja selain yang LB (Luar Biasa), yang Satu Atap (Satap), dan yang Terbuka, yaitu sebanyak 29 SMPN. Namun karena kendala lokasi yang jauh dengan topografi yang sulit, maka SMPN yang ada di Loksado dan Kalumpang tidak diobservasi. Sehingga SMPN yang betul-betul diobservasi hanya 25 sekolah yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Daftar SMPN Kabupaten HSS Sasaran Penelitian No Nama Sekolah Kecamatan 1 SMPN 1 Kandangan Kandangan 2 SMPN 2 Kandangan Kandangan 3 SMPN 3 Kandangan Kandangan 4 SMPN 4 Kandangan Kandangan 5 SMPN 6 Kandangan Kandangan 6 SMPN 7 Kandangan Kandangan 7 SMPN 8 Kandangan Kandangan 8 SMPN 1 Padang Batung Padang Batung 9 SMPN 2 Padang Batung Padang Batung 10 SMPN 3 Padang Batung Padang Batung 11 SMPN 1 Sungai Raya Sungai Raya 12 SMPN 2 Sungai Raya Sungai Raya 13 SMPN 1 Simpur Simpur 14 SMPN 1 Telaga Langsat Telaga Langsat 15 SMPN 2 Telaga Langsat Telaga Langsat 16 SMPN 1 Angkinang Angkinang 17 SMPN 1 Daha Selatan Daha Selatan 18 SMPN 2 Daha Selatan Daha Selatan 19 SMPN 3 Daha Selatan Daha Selatan 20 SMPN 4 Daha Selatan Daha Selatan 21 SMPN 5 Daha Selatan Daha Selatan 22 SMPN 1 Daha Utara Daha Utara 23 SMPN 2 Daha Utara Daha Utara 24 SMPN 3 Daha Utara Daha Utara 25 SMPN 4 Daha Utara Daha Utara

Page 50: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

40 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh data jumlah rombongan belajar masing-masing sekolah sebagai berikut. Tabel 5. Jumlah Rombongan Belajar SMPN Kabupaten HSS No

Nama Sekolah Kecamatan Kelas

VII Kelas VIII Kelas

IX 1 SMPN 1 Kandangan Kandangan 6 6 5 2 SMPN 2 Kandangan Kandangan 4 6 5 3 SMPN 3 Kandangan Kandangan 5 5 5 4 SMPN 4 Kandangan Kandangan 2 3 2 5 SMPN 6 Kandangan Kandangan 1 1 1 6 SMPN 7 Kandangan Kandangan 1 2 1 7 SMPN 8 Kandangan Kandangan 1 1 1 8 SMPN 1 Padang Batung Padang Batung 3 5 4 9 SMPN 2 Padang Batung Padang Batung 1 2 1 10 SMPN 3 Padang Batung Padang Batung 1 1 1 11 SMPN 1 Sungai Raya Sungai Raya 1 1 1 12 SMPN 2 Sungai Raya Sungai Raya 1 1 1 13 SMPN 1 Simpur Simpur 2 2 2 14 SMPN 1 Telaga Langsat Telaga Langsat 1 2 1 15 SMPN 2 Telaga Langsat Telaga Langsat 2 1 1 16 SMPN 1 Angkinang Angkinang 3 4 3 17 SMPN 1 Daha Selatan Daha Selatan 4 4 3 18 SMPN 2 Daha Selatan Daha Selatan 3 4 3 19 SMPN 3 Daha Selatan Daha Selatan 2 2 2 20 SMPN 4 Daha Selatan Daha Selatan 1 1 1 21 SMPN 5 Daha Selatan Daha Selatan 1 1 1 22 SMPN 1 Daha Utara Daha Utara 2 2 3 23 SMPN 2 Daha Utara Daha Utara 2 2 1 24 SMPN 3 Daha Utara Daha Utara 1 1 1 25 SMPN 4 Daha Utara Daha Utara 2 1 1 Jumlah 53 61 51 Hasil wawancara menunjukkan bahwa semua SMP di Kabupaten HSS menerapkan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP/2006) untuk kelas IX dan Kurikulum 2013 (K13) untuk kelas VII dan VIII.

Page 51: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

41 Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses di Sekolah Menengah, satu jam pelajaran adalah 40 menit. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi sebaran mata pelajaran dan jumlah jam per minggu adalah sebagai berikut. Tabel 6. Struktur Kurikulum 2006 (KTSP) Komponen Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 B. Muatan Lokal 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah 32 32 32 Sedangkan menurut Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

Page 52: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

42 Tabel 7. Struktur Kurikulum 2013 Paparan data dan pembahasan selanjutnya hanya difokuskan pada mata pelajran utama, yaitu (1) Pendidikan Agama (2) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (3) Bahasa Indonesia (4) Bahasa Inggris (5) Matematika (6) IPA (7) IPS (8) Seni Budaya dan (9) Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan. C. Jumlah Guru dan Sebarannya Berdasarkan hasil survei di 25 SMPN se Kabupaten HSS diperoleh data tentang jumlah guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebagian besar SMPN tersebut juga mempekerjakan guru honor untuk beberapa mata pelajaran tertentu yang dianggap kurang atau tidak ada gurunya. Data guru keseluruhan berdasarkan latar belakang pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 53: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

43 Tabel 8. Data Guru PNS di SMPN Kabupaten HSS No Mata Pelajaran Jumlah Guru 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 33 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29 3 Bahasa Indonesia 55 4 Matematika 65 5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 51 7 Bahasa Inggris 44 8 Seni Budaya 9 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 25 10 Bimbingan Konseling (BK) 20 Berdasarkan data jumlah kelas terdapat 53 rombel (rombongan belajar) kelas VII, 61 rombel kelas VIII, dan 51 rombel kelas IX, maka jumlah jam per minggu pada sembilan mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Jumlah Jam per Minggu di SMPN Kabupaten HSS No

Mata Pelajaran Kelas VII Kelas

VIII Kelas IX

Jumlah 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 159 183 102 444 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 159 183 102 444 3 Bahasa Indonesia 318 366 204 888 4 Matematika 265 305 204 774 5 Ilmu Pengetahuan Alam 265 305 204 774 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 212 244 204 660 7 Bahasa Inggris 212 244 204 660 8 Seni Budaya 159 183 102 444 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 159 183 102 444 Berdasarkan tabel ini dapat diprediksi kebutuhan guru – dengan asumsi bahwa setiap guru wajib mengajar 24 jam per minggu - dan ketersediaan guru secara bersama untuk seluruh SMPN se Kabupaten HSS sebagai berikut.

Page 54: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

44 Tabel 10. Kebutuhan dan Ketersediaan Guru SMPN di Kabupaten HSS No

Mata Pelajaran Kebutuhan Guru Ketersediaan

Guru Kekurangan/ kelebihan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 25 33 Lebih 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 25 29 Lebih 3 Bahasa Indonesia 37 55 Lebih 4 Matematika 33 65 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 33 60 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 28 51 Lebih 7 Bahasa Inggris 28 44 Lebih 8 Seni Budaya 25 9 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 25 25 Cukup 10 Bimbingan Konseling (BK) 25 20 Kurang Catatan: pembulatan ke atas karena ada guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah/wakil kepala sekolah/kepala laboratorium dan setiap sekolah membutuhkan minimal satu orang guru. Dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa di SMPN se Kabupaten HSS sebenarnya cenderung kelebihan guru terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Inggris. Tetapi sangat kekurangan guru Seni Budaya. Hanya guru Penjaskes yang jumlahnya mencukupi. Khusus untuk guru Bimbingan Konseling masih kekurangan dan beberapa sekolah ada yang memiliki lebih dari satu guru BP/BK tetapi beberapa sekolah lainnya tidak memiliki guru BP/BK. Kekurangan atau kelebihan guru ini terjadi tidak merata terutama kelebihan guru pada SMPN di pusat kota dan kekurangan guru terjadi di daerah pinggiran atau pedalaman. Uraian berikut memperlihatkan rasio guru berdasarkan sebaran 25 SMPN tempat penelitian yang ada di Kabupaten HSS.

Page 55: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

45 D. Rasio Guru Berdasarkan SMPN di Kabupaten HSS Berikut ini dipaparkan keadaan rasioa guru berdasarkan sebarannya masing- masing SMPN di Kabupaten HSS. 1. SMPN 1 Kandangan Di SMPN ini terdapat 6 rombel kelas VII, 6 rombel kelas VIII, dan 5 rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Rasio Guru di SMPN 1 Kandangan

No Mata Pelajaran Jumlah

Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 46 2 3 Lebih 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 46 2 2 Cukup 3 Bahasa Indonesia 92 4 3 Kurang 4 Matematika 80 4 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 80 4 4 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 68 3 6 Lebih 7 Bahasa Inggris 68 3 3 Cukup 8 Seni Budaya 46 2 2 Cukup 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 46 2 2 Cukup 10 BK - - 2 Cukup Dengan demikian di SMP ini di samping ada mata pelajaran dengan guru yang cukup juga terdapat kelebihan dan kekurangan guru untuk beberapa mata pelajaran.

Page 56: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

46 2. SMPN 2 Kandangan Di SMPN ini terdapat 4 rombel kelas VII, 6 rombel kelas VIII, dan 5 rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Rasio Guru di SMPN 2 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 40 2 1 Kurang 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 40 2 1 Kurang 3 Bahasa Indonesia 80 4 4 Cukup 4 Matematika 70 3 5 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 3 4 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 3 4 Lebih 7 Bahasa Inggris 70 3 3 Cukup 8 Seni Budaya 40 2 1 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 40 2 0 Kurang 10 BK - - 2 Cukup Dengan demikian di SMP ini lebih banyak kekurangan guru dibandingkan kecukupan guru atau kelebihan guru.

Page 57: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

47 3. SMPN 3 Kandangan Di SMPN ini terdapat 5 rombel kelas VII, 5 rombel kelas VIII, dan 5 rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Rasio Guru di SMPN 3 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 40 2 2 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 40 2 1 Kurang 3 Bahasa Indonesia 80 4 2 Kurang 4 Matematika 70 3 3 Cukup 5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 3 5 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 3 3 Cukup 7 Bahasa Inggris 60 3 3 Cukup 8 Seni Budaya 40 2 1 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 40 2 3 Lebih 10 BK - - 2 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kekurangan guru pada mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya, tetapi kelebihan guru pada mata pelajaran IPA dan Penjaskes.

Page 58: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

48 4. SMPN 4 Kandangan Di SMPN ini terdapat 2 rombel kelas VII, 3 rombel kelas VIII, dan 2 rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Rasio Guru di SMPN 4 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 19 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 19 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 38 2 5 Lebih 4 Matematika 33 2 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 33 2 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 28 2 2 Cukup 7 Bahasa Inggris 28 2 1 Kurang 8 Seni Budaya 19 1 1 Cukup 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 19 1 1 Cukup 10 BK - - 2 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru pada mata pelajaran tiga mata pelajaran terutama Bahasa Indonesia dan Matematika dengan kekurangan hanya satu orang guru Bahasa Inggris.

Page 59: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

49 5. SMPN 6 Kandangan Di SMPN ini terdapat masing-masing satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Rasio Guru di SMPN 6 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 2 Lebih 4 Matematika 14 1 3 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru kecuali pada mata pelajaran Seni Budaya dan BK yang mana tidak ada satupun gurunya tersedia.

Page 60: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

50 6. SMPN 7 Kandangan Di SMPN ini terdapat satu rombel kelas VII, dua rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Rasio Guru di SMPN 7 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 11 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 22 1 4 Lebih 4 Matematika 19 1 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 19 1 2 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 16 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 16 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 11 1 1 Cukup 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru yang cukup besarnya jumlahnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika, tetapi tidak ada guru BK satupun.

Page 61: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

51 7. SMPN 8 Kandangan Di SMPN ini terdapat masing-masing satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 17. Rasio Guru di SMPN 8 Kandangan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 2 Lebih 4 Matematika 14 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 3 Lebih 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika yang cukup besar tetapi tidak ada guru bidang seni budaya.

Page 62: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

52 8. SMPN 1 Padang Batung Di SMPN ini terdapat tiga rombel kelas VII, lima rombel kelas VIII, dan empat rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 18. Rasio Guru di SMPN 1 Padang Batung No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 32 2 3 Lebih 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 32 2 2 Cukup 3 Bahasa Indonesia 64 3 4 Lebih 4 Matematika 56 3 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 56 3 5 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 48 2 3 Lebih 7 Bahasa Inggris 48 2 3 Lebih 8 Seni Budaya 32 2 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 32 2 1 Kurang 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru hampir semua mata pelajaran dan hanya guru seni budaya yang tidak ada seorangpun.

Page 63: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

53 9. SMPN 2 Padang Batung Di SMPN ini terdapat satu rombel kelas VII, dua rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Rasio Guru di SMPN 2 Padang Batung No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 11 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 22 1 2 Lebih 4 Matematika 19 1 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 19 1 2 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 16 1 3 Lebih 7 Bahasa Inggris 16 1 2 Lebih 8 Seni Budaya 11 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru yang nyata hampir semua mata pelajaran terutama Matematika dan hanya guru Seni Budaya dan BK yang tidak ada sama sekali.

Page 64: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

54 10. SMPN 3 Padang Batung Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 20. Rasio Guru di SMPN 3 Padang Batung No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 0 Kurang 4 Matematika 14 1 1 Cukup 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 2 Lebih 7 Bahasa Inggris 12 1 3 Lebih 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 0 Kurang 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan yang nyata pada guru Bahasa Inggris, tetapi tidak ada guru Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Penjaskes.

Page 65: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

55 11. SMPN 1 Sungai Raya Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 21. Rasio Guru di SMPN 1 Sungai Raya No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 2 Lebih 3 Bahasa Indonesia 16 1 2 Lebih 4 Matematika 14 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 3 Lebih 7 Bahasa Inggris 12 1 3 Lebih 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini juga terdapat kelebihan guru terutama pada mata pelajaran IPS dan Bahasa Inggris tetapi sama sekali tidak memiliki guru Seni Budaya dan BK.

Page 66: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

56 12. SMPN 2 Sungai Raya Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Rasio Guru di SMPN 2 Sungai Raya No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 2 Lebih 4 Matematika 14 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru tetapi tidak memiliki guru Seni Budaya dan BK.

Page 67: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

57 13. SMPN 1 Simpur Di SMPN ini terdapat dua rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23. Rasio Guru di SMPN 1 Simpur No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 16 1 2 Lebih 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 16 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 32 2 2 Cukup 4 Matematika 28 2 3 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 28 2 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 24 1 2 Lebih 7 Bahasa Inggris 24 1 3 Lebih 8 Seni Budaya 16 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 16 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini pada umumnya kelebihan guru dan hanya ketiadaan guru pada mata pelajaran Seni Budaya.

Page 68: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

58 14. SMPN 1 Telaga Langsat Di SMPN ini terdapat satu rombel kelas VII, dua rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 24. Rasio Guru di SMPN 1 Telaga Langsat No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 11 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 22 1 2 Lebih 4 Matematika 19 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 19 1 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 16 1 2 Lebih 7 Bahasa Inggris 16 1 2 Lebih 8 Seni Budaya 11 1 1 Cukup 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru terutama guru IPA, tetapi tidak memiliki guru BK.

Page 69: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

59 15. SMPN 2 Telaga Langsat Di SMPN ini terdapat dua rombel kelas VII, satu rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 25. Rasio Guru di SMPN 2 Telaga Langsat No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 11 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11 1 0 Kurang 3 Bahasa Indonesia 22 1 2 Lebih 4 Matematika 19 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 19 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 16 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 16 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 11 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru Bahasa Indonesia tetapi kekurangan/tidak memiliki guru PPKn dan Seni Budaya.

Page 70: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

60 16. SMPN 1 Angkinang Di SMPN ini terdapat tiga rombel kelas VII, empat rombel kelas VIII, dan tiga rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 26. Rasio Guru di SMPN 1 Angkinang No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 27 2 2 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 27 2 1 Kurang 3 Bahasa Indonesia 54 3 4 Lebih 4 Matematika 47 2 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 47 2 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 40 2 1 Kurang 7 Bahasa Inggris 40 2 1 Kurang 8 Seni Budaya 27 2 1 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 27 2 1 Kurang 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru terutama pada bidang Matematika dan Bahasa Indonesia dan kekurangan guru terutama pada bidang Bahasa Inggris dan IPS.

Page 71: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

61 17. SMPN 1 Daha Selatan Di SMPN ini terdapat empat rombel kelas VII, empat rombel kelas VIII, dan tiga rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 27. Rasio Guru di SMPN 1 Daha Selatan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 30 2 2 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 30 2 2 Cukup 3 Bahasa Indonesia 60 3 3 Cukup 4 Matematika 52 3 4 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 52 3 3 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 44 2 2 Cukup 7 Bahasa Inggris 44 2 3 Lebih 8 Seni Budaya 30 2 1 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 30 2 2 Cukup 10 BK - - 2 Lebih Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru terutama pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.

Page 72: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

62 18. SMPN 2 Daha Selatan Di SMPN ini terdapat tiga rombel kelas VII, empat rombel kelas VIII, dan tiga rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 28. Rasio Guru di SMPN 2 Daha Selatan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 27 2 1 Kurang 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 27 2 2 Cukup 3 Bahasa Indonesia 54 3 2 Kurang 4 Matematika 47 2 3 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 47 2 2 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 40 2 2 Cukup 7 Bahasa Inggris 40 2 2 Cukup 8 Seni Budaya 27 2 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 27 2 1 Kurang 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat kekurangan guru termasuk tidak ada guru BK namun tidak banyak dari sudut pandang jumlah jam pelajaran, tetapi jelas kelebihan guru Matematika satu orang.

Page 73: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

63 19. SMPN 3 Daha Selatan Di SMPN ini terdapat dua rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 29. Rasio Guru di SMPN 3 Daha Selatan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 16 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 16 1 2 Lebih 3 Bahasa Indonesia 32 2 1 Kurang 4 Matematika 28 2 3 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 28 2 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 24 1 2 Lebih 7 Bahasa Inggris 24 1 2 Lebih 8 Seni Budaya 16 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 16 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kelebihan guru yang nyata terutama bidang Matematika dan IPA, tetapi tidak memiliki guru Seni Budaya sama sekali.

Page 74: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

64 20. SMPN 4 Daha Selatan Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 30. Rasio Guru di SMPN 4 Daha Selatan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 0 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 1 Cukup 4 Matematika 14 1 1 Cukup 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini ada guru yang tidak dimilikinya yaitu guru pada mata pelajaran Seni Budaya dan BK sedangkan yang lainnya tercukupi.

Page 75: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

65 21. SMPN 5 Daha Selatan Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 31. Rasio Guru di SMPN 5 Daha Selatan No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 0 Kurang 3 Bahasa Indonesia 16 1 1 Cukup 4 Matematika 14 1 1 Cukup 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 0 Kurang 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 0 Kurang 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kekurangan gur yang nyata karena empat mata pelajaran tidak memiliki guru sama sekali.

Page 76: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

66 22. SMPN 1 Daha Utara Di SMPN ini terdapat dua rombel kelas VII, dua rombel kelas VIII, dan tiga rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 32. Rasio Guru di SMPN 1 Daha Utara No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 18 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 18 1 2 Lebih 3 Bahasa Indonesia 36 2 1 Kurang 4 Matematika 32 2 1 Kurang 5 Ilmu Pengetahuan Alam 32 2 1 Kurang 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 38 2 1 Kurang 7 Bahasa Inggris 38 2 1 Kurang 8 Seni Budaya 18 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 18 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat kekurangan guru pada lima mata pelajaran dan tidak memiliki guru Seni Budaya.

Page 77: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

67 23. SMPN 2 Daha Utara Di SMPN ini terdapat dua rombel kelas VII, dua rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 33. Rasio Guru di SMPN 2 Daha Utara No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 14 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 14 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 28 2 2 Cukup 4 Matematika 24 1 2 Lebih 5 Ilmu Pengetahuan Alam 24 1 3 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 20 1 2 Lebih 7 Bahasa Inggris 20 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 14 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 14 1 0 Kurang 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat dua mata pelajaran yang tidak memiliki guru yaitu Seni Budaya dan Penjaskes, tetapi ada kelebihan guru terutama mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS.

Page 78: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

68 24. SMPN 3 Daha Utara Di SMPN ini terdapat satu rombel untuk setiap kelas. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 34. Rasio Guru di SMPN 3 Daha Utara No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 8 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 8 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 16 1 1 Cukup 4 Matematika 14 1 0 Kurang 5 Ilmu Pengetahuan Alam 14 1 2 Lebih 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 12 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 12 1 1 Cukup 8 Seni Budaya 8 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 8 1 1 Cukup 10 BK - - 1 Cukup Dengan demikian di SMP ini terdapat dua mata pelajaran yang tidak memiliki guru yaitu Matematika dan Seni Budaya, tetapi memiliki kelebihan guru bidang IPA.

Page 79: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

69 25. SMPN 4 Daha Utara Di SMPN ini terdapat dua rombel kelas VII, satu rombel kelas VIII, dan satu rombel kelas IX. Rasio guru berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan guru berdasarkan mata pelajarannya dan kurikulum yang berlaku dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 35. Rasio Guru di SMPN 4 Daha Utara No

Mata Pelajaran Jumlah Jam per Minggu Kebu-

tuhan Guru Keterse-

diaan Guru

Kete- rangan 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 11 1 1 Cukup 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11 1 1 Cukup 3 Bahasa Indonesia 22 1 1 Cukup 4 Matematika 19 1 1 Cukup 5 Ilmu Pengetahuan Alam 19 1 1 Cukup 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 16 1 1 Cukup 7 Bahasa Inggris 16 1 0 Kurang 8 Seni Budaya 11 1 0 Kurang 9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 1 1 Cukup 10 BK - - 0 Kurang Dengan demikian di SMP ini terdapat dua mata pelajaran yang tidak memiliki guru sama sekali yaitu Bahasa Inggris, Seni Budaya, dan BK. Secara keseluruhan ada sekitar 10 SMPN (40%) yang untuk beberapa mata pelajaran kekurangan guru termasuk tidak memiliki guru BK dan Seni Budaya, sementara juga ada sekitar 40% SMPN yang memiliki kelebihan guru pada mata pelajaran tertentu. Tetapi bila dilihat secara keseluruhan maka hampir semua mata

Page 80: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

70 pelajaran memiliki guru yang mencukupi kecuali Seni Budaya dan BK. Idealnya setiap SMP memiliki satu atau dua orang guru Seni Budaya dan BK.

Page 81: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

71 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Secara keseluruhan jumlah guru untuk delapan mata pelajaran (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, dan Penjaskes) telah tercukupi, namun penyebarannya masih belum merata. 2. Kekurangan guru terjadi pada dua mata pelajaran utama, yaitu Seni Budaya dan Bimbingan Konseling. Hanya delapan SMP yang memiliki guru Seni Budaya dan 15 SMP yang memiliki guru BK. Padahal idealnya setiap sekolah memiliki minimal satu orang guru Seni Budaya dan BK. Peran kedua mata pelajaran ini pada implementasi kurikulum 2013 menjadi sangat penting untuk mengarahkan sikap perilaku siswa agar menjadi lebih baik dan memiliki budi pekerti yang halus, lembut, dan peduli. 3. Sebagai akibat dari kelebihan guru pada beberapa mata pelajaran menyebabkan beberapa guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tidak bisa memenuhi ketentuan jumlah jam mengajar (24 JP) sehingga tidak bisa mencairkan tunjangan profesinya.

Page 82: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

72 B. Saran 1. Disarankan kepada instansi yang berwenang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan agar segera merotasi guru-guru SMPN sedemikian sehingga terjadi pemerataan sehingga tidak ada lagi SMP yang kekurangan atau kelebihan guru. 2. Hendaknya segera menyusun dan mengajukan formasi baru secukupnya untuk pengangkatan guru Seni Budaya dan guru Bimbingan Konseling, karena masih kurangnya kedua guru ini.

Page 83: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

DAFTAR PUSTAKA Cece, Wijaya dan Rusyan, A.T. 1991. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Darmaningtyas. 1999. Pendidikan pada dan setelah krisis. LPIST dan Pustaka Belajar. Yogyakarta. Djamarah, B.S., 1995. Strategi Belajar Mengajar. Reineka Cipta Jakarta. EkoSusilo, Madya danRB. Kasihadi. 1993. Dasar-dasar pendidikan. Efffhar Publishing. Semarang. Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Penerbit: Bumi Aksara. Jakarta http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/08/31/0145.html Natzir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Peters, Herman J. dan Colins W. Burnet. . Introduction To Teaching. Collier- Macmilan Limited. London Purwanto, Ngalim. 1993. Ilmu Pendidikan teoritis dan praktis. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. Salman, 2004. Diktat Bahan Perkuliahan Perkembangan Peserta Didik. FKIP UNLAM. Banjarmasin. Soetjipto dan Kosasi Rafles. 1999. Profesi Keguruan. Rineka Cipta. Jakarta. Sofyan, A. Dkk. 2011. Pemetaan dan Analisis Kompetensi Siswa SMA Serta Alternatif Pemecahannya di Kota Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan). Sudjana, 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Winarno. H. S. 1990. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas (SMA). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Wirojoeda, Soebijanto. 1986. Peranan Pendidikan dalam peningkatan ketahanan nasional. Liberty. Yogyakarta. 73

Page 84: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Lampiran-lampiran 74

Page 85: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

BIODATA KETUA PENELITI

Nama : CHAIRIL FAIF PASANI NIDN : 0008086503 NIP : 19650808 199303 1 003 Tempat dan Tanggal Lahir : RANTAU, 8 AGUSTUS 1965 Jenis Kelamin : LAKI-LAKI Status Perkawinan : KAWIN Agama : ISLAM Golongan/Pangkat : IIId/PENATA TINGKAT I Jabatan Akademik : LEKTOR Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Alamat : JL. BRIGJEND H. HASAN BASRY BANJARMASIN Telpon/Faks. : 05113304177 - 05113305195 Alamat Rumah : JL. PRAMUKA KOMPLEKS SEMANDA I

PERUMAHAN BUMI PRAMUKA ASRI BLOK D

NO 32 RT 29 BANJARMASIN 70238 Telpon/Faks. : 081349555269 Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus

Program Pendidikan

Perguruan Tinggi Jurusan/Program

Studi 1991

Sarjana S-1 Universitas Lambung

Mangkurat Banjarmasin Pendidikan Matematika

2001 Magister S-2 Universitas Gajah Mada Matematika 75

Page 86: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Yogyakarta 2013

Doktor S-3 Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung Pendidikan Umum/Nilai

PENGALAMAN MENGAJAR Mata Kuliah Program

Pendidikan Institusi/Jurusan/Progr

am Studi Sem./Tahun Akademik

Kalkulus I Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

I/1992-1993 I/1993-1994 I/1995-1996 I/1996-1997

Kalkulus II Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

II/1992-1993 II/1993-1994 II/1995-1996 II/1996-1997

Komputer dan Pemrograman

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

III/1995-1996 III/1996-1997

Analisis Real I Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika Unlam/FMIPA/Matematik a

V/2001-2002 V/2002-2003 V/2003-2004 V/2004-2005

Analisis Real II Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika Unlam/FMIPA/Matematik a

VI/2001-2002 VI/2002-2003 VI/2003-2004 VI/2004-2005

Analisis Fungsional Sarjana S-1 Unlam/FMIPA/Matematik a

VII/2003-2004 VII/2004-2005

Matriks Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

II/2006-2007 II/2007-2008 II/2008-2009 II/2009-2010 II/2010-2011 II/2011-2012 II/2012-2013 II/2013-2014

Aljabar Linear Elementer

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

IV/2002-2003 IV/2003-2004 IV/2004-2005 IV/2005-2006 III/2009-2010 III/2010-1011 III/2011-2012 III/2012-2013 III/2013-2014

Struktur Aljabar Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

VI/2002-2003 VI/2003-2004 76

Page 87: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

VI/2004-2005 VI/2005-2006 VI/2006-2007 VI/2007-2008 VI/2008-2009 VI/2009-2010 VI/2010-1011 IV/2011-2012 IV/2012-2013 IV/2013-2014

Pengantar Teori Modul (Pilihan)

Sarjana S-1 Unlam FKIP/Pendidikan Matematika

VII/2008-2009 VII/2009-2010 VII/2010-2011

Bahasa Inggris Matematika

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

III/2009-2010 III/2010-2011 III/2011-2012 III/2012-2013 III/2013-2014

Penilaian Hasil Belajar Matematika/Penilai an Pembelajaran Matematika

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

V/2003-2004 V/2004-2005 V/2005-2006 V/2006-2007 V/2007-2008 V/2008-2009 V/2009-2010 V/2010-1011 V/2011-2012 V/2012-2013 V/2013-2014

Media Pembelajaran Matematika

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

IV/2009-2010 IV/2010-2011

Telaah dan Pengembangan Kurikulum Matematika Pendidikan Dasar

Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika

IV/2013-2014 PRODUK BAHAN AJAR

Mata Kuliah Program Pendidikan

Jenis Bahan Ajar (cetak dan non

cetak)

Sem./Tahun Akademik

Komputer dan Pemrograman

Sarjana S-1 Bahasa Program Basic (cetak

terbatas)

III/1996-1997 77

Page 88: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Analisis Real I Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak

terbatas) V/2003-2004

Analisis Real II Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak terbatas)

VI/2003-2004

Penilaian Hasil Belajar Matematika/Penilaian Pembelajaran Matematika

Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak terbatas)

V/2008-2009

Linear Algebra S-1 PGBI (Pendidikan Guru Bertaraf Internasional)

Modul II/2012 PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Sumber Dana 1995

Persepsi Orang Tua Siswa SD Kotamadya Banjarmasin Terhadap Program Wajib Belajar 9 Tahun

Anggota

OPF Unlam Rp 900.000,00

1996

Konsistensi Peringkat Siswa Diukur dengan Tes Objektif dan Esai di SMA Kec. Banjarmasin Utara

Anggota

DPP-SPP FKIP Unlam Rp 900.000,00

1997

Penerapan Karakteristik Polinomial untuk Menentukan Invers Matriks Bujur Sangkar

Ketua

HEDS Project Dikti Rp 1.500.000,00

2001 Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif

Ketua HEDS Project Dikti

Rp 2.000.000,00 2002

Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif dengan Elemen Satuan

Ketua

Dosen Muda Dikti Rp 5.000.000,00

2003 Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Terhadap Literatur MK Struktur Aljabar

Ketua

PKP (Peningkatan Kualitas Pembelajaran) Dikti 78

Page 89: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Rp 10.000.000,00 2004

Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun I

Anggota

Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00

2005

Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun II

Anggota

Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00

2006

Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun III

Anggota

Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00

2008

Proses Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Sasaran Meqip Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2008 Mandiri

Mandiri Rp 5.000.000,00

2009

IMPLEMENTASI METODE PERMAINAN DALAM PENGAJARAN TANDA WAKTU PADA SISWA KELAS Vb SD NEGERI PENGAMBANGAN 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mandiri

Mandiri Rp 5.000.000,00

2011 Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di

Anggota DP2M Dikti Rp 100.000.000,00 79

Page 90: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Kabupaten Tabalong dan Hulu Sungai Utara 2011

Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kabupaten Tanah Laut dan Banjar Anggota

DP2M Dikti Rp 100.000.000,00

2012

Penerapan Tes Bekal Awal Belajar di Kabupaten Tabalong dan HSU Anggota

DP2M Dikti Rp 70.000.000,00

2012

Penerapan Tes Bekal Awal Belajar di Kabupaten Tanah Laut dan Banjar Anggota

DP2M Dikti Rp 70.000.000,00

2013

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar Se Kalimantan Selatan Tahun 2012 Ketua

BOPTN FKIP Unlam Tahun 2013 Rp 6.500.000,00

KARYA ILMIAH A. Buku/Bab Buku/Jurnal Tahun Judul Penerbit/Jurnal 2004

Aplikasi Hermite Normal Form (HNF) untuk Menentukan Basis Suatu Submodul Pada Pendiagonalan Matriks atas Ring

Jurnal Kalimantan Scientae Nomor 63 Thn XXII Vol. April 2004

2004

Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Terhadap Literatur Struktur Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

JurnalKependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya Nomor 2 Thn XXII, Oktober 2004, ISSN 0215-9619

2010

Mengoptimalkan Penguasaan Konsep Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Course Review Horray di Kelas VIIIC SMPN 28

Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 3 Nomor 1, Februari 2010, ISSN 0215-0514 80

Page 91: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Banjarmasin Tahun 2009/2010 2011

Permainan Monopoli Dalam Pengajaran Matematika di Kelas VIA SD Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin

Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 5 Nomor 1, Februari 2011, ISSN 0215-0514

2012

Penerapan Model Problem Based Instruction untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMPN 17 Banjarmasin

Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 6 Nomor 1, Februari 2012, ISSN 0215-0514

2013

Efektivitas Model Pembelajaran Savi Dalam Pembelajaran Matematika untuk Mengembangkan Karakter Mandiri Siswa

Jurnal Pendidikan Matematika Edu-Mat Volume 1 Nomor 1, Oktober 2013, ISSN ... B. Makalah/Poster

Tahun Judul Penyelenggara 2002

Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif

Panitia Diseminasi Hasil- hasil Penelitian HEDS- Dikti di Univ. Bengkulu

2004

Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Terhadap Literatur Struktur Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Panitia Seminar Nasional Aljabar dan Pengajarannya, UIN Yogyakarta

2007

Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Topik Jaring-jaring Kubus di Sekolah Dasar

Panitia Seminar Nasional Matematika, Statistika dan Pengajarannya, Kerjasama Unlam Banjarmasin-ITS Surabaya

2010 Value Education in University Malaya 81

Page 92: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Mathematics Teaching and Learning C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Tahun Judul Penerbit/Jurnal 2011

Dimensi-dimensi Penelitian Tindakan Kelas (Editor)

Alfabeta Bandung 2013 Pengantar Analisis

Real (Reviewer) P3AI Unlam Banjarmasin

BIODATA ANGGOTA PENELITI a. b. Nama dan Gelar : NIDN : Drs. Akhmad Naparin, M.Si 0005055803 c. d. e. f. g. NIP : Pangkat/Golongan : Program Studi/Jurusan : Bidang Keahlian : Pendidikan : S1 : 19580505 198503 1 005 Pembina Tk. I / IVb Biologi Dasar-dasar Pendidikan MIPA Pend. Biologi FKIP Unlam S2 : Biologi UGM Yogyakarta h. Alamat Rumah : Tangi Komplek Meranti RT. 5 Jalan Meranti Banjarmasin IX No.12 Kayu i. j. k. Nomor HP : Alamat email : Pengalaman Jabatan : 08125006015 [email protected] i. Sekretaris Jurusan PMIPA FKIP Unlam 1996 - 2000 Sekretaris Jurusan PMIPA FKIP Unlam 2000 - 2003 ii. Ketua Program Studi Pend. Biologi FKIP Unlam 2003 - 2007 iii. Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unlam 2007 – 2008 iv. PD III FKIP Unlam 2008 - 2012 v. PD III FKIP Unlam 2012-2016 l. Pengalaman Penelitian : i. Distribusi Horizontal Ordo Collembola di Sekitar Kampus FKIP Unlam Banjarmasin (1992) 82

Page 93: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

ii. Kemelimpahan Jenis-jenis Mollusca pada Zona Intertidal Pantai Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. iii. Pengaruh Ca(OCl)₂ terhadap Hematologi Ikan Mas. iv. Penentuan Toksisitas Limbah Sasirangan dan Pengaruhnya terhadap Struktur Hispatologi Insang Ikan Mas. v. Jaminan Hukum dan Sosial Tenaga Kerja Wanita di Perusahaan Kayu Lapis Kalimantan Selatan (Kajian Wanita). vi. Fauna Nyamuk Banjarmasin: Inventarisasi dan Pembuatan Kunci Identifikasi Atas Dasar Karakter Sayap Betina. vii. Kompetensi Guru Biologi SLTP Negeri se Kecamatan Banjar Timur Kotamadya Banjarmasin. viii. Pengaruh Insektisida Malation Terhadap Struktur Mikroanatomi Organ Osmoregulasi dan Pertumbuhan Ikan Mas. ix. Kaji Tindak Sistem Perguliran Bantuan Dana untuk Masyarakat dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kota Banjarmasin. x. Upaya Optimalisasi Pembelajaran Kooperatif dalam Pengajaran Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan di SLTP Negeri 3 Banjarmasin. xi. Evaluasi Pemukiman di Bantaran Sungai Martapura Kota Banjarmasin. xii. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penggunaan Zat Pemanis di Kelurahan Sungai Miai Kecamatan Banjar Utara Kotamadya Banjarmasin. xiii. Perbandingan Kemelimpahan Tumbuhan yang Dimakan oleh Kerbau Rawa (Bubalus burbalis Linn.) Di Padang Pengembalaan Desa Pandak Daun Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. xiv. Upaya Optimalisasi Pembelajaran Kooperatif dan Pendekatan Sets Dalam Pengajaran Pengembangbiakan Tumbuhan dan Hewan Di SLTPN 3 Banjarmasin. xv. Meminimalkan Miskonsepsi Siswa Kelas I₂ SMU Negeri 6 Banjarmasin Dalam Memahami Materi Alga dan Lumut dengan Implementasi Strategi Konflik Kognitif. xvi. Aspek Bionomik Vektor Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarmasin. xvii. Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin. m. Daftar Publikasi (Seminar, artikel, dll) : i. Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Pemberian Tugas Pemetaan Konsep, 2004 (Ketua), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 – 9619 Tahun XXII, Nomor 1, April 2004. Terakreditasi B. ii. Persepsi Pelaksanaan Pendidikan Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 2005 (anggota), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 -9619 Tahun XXIII, Nomor 2, Oktober 2005. Terakreditasi B. iii. Analisis Kebijakan Mutu Pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Tahun, 2005 (anggota), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 – 9619 Tahun XXIII, Nomor 3, Oktober 2005. Terakreditasi B. 83

Page 94: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

iv. Interaksi Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Sungai Tabuk Keramat II Kecamatan Sungai Tabuk pada Sub Konsep “Cara Penghematan Air”), 2008 (anggota), LANDASAN Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan ISSN 1907 – 431 X Volume 3 Nomor 1. v. Toksisitas Akut Kalsium Hipoklorit (Ca(OCl₂) Terhadap Struktur Mikroanatomi Branchia dan Ren Ikan Mas (Cyprinus carpio L.), MAKALAH SEMINAR FMIPA UNRI Pekanbaru tgl 9 – 11 Desember 1996 Kepustakaan No. 574 Mar t BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI a. Nama dan Gelar : Sri Hartini, S.Pd.Si, M.Sc b. NIP : 19850414 200812 2 001 c. NIDN : 0014048501 d. Program Studi/Jurusan : Pendidikan Fisika/Pendidikan MIPA e. Bidang Keahlian : Pendidikan Fisika f. Pendidikan : 1. S1 : Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (2008) 2. S2 : Ilmu Fisika FMIPA Pascasarjana UGM (2012) g. Alamat Rumah : Jl. Bumi Mas Raya Komplek Bumi Jaya RW.01 RT 10 No.68 Banjarmasin h. Nomor HP : 08157965612 i. Alamat e-mail : [email protected] j. Pengalaman Penelitian : i. Desain Alat Percobaan Penentuan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Di Udara Dengan Metode Difraksi Pada Kisi (BOPTN, 2012) 84

Page 95: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

k. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat: i. Sosialisasi Lesson Study Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Dosen FKIP UNLAM (2010) ii. Pemberian Bimbingan Dalam Rangka Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (2012) l. Daftar Publikasi (Seminar, artikel, dll) : i. Pengukuran Panjang Gelombang Pola Konvektif Pada Kristal Cair Nematik (Seminar Nasional MIPA, UNY Yogyakarta, 2012) ii. Wavelength Observation of Convective Pattern of Planar Nematic Liquid Crystal Using Image Processing (International Conference On Physics, UGM Yogyakarta, 2012) iii. Wavelength Measurement of Homeotropically Aligned Nematic Liquid Crystal (International Conference On Physics, UGM Yogyakarta, 2012) iv. Wavelength Changes On William Domains Pattern Of MBBA Nematic Liquid Crystal (International Seminar of Wetland, UNLAM Banjarmasin, 2012) v. Dimensional Analysis of Grid Pattern on a Nematic Liquid Crystal (International on Advanced Materials Science and Technology, UGM Yogyakarta 2013) 85

Page 96: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

86

Page 97: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

BIODATA KETUA PENELITI Nama : CHAIRIL FAIF PASANI NIDN : 0008086503 NIP : 19650808 199303 1 003 Tempat dan Tanggal Lahir : RANTAU, 8 AGUSTUS 1965 Jenis Kelamin : LAKI-LAKI Status Perkawinan : KAWIN Agama : ISLAM Golongan/Pangkat : IIId/PENATA TINGKAT I Jabatan Akademik : LEKTOR Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Alamat : JL. BRIGJEND H. HASAN BASRY BANJARMASIN Telpon/Faks. : 05113304177 - 05113305195 Alamat Rumah : JL. PRAMUKA KOMPLEKS SEMANDA I PERUMAHAN BUMI PRAMUKA ASRI BLOK D NO 32 RT 29 BANJARMASIN 70238 Telpon/Faks. : 081349555269 Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus Program

Pendidikan Perguruan Tinggi Jurusan/Program

Studi 1991 Sarjana S-1 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Pendidikan Matematika 2001 Magister S-2 Universitas Gajah Mada Yogyakarta Matematika 2013 Doktor S-3 Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Pendidikan Umum/Nilai PENGALAMAN MENGAJAR

Mata Kuliah Program Pendidikan Institusi/Jurusan/Progra

m Studi Sem./Tahun Akademik Kalkulus I Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika I/1992-1993 I/1993-1994 I/1995-1996 I/1996-1997 Kalkulus II Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika II/1992-1993 II/1993-1994 II/1995-1996 II/1996-1997 Komputer dan Pemrograman Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika III/1995-1996 III/1996-1997 Analisis Real I Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika Unlam/FMIPA/Matematika V/2001-2002 V/2002-2003 V/2003-2004 74

Page 98: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

V/2004-2005 Analisis Real II Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika Unlam/FMIPA/Matematika VI/2001-2002 VI/2002-2003 VI/2003-2004 VI/2004-2005 Analisis Fungsional Sarjana S-1 Unlam/FMIPA/Matematika VII/2003-2004 VII/2004-2005 Matriks Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika II/2006-2007 II/2007-2008 II/2008-2009 II/2009-2010 II/2010-2011 II/2011-2012 II/2012-2013 II/2013-2014 Aljabar Linear Elementer Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika IV/2002-2003 IV/2003-2004 IV/2004-2005 IV/2005-2006 III/2009-2010 III/2010-1011 III/2011-2012 III/2012-2013 III/2013-2014 Struktur Aljabar Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika VI/2002-2003 VI/2003-2004 VI/2004-2005 VI/2005-2006 VI/2006-2007 VI/2007-2008 VI/2008-2009 VI/2009-2010 VI/2010-1011 IV/2011-2012 IV/2012-2013 IV/2013-2014 Pengantar Teori Modul (Pilihan) Sarjana S-1 Unlam FKIP/Pendidikan Matematika VII/2008-2009 VII/2009-2010 VII/2010-2011 Bahasa Inggris Matematika Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika III/2009-2010 III/2010-2011 III/2011-2012 III/2012-2013 III/2013-2014 Penilaian Hasil Belajar Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika V/2003-2004 V/2004-2005 75

Page 99: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Matematika/Penilaian Pembelajaran Matematika V/2005-2006 V/2006-2007 V/2007-2008 V/2008-2009 V/2009-2010 V/2010-1011 V/2011-2012 V/2012-2013 V/2013-2014 Media Pembelajaran Matematika Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika IV/2009-2010 IV/2010-2011 Telaah dan Pengembangan Kurikulum Matematika Pendidikan Dasar Sarjana S-1 Unlam/FKIP/Pendidikan Matematika IV/2013-2014 PRODUK BAHAN AJAR Mata Kuliah Program Pendidikan Jenis Bahan Ajar (cetak dan non cetak) Sem./Tahun Akademik Komputer dan Pemrograman Sarjana S-1 Bahasa Program Basic (cetak terbatas) III/1996-1997 Analisis Real I Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak terbatas) V/2003-2004 Analisis Real II Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak terbatas) VI/2003-2004 Penilaian Hasil Belajar Matematika/Penilaian Pembelajaran Matematika Sarjana S-1 Buku Ajar (cetak terbatas) V/2008-2009 Linear Algebra S-1 PGBI (Pendidikan Guru Bertaraf Internasional) Modul II/2012

PENGALAMAN PENELITIAN Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Sumber Dana 1995 Persepsi Orang Tua Siswa SD Kotamadya Banjarmasin Terhadap Program Wajib Belajar 9 Tahun Anggota OPF Unlam Rp 900.000,00 1996 Konsistensi Peringkat Anggota DPP-SPP FKIP 76

Page 100: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Siswa Diukur dengan Tes Objektif dan Esai di SMA Kec. Banjarmasin Utara Unlam Rp 900.000,00 1997 Penerapan Karakteristik Polinomial untuk Menentukan Invers Matriks Bujur Sangkar Ketua HEDS Project Dikti Rp 1.500.000,00 2001 Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif Ketua HEDS Project Dikti Rp 2.000.000,00 2002 Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif dengan Elemen Satuan Ketua Dosen Muda Dikti Rp 5.000.000,00 2003 Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Terhadap Literatur MK Struktur Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Ketua PKP (Peningkatan Kualitas Pembelajaran) Dikti Rp 10.000.000,00 2004 Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun I Anggota Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00 2005 Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun II Anggota Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00 2006 Pengembangan Materi Pembelajaran Matematika Realistik untuk Mendukung Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun III Anggota Hibah Bersaing Dikti Rp 38.500.000,00 2008 Proses Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Sasaran Meqip Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2008 Mandiri Mandiri Rp 5.000.000,00 2009 IMPLEMENTASI METODE PERMAINAN DALAM PENGAJARAN Mandiri Mandiri Rp 5.000.000,00 77

Page 101: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

TANDA WAKTU PADA SISWA KELAS Vb SD NEGERI PENGAMBANGAN 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 2011 Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kabupaten Tabalong dan Hulu Sungai Utara Anggota DP2M Dikti Rp 100.000.000,00 2011 Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kabupaten Tanah Laut dan Banjar Anggota DP2M Dikti Rp 100.000.000,00 2012 Penerapan Tes Bekal Awal Belajar di Kabupaten Tabalong dan HSU Anggota DP2M Dikti Rp 70.000.000,00 2012 Penerapan Tes Bekal Awal Belajar di Kabupaten Tanah Laut dan Banjar Anggota DP2M Dikti Rp 70.000.000,00 2013 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sekolah Dasar Se Kalimantan Selatan Tahun 2012 Ketua BOPTN FKIP Unlam Tahun 2013 Rp 6.500.000,00 A. Buku/Bab Buku/Jurnal KARYA ILMIAH

Tahun Judul Penerbit/Jurnal 2004 Aplikasi Hermite Normal Form (HNF) untuk Menentukan Basis Suatu Submodul Pada Pendiagonalan Matriks atas Ring Jurnal Kalimantan Scientae Nomor 63 Thn XXII Vol. April 2004 2004 Upaya Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa Terhadap Literatur Struktur Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw JurnalKependidikan dan Kebudayaan Vidya Karya Nomor 2 Thn XXII, Oktober 2004, ISSN 0215-9619 78

Page 102: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

2010 Mengoptimalkan Penguasaan Konsep Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Course Review Horray di Kelas VIIIC SMPN 28 Banjarmasin Tahun 2009/2010 Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 3 Nomor 1, Februari 2010, ISSN 0215-0514 2011 Permainan Monopoli Dalam Pengajaran Matematika di Kelas VIA SD Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 5 Nomor 1, Februari 2011, ISSN 0215-0514 2012 Penerapan Model Problem Based Instruction untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMPN 17 Banjarmasin Jurnal Pendidikan MIPA Paradigma Volume 6 Nomor 1, Februari 2012, ISSN 0215-0514 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Savi Dalam Pembelajaran Matematika untuk Mengembangkan Karakter Mandiri Siswa Jurnal Pendidikan Matematika Edu-Mat Volume 1 Nomor 1, Oktober 2013, ISSN 9772338-275016 2014 Meningkatkan Karakter Mandiri dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) di Kelas VIII-C SMPN 13 Banjarmasin Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 01 No. 02, Januari-Juni 2014 ISSN 2354-9645 2014 Model Pembelajaran Problem Solving Berbasis Nilai Kreatif (PSBNK) untuk Meningkatkan Afektif Kreatif Siswa SMP Jurnal Penelitian Pendidikan Karakter INTEGRITAS Volume 2 No 1, Juni 2014 ISSN 2338-0330

B. Makalah/Poster Tahun Judul Penyelenggara 2002 Diagonalisasi Matriks atas Ring Komutatif Panitia Diseminasi Hasil- hasil Penelitian HEDS-Dikti di Univ. Bengkulu 2004 Upaya Meningkatkan Minat Panitia Seminar Nasional 79

Page 103: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

Baca Mahasiswa Terhadap Literatur Struktur Aljabar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Aljabar dan Pengajarannya, UIN Yogyakarta 2007 Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Topik Jaring- jaring Kubus di Sekolah Dasar Panitia Seminar Nasional Matematika, Statistika dan Pengajarannya, Kerjasama Unlam Banjarmasin-ITS Surabaya 2010 Value Education in Mathematics Teaching and Learning University Malaya C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Tahun Judul Penerbit/Jurnal 2011 Dimensi-dimensi Penelitian Tindakan Kelas (Editor) Alfabeta Bandung 2013 Pengantar Analisis Real (Reviewer) P3AI Unlam Banjarmasin 80

Page 104: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

BIODATA ANGGOTA PENELITI a. Nama dan Gelar : Drs. Akhmad Naparin, M.Si b. NIDN : 0005055803 c. NIP : 19580505 198503 1 005 d. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IVb e. Program Studi/Jurusan: Biologi f. Bidang Keahlian : Dasar-dasar Pendidikan MIPA g. Pendidikan : S1 : S2 : Pend. Biologi FKIP Unlam Biologi UGM Yogyakarta h. Alamat Rumah : Komplek Meranti RT. 5 Jalan Meranti IX No.12 Kayu Tangi Banjarmasin i. Nomor HP : 08125006015 j. Alamat email : [email protected] k. Pengalaman Jabatan : i. Sekretaris Jurusan PMIPA FKIP Unlam 1996 - 2000 Sekretaris Jurusan PMIPA FKIP Unlam 2000 - 2003 ii. Ketua Program Studi Pend. Biologi FKIP Unlam 2003 - 2007 iii. Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unlam 2007 – 2008 iv. PD III FKIP Unlam 2008 - 2012 v. PD III FKIP Unlam 2012-2016 l. Pengalaman Penelitian: i. Distribusi Horizontal Ordo Collembola di Sekitar Kampus FKIP Unlam Banjarmasin (1992) ii. Kemelimpahan Jenis-jenis Mollusca pada Zona Intertidal Pantai Sarang Tiung Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru. iii. Pengaruh Ca(OCl)₂ terhadap Hematologi Ikan Mas. iv. Penentuan Toksisitas Limbah Sasirangan dan Pengaruhnya terhadap Struktur Hispatologi Insang Ikan Mas. v. Jaminan Hukum dan Sosial Tenaga Kerja Wanita di Perusahaan Kayu Lapis Kalimantan Selatan (Kajian Wanita). vi. Fauna Nyamuk Banjarmasin: Inventarisasi dan Pembuatan Kunci Identifikasi Atas Dasar Karakter Sayap Betina. vii. Kompetensi Guru Biologi SLTP Negeri se Kecamatan Banjar Timur Kotamadya Banjarmasin. viii. Pengaruh Insektisida Malation Terhadap Struktur Mikroanatomi Organ Osmoregulasi dan Pertumbuhan Ikan Mas. ix. Kaji Tindak Sistem Perguliran Bantuan Dana untuk Masyarakat dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di Kota Banjarmasin. 81

Page 105: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

x. Upaya Optimalisasi Pembelajaran Kooperatif dalam Pengajaran Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan di SLTP Negeri 3 Banjarmasin. xi. Evaluasi Pemukiman di Bantaran Sungai Martapura Kota Banjarmasin. xii. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penggunaan Zat Pemanis di Kelurahan Sungai Miai Kecamatan Banjar Utara Kotamadya Banjarmasin. xiii. Perbandingan Kemelimpahan Tumbuhan yang Dimakan oleh Kerbau Rawa (Bubalus burbalis Linn.) Di Padang Pengembalaan Desa Pandak Daun Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. xiv. Upaya Optimalisasi Pembelajaran Kooperatif dan Pendekatan Sets Dalam Pengajaran Pengembangbiakan Tumbuhan dan Hewan Di SLTPN 3 Banjarmasin. xv. Meminimalkan Miskonsepsi Siswa Kelas I₂ SMU Negeri 6 Banjarmasin Dalam Memahami Materi Alga dan Lumut dengan Implementasi Strategi Konflik Kognitif. xvi. Aspek Bionomik Vektor Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarmasin. xvii. Memanfaatkan Metode Debat Secara Formal Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Bioetika pada Pembelajaran Materi Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas XI MAN 1 Banjarmasin. m. Daftar Publikasi (Seminar, artikel, dll) : i. Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Pemberian Tugas Pemetaan Konsep, 2004 (Ketua), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 – 9619 Tahun XXII, Nomor 1, April 2004. Terakreditasi B. ii. Persepsi Pelaksanaan Pendidikan Terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 2005 (anggota), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 -9619 Tahun XXIII, Nomor 2, Oktober 2005. Terakreditasi B. iii. Analisis Kebijakan Mutu Pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Tahun, 2005 (anggota), VIDYA KARYA Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan ISSN 0215 – 9619 Tahun XXIII, Nomor 3, Oktober 2005. Terakreditasi B. iv. Interaksi Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dan Pendekatan Problem Posing dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Sungai Tabuk Keramat II Kecamatan Sungai Tabuk pada Sub Konsep “Cara Penghematan Air”), 2008 (anggota), LANDASAN Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan ISSN 1907 – 431 X Volume 3 Nomor 1. v. Toksisitas Akut Kalsium Hipoklorit (Ca(OCl₂) Terhadap Struktur Mikroanatomi Branchia dan Ren Ikan Mas (Cyprinus carpio L.), MAKALAH SEMINAR FMIPA UNRI Pekanbaru tgl 9 – 11 Desember 1996 Kepustakaan No. 574 Mar t 82

Page 106: STUDI PENYEBARAN DAN RASIO GURU SMPNeprints.ulm.ac.id/3958/1/12.pdfketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah khususnya SMP Negeri yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS)

BIODATA ANGGOTA TIM PENELITI a. Nama dan Gelar : Sri Hartini, S.Pd.Si, M.Sc b. NIP : 19850414 200812 2 001 c. NIDN : 0014048501 d. Program Studi/Jurusan : Pendidikan Fisika/Pendidikan MIPA e. Bidang Keahlian : Pendidikan Fisika f. Pendidikan : 1. S1 : Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (2008) 2. S2 : Ilmu Fisika FMIPA Pascasarjana UGM (2012) g. Alamat Rumah : Jl. Bumi Mas Raya Komplek Bumi Jaya RW.01 RT 10 No.68 Banjarmasin h. Nomor HP : 08157965612 i. Alamat e-mail : [email protected] j. Pengalaman Penelitian : i. Desain Alat Percobaan Penentuan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik Di Udara Dengan Metode Difraksi Pada Kisi (BOPTN, 2012) k. Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat: i. Sosialisasi Lesson Study Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran untuk Dosen FKIP UNLAM (2010) ii. Pemberian Bimbingan Dalam Rangka Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (2012) l. Daftar Publikasi (Seminar, artikel, dll) : i. Pengukuran Panjang Gelombang Pola Konvektif Pada Kristal Cair Nematik (Seminar Nasional MIPA, UNY Yogyakarta, 2012) ii. Wavelength Observation of Convective Pattern of Planar Nematic Liquid Crystal Using Image Processing (International Conference On Physics, UGM Yogyakarta, 2012) iii. Wavelength Measurement of Homeotropically Aligned Nematic Liquid Crystal (International Conference On Physics, UGM Yogyakarta, 2012) iv. Wavelength Changes On William Domains Pattern Of MBBA Nematic Liquid Crystal (International Seminar of Wetland, UNLAM Banjarmasin, 2012) v. Dimensional Analysis of Grid Pattern on a Nematic Liquid Crystal (International on Advanced Materials Science and Technology, UGM Yogyakarta 2013). 83